PENERAPAN MODEL PENDIDIKAN INKLUSI BERBA

PENERAPAN MODEL PENDIDIKAN INKLUSI BERBASIS POTENSI
PESERTA DIDIK BAGI MAHASISWA LAMBAN BELAJAR
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Nur Hasyim, Ade Sukma Mulya, Sri Wahyono
Noooor.hassssim@gmail
Abstrak
Permasalahan penelitian ini adalah implementasi model pendidikan inklusi berbasis
potensi peserta didik bagi mahasiswa lamban belajar di Politeknik Negeri Jakarta
(PNJ) sebagai solusi menghasilkan warga negara berkebutuhan khusus (WBK) yang
terampil dan mandiri belum diketahui efektivitasnya. Uji coba dilakukan pada
mahasiswa lamban belajar tahun penerimaan 2011/2012. Pokok-pokok model
pendidikan inklusi berbasis potensi peserta didik adalah (i) mahasiswa lamban belajar
dapat dikelola sesuai dengan potensi yang mereka miliki, (ii) calon mahasiswa harus
diseleksi dengan psikotes untuk memastikan bahwa kecerdasannya aalah 66—90, (iii)
capaian pembelajaran dan kurikulum disusun dengan mengacu pada standar KKNI,
(iv) dosen mendapatkan pembekalan tentang pendidikan bagi mahasiswa lamban
belajar, (v) sistem pembelajaran berbasis fun learning, (vi) sarana dan prasarana
sesuai standar sarana dan prasarana pendidikan tinggi, (vii) mahasiswa secara
periodik dikontrol oleh dokter, psikolog, dan ahli terapi, (viii) terjalin kerja sama
dengan industri yang siap menerima lulusan. Teori utama yang digunakan sebagai
acuan penelitian adalah teori SCREAM (Mangunsong, 2011) dan teori Greenlee

Psychological and Support Servive, USA (2010) bahwa insan lamban belajar itu dapat
ditingkatkan kemampuannya. Penelitian dilakukan dengan pendekatan penelitian
kualitatif, dengan desain penelitian evaluatif. Data dianalisis dengan analisis
kualitatif: analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, dan tema
budaya. Hasil penelitiannya adalah (i) pengelolaan mahasiswa lamban belajar berbasis
potensi sangat cocok diterapkan, (ii) ternyata hanya 2 mahasiswa lamban belajar
angkatan 2011 dengan kecerdasan intelektual 66—90, (iii) capaian pembelajaran dan
kurikulum telah disusun sesuai dengan standar KKNI, (iv) dosen telah diberikan
pembekalan tentang pendidikan bagi mahasiswa lamban belajar, (v) sistem
pembelajaran telah dilaksanakan berbasis fun learning, tetapi pelaksanaanya belum
maksimal, (vi) sarana dan prasarana sesuai dengan standar sarana dan prasarana
pendidikan tinggi, (vii) mahasiswa tidak secara periodik dikontrol oleh dokter,
psikolog, dan ahli terapi, (viii) capaian pembelajaran tidak tercapai, dan (ix)
belum terjalin kerja sama dengan industri yang siap menerima lulusan.
Kata Kunci: pengelolaan, Lamban Belajar, Potensi
Abstract
The research problem is the implementation of inclusive education model for slow
learners based on potential student on vocational education (Hasyim and Ade, 2011)
was implemented in Politeknik Negeri Jakarta as a solution to produce citizens that
competence and confidence is unknown. Principles of the model are: (i) slow learner

can be managed based on their student potential, (ii) students must be selected to
ensure that psycotest result is 66--90, (iii) learning outcome and curriculum prepared
according to the standard KKNI, (iv) the lecturer have knowledge about education for
slow learner, (v) learning systems based on fun learning, (vi) infrastructure according
1

