82 HUBUNGAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM LINGKUNGAN KELUARGA DAN MASYARAKAT DENGAN SIKAP KEMANDIRIAN PADA SISWA KELAS VIII SMP N 23 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 20162017 CORRELATION OF CHARACTER EDUCATION IN FAMILY AND COMMUNITY ENVIRONMENT WITH INDEPENDENCE AT

Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
HUBUNGAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM LINGKUNGAN KELUARGA
DAN MASYARAKAT DENGAN SIKAP KEMANDIRIAN PADA
SISWA KELAS VIII SMP N 23 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

CORRELATION OF CHARACTER EDUCATION IN FAMILY AND COMMUNITY
ENVIRONMENT WITH INDEPENDENCE ATTITUDE AT THE EIGHT GRADE OF
SMP N 23 SURAKARTA 2016/2017

Oleh:
Natalia Devira Noi Bouk
Sugiaryo
PRODI PPKn FKIP UNISRI SURAKARTA
Alamat E-mail: Noybouk25@gmail.com

ABSTRAK
Natalia Devira Noi Bouk. HUBUNGAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM
LINGKUNGAN KELUARGA DAN MASYARAKAT DENGAN SIKAP
KEMANDIRIAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 23 SURAKARTA
TAHUN 2016/2017. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Slamet Riyadi. Februari 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1). Hubungan pendidikan karakter
dalam lingkungan keluarga dengan sikap kemandirian pada siswa kelas VIII SMP N 23
Surakarta tahun 2016/2017; 2). Hubungan pendidikan karakter di lingkungan
masyarakat dengan sikap kemandirian pada siswa kelas VIII SMP N 23 Surakarta tahun
2016/2017; 3). Hubungan pendidikan karakter dalam lingkungan keluarga dan
masyarakat dengan sikap kemandirian pada siswa kelas VIII SMP N 23 Surakarta tahun
2016/2017.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 23
Surakarta. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 siswa. Teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik angket. Angket digunakan untuk mengumpulkan data
tentang pendidikan karakter lingkungan keluarga, pendidikan karakter lingkungan
masyarakat serta sikap kemandirian. Dalam penelitian ini validitas yang dicari adalah

82

Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
validitas eksternal dan reliabilitas yang dicari adalah reliabilitas internal. Teknik analisis
data yang digunakan adalah teknik korelasi ganda.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai Fhitung sebesar 6,01. Kemudian
dikonsultasikan dengan Ftabel taraf signifikan 5% sebesar 3,33. Berarti nilai Fhitung = 6,01
> Ftabel = 3,33. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan “Ada hubungan yang
positif dan signifikan antara pendidikan karakter dalam lingkungan keluarga dan
masyarakat dengan sikap kemandirian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 23 Surakarta
Tahun Ajaran 2016/2017”, terbukti kebenarannya.
Kata kunci: Pendidikan Karakter,
Kemandirian.

Lingkungan

Keluarga,

Masyarakat,

Sikap

ABSTRACT
Natalia Devira Noi Bouk. CORRELATION OF CHARACTER EDUCATION IN
FAMILY AND COMMUNITY ENVIRONMENT WITH INDEPENDENCE

ATTITUDE AT THE EIGHT GRADE OF SMP N 23 SURAKARTA. Thesis,
Surakarta : Teacher Training and Education Faculty. Slamet Riyadi University.
February 2017.
The aims of the study are: 1) to find out correlation of character aducation in a
family with independence attitude at eighth grade of SMP N 23 SURAKARTA
2016/2017, 2) to find out the correlation of character education in the community
environment with independence attitude at the eighth grade of SMP N 23 Surakarta
2016/2017, 3) to find out the character education in a family and community
environment with the independence attitude at the eighth grade of SMP N 23 Surakarta
2016/2017.
The populations in this study were all students of eight grade of SMP N 23
Surakarta. The total number of the population was 205 students. The sample was 30
students. The sampling technique was random sampling. Technique of collecting the
data was questionnaire. The questionnaire that used by the researcher was about
character education in the family environment and independence attitude. In this study,
the researcher looked for external validity and internal reliability. The researcher used
double correlation to analyze the data.
Based on the result of data analyzes, the researcher got the value of F count was
6, 01 and F table significance level was 5% 3, 33. It means that the hypothesis “There is
a positive and significance correlation of character education in the family and

community environment with independence attitude at the eighth grade of SMP N 23
Surakarta2016/2017” has been proven.
Keywords: Character education, Family environment, community, independence
attitude.

