BAB 3 Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kerangka Pendanaan

(1)

BAB III

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN

DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu

Bab tiga RPJMD Kabupaten Cilacap membahas kinerja keuangan masa lalu. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran kapasitas dan kemampuan keuangan daerah dalam kaitannya dengan pendanaan untuk menyelenggarakan program-program pembangunan daerah. Secara lebih spesifik, bab ini menganalisis kinerja keuangan yang meliputi: pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Bab ini juga membahas analisis keuangan mendasarkan neraca daerah yang mencakup aset daerah, kewajiban dan ekuitas.

Permasalahan kapasitas pendanaan dalam konteks pemerintahan daerah otonom merupakan salah satu aspek yang sangat krusial. Salah satu isu permasalahan yang masih dihadapi sebagian besar pemerintah daerah di Indonesia adalah porsi pendanaan dari sumber pendapatan asli daerah (PAD) yang porsinya jauh lebih kecil dibandingkan pendanaan dari sumber pendanaan pemerintah pusat. Hal ini mengindikasikan masih relatif kecilnya kemandirian fiskal daerah dalam mendanai program dan kegiatan pembangunan di daerah. Hal ini juga mengindikasikan sempitnya ruang fiskal daerah. Oleh karena itu sejauh mana Pemerintah Kabupaten Cilacap mampu mengoptimalkan penerimaan dari pendapatan daerah menjadi isu yang sangat krusial dalam pembangunan lima tahun ke depan. Tanpa kepasitas keuangan yang memadai, program-program yang telah dicanangkan untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan tidak akan berjalan optimal. Oleh karena itu, pembahasan di dalam bab tiga ini selanjutnya menjadi kerangka dasar dalam melakukan proyeksi atas pendanaan daerah Kabupaten Cilacap.


(2)

3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD

Belanja pemerintah Kabupaten Cilacap dalam kurun lima tahun sejak 2007 sampai dengan tahun 2012 meningkat setiap tahunnya. Rata-rata peningkatan belanja pemerintah Kabupaten Cilacap adalah 10,01 persen per tahun. Sejalan dengan peningkatan belanja, pendapatan pemerintah Kabupatan Cilacap juga meningkat. Rata-rata peningkatan realisasi pendapatan pemerintah Kabupaten Cilacap adalah 12,69 persen per tahun. Pendapatan Asli Daerah meningkat rata-rata 20,42 persen per tahun, dana perimbangan meningkat rata-rata 5,22 persen per tahun dan komponen lain-lain pendapatan yang sah meningkat rata-rata 58,68 persen per tahun.

Dengan rata-rata pertumbuhan pendapatan yang lebih besar dibandingkan rata-rata pertumbuhan realisasi belanja, realisasi APBD Kabupaten Cilacap cenderung surplus, dan surplus tersebut cenderung meningkat setiap tahunnya. Tahun 2007 APBD Kabupaten Cilacap defisit sebesar Rp. 42,65 Miliyar. Defisit tersebut turun menjadi Rp 8,95 Milyar pada tahun 2008. Sejak tahun 2009 APBD Kabupaten Cilacap surplus sebesar Rp. 32,07 Milyar. Suprus tersebut meningkat menjadi Rp. 35,19 Milyar pada tahun 2010 dan Rp. 88,95 Milyar pada tahun 2011. Surplus APBD yang cenderung semakin meningkat ini memberikan gambaran masih tersedianya ruang fiskal bagi pemerintah Kabupaten Cilacap untuk mendanai kegiatan pembangunan. Surplus yang semakin meningkat ini juga memberikan indikasi persoalan pengelolaan keuangan yang nampaknya bukan terletak pada kapasitas keuangan, tetapi pada kapasitas kelembagaan dan organisasi di dalam merencanakan dan melaksanakan program dan kegiatan.


(3)

Tabel 3.1

Realisasi APBD Kabupaten Cilacap Tahun 2007-2011

Uraian Tahun (Rp)

Pertum-buhan

2007 2008 2009 2010 2011

Pendapatan

1.024.420.643.865,0 0

1.163.540.428.574,00 1.200.047.962.921,65 1.334.620.370.619,12 1.639.234.442.510,82 13% PAD 82.143.538.311,00 102.780.340.747,00 120.746.425.475,65 149.709.123.163,12 172.327.030.144,82 20% Dana Perimbangan 872.609.934.041,00 943.952.955.242,00 953.955.786.885,00 988.063.134.095,00 1.067.910.580.231,00 5% Lain-lain Pendapatan yang Sah 69.667.171.513,00 116.807.132.585,00 125.345.750.561,00 196.848.113.361,00 398.996.832.135,00 59% Belanja

1.067.071.255.323,0 0

1.172.492.784.622,00 1.167.974.673.910,00 1.299.429.295.798,00 1.550.277.519.753,00 10% Belanja Tidak Langsung 560.285.541.515,00 707.958.718.514,00 785.835.895.858,00 911.885.090.552,00 1.018.834.417.789,00 16% Belanja Langsung 506.785.713.808,00 464.534.066.108,00 382.138.778.052,00 387.544.205.246,00 531.443.101.964,00 3% Surplus/ Defisit (42.650.611.458,00) (8.952.356.048,00) 32.073.289.011,65 35.191.074.821,12 88.956.922.757,82 -94%

Penerimaan Pembiayaan Daerah 168.830.407.000,00 121.088.152.144,00 154.438.000.692,00 184.422.547.615,65 214.577.416.261,77 9% Pengeluaran Pembiayaan Daerah 5.091.643.594,00 2.586.643.594,00 2.411.643.594,00 8.282.684.594,00 19.815.979.506,00 82% Pembiayaan Netto 163.738.763.602,00 118.501.508.550,00 152.026.357.098,00 176.139.863.021,65 194.761.436.755,77 7% SILPA 121.088.152.144,00 109.549.152.502,00 184.099.646.109,65 211.330.937.842,77 283.718.359.513,59 27% PDRB Berlaku

65.137.303.610.000, 00

81.777.810.000.000,00 85.147.110.000.000,0 0

93.076.450.000.000,0 0

102.482.770.000.000, 00 Persentase Surplus/ Defisit terhadap

Belanja

(4,00%) (0,76%) (2,75%) (2,71%) (5,74%)

Persentase Surplus/ Defisit terhadap PDRB

0,07% 0,01% 0,04% 0,04% 0,09%


(4)

3.1.2. Neraca Daerah

Pos-pos akuntansi yang terdapat di dalam neraca daerah memberikan gambaran perkembangan aset, kewajiban dan ekuitas dana, dimana total aset sama dengan jumlah total kewajiban ditambah total ekuitas dana. Aset pemerintah daerah mencakup aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan dan aset lainnya. Sedangkan kewajiban pemerintah daerah mencakup kewajiban jangka panjang dan kewajiban jangka pendek. Ekuitas dana meliputi ekuitas dana lancar, ekuitas dana investasi, dan ekuitas dana cadangan. Rata-rata aset daerah Kabupaten Cilacap tumbuh 8,47 persen per tahun.

Komposisi dan besaran setiap akun yang terdapat dalam neraca daerah memberikan gambaran arah kinerja yang dihasilkan dari pengelolaan keuangan daerah dari waktu ke waktu. Sebagai contoh misalnya aset tetap berupa jalan, irigasi, dan jaringan. Besaran aset tetap tersebut pada tahun berjalan menunjukkan stok kapital berupa jalan, irigasi, dan jaringan tahun berjalan yang yang besarnya sama dengan stok kapital jalan, irigasi, dan jaringan tahun lalu ditambah penambahan stok kapital jalan, irigasi, dan jaringan dari belanja modal untuk jalan irigasi dan jaringan pada tahun berjalan dikurangi dengan depresiasi stok kapital tahun berjalan. Perkembangan stok kapital berupa infratruktur, jalan, irigasi dan jaringan tersebut merupakan faktor penting bagi sumber pertumbuhan ekonomi. Setiap tahun stok kapital infrastruktur jalan, irigasi dan jaringan tumbuh rata-rata sebesar 8,40 persen.

Di sisi yang lain akun kewajiban memberikan gambaran kemampuan kinerja keuangan pemerintah daerah dalam memenuhi kewajibannya. Misalnya, akun kewajiban jangka pendek memberikan gambaran beban pembayaran kewajiban yang segera harus dibayarkan. Oleh karena itu, nilai kewajiban jangka pendek yang sangat besar pada tahun berjalan akan memberikan tekanan terhadap APBD pada pos pembiayaan pengeluaran pada tahun berikutnya.


(5)

Tabel 3.2

Neraca Daerah Kabupaten Cilacap Tahun 2007 2011

No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011

1. ASET 2.593.645.460.959,28 2.836.652.725.443,74 3.089.805.428.806,68 3.285.307.476.983,86 3.588.966.468.359,24 1.1. ASET LANCAR 151.156.923.319,49 129.215.617.775,15 211.858.055.865,09 253.849.511.129,24 320.356.854.367,15 1.1.1. Kas 124.257.404.535,91 96.389.152.714,00 184.964.231.858,65 158.357.932.071,77 231.816.835.164,59 1.1.4. Investasi Jangka Pendek 124.000.000,00 15.124.000.000,00 124.000.000,00 53.124.000.000,00 53.000.000.000,00 1.1.5. Piutang 14.657.522.433,00 4.910.208.686,00 17.227.024.549,22 18.101.553.590,49 13.212.442.387,00 1.1.6. Persediaan 12.117.996.350,58 12.507.049.299,15 9.507.502.790,22 24.228.728.799,98 22.288.619.315,56

1.1.7. Biaya Dibayar Dimuka 0 285.207.076,00 35.296.667,00 37.296.667,00 38.957.500,00

1.2. INVESTASI JANGKA PANJANG 44.345.408.112,73 50.076.205.646,73 59.637.723.486,73 86.008.963.441,48 90.584.217.153,96

1.3. ASET TETAP 2.222.885.598.967,06 2.527.516.272.114,86 2.730.913.178.547,86 2.908.439.667.281,14 3.135.956.289.039,13 1.3.1. Tanah 603.811.670.131,99 618.350.051.481,99 629.821.900.881,99 632.421.544.302,99 644.586.633.021,99 1.3.2. Peralatan dan mesin 170.323.877.884,49 215.686.636.383,49 253.982.314.675,49 286.716.819.143,77 335.212.736.260,77 1.3.3. Gedung dan bangunan 309.434.686.241,64 404.129.010.571,44 446.990.753.180,44 504.793.886.640,44 575.804.422.771,43 1.3.4. Jalan, irigasi, dan jaringan 1.115.033.167.226,44 1.262.517.312.431,44 1.369.591.351.788,44 1.450.456.122.879,44 1.537.262.095.632,44 1.3.5. Aset tetap lainnya 20.070.025.542,50 25.050.884.556,50 28.744.481.331,50 34.051.294.314,50 41.461.927.602,50


(6)

No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 1.3.6. Konstruksi dalam pengerjaan 4.212.171.940,00 1.782.376.690,00 1.782.376.690,00 0 1.628.473.750,00

1.4. DANA CADANGAN 53.000.000.000,00 53.000.000.000,00 13.000.000.000,00

1.5. ASET LAINNYA 122.257.530.560,00 76.844.629.907,00 87.396.470.907,00 37.009.335.132,00 29.069.107.799,00

1.5.1. Tagihan penjualan angsuran 0 0 0 0

1.5.2.

Tagihan tuntutan ganti

kerugian daerah 0 1.700.000,00 0 0

1.5.3.

Kemitraan dengan pihak

ketiga 118.211.206.250,00 68.869.527.250,00 68.869.527.250,00 18.362.272.000,00 7.860.572.000,00

1.5.4. Aset tak berwujud 0 0 0 0 1.819.512.000,00

1.5.5.0.1.0.1. Tanah Negara 4.046.324.310,00 6.022.791.525,00 9.110.792.807,00 9.468.907.052,00 10.439.010.763,00 1.5.5.0.1.0.2.

Piutang retribusi Palayanan

Kesehatan 0 913.430.612,00 911.546.812,00 911.546.812,00 905.589.518,00

1.5.5.0.1.0.3. Piutang Lain-lain 0 1.037.180.520,00 8.504.604.038,00 8.266.609.268,00 8.044.423.518,00 2. KEWAJIBAN 4.490.884.511,25 15.664.594.016,17 10.210.556.828,55 5.510.080.663,68 5.493.688.580,58 2.1.

KEWAJIBAN JANGKA

PENDEK 3.769.545.609,08 15.089.271.530,62 8.007.628.739,87 5.195.824.952,10 5.294.553.925,12 2.1.1.

Utang perhitungan pihak

ketiga 0 842.977.512,00 0 0 814.303.732,00

2.1.3. Utang pemotongan pajak 1.416.346.842,91 970.046.882,00 145.511.304,00 107.167.970,00 214.989.364,00 2.1.4.

Bagian Lancar Hutang Jangka

Panjang 1.140.517.023,17 146.016.416,62 2.122.294.396,87 1.888.672.377,10 115.121.056,12 Uang muka dari kas daerah

2.1.5 Pendapatan diterima dimuka


(7)

No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 2.2.

KEWAJIBAN JANGKA

PANJANG 721.338.902,17 575.322.485,55 2.202.928.088,68 314.255.711,58 199.134.655,46

3. EKUITAS DANA 2.589.154.576.448,03 2.820.988.131.427,57 3.079.594.871.978,13 3.279.797.396.320,18 3.583.472.779.778,66 3.1. EKUITAS DANA LANCAR 147.387.377.710,41 114.126.346.244,53 203.850.427.125,22 248.653.686.177,14 315.062.300.442,03 3.1.1. SILPA 121.088.152.144,00 109.549.152.502,00 184.099.646.109,65 211.330.937.842,77 283.718.359.513,59 3.1.2.

Pendapatan Yang

Ditangguhkan 1.876.905.549,00 150.975.818,00 374.979.585,00 43.826.259,00 6.918.255,00 3.1.3. Cadangan piutang 14.657.522.433,00 4.910.208.686,00 17.227.024.549,22 18.101.553.590,49 13.212.442.387,00 3.1.4. Cadangan persediaan 12.117.996.350,58 12.507.049.299,15 9.507.502.790,22 24.228.728.799,98 22.288.619.315,56

3.1.5.

Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang

jangka pendek -2.353.198.766,17 -13.276.247.136,62 -7.394.022.575,87 -5.088.656.982,10 (4.265.260.829,12)

3.1.6. Ekuitas Dana Lancar lainnya - 285.207.076,00 35.296.667,00 37.296.667,00 38.957.500,00

3.2. EKUITAS DANA INVESTASI 2.388.767.198.737,62 2.653.861.785.183,04 2.875.744.444.852,91 3.031.143.710.143,04 3.255.410.479.336,63 3.2.1.

Diinvestasikan dalam

Investasi Jangka Panjang 44.345.408.112,73 50.076.205.646,73 59.637.723.486,73 86.008.963.441,48 90.584.217.153,96 3.2.2.

Diinvestasikan dalam aset

tetap 2.222.885.598.967,06 2.527.516.272.114,86 2.730.913.178.547,86 2.908.439.667.281,14 3.135.956.289.039,13 3.2.3.

Diinvestasikan dalam aset

lainnya 122.257.530.560,00 76.844.629.907,00 87.396.470.907,00 37.009.335.132,00 29.069.107.799,00

3.2.4.

Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang

jangka panjang -721.338.902,17 -575.322.485,55 -2.202.928.088,68 -314.255.711,58 (199.134.655,46)

3.3. Ekuitas Dana Cadangan 53.000.000.000,00 53.000.000.000,00 0 0 13.000.000.000,00

JUMLAH KEWAJIBAN DAN

EKUITAS DANA 2.593.645.460.959,28 2.836.652.725.443,74 3.089.805.428.806,68 3.285.307.476.983,86 3.588.966.468.359,24 Sumber : LKPD Kabupaten Cilacap (2008-2012)


(8)

Dengan mendasarkan akun-akun yang terdapat di dalam neraca daerah selanjutnya dilakukan analisis kinerja keuangan berdasarkan indikator-indikator keuangan yang biasa digunakan, antara lain likuiditas, solvabilitas, dan rasio aktivitas. Indikator likuiditas pada dasarnya digunakan untuk melihat kemampuan finansial pemerintah untuk membiayai kewajiban jangka pendeknya. Sedangkan indikator sovabilitas menunjukkan kemampuan bayar pemerintah daerah terhadap seluruh kewajiban jangka panjang.

1. Indikator untuk menilai likuiditas meliputi:

a. Rasio lancar(current ratio), yang merupakan perbandingan antara Aktiva Lancar dengan Kewajiban Jangka Pendek

b. Rasio quick(quick ratio), yang merupakan perbandingan antara (aktiva lancar dikurangi persediaan) dengan Kewajiban Jangka Pendek

2. Indikator untuk menilai solvabilitas meliputi: a. Rasio total hutang terhadap total aset

b. Rasio total hutang terhadap modal (Total Ekuitas) 3. Sedangkan indikator untuk melihat rasio aktivitas meliputi:

a. Rata-rata umur piutang, yang digunakan untuk melihat berapa lama (hari) yang diperlukan untuk melunasi piutang (mengubah piutang menjadi kas). Rasio ini dihitung dengan formula :

• • •

b. Rata-rata umur persediaan, yang digunakan untuk melihat berapa lama dana tertanam dalam bentuk persediaan (menggunakan persediaan untuk memberi pelayanan publik). Rasio ini dihitung dengan formula :


(9)

• Perputaran persediaan = Nilai persediaan yang digunakan dalam 1 tahun dibagi dengan rata-rata nilai persediaan

Tabel 3.3 menunjukkan kinerja keuangan Kabupaten Cilacap. Mendasarkan pada rasio-rasio yang terdapat di dalam tabel tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap dinilai memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini terlihat dari nilai rasio lancar dan rasio quick yang positif dan relatif besar. Selain kemampuan bayar terhadap kewajiban jangka pendek, Pemerintah Kabupaten Cilacap juga dinilai memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Hal ini nampak dari jumlah kewajiban jangka panjang yang relatif sangat kecil dibandingkan aset yang dimiliki. Rasio total hutang terhadap total aset maupun total ekuitas bahkan mendekati nol.

Kemampuan dalam mengubah piutang menjadi kas juga relatif cepat, yakni sekitar 3 sampai 5 hari. Kemampuan dalam menggunakan persediaan untuk pelayanan publik nampak dari nilai rata-rata umur persediaan, yakni antara 254 sampai 422 hari.

Tabel 3.3.

Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Cilacap Tahun 2007-2011

No Uraian Rasio Keuangan Tahun (%)

2007 2008 2009 2010 2011

1 Rasio lancar (current ratio) 40,10 8,56 26,46 48,86 60,51 2 Rasio quick (quick ratio) 36,88 7,73 25,27 44,19 56,30 3 Rasio total hutang terhadap total aset 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 4 Rasio total hutang terhadap modal 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00

5 Rata-rata umur piutang 3,07 3,44 4,83 3,49

6 Rata-rata umur persediaan 359,32 422,58 254,11 380,89


(10)

3.2 Kinerja Pengelolaan Keuangan Masa Lalu

Bagian ini membahas analisis kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu yang mencakup pendapatan dan belanja serta pembiayaan daerah. Dengan melihat kinerja masa lalu diharapkan bisa diperoleh gambaran mengenai pola dan arah kebijakan pengelolaan keuangan daerah sebagai dasar pijakan bagi kebijakan pengelolaan keuangan daerah pada lima tahun ke depan. Pola dan arah kebijakan pengelolaan keuangan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan hasil pembangunan dalam kurun waktu tertentu. Hasil pembangunan dari kebijakan pengelolaan keuangan tersebut dinilai berdasarkan kriteria efisiensi dan efektivitas dengan memperhatikan skala prioritas.

Prinsip yang telah dan akan terus diupayakan oleh pemerintah Kabupaten Cilacap dalam mengelola keuangan daerah adalah optimalisasi pendapatan yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Berkaitan dengan hal ini, perlu adanya pemetaan potensi sumber-sumber PAD. Dengan mendasarkan peta potensi tersebut, selanjutnya optimalisasi dilakukan baik melalui intensifikasi dan ekstensifikasi.

Sejalan dengan hal tersebut optimalisasi juga dilakukan melalui peningkatan kelembagaan berupa peningkatan koordinasi dengan SKPD penghasil PAD, peningkatan pengendalian dan pengawasan pengelolaan asset daerah, peningkatan dan pengembangan manajemen BUMD, peningkatan profesionalisme SDM pengelola pendapatan daerah, pengembangan sarana prasarana pengelolaan pendapatan daerah, dan perbaikan sistem administrasi pengelolaan pendapatan daerah yang berkesinambungan.

Sementara itu dalam mengelola pendapatan yang bersumber dari dana perimbangan, Pemerintah Kabupaten Cilacap menerapkan tiga prinsip dasar yakni;

1. pendapatan yang bersumber dari dana alokasi umum (DAU) digunakan untuk membiayai belanja pegawai dan urusan wajib dalam rangka pelayanan dasar dan pelayanan umum,


(11)

2. pendapatan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) digunakan untuk mendukung program-program unggulan strategis daerah sesuai dengan ketentuan penggunaan DAK tersebut,

3. pendapatan yang bersumber dari dana bagi hasil pajak/bukan pajak digunakan untuk menunjang peningkatan aktivitas perekonomian daerah sesuai dengan ketentuan peruntukannya.

3.2.1 Analisis Penggunaan Anggaran

Dengan mendasarkan pada prinsip perencanaan dan pengangaran berbasis kinerja (performance-based budgeting), alokasi belanja daerah merupakan jabaran pendanaan atas program dan kegiatan yang direncanakan untuk mencapai target kinerja tertentu. Dengan demikian dinamika belanja daerah pada masing masing urusan memberikan gambaran atas volume kegiatan pada urusan tersebut. Karakteristik yang seperti ini merupakan karakterstik belanja langsung, yaitu belanja dimana alokasi belanja (input) yang ditetapkan dapat diukur dan diperbandingkan dengan output yang dihasilkan. Termasuk ke dalam belanja langsung ini adalah pos-pos belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal.

Di sisi yang lain, belanja tidak angsung merupakan belanja yang digunakan secara bersama-sama untuk melaksanakan seluruh program atau kegiatan pada suatu unit kerja. Termasuk ke dalam belanja tidak langsung adalah belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan keuangan, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, dan belanja tidak terduga. Komposisi belanja daerah Kabupaten Cilacap 2007-2011 dapat dilihat pada tabel 3.4.

Berdasarkan tabel tersebut, nampak bahwa porsi belanja tidak langsung Kabupaten Cilacap lebih besar dibandingkan porsi belanja langsungnya. Porsi belanja tidak langsung tersebut bahkan semakin meningkat sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Porsi tersebut sedikit menurun pada tahun 2011. Alokasi belanja tidak langsung yang paling besar adalah alokasi belanja untuk belanja pegawai, rata-rata 82,42 persen


(12)

Tabel 3.4.

Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Cilacap Tahun 2007 2011

No Uraian Tahun (Rp)

Rata-rata Pertumbuhan

(%)

2007 2008 2009 2010 2011

A Belanja Tidak Langsung

560.285.541.515,00 707.958.718.514,00 785.835.895.858,00 911.885.090.552,00 1.018.834.417.789,00

16,28 1 Belanja Pegawai 443.389.984.958,00 587.540.878.854,00 635.175.480.165,00 777.738.767.286,00 854.485.143.748,00 18,23 2 Belanja Bunga 80.016.858,00 69.878.660,00 59.372.823,00 49.050.803,00 38.728.784,00 (16,53) 3 Belanja Subsidi

4 Belanja Hibah - 13.562.035.000,00 64.843.047.000,00 48.571.026.000,00 66.169.557.868,00 129,75 5 Belanja Bantuan

Sosial 64.231.868.699,00

38.642.270.000,00 26.674.120.870,00

22.957.923.795,00 27.379.187.389,00 (13,53) 6 Belanja Bagi Hasil 5.619.591.000,00 5.760.000.000,00 5.450.050.000,00 5.466.775.000,00 437.193.000,00 (23,64) 7 Belanja Bantuan

Keuangan 45.149.625.000,00

59.399.583.000,00 53.097.575.000,00

56.723.610.000,00 67.636.545.000,00 11,75 8 Belanja Tidak

Terduga

1.814.455.000,00 2.938.473.000,00 536.250.000,00 377.937.668,00 2.688.062.000,00

140,48 9 Belanja Tidak

Langsung lainnya

45.600.000,00

B Belanja Langsung 506.785.713.808,00 464.534.066.108,00 382.138.778.052,00 387.544.205.246,00 531.443.101.964,00 3,12 1 Belanja Pegawai 66.717.430.688,00 59.905.644.119,00 65.789.598.103,00 67.434.027.874,00 87.768.978.010,00 9,74 2 Belanja Barang dan

Jasa

116.712.483.913,00 127.225.938.358,00 139.746.154.366,00 156.197.962.900,00 240.109.567.080,00

20,05 3 Belanja Modal

323.355.799.207,00

277.402.483.631,00

176.603.025.583,00 163.912.214.472,00 203.564.556.874,00 (8,39) TOTAL BELANJA

DAERAH 1.067.071.255.323,00

1.172.492.784.622,00

1.167.974.673.910,00 1.299.429.295.798,00 1.550.277.519.753,00 10,01 Sumber : LKPD Kabupaten Cilacap (2008 2012)


(13)

Alokasi belanja langsung yang paling besar adalah untuk belanja modal. Namun demikian alokasi belanja modal tersebut dari tahun ke tahun menurun secara konsisten, sehingga pada tahun 2011 alokasi untuk belanja modal menjadi lebih kecil dibandingkan dengan alokasi belanja langsung barang dan jasa. Porsi belanja modal terhadap total belanja langsung pada tahun 2007 sebesar 63,81 persen, turun menjadi 38,30 persen pada tahun 2011. Besaran pada alokasi belanja modal merupakan faktor yang sangat penting dalam hubungannya dengan penyediaan infrastruktur.

Tabel 3.5

Komposisi Belanja Daerah Kabupaten Cilacap Tahun 2007 - 2011

Uraian 2007 2008 2009 2010 2011

Belanja Tidak Langsung 52,51% 60,38% 67,28% 70,18% 65,72%

Belanja Langsung 47,49% 39,62% 32,72% 29,82% 34,28%

Sumber : LKPD Kabupaten Cilacap, diolah.

Tabel 3.6

Proporsi Unsur Belanja Tidak Langsung Terhadap Total Belanja

Tidak Langsung Kabupaten Cilacap Tahun 2007 2011 (persen)

Uraian 2007 2008 2009 2010 2011

Belanja Pegawai 79,14 82,99 80,83 85,29 83,87

Belanja Bunga 0,01 0,01 0,01 0,01 0,00

Belanja Subsidi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Belanja Hibah - 1,92 8,25 5,33 6,49

Belanja Bantuan

Sosial 11,46 5,46 3,39 2,52 2,69

Belanja Bagi Hasil 1,00 0,81 0,69 0,60 0,04

Belanja Bantuan Keuangan 8,06 8,39 6,76 6,22 6,64

Belanja Tidak Terduga 0,32 0,42 0,07 0,04 0,26

Belanja Tidak Langsung

lainnya 0 0,01 0,00 0,00 0,00

Sumber: LKPD Kabupaten Cilacap, diolah

Tabel 3.7

Proporsi Unsur Belanja Langsung Terhadap Total Belanja Langsung Tahun 2007-2011 (persen)

Tahun Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal

2007 13,16 23,03 63,81

2008 12,90 27,39 59,72

2009 17,22 36,57 46,21

2010 17,40 40,30 42,30


(14)

Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur

Perkembangan belanja pemenuhan kebutuhan aparatur di Kabupaten Cilacap disajikan dalam Tabel 3.8. Berdasarkan tabel tersebut, nampak bahwa belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur menyedot lebih dari 50 persen dari total belanja. Sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur ini juga terus meningkat proporsinya, dan sedikit menurun pada tahun 2011.

Tabel 3.8.

Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Cilacap Tahun 2007-2011

Tahun

Total belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur

(Rp)

Total Belanja (Rp) Persentase

2007 543.730.107.644,00 1.067.071.255.323,00 50,96 2008 702.424.759.374,00 1.172.492.784.622,00 59,91 2009 737.504.957.770,00 1.167.974.673.910,00 63,14 2010 784.390.258.489,00 1.299.429.295.798,00 60,36 2011 494.724.869.741,00 1.550.277.519.753,00 31,91 Sumber : LKPD Kabupaten Cilacap (2008 2012)

Belanja pemenuhan kebutuhan aparatur secara lebih detail ditunjukan dalam Tabel 3.9 dan 3.10. Pos alokasi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur ini terdapat pada belanja langsung dan belanja tidak langsung. Sebagian besar belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur terdapat pada belanja tidak langsung, yakni belanja gaji dan tunjangan. Sementara belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur melalui belanja langsung rata-rata adalah 13,74 persen dari total belanja kebutuhan aparatur.


(15)

Tabel 3.9

Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur

Kabupaten Cilacap Tahun 2007 2010

No Uraian Tahun (Rp)

2007 2008 2009 2010

A Belanja Tidak Langsung 443.389.984.958,00 587.540.878.854,00 635.175.480.165,00 669.691.765.286,00

1 Belanja Gaji dan Tunjangan 421.981.805.454,00 543.277.889.107,00 595.907.500.918,00 633.004.593.476,00 2 Belanja Tambahan Penghasilan 16.014.114.500,00 28.947.823.000,00 28.336.001.000,00 25.412.785.650,00 3 Belanja Penerimaan Anggota dan

Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH

4.261.568.000,00 4.049.799.996,00 4.097.874.996,00 4.330.119.996,00

4 Belanja pemungutan Pajak Daerah

1.132.497.004,00 11.265.366.751,00 6.834.103.251,00 6.944.266.164,00

B Belanja Langsung 100.340.122.686,00 114.883.880.520,00 102.329.477.605,00 114.698.493.203,00

1 Belanja Honorarium PNS 26.810.435.121,00 26.026.324.788,00 30.023.548.905,00 34.514.984.224,00 2 Belanja Uang Lembur 304.866.950,00 354.372.350,00 472.987.800,00 619.254.700,00 3 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 42.000.000,00 72.200.000,00 450.200.000,00 406.450.000,00 4 Belanja Kursus, Pelatihan,

Sosialisasi, dan Bimbingan Teknis PNS

4.578.870.810,00 3.849.613.823,00 3.876.805.790,00 3.470.940.500,00

5 Belanja premi asuransi kesehatan 450.436.546,00 2.273.667.634,00 3.647.933.604,00 4.031.404.720,00 6 Belanja makanan dan minuman

pegawai

9.930.273.493,00 12.540.030.592,00 12.708.532.740,00 11.541.889.184,00

7 Belanja pakaian dinas dan atributnya

454.631.750,00 400.873.050,00 522.821.250,00 462.659.750,00

8 Belanja Pakaian Khusus dan Hari-hari Tertentu


(16)

No Uraian Tahun (Rp)

2007 2008 2009 2010

9 Belanja perjalanan dinas 19.287.667.625,00 26.308.292.673,00 27.420.829.635,00 27.053.939.867,00 10 Belanja perjalanan pindah tugas 7.000,00

11 Belanja Pemulangan Pegawai 293.500.000,00 12 Belanja Modal (Kantor, Mobil

Dinas, Meubeler, peralatan dan perlengkapan dll)

37.712.991.891,00 42.629.551.600,00 22.352.656.481,00 31.608.821.705,00

TOTAL 543.730.107.644,00 702.424.759.374,00 737.504.957.770,00 784.390.258.489,00 Sumber : LKPD Kabupaten Cilacap (2008 2012)


(17)

Tabel 3.10

Komposisi Belanja Pemenuhan Aparatur Kabupaten Cilacap Tahun 2007-2010 (persen)

Tahun Belanja Tidak Langsung

Belanja Langsung

2007 81,55 10,45

2008 83,64 16,36

2009 86,12 13,88

2010 85,38 14,26

Sumber: LKPD Kabupaten Cilacap (2008-2012), diolah

Belanja tidak langsung dalam pemenuhan kebutuhan aparatur terdiri dari; belanja gaji dan tunjangan, belanja tambahan penghasilan, belanja penerimaan anggota, dan pimpinan DPRD serta operasional KDH/WKDH dan belanja pemungutan pajak daerah. Belanja gaji dan tunjangan mendominasi dengan proporsi 93 persen terhadap total belanja tidak langsung untuk pemenuhan kebutuhan aparatur.

Tabel 3.11

Komposisi Belanja Tidak Langsung dalam Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Tahun 2007-2010 (persen)

Tahun Belanja Gaji dan Tunjangan Belanja Tambahan Penghasilan Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional

KDH/WKDH

Belanja pemungutan

Pajak Daerah

2007 95,17 3,01 0,96 0,26

2008 92,47 4,93 0,69 1,92

2009 93,82 4,46 0,65 1,08

2010 94,52 3,79 0,65 1,04

Sumber: LKPD Kabupaten Cilacap, diolah

Belanja langsung dalam pemenuhan kebutuhan aparatur terdiri dari; belanja honorarium PNS, belanja uang lembur, belanja beasiswa pendidikan PNS, belanja kursus, pelatihan, sosialisasi, dan bimbingan teknis, belanja premi asuransi kesehatan, belanja makanan dan minuman pegawai, belanja pakaian dinas dan atributnya, belanja pakaian khusus dan hari-hari tertentu, belanja perjalanan dinas, belanja perjalanan pindah tugas, belanja pemulangan pegawai , dan belanja modal. Komponen tersebut yang memiliki proporsi relatif cukup besar adalah (rata-rata lebih dari 20% setiap


(18)

total belanja langsung kebutuhan aparatur secara lebih detail ditunjukan dalam tabel 3.12.

Tabel 3.12

Proporsi Unsur Belanja Langsung

Terhadap Total Belanja Langsung Kebutuhan Aparatur Tahun 2007-2010 (persen)

Uraian 2007 2008 2009 2010

Belanja Honorarium PNS 26,72 22,65 29,34 30,09

Belanja Uang Lembur 0,3 0,31 0,46 0,54

Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 0,04 0,06 0,44 0,35

Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi, dan Bimbingan Teknis PNS 4,56 3,35 3,79 3,03

Belanja premi asuransi kesehatan 0,45 1,98 3,56 3,51

Belanja makanan dan minuman pegawai 9,9 10,92 12,42 10,06

Belanja pakaian dinas dan atributnya 0,45 0,35 0,51 0,4

Belanja Pakaian Khusus dan Hari-hari Tertentu 0,47 0,37 0,83 0,86

Belanja perjalanan dinas 19,22 22,9 26,8 23,59

Belanja perjalanan pindah tugas 0 0 0 0

Belanja Pemulangan Pegawai 0,29 0 0 0

Belanja Modal (Kantor, Mobil Dinas, Meubeler, peralatan dan

perlengkapan dll) 37,59 37,11 21,84 27,56

Sumber : DPPKAD Kab. Cilacap, 2012 diolah

3.2.2 Analisis Pembiayaan

Pembiayaan merupakan seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran. Bagian pembiayaan terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Selisih antara keduanya akan menghasilkan pembiayaan netto yang kemudian akan digunakan untuk menutup surplus atau defisit.

Penerimaan Pembiayaan mencakup: (1) sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu; (2) transfer dari dana cadangan; (3) penerimaan pinjaman dan obligasi; dan (4) hasil penjualan aset daerah yang dipisahkan. Pengeluaran pembiayaan mencakup: (1) transfer ke dana cadangan; (2) investasi/penyertaan modal daerah; (3) pembayaran utang pokok yang jatuh tempo; dan (4) sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berjalan.


(19)

Tabel 3.13

Surplus/Defisit Riil Anggaran Daerah Tahun 2007-2011

Uraian Tahun (Rp)

2007 2008 2009 2010 2011

Realisasi Pendapatan Daerah

1.024.420.643.865,00 1.163.540.428.574,00 1.200.047.962.921,65 1.334.620.370.619,12 1.639.234.442.510,82

Belanja

Daerah 1.067.071.255.323,00 1.172.492.784.622,00 1.167.974.673.910,00 1.299.429.295.798,00 1.550.277.519.753,00 Selisih (42,650,611,458.00) (8,952,356,048.00) 32,073,289,011.65 35,191,074,821.12 88,956,922,757.82

Pengeluaran Pembiayaan Daerah

5.091.643.594,00 2.586.643.594,00 2.411.643.594,00 8.282.684.594,00 19.815.979.506,00

Surplus/

Defisit Riil (47.742.255.052,00) (11.538.999.642,00) 29.661.645.417,65 26.908.390.227,12 69.140.943.251,82 Sumber : LKPD Kabupaten Cilacap (2008 2012)

Penerimaan pembiayaan daerah Kabupaten Cilacap selama kurun waktu tahun 2007-2011 cenderung meningkat dari Rp 168,830,407,196.00 (2007) menjadi Rp 214,577,416,261.77 (2011). Sumber penerimaan pembiayaan terbesar adalah SILPA. Pelaksanaan pembangunan daerah setiap tahunnya menyisakan SILPA dalam jumlah yang tergolong besar. Nilai SILPA yang besar tergolong besar selanjutnya dijadikan sumber penerimaan daerah untuk penyelenggaraan pembangunan tahun berikutnya. Penutup surplus/ defisit riil anggaran disajikan secara lengkap dalam Tabel 3.14.


(20)

Tabel 3.14.

Penutup Defisit Riil Anggaran Tahun 2007-2011

No Uraian

Tahun (Rp)

2007 2008 2009 2010 2011

1 Realisasi Pendapatan Daerah 1.024.420.643.865,00 1.163.540.428.574,00 1.200.047.962.921,65 1.334.620.370.619,12 1.639.234.442.510,82 Dikurangi realisasi :

2 Belanja Daerah 1.067.071.255.323,00 1.172.492.784.622,00 1.167.974.673.910,00 1.299.429.295.798,00 1.550.277.519.753,00 3 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 5.091.643.594,00 2.586.643.594,00 2.411.643.594,00 8.282.684.594,00 19.815.979.506,00 A Defisit Riil (47.742.255.052,00) (11.538.999.642,00) 29.661.645.417,65 26.908.390.227,12 69.140.943.251,82

Ditutup oleh realisasi Penerimaan Pembiayaan:

4 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Tahun Anggaran Sebelumnya

159.775.909.627,00 121.088.152.144,00 101.363.500.692,00 184.088.106.615,65 211.343.416.261,77

5 Pencairan Dana Cadangan 5.158.497.569,00 53.000.000.000,00

6 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan

7 Penerimaan Pinjaman Daerah 3.896.000.000,00 8 Penerimaan Kembali Pemberian

Pinjaman Daerah

334.441.000,00 40.000.000,00

9 Penerimaan Piutang Daerah 74.500.000,00 3.194.000.000,00

B Total Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah

168.830.407.196,00 121.088.152.144,00 154.438.000.692,00 184.422.547.615,65 214.577.416.261,77

A-B Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran tahun berkenaan

121.088.152.144,00 109.549.152.502,00 184.099.646.109,65 211.330.937.842,77 283.718.359.513,59


(21)

3.3 Kerangka Pendanaan

Kerangka pendanaan disusun untuk memberikan gambaran proyeksi kinerja pendapatan yang akan berpengaruh terhadap kebijakan pembangunan yang akan diambil pemerintah daerah selama kurun waktu lima tahun mendatang. Kemampuan keuangan daerah Kabupaten Cilacap untuk mendanai pembangunan daerah pada lima tahun mendatang diprediksikan mengalami peningkatan, namun relatif kecil. Untuk periode 2013-2017, pendapatan daerah diproyeksi secara moderat dengan rata-rata pertumbuhan per tahun sebesar 10 persen untuk PAD, sekitar 2,5 persen untuk dana transfer (dana perimbangan), dan sebesar 5 persen untuk lain-lain pendapatan yang syah. Sementara itu, penerimaaan pembiayaan terutama berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Tahun anggaran sebelumnya tahun lalu untuk menutup jika terjadi defisit anggaran, karena pemerintah kabupaten Cilacap menganut sistem penganggaran defisit dalam menyusun APBD.

Dalam rangka memproyeksikan pendapatan daerah beserta proyeksi belanja dan pengeluaran, maka terdapat beberapa asumsi yang digunakan, yaitu:

1. Kenaikan PAD sebesar 10 persen per tahun;

2. Kenaikan dana perimbangan sebesar 2,5 persen per tahun;

3. Kenaikan lain-lain pendapatan yang sah sebesar 5 persen per tahun. Dengan memperhatikan mendasarkan pada asumsi-asumsi tersebut, maka proyeksi pendapatan daerah Kabupaten Cilacap selama periode 2013-2017 disajikan dalam tabel 3.15.


(22)

Tabel 3.15.

Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Cilacap Tahun 2013 2017

No Uraian Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun (Rp)

2013 2014 2015 2016 2017

1 PENDAPATAN

1.976.248.661.500 2.024.522.848.725 2.099.239.666.069 2.179.874.669.937 2.264.803.780.522 1.1. Pendapatan Asli

Daerah 191.852.564.000 211.037.820.400 232.141.602.440 255.355.762.684 280.891.338.952 1.1.1. Pajak Daerah

78.915.581.000 86.807.139.100 95.487.953.010 105.036.638.311 115.540.302.142 1.1.2. Retribusi Daerah

19.910.718.000 21.901.789.800 24.091.968.780 26.501.065.685 29.151.282.224 1.1.3.

Hasil pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan

7.727.392.000 8.500.131.200 9.350.144.320 10.285.158.752 11.313.674.627 1.1.4. Lain-lain PAD yang sah

85.298.873.000 93.828.760.300 103.211.636.330 113.532.799.963 124.886.079.959 1.2. Dana Perimbangan

1.368.102.208.000 1.402.304.763.200 1.437.382.280.000 1.473.296.441.837 1.510.128.852.883 1.2.1.

Dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak

62.629.798.000 64.195.542.950 65.800.431.524 67.445.442.312 69.131.578.370 1.2.2. Dana alokasi umum

1.197.315.060.000 1.227.247.936.500 1.257.929.134.913 1.289.377.363.285 1.321.611.797.367 1.2.3. Dana alokasi khusus

108.157.350.000 110.861.283.750 113.632.815.844 116.473.636.240 119.385.477.146 1.3. Lain-lain Pendapatan

Daerah yang sah 416.293.889.500 411.180.265.125 429.735.681.349 451.222.465.416 473.783.588.687 1.3.1. Hibah

1.3.2. Dana darurat 1.3.3.

Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya

65.861.616.000 69.154.696.800 72.612.431.640 76.243.053.222 80.055.205.883 1.3.4. Dana penyesuaian dan

otonomi khusus 312.268.520.500 301.953.627.675 317.051.309.059 332.903.874.512 349.549.068.237 1.3.5.

Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya

38.163.753.000 40.071.940.650 40.071.940.650 42.075.537.683 44.179.314.567

Sumber: DPKAD, 2012

Selain proyeksi jumlah pendapatan dan komponennya, tabel 3.16 menunjukan proyeksi biaya tahun 2013-2017 yang mencakup pos-pos belanja langsung dan tidak langsung. Secara umum, tidak terdapat banyak perubahan dalam struktur APBD dari tahun 2007-2011 dengan periode 2013-2017 yang mana baik belanja tidak langsung didominasi belanja pegawai dan belanja langsung untuk belanja modal.


(23)

Tabel 3.16.

Proyeksi Belanja Tahun 2013 2017

No Uraian Tahun (Rp)

2013 2014 2015 2016 2017

A Belanja Tidak Langsung 1.411.245.665.900 1.610.938.161.000 1.656.420.700.000 1.706.140.934.000 1.759.043.761.000 1 Belanja Pegawai 1.128.175.576.500 1.338.186.051.000 1.387.572.999.000 1.440.871.799.000 1.497.008.951.000

2 Belanja Bunga 53.000.000 53.000.000 53.000.000 53.000.000 53.000.000

3 Belanja Subsidi

4 Belanja Hibah 166.105.066.400 150.000.000.000 140.000.000.000 130.000.000.000 120.000.000.000 5 Belanja Bantuan Sosial 3.398.000.000 3.737.800.000 4.111.580.000 4.522.738.000 4.975.012.000

6 Belanja Bagi Hasil 431.723.000 474.895.000 522.385.000 574.624.000 632.086.000

7 Belanja Bantuan Keuangan 108.082.300.000 113.486.415.000 119.160.736.000 125.118.773.000 131.374.712.000 8 Belanja Tidak Terduga 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 9 Belanja Tidak Langsung

lainnya

-B Belanja Langsung 827.090.613.000 1.082.885.441.000 1.180.051.079.000 1.270.244.601.000 1.344.152.133.000 1 Belanja Pegawai 88.730.966.400 139.460.106.000 144.607.006.000 150.161.580.000 156.011.960.000 2 Belanja Barang dan Jasa 248.699.016.350 323.634.445.000 335.578.465.000 348.468.544.000 362.045.071.000 3 Belanja Modal 489.660.630.250 619.790.890.000 699.865.608.000 771.614.477.000 826.095.102.000

TOTAL BELANJA DAERAH 2.238.336.278.900 2.693.823.602.000 2.836.471.779.000 2.976.385.535.000 3.103.195.894.000


(24)

(1)

Surplus/Defisit Riil Anggaran Daerah Tahun 2007-2011

Uraian Tahun (Rp)

2007 2008 2009 2010 2011

Realisasi Pendapatan Daerah

1.024.420.643.865,00 1.163.540.428.574,00 1.200.047.962.921,65 1.334.620.370.619,12 1.639.234.442.510,82

Belanja

Daerah 1.067.071.255.323,00 1.172.492.784.622,00 1.167.974.673.910,00 1.299.429.295.798,00 1.550.277.519.753,00

Selisih (42,650,611,458.00) (8,952,356,048.00) 32,073,289,011.65 35,191,074,821.12 88,956,922,757.82 Pengeluaran

Pembiayaan Daerah

5.091.643.594,00 2.586.643.594,00 2.411.643.594,00 8.282.684.594,00 19.815.979.506,00

Surplus/

Defisit Riil (47.742.255.052,00) (11.538.999.642,00) 29.661.645.417,65 26.908.390.227,12 69.140.943.251,82

Sumber : LKPD Kabupaten Cilacap (2008 2012)

Penerimaan pembiayaan daerah Kabupaten Cilacap selama kurun waktu tahun 2007-2011 cenderung meningkat dari Rp 168,830,407,196.00 (2007) menjadi Rp 214,577,416,261.77 (2011). Sumber penerimaan pembiayaan terbesar adalah SILPA. Pelaksanaan pembangunan daerah setiap tahunnya menyisakan SILPA dalam jumlah yang tergolong besar. Nilai SILPA yang besar tergolong besar selanjutnya dijadikan sumber penerimaan daerah untuk penyelenggaraan pembangunan tahun berikutnya. Penutup surplus/ defisit riil anggaran disajikan secara lengkap dalam Tabel 3.14.


(2)

Tabel 3.14.

Penutup Defisit Riil Anggaran Tahun 2007-2011

No Uraian

Tahun (Rp)

2007 2008 2009 2010 2011

1 Realisasi Pendapatan Daerah 1.024.420.643.865,00 1.163.540.428.574,00 1.200.047.962.921,65 1.334.620.370.619,12 1.639.234.442.510,82 Dikurangi realisasi :

2 Belanja Daerah 1.067.071.255.323,00 1.172.492.784.622,00 1.167.974.673.910,00 1.299.429.295.798,00 1.550.277.519.753,00 3 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 5.091.643.594,00 2.586.643.594,00 2.411.643.594,00 8.282.684.594,00 19.815.979.506,00 A Defisit Riil (47.742.255.052,00) (11.538.999.642,00) 29.661.645.417,65 26.908.390.227,12 69.140.943.251,82

Ditutup oleh realisasi Penerimaan Pembiayaan:

4 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Tahun Anggaran Sebelumnya

159.775.909.627,00 121.088.152.144,00 101.363.500.692,00 184.088.106.615,65 211.343.416.261,77

5 Pencairan Dana Cadangan 5.158.497.569,00 53.000.000.000,00 6 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah

Yang di Pisahkan

7 Penerimaan Pinjaman Daerah 3.896.000.000,00 8 Penerimaan Kembali Pemberian

Pinjaman Daerah


(3)

Kerangka pendanaan disusun untuk memberikan gambaran proyeksi kinerja pendapatan yang akan berpengaruh terhadap kebijakan pembangunan yang akan diambil pemerintah daerah selama kurun waktu lima tahun mendatang. Kemampuan keuangan daerah Kabupaten Cilacap untuk mendanai pembangunan daerah pada lima tahun mendatang diprediksikan mengalami peningkatan, namun relatif kecil. Untuk periode 2013-2017, pendapatan daerah diproyeksi secara moderat dengan rata-rata pertumbuhan per tahun sebesar 10 persen untuk PAD, sekitar 2,5 persen untuk dana transfer (dana perimbangan), dan sebesar 5 persen untuk lain-lain pendapatan yang syah. Sementara itu, penerimaaan pembiayaan terutama berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Tahun anggaran sebelumnya tahun lalu untuk menutup jika terjadi defisit anggaran, karena pemerintah kabupaten Cilacap menganut sistem penganggaran defisit dalam menyusun APBD.

Dalam rangka memproyeksikan pendapatan daerah beserta proyeksi belanja dan pengeluaran, maka terdapat beberapa asumsi yang digunakan, yaitu:

1. Kenaikan PAD sebesar 10 persen per tahun;

2. Kenaikan dana perimbangan sebesar 2,5 persen per tahun;

3. Kenaikan lain-lain pendapatan yang sah sebesar 5 persen per tahun. Dengan memperhatikan mendasarkan pada asumsi-asumsi tersebut, maka proyeksi pendapatan daerah Kabupaten Cilacap selama periode 2013-2017 disajikan dalam tabel 3.15.


(4)

Tabel 3.15.

Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Cilacap Tahun 2013 2017

No Uraian Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun (Rp)

2013 2014 2015 2016 2017

1 PENDAPATAN

1.976.248.661.500 2.024.522.848.725 2.099.239.666.069 2.179.874.669.937 2.264.803.780.522 1.1. Pendapatan Asli

Daerah 191.852.564.000 211.037.820.400 232.141.602.440 255.355.762.684 280.891.338.952 1.1.1. Pajak Daerah

78.915.581.000 86.807.139.100 95.487.953.010 105.036.638.311 115.540.302.142 1.1.2. Retribusi Daerah

19.910.718.000 21.901.789.800 24.091.968.780 26.501.065.685 29.151.282.224 1.1.3.

Hasil pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan

7.727.392.000 8.500.131.200 9.350.144.320 10.285.158.752 11.313.674.627 1.1.4. Lain-lain PAD yang sah

85.298.873.000 93.828.760.300 103.211.636.330 113.532.799.963 124.886.079.959 1.2. Dana Perimbangan

1.368.102.208.000 1.402.304.763.200 1.437.382.280.000 1.473.296.441.837 1.510.128.852.883 1.2.1.

Dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak

62.629.798.000 64.195.542.950 65.800.431.524 67.445.442.312 69.131.578.370 1.2.2. Dana alokasi umum

1.197.315.060.000 1.227.247.936.500 1.257.929.134.913 1.289.377.363.285 1.321.611.797.367 1.2.3. Dana alokasi khusus

108.157.350.000 110.861.283.750 113.632.815.844 116.473.636.240 119.385.477.146 1.3. Lain-lain Pendapatan

Daerah yang sah 416.293.889.500 411.180.265.125 429.735.681.349 451.222.465.416 473.783.588.687 1.3.1. Hibah

1.3.2. Dana darurat

1.3.3.

Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya

65.861.616.000 69.154.696.800 72.612.431.640 76.243.053.222 80.055.205.883

1.3.4. Dana penyesuaian dan

otonomi khusus 312.268.520.500 301.953.627.675 317.051.309.059 332.903.874.512 349.549.068.237 1.3.5.

Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya

38.163.753.000 40.071.940.650 40.071.940.650 42.075.537.683 44.179.314.567

Sumber: DPKAD, 2012

Selain proyeksi jumlah pendapatan dan komponennya, tabel 3.16 menunjukan proyeksi biaya tahun 2013-2017 yang mencakup pos-pos belanja langsung dan tidak langsung. Secara umum, tidak terdapat banyak perubahan dalam struktur APBD dari tahun 2007-2011 dengan periode 2013-2017 yang mana baik belanja tidak langsung didominasi belanja pegawai dan belanja langsung untuk belanja modal.


(5)

Proyeksi Belanja Tahun 2013 2017

No Uraian Tahun (Rp)

2013 2014 2015 2016 2017

A Belanja Tidak Langsung 1.411.245.665.900 1.610.938.161.000 1.656.420.700.000 1.706.140.934.000 1.759.043.761.000

1 Belanja Pegawai 1.128.175.576.500 1.338.186.051.000 1.387.572.999.000 1.440.871.799.000 1.497.008.951.000

2 Belanja Bunga 53.000.000 53.000.000 53.000.000 53.000.000 53.000.000

3 Belanja Subsidi

4 Belanja Hibah 166.105.066.400 150.000.000.000 140.000.000.000 130.000.000.000 120.000.000.000 5 Belanja Bantuan Sosial 3.398.000.000 3.737.800.000 4.111.580.000 4.522.738.000 4.975.012.000

6 Belanja Bagi Hasil 431.723.000 474.895.000 522.385.000 574.624.000 632.086.000

7 Belanja Bantuan Keuangan 108.082.300.000 113.486.415.000 119.160.736.000 125.118.773.000 131.374.712.000 8 Belanja Tidak Terduga 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 5.000.000.000 9 Belanja Tidak Langsung

lainnya

-B Belanja Langsung 827.090.613.000 1.082.885.441.000 1.180.051.079.000 1.270.244.601.000 1.344.152.133.000

1 Belanja Pegawai 88.730.966.400 139.460.106.000 144.607.006.000 150.161.580.000 156.011.960.000 2 Belanja Barang dan Jasa 248.699.016.350 323.634.445.000 335.578.465.000 348.468.544.000 362.045.071.000 3 Belanja Modal 489.660.630.250 619.790.890.000 699.865.608.000 771.614.477.000 826.095.102.000

TOTAL BELANJA DAERAH 2.238.336.278.900 2.693.823.602.000 2.836.471.779.000 2.976.385.535.000 3.103.195.894.000


(6)