REVITALISASI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS DAYA INOVASI GURU DALAM RANGKA MENINGKATKAN DAYA SAING BANGSA | Hasib | Jurnal Rontal Keilmuan Pancasila dan 1 PB

REVITALISASI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS DAYA INOVASI GURU
DALAM RANGKA MENINGKATKAN DAYA SAING BANGSA
MOHAMMAD HASIB*)
*)
Dosen Program Studi PPKn STKIP PGRI Tulungagung
ABSTRAK
Fenomena kehidupan global berupa Speed, Conectivity, Intangable, dan
Compatibility, telah menciptakan terjadinya persaingan antar bangsa yang
semakin ketat. Sedangkan kondisi obyektif sumberdaya manusia Indonesia dewasa
ini berada pada posisi yang cukup memprihatinkan jika dibandingkan dengan
negara lain. Kondisi ini mendorong dilaksanakannya pendidikan karakter yang
kuat bagi bangsa Indonesia sehingga mampu bersaing dalam kehidupan global.
Oleh karena itu kebijakan pendididikan diarahkan pada pembangunan manusia
seutuhnya untuk membentuk karakter bangsa kuat dan berdaya saing global.
Permasalahan dalam kajian ini adalah bagaimana implementasi pendidikan
karakter bangsa berbasis daya inovasi guru? Adapun tujuan dari pembahasan
permasalahan ini adalah untuk mendeskripsikan implementsi pendidikan karakter
bangsa bersasis daya inovasi guru. Hasil pembahasan menggambarkan bahwa
implementasi pendidikan karakter bangsa diarahkan pada tertanamnya nilai-nilai
luhur secara massive pada setiap individu bangsa Indonesia yang tercermin pada

cara berfikir, bersikap dan berperilaku. Setrategi pendidikan karakter bangsa
dilaksanakan melalui jalur pendidikan keluarga, jalur pendidikan luar sekolah dan
jalur sekolah. Guru menjadi kunci utama dalam implementasi pendidikan karakter
bangsa melalui jalur sekolah. Implementasi pendidikan karakter bangsa dilakukan
secara terintergrasi dalam proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran baik
bersifat intra kurikuler maupun ekstra kurikuler. Revitalisasi implementasi
pendidikan karakter bangsa oleh guru dilakukan dengan meningkatkan daya
inovasi yang berbasis teknologi informasi. Penggunaan teknologi informasi dalam
implementasi pendidikan karakter bangsa akan meningkatkan wawasan dan
kompetensi global dan pada akhirnya diharapkan dapat menghasilkan lulusan
berdaya saing global. Kesimpulan bahwa implementasi pendidikan karakter
bangsa diarahkan untuk menanamkan nilai-nilai luhur bangsa secara massive,
oleh guru dengan daya inovasi tinggi dengan berbasis pada teknologi informasi.
Kata Kunci: Implementasi, Inovasi, Pendidikan, Karakter

A. PENDAHULUAN

bersifat multi dimensional, karena terkait

Latar Belakang Masalah


dengan

Rencana

Pembangunan

pengembangan

multi

aspek

Jangka

potensi-potensi keunggulan bangsa dan

Panjang Nasional Tahun 2005-2025, yang

bersifat multi dimensional yang men-


menempatkan pendidikan karakter se-

cakup dimensi-dimensi kebangsaan yang

bagai misi pertama dari delapan misi

hingga

guna mewujudkan visi pembangunan

Sementara

nasional. Pendidikan karakter bangsa

global berupa Speed, Conectivity, In-

memiliki urgensi yang sangat luas dan

tangable, dan Compatibility, telah men-


saat
itu

ini

terus

berproses.

fenomena

kehidupan

34

ciptakan

terjadinya


persaingan

antar

Realita,
hidupan

bangsa yang semakin ketat.

situasi

bangsa

dan

kondisi

Indonesia

ke-


tersebut

Realitas kehidupan berbangsa dan

sangat bertolak belakang dengan cita-

bernegara Indonesia dewasa ini cukup

cita dan harapan sebagai bangsa yang

memprihatinkan, hal ini akan sangat

berkarakter tangguh, kompetitif, ber-

tampak beberapa fenomena telah dan

akhlak mulia, dan bermoral berdasarkan

sedang terjadi antara lain


falsafah Pancasila yang dicirikan dengan

hasil survei

persepsi masyarakat terhadap integritas

watak

pemilu yang dilakukan Komisi Pem-

masyarakat Indonesia yang beragam,

berantaaan Korupsi (KPK) pada 2013

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

menunjukkan

Yang


bahwa:

Sebanyak

71

dan

perilaku

Maha

Esa,

manusia

berbudi

dan


luhur,

persen responden mengaku “mafhum”

bertoleran, bergotong royong, berjiwa

praktik politik uang dalam pemilu sudah

patriotik,

menjadi hal yang lumrah terjadi di

berorientasi IPTEK.

Indonesia. Bahkan, 92 persen responden

berkembang

Dalam


upaya

dinamis,

dan

memperbaiki

tata

dan

kehidupan dan mencapai cita-cita dan

politisi yang tersangkut kasus korupsi

harapan bangsa dan negara, maka salah

“sudah


satu yang utama dan pertama dilakukan

manyatakan

bahwa

umum”

pemimpin

terjadi

di

Indonesia.

(Republika.co.id). Kasus-kasus kourpsi di

dengan

Indonesai terus bergulir bahkan Calon

karakter

Pejabat KAPOLRI yang sudah jelas telah

komponen masyarakat yang mencakup

ditetapkan sebagai tersangka korupsi

berbagai

oleh

implementasi

Komisi

Pemberantasan

Korupsi

melaksanakan
bangsa
aspek

pembangunan

untuk

segenap

kehidupan.

Strategi

pembangunan

karakter

(KPK) tetapi juga tetap dinyatakan lolos

bangsa

dalam fit and proper test oleh DPR RI.

dilaksanakan melalui jalur pendidikan

(news.detik.com) Kondisi semacam ini

formal maupun jalur pendidikan non

mencerminkan

bahwa masyarakat dan

formal, namun belum menunjukkan hasil

pemerintahan Indonesia telah meng-

yang optimal. Oleh karena itu dalam

anggap bahkan melegitimasi terjadinya

pembahasan pendidikan karakter bangsa

penyimpangan atas norma moral dan

ini akan difokuskan pada bagaimanana

norma hukum adalah suatu realitas

merevitalisasi implementasi pendidikan

kehidupan

karakater bangsa secara masive sehingga

yang

biasa

terjadi

di

Indonesia. Sementara itu Index Pembangunan

Manusia

Indonesia

(IPM)

secara

konvensional

telah

dapat mencapai hasil yang optimal.
Permasalahan

yang

akan

dikaji

meski mengalami kenaikan, peringkat

dalam pembahasan ini adalah:

IPM Indonesia tetap bertengger di urutan

a. Bagaiamana implementasi pendidikan

108 dari 287 negara. Indonesia juga
belum beranjak dari kelompok medium
dalam

soal

pembangunan

(Kompasiana.com)

manusia.

karakter bangsa?
b. Bagaimana

pengembangan

daya

inovasi guru dalam pembelajaran?
c. Bagaimana revitalisasi implementasi
pendidikan karakter bangsa berbasis

35

pengembangan daya inovasi guru

memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

dalam pembelajaran?

pengendalian

Sementara

tujuan

dan

manfaat

Im-

cerdasan,

diri,

akhlak

kepribadian,
mulia,

serta

keke-

plementasi Pendidikan Karakter Bangsa

terampilan yang diperlukan dirinya dan

adalah:

masyarakat”.

a. Mendeskripsikan akan implementasi

Istilah karakter dihubungkan dan

dan

dipertukarkan dengan istilah etika, ahlak,

mendeskripsikan pengembangan daya

dan atau nilai dan berkaitan dengan

inovasi guru dalam pembelajaran.

kekuatan moral, berkonotasi “positif”

pendidikan

karakter

bangsa,

revitalisasi

bukan netral. Sedangkan Karakter me-

karakter

nurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

bangsa, melalui pengembangan daya

(2008) merupakan sifat-sifat kejiwaan,

inovasi guru dalam pembelajaran.

akhlak atau budi pekerti yang mem-

b. Mendeskripsikan
implementasi

akan

pendidikan

c. Urgensi dari pembahasan ini adalah

bedakan

seseorang

dari

yang

lain.

dalam

Dengan demikian Karakter adalah nilai-

mendorong daya inovasi guru untuk

nilai yang khas-baik (tahu nilai kebaikan,

efektifitas implementasi pendidikan

mau berbuat baik, nyata berkehidupan

karakter bangsa.

baik, dan berdampak baik terhadap

memberikan

sumbangsih

d. Pembahasan ini juga menjadi penting

lingkungan) yang terpateri dalam diri dan

dikarenakan selama ini telah muncul

terejawantahkan dalam perilaku. Karakter

kehidupan sehari-hari penerapan ICT

secara koheren memancar dari hasil olah

(information computer & technogy)

pikir, olah hati, olah raga, serta olah rasa

dalam dunia pendidikan namun masih

dan karsa seseorang atau sekelompok

sering diabaikan.

orang. Karakter merupakan ciri khas

e. Jika inovasi memiliki sumbangan yang

seseorang atau sekelompok orang yang

cukup efektif terhadap implementasi

mengandung

pendidikan karakter bangsa, maka

kapasitas moral, dan ketegaran dalam

dapat dimanfaatkan sebagai bahan

menghadapi kesulitan dan tantangan.

pertimbangan dalam menyusun ke-

Salah

bijakan pendidikan karakter bangsa.

sebagaimana disebutkan oleh Hill (2002)

satu

nilai,

definisi

kemampuan,

karakter

adalah

yang menyatakan: “Character determines
B.

someone’s private thoughts and some-

KAJIAN TEORI
pen-

one’s actions done. Good characteris the

didikan pada undang-undang Nomor 20

inward motivation to do what is right,

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

according to the highest standard of

Nasional

behaviour, in every situation”.

Pada

dasarnya

telah

pengertian

dirumuskan

bahwa

“Pendidikan adalah usaha sadar dan

Enam jenis karakter yang menjadi

terencana untuk mewujudkan suasana

acuan seperti yang terdapat dalam The

belajar dan proses pembelajaran agar

Six Pillars of Character yang dikeluarkan

peserta

didik

ngembangkan

secara
potensi

aktif

me-

oleh Character Counts Coalition (a project

dirinya

untuk

of The Joseph Institute of Ethics) dalam

36

(Wanda Chrisiana, 2005) Enam jenis

mencintai atau menginginkan kebaikan

karakter yang dimaksud adalah sebagai

(loving

or

dering

the

good),

dan

bentuk

melakukan kebaikan (acting the good)

seseorang

oleh karena itu, cara membentuk karakter

menjadi: berintegritas, jujur, dan loyal. (2)

yang efektif adalah dengan melibatkan

Fairness, bentuk karakter yang membuat

ketiga aspek tersebut. Oleh karena itu

seseorang memiliki pemikiran terbuka

dapat dijelaskan bahwa dalam pen-

serta tidak suka memanfaatkan orang

didikan karakter ada tiga hal yang harus

lain. (3) Caring, bentuk karakter yang

ditekankan, yaitu: Pertama, knowing the

membuat

good.

berikut:

(1)

Trustworthiness,

karakter

yang

membuat

seseorang

memiliki

sikap

Dalam

membentuk

karakter,

peduli dan perhatian terhadap orang lain

peserta didik tidak hanya sekedar tahu

maupun

lingkungan

mengenai hal-hal yang baik, akan tetapi

sekitar. (4) Respect, bentuk karakter yang

mereka harus dapat memahami apa

membuat seseorang selalu menghargai

makna dari perbuatan baik itu. Kedua,

dan

kondisi

menghormati

Citizenship,

sosial

orang

lain.

(5)

feeling

the

good.

Konsep

ini

lebih

yang

menekankan bagaimana membangkitkan

membuat seseorang sadar hukum dan

rasa cinta peserta didik untuk melakukan

peraturan

serta

peduli

terhadap

perbuatan baik. Ketiga, acting the good.

lingkungan

alam.

(6)

Responsibility,

Pada aspek ini, peserta didik dilatih untuk

bentuk

karakter

bentuk karakter yang membuat se-

melakukan perbuatan baik.

seorang bertanggung jawab, disiplin,
danselalu melakukan sesuatu dengan

D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakter akan

sebaik mungkin.

terbentuk

sebagai

hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti
dialami

C. METODE PENELITIAN

setiap

manusia

(triangle

“Pendidikan karakter adalah pen-

relationship), yaitu hubungan dengan diri

didikan untuk membentuk kepribadian

sendiri (intrapersonal), dengan lingkung-

seseorang

an (hubungan sosial dan alam sekitar),

melalui

pendidikan

budi

pekeri, yang hasilnya terlihat dalam

dan

tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah

(spiritual). Setiap hasil hubungan tersebut

laku yang baik, jujur, bertanggung jawab,

akan

menghormati hak orang lain, kerja keras

mahaman yang pada akhirnya menjadi

dan sebagainya” (Thomas Lickona, 1991).

nilai

Selanjutnya Thomas Lickona menyatakan

Wibowo, 2011).

bahwa pendidikan karakter terdiri dari 3
bagian

yang

pengetahuan

saling
tentang

terkait,
moral

yaitu
(moral

knowing), perasaan (moral feeling), dan

hubungan

dengan

memberikan
dan

keyakinan

Tuhan

YME

pemaknaan/peanak

(Timothy

Ada beberapa alasan mendasar yang
melatari

pentingnya

pembangunan

karakter bangsa, baik secara filosofis,
ideologis, normatif, historis

maupun

behavior).

sosiokultural. Hal ini menunjukkan bahwa

Karakter yang baik terdiri dari me-

jati diri dan karakter bangsa menjadi

ngetahui kebaikan (knowing the good),

landasan yang harus terus menerus

perilaku

bermoral

(moral

37

diperkuat

melalui

jalur

pendidikan.

merupakan

wahana

pembangunan

Fungsi dan peran karakter bangsa bahwa:

karakter bangsa melalui keteladanan

(1)

sangat

penyelenggara negara, elite pemerintah,

esensial dalam berbangsa dan bernegara,

dan elite politik. (3) Lingkup Masyarakat

hilangnya karakter akan menyebabkan

Sipil, merupakan wahana pembinaan dan

hilangnya generasi penerus bangsa; (2)

pengembangan

karakter berperan sebagai “kemudi” dan

teladanan

kekuatan sehingga bangsa ini tidak

masyarakat serta berbagai kelompok

terombang-ambing; (3) karakter tidak

masyarakat

datang dengan sendirinya, tetapi harus

organisasi

dibangun dan dibentuk untuk menjadi

hingga nilai-nilai karakter dapat di-

bangsa yang bermartabat. Selanjutnya,

internalisasi menjadi perilaku dan budaya

pembangunan

akan

dalam kehidupan sehari-hari. (4) Lingkup

mengerucut pada tiga tataran besar,

Masyarakat Politik, merupakan wahana

yaitu

dan

yang melibatkan warga negara dalam

memperkuat jati diri bangsa, (2) untuk

penyaluran aspirasi dalam politik. (5)

menjaga

Lingkup

karakter

(1)

merupakan

karakter

untuk

hal

bangsa

menumbuhkan

keutuhan

Negara

Kesatuan

karakter

tokoh
yang
sosial

melalui

dan

pemimpin

tergabung

dalam

kemasyarakatan

Dunia

Usaha

ke-

dan

se-

Industri,

Republik Indonesia (NKRI), dan (3) untuk

merupakan wahana interaksi para pelaku

membentuk manusia dan masyarakat

sektor

Indonesia yang berakhlak mulia dan

perekonomian

bangsa yang bermartabat.

Media Massa, merupakan sebuah fungsi

Ruang lingkup dan sasaran pem-

riil

yang

menopang

nasional.

(6)

bidang
Lingkup

dan sistem yang memberi pengaruh

bangunan karakter bangsa meliputi: (1)

sangat

signifikan

terhadap

publik,

Lingkup Keluarga, merupakan wahana

khususnya terkait dengan pembentukan

pembelajaran dan pembiasaan karakter

nilai-nilai kehidupan, sikap, perilaku, dan

yang dilakukan oleh orang tua dan orang

kepribadian atau jati diri bangsa.

dewasa lain dalam keluarga terhadap

Kebijakan Nasional Pembangunan

anak sebagai anggota keluarga sehingga

Karakter Bangsa (2010) tersebut secara

diharapkan

keluarga

fungsional memiliki tiga fungsi utama

berkarakter mulia yang tecermin dalam

sebagai berikut: (1) Fungsi Pembentukan

perilaku keseharian. (2) Lingkup Satuan

dan

Pendidikan, merupakan wahana pem-

pembangunan karakter bangsa berfungsi

binaan

membentuk

dan

dapat

terwujud

pengembangan

karakter

Pengembangan
dan

Potensi,

bahwa

mengembangkan

yang dilakukan dengan menggunakan (a)

potensi manusia atau warga negara

pendekatan terintegrasi dalam semua

Indonesia agar berpikiran baik, berhati

mata

baik, dan berperilaku baik sesuai dengan

pelajaran,

(b)

pengembangan

budaya satuan pendidikan, (c) pelaksana-

falsafah

an

ekstra

Perbaikan dan Penguatan, bahwa Pem-

kurikuler, serta (d) pembiasaan perilaku

bangunan karakter bangsa berfungsi

dalam kehidupan di lingkungan satuan

memperbaiki dan memperkuat peran

pendidikan. (3) Lingkup Pemerintahan,

keluarga, satuan pendidikan, masyarakat,

kegiatan

kokurikuler

dan

hidup

Pancasila.

(2)

Fungsi

38

dan pemerintah untuk ikut berpartisipasi

ngalaman belajar (learning experiences)

dan

pe-

yang dibangun melalui dua pendekatan

ngembangan potensi warga negara dan

yakni intervensi dan habituasi. Dalam

pembangunan bangsa menuju bangsa

intervensi dikembangkan suasana inter-

yang maju, mandiri, dan sejahtera. (3)

aksi belajar dan pembelajaran yang

Fungsi Penyaring, bahwa pembangunan

sengaja

karakter

memilah

tujuan pembentulkan karakter dengan

budaya bangsa sendiri dan menyaring

me-nerapkan kegiatan yang terstruktur

budaya bangsa lain yang tidak sesuai

(structured learning experiences). Agar

dengan nilai-nilai budaya dan karakter

proses pembelajaran tersebut ber-hasil

bangsa yang bermartabat

guna peran guru sebagai sosok panutan

bertanggung

bangsa

jawab

dalam

berfungsi

dirancang

untuk

mencapai

harus

(role model) sangat penting dan me-

ditanamkan dalam pendidikan karakter di

nentukan. Sementara itu dalam habituasi

Indonesia dan sekaligus sebagai in-

diciptakan situasi dan kondisi (persistent-

dikator keberhasilan pendidikan ber-

life situation), dan penguatan (reinforce-

karakter yang tercermin dari cara berfikir,

ment) yang memungkinkan peserta didik

bersikap dan berperilaku siswa selama

pada satuan pendidikannya, di rumah-

dan setelah proses pendidikannya, yang

nya, di lingkungan masyarakatnya mem-

meliputi:

biasakan diri berprilaku sesuai nilai dan

Adapun

(1)

nilai-nilai

Religius,

yang

(2)

Jujur,

(3)

Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja Keras, (6)

menjadi

Kreatif, (8) Demokratis, (9) Rasa Ingin

internalisasi dan dipersonalisai dari dan

Tahu,

(10) Semangat Kebangsaan, (11)

melalui proses intervensi. Proses pem-

Cinta

Tanah

Menghargai

budayaan

dan

Bersahabat/Komunikatif,

mencakup

pemberian

Prestasi,

(13).

Air,

(12)

karakter

yang

telah

pemberdayaan
contoh,

di-

yang
pem-

(14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca,

belajaran, pembiasaan, dan pe-nguatan

(16)

harus dikembangkan secara sistemik,

Peduli Lingkungan, (17) Peduli

Sosial, (18) Tanggung Jawab.
Pada

tahap

implementasi

holistik, dan dinamis.
Pen-

Implementasi pendidikan karakter

didikan Karakter Bangsa dikembang-kan

pada jalur pendidkan (Kemdiknas, 2010)

pengalaman belajar (learning experien-

dalam Winataputra (2010) dinyatakan

ces) dan proses pembelajaran yang

bahwa:

bermuara pada pembentukan karakter

1) Secara mikro pengembangan nilai

dalam diri individu peserta didik. Proses

/karakter dapat dibagi dalam empat

ini

proses

pilar, yakni kegiatan belajar-mengajar

pem-berdayaan

di kelas, kegiatan keseharian dalam

sebagaimana digariskan sebagai salah

bentuk budaya satuan pendidikan

satu prinsip penyelenggaraan pendidik-

(school culture); kegiatan ko-kurikuler

an nasional. Proses ini berlangsung

dan/atau

dalam tiga pilar pen-didikan yakni dalam

kegiatan keseharian di rumah, dan

satuan

dalam masyarakat.

dilaksanakan

pembudayaan

dan

pendidikan,

masyarakat.

Dengan

melalui

keluarga,

dan

memberi

pe-

ekstra

kurikuler,

serta

39

2) Dalam kegiatan belajar-mengajar di

bersifat

umum

dan

tidak

terkait

nilai/karakter

langsung pada suatu mata pelajaran,

dilaksanakan dengan menggunakan

seperti kegiatan Dokter Kecil, Palang

pendekatan terintegrasi dalam semua

Merah Remaja, Pecinta Alam dll, perlu

mata pelajaran (embeded approach).

dikembangkan

Khusus,

dan penguatan (reinforcement) dalam

kelas

pengembangan

untuk

mata

pelajaran

Pendidikan Agama dan Pendidikan
Kewarganegaraan,

karena

memang

proses

pembiasaan

rangka pengembangan nilai/karakter.
5) Dalam

lingkungan

keluarga

dan

misinya adalah mengembangkan nilai

masyarakat diupayakan agar terjadi

dan

pengembangan

proses penguatan dari orang tua/wali

nilai/karakter harus menjadi fokus

serta tokoh-tokoh masyarakat ter-

utama

menggunakan

hadap prilaku berkarakter mulia yang

berbagai strategi/metode pendidikan

dikembangkan di satuan pendidikan

nilai

menjadi kegiatan keseharian di rumah

sikap

maka

yang

dapat

(value/character

education).

Untuk kedua mata pelajaran tersebut

dan

di

lingkungan

nilai/karakter dikembangkan sebagai

masing-masing.

masyarakat

dampak pembelajaran (instructional

Definisi inovasi sebagai suatu ide,

effects) dan juga dampak pengiring

objek, atau praktik yang dipandang baru

(nurturant

oleh individu untuk memenuhi tujuan

effects).

Sementara

itu

untuk mata pelajaran lainnya, yang

yang

secara formal memiliki misi utama

disengaja.

selain pengembangan nilai/karakter,

membedakan inovasi dan perubahan: (1)

wajib dikembangkan kegiatan yang

Perubahan melibatkan penataan kembali

memiliki dampak pengiring (nurturant

pola

effects) berkembangnya nilai/karakter

berkaitan dengan kebaruan; (2) Per-

dalam diri peserta didik.

ubahan

3) Dalam lingkungan satuan pendidikan

diinginkan,
Ada

yang

peningkatan

sosial-kultural

positif,

pendidikan

dan

memungkinkan para peserta didik

direncanakan

bersama

rencanakan,

dengan

warga

satuan

pendidikan lainnya terbiasa membangun kegiatan keseharian di satuan
pendidikan

yang

mencerminkan

aspek

sedangkan

bersifat

dan
yang

inovasi

positif

atau

negatif, sedangkan inovasi merujuk pada

dikondisikan agar lingkungan fisik dan
satuan

tiga

ada,

dapat

direncanakan

yang
(3)

secara

mendasar

Perubahan

dapat

maupun

tidak

di-

sedangkan

inovasi

me-

rupakan hasil dari perencanaan.
Sedangkan Huberman mengatakan
”Innovation.....the

creative

selection,

organization, and utilization of human

perwujudan karakter.
4) Dalam kegiatan ko-kurikuler, yakni

and material resources in new and unique

kegiatan belajar di luar kelas yang

ways which wil result in the attainment of

terkait langsung pada suatu materi

a higher level of achievement for the

dari

atau

defined goal and objectives”. Tujuan

suatu

mata

pelajaran,

kegiatan

ekstra

kurikuler,

yakni

dilakukan inovasi adalah untuk mencapai

kegiatan

satuan

pendidikan

yang

tujuan tertentu atau untuk memecahkan

40

masalah tertentu. Inovasi dapat diartikan

organisasi, yaitu suatu proses inovasi

sebagai suatu usaha perubahan, inovasi

yang bertumpu pada organisasi. Model

tidak

proses inovasi yang berorientasi pada

sama

(excellence).

