PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN HALUS PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN (TODDLER) DI KELURAHAN MAMBORO BARAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAMBORO | Jurana | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 9293 30364 1 PB
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
September 2017
PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN HALUS PADA ANAK USIA
1-3 TAHUN (TODDLER) DI KELURAHAN MAMBORO BARAT
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAMBORO
Jurana*
* Dosen Poltekkes Kemenkes Palu
ABSTRACT
To anticipate the delay in motor development, there needs to be a comprehensive
assessment or early detection to find the growth aberrations and to know and recognize
risk factors for children under five year old, so that efforts to prevent, stimulate, heal and
recovery can be given with indication in the future. the critical period of the growth
process. The purpose of this research is to know the development of gross motor and fine
motor in children 1-3 years old (Toddler) in Mamboro Barat Village.
The type of this research is quantitative with observational approach where the population
is all children 1-3 years old (Toddler) located in Village West Mamboro which amounted
to 98 children. Calculation of the number of samples based on Slovin formula obtained by
79 children by using purposive sampling method that is sampling based on criteria desired
by the researcher.
The results of the study were children who had normal gross motor development as much
as 96, 2% while children with suspected (suspicious) as much as 3.8%. Children with fine
motor development or normal as much as 92.4% while children with suspected
development (suspicious) as much as 7.6%.
Conclusion: Gross and fine motor development of children 1-3 years old (Toddler) in West
Mamboro Subdistrict Mamboro health center work area is mostly good (normal), although
there are still children whose motor development is rough and smooth is still suspicious.
Suggestion for health center of mother and child (KIA) Puskesmas give socialization about
motor development of children toddler 1-3 year to society in order to increase knowledge
in giving stimulation of good growth in child and importance of putting child in conducive
environment supporting optimal child development such as children cared for by parents
and should be included in PAUD schools.
Keywords: Children 1-3 years old (Toddler), Gross Motoric, Fine Motoric.
47
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
September 2017
ABSTRAK
Antisipasi adanya keterlambatan perkembangan motorik, perlu adanya penilaian
atau deteksi dini yang dilaksanakan secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan
tumbuh kembang dan mengetahui serta mengenal faktor resiko pada balita secara dini,
sehingga upaya pencegahan, stimulasi, penyembuhan serta pemulihan dapat diberikan
dengan indikasi yang jelas pada masa–masa kritis proses tumbuh kembang. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan motorik kasar dan motorik halus
pada anak Usia 1-3 tahun (Toddler ) di Kelurahan Mamboro Barat.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan observasional dimana yang
menjadi populasi adalah seluruh anak Usia 1-3 tahun (Toddler ) yang berada di Kelurahan
Mamboro Barat yang berjumlah 98 anak. Perhitungan jumlah sampel berdasarkan rumus
Slovin diperoleh sebanyak 79 anak dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu
pengambilan sampel berdasarkan kriteria yang diinginkan oleh peneliti.
Hasil penelitian yaitu anak yang memiliki perkembangan motorik kasar yang normal
sebanyak 96, 2 % sedangkan anak dengan suspected (mencurigakan) sebanyak 3,8%. Anak
dengan perkembangan motorik halus yang baik atau normal sebanyak 92,4% sedangkan
anak dengan perkembangan suspected (mencurigakan) sebanyak 7,6 %.
Kesimpulan: Perkembangan motorik kasar dan halus anak Usia 1-3 tahun (Toddler) di
Kelurahan Mamboro Barat wilayah kerja Puskesmas Mamboro sebagian besar adalah baik
(normal), walaupun masih ada anak yang perkembangan motorik kasar dan halusnya masih
mencurigakan. Saran bagi petugas Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Puskesmas memberikan
sosialisasi tentang perkembangan motorik anak toddler 1-3 tahun pada masyarakat guna
meningkatkan pengetahuan dalam memberikan stimulasi tumbuh kembang yang baik pada
anak serta pentingnya menempatkan anak dalam lingkungan yang kondusif yang
mendukung perkembangan anak yang optimal misalnya anak dirawat oleh orang tua dan
sebaiknya diikutkan dalam sekolah PAUD.
Kata kunci
: Anak usia 1-3 tahun (Toddler ), Motorik Kasar, Motorik Halus.
meliputi: kemampuan gerak kasar dan
A. PENDAHULUAN
halus,
Perkembangan
adalah
pendengaran,
komunikasi,
penglihatan,
bicara,
emosi-sosial,
bertambahnya kemampuan fungsi semua
kemandirian,
sistem organ tubuh akibat bertambahnya
perkembangan moral (Saputra, 2014).
kematangan fungsi sistem organ tubuh,
Menurut
bersifat
(2016),
48
reversible
serta
kuantitatif
intelegensi,
Kementerian
dan
Kesehatan
perkembangan
RI
adalah
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
September 2017
bertambahnya struktur dan fungsi tubuh
adalah perkembangan motorik karena
yng lebih kompleks dalam kemampuan
banyak kinerja kognitif yang berakar pada
gerak kasar, gerak halus, bicara dan
keberhasilan
bahasa, serta sosialisasi dan kemamdirian.
(Sitoresmi, dkk, 2015).
Maryanti
(2011)
menegaskan
perkembangan
Hasil
penelitian
motorik
perkembangan
bahwa periode penting dalam tumbuh
motorik pada anak dibawah umur lima
kembang anak adalah masa balita. Tahap
tahun
perkembangan anak terdapat masa kritis,
perkembangan motorik sebanyak 49%,
dimana diperlukan rangsangan/stimulus
akibat pengetahuan ibu kurang baik dan
yang tepat agar potensi yang ada pada
terjadi
anak
Keterlambatan
berkembang
secara
optimal,
mengemukakan
di
kelambatan
negara
berkembang.
perkembangan
motorik
sehingga pada masa perkembangan ini
sebanyak 50% di Asia, di Afrika sebanyak
perlu mendapat perhatian terutama dari
30%, dan 20% terjadi pada anak-anak di
orang tua.
Amerika Latin (Hasanah & Ansori, 2013).
Masa
merupakan
lima
masa
tahun
sangat
Profil Kesehatan Indonesia tahun
peka
2014, mengemukakan jumlah balita 0-2
terhadap lingkungan, oleh karena itu
tahun di Indonesia sebanyak 14.228.917
disebut
jiwa, sementara balita dengan interval
juga
yang
pertama
“Golden
keemasan)”,
Opportunity/jendela
Period/masa
“Window
kesempatan”,
of
umur 1- 4 tahun berjumlah 19.388.791
dan
jiwa. Sekitar 16% dari anak usia dibawah
“Critical Period/masa kritis” (Depkes RI,
lima
2005). Menurut Silberg (2004), saat anak
mengalami gangguan perkembangan saraf
berusia tiga tahun, otak telah membentuk
dan otak mulai ringan sampai berat.
1.000 triliun jaringan koneksi dimana dua
Sekitar
kali lebih aktif daripada otak orang
mengalami keterlambatan perkembangan
dewasa
namun
(balita)
5–10%
anak
di
Indonesia
diperkirakan
dapat
menyerap
informasi baru lebih cepat.
Salah satu
perkembangan umum belum diketahui
perkembangan anak yang penting untuk
dengan pasti, dan diperkirakan sekitar 1–
dipantau pada usia 1-3 tahun (Toddler )
3% khusus pada anak dibawah usia 5
49
sehingga
tahun
penyebab
keterlambatan
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
tahun
di
Indonesia
September 2017
mengalami
279 anak dan mempunyai KMS. Anak
keterlambatan perkembangan umum yang
Usia 1-3 tahun (Toddler) (batita) tercatat
meliputi perkembangan motorik, bahasa,
sebanyak 98 anak (Puskesmas Mamboro,
sosio–emosional, dan kognitif (Kemenkes,
2016). Studi pendahuluan bulan Oktober
2016).
2016 di Kelurahan Mamboro Barat, ada 7
Kota Palu
mempunyai
cakupan
dari
98
anak
(7,14
%)
yang
pelayanan kesehatan balita di Posyandu
perkembangannya
yang
deteksi
keterlambatan motorik halus seperti anak
tumbuh kembang anak dengan rata-rata
berusia 3 tahun belum bisa memegang
persentase jumlah kunjungan sebesar 64,4
pensil dengan benar dan menghubungkan
% pada tahun 2013 dan meningkat hingga
garis terputus menjadi suatu objek gambar
65 % pada tahun 2014. Capaian ini tidak
dengan tepat, sedangkan perkembangan
lepas dari upaya yang dilakukan seluruh
motorik kasar ada 5 dari 98 anak (5,10%)
komponen
yang
termasuk
baik
didalamnya
petugas
Kesehatan
mengalami
mengalami
keterlambatan
Kabupaten/Kota, Kader Posyandu serta
perkembangan dimana anak sudah berusia
partisipasi
>12 bulan belum bisa membungkuk untuk
Masyarakat,
dukungan
Program melalui sweeping/pelacakan pada
memungut
balita yang tidak berkunjung ke Posyandu
berpegangan dan berdiri sendiri kira-kira
juga
pendukung
5 detik. Pengukuran dilakukan pada
peningkatan cakupan balita yang dideteksi
minggu pertama dibulan November tahun
tumbuh kembangnya. Strategi dan upaya
2016 dengan menggunakan Kuesioner Pra
harus tetap dilakukan karena meskipun
Skrining Perkembangan (KPSP) yang
terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya
merupakan
namun masih jauh dari target yang
Kementrian
ditetapkan sebesar 85% (Dinkes Kota
Indonesia (Puskesmas Mamboro, 2016).
menjadi
faktor
Palu, 2014).
benda
di
prosedur
lantai
baku
Kesehatan
Mengantisipasi
Kelurahan Mamboro Barat pada
bulan November (2016), terdapat
keterlambatan
perkembangan
tanpa
dari
Republik
adanya
motorik,
anak
perlu adanya penilaian atau deteksi dini
dengan rentang usia 0-59 bulan sejumlah
yang dilaksanakan secara komprehensif
50
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
untuk menemukan penyimpangan tumbuh
Waktu
kembang dan mengetahui serta mengenal
tanggal 04 Maret – 14 Mei 2017. Jenis
faktor resiko pada balita. Melalui deteksi
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dini
dengan pendekatan observasional yaitu
dapat
diketahui
penyimpangan
penelitian
September 2017
dilaksanakan
pada
dini,
mengobservasi anak dalam melakukan
sehingga upaya pencegahan, stimulasi,
kegiatan yang melibatkan motorik kasar
penyembuhan
dapat
dan halus kemudian diberikan tanda
diberikan dengan indikasi yang jelas pada
centang atau nilai pada lembar observasi
masa – masa kritis proses tumbuh
berdasarkan kemampuan anak melakukan
kembang (Sitoresmi dkk, 2015). Salah
kegiatan yang melibatkan motorik kasar
satu
dapat
dan halus. Observasi dilakukan di rumah
digunakan ialah Denver Development
anak dan sebagian di posyandu. Variabel
Screening Test (DDST) yang mudah dan
yang diteliti dalam penelitian ini yaitu
cepat karena hanya membutuhkan waktu
perkembangan motorik kasar dan motorik
15-20 menit, tetapi dapat diandalkan dan
halus dari anak usia 1-3 tahun (toddler).
menunjukkan
Populasi dalam penelitian ini adalah
tumbuh
kembang
anak
serta
instrumen
secara
pemulihan
pilihan
validitas
yang
yang
tinggi
(Sulistyawati, 2015).
seluruh anak Usia 1-3 tahun (Toddler)
Uraian tersebut diatas membuat
peneliti
tertarik
untuk
yang berada di wilayah kerja Puskesmas
melakukan
Mamboro, khususnya kelurahan Mamboro
penelitian tentang perkembangan motorik
Barat pada tahun 2016 yang berjumlah 98
kasar dan perkembangan motorik halus
anak. Jumlah sampel ditentukan dengan
pada anak Usia 1-3 tahun (Toddler ) di
menggunakan
Kelurahan Mamboro Barat.
(Notoatmodjo, 2010) yaitu 79 Anak.
Tehnik
B. METODE PENELITIAN
Penelitian
Kelurahan
ini
Mamboro
pengambilan
Slovin
sampel
yang
digunakan adalah Purposive sampling
dilaksanakan
Barat
rumus
di
yang
merupakan Wilayah Kerja Puskesmas
dengan kriteria inklusi yaitu: Anak usia
toddler
(1-3
tahun)
di
Kelurahan
Mamboro Barat, Anak yang sehat jasmani
Mamboro Kota Palu, Sulawesi Tengah.
51
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
September 2017
untuk
Tabel C.1 Menunjukkan bahwa
bisa
mayoritas responden ialah berumur antara
diperintah/disuruh melakukan kegiatan).
12-18 bulan yaitu sebanyak 25 responden
Lembar observasi yang digunakan adalah
(31,65%) dan yang paling kecil ialah
Denver
Test
responden yang umur antara >18 – 24
dikumpulkan
bulan yang berjumlah 14 responden
dan
rohani,
dilakukan
memungkinkan
observasi
Development
(DDST).
Data
(anak
Screening
yang
kemudian diolah dengan menggunakan
(17,72%).
rumus distribusi frekuensi dan program
komputer.
Hasil
penelitian
disajikan
2. Pendidikan Responden.
dalam bentuk tabel dan narasi.
C. HASIL PENELITIAN
Responden dalam penelitian ini
berjumlah
79
anak.
Karakteristik
responden dapat dilihat pada tabel berikut:
1. Umur Responden
Tabel C.1 Distribusi Frekuensi Umur (Bulan)
Responden pada Anak Usia 1-3 (Toddler) di
Kelurahan Mamboro Barat Wilayah Kerja
Puskesmas Mamboro.
Umur
Frekuensi Persentase
Responden
(%)
31,65
Tabel C.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan
Responden pada Anak usia 1-3 tahun (Toddler ) di
Kelurahan Mamboro Barat Wilayah Kerja
Puskesmas Mamboro.
Pendidikan Frekuensi Persentase
Anak
(%)
PAUD
16
20,26
Play Group
18
22,78
Belum
Sekolah
45
56,96
Total
79
100
Data Primer, 2017
Tabel C.2 Menunjukkan bahwa
mayoritas anak Usia 1-3 tahun (Toddler )
12 - 18
bulan.
25
>18 – 24
bulan.
14
17,72
45 responden (56,96%), dan yang paling
>24 – 30
bulan.
17
21,52
sedikit
>30 – 36
bulan.
23
29.11
Total
79
adalan belum bersekolah yaitu sebanyak
ialah
anak
yang
menempuh
pendidikan di PAUD yaitu sebanyak 16
responden (20,26%).
100
Data Primer, 2017
52
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
3. Pekerjaan Ibu Responden.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu
Responden dari Anak usia 1-3 tahun (Toddler ) di
Kelurahan Mamboro Barat Wilayah Kerja
Puskesmas Mamboro.
Pekerjaan Frekuensi Persentase
(%)
Perkembangan
Motorik Kasar
September 2017
Frekuensi
Persentase
(%)
76
96,2
3
3,8
Normal
Suspected
Total
100
79
Wiraswasta
21
26,58
Ibu Rumah
Tangga
31
39,24
Honorer
8
10,13
Tabel C.4 Menunjukkan bahwa
Swasta
7
8,86
dari hasil observasi terhadap 79 anak usia
Karyawan
2
2,53
Buruh
2
2,53
PNS
8
10,13
Total
79
100
Sumber: Data Primer, 2017
toddler,
mayoritas
anak
memiliki
perkembangan motorik kasar normal yaitu
76 anak (96,2%) dan perkembangan
motorik halus suspected (mencurigakan)
hanya terdapat 3 anak (3,8 %).
Data Primer, 2017
Tabel C.3 Menunjukkan bahwa
mayoritas ibu dari anak toddler ialah ibu
rumah tangga yaitu sebanyak 31 ibu
(39,24 %), sementara yang terkecil ialah
ibu yang bekerja sebagai karyawan dan
buruh yaitu masing- masing berjumlah 2
ibu (2,53%).
5. Perkembangan Motorik Halus.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi
Perkembangan Motorik Halus pada Anak usia 1-3
tahun (Toddler ) di Kelurahan Mamboro Barat
Wilayah Kerja Puskesmas Mamboro.
Perkembangan Frekuensi Persentase
Motorik Halus
Normal
73
92,4%
Suspected
6
7,6%
Total
79
100%
4. Perkembangan Motorik Kasar.
Sumber: Data Primer, 2017
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Perkembangan
Motorik Kasar pada Anak usia 1-3 tahun (Toddler )
di Kelurahan Mamboro Barat Wilayah Kerja
Puskesmas Mamboro.
Hasil observasi dalam
tabel 4.5
diatas menunjukkan bahwa dari 79 anak
usia toddler , mayoritas anak memiliki
perkembangan motorik halus baik atau
53
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
September 2017
normal yaitu sebanyak 73 anak (92,4%),
kemampuan motorik kasar yang baik atau
sedangkan
memiliki
normal adalah mereka yang mengikuti
perkembangan motorik halus suspected
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yaitu
(mencurigakan) sebanyak 6 anak (7,6%).
sebanyak16 responden (20,26%) dan yang
anak
yang
mengikuti kelompok bermain (play group)
D. PEMBAHASAN
sebanyak 18 responden (20,78%) dari 76
responden yang memiliki perkembangan
1. Perkembangan Motorik Kasar.
Hasil analisis univariat pada tabel
4.1 dapat dilihat bahwa dari 79 anak yang
paling banyak ialah anak dengan kategori
normal sebanyak 76 anak (96,2%) dalam
perkembangan motorik kasarnya, dan
sisanya hanya ada 3 anak yang suspected
motorik kasar baik. Anak juga tinggal
dalam extended family atau bukan anak
tunggal, dan 45 ibu (59,21 %) dari anak
toddler bekerja diluar rumah tetapi anak
dapat tinggal dan diasuh oleh keluarga
dekat
Berdasarkan
hasil
penelitian
perkembangan
motorik
kasar
yang
normal, karena banyak faktor yang dapat
perkembangan
motorik
kasar pada anak diantaranya lingkungan
pengasuhan. Pada penelitian ini anak
dengan perkembangan motorik kasar dan
normal, mayoritas ibu dari anak toddler
tersebut telah memberikan dan memenuhi
moral/kasih
fisik
(ASUH),
sayang
kebutuhan
(ASIH),
dan
kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
yang baik pada anak. Anak dengan
dengan
Hasil observasi selama tiga kali
kunjungan
rumah
yang
berlangsung
kurang lebih 1,5 jam setiap kali kunjungan
pada anak dengan kategori suspected
(mencurigakan) adalah ibu bekerja diluar
rumah, anak tidak diikutkan dalam PAUD
atau kelompok bermain (play group) yang
ada di masyarakat, ketiga anak suspected
(mencurigakan) merupakan anak tunggal
serta diasuh oleh tetangga. Berdasarkan
hasil observasi disimpulkan bahwa anak
dengan suspected (mencurigakan) karena
kurang
mendapat
pendidikan
54
bermain
rumah.
sebagian besar anak toddler memiliki
kebutuhan
dapat
saudaranya ketika ibu bekerja diluar
(mencurigakan).
mempengaruhi
serta
dini
stimulasi
dari
sebagai
orang
tua,
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
September 2017
pengasuhan oleh tetangga yang hanya
mensitmulasi
mempunyai
berorientasi pada upah atau sekedar
keterlambatan
perkembangan
menjaga anak ketika ibu bekerja yang
Balita yang dirawat oleh keluarga yang
dapat menyebabkan kurangnya kebutuhan
memberikan
anak akan ASIH, ASUH, dan ASAH.
motorik
Mustika
dan
Arifa
(2011),
stimulus
kali
motorik.
