PENERAPAN MODEL PENDIDIKAN INKLUSI BERBA
PENERAPAN MODEL PENDIDIKAN INKLUSI BERBASIS POTENSI
PESERTA DIDIK BAGI MAHASISWA LAMBAN BELAJAR
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Nur Hasyim, Ade Sukma Mulya, Sri Wahyono
Noooor.hassssim@gmail
Abstrak
Permasalahan penelitian ini adalah implementasi model pendidikan inklusi berbasis
potensi peserta didik bagi mahasiswa lamban belajar di Politeknik Negeri Jakarta
(PNJ) sebagai solusi menghasilkan warga negara berkebutuhan khusus (WBK) yang
terampil dan mandiri belum diketahui efektivitasnya. Uji coba dilakukan pada
mahasiswa lamban belajar tahun penerimaan 2011/2012. Pokok-pokok model
pendidikan inklusi berbasis potensi peserta didik adalah (i) mahasiswa lamban belajar
dapat dikelola sesuai dengan potensi yang mereka miliki, (ii) calon mahasiswa harus
diseleksi dengan psikotes untuk memastikan bahwa kecerdasannya aalah 66—90, (iii)
capaian pembelajaran dan kurikulum disusun dengan mengacu pada standar KKNI,
(iv) dosen mendapatkan pembekalan tentang pendidikan bagi mahasiswa lamban
belajar, (v) sistem pembelajaran berbasis fun learning, (vi) sarana dan prasarana
sesuai standar sarana dan prasarana pendidikan tinggi, (vii) mahasiswa secara
periodik dikontrol oleh dokter, psikolog, dan ahli terapi, (viii) terjalin kerja sama
dengan industri yang siap menerima lulusan. Teori utama yang digunakan sebagai
acuan penelitian adalah teori SCREAM (Mangunsong, 2011) dan teori Greenlee
Psychological and Support Servive, USA (2010) bahwa insan lamban belajar itu dapat
ditingkatkan kemampuannya. Penelitian dilakukan dengan pendekatan penelitian
kualitatif, dengan desain penelitian evaluatif. Data dianalisis dengan analisis
kualitatif: analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, dan tema
budaya. Hasil penelitiannya adalah (i) pengelolaan mahasiswa lamban belajar berbasis
potensi sangat cocok diterapkan, (ii) ternyata hanya 2 mahasiswa lamban belajar
angkatan 2011 dengan kecerdasan intelektual 66—90, (iii) capaian pembelajaran dan
kurikulum telah disusun sesuai dengan standar KKNI, (iv) dosen telah diberikan
pembekalan tentang pendidikan bagi mahasiswa lamban belajar, (v) sistem
pembelajaran telah dilaksanakan berbasis fun learning, tetapi pelaksanaanya belum
maksimal, (vi) sarana dan prasarana sesuai dengan standar sarana dan prasarana
pendidikan tinggi, (vii) mahasiswa tidak secara periodik dikontrol oleh dokter,
psikolog, dan ahli terapi, (viii) capaian pembelajaran tidak tercapai, dan (ix)
belum terjalin kerja sama dengan industri yang siap menerima lulusan.
Kata Kunci: pengelolaan, Lamban Belajar, Potensi
Abstract
The research problem is the implementation of inclusive education model for slow
learners based on potential student on vocational education (Hasyim and Ade, 2011)
was implemented in Politeknik Negeri Jakarta as a solution to produce citizens that
competence and confidence is unknown. Principles of the model are: (i) slow learner
can be managed based on their student potential, (ii) students must be selected to
ensure that psycotest result is 66--90, (iii) learning outcome and curriculum prepared
according to the standard KKNI, (iv) the lecturer have knowledge about education for
slow learner, (v) learning systems based on fun learning, (vi) infrastructure according
1
to the standard of facilities and infrastructure of higher education, (vii) the students
are periodically controlled by physicians, psychologists, and therapists, (viii)
institution have cooperate with industry that is recieve graduation for working.
Meanwhile, the research subjects are slow learner students at Politeknik Negeri
Jakarta, group of 2011, 3 diploma, marketing management courses. The main theory
is used as a reference for the study is the theory SCREAM (Mangunsong, 2011) and
the theory of Psychological and Support Servive Greenlee, USA (2010) that slow
learner can be upgraded. The study was conducted with a qualitative research
approach, the design of evaluative research. Data were collected by direct observation
to the field as well as conduct interviews with parents of students, faculty, and
program managers. Data were analyzed with qualitative analysis: data reduction, data
presentation, conclusions. Research results are (i) the education management for slow
learner based on potential suitable for implementing , (ii) only 2 sudents have
intectual quotion 66-90, (iii) learning outcome and curriculum has arranged
accordance with the standards KKNI, (iv) lecturer has given briefing on education for
education for slow learner, (v) learning system has been implemented based fun
learning, but no maximum, (vi) facilities and infrastructure has in according of the
standards of facilities and infrastructure of higher education, (vii) the student does not
periodically controlled by the physician, psychologists, and therapists, (viii) have not
been established in collaboration with graduates user, and (ix) the learning outcomes
as expected has not been achieved.
Key Words: Management, Slow Learner, Potential’s Student
A. PENDAHULUAN
Model pendidikan inklusi berbasis
Permasalahan penelitian ini adalah
potensi peserta didik bagi mahasiswa
implementasi model pendidikan inklusi
lamban
berbasis potensi peserta didik bagi
penelitian Hasyim dan Ade (2011).
mahasiswa lamban belajar di PNJ
Pokok-pokok model pendidikan inklusi
sebagai solusi menghasilkan WBK
berbasis potensi peserta didik adalah
yang terampil dan mandiri belum
(i) mahasiswa lamban belajar dapat
diketahui
coba
dikelola sesuai dengan potensi yang
dilakukan pada mahasiswa lamban
mereka miliki, (ii) calon mahasiswa
belajar tahun penerimaan 2011/2012,
harus diseleksi dengan psikotes untuk
program studi manajemen pemasaran,
memastikan
jenjang diploma 3 yang berjumlah 11
aalah
orang. Penelitian dilakukan pada pada
pembelajaran dan kurikulum disusun
tahun 2014 dengan menginvestigasi
dengan mengacu pada standar KKNI,
implementasi model dari tahun 2011
(iv) dosen mendapatkan pembekalan
sampai dengan 2014.
tentang pendidikan bagi mahasiswa
efektivitasnya.
Uji
lamban
2
belajar
bahwa
66—90,
belajar,
adalah
temuan
kecerdasannya
(iii)
(v)
capaian
sistem
pembelajaran berbasis fun learning,
belajar. Yustika dkk. (2013) meneliti
(vi)
upaya
sarana
standar
dan
prasarana
sarana
dan
sesuai
prasarana
peningkatan
berbicara
dengan
kemampuan
menggunakan
pendidikan tinggi, (vii) mahasiswa
puzzle. Susanti (2014) meneliti upaya
secara periodik dikontrol oleh dokter,
peningkatan
psikolog, dan ahli terapi, (viii) terjalin
dengan menggunakan model abacaga.
kemampuan
membaca
kerja sama dengan industri yang siap
menerima lulusan. Teori utama yang
B. Landasan Teori
digunakan sebagai acuan penelitian
Simangunsong (2011) menyampaikan
adalah teori SCREAM (Mangunsong,
bahwa insan lamban belajar dapat
2011)
Greenlee
ditingkatkan kemampuannya dengan
Psychological and Support Servive,
berbagai upaya dan kerja keras serta
USA (2010) bahwa insan lamban
melibatkan berbagai pihak: orang tua,
belajar
masyarakat,
dan
teori
itu
dapat
ditingkatkan
dan
pemeritah.
Fakta
kemampuannya. Penelitian dilakukan
menunjukkan bahwa fungsi intelektual
dengan
penelitian
itu tidak statis; belajar dan berkembang
kualitatif, dengan desain penelitian
dapat terjadi seumur hidup. Anak-anak
evaluatif.
lamban belajar pada umunya memiliki
pendekatan
semangat
Penelitian
ini
dipandang
belajar
yang
tinggi,
penting
perkambangan emosi dan rasional
dilakukan untuk mengetahui tingkat
dimungkinkan terjadi pada lamban
efektivitasnya. Bila efektif, model
belajar.
diharapkan
di
dianjurkan Frida Mangunsong adalah
perguruan-perguruan tinggi lain yang
model integrasi (kelas khusus dengan
mengelola mahasiswa lamban belajar.
pengintegrasian) dan segresi (terpisah).
Selain itu, penelitian ini dipandang
Sementara
penting karena berdasarkan hasil studi
pembelajaran
literatur tidak ditemukan penelitian
dikembangkan menurut Frida adalah
yang telah mengkaji penerapan model
model SCREAM: Structure (struktur
pendidikan inklusi berbasis potensi
yang jelas), Clarity (penyampaian
peserta
secara
dapat
didik.
Namun
ditemukan
penelitian
membahas
upaya
kompetensi
diterapkan
bahasa
demikian,
yang
telah
agar
lamban
pendidikan
itu,
jelas),
dapat
Redundancy
Enthusiasm
mereka
yang
paradigma
yang
(pengulangan),
peningkatan
siswa
Model
(upaya
antusias),
Appropriatepace (tempo yang sesuai),
3
dan
Maximize
engagement
Upaya yang dapat dilakukan untuk
(pemaksinalan keterlibatan). Greenlee
meningkatkan
Psychological and Support Servive
didik yang lamban belajar menurut
menyampaikan
bahwa
Rekha
lamban belajar
dapat ditingkatkan
anak-anak
kemampuannya, dengan cara
mengintegrasikan
mereka
kemampuan
(2011)
adalah
peserta
dengan
(i)
memberikan bantuan dan motivasi, (ii)
(i)
melayaninya dalam kelas khusus, (iii)
secara
memberikan
perlakukan
khusus,
reguler dan teratur (expose the student
sementara menurut
regularly
upaya yang dapat dilakukan adalah
and
systematically),
(ii)
Borah (2011),
menggunakan model pembelajaran-
memberikan
pendidikan
khusus,
pembelajaran baru yang sesuai, (use a
dengan guru yang dapat membantu dan
system of modeling to teach the child
memotivasinya.
new skills), (iii) memberikan akses dan
kurikulum yang sesuai dan bahan-
Yustika
bahan
penelitiannya
pengajaran
yang
membuat
dkk.
(2013)
yang
dalam
berjudul
mereka “melek informasi” (provide
"Meningkatkan Kemampuan Mengenal
access to and a curriculum based on
Kemampuan Mengenal Huruf Vokal
print and literacy-rich materials), dan
Melalui Media Puzzle bagi Anak Slow
(iv) memberikan pengulangan yang
Learner" menyimpulkan bahwa model
mampu menjamin perintah dipahami
puzzle
(repeat directions as many times as
kemampuan slow learner atau lamban
necessary and check frequently to
belajar sebesar 80%. Susanti dkk.
ensure that the student understands the
(2014)
task).
berjudul "Meningkatkan Kemampuan
dapat
dalam
meningkatkan
penelitiannya
yang
Membaca Permulaan Melalui Metode
Ciri-ciri insan lamban belajar menurut
Abacaga bagi anak Lambat Belajar"
Rekha (2011) dan Borah (2011).
menyimpulkan bahwa model abacaga
Rekha (2011) adalah (i) kapasitas
dapat
kognitif yang terbatas, (ii) memori otak
membaca siswa lamban belajar.
meningkatkan
kemampuan
yang kecil, (iii) konsentrasi rendah
(tidak fokus), (iv) kurang mampu
C. Metode Penelitian
mengeskpresikan
Penelitian
dilakukan
dengan
pendekatan
penelitian
kualitatif,
perhatian
dan
gagasan,
konsentrasi
(vi)
kurang
karena tidak mampu mengelola waktu.
dengan desain penelitian evaluatif.
