Bab 3 Gambaran Pengelolaan Keuangan daerah
BAB III
Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan
III-1
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
3.1.
Kinerja Keuangan Masa Lalu
Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai
dengan uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan
dengan hak dan kewajiban daerah.
Analisis pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan
untuk menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan
keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan
daerah. Mengingat bahwa pengelolaan keuangan daerah diwujudkan
dalam suatu APBD maka analisis pengelolaan keuangan daerah
dilakukan terhadap APBD dan laporan keuangan daerah pada umumnya.
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada
dasarnya bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan ekonomi makro dan
sumber daya yang tersedia, mengalokasikan sumber daya secara tepat
sesuai kebijakan pemerintah dan mempersiapkan kondisi bagi
pelaksanaan pengelolaan anggaran secara baik. Aspek penting dalam
penyusunan anggaran adalah penyelarasan antara kebijakan (policy),
perencanaan (planning) dengan penganggaran (budgeting) antara
pemerintah dengan pemerintah daerah.
Selanjutnya, analisis dilakukan terhadap penerimaan daerah yaitu
pendapatan dari penerimaan pembiayaan daerah. Kapasitas keuangan
daerah pada dasarnya ditempatkan sejauh mana daerah mampu
mengoptimalkan penerimaan dari pendapatan daerah. Berbagai objek
penerimaan daerah dianalisis untuk memahami perilaku atau
karakteristik penerimaan selama ini.
Selanjutnya, dibuatlah analisis untuk mengidentifikasi proyeksi
pendapatan daerah. Analisis ini dilakukan untuk memperoleh gambaran
kapasitas pendapatan daerah dengan proyeksi 5 (lima) tahun kedepan,
untuk penghitungan kerangka pendanaan pembangunan daerah.
Gambaran kinerja pengelolaan keuangan dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah Kabupaten Kutai Kartanegara, diuraikan sebagai
berikut:
3.1.1.
Kinerja Pelaksanaan APBD
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
Struktur APBD Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri atas: (1) Penerimaan
Daerah yang di dalamnya terdapat Pendapatan Daerah dan Penerimaan
Pengelolaan
Keuangan
Daerah Serta
Kerangka Pendanaan
III-2
Pembiayaan Daerah;Gambaran
(2) Pengeluaran
Daerah
yang di dalamnya
terdapat
Belanja Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah. Secara umum
komponen APBD terdiri dari:
Komponen Pendapatan:
1)
Pendapatan Asli Daerah yang berasal dari Hasil Pajak Daerah, Hasil
Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah;
2)
Dana Perimbangan yang berasal dari Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil
Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus; serta
3)
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah yang berasal dari Pendapatan
Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus, dan Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah
Daerah Lainnya.
Komponen Belanja:
1)
Belanja Tidak Langsung yang didalamnya terdiri atas
Pegawai, Belanja Bunga, Belanja Subsidi, Belanja Hibah,
Bantuan
Sosial,
Belanja
Bantuan
Keuangan
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa Lainnya, dan
Tidak Terduga; dan
Belanja
Belanja
Kepada
Belanja
2)
Belanja Langsung yang didalamnya terdiri atas Belanja Pegawai,
Belanja Barang dan Jasa, serta Belanja Modal.
Komponen Pembiayaan:
1)
Penerimaan Pembiayaan Daerah yang didalamnya terdiri atas Sisa
Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Lalu, Penerimaan
Kembali Pemberian Pinjaman, dan Penerimaan Piutang Daerah;
2)
Pengeluaran Pembiayaan Daerah yang didalamnya terdiri atas
Pembentukan Dana Cadangan, Penyertaan Modal (Investasi)
Pemerintah Daerah, dan Pembayaran Pokok Utang; serta
3)
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berjalan.
Kinerja pelaksanaan APBD tahun sebelumnya dapat dilihat dari aspek
tingkat realisasi APBD, perkembangan pendapatan dan belanja tidak
langsung, proporsi sumber pendapatan, pencapaian kinerja pendapatan,
dan gambaran realisasi belanja daerah, permasalahan yang muncul
serta potensi tantangan kedepan. Secara umum gambaran tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Pendapatan Daerah
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
Gambaran tentang Pendapatan Daerah yang disajikan secara series
menginformasikan
mengenai
rata-rata
pertumbuhan
realisasi
Keuangan
Daerah
Serta
Kerangka Pendanaan
III-3
Pendapatan Daerah Gambaran
Kabupaten Pengelolaan
Kutai Kartanegara
Tahun
Anggaran
20102012 sebagaimana tertuang pada Tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1
Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah
Tahun Anggaran 2010-2012
(dalam juta rupiah)
2010
Uraian
PENDAPATAN
Pendapatan Asli
Daerah
Pendapatan Pajak
Daerah
Hasil Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan
Asli Daerah yang Sah
Dana Perimbangan
Bagi Hasil Pajak/Bagi
Hasil Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Lain-lain Pendapatan
Daerah yang Sah
Dana Bagi Hasil Pajak
dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah
Lainnya
Dana Penyesuaian dan
Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan dari
Provinsi atau
Pemerintah Daerah
Lainnya
Pendapatan Lainnya
2011
Pertumbuh
an
2012
Realisasi
Realisasi
Realisasi
(Rp)
(Rp)
(Rp)
4.426.772 5.569.537 6.120.306
,2
,0
,0
94.420,1 167.149,6 273.077,1
(%)
17,85
70,20
9.793,3
13.971,8
36.821,7
8.888,9
11.802,0
8.948,3
12.450,8
26.717,9
21.416,9
47,37
63.287,2
114.657,9
205.890,2
80,37
4.072.832 4.779.904 5.172.121
,4
,7
,8
4.068.283, 4.740.839, 5.097.976,
2
7
9
1.365,8
59.091,5
4.549,2
37.699,2
103,10
4,30
12,78
12,03
4.226,51
15.053,4
334,31
259.519,7 622.482,7 675.107,1
74,16
120.867,7
313.590,3
353.261,3
86,05
12.556,0
180.490,2
136.737,7
656,62
123.851,8
123.851,8
185.108,1
24,73
2.244,2
4.550,4
-
102,76
Sumber: Diolah dari Laporan Realisasi APBD Kabupaten Kutai Kartanegara TA 2010– 2012
Memperhatikan Tabel 3.1, diperoleh gambaran bahwa realisasi
pendapatan daerah cenderung meningkat dari Rp.4,43 Triliun (2010)
hingga mencapai Rp6,12 Triliun (2012) dengan rata-rata tingkat
pertumbuhan pendapatan 17,85%.
Dari keempat komponen PAD, secara persentase pertumbuhan masingRPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
masing kompenen pembentuk PAD berbeda-beda. Rata-rata tingkat
pertumbuhan tertinggi berasal Pajak daerah 103,10%, dari Lain-Lain PAD
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
Sertayang
Kerangka Pendanaan
III-4
yang Sah 80,37%,Gambaran
dari Hasil
pengelolaan
kekayaan
daerah
dipisahkan 47,37% dan terendah adalah dari Retribusi Daerah (4,30)%.
Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan pendapatan daerah
adalah belum diketahui secara pasti besar potensi PAD sehingga target
yang ditetapkan tidak didasarkan atas asesmen potensi yang dimiliki.
Setelah berlakunya close list system dalam ketentuan jenis pajak dan
retribusi sesuai UU 28/2009, perlu dilakukan penyesuaian perangkat
regulasi, kelembagaan pendapatan daerah serta personil agar tidak
berimplikasi pada penurunan pendapatan daerah. Adapun lain-lain
pendapatan daerah yang sah tidak diketahui secara pasti potensi
penerimaannya karena bersifat penerimaan insidentil.
b. Belanja Daerah
Gambaran tentang realisasi Belanja Daerah yang disajikan secara series
menginformasikan mengenai rata-rata perkembangan/kenaikan realisasi
Belanja Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara, sebagaimana tertuang
pada Tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.2
Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2010-2012
(dalam juta rupiah)
2010
2011
2012
Pertumbuh
an
REALISASI
(Rp)
REALISASI
(Rp)
REALISASI
(Rp)
(%)
Belanja Tidak
langsung
3.809.536,
10
1.521.198,
90
3.923.614,
40
1.520.102,
40
Belanja Pegawai
789.666,00
976.640,80
(39,66)
Uraian
BELANJA
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan
Sosial
Belanja Bantuan
Keuangan kepada
Provinsi/Kab./Kota
dan Pemerintahan
Desa
Belanja Bantuan
Keuangan Parpol
Belanja Tidak Terduga
Belanja Langsung
Belanja Pegawai
90.022,70
101.799,90
4.939.635,
20
1.853.596,
20
1.143.837,7
0
7.738,20
248.381,90
83.817,20
278.762,80
83,16
90.582,00
81.872,40
110.459,60
12,65
300.488,50
270.004,60
279.825,60
(3,25)
2.057,70
5.967,50
856,7
52,18
2.288.337,
20
273.601,50
2.403.512,
00
261.238,70
32.115,70
3.086.039,
00
302.518,00
16,72
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
14,44
10,93
20,40
5,64
Belanja Barang dan
Jasa
Belanja Modal
742.596,20
884.640,30
968.072,80
1.272.139,5
1.257.633,1
1.815.448,1
14,28
21,61 Kerangka Pendanaan
Gambaran Pengelolaan
Keuangan
Daerah
Serta
III-5
0
0
0
Sumber: Diolah dari Laporan Realisasi APBD Kabupaten Kutai Kartanegara TA 2010 - 2012
Memperhatikan Tabel 3.2, diperoleh gambaran bahwa realisasi Belanja
Tidak Langsung mengalami kenaikan dari Rp1,52 Triliun (2010) hingga
Rp 1,85 Triliun (2012), dengan rata-rata kenaikan realisasi Belanja Tidak
Langsung sebesar 10,93%.
Sedangkan dari data realisasi Belanja Langsung diperoleh gambaran
bahwa realisasi Belanja Langsung juga mengalami kenaikan yang cukup
signifikan dari tahun ke tahun yaitu Rp2,29 Triliun (2010) hingga Rp3,09
Triliun (2012), dengan rata-rata kenaikan realisasi Belanja Langsung
sebesar 16,72%.
c. Pembiayaan Daerah
Gambaran tentang realisasi pembiayaan daerah yang disajikan secara
series menginformasikan mengenai rata-rata perkembangan/kenaikan
realisasi Penerimaan dan Pengeluaran Daerah Kabupaten Kutai
Kartanegara sebagaimana tertuang pada Tabel 3.3 sebagai berikut:
Tabel 3.3
Realisasi Pembiayaan Daerah
Tahun Anggaran 2010-2012
NO
(dalam juta rupiah)
2010
2011
2012
RATA
RATA
KENAIK
AN
(Rp)
(Rp)
(Rp)
%
URAIAN
PENERIMAAN
PEMBIAYAAN
DAERAH
535.841,
59
6.1.1
Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran
Tahun Anggaran
Sebelumnya
535.341,5
9
6.1.4
Penerimaan Pinjaman
Daerah
6.1
6.2
PENGELUARAN
PEMBIAYAAN
DAERAH
6.2.2
Penyertaan Modal
(Investasi)
Pemerintah Daerah
6.2.3
Pembayaran Pokok
Utang
500,00
215.582,
53
73.000,00
142.582,5
3
885.396,5
6
882.912,78
2.442.490,
23
120,5
2.441.490,2
3
120,7
2.483,78
1.000,00
168,5
147.199,7
4
172.753,1
1
-7,2
125.000,00
118.726,48
33,1
22.199,74
54.026,64
29,5
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
320.259,
06
PEMBIAYAAN NETTO
738.196,8
2
2.269.737,
12
169,0
SISA
LEBIH/KURANGGambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan
III-6
879.837,
2.441.490,
3.447.898,
PEMBIAYAAN
TAHUN
109,4
06
23
78
BERKENAAN
Sumber: Diolah dari Laporan Realisasi APBD Kabupaten Kutai KartanegaraTA 2010– 2012
3.1.2. Neraca Daerah
Analisis neraca daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan
keuangan pemerintah daerah melalui perhitungan rasio likuiditas,
solvabilitas dan rasio aktivitas serta kemampuan aset daerah untuk
penyediaan dana pembangunan daerah. Selanjutnya mengenai
gambaran neraca Kabupaten Kutai Kartanegara dalam kurun waktu
tahun 2009-2012 disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.4
Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah
Tahun Anggaran 2009-2012
(dalam juta rupiah)
URAIAN
2009
2010
2011
Ratarata
Pertumbuha
n
2012
ASET
ASET LANCAR
Kas
Investasi Jangka
Pendek
Piutang
Persediaan
INVESTASI JANGKA
PANJANG
Investasi Non
Permanen
Investasi Permanen
ASET TETAP
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan
Bangunan
Jalan Jaringan dan
Instalasi
Aset Tetap Lainnya
Konstruksi Dalam
Pengerjaan
Akumulasi
587.380
942.200
2.791.01
6
3.612.44
8
95,40%
560.934
905.488
2.467.015
3.502.083
91,90%
0
0
22.282
30.891
313.342
88.615
293,80%
4.164
5.820
10.658
21.750
75,70%
402.538
493.193
477.324
592.569
14,50%
188.930
187.930
52.955
45.612
-28,70%
213.607
305.262
424.369
546.957
36,90%
11.088.31
12.834.785
9
12,30%
-
9.095.08
10.519.990
0
1.174.29
1.186.673
0
1.042.90
1.217.894
9
2.671.51
3.047.503
6
4.127.91
4.980.977
0
-
-
915.832
1.150.217
1,30%
1.290.354
1.393.052
10,20%
3.072.674
3.330.952
7,80%
5.285.220
5.485.777
10,20%
-4,50%
78.455
86.943
109.069
54.686
0
0
415.170
1.420.102
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
URAIAN
Ratarata
2009
2010
2011
2012
Pertumbuha
Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta
III-7
n Kerangka Pendanaan
Penyusutan
DANA CADANGAN
-
-
-
-
Dana Cadangan
-
-
-
-
86.798
116.889
968.902
1.444.55
7
15.384
15.384
15.305
15.268
0
801.945
801.945
ASET LAINNYA
Tagihan Piutang
Penjualan Angsuran
Kemitraan Dengan
Pihak Ketiga
Aset Tak Berwujud
Aset Lain-lain
270,90%
-0,30%
1.040
71.414
101.505
151.653
626.304
134,80%
10.171.
795
12.072.27
2
15.325.5
62
18.484.3
59
22,10%
167.768
72.005
61.789
198.850
50,20%
25.369
25.352
25.303
53.960
37,70%
142.399
46.654
36.486
144.890
69,40%
KEWAJIBAN
JANGKA PANJANG
59.286
80.861
123.117
141.144
34,40%
Utang Dalam Negeri
59.286
80.861
123.117
141.144
34,40%
227.054
152.866
184.906
339.994
24,10%
419.612
870.194
2.729.22
7
3.413.59
8
115,40%
535.342
879.837
2.441.490
3.447.899
94,40%
22.282
30.891
313.342
88.615
293,80%
4.164
5.820
10.658
21.750
75,70%
-142.399
-46.654
-36.486
-144.890
69,40%
JUMLAH ASET
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN
JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan
Fihak Ketiga (PFK)
Utang Jangka Pendek
Lainnya
JUMLAH
KEWAJIBAN
EKUITAS DANA
EKUITAS DANA
LANCAR
Sisa Lebih
Pembiayaan
Anggaran (SILPA)
Cadangan Untuk
Piutang
Cadangan Untuk
Persediaan
Dana yang Harus
Disediakan Untuk
Pembayaran Utang
Jangka Pendek
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
URAIAN
Ratarata
2009
2010
2011
2012
Pertumbuha
Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta
III-8
n Kerangka Pendanaan
Pendapatan yang
Ditangguhkan
EKUITAS DANA
INVESTASI
Diinvestasikan Dalam
Investasi Jangka
Panjang
Diinvestasikan Dalam
Aset Tetap
Diinvestasikan Dalam
Aset Lainnya (Tidak
Termasuk Dana
Cadangan)
Dana yang Harus
Disediakan Untuk
Pembayaran Utang
Jangka Panjang
223
299
222
225
9.525.1
29
11.049.21
1
12.411.4
29
14.730.7
67
15,70%
402.538
493.193
477.324
592.569
14,50%
9.095.08
0
10.519.990
11.088.31
9
12.834.78
5
12,30%
86.798
116.889
968.902
1.444.557
270,90%
-59.286
-80.861
-123.117
-141.144
EKUITAS DANA
CADANGAN
Diinvestasikan Dalam
Dana Cadangan
JUMLAH EKUITAS
DANA
JUMLAH
KEWAJIBAN DAN
EKUITAS DANA
-
-
-
-
3,20%
34,40%
-
9.944.7
41
11.919.40
5
15.140.6
56
18.144.3
65
22,20%
10.171.
795
12.072.27
2
15.325.5
62
18.484.3
59
22,10%
Hasil analisa perhitungan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio
aktivitas Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara untuk Tahun
2010-2012 berdasarkan formulasi tersebut, sebagai berikut:
Tabel 3.5
Analisis Rasio Keuangan
Kabupaten Kutai KartanegaraTahun Anggaran 2009-2012
No
Uraian
2009
2010
2011
2012
1. Rasio lancar (current ratio)
3,50
13,09
45,17
18,17
2. Rasio quick (quick ratio)
3,48
13,00
45,00
18,06
0,022
0,013
0,012
0,018
0,023
0,013
0,012
0,019
A Rasio Likuiditas
B Rasio Solvabilitas
Rasio total hutang terhadap
1
total asset
2 Rasio hutang terhadap modal
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
Berdasarkan data neraca Kabupaten Kutai Kartanegara sebagaimana
tersaji pada Tabel 3.4 dan hasil perhitungan rasio keuangan
Gambaranpada
Pengelolaan
Daerah Serta
Kerangka Pendanaan
III-9
sebagaimana ditunjukkan
Tabel Keuangan
3.5 menunjukkan
bahwa
kemampuan keuangan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dalam
kondisi sehat sebagaimana ditunjukkan oleh rasio likuiditas, solvabilitas
dan rasio aktivitas yang positif.
Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio likuditas
yang digunakan dalam analisis yaitu:
1. Rasio Lancar
Rasio lancar menunjukkan kemampuan untuk membayar hutang yang
segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Berdasarkan tabel di atas,
Rasio lancar pada Tahun 2012 adalah sebesar 18,17. Hal ini berarti
kemampuan
membayar
hutang
Pemerintah
Kabupaten
Kutai
Kartanegara sebesar 18 kali lebih.
2. Rasio Quicks
Rasio Quick menunjukkan kemampuan Pemerintah Daerah dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva
yang lebih likuid. Berdasarkan tabel diatas, Rasio Quick pada Tahun 2012
adalah sebesar 18,06. Hal ini berarti kemampuan Pemerintah Kabupaten
Kutai Kartanegara dalam membayar kewajiban jangka pendeknya sangat
baik.
Sedangkan Rasio Solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan
Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio
Solvabilitas terdiri atas:
1. Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset
Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset menunjukkan seberapa besar
pengaruh hutang terhadap aktiva, dimana semakin besar nilainya
diartikan semakin besar pula pengaruh hutang terhadap pembiayaan
dan menandakan semakin besar resiko yang dihadapi oleh Pemerintah
Kabupaten Kutai Kartanegara. Besar Rasio Total Hutang Terhadap Total
Aset pada Tahun 2012 sebesar 0,018. Hal ini berarti pengaruh hutang
terhadap aktiva sangat kecil.
2. Rasio Hutang Terhadap Modal
Rasio Hutang Terhadap Modal menunjukkan seberapa perlu hutang jika
dibandingkan dengan kemampuan modal yang dimiliki, dimana semakin
kecil nilainya berarti semakin mandiri, tidak tergantung pembiayaan dari
pihak lain. Pada tahun 2012 Rasio Hutang Terhadap Modal Pemerintah
Kabupaten Kutai Kartanegara sebesar 0,019. Hal ini menunjukkan bahwa
nilai total hutang masih jauh di bawah nilai modal yang dimiliki
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
Kabupaten Kutai Kartanegara, dan
tergantung pada hutang.
semakin mandiri serta tidak
Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan
III-10
3.2.
Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
Keuangan daerah merupakan komponen yang sangat penting dalam
perencanaan pembangunan, sehingga analisis mengenai kondisi dan
proyeksi keuangan daerah perlu dilakukan untuk mengetahui
kemampuan daerah dalam mendanai rencana pembangunan dan
kesadaran untuk secara efektif memberikan perhatian kepada isu dan
permasalahanstrategis secara tepat. Dengan melakukan analisis
keuangan daerah yang tepat akan menghasilkan kebijakan yang efektif
dalam pengelolaan keuangan daerah.
Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan rangkaian siklus Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), yang pelaksanaannya dimulai
dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan/pemeriksaan sampai
kepada pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD yang ditetapkan
berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Pengelolaan
keuangan daerah mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun
2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada
Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah
kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yang
mengamanatkan bahwa Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
Kepala Daerah sekurang-kurangnya menjelaskan arah kebijakan umum
daerah; pengelolaan keuangan daerah secara makro termasuk
pendapatan dan belanja daerah; penyelenggaraan urusan desentralisasi;
penyelenggaraan tugas pembantuan; dan penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan.
1. Kebijakan Umum Pendapatan Daerah
Berdasarkan Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Kutai
Kartanegara dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kutai
Kartanegara yang disepakati setiap tahunnya, maka secara umum
kebijakan umum pendapatan daerah Kabupaten Kutai Kartanegara
tahun-tahun anggaran sebelumnya sebagai berikut:
a. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui kas
umum daerah yang menambah ekuitas dana lancar sebagai hak
pemerintah daerah dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu
dibayar kembali oleh daerah.
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
b. Seluruh penerimaan daerah dianggarkan dalam APBD secara bruto
mempunyai makna bahwajumlah pendapatan yang dianggarkan
Gambaran
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
Serta
Kerangka Pendanaan
III-11
tidak boleh dikurangi
dengan
belanja yang
digunakan
dalam
rangka
menghasilkan pendapatan tersebut dan/atau dikurangi dengan
bagian pemerintah pusat/daerah lain dalam rangka bagi hasil.
c. Pendapatan daerah merupakan perkiraan yang terukur secara
rasional dan dapat dicapai untuksetiap sumber pendapatan. Sebagai
komitmen taat azas dalam pengelolaan keuangan daerah,
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara menetapkan kebijakan
terkait pendapatan daerah sebagai berikut:
1) Pendapatan Asli Daerah
a) Dalam upaya merencanakan target pendapatan asli daerah
dilakukan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi
penerimaan tahun lalu, potensi dan asumsi pertumbuhan ekonomi
yang dapat mempengaruhi penerimaan pemerintah daerah serta
optimalisasi pencapaiannya.
b) Dalam upaya peningkatan penerimaan pendapatan asli daerah,
pemerintah daerah tidakmemberatkan dunia usaha dan
masyarakat. Upaya peningkatan pendapatan asli daerah ditempuh
melalui penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi
pemungutan pajakdan retribusi daerah, law enforcement dalam
upaya membangun ketaatan wajib pajak danwajib retribusi daerah
serta
peningkatan
pengendalian
dan
pengawasan
atas
pemungutan pendapatan asli daerah untuk terciptanya efektifitas
dan efisiensi yang dibarengi dengan peningkatan kualitas,
kemudahan, ketepatan dan kecepatan pelayanan dengan biaya
murah.
c) Dalam rangka pemungutan pajak daerah, dapat diberikan biaya
pemungutan paling tinggi sebesar 5% (lima persen) dari realisasi
penerimaan pajak daerah yang ditetapkan dalamPeraturan Daerah
sebagaimana diamanatkan Pasal 76 Peraturan Pemerintah Nomor
65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.
d) Melakukan upaya peningkatan penerimaan bagian laba/deviden
atas penyertaan nodalatau investasi daerah lainnya yang dapat
ditempuh melalui inventarisasi dan menata sertamengevaluasi
nilai kekayaan daerah yang dipisahkan baik dalam bentuk uang
maupun barang sebagal penyertaan modal (investasi daerah).
Jumlah rencana penerimaan yang dianggarkan dari hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, hendaknya
mencerminkan rasionalitas dibandingkan dengan nilai kekayaan
daerah yang dipisahkan kembali ditetapkan sebagai penyertaan
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
modal (telah diinvestasikan). Dalam upaya peningkatan PAD,
pemerintah daerah mendayagunakan kekayaan daerah yang
Gambaran
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
Serta atau
Kerangka Pendanaan
III-12
belum dipisahkan
dan belum
dimanfaatkan
untuk
dikelola
dikerjasamakan dengan pihak ketiga sehingga menghasilkan
pendapatan. Penyertaan modal pada pihak ketiga ditetapkan
dengan peraturan daerah.
e) Penerimaan lain dengan nama dan dalam bentuk apapun yang
dapat dinilai dengan uang sebagai akibat dari penjualan, tukar
menukar, hibah, dan/atau pengadaan barang dan jasa termasuk
penerimaan bunga, jasa giro atau penerimaan lain sebagal akibat
penyimpanan dana anggaran pada bank serta penerimaan dari
hasil penggunaan kekayaaan daerah merupakan pendapatan
daerah.
2) Dana Perimbangan
Dana Perimbangan yang diterima Pemerintah Kutai Kartanegara
Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil
Pajak dan Bukan Pajak, serta diupayakan untuk memperoleh Dana
Penyesuaian Bidang Infrastruktur yang termasuk dalam Lain-Lain
Pendapatan Daerah Yang Sah. Secara keseluruhan, terus diupayaan
peningkatan Dana Perimbangan terutama melalui DAK dan dana bagi
hasil.
3) Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
a) Dana darurat yang diterima dari pemerintah dalam rangka
penanggulangan
korban/kerusakan
akibat
bencana
korban/kerusakan akibat bencana.
b) Hibah yang diterima berupa uang harus dianggarkan dalam APBD
dan didasarkan atas naskah perjanjian hibah antara pemerintah
daerah dan pemberi hibah. Sumbangan yang diterima dari
organisasi/lembaga tertentu/perorangan atau pihak ketiga, yang
tidak
mempunyai
konsekuensi
pengeluaran
maupun
pengurangan kewajiban pihak ketiga/pemberi sumbangan diatur
dalam peraturan daerah.
c) Lain-lain pendapatan yang ditetapkan pemerintah termasuk dana
penyesuaian dianggarkan pada lain-lain pendapatan daerah yang
sah.
d) Dana bagi hasil pajak dari provinsi yang diterima pemerintah
kabupaten merupakan lain-lain penerimaan yang sah.
2. Kebijakan Umum Belanja Daerah
Secara umum, kebijakan umum keuangan daerah menyangkut tentang
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
belanja daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2012, sebagai
berikut:
Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan
III-13
a. Belanja daerah Gambaran
diprioritaskan
dalam rangka pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan Kabupaten yang terdiri dari
urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan berdasarkan
ketentuan perundang-undangan.
b. Belanja dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib digunakan
untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam
bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan,
fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan
sistem jaminan sosial
c. Belanja daerah disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang
berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Hal
tersebut bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan
anggaran serta memperjelas efektivitas dan efisiensi penggunaan
anggaran.
d. Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang
efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat
Daerah dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan daerah
yang menjadi tanggung jawabnya. Peningkatan alokasi anggaran
belanja yang direncanakan oleh setiap Satuan Kerja Perangkat
Daerah harus terukur yang diikuti dengan peningkatan kinerja
pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
e. Penggunaan dana perimbangan diprioritaskan untuk kebutuhan
sebagai berikut:
1)
Penerimaan dana bagi hasil pajak diprioritaskan untuk
mendanai perbaikan lingkungan pemukiman diperkotaan dan
diperdesaan, pembangunan irigasi, jaringan jalan dan jembatan;
2)
Penerimaan dana bagi hasil sumber daya alam diutamakan
pengalokasiannya untuk mendanai pelestarian lingkungan areal
pertambangan, perbaikan dan penyediaan fasilitas umum dan
fasilitas sosial, fasilitas pelayanan kesehatan dan pendidikan
untuk tercapainya standar pelayanan minimal yang ditetapkan
peraturan perundang-undangan;
3)
Dana alokasi umum diprioritaskan penggunaannya untuk
mendanai gaji dan tunjangan pegawai, kesejahteraan pegawai,
kegiatan operasi dan pemeliharaan serta pembangunan fisik
sarana dan prasarana dalam rangka peningkatan pelayanan
dasar dan pelayanan umum yang dibutuhkan masyarakat;
4)
Dana alokasi khusus digunakan berdasarkan pedoman yang
ditetapkan oleh pemerintah.
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
f.
Belanja Pegawai
1)
Besarnya penyediaan gaji pokok/tunjangan Pegawai Negeri Sipil
Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan
III-14
Daerah mempedomani ketentuan yang ditetapkan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2010 tentang Perubahan
Keduabelas Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977
tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil, Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2011 tentang Perubahan Ketigabelas Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji
Pegawai Negeri Sipil, dan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2012
tentang Perubahan Keempatbelas Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil;
2)
Penganggaran gaji tunjangan ketiga belas PNS dan tunjangan
jabatan struktural/fungsional dan tunjangan lainnya dibayarkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
3)
Dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan produktivitas
Pegawai Negeri Sipil Daerah, khususnya bagi Pegawai Negeri Sipil
Daerah yang tidak menerima tunjangan jabatan struktural,
tunjangan jabatan fungsional atau yang dipersamakan dengan
tunjangan jabatan,
diberikan Tunjangan Umum setiap bulan.
Besarnya Tunjangan Umum dimaksud berpedoman pada Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Tunjangan Umum Bagi Pegawai Negeri Sipil;
4)
Dana penyelenggaraan asuransi kesehatan yang dibebankan pada
APBD berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun
2003
tentang
Subsidi
dan
Iuran
Pemerintah
Dalam
Penyelenggaraan Asuransi Kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil
dan Penerima Pensiun serta Keputusan Bersama Menteri Kesehatan
dan Menteri Dalam Negeri Nomor 616.A/MENKES/SKB/VI/2004
Nomor 155 A Tahun 2004 tentang Tarip Pelayanan Kesehatan bagi
Peserta PT. Askes (Persero) dan Anggota Keluarganya di Puskesmas
dan di Rumah Sakit Daerah;
5)
Belanja pegawai sambil menunggu penetapan pagu anggaran
indikatif dana perimbangan, maka pengalokasian angaran masih
menggunakan pagu anggaran belanja pegawai tahun sebelumnya.
Setelah dana perimbangan telah ditetapkan pemerintah, maka
belanja pegawai dianggarkan dengan memperhitungkan kebijakan
pemerintah menaikan gaji pokok sebesar 20% dan "accres" gaji
sebesar 2,5% untuk mengantisipasi adanya kenaikan gaji berkala,
kenaikan pangkat, tunjangan keluarga, dan penambahan jumlah
pegawai terutama akibat adanya penerimaan pegawai baru;
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
6)
Berdasarkan ketentuan pasal 63 ayat (2) Peraturan Pemerintah
Nomor 58 Tahun 2005, kepada Pegawai Negeri Sipil Daerah dapat
Gambaran
Pengelolaan
Keuangan
Daerah Sertayang
Kerangka Pendanaan
III-15
diberikan tambahan
penghasilan
berdasarkan
pertimbangan
obyektif dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah
dan memperoleh persetujuan DPRD sesuai dengan ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
Pemberian
tambahan
penghasilan diberikan dalam rangka peningkatan kesejahteraan
pegawai berdasarkan beban kerja atau tempat bertugas atau
kondisi kerja atau kelangkaan profesi atau prestasi kerja;
7)
Pegawai Negeri Sipil Daerah yang diperbantukan pada BUMD, atau
unit usaha lainnya, pembayaran gaji dan penghasilan lainnya
menjadi beban BUMD, atau unit usaha yang bersangkutan;
8)
Pemberian honorarium bagi PNS supaya dibatasi dengan
mempertimbangkan asas efisiensi, kepatutan dan kewajaran serta
pemerataan penerimaan penghasilan, yang besarannya ditetapkan
dengan keputusan kepala daerah.
g. Belanja Barang dan Jasa
1)
Penyediaan anggaran untuk belanja barang pakai habis agar
disesuaikan dengan kebutuhan nyata dalam rangka melaksanakan
tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah, dengan
mempertimbangkan jumlah pegawai dan volume pekerjaan. Oleh
karena itu, perencanaan pengadaan barang agar didahului dengan
evaluasi persediaan barang serta barang dalam pemakaian;
2)
Penganggaran pengadaan software untuk sistem informasi
manajemen keuangan daerah dicantumkan dalam belanja barang
dan jasa. Jika software tersebut dapat dioperasikan sesuai dengan
fungsinya, harus dikapitalisasi menjadi aset daerah;
3)
Dalam upaya meningkatkan dan memberdayakan kegiatan
perekonomian daerah, perencanaan pengadaan barang dan jasa
agar mengutamakan hasil produksi dalam negeri dan melibatkan
pengusaha kecil, menengah dan koperasi;
4)
Dalam merencanakan kebutuhan barang, pemerintah daerah
supaya menggunakan daftar inventarisasi barang milik pemerintah
daerah dan standar penggunaan barang sebagai dasar
perencanaan sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 Tentang Standarisasi
Sarana Dan Prasarana Kerja Pemerintahan Daerah;
5)
Penganggaran belanja untuk penggunaan energi dan air agar
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
mempedomani Presiden Nomor 2 Tahun 2008 tentang
Penghematan Energi dan Air yang diubah menjadi Instruksi
Gambaran
Keuangan
DaerahEnergi
Serta Kerangka
Pendanaan
III-16
Presiden Nomor
13 tahunPengelolaan
2011 Tentang
Penghematan
dan
Air;
6)
Penyusunan rencana kebutuhan pengadaan barang dan jasa agar
mempedomani ketentuan tentang standar satuan harga barang
dan jasa yang ditetapkan dalam keputusan kepala daerah;
7)
Belanja perjalanan dinas baik dalam daerah maupun luar daerah
untuk melaksanakan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
daerah dan pelayanan masyarakat dianggarkan dalam jenis belanja
barang dan jasa;
8)
Penyediaan belanja perjalanan dinas dalam rangka studi banding
agar dibatasi baik jumlah orang. jumlah hari maupun frekuensinya
dan dilakukan secara selektif agar tidak terlalu lama meninggalkan
tugas dan tanggung jawab yang diamanatkan dalam ketentuan
perundang-undangan. Pelaksanaan studi banding dapat dilakukan
sepanjang memiliki nilai manfaat guna kemajuan daerah yang
hasilnya dipublikasikan kepada masyarakat; dan
9)
Penugasan untuk mengikuti undangan dalam rangka workshop,
seminar, dan lokakarya atasundangan atau tawaran dari
organisasi/lembaga tertentu diluar instansi pemerintah dilakukan
secara selektif agar tidak membebani belanja perjalanan dinas.
h. Belanja Modal
Belanja modal merupakan pengeluaran yang dianggarkan untuk
pembelian/pengadaan aset tetap dan aset lainnya untuk digunakan
dalam kegiatan pemerintahan yang memiliki kriteria:
i.
1)
masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan;
2)
merupakan objek pemeliharaan;
3)
jumlah nilai rupiahnya
akuntansi; dan
4)
pengadaan software dalam rangka pengembangan sistem
lnformasi manajemen dianggarkan pada belanja modal.
material
sesuai
dengan
kebijakan
Belanja DPRD
1)
Penganggaran belanja DPRD berpedoman pada ketentuan
perundang-undangan yang berlaku,dan pada tahun 2008
mengunakan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang
Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah sebagai perubahan terakhir atas
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24Tahun 2004.
Disamping itu mempedomani pula Peraturan Menteri Dalam Negeri
Gambaran
Keuangan Daerah
Serta Kerangka Pendanaan
III-17
Nomor 21Tahun
2007 Pengelolaan
tentang Pengelompokan
Kemampuan
Keuangan Daerah, Penganggaran dan Pertanggungjawaban
Penggunaan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD serta
Tata Cara Pengembalian Tunjangan Komunikasi Intensif dan Dana
Operasional;
2)
Belanja Pimpinan dan Anggota DPRD yang meliputi uang
representasi, tunjangan keluarga,tunjangan beras, uang paket,
tunjangan jabatan, tunjangan panitia musyawarah, tunjangan
komisi, tunjangan panitia anggaran, tunjangan badan kehormatan,
tunjangan alat kelengkapan lainnya, tunjangan khusus PPh Pasal
21, tunjangan perumahan, uang duka tewasdan wafat serta
pengurusan jenazah dan uang jasa pengabdian serta tunjangan
komunikasi intensif bagi Pimpinan dan Anggota DPRD dianggarkan
dalam Belanja DPRD. Sedangkan belanja tunjangan kesejahteraan
dan belanja penunjang kegiatan DPRD dianggarkan dalam Belanja
Sekretariat DPRD;
3)
Pajak Penghasilan yang dikenakan terhadap penghasilan Pimpinan
dan Anggota DPRD berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor
45 Tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan Bagi Pejabat Negara,
Pegawai Negeri Sipil, Anggota ABRI dan Para Pensiunan atas
Penghasilan yang Dibebankan Kepada Keuangan Negara atau
Keuangan Daerah, Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 636/KMK.04/1994 tentang Pengenaan Pajak
Penghasilan Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Anggota
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dan Para Pensiunan atas
Penghasilan yang dibebankan kepada Keuangan Negara atau
Keuangan Daerah. Pajak penghasilan Pimpinan dan Anggota DPRD
yang dibebankan pada APBD dianggarkan pada objek belanja
tunjangan khusus PPh Pasal 21; dan
4)
Untuk penganggaran belanja penunjang operasional pimpinan
DPRD dan tunjangan komunikasi intensif bagi pimpinan dan
anggota DPRD dapat dianggarkan pada kode rincian objek belanja
berkenaan dalam pos DPRD. Belanja dimaksud dapat dilaksanakan
sepanjang ketentuan yang mengaturnya telah ditetapkan oleh
pemerintah.
j.
Belanja Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
1)
Penganggaran belanja Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
berpedoman pada ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 109
Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
Wakil Kepala Daerah;
2)
Gaji dan tunjangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan
Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan
III-18
biaya penunjang operasional Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah dianggarkan pada belanja tidak langsung Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah;
3)
Belanja rumah tangga, beserta pembelian inventaris/perlengkapan
rumah jabatan dan kendaraan dinas serta biaya pemeliharaannya,
biaya pemeliharaan kesehatan, belanja perjalanan dinas dan
pakaian dinas Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dianggarkan
pada belanja langsung Sekretariat Daerah; dan
4)
Penganggaran belanja Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
merupakan satu kesatuan dalam belanja Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah atau tidak dianggarkan secara terpisah dan
pengaturannya lebih lanjut ditetapkan dengan Peraturan Kepala
Daerah.
k. Penyediaan dana untuk penanggulangan bencana alam/bencana
sosial dan/atau memberikan bantuan kepada daerah lain dalam
penanggulangan bencana alam/bencana sosial dapat memanfaatkan
saldo anggaran yang tersedia dalam Sisa Lebih Perhitungan APBD
Tahun Anggaran sebelumnya dan/atau dengan melakukan
penggeseran Belanja Tidak Terduga atau dengan melakukan
penjadwalan ulang atas program dan kegiatan yang dapat ditunda.
l.
Belanja Subsidi
1)
Belanja Subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada
perusahaan/lembaga tertentu yang bertujuan agar harga jual
produk/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat.
2)
Belanja Subsidi ditetapkan dalam peraturan daerah tentang APBD
yang dasar pelaksanaannya ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Daerah.
m. Bantuan Sosial
1)
Bantuan sosial untuk organisasi kemasyarakatan harus selektif dan
memiliki kejelasan peruntukan penggunaannya. Pemberian
bantuan tidak secara terus menerus/tidak berulang setiap tahun
anggaran pada organisasi kemasyarakatan yang sama.
2)
Untuk memenuhi fungsi APBD sebagai instrumen keadilan dan
pemerataan
dalam
upaya
peningkatan
pelayanan
dan
kesejahteraan masyarakat, bantuan dalam bentuk uang dapat
dianggarkan apabila pemerintah daerah telah memenuhi seluruh
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
kebutuhan belanja urusan wajib guna terpenuhinya standar
pelayanan minimal yang ditetapkan dalam peraturan perundangGambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan
III-19
undangan.
n. Belanja Bagi Hasil
Belanja Bagi Hasil digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil
yang
bersumber
dari
pendapatan
kabupaten/kota
kepada
pemerintah desa atau pendapatan pemerintah daerah tertentu
kepada pemerintah daerah Iainnya sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
o. Belanja Bantuan Keuangan
1)
Bantuan keuangan digunakan untuk menganggarkan bantuan
keuangan yang bersifat umum atau khusus dari provinsi kepada
Kabupaten/kota, pemerintah desa, dan kepada pemerintah daerah
Iainnya atau dari pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah
desa dan pemerintah daerah lainnya dalam rangka pemerataan
dan/atau peningkatan kemampuan keuangan.
2)
Bantuan keuangan yang bersifat umum peruntukan dan
penggunaannya diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah
daerah/pemerintah desa penerima bantuan. Sedangkan bantuan
keuangan
yang
bersifat
khusus
peruntukan
dan
pengelolaannya diarahkan/ditetapkan oleh pemerintah daerah
pemberi bantuan. Untuk pemberi bantuan bersifat khusus dapat
mensyaratkan penyediaan dana pendamping dalam APBD atau
anggaran pendapatan dan belanja desa penerima bantuan;
3)
Penganggaran untuk Alokasi Dana Desa agar mempedomani
ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang
Desa.
p. Belanja Tidak Terduga
Belanja Tidak Terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang
sifatnya tidak biasa/tanggap darurat dalam rangka pencegahan dan
gangguan terhadap stabilitas penyelenggaraan pemerintahan demi
terciptanya keamanan dan ketertiban di daerah dan tidak diharapkan
berulang sepertipenanggulangan bencana alam dan bencana sosial
yang tidak diperkirakan sebelumnya.
3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran
Gambaran realisasi dari kebijakan belanja daerah Kabupaten Kutai
Kartanegara pada periode tahun anggaran sebelumnya yang digunakan
sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pembelanjaan dimasa
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
datang dalam rangka peningkatan kapasitas pendanaan pembangunan
daerah, sebagai berikut:
Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan
III-20
1. Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja
Gambaran tentang belanja daerah yang disajikan secara series
menginformasikan mengenai tingkat realisasi belanja Kabupaten Kutai
Kartanegara sebagaimana tertuang pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6
Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja
Kabupaten Kutai KartanegaraTahun Anggaran 2011-2012
(dalam jutaan)
2011
NO
URAIAN
ANGGARA
N
REALISASI
(Rp)
(Rp)
2012
%
ANGGARAN
REALISASI
(Rp)
(Rp)
%
RATARATA
%
5.203.778, 3.923.616,0
75,4
75
6
1.734.649, 1.520.101,3
87,6
51
0
1.096.212,8
976.639,69 89,1
2
117.724,60
101.799,93 86,5
6.684.272 4.941.085,0
73,9
,12
9
2.162.409 1.853.231,7
85,7
,29
0
1.375.562,
1.143.837,73 83,2
31
12.000,00
7.738,22 64,5
3. Belanja Hibah
Belanja Bantuan
4.
Sosial
Belanja Bantuan
Keuangan Kepada
Provinsi/Kabupaten
5.
/Kota dan
Pemerintahan
Desa
Belanja Tidak
6.
Terduga
BELANJA
B
LANGSUNG
109.837,91
83.817,23
76,3
327.237,93
279.562,75
85,4
80,9
114.967,30
81.872,39
71,2
125.240,70
111.316,30
88,9
80,0
285.906,88
270.004,56
94,4
282.906,74
279.825,57
98,9
96,7
10.000,00
5.967,50
59,7
30.951,12
78,4
69,1
3.469.129, 2.403.514,7
69,3
24
6
4.521.862 3.087.853,3
68,3
,83
9
68,8
1. Belanja Pegawai
343.518,75
375.276,63
78,3
Belanja Barang
2.
dan Jasa
1.090.977,4
884.643,03 81,1
0
2.034.633,0
1.257.633,07 61,8
9
BELANJA
BELANJA TIDAK
A.
LANGSUNG
1. Belanja Pegawai
2. Belanja Subsidi
3. Belanja Modal
261.238,65
76,0
39.461,61
302.518,04
80,6
1.266.192,
968.267,97 76,5
56
2.880.393,
1.817.067,38 63,1
65
74,7
86,7
86,1
75,5
78,8
62,4
Sumber: Diolah dari Laporan Realisasi APBD Kabupaten Kutai KartanegaraTA 2011– 2012
Berdasarkan Tabel 3.6, diperoleh gambaran bahwa, proporsi anggaran
dan realisasi Belanja Tidak Langsung lebih kecil dibanding anggaran dan
realisasi Belanja Langsung setiap tahunnya hal ini menunjukkan bahwa
alokasi dana APBD Kabupaten Kutai Kartanegara untuk mendanai
program pembangunan selama ini relatif lebih besar.
Dari data realisasi Belanja Tidak Langsung terlihat, realisasi mengalami
kenaikan dari Rp1,52 Triliun (2011) hingga Rp1,85 Triliun (2012), dengan
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
rata-rata tingkat realisasi Belanja Tidak langsung terhadap anggaran
mencapai 74,7%.
Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan
III-21
Sedangkan tingkat realisasi Belanja Langsung dari tahun 2011 sebesar
69,3% sampai dengan tahun 2012 sebesar 68,3%, dengan rata-rata
tingkat realisasi sebesar 68,8% atau lebih kecil dibandingkan dengan
rata-rata tingkat realisasi Belanja Tidak Langsung.
Penurunan ini disebabkan antara lain sebagai berikut:
1. realisasi belanja sesuai dengan kas budget masih belum dapat
dipenuhi sesuai target;
2. realisasi DAK yang sering kali terkendala juklak/juknis pusat yang
berubah-ubah;
3. proses pengadaan barang/jasa pemerintah; dan
4. kualitas pekerjaan fisik masih banyak dikeluhkan.
Untuk perbaikan kedepan terkait dengan realisasi belanja adalah:
1. penyempurnaan mekanisme pembahasan APBD;
2. peningkatan kedisplinan dalam realisasi anggaran;
3. pemantapan regulasi DAK;
4. pemantapan kelembagaan pengadaan barang/jasa pemerintah; dan
5. peningkatan kualitas perencanaan dan pengawasan pengadaan
barang/jasa.
2. Proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur
Gambaran tentang belanja daerah yang menginformasikan mengenai
proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur Kabupaten Kutai
Kartanegara tertuang pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.7
Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
Tahun Anggaran 2011-2012
KODE
5.
5.1
5.1.1
5.1.1.
01
5.1.1.
02
5.1.1.
03
5.2
5.2.1
5.2.1.
01
5.2.1.
02
5.2.1.
03
5.2.2
5
01
5
02
5
03
5
04
5
05
5
06
5
10
5
11
5
12
5
13
5
14
5
15
5
.2.2.
.2.2.
.2.2.
.2.2.
.2.2.
.2.2.
.2.2.
.2.2.
.2.2.
.2.2.
.2.2.
.2.2.
.2.2.
(dalam juta rupiah)
Tahun 2011
Tahun
2012
Gambaran Pengelolaan Keuangan
Daerah
Serta
Kerangka Pendanaan
III-22
URAIAN
(Rp)
(Rp)
2.237.655,7
2.473.831,
BELANJA
5
19
976.639,6
1.143.837,
BELANJA TIDAK LANGSUNG
9
73
976.639,6
1.143.837,7
Belanja Pegawai
9
3
657.618,7
Gaji Dan Tunjangan
728.074,56
3
315.650,4
Tambahan Penghasilan PNS
412.945,18
9
Belanja Penerimaan Lainnya Pimpinan
3.370,48
2.818,00
Dan Anggota DPRD Serta KDH/WKDH
1.261.016,0
1.329.993,
BELANJA LANGSUNG
6
46
261.238,6
301.691,1
Belanja Pegawai
5
9
108.715,1
Honorarium PNS
119.541,06
4
141.929,8
Honorarium Non PNS
167.517,74
5
Uang Lembur
10.593,66
14.632,40
Belanja Barang dan Jasa
803.869,9
0
872.084,2
6
Belanja Bahan Pakai Habis
67.832,02
52.513,77
Belanja Bahan/Material
86.117,32
78.026,12
Belanja Jasa Kantor
Belanja Premi Asuransi
192.905,7
9
246.226,43
5.383,35
6.735,57
Belanja Perawatan Kendaraan
Bermotor
28.604,64
29.281,23
Belanja Cetak Dan Penggandaan
24.170,19
27.528,39
Belanja Sewa Perlengkapan Dan
Peralatan Kantor
4.015,72
2.065,75
44.688,08
46.962,26
Belanja Pakaian Dinas Dan Atributnya
4.699,56
6.272,10
Belanja Pakaian Kerja
1.618,29
2.289,76
12.377,92
14.535,78
Belanja Makanan Dan Minuman
Belanja Pakaian Khusus Dan Hari-Hari
Tertentu
Belanja Perjalanan Dinas
Belanja Beasiswa Pendidikan PNS
298.429,0
9
2.598,55
322.571,07
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
2.075,38
KODE
16
5
17
5
18
5
21
5
22
.2.2.
.2.2.
.2.2.
.2.2.
5.2.3
5
01
5
02
5
03
5
04
5
05
5
06
5
08
5
09
5
10
5
11
5
12
5
13
5
14
5
15
5
16
5
17
5
18
5
19
5
25
5
28
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
URAIAN
Tahun 2011 Tahun 2012
(Rp)
(Rp)
Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan
III-23
Belanja kursus, pelatihan, sosialisasi
dan bimbingan teknis PNS
24.290,76
24.883,89
0,00
0,00
208,34
5.307,41
5.930,29
4.809,36
Belanja Modal
195.907,5
0
156.218,0
0
Belanja Modal Pengadaan Tanah
22.285,51
6.985,31
0,00
4,54
12.157,38
28.878,68
0,00
171,92
694,75
1.036,03
310,51
128,92
1.010,91
267,99
353,99
535,05
2.557,64
4.340,12
5.524,37
9.047,72
Belanja Perjalanan Pindah Tugas
Belanja Jasa Konsultansi
Belanja kursus, pelatihan, sosialisasi
dan bimbingan teknis Non PNS
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat
Berat
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat
Angkutan Darat Bermotor
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat
Angkutan Darat Tidak Bermotor
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat
Angkutan Di Atas Air Bermotor
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat
Angkutan Di Atas Air Tidak Bermotor
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat
Bengkel
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat
Pengolahan Pertanian Dan Peternakan
Belanja Modal Pengadaan Peralatan
Kantor
Belanja Modal Pengadaan
Perlengkapan Kantor
Belanja Modal Pengadaan Komputer
Belanja Modal Pengadaan Mebeulair
Belanja Modal Pengadaan Peralatan
Dapur
Belanja Modal Pengadaan Penghias
Ruangan Rumah Tangga
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat
Studio
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat
Komunikasi
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat
Ukur
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat
Kedokteran
Belanja Modal Pengadaan Instalasi
Listrik Dan Telepon
Belanja Modal Pengadaan Barang
Bercorak Kesenian, Kebudayaan
102.607,6
6
16.843,81
17.454,09
27.072,47
1.861,46
1.616,19
2.030,29
2.554,72
5.340,18
7.150,79
882,16
1.685,22
1.577,78
1.447,20
12.845,61
41.287,13
5.949,57
4.519,83
463,63
257,37
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
KODE
5.2.3.
30
Tahun 2011 Tahun 2012
URAIAN
(Rp)
(Rp)
Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan
III-24
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat
0,00
387,01
Persenjataan/Keamanan
Berdasarkan Tabel 3.7, diperoleh Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan
Aparatur sebesar 54,97% pada tahun 2011 dan turun menjadi 49,52%
pada tahun 2012. Realisasi alokasi dana APBD Kabupaten Kutai
Kartanegara dari Tahun Anggaran 2011 sampai dengan Tahun Anggaran
2012 terlihat bahwa keberpihakan pada publik untuk kesejahteraan
masyarakat semakin meningkat dan diharapkan lebih tinggi lagi pada
tahun-tahun berikutnya.
Tabel 3.8
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
(dalam juta rupiah)
N
O
1
2
URAIAN
BELANJA
(UNTUK
PEMENUHAN
KEBUTUHAN
APARATUR)
TOTAL
PENGELUARAN
(BELANJA +
PEMBIAYAAN
PENGELUARAN)
PROSENTASE
( a)
(b)
(a) / (b) X
100%
2.237.656
4.070.816
54,97%
2.473.831
5.113.838
48,38%
Tahun Anggaran
2011
Tahun Anggaran
2012
3. Pengeluaran Wajib Dan Mengikat Serta Prioritas Utama
Realisasi
dilakukan
pengeluaran
untuk
wajib
menghitung
dan mengikat
kebutuhan
serta
prioritas utama
pendanaan
belanja
dan
pengeluaran pembiayaan yang tidak dapat dihindari atau harus dibayar
dalam suatu tahun anggaran. Gambaran tentang realisasi pengeluaran
wajib dan mengikat serta prioritas utama Kutai Kartanegara pada 2 (dua)
tahun terakhir, tertuang pada tabel berikut:
Tabel 3.9
Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun Anggaran 2011-2012
(dalam juta rupiah)
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
NO
Tahun 2011
URAIAN
Tahun 2012
Kenaikan
(Rp)
(Rp)
%
Gambaran Pengelolaan
Keuangan Daerah
Serta Kerangka Pendanaan
III-25
1.550.149,3
1.687.295,6
BELANJA
8,8
3
1
1.349.261,6
1.432.258,2
BELANJA TIDAK LANGSUNG
6,2
4
3
I.
A.
1
Gaji Dan Tunjangan
657.618,73
728.074,56
10,7
2
Tambahan Penghasilan PNS
315.650,49
412.945,18
30,8
3.370,48
2.818,00
-16,4
101.799,93
7.738,22
-92,4
817,46
856,70
4,8
270.004,56
279.825,57
3,6
200.887,69
255.037,38
27,0
192.905,79
246.226,43
27,6
Belanja Penerimaan Lainnya Pimpinan
Dan Anggota DPRD Serta KDH/WKDH
Belanja Subsidi Kepada
Perusahaan/Lembaga
3
4
5
Belanja Bantuan Kepada
Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan
III-1
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
3.1.
Kinerja Keuangan Masa Lalu
Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai
dengan uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan
dengan hak dan kewajiban daerah.
Analisis pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan
untuk menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan
keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan
daerah. Mengingat bahwa pengelolaan keuangan daerah diwujudkan
dalam suatu APBD maka analisis pengelolaan keuangan daerah
dilakukan terhadap APBD dan laporan keuangan daerah pada umumnya.
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada
dasarnya bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan ekonomi makro dan
sumber daya yang tersedia, mengalokasikan sumber daya secara tepat
sesuai kebijakan pemerintah dan mempersiapkan kondisi bagi
pelaksanaan pengelolaan anggaran secara baik. Aspek penting dalam
penyusunan anggaran adalah penyelarasan antara kebijakan (policy),
perencanaan (planning) dengan penganggaran (budgeting) antara
pemerintah dengan pemerintah daerah.
Selanjutnya, analisis dilakukan terhadap penerimaan daerah yaitu
pendapatan dari penerimaan pembiayaan daerah. Kapasitas keuangan
daerah pada dasarnya ditempatkan sejauh mana daerah mampu
mengoptimalkan penerimaan dari pendapatan daerah. Berbagai objek
penerimaan daerah dianalisis untuk memahami perilaku atau
karakteristik penerimaan selama ini.
Selanjutnya, dibuatlah analisis untuk mengidentifikasi proyeksi
pendapatan daerah. Analisis ini dilakukan untuk memperoleh gambaran
kapasitas pendapatan daerah dengan proyeksi 5 (lima) tahun kedepan,
untuk penghitungan kerangka pendanaan pembangunan daerah.
Gambaran kinerja pengelolaan keuangan dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah Kabupaten Kutai Kartanegara, diuraikan sebagai
berikut:
3.1.1.
Kinerja Pelaksanaan APBD
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
Struktur APBD Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri atas: (1) Penerimaan
Daerah yang di dalamnya terdapat Pendapatan Daerah dan Penerimaan
Pengelolaan
Keuangan
Daerah Serta
Kerangka Pendanaan
III-2
Pembiayaan Daerah;Gambaran
(2) Pengeluaran
Daerah
yang di dalamnya
terdapat
Belanja Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah. Secara umum
komponen APBD terdiri dari:
Komponen Pendapatan:
1)
Pendapatan Asli Daerah yang berasal dari Hasil Pajak Daerah, Hasil
Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah;
2)
Dana Perimbangan yang berasal dari Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil
Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus; serta
3)
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah yang berasal dari Pendapatan
Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus, dan Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah
Daerah Lainnya.
Komponen Belanja:
1)
Belanja Tidak Langsung yang didalamnya terdiri atas
Pegawai, Belanja Bunga, Belanja Subsidi, Belanja Hibah,
Bantuan
Sosial,
Belanja
Bantuan
Keuangan
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa Lainnya, dan
Tidak Terduga; dan
Belanja
Belanja
Kepada
Belanja
2)
Belanja Langsung yang didalamnya terdiri atas Belanja Pegawai,
Belanja Barang dan Jasa, serta Belanja Modal.
Komponen Pembiayaan:
1)
Penerimaan Pembiayaan Daerah yang didalamnya terdiri atas Sisa
Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Lalu, Penerimaan
Kembali Pemberian Pinjaman, dan Penerimaan Piutang Daerah;
2)
Pengeluaran Pembiayaan Daerah yang didalamnya terdiri atas
Pembentukan Dana Cadangan, Penyertaan Modal (Investasi)
Pemerintah Daerah, dan Pembayaran Pokok Utang; serta
3)
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berjalan.
Kinerja pelaksanaan APBD tahun sebelumnya dapat dilihat dari aspek
tingkat realisasi APBD, perkembangan pendapatan dan belanja tidak
langsung, proporsi sumber pendapatan, pencapaian kinerja pendapatan,
dan gambaran realisasi belanja daerah, permasalahan yang muncul
serta potensi tantangan kedepan. Secara umum gambaran tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Pendapatan Daerah
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
Gambaran tentang Pendapatan Daerah yang disajikan secara series
menginformasikan
mengenai
rata-rata
pertumbuhan
realisasi
Keuangan
Daerah
Serta
Kerangka Pendanaan
III-3
Pendapatan Daerah Gambaran
Kabupaten Pengelolaan
Kutai Kartanegara
Tahun
Anggaran
20102012 sebagaimana tertuang pada Tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1
Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah
Tahun Anggaran 2010-2012
(dalam juta rupiah)
2010
Uraian
PENDAPATAN
Pendapatan Asli
Daerah
Pendapatan Pajak
Daerah
Hasil Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan
Asli Daerah yang Sah
Dana Perimbangan
Bagi Hasil Pajak/Bagi
Hasil Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Lain-lain Pendapatan
Daerah yang Sah
Dana Bagi Hasil Pajak
dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah
Lainnya
Dana Penyesuaian dan
Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan dari
Provinsi atau
Pemerintah Daerah
Lainnya
Pendapatan Lainnya
2011
Pertumbuh
an
2012
Realisasi
Realisasi
Realisasi
(Rp)
(Rp)
(Rp)
4.426.772 5.569.537 6.120.306
,2
,0
,0
94.420,1 167.149,6 273.077,1
(%)
17,85
70,20
9.793,3
13.971,8
36.821,7
8.888,9
11.802,0
8.948,3
12.450,8
26.717,9
21.416,9
47,37
63.287,2
114.657,9
205.890,2
80,37
4.072.832 4.779.904 5.172.121
,4
,7
,8
4.068.283, 4.740.839, 5.097.976,
2
7
9
1.365,8
59.091,5
4.549,2
37.699,2
103,10
4,30
12,78
12,03
4.226,51
15.053,4
334,31
259.519,7 622.482,7 675.107,1
74,16
120.867,7
313.590,3
353.261,3
86,05
12.556,0
180.490,2
136.737,7
656,62
123.851,8
123.851,8
185.108,1
24,73
2.244,2
4.550,4
-
102,76
Sumber: Diolah dari Laporan Realisasi APBD Kabupaten Kutai Kartanegara TA 2010– 2012
Memperhatikan Tabel 3.1, diperoleh gambaran bahwa realisasi
pendapatan daerah cenderung meningkat dari Rp.4,43 Triliun (2010)
hingga mencapai Rp6,12 Triliun (2012) dengan rata-rata tingkat
pertumbuhan pendapatan 17,85%.
Dari keempat komponen PAD, secara persentase pertumbuhan masingRPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
masing kompenen pembentuk PAD berbeda-beda. Rata-rata tingkat
pertumbuhan tertinggi berasal Pajak daerah 103,10%, dari Lain-Lain PAD
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
Sertayang
Kerangka Pendanaan
III-4
yang Sah 80,37%,Gambaran
dari Hasil
pengelolaan
kekayaan
daerah
dipisahkan 47,37% dan terendah adalah dari Retribusi Daerah (4,30)%.
Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan pendapatan daerah
adalah belum diketahui secara pasti besar potensi PAD sehingga target
yang ditetapkan tidak didasarkan atas asesmen potensi yang dimiliki.
Setelah berlakunya close list system dalam ketentuan jenis pajak dan
retribusi sesuai UU 28/2009, perlu dilakukan penyesuaian perangkat
regulasi, kelembagaan pendapatan daerah serta personil agar tidak
berimplikasi pada penurunan pendapatan daerah. Adapun lain-lain
pendapatan daerah yang sah tidak diketahui secara pasti potensi
penerimaannya karena bersifat penerimaan insidentil.
b. Belanja Daerah
Gambaran tentang realisasi Belanja Daerah yang disajikan secara series
menginformasikan mengenai rata-rata perkembangan/kenaikan realisasi
Belanja Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara, sebagaimana tertuang
pada Tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.2
Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2010-2012
(dalam juta rupiah)
2010
2011
2012
Pertumbuh
an
REALISASI
(Rp)
REALISASI
(Rp)
REALISASI
(Rp)
(%)
Belanja Tidak
langsung
3.809.536,
10
1.521.198,
90
3.923.614,
40
1.520.102,
40
Belanja Pegawai
789.666,00
976.640,80
(39,66)
Uraian
BELANJA
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan
Sosial
Belanja Bantuan
Keuangan kepada
Provinsi/Kab./Kota
dan Pemerintahan
Desa
Belanja Bantuan
Keuangan Parpol
Belanja Tidak Terduga
Belanja Langsung
Belanja Pegawai
90.022,70
101.799,90
4.939.635,
20
1.853.596,
20
1.143.837,7
0
7.738,20
248.381,90
83.817,20
278.762,80
83,16
90.582,00
81.872,40
110.459,60
12,65
300.488,50
270.004,60
279.825,60
(3,25)
2.057,70
5.967,50
856,7
52,18
2.288.337,
20
273.601,50
2.403.512,
00
261.238,70
32.115,70
3.086.039,
00
302.518,00
16,72
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
14,44
10,93
20,40
5,64
Belanja Barang dan
Jasa
Belanja Modal
742.596,20
884.640,30
968.072,80
1.272.139,5
1.257.633,1
1.815.448,1
14,28
21,61 Kerangka Pendanaan
Gambaran Pengelolaan
Keuangan
Daerah
Serta
III-5
0
0
0
Sumber: Diolah dari Laporan Realisasi APBD Kabupaten Kutai Kartanegara TA 2010 - 2012
Memperhatikan Tabel 3.2, diperoleh gambaran bahwa realisasi Belanja
Tidak Langsung mengalami kenaikan dari Rp1,52 Triliun (2010) hingga
Rp 1,85 Triliun (2012), dengan rata-rata kenaikan realisasi Belanja Tidak
Langsung sebesar 10,93%.
Sedangkan dari data realisasi Belanja Langsung diperoleh gambaran
bahwa realisasi Belanja Langsung juga mengalami kenaikan yang cukup
signifikan dari tahun ke tahun yaitu Rp2,29 Triliun (2010) hingga Rp3,09
Triliun (2012), dengan rata-rata kenaikan realisasi Belanja Langsung
sebesar 16,72%.
c. Pembiayaan Daerah
Gambaran tentang realisasi pembiayaan daerah yang disajikan secara
series menginformasikan mengenai rata-rata perkembangan/kenaikan
realisasi Penerimaan dan Pengeluaran Daerah Kabupaten Kutai
Kartanegara sebagaimana tertuang pada Tabel 3.3 sebagai berikut:
Tabel 3.3
Realisasi Pembiayaan Daerah
Tahun Anggaran 2010-2012
NO
(dalam juta rupiah)
2010
2011
2012
RATA
RATA
KENAIK
AN
(Rp)
(Rp)
(Rp)
%
URAIAN
PENERIMAAN
PEMBIAYAAN
DAERAH
535.841,
59
6.1.1
Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran
Tahun Anggaran
Sebelumnya
535.341,5
9
6.1.4
Penerimaan Pinjaman
Daerah
6.1
6.2
PENGELUARAN
PEMBIAYAAN
DAERAH
6.2.2
Penyertaan Modal
(Investasi)
Pemerintah Daerah
6.2.3
Pembayaran Pokok
Utang
500,00
215.582,
53
73.000,00
142.582,5
3
885.396,5
6
882.912,78
2.442.490,
23
120,5
2.441.490,2
3
120,7
2.483,78
1.000,00
168,5
147.199,7
4
172.753,1
1
-7,2
125.000,00
118.726,48
33,1
22.199,74
54.026,64
29,5
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
320.259,
06
PEMBIAYAAN NETTO
738.196,8
2
2.269.737,
12
169,0
SISA
LEBIH/KURANGGambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan
III-6
879.837,
2.441.490,
3.447.898,
PEMBIAYAAN
TAHUN
109,4
06
23
78
BERKENAAN
Sumber: Diolah dari Laporan Realisasi APBD Kabupaten Kutai KartanegaraTA 2010– 2012
3.1.2. Neraca Daerah
Analisis neraca daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan
keuangan pemerintah daerah melalui perhitungan rasio likuiditas,
solvabilitas dan rasio aktivitas serta kemampuan aset daerah untuk
penyediaan dana pembangunan daerah. Selanjutnya mengenai
gambaran neraca Kabupaten Kutai Kartanegara dalam kurun waktu
tahun 2009-2012 disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.4
Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah
Tahun Anggaran 2009-2012
(dalam juta rupiah)
URAIAN
2009
2010
2011
Ratarata
Pertumbuha
n
2012
ASET
ASET LANCAR
Kas
Investasi Jangka
Pendek
Piutang
Persediaan
INVESTASI JANGKA
PANJANG
Investasi Non
Permanen
Investasi Permanen
ASET TETAP
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan
Bangunan
Jalan Jaringan dan
Instalasi
Aset Tetap Lainnya
Konstruksi Dalam
Pengerjaan
Akumulasi
587.380
942.200
2.791.01
6
3.612.44
8
95,40%
560.934
905.488
2.467.015
3.502.083
91,90%
0
0
22.282
30.891
313.342
88.615
293,80%
4.164
5.820
10.658
21.750
75,70%
402.538
493.193
477.324
592.569
14,50%
188.930
187.930
52.955
45.612
-28,70%
213.607
305.262
424.369
546.957
36,90%
11.088.31
12.834.785
9
12,30%
-
9.095.08
10.519.990
0
1.174.29
1.186.673
0
1.042.90
1.217.894
9
2.671.51
3.047.503
6
4.127.91
4.980.977
0
-
-
915.832
1.150.217
1,30%
1.290.354
1.393.052
10,20%
3.072.674
3.330.952
7,80%
5.285.220
5.485.777
10,20%
-4,50%
78.455
86.943
109.069
54.686
0
0
415.170
1.420.102
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
URAIAN
Ratarata
2009
2010
2011
2012
Pertumbuha
Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta
III-7
n Kerangka Pendanaan
Penyusutan
DANA CADANGAN
-
-
-
-
Dana Cadangan
-
-
-
-
86.798
116.889
968.902
1.444.55
7
15.384
15.384
15.305
15.268
0
801.945
801.945
ASET LAINNYA
Tagihan Piutang
Penjualan Angsuran
Kemitraan Dengan
Pihak Ketiga
Aset Tak Berwujud
Aset Lain-lain
270,90%
-0,30%
1.040
71.414
101.505
151.653
626.304
134,80%
10.171.
795
12.072.27
2
15.325.5
62
18.484.3
59
22,10%
167.768
72.005
61.789
198.850
50,20%
25.369
25.352
25.303
53.960
37,70%
142.399
46.654
36.486
144.890
69,40%
KEWAJIBAN
JANGKA PANJANG
59.286
80.861
123.117
141.144
34,40%
Utang Dalam Negeri
59.286
80.861
123.117
141.144
34,40%
227.054
152.866
184.906
339.994
24,10%
419.612
870.194
2.729.22
7
3.413.59
8
115,40%
535.342
879.837
2.441.490
3.447.899
94,40%
22.282
30.891
313.342
88.615
293,80%
4.164
5.820
10.658
21.750
75,70%
-142.399
-46.654
-36.486
-144.890
69,40%
JUMLAH ASET
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN
JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan
Fihak Ketiga (PFK)
Utang Jangka Pendek
Lainnya
JUMLAH
KEWAJIBAN
EKUITAS DANA
EKUITAS DANA
LANCAR
Sisa Lebih
Pembiayaan
Anggaran (SILPA)
Cadangan Untuk
Piutang
Cadangan Untuk
Persediaan
Dana yang Harus
Disediakan Untuk
Pembayaran Utang
Jangka Pendek
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
URAIAN
Ratarata
2009
2010
2011
2012
Pertumbuha
Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta
III-8
n Kerangka Pendanaan
Pendapatan yang
Ditangguhkan
EKUITAS DANA
INVESTASI
Diinvestasikan Dalam
Investasi Jangka
Panjang
Diinvestasikan Dalam
Aset Tetap
Diinvestasikan Dalam
Aset Lainnya (Tidak
Termasuk Dana
Cadangan)
Dana yang Harus
Disediakan Untuk
Pembayaran Utang
Jangka Panjang
223
299
222
225
9.525.1
29
11.049.21
1
12.411.4
29
14.730.7
67
15,70%
402.538
493.193
477.324
592.569
14,50%
9.095.08
0
10.519.990
11.088.31
9
12.834.78
5
12,30%
86.798
116.889
968.902
1.444.557
270,90%
-59.286
-80.861
-123.117
-141.144
EKUITAS DANA
CADANGAN
Diinvestasikan Dalam
Dana Cadangan
JUMLAH EKUITAS
DANA
JUMLAH
KEWAJIBAN DAN
EKUITAS DANA
-
-
-
-
3,20%
34,40%
-
9.944.7
41
11.919.40
5
15.140.6
56
18.144.3
65
22,20%
10.171.
795
12.072.27
2
15.325.5
62
18.484.3
59
22,10%
Hasil analisa perhitungan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio
aktivitas Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara untuk Tahun
2010-2012 berdasarkan formulasi tersebut, sebagai berikut:
Tabel 3.5
Analisis Rasio Keuangan
Kabupaten Kutai KartanegaraTahun Anggaran 2009-2012
No
Uraian
2009
2010
2011
2012
1. Rasio lancar (current ratio)
3,50
13,09
45,17
18,17
2. Rasio quick (quick ratio)
3,48
13,00
45,00
18,06
0,022
0,013
0,012
0,018
0,023
0,013
0,012
0,019
A Rasio Likuiditas
B Rasio Solvabilitas
Rasio total hutang terhadap
1
total asset
2 Rasio hutang terhadap modal
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
Berdasarkan data neraca Kabupaten Kutai Kartanegara sebagaimana
tersaji pada Tabel 3.4 dan hasil perhitungan rasio keuangan
Gambaranpada
Pengelolaan
Daerah Serta
Kerangka Pendanaan
III-9
sebagaimana ditunjukkan
Tabel Keuangan
3.5 menunjukkan
bahwa
kemampuan keuangan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dalam
kondisi sehat sebagaimana ditunjukkan oleh rasio likuiditas, solvabilitas
dan rasio aktivitas yang positif.
Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio likuditas
yang digunakan dalam analisis yaitu:
1. Rasio Lancar
Rasio lancar menunjukkan kemampuan untuk membayar hutang yang
segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Berdasarkan tabel di atas,
Rasio lancar pada Tahun 2012 adalah sebesar 18,17. Hal ini berarti
kemampuan
membayar
hutang
Pemerintah
Kabupaten
Kutai
Kartanegara sebesar 18 kali lebih.
2. Rasio Quicks
Rasio Quick menunjukkan kemampuan Pemerintah Daerah dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva
yang lebih likuid. Berdasarkan tabel diatas, Rasio Quick pada Tahun 2012
adalah sebesar 18,06. Hal ini berarti kemampuan Pemerintah Kabupaten
Kutai Kartanegara dalam membayar kewajiban jangka pendeknya sangat
baik.
Sedangkan Rasio Solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan
Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio
Solvabilitas terdiri atas:
1. Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset
Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset menunjukkan seberapa besar
pengaruh hutang terhadap aktiva, dimana semakin besar nilainya
diartikan semakin besar pula pengaruh hutang terhadap pembiayaan
dan menandakan semakin besar resiko yang dihadapi oleh Pemerintah
Kabupaten Kutai Kartanegara. Besar Rasio Total Hutang Terhadap Total
Aset pada Tahun 2012 sebesar 0,018. Hal ini berarti pengaruh hutang
terhadap aktiva sangat kecil.
2. Rasio Hutang Terhadap Modal
Rasio Hutang Terhadap Modal menunjukkan seberapa perlu hutang jika
dibandingkan dengan kemampuan modal yang dimiliki, dimana semakin
kecil nilainya berarti semakin mandiri, tidak tergantung pembiayaan dari
pihak lain. Pada tahun 2012 Rasio Hutang Terhadap Modal Pemerintah
Kabupaten Kutai Kartanegara sebesar 0,019. Hal ini menunjukkan bahwa
nilai total hutang masih jauh di bawah nilai modal yang dimiliki
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
Kabupaten Kutai Kartanegara, dan
tergantung pada hutang.
semakin mandiri serta tidak
Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan
III-10
3.2.
Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
Keuangan daerah merupakan komponen yang sangat penting dalam
perencanaan pembangunan, sehingga analisis mengenai kondisi dan
proyeksi keuangan daerah perlu dilakukan untuk mengetahui
kemampuan daerah dalam mendanai rencana pembangunan dan
kesadaran untuk secara efektif memberikan perhatian kepada isu dan
permasalahanstrategis secara tepat. Dengan melakukan analisis
keuangan daerah yang tepat akan menghasilkan kebijakan yang efektif
dalam pengelolaan keuangan daerah.
Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan rangkaian siklus Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), yang pelaksanaannya dimulai
dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan/pemeriksaan sampai
kepada pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD yang ditetapkan
berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Pengelolaan
keuangan daerah mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun
2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada
Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah
kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yang
mengamanatkan bahwa Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
Kepala Daerah sekurang-kurangnya menjelaskan arah kebijakan umum
daerah; pengelolaan keuangan daerah secara makro termasuk
pendapatan dan belanja daerah; penyelenggaraan urusan desentralisasi;
penyelenggaraan tugas pembantuan; dan penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan.
1. Kebijakan Umum Pendapatan Daerah
Berdasarkan Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Kutai
Kartanegara dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kutai
Kartanegara yang disepakati setiap tahunnya, maka secara umum
kebijakan umum pendapatan daerah Kabupaten Kutai Kartanegara
tahun-tahun anggaran sebelumnya sebagai berikut:
a. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui kas
umum daerah yang menambah ekuitas dana lancar sebagai hak
pemerintah daerah dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu
dibayar kembali oleh daerah.
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
b. Seluruh penerimaan daerah dianggarkan dalam APBD secara bruto
mempunyai makna bahwajumlah pendapatan yang dianggarkan
Gambaran
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
Serta
Kerangka Pendanaan
III-11
tidak boleh dikurangi
dengan
belanja yang
digunakan
dalam
rangka
menghasilkan pendapatan tersebut dan/atau dikurangi dengan
bagian pemerintah pusat/daerah lain dalam rangka bagi hasil.
c. Pendapatan daerah merupakan perkiraan yang terukur secara
rasional dan dapat dicapai untuksetiap sumber pendapatan. Sebagai
komitmen taat azas dalam pengelolaan keuangan daerah,
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara menetapkan kebijakan
terkait pendapatan daerah sebagai berikut:
1) Pendapatan Asli Daerah
a) Dalam upaya merencanakan target pendapatan asli daerah
dilakukan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi
penerimaan tahun lalu, potensi dan asumsi pertumbuhan ekonomi
yang dapat mempengaruhi penerimaan pemerintah daerah serta
optimalisasi pencapaiannya.
b) Dalam upaya peningkatan penerimaan pendapatan asli daerah,
pemerintah daerah tidakmemberatkan dunia usaha dan
masyarakat. Upaya peningkatan pendapatan asli daerah ditempuh
melalui penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi
pemungutan pajakdan retribusi daerah, law enforcement dalam
upaya membangun ketaatan wajib pajak danwajib retribusi daerah
serta
peningkatan
pengendalian
dan
pengawasan
atas
pemungutan pendapatan asli daerah untuk terciptanya efektifitas
dan efisiensi yang dibarengi dengan peningkatan kualitas,
kemudahan, ketepatan dan kecepatan pelayanan dengan biaya
murah.
c) Dalam rangka pemungutan pajak daerah, dapat diberikan biaya
pemungutan paling tinggi sebesar 5% (lima persen) dari realisasi
penerimaan pajak daerah yang ditetapkan dalamPeraturan Daerah
sebagaimana diamanatkan Pasal 76 Peraturan Pemerintah Nomor
65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.
d) Melakukan upaya peningkatan penerimaan bagian laba/deviden
atas penyertaan nodalatau investasi daerah lainnya yang dapat
ditempuh melalui inventarisasi dan menata sertamengevaluasi
nilai kekayaan daerah yang dipisahkan baik dalam bentuk uang
maupun barang sebagal penyertaan modal (investasi daerah).
Jumlah rencana penerimaan yang dianggarkan dari hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, hendaknya
mencerminkan rasionalitas dibandingkan dengan nilai kekayaan
daerah yang dipisahkan kembali ditetapkan sebagai penyertaan
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
modal (telah diinvestasikan). Dalam upaya peningkatan PAD,
pemerintah daerah mendayagunakan kekayaan daerah yang
Gambaran
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
Serta atau
Kerangka Pendanaan
III-12
belum dipisahkan
dan belum
dimanfaatkan
untuk
dikelola
dikerjasamakan dengan pihak ketiga sehingga menghasilkan
pendapatan. Penyertaan modal pada pihak ketiga ditetapkan
dengan peraturan daerah.
e) Penerimaan lain dengan nama dan dalam bentuk apapun yang
dapat dinilai dengan uang sebagai akibat dari penjualan, tukar
menukar, hibah, dan/atau pengadaan barang dan jasa termasuk
penerimaan bunga, jasa giro atau penerimaan lain sebagal akibat
penyimpanan dana anggaran pada bank serta penerimaan dari
hasil penggunaan kekayaaan daerah merupakan pendapatan
daerah.
2) Dana Perimbangan
Dana Perimbangan yang diterima Pemerintah Kutai Kartanegara
Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil
Pajak dan Bukan Pajak, serta diupayakan untuk memperoleh Dana
Penyesuaian Bidang Infrastruktur yang termasuk dalam Lain-Lain
Pendapatan Daerah Yang Sah. Secara keseluruhan, terus diupayaan
peningkatan Dana Perimbangan terutama melalui DAK dan dana bagi
hasil.
3) Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
a) Dana darurat yang diterima dari pemerintah dalam rangka
penanggulangan
korban/kerusakan
akibat
bencana
korban/kerusakan akibat bencana.
b) Hibah yang diterima berupa uang harus dianggarkan dalam APBD
dan didasarkan atas naskah perjanjian hibah antara pemerintah
daerah dan pemberi hibah. Sumbangan yang diterima dari
organisasi/lembaga tertentu/perorangan atau pihak ketiga, yang
tidak
mempunyai
konsekuensi
pengeluaran
maupun
pengurangan kewajiban pihak ketiga/pemberi sumbangan diatur
dalam peraturan daerah.
c) Lain-lain pendapatan yang ditetapkan pemerintah termasuk dana
penyesuaian dianggarkan pada lain-lain pendapatan daerah yang
sah.
d) Dana bagi hasil pajak dari provinsi yang diterima pemerintah
kabupaten merupakan lain-lain penerimaan yang sah.
2. Kebijakan Umum Belanja Daerah
Secara umum, kebijakan umum keuangan daerah menyangkut tentang
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
belanja daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2012, sebagai
berikut:
Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan
III-13
a. Belanja daerah Gambaran
diprioritaskan
dalam rangka pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan Kabupaten yang terdiri dari
urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan berdasarkan
ketentuan perundang-undangan.
b. Belanja dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib digunakan
untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam
bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan,
fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan
sistem jaminan sosial
c. Belanja daerah disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang
berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Hal
tersebut bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan
anggaran serta memperjelas efektivitas dan efisiensi penggunaan
anggaran.
d. Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang
efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat
Daerah dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan daerah
yang menjadi tanggung jawabnya. Peningkatan alokasi anggaran
belanja yang direncanakan oleh setiap Satuan Kerja Perangkat
Daerah harus terukur yang diikuti dengan peningkatan kinerja
pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
e. Penggunaan dana perimbangan diprioritaskan untuk kebutuhan
sebagai berikut:
1)
Penerimaan dana bagi hasil pajak diprioritaskan untuk
mendanai perbaikan lingkungan pemukiman diperkotaan dan
diperdesaan, pembangunan irigasi, jaringan jalan dan jembatan;
2)
Penerimaan dana bagi hasil sumber daya alam diutamakan
pengalokasiannya untuk mendanai pelestarian lingkungan areal
pertambangan, perbaikan dan penyediaan fasilitas umum dan
fasilitas sosial, fasilitas pelayanan kesehatan dan pendidikan
untuk tercapainya standar pelayanan minimal yang ditetapkan
peraturan perundang-undangan;
3)
Dana alokasi umum diprioritaskan penggunaannya untuk
mendanai gaji dan tunjangan pegawai, kesejahteraan pegawai,
kegiatan operasi dan pemeliharaan serta pembangunan fisik
sarana dan prasarana dalam rangka peningkatan pelayanan
dasar dan pelayanan umum yang dibutuhkan masyarakat;
4)
Dana alokasi khusus digunakan berdasarkan pedoman yang
ditetapkan oleh pemerintah.
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
f.
Belanja Pegawai
1)
Besarnya penyediaan gaji pokok/tunjangan Pegawai Negeri Sipil
Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan
III-14
Daerah mempedomani ketentuan yang ditetapkan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2010 tentang Perubahan
Keduabelas Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977
tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil, Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2011 tentang Perubahan Ketigabelas Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji
Pegawai Negeri Sipil, dan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2012
tentang Perubahan Keempatbelas Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil;
2)
Penganggaran gaji tunjangan ketiga belas PNS dan tunjangan
jabatan struktural/fungsional dan tunjangan lainnya dibayarkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
3)
Dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan produktivitas
Pegawai Negeri Sipil Daerah, khususnya bagi Pegawai Negeri Sipil
Daerah yang tidak menerima tunjangan jabatan struktural,
tunjangan jabatan fungsional atau yang dipersamakan dengan
tunjangan jabatan,
diberikan Tunjangan Umum setiap bulan.
Besarnya Tunjangan Umum dimaksud berpedoman pada Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Tunjangan Umum Bagi Pegawai Negeri Sipil;
4)
Dana penyelenggaraan asuransi kesehatan yang dibebankan pada
APBD berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun
2003
tentang
Subsidi
dan
Iuran
Pemerintah
Dalam
Penyelenggaraan Asuransi Kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil
dan Penerima Pensiun serta Keputusan Bersama Menteri Kesehatan
dan Menteri Dalam Negeri Nomor 616.A/MENKES/SKB/VI/2004
Nomor 155 A Tahun 2004 tentang Tarip Pelayanan Kesehatan bagi
Peserta PT. Askes (Persero) dan Anggota Keluarganya di Puskesmas
dan di Rumah Sakit Daerah;
5)
Belanja pegawai sambil menunggu penetapan pagu anggaran
indikatif dana perimbangan, maka pengalokasian angaran masih
menggunakan pagu anggaran belanja pegawai tahun sebelumnya.
Setelah dana perimbangan telah ditetapkan pemerintah, maka
belanja pegawai dianggarkan dengan memperhitungkan kebijakan
pemerintah menaikan gaji pokok sebesar 20% dan "accres" gaji
sebesar 2,5% untuk mengantisipasi adanya kenaikan gaji berkala,
kenaikan pangkat, tunjangan keluarga, dan penambahan jumlah
pegawai terutama akibat adanya penerimaan pegawai baru;
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
6)
Berdasarkan ketentuan pasal 63 ayat (2) Peraturan Pemerintah
Nomor 58 Tahun 2005, kepada Pegawai Negeri Sipil Daerah dapat
Gambaran
Pengelolaan
Keuangan
Daerah Sertayang
Kerangka Pendanaan
III-15
diberikan tambahan
penghasilan
berdasarkan
pertimbangan
obyektif dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah
dan memperoleh persetujuan DPRD sesuai dengan ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
Pemberian
tambahan
penghasilan diberikan dalam rangka peningkatan kesejahteraan
pegawai berdasarkan beban kerja atau tempat bertugas atau
kondisi kerja atau kelangkaan profesi atau prestasi kerja;
7)
Pegawai Negeri Sipil Daerah yang diperbantukan pada BUMD, atau
unit usaha lainnya, pembayaran gaji dan penghasilan lainnya
menjadi beban BUMD, atau unit usaha yang bersangkutan;
8)
Pemberian honorarium bagi PNS supaya dibatasi dengan
mempertimbangkan asas efisiensi, kepatutan dan kewajaran serta
pemerataan penerimaan penghasilan, yang besarannya ditetapkan
dengan keputusan kepala daerah.
g. Belanja Barang dan Jasa
1)
Penyediaan anggaran untuk belanja barang pakai habis agar
disesuaikan dengan kebutuhan nyata dalam rangka melaksanakan
tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah, dengan
mempertimbangkan jumlah pegawai dan volume pekerjaan. Oleh
karena itu, perencanaan pengadaan barang agar didahului dengan
evaluasi persediaan barang serta barang dalam pemakaian;
2)
Penganggaran pengadaan software untuk sistem informasi
manajemen keuangan daerah dicantumkan dalam belanja barang
dan jasa. Jika software tersebut dapat dioperasikan sesuai dengan
fungsinya, harus dikapitalisasi menjadi aset daerah;
3)
Dalam upaya meningkatkan dan memberdayakan kegiatan
perekonomian daerah, perencanaan pengadaan barang dan jasa
agar mengutamakan hasil produksi dalam negeri dan melibatkan
pengusaha kecil, menengah dan koperasi;
4)
Dalam merencanakan kebutuhan barang, pemerintah daerah
supaya menggunakan daftar inventarisasi barang milik pemerintah
daerah dan standar penggunaan barang sebagai dasar
perencanaan sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 Tentang Standarisasi
Sarana Dan Prasarana Kerja Pemerintahan Daerah;
5)
Penganggaran belanja untuk penggunaan energi dan air agar
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
mempedomani Presiden Nomor 2 Tahun 2008 tentang
Penghematan Energi dan Air yang diubah menjadi Instruksi
Gambaran
Keuangan
DaerahEnergi
Serta Kerangka
Pendanaan
III-16
Presiden Nomor
13 tahunPengelolaan
2011 Tentang
Penghematan
dan
Air;
6)
Penyusunan rencana kebutuhan pengadaan barang dan jasa agar
mempedomani ketentuan tentang standar satuan harga barang
dan jasa yang ditetapkan dalam keputusan kepala daerah;
7)
Belanja perjalanan dinas baik dalam daerah maupun luar daerah
untuk melaksanakan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
daerah dan pelayanan masyarakat dianggarkan dalam jenis belanja
barang dan jasa;
8)
Penyediaan belanja perjalanan dinas dalam rangka studi banding
agar dibatasi baik jumlah orang. jumlah hari maupun frekuensinya
dan dilakukan secara selektif agar tidak terlalu lama meninggalkan
tugas dan tanggung jawab yang diamanatkan dalam ketentuan
perundang-undangan. Pelaksanaan studi banding dapat dilakukan
sepanjang memiliki nilai manfaat guna kemajuan daerah yang
hasilnya dipublikasikan kepada masyarakat; dan
9)
Penugasan untuk mengikuti undangan dalam rangka workshop,
seminar, dan lokakarya atasundangan atau tawaran dari
organisasi/lembaga tertentu diluar instansi pemerintah dilakukan
secara selektif agar tidak membebani belanja perjalanan dinas.
h. Belanja Modal
Belanja modal merupakan pengeluaran yang dianggarkan untuk
pembelian/pengadaan aset tetap dan aset lainnya untuk digunakan
dalam kegiatan pemerintahan yang memiliki kriteria:
i.
1)
masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan;
2)
merupakan objek pemeliharaan;
3)
jumlah nilai rupiahnya
akuntansi; dan
4)
pengadaan software dalam rangka pengembangan sistem
lnformasi manajemen dianggarkan pada belanja modal.
material
sesuai
dengan
kebijakan
Belanja DPRD
1)
Penganggaran belanja DPRD berpedoman pada ketentuan
perundang-undangan yang berlaku,dan pada tahun 2008
mengunakan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang
Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah sebagai perubahan terakhir atas
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24Tahun 2004.
Disamping itu mempedomani pula Peraturan Menteri Dalam Negeri
Gambaran
Keuangan Daerah
Serta Kerangka Pendanaan
III-17
Nomor 21Tahun
2007 Pengelolaan
tentang Pengelompokan
Kemampuan
Keuangan Daerah, Penganggaran dan Pertanggungjawaban
Penggunaan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD serta
Tata Cara Pengembalian Tunjangan Komunikasi Intensif dan Dana
Operasional;
2)
Belanja Pimpinan dan Anggota DPRD yang meliputi uang
representasi, tunjangan keluarga,tunjangan beras, uang paket,
tunjangan jabatan, tunjangan panitia musyawarah, tunjangan
komisi, tunjangan panitia anggaran, tunjangan badan kehormatan,
tunjangan alat kelengkapan lainnya, tunjangan khusus PPh Pasal
21, tunjangan perumahan, uang duka tewasdan wafat serta
pengurusan jenazah dan uang jasa pengabdian serta tunjangan
komunikasi intensif bagi Pimpinan dan Anggota DPRD dianggarkan
dalam Belanja DPRD. Sedangkan belanja tunjangan kesejahteraan
dan belanja penunjang kegiatan DPRD dianggarkan dalam Belanja
Sekretariat DPRD;
3)
Pajak Penghasilan yang dikenakan terhadap penghasilan Pimpinan
dan Anggota DPRD berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor
45 Tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan Bagi Pejabat Negara,
Pegawai Negeri Sipil, Anggota ABRI dan Para Pensiunan atas
Penghasilan yang Dibebankan Kepada Keuangan Negara atau
Keuangan Daerah, Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 636/KMK.04/1994 tentang Pengenaan Pajak
Penghasilan Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Anggota
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dan Para Pensiunan atas
Penghasilan yang dibebankan kepada Keuangan Negara atau
Keuangan Daerah. Pajak penghasilan Pimpinan dan Anggota DPRD
yang dibebankan pada APBD dianggarkan pada objek belanja
tunjangan khusus PPh Pasal 21; dan
4)
Untuk penganggaran belanja penunjang operasional pimpinan
DPRD dan tunjangan komunikasi intensif bagi pimpinan dan
anggota DPRD dapat dianggarkan pada kode rincian objek belanja
berkenaan dalam pos DPRD. Belanja dimaksud dapat dilaksanakan
sepanjang ketentuan yang mengaturnya telah ditetapkan oleh
pemerintah.
j.
Belanja Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
1)
Penganggaran belanja Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
berpedoman pada ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 109
Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
Wakil Kepala Daerah;
2)
Gaji dan tunjangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan
Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan
III-18
biaya penunjang operasional Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah dianggarkan pada belanja tidak langsung Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah;
3)
Belanja rumah tangga, beserta pembelian inventaris/perlengkapan
rumah jabatan dan kendaraan dinas serta biaya pemeliharaannya,
biaya pemeliharaan kesehatan, belanja perjalanan dinas dan
pakaian dinas Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dianggarkan
pada belanja langsung Sekretariat Daerah; dan
4)
Penganggaran belanja Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
merupakan satu kesatuan dalam belanja Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah atau tidak dianggarkan secara terpisah dan
pengaturannya lebih lanjut ditetapkan dengan Peraturan Kepala
Daerah.
k. Penyediaan dana untuk penanggulangan bencana alam/bencana
sosial dan/atau memberikan bantuan kepada daerah lain dalam
penanggulangan bencana alam/bencana sosial dapat memanfaatkan
saldo anggaran yang tersedia dalam Sisa Lebih Perhitungan APBD
Tahun Anggaran sebelumnya dan/atau dengan melakukan
penggeseran Belanja Tidak Terduga atau dengan melakukan
penjadwalan ulang atas program dan kegiatan yang dapat ditunda.
l.
Belanja Subsidi
1)
Belanja Subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada
perusahaan/lembaga tertentu yang bertujuan agar harga jual
produk/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat.
2)
Belanja Subsidi ditetapkan dalam peraturan daerah tentang APBD
yang dasar pelaksanaannya ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Daerah.
m. Bantuan Sosial
1)
Bantuan sosial untuk organisasi kemasyarakatan harus selektif dan
memiliki kejelasan peruntukan penggunaannya. Pemberian
bantuan tidak secara terus menerus/tidak berulang setiap tahun
anggaran pada organisasi kemasyarakatan yang sama.
2)
Untuk memenuhi fungsi APBD sebagai instrumen keadilan dan
pemerataan
dalam
upaya
peningkatan
pelayanan
dan
kesejahteraan masyarakat, bantuan dalam bentuk uang dapat
dianggarkan apabila pemerintah daerah telah memenuhi seluruh
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
kebutuhan belanja urusan wajib guna terpenuhinya standar
pelayanan minimal yang ditetapkan dalam peraturan perundangGambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan
III-19
undangan.
n. Belanja Bagi Hasil
Belanja Bagi Hasil digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil
yang
bersumber
dari
pendapatan
kabupaten/kota
kepada
pemerintah desa atau pendapatan pemerintah daerah tertentu
kepada pemerintah daerah Iainnya sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
o. Belanja Bantuan Keuangan
1)
Bantuan keuangan digunakan untuk menganggarkan bantuan
keuangan yang bersifat umum atau khusus dari provinsi kepada
Kabupaten/kota, pemerintah desa, dan kepada pemerintah daerah
Iainnya atau dari pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah
desa dan pemerintah daerah lainnya dalam rangka pemerataan
dan/atau peningkatan kemampuan keuangan.
2)
Bantuan keuangan yang bersifat umum peruntukan dan
penggunaannya diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah
daerah/pemerintah desa penerima bantuan. Sedangkan bantuan
keuangan
yang
bersifat
khusus
peruntukan
dan
pengelolaannya diarahkan/ditetapkan oleh pemerintah daerah
pemberi bantuan. Untuk pemberi bantuan bersifat khusus dapat
mensyaratkan penyediaan dana pendamping dalam APBD atau
anggaran pendapatan dan belanja desa penerima bantuan;
3)
Penganggaran untuk Alokasi Dana Desa agar mempedomani
ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang
Desa.
p. Belanja Tidak Terduga
Belanja Tidak Terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang
sifatnya tidak biasa/tanggap darurat dalam rangka pencegahan dan
gangguan terhadap stabilitas penyelenggaraan pemerintahan demi
terciptanya keamanan dan ketertiban di daerah dan tidak diharapkan
berulang sepertipenanggulangan bencana alam dan bencana sosial
yang tidak diperkirakan sebelumnya.
3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran
Gambaran realisasi dari kebijakan belanja daerah Kabupaten Kutai
Kartanegara pada periode tahun anggaran sebelumnya yang digunakan
sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pembelanjaan dimasa
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
datang dalam rangka peningkatan kapasitas pendanaan pembangunan
daerah, sebagai berikut:
Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan
III-20
1. Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja
Gambaran tentang belanja daerah yang disajikan secara series
menginformasikan mengenai tingkat realisasi belanja Kabupaten Kutai
Kartanegara sebagaimana tertuang pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6
Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja
Kabupaten Kutai KartanegaraTahun Anggaran 2011-2012
(dalam jutaan)
2011
NO
URAIAN
ANGGARA
N
REALISASI
(Rp)
(Rp)
2012
%
ANGGARAN
REALISASI
(Rp)
(Rp)
%
RATARATA
%
5.203.778, 3.923.616,0
75,4
75
6
1.734.649, 1.520.101,3
87,6
51
0
1.096.212,8
976.639,69 89,1
2
117.724,60
101.799,93 86,5
6.684.272 4.941.085,0
73,9
,12
9
2.162.409 1.853.231,7
85,7
,29
0
1.375.562,
1.143.837,73 83,2
31
12.000,00
7.738,22 64,5
3. Belanja Hibah
Belanja Bantuan
4.
Sosial
Belanja Bantuan
Keuangan Kepada
Provinsi/Kabupaten
5.
/Kota dan
Pemerintahan
Desa
Belanja Tidak
6.
Terduga
BELANJA
B
LANGSUNG
109.837,91
83.817,23
76,3
327.237,93
279.562,75
85,4
80,9
114.967,30
81.872,39
71,2
125.240,70
111.316,30
88,9
80,0
285.906,88
270.004,56
94,4
282.906,74
279.825,57
98,9
96,7
10.000,00
5.967,50
59,7
30.951,12
78,4
69,1
3.469.129, 2.403.514,7
69,3
24
6
4.521.862 3.087.853,3
68,3
,83
9
68,8
1. Belanja Pegawai
343.518,75
375.276,63
78,3
Belanja Barang
2.
dan Jasa
1.090.977,4
884.643,03 81,1
0
2.034.633,0
1.257.633,07 61,8
9
BELANJA
BELANJA TIDAK
A.
LANGSUNG
1. Belanja Pegawai
2. Belanja Subsidi
3. Belanja Modal
261.238,65
76,0
39.461,61
302.518,04
80,6
1.266.192,
968.267,97 76,5
56
2.880.393,
1.817.067,38 63,1
65
74,7
86,7
86,1
75,5
78,8
62,4
Sumber: Diolah dari Laporan Realisasi APBD Kabupaten Kutai KartanegaraTA 2011– 2012
Berdasarkan Tabel 3.6, diperoleh gambaran bahwa, proporsi anggaran
dan realisasi Belanja Tidak Langsung lebih kecil dibanding anggaran dan
realisasi Belanja Langsung setiap tahunnya hal ini menunjukkan bahwa
alokasi dana APBD Kabupaten Kutai Kartanegara untuk mendanai
program pembangunan selama ini relatif lebih besar.
Dari data realisasi Belanja Tidak Langsung terlihat, realisasi mengalami
kenaikan dari Rp1,52 Triliun (2011) hingga Rp1,85 Triliun (2012), dengan
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
rata-rata tingkat realisasi Belanja Tidak langsung terhadap anggaran
mencapai 74,7%.
Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan
III-21
Sedangkan tingkat realisasi Belanja Langsung dari tahun 2011 sebesar
69,3% sampai dengan tahun 2012 sebesar 68,3%, dengan rata-rata
tingkat realisasi sebesar 68,8% atau lebih kecil dibandingkan dengan
rata-rata tingkat realisasi Belanja Tidak Langsung.
Penurunan ini disebabkan antara lain sebagai berikut:
1. realisasi belanja sesuai dengan kas budget masih belum dapat
dipenuhi sesuai target;
2. realisasi DAK yang sering kali terkendala juklak/juknis pusat yang
berubah-ubah;
3. proses pengadaan barang/jasa pemerintah; dan
4. kualitas pekerjaan fisik masih banyak dikeluhkan.
Untuk perbaikan kedepan terkait dengan realisasi belanja adalah:
1. penyempurnaan mekanisme pembahasan APBD;
2. peningkatan kedisplinan dalam realisasi anggaran;
3. pemantapan regulasi DAK;
4. pemantapan kelembagaan pengadaan barang/jasa pemerintah; dan
5. peningkatan kualitas perencanaan dan pengawasan pengadaan
barang/jasa.
2. Proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur
Gambaran tentang belanja daerah yang menginformasikan mengenai
proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur Kabupaten Kutai
Kartanegara tertuang pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.7
Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
Tahun Anggaran 2011-2012
KODE
5.
5.1
5.1.1
5.1.1.
01
5.1.1.
02
5.1.1.
03
5.2
5.2.1
5.2.1.
01
5.2.1.
02
5.2.1.
03
5.2.2
5
01
5
02
5
03
5
04
5
05
5
06
5
10
5
11
5
12
5
13
5
14
5
15
5
.2.2.
.2.2.
.2.2.
.2.2.
.2.2.
.2.2.
.2.2.
.2.2.
.2.2.
.2.2.
.2.2.
.2.2.
.2.2.
(dalam juta rupiah)
Tahun 2011
Tahun
2012
Gambaran Pengelolaan Keuangan
Daerah
Serta
Kerangka Pendanaan
III-22
URAIAN
(Rp)
(Rp)
2.237.655,7
2.473.831,
BELANJA
5
19
976.639,6
1.143.837,
BELANJA TIDAK LANGSUNG
9
73
976.639,6
1.143.837,7
Belanja Pegawai
9
3
657.618,7
Gaji Dan Tunjangan
728.074,56
3
315.650,4
Tambahan Penghasilan PNS
412.945,18
9
Belanja Penerimaan Lainnya Pimpinan
3.370,48
2.818,00
Dan Anggota DPRD Serta KDH/WKDH
1.261.016,0
1.329.993,
BELANJA LANGSUNG
6
46
261.238,6
301.691,1
Belanja Pegawai
5
9
108.715,1
Honorarium PNS
119.541,06
4
141.929,8
Honorarium Non PNS
167.517,74
5
Uang Lembur
10.593,66
14.632,40
Belanja Barang dan Jasa
803.869,9
0
872.084,2
6
Belanja Bahan Pakai Habis
67.832,02
52.513,77
Belanja Bahan/Material
86.117,32
78.026,12
Belanja Jasa Kantor
Belanja Premi Asuransi
192.905,7
9
246.226,43
5.383,35
6.735,57
Belanja Perawatan Kendaraan
Bermotor
28.604,64
29.281,23
Belanja Cetak Dan Penggandaan
24.170,19
27.528,39
Belanja Sewa Perlengkapan Dan
Peralatan Kantor
4.015,72
2.065,75
44.688,08
46.962,26
Belanja Pakaian Dinas Dan Atributnya
4.699,56
6.272,10
Belanja Pakaian Kerja
1.618,29
2.289,76
12.377,92
14.535,78
Belanja Makanan Dan Minuman
Belanja Pakaian Khusus Dan Hari-Hari
Tertentu
Belanja Perjalanan Dinas
Belanja Beasiswa Pendidikan PNS
298.429,0
9
2.598,55
322.571,07
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
2.075,38
KODE
16
5
17
5
18
5
21
5
22
.2.2.
.2.2.
.2.2.
.2.2.
5.2.3
5
01
5
02
5
03
5
04
5
05
5
06
5
08
5
09
5
10
5
11
5
12
5
13
5
14
5
15
5
16
5
17
5
18
5
19
5
25
5
28
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
.2.3.
URAIAN
Tahun 2011 Tahun 2012
(Rp)
(Rp)
Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan
III-23
Belanja kursus, pelatihan, sosialisasi
dan bimbingan teknis PNS
24.290,76
24.883,89
0,00
0,00
208,34
5.307,41
5.930,29
4.809,36
Belanja Modal
195.907,5
0
156.218,0
0
Belanja Modal Pengadaan Tanah
22.285,51
6.985,31
0,00
4,54
12.157,38
28.878,68
0,00
171,92
694,75
1.036,03
310,51
128,92
1.010,91
267,99
353,99
535,05
2.557,64
4.340,12
5.524,37
9.047,72
Belanja Perjalanan Pindah Tugas
Belanja Jasa Konsultansi
Belanja kursus, pelatihan, sosialisasi
dan bimbingan teknis Non PNS
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat
Berat
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat
Angkutan Darat Bermotor
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat
Angkutan Darat Tidak Bermotor
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat
Angkutan Di Atas Air Bermotor
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat
Angkutan Di Atas Air Tidak Bermotor
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat
Bengkel
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat
Pengolahan Pertanian Dan Peternakan
Belanja Modal Pengadaan Peralatan
Kantor
Belanja Modal Pengadaan
Perlengkapan Kantor
Belanja Modal Pengadaan Komputer
Belanja Modal Pengadaan Mebeulair
Belanja Modal Pengadaan Peralatan
Dapur
Belanja Modal Pengadaan Penghias
Ruangan Rumah Tangga
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat
Studio
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat
Komunikasi
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat
Ukur
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat
Kedokteran
Belanja Modal Pengadaan Instalasi
Listrik Dan Telepon
Belanja Modal Pengadaan Barang
Bercorak Kesenian, Kebudayaan
102.607,6
6
16.843,81
17.454,09
27.072,47
1.861,46
1.616,19
2.030,29
2.554,72
5.340,18
7.150,79
882,16
1.685,22
1.577,78
1.447,20
12.845,61
41.287,13
5.949,57
4.519,83
463,63
257,37
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
KODE
5.2.3.
30
Tahun 2011 Tahun 2012
URAIAN
(Rp)
(Rp)
Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan
III-24
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat
0,00
387,01
Persenjataan/Keamanan
Berdasarkan Tabel 3.7, diperoleh Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan
Aparatur sebesar 54,97% pada tahun 2011 dan turun menjadi 49,52%
pada tahun 2012. Realisasi alokasi dana APBD Kabupaten Kutai
Kartanegara dari Tahun Anggaran 2011 sampai dengan Tahun Anggaran
2012 terlihat bahwa keberpihakan pada publik untuk kesejahteraan
masyarakat semakin meningkat dan diharapkan lebih tinggi lagi pada
tahun-tahun berikutnya.
Tabel 3.8
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
(dalam juta rupiah)
N
O
1
2
URAIAN
BELANJA
(UNTUK
PEMENUHAN
KEBUTUHAN
APARATUR)
TOTAL
PENGELUARAN
(BELANJA +
PEMBIAYAAN
PENGELUARAN)
PROSENTASE
( a)
(b)
(a) / (b) X
100%
2.237.656
4.070.816
54,97%
2.473.831
5.113.838
48,38%
Tahun Anggaran
2011
Tahun Anggaran
2012
3. Pengeluaran Wajib Dan Mengikat Serta Prioritas Utama
Realisasi
dilakukan
pengeluaran
untuk
wajib
menghitung
dan mengikat
kebutuhan
serta
prioritas utama
pendanaan
belanja
dan
pengeluaran pembiayaan yang tidak dapat dihindari atau harus dibayar
dalam suatu tahun anggaran. Gambaran tentang realisasi pengeluaran
wajib dan mengikat serta prioritas utama Kutai Kartanegara pada 2 (dua)
tahun terakhir, tertuang pada tabel berikut:
Tabel 3.9
Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun Anggaran 2011-2012
(dalam juta rupiah)
RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010-2015
NO
Tahun 2011
URAIAN
Tahun 2012
Kenaikan
(Rp)
(Rp)
%
Gambaran Pengelolaan
Keuangan Daerah
Serta Kerangka Pendanaan
III-25
1.550.149,3
1.687.295,6
BELANJA
8,8
3
1
1.349.261,6
1.432.258,2
BELANJA TIDAK LANGSUNG
6,2
4
3
I.
A.
1
Gaji Dan Tunjangan
657.618,73
728.074,56
10,7
2
Tambahan Penghasilan PNS
315.650,49
412.945,18
30,8
3.370,48
2.818,00
-16,4
101.799,93
7.738,22
-92,4
817,46
856,70
4,8
270.004,56
279.825,57
3,6
200.887,69
255.037,38
27,0
192.905,79
246.226,43
27,6
Belanja Penerimaan Lainnya Pimpinan
Dan Anggota DPRD Serta KDH/WKDH
Belanja Subsidi Kepada
Perusahaan/Lembaga
3
4
5
Belanja Bantuan Kepada