materi b. ekstrusif

Bab 1
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Petrologi berasal dari dua kata yaitu “ petro “ yang berarti batu dan kata “

logos “ yang berarti ilmu. Jadi, petrologi secara bahasa adalah ilmu yang
mempelajari tentang batuan. Sedangkan secara istilah petrologi adalah cabang
ilmu geologi yang khusus mempelajari tentang batuan, baik proses
pembentukannya, asal usul batuan, mineral pembentuk batuan dan lain
sebagainya.
Batuan yang dipelajari dalam Petrologi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu
antara lain:
1. Batuan Beku
2. Batuan Sedimen
3. Batuan Metamorf
Pada bab kali ini akan dipelajari mengenai Batuan Beku, secara umum
batuan beku merupakan batuan yang terbentuk karena pembekuan/kristalisasai
dari magma ataupun lava, bahkan bisa terbentuk dari letusan gunungapi.
Pada batuan beku sendiri dibedakan menjadi dua yaitu, Batuan Beku

Dalam (Batuan Intrusi) dan Batuan Beku Luar (Batuan Ekstrusi). Pada
makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai Batuan Beku Ekstrusi, yang
mana batuan beku Ekstrusi ini terbentuk ada yang melalui lelehan lava (hasil
dari pendinginan /kristalisasai lava yang keluar dari dalam bumi, baik yang
sudah ada di permukaan bumi maupun yang masih berada didalam tubuh
gunungapi) yang disebut dengan batuan beku vulkanik dan terbentuk dari
ledakan gunungapi yang biasa disebut dengan batuan beku piroklastik.
1.2.

1.3.

Rumusan Masalah.
1. Apakah pengertian dari Batuan beku?
2. Bagaimana pembagian jenis batuan beku berdasarkan tempat
terbentuknya ?
3. Bagaimana petrologi batuan Beku Ekstrusi?
Maksud.
1. Agar mahasiswa dapat dengan mudah mempelajari
jenis-jenis batuan.


Batuan Beku Ekstrusi

Khususnya batuan beku.

1

2. Agar mahasiswa dapat mengelompokkan suatu batuan
menurut jenisnya, berdasarkan ciri yang dimiliki dan
tempat pembekuannya.
3. Dapat menjelaskan asal usul atau suatu genesa batuan
khususnya batuan beku.
4. Agar mahasiswa mengetahui tipe batuan beku berdasarkan tempat
terbentuknya
5. Agar mahasiswa mengetahui petrologi batuan beku, khususnya batuan
beku Ekstrusi
6. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara menganalisa batuan beku.
7. Menambah wawasan bagi pembaca tentang jenis-jenis
batuan, utamanya yaitu batuan beku
1.4.


Tujuan
Tujuan penyusunan makalah tentang batuan beku ekstrusif
ini selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Petrologi yaitu
bertujuan untuk memberikan informasi atau wawasan kepada
pembaca
utamanya

dalam

mempelajari

mengenai

mempermudah

batuan

seorang

jenis-jenis

beku

pembaca

batuan

beku,

ekstrusif.

Dan

untuk

mengetahui,

memahami dan memepelajari batuan beku ekstrusif.
1.5.

Metode Penulisan.

Metode yang dipakai dalam penyusunan makalah ini adalah:
1. Mengumpulkan data-data dari berbagai sumber seperti buku dan
internet yang berhubungan dengan materi.
2. Menyusun makalah ini sesuai dengan format yang telah ditentukan.

Bab 2
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Batuan Beku Ekstrusi

Batuan Beku Ekstrusi

2

Gambar 1. Pembentukan batuan beku
Batuan beku ekstrusi adalah batuan beku sebagai hasil pembekuan magma
yang keluar diatas permukaan bumi baik didarat maupun dibawah muka air
laut. Pada saat mengalir di permukaan, massa tersebut membeku secara
relative cepat dengan melepas kandungan gasnya. Oleh karena itu sering
memprlihatkan struktur aliran dan banyak lubang gasnya (vesikuler). Magma
yang keluar dipermukaan atau lava biasanya ada dua jenis, yaitu : Lava Aa

(kental) dan Lava Pahoehoe (Cair). Batuan beku ekstrusi ini terbagi menjai
dua, yaitu terbagi menjadi Batuan Beku Vulkanik dan Batuan Beku
Piroklastik.
2.2.

Tipe-Tipe Batuan Beku Ekstrusi
Batuan beku ekstrusi dibedakan menjadi batuan beku vulkanik (terbentuk
karena lelehan lava) dan batuan beku piroklastik (terbentuk dari letusan
gunungapi)

2.2.1. Batuan Beku Vulkanik
A. Definisi Batuan Beku Vulkanik
Batuan Beku Vulkanik adalah batuan beku yang terbentuk dari pembekuan
magma yang berada didalam tubuh gunungapi atau lava yang keluar dan
meleleh di permukaan bumi. Jadi pada batuan beku khusus untuk vulkanik ini
bukan hanya hasil pembekuan magma tetapi juga lava yang berlangsung di
permukaan bumi.
Dikarenakan proses pembekuanya berada pada dalam tubuh gunung api
ataupun dipermukaan bumi, sehingga proses pembekuanya berlangsung cepat
itu dikarenakan magma atau lava tersebut langsung kontak dengan udara

maupun air ataupun unsur-unsur yang lain yang ada dipermukaan bumi. Proses
pembekuan / kristalisasi magma yang berada di dalam tubuh gunung api

Batuan Beku Ekstrusi

3

tersebut berlangsung tidak secepat pembekuan / kristalisasi lava yang berada di
permukaan bumi.
Pada batuan beku vulkanik ini mineral yang dihasilkan / terbentuk yaitu
hanya berupa mineral-mineral kecil ataupun glassy. Pembentukaan mineral
semacam itu yaitu dikarenakan proses pembekuan magma / lava yang berada di
permukaan bumi berlangsung secara cepat akibat dari perbedaan suhu yang
cukup tinggi antara suhu awal dan suhu permukaan bumi, dan juga karena
dalam kristalisasinya magma / lava tersebut terganggu oleh faktor-faktor yang
ada di permukaan bumi. Misal air, udara, dan lain sebagainya. Proses
pendinginan magma ini nantinya akan mempengaruhi tekstur dan struktur
batuan beku.

Gambar 2. Lelehan Lava yang membentuk batuan beku vulkanik

B. Struktur Batuan Beku Vulkanik
 Masif / padat
Dalam batuan beku tidak terdapat lubang-lubang

Gambar 3. Obsidian, Struktur Masif
 Vesicular
Jika pada batan beku terdapat lubang lubang yangsejajar yang terbentuk
akibat keluarnya gas-gas pada saat proses pembekuan

Gambar 4. Struktur Vesikuler
 Scoriaceous

Batuan Beku Ekstrusi

4

Jika pada batuan beku terdapat lubang-lubang yang tidak teratur.

Gambar 5. Struktur Skoria
 Amygdaloidal

Jika pada batuan beku terdapat lubang lubang yang kemudian terisi oleh
mineral mineral sekunder atau yang biasa disebut dengan Amygdule.

Gambar 6. Struktur Amygdaloidal
 Flow-structure
Jika pada batuan beku telihat adanya kesejajaran mineral mineral yang
menunjukkan

srtuktur

aliran.

andesitik

yang

khas

lava


dari

stratovolcanoes. Mereka berperilaku dengan cara yang mirip dengan
aliran Aa tetapi sifatnya lebih kental menyebabkan permukaan yang
akan dibahas dalam mulus-sisi fragmen sudut (blok) dari lava
dipadatkan bukan klinker. Seperti arus aa, interior cair dari aliran, yang
disimpan terisolasi oleh permukaan kuning dipadatkan, menimpa
reruntuhan yang jatuh dari depan aliran. Mereka juga bergerak jauh
lebih lambat menurun dan lebih tebal di kedalaman dibandingkan arus
Aa.

Gambar 7. Struktur Flow
 Pumoceous

Batuan Beku Ekstrusi

5

Apabila dalam suatu batuan beku terdapat lubang-lubang halus dan
banyak serta berbentuk silinder maka batuan tersebut dapat dikatakan

memiliki struktur pumiceous.

Gambar 8. Pumice
 Lava Dome
lava felsic mengalir mulai dari dasit hingga riolit. ini menyebabkan
mereka tidak mengalir jauh dari lubang, menyebabkan lava untuk
membentuk kubah lava. Lava Domes dan coulées berhubungan dengan
lava felsic mengalir mulai dari dasit hingga riolit. Sifat sangat kental
lava ini menyebabkan mereka tidak mengalir jauh dari lubang,
menyebabkan lava untuk membentuk kubah lava di ventilasi. Ketika
kubah terbentuk pada permukaan miring yang dapat mengalir dalam
arus pendek tebal disebut coulées (kubah aliran). Arus ini sering hanya
melakukan perjalanan beberapa kilometer dari ventilasi.

Gambar 9. Struktur Lava Dome
 Pillow Lava
Lava bantal adalah struktur lava biasanya terbentuk ketika lava muncul
dari ventilasi vulkanik bawah laut atau gunung berapi subglacial atau
aliran lava masuk laut. Namun, lava bantal juga dapat terbentuk ketika
lava yang meletus di bawah es glasial tebal. Lava bantal adalah struktur
lava biasanya terbentuk ketika lava muncul dari ventilasi vulkanik
bawah laut atau gunung berapi subglacial atau aliran lava masuk laut.

Batuan Beku Ekstrusi

6

Namun, lava bantal juga dapat terbentuk ketika lava yang meletus di
bawah es glasial tebal. Lava kental keuntungan kerak yang solid pada
kontak dengan air, dan ini retak kerak dan merembes gumpalan besar
tambahan atau "bantal" sebagai lava lebih muncul dari aliran maju.
Karena air meliputi sebagian besar permukaan bumi dan gunung berapi
sebagian besar terletak di dekat atau di bawah badan air, lava bantal
sangat umum.

Gambar 10. Struktur Pillow Lava
 Columnar Joint,
Struktur batuan beku yang berbentuk seperti kolom seperti batang
pensil.

Gambar 11. Columnar Joint
C. Tekstur Batuan Beku Vulkanik
Tekstur dalam batuan beku vulkanik ini beragam, tetapi tekstur dalam
batuan beku vulkanik ini tidak untuk tekstur fanerik. Ii dikarenakan batuan
vulkanik ini tidak sempat mengalami pengkristalan sempurna, sehingga
mineral yang terbentuk berukuran sangat kecil atau bahkan tidak sempat
mengkristal dan hanya membentuk gelas-gelas vulkanik.
Tekstur-tekstur tersebut antara lain:
 Afanitik, Semua butir mineral sangat halus, tidak dapat dikenali
dengan mata telanjang.

Batuan Beku Ekstrusi

7



Glassy,

Batuan

Gambar 12. Tekstur Afanitik
tersusun seluruhnya oleh

gelas

vulkanik

(holohyalin) dikarenakan tidak sempatnya mineral mengkristal yang
disebabkan penurunan suhu yang cepat.



Gambar 13. Tekstur Glassy
Porfiritik, Batuan beku yang berbutir sedang dengan besar
butirannya 1-5mm dan dapat dilihat dengan batuan loupe.

D. Derajat Kristalisasai
 Holohyalin: Batuan beku yang keseluruhannya tersusun atas


gelas/massa dasar dikarenakan pendinginannya yang sangat cepat.
Hipohyalin: Batuan beku yang keseluruhannya tersusun atas kristas
dan gelas. Kristal disini merupakan fenokris dan gelas merupakan
groundmass. Kecepatan pendinginannya menengah.

E. Bentuk Kristal
merupakan bentuk dari kristal-kristal penyusun batuan itu sendiri dimana
terbagi menjadi tiga yaitu:
 Euhedral merupakan bentuk kristal yang sempurna
 Subheral merupakan bentuk kristal sebagian tidak utuh
 Anhedral merupakan bentuk kristal yang sudah tidak utuh

Gambar 14. Bentuk Kristal
F. Genesa Batuan Beku Vulkanik
Pada batuan beku vulkanik ini mineral yang dihasilkan / terbentuk yaitu
hanya berupa mineral-mineral kecil ataupun glassy. Pembentukaan mineral

Batuan Beku Ekstrusi

8

semacam itu yaitu dikarenakan proses pembekuan magma / lava yang berada di
permukaan bumi berlangsung secara cepat akibat dari perbedaan suhu yang cukup
tinggi antara suhu awal dan suhu permukaan bumi, dan juga karena dalam
kristalisasinya magma / lava tersebut terganggu oleh faktor-faktor yang ada di
permukaan bumi. Misal air, udara, dan lain sebagainya. Proses pendinginan
magma ini nantinya akan mempengaruhi tekstur dan struktur batuan beku.
Pembentukan batuan vulkanik ini yaitu berasal dari dua tipe lava:
1. Lava basaltik, atau lava yang bersifat basa dengan ciri kandungan silika
yang rendah dan viskositasnya juga relatif rendah. Lava basaltik ini
muncul di permukaan bumi melalui celah yang berhubungan langsung
dengan bagian dalam bumi dan setelah mencapai permukaan, lava ini akan
mengalir, menyebar ke segala arah karena sifatnya yang sangat
cair.contoh: pada Mauna Loa, gunung api di Iceland yang bertipe basaltic
magma
2. Lava asam. Lava jenis ini memiliki viskositas dan kandungan silika yang
tinggi dan apabila mencapai permukaan akan menjadi suatu aliran
sepanjang lembah
G. Contoh Dan Deskripsi Batuan Beku Vulkanik
1. Komatit

Gambar 15. BatuKomatit

Warna
Genesa batuan
komposisi batuan
Ukuran butir
Jenis batuan

: Abu Abu
: Intrusif
: Amhibole Dan Feldspar
: Fanerik
: Beku ultrabasa

2. Basalt

Batuan Beku Ekstrusi

9

Gambar 16. BatuBasalt
Ukuran Kristal halus
Indeks warna 40-70
Mineral Mafik utama : augit, hipersten, olivine
Mineral utama felsik : Ca plagioklas
3. Andesit

Gambar 17. Andesit

2.2.2. Batuan Beku Piroklastik

Batuan Beku Ekstrusi

10

Gambar 18. Batuan Beku Piroklastik

A. Definisi Batuan Beku Piroklastika
Piroklastika berasal dari kata pyro yang berarti api (magma yang
dihamburkan ke permukaan hampir elalu membara atau berapi), dan Clast artinya
fragmen, pecahan atau klastika. Dengan demikian batuan piroklastika adalah
batuan beku luar yang bertekstur fragmen, dan terbentuk dari letusan atau
hemburan gunungapi.
Batuan Piroklastik adalah batuan vulkanik klastik yang dihasilkan oleh
serangkaian proses yang berkaitan dengan letusan gunungapi. Material penyusun
tersebut terendapkan dan terbatukan/terkonsolidasikan sebelum mengalami
transportasi (reworked) oleh air atau es (William, 1982). Pada kegiatannya batuan
hasil kegiatan gunungapi dapat berupa aliran lava sebagaimana diklasifikasikan
dalam batuan beku atau berupa produk ledakan/eksplosiv dari material yang
bersifat padat, cair ataupun gas yang terdapat dalam perut gunung.

B. Struktur Batuan Beku Piroklastika
Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian-bagian batuan yang
berbeda.pengertian struktur pada batuan beku biasanya mengacu pada pengamatan
dalam skala besar atau singkapan dilapangan. Seperti halnya batuan vulkanik
lainnya,

batuan

piroklastik

mempunyai

struktur

vesikuler,

scoria

dan

amigdaloidal. Jika klastika pijar dilemparkan keudara dan kemudia terendapkan
dalam kondisi masih panas, berkecenderungan mengalami pengelasa antara

Batuan Beku Ekstrusi

11

klastika satu dengan lainnya. Struktur tersebut dikenal dengan pengelasan atau
welded.
Macam-macam Struktur Batuan Piroklastik antara lain adalah :


Masif : bila batuan pejal, tanpa retakan ataupun lubang-lubang gas



Vesikular : dicirikandengan adanya lubang-lubang gas,sturktur ini dibagi
lagi menjadi 3 yaitu:
 Skoriaan : bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan.
 Pumisan : bila lubang-lubang gas saling berhubungan.
 Aliran : bila ada kenampakan aliran dari kristal-kristal maupun
lubang gas.



Amigdaloidal : bila lubang-lubang gas terisi oleh mineral-mineral
sekunder.

C. Tekstur Batuan Beku Piroklastik
Pengertian tekstur batuan piroklastik mengacu pada kenampakan butirbutir mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi Glassy dan Fragmental.
Pengamatan tekstur meliputi :
1. Glassy, adalah tekstur pada batuan piroklastik yang nampak pada
batuan tersebut ialah glass.
2. Fragmental, adalah tekstur pada batuan piroklastik yang nampak pada
batuan tersebut ialah fragmen-fragmen hasil letusan gunung api.


Fragmen dari lava baru atau disebut fragmen juvenil, berupa
material padat tidak mempunyai vesikuler sampai fragmen
lava yang banyak vesikulernya.

Batuan Beku Ekstrusi

12



Kristal individu, yang dihasilkan dari fenokris yang lepas
dalam lava juvenil sebagai hasil fragmentasi.



Fragmen litik, termasuk batuan yang lebih tua dalam endapan
piroklastik, tetapi sering terdiri dari lava yang lebih tua.

Ukuran Butir Pada Piroklastik
Ukuran Butir

Nama Klastika Pijarnya

Keterangan
Membulat

Bom
256 – 64 mm
Blok
64 – 2 mm

Meruncing

Lapilus
Kasar

2 – 0,04 mm

Debu
Halus
Tabel 1. Ukuran Butir Pada Batuan Piroklastik

Ukuran butir pada piroklastika tersebut merupakan salah satu criteria untuk
menamai batuan piroklastik tanpa mempertimbangkan cara terjadi endapan
piroklastik tersebut.
Jenis Endapan Piroklastik Tak Terkonsolidasi
1. Lapili
Lapili berasal bahasa latin lapillus, yang berarti nama untuk hasil erupsi
eksplosif gunung api yang berukuruan 2 mm – 64 mm. Selain dari
fragmen batuan , kadang-kadang terdiri dari mineral – mineral augti,
olivine, plagioklas.

Batuan Beku Ekstrusi

13

2. Debu Gunung Api
Debu gunung api adalah merupakan batuan piroklastik yang berukuran
2mm- 1/256mm yang dihasilkan oleh pelemparan dari magma akibat
erupsi eksplosif. Namun ada juga debu gunung berapi yang terjadi karena
proses penggesekan pada waktu erupsi gunung api. Debu gunung api
masih dalam keadaan belum terkonsolidasi,
3. Bom Gunung Api
Bom adalah merupakan gumpalan-gumpalan lava yang mempunyai
ukuran lebih besar dari 64 mm. Beberapa bomb mempunyai ukuran yang
sangat besar. Sebagai contoh bomb yang berdiameter 5 meter dengan berat
200 kg dengan hembusan setinggi 600 meter selama erupsi. Misalnya, di
gunung api Asama, Jepang pada tahun 1935.
4. Block Gunung Api
Block Gunung Api merupakan batuan piroklastik yang dihasilkan oleh
erupsi eksplosif dari fragmen batuan yang sudah memadat lebih dulu
dengan ukuran lebih besar dari 64 mm. Block-block ini selalu menyudut
bentuknya atau equidimensional.

Batuan Beku Ekstrusi

14

Gambar 19. Tipe Endapan Piroklastik
Ada tiga cara kejadian endapan piroklastik:
1. Endapan Aliran ( Pyroclastic Flow)
Endapan piroklastik aliran yaitu merupakan jenis material hasil langsung
dari pusat erupsi, kemudian teronggokan di suatu tempat. Hal ini meliputi
hot avalanche, glowing avalanche, lava collapse ,hot ashes avalanche.
Aliran umumnya berlangsung pada suhu tinggi antara 500°-650°C dan
temperaturnya cenderung menurun selama pengalirannya. Penyebaran
pada bentuk endapan sangat dipengaruhi oleh morfologi, sebab sifat-sifat
endapan tersebut adalah menutup dan mengisi cekungan. Bagian bawah
menampakkan morfologi asal dan bagian atasnya datar.
2. Endapan Surge (Pyroclastic Surge)
Endapan piroklsatik surge merupakan suatu awan campuran dari bahan
padat dan gas (uap air) yang mempunyai rapat massa rendah dan bergerak

Batuan Beku Ekstrusi

15

dengan kecepatan tinggi secara trubulensi di atas permukaan. Pada
umumnya endapan piroklastik surge ini mempunyai pemilahan yang baik,
berbutir halus dan berlapis baik. Endapan ini mempunyai strutur
pengendapan primer seperti laminasi dan perlapisan bergelombang hingga
planar. Yang paling khas dari endapan ini adalah mempunyai struktur
silang siur, melensa dan bersudaut kecil . Endapan surge umumnya kaya
akan keratan batuan kristal.
3. Endapan Jatuhan (Pyroclastic Fall)
Endapan piroklastik jatuhan yaitu merupakan onggokan piroklastik yang
diendapkan melalui udara . Endapan ini umumnya akan berlapis baik, dan
pada lapisannya akan memperlihatkan struktur butiran bersusun. Endapan
ini meliputi aglomerat, breksi, piroklastik, tuff dan lapili.

D. Derajat Kristalisasi
Derajat kristalisasi mineral dalam batuan beku, terdiri atas 3 yaitu :


Holokristalin, Tekstur batuan beku yang kenampakan batuannya
terdiri dari keseluruhan mineral yang membentuk kristal, hal ini
menunjukkan bahwa proses kristalisasi berlangsung begitu lama
sehingga memungkinkan terbentuknya mineral - mineral dengan
bentuk kristal yang relatif sempurna.



Hipokristalin, Tekstur batuan yang yang kenampakannya terdiri dari
sebagaian mineral membentuk kristal dan sebagiannya membentuk
gelas, hal ini menunjukkan proses kristalisasi berlangsung relatif lama

Batuan Beku Ekstrusi

16

namun masih memingkinkan terbentuknya mineral dengan bentuk
kristal yang kurang.


Holohyalin, Tekstur batuan yang kenampakannya terdiri dari mineral
yang keseluruhannya berbentuk gelas, hal ini menunjukkan bahwa
proses kristalisasi magma berlangsung relatif singkat sehingga tidak
memungkinkan pembentukan mineral - mineral dengan bentuk yang
sempurna.

E. Komposisi Batuan Piroklastik
Komposisi batuan piroklastik dibadi menjadi empat bagian yaitu menurut
kandungan :
1. Mineral-mineral Sialis, Mineral-mineral sialis terdiri dari :
a. Kuarsa (SiO2), ditemukan hanya pada batuan gunung api yang
kaya kandungan silica atau bersifat asam.
b. Feldspar, baik alkali maupun kalsium feldspar (Ca).
c. Feldspatoid, merupakan kelompok mineral yang tejadi jika kondisi
larutan magma dalam keadaan tidak atau kurang jenuh silica.
2. Mineral Ferromagnesian, Merupakan kelompok mineral yang kaya
kandungan Fedan Mg silikat yang kadang-kadang disusul oleh Ca silikat.
Mineral tersebut hadir berupa kelompok mineral :
a. Piroksen, mineral penting dalam batuan gunung api.
b. Olivine, merupakan mineral yang kaya akan besi dan magnesium
dan miskin silica.
c. Hornblende, biasanya hadir dalam andesit.
d. Biotit, merupakan mineral mika yang terdapat dalam batuan
vulkanik berkomposisi intermediet hingga asam.

Batuan Beku Ekstrusi

17

3. Mineral Tambahan, Yang sering hadir adalah ilmenit dan magnetit.
Keduanya merupakan mineral bijih. Selain itu sering kali didapati mineral
senyawa sulfide atau sulfur murni.
4. Mineral Ubahan, Dalam batuan piroklastik mineral ubahan seringkali
muncul saat batuan terlapukan atau terkena alterasi hdrotermal. Mineral
tersebut seperti : Klorit, epidot, serisit, limonit, montmorilonit, lempung,
dan kalsit.
Ukuran
Butir (mm)

Bentuk Butir

Nama
Klastika

Nama Endapan Piroklastik
Belum
Terbatukan

Terbatukan

Membulat

Bom

Tepra bom

Aglomerat

Runcing

Blok

Tepra blok

Breksi
piroklastik

Lapilus

Tepra lapilli

Batu lapili

Debu kasar

Debu kasar

Tuff kasar

Debu halus

Debu halus

Tuff halus

64 – 256

2 – 64

0,04 – 2

Tabel.2 . Komposisi mineral batuan piriklastik

Batuan Beku Ekstrusi

18

Gambar.20 : Berbagai Ukuran dan bentuk produk letusan gunung api
(Compton,1985)
F. Klasifikasi Batuan Piroklastik
Beragam klasifikasi piroklastik telah diusulkan oleh para ahli, yang masingmasing mempunyai dasar klasifikasi sendiri-sendiri. Namun secara umum dapat
disimpulkan bahwa mereka sepakat memberi nama piroklastik , dari mulai yang
paling halus hingga yang sangat kasar, berkisar dari abu hingga bom. Meskipun
dasar penamaan adalah ukuran butir , tetapi tetap saja tidak ada keseragaman
dalam ukuran besar butirnya. Salah satu contoh klasifikasi penamaan batuan
piroklastik adalah menurut Tunner & Gilbert, 1954.


Klasifikasi Menurut H. William F.J Tunner Dan C.M Gilbert
(1954)
William F.J Turner Dan C.M Giblert (1954) berdasarkan ukuran butir,
membagi piroklastik menjadi bom dan bongkahan apabila ukurannya
lebih besar dari 32mm;lapili (4-32mm) dan abu ( 23

4- 32

¼-4

64 mm

Bom, blok
Tefra bom atau blok

Aglomerat,
piroklastik

breksi

Lapisan lapili atau
2 – 64 mm

Lapili

Batulapili (lapillistone)
Tefra lapili

Batuan Beku Ekstrusi

20

1/16 – 2 Abu/debu
mm
kasar

< 1/16 mm

Abu/debu
halus

Abu kasar

Tuf kasar

Abu/debu halus

tuf halus

Tabel.4. Klasifikasi batuan piroklastik berdasrkan ukurannya
(Schmid, 1981)
Penamaan batuan piroklastik menurut Schmid (1981) berdasar ukuran butir
piroklas secara deskriptif

Endapan piroklastik
Ukuran butir
(mm)

64

Piroklas
Material lepas
(tephra)

Material memadat (batuan
piroklastik)

Blok,
bom

Tefra blok, tefra
bom

Breksi piroklastik, aglomerat

Lapili

Tefra lapili

Batulapili

Abu
kasar

Tefra lapili

Tufa kasar

Abu
halus

Tefra halus

Tufa halus

2
1/16

Tabel.5. Klasifikasi granulometri dengan piroklas berbutir seragam

Batuan Beku Ekstrusi

21

Apabila batuan piroklastik terdiri dari campuran berbagai ukuran piroklas,
klasifikasi dengan diagram segitiga (Fischer, 1966) dengan anggota akhir blok
atau bom, lapili dan abu yang disajikan pada gambar 1.1.

Gambar.21. Penamaan batuan piroklastik berbutir tidak seragam
Batuan piroklastik berbutir halus, baik tufa kasar maupun tufa halus dapat
dibedakan berdasarkan jenis piroklasnya yang dominan. Dengan
menggunakan diagram segitiga yang anggota akhirnya gelas (vitrik),
kristal dan batuan (lithik), dikenal nama-nama tufa gelas, tufa lithik/ tufa
sela, tufa kristal, tufa gelas-kristal dan sebagainya.

Gambar.22. Klasifikasi ash dan tufa menurut jenis piroklas (Schmid, 1981)

G. Contoh-Contoh Batuan Beku Piroklastka

Batuan Beku Ekstrusi

22

atu Apung

Gambar.23.BatuApung (Pumice)

Gambar .24. BatuTuf

H. Batu Obsidian
I.
Gambar.25. Vesikuler
26.BatuObsidian

Gambar.27.BatuAglomerat
BreksiPiroklastik

Batuan Beku Ekstrusi

Gambar

.

Gambar.28.Batu

23

Gambar .29.BatuLapili

Bab 3
PENUTUP
Demikian yang dapat kami jelaskan mengenai materi yang tentang batuan
beku ekstrusi yang menjadi pokok dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahanya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
referensi yang berhubungan dengan judul pada makalah ini. Penulis berharap para
pembaca bisa memberi kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini serta penulisan makalah-makalah di kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya juga
para pembaca pada umumnya.

Batuan Beku Ekstrusi

24

3.1.

Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa batuan beku ekstrusif
tersebut terbagi menjadi dua yaitu batuan beku ekstrusif yang terbentuk
karena lelehan (batuan beku vulkanik) dan batuan beku ekstrusif yang
terbentuk karena letusan gunungapi (batuan beku piroklastik)
Secara umum dapat disimpulkan bahwa batuan beku vulkanik ( Volcanic
Rock ) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
 Batuan vulkanik daterbentuk dari pembekuan magma ataupun lava.
 Batuan beku vulkanik ini terbentuk diatas permukaan bumi.
 Batuan beku vulkanik ini mengalami proses kristalisasi yang sedang
sampai cepat.
 Kristal yang dihasilkan btuan beku vulkanik ini yaitu kecil-kecil atau
bahkan glassy.
 Batuan ini memiliki beberapa tekstur batuan, yaitu :
- Afanitik
- Porfiritik
- Glassy/ gelasan

Batuan Piroklastik merupakan batuan gunungapi bertekstur klastika
sebagai hasil letusan gunungapi dan langsung dari magma pijar. Piroklastik
merupakan fragmen yang dibentuk dalam letusan volkanik, dan secara khusus
menunjuk pada klastika yang dihasilkan dari magmatisme letusan. Dalam
mempelajari batuan piroklastik kita tidak dapat lepas dari mempelajari
bagaimana mekanisme pembentukan dan karakteristik endapan piroklastik.

Batuan Beku Ekstrusi

25

Daftar Pustaka
https://books.google.co.id/books?id=B_9_R66O3IC&pg=PA57&lpg=PA57&dq=batuan+beku+ekstrusi&source=bl&ots=
xM2ZbJyYbJ&sig=XDV1D8YPPVOqfROf1BTpe65ulsg&hl=id&sa=X&redir_es
c=y#v=onepage&q=batuan%20beku%20ekstrusi&f=false 13/04/2016 21:14
https://theotherofmyself.wordpress.com/2012/05/31/batuan-beku-ekstrusif/
13/04/2016 21:27
http://www.artikelsiana.com/2014/10/pengertian-batuan-beku-jenis-jenis-macammacam.html 13/04/2016 23:47
https://www.thinglink.com/scene/462162185108324352 14/04/2016 00:19
http://volcano.oregonstate.edu/how-long-does-it-take-lava-cool 14/04/2016 00:21
https://earlfhamfa.wordpress.com/2009/04/26/batuan-beku/ 14/04/2016 2:01
https://geologismuda.wordpress.com/batuan-beku/ 14/04/2016 2:03

Batuan Beku Ekstrusi

26