dengan

keunggulan

Hamilton,

(1996),

me-

individu

diawali

dari

penguasaan

nyatakan guru yang unggul mungkin

pengetahuan yang didasari oleh karak-

tanpa perlu bersikap inovatif, mungkin

teristik sosial ekonomi, kepribadian dan

orang akan bertanya mengapa perlu ada

perilaku komunikasi, kemudian adanya

inovasi

menciptakan

persuasi

antara

untungan

bila

keunggulan?

tidak
Perbedaan

guru

melalui pertimbangan kerelatif,

perbandingan,

yang inovatif dan guru yang unggul akan

kompleksitas,

terlihat jelas dalam jangka panjang.

amatan dan selanjutnya pengambilan

Hamilton menyatakan bahwa guru yang

keputusan. Dalam keputusan ini ada dua

inovatif nilainya melebihi guru yang

kemungkinan,

unggul

(adoption)

karena

inovasi

merupakan

percobaan

dan

pertama;
dengan

peng-

menerima
keberlanjutan

kekuatan pendorong yang meningkatkan

(continued) atau menerima kemudian

karier

berhenti (discontinued) dan kemungkinan

dan

membuat

hal

itu

terus

diperbarui dan bermakna, sedangkan

kedua

keunggulan mungkin menghadapi jalan

(Rejection) atau menolak tapi kemudian

buntu dan tidak berkembang.

menerima

(later adoption) yang se-

lanjutnya

mengimplementasi

Inovasi

pendidikan

merupakan

adalah

perubahan yang didasarkan atas usaha

tersebut. Sebuah

sadar, terencana, berpola dan bertujuan

melakukan

untuk

organisasi

mengarahkan,

sesuai

dengan

menolak

selamanya

inovasi

organisasi dikatakan

suatu

inovasi

menciptakan

dan

apabila
me-

kebutuhan yang dihadapi sesuai tuntutan

nggunakan sesuatu yang baru, atau idea

jaman.

generation and use. Sekolah yang inovatif

Inovasi

pendidikan

yang

dimaksud adalah idea, teknologi, atau

adalah

mungkin juga metodologi baru yang

ciptakan

diusulkan untuk digunakan di sekolah.

mentasikan sesuatu yang baru. Menurut

Tujuan

Bafadal, (2003), inovasi pembelajaran

inovasi

perbaiki

adalah

performansi

untuk
sekolah

memdan

pada

sekolah
sendiri

hakikatnya

yang
dan

mampu

men-

mengimple-

merupakan

sesuatu

performansi guru khususnya sehingga

yang baru, bisa berupa ide, program,

mampu menjadi sekolah yang lebih baik

layanan, metode, teknologi dan proses

atau lebih efektif dan efisien. Menurut

pembelajaran.

Sa’ud, (2010) untuk melaksanakan proses

Pelaksanaan inovasi dapat terbagi

inovasi pendidikan ada dua model yang

menjadi dua yakni pelaksanaan inovasi

perlu

Model

Top–Down Inovation dan pelaksanaan

proses inovasi yang berorientasi pada

Bottom–Up Inovation. Top-Down Inovati-

individu, adalah suatu proses inovasi

on adalah

yang bertumpu pada manusianya atau

ciptakan oleh atasan sebagai usaha

individu-individu yang ada, (2) Model

untuk meningkatkan mutu pendidikan

proses inovasi yang berorientasi pada

atau

diperhatikan yakni:

(1)

inovasi yang sengaja di-

pemerataan

kesempatan

untuk

41

Berdasarkan

memperoleh pendidikan, ataupun sebagai

usaha

untuk

meningkatkan

penjelasan

tersebut

menunjukkan betapa besar peran guru

sedangkan

dalam proses pembelajaran sehingga

bawahan tidak punya otoritas untuk

daya inovasi dan sikap professional

menolak

sangat diperlukan.

efisiensi

dan

sebagainya,

pelaksanaannya.

Sedangkan

model inovasi Bottom Up Inovation yakni

Pengembangan daya

inovasi guru

inovasi yang diciptakan berdasarkan ide,

mempersyaratkan adanya iklim organi-

pikiran, kreasi, dan inisiatif dari sekolah,

sasi

guru dan atau masyarakat, atau model

selenggaranya proses pembelajaran yang

inovasi berasal dari bawah.

berkualitas Lingkungan dan organisasi

Guru adalah pendidik profesional

sekolah

yang

yang

merupakan

mendukung

pendorong

ter-

inovasi

dengan tugas utama mendidik, me-

merupakan sumber daya yang unik yang

ngajar,

membimbing,

mengarahkan,

dapat menciptakan keunggulan kom-

melatih,

menilai,

mengevaluasi

petitif,

dan

selanjutnya

(2010)

iklim

organisasi

peserta didik pada pendidikan anak usia

menyatakan

dini jalur pendidikan formal, pendidikan

sekolah merupakan hasil timbal balik dari

dasar,

pola

Adapun

dan

pendidikan

peran

menurut

yang

Abin

menengah.

perilaku

guru-guru

sebagai

guru

kelompok dan pola perilaku kepala

dalam

sekolah sebagai pemimpin organisasi..

diemban

Syamsuddin

bahwa

Raza,

Akhmad Sudrajad (2008) mengemukakan

Sejalan

dengan

Raza,

bahwa

Nestra

(2011)

menyatakan

dalam

pengertian

pendidikan

maka

bahwa

secara luas, seorang guru yang ideal

terdapat

kontribusi

seyogyanya dapat berperan sebagai: (1)

supervisi

kepala

Konservator

guru dan kesejahteraan guru terhadap

(pemelihara)

sistem

nilai

yang merupakan sumber norma kedewasaan; (2) Inovator (pengembang)
sistem

nilai

ilmu

pengetahuan;

(3)

yang

Wayan

sekolah,

signifikan
profesional

kinerja guru
Terselenggaranya

pengembangan

daya inovasi guru yang berorientasi pada

Transmitor (penerus) sistem-sistem nilai

individu

tersebut

kelembagaan akan berpengaruh pada

kepada

Transformator

peserta

didik;

(penterjemah)

(4)

sistem-

sistem nilai tersebut melalui penjelmaan
dalam pribadinya dan perilakunya, dalam

dan

pembentukan

berorientasi
kualitas

pada

proses

pem-

Pengembangan

daya

belajaran.
Aktualisasi

proses interaksi dengan sasaran didik; (5)

inovasi yang berorientasi pada individu

Organisator (penyelenggara) terciptanya

ditujukan

proses

di-

mampuan berinovasi bagi guru. Armour

secara

Yelling &, (2004) menyatakan bahwa CPD

edukatif

yang

pertanggungjawabkan,

dapat
baik

untuk

pengembangan

professional

ke-

development)

formal (kepada pihak yang mengangkat

(continuing

dan menugaskannya) maupun secara

memberikan cara-cara dalam bekerja

moral (kepada sasaran didik, serta Tuhan

(mengajar)

yang menciptakannya).

ningkatkan

bagi

guru

pengalaman

untuk

me-

kualitas

profesional mereka, yang juga berarti

42

bahwa guru perlu untuk menempatkan

penciptaan kondisi, implementasi inovasi,

dirinya secara berbeda dalam kerangka

perbaikan

CPD, dan bahwa guru harus memberikan

suksesan inovasi dipengaruhi oleh tiga

kontribusi
didikan

untuk

institusionalisasi

Ke-

dan

pe-

variabel yaitu ketepatan persepsi person

merevitalisasi

pen-

terhadap inovasi pendidikan, motivasi

Sementara

Per-

dan kreatifitas dalam operasional yang

pen-getahuan

ngalaman

dan

karakter.

menegpan & RB No 17 tahun 2009
menyatakan bahwa guru professional

ada, Bafadal (2006).
Prorofesionalitas guru, adalah ke-

berkewajiban untuk: (a) Merencanakan

mampuan

pembelajaran/bimbingan, melaksanakan

dalam melaksanakan tugas sehari-hari,

pembelajaran/bimbingan yang bermutu,

dimana

menilai

hasil

kemampuan

me-

motivasi kerja, dan memiliki tingkat

laksanakan pembelajaran/perbaikan dan

komitmen serta abstraksi yang tinggi.

pengayaan;

Sikap profesional guru dapat terbentuk

dan

mengevaluasi

pembelajaran/bimbingan,
(b)

serta

Meningkatkan

mengembangkan

kualifikasi

dan

akademik

mengelola

guru

bersangkutan
(ability)

dikarenakan

adanya

dan kompetensi secara berkelanjutan

norma

sejalan

undang-undang

dengan

perkembangan

ilmu

yang

sendiri
memiliki

yang

tinggi,

standar

profesi,

serta

tuntutan

berlaku

guru dan dosen. Oleh

karena itu aktualisasi sikap professional

pengetahuan, teknologi, dan seni;
&

dirinya

Sejalan dengan pandangan Armour

guru dalam model ini adalah dalam

Yelling

bentuk:

di

atas

dan

kebijakan

pemerintah dalam Permenegpan & RB

1) Penguasaan

Kompetensi

Keguruan,

No 17 tahun 2009, maka pengembangan

Undang-undang Nomor 14

daya inovasi yang berorientasi pada

2015

dan

Dosen,

menyebutkan

kompetensi

adalah

atau

seperangkat

pengetahuan,

Ber-

terampilan, dan perilaku yang harus

pe-

dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh

ngembangan kompetensi Guru yang

guru atau dosen dalam melaksanakan

dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan,

tugas

bertahap,

Kompetensi Guru sebagaimana di-

individu

adalah

Professional

Development

Pengembangan
kelanjutan

(PKB)

Continuing

dengan

(CPD)

Keprofesian
merupakan

berkelanjutan

untuk

me-

tentang

guru

tahun

keprofesionalan.

ke-

Selanjutnya

ningkatkan profesionalitasnya, 1) Pen-

maksud

meliputi kompetensi peda-

didikan dan Latihan Keprofesian; 2)

gogik,

kompetensi

Penelitian dan Publikasi Ilmiah, dan

kompetensi sosial, dan kompetensi

3)

Karya Inovasi.
Sekolah tidak akan menjadi baik

kepribadian,

profesional

dicerminkan

Kompetensi

Pedagogik,

oleh:
b)

a)

Kom-

dengan sendirinya melainkan melalui

petensi Kepribadian, c) Kompetensi

proses

Sosial, dan d) Kompetensi Profesional.

pengimplementasian

innovasi

pendidikan yang baik dalam bentuk
siklus

yang

ngenalan

meliputi

inovasi

kegiatan:

melalui

pe-

sosialisasi,

2) Penguasaan IPTEKS Sesuai Bidangnya,
Penguasaan

ilmu

pengetahuan,

teknologi dan seni (IPTEKS) bersifat

43

perangkat keras (hardware) maupun

4) Kemampuan

Jejaring

(Networking),

perangkat lunak (software merupakan

Guru

perlu

memilik

kemampuan

salah satu penggerak maupun alat

membangun

jejaring

(Networking)

ukur standar kemajuan suatu bangsa.

dengan alasan: Pertama, dalam era

Tingkat.

itu,

upaya

global ini memungkinkan terjadinya

perlu

terus

mobilitas guru baik secara vertikal

ditumbuhkembangkan dan didukung,

maupun. Kedua, sebagai profesional

baik

maupun

seorang

masyarakat secara bersamaan. Lem-

tuntutan

baga pendidikan yang mem-punyai

secara

sumberdaya

harus

masyarakat yang menghendaki pe-

mempunyai kepekaan yang tinggi

layanan yang lebih baik. Dengan

dalam menghadapi IPTEKS yang terus

membangun

berkembang Kedudukan guru sebagai

akan meningkatkan kualitas hubungan

tenaga profesional berfungsi untuk

kesejawatan secara profesional.

meningkatkan martabat dan peran

Melalui networking inilah guru akan

guru

pembelajaran

memperoleh akses terhadap inovasi-

berfungsi untuk meningkatkan mutu

inovasi di bidang profesinya. Jaringan

pendidikan nasional.

kerja guru bisa dimulai dengan dari

Oleh

penguasaan

karena

(IPTEKS

oleh

pemerintah

dan

sebagai

potensi

agen

3) Kemampuan Akses Teknologi Infor-

skala

guru

harus

mengikuti

perkembangan
global,

kecil,

profesi

dan

jejraing

dengan

tuntutan

(Networking)

mengadakan

masi dan Komunikasi, Pe-nguasaan

pertemuan formal maupun informal,

teknologi komunikasi dan informasi

kelompok kerja guru, forum organisasi

bersifat sangat strategis bagi guru

profesi,

agar

penggunaan media social.

dapat

mengikuti

laju

pe-

jaringan

internet

maupun

mampu

5) Peningkatan Kualitas Pembelajaran, PP

berperan dengan lebih efisien dan

32 tahun 2013 mengatur bahwa setiap

efektif dalam melaksanakan tugas

satuan

professional

Proses

perencanaan

proses

pembelajaran,

akses

pelaksanaan

proses

pembelajaran,

ngembangan

IPTEKS

sebagai

pengembangan

dan

guru.

kemampuan

pendidikan

teknologi informasi dan teknologi

penilaian

meliputi: (1) Memahami teknologi

pengawasan

informasi

untuk

dan

komunikasi.

(2)

hasil

melakukan

pembelajaran,

proses

terlaksananya

dan

pembelajaran
proses

Pem-

Mengembangkan keterampilan untuk

belajaran yang efektif dan efisien.

memanfaatkan

Proses

teknologi

informasi

Pembelajaran

pada

satuan

diselenggarakan

secara

dan komunikasi dalam menunjang

pendidikan

tugas profesi. (3) Mengembangkan

interaktif, inspiratif, menyenangkan,

sikap kritis, kreatif, apresiatif dan

menantang, memotivasi peserta didik

mandiri dalam penggunaan teknologi

untuk

informasi dan komunikasi. (4) Meng-

memberikan ruang yang cukup bagi

hargai karya cipta di bidang teknologi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

informasi dan komunikasi.

sesuai dengan bakat, minat, dan

berpartisipasi

aktif,

serta

44

perkembangan fisik serta psikologis

dan kinerja yang kompleks. Ketiga,

Peserta Didik. Proses Pembelajaaran

analisis proses yang digunakan untuk

yang diharapkan merupakan cerminan

menghasilkan respon peserta didik

dari sikap

atas perolehan sikap, keterampilan,

professional guru dan

sekaligus

sebagai

wujud

dan pengetahuan yang ada.

terguru

6) Lulusan yang Kompeten dan Ber-

sebagai pendidik professional yang

karater, Standar Kompetensi Lulusan

meliputi:

digunakan

laksanakannya

tugas

(1)

utama

Perencanaan

Pem-

sebagai

pedoman

pe-

belajaran, berdasarkan kerangka dasar

nilaian dalam penentuan kelulusan

dan

kurikulum

maka

Peserta Didik dari satuan pendidikan.

pembelajaran

yang

Kompetensi Lulusan) meliputi Kom-

disusun guru mencakup: a) Silabus, b)

petensi untuk seluruh mata pelajaran

Rencan

pembalajaran

yang mencakup sikap, pengetahuan,

(RPP). (2) Pelaksanaan Pembelajaran,

dan keterampilan Standar kompetensi

dengan

kurikulum

lulusan men-cakup tiga domain yang

2013 dalam pelaksanan pembalajaran

meliputi: (1) Domain sikap, mencakup:

hendaknya

pribadi

struktur

perencanan

Pelaksanaan
mengacu

pada

guru

menggunakan

pendekatan saintifik (Scientific) yang
Observing

mencakup
Questioning

yang

beriman,

berakhlak

mulia, percaya diri, dan bertanggung

(mengamati),

jawab

dalam

berinteraksi

secara

Associating

efektif dengan lingkungan sosial, alam

(menalar), Experimenting (mencoba),

sekitar, serta dunia dan peradabannya,

Networking (membentuk Jejaring). (3)

(2) Domain ketrampilan, mencakup:

Penilaian

mencakup

pribadi yang berkemampuan pikir dan

tiga domain yaitu sikap, ketrampilan

tindak yang efektif dan kreatif dalam

dan

dilakukan

ranah abstrak dan konkret. (3) Domain

pada proses dan hasl pembelajaran.

pengetahuan, mencakup: pribadi yang

Pendekatan

digunakan

menguasai

(Authentic

teknologi, seni, budaya dan ber-

Assessment) adalah pengukuran yang

wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

bermakna

kenegaraan, dan peradaban.

(menanya),

Pembelajaran,

pengetahuan

penilaian

yang

penilaian
autentik
secara

signifikan

atas

ilmu

pengetahuan,

proses dan hasil belajar peserta didik
untuk ranah sikap, keterampilan, dan

E.

pengetahuan. Penilaian autentik ter-

Kesimpulan

diri dari berbagai teknik penilaian.

PENUTUP
Kebijakan Nasional Pembangunan

Pertama, pengukuran langsung ke-

Karakter

terampilan

memiliki fungsi utama yaitu: (1) Fungsi

peserta

didik

yang

Bangsa

berhubungan dengan hasil jangka

Pembentukan

panjang

Potensi,

pendidikan

seperti

ke-

(2)

secara

dan
Fungsi

fungsional

Pengembangan
Perbaikan

dan

suksesan di tempat kerja. Kedua,

Penguatan, dan (3) Fungsi Penyaring.

penilaian

Dalam

atas

tugas-tugas

yang

memerlukan keterlibatan yang luas

implementasi

kebijakan

pem-

bangunan karakter bangsa dilaksanakan

45

melalui jalur pendidikan secara terintegrasi dengan menanamkan nilai-nilai

F.

karakter

Armour, K. & Yelling, M. 2004.
“Continuing
Professional
Development
For
Experienced
Physical
Education
Teachers”:
Towards effective provision. Sport,
Education and Society, 9(1), 95-114.
Bafadal, I. 2003. Manajemen Peningkatan
Mutu
Sekolah
Dasar,
dari
Sentralisasi Menuju Desentralisasi.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Bafadal,
I.
2006.
Peningkatan
Profesionalisme Guru SD. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Detik News, Mabes Polri Komjen Budi
Gunawan Masih dalam Jabatan
Kalemdikpol,http://news.detik.com/
read/2015/10/19/050753/2806681/
10 /mabes- polri- komjen-budi
gunawan-masih-jabat kalemdikpol?
n992204fksberita
DetikNews. Komisi-III Setuju Komjen Budi
Jadi Kapolri DPR Gelar ParipurnaBesok,http://news.detik.com/read/2
015/10/14/151802/2803253/10/ko
misi-iii-setuju-komjen-budi-jadikapolri-dpr-gelar-paripurna-besok
Hamilton,
Judith.
1996.
Inspiring
Innovations in Language Teaching.
British Library Cataloguing in
Publication Data. ISBN 1-85359284-6 (hbk) ISBN 1-85359-283-8
(pbk)
Hill, T.A., 2005. Character First Kimray
Inc.,http://www.charactercities.org/
downloads/publications/Whatischa
racter.pdf. Li, L., 2005. Education for
1.3 Billion. Pearson Education
Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi.
2009.
Kementerian Pendidikan Nasional, 2010,
Kerangka
Acuan
Pendidikan
Karakter Tahun Anggaran 2010,
Direktorat Ketenagaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta
Kementerian Pendidikan Nasional, 2011,
Panduan Pelaksanaan Pendidikan

bangsa,

proses

pendidikan

karakter berlangsung dalam tiga pilar
pendidikan

yakni

dalam

satuan

pendidikan, keluarga, dan masyarakat
dengan memberikan pengalaman belajar
(learning experiences) yang dibangun
melalui

pendekatan

intervensi

dan

habituasi.
Dengan
rujukan

menggunakan

maka

disusun

berbagi

model

pe-

ngembangan daya inovasi guru yang
mencakup Model Inovasi Berorientasi
pada Individu, dan

Model Inovasi

Berorientasi pada Organisasi dengan
menggunakan Metode: Pengembangan
Keprofesian

Berkelanjutan

(Continuing

Professional

atau

PKB

Development

(CPD) dan metode Pengembangan Kelembagaan (Institutional Development)
Terselenggaranya pengembangan daya
inovasi guru yang berorientasi pada
individu

dan

lembagaan

berorientasi

akan

pembentukan

pada

berpengaruh

kualitas

proses

kepada
pem-

belajaran.
Revitalisasi implementasi pendidikan
karakter berbasis daya inovasi guru akan
mendukung
pendidikan
dalam:

proses
karakter

penguasaan

dan

efektifitas

yang

tercermin

kom-petensi

keguruan, penguasaan IPTEKS sesuai
bidangnya, kemampuan akses teknologi
informasi dan komunikasi, kemampuan
jejaring (networking) peningkatan kualitas pembelajaran dan pada akhirnya
dapat

menghasilkan

lulusan

yang

kompeten dan berkarater secara masif.

DAFTAR PUSTAKA

46

Karakter, Badan Penelitian Dan
Pengembangan Pusat Kurikulum
Dan Perbukuan, Jakarta
Pemerintah Republik Indonesia, 2010,
Kebijakan Nasional Pembangunan
Karakter
Bangsa
2010-2025,
http://www.puskurbuk.net/downloa
ds/viewing/Produk
Peraturan Menteri Nomor 16 Tahun 2009
tentang Jabatan Fungsional Guru
dan Angka Kreditnya.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan
Atas
Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
Tentang
Standar
Nasional
Pendidikan
Republik Indonesia,
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2007 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka
Republik Indonesia,
Undang-undang
Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Republik Indonesia, Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 14 tahun
2005 tentang Guru dan Dosen.
http://www.dikti.go.id/?page_id=50
9&lang=id (diunduh Oktober 2015)
Republika On Line, CPI Indonesia 2014
Naik
Tujuh
Peringkat,
http://nasional.republika.co.id/berit
a/nasional/daerah/15/12/04/ng2en
z-cpi-indonesia-2014-naik-tujuhperingkat
Sutarum, 2014, Prosiding Seminar
Nasional
&
Call
Paper
“Pengembangan Sikap Profesional
Guru Berbasis Inovasi Dalam
Rangka Ilmplementasi Kurikulum
2013” Jurusan Pendidikan Pancasila
dan
Kewarganegaraan
(PPKn)
Sekolah Ekonmi, Universitas Negeri
Semarang
Thomas Lickona , 1991, Educating for
Character: How Our Schools Can
Teach Respect and Responsibility,
New York: Bantam Books,

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa,
2008, Kamus Bahasa Indonesia,
Pusat
Bahasa
Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta
UNDP, Peringkat Pembangunan Manusia
Indonesia
Jalan
di
Tempat
http://ekonomi.kompasiana.com/bi
snis/2015/10/25/rilis-undpperingkat-pembangunan-manusiaindonesia-jalan-di-tempat676455.html
Wanda Crisiana (2005). Upaya Penerapan
Pendidikan
Karakter
Bagi
Mahasiswa (Studi Kasus di Jurusan
Teknik Industri Uk Petra). Jurnal
Teknik Industri Vol. 7 No. 1, Juni
2005, 83-90
Wibowo, Timothy. 2013. “Membangun
Karakter Sejak Pendidikan Anak
Usia
Dini”,
diunduh
dari
http://www.pendidikankarakter.co
m/membangun-karakter-sejakpendidikan-anak-usia-dini/
Wiki Pedia, DMEAr negara Menurut
Indeks
Pembanguan
Manusia,
http://id.wikipedia.org/wiki/DMEAr
_negara_menurut_Indeks_Pembang
unan_Manusia
Winataputra Udin Saripudin, (2010)
Implementasi Kebijakan Nasional
Pembangunan Karakter Bangsa
(Konsep, Kebijakan, dan Kerangka
Programatik)
Tim
Pendidikan
Karakter Diknas.

47