S PLS 1100289 Chapter1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan selalu dituntut untuk menghasilkan (SDM)
Sumber Daya Manusia yang berkualitas dengan kemampuan yang unggul dan
memiliki kreativitas yang tinggi sehingga dapat mengaktualisasikan dirinya
dengan baik serta mampu memajukan bangsa dalam persaingan global. Dengan
semakin berkembangnya persaingan global, maka masyarakat dituntut untuk
memiliki kesadaran agar berperilaku kreatif guna mengembangkan potensi yang
dimiliki dan membantu memecahkan masalah yang mereka hadapi. Menurut
Munandar (2012, hlm. 27) mengungkapkan bahwa kreativits merupakan proses
merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan
masalah, menilai, menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan
mengujinya lagi dan akhirnya menyampaikan hasilnya. Dengan kita memiliki
perilaku yang kreatif maka akan terjadi aktivitas yang menciptakan interaksi antar
individu yang heterogen. Interaksi yang terjadi dapat menciptakan ide-ide baru
yang tentunya dapat memicu timbulnya kreativitas. Maka untuk memenuhi hal
tersebut usaha untuk meningkatkan kreativitas masyarakat yaitu melalui dunia
pendidikan. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang N0. 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Adanya kegiatan pembelajaran dalam pendidikan tersebut akan membawa
masyarakat pada perkembangan potensi diri yaitu dengan memiliki akhlak yang
mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi masyarakat yang demokratis.
Pendidikan nasional ini memiliki 3 subsistem yaitu pendidikan formal, pendidikan
non formal dan pendidikan informal, masing-masing subsistem tersebut memiliki
tugas dan tujuan yang berpatok pada keberhasilan peningkatan kualitas hidup
masyarakat.

Usaha

pemerintah

dalam

rangka


meningkatkan

kreativitas

masyarakat dengan melalui pendidikan nonformal yang bergerak dibidang
Asri Novianti, 2015
PENYELENGGARAAN PROGRAM ART EDUCATION BIDANG INDUSTRI BATIK FRAKTAL DALAM
MENGEMBANGKAN KREATIVITAS MASYARAKAT PENGRAJIN BATIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

pengembangan potensi masyarakat sepanjang hayat, karena pada umumnya semua
lapisan masyarakat harus memiliki kreativitas guna mengembangkan dirinya.
Seperti Menurut Comb, (1973) (dalam Sudjana, 2010, hlm.21) mengemukakan
bahwa: Pendidikan Non Formal ialah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis,
di luar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau
merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan
untuk melayani peserta didik tertentu di dalam mencapai tujuan belajarnya.
Adapun satuan pendidikan non formal itu terdiri dari kelompok belajar,

lembaga kursus dan pelatihan, majelis ta’lim, pusat kegiatan belajar masyarakat
(PKBM), dan lembaga-lembaga yang menyelenggarakan pendidikan sejenis.
Salah satu satuan dari PNF yang mendukung kegiatan peningkatan kreativitas
masyarakat ini adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dengan
memiliki berbagai program atau kegiatan yang dapat menunjang masyarakat
untuk mengembangkan potensi dan kreativitasnya di PKBM. Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat (PKBM) ini merupakan salah satu wadah yang dibuat untuk
proses pembelajaran masyarakat yang didirikan dari, oleh dan untuk masyarakat
itu sendiri dan berbasis pada masyarakat. PKBM merupakan ide atau inisiatif dari
masyarakat itu sendiri yang dirancang untuk melakukan pemberdayaan bagi
masyarakat oleh pemerintah atau pihak lain diluar masyarakat itu. Inisiatif itu
datang dari kesadaran akan kepentingan untuk peningkatan mutu melalui proses
pembelajaran yang dibuat dalam suatu wadah yaitu melalui PKBM. Pada PKBM
ini dituntut memiliki berbagai pendekatan, dan metode yang menarik guna
meningkatkan partisipasi masyarakat untuk mengikuti berbagai program yang
diberikan pada masyarakat.
Upaya dalam mengembangkan kreativitas masyarakat tersebut sudah
dilakukan salah satunya oleh Lembaga PKBM Taboo di daerah Dago Pojok
Coblong-Bandung yang memiliki berbagai program atau kajian PLS, dan yang
lebih menonjol yaitu dalam bidang pemberdayaan masyarakat serta kecakapan

hidup dengan pengembangan penyadaran kreativitas masyarakat. Tujuan dari
PKBM Taboo ini adalah untuk memberikan pendidikan dan mengubah persepsi
masyarakat terhadap pengertian pendidikan yang lebih bersifat pragmatis atau
hanya sekedar perolehan ijazah, gelar, dan pekerjaan. Pengertian dari pendidikan
Asri Novianti, 2015
PENYELENGGARAAN PROGRAM ART EDUCATION BIDANG INDUSTRI BATIK FRAKTAL DALAM
MENGEMBANGKAN KREATIVITAS MASYARAKAT PENGRAJIN BATIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

itu sendiri sebenarnya menciptakan masyarakat yang kreatif, guna mampu
menciptakan hal baru, menerima masukan dari pihak lain dan mampu
mengembangkan potensi dirinya. Maka pada PKBM Taboo ini lebih menekankan
pada pengembangan potensi masyarakat. Sejalan dengan hal itu, Hidayanto
(dalam Anwar, 2012, hlm.5) Menjabarkan bahwa;
Empat pilar menjadi : pengetahuan, keterampilan, kemandirian dan
kemampuan untuk menyesuaikan diri dan bekerjasama. Keempat pilar
tersebut, merupakan pilar-pilar belajar yang harus menjadi basis dari
setiap lembaga pendidian, baik pendidian formal maupun pendidian non

formal dan pendidian informal dalam penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran yang bertujuan pada hasil aktual yang diperlukan manusia.
Dengan adanya tujuan tersebut, harus dibuat strategi yang tepat oleh pengelola
PKBM guna menarik partisipasi masyarakat setempat secara menyeluruh yaitu
melalui program Art Education. Program Art Education ini merupakan program
pendidikan kecakapan hidup yang bergerak dibidang seni dan keterampilan
sehingga diberi nama Art Education. Program ini sudah berlangsung sejak tahun
2013 yang melibatkan masyarakat Dago Pojok Coblong-Bandung, baik anak-anak
yang putus sekolah, ibu-ibu, dan remaja.
Dasar pemikiran dari program Art Education ini adalah bagaimana
manusia itu mengenal potensi pada dirinya, karena jika manusia itu kenal pada
dirinya sendiri maka dia akan menjadi kreatif. Selain itu yang menjadi dasar Art
Education ini, karena dalam kreativitas tidak ada kata mengeluh dan pasrah
terhadap sesuatu hal yang dihadapi, tetapi mencari dan mengeksplor potensi yang
kita miliki dan dikembangkan. Kreativitas pada umumnya dibangun oleh dua
model yaitu kreativitas karena ekonomi dan kreativitas karena pergaulan.
Kreativitas yang dibangun melalui pergaulan muncul melalui komunikasi atau
bersosialisasi dengan masyarakat lain sehingga saling bertukar pikiran, peka atau
paham terhadap kebutuhan lingkungannya dan mampu menciptakan hal baru
yang menarik. Sedangkan kreativitas yang dibangun melalui ekonomi yaitu

karena

adanya

desakan

pemenuhan

kebutuhan

ekonomi

yang

mampu

menyadarkan masyarakat untuk lebih kreatif dalam menciptakan hal baru yang
memiliki nilai jual. Dalam upaya penyadaran kreativitas pada masyarakat ini
memperoleh hambatan atau permasalahan karena banyaknya adat istiadat atau
berbagai perbedaan budaya dilingkungan masyarakat. Dengan adanya hambatan

Asri Novianti, 2015
PENYELENGGARAAN PROGRAM ART EDUCATION BIDANG INDUSTRI BATIK FRAKTAL DALAM
MENGEMBANGKAN KREATIVITAS MASYARAKAT PENGRAJIN BATIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

atau permasalahan tersebut maka pengelola menggali atau mencari cara melalui
temuan baru yaitu seni lintasan, dimana seni lintasan tersebut merupakan
perpaduan antara seni tradisional dengan modern yang menciptakan sebuah
fenomena dan fenomena tersebut yang diolah untuk menjadi sumber Art
Education. Melalui hal tersebut, maka masyarakat atau peserta menjadi memiliki
ide yang tidak terbatas untuk mengembangkan kreativitasnya yang disebabkan
oleh perbedaan budaya dari masing-masing masyarakat atau peserta tersebut. Pada
program Art Education ini masyarakat diberikan keterampilan melalui berbagai
kegiatan yang diusulkan oleh masyarakat itu sendiri guna menunjang kebutuhan
secara materi dan pengembangan kreativitasnya sehingga membantu dalam
meningkatkan ekonomi, pengetahuan, keterampilan dan peningkatan kesejahteran
hidup bagi masyarakat.
Program Art Education ini terdiri dari beberapa bidang, yaitu bidang

industri batik fraktal, seni rupa bermain (taman bermain educative anak), pencak
silat, seni tari, pembuatan patung, wayang, dan eksperimen kreatif (mural).
Peneliti membatasi penelitian pada salah satu dari bidang program Art Education
yaitu industri batik fraktal. Industri batik fraktal ini awalnya hanya kegiatan
pemberian keterampilan pada masyarakat, tetapi karena munculnya kreativitas
dari mayarakat/pengrajin batik dan melihat adanya kesempatan pengembangan
untuk menjadikan kegiatan ini sebagai industri, maka berkembang menjadi
industri batik fraktal di Dago Pojok Bandung. Kegiatan ini untuk membantu
masyarakat pengrajin batik memperoleh pengetahuan dan keterampilan dibidang
pembuatan produk batik fraktal sehingga mampu membantu dalam meningkatkan
kreativitasnya melalui kegiatan produksi dan menghasilkan produk yang memiliki
ciri khas dan teknik pembuatan batik yang lebih cepat, praktis serta memiliki nilai
jual. Prospek produk dari hasil industri batik fraktal ini sangat potensial pada
perekonomian dalam Negeri. Hal tersebut diperkuat dari data yang dikeluarkan
oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Tercatat bahwa industri
fashion dan kerajinan menyumbang masing-masing 43% dan 25% dari total
industri kreatif guna Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) di Indonesia.
(Surabaya Post Online, 08/03/2012)

Asri Novianti, 2015

PENYELENGGARAAN PROGRAM ART EDUCATION BIDANG INDUSTRI BATIK FRAKTAL DALAM
MENGEMBANGKAN KREATIVITAS MASYARAKAT PENGRAJIN BATIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

Mencermati data diatas, produk yang dihasilkan dari kegiatan industri
batik fraktal ini memiliki peluang pasar yang besar dalam perdagangan domestik
maupun global. Kegiatan Art Education bidang industri batik fraktal ini
dilaksanakan sesuai dengan waktu luang masyarakat pengrajin batik setempat,
yang dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan di PKBM Taboo dengan
alat dan bahan yang disediakan oleh pengelola sesuai kebutuhannya. Pemasaran
atau penjualan produk tersebut yaitu melalui kegiatan rutin pameran dan festival
baik di lingkungan kampung kreatif yang mengundang banyak masyarakat
setempat maupun diluar kampung kreatif, serta melalui sosial media sehingga
banyak para pengunjung dan turis asing yang tertarik pada produknya serta
mengajak bekerja sama.

Dalam pelaksanaan suatu program maka diperlukan


pengelolaan yang baik, sehingga pada saat penyelenggaraan program tersebut
berjalan dengan baik. Kemudian perencanaan dan pelaksanaannya dievaluasi
sehingga dapat diketahui keberhasilan program dan dapat dijadikan umpan balik
untuk perbaikan serta pengembangan berikutnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian pada Lembaga PKBM Taboo Dago Pojok Bandung
mengenai “Penyelenggaraan Program Art Education Bidang Industri Batik Fraktal
Dalam Mengembangkan Kreativitas Masyarakat Pengrajin Batik”.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan permasalahan yang berhasil diidentifikasi dari hasil dilapangan
sebagai berikut :
1. Perencanaan kegiatan diawali dengan proses pelibatan pengelola, peserta dan
donator utama melalui diskusi/rapat pengambilan keputusan pembahasan
rencana kegiatan.
2. Pada tahun 2013 program Art Education bidang industri batik fraktal mulai
dibentuk,

program

ini


dilakukan

untuk

mengembangkan

kreativitas

masyarakat melalui kegiatan produksi guna mengembangkan hasil perolehan
keterampilan membatik sebelumnya, melatih kerja sama dengan peserta lain
sehingga menciptaan produk yang unggul dan memiliki nilai jual.
3. Pelaksanaan

kegiatan

produksi

batik

fraktal

dilaksanakan

dibawah

pengawasan, bimbingan dan arahan tutor serta pihak penyelenggara program.

Asri Novianti, 2015
PENYELENGGARAAN PROGRAM ART EDUCATION BIDANG INDUSTRI BATIK FRAKTAL DALAM
MENGEMBANGKAN KREATIVITAS MASYARAKAT PENGRAJIN BATIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

4. Penyediaan sarana prasarana pada pelaksanaan kegiatan produksi disediakan
oleh pihak penyelenggara program yang mampu mendorong munculnya
pengembangan kreativitas masyarakat pengrajin batik.
5. Adanya pembinaan, pengawasan dan pendampingan dari pihak penyelenggara
terhadap peserta pada kegiatan produksi sehingga membantu dalam
pencapaian tujuan yaitu adanya pengembangan kreativitas.
6. Program Art Education bidang industri batik fraktal dilaksanakan secara rutin,
melibatkan berbagai pihak yang terlibat dan kegiatan-kegiatan yang
terselenggara diikuti dengan antusiasme peserta.
7. Adanya kegiatan Art Education bidang industri batik fraktal ini, peserta bisa
mengaplikasikan dari apa yang mereka dapat selama mengikuti kegiatan
produksi. Terdapat pengembangan kreativitas peserta yang ditunjukan dengan
keberanian mengungkapkan ide-ide baru dalam produksi dan berfikir kritis.
Berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: “Bagaimana penyelenggaraan program Art Education
bidang industri batik fraktal dalam mengembangkan kreativitas masyarakat
pengrajin batik?” Dari rumusan masalah di atas, selanjutnya disusun pertanyaan
sebagai berikut:
1. Bagaimana proses penyelenggaraan program Art Education bidang industri
batik fraktal di PKBM Taboo dalam upaya mengembangkan kreativitas
masyarakat pengrajin batik?
2. Bagaimana hasil pengembangan kreativitas yang diperoleh peserta setelah
mengikuti program Art Education bidang industri batik fraktal di PKBM
Taboo Dago Pojok Kota Bandung?
3. Bagaimana dampak setelah mengikuti penyelenggaraan program Art
Education bidang industri batik fraktal di PKBM Dago Pojok Kota Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Dalam suatu penelitian tentunya harus memiliki tujuan yang jelas sehingga
dapat memberikan informasi dan hasil penelitian yang benar. Adapun tujuan dari
penelitian ini

untuk mengetahui jawaban dari permasalahan yang telah

dirumuskan diatas yaitu:

Asri Novianti, 2015
PENYELENGGARAAN PROGRAM ART EDUCATION BIDANG INDUSTRI BATIK FRAKTAL DALAM
MENGEMBANGKAN KREATIVITAS MASYARAKAT PENGRAJIN BATIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

1.

Untuk mendeskripsikan proses penyelenggaraan program Art Education
bidang industri batik fraktal dalam upaya mengembangkan kreativitas
masyarakat pengrajin batik.

2.

Untuk mendeskripsikan hasil pengembangan kreativitas yang diperoleh
peserta setelah mengikuti program Art Education bidang industri batik fraktal
di PKBM Taboo Dago Pojok Kota.

3.

Untuk mendeskripsikan dampak setelah mengikuti program Art Education
bidang industri batik fraktal di PKBM Taboo Dago Pojok Kota

D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan
praktis sebagai berikut:
1.

Manfaat Teoretis
Sebagai

salah

satu

upaya

pengelola

dengan

masyarakat

dalam

mengembangkan kreativitas melalui berbagai kegiatan dalam lembaga serta
diharapkan menjadi masukan dalam mengembangkan keilmuan mengenai
pendidikan masyarakat melalui peningkatan pengadopsian perilaku kreatif
masyarakat. Salah satunya mengenai penyelenggaraan program Art Education
bidang industri batik fraktadi PKBM Taboo dalam mengembangkan kreativitas
masyarakat pengrajin batik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi mayarakat
dalam menjalani perannya masing-masing. Sehingga dapat memahami potensi
dirinya terutama dalam hal pengembangan kreativitasnya.
b. Bagi Peneliti Lanjutan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peneliti lanjutan yang
tertarik mengembangkan penelitian mengenai penyelenggaraan Program Art
Education bidang industri batik fraktal di PKBM Tabo dalam mengembangkan
kreativitas mayarakat pengrajin batik.
c. Bagi Lembaga
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengelola dan tutor lembaga
khususnya PKBM Tabo Dago Pojok Kota Bandung sebagai bahan untuk lebih
Asri Novianti, 2015
PENYELENGGARAAN PROGRAM ART EDUCATION BIDANG INDUSTRI BATIK FRAKTAL DALAM
MENGEMBANGKAN KREATIVITAS MASYARAKAT PENGRAJIN BATIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

menarik perhatian masyarakat melalui berbagai kegiatan yang menarik sehingga
masyarakat dapat lebih mengembangan kreativitasnya.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Berikut ini adalah rencana peneliti membagi-bagi pembahasan dalam
beberapa bagian, pembagian bahasan berdasarkan pedoman karya tulis ilmiah
Universitas Pendidikan Indonesia (2014, hlm.23). Bagian pembahasan ini yang
terdiri dari :
BAB I : Berisi tentang pendahuluan yang didalamnya membahas tentang
Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat
Penelitian Serta Struktur Organiasi Penulisan.
BAB II: Berupa landasan teoritis, yang secara garis besarnya mengikuti
beberapa teori dan konsep mengenai konsep Art Education, Konsep Kecakapan
Hidup (Life skill), Konsep Pengelolaan Program, dan Konsep Kreativitas.
BAB III: Membahas tentang metode penelitian berisi tentang Desain
Penelitian, Partisipan Dan Tempat Penelitian, Pengumpulan Data, Analisis Data,
dan Definisi Operasional
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri atas Kondisi Objektif
Lokasi dan Subjek Penelitian, Pengolahan Analisis Data, dan Pembahasan
Analisis Temuan.
BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi yang terdiri dari hasil simpulan yang
didapat dari penelitian dan rekomendasi yang dapat digunakan oleh para peneliti
lain.

Asri Novianti, 2015
PENYELENGGARAAN PROGRAM ART EDUCATION BIDANG INDUSTRI BATIK FRAKTAL DALAM
MENGEMBANGKAN KREATIVITAS MASYARAKAT PENGRAJIN BATIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu