Peningkatan hasil pembelajaran ekonomi pada materi pajak dengan penerapan teknik tutor sebaya (penelitian tindakan kelas VIII-2 di SMP PGRI babelan Bekasi Utara)

(1)

PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN EKONOMI PADA

MATERI PAJAK DENGAN PENERAPAN

TEKNIK TUTOR SEBAYA

(Penelitian Tindakan Kelas VIII-2 di SMP PGRI Babelan

Bekasi Utara)

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

Rifa Atul Mahmudah NIM: 106015000472

JURUSAN PENDIDIKAN IPS

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011


(2)

PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN EKONOMI PADA

MATERI PAJAK DENGAN PENERAPAN

TEKNIK TUTOR SEBAYA

(Penelitian Tindakan Kelas VIII-2 di SMP PGRI Babelan Bekasi

Utara)

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

Rifa Atul Mahmudah NIM: 106015000472

JURUSAN PENDIDIKAN IPS

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011


(3)

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi ini berjudul “Peningkatan Hasil Pembelajaran Ekonomi Pada Materi Pajak Dengan Penerapan Teknik Tutor Sebaya (Penelitian Tindakan Kelas VIII-2 di SMP PGRI Babelan Bekasi Utara”, disusun oleh Rifa Atul Mahmudah, NIM: 106015000472, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah, pada hari Rabu tangal 22 Juni 2011 di hadapan Dewan Penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (Pendidikan IPS/Pendidikan Ekonomi).

Jakarta, 23 Juni 2011

Panitia Ujian Munaqosah Tanggal Tanda Tangan

Ketua Sidang (Ketua Jurusan/Program Studi) Drs. H. Nurochim, MM

NIP. 1959 0715 1984 03 1003

Sekretaris Sidang (Sekretaris Jurusan) Dr. Iwan Purwanto, M.Pd

NIP. 19730424 200801 1 012

Penguji I

Dr. Iwan Purwanto, M.Pd NIP. 19730424 200801 1 012

Penguji II

Dr. Rukmina Gonibala, M.Si NIP. 19611120 1992030 2 002

Mengetahui,


(4)

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Saya yang betanda tangan di bawah ini:

Nama : Rifa Atul Mahmudah

NIM : 106015000472

Jurusan : Pendidikan IPS / Pendidikan Ekonomi

Angkatan Tahun : 2006

Alamat : Ujung Harapan, RT 09/06 “Musholah Nurul Huda”

Kel. Bahagia. Kec. Babelan. Bekasi Utara 17610

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa Skripsi Ini Yang Berjudul “Peningkatan Hasil Pembelajaran

Ekonomi Pada Materi Pajak Dengan Penerapan Teknik Tutor Sebaya (Penelitian

Tindakan Kelas Di SMP PGRI Babelan Bekasi Utara)” adalah benar hasil karya

sendiri di bawah bimbingan:

Nama : Drs. H. Nurochim, MM

NIP : 1959 0715 1984 03 1003

Dosen Jurusan : Pendidikan IPS

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, 18 Maret 2011 Yang Menyatakan


(5)

ABSTRAK

RIFA ATUL MAHMUDAH (106015000472). Peningkatan Hasil Pembelajaran Ekonomi Pada Materi Pajak Dengan Penerapan Teknik Tutor Sebaya (Penelitian Tindakan Kelas VIII-2 di SMP PGRI Babelan Bekasi Utara). Skripsi Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Maret 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil pembelajaran dengan penerapan teknik tutor sebaya pada materi pajak siswa kelas VIII-2 di SMP PGRI Babelan Beksi Utara. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2011 dengan subyek penelitian berjumlah 32 siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 pertemuan. Pengumpulan data dilakukan melaluipree test danpost test, observasi, wawancara dan instrumen tes kemampuan kognitif.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah bahwa penerapan teknik tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari hasil post test yang meningkat dibanding pree test, dan juga tercapainya nilai seluruh siswa di atas Kriteria Ketentuan Minimum (KKM). Dari hasil penelitian ini disarankan agar guru dapat menerapkan teknik tutor sebaya ini dalam belajar ekonomi.


(6)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. wb

Tiada kata paling indah dan bermakna selain untaian kata syukur kehadirat Allah SWT yang memberikan berbagai macam nikmat, serta melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Peningkatan Hasil Pembelajaran Ekonomi Pada Materi Pajak Dengan Penerapan

Teknik Tutor Sebaya (Penelitian Tindakan Kelas SMP PGRI Babelan Bekasi

Utara)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada

program studi IPS di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan para pengikutnya hingga sepanjang masa. Yang menyampaikan risalahnya dan mengajarkan kepada umat manusia tentang kebaikan yang akan tetap abadi hingga akhir zaman.

Dalam penulisan skripsi ini, kesulitan dan hambatan sering kali penulis temukan, penulispun sangat menyadari masih banyak kekurangan. Namun berkat motivasi, bantuan serta saran dari berbagai pihak, alhamdulillah laporan ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa hormat serta menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Yang tercinta papah dan mamah (H. Abdul Cholik Gani dan Hj. Arfah Ilyas) serta adik-adik tersayang (Imay, Mia, Dhea, Fina dan Alby), yang senantiasa memberikan doa dan semangat hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.Always Love U All...

2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. BapakProf. DR. Dede Rosyada, M.A

3. BapakDrs. H. Nurochim, MMselaku ketua prodi pendidikan IPS, penasehat akademik serta dosen pembimbing skripsi yang tulus ikhlas penuh kesabaran dan perhatian membimbing serta mengarahkan penulis dari awal kuliah hingga akhir penyelesaian skripsi ini.


(7)

4. Seluruh bapak/ibu dosen dan sekretaris jurusan Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd) program studi pendidikan IPS. Terima kasih atas segala ilmu dan arahannya, semoga segala ilmu dan pengarahan yang diberikan selama ini dapat bermanfaat.

5. Bapak H. Kasir, S.Pd selaku kepala sekolah SMP PGRI Babelan Bekasi Utara beserta dewan guru dan staf, khususnya ibuNur’aini, S.Pd selaku guru pembimbing yang telah memberi izin, ilmu dan bantuannya selama penelitian berlangsung.

6. The secreet in my heart “M2_Syir” orang yang selalu ada membantu dan memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga kita selalu bersama.

7. Teman-teman prodi pendidikan IPS angkatan 2006, terima kasih atas kebersamaan kita selama ini. Khususnya Ahmad Fudholi Ridwan, Nur Chasanah, Yati Musnayatidan Yudi Syarif yang juga selalu mensuport dan menemami dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. Dengan kehadiran kalian serta canda tawa yang selalu menghiasi hari-hari menjadikan kenangan yang tidak terlupakan.

8. Teman-teman Gosip Makers (Evi, QQ, Bariah, Tamy, Leni, Reny, Inta, Ani, Mpeb, Amel, Sri, Lia dan Deby)serta teman-teman kosan Bale Sakinah (Nur Aisah dan Nunung Nurfadilah) banyak kenangan terindah yang kita lewati bersama. Semua terekam pada hati yang terdalam.

Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, berkat

segala bantuan dan do’a tulus ikhlasnya, semoga usaha kita semua mendapat

ridha-Nya, senantiasa memberikan imbalan atas jasa segala pengorbanan yang diberikan. Pada akhirnya, hanya kepada Allah SWT jualah penulis berserah diri.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik untuk penulis sendiri dan juga para pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 18 Maret 2011

Penulis


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI... i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ...vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifiksi Area dan Fokus Masalah... 8

C. Pembatasan Masalah ...8

D. Perumusan Masalah...9

E. Tujuan Penelitian... 9

F. Manfaat Penelitian... 9

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Peningkatan Pembelajaran ...11

1. Pengertian Pembelajaran ...11

2. Ciri-ciri Pembelajaran ...13

3. Tujuan Pebelajaran...13

4. Jenis-jenis Pembelajaran ...14

5. Teori-teori Pembelajaran...14

6. Prinsip-prinsip Belajar ...18

7. Masalah-masalah Belajar ...18

B. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ... 19

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial... 19

2. Tujuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial...22

3. Karakteristik pelajaran IPS ... 25

4. Teknik Dalam Pembelajaran IPS ... 25

5. Pengertian Ilmu Ekonomi ...27


(9)

7. Pemahaman Konsep Pajak ...29

C. Teknik Tutor Sebaya ...31

1. Definisi Teknik Tutor Sebaya ... 31

2. Manfaat Penerapan Teknik Tutor Sebaya ...32

3. Prosedur Pelaksanaan Teknik Tutor Sebaya ...33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ...36

B. Metode dan Disain Intervensi Tindakan ...36

C. Subyek atau Partisipan Yang Terlibat Dalam Penelitian ... 39

D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian...39

E. Tahapan Intervensi Tindakan ...39

F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan ...42

G. Data dan Sumber Data...42

H. Instrumen Pengumpulan Data ...42

I. Teknik Pengumpulan Data ...45

J. Teknik Pemeriksaaan Keterpercayaan Studi ...46

K. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Data ...48

L. Tindak Lanjut ... 49

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 50

B. Tindakan Pembelajaran Siklus I... 64

C. Tindakan Pembelajaran Siklus II ... 68

D. Analisis Data ... 72

E. Interpretasi Data ... 74

F. Pembahasan Temuan Penelitian ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 77

B. Saran ...78

DAFTAR PUSTAKA ...79 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Diagram Desains Intervensi Tindakan Kelas... 39

Tabel 2 Siklus Tindakan Kelas... 40

Tabel 3 Pendidikan Guru ...52

Tabel 4 Data Siswa Pada Tahun 2010/2011 ...52

Tabel 5 Data karyawan (non guru) SMP PGRI...53

Tabel 6 Keadaan Sarana Dan Prasarana Sekolah... 53

Tabel 7 Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII-2 ... 55

Tabel 8 Deskriftif Statistik Hasil Belajar Siklus 1 ... 56

Tabel 9 Transformasi Uji Validitas Tes Objektif Siklus I ...58

Tabel 10 Uji Reliabilitas Post Test Siklus I ...59

Tabel 11 Uji Tingkat Kesukaran Post Tes Siklus I ... 59

Tabel 12 Deskriftif Statistik Hasil Belajar Siklus II ... 60

Tabel 13 Transformasi Uji Validitas Tes ObjektifSiklus II ...62

Tabel 14 Uji Reliability Siklus II ... 63

Tabel 15 Uji Tingkat Kesukaran Post Tes Siklus II... 63


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Dalam kehidupannya, manusia tidak dapat dipisahkan dari pendidikan. Salah satu pendidikan formal yang harus dijalani adalah proses pembelajaran di sekolah. Proses sekolah dewasa ini senantiasa menekankan pengembangan siswa sebagai individu, sekolah tidak pernah mengembangkan siswa secara bersama sebagai suatu kelompok. Mulai dari tugas-tugas harian, tanya jawab dan diskusi di kelas sampai evaluasi akhir hasil studi, semua itu merupakan tugas individual. Tidak hanya itu, dunia pendidikan pun dituntut untuk membentuk manusia yang berakhlak mulia, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab yang kesemuanya itu didasarkan atas ketaqwaan pada Tuhan Yang Maha Esa.

Hal itu senada dengan apa yang tertuang dalam Undang-undang sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 yang berbunyi :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban Bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.1

1

Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3, (Jakarta : CV. Mitama Utama. 2004), Hal. 7


(12)

Ngalim Purwanto mengatakan dalam bukunya, “pendidikan ialah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi

masyarakat”.2

Pendidikan merupakan salah satu cara manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan dalam proses tersebut seseorang haruslah belajar karena hal tersebut sangatlah dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

Mengingat begitu pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia, maka pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga memperoleh hasil yang baik pula. Dalam rangka meningkatkan pendidikan di Indonesia serta menumbuhkan suatu sistem pembelajaran yang berkualitas, maka sistem pembelajaran tersebut harus menuju pada proses belajar kompetitif dan mandiri, karena salah satu tujuan utama pendidikan adalah meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis, membuat keputusan rasional tentang apa yang diperbuat atau apa yang diyakini. Berikut ini merupakan alasan mengapa manusia membutuhkan pendidikan:

1. Dasar Biologis

Kaitan dengan dasar biologis pendidikan menurut Redja Mudyahardjo, bahwa pendidikan adalah perlu karena manusia dilahirkan tidak berdaya, sebab:

a. Manusia lahir tidak dilengkapi insting yang sempurna untuk dapat menyesuaikan diri dalam menghadapi lingkungan.

b. Manusia perlu masa belajar yang panjang sebagai persiapan untuk dapat secara tepat berhubungan dengan lingkungan secara konstruktif.

c. Awal pendidikan terjadi setelah manusia mencapai penyesuaian jasmani (manusia dapat berjalan, makan dan dapat menggunakan tangan sendiri) atau mencapai kebebasan fisik dan jasmani.

2. Implikasi

a. Manusia tidak menerima bantuan dari manusia lainnya yang telah dewasa akan menjadi manusia yang tidak berbudaya atau bahkan mati.

b. Manusia memerlukan perlindungan dan perawatan sebagai masa persiapan pendidikan.

2

Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), cet 16, Hal. 10


(13)

c. Orang dewasa yang tidak berhasil dididik perlu pendidikan kembali ataureedukasi.3

Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, siswa harus berkembang secara optimal dengan kemampuan untuk berkreasi, mandiri dan bertanggung jawab serta dapat memecahkan masalah yang dihadapi.

Lebih lanjut Redja Mudyahardjo menyatakan bahwa :

Dalam definisi luas, pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan, situasi hidup dan sepanjang hidup, yang mempengaruhi pertumbuhan individu. Sedangkan dalam definisi sempit, pendidikan adalah sekolah, pengajaran yang diselenggarakan disekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan adalah pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.4

Karena pada kenyataannya, seorang anak atau peserta didik nantinya akan berhubungan dan berkontribusi untuk masyarakat. Hal ini merupakan bagian dari tugas sosial individu.

Ekonomi yang merupakan bagian dari ilmu sosial berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata oikonomia, kata ini berasal dari kata oikos dan nomos. Oikos berarti rumah tangga dannomos berarti terlaksana atau pengaturan, jadi ekonomi mengandung arti tentang hubungan manusia dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut Umasih “Manusia adalah makhluk ekonomi (homo economicus) yang selalu bertindak penuh dengan perhitungan dan berusaha mencari keuntungan bagi dirinya”.5 Sebagai makhluk ekonomi, manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara yang rasional, karena ia yakin bahwa dengan memenuhi kebutuhannya akan dapat tercapai kesejahteraan.6

3

Redja Mudyahardjo,Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), cet 2, Hal 33-34

4

Redja Mudyahardjo,Pengantar Pendidikan..., Hal 3-6

5

Umasih , dkk,Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu SMP kelas VIII, (Jakarta: Ganeca Exact, 2007), Hal 100

6

Pelajaran Pengetahuan Sosial Kelas VII, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Utama, 2004), Hal 211


(14)

Manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dan mencari kepuasan tertinggi dari nilai guna barang yang menjadi kebutuhannya tersebut.

Ekonomi menurut kamus bahasa Indonesia yaitu “pengetahuan dan penelitian

mengenai asas-asas penghasilan (produksi), pembagian (distribusi)dan pemakaian (konsumsi) barang-barang serta kekayaan, penghematan tempat dimana ia tinggal hal ini demikian merupakan tuntunan dasar untuk memenuhi kebutuhan”.7

Manusia dalam kegiatan ekonominya melalui tahapan-tahapan, yang pertama adalah melakukan kegiatan produksi, distribusi hingga konsumsi. Kegiatan tersebut dalam sehari-harinya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

Dalam belajar ilmu ekonomi diperlukan juga peningkatan hasil belajar. Peningkatan hasil belajar adalah hasil akhir yang diterima setelah mengalami proses belajar mengajar ekonomi yang tidak hanya diarahkan pada penguasaan materi saja, tetapi juga menyentuh ranah kognitif, afektif dan sikomoterik dalam mewujudkan nilai-nilai positif, sehingga belajar ekonomi diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari, mengatur hidupnya sendiri dan mampu merubah tingkah laku kearah yang lebih baik lagi. Peningkatan hasil belajar mengajar menekankan pada suatu usaha yang akan melahirkan aktifitas belajar yang efektif. Belajar yang efektif merupakan suatu aktifitas belajar yang optimal pada diri siswa. Menciptakan kondisi belajar yang efektif bagi siswa yang sangat bergantung kepada cara pengelola kegiatan belajar mengajar yang memungkinkan siswa dapat belajar sebaik mungkin berdasarkan kemampuannya.

Guru sebagai pendidik dan seorang yang merencanakan pembelajaran di sekolah memiliki peran yang penting terhadap keberhasilan pembelajaran tersebut. Di samping memberi petunjuk-petunjuk tentang cara-cara belajar yang efektif, sebaiknya guru juga mengawasi dan membimbing siswa sewaktu mereka belajar di sekolah. Akan lebih lanjut lagi, apabila cara-cara belajar efektif tersebut dipraktekkan dalam tiap pelajaran yang diberikan. Namun adakalanya terjadi kekeliruan dalam pendidikan yang tujuannya tidak benar dan atau cara penyampaiannya tidak tepat.

7


(15)

Tujuan pendidikan dikatakan tidak benar apabila berisi nilai-nilai hidup yang bersifat mengingkari dan merusak harkat dan martabat manusia sebagai pribadi, warga dan hamba Allah. Suatu pendidikan dikatakan benar apabila berhasil membantu individu dalam mempertahankan meningkatkan mutu hidup. Hal ini dapat terjadi apabila bentuk kegiatan pendidikan mempunyai tujuan yang tepat.

Bukan hanya guru yang berperan sebagai motivator dan fasilitator saja yang dapat mempengaruhi proses belajar, namun pemilihan model pembelajaran yang sesuai juga dapat berpengaruh pada kelangsungan proses belajar. Dimana dalam pengajaran, bukan hanya dalam mata pelajaran ilmu ekonomi saja namun juga pada mata pelajaran yang lainnya model dan cara pengajarannya harus benar-benar disesuaikan dengan kondisi dan situasi siswa. Sehingga dengan begitu siswa dapat dengan mudah dan menerima serta memahami materi yang disampaikan.

Strategi pembelajaran yang diterapkan di sekolah dalam menyajikan mata pelajaran ekonomi, umumnya adalah strategi belajar mengajar yang kurang mementingkan kebutuhan dan kepentingan siswa, bahkan pembelajaran lebih berpusat pada guru. Metode pengajaran yang dipakaipun hanya terbatas pada metode ceramah dan demonstrasi sehingga pembelajaran dirasakan monoton dan membosankan, pengetahuan yang didapat oleh siswapun hanya sebatas hafalan tetapi apa yang dipelajari oleh siswa tidak dapat diserap secara bermakna. Dengan begitu siswa tidak dapat memahami konsep yang dipelajari dengan baik. Selain itu para guru terjebak dengan target kurikulum yang harus dicapai, sehingga kurang memperhatikan apakah siswa mengerti atau tidak dengan materi yang diterimanya.

Padahal dalam proses belajar mengajar diharapkan terjadi transfer belajar, yakni materi yang disajikan guru dapat diterapkan kedalam struktur kognitif siswa. Struktur kognitif siswa adalah perangkat fakta-fakta, konsep-konsep, generalisasi-generalisasi yang terorganisasi yang telah dipelajari dan dikuasai sesorang.

Proses sekolah dewasa ini menekankan pengembangan siswa sebagai individu, sekolah tidak pernah mengembangkan siswa secara bersama sebagai suatu kelompok. Mulai dari tugas-tugas harian, tanya jawab dan diskusi di kelas


(16)

sampai evaluasi akhir hasil studi, semua itu merupakan tugas individual. Pada dasarnya semua guru menginginkan kompetensi tercapai dalam setiap proses pembelajaran. Salah satu wujud kompetensi tersebut adalah keterampilan berpikir dan kerja sama siswa. Dalam persaingan untuk mencapai prestasi diantara siswa ini sekolah sama sekali tidak menanamkan semangat kerja sama dan solidaritas sosial. Aktivitas berpikir dan kerja sama siswa dalam proses pembelajaran sangat berpengaruh pada pencapaian tujuan pembelajaran. Melalui keaktifan siswa dan kerja sama diharapkan prestasi belajar siswa akan mengalami peningkatan. Sejalan dengan perlunya dikembangkan solidaritas sosial di kalangan siswa, pendekatan individu dalam dunia pendidikan perlu diimbangi dengan pendekatan yang berbasis kerjasama, kebersamaan dan kolaborasi untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam kerjasama, dan kemampuan bernegosiasi, berkomunikasi serta kemampuan untuk mengambil keputusan. Siswa tidak hanya mendapatkan informasi dari guru saja, namun mereka dapat mengembangkan pengetahuannya melalui kerjasama yang baik dengan teman sebayanya.

Proses pembelajaran yang menekankan pentingnya kerjasama dari pada kompetensi serta saling bergantung dari pada kemandirian akan mengarahkan siswa pada pikiran dan perasaan tidak segan untuk menyerang orang lain. Sementara itu, pengembangan kerjasama dan interpendensi justru dapat mengembangkan kemampuan menghadapi tantangan, kepemimpinan dan manajemen yang sangat diperlukan jika kelak mereka memasuki dunia kerja.

Pembelajaran di sekolah saat ini, umumnya memberikan pengajaran dalam bentuk ekspositori. Pembelajaran ekspositori adalah pembelajaran yang berpusat pada guru. Guru menyiapkan materi dan contoh soal untuk di sampaikan di depan kelas, sedangkan siswa duduk, mendengar lalu mencatat semua materi yang disampaikan guru, sedangkan siswa yang kurang pandai memerlukan waktu yang lebih lama untuk memahami. Selain itu kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis teknik, menjadi kendala dalam memilih dan menentukan teknik. Hal ini banyak terjadi pada guru yang belum memiliki pengalaman mengajar yang memadai, sehingga menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam belajar.


(17)

Beberapa siswa akan bertanya apabila tidak mengerti suatu materi, tetapi banyak siswa lainnya tidak mau bertanya karena malu atau canggung kepada guru. Umumnya siswa lebih memilih diam dan menerima apa adanya yang disampaikan oleh guru. Agar materi pelajaran dapat dipahami oleh siswa. Kadang-kadang cara berkomunikasi guru sulit dipahami oleh siswa disebabkan faktor usia dan latar belakang pendidikan, hal ini menyebabkan perlu adanya bantuan tutor sebaya dalam menjelaskan suatu materi. Siswa tidak akan malu atau canggung lagi untuk bertanya apabila mengalami kesulitan. Bahasa yang digunakan oleh tutor juga dapat lebih dipahami oleh siswa karena para siswa memiliki latar belakang usia dan pendidikan yang sama.

Berdasarkan pengalaman penulis ketika mengajar (menjadi guru pengganti sementara) di SMP PGRI Babelan Bekasi Utara kelas VIII, ada beberapa kejadian yang membuat guru merasa perlu untuk mengubah teknik pembelajaran yang digunakan. Guru pernah mencoba dengan melakukan pembelajaran berkelompok, tapi siswa lebih banyak mengandalkan temannya dan lebih individu dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Interaksi sesama siswa tidak terlihat. Teknik yang digunakan pada saat mengajar sebelum dilakukan penelitian adalah ceramah, tanya jawab dan belajar mandiri. Berdasarkan alasan tersebut, peneliti mengubah menjadi teknik tutor sebaya.

Teknik tutor sebaya diharapkan dapat membantu siswa yang kesulitan dengan bertanya kepada tutor dan siswa yang bertindak sebagai tutor dapat membantu siswa lain yang kurang pandai, sehingga dapat juga meningkatkan kemampuan kerjasama para siswa dalam pelajaran IPS. Teknik tutor sebaya juga dapat diharapkan membantu para siswa agar lebih memahami secara mendalam tentang materi yang dipelajarinya serta dapat membantu proses belajar mengajar yang belangsung lebih menarik dan menyenangkan, sehingga mampu meningkatkan pengetahuan konsep siswa terhadap pelajaran Ekonomi yang nantinya dapat meningkatkan hasil belajar. Adapun konsep yang dimaksud adalah konsep-konsep tentang pajak, yaitu pengertian pajak, unsur pajak, ciri-ciri pajak, pengelolaan dan jenis-jenis pajak, penghitungan pajak, fungsi pajak, serta sanksi kelalaian membayar pajak. Banyak siswa gagal atau tidak dapat meningkatkan hasil belajar


(18)

yang baik dalam pembelajarannya karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif untung meningkatkan hasil pembelajaran. Para siswa biasanya hanya menghafal pelajaran.

Hal inilah yang mendorong penulis untuk membahas mengenai teknik tutor sebaya, terutama bagi anak didik yang merasa kesulitan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi. Karena adakalanya seorang anak didik lebih mudah menerima keterangan yang diberikan oleh teman sebaya dibanding guru. Kadang-kadang guru terlalu disibukkan oleh berbagai kegiatan disekolah, anak didik yang mengalami kesulitan dalam belajar kurang mendapatkan perhatian, oleh karena itu penulis merasa perlu mengubah suasana pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk meningkatkan kemampuan kerjasama dengan teknik tutor sebaya.

Untuk itu penulis melakukan penelitian dengan judul “PENINGKATAN HASIL

PEMBELAJARAN EKONOMI PADA MATERI PAJAK DENGAN

PENERAPAN TEKNIK TUTOR SEBAYA (Penelitian Tindakan Kelas VIII-2 di SMP PGRI Babelan Bekasi Utara).

B. Identifikasi Area dan Fokus Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka permasalahan pada penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Teknik pembelajaran ekonomi yang diterapkan para pendidik saat ini belum dapat meningkatkan kemampuan siswa.

2. Teknik pembelajaran ekonomi yang digunakan para pendidik belum dapat meningkatkan pengetahuan pengetahuan siswa..

3. Belum diketahuinya pengaruh penerapan pembelajaran teknik tutor sebaya terhadap penguasaan konsep pajak.

4. Belum diketahuinya respon siswa terhadap pembelajaran dengan penerapan teknik tutor sebaya pada mata pelajaran ekonomi.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi ruang lingkup masalah agar pemecahannya terfokus dan jelas. Masalah yang akan


(19)

diteliti adalah mengenai peningkatan hasil pembelajaran ekonomi siswa pada materi pajak dengan penerapan teknik tutor sebaya.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut diatas, maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah

peningkatan hasil pembelajaran Teknik Tutor Sebaya dalam belajar ekonomi siswa di SMP PGRI Babelan Bekasi Utara”.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui tingkat pemahaman konsep ekonomi siswa pada materi pajak dengan menggunakan teknik tutor sebaya.

2. Mengetahui respon siswa terhadap teknik tutor sebaya.

3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan teknik tutor sebaya.

F. Manfaat Penelitian

Dengan mengacu pada latar belakang masalah di atas, kemampuan pemahaman ekonomi siswa sangat penting untuk ditingkatkan. Oleh karena itu teknik tutor sebaya perlu dicoba sebagai alternatif strategi pembelajaran ekonomi guna maningkatkan pemahaman konsep ekonomi siswa, sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak.

1. Bagi Siswa:

a. Siswa akan lebih mengenal teknik-teknik pembelajaran sehinga siswa tidak merasa jenuh hanya dengan satu teknik pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar.

b. Siswa akan terangsang untuk dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapi, dapat berpikir kritis dan terlatih untuk mengemukakan pendapatnya serta dapat meningkatkan efektifitas belajar siswa dalam mata pelajaran lainnya dan mata pelajaran ekonomi khususnya.


(20)

2. Bagi Guru:

a. Menjadi bahan masukan bagi guru untuk lebih mengetahui alternatif-alternatif teknik pembelajaran yang digunakan dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep ekonomi siswa.

b. Meningkatkan profesionalisme guru, melalui upaya penelitian yang dilakukan.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan wawasan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi serta kualitas pembelajaran ekonomi.

4. Bagi Peneliti Lanjut

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan untuk mengadakan perbaikan kualitas pendidikan dan menjadi acuan bagi peneliti yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan teknik pembelajaran yang sejenis namun dengan pokok bahasan yang berbeda.


(21)

BAB II

KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Peningkatan Pembelajaran 1. Pengertian Pembelajaran

Belajar atau yang disebut learning, adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman. Dalam kehidupan sehari-hari belajar diartikan orang secara sempit atau terbatas dengan menghapal atau mencari atau memperoleh pengetahuan. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu menjadi mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu. Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku.

Sedangkan menurut Gagne, “belajar merupakan kegiatan yang kompleks, seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru”.8

Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua aspek, yaitu dari siswa dan juga dari guru. Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli termasuk ahli psikologi pendidikan. Menurut Alisuf Sabri pengertian

8


(22)

secara psikologis, “belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku

sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya”.9

Pengertian belajar secara kualitatif ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsir dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.

Berdasarkan dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan beberapa hal penting yang berkaitan dengan pengertian belajar, hal penting itu sebagai berikut:

a. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan.

b. Perubahan tingkah laku akibat belajar itu dapat berupa memperoleh perilaku yang baru atau memperbaiki meningkatkan perilaku yang sudah ada.

c. Perubahan tingkah laku yang ditimbulkan oleh belajar dapat berupa perilaku yang baik (positif) atau perilaku yang buruk (negatif).

d. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar itu terjadi melalui usaha dengan mendengar, membaca, mengikuti, petunjuk, mengamati, memikirkan, menghayati, meniru, melatih dan mencoba sendiri atau berarti dengan pengalaman atau latihan.

e. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar harus relatif menetap bukan perubahan yang bersifat sementara atau tiba-tiba terjadi kemudian cepat hilang kembali.

f. Tingkah laku yang mengalami perubahan akibat belajar menyangkut semua aspek kepribadian tingkah laku individu, baik perubahan dalam pengetahuan, kemampuan, keterampilan, kebiasaan, sikap dan aspek prilaku lainnya.

9

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2007), cet. 3, Hal. 55


(23)

g. Belajar dalam prakteknya dapat dilakukan disekolah atau diluar sekolah.

2. Ciri-ciri Pembelajaran

Berdasarkan pengertian atau definisi-definisi belajar yang telah diuraikan di atas, maka belajar sebagai suatu kegiatan dapat diidentifikasi cir-ciri kegiatannya sebagai berikut:

a. Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar (dalam arti perubahan tingkah laku) baik aktual maupun potensial.

b. Perubahan itu pada dasarnya adalah didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.

c. Perubahan itu terjadi karena adanya usaha (dengan sengaja).10

Dengan demikian, ciri-ciri yang menunjukan bahwa seseorang melakukan kegiatan belajar, ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku yang aktual dan potensial.

3. Tujuan Pembelajaran

Seperti sudah dikatakan sebelumnya bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang bertujuan. Tujuan belajar erat kaitannya dengan perubahan pembentukan tingkah laku tertentu. Dan tujuan belajar yang positif serta dapat dicapai secara efektif hanyalah mungkin terjadi dalam proses belajar mengajar disekolah.

Menurut Muhammad Numan Somantri, tujuan belajar ekonomi disekolah adalah:

a. “Untuk mendidik para siswa menjadi ahli ekonomi.

b. Untuk mempelajari bahan pelajaran yang sifatnya tertutup (closed areas)”.11

Tujuan belajar tersebut dalam dunia pendidikan dikenal dengan tujuan pendidikan. Menurut Taksonomi Bloom yaitu tujuan belajar siswa diarahkan untuk mencapai ketiga ranah, yaitu ranah kognif, afektif dan psikomotorik.12

10

Alisuf Sabri,Psikologi Pendidikan ..., Hal. 56

11

Muhammad Numan Somantri,Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2001). Cet. 1, Hal. 260-261

12


(24)

Tujuan belajar kognitif untuk memperoleh pengetahuan fakta ingatan, pemahaman, aplikasi dan kemampuan berfikir analisis, sintesis dan evaluasi.

Tujuan belajar efektif untuk memperoleh sikap, apresiasi dan karakterisasi. Sedangkan tujuan psikomotorik untuk memperoleh keterampilan fisik yang berkaitan dengan gerak maupun keterampilan ekspresi verbal dan non verbal.

4. Jenis-jenis Pembelajaran

Terdapat berbagai jenis belajar, jenis belajar tersebut sebagai berikut: a. Belajar bagian(part learning, fractioned learning) b. Belajar dengan wawasan(learning by insight)

c. Belajar dengan deskriminatif(discriminatif learning) d. Belajar global/keseluruhan(global whole learning) e. Belajar insidental(incidental learning)

f. Belajar instrumental(instrumental learning) g. Belajar intensional(intensional learning) h. Belajar laten(latent learning)

i. Belajar mental(mental learning) j. Belajar produktif(productive learning) k. Belajar verbal(verbal learning)13

Jenis-jenis belajar tersebut erat kaitannya dengan macam-macam proses atau hasil belajar yang harus dicapai.

5. Teori-teori Pembelajaran

Proses belajar yang terjadi pada diri individu merupakan proses internal psikologis yang tidak dapat diketahui secara nyata. Oleh karena terjadinya proses belajar itu tidak dapat diketahui secara jelas maka timbullah perbedaan pendapat dikalangan para ahli, sehingga akibatnya terjadi macam-macam teori belajar.

Teori ialah pendapat yang dikemukakan oleh seorang ahli yang bersifat teoritis itu berisi konsep dan prinsip. Setiap teori belajar dirumuskan berdasarkan kajian tentang perilaku individu dalam proses belajar. Kajian tersebut pada intinya menyangkut dua hal:

a. Konsep yang menganggap bahwa otak manusia terdiri atas sejumlah kemampuan potensial (daya-daya).

13


(25)

b. Konsep yang menganggap bahwa manusia merupakan suatu sistem energi yakni suatu sistem tenaga yang dinamis yang berupaya memelihara keseimbangan dalam merespon sistem energi lain sehingga ia dapat berinteraksi melalui organ rasa.14

Dengan demikian, teori-teori belajar yang dimaksud diartikan dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip tentang belajar.

Berikut merupakan macam-macam teori belajar : a. Teori Gestalt

Teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman,“teori ini sering disebut Organism Psychology atau Field Psychology atau Insight Full Learning. Teori ini berpendirian bahwa keseluruhan itu lebih penting dari bagian-bagian/unsur-unsurnya”.15 Menurut pandangan teori ini, manusia adalah organisme yang aktif berusaha mencapai tujuan, bahwa individu itu bertindak atas sebagai pengaruh baik dari dalam maupun dari luar diri individu.

Oleh karena itu, menurut teori Gestalt belajar itu bukan hanya sekedar proses asosiasi antara stimulus dengan respon yang diperkuat dengan koneksi-koneksi atau conditioning dengan melalui latihan-latihan atau ulangan-ulangan, akan tetapi menurut teori ini belajar itu terjadi jika ada pemahaman(insight).

Dengan demikian cara belajar menurut teori Gestalt harus dilakukan dengan sadar dan bertujuan serta dengan potensi dan motivasi yang dimiliki orang yang belajar berupaya memperoleh insight (pemahaman) tentang masalah yang dipelajari.

Teori Gestalt ini digunakan selain untuk memperoleh penguasaan pengetahuan yang bersifat pemahaman, analisis sintesis dan evaluasi, juga teori ini akhirnya diharapkan dapat mencapai tujuan pembentukan kemampuanproblem solving, agar siswa kelak mampu memecahkan setiap masalah yang dihadapi dengan baik.

14

Yudhi Munadi,Media Pembelajaran, (Ciputat: Gaung Persada (GP) Press, 2008), cet. 1, Hal. 21

15


(26)

b. Teori Belajar Menurut J. Bruner

Bruner mengatakan, belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang, tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebuh banyak dan mudah. Dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari setiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan.16

Untuk meningkatkan proses belajar perlu lingkungan yang dinamakan discovery learning environment, ialah lingkungan dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui.

c. Teori Belajar Menurut Piaget

Pendapat Piaget mengenai perkembangan proses belajar pada anak-anak adalah sebagai berikut:

1) Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa.

2) Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu, menurut suatu urutan yang sama bagi semua anak.

3) Walaupun berlangsungnya bertahap-tahap perkembangan itu melalui suatu urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari satu tahap ke tahap yang lain tidaklah selalu sama pada setiap anak.

4) Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu: a) Kemasakan

b) Pengalaman c) Interaksi Sosial

d) Equilibration (proses dari ketiga faktor diatas bersama-sama untuk membangun dan memperbaiki struktur mental)17

Ada tiga tahap perkembangan, yaitu sebagai berikut: 1) Berfikir secara intuitif ± 4 tahun

2) Beroperasi secara konkret ± 7 tahun 3) Beroperasi secara formal ± 11 tahun

16

Slameto, Belajar dan Faktor ..., Hal. 11

17


(27)

d. Teori Belajar R. Gagne

Gagne memberikan dua definisi, yaitu:

1) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.

2) Belajar adalah penguasaan, pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.

Gagne mengatakan pula bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi 5 kategori, yang disebut The domains of learning, yaitu:

1) Keterampilan motoris (motor akill) 2) Informasi verbal

3) Kemampuan intelektual 4) Strategi kognitif

5) Sikap.18

e. Purposeful Learning

Purposeful Learning adalah belajar yang dilakukan dengan sadar untuk mencapai tujuan dan :

1) Dilakukan siswa sendiri tanpa perintah atau bimbinga orang lain. 2) Dilakukan siswa dengan bimbingan orang lain didalam situasi

belajar mengajar disekolah.

f. Belajar Dengan Mengamati dan Meniru (Observational Learning and Imitation)

Menurut Bandura dan Waltes, “tingkah laku baru dikuasai atau

dipelajari mula-mula dengan mengamati dan meniru suatu model contoh

teladan”.19

g. Belajar yang Bermakna(Meaningfull Learning) Ada 2 dimensi dalam tipe-tipe belajar, yaitu:

1) “Dimensi menerima (receptions learning) dan menemukan (discovery learning)

18

Slameto,Belajar dan Faktor ..., Hal. . 13-16

19


(28)

2) Dimensi menghafal (rote learning) dan belajar bermakna (meaningfull learning)”.20

Adanya berbagai macam teori belajar tersebut merupakan akibat dari banyaknya perbedaan pendapat dikalangan para ahli. Zikri Neni Iska dalam

bukunya mengatakan, “belajar merupakan suatu yang asosiatif, yaitu

asosiasi atau koneksi antara suatu rangsangan tertentu denga reaksi

tertentu”.21

6. Prinsip-Prinsip Belajar

Dalam kegiatan mengajar, tentunya harus menggunakan prinsip-prinsip belajar tertentu agar bertindak secara tepat. Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dengan mengacu pada prinsip-prinsip belajar, seorang guru akan dapat mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan efektivitas belajar siswa. Prinsip-prinsip itu adalah :

a. Perhatian dan motivasi b. Keaktifan

c. Ketertiban langsung/berpengalaman d. Pengulangan

e. Tantangan

f. Balikan dan penguatan g. Perbedaan individual.22

Siswa maupun guru, tidak dapat mengabaikan begitu saja adanya prinsi-prinsip belajar tersebut, karena hal tersebut berpengaruh pada keberhasilan pembelajaran siswa.

7. Masalah-Masalah Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu faktor internal dan eksternal.

20

Slameto,Belajar dan Faktor ..., Hal. 23

21

Zikri Neni Iska,Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2006), cet. 1, Hal. 78

22


(29)

a. Faktor internal siswa

Faktor internal yang dialami oleh para siswa yang berpengaruh pada proses belajar, yaitu sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, menyimpan perolehan hasil belajar, menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan berprestasi, rasa percaya diri siswa, kebiasaan belajar dan cita-cita siswa.

b. Faktor eksternal siswa

Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar, yaitu prasarana dan sarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sosial siswa disekolah serta kurikulum sekolah.23

B. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

1. Pengertian Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Istilah ilmu pengetahuan sosial (IPS) dalam dunia pendidikan di Indonesia telah lama di kenal secara luas oleh masyarakat. Namun dalam kajian IPS tersebut terdapat beberapa istilah yang kadang-kadang sering diartikan secara tumpang tindih antara yang satu dengan yang lainnya. Istilah tersebut adalah studi sosial (IPS). Meskipun pada masing-masing istilah tersebut sama-sama terdapat kata sosial tetapi dalam pengertian dan maknanya ada perbedaan.

Menurut Syarifuddin Nurdin, studi sosial merupakan “suatu studi yang

mengkaji dan menelaah gejala-gejala serta masalah-masalah sosial yang

berhubungan dengan perkembangan dan struktur manusia”.24

Studi sosial juga lebih menekankan pada pendidikan kewarganegaraan yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, keahlian, nilai serta partisipasi sosial. Selain itu, studi sosial merupakan studi atau kajian terpadu tentang ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dasar warga negara.

Berdasarkan pengertian studi di atas, maka pada dasarnya studi sosial merupakan program pendidikan yang dikembangkan oleh ilmu-ilmu sosial,

23

Dimyati,Belajar dan ... Hal. 236-253

24

Syarifudin Nurdin,Model Pembelajaran Yang Memperhatikan Individu Siswa Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Ciputat : Quantum Teaching, 2005), Cet. I, Hal. 19


(30)

yang dalam mengkaji gejala-gejala dan masalah-masalah sosial yang bersangkut paut dengan kehidupan manusia. Studi sosial biasanya menggunakan bidang keilmuan yang termasuk kedalam lingkup disiplin ilmu-ilmu sosial.

Selanjutnya tentang ilmu sosial, Ahmad Sanusi mendefinisikan bahwa “

Ilmu sosial terdiri atas disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertaraf

akademis dan biasanya di pelajari pada tingkat perguruan tinggi”.25

Sedangkan Calhoun yang dikutip oleh Hasan mendefinisikan ilmu sosial

sebagai “Studi tentang tingkah laku kelompok umat manusia”.26 Dari pengertian ini terkandung makna bahwa semua disiplin ilmu yang mengkaji tentang tingkah laku kelompok umat manusia tergolong kedalam kelompok ilmu sosial.

Dari berbagai definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu yang mempelajari tingkah laku kelompok umat manusia dapat dimasukkan kedalam kelompok ilmu-ilmu sosial.

Kemudian menurut Syarifuddin Nurdin. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

adalah “Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, mulai dari jenjang

pendidikan dasar sampai ke pendidikan menengah”.27 Pada jenjang pendidikan dasar, pemberian mata pelajaran IPS dimaksudkan untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan praktis, agar mereka dapat menelaah, mempelajari dan mengkaji fenomena-fenomena masalah sosial yang ada di sekitar mereka. Dalam mengkaji dan membahas persoalan-persoalan tersebut. IPS mendapat sumber materi dari berbagai bidang ilmu sosial seperti: ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, ilmu politik dan sejarah.

Sedangkan menurut Udin S. Winataputra Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

dirtikan sebagai “Suatu studi masalah-masalah sosial yang dipilih dan

25

Syarifudin Nurdin,Model Pembelajaran…..,Hal. 21

26

Hasan,Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, (Bandung : IKIP Bandung, 1996), Hal. 9

27


(31)

dikembangkan dengan menggunakan pendekatan interdisipliner dan bertujuan agar masalah-masalah sosial itu daat di pahami siswa”.28

Adapun Somantri menjelaskan IPS adalah “Suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi Negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial yang terkait, yang diorganisasikan dan di sajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan dasar dan menengah”.29

Dalam pengertian lain menurut Abu Ahmadi, IPS adalah “ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan bagi pengguna program pendidikan di sekolah atau bagi kelompok belajar lainnya yang sederajat”.30

Jadi pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari cabang-cabang ilmu-ilmu sosial seperti : sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Dengan kata lain ilmu-ilmu sosial merupakan dasar dari ilmu pengetahuan sosial. Akan tetapi perlu di ingat bahwa tidak semua ilmu-ilmu sosial secara otomatis dapat menjadi bahan atau pokok bahasan dalam IPS. Tingkat usia, jenjang pendidikan, dan perkembangan pengetahuan anak didik sangat menentukan materi ilmu-ilmu sosial yang mana yang telah menjadi bahan atau pokok bahasan dalam IPS.

Dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), meliputi bahan kajian, sosiologi, sejarah, geografi dan ekonomi, bahan kajian itu menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari cabang-cabang ilmu sosial, mempunyai beberapa karakteristik, antara lain :

a. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografis, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari stuktur

keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu

28

Udin. S. Winata Putra,Materi Pokok dan Pembelajaran IPS SD, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2002), Cet. I, Hal. 128

29

Muhammad Numan Somantri, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, (Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya, 2001), Cet. I, Hal. 74

30


(32)

c. Standar Kopentensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliener dan multidislipiner.

d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan Kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.

e. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan.31

Menurut Daldjoeni melalui IPS para siswa diajarkan mengerti kenyataan masyarakat dengan berbagai masalahnya, yang pemecahan tidak mungkin dilakukan dengan satu ilmu pengetahuan saja, tetapi masalah sosial harus dilihatnya sebagi suatu kekomplekan yang memerlukan pembahasan dari berbagai seni sehingga melibatkan berbagai ilmu pengetahuan sosial yang lainnya.32

Dengan demikian para siswa melalui pengajar IPS yang terdiri dari sosiologi, sejarah, geografi, dan ekonomi. Para siswa diajak oleh guru untuk menelaah masyarakat manusia, baik yang terdapat di sekelilingnya maupun yang ada di Negara lain, baik yang ada di masa sekarang maupun di masa lampau. Pada lingkungan yang dekat dengan wilayah.

2. Tujuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Tujuan merupakan penentu arah dari suatu kegiatan yang kita lakukan, dalam pendidikan adanya tujuan merupakan hal yang mutlak harus ada, karena tanpa adanya tujuan pelaksanaan pendidikan menjadi tidak terarah dan tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Dilihat dari tujuannya setiap mata pelajaran IPS memiliki tujuan yang bervariasi. Misalnya sejarah bertujuan untuk menanamkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat masa lampau hingga masa kini, menumbuhkan rasa bangga sebagai warga Negara Indonesia, dan memperluas wawasan hubungan

31

Model Pembelajaran, Dari WWW.Puskur.Net/Inc/Mdl/060_Model_IPS_Terpadu.Pdf, 4 Juni 2008

32

N. Daldjoeni,Dasar-Dasar IPS Untuk Mahasiswa IKIP Dan Guru Sekolah Lanjutan,


(33)

masyarakat antar Bangsa dan Dunia. Selain itu, sejarah juga memberikan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari berbagai periode.

Dan program mata pelajaran IPS ekonomi bertujuan untuk memberikan bekal kepada siswa mengenai beberapa konsep dan teori ekonomi sederhana untuk menjelaskan fakta, peristiwa dan masalah ekonomi yng dihadapi, seingga dapat mengambil kebijakan pada aktivitas yang berkenaan dengan pembuatan keputusan.

Sedangkan mata pelajaran sosiologi bertujuan untuk memberikan kemampuan memahami secara kritis berbagai persoalan dalam kehidupan sehari-hari yang muncul seiring perubahan msyarakat dan budaya, serta mampu menempatkan diri dalam berbagai situasi sosial budaya sesuai dengan kedudukan, peran, norma dan nilai sosial yang berlaku di masyarakat.

Sementara itu pelajaran geografi memusatkan perhatian pada upaya untuk memberikan bekal kemampuan dan sikap rasional yang bertanggung jawab dalam menghadapi gejala alam dan kehidupan di muka bumi serta permasalahannya yang timbul akibat interaksi antara manusia dengan lingkungannya.

Sedangkan mengenai tujuan IPS secara menyeluruh para ahli sering mengkaitkannya dengan berbagai sudut kepentingan dan penekanan dari program pendidikan tersebut. Menurut Gross yang dikutip oleh Etin Solihaun dan Raharjo bahwa tujuan