to the standard of facilities and infrastructure of higher education, (vii) the students
are periodically controlled by physicians, psychologists, and therapists, (viii)
institution have cooperate with industry that is recieve graduation for working.
Meanwhile, the research subjects are slow learner students at Politeknik Negeri
Jakarta, group of 2011, 3 diploma, marketing management courses. The main theory
is used as a reference for the study is the theory SCREAM (Mangunsong, 2011) and
the theory of Psychological and Support Servive Greenlee, USA (2010) that slow
learner can be upgraded. The study was conducted with a qualitative research
approach, the design of evaluative research. Data were collected by direct observation
to the field as well as conduct interviews with parents of students, faculty, and
program managers. Data were analyzed with qualitative analysis: data reduction, data
presentation, conclusions. Research results are (i) the education management for slow
learner based on potential suitable for implementing , (ii) only 2 sudents have
intectual quotion 66-90, (iii) learning outcome and curriculum has arranged

accordance with the standards KKNI, (iv) lecturer has given briefing on education for
education for slow learner, (v) learning system has been implemented based fun
learning, but no maximum, (vi) facilities and infrastructure has in according of the
standards of facilities and infrastructure of higher education, (vii) the student does not
periodically controlled by the physician, psychologists, and therapists, (viii) have not
been established in collaboration with graduates user, and (ix) the learning outcomes
as expected has not been achieved.
Key Words: Management, Slow Learner, Potential’s Student

A. PENDAHULUAN

Model pendidikan inklusi berbasis

Permasalahan penelitian ini adalah

potensi peserta didik bagi mahasiswa

implementasi model pendidikan inklusi

lamban


berbasis potensi peserta didik bagi

penelitian Hasyim dan Ade (2011).

mahasiswa lamban belajar di PNJ

Pokok-pokok model pendidikan inklusi

sebagai solusi menghasilkan WBK

berbasis potensi peserta didik adalah

yang terampil dan mandiri belum

(i) mahasiswa lamban belajar dapat

diketahui

coba


dikelola sesuai dengan potensi yang

dilakukan pada mahasiswa lamban

mereka miliki, (ii) calon mahasiswa

belajar tahun penerimaan 2011/2012,

harus diseleksi dengan psikotes untuk

program studi manajemen pemasaran,

memastikan

jenjang diploma 3 yang berjumlah 11

aalah

orang. Penelitian dilakukan pada pada


pembelajaran dan kurikulum disusun

tahun 2014 dengan menginvestigasi

dengan mengacu pada standar KKNI,

implementasi model dari tahun 2011

(iv) dosen mendapatkan pembekalan

sampai dengan 2014.

tentang pendidikan bagi mahasiswa

efektivitasnya.

Uji

lamban

2

belajar

bahwa

66—90,

belajar,

adalah

temuan

kecerdasannya
(iii)

(v)

capaian


sistem

pembelajaran berbasis fun learning,

belajar. Yustika dkk. (2013) meneliti

(vi)

upaya

sarana

standar

dan

prasarana

sarana


dan

sesuai

prasarana

peningkatan

berbicara

dengan

kemampuan
menggunakan

pendidikan tinggi, (vii) mahasiswa

puzzle. Susanti (2014) meneliti upaya


secara periodik dikontrol oleh dokter,

peningkatan

psikolog, dan ahli terapi, (viii) terjalin

dengan menggunakan model abacaga.

kemampuan

membaca

kerja sama dengan industri yang siap
menerima lulusan. Teori utama yang

B. Landasan Teori

digunakan sebagai acuan penelitian

Simangunsong (2011) menyampaikan


adalah teori SCREAM (Mangunsong,

bahwa insan lamban belajar dapat

2011)

Greenlee

ditingkatkan kemampuannya dengan

Psychological and Support Servive,

berbagai upaya dan kerja keras serta

USA (2010) bahwa insan lamban

melibatkan berbagai pihak: orang tua,

belajar

masyarakat,

dan

teori

itu

dapat

ditingkatkan

dan

pemeritah.

Fakta

kemampuannya. Penelitian dilakukan

menunjukkan bahwa fungsi intelektual

dengan

penelitian

itu tidak statis; belajar dan berkembang

kualitatif, dengan desain penelitian

dapat terjadi seumur hidup. Anak-anak

evaluatif.

lamban belajar pada umunya memiliki

pendekatan

semangat
Penelitian

ini

dipandang

belajar

yang

tinggi,

penting

perkambangan emosi dan rasional

dilakukan untuk mengetahui tingkat

dimungkinkan terjadi pada lamban

efektivitasnya. Bila efektif, model

belajar.

diharapkan

di

dianjurkan Frida Mangunsong adalah

perguruan-perguruan tinggi lain yang

model integrasi (kelas khusus dengan

mengelola mahasiswa lamban belajar.

pengintegrasian) dan segresi (terpisah).

