PENGARUH DIVIDEN TUNAI, ARUS KAS BEBAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP UTANG PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.
Jurnal Akuntansi
ISSN 2302-0164 Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Halaman 66- 75
PENGARUH DIVIDEN TUNAI, ARUS KAS BEBAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP UTANG PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.
1 2 3 1) Risha Lailita , Darwanis , Syukriy Abdullah Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dividen tunai, arus kas bebas, dan ukuran perusahaan terhadap utang baik secara simultan (bersama-sama) maupun secara parsial (individu).Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang telah memenuhi kriteria untuk pengamatan. Periode data perusahaan-perusahaan yang digunakan dari tahun 2008 s.d 2011. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan dividen tunai, arus kas bebas, dan ukuran perusahaan mempengaruhi utang pada perusahaan pertambangan. Secara parsial dividen tunai dan arus kas bebas berpengaruh negatif terhadap utang, sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap utang perusahaan pertambangan.
Kata kunci : Utang, dividen tunai, arus kas bebas, dan ukuran perusahaan.
PENDAHULUAN dari sektor primer yang terdaftar di BEI
Setiap perusahaan memerlukan pendanaan menunjukkan rasio utang terhadap ekuitas dalam jumlah yang cukup untuk (debt to equity ratio) yang berfluktuatif dari menunjang kebijakan perusahaannya. tahun 2008 sampai dengan tahun 2011. Rasio Berdasarkan balance theory dan pecking utang sektor primer tersebut bisa dilihat pada
order theory , keputusan pendanaan berkaitan Tabel 1.1:
dengan sumber dana, baik itu sumber dana
Tabel 1.1 internal maupun sumber dana eksternal. Rasio Utang terhadap Ekuitas pada Sektor PrimerKadang kala, dana yang diperoleh secara Rata-
Tahun
internal tidak akan cukup untuk mendanai rata
2008 2009 2010 2011 (mean) Sektor
seluruh rencana perusahaan. Dalam situasi
Pertamban inilah, dibutuhkan pendanaan eksternal. gan 1,43 1,33 3,5 1,48 1,93
Penggunaan utang lebih dipilih oleh
(Mining) Sektor perusahaan daripada ekuitas (Siregar, 2005). Primer
Pertanian (Agriculture 0,96 2,39 1,40 2,23 1,74
Penelitian ini melibatkan satu dari
)
sembilan sektor yang terdaftar di Bursa Efek
Sumber: IDX Fact Book (2008-2011)
Indonesia, yaitu sektor primer. Data empiris
Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 66
Jurnal Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Indonesia (BEI), diantara kedua kelompok perusahaan yang terdapat dalam sektor primer tersebut, perusahaan pertambangan lebih memiliki risiko tinggi bagi para investor, karena perusahaan pertambangan termasuk dalam kategori perusahaan high profile, yaitu perusahaan yang memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap lingkungan, tingkat risiko politik atau tingkat kompetisi yang ketat.
Tahun 2008 dan 2009 perusahaan pertambangan memiliki rasio utang sebesar 1,43 kali atau 143% dan 1,33 kali atau 133% dari total ekuitas. Bahkan tahun 2010 rasio utang mencapai hingga 3,5 kali atau 350% dari total ekuitas perusahaan. Tahun 2011 turun menjadi 1,48 kali atau 148% dari total ekuitas. Akan tetapi, perusahaan pertanian yang masih dalam satu sektor dengan perusahaan pertambangan (sektor primer) tidak mengalami kondisi utang yang terlalu tinggi seperti perusahaan pertambangan.
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa utang pada perusahaan pertambangan sangat tinggi,yaitu pernah mencapai hingga 350% dari total ekuitas pada tahun 2010. Idealnya komposisi utang menurut Lasher (2003:431) dalam
Soleman (2008) berkisar antara 30%-50% dari total modal untuk perusahaan bisnis. Akibat dari tingginya utang ini adalah perusahaan bisa berpotensi tidak dapat melunasi beban bunga dan pokok pinjaman, sehingga mengalami kesulitan keuangan (financial distress) dan akhirnya perusahaan akan bangkrut.
Tujuan dari artikel ini adalah untuk membahas apakah dividen tunai, arus kas bebas, dan ukuran perusahaan mempengaruhi utang pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini disusun dengan pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah dan tujuan penelitian, kemudian kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis, disertai pula metodologi penelitian yang akan menunjukkan hasil penelitian dan kesimpulan.
I. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2. 1. Hubungan Dividen Tunai dengan Utang
Menurut signaling theory, pembayaran dividen yang tinggi atau rendah merupakan sinyal perusahaan memiliki prospek yang bagus atau buruk di masa depan, tetapi juga bisa bermakna bahwa perusahaan tidak lagi memiliki prospek pendanaan internal. Pembayaran dividen juga merupakan mekanisme yang mengurangi biaya keagenan karena konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham (Jensen, 1986). Aliran dana akan berkurang sehingga mencegah manajemen melakukan tindakan yang akan merugikan pemegang saham, seperti menginvestasikan dana aliran kas pada investasi yang tidak menguntungkan yang akan berdampak pada penurunan nilai saham. Akibatnya, perusahaan harus mencari sumber dana lain untuk menutupi kekurangan dana tersebut untuk menjalankan aktivitas perusahaan. Kondisi tersebut berpotensi bagi
67 Berdasarkan data dari PT Bursa Efek
Jurnal Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 68
perusahaan untuk memilih utang sebagai sumber pendanaan perusahaan. Besar kecilnya komposisi utang yang akan dipilih tersebut tergantung dari seberapa besar kekurangan dana akibat pembayaran dividen tadi. Bila monitoring eksternal meningkat, masalah keagenan menurun, asimetri informasi antara manajer dan pemegang saham juga berkurang.
Jensen (1986) dan Hasan (2006) menyatakan bahwa pembayaran dividen berpengaruh dengan utang perusahaan. Semakin tinggi pembayaran dividen maka semakin tinggi kebijakan utang perusahaan. Adanya pembayaran dividen yang tetap menyebabkan timbulnya suatu kebutuhan dana yang tetap setiap tahunnya sehingga kebutuhan dana perusahaan akan meningkat. Dengan demikian, semakin besar pembayaran dividen tunai yang dilakukan oleh perusahaan, maka semakin besar juga utang yang dipilih oleh perusahaan.
Berdasarkan uraian-uraian diatas, hipotesis yang akan diuji adalah bahwa pembayaran dividen tunai berpengaruh terhadap utang.
2. 2. Hubungan Arus Kas Bebas dengan Utang
Jensen (1986), Gul dan Jaggi (1999), Indahningrum dan Handayani (2009) dan Susilawati (2010) mengungkapkan mengenai
free cash flow bahwa tekanan pasar akan
mendorong manajer untuk mendistribusikan free cash flow kepada pemegang saham. Perusahaan-perusahaan dengan free cash flow tinggi dan mempunyai level utang yang tinggi akan menurunkan agency cost. Dengan demikian utang membuat konflik agensi dan biaya agensi berkurang.
Menurut Kieso (2007:212) menyatakan bahwa free cash flow berpengaruh positif terhadap utang pada perusahaan besar dan perusahaan kecil. Hal ini dikarenakan free
cash flow yang dimiliki selain digunakan
untuk kegiatan operasional dan investasi, juga digunakan untuk melunasi utang, membeli
treasury stock atau penambahan sederhana
atas likuidasi perusahaan. Dengan demikian, semakin tinggi arus kas bebas yang tersedia dalam perusahaan, maka semakin tinggi utang yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk menutupi kekurangan dana internal.
Jadi dengan adanya arus kas bebas yang memadai diharapkan mampu mempengaruhi kebijakan yang akan diambil khususnya mengenai utang. Berdasarkan uraian-uraian diatas, hipotesis yang akan diuji adalah bahwa arus kas bebas berpengaruh terhadap utang.
2. 3. Hubungan Ukuran Perusahaan dengan Utang
Perusahaan yang besar tentu dapat lebih mudah mengakses pasar modal. Karena kemudahan tersebut maka berarti bahwa perusahaan memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkan dana (Wahidahwati, 2002 dalam Joni dan Lina, 2010). Hal ini berarti, perusahaan mudah mendapatkan dana baik melalui saham maupun utang. Perusahaan besar akan lebih mudah mendapatkan utang karena perusahaan besar biasanya mempunyai aset yang lebih
Jurnal Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
2 Perusahaan Pertambanganyan g tidak terdaftar berturut-turut selama periode pengamatan, yaitu dari Tahun 2008 s.d 2011
Utang merupakan perbandingan antara utang-utang dan modal dalam pendanaan
pertambangan sebagai populasi penelitian karena perusahaan pertambangan merupakan salah satu perusahaan yang high profile selain perusahaan perusahaan perminyakan, media dan komunikasi, energi (listrik), engineering, kesehatan, transportasi dan pariwisata, kimia, hasil hutan, kertas, otomotif, penerbangan, agribisnis, tembakau dan rokok. Perusahaan high profile lebih sensitif terhadap keinginan konsumen atau pihak lain yang berkepentingan terhadap produknya (Zuhroh dan Sukmawati, 2003). Perusahaan tipe ini biasanya memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap lingkungan, tingkat risiko politik atau tingkat kompetisi yang ketat. Selain itu perusahaan high profile pada umumnya merupakan perusahaan yang memperoleh sorotan dari masyarakat karena aktivitasnya operasinya memiliki potensi untuk bersinggungan dengan kepentingan luas.
56 Alasan terpilihnya perusahaan
14
Jumlah Populasi
3 Perusahaan Pertambangan yang tidak membayar dividen tunai di Tahun 2008 s.d 2011 (7) (28)
(13) (52)
Bursa Effek Indonesia selama periode pengamatan, yaitu dari Tahun 2008 s.d 2011
69
1 Perusahaan Pertambangan 34 4 136 yang terdaftar di
Observasi
No Kriteria Jumlah Jumlah Tahun Jumlah
Tabel 3.1 Populasi PenelitianPopulasi dalam penelitian ini adalah 14 perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2008 s.d 2011 yang telah memenuhi kriteria seperti yang terlihat di Tabel 3.1.
Perusahaan besar dapat memberikan jaminan dalam hal pelunasan utang yang lebih besar daripada perusahaan kecil. Perusahaan yang besar juga memiliki kecenderungan untuk menggunakan sumber pendanaan eksternal daripada perusahaan yang berukuran kecil karena accessibility perusahaan ke pasar modal. Berdasarkan uraian-uraian diatas, hipotesis yang akan diuji adalah bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap utang.
banyak yang sesuai dengan colateral hypothesis .
II. METODE PENELITIAN 3. 1. Populasi Penelitian
X 1 = Dividen Tunai
Y = Utang α = Konstanta β 1 - β 3 = Koefisien Regresi
perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri. Formulasinya adalah: Dividen merupakan bagian dari laba yang dibagikan dalam bentuk kas kepada pemegang saham (Joni dan Lina, 2010). Dividen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dividen tunai. P
X 3 = Ukuran Perusahaan e = Epsilon (error term)
X 2 = Arus Kas Bebas
Jurnal Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 70
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Y = α + β 1 X 1
Untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat, regresi linear berganda merupakan metode analisis data yang tepat. Persamaannya adalah sebagai berikut:
3. 2. Metode Analisis
Ukuran perusahaan ditunjukkan dari kemampuan perusahaan dalam pemberdayaan asetnya, sehingga untuk pengukurannya digunakan rumusan:
Arus kas bebas merupakan kelebihan kas yang diperlukan untuk mendanai semua proyek yang memiliki net present value positif (Susilawati, 2010). Arus kas bebas dalam penelitian ini diukur dengan selisih aliran kas operasi, pengeluaran modal dan modal kerja bersih (Ross et al, 2000 dalam Susilawati, 2010). Berikut adalah formulasinya:
Analisis deskriptif memberikan gambaran umum mengenai nilai statistik data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi. Secara lengkap, analisis deskriptif terlihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Perolehan Statistik DeskriptifN Minimu m Maxim um Mean
Std. Deviation Dividen Kas Bebas Ukuran
Perusahaa n Utang Valid N (listwise) 56 56 56 56 56 0,04 -7920,75 5,25 0,21 2,14 5905,96 11,27 5,26 0,554 -687,417 8,639 1,319 0,461 2293,112 1,683 1,085
Berdasarkan Tabel 4.1, dapat dilihat nilai terendah, tertinggi, dan rata-rata dari variabel yang diteliti dengan 56 observasi. Nilai rata- rata dari hasil deskriptif untuk variabel dividen tunai (X 1 ) adalah sebesar 0,554 standar deviasi
- β 2 X 2<
- β 3 X 3 + e Keterangan:
- ε Nama Variabel B Standar Error t Sig Konstanta (a) -2,585 1,051 - 2,461 0,017 Dividen tunai (X 1 ) -0,337 0,116 - 3,256 0,002 Arus kas bebas (X 2 ) -0.086 0,174 -491 0,626 Ukuran perusahaan (X 3 ) 0.882 0,467 1,887 0,065 Koef. Korelasi (R) = 0,458 Koef. Determinasi (R Adjusted (R 2 ) = 0,209 F 2 ) = 0,164 hitung = 4,592 F sig = 0,006 a. Predictor : (Constant) Dividen Tunai, Arus Kas bebas dan Ukuran Perusahaan. b. Dependent Variabel : Utang Perusahaan.<
- 7920,75 (dalam milyar) yang dimiliki oleh perusahaan PT Internasional Nickel Indonesia, Tbk (INCO) pada tahun 2010, dan nilai tertinggi 5905,96 (dalam milyar) yang dimiliki oleh perusahaan PT. Timah (Persero), Tbk (TINS) pada tahun 2011.
- ε
Jurnal Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
71
sebesar 0,461 dengan nilai terendah 0,04 yang dimiliki oleh perusahaan PT. Petrosa, Tbk (PTRO) pada tahun 2010, dan nilai tertinggi 2,14 yang dimiliki oleh perusahaan PT. Timah (Persero), Tbk (TINS) pada tahun 2009.
Nilai rata-rata untuk variabel arus kas bebas (X 2 ) adalah sebesar -687,417, standar deviasi sebesar 2293,112 dengan nilai terendah
Nilai rata-rata untuk variabel ukuran perusahaan (X 3 ) adalah sebesar 8,639, standar deviasi sebesar 1,683 dengan nilai terendah 5,25 yang dimiliki oleh perusahaan PT. Citatah Industri Marmer, Tbk (CITA) pada tahun 2009, dan nilai tertinggi 11,27 yang dimiliki oleh perusahaan PT. Bumi Resources, Tbk (BUMI) pada tahun 2010.
Nilai rata-rata untuk variabel utang perusahaan (Y) adalah sebesar 1,319, standar deviasi sebesar 1,085 dengan nilai terendah 0,21 yang dimiliki oleh perusahaan PT Internasional Nickel Indonesia, Tbk (INCO) pada tahun 2008, dan nilai tertinggi 5,26 yang dimiliki oleh perusahaan PT. Bumi Resources, Tbk (BUMI) pada tahun 2011.
Selanjutnya hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Analisis Regresi Linear BergandaPersamaan Regresi Linier Berganda Y = -2,585- 0,337X 1 - 0,086X 2 + 0,882X 3
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui hasil perhitungan statistik dengan menggunakan bantuan program SPSS, maka diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y = -2,585- 0,337X 1 - 0,086X 2 + 0,882X 3
4. 1. Pengaruh Dividen Tunai, Arus Kas Bebas, dan Ukuran Perusahaan secara Bersama-Sama (Simultan) terhadap Utang.
Untuk menguji apakah dividen tunai, arus kas bebas, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap utang perusahaan pada perusahaan pertambangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat dilihat dari output SPSS seperti tertera pada Tabel 4.2.
Koefisien korelasi (R) = 0,458 menunjukkan bahwa derajat hubungan (korelasi) antara variabel independen dengan variabel dependen sebesar 45,8%. Artinya a a Jurnal Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 72
dividen tunai, arus kas, dan ukuran perusahaan mempunyai hubungan yang lemah terhadap utang perusahaan.
Koefisien Determinasi (R 2 )=0,209 bermakna bahwa sebesar 20,9% perubahan- perubahan dalam variabel utang perusahaan dapat dijelaskan oleh perubahan-perubahan dalam dividen tunai (X 1 ), arus kas bebas (X 2 ), dan ukuran perusahaan (X 3 ). Sedangkan selebihnya, yaitu sebesar 79,1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
4. 2. Pengaruh Dividen Tunai terhadap Utang Perusahaan
Hasil pengujian statistik memperlihatkan bahwa nilai koefisien regresi (β 1 ≠ 0) adalah -
0,337, yang bermakna bahwa penelitian ini menerima hipotesis kedua yang menyebutkan bahwa pembayaran dividen tunai berpengaruh terhadap utang perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011.
Nilai koefisien regresi yang menunjukkan minus (-) memberikan keterangan bahwa pengaruh hubungan antara pembayaran dividen tunai terhadap utang adalah pengaruh negatif yang artinya setiap kenaikan pembayaran dividen tunai diikuti oleh penurunan tingkat utang. Kenaikan pembayaran dividen mengakibatkan laba perusahaan naik dan harga saham semakin tinggi, dan asimetri informasi dianggap tidak mengkhawatirkan pemegang saham.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
signaling theory, pembayaran dividen tunai
mempunyai tujuan untuk memberikan sinyal kepada investor. Berdasarkan teori ini, manajer atau corporate insider mempunyai informasi mengenai masa depan perusahaan (Bhattacharya, 1979). Mereka lebih mengetahui prospek perusahaan dibandingkan dengan investor dan mereka memilih dividen sebagai sinyal dari private information.
Perusahaan akan berusaha untuk tetap membagikan dividen kepada pemilik saham sebagai bentuk tanda bahwa perusahaan dapat berjalan dengan normal dan mampu melaksanakan tujuan perusahaan untuk memperoleh laba, apalagi utang akan menurun jika pembayaran dividen naik. Penelitian Jensen (1986) dan Hasan (2006) memiliki hasil bahwa pembayaran dividen tunai berpengaruh terhadap utang perusahaan, tetapi arah pengaruhnya positif.
Penelitian ini menolak hasil penelitian yang dilakukan oleh Indahningrum dan Handayani (2009), Yeniati dan Destriana (2010) dan Joni dan Lina (2010) yang menyatakan bahwa pembayaran dividen tidak berpengaruh dengan utang perusahaan.
4. 3. Pengaruh Arus Kas Bebas terhadap Utang Perusahaan
Hasil pengujian statistik memperlihatkan bahwa nilai koefisien regresi (β 2 ≠ 0) adalah -
0,086, yang bermakna bahwa penelitian ini menerima hipotesis ketiga yang menyebutkan bahwa arus kas bebas berpengaruh terhadap utang perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa arus kas bebas juga memiliki pengaruh negatif terhadap utang
Jurnal Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 73 perusahaan.
Penelitian ini juga mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Jensen (1986), Gul dan Jaggi (1999), Indahningrum dan Ratih (2009), dan Susilawati (2010) yang menyatakan bahwa arus kas bebas berpengaruh terhadap utang perusahaan, tetapi arah pengaruhnya positif, sedangkan hasil penelitian ini memberikan arah pengaruh yang negatif antara arus kas bebas terhadap utang perusahaan.
Perusahaan yang memiliki arus kas bebas yang tinggi akan memiliki kemampuan untuk membayar utang yang tinggi pula. Dengan adanya arus kas bebas yang memadai diharapkan mampu mempengaruhi kebijakan yang akan diambil khususnya mengenai utang.
4. 4. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Utang Perusahaan
Hasil pengujian statistik memperlihatkan bahwa nilai koefisien regresi (β 3 ≠0) adalah 0,882, yang bermakna bahwa penelitian ini menerima hipotesis keempat yang menyebutkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap utang perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap utang perusahaan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Gul dan Jaggi (1999), Hasan (2006), Susilawati (2010), dan Shaheen dan Malik (2012) yang menyatakan bahwa semakin besar suatu perusahaan maka kecenderungan penggunaan dana eksternal semakin besar. Hal ini disebabkan perusahaan besar memiliki kebutuhan dana yang besar dan salah satu alternatif pemenuhan dana yang tersedia adalah pendanaan eksternal. Untuk memenuhi kebutuhan dana operasionalnya maka perusahaan cenderung akan meningkatkan utang. Hal ini dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan agar dapat terus meningkatkan dan mengembangkan bisnisnya.
Menurut teori trade off (Darminto dan Manurung, 2008) dan Soleman (2008), perusahaan besar dapat dengan mudah mengakses pasar modal. Kemudahan untuk mengakses ke pasar modal berarti perusahaan memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkan dana. Ukuran perusahaan merupakan salah satu hal yang dipertimbangkan perusahaan dalam menentukan kebijakan utangnya. Perusahaan besar memiliki keuntungan lebih dikenal oleh publik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Penelitian Joni dan Lina (2010) menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap utang.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN 5. 1. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengujian dan analisis data dalam penelitian ini, secara keseluruhan dapat ditarik beberapa kesimpulan sesuai dengan hipotesis yang diuji, yaitu:
1. Dividen tunai, arus kas bebas, dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap utang Jurnal Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
perusahaan pertambangan yang cenderung akan meningkatkan utang. terdaftar di Bursa Efek Indonesia Hal ini dilakukan oleh perusahaan (BEI) tahun 2008-2011. dengan tujuan agar dapat terus 2. meningkatkan dan mengembangkan
Dividen tunai mempunyai pengaruh negatif terhadap utang perusahaan bisnisnya. Perusahaan besar dapat pertambangan yang terdaftar di Bursa dengan mudah mengakses pasar Efek Indonesia. Perusahaan akan modal. Kemudahan untuk mengakses berusaha untuk tetap membagikan ke pasar modal berarti perusahaan deviden kepada pemilik saham memiliki fleksibilitas dan kemampuan sebagai bentuk tanda bahwa untuk mendapatkan dana. perusahaan dapat berjalan dengan 5. 2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka normal dan mampu melaksanakan peneliti memberikan saran-saran sebagai tujuan perusahaan untuk memperoleh berikut: laba tanpa harus meningkatkan utang. 1. selanjutnya perlu
Penelitian Hasil penelitian juga menunjukkan mempertimbangkan populasi yang lebih bahwa perusahaan akan membayar luas. Hal ini dimaksudkan agar dividen hanya jika perusahaan kesimpulan yang dihasilkan dari peneliti mendapatkan laba dan memiliki dana tersebut memiliki cakupan yang lebih luas internal yang memadai. dan tidak hanya merpakan perusahaan 3. Arus kas bebas juga memiliki pertambangan saja. Dengan pengaruh negatif terhadap utang menambahkan lama priode penelitiannya perusahaan pertambangan yang diyakini hasil penelitiannya dapat lebih terdaftar di Bursa Efek Indonesia. menggambarkan dan menjelaskan kondisi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang ada. utang yang dimiliki perusahaan 2.
