Sistem Pelaporan Keamanan Via GSM Modem

Sistem Pelaporan Keamanan Via GSM Modem
Berbasis Beaglebone Black
Sevia Indah Purnama

Abstract— System Auto Report Event is a part of security
system that giving a report to owner house when something
happened to the house. Security system that use 3G connection has
a lack signal when it reached a country or village or even
mountain. To overcome that, using GSM signal is one of the way
to keep the signal. When 3G signal in state of no service, GSM
signal appear as backup. If there is a thief or fire, then sensors will
activated and send the signal through beaglebone black and the
beaglebone black forwarded it to modem to send sms and calling
the owner house. This system use Beaglebone Black as a controller,
PIR sensors and smoke sensor, and using wavecom modem to send
the report. This development system is using RAD method. When
the sensors sensing a movement or smoke, it will raise Beaglebone
Black’s P8 Header that used for output. Detection of high output
will excecute program for sending SMS to owner. Understanding
Beaglebone Black SRM and datasheet of sensor is important
because max voltage of Beaglebone Black pins is 3.3V and it will

damage the board if higher. This system relied on hardware
qualification, GSM network and delay process to send sms or
dialing a phone.
Keywords: Beaglebone Black, PIR Sensors, GSM, SMS, auto
report.

I. PENDAHULUAN

P

erkembangan sains dan teknologi yang lebih lanjut
memungkinkan banyak aplikasi yang dikembangkan,
termasuk dalam Smart Home[1]. Smart Home
merupakan sebuah rumah yang menggunakan teknologi
informasi untuk memonitor lingkungan, mengontrol peralatan
elektronik dan berkomunikasi dengan dunia luar[2]. Smart
Home menghubungkan peralatan dalam rumah agar dapat
berkomunikasi antara alat dengan alat atau alat dengan
manusia[3]. GSM Networks memiliki kelebihan, di antaranya,
area yang luas, jarak yang panjang dan bisa menggunakan

komunikasi suara. GSM Networks secara langsung dapat
memberi informasi kemungkinan bahaya yang menghampiri
rumah[4]. Dengan mengombinasikan sensor, kontroler dan
teknologi GSM, dapat didesain sistem keamanan rumah yang
dapat melaporkan adanya pencuri, kebocoran gas dan asap
dengan mengirim pesan pada handphone pemilik rumah[5].
Salah satu cabang penggunaan teknologi Smart Home ini
digunakan untuk System security atau keamanan. Pemasangan
sistem keamanan rumah dapat diterapkan dengan membuat
metode keamanan yang memanfaatkan jaringan GSM yang ada
di semua daerah untuk mengirimkan sms notifikasi jika terjadi
sesuatu pada rumah tersebut juga telah dikembangkan[6].

Pemilik rumah akan dikirimkan pemberitahuan berupa sms
yang memberitahukan kejadian apa yang terjadi di rumah
tersebut. Penggunaan metode ini hanya membutuhkan
handphone biasa dan sinyal GSM yang tersebar dimana-mana.
Pembuatan auto report event dengan cara menelpon pemilik
rumah ini merupakan salah satu alternatif yang bisa digunakan
untuk memaksimalkan pengamanan rumah, di mana sebuah

sistem itu akan mengirimkan notifikasi sms sebelumnya pada
pemilik rumah, jika dalam waktu tiga menit tidak dibalas oleh
penerima, maka sistem ini akan menggunakan fasilitas autodial
pada modem untuk menelpon pemilik. Pengembangan
pelaporan otomatis menggunakan telepon ini bertujuan untuk
menindaklanjuti sesegera mungkin setelah sebuah kejadian
terjadi pada keamanan rumah, misalnya kebakaran, kebocoran
gas atau usaha pencurian dengan jeda waktu seminimal
mungkin.
II. METODE PENELITIAN
Metode
Metode pengembangan sistem ini dilakukan dengan metode
RAD (Rapid Application Development) yaitu penggabungan
beberapa metode atau teknik terstruktur. Proses pengembangan
RAD meliputi:
a. Observasi lapangan pada pengembangan sistem
security Smart Home.
b. Mendesain dan melakukan pengujian pada tiap
subsistem
c. Mempelajari desain lagi jika terjadi kegagalan

pengujian
d. Menguji sistem secara keseluruhan
e. Kembali menguji desain jika terjadi kegagalan
pengujian.
f. Membuat analisa sistem
g. Membuat kesimpulan dan saran

MULAI

OBSERVASI LAPANGAN:
Pengembangan
Security Sistem Smart House

DESAIN/
PERANCANGAN SISTEM:
1.Hardware
2.Software
PENGUJIAN SISTEM:
1.Hardware
2.Software


TIDAK

HASIL UJI:
GPIO HIGH

YA

PENGUJIAN
SISTEM KESELURUHAN:
1. Pengambilan data
2.Pentabelan data
TIDAK

HASIL UJI:
1. TELEPON
2. SMS

YA


PENGOLAHAN DATA:
1.Analisis/Pembahasan

KESIMPULAN DAN
SARAN

SELESAI

Sistem ini disusun dengan beberapa peralatan sebagai berikut:
1. Beaglebone Black sebagai sistem operasi
2. Sensor asap
3. PIR sensor
4. Modem GSM
Blok diagramnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Sensor PIR
Sensor Asap

USB

Modem Wavecom


Snsor Asap
Sensor asap MQ2 merupakan sensor yang digunakan untuk
mengetahui kualitas udara atau untuk mengetahui kandungan
yang terjadi dalam udara. Sensor MQ2 tersebut terbuat dari
bahan peka gas yaitu SnO.

GSM
NETWORK

GPIO

Beaglebone
Black

Pir Motion Sensor Module GH-718 merupakan modul sensor
yang diintegrasikan untuk pendeteksian pada saat masuk,
dilengkapi dengan mikrokontroler dan muatan DC.
Spesifikasi sensor ini sebagai berikut:
1. Tegangan input DC 4,5V sampai 20V

2. Arus tetap 50µA
3. Sinyal output LOW sebesar 0,3V dan output HIGH bisa
mencapai 5V
4. Derajat penjagaan/ Sentry angle sebesar 110 degree
5. Jarak penjagaan/ Sentry distance maksimal sepanjang 7
meter
6. Shunt untuk Trigger override : H-Yes, L-No
7. Ukuran 38mm*28mm (32mm*24mm)

Telepon

Rx Tx

Blok diagram di atas menunjukkan alat-alat yang dipakai dalam
perancangan sistem auto report event untuk pengembangan
sistem keamanan smart house sehingga memudahkan kita untuk
memutuskan apa saja yang dibutuhkan dalam membuat alat ini
agar sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
Sensor yang digunakan adalah sensor asap dan PIR sensor
sebagai perwakilan dari berbagai sensor keamanan yang ada.

Sensor asap digunakan untuk mendeteksi adanya kebakaran
dengan output berupa analog, sedangkan PIR sensor digunakan
sebagai pendeteksi adanya gerakan manusia yang memberikan
output berupa logic 1 atau 0 pada GPIO Beaglebone Black, jika
tegangan pada GPIO Beaglebone Black berubah, maka akan
terjadi proses pengiriman perintah ke modem GSM untuk
mengirim SMS atau panggilan telepon ke handphone pemilik
rumah. Jika pesan sudah dikirim, maka modem menunggu
balasan dari pemilik rumah. Setelah menerima balasan, modem
meneruskan balasan tersebut ke Beaglebone Black untuk
ditindaklanjuti.
PIR Sensor
PIR (Passive Infrared Receiver) merupakan sebuah sensor
berbasiskan infrared. Akan tetapi, tidak seperti sensor infrared
kebanyakan yang terdiri dari IR LED dan fototransistor. PIR
tidak memancarkan apapun seperti IR LED. Sesuai dengan
namanya ‘Passive’, sensor ini hanya merespon energi dari
pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki oleh setiap benda
yang terdeteksi olehnya. Benda yang bisa dideteksi oleh sensor
ini biasanya adalah tubuh manusia.


Berikut adalah karakteristik dinamis dari sensor asap
MQ2:

Gambar 2.1 Grafik Sensitifitas MQ2

Gambar grafik diatas menunjukkan karakteristik kepekaan
dari MQ2 untuk beberapa gas, sumbu Y merupakan rasio
resistance sensor (Rs/Ro), sumbu x merupakan konsentrasi
gas. Rs adalah resistansi pada gas yang berbeda, Ro adalah
resistansi dari sensor pada 100ppm amoniak.
Beaglebone Black
Beaglebone Black yang dikeluarkan oleh Texas Instrument
merupakan tambahan terbaru keluarga Beagleboard.org.
Beaglebone Black dirancang untuk memenuhi kebutuhan
Komuitas Open Source, adopter pemula, dan siapapun yang
tertarik pada ARM Cortex A-8 prosesor dasar dengan harga
yang rendah. Embedded system ini dilengkapi dengan satu set
fitur minimal yang membuat penggunanya dapat
memaksimalkan kekuatan prosesornya. Beaglebone Black ini


digunakan sebagai dasar eksperimentasi dan pembelajaran
bagaimana memprogram prosesor untuk mengakses peripheral
dengan hardware atau sorftware yang kita buat sendiri. Fitur
dari Beaglebone Black dapat dilihat pada list di bawah ini:
1. Processor : 1GHz ARM Cortex-A8 yang dilengkapi 512MB

RAM DDR3.
2. Power Connector : 5V dan 500mA. Dilengkapi dengan small
power chip yang memproteksi Beaglebone Black dan tidak
akan membiarkan powernya menyala jika dikoneksikan dengan
voltase yang lebih banyak. Meski begitu, hal yang terbaik
adalah memasukkan hanya 5V power supply pada Beaglebone
Black.
3. Port Ethernet : dengan standart RJ45 yang dapat digunakan
dengan mudah untuk proyek yang mengharuskan
pengkoneksian dengan internet. Dapat dikoneksikan langsung
dengan router atau pada komputer menggunakan ethernet cable.
4. Tombol Reset : tekan tombol ini untuk mereset beaglebone
black, fungsi ini seperti fungsi komputer pada umumnya.
5. USB Host Port : port USB yang dapat digunakan untuk
menyambung hardware termasuk mouse, keyboard dan wiFi
adapter.
6. Onboard LEDs : LED yang akan menyala ketika ada supply
yang terletak di dekat power connector dan ada empat buah
LED yang bisa diprogram melalui software, letaknya di dekat
tombol reset. Sebagai default, LED 0 akan menunjukkan
“heartbeat” ketika sistem dijalankan, LED 1 akan menyala
ketika mengakses microSD card, LED 2 akan berkedip ketika
CPU sedang aktif dan LED 3 akan berkedip ketika on-board
flash memory pada Beaglebone Black sedang diakses.
7. Expansion Header: dua expansion header yang bernama P8
dan P9 yang mengijinkan pengintegrasian beaglebone black
pada proyek elektronik. Pin pin di dalamnya bisa dikonfigurasi
menjadi beberapa bagian dengan fungsi yang berbeda-beda
yang akan dijelaskan pada Bab III.

11. Serial header: dapat digunakan untuk mengkoneksikan
kabel FTDI TTL-232 atau digunakan sebagai debugging
sehingga bisa digunakan pada terminal melalui USB.
12. On Board Flash Memory: support pada beaglebone black
yang memungkinkan beaglebone black berjalan tanpa
microSD. Memory ini disebut eMMC.
13. Boot Switch: digunakan untuk mengubah boot dari eMMC
ke microSD card.

GSM Modem
GPRS modem Wavecom Fastrack M1306B Serial Rs-232
merupakan modul gprs yang bisa mengirim dan menerima
pesan suara, data, fax, email, SMS maupun MMS. Modem ini
biasanya digunakan sebagai server pulsa dan sistim SMS
gateway yang mendukung AT command. AT command
digunakan sebagai remote control. Modem ini memiliki
kecepatan transfer sebesar 115KB/s.

Gambar 2.3 Modem Wavecom Fastrack M1206B

Modem ini memiliki beberapa interface, yaitu LED yang
digunakan sebagai indicator, antenna luar, serial RS232 dan
link control, power supply dan Simcard holder.
Max232
MAX232 merupakan salah satu jenis IC rangkaian antar muka
dual RS-232 transmitter / receiver. MAX232 hanya
membutuhkan power supply 5V ( single power supply ) sebagai
catu. IC MAX232 di sini berfungsi untuk merubah level
tegangan pada RS232 menjadi level tegangan TTL / CMOS. IC
MAX232 terdiri atas tiga bagian yaitu dual charge-pump
voltage converter, driver RS232, dan receiver RS232.
1.

2.

Gambar 2.2 Beaglebone Black dan portnya

8. Mini USB port : USB port ini membuat Beaglebone Black

dideteksi sebagai device ketika dikoneksikan pada komputer.
Komputer tidak hanya memberi supply pada Beaglebone Black,
tapi juga bisa mengaksesnya.
9. MicroSD Card slot: sebagai slot untuk microSD yang

berfungsi sebagai pengganti hard drive pada beaglebone black
untuk menyimpan sistem operasi, program, dan data. Pada
beaglebone black, operating system terletak pada onboard flash
memory dan bisa diupdate melalui microSD.
10. Micro HDMI Port : untuk menyambungkan Beaglebone

Black dengan monitor atau televisi.

3.

Dual Charge-Pump Voltage Converter
Charge-pump internal ini berfungsi untuk menkonversi
tegangan +5V menjadi ±10V (tanpa beban) untuk operasi
driver RS232.
Driver RS232
Output ayunan tegangan (voltage swing) driver typical
adalah ±8V. Nilai ini terjadi saat driver dibebani dengan
beban nominal receiver RS232 sebesar 5kΩ atau Vcc =
5V. Resistor pull-up mengakibatkan output driver yang
tidak terpakai menjadi low karena semua output driver
diinversikan.
Receiver RS232
EIA mendefinisikan level tegangan lebih dari 3V sebagai
logic 0, berdasarkan hal tersebut semua receiver
diinversikan. Input receiver dapat menahan tegangan input
sampai dengan ±25V dan menyiapkan resistor terminasi
input dengan nilai nominal 5k. Nilai input receiver
hysteresis typical adalah 0,5V dengan nilai minimum 0,2V,
dan nilai delay propogasi typicalnya adalah 600ns.

6

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

7

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

Pengujian dilakukan berdasarkan jarak dan sudut, tiap 1m
jarak pergerakan diuji sebanyak 11x dengan sudut yang
berbeda-beda. Jarak maksimal PIR dapat dilihat pada
Tabel 3.2 di bawah ini.
Tabel 3.2. Jarak maksimal PIR Sensor

Gambar 2.4 Rangkaian IC MAX232

Max485
MAX485 adalah IC transmiter/receiver yang digunakan untuk
komunikasi RS-485 and RS-422. IC ini memiliki satu driver
dan satu receiver. Tranciever ini membutuhkan arus antara
120µA dan 500µA ketika berisi muatan atau dalam muatan
kosong. MAX485 didesain untuk aplikasi half-duplex.

Gambar 2.5 Rangkaian IC MAX485

III. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. PIR sensor
PIR sensor bekerja dengan cara mendeteksi inframerah dan
panas tubuh manusia. PIR sensor itu sendiri memiliki dua slot
dan tiap slot dibuat dari materi yang sensitif oleh infrared (IR).
Ketika sensor dalam keadaan diam, kedua slot mendeteksi
jumlah IR yang sama yang dipancarkan oleh ruangan atau
dinding atau outdoor. Ketika ada manusia yang memasuki area
sensing slot, slot satu mendeteksi yang menyebabkan
perubahan IR yang menyebabkan perbedaan diferensial positif
dan ketika manusia meninggalkan sensing area, terjadilah
diferensial negatif. Hal inilah yang menyebabkan aktifnya
output PIR sensor.
Tabel 3.1. Hasil uji PIR sensor
Sudut ( ° )
Jarak (m)

50

40

30

20

10

0

-10

-20

-30

-40

-50

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

2

0

1

1

1

1

1

1

1

1

1

0

3

0

0

1

1

1

1

1

1

1

0

0

4

0

0

1

1

1

1

1

1

1

0

0

5

0

0

0

0

1

1

1

0

0

0

0

Sudut (°)

jarak maksimal (m)

50

1

40

2

30

4

20

4

10

5

0

5

-10

5

-20

4

-30

4

-40

2

-50

1

Berdasarkan tabel di atas, jarak maksimal yang dapat dideteksi
oleh PIR sensor pada sudut ±50° sebesar 1 meter, pada sudut
±40° sebesar 2 meter, pada sudut ±30° dan ±20° sebesar 4
meter dan pada sudut ±10° dan 0° sebesar 5 meter. Pada jarak
pada jarak 6m, sensor sudah tidak dapat mendeteksi
pergerakan. Berdasarkan datasheet, jarak maksimum sensor
untuk bisa mendeteksi adalah 7m dan sudutnya sebesar 110°.
Pembagian kanan dan kiri dilakukan dengan membagi sudut
tersebut menjadi 2, yaitu kanan 55° dan kiri 55°. Untuk sudut
di sebelah kiri sensor, diberikan tanda (-) agar dapat dibedakan
kanan kirinya.
Nilai error sensor dihitung dengan rumus:
𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑠𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟 =

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑔𝑎𝑙
𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛

Dari 77 kali percobaan didapatkan hasil 37 kali PIR sensor
dapat mendeteksi pergerakan manusia dan 40 kali gagal.
Perhitungannya sebagai berikut :
40
𝑥100% = 52%
77
Persentase pendeteksian jika dibandingkan dengan datasheet
adalah 52%.
Jadi jarak maksimum yang dapat dideteksi oleh sudut ±50°
adalah 1 meter, sudut ±40° dideteksi pada jarak maksimum 2
meter, sudut ±30° dan ±20° memiliki jarak maksimum 4 meter
dan pada sudut 0 - ±10° jarak maksimum pendeteksian sebesar
5 meter dengan error pengukuran sebesar 52%. Error yang
besar ini didapatkan karena deviasi sudut PIR sensor dalam
mendeteksi gerakan bergantung pada bentuk lensa sehingga
mengakibatkan perbedaan sudut yang terjadi akan
mempengaruhi jarak pendeteksian.

2. Sensor Asap
Sensor asap MQ-2 bekerja dengan mendeteksi kandungan gas
yang berada di udara, termasuk asap. Jika asap dideteksi, maka
resistansi elektrik sensor akan turun karena Pin H yang panas
membakar gas-gas di sekitarnya. Dengan turunnya resistansi
elektrik sensor, VRL (bisa disebut Vo karena merupakan
tegangan keluaran) akan semakin naik. Naiknya VRL dibaca
oleh Header P8 pin 18 yang dihubungkan dengan LED. Di
bawah ini hasil pengujian sensor asap :
Rangkaian pengujian sensor asap dapat dilihat pada gambar
Tabel 3.3 Hasil uji sensor asap
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Kondisi
Tidak ada asap
Tidak ada asap
Tidak ada asap
Tidak ada asap
Tidak ada asap
Ada asap
Ada asap
Ada asap
Ada asap
Ada asap

Vo (mV)
142.0
140.0
138.0
197.0
217.0
497.0
428.0
388.0
510.0
491.0

runscript
Aman
Aman
Aman
Aman
Aman
Bahaya
Bahaya
Bahaya
Bahaya
Bahaya

LED
Mati
Mati
Mati
Mati
Mati
Nyala
Nyala
Nyala
Nyala
Nyala

Gambar 3.4 Rangkaian pembagi tegangan

Jika tegangan yang diperlukan berada di bawah 1.8V,
berdasarkan rumus pembagi tegangan di atas, maka cara yang
diambil sebaiknya memperkecil nilai RL. Berapapun nilai RS,
jika nilai RL kecil, nilai Vo juga akan ikut kecil.
Vo akan bertambah nilainya ketika nilai RS menurun, nilai
yang bertambah ini dibaca di Port ADC Beaglebone Black dan
ditentukan berapa nilai tegangan jika asap dideteksi, kemudian
dibandingkan secara software.
3. Konverter RS485 to RS232
Rangkaian pengujian konverter dapat dilihat pada Gambar 3.5
di bawah ini:

Pengujian Sensor Asap dengan Beaglebone Black
600

100%

500

80%

400

60%

300
40%

200

20%

100

0

0%
1

2

3

4

LED

5

6

7

8

9

10

Tegangan output (mV)

Gambar 3.2 Hasil uji sensor asap

Dari 10x percobaan dapat dilihat jika ada asap, maka hasil
eksekusi program akan menampilkan “Bahaya!!!” di terminal.
Rangkaian sensor asap dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.5 Rangkaian pengujian konverter RS485 ke RS232
Gambar 3.3 Rangkaian sensor asap

Sensor MQ-2 ini memiliki 6 buah masukan yang terdiri dari tiga
buah supply power (VCC) sebasar +5 volt untuk mengaktifkan
heater dan sensor, VSS (Ground), dan pin keluaran dari sensor
tersebut. Pin keluaran dari sensor dihubungkan dengan Header
P9 pin nomor 40 pada beaglebone black sebagai masukan.
Karena pin analog Beaglebone Black tidak boleh melebihi
1.8V, maka diperlukan RL yang dapat membuat output sensor
asap tidak melebihi 1.8V. untuk itu diperlukan perhitungan
pembagi tegangan untuk menentukan RLnya.

Pengujian converter rs232 ke rs485 dengan rangkaian pada
Gambar 3.5 dengan outputnya diumpanbalikkan ke UART4
dan UART2 pada Beaglebone Black dapat dilihat pada Tabel
3.4 di bawah ini. Pnegujian ini dilakukan dengan menjalankan
program usart.py
Tabel 3.4. Pengujian converter rs232 ke rs485
No
Uart4
Uart2
Hasil
1

RE/DE
1

RE/DE
1

2

1

0

3

0

1

4

0

0

deteksi PIR sensor terbatas, sehingga membutuhkan lebih dari
satu sensor untuk area yang cukup luas.

4. Modem GSM
Pengujian modem dilakukan dengan menambahkan
ATcommand pada script program.
Perintah AT+CMGS=”nomor”  digunakan
untuk mengiri pesan pada pemilik rumah.
Perintah ATD+nomor;  digunakan untuk menelepon pemilik
rumah.
Hasil pengujian Modem
Pengujian ke-

Pengujian SMS

1.
2.
3.
4.
5

Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil

Delay
(s)
5.92
4.85
6.25
5.36
6.29

Telepon
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil

Delay
(s)
16.85
14.25
10.56
12.05
15.74

Pengujian modem ini menunjukkan delay waktu yang
dibutuhkan modem untuk berhubungan dengan telepon melalui
penggiriman pesan maupun panggilan langsung.

Implikasi (opsional)
Kelemahan dari implementasi aplikasi ini memiliki banyak
faktor, di antaranya PIR sensor yang bersifat pasif yang hanya
menerima inputan. Cakupan wilayah sensor ini bergantung
pada lensa yang digunakan. Misalnya penempatan sensor
outdoor dan indoor serta ketinggian penempatan sensor juga
akan berpengaruh. Selain itu, orang yang berjalan di balik
kaca jendela tidak dapat dideteksi oleh PIR sensor. Area

Simpulan
Kesimpulan yang diambil dari pengujian sistem ini
adalah:
1. Sebelum menghubungkan output sensor ke pin header
Beaglebone Black, sebaiknya dipelajari lebih dahulu
spesifikasi sensor dan manual Beaglebone Black.
2. Komunikasi Beaglebone Black dengan modem bergantung
pada setting koneksi berdasarkan spesifikasi modem.
3. Kehandalan sistem ini bergantung pada tingkat kegagalan
pengujian (semakin tinggi tingkat kegagalan, maka
kehandalan sistem semakin buruk), kualitas hardware dan
faktor lain seperti delay (karena bergantung pada kestabilan
jaringan GSM).
Daftar Rujukan
[1] Mohd Abdul Samad and M.Veda Chary, “Design of
Remote Intelligent Smart Home System Based on Zigbee and
GSM Technology”, IJETT, 2013, h.3926-3930
[2] Akshatha N Gowda, Girijamba D L, Rishika G N, Shruthi
S D, Niveditha S, “Control 4 Smart Home System using Lab
View”, IJESIT 2013, Volume 2, Issue 3, h.200-205.
[3] Rosslin John and Tai-hoon Kim, “A Review in Smart Home
Development”, IJAST, 2010, h.13-22
[4] Huiping Huang, Shide Xiao, “A remote home security
system based on wire sensor network and GSM Technology”,
Second international conference on networks security, 2010,
h.535-538
[5]Nelofar Tyagi, Ashish Joshi, and Sangya Sigh, “A
comparative approach to remote home security system based
on wireless system network and GSM”,IJSER, 2013 h.24372466
[6] Jayashri Bangali and Arvind Shaligram, “Design and
Implementation of Security Systems for Smart Home based on
GSM technology”, International Journal of Smart Home Vol.7,
No.6 (2013), pp.201-208