HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN JAMBAN SEHAT (1)

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN JAMBAN SEHAT KELUARGA
DENGAN KEJADIAN DIARE TINGKAT KELUARGA
DI DESA MANGUNSARI KECAMATAN GUNUNGPATI
KOTA SEMARANG
Afri Zaldy Abdulah*), Raharjo

Apriyatmoko **), Abdul Wakhid ***)

*) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
**) Staf Pengajar Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
***) Staf Pengajar Program Studi Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

ABSTRAK
Kejadian diare kerap dihubungkan dengan kondisi sanitasi yang buruk pada suatu
daerah. Penggunaan jamban sehat merupakan salah satu program sanitasi yang masih menjadi
masalah di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
penggunaan jamban sehat keluarga dengan kejadian diare tingkat keluarga di Desa
Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan metode
observasi dengan pendekatan cross sectional pada 63 kepala keluarga di Desa Mangunsari
pada Januari 2016. Responden keluarga yang diambil menggunakan teknik simple random
sampling. Pengumpulan data diambil dengan kuesioner. Analisa data dilakukan dengan uji

chi square.
Hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang menggunakan jamban sehat
dengan baik memiliki kejadian diare yang lebih sedikit dari responden yang tidak
menggunakan jamban sehat secara baik. Hasil analisis bivariat didapatkan nilai p=0.001 yang
kurang dari nilai α = 0.05. hasil tersebut menunjukan ada hubungan antara penggunaan
jamban sehat keluarga dengan kejadian diare tingkat keluarga .
Berdasarkan hasil penelitian ini perlu adanya peningkatan kebijakan dan program
yang lebih giat dari Puskesmas Gunungpati untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Desa
Mangunsari akan pentingnya penggunaan jamban sehat keluarga bagi kesehatan.
Kata kunci

: Penggunaan Jamban Sehat Keluarga dan Kejadian Diare

1
Hubungan Penggunaan Jamban Sehat Keluarga dengan Kejadian Diare Tingkat Keluarga di Desa Mangunsari
Kecamatan Gunungpati Kota Semarang

ABSTRACT
The incidence of diarrhea is often linked with poor sanitary conditions in an area.
Using latrine is one of the sanitation program which still be a problem in Indonesia. the

purpose of this study was to know correlation between the use of healthy latrines with the
incidence of diarrhea in Mangunsari vilages, gunungpati subdistrik, semarang. This research
uses observation method with cross sectional approach to 63 households in the mangunsari
village. The households were taken by simple random sampling. Data was collected by
questionnaire. Processing data used chi-square test.
The research showed that respondents who use healthy latrines properly has
diarrhea incident less than the respondents who did not use latrines well. Bivariate analysis
results showed the value (p = 0.001) which is smaller than the value α (0.05). it is mean that
there is a relationship between the use of healthy family latrine with the incidence of diarrhea
at Mangunsari village, Gunungpati Semarang.
Based on the result of the research, it is requred to develop a program by
Gunungpati Public Health Service that can increase considering of all Mangusari Village
citizens about the use of healthy family latrine for health.
Key words

: The use of healthy family latrines and Diarrhea incidents.
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Penyakit diare masih menjadi

masalah global dengan derajat kesakitan
dan kematian yang tinggi di berbagai
negara terutama di negara berkembang,
dan sebagai salah satu penyebab utama
tingginya angka kesakitan dan kematian
anak di dunia. Secara umum, diperkirakan
lebih dari 10 juta anak berusia kurang dari
5 tahun meninggal setiap tahunnya, sekitar
20 % meninggal karena infeksi diare
(Depkes RI, 2011).
Menurut data World health
Organization (WHO) pada tahun 2004
secara global setiap tahunnya ada sekitar 2
miliar kasus diare sekaligus merupakan
penyebab nomor satu kematian balita di
dunia. UNICEF melaporkan setiap detik
satu anak meninggal karena diare. Hal ini
terjadi di negara-negara berkembang
seperti Indonesia karena burukya perilaku
higiene

perorangan
dan
sanitasi
masyarakat yang dipengaruhi oleh
rendahnya tingkat sosial, ekonomi dan
pendidikan (Novick and Marr, 2005).