4
Data dikumpulkan dengan melakukan
maupun
observasi
Pendidikan
tersebut
melakukan
mahasiswa. Dalam praktik pengelolaan
langsung
Inklusi
PNJ
wawancara
serta
dengan
mahasiswa,
program.
di
dosen,
Data
orang
dan
praktik
sehingga
menjadi
potensi
kompetensi
tua
mahasiswa lamban belajar, pengelola
pengelola
pendidikan akan lebih mudah bila
dengan
mengelola peserta didik yang memiliki
dianalisis
analisis kualitatif: analisis domain,
potensi
analisis
analisis
Politeknik Negeri Jakarta diketahui
tema
bahwa mahasiswa lamban belajar pada
budaya. Analisis domain digunakan
umumnya memiliki potensi bidang
untuk
taksonomi,
komponensial,
dan
analisis
menentukan
diperlukan
atau
diperlukan.
digunakan
data
sama.
Praktik
di
data
yang
seni: seni tari, seni lukis, dan seni
yang
tidak
fotografi. Dengan demikian, program
taksonomi
studi yang saat ini diterapkan, yakni
Analisis
untuk
yang
mengelompokkan
manajemen
pemasaran,
menurut
data yang termasuk kategori model dan
pengamatan peneliti kurang sesuai.
kategori implementasi model. Analisis
Pandangan peneliti tentang kurang
komponensial
digunakan
untuk
sesuai program studi dengan potensi
model
dan
mahasiswa sudah dikomunikasikan ke
membandingkan
implementasi model. Analisis tema
Pengelola.
budaya digunakan untuk merumuskan
kesimpulan
berdasarkan
analisis
Implemantasi pada Pendidikan inklusi
komponensial.
PNJ menunjukkan bahwa ternyata
hanya 2 mahasiswa dari 11 mahasiswa
D. Hasil Penelitian dan Pembahasan
yang berkategori lamban belajar. Ini
D.1. Hasil Penelitian
diketahui
Model
pendidikan
inklusi
bagi
mahasiswa.
dari
hasil
Menurut
psikotes
pengelola,
mahasiswa lamban belajar dinilai oleh
keterbatasan pendaftar menyebabkan,
orang tua mahasiswa, dosen, dan
PNJ menerima mahasiswa yang tidak
Pengelola Pendidikan Inklusi PNJ
memenuhi standar nilai kecerdasan
sangat
dengan
lamban belajar. Kondisi kecerdasaran
asumsi bahwa setiap orang memiliki
intelegensi yang tidak sesuai standar
potensi sendiri-sendiri. Potensi tersebut
ini kiranya yang menjadi penyebab
yang kemudian perlu dioptimalkan
utama capaian pembelajaran kurang
dengan sejumlah mata kuliah baik teori
tercapai.
cocok
diterapkan
5
Sarana dan prasarana telah dibuat
Pengelola Pendidikan Inklusi PNJ
standar, tersedia AC, LCD, dengan
telah
luas
merumuskan
capaian
ruangan
yang
memadai.
pembelajaran dan kurikulum berbasis
Berdasarkan
KKNI. Namun demikian, terdapat
mahasiswa sudah merasa nyaman saat
berbagai hambatan dalam pencapaian
belajar di kelas. Fokus mahasiswa
capaian
ini
yang relatif rendah menjadi hambatan
mahasiswa
pembelajaran. Mahasiswa sering tidak
yang lemah. Namun demikian, para
selesai mengerjakan tugas, bahkan
guru
agar
jawabannya cenderung salah. Faktor
pembelajaran diarahkan agar dapat
kurang fokus ini perlu dikontrol oleh
mencapai target kompetensi yang telah
dokter dan psikolog. Pengontrolan
ditetapkan.
kondisi kesehatan fisik dan mental
pembelajaran.
disebabkan
Hal
pemahaman
selalu
dihimbau
hasil
observasi,
mahasiswa belum dilakukan secara
Para
dosen
pengetahuan
telah
tentang
diberikan
kontinyu.
pembelajaran
bagi mahasiswa lamban belajar. Setiap
Capaian
satu
pelatihan
capaian kompetensi belum tercapai.
tentang pembelajaran bagi mahasiswa
Kecerdasan intelegensi yang pada
lamban belajar dengan nara sumber
umumnya di bawah 65, kelabilan
kompeten. Kondisi mahasiswa yang
mahasiswa, program studi yang kurang
sering kurang labil menjadi hambatan
sesuai dengan potensi, pengalaman
pembelajaran.
telah
dosen dalam mengajar yang belum
berupaya memberikan pembelajaran
memadai, dan belum tersedia buku ajar
yang
demikian,
yang sesuai merupakan faktor yang
belum tersedianya buku ajar yang
menghambat ketidaktercapaian capaian
sesuai sering menjadi hambatan dalam
pembelajaran.
semester
menarik.
pembelajaran,
diberikan
Dosen
Namun
apalagi
juga
pembelajaran,
khususnya
mahasiswa
sering merasa bosan. Karena itu, dosen
D.2. Pembahasan
mengharapkan
Fakta
agar dapat disusun
bahwa
mahasiswa
lamban
buku pembelajaran yang sesuai dengan
belajar dengan kategori lamban belajar
kebutuhan capaian pembelajaran dan
hanya
menarik.
selebihnya adalah mahasiswa dengan
2
mahasiswa,
sementara
kecerdasan intelektual di bawah 65
6
menurut pengamatan peneliti adalah
konsentrasi)
penyebab utama capaian pembelaran
tinggi
kurang tercapai. Hal ini sesuai dengan
menentukan
pandangan
disiapkan bagi mahasiswa lamban
simangunsong
(2011)
bahwa mengelola lamban belajar itu
mahasiswa;
jangan
serta
perguruan
merta
dalam
studi
yang
progran
belajar.
perlu kerja keras sebab anak-anak
lamban belajar itu lambat dalam
Disarankan
memahami
(Rekha, 2011;
melakukan pembelajaran yang menarik
Borah, 2011). Sebagian orang bahkan
(fun learning): bermain game, berbasis
berpendapat bahwa anak-anak lamban
puzzle, berbasis video visual, dan yang
belajar
lain. Saran ini sesuai dengan hasil
sesuatu
tidak
bisa
ditingkatkan
kemampuannya.
dosen
lebih
banyak
penelitian Yustika dkk. (2013) dan
Susanti dkk. (2014).