Selain itu, penelitian ini dipandang

Sementara

penting karena berdasarkan hasil studi

pembelajaran

literatur tidak ditemukan penelitian

dikembangkan menurut Frida adalah

yang telah mengkaji penerapan model

model SCREAM: Structure (struktur

pendidikan inklusi berbasis potensi

yang jelas), Clarity (penyampaian

peserta

secara

dapat

didik.

Namun

ditemukan

penelitian

membahas

upaya

kompetensi

diterapkan

bahasa

demikian,
yang

telah

agar

lamban

pendidikan

itu,

jelas),

dapat

Redundancy

Enthusiasm

mereka

yang

paradigma

yang

(pengulangan),

peningkatan
siswa

Model

(upaya
antusias),

Appropriatepace (tempo yang sesuai),
3

dan

Maximize

engagement

Upaya yang dapat dilakukan untuk

(pemaksinalan keterlibatan). Greenlee

meningkatkan

Psychological and Support Servive

didik yang lamban belajar menurut

menyampaikan

bahwa

Rekha

lamban belajar

dapat ditingkatkan

anak-anak

kemampuannya, dengan cara
mengintegrasikan

mereka

kemampuan

(2011)

adalah

peserta

dengan

(i)

memberikan bantuan dan motivasi, (ii)

(i)

melayaninya dalam kelas khusus, (iii)

secara

memberikan

perlakukan

khusus,

reguler dan teratur (expose the student

sementara menurut

regularly

upaya yang dapat dilakukan adalah

and

systematically),

(ii)

Borah (2011),

menggunakan model pembelajaran-

memberikan

pendidikan

khusus,

pembelajaran baru yang sesuai, (use a

dengan guru yang dapat membantu dan

system of modeling to teach the child

memotivasinya.

new skills), (iii) memberikan akses dan
kurikulum yang sesuai dan bahan-

Yustika

bahan

penelitiannya

pengajaran

yang

membuat

dkk.

(2013)
yang

dalam
berjudul

mereka “melek informasi” (provide

"Meningkatkan Kemampuan Mengenal

access to and a curriculum based on

Kemampuan Mengenal Huruf Vokal

print and literacy-rich materials), dan

Melalui Media Puzzle bagi Anak Slow

(iv) memberikan pengulangan yang

Learner" menyimpulkan bahwa model

mampu menjamin perintah dipahami

puzzle

(repeat directions as many times as

kemampuan slow learner atau lamban

necessary and check frequently to

belajar sebesar 80%. Susanti dkk.

ensure that the student understands the

(2014)

task).

berjudul "Meningkatkan Kemampuan

dapat

dalam

meningkatkan

penelitiannya

yang

Membaca Permulaan Melalui Metode
Ciri-ciri insan lamban belajar menurut

Abacaga bagi anak Lambat Belajar"

Rekha (2011) dan Borah (2011).

menyimpulkan bahwa model abacaga

Rekha (2011) adalah (i) kapasitas

dapat

kognitif yang terbatas, (ii) memori otak

membaca siswa lamban belajar.

meningkatkan

kemampuan

yang kecil, (iii) konsentrasi rendah
(tidak fokus), (iv) kurang mampu

C. Metode Penelitian

mengeskpresikan

Penelitian

dilakukan

dengan

pendekatan

penelitian

kualitatif,

perhatian

dan

gagasan,
konsentrasi

(vi)
kurang

karena tidak mampu mengelola waktu.

dengan desain penelitian evaluatif.
4

Data dikumpulkan dengan melakukan

maupun

observasi

Pendidikan

tersebut

melakukan

mahasiswa. Dalam praktik pengelolaan

langsung

Inklusi

PNJ

wawancara

serta
dengan

mahasiswa,
program.

di

dosen,
Data

orang
dan

praktik

sehingga

menjadi

potensi

kompetensi

tua

mahasiswa lamban belajar, pengelola

pengelola

pendidikan akan lebih mudah bila

dengan

mengelola peserta didik yang memiliki

dianalisis

analisis kualitatif: analisis domain,

potensi

analisis

analisis

Politeknik Negeri Jakarta diketahui

tema

bahwa mahasiswa lamban belajar pada

budaya. Analisis domain digunakan

umumnya memiliki potensi bidang

untuk

taksonomi,

komponensial,

dan

analisis

menentukan

diperlukan

atau

diperlukan.
digunakan

data

sama.

Praktik

di

data

yang

seni: seni tari, seni lukis, dan seni

yang

tidak

fotografi. Dengan demikian, program

taksonomi

studi yang saat ini diterapkan, yakni

Analisis
untuk

yang

mengelompokkan

manajemen

pemasaran,

menurut

data yang termasuk kategori model dan

pengamatan peneliti kurang sesuai.

kategori implementasi model. Analisis

Pandangan peneliti tentang kurang

komponensial

digunakan

untuk

sesuai program studi dengan potensi

model

dan

mahasiswa sudah dikomunikasikan ke

membandingkan

implementasi model. Analisis tema

Pengelola.

budaya digunakan untuk merumuskan
kesimpulan

berdasarkan

analisis

Implemantasi pada Pendidikan inklusi

komponensial.

PNJ menunjukkan bahwa ternyata
hanya 2 mahasiswa dari 11 mahasiswa

D. Hasil Penelitian dan Pembahasan

yang berkategori lamban belajar. Ini

D.1. Hasil Penelitian

diketahui

Model

pendidikan

inklusi

bagi

mahasiswa.

dari

hasil

Menurut

psikotes
pengelola,

mahasiswa lamban belajar dinilai oleh

keterbatasan pendaftar menyebabkan,

orang tua mahasiswa, dosen, dan

PNJ menerima mahasiswa yang tidak

Pengelola Pendidikan Inklusi PNJ

memenuhi standar nilai kecerdasan

sangat

dengan

lamban belajar. Kondisi kecerdasaran

asumsi bahwa setiap orang memiliki

intelegensi yang tidak sesuai standar

potensi sendiri-sendiri. Potensi tersebut

ini kiranya yang menjadi penyebab

yang kemudian perlu dioptimalkan

utama capaian pembelajaran kurang

dengan sejumlah mata kuliah baik teori

tercapai.

cocok

diterapkan

5

Sarana dan prasarana telah dibuat
Pengelola Pendidikan Inklusi PNJ

standar, tersedia AC, LCD, dengan

telah

luas

merumuskan

capaian

ruangan

yang

memadai.

pembelajaran dan kurikulum berbasis

Berdasarkan

KKNI. Namun demikian, terdapat

mahasiswa sudah merasa nyaman saat

berbagai hambatan dalam pencapaian

belajar di kelas. Fokus mahasiswa

capaian

ini

yang relatif rendah menjadi hambatan

mahasiswa

pembelajaran. Mahasiswa sering tidak

yang lemah. Namun demikian, para

selesai mengerjakan tugas, bahkan

guru

agar

jawabannya cenderung salah. Faktor

pembelajaran diarahkan agar dapat

kurang fokus ini perlu dikontrol oleh

mencapai target kompetensi yang telah

dokter dan psikolog. Pengontrolan

ditetapkan.

kondisi kesehatan fisik dan mental

pembelajaran.

disebabkan

Hal

pemahaman

selalu

dihimbau

hasil

observasi,

mahasiswa belum dilakukan secara
Para

dosen

pengetahuan

telah
tentang

diberikan

kontinyu.

pembelajaran

bagi mahasiswa lamban belajar. Setiap

Capaian

satu

pelatihan

capaian kompetensi belum tercapai.

tentang pembelajaran bagi mahasiswa

Kecerdasan intelegensi yang pada

lamban belajar dengan nara sumber

umumnya di bawah 65, kelabilan

kompeten. Kondisi mahasiswa yang

mahasiswa, program studi yang kurang

sering kurang labil menjadi hambatan

sesuai dengan potensi, pengalaman

pembelajaran.

telah

dosen dalam mengajar yang belum

berupaya memberikan pembelajaran

memadai, dan belum tersedia buku ajar

yang

demikian,

yang sesuai merupakan faktor yang

belum tersedianya buku ajar yang

menghambat ketidaktercapaian capaian

sesuai sering menjadi hambatan dalam

pembelajaran.

semester

menarik.

pembelajaran,

diberikan

Dosen
Namun

apalagi

juga

pembelajaran,

khususnya

mahasiswa

sering merasa bosan. Karena itu, dosen

D.2. Pembahasan

mengharapkan

Fakta

agar dapat disusun

bahwa

mahasiswa

lamban

buku pembelajaran yang sesuai dengan

belajar dengan kategori lamban belajar

kebutuhan capaian pembelajaran dan

hanya

menarik.

selebihnya adalah mahasiswa dengan

2

mahasiswa,

sementara

kecerdasan intelektual di bawah 65
6

menurut pengamatan peneliti adalah

konsentrasi)

penyebab utama capaian pembelaran

tinggi

kurang tercapai. Hal ini sesuai dengan

menentukan

pandangan

disiapkan bagi mahasiswa lamban

simangunsong

(2011)

bahwa mengelola lamban belajar itu

mahasiswa;

jangan

serta

perguruan

merta

dalam

studi

yang

progran

belajar.

perlu kerja keras sebab anak-anak
lamban belajar itu lambat dalam

Disarankan

memahami

(Rekha, 2011;

melakukan pembelajaran yang menarik

Borah, 2011). Sebagian orang bahkan

(fun learning): bermain game, berbasis

berpendapat bahwa anak-anak lamban

puzzle, berbasis video visual, dan yang

belajar

lain. Saran ini sesuai dengan hasil

sesuatu

tidak

bisa

ditingkatkan

kemampuannya.

dosen

lebih

banyak

penelitian Yustika dkk. (2013) dan
Susanti dkk. (2014).

Program studi yang diterapkan, yakni
manajemen

pendidikan

dimungkinkan

menjadi

juga

Dukungan dari berbagai pihak sangat

penyebab

diperlukan dalam upaya mengantarkan

ketidaktercapaian

capaian

mahasiswa

lamban

belajar

sukses

pembelajaran. Seperti diketahui bahwa

studi. Pengontrolan kesehatan fisik,

manajemen pemasaran adalah ilmu dan

psikis,

pengetahuan

mudah

lamban belajar secara kontinyu perlu

ilmu

dilakukan agar para mahasiswa dapat

dipahami.

yang

Untuk

tidak
memahami

manajemen pemasaran

diperlukan

terapi

kepada

mahasiswa

belajar dengan baik.

kecerdasan dan ketekunan untuk dapat
mempelajarinya.

Dengan

Penyebutan nama pendidikan inklusi

memperhatikan bahwa bidang seni

pada praktik pengelolaan mahasiswa

lebih banyak dikuasai oleh mahasiswa

lamban belajar dengan model kelas

lamban

bahwa

khusus di lingkungan kampus dengan

program studi yang dikembangkan

mahasiswa non-lamban belajar kurang

adalah

tepat.

belajar

disarankan

bidang

seni.

Model

Model

pendidikan

yang

pembelajaran berbasis potensi yang

demikian seharusnya disebut dengan

dikembangkan oleh Hasyim dan Ade

pendidikan integrasi. Dapat disebut

(2011)

potensi

pendidikan inklusi bila mahasiswa

mahasiswa yang diangkat menjadi

lamban belajar dicampur dalam satu

kompetensi

kelas dengan mahasiswa yang bukan

menyarankan
(program

agar
studi

atau
7

lamban belajar. Masukan ini telah
disampaikan

kepada

pendidikan integrasi.

Pengelola

Pendidikan.

Daftar Pustaka
Borah, Rashmi Rekha. 2013. “Slow
Learners: Role of Teachers and
Guardians in Honing their
Hidden
Skills”.
Dalam
International
Journal
of
Education
Planning
and
Administration, Volume 3,
Number 2 (2013), Halaman
139—14.
Chauhan, M.S. Sangeeta. 2011. “Slow
Learner: their Pyschology and
Educational
Program.Dalam
International
Journal
of
Multidiciplanary
Research,
Volume, 1 Issue 8, December
2011, ISSN 2231 5780.
Greenlee Psychological and Support
System. 2014. “Preschool
Classroom Interventions Series:
Slow Learner of Difficulty with
Information Processing”. USA.
Hasyim, Nur dan Ade Sukma. 2011.
“Model Pendidikan Inklusi
berbasis
Potensi
pada
Pendidikan Vokasi. Laporan
Penelitian.
Hasyim, Nur dan Darul Nurjanah.
”Pelaksanaan
Pendidikan
Inklusi pada Politeknik Negeri
Jakarta”. Dalam Epigram, vol.
8, No. 2,
Oktober 2011.
Depok.
Herlinda, Fatma. 2014. “Meningkatkan
Kemampuan Membaca Kata
Melalui Media Audio Visual
bagi Anak Slow Learner”.
Dalam E-Jupekhu, Volume 3,
Nomor 3, September 2014,
Halaman 53—63.
Mangunsong, Frieda (2011). Psikologi
dan
Pendidikan
Anak
Berkebutuhan Khusus. UI
Depok:
Lembaga
Pengembangan
Sarana
Pengukuran dan Pendidikan
Psikologi.

Kesimpulan
Dengan

memperhatikan

praktik

pengelolaan mahasiswa lamban belajar
di Politeknik Negeri Jakarta dapat
disimpulkan beberapa Hal. Pertama,
lulusan

SLTA

dengan

kecerdasan

intelegensi 65—90 dapat dikelola dan
ditingkatkan kemampuannya dengan
berbasis pada potensi yang telah
mereka

miliki.

Kedua,

model

pengelolaannya adalah dengan kelas
khusus yang berada di lingkungan
kelas-kelas

mahasiswa

non-lamban

belajar. Ketiga, program studi yang
dikembangkan adalah program studi
warga negara berkebutuhan khusus
berbasis potensi. Keempat, potensi
mahasiswa ditunjukkan pada kartu
hasil studi dan surat pendamping
ijazah. Kelima, dosen harus memiliki
pengetahuan

dan

keterampilan

mengajar mahasiswa lamban belajar.
Keenam, perlu disiapkan buku ajar
yang sesuai dan menarik. Ketujuh,
nama

program

mahasiswa

yang

lamban

mengelola

belajar

adalah

Program Pendidikan Warga Negara
Berkebutuhan
Potensi.

Khusus

Berbasis

Kedelapan,

model

pengelolaannya

adalah

model
8

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 70
Tahun
2009
tentang
Pendidikan
Inklusif
bagi
Peserta Didik yang Memiliki
Kelainan dan Memiliki Potensi
Kecerdasan dan/atau Bakat
Istimewa.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian
Pendidikan:
Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Susanti,
Nelfitri
dkk.
2013.
“Meningkatkan Kemampuan
Membaca Permulaan Melalui
Metode Abacaga bagi anak
Lambat Belajar”. Dalam EJupekhu, Volume 2, Nomor
3, September 2013, Halaman
328—339.
Yustika,
Ririn
dkk.
2013.
“Meningkatkan Kemampuan
Mengenal
Kemampuan
Mengenal
Huruf
Vokal
Melalui Media Puzzle bagi
Anak Slow Learner”. Dalam
E-Jupekhu,
Volume
2,
Nomor 3, September 2013,
Halaman 212—221.

9

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA KONTEN SHAPE AND SPACE BERDASARKAN MODEL RASCH

69 778 11

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PAKAIAN JADI (Study Kasus di UD Hardi, Ternate)

24 208 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

EVALUASI ATAS PENERAPAN APLIKASI e-REGISTRASION DALAM RANGKA PEMBUATAN NPWP DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TANJUNG KARANG TAHUN 2012-2013

9 73 45