Penggunaan jamban keluarga yang
sehat memiliki peranan besar dalam
tingginya angka kejadian diare di
Indonesia. WHO memberikan predikat
Indonesia sebagai negara dengan sanitasi
terburuk nomor 2 di dunia setelah India.
Dengan 20 juta lebih penduduk yang
belum
memiliki
jamban
keluarga
(Okezone.com/lifestyle, 2014). Sedang
angka prevalensi diare mencapai 3,5%

dari semua kelompok usia. Artinya lebih
dari empat juta penduduk Indonesia
terkena diare dalam setahun. Dengan
kelompok balita sebagai penyumbang
angka terbesar yakni 11,4% (Riskesdas,
2013). Hal ini menunjukan sebuah indikasi
besarnya pengaruh penggunaan sanitasi
yang baik terhadap kejadian diare.
Berdasarkan
data
Puskesmas
Gunungpati tahun 2015 selama bulan
Agustus-September data kejadian penyakit
warga Kelurahan Mangunsari yang
memeriksakan diri akibat diare mencapai
angka 63 kasus pada semua tingkatan
umur. Artinya rata-rata hampir terjadi
lebih dari satu kasus diare setiap harinya.
Jumlah penderita diare sebenarnya
diperkirakan melebihi angka tersebut,


2
Hubungan Penggunaan Jamban Sehat Keluarga dengan Kejadian Diare Tingkat Keluarga di Desa Mangunsari Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang

sebab tidak semua penderita diare
memeriksakan dirinya ke Puskesmas.
Sedang data dari hasil survey Yayasan
Wahana Bakti Sejahtera pada januari 2015
jumlah warga Kelurahan Mangunsari yang
belum memiliki jamban keluarga ialah
sebanyak 86 kepala keluarga (26,7%).
Angka tersebut menunjukan masih banyak
anggota masyarakat yang tidak buang air
secara benar. Membuat penyebaran diare
di daerah tersebut menjadi lebih besar. Hal
tersebut juga menjadi indikator desa
mangunsari belum menerapkan sistem
sanitasi berbasis masyarakat yang baik.
Besarnya angka prosentase warga

Kelurahan Mangunsari yang tidak
memiliki jamban keluarga, dan masih
adanya fenomena penggunaan jamban
yang juga belum efektif serta tingginya
angka kejadian diare di Kelurahan
tersebut. Membuat penulis tertarik untuk
mengetahui adakah hubungan antara
penggunaan jamban sehat keluarga dengan
angka kejadian diare di Kelurahan
Mangunsari.

Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh keluarga yang ada di Desa
Mangunsari, Kecamatan Gunungpati, Kota
Semarang, berdasarkan data pada bulan
Januari 2016.
Pengambilan sampel pada penelitian
ini menggunakan teknik probability
sampling yakni simple random sampling.

Besar sampel dapat dihitung dengan rumus
Khotari dalam Murti (2006) sehingga
didapatkan 63 keluarga sesuai kriteria.
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Subyek Peneliti
Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga
Grafik 1
Distribusi Tingkat Pendidikan Kepala
keluarga (Responden) Pengguna Jamban
Sehat
Keluarga Desa Mangunsari
Kecamatan Gunungpati Kota Semarang
(n-=63)

METODOLOGI
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
dalam bentuk survey yang bersifat
observasional dengan metode pendekatan
cross-sectional. Suatu penelitian yang

dilakukan dengan pengamatan sesaat atau
dalam suatu periode waktu tertentu dan
setiap subjek studi hanya dilakukan satu
kali pengambilan data dengan kuisioner
dan pengamatan untuk mengetahui
hubungan penggunaan jamban sehat yang
baik oleh keluarga di Desa Mangunsari
diamati dengan kejadian diare yang terjadi
pada anggota keluarganya
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa
Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota
Semarang pada tanggal 26 Januari sampai
dengan 4 Februari 2016.

Tingkat pendidikan kepala keluarga
yang paling banyak ialah SMA dengan 31
responden (49%) dan sebagian besar
menggunakan jamban sehat keluarga yakni
26 responden. Jumlah responden yang

berpendidikan sarjana adalah yang paling
sedikit dengan 3 responden (5%) dan
semuanya menggunakan jamban sehat
keluarga.
Penghasilan Kepala Keluarga
Grafik 2
Distribusi Penghasilan Kepala keluarga
(Responden) Pengguna Jamban Sehat
Keluarga Desa Mangunsari Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang (n-=63)

3
Hubungan Penggunaan Jamban Sehat Keluarga dengan Kejadian Diare Tingkat Keluarga di Desa Mangunsari Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang

Gunungpati Kota Semarang masih cukup
banyak yakni 29 responden (45%)
A.