Program studi yang diterapkan, yakni
manajemen
pendidikan
dimungkinkan
menjadi
juga
Dukungan dari berbagai pihak sangat
penyebab
diperlukan dalam upaya mengantarkan
ketidaktercapaian
capaian
mahasiswa
lamban
belajar
sukses
pembelajaran. Seperti diketahui bahwa
studi. Pengontrolan kesehatan fisik,
manajemen pemasaran adalah ilmu dan
psikis,
pengetahuan
mudah
lamban belajar secara kontinyu perlu
ilmu
dilakukan agar para mahasiswa dapat
dipahami.
yang
Untuk
tidak
memahami
manajemen pemasaran
diperlukan
terapi
kepada
mahasiswa
belajar dengan baik.
kecerdasan dan ketekunan untuk dapat
mempelajarinya.
Dengan
Penyebutan nama pendidikan inklusi
memperhatikan bahwa bidang seni
pada praktik pengelolaan mahasiswa
lebih banyak dikuasai oleh mahasiswa
lamban belajar dengan model kelas
lamban
bahwa
khusus di lingkungan kampus dengan
program studi yang dikembangkan
mahasiswa non-lamban belajar kurang
adalah
tepat.
belajar
disarankan
bidang
seni.
Model
Model
pendidikan
yang
pembelajaran berbasis potensi yang
demikian seharusnya disebut dengan
dikembangkan oleh Hasyim dan Ade
pendidikan integrasi. Dapat disebut
(2011)
potensi
pendidikan inklusi bila mahasiswa
mahasiswa yang diangkat menjadi
lamban belajar dicampur dalam satu
kompetensi
kelas dengan mahasiswa yang bukan
menyarankan
(program
agar
studi
atau
7
lamban belajar. Masukan ini telah
disampaikan
kepada
pendidikan integrasi.
Pengelola
Pendidikan.
Daftar Pustaka
Borah, Rashmi Rekha. 2013. “Slow
Learners: Role of Teachers and
Guardians in Honing their
Hidden
Skills”.
Dalam
International
Journal
of
Education
Planning
and
Administration, Volume 3,
Number 2 (2013), Halaman
139—14.
Chauhan, M.S. Sangeeta. 2011. “Slow
Learner: their Pyschology and
Educational
Program.Dalam
International
Journal
of
Multidiciplanary
Research,
Volume, 1 Issue 8, December
2011, ISSN 2231 5780.
Greenlee Psychological and Support
System. 2014. “Preschool
Classroom Interventions Series:
Slow Learner of Difficulty with
Information Processing”. USA.
Hasyim, Nur dan Ade Sukma. 2011.
“Model Pendidikan Inklusi
berbasis
Potensi
pada
Pendidikan Vokasi. Laporan
Penelitian.
Hasyim, Nur dan Darul Nurjanah.
”Pelaksanaan
Pendidikan
Inklusi pada Politeknik Negeri
Jakarta”. Dalam Epigram, vol.
8, No. 2,
Oktober 2011.
Depok.
Herlinda, Fatma. 2014. “Meningkatkan
Kemampuan Membaca Kata
Melalui Media Audio Visual
bagi Anak Slow Learner”.
Dalam E-Jupekhu, Volume 3,
Nomor 3, September 2014,
Halaman 53—63.
Mangunsong, Frieda (2011). Psikologi
dan
Pendidikan
Anak
Berkebutuhan Khusus. UI
Depok:
Lembaga
Pengembangan
Sarana
Pengukuran dan Pendidikan
Psikologi.
Kesimpulan
Dengan
memperhatikan
praktik
pengelolaan mahasiswa lamban belajar
di Politeknik Negeri Jakarta dapat
disimpulkan beberapa Hal. Pertama,
lulusan
SLTA
dengan
kecerdasan
intelegensi 65—90 dapat dikelola dan
ditingkatkan kemampuannya dengan
berbasis pada potensi yang telah
mereka
miliki.
Kedua,
model
pengelolaannya adalah dengan kelas
khusus yang berada di lingkungan
kelas-kelas
mahasiswa
non-lamban
belajar. Ketiga, program studi yang
dikembangkan adalah program studi
warga negara berkebutuhan khusus
berbasis potensi. Keempat, potensi
mahasiswa ditunjukkan pada kartu
hasil studi dan surat pendamping
ijazah. Kelima, dosen harus memiliki
pengetahuan
dan
keterampilan
mengajar mahasiswa lamban belajar.
Keenam, perlu disiapkan buku ajar
yang sesuai dan menarik. Ketujuh,
nama
program
mahasiswa
yang
lamban
mengelola
belajar
adalah
Program Pendidikan Warga Negara
Berkebutuhan
Potensi.
Khusus
Berbasis
Kedelapan,
model
pengelolaannya
adalah
model
8
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 70
Tahun
2009
tentang
Pendidikan
Inklusif
bagi
Peserta Didik yang Memiliki
Kelainan dan Memiliki Potensi
Kecerdasan dan/atau Bakat
Istimewa.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian
Pendidikan:
Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Susanti,
Nelfitri
dkk.
2013.
“Meningkatkan Kemampuan
Membaca Permulaan Melalui
Metode Abacaga bagi anak
Lambat Belajar”. Dalam EJupekhu, Volume 2, Nomor
3, September 2013, Halaman
328—339.
Yustika,
Ririn
dkk.
2013.
“Meningkatkan Kemampuan
Mengenal
Kemampuan
Mengenal
Huruf
Vokal
Melalui Media Puzzle bagi
Anak Slow Learner”. Dalam
E-Jupekhu,
Volume
2,
Nomor 3, September 2013,
Halaman 212—221.
9
PESERTA DIDIK BAGI MAHASISWA LAMBAN BELAJAR
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Nur Hasyim, Ade Sukma Mulya, Sri Wahyono
Noooor.hassssim@gmail
Abstrak
Permasalahan penelitian ini adalah implementasi model pendidikan inklusi berbasis
potensi peserta didik bagi mahasiswa lamban belajar di Politeknik Negeri Jakarta
(PNJ) sebagai solusi menghasilkan warga negara berkebutuhan khusus (WBK) yang
terampil dan mandiri belum diketahui efektivitasnya. Uji coba dilakukan pada
mahasiswa lamban belajar tahun penerimaan 2011/2012. Pokok-pokok model
pendidikan inklusi berbasis potensi peserta didik adalah (i) mahasiswa lamban belajar
dapat dikelola sesuai dengan potensi yang mereka miliki, (ii) calon mahasiswa harus
diseleksi dengan psikotes untuk memastikan bahwa kecerdasannya aalah 66—90, (iii)
capaian pembelajaran dan kurikulum disusun dengan mengacu pada standar KKNI,
(iv) dosen mendapatkan pembekalan tentang pendidikan bagi mahasiswa lamban
belajar, (v) sistem pembelajaran berbasis fun learning, (vi) sarana dan prasarana
sesuai standar sarana dan prasarana pendidikan tinggi, (vii) mahasiswa secara
periodik dikontrol oleh dokter, psikolog, dan ahli terapi, (viii) terjalin kerja sama
dengan industri yang siap menerima lulusan. Teori utama yang digunakan sebagai
acuan penelitian adalah teori SCREAM (Mangunsong, 2011) dan teori Greenlee
Psychological and Support Servive, USA (2010) bahwa insan lamban belajar itu dapat
ditingkatkan kemampuannya. Penelitian dilakukan dengan pendekatan penelitian
kualitatif, dengan desain penelitian evaluatif. Data dianalisis dengan analisis
kualitatif: analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, dan tema
budaya. Hasil penelitiannya adalah (i) pengelolaan mahasiswa lamban belajar berbasis
potensi sangat cocok diterapkan, (ii) ternyata hanya 2 mahasiswa lamban belajar
angkatan 2011 dengan kecerdasan intelektual 66—90, (iii) capaian pembelajaran dan
kurikulum telah disusun sesuai dengan standar KKNI, (iv) dosen telah diberikan
pembekalan tentang pendidikan bagi mahasiswa lamban belajar, (v) sistem
pembelajaran telah dilaksanakan berbasis fun learning, tetapi pelaksanaanya belum
maksimal, (vi) sarana dan prasarana sesuai dengan standar sarana dan prasarana
pendidikan tinggi, (vii) mahasiswa tidak secara periodik dikontrol oleh dokter,
psikolog, dan ahli terapi, (viii) capaian pembelajaran tidak tercapai, dan (ix)
belum terjalin kerja sama dengan industri yang siap menerima lulusan.
Kata Kunci: pengelolaan, Lamban Belajar, Potensi
Abstract
The research problem is the implementation of inclusive education model for slow
learners based on potential student on vocational education (Hasyim and Ade, 2011)
was implemented in Politeknik Negeri Jakarta as a solution to produce citizens that
competence and confidence is unknown. Principles of the model are: (i) slow learner
can be managed based on their student potential, (ii) students must be selected to
ensure that psycotest result is 66--90, (iii) learning outcome and curriculum prepared
according to the standard KKNI, (iv) the lecturer have knowledge about education for
slow learner, (v) learning systems based on fun learning, (vi) infrastructure according
1
to the standard of facilities and infrastructure of higher education, (vii) the students
are periodically controlled by physicians, psychologists, and therapists, (viii)
institution have cooperate with industry that is recieve graduation for working.
Meanwhile, the research subjects are slow learner students at Politeknik Negeri
Jakarta, group of 2011, 3 diploma, marketing management courses. The main theory
is used as a reference for the study is the theory SCREAM (Mangunsong, 2011) and
the theory of Psychological and Support Servive Greenlee, USA (2010) that slow
learner can be upgraded. The study was conducted with a qualitative research
approach, the design of evaluative research. Data were collected by direct observation
to the field as well as conduct interviews with parents of students, faculty, and
program managers. Data were analyzed with qualitative analysis: data reduction, data
presentation, conclusions. Research results are (i) the education management for slow
learner based on potential suitable for implementing , (ii) only 2 sudents have
intectual quotion 66-90, (iii) learning outcome and curriculum has arranged
accordance with the standards KKNI, (iv) lecturer has given briefing on education for
education for slow learner, (v) learning system has been implemented based fun
learning, but no maximum, (vi) facilities and infrastructure has in according of the
standards of facilities and infrastructure of higher education, (vii) the student does not
periodically controlled by the physician, psychologists, and therapists, (viii) have not
been established in collaboration with graduates user, and (ix) the learning outcomes
as expected has not been achieved.
Key Words: Management, Slow Learner, Potential’s Student
A. PENDAHULUAN
Model pendidikan inklusi berbasis
Permasalahan penelitian ini adalah
potensi peserta didik bagi mahasiswa
implementasi model pendidikan inklusi
lamban
berbasis potensi peserta didik bagi
penelitian Hasyim dan Ade (2011).
mahasiswa lamban belajar di PNJ
Pokok-pokok model pendidikan inklusi
sebagai solusi menghasilkan WBK
berbasis potensi peserta didik adalah
yang terampil dan mandiri belum
(i) mahasiswa lamban belajar dapat
diketahui
coba
dikelola sesuai dengan potensi yang
dilakukan pada mahasiswa lamban
mereka miliki, (ii) calon mahasiswa
belajar tahun penerimaan 2011/2012,
harus diseleksi dengan psikotes untuk
program studi manajemen pemasaran,
memastikan
jenjang diploma 3 yang berjumlah 11
aalah
orang. Penelitian dilakukan pada pada
pembelajaran dan kurikulum disusun
tahun 2014 dengan menginvestigasi
dengan mengacu pada standar KKNI,
implementasi model dari tahun 2011
(iv) dosen mendapatkan pembekalan
sampai dengan 2014.
tentang pendidikan bagi mahasiswa
efektivitasnya.
Uji
lamban
2
belajar
bahwa
66—90,
belajar,
adalah
temuan
kecerdasannya
(iii)
(v)
capaian
sistem
pembelajaran berbasis fun learning,
belajar. Yustika dkk. (2013) meneliti
(vi)
upaya
sarana
standar
dan
prasarana
sarana
dan
sesuai
prasarana
peningkatan
berbicara
dengan
kemampuan
menggunakan
pendidikan tinggi, (vii) mahasiswa
puzzle. Susanti (2014) meneliti upaya
secara periodik dikontrol oleh dokter,
peningkatan
psikolog, dan ahli terapi, (viii) terjalin
dengan menggunakan model abacaga.
kemampuan
membaca
kerja sama dengan industri yang siap
menerima lulusan. Teori utama yang
B. Landasan Teori
digunakan sebagai acuan penelitian
Simangunsong (2011) menyampaikan
adalah teori SCREAM (Mangunsong,
bahwa insan lamban belajar dapat
2011)
Greenlee
ditingkatkan kemampuannya dengan
Psychological and Support Servive,
berbagai upaya dan kerja keras serta
USA (2010) bahwa insan lamban
melibatkan berbagai pihak: orang tua,
belajar
masyarakat,
dan
teori
itu
dapat
ditingkatkan
dan
pemeritah.
Fakta
kemampuannya. Penelitian dilakukan
menunjukkan bahwa fungsi intelektual
dengan
penelitian
itu tidak statis; belajar dan berkembang
kualitatif, dengan desain penelitian
dapat terjadi seumur hidup. Anak-anak
evaluatif.
lamban belajar pada umunya memiliki
pendekatan
semangat
Penelitian
ini
dipandang
belajar
yang
tinggi,
penting
perkambangan emosi dan rasional
dilakukan untuk mengetahui tingkat
dimungkinkan terjadi pada lamban
efektivitasnya. Bila efektif, model
belajar.
diharapkan
di
dianjurkan Frida Mangunsong adalah
perguruan-perguruan tinggi lain yang
model integrasi (kelas khusus dengan
mengelola mahasiswa lamban belajar.
pengintegrasian) dan segresi (terpisah).
Selain itu, penelitian ini dipandang
Sementara
penting karena berdasarkan hasil studi
pembelajaran
literatur tidak ditemukan penelitian
dikembangkan menurut Frida adalah
yang telah mengkaji penerapan model
model SCREAM: Structure (struktur
pendidikan inklusi berbasis potensi
yang jelas), Clarity (penyampaian
peserta
secara
dapat
didik.
Namun
ditemukan
penelitian
membahas
upaya
kompetensi
diterapkan
bahasa
demikian,
yang
telah
agar
lamban
pendidikan
itu,
jelas),
dapat
Redundancy
Enthusiasm
mereka
yang
paradigma
yang
(pengulangan),
peningkatan
siswa
Model
(upaya
antusias),
Appropriatepace (tempo yang sesuai),
3
dan
Maximize
engagement
Upaya yang dapat dilakukan untuk
(pemaksinalan keterlibatan). Greenlee
meningkatkan
Psychological and Support Servive
didik yang lamban belajar menurut
menyampaikan
bahwa
Rekha
lamban belajar
dapat ditingkatkan
anak-anak
kemampuannya, dengan cara
mengintegrasikan
mereka
kemampuan
(2011)
adalah
peserta
dengan
(i)
memberikan bantuan dan motivasi, (ii)
(i)
melayaninya dalam kelas khusus, (iii)
secara
memberikan
perlakukan
khusus,
reguler dan teratur (expose the student
sementara menurut
regularly
upaya yang dapat dilakukan adalah
and
systematically),
(ii)
Borah (2011),
menggunakan model pembelajaran-
memberikan
pendidikan
khusus,
pembelajaran baru yang sesuai, (use a
dengan guru yang dapat membantu dan
system of modeling to teach the child
memotivasinya.
new skills), (iii) memberikan akses dan
kurikulum yang sesuai dan bahan-
Yustika
bahan
penelitiannya
pengajaran
yang
membuat
dkk.
(2013)
yang
dalam
berjudul
mereka “melek informasi” (provide
"Meningkatkan Kemampuan Mengenal
access to and a curriculum based on
Kemampuan Mengenal Huruf Vokal
print and literacy-rich materials), dan
Melalui Media Puzzle bagi Anak Slow
(iv) memberikan pengulangan yang
Learner" menyimpulkan bahwa model
mampu menjamin perintah dipahami
puzzle
(repeat directions as many times as
kemampuan slow learner atau lamban
necessary and check frequently to
belajar sebesar 80%. Susanti dkk.
ensure that the student understands the
(2014)
task).
berjudul "Meningkatkan Kemampuan
dapat
dalam
meningkatkan
penelitiannya
yang
Membaca Permulaan Melalui Metode
Ciri-ciri insan lamban belajar menurut
Abacaga bagi anak Lambat Belajar"
Rekha (2011) dan Borah (2011).
menyimpulkan bahwa model abacaga
Rekha (2011) adalah (i) kapasitas
dapat
kognitif yang terbatas, (ii) memori otak
membaca siswa lamban belajar.
meningkatkan
kemampuan
yang kecil, (iii) konsentrasi rendah
(tidak fokus), (iv) kurang mampu
C. Metode Penelitian
mengeskpresikan
Penelitian
dilakukan
dengan
pendekatan
penelitian
kualitatif,
perhatian
dan
gagasan,
konsentrasi
(vi)
kurang
karena tidak mampu mengelola waktu.
dengan desain penelitian evaluatif.
4
Data dikumpulkan dengan melakukan
maupun
observasi
Pendidikan
tersebut
melakukan
mahasiswa. Dalam praktik pengelolaan
langsung
Inklusi
PNJ
wawancara
serta
dengan
mahasiswa,
program.
di
dosen,
Data
orang
dan
praktik
sehingga
menjadi
potensi
kompetensi
tua
mahasiswa lamban belajar, pengelola
pengelola
pendidikan akan lebih mudah bila
dengan
mengelola peserta didik yang memiliki
dianalisis
analisis kualitatif: analisis domain,
potensi
analisis
analisis
Politeknik Negeri Jakarta diketahui
tema
bahwa mahasiswa lamban belajar pada
budaya. Analisis domain digunakan
umumnya memiliki potensi bidang
untuk
taksonomi,
komponensial,
dan
analisis
menentukan
diperlukan
atau
diperlukan.
digunakan
data
sama.
Praktik
di
data
yang
seni: seni tari, seni lukis, dan seni
yang
tidak
fotografi. Dengan demikian, program
taksonomi
studi yang saat ini diterapkan, yakni
Analisis
untuk
yang
mengelompokkan
manajemen
pemasaran,
menurut
data yang termasuk kategori model dan
pengamatan peneliti kurang sesuai.
kategori implementasi model. Analisis
Pandangan peneliti tentang kurang
komponensial
digunakan
untuk
sesuai program studi dengan potensi
model
dan
mahasiswa sudah dikomunikasikan ke
membandingkan
implementasi model. Analisis tema
Pengelola.
budaya digunakan untuk merumuskan
kesimpulan
berdasarkan
analisis
Implemantasi pada Pendidikan inklusi
komponensial.
PNJ menunjukkan bahwa ternyata
hanya 2 mahasiswa dari 11 mahasiswa
D. Hasil Penelitian dan Pembahasan
yang berkategori lamban belajar. Ini
D.1. Hasil Penelitian
diketahui
Model
pendidikan
inklusi
bagi
mahasiswa.
dari
hasil
Menurut
psikotes
pengelola,
mahasiswa lamban belajar dinilai oleh
keterbatasan pendaftar menyebabkan,
orang tua mahasiswa, dosen, dan
PNJ menerima mahasiswa yang tidak
Pengelola Pendidikan Inklusi PNJ
memenuhi standar nilai kecerdasan
sangat
dengan
lamban belajar. Kondisi kecerdasaran
asumsi bahwa setiap orang memiliki
intelegensi yang tidak sesuai standar
potensi sendiri-sendiri. Potensi tersebut
ini kiranya yang menjadi penyebab
yang kemudian perlu dioptimalkan
utama capaian pembelajaran kurang
dengan sejumlah mata kuliah baik teori
tercapai.
cocok
diterapkan
5
Sarana dan prasarana telah dibuat
Pengelola Pendidikan Inklusi PNJ
standar, tersedia AC, LCD, dengan
telah
luas
merumuskan
capaian
ruangan
yang
memadai.
pembelajaran dan kurikulum berbasis
Berdasarkan
KKNI. Namun demikian, terdapat
mahasiswa sudah merasa nyaman saat
berbagai hambatan dalam pencapaian
belajar di kelas. Fokus mahasiswa
capaian
ini
yang relatif rendah menjadi hambatan
mahasiswa
pembelajaran. Mahasiswa sering tidak
yang lemah. Namun demikian, para
selesai mengerjakan tugas, bahkan
guru
agar
jawabannya cenderung salah. Faktor
pembelajaran diarahkan agar dapat
kurang fokus ini perlu dikontrol oleh
mencapai target kompetensi yang telah
dokter dan psikolog. Pengontrolan
ditetapkan.
kondisi kesehatan fisik dan mental
pembelajaran.
disebabkan
Hal
pemahaman
selalu
dihimbau
hasil
observasi,
mahasiswa belum dilakukan secara
Para
dosen
pengetahuan
telah
tentang
diberikan
kontinyu.
pembelajaran
bagi mahasiswa lamban belajar. Setiap
Capaian
satu
pelatihan
capaian kompetensi belum tercapai.
tentang pembelajaran bagi mahasiswa
Kecerdasan intelegensi yang pada
lamban belajar dengan nara sumber
umumnya di bawah 65, kelabilan
kompeten. Kondisi mahasiswa yang
mahasiswa, program studi yang kurang
sering kurang labil menjadi hambatan
sesuai dengan potensi, pengalaman
pembelajaran.
telah
dosen dalam mengajar yang belum
berupaya memberikan pembelajaran
memadai, dan belum tersedia buku ajar
yang
demikian,
yang sesuai merupakan faktor yang
belum tersedianya buku ajar yang
menghambat ketidaktercapaian capaian
sesuai sering menjadi hambatan dalam
pembelajaran.
semester
menarik.
pembelajaran,
diberikan
Dosen
Namun
apalagi
juga
pembelajaran,
khususnya
mahasiswa
sering merasa bosan. Karena itu, dosen
D.2. Pembahasan
mengharapkan
Fakta
agar dapat disusun
bahwa
mahasiswa
lamban
buku pembelajaran yang sesuai dengan
belajar dengan kategori lamban belajar
kebutuhan capaian pembelajaran dan
hanya
menarik.
selebihnya adalah mahasiswa dengan
2
mahasiswa,
sementara
kecerdasan intelektual di bawah 65
6
menurut pengamatan peneliti adalah
konsentrasi)
penyebab utama capaian pembelaran
tinggi
kurang tercapai. Hal ini sesuai dengan
menentukan
pandangan
disiapkan bagi mahasiswa lamban
simangunsong
(2011)
bahwa mengelola lamban belajar itu
mahasiswa;
jangan
serta
perguruan
merta
dalam
studi
yang
progran
belajar.
perlu kerja keras sebab anak-anak
lamban belajar itu lambat dalam
Disarankan
memahami
(Rekha, 2011;
melakukan pembelajaran yang menarik
Borah, 2011). Sebagian orang bahkan
(fun learning): bermain game, berbasis
berpendapat bahwa anak-anak lamban
puzzle, berbasis video visual, dan yang
belajar
lain. Saran ini sesuai dengan hasil
sesuatu
tidak
bisa
ditingkatkan
kemampuannya.
dosen
lebih
banyak
penelitian Yustika dkk. (2013) dan
Susanti dkk. (2014).
Program studi yang diterapkan, yakni
manajemen
pendidikan
dimungkinkan
menjadi
juga
Dukungan dari berbagai pihak sangat
penyebab
diperlukan dalam upaya mengantarkan
ketidaktercapaian
capaian
mahasiswa
lamban
belajar
sukses
pembelajaran. Seperti diketahui bahwa
studi. Pengontrolan kesehatan fisik,
manajemen pemasaran adalah ilmu dan
psikis,
pengetahuan
mudah
lamban belajar secara kontinyu perlu
ilmu
dilakukan agar para mahasiswa dapat
dipahami.
yang
Untuk
tidak
memahami
manajemen pemasaran
diperlukan
terapi
kepada
mahasiswa
belajar dengan baik.
kecerdasan dan ketekunan untuk dapat
mempelajarinya.
Dengan
Penyebutan nama pendidikan inklusi
memperhatikan bahwa bidang seni
pada praktik pengelolaan mahasiswa
lebih banyak dikuasai oleh mahasiswa
lamban belajar dengan model kelas
lamban
bahwa
khusus di lingkungan kampus dengan
program studi yang dikembangkan
mahasiswa non-lamban belajar kurang
adalah
tepat.
belajar
disarankan
bidang
seni.
Model
Model
pendidikan
yang
pembelajaran berbasis potensi yang
demikian seharusnya disebut dengan
dikembangkan oleh Hasyim dan Ade
pendidikan integrasi. Dapat disebut
(2011)
potensi
pendidikan inklusi bila mahasiswa
mahasiswa yang diangkat menjadi
lamban belajar dicampur dalam satu
kompetensi
kelas dengan mahasiswa yang bukan
menyarankan
(program
agar
studi
atau
7
lamban belajar. Masukan ini telah
disampaikan
kepada
pendidikan integrasi.
Pengelola
Pendidikan.
Daftar Pustaka
Borah, Rashmi Rekha. 2013. “Slow
Learners: Role of Teachers and
Guardians in Honing their
Hidden
Skills”.
Dalam
International
Journal
of
Education
Planning
and
Administration, Volume 3,
Number 2 (2013), Halaman
139—14.
Chauhan, M.S. Sangeeta. 2011. “Slow
Learner: their Pyschology and
Educational
Program.Dalam
International
Journal
of
Multidiciplanary
Research,
Volume, 1 Issue 8, December
2011, ISSN 2231 5780.
Greenlee Psychological and Support
System. 2014. “Preschool
Classroom Interventions Series:
Slow Learner of Difficulty with
Information Processing”. USA.
Hasyim, Nur dan Ade Sukma. 2011.
“Model Pendidikan Inklusi
berbasis
Potensi
pada
Pendidikan Vokasi. Laporan
Penelitian.
Hasyim, Nur dan Darul Nurjanah.
”Pelaksanaan
Pendidikan
Inklusi pada Politeknik Negeri
Jakarta”. Dalam Epigram, vol.
8, No. 2,
Oktober 2011.
Depok.
Herlinda, Fatma. 2014. “Meningkatkan
Kemampuan Membaca Kata
Melalui Media Audio Visual
bagi Anak Slow Learner”.
Dalam E-Jupekhu, Volume 3,
Nomor 3, September 2014,
Halaman 53—63.
Mangunsong, Frieda (2011). Psikologi
dan
Pendidikan
Anak
Berkebutuhan Khusus. UI
Depok:
Lembaga
Pengembangan
Sarana
Pengukuran dan Pendidikan
Psikologi.
Kesimpulan
Dengan
memperhatikan
praktik
pengelolaan mahasiswa lamban belajar
di Politeknik Negeri Jakarta dapat
disimpulkan beberapa Hal. Pertama,
lulusan
SLTA
dengan
kecerdasan
intelegensi 65—90 dapat dikelola dan
ditingkatkan kemampuannya dengan
berbasis pada potensi yang telah
mereka
miliki.
Kedua,
model
pengelolaannya adalah dengan kelas
khusus yang berada di lingkungan
kelas-kelas
mahasiswa
non-lamban
belajar. Ketiga, program studi yang
dikembangkan adalah program studi
warga negara berkebutuhan khusus
berbasis potensi. Keempat, potensi
mahasiswa ditunjukkan pada kartu
hasil studi dan surat pendamping
ijazah. Kelima, dosen harus memiliki
pengetahuan
dan
keterampilan
mengajar mahasiswa lamban belajar.
Keenam, perlu disiapkan buku ajar
yang sesuai dan menarik. Ketujuh,
nama
program
mahasiswa
yang
lamban
mengelola
belajar
adalah
Program Pendidikan Warga Negara
Berkebutuhan
Potensi.
Khusus
Berbasis
Kedelapan,
model
pengelolaannya
adalah
model
8
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 70
Tahun
2009
tentang
Pendidikan
Inklusif
bagi
Peserta Didik yang Memiliki
Kelainan dan Memiliki Potensi
Kecerdasan dan/atau Bakat
Istimewa.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian
Pendidikan:
Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Susanti,
Nelfitri
dkk.
2013.
“Meningkatkan Kemampuan
Membaca Permulaan Melalui
Metode Abacaga bagi anak
Lambat Belajar”. Dalam EJupekhu, Volume 2, Nomor
3, September 2013, Halaman
328—339.
Yustika,
Ririn
dkk.
2013.
“Meningkatkan Kemampuan
Mengenal
Kemampuan
Mengenal
Huruf
Vokal
Melalui Media Puzzle bagi
Anak Slow Learner”. Dalam
E-Jupekhu,
Volume
2,
Nomor 3, September 2013,
Halaman 212—221.
9