Penelitian selanjutnya dapat diperhatikan dibayar dengan menggunakan arus kas variabel-variabel lain yang juga ikut bebas sehingga semakin tinggi tingkat mempengaruhi utang perusahaan seperti arus kas bebas maka semakin rendah perubahan struktur modal, struktur asset, utang yang dimiliki perusahaan. perubahan regulasi, serta kepemilikan 4. Ukuran perusahaan juga memiliki manajerial. pengaruh positif terhadap utang
DAFTAR PUSTAKA
perusahaan pertambangan yang Bhattacharya, Sudipto. 1979. terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Imperfect Information, Dividend Policy, Untuk memenuhi kebutuhan dana and “The Bird in the Hand” Fallacy. The operasionalnya maka perusahaan
Volume 3, No. 2, Mei 2014 - 74
Jurnal Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Asia:JohnWiley and Sons.
Simposium NasionalAkuntansi VI. Surabaya.
Sukmawati. 2003. Analisis Pengaruh Luas Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan terhadap Reaksi Investor (Studi Kasus pada Perusahaan-Perusahaan High Profile di BEJ).
Www. idx.co.id. Zuhroh, Diana dan I Putu Pande Heri
Vol.6. No.2:109-129.
Susilawati, R. Anastasia Endang. 2010. Analisis Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Ekonomi Modernisasi.
No.3:411 –420.
Jurnal Keuangan dan Perbankan , Vol.12.
Soleman, Ruslan. 2008. Karakteristik Perusahaan terhadap Tingkat Leverage.
Siregar, B. 2005. Hubungan antara Dividen, Leverage Keuangan, dan Investasi. Jurnal Akuntansi dan Manajemen , Vol.16, No.3:219-230.
Research in Business . Vol.3. No.10:1061- 1066.
Shaheen, Sadia dan Qaisar Ali Malik. 2012. The Impact of Capital Intensity, Size of Firm, and Profitability on Debt Financing in Textile Industry of Pakistan. Interdisciplinary Journal of Contemporary
Intermediate Accounting . Twelfth Edition.
259-270.
Kieso, D. E. dan T. D. Warfield. 2007.
No.2:81 –96.
Jurnal Bisis dan Akuntansi. Vol.12.
Joni dan Lina. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal.
Jensen, Michael C. 1986. Agency Costs of Free Cash Flow, Corporate Finance, and Takeovers. American Economic Review . Vol.76. No.2:323-329.
Bisnis dan Akuntansi . Vol.11. No.3:189- 207.
Indahningrum, R. P. dan R. Handayani. 2009. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dividen, Pertumbuhan Perusahaan, Free Cash flow, dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan. Jurnal
Hasan, Mudrika A. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal. Jurnal Tepak Manajerial Magister Manajemen UNRI . Vol.6. No.6.
Review of Qualitative Finance and Accounting. No.12:371-381.
Gul, Ferdinand A. dan Bikki Jaggi. 1999. An Analysis of Joint Effects of Investment Opportunity Set, Free Cash Flows, and Size on Corporate Debt Policy.
No.1:35-52.
Darminto dan Adler, H. Manurung. 2008. Pengujian Teori Trade Off dan Teori Pecking Order dengan Satu Model Dinamis pada Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Manajemen Bisnis. Vol.1.