Penghasilan rata-rata responden

adalah 1,5 juta sampai 2 juta dengan
kebanyakan menggunakan jamban sehat
sebanyak 29 responden. Responden yang
berpenghasilan 1,5 juta kebanyakan tidak
menggunakan jamban sehat keluarga.

Hasil Tabulasi Silang Penggunaan
Jamban Sehat Keluarga dengan Kejadian
Diare
Grafik 5
Tabulasi Penggunaan Jamban Sehat
Keluarga Dengan Kejadian Diare Tingkat
Kaluarga Di Desa Mangunsari Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang (n=63)

Penggunaan Jamban Sehat Keluarga
Grafik 3
Distribusi
Responden
Berdasarkan
Penggunaan Jamban Sehat Keluarga Desa
Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota
Semarang (n-=63)

Jumlah responden yang tidak
menggunakan jamban sehat sehat keluarga
di
Desa
Mangunsari
Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang masih cukup
banyak yakni 24 responden (38%).
Kejadian Diare
Grafik 4

Distribusi
Responden
Berdasarkan
Kejadian Diare di Desa Mangunsari
Kecamatan Gunungpati Kota Semarang (n=63)

Jumlah responden yang mengalami
diare di Desa Mangunsari Kecamatan

Keluarga
yang
menggunakan
jamban keluarga dan mengalami diare
jumlahnya lebih sedikit dari yang tidak
menggunakan yakni 12 responden (19%).
Keluarga yang tidak menggunakan jamban
yang diare sebanyak 17 orang (26%).
PEMBAHASAN
Analisis Univariat
Gambaran Penggunaan Jamban Sehat
Di Desa Mangunsari Kecamatan
Gunungpati Kota semarang
Hasil penelitian menunjukan ada
24 responden yang belum menggunakan
jamban sehat secara baik atau 38% dari
jumlah total sampel. Keluarga yang
menggunakan jamban sehat dengan baik
sebanyak 39 orang atau 68%. Jumlah
keluarga yang menggunakan jamban sehat
dengan baik lebih banyak dari yang tidak.
Angka kepemilikan jamban di
Indonesia juga masih menjadi masalah
serius. Menteri Republik Indonesia
melaporkan bahwa cakupan penggunaan

4
Hubungan Penggunaan Jamban Sehat Keluarga dengan Kejadian Diare Tingkat Keluarga di Desa Mangunsari Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang

jamban di pedesaan hanya 49,1% dan
diperkotaan 76%. WHO memberikan
predikat sebagai salah satu negara dengan
penggunaan jamban terburuk di Dunia.
Jawa Tengah berdasarkan data
BPBD tahun 2014 cakupan keluarga yang
masih belum menggunakan jamban sehat
masih mencapai 30%. Angka tersebut juga
tidak terlalu signifikan perbedannya
dengan cakupan penggunaan jamban sehat
di Kota Semarang yang notabene
merupakan kota metropolitan. Data Badan
Pemberdayaan Masyarakat (BAPERMAS)
tahun 2014 menyatakan bahwa cakupan
penggunaan jamban sehat baru mencapai
78%. Artinya masih ada 19.700 keluarga
yang belum mengakses jamban sehat
secara efektif.
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan dari 63 responden yang
diteliti ditemukan bahwa sebagian besar
responden menggunakan jamban sehat
dengan baik sebanyak 39 keluarga (62%),
sedang keluarga yang tidak menggunakan
jamban sehat dengan baik sebanyak 24
reponden (38%).
Perbedaan
jumlah
keluarga yang menggunakan jamban sehat
dan yang tidak menggunakan jamban di
Desa Mangunsari nampak tidak terlalu
berbeda jauh. Artinya masih banyak warga
Desa
Mangunsari
yang
belum
menggunakan jamban sehat secara baik.
Depkes RI tahun 2003 menyatakan
bahwa syarat penggunaan jamban sehat
harus sesuai kriteria yang telah ditetapkan.
Penggunaanya yang rutin dilakukan untuk
kepentingan defekasi. Pemilik tidak
diperbolehkan membuang kotoran di
sungai maupun kebun. Kondisinya bersih,
tersedia air untuk menyiram. Jarak septick
tank tidak boleh kurang dari 10 meter.
Tidak ada serangga atau vektor yang bisa
keluar masuk. Syarat terakhir harus selalu
dibersihkan.
Hasil data kuesioner penggunaan
jamban sehat menunjukan item pertanyaan
no 5 tentang jarak septic tank dengan
sumber air sebagai pertanyaan dengan skor
terendah yakni 46. Artinya sebagian besar
responden yang tidak menggunakan

jamban secara sehat memiliki jarak septic
tankdengan sumber air kurang dari 10
meter. Selain itu item pertanyaan nomor 3
juga memiliki poin yang sedikit yakni 54.
Sebagian responden yang masuk kategori
tidak menggunakan jamban sehat tidak
selalu
menggunakan
jamban
yang
memiliki leher angsa atau septic tank. Jenis
jamban
yang
digunakan
sebagian
responden
tersebut
adalah
jamban
cemplung. Untuk item pertanyaan lain
seperti kepemilikan jamban di rumah dan
penggunaannya,
perilaku
menyiram,
adanya akses serangga yang bisa keluar
masuk dan kebiasaan membersihkan
memiliki skor yang relatif tidak jauh
berbeda.
Menurut Notoatmojo tahun 2010
faktor pendidikan masyarakat sangat
berpengaruh dalam hal pembuangan tinja
masyarakat. Tingkat pendidikan yang
tinggi diharapkan akan memiliki kesadaran
yang tinggi akan pentingnya jamban dan
manfaatnya. Pendidikan kesehatan adalah
mengubah perilaku dari yang merugikan
atau tidak sesuai norma kesehatan ke arah
tingkah laku yang menguntungkan
kesehatan atau normal yang sesuai dengan
kesehatan.
Dari hasil penelitian didapatkan
data
bahwa
responden
yang
berpenghasilan kurang dari RP 1.500.000,banyak yang tidak menggunakan jamban
sehat. Responden yang berpenghasilan
antara Rp 1.500.000,- sampai 2.000.000,juga masih ada yang belum menggunakan
jamban sehat meski jumlahnya lebih
sedikit yakni 5 orang. Tidak ada responden
yang berpenghasilan lebuh dari Rp
2.000.000,- yang tidak menggunakan
jamban keluarga.
GambaranKejadian Diare Di Desa
Mangunsari Kecamatan Gunungpati
Kota Semarang.
Hasil penelitian didapatkan data
responden yang mengalami diare sebanyak
29 responden (45%). Hampir mencapai

5
Hubungan Penggunaan Jamban Sehat Keluarga dengan Kejadian Diare Tingkat Keluarga di Desa Mangunsari Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang

separuh dari responden, meski presentase
responden yang tidak terkena diare
jumlahnya lebih banyak yakni 55%. Angka
kejadian diare di Desa Mangunsari tercatat
cukup tinggi.
Angka kejadian diare di Indonesia
secara umum memang masih tinggi.
Berdasarkan hasil Riskesdas 2013
diketahui bahwa insiden diare pada semua
kelompok umur adalah 3.5%. Artinya
pada tahun 2013 di Indonesia ada
4.128.456 penderita diare. Kejadian diare
di Propinsi Jawa Tengah juga terus
meningkat setiap tahunnya. Pada tahun
2012 tercatat sebanyak 4.528 jiwa, pada
tahun 2013 meningkat sebanyak 10.767
jiwa, sedangkan untuk tahun 2014 tercatat
sebanyak 12.956 jiwa (Dinkes Jawa
Tengah, 2014).
Penelitian yang dilakukan di desa
Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota
Semarang didapatkan hasil kejadian diare
yang tinggi pada anggota keluarga yang
dijadikan responden. Kasus diare pada
anggota keluarga responden ditemui di
keluarga yang tidak menggunakan jamban
sehat dengan tidak baik maupun yang baik.
Hasil penelitian menunjukan 29
keluarga yang terkena diare, rata-rata
anggota keluarga yang terkena lebih dari
satu orang dalam setiap keluarganya.
Rerata usia anggota keluargapun cukup
bervariasi. Artinya diare dapat menyerang
siapa saja, bukan hanya mereka orang tua
atau anak-anak saja.
Sudoyo Aru (2009) mendefinisikan
diare sebagai defekasi dengan tinja
berbentuk cair atau setengah padat,
kandungan air tinja lebih banyak dari pada
biasanya. Diare dapat menyerang siapa
saja tidak terbatas usia.
Analisa Bivariat
Hubungan Penggunaan Jamban Sehat
Keluarga dengan Kejadian Diare
Tingkat Keluarga di Desa Mangunsari
Kecamatan
Gunungpati
Kota
Semarang.

Hasil
analisis
hubungan
penggunaan jamban sehat keluarga dengan
kejadian diare tingkat keluarga di Desa
Mangunsari menujukan bahwa keluarga
yang menggunakan jamban sehat dengan
baik lebih sedikit yang terkena diare yakni
12 responden. Keluarga yang tidak
menggunakan jamban keluarga dengan
baik kejadian diarenya tinggi yakni 39
keluarga (62%). Perbedaan jumlah
penderita diare yang cukup besar
menunjukan bahwa penggunaan jamban
memiliki pengarug pada kejadian diare.
Dengan menggunakan jamban risiko
kejadian diare menjadi lebih kecil,
walaupun tetap ada kemungkinan untuk
diare.
Hubungan penggunaan jamban
sehat dengan kejadian diare sebalumya
pernah dilakukan oleh Syuraidah pada Mei
2013 di Puskesmas Balang Lompo,
Makasar. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan dengan 40 sampel tersebut
didapatkan p value sebesar 0,001. Artinya
ada hubungan antara penggunaan jamban
sehat dengan kejadian diare pada warga di
wilayah kerja Puskesmas balang Lompo.
Hubungan penggunaan jamban
terhadap diare sebelumnya juga pernah
diteliti oleh M. Hafidz pada juli 2015. M.
Hafidz melakukan penelitian hubungan
keadaan jamban sehat keluarga di rumah
anak pra sekolah dengan kejadian diare
pada anak prasekolah
di Mojoanyar,
Kabupaten Mojokerto pada Juli 2015.
Hasil penelitaian tersebut menunjukan
bahwa ada hubungan antara keadaan
jamban yang memenuhi kriteria sehat
dengan kedaian diare pada anak pra
sekolah di daerah tersebut.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian
Tjitra
(2004),
yang
menyimpulkan bahwa anakn yang hidup
dalam rumah tangga tanpa akses jamban
yang memenuhi syarat mempunyai risiko
terkena diare 1,54 kali lebih besar
dibanding anak dengan akses jamban yang
memenuhi syarat. Penelitian dengan hasil
serupa juga dilakukan oleh Meddings dkk

6
Hubungan Penggunaan Jamban Sehat Keluarga dengan Kejadian Diare Tingkat Keluarga di Desa Mangunsari Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang

(2004), yang menunjukkanbahwa program
perbaikan jamban pada rumah tangga
merupakan
faktor
protektif
untuk
terjadinyadiare pada balita.
Penelitian yang dilakukan oleh
Wasis Eko di desa Kracak, Banyumas pada
tahun 2013 tentang penggunaan jamban
dan pemanfaatan terhadap kejadian diare.
Hasil penelitian menunjukan penggunaan
jamban memiliki hubungan dengan
kejadian diare. Pemanfaatan air juga
memiliki hubungan dengan kejadian
diare.Warga yang menggunakan jamban
dan memanfaatkan air bersih memiliki
kejadian diare yang lebih sedikit dibanding
warga yang tidak menggunakan jamban
dan memanfaatkan air bersih.
Uji statitik dengan chi Square pada
penelitian
ini
didapatkan
p
value=0,002≤0,05;
sehingga
ada
hubungan antara pengguanaan jamban
sehat keluarga pada kejadian diare tingkat
keluarga di Desa Mangunsari Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini tidak terlepas dari
adanya keterbatasan – keterbatasan peneliti
dalam penyusunannya saja. Keterbasatasan
peneliti antara lain adalah pemilihan
pendekatan dengan metoda cross sectional.
Kelemahan metoda ini adalah hasil
penelitian hanya berdasarkan satu kali
pengamatan saja.
Instrument
penelitian
ini
merupakan adaptasi dari penelitian lain
yang juga digunakan untuk mengetahui
hubungan penggunaan jamban sehat
dengan kejadian diare di Kota Semarang.
Kelemahannya adalah peneliti tidak
melakukan uji validitas kembali di daerah
dengan karakteristik yang sama dengan
desa Mangunsari. Karakteristik responden
yang peneliti tetapakan hanya terbatas
pada segi pendidikan dan penghasilan saja.
Kelemahan dari segi responden
diantaranya adalah ada beberapa keluarga
yang tidak boleh dilihat kondisi
jambannya. Hal ini membuat peneliti

hanya mampu menginterpretasikan data
penelitian berdasarkan hasil isian pada
kuesioner saja tanpa mengetahui keadaan
jamban
yang
dimiliki
responden
sebenarnya.
KESIMPULAN
Angka penggunaan jamban sehat
keluarga di Desa Mangunsari Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang masih belum
baik. Hasil penelitian menunjukan
responden yang tidak menggunakan
jamban sehat dengan baik
adalah
sebanyak 24 keluarga (38%)
Angka kejadian diare di Desa
Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota
Semarang cukup tinggi. Hasil penelitian
menunjukan jumlah responden yang
mengalami
diare
pada
anggota
keluarganya dalam 3 bulan terakhir
sebanyak 29 keluarga (46%)
Dengan uji Chi Square didapatkan
p value=0,002≤0,05;
sehingga ada
hubungan antara penggunaan jamban sehat
keluarga pada kejadian diare
tingkat
keluarga di Desa Mangunsari Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang.
SARAN
Diharapkan kepada Puskesmas
Gunungpati maupun Dinas Kesehatan
Kota Semarang
dapat meningkatkan
program yang mengena pada masalah
peningkatan level Open Defecation Free
(ODF) di Desa Mangunsari. Peningkatan
kinerja surveilans jamban, penyuluhan
akan pentingnya jamban sehat keluarga
dan bantuan pemabngunan jamban sehat
keluarga dapat dijadikan alternatif yang
efektif.
Diharapkan peneliti selanjutnya
untuk menggunakan metode penelitian
yang lebih baik. Penelitian selanjutnya
sebaiknya menggunakan kuesioner yang
lebih baku dan valid. Karakteristik
responden bisa lebih diperjelas lagi
penentuannya.

7
Hubungan Penggunaan Jamban Sehat Keluarga dengan Kejadian Diare Tingkat Keluarga di Desa Mangunsari Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang

DAFTAR PUSTAKA
[1] Abdullah, 2010. Tujuh Syarat
Membuat Jamban Sehat. Yogyakarta :
Pustaka Insan Madani
[2] Adisaputri, 2009. Pengaruh faktor
lingkungan terhadap angka kejadian
diare pada balita di kelurahan pondok
ranji.
Laporan
Penelitian.Jakarta :Program Studi
Pendidikan
Dokter
Fakultas
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan.
Universitas Islam Negeri Syarif
HidayatullahDalami, E. 2009. Asuhan
Keperawatan Jiwa Dengan Masalah
Psikososial. Trans Info Media :
Jakarta
[3] Balitbang Kesehatan Kementrian
Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan
Dasar (RISKESDAS) Tahun 2013.
Jakarta
[4] Depkes RI. 2012. Profil Kesehatan
Indonesia
2011.
http://www.depkes.go.id
(diakses
tanggal 12 Oktober).
[5] Dinkes Prov. Jateng. Profil Kesehatan
Jawa
Tengah
2014.http://www.dinkesjatengprov.go.
id/dokumen/2014/. (Diakses pada
tanggal 14 September 2015).
[6] Murti. 2006. Prinsip dan Metode riset
Epidemiologi. Yogyakarta : Gajah
Mada University Press.

[7] Notoatmodjo, s. 2007. Perilaku
kesehatan dan ilmu perilaku, Jakarta:
PT Rineka Cipta.
[8] Nursalam.
2011.
Konsep
dan
Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan, Edisi II. Jakarta:
Salemba Medika.
[9] Setiawan, 2006. Diare Akut karena
Infeksi In: Aru W. Sudoyo, Bambang
Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus
Simadibrata K., Siti Setiati. Editors:
BukuAjar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid
III
edisi
IV.
Jakarta:
Pusat
PenerbitanDepartemen Ilmu Penyakit
Dalam
Fakultas
Kedokteran
Universitas Indonesia
[10] Sudoyo, Aru . 2009.Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam.Jakarta : Interna
Publishing
[11] Syuraidah.
2013.
Hubungan
Penggunaan
Jamban
Terhadap
Kejadian Diare. Makasar : Stikes
Nani Hasanudin.
[12] World Health Organization, By
Novick and Marr. 2005. Implementing
the New recommendation on the
clinical management of diarrhea:
guidelines for policy makers and
programme managers. Geneva : WHO
Press.

8
Hubungan Penggunaan Jamban Sehat Keluarga dengan Kejadian Diare Tingkat Keluarga di Desa Mangunsari Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang