Konsep Dasar Model Model Pembelajaran

Konsep Dasar Model-Model Pembelajaran
Leoni Yuliawati (1504926)
Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
leonyyuliawai@gmail.com

MODEL MODEL PEMBELAJARAN
A. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara pendidik dan peserta
didik di dalam suatu lingkungan belajar. Dalam sebuah proses pembelajaran
terdapat beberapa komponen yang saling berhubungan satu sama lain. Komponenkomponen tersebut ialah pendekatan, strategi, metode, teknik dan taktik.
B. Hakikat Model Pembelajaran
Pada hakikatnya, model pembelajaran adalah model yang digunakan olehguru
atau instruktur untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar, yang memuat
kegiatan guru dan siswa dengan memperhatikan lingkungan dan sarana
prasarana yang tersedia di kelas atau tempat belajar.
1 . Pengertian Model Pembelajaran
Model dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) diartikan sebagai pola
dari sesuatu yang akan dihasilkan atau dibuat. Secara kaffah model dimaknai
sebagai suatu obyek atau konsep yang digunakan untuk merepresentasikan
sesuatu hal yang nyata dan dikonversi menjadi sebuah bentuk yang lebih
komprehensif (Meyer, 1985). Model pembelajaran pada dasarnya merupakan

bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran
merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode,
dan teknik pembelajaran.
2. Fungsi model pembelajaran
Secara umum model pembelajaran berfungsi untuk membantu dan membimbing
guru untuk memilih komponen proses dalam pembelajaran teknik, strategi, dan
metode pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai.Adapun secara
khusus model-model pembelajaran memilki fungsi sebagai berikut :
1. Membantu dalam menciptkan perilaku peserta didik yang diingkan
2. Membantu guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang sesuai
3. Membantu proses interaksi antara guru dan peserta didik.
4. Membantu duru dalam memilih materi pembelajaran yang tepat
3. Komponen Model Pembelajaran
Berbicara lebih jauh tentang model pembelajaran ini, Joyce dan Weil (1986)
mengemukakan beberapa key ideas yang perlu kita pahami sebagai komponen
suatu model pembelajaran :

1.


Sintaks (Syntax) daripada model, yaitu langkah-langkah, fase-fase, atau urutan
kegiatan pembelajaran. Jadi sintaks itu adalah deskripsi model dalam action.
Setiap model mempunyai sintaks atau struktur model yang berbeda-beda

2.

Prinsip Reaksi (Principle of Reaction) yaitu reaksi pembelajar atas aktivitasaktivitas pebelajar. Jadi prinsip reaksi itu akan membantu memilih reaksi-reaksi
apa yang efektif dilakukan pebelajar.

3.

Sistem-Sosial (social system)
Sistem sosial ini mencakup, 3 (tiga) pengertian utama yaitu :
 deskripsi rnacam-macam peranan pembelajar dan pebelajar


deskripsi hubungan hirarkis/ otoritas pembelajar dan pebelajar,




deskripsi macam-macam kaidah untuk mendorong pebelajar.

Sistem sosial sebagai unsur model agaknya kurang berstruktur dibandingkan
dengan unsur sintaks.
4.

Sistem Pendukung (Support System)
Sistem pendukung ini sesungguhnya merupakan kondisi yang dibutuhkan oleh
suatu model. Jadi, bukanlah model itu sendiri. Sistem pendukungnya bertolak
dari pertanyaan-pertanyaan dukungan apa yang dibutuhkan oleh suatu model
agar tercipta lingkungan khusus. Dalam hubungan ini, sistem pendukung itu
berupa kemampuan/keterampilan dan fasilitas-fasilitas teknis. Sistem pendukung
diturunkan dari dua sumber yaitu kekhususan-kekhususan peranan pembelajar
dan tuntutan pebelajar.
Dalam proses pembelajaran umumnya membutuhkan transkrip atau deskripsi
peristiwa pembelajaran bagi pengguna model-model tertentu. Di samping itu
dibutuhkan pula analisis kesulitan pelajaran dan analisis kesulitan-kesulitan
khusus penggunaan model. Sebagaimana telah dikemukakan bahwa setiap
model mempunyai kegunaan utama di samping kegunaan-kegunaan lainnya
yang dapat diterima.


5.

dampak instuksional (Instructional effects)
Dalam hal ini beberapa model didesain untuk tujuan-tujuan yang amat spesifik
dan beberapa lainnya dapat dipergunakan secara umum. Penggunaan model
manapun harus dapat memberi efek belajar bagi pebelajar. Efek belajar ini dapat
berupa direct atau instructional effects atau berupa indirect. Instructional effects

adalah pencapaian tujuan sebagai akibat kegiatan-kegiatan instruksional.
Biasanya beberapa pengetahuan Biasanya beberapa pengetahuan/ketrampilan.
6.

Dampak Pengiring (nurturant effect)
nurturant effect adalah efek-efek pengiring yang ditimbulkan model karena
pebelajar menghidupi (living in) sistem lingkungan belajar, misalnya
kemampuan berpikir kreatif sikap terbuka dan sebagainya. Seorang pembelajar
memiliki model atau strategi pembelajaran karena ingin mencapai instructional
effects dan nurturant effects


C. Macam-macam model pembelajaran
1. Koperatif (CL, Cooperative Learning).
Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang
penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab
bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu,
belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi
(sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan
berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniature dari hidup
bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara
berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep,
menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok
kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siswa
heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi, dan meminta
tanggung
jawab
hasil
kelompok
berupa
laporan

atau
presentasi.
Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk
kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan.
2. Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya
jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan
siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan
disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana
menjadi kondusif – nyaman dan menyenangkan. Prinsip pembelajaran kontekstual
adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan
mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi
.
Ada tujuh indikator pembelajaran kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model

lainnya, yaitu modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensitujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh), questioning (eksplorasi,
membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri,
generalisasi), learning community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok
atau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan), inquiry (identifikasi,
investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan), constructivism

(membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis),
reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut), authentic assessment (penilaian selama
proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha siswa,
penilaian portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya dari berbagai aspek dengan
berbagai cara).
3. Realistik (RME, Realistic Mathematics Education)
Realistic Mathematics Education (RME) dikembangkan oleh Freud di Belanda dengan
pola guided reinvention dalam mengkontruksi konsep-aturan melalui process of
mathematization, yaitu matematika horizontal (tools, fakta, konsep, prinsip, algoritma,
aturan untuk digunakan dalam menyelesaikan persoalan, proses dunia empirik) dan
vertikal (reoorganisasi matematik melalui proses dalam dunia rasio, pengembangan
matematika).
Prinsip RME adalah aktivitas (doing) konstruksivis, realitas (kebermaknaan prosesaplikasi), pemahaman (menemukan-informal daam konteks melalui refleksi, informal ke
formal), inter-twinment (keterkaitan-intekoneksi antar konsep), interaksi (pembelajaran
sebagai aktivitas sosial, sharing), dan bimbingan (dari guru dalam penemuan).
4. Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning)
Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada keterampilan
dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran langsung.
Sintaknya adalah menyiapkan siswa, sajian informasi dan prosedur, latihan terbimbing,
refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut dengan metode ceramah

atau ekspositori (ceramah bervariasi).

Daftar Pustaka:
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/10234/Modul
%20Indrawati.pdf?sequence=1 [Online]
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/
195404021980112001-IHAT_HATIMAH/
Pengertian_Pendekatan,_strategi,_metode,_teknik,_taktik_dan.pdf[Online]
http://thesecondprinciple.com/teaching-essentials/models-of-teaching/[Online]