83

Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
PENDAHULUAN
pendidikan karakter sejak masa kanak

Salah satu tujuan pendidikan
Nasional yang dimaksud di dalam UU



Sisdiknas No 20 Tahun 2003 pasal 3

lingkungan


bahwa pembentukan karakter adalah

masyarakat.

kanak

pendidikan

dewasa

keluarga

melalui
maupun

Seperti yang di kemukakan oleh

salah satu tujuan yang ingin dicapai
dalam


hingga

Samani

untuk

dan

Hariyanto

(2012:19)

dan

pendidikan karakter harus meliputi dan

membentuk watak serta peradaban

berlangsung pada : (1). Pendidikan


bangsa yang bermartabat dalam rangka

Formal,

mencerdaskan

bangsa,

pendidikan formal berlangsung pada

berkembangnya

lembaga pendidikan TK/RA,SD/MI,

potensi peserta didik agar menjadi

SMP/MTs, SMA/MA, SMA/MAK dan

manusia yang beriman dan bertaqwa


Perguruan

kepada

pembelajaran,

mengembangkan

bertujuan

kemampuan

kehidupan

untuk

Tuhan

Yang


Maha

Esa,

pendidikan

karakter

pada

Tinggi

melalui

kegiatan

kokurikuler

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,


atau ekstrakurikuler, penciptaan budaya

kreatif, mandiri, dan menjadi warga

satuan pendidikan dan pembiasaan.

Negara

serta

Sasaran pada pendidikan formal adalah

bertanggungjawab. Karakter ideal yang

peserta didik, pendidik dan tenaga

harus dimiliki oleh anak agar mampu

pendidikan.


(2).

Pendidikan

mengembangkan

Nonformal,

dalam

pendidikan

yang

demokratis

diri

adalah

kemandirian. Sikap kemandirian tidak

nonformal

terbentuk

berlangsung pada lembaga kursus,

mendadak,

dengan
namun

sendirinya
melalui

atau
proses

pendidikan

84

pendidikan

kesetaraan,

karakter

pendidikan

Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
keakasaraan, dan lembaga pendidikan

bimbang dalam memilih cita-cita atau

nonformal lain melalui pembelajaran,

studi

kegiatan kurikuler atau ektrakurikuler,

Permasalahan tersebut di atas juga

penciptaan

dan

peneliti temukan pada siswa SMP

pembiasaan. (3). Pendidikan Informal,

Negeri 23 Surakarta bahwa sikap

dalam pendidikan informal pendidikan

kemandirian

karakter berlangsung dalam keluarga

Berdasarkan uraian umum di atas maka

yang dilakukan oleh orang tua dan

perlu dilakukan penelitian dengan judul

orang dewasa terhadap anak – anak

:

yang menjadi tanggungjawabnya. Oleh

Dalam

karena itu tidak di pungkiri lagi bahwa

Masyarakat dengan Sikap Kemandirian

lingkungan keluarga dan masyarakat

Pada Siswa Kelas VIII SMP N 23

memiliki peran yang besar dalam

Surakarta Tahun 2016/207”.

budaya

lembaga,

proses pembentukan karakter.

lanjutan

“Hubungan

dan

masih

sebagainya.

sangat

Pendidikan

Lingkungan

rendah.

Karakter

Keluarga

dan

Menurut Hosnan (2016:185).

Akan tetapi sering kita jumpai

Istilah “kemandirian” berasal dari kata

banyak remaja yang duduk di bangku

dasar “diri” yang mendapat awalan

sekolah masih menunjukkan perilaku

“ke’ dan akhiran “an”. Kemandirian

sebaliknya.

memutuskan

membentuk satu kata keadaan atau kata

kegiatan ekstra yang akan diikuti,

benda. Maka pembahasan mengenai

nyontek karena tidak percaya diri

kemandirian tidak bisa lepas dari

dalam mengerjakan tugas dan ulangan,

pembahasan tentang perkembangan diri

ikut-ikutan

memilih

itu sendiri, yang dalam konsep Carl

program studi/jurusan, ragu-ragu dalam

Rogers disebut dengan istilah self,

menyampaikan pendapat, bingung dan

karena diri itu merupakan inti dari

Bimbang

teman

dalam

85

Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
kemandirian.

Konsep

yang

sering

Ada

sejumlah

faktor

yang

digunakan atau berdekatan dengan

sering disebut sebagai korelat bagi

kemandirian adalah autonomy.

perkembangan kemandirian menurut

Sedangkan menurut Ali dan

Ali dan Azrori (2015: 118), yaitu

Azrori (2015:111) “kemandirian adalah

sebagai berikut :

kekuatan untuk menumbuhkan cinta

a) Gen atau keturunan orang tua.

kasih pada dunia, kehidupan orang lain,

Orang tua yang memiliki

sadar akan tanggungjawab bersama,

sifat kemandirian tinggi seringkali

tumbuh

menurunkan anak yang memiliki

rasa

kehidupan”.
disimpulkan

percaya

Secara

terhadap

singkat

bahwa

dapat

kemandirian juga. Namun faktor
keturunan

kemandirian

ini

masih

menjadi

mengandung pengertian berikut :

perdebatan

1.

berpendapat bahwa sesungguhnya

2.

Kondisi

dimana

seseorang

memiliki hasrat bersaing untuk

bukan sifat

maju

tuanya

demi

kebaikan

dirinya

karena

ada

yang

kemandirian orang

itu

menurun

kepada

sendiri.

anaknya, melainkan sifat orang

Mampu mengambil keputusan dan

tuannya muncul berdasarkan cara

inisiatif untuk mengatasi masalah

orang tua mendidik anaknya.
b) Pola asuh orang tua.

yang dihadapi.

Cara orang tua mengasuh

3. Memiliki kepercayaan diri dan
atau

melaksanakan tugas-tugasnya.

mendidik

mempengaruhi

4. Bertanggungjawab atas apa yang

kemandirian

dilakukannya.

anak

akan

perkembangan
anak

remajanya.

Orang tua yang terlalu banyak

86

Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
melarang atau mengeluarkan kata “

remaja. Demikian juga, proses

jangan”

pendidikan

kepada

anak

tanpa

yang

banyak

disertakan dengan penjelasan yang

menekankan

rasional

pemberian sanksi atau hukuman

akan

menghambat

perkembangan kemandirian anak.

(punishment)

Sebaliknya,

menghambat

orang

tua

yang

pentingnya

juga

dapat

perkembangan

menciptakan suasana aman dalam

kemandirian remaja. Sebaliknya,

interaksi keluarganya akan dapat

proses

mendorong

kelancaran

menekankan

Demikian

penghargaan

perkembangan

anak.

pendidikan

yang

lebih

pentingnya
terhadap

potensi

juga, orang tua yang cenderung

anak,

sering membanding – bandingkan

penciptaan kompetisi positif akan

anak yang satu dengan yang

memperlancarkan

lainnya juga akan berpengaruh

kemandirian remaja.

kurang

baik

terhadap

sekolah

pendidikan

dan

yang

terlalu

menekankan pentingnya hierarki

tidak

struktur sosial, merasa kurang

demokratisasi

aman atau mencekam serta kurang

cenderung

menekankan

indoktrinasi

argumentasi

akan

perkembangan

masyarakat

kehidupan

di

yang

mengembangkan

dan

perkembangan

Sistem

c) Sistem pendidikan di sekolah.
pendidikan

reward,

d) Sistem kehidupan di masyarakat.

perkembangan kemandirian anak.

Proses

pemberian

menghargai

tanpa

manifestasi

potensi

remaja dalam kegiatan produktif

menghambat

dapat

kemandirian

perkembangan

87

menghambat

kelancaran
kemandirian

Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
remaja.

Sebaliknya,

masyarakat

lingkungan

sebagai pribadi yang diberi ruang,

aman,

kontrol terhadap tingkah laku anak

yang

menghargai ekspresi kompetensi

sangat

remaja dalam membentuk berbagai

menghukum anak jika anak tidak

kegiatan,

patuh jadi pola asuh ini lebih kaku

dan

tidak

berlaku

hierarkis akan merangsang dan
mendorong

perkembangan

2)

tua

Pola asuh demokratis
Ciri-ciri dari pola asuh

Keberhasilan keluarga dalam
nilai-nilai

orang

dan mengekang.

kemandirian remaja.

menanamkan

ketat,

demokratis ini adalah adanya kerja

kebajikan

sama antara orang tua dan anak,

(karakter) pada anak sangat tergantung

anak diakui sebagai pribadi, ada

pada jenis pola asuh yang diterapkan

bimbingan dan pengarahan dari

orang tua pada anaknya. Dengan kata

orang tua, ada kontrol dari orang

lain, pola asuh juga meliputi interaksi

tua yang tidak kaku sehingga anak

orang tua dengan anak dalam rangka

memiliki ruang untuk berekspresi

pendidikan karakter anak. Menurut

namun bertanggungjawab.
3) Pola asuh permisif

Hurlock, Hardy dan Heyes dalam Jihad

Pola

dkk (2010:94) mengemukakan bahwa
pola asuh

dalam

permisif

cenderung orang tua memberikan

keluarga dibagi

kebebasan penuh kepada anak

menjadi tiga yaitu :
1)

asuh

untuk berbuat. Mempunyai ciri -

Pola asuh otoriter
otoriter

ciri seperti anak lebih dominan,

mempunyai ciri kekuasaan orang

sikap longgar atau kebebasan dari

tua dominan, anak tidak diakui

orang tua, tidak ada bimbingan dan

Pola

asuh

88

Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
pengarahan dari orang tua atau

menjadi

kontrol dan perhatian orang tua

pendidikan karakter dalam keluarga.

sangat kurang.

Kesalahan dalam pengasuhan anak

pembentukan karakter yang baik.

mendukung pembentukan kepribadian
prososial,

percaya

diri

keberhasilan

akan berakibat pada kegagalan pada

Pola asuh yang sangat kondusif

yang

penentu

Menurut

dan

Yusuf

(2008:34)
merupakan

mandiri namun sangat peduli dengan

“lingkungan

masyarakat

lingkungan. Sementara itu, pola asuh

lingkungan

ketiga

yang menolak dapat membuat anak

pembentukan kepribadian anak-anak

merasa tidak diterima, tidak disayang,

setelah

dikucilkan dan bahkan dibenci oleh

lingkungan sekolah yang sesuai dengan

orang tuannya.

keberadaannya”.

Anak – anak yang mengalami

dalam

lingkungan

keluarga

proses

dan

Adapun beberapa faktor yang

penolakan dari orang tuannya akan

berpengaruh

menjadi pribadi yang tidak mandiri,

karakter siswa, yaitu kegiatan siswa

atau kelihatan mandiri tetapi tidak

dalam masyarakat, media massa, teman

memperdulikan orang lain. Selain itu

bergaul dan tokoh masyarakat sekitar.

anak

Pengaruh itu terjadi karena keberadaan

ini

akan

cepat

tersinggung,

siswa

lain

anggota masyarakat tersebut terdiri dari

terhadap

kehidupannya,

dalam

pembentukan

berpandangan negatif terhadap orang
dan

di

terhadap

orang-orang

atau merasa minder dan merasa tidak

penjudi dan mempunyai kebiasaan

berharga. Sehingga pola asuh yang

yang

diterapkan oleh orang tua pada anaknya

berpengaruh kurang baik pada anak

89

tidak

bila

bersikap agresif terhadap orang lain

tidak

yang

masyarakat,

baik,

terpelajar,

maka

akan

Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
(siswa)

yang

berada

di

dalam

seperangkat

pertanyaan

lingkungan tersebut.

pernyataan

tertulis

METODE PENELITIAN

responden

Penelitian

ini

untuk

atau
kepada

dijawabnya”.

merupakan

Dalam penelitian ini ada beberapa

penelitian kuantitatif. Penelitian ini

jenis kuisioner, namun peneliti

dilaksanakan pada bulan januari di

menggunakan kuisioner tertutup.

SMP N 23 Surakarta. Populasi dalam

Menurut Darmawan (2013:160-

penelitian ini adalah seluruh siswa

162) adalah teknik pengumpulan

kelas VIII SMP Negeri 23 Surakarta.

data dengan memilih salah satu

Sampel dalam penelitian ini sebanyak

atau

30 siswa. Teknik pengambilan sampel

kemungkinan jawaban yang telah

menggunakan teknik random sampling

disediakan. Jadi cara menjawab

atau pengambilan sampel secara acak

sudah di arahkan dan kemungkinan

tanpa melihat strata dari populasi yang

jawabannya juga sudah ditetapkan.

diteliti (Sugiyono, 2013:118).

lebih

kemungkinan

-

b. Dokumentasi

Sedangkan teknik pengumpulan

Menurut

Sugiaryo

data yang digunakan dalam penelitian

(2000:37) Teknik pengumpulan

ini

data dengan “dokumentasi adalah

ada beberapa macam

sebagai

berikut :

pengambilan data yang diperoleh

a.

melalui dokumen”. Dokumentasi

Kuisioner
Menurut

Sugiyono

digunakan untuk mengumpulkan

(2015:142) Kuisioner merupakan

data berupa foto subjek penelitian

“teknik pengumpulan data yang

yang diteliti.

dilakukan dengan cara memberi

90

Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
c. Observasi adalah pengamatan dan
pencatatan

yang

Setelah

mengumpulkan

data

sistematis

dan uji instrumen dalam penelitian,

terhadap gejala-gejala yang diteliti

data harus dianalisis sehingga kita bisa

(Sugiaryo, 2000: 31). Observasi di

tahu kebenarannya menggunakan uji

gunakan

untuk

korelasi. Korelasi demikian disebut

mengamati mengenai pendidikan

korelasi ganda, untuk menghitung tiga

karakter lingkungan keluarga dan

variabel atau disebut sebagai lebih dari

pendidikan karakter lingkungan

satu variabel (Sugiaryo, 2005:67).

masyarakat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

oleh

peneliti

d. Wawancara adalah Tanya jawab

Berdasarkan

hasil

penelitian

lisan antara dua orang atau lebih

yang menunjukkan bahwa pendidikan

secara

(Sugiaryo,

karakter dalam lingkungan keluarga

2000:32). Pewawancara disebut

mempunyai hubungan yang positif dan

interviewer sedangkan orang yang

signifikan dengan sikap kemandirian

diwawancarai

pada

langsung

atau intervieuwee.

siswa kelas VIII SMP N 23

Teknik wawancara ada dua macam

Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017.

yaitu teknik wawancara bebas dan

Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil

teknik

analisis data, nilai rxy sebesar 0,733 >

wawancara

terpimpin.

rtabel 5% (0,361) dan 1% (0,463).

Namun teknik wawancara yang di

Hal ini juga didukung hasil

gunakan peneliti adalah teknik
wawancara

bebas

karena

disesuaikan

dengan

keadaan

wawancara
beberapa

dan
orang

observasi
tua

siswa.

dengan
Dari

pernyataan yang dikemukakan oleh

subjek penelitian.

orang tua siswa menunjukkan bahwa

91

Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
dalam memberikan pendidikan karakter

seperti, orang tua dan anak bersama-

pada anak harus dimulai sejak dini,

sama menyelesaikan suatu pekerjaan,

karena anak akan mudah menangkap

berdoa bersama, ramah dengan orang

apa yang diberikan oleh orang tuannya.

di sekitarnya, tidak mengucapkan kata-

Dalam memberikan pendidikan

kata yang kurang sopan di hadapan

karakter pada anak, orang tua harus

anak sehingga mampu membangun

menjadi teladan untuk mengenalkan

rasa

serta

dalam

berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

melakukan hal - hal positif seperti

Hal ini berarti ada hubungan

membiasakan

mengajarkan

anaknya

anak

untuk

rajin

yang

percaya

diri

searah.

anak

Artinya

ketika

apabila

sholad atau berdoa bersama dengan

pendidikan karakter dalam lingkungan

seluruh anggota keluarga, baca al-

keluarga baik, maka sikap kemandirian

quran atau kitab suci agar dapat

siswa juga akan terbentuk. Sebaliknya

mengetahui tentang ilmu agama yang

apabila pendidikan karakter dalam

akan bermanfaat untuk membentuk

lingkungan keluarga itu kurang baik,

anak yang memiliki karakter yang baik

maka sikap kemandirian siswa tidak

sehingga tidak hanya berguna bagi

terbentuk.

dirinya sendiri namun bagi orang lain.

Untuk

Serta observasi yang dilakukan

itu

orang

tua

atau

keluarga jangan sampai keliru dalam

peneliti pada beberapa keluarga dapat

mendidik

di lihat bahwa pendidikan karakter di

dalam

dalam keluarga sudah cukup baik dan

mempengaruhi

keadaan keluarga dari masing – masing

kecerdasan

subjek penelitian pun sangat harmonis

berakibat pada pembentukan karakter.

92

anak,
mendidik

emosi

karena
anak

kesalahan
dapat

perkembangan
anak

sehingga

Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
Seperti yang diungkapkan oleh Muslich

sikap kemandirian siswa. Hal ini dapat

(2011:104) bahwa kesalahan orang tua

dilihat dari hasil analisis data, yang

dalam mendidik anak yang dapat

menghasilkan nilai rhitung sebesar 0,603

mempengaruhi

lebih besar dari nilai rtabel, baik pada

kecerdasan

perkembangan

emosi

anak,

yaitu:

a.

taraf signifikansi 5% maupun 1%.

Kurang menunjukkan ekspresi kasih
sayang baik
fisik.

secara

Hal ini juga didukung hasil

verbal maupun

wawancara

b. Kurang meluangkan waktu

beberapa

dan
tokoh

observasi

dengan

masyarakat

di

yang cukup untuk anaknya. c. Bersikap

sekitarnya. Dapat dikemukakan bahwa

kasar

masyarakat atau tokoh masyarakat

secara

menyindir,

verbal,

mengucilkan

misalnya

memiliki

anak, dan

peran

yang tidak kalah

berkata - kata kasar. d. Bersikap kasar

pentingnya dalam upaya pembentukan

secara

memukul,

karakter anak bangsa karena saat ini

mencubit, dan memberikan hukuman

banyak sekali pengaruh-pengaruh dari

badan lainnya. e.Terlalu memaksa anak

luar yang merusak karakter generasi

untuk menguasai kemampuan kognitif

bangsa kita. Dalam hal ini yang

secara dini dan f. Tidak menanamkan

dimaksud dengan masyarakat di sini

“good character”.

adalah orang yang lebih tua yang tidak

fisik

misalnya

dekat, tidak dikenal atau tidak memiliki

Variabel pendidikan karakter di
lingkungan masyarakat dapat di lihat

ikatan

dari hasil penelitian yang menunjukkan

RT/RW, Lurah dll. Namun karena

bahwa ada hubungan yang positif dan

tempat tinggal yang berdekatan atau

signifikan antara pendidikan karakter di

tinggal di suatu daerah yang sama.

lingkungan masyarakat (X2) dengan

Mampu

93

keluarga

menjadi

contohnya

teladan

ketua

maupun

Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
mengontrol tingkah laku anak di

serta interaksi antar masyarakat di

sekitarnya. Anggota masyarakat harus

sekitarnya

dapat memberikan contoh, mengajak,

lingkungan sosial budaya masing –

melarang maupun menegur orang di

masingnya.

sekitarnya

jika

melakukan

sudah

sesuai

dengan

suatu

Hubungan positif di sini berarti

perbuatan yang kurang baik seperti

menunjukkan adanya hubungan yang

merusak fasilitas umum, mengucapkan

searah. Dalam arti, apabila pendidikan

kata-kata

sopan,

karakter di lingkungan masyarakat

membuang sampah sembarangan dan

ditingkatkan, maka sikap kemandirian

lain-lainnya.

siswa juga akan semakin meningkat.

yang

kurang

Selanjutnya
yang

dilakukan

beberapa

hasil
oleh

tempat

observasi
peneliti

bahwa

Sebaliknya apabila pendidikan karakter

di

di lingkungan masyarakat itu menurun,

keadaan

maka sikap kemandirian siswa juga

lingkungan masyarakat sangat aman,

akan menurun. Sebagaimana

ramah, bersih dan bersahabat artinya

diungkapkan oleh Yusuf (2008:34)

masyarakat

memiliki

bahwa

terhadap

merupakan lingkungan ketiga dalam

lingkungan sekitar serta menciptakan

proses pembentukan kepribadian anak-

lingkungan yang jauh dari konflik.

anak setelah lingkungan keluarga dan

Seperti,

lingkungan sekolah yang sesuai dengan

kesadaran

disekitarnya
dan

tidak

peduli

membuang

sampah

lingkungan

yang

masyarakat

sembarangan, tidak ada kerusuhan di

keberadaannya.

sekitarnya, masyarakat pun aktif di

faktor

tempat ibadah/masjid maupun kegiatan

pembentukan karakter siswa, yaitu

positif lainnya di sekitar lingkungan

kegiatan

94

yang

Adapun

beberapa

berpengaruh

siswa

dalam

terhadap

masyarakat,

Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
media massa, teman bergaul, bentuk

interaksi

kehidupan

lingkungan

masyarakat,

dan

tokoh

dan

bergaul

sekitar.

dengan

Selain

di

masyarakat sekitar.

lingkungan keluarga dan masyarakat,

KESIMPULAN

pendidikan karakter juga diperoleh dari

Berdasarkan

hasil

penelitian

lingkungan sekolah. Untuk itu para

bahwa ada hubungan yang positif dan

guru

signifikan antara pendidikan karakter

pendidikan yang berorientasi pada

dalam keluarga dan masyarakat dengan

pembentukan

sikap kemandirian pada Siswa Kelas

kemandirian siswa dapat terbentuk

VIII SMP Negeri 23 Surakarta Tahun

serta bagi siswa sebagai pribadi yang

Ajaran 2016/2017. Hal ini dapat dilihat

menerima pendidikan hendaknya lebih

dari nilai Fhitung sebesar 6,01 yang lebih

selektif

besar dari nilai Ftabel taraf signifikan

informasi

5% sebesar 3,33.

lingkungan

SARAN

lingkungan masyarakat.

Orang tua

dapat

pembentukan

berakibat

karakter

memberikan

contoh

dan

dari

menerima

berbagai

lingkungan,
keluarga

sikap

baik

maupun

Hosnan.
2016.
Psikologi
Perkembangan Peserta Didik.
Bogor : Ghalia Indonesia.

pun demikian di harapkan mampu
perannya

dalam

agar

Darmawan,
D.
2013.
Metode
Penelitian Kuantitatif. Bandung
: Remaja Rosdakarya

yang

kurang baik. Lingkungan masyarakat

meningkatkan

karakter,

Ali dan Asrori, M.2015. Psikologi
Remaja. Jakarta : PT Bumi
Akara.

pada

anak

menitikberatkan

DAFTAR PUSTAKA

dalam mendidik

anak, hendaknya jangan sampai salah
karena

hendaknya

dalam

Jihad,

perilaku

positif terutama ketika anak melakukan

95

S, Rawi, Komarudin.2010.
Pendidikan Karakter Teori Dan
Aplikasi. Jakarta: Kementerian
Pendidikan Nasional.

Jurnal Global Citizen, Volume 2 Nomor 2, Desember 2016
Muslich,M.2011. Pendidikan Karakter
Menjawab
TantanganKrisi
Mulitidimensional. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Samani, M Dan Hariyanto. 2012.
Konsep Dan Model Pendidikan
Karakter. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Sugiaryo. 2005. Statistik Untuk
Penelitian. Bandung : CV
Alfabeta
_______.2000. Metode Penelitian.
Bandung : CV Alfabeta
Sugiyono.2013.Metode
Penelitian
Pendidikan.Bandung:Alfabeta
CV.
________.2015. Metode Penelitian
Kuantitatif Dan Kualitatif Dan
R&D. Bandung :Alfabeta.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Yusuf

dan Nurishan Y. 2008.
Pengembangan
Karakter
Melalui
Hubungan
Anak,
Kakek-Nenek.
Yogyakarta:
Tiara Wacana

96