Chapter I Asuhan Keperawatan pada Ny.U dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nyaman : Nyeri di Kel. Harjosari II Kec. Medan Amplas

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk
mempertahankan hidup serta untuk memperoleh kesejahteraan dan kenyamanan.
Kebutuhan juga merupakan keinginan manusia terhadap benda atau jasa yang
dapat memberikan kepuasan jasmani maupun kebutuhan rohani. Kebutuhan
manusia tidak terbatas pada kebutuhan yang bersifat konkret (nyata) tetapi juga
bersifat abstrak (tidak nyata), misalnya rasa aman, ingin dihargai, atau dihormati,
maka kebutuhan manusia bersifat tidak terbatas (Hidayat, 2008).
Kebutuhan dasar manusia terdiri atas unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
manusia untuk mempertahankan kehidupan dan kesehataan manusia. Kebutuhan
dasar manusia menurut teori Hirarki Abraham Maslow terdiri atas kebutuhan
fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (Potter dan Patricia,
1997). Teori Hirarki merupakan teori yang dapat digunakan perawat untuk
memahami kebutuhan dasar manusia ketika mengaplikasikan asuhan keperawatan
(Potter & Perry, 2005).
Kenyamanan adalah konsep sentra tentang kiat keperawatan. Berbagai teori
keperawatan menyatakan kenyamanan sebagai kebutuhan dasar klien yang
merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Konsep kenyamanan memiliki
subjektivitas yang sama dengan nyeri. Setiap individu memiliki karakteristik

fisiologis, soaial, spiritual, psikologis, dan kebudayaan yang mempengaruhi cara
mereka menginterpretasikan dan merasakan nyeri. Kolcaba (1992) dalam (Potter
& Perry, 2005) mendefinisikan kenyamanan dengan cara konsisten pada
pengalaman subjektif klien, sehingga penting bagi perawat untuk memahami
makna nyeri bagi setiap individu karena nyeri bersifat subjektif dan sangat
individual (Potter & Perry, 2005).
Nyeri merupakan suatu sensasi yang tidak menyenangkan baik secara
sensori maupun emosional yang berhubungan dengan adanya suatu kerusakan
jaringan atau faktor lain. Sedangkan menurut Artur (1983) dalam Hidayat (2008),
mengatakan nyeri merupakan suatu mekanisme bagi tubuh, timbul ketika jaringan

1

dirusak sehingga individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan
nyeri (Hidayat, 2008).
Menurut Long (1996) dalam Mubarak (2007), nyeri adalah perasaan yang
tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya orang yang mengalaminya yang
dapat mengevaluasi perasaan tersebut. Menurut Priharjo (1992) dalam Mubarak
(2007), nyeri dapat didefenisikan sebagai perasaan tidak nyaman, baik ringan
maupun berat (Mubarak, 2007).

Setiap individu pernah mengalami nyeri dalam tingkatan tertentu. Nyeri
merupakan alasan yang paling umum orang mencari perawatan kesehatan.
Walaupun merupakan salah satu dari gejala yang paling sering terjadi di bidang
medis, nyeri merupakan salah satu yang paling sedikit dipahami. Individu yang
merasakan nyeri merasa tertekan
menghilangkan

nyeri.

Perawat

atau menderita dan mencari upaya untuk
menggunakan

berbagai

intervensi

untuk


menghilangkan nyeri atau mengembalikan kenyamanan. Perawat tidak dapat
melihat atau merasakan nyeri yang klien rasakan. Nyeri bersifat subjektif, tidak
ada dua individu yang mengalami nyeri yang sama dan tidak ada dua kejadian
nyeri yang sama menghasilkan respons atau perasaan yang identik pada seorang
individu. Nyeri merupakan sumber penyebab frustasi, baik klien maupun tenaga
kesehatan.

Asosiasi

Internasional

untuk

Penelitian

Nyeri

(International

Association for the Study of Pain, IASP) mendefenisikan nyeri sebagai “suatu

sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan
dengan kerusakan jaringan yang actual atau potensial atau yang dirasakan dalam
kejadian-kejadian di mana terjadi kerusakan”. Nyeri dapat merupakan faktor
utama yang menghambat kemampuan dan keinginan individu untuk pulih dari
suatu penyakit. (Potter & Perry, 2005).
Penyakit

rematik

(rheumatism)

merupakan

suatu

kondisi

yang

menyakitkan,yang mengefek berjutaan orang. Terdapat lebih dari 100 jenis

penyakit

rematik,

antaranya

adalah,

osteoartritis,

rheumatoid

artritis,

spondiloartritis, gout, lupus eritematosus sistemik, skleroderma, fibromialgia, dan
lain-lain lagi. Penyakit ini menyebabkan inflamasi, kekakuan, pembengkakan, dan
rasa sakit pada sendi, otot, tendon, ligamen, dan tulang. Berdasarkan penelitian
oleh Centers for Disease Control and Prevention, menunjukkan bahwa 33% (69.9

2


juta) dari pada populasi Amerika Serikat mengeluhkan penyakit artritis atau
penyakit sendi (Cush, J.J. dan Lipsky, P.E, 2005).
Arthritis rhematoid adalah suatu penyakit autoimun dimana pada lapisan
persendian mengalami peradangan sehingga menyebabkan rasa nyeri, kekakuan,
kelemahan, penyakit ini terjadi antara umur 20 – 50 tahun. Arthritis rhematoid
merupakan penyakit inflamasi sistemik kronis yang menyerang beberapa sendi,
sinovium, yang terjadi pada proses peradangan yang menyebabkan kerusakan
pada tulang sendi (Khitchen, 2011).
Nyeri yang timbul sebagai akibat adanya kerusakan jaringan tulang rawan
pada daerah sendi merupakan masalah utama muskulosksletal khususnya bagi
mereka yang berusia lanjut, kerusakan daerah sendi juga mengakibatkan kekakuan
sehingga menggangu fungi pergerakan. Penyakit yang ditandai dengan nyeri,
kekakuan sendi dan gangguan fungsi akibat kerusakan tulang rawa pada daerah
sendi ini disebut dengan osteoarthritis (Smeltzer & Bare, 2008).
Arthritis rhematoid merupakan penyakit muskuloskeletal yang sering terjadi
pada warga usia lanjut di abad 21 (Isbagio, 2006). Menurut survey yang
diakukukan dari 5 juta penduduk di Inggris, 80% dari penderita osteoarthritis
adalah berusia diatas 70 tahun. Demikian juga dari 40 juta penduduk Amerika,
diperkirakan 70-90% penderita osterartritis adalah usia 75 tahun. Secara umum

prevalensi penyakit sendi di Indonesia sangat tinggi sebesar 30,3%. Pada usia 4554 prevalensinya sebesar 46,3%, usia 55-64 sebesar 56,4%, usia 65-74 sebesar
62,9 dan usia lebih dari 75 sebesar 65,4% (Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan ,Depkes RI, 2008). Secara khusus prevalensi osteatritis di Indonesia
cukup tinggi yaitu 5% pada usia 61 tahun (Handayani, 2008). Prevalensi osteoatritis usia di
bawah 70 tahun di Malang Jawa Timur juga cukup tinggi, yaitu sekitar 21,7%
menyerang pada usia 49-60 tahun, yang terdiri 6,2% pria dan 15,5% wanita
(Helwi, Pramantara & Pramono, 2009).
Karena nyeri masalah utama pada klien Arthritis rhematoid maka
penatalaksanaan penyakit ini berfokus pada upaya mengurangi rasa nyeri.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengangkat Asuhan
Keperawatan pada Ny. U dengan prioritas masalah Kebutuhan Dasar Aman dan

3

Nyaman : Nyeri di Lingkungan V Kelurahan Harjo sari II Kecamatan Medan
Amplas Medan sebagai judul untuk penulisan Karya Tulis.

B. Tujuan Penulisan karya tulis

1. Tujuan umum

Penulis dapat memberi asuhan keperawatan kepada klien dengan
prioritas kebutuhan dasar aman nyaman nyeri, pada Ny U di
lingkungan V Kelurahan Harjo Sari II Kecamatan Amplas Medan.

2. Tujuan khusus
Tujuan khusus penyusunan karya tulis ini adalah agar mahasisiwa
lebih memahami :
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian masalah keperawatan
dengan masalah kebutuahan dasar ganguan rasa nyaman nyeri pada
pada Ny.U
b. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa masalah keperawatan
dengan masalah kebutuahan dasar ganguan rasa nyaman nyeri pada
pada Ny.U
c. Mahasiswa mampu melakukan perencanaan tindakan masalah
keperawatan dengan masalah kebutuahan dasar ganguan rasa
nyaman nyeri pada pada Ny.U
d. Mahasiswa mampu intervensi masalah keperawatan dengan
masalah kebutuahan dasar ganguan rasa nyaman nyeri pada pada
Ny.U
e. Mahasiswa mampu melakukan tindakan masalah keperawatan

dengan masalah kebutuahan dasar ganguan rasa nyaman nyeri pada
pada Ny.U

C. Manfaat penulisa karya tulis

1. Bagi Pendidikan

4

Menjadi referensi bagi institusi pendidikan khususnya mahasiswa
tentang asuhan keperawatan yang bersangkutan dengan kebutuhan
dasar Aman/Nyaman : Nyeri
2. Bagi Pelayanan kesehatan
-

Menambah informasi tentang asuhan keperawatan dengan prioritas
masalah kebutuhan dasar nyaman (nyeri)

-


Menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan dengan
prioritas masalah kebutuhan dasar aman/nyaman (Nyeri)

3. Bagi Klien
Membantu klien dalam mengetahui permasalahan kebutuhan dasar
Aman/Nyaman : Nyeri.

5