perkembangan
mempunyai
perkembangan
4,25
0,54
motorik
kasar
kali
normal
menyatakan bahwa kebutuhan stimulasi
dibandingkan dengan anak yang diasuh
atau
untuk
oleh keluarga otoriter dan orang tua yang
pengetahuan
pesmisif. Kesimpulan penelitian ini adalah
upaya
merangsang
memperkenalkan
suatu
anak
ataupun keterampilan baru sangat penting
lingkungan
dalam peningkatan kecerdasan anak. Anak
merangsang/menstimulasi perkembangan
dapat
motorik anak balita (1-3 tahun) dan gaya
memperoleh
stimulasi
ketika
rumah
yang
mengikuti Pendidikan Anak Usia Dini
pengasuhan
(PAUD) atau terlibat dalam kelompok
berkorelasi/berhubungan
bermain (play group ). Jumlah saudara
perkembangan motorik balita di India
sebagai
(Sundaram,
teman
berpengaruh
bermain
dalam
juga
dapat
menstimulasi
otoritatif
B
dan
sangat
dengan
Siddegowda,Y,S,
2013).
perkembangan motorik anak (Sitoresmi,
Penelitian yang dilakukan di taman
2015). Kementrian Kesehatan Republik
bermain Primo Sport di Italia Utara
Indonesia
bahwa
dengan 71 anak yang diberikan waktu 30
hubungan anak dengan orang sekitarnya
menit bermain bebas dan 30 menit
turut mempengaruhi perkembangannya
bermain terstruktur serta diobservasi 1
dalam
jam/minggu selama 10 minggu diperoleh
(2016)
hal
ini
menyatakan
ialah
lingkungan
pengasuhan anak itu sendiri.
hasil yaitu terdapat peningkatan secara
Peneltian yang dilakukan di India
siqnifikan yang awalnya anak hanya dapat
dengan judul family and child correlates
menyelesaikan 4 tes motorik kasar setelah
of motor development of toddlers in India
dilakukan kegiatan terstruktur anak dapat
menghasilkan bahwa balita yang dirawat
menyelesaikan
dilingkungan
(Tortella P, dkk, 2016).
55
rumah
yang
tidak
6
tes
motorik
kasar
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
Penelitian
metaanalisis
judul efficacy of gross
dengan
September 2017
2. Perkembangan Motorik Halus.
Hasil
penelitian
menunjukkan
motor
skill
children:
An
perkembangan motorik halus anak Usia 1-
update systematic review yang bertujuan
3 tahun (Toddler ) di kelurahan Mamboro
untuk membuktikan efisiensi intervensi
Barat wilayah kerja Puskesmas Mamboro
pengembangan motorik kasar pada anak
terdapat 6 anak (7,6 %) dengan suspected
usia 0-5 tahun dari tahun 2007-2015
atau dicurigai adanya keterlambatan pada
(selama 8 tahun) menghasilkan dari tujuh
perkembangan dari total 79 anak yang
artikel yang dilibatkan, enam penelitian
ada. Tidak ada perbedaan yang mencolok
melaporkn secara statistik efek intervensi
pada pekembangan motorik halus anak
yang siqnifikan dan sebagian besar (86%)
usia toddler sebagian besar sama pada
mengunakan anggota staf terlatih untuk
pekembangan motorik kasar. Namun pada
memberikan intervensi. Kesimpulan dari
perkembangan
penelitian ini adalah terbukti pentingnya
bahwa jumlah anak yang mengalami
pengembangan
suspected dua kali lipat lebih banyak dari
interventions
kasar
in
pada
young
keterampilan
anak
0-5
motorik
tahun
dan
direkomendasikan untuk meningkatkan
keterampilan motorik kasar pada anak
usia 0-5 tahun (Veldman, et all, 2016).
motorik
halus
terlihat
jumlah anak yang mengalami suspected
pada perkembangan motorik kasar.
Berdasarkan hasil penelitian ini,
peneliti berkesimpulan bahwa hal tersebut
Penelitian tentang balance and motor
disebabkan karena kemampuan motorik
skill among preschool children age 3 to 4
halus lebih lama pencapaiannya dari pada
years old di Malaysia menghasilkan
keterampilan
bahwa keterampilan keseimbangan pada
keterampilan motorik halus membutuhkan
prasekolah anak sehat usia 3-4 tahun
kemampuan yang lebih sulit misalnya
berkorelasi dengan pertumbuhan fisik
konsentrasi, kontrol, kehati–hatian, dan
seperti
tidak
berhubungan dengan kondisi otot tubuh
berkorelasi dengan keterampilan motorik
yang satu dengan yang lain. Yudha dan
anak (Sing, et all, 2015).
Rudyanto (2005) mengemukakan bahwa
tinggi
badan
tetapi
motorik
kasar,
dimana
kemampuan motorik halus berkembang
56
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
September 2017
kasar
mendapat stimulasi yang kurang pada
berkembang secara optimal (Sitoresmi,
motorik halus oleh keluarga (orang tua)
2015). Kementrian Kesehatan Republik
dan
Indonesia (2016) menjelaskan bahwa
berkembang
perkembangan terlebih dahulu terjadi di
sehingga
daerah proksimal (gerak kasar) lalu
suspected pada perkembangan motorik
berkembang ke bagian distal seperti jari–
halus
jari yang mempunyai kemampuan gerak
suspected pada perkembangan motorik
halus (pola proksimaldistal).
kasar.
setelah
kemampuan
motorik
Selain lebih banyaknya jumlah
anak
dengan
perkembangan
setelah
jumlah
lebih
motorik
halus
motorik
kasar
responden
banyak
dengan
dibandingkan
Penelitian yang dilakukan di taman
pada
bermain Primo Sport di Italia Utara
perkembangan motorik halus yaitu 6
dengan 71 anak yang diberikan waktu 30
orang anak dibandingkan suspected pada
menit bermain bebas dan 30 menit
perkembangan motorik kasar yaitu 3
bermain terstruktur serta diobservasi 1
orang anak, hal yang berbeda lainnya
jam/minggu selama 10 minggu diperoleh
adalah
suspected
hasil yaitu terdapat peningkatan secara
perkembangan motorik halus adalah anak
siqnifikan yang awalnya anak hanya dapat
yang cenderung menghabiskan banyak
menyelesaikan 4 tes motorik kasar setelah
waktu dengan keluarga selain ibu karena
dilakukan kegiatan terstruktur anak dapat
ibu bekerja diluar rumah dan responden
menyelesaikan 6 tes motorik kasar tetapi
bukan anak tunggal dalam keluarganya
pada motorik halus tidak mengalami
dengan jumlah saudara lebih dari dua
peningkatan walaupun telah dilakukan
orang. Hal tersebut berbeda dengan anak
bimbingan dalam melakukan kegiatan
dengan suspected perkembangan motorik
secara terstruktur (Tortella P, dkk, 2016).
anak
suspected
dengan
kasar yang ketiga-tiganya adalah anak
Faktor
stimulasi
dapat
turut
yang diasuh oleh tetangga karena ibu
berpengaruh
bekerja diluar rumah dan merupakan anak
motorik halus anak. Peneliti beranggapan
tunggal. Perkembangan motorik halus
bahwa stimulasi atau rangsangan pada
mengalami keterlambatan karena anak
motorik halus memerlukan peralatan yang
57
terhadap
perkembangan
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
September 2017
lebih banyak, seperti mainan, manik–
stimulasi aktifitas fisik anak (Reunamo,
manik, balok, alat tulis, dan lain-lain
dkk, 2014).
sehingga membutuhkan biaya yang lebih
Peneltian yang dilakukan di India
banyak. Pendapatan yang kurang dapat
dengan judul family and child correlates
menyebabkan tidak terpenuhinya fasilitas
of motor development of toddlers in India
stimulasi untuk perkembangan motorik
menghasilkan bahwa balita yang dirawat
halus. Pada dasarnya peralatan tersebut
dilingkungan
mudah didapatkan atau digantikan dengan
menstimulasi
alat lain yang fungsinya sejenis, tapi bila
keterlambatan perkembangan motorik dan
orang
atau
4,75 kali keterlambatan perkembangn
diperlukan
motorik halus dibandingkan dengan anak
tua
mengadakan
tidak
memfasilitasi
barang
yang
rumah
yang
mempunyai
tidak
4,25
kali
untuk stimulasi maka tidak akan terpenuhi
balita
kebutuhan anak akan stimulasi terhadap
memberikan
motorik halus. Anak dengan kemampuan
motorik.
motorik halus yang lebih baik atau normal
menstimulasi,
adalah anak yang mengikuti Pendidikan
berkorelasi
Anak Usia Dini (PAUD) atau kelompok
motorik halus pada balita di India
bermain
(Sundaram dan Siddegowda, 2013).
(play
stimulasi
group )
perkembangan
dan
fasilitas
motoriknya
terpenuhi.
yang
dirawat
dirumah
stimulus
Lingkungan
perkembangn
rumah
secara
dengan
Penelitian
yang
yang
siqnifikan
perkembangan
terkait
untuk
mengevaluasi kenerja motorik kasar dan
Penelitian
yang
dilakukan
di
halus dengan judul gross and fine motor
children’s
physical
skills:
care
preshool
mengungkapkan bahwa secara statistik
mengungkapkan bahwa faktor lingkungan,
ada perbedaan yang siqnifikan pada
teman sebaya, kelompok bermain, dan
Verbal
peran orang tua sangat berpengaruh
Keterlambatan
terhadap perkembang motorik anak dan
halus ini bisa terhambat oleh rutinitas
disarankan
dan
keluarga yang berbeda dan responden
memberi kesempatan lebih banyak pada
tidak ikut serta pada sekolah TK sehingga
Finland
activity
58
tentang
in
day
lebih
and
memperhatikan
the
case
Motorik
of
Roma
K,
Integritas
(VMI).
perkembangan
motorik
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
September 2017
disarankan pentingnya pendidikan anak
berhubungan
usia dini sebagai kunci keberhasikan
perkembangan motorik anak. Anak yang
sekolah dalam perkembangan motorik
mengalami kelebihan makanan bergizi
anak (Semaglou,A dan Alevriadou, A,
akan
2008).
menyebabkan anak tersebut cenderung
Selain faktor stimulasi, status gizi
merupakan
menyebabkan
tidak
aktif,
dengan
obesitas
dan
yang
akhirnya
akan
faktor
yang
mengganggu
tumbuh
kembangnya
mempengaruhi
anak
(Lindawati,
2013).
Kementerian
salah
memungkinkan
signifikan
satu
dicurigai
Kesehatan Republik Indonesia (2016),
mengalami keterlambatan dalam motorik
juga menjelaskan bahwa faktor gizi turut
halusnya. Hasil observasi yang dilakukan
mempengaruhi kualitas tumbuh kembang
2 dari 6 anak suspected (mencurigakan)
anak.Tumbuh kembang bayi memerlukan
mengalami kelebihan berat badan, dimana
zat makanan yang adekuat (seimbang).
dengan
suspected
atau
kedua anak berusia 1,5 tahun dengan berat
Penelitian Associations of motor
badan dan tinggi badan (anak A: BB 9,2
developmental
kg, TB 62 cm dan anak Y: BB 9,9 kg, TB
socioeconomic status of preschool in
64 cm) dan berdasarkan wawancara yang
North-Eastern Germany mengungkapkan
dilakukan peneliti dengan keluarga anak
bahwa
toddler tersebut juga tidak tuntas dalam
siqnifikant antara kelompok status sosial
pemenuhan ASI eksklusifnya dimana
ekonomi
umur bayi rata-rata saat disapih kurang
keterampilan motorik halus (P< 0,05)
dari lima (5) bulan. Status gizi anak yang
sedangkan
baik akan mempengaruhi saraf-saraf anak
perbedaan sehingga disimpulkan bahwa
agar dapat berfungsi dengan baik dalam
keterampilan motorik halus pada anak
melakukan tugasnya sebagai satu kesatuan
prasekolah (3-6 tahun) secara siqnifikan
keterampilan yang harus dicapai.
tekait dengan status sosial ekonomi dan
Departemen
Departemen
mengemukakan
59
Kesehatan
Sosial
bahwa
dan
(2010),
status
risk
terdapat
(SES)
motorik
with
the
perbedaan
terutama
kasar
yang
dibidang
tidak
ada
perkembangan motorik kasar lebih banyak
dipengaruhi
oleh
jenis
kelamin
gizi
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
September 2017
dibandingkan dengan SES (Lang, et all,
sampai sedang yang berimplikasi pada
2013).
status
Hasil penelitian pada anak dengan
gizi
anak,
perkembangan
mempengaruhi
motorik
halus
status ekonomi rendah sampai menengah
berimplikasi
tentang fine motor skills predict maths
membaca
ability better than they predict reading
kemampuan dalam matematika.
mempengaruhi
yang
menilai
kemampuan motorik kasar dan halus pada
pendidikan sekolah dasar, kinerja yang
anak prasekolah yang terdaftar di Head
jauh lebih
Start In Texas, USA menghasilkan bahwa
Inggris
baik
membaca
2
tidak
keterlambatan
tahun
di
dalam
tetapi
Penelitian
ability in the early primary school years
adalah
terhadap
dan
ditemukan dalam
dibandingkan
dengan
anak-anak prasekolah yang terdaftar di
matematika. Keterampilan motorik halus
Head
adalah
motorik kasar dan halus yang kurang dari
prediktor
kemampuan
dalam
Start
mempunyai
pelajaran matematika awal yang lebih
usianya
sehingga
baik dibandingkan dengan membaca. Uji
pendidik
harus
regresi
bahwa
keterampilan
ganda
menunjukkan
kemampuan
disarankan
merancang
yang
lebih
agar
intervensi
luas
untuk
keterampilan
motorik
halus
secara
memaksimalkan kemampuan motorik bagi
siqnifikan
tidak
mempengaruhi
anak prasekolah yang kurang mampu
kemampuan membaca, sebaliknya fine
secara
motor integration tetap menjadi prediktor
keterlambatan
secara
jangka panjang Liu T, et all, 2015).
siqnifikan
mempengaruhi
kemampuan
matematika.
menunjukkan
bahwa
Hasil
dalam
keterampilan
merancang
untuk
mencegah
perkembangan
motorik
ini
E. KESIMPULAN DAN SARAN
motorik halus harus memiliki peran
penting
ekonomi
intervensi
pendidikan untuk mendukung kemampuan
dalam matematika ( Pitchford, et all,
1016). Penelitian ini membuktikan bahwa
Berdasarkan
hasil
penelitian
mengenai perkembangan motorik kasar
dan motorik halus pada Anak Usia 1-3
tahun (Toddler ) di Kelurahan Mamboro
Barat
Wilayah
Kerja
Puskesmas
responden dari sosial ekonomi rendah
60
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
September 2017
Mamboro, maka dapat disimpulkan bahwa
kembang anak. Hendaknya orang tua
perkembangan
memberi perhatian khusus tentang faktor-
motorik
kasar
dan
perkembangan motorik halus pada anak
faktor
usia 1-3 tahun (Toddler ) sebagian besar
perkembangan motorik anak diantaranya
adalah baik atau normal. Terdapat tiga
yaitu faktor gizi, perolehan stimulasi anak
anak
suspected
di keluarga maupun mengikutsertakan
perkembangan
anak di tempat-tempat pendidikan anak
yang
mengalami
(mencurigakan)
pada
yang
usia
anak
(mencurigakan)
Puskesmas juga melanjutkan melakukan
terhadap perkembangan motorik halus
evaluasi dan memberikan terapi khusus
anak.
pada anak yang suspected (mencurigakan)
suspected
Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian
ini, maka peneliti menyarankan:
Sosialisasi oleh petugas Kesehatan
atau
mendukung
motorik kasar dan masih ada enam (6)
yang
dini
dapat
play
group.
Pihak
pada perkembangan motorik kasar dan
halusnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ibu dan Anak (KIA) dari Puskesmas
Mamboro tentang perkembangan motorik
1.
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi
anak usia 1-3 tahun (Toddler ) di posyandu
kepada ibu-ibu untuk
Dini Tumbuh Kembang Anak
meningkatkan
(SDIDTK). Depkes RI: Jakarta.
pengetahuan dalam pemberian stimulasi
tumbuh kembang yang baik pada anak
serta
dalam
pentingnya
menempatkan
lingkungan
kondusif
Depkes RI. (2005). Buku Pedoman
2.
Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah.
anak
(2014). Profil Kesehatan Sulawesi
yang
Tengah 2014. Dinkes Sulteng: Palu.
mendukung perkembangan anak secara
3.
Hasanah, N., & Ansori, N, M. (2013).
optimal. Selain itu pihak Puskesmas juga
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
menghimbau
dengan Perkembangan Motorik Kasar
kepada
masyarakat
khususnya bagi ibu-ibu yang memiliki
Pada Anak Usia 3-5 Tahun. Jurnal
anak usia 1-3 tahun (Toddler ) agar lebih
Midpro, 2013(2).
memperhatikan
61
kualitas
dari
tumbuh
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
4.
5.
6.
Kelurahan Mamboro Barat. (2016).
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta:
Kelurahan Mamboro Barat: Palu.
Jakarta.
Kemenkes RI. (2015). Profil
11. Pitchford, J, N., Papini, C., outhwaite,
Kesehatan Indonesia 2014.
A, L., & Gulliford, A. (2016). Fine
Kemenkes RI: Jakarta.
motor skills predict maths ability
------------------. (2016). Pedoman
Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak. Kemenkes RI: Jakarta.
Lang, G.A., Franze, M., & Hoffmann,
in the early primary school years.
Front. Psychol Research, 2016(7)783.
Doi: 10.3389/fpsyg.2016.00783.
12. Puskesmas Mamboro. (2016). Data
Balita dan Perkembangan Motorik
developmental risks with the
Kasar dan Motorik Halus pada Anak
sosioeconomic status of preschool
Toddler di Kelurahan Mamboro
Child Development Research, 2013
Barat. Puskesmas Mamboro: Palu.
13. Reunamo, J., Hakala, L., Saros, L.,
(6). Doi: 10.1155/2013/790524.
Kyhala, A, L., & Voltanen, J. (2014).
Liu, T., Hamilton, M., & Smith, S.
Children’s physical
(2015). Motor proficiency of the
day care and preshool. Early years:
Head Start and typically developing
children on MABC-2. Journal of
Child & Adolescent Behavior, 3(2).
Doi: 10.4172/2375-4494.100018.
9.
better than they predict reading ability
W. (2013). Association of motor
children in North-Eastern Germany.
8.
10. Notoadmodjo. (2010).Metodologi
Data Karakteristik Wilayah. Kantor
Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan
7.
September 2017
Maryanti. (2011). Buku
AjarNeonatus,Bayi& Balita . Prenada
Media Group: Jakarta.
activity in
An International Research Journal,
34(1):
32-48. Doi
10.1080/09575146.2013.843507.
14. Saputra, L. (2014). Pengantar asuhan
neonatus, bayi, dan balita. Bina Putra
Aksara Publiser: Tangerang Selatan.
15. Semoglou, A., & Alevriadou, A.
(2008). Gross and fine motor skill:
62
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
September 2017
the case of Roma K. European
Italian pre-shool children induced by
Psychoomotricity Journal, 1(1)17-22.
structured activities in a specific
Special issue:1st symposium of SPA-
playground. PLoS One Journal,
Hellas 17.
11(7):e0160244. Doi 10.1371.
16. Sing, A, K, D., Rahman, A, N, N.,
21. Veldman, C, L, S., Jones, A, R., &
Rajikan, R., Zainudin, A., Nordin, M,
Okely, D, A. (2016). Efficacy of
A, N., Karim, A, Z., & Yee, H, Y.
gross motor skill interventions in
(2015). Balance and motor skill
young children: An update systematic
among preschool children age 3 to 4
review. BMJ Journals, 2(1). Doi:
years old. Malaysian Journal of
10.1136/bmjsem-2015-000067.
Medicine and Health Sciences,
11(1)63-68.
17. Sitoresmi, S., Kusnanto., & Krisnana,
I. (2015). Perkembangan Motorik
Anak Toddler pada Ibu Bekerja dan
Ibu Tidak Bekerja. Jurnal
Pediomaternal, 03(01).
18. Sundaram, B., & Siddegouda, S, Y.
(2013). Family and child correlates
of motor development of toddlers in
India. Int J Cur Res Rev, 5(02).
19. Sulistyawati. (2015). Deteksi Tumbuh
Kembang Anak. Salemba Medika:
Jakarta
20. Tortella, P., Haga, M., Loras, H.,
Sigmundsson, H., & Fumagalli, G.
(2016). Motor skill development in
63
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
September 2017
PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN HALUS PADA ANAK USIA
1-3 TAHUN (TODDLER) DI KELURAHAN MAMBORO BARAT
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAMBORO
Jurana*
* Dosen Poltekkes Kemenkes Palu
ABSTRACT
To anticipate the delay in motor development, there needs to be a comprehensive
assessment or early detection to find the growth aberrations and to know and recognize
risk factors for children under five year old, so that efforts to prevent, stimulate, heal and
recovery can be given with indication in the future. the critical period of the growth
process. The purpose of this research is to know the development of gross motor and fine
motor in children 1-3 years old (Toddler) in Mamboro Barat Village.
The type of this research is quantitative with observational approach where the population
is all children 1-3 years old (Toddler) located in Village West Mamboro which amounted
to 98 children. Calculation of the number of samples based on Slovin formula obtained by
79 children by using purposive sampling method that is sampling based on criteria desired
by the researcher.
The results of the study were children who had normal gross motor development as much
as 96, 2% while children with suspected (suspicious) as much as 3.8%. Children with fine
motor development or normal as much as 92.4% while children with suspected
development (suspicious) as much as 7.6%.
Conclusion: Gross and fine motor development of children 1-3 years old (Toddler) in West
Mamboro Subdistrict Mamboro health center work area is mostly good (normal), although
there are still children whose motor development is rough and smooth is still suspicious.
Suggestion for health center of mother and child (KIA) Puskesmas give socialization about
motor development of children toddler 1-3 year to society in order to increase knowledge
in giving stimulation of good growth in child and importance of putting child in conducive
environment supporting optimal child development such as children cared for by parents
and should be included in PAUD schools.
Keywords: Children 1-3 years old (Toddler), Gross Motoric, Fine Motoric.
47
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
September 2017
ABSTRAK
Antisipasi adanya keterlambatan perkembangan motorik, perlu adanya penilaian
atau deteksi dini yang dilaksanakan secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan
tumbuh kembang dan mengetahui serta mengenal faktor resiko pada balita secara dini,
sehingga upaya pencegahan, stimulasi, penyembuhan serta pemulihan dapat diberikan
dengan indikasi yang jelas pada masa–masa kritis proses tumbuh kembang. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan motorik kasar dan motorik halus
pada anak Usia 1-3 tahun (Toddler ) di Kelurahan Mamboro Barat.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan observasional dimana yang
menjadi populasi adalah seluruh anak Usia 1-3 tahun (Toddler ) yang berada di Kelurahan
Mamboro Barat yang berjumlah 98 anak. Perhitungan jumlah sampel berdasarkan rumus
Slovin diperoleh sebanyak 79 anak dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu
pengambilan sampel berdasarkan kriteria yang diinginkan oleh peneliti.
Hasil penelitian yaitu anak yang memiliki perkembangan motorik kasar yang normal
sebanyak 96, 2 % sedangkan anak dengan suspected (mencurigakan) sebanyak 3,8%. Anak
dengan perkembangan motorik halus yang baik atau normal sebanyak 92,4% sedangkan
anak dengan perkembangan suspected (mencurigakan) sebanyak 7,6 %.
Kesimpulan: Perkembangan motorik kasar dan halus anak Usia 1-3 tahun (Toddler) di
Kelurahan Mamboro Barat wilayah kerja Puskesmas Mamboro sebagian besar adalah baik
(normal), walaupun masih ada anak yang perkembangan motorik kasar dan halusnya masih
mencurigakan. Saran bagi petugas Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Puskesmas memberikan
sosialisasi tentang perkembangan motorik anak toddler 1-3 tahun pada masyarakat guna
meningkatkan pengetahuan dalam memberikan stimulasi tumbuh kembang yang baik pada
anak serta pentingnya menempatkan anak dalam lingkungan yang kondusif yang
mendukung perkembangan anak yang optimal misalnya anak dirawat oleh orang tua dan
sebaiknya diikutkan dalam sekolah PAUD.
Kata kunci
: Anak usia 1-3 tahun (Toddler ), Motorik Kasar, Motorik Halus.
meliputi: kemampuan gerak kasar dan
A. PENDAHULUAN
halus,
Perkembangan
adalah
pendengaran,
komunikasi,
penglihatan,
bicara,
emosi-sosial,
bertambahnya kemampuan fungsi semua
kemandirian,
sistem organ tubuh akibat bertambahnya
perkembangan moral (Saputra, 2014).
kematangan fungsi sistem organ tubuh,
Menurut
bersifat
(2016),
48
reversible
serta
kuantitatif
intelegensi,
Kementerian
dan
Kesehatan
perkembangan
RI
adalah
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
September 2017
bertambahnya struktur dan fungsi tubuh
adalah perkembangan motorik karena
yng lebih kompleks dalam kemampuan
banyak kinerja kognitif yang berakar pada
gerak kasar, gerak halus, bicara dan
keberhasilan
bahasa, serta sosialisasi dan kemamdirian.
(Sitoresmi, dkk, 2015).
Maryanti
(2011)
menegaskan
perkembangan
Hasil
penelitian
motorik
perkembangan
bahwa periode penting dalam tumbuh
motorik pada anak dibawah umur lima
kembang anak adalah masa balita. Tahap
tahun
perkembangan anak terdapat masa kritis,
perkembangan motorik sebanyak 49%,
dimana diperlukan rangsangan/stimulus
akibat pengetahuan ibu kurang baik dan
yang tepat agar potensi yang ada pada
terjadi
anak
Keterlambatan
berkembang
secara
optimal,
mengemukakan
di
kelambatan
negara
berkembang.
perkembangan
motorik
sehingga pada masa perkembangan ini
sebanyak 50% di Asia, di Afrika sebanyak
perlu mendapat perhatian terutama dari
30%, dan 20% terjadi pada anak-anak di
orang tua.
Amerika Latin (Hasanah & Ansori, 2013).
Masa
merupakan
lima
masa
tahun
sangat
Profil Kesehatan Indonesia tahun
peka
2014, mengemukakan jumlah balita 0-2
terhadap lingkungan, oleh karena itu
tahun di Indonesia sebanyak 14.228.917
disebut
jiwa, sementara balita dengan interval
juga
yang
pertama
“Golden
keemasan)”,
Opportunity/jendela
Period/masa
“Window
kesempatan”,
of
umur 1- 4 tahun berjumlah 19.388.791
dan
jiwa. Sekitar 16% dari anak usia dibawah
“Critical Period/masa kritis” (Depkes RI,
lima
2005). Menurut Silberg (2004), saat anak
mengalami gangguan perkembangan saraf
berusia tiga tahun, otak telah membentuk
dan otak mulai ringan sampai berat.
1.000 triliun jaringan koneksi dimana dua
Sekitar
kali lebih aktif daripada otak orang
mengalami keterlambatan perkembangan
dewasa
namun
(balita)
5–10%
anak
di
Indonesia
diperkirakan
dapat
menyerap
informasi baru lebih cepat.
Salah satu
perkembangan umum belum diketahui
perkembangan anak yang penting untuk
dengan pasti, dan diperkirakan sekitar 1–
dipantau pada usia 1-3 tahun (Toddler )
3% khusus pada anak dibawah usia 5
49
sehingga
tahun
penyebab
keterlambatan
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
tahun
di
Indonesia
September 2017
mengalami
279 anak dan mempunyai KMS. Anak
keterlambatan perkembangan umum yang
Usia 1-3 tahun (Toddler) (batita) tercatat
meliputi perkembangan motorik, bahasa,
sebanyak 98 anak (Puskesmas Mamboro,
sosio–emosional, dan kognitif (Kemenkes,
2016). Studi pendahuluan bulan Oktober
2016).
2016 di Kelurahan Mamboro Barat, ada 7
Kota Palu
mempunyai
cakupan
dari
98
anak
(7,14
%)
yang
pelayanan kesehatan balita di Posyandu
perkembangannya
yang
deteksi
keterlambatan motorik halus seperti anak
tumbuh kembang anak dengan rata-rata
berusia 3 tahun belum bisa memegang
persentase jumlah kunjungan sebesar 64,4
pensil dengan benar dan menghubungkan
% pada tahun 2013 dan meningkat hingga
garis terputus menjadi suatu objek gambar
65 % pada tahun 2014. Capaian ini tidak
dengan tepat, sedangkan perkembangan
lepas dari upaya yang dilakukan seluruh
motorik kasar ada 5 dari 98 anak (5,10%)
komponen
yang
termasuk
baik
didalamnya
petugas
Kesehatan
mengalami
mengalami
keterlambatan
Kabupaten/Kota, Kader Posyandu serta
perkembangan dimana anak sudah berusia
partisipasi
>12 bulan belum bisa membungkuk untuk
Masyarakat,
dukungan
Program melalui sweeping/pelacakan pada
memungut
balita yang tidak berkunjung ke Posyandu
berpegangan dan berdiri sendiri kira-kira
juga
pendukung
5 detik. Pengukuran dilakukan pada
peningkatan cakupan balita yang dideteksi
minggu pertama dibulan November tahun
tumbuh kembangnya. Strategi dan upaya
2016 dengan menggunakan Kuesioner Pra
harus tetap dilakukan karena meskipun
Skrining Perkembangan (KPSP) yang
terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya
merupakan
namun masih jauh dari target yang
Kementrian
ditetapkan sebesar 85% (Dinkes Kota
Indonesia (Puskesmas Mamboro, 2016).
menjadi
faktor
Palu, 2014).
benda
di
prosedur
lantai
baku
Kesehatan
Mengantisipasi
Kelurahan Mamboro Barat pada
bulan November (2016), terdapat
keterlambatan
perkembangan
tanpa
dari
Republik
adanya
motorik,
anak
perlu adanya penilaian atau deteksi dini
dengan rentang usia 0-59 bulan sejumlah
yang dilaksanakan secara komprehensif
50
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
untuk menemukan penyimpangan tumbuh
Waktu
kembang dan mengetahui serta mengenal
tanggal 04 Maret – 14 Mei 2017. Jenis
faktor resiko pada balita. Melalui deteksi
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dini
dengan pendekatan observasional yaitu
dapat
diketahui
penyimpangan
penelitian
September 2017
dilaksanakan
pada
dini,
mengobservasi anak dalam melakukan
sehingga upaya pencegahan, stimulasi,
kegiatan yang melibatkan motorik kasar
penyembuhan
dapat
dan halus kemudian diberikan tanda
diberikan dengan indikasi yang jelas pada
centang atau nilai pada lembar observasi
masa – masa kritis proses tumbuh
berdasarkan kemampuan anak melakukan
kembang (Sitoresmi dkk, 2015). Salah
kegiatan yang melibatkan motorik kasar
satu
dapat
dan halus. Observasi dilakukan di rumah
digunakan ialah Denver Development
anak dan sebagian di posyandu. Variabel
Screening Test (DDST) yang mudah dan
yang diteliti dalam penelitian ini yaitu
cepat karena hanya membutuhkan waktu
perkembangan motorik kasar dan motorik
15-20 menit, tetapi dapat diandalkan dan
halus dari anak usia 1-3 tahun (toddler).
menunjukkan
Populasi dalam penelitian ini adalah
tumbuh
kembang
anak
serta
instrumen
secara
pemulihan
pilihan
validitas
yang
yang
tinggi
(Sulistyawati, 2015).
seluruh anak Usia 1-3 tahun (Toddler)
Uraian tersebut diatas membuat
peneliti
tertarik
untuk
yang berada di wilayah kerja Puskesmas
melakukan
Mamboro, khususnya kelurahan Mamboro
penelitian tentang perkembangan motorik
Barat pada tahun 2016 yang berjumlah 98
kasar dan perkembangan motorik halus
anak. Jumlah sampel ditentukan dengan
pada anak Usia 1-3 tahun (Toddler ) di
menggunakan
Kelurahan Mamboro Barat.
(Notoatmodjo, 2010) yaitu 79 Anak.
Tehnik
B. METODE PENELITIAN
Penelitian
Kelurahan
ini
Mamboro
pengambilan
Slovin
sampel
yang
digunakan adalah Purposive sampling
dilaksanakan
Barat
rumus
di
yang
merupakan Wilayah Kerja Puskesmas
dengan kriteria inklusi yaitu: Anak usia
toddler
(1-3
tahun)
di
Kelurahan
Mamboro Barat, Anak yang sehat jasmani
Mamboro Kota Palu, Sulawesi Tengah.
51
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
September 2017
untuk
Tabel C.1 Menunjukkan bahwa
bisa
mayoritas responden ialah berumur antara
diperintah/disuruh melakukan kegiatan).
12-18 bulan yaitu sebanyak 25 responden
Lembar observasi yang digunakan adalah
(31,65%) dan yang paling kecil ialah
Denver
Test
responden yang umur antara >18 – 24
dikumpulkan
bulan yang berjumlah 14 responden
dan
rohani,
dilakukan
memungkinkan
observasi
Development
(DDST).
Data
(anak
Screening
yang
kemudian diolah dengan menggunakan
(17,72%).
rumus distribusi frekuensi dan program
komputer.
Hasil
penelitian
disajikan
2. Pendidikan Responden.
dalam bentuk tabel dan narasi.
C. HASIL PENELITIAN
Responden dalam penelitian ini
berjumlah
79
anak.
Karakteristik
responden dapat dilihat pada tabel berikut:
1. Umur Responden
Tabel C.1 Distribusi Frekuensi Umur (Bulan)
Responden pada Anak Usia 1-3 (Toddler) di
Kelurahan Mamboro Barat Wilayah Kerja
Puskesmas Mamboro.
Umur
Frekuensi Persentase
Responden
(%)
31,65
Tabel C.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan
Responden pada Anak usia 1-3 tahun (Toddler ) di
Kelurahan Mamboro Barat Wilayah Kerja
Puskesmas Mamboro.
Pendidikan Frekuensi Persentase
Anak
(%)
PAUD
16
20,26
Play Group
18
22,78
Belum
Sekolah
45
56,96
Total
79
100
Data Primer, 2017
Tabel C.2 Menunjukkan bahwa
mayoritas anak Usia 1-3 tahun (Toddler )
12 - 18
bulan.
25
>18 – 24
bulan.
14
17,72
45 responden (56,96%), dan yang paling
>24 – 30
bulan.
17
21,52
sedikit
>30 – 36
bulan.
23
29.11
Total
79
adalan belum bersekolah yaitu sebanyak
ialah
anak
yang
menempuh
pendidikan di PAUD yaitu sebanyak 16
responden (20,26%).
100
Data Primer, 2017
52
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
3. Pekerjaan Ibu Responden.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu
Responden dari Anak usia 1-3 tahun (Toddler ) di
Kelurahan Mamboro Barat Wilayah Kerja
Puskesmas Mamboro.
Pekerjaan Frekuensi Persentase
(%)
Perkembangan
Motorik Kasar
September 2017
Frekuensi
Persentase
(%)
76
96,2
3
3,8
Normal
Suspected
Total
100
79
Wiraswasta
21
26,58
Ibu Rumah
Tangga
31
39,24
Honorer
8
10,13
Tabel C.4 Menunjukkan bahwa
Swasta
7
8,86
dari hasil observasi terhadap 79 anak usia
Karyawan
2
2,53
Buruh
2
2,53
PNS
8
10,13
Total
79
100
Sumber: Data Primer, 2017
toddler,
mayoritas
anak
memiliki
perkembangan motorik kasar normal yaitu
76 anak (96,2%) dan perkembangan
motorik halus suspected (mencurigakan)
hanya terdapat 3 anak (3,8 %).
Data Primer, 2017
Tabel C.3 Menunjukkan bahwa
mayoritas ibu dari anak toddler ialah ibu
rumah tangga yaitu sebanyak 31 ibu
(39,24 %), sementara yang terkecil ialah
ibu yang bekerja sebagai karyawan dan
buruh yaitu masing- masing berjumlah 2
ibu (2,53%).
5. Perkembangan Motorik Halus.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi
Perkembangan Motorik Halus pada Anak usia 1-3
tahun (Toddler ) di Kelurahan Mamboro Barat
Wilayah Kerja Puskesmas Mamboro.
Perkembangan Frekuensi Persentase
Motorik Halus
Normal
73
92,4%
Suspected
6
7,6%
Total
79
100%
4. Perkembangan Motorik Kasar.
Sumber: Data Primer, 2017
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Perkembangan
Motorik Kasar pada Anak usia 1-3 tahun (Toddler )
di Kelurahan Mamboro Barat Wilayah Kerja
Puskesmas Mamboro.
Hasil observasi dalam
tabel 4.5
diatas menunjukkan bahwa dari 79 anak
usia toddler , mayoritas anak memiliki
perkembangan motorik halus baik atau
53
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
September 2017
normal yaitu sebanyak 73 anak (92,4%),
kemampuan motorik kasar yang baik atau
sedangkan
memiliki
normal adalah mereka yang mengikuti
perkembangan motorik halus suspected
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yaitu
(mencurigakan) sebanyak 6 anak (7,6%).
sebanyak16 responden (20,26%) dan yang
anak
yang
mengikuti kelompok bermain (play group)
D. PEMBAHASAN
sebanyak 18 responden (20,78%) dari 76
responden yang memiliki perkembangan
1. Perkembangan Motorik Kasar.
Hasil analisis univariat pada tabel
4.1 dapat dilihat bahwa dari 79 anak yang
paling banyak ialah anak dengan kategori
normal sebanyak 76 anak (96,2%) dalam
perkembangan motorik kasarnya, dan
sisanya hanya ada 3 anak yang suspected
motorik kasar baik. Anak juga tinggal
dalam extended family atau bukan anak
tunggal, dan 45 ibu (59,21 %) dari anak
toddler bekerja diluar rumah tetapi anak
dapat tinggal dan diasuh oleh keluarga
dekat
Berdasarkan
hasil
penelitian
perkembangan
motorik
kasar
yang
normal, karena banyak faktor yang dapat
perkembangan
motorik
kasar pada anak diantaranya lingkungan
pengasuhan. Pada penelitian ini anak
dengan perkembangan motorik kasar dan
normal, mayoritas ibu dari anak toddler
tersebut telah memberikan dan memenuhi
moral/kasih
fisik
(ASUH),
sayang
kebutuhan
(ASIH),
dan
kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
yang baik pada anak. Anak dengan
dengan
Hasil observasi selama tiga kali
kunjungan
rumah
yang
berlangsung
kurang lebih 1,5 jam setiap kali kunjungan
pada anak dengan kategori suspected
(mencurigakan) adalah ibu bekerja diluar
rumah, anak tidak diikutkan dalam PAUD
atau kelompok bermain (play group) yang
ada di masyarakat, ketiga anak suspected
(mencurigakan) merupakan anak tunggal
serta diasuh oleh tetangga. Berdasarkan
hasil observasi disimpulkan bahwa anak
dengan suspected (mencurigakan) karena
kurang
mendapat
pendidikan
54
bermain
rumah.
sebagian besar anak toddler memiliki
kebutuhan
dapat
saudaranya ketika ibu bekerja diluar
(mencurigakan).
mempengaruhi
serta
dini
stimulasi
dari
sebagai
orang
tua,
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
September 2017
pengasuhan oleh tetangga yang hanya
mensitmulasi
mempunyai
berorientasi pada upah atau sekedar
keterlambatan
perkembangan
menjaga anak ketika ibu bekerja yang
Balita yang dirawat oleh keluarga yang
dapat menyebabkan kurangnya kebutuhan
memberikan
anak akan ASIH, ASUH, dan ASAH.
motorik
Mustika
dan
Arifa
(2011),
stimulus
kali
motorik.
perkembangan
mempunyai
perkembangan
4,25
0,54
motorik
kasar
kali
normal
menyatakan bahwa kebutuhan stimulasi
dibandingkan dengan anak yang diasuh
atau
untuk
oleh keluarga otoriter dan orang tua yang
pengetahuan
pesmisif. Kesimpulan penelitian ini adalah
upaya
merangsang
memperkenalkan
suatu
anak
ataupun keterampilan baru sangat penting
lingkungan
dalam peningkatan kecerdasan anak. Anak
merangsang/menstimulasi perkembangan
dapat
motorik anak balita (1-3 tahun) dan gaya
memperoleh
stimulasi
ketika
rumah
yang
mengikuti Pendidikan Anak Usia Dini
pengasuhan
(PAUD) atau terlibat dalam kelompok
berkorelasi/berhubungan
bermain (play group ). Jumlah saudara
perkembangan motorik balita di India
sebagai
(Sundaram,
teman
berpengaruh
bermain
dalam
juga
dapat
menstimulasi
otoritatif
B
dan
sangat
dengan
Siddegowda,Y,S,
2013).
perkembangan motorik anak (Sitoresmi,
Penelitian yang dilakukan di taman
2015). Kementrian Kesehatan Republik
bermain Primo Sport di Italia Utara
Indonesia
bahwa
dengan 71 anak yang diberikan waktu 30
hubungan anak dengan orang sekitarnya
menit bermain bebas dan 30 menit
turut mempengaruhi perkembangannya
bermain terstruktur serta diobservasi 1
dalam
jam/minggu selama 10 minggu diperoleh
(2016)
hal
ini
menyatakan
ialah
lingkungan
pengasuhan anak itu sendiri.
hasil yaitu terdapat peningkatan secara
Peneltian yang dilakukan di India
siqnifikan yang awalnya anak hanya dapat
dengan judul family and child correlates
menyelesaikan 4 tes motorik kasar setelah
of motor development of toddlers in India
dilakukan kegiatan terstruktur anak dapat
menghasilkan bahwa balita yang dirawat
menyelesaikan
dilingkungan
(Tortella P, dkk, 2016).
55
rumah
yang
tidak
6
tes
motorik
kasar
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
Penelitian
metaanalisis
judul efficacy of gross
dengan
September 2017
2. Perkembangan Motorik Halus.
Hasil
penelitian
menunjukkan
motor
skill
children:
An
perkembangan motorik halus anak Usia 1-
update systematic review yang bertujuan
3 tahun (Toddler ) di kelurahan Mamboro
untuk membuktikan efisiensi intervensi
Barat wilayah kerja Puskesmas Mamboro
pengembangan motorik kasar pada anak
terdapat 6 anak (7,6 %) dengan suspected
usia 0-5 tahun dari tahun 2007-2015
atau dicurigai adanya keterlambatan pada
(selama 8 tahun) menghasilkan dari tujuh
perkembangan dari total 79 anak yang
artikel yang dilibatkan, enam penelitian
ada. Tidak ada perbedaan yang mencolok
melaporkn secara statistik efek intervensi
pada pekembangan motorik halus anak
yang siqnifikan dan sebagian besar (86%)
usia toddler sebagian besar sama pada
mengunakan anggota staf terlatih untuk
pekembangan motorik kasar. Namun pada
memberikan intervensi. Kesimpulan dari
perkembangan
penelitian ini adalah terbukti pentingnya
bahwa jumlah anak yang mengalami
pengembangan
suspected dua kali lipat lebih banyak dari
interventions
kasar
in
pada
young
keterampilan
anak
0-5
motorik
tahun
dan
direkomendasikan untuk meningkatkan
keterampilan motorik kasar pada anak
usia 0-5 tahun (Veldman, et all, 2016).
motorik
halus
terlihat
jumlah anak yang mengalami suspected
pada perkembangan motorik kasar.
Berdasarkan hasil penelitian ini,
peneliti berkesimpulan bahwa hal tersebut
Penelitian tentang balance and motor
disebabkan karena kemampuan motorik
skill among preschool children age 3 to 4
halus lebih lama pencapaiannya dari pada
years old di Malaysia menghasilkan
keterampilan
bahwa keterampilan keseimbangan pada
keterampilan motorik halus membutuhkan
prasekolah anak sehat usia 3-4 tahun
kemampuan yang lebih sulit misalnya
berkorelasi dengan pertumbuhan fisik
konsentrasi, kontrol, kehati–hatian, dan
seperti
tidak
berhubungan dengan kondisi otot tubuh
berkorelasi dengan keterampilan motorik
yang satu dengan yang lain. Yudha dan
anak (Sing, et all, 2015).
Rudyanto (2005) mengemukakan bahwa
tinggi
badan
tetapi
motorik
kasar,
dimana
kemampuan motorik halus berkembang
56
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
September 2017
kasar
mendapat stimulasi yang kurang pada
berkembang secara optimal (Sitoresmi,
motorik halus oleh keluarga (orang tua)
2015). Kementrian Kesehatan Republik
dan
Indonesia (2016) menjelaskan bahwa
berkembang
perkembangan terlebih dahulu terjadi di
sehingga
daerah proksimal (gerak kasar) lalu
suspected pada perkembangan motorik
berkembang ke bagian distal seperti jari–
halus
jari yang mempunyai kemampuan gerak
suspected pada perkembangan motorik
halus (pola proksimaldistal).
kasar.
setelah
kemampuan
motorik
Selain lebih banyaknya jumlah
anak
dengan
perkembangan
setelah
jumlah
lebih
motorik
halus
motorik
kasar
responden
banyak
dengan
dibandingkan
Penelitian yang dilakukan di taman
pada
bermain Primo Sport di Italia Utara
perkembangan motorik halus yaitu 6
dengan 71 anak yang diberikan waktu 30
orang anak dibandingkan suspected pada
menit bermain bebas dan 30 menit
perkembangan motorik kasar yaitu 3
bermain terstruktur serta diobservasi 1
orang anak, hal yang berbeda lainnya
jam/minggu selama 10 minggu diperoleh
adalah
suspected
hasil yaitu terdapat peningkatan secara
perkembangan motorik halus adalah anak
siqnifikan yang awalnya anak hanya dapat
yang cenderung menghabiskan banyak
menyelesaikan 4 tes motorik kasar setelah
waktu dengan keluarga selain ibu karena
dilakukan kegiatan terstruktur anak dapat
ibu bekerja diluar rumah dan responden
menyelesaikan 6 tes motorik kasar tetapi
bukan anak tunggal dalam keluarganya
pada motorik halus tidak mengalami
dengan jumlah saudara lebih dari dua
peningkatan walaupun telah dilakukan
orang. Hal tersebut berbeda dengan anak
bimbingan dalam melakukan kegiatan
dengan suspected perkembangan motorik
secara terstruktur (Tortella P, dkk, 2016).
anak
suspected
dengan
kasar yang ketiga-tiganya adalah anak
Faktor
stimulasi
dapat
turut
yang diasuh oleh tetangga karena ibu
berpengaruh
bekerja diluar rumah dan merupakan anak
motorik halus anak. Peneliti beranggapan
tunggal. Perkembangan motorik halus
bahwa stimulasi atau rangsangan pada
mengalami keterlambatan karena anak
motorik halus memerlukan peralatan yang
57
terhadap
perkembangan
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
September 2017
lebih banyak, seperti mainan, manik–
stimulasi aktifitas fisik anak (Reunamo,
manik, balok, alat tulis, dan lain-lain
dkk, 2014).
sehingga membutuhkan biaya yang lebih
Peneltian yang dilakukan di India
banyak. Pendapatan yang kurang dapat
dengan judul family and child correlates
menyebabkan tidak terpenuhinya fasilitas
of motor development of toddlers in India
stimulasi untuk perkembangan motorik
menghasilkan bahwa balita yang dirawat
halus. Pada dasarnya peralatan tersebut
dilingkungan
mudah didapatkan atau digantikan dengan
menstimulasi
alat lain yang fungsinya sejenis, tapi bila
keterlambatan perkembangan motorik dan
orang
atau
4,75 kali keterlambatan perkembangn
diperlukan
motorik halus dibandingkan dengan anak
tua
mengadakan
tidak
memfasilitasi
barang
yang
rumah
yang
mempunyai
tidak
4,25
kali
untuk stimulasi maka tidak akan terpenuhi
balita
kebutuhan anak akan stimulasi terhadap
memberikan
motorik halus. Anak dengan kemampuan
motorik.
motorik halus yang lebih baik atau normal
menstimulasi,
adalah anak yang mengikuti Pendidikan
berkorelasi
Anak Usia Dini (PAUD) atau kelompok
motorik halus pada balita di India
bermain
(Sundaram dan Siddegowda, 2013).
(play
stimulasi
group )
perkembangan
dan
fasilitas
motoriknya
terpenuhi.
yang
dirawat
dirumah
stimulus
Lingkungan
perkembangn
rumah
secara
dengan
Penelitian
yang
yang
siqnifikan
perkembangan
terkait
untuk
mengevaluasi kenerja motorik kasar dan
Penelitian
yang
dilakukan
di
halus dengan judul gross and fine motor
children’s
physical
skills:
care
preshool
mengungkapkan bahwa secara statistik
mengungkapkan bahwa faktor lingkungan,
ada perbedaan yang siqnifikan pada
teman sebaya, kelompok bermain, dan
Verbal
peran orang tua sangat berpengaruh
Keterlambatan
terhadap perkembang motorik anak dan
halus ini bisa terhambat oleh rutinitas
disarankan
dan
keluarga yang berbeda dan responden
memberi kesempatan lebih banyak pada
tidak ikut serta pada sekolah TK sehingga
Finland
activity
58
tentang
in
day
lebih
and
memperhatikan
the
case
Motorik
of
Roma
K,
Integritas
(VMI).
perkembangan
motorik
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
September 2017
disarankan pentingnya pendidikan anak
berhubungan
usia dini sebagai kunci keberhasikan
perkembangan motorik anak. Anak yang
sekolah dalam perkembangan motorik
mengalami kelebihan makanan bergizi
anak (Semaglou,A dan Alevriadou, A,
akan
2008).
menyebabkan anak tersebut cenderung
Selain faktor stimulasi, status gizi
merupakan
menyebabkan
tidak
aktif,
dengan
obesitas
dan
yang
akhirnya
akan
faktor
yang
mengganggu
tumbuh
kembangnya
mempengaruhi
anak
(Lindawati,
2013).
Kementerian
salah
memungkinkan
signifikan
satu
dicurigai
Kesehatan Republik Indonesia (2016),
mengalami keterlambatan dalam motorik
juga menjelaskan bahwa faktor gizi turut
halusnya. Hasil observasi yang dilakukan
mempengaruhi kualitas tumbuh kembang
2 dari 6 anak suspected (mencurigakan)
anak.Tumbuh kembang bayi memerlukan
mengalami kelebihan berat badan, dimana
zat makanan yang adekuat (seimbang).
dengan
suspected
atau
kedua anak berusia 1,5 tahun dengan berat
Penelitian Associations of motor
badan dan tinggi badan (anak A: BB 9,2
developmental
kg, TB 62 cm dan anak Y: BB 9,9 kg, TB
socioeconomic status of preschool in
64 cm) dan berdasarkan wawancara yang
North-Eastern Germany mengungkapkan
dilakukan peneliti dengan keluarga anak
bahwa
toddler tersebut juga tidak tuntas dalam
siqnifikant antara kelompok status sosial
pemenuhan ASI eksklusifnya dimana
ekonomi
umur bayi rata-rata saat disapih kurang
keterampilan motorik halus (P< 0,05)
dari lima (5) bulan. Status gizi anak yang
sedangkan
baik akan mempengaruhi saraf-saraf anak
perbedaan sehingga disimpulkan bahwa
agar dapat berfungsi dengan baik dalam
keterampilan motorik halus pada anak
melakukan tugasnya sebagai satu kesatuan
prasekolah (3-6 tahun) secara siqnifikan
keterampilan yang harus dicapai.
tekait dengan status sosial ekonomi dan
Departemen
Departemen
mengemukakan
59
Kesehatan
Sosial
bahwa
dan
(2010),
status
risk
terdapat
(SES)
motorik
with
the
perbedaan
terutama
kasar
yang
dibidang
tidak
ada
perkembangan motorik kasar lebih banyak
dipengaruhi
oleh
jenis
kelamin
gizi
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
September 2017
dibandingkan dengan SES (Lang, et all,
sampai sedang yang berimplikasi pada
2013).
status
Hasil penelitian pada anak dengan
gizi
anak,
perkembangan
mempengaruhi
motorik
halus
status ekonomi rendah sampai menengah
berimplikasi
tentang fine motor skills predict maths
membaca
ability better than they predict reading
kemampuan dalam matematika.
mempengaruhi
yang
menilai
kemampuan motorik kasar dan halus pada
pendidikan sekolah dasar, kinerja yang
anak prasekolah yang terdaftar di Head
jauh lebih
Start In Texas, USA menghasilkan bahwa
Inggris
baik
membaca
2
tidak
keterlambatan
tahun
di
dalam
tetapi
Penelitian
ability in the early primary school years
adalah
terhadap
dan
ditemukan dalam
dibandingkan
dengan
anak-anak prasekolah yang terdaftar di
matematika. Keterampilan motorik halus
Head
adalah
motorik kasar dan halus yang kurang dari
prediktor
kemampuan
dalam
Start
mempunyai
pelajaran matematika awal yang lebih
usianya
sehingga
baik dibandingkan dengan membaca. Uji
pendidik
harus
regresi
bahwa
keterampilan
ganda
menunjukkan
kemampuan
disarankan
merancang
yang
lebih
agar
intervensi
luas
untuk
keterampilan
motorik
halus
secara
memaksimalkan kemampuan motorik bagi
siqnifikan
tidak
mempengaruhi
anak prasekolah yang kurang mampu
kemampuan membaca, sebaliknya fine
secara
motor integration tetap menjadi prediktor
keterlambatan
secara
jangka panjang Liu T, et all, 2015).
siqnifikan
mempengaruhi
kemampuan
matematika.
menunjukkan
bahwa
Hasil
dalam
keterampilan
merancang
untuk
mencegah
perkembangan
motorik
ini
E. KESIMPULAN DAN SARAN
motorik halus harus memiliki peran
penting
ekonomi
intervensi
pendidikan untuk mendukung kemampuan
dalam matematika ( Pitchford, et all,
1016). Penelitian ini membuktikan bahwa
Berdasarkan
hasil
penelitian
mengenai perkembangan motorik kasar
dan motorik halus pada Anak Usia 1-3
tahun (Toddler ) di Kelurahan Mamboro
Barat
Wilayah
Kerja
Puskesmas
responden dari sosial ekonomi rendah
60
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
September 2017
Mamboro, maka dapat disimpulkan bahwa
kembang anak. Hendaknya orang tua
perkembangan
memberi perhatian khusus tentang faktor-
motorik
kasar
dan
perkembangan motorik halus pada anak
faktor
usia 1-3 tahun (Toddler ) sebagian besar
perkembangan motorik anak diantaranya
adalah baik atau normal. Terdapat tiga
yaitu faktor gizi, perolehan stimulasi anak
anak
suspected
di keluarga maupun mengikutsertakan
perkembangan
anak di tempat-tempat pendidikan anak
yang
mengalami
(mencurigakan)
pada
yang
usia
anak
(mencurigakan)
Puskesmas juga melanjutkan melakukan
terhadap perkembangan motorik halus
evaluasi dan memberikan terapi khusus
anak.
pada anak yang suspected (mencurigakan)
suspected
Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian
ini, maka peneliti menyarankan:
Sosialisasi oleh petugas Kesehatan
atau
mendukung
motorik kasar dan masih ada enam (6)
yang
dini
dapat
play
group.
Pihak
pada perkembangan motorik kasar dan
halusnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ibu dan Anak (KIA) dari Puskesmas
Mamboro tentang perkembangan motorik
1.
Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi
anak usia 1-3 tahun (Toddler ) di posyandu
kepada ibu-ibu untuk
Dini Tumbuh Kembang Anak
meningkatkan
(SDIDTK). Depkes RI: Jakarta.
pengetahuan dalam pemberian stimulasi
tumbuh kembang yang baik pada anak
serta
dalam
pentingnya
menempatkan
lingkungan
kondusif
Depkes RI. (2005). Buku Pedoman
2.
Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah.
anak
(2014). Profil Kesehatan Sulawesi
yang
Tengah 2014. Dinkes Sulteng: Palu.
mendukung perkembangan anak secara
3.
Hasanah, N., & Ansori, N, M. (2013).
optimal. Selain itu pihak Puskesmas juga
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
menghimbau
dengan Perkembangan Motorik Kasar
kepada
masyarakat
khususnya bagi ibu-ibu yang memiliki
Pada Anak Usia 3-5 Tahun. Jurnal
anak usia 1-3 tahun (Toddler ) agar lebih
Midpro, 2013(2).
memperhatikan
61
kualitas
dari
tumbuh
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
4.
5.
6.
Kelurahan Mamboro Barat. (2016).
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta:
Kelurahan Mamboro Barat: Palu.
Jakarta.
Kemenkes RI. (2015). Profil
11. Pitchford, J, N., Papini, C., outhwaite,
Kesehatan Indonesia 2014.
A, L., & Gulliford, A. (2016). Fine
Kemenkes RI: Jakarta.
motor skills predict maths ability
------------------. (2016). Pedoman
Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak. Kemenkes RI: Jakarta.
Lang, G.A., Franze, M., & Hoffmann,
in the early primary school years.
Front. Psychol Research, 2016(7)783.
Doi: 10.3389/fpsyg.2016.00783.
12. Puskesmas Mamboro. (2016). Data
Balita dan Perkembangan Motorik
developmental risks with the
Kasar dan Motorik Halus pada Anak
sosioeconomic status of preschool
Toddler di Kelurahan Mamboro
Child Development Research, 2013
Barat. Puskesmas Mamboro: Palu.
13. Reunamo, J., Hakala, L., Saros, L.,
(6). Doi: 10.1155/2013/790524.
Kyhala, A, L., & Voltanen, J. (2014).
Liu, T., Hamilton, M., & Smith, S.
Children’s physical
(2015). Motor proficiency of the
day care and preshool. Early years:
Head Start and typically developing
children on MABC-2. Journal of
Child & Adolescent Behavior, 3(2).
Doi: 10.4172/2375-4494.100018.
9.
better than they predict reading ability
W. (2013). Association of motor
children in North-Eastern Germany.
8.
10. Notoadmodjo. (2010).Metodologi
Data Karakteristik Wilayah. Kantor
Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan
7.
September 2017
Maryanti. (2011). Buku
AjarNeonatus,Bayi& Balita . Prenada
Media Group: Jakarta.
activity in
An International Research Journal,
34(1):
32-48. Doi
10.1080/09575146.2013.843507.
14. Saputra, L. (2014). Pengantar asuhan
neonatus, bayi, dan balita. Bina Putra
Aksara Publiser: Tangerang Selatan.
15. Semoglou, A., & Alevriadou, A.
(2008). Gross and fine motor skill:
62
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 3
September 2017
the case of Roma K. European
Italian pre-shool children induced by
Psychoomotricity Journal, 1(1)17-22.
structured activities in a specific
Special issue:1st symposium of SPA-
playground. PLoS One Journal,
Hellas 17.
11(7):e0160244. Doi 10.1371.
16. Sing, A, K, D., Rahman, A, N, N.,
21. Veldman, C, L, S., Jones, A, R., &
Rajikan, R., Zainudin, A., Nordin, M,
Okely, D, A. (2016). Efficacy of
A, N., Karim, A, Z., & Yee, H, Y.
gross motor skill interventions in
(2015). Balance and motor skill
young children: An update systematic
among preschool children age 3 to 4
review. BMJ Journals, 2(1). Doi:
years old. Malaysian Journal of
10.1136/bmjsem-2015-000067.
Medicine and Health Sciences,
11(1)63-68.
17. Sitoresmi, S., Kusnanto., & Krisnana,
I. (2015). Perkembangan Motorik
Anak Toddler pada Ibu Bekerja dan
Ibu Tidak Bekerja. Jurnal
Pediomaternal, 03(01).
18. Sundaram, B., & Siddegouda, S, Y.
(2013). Family and child correlates
of motor development of toddlers in
India. Int J Cur Res Rev, 5(02).
19. Sulistyawati. (2015). Deteksi Tumbuh
Kembang Anak. Salemba Medika:
Jakarta
20. Tortella, P., Haga, M., Loras, H.,
Sigmundsson, H., & Fumagalli, G.
(2016). Motor skill development in
63
Jurana, Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Anak Usia 1 – 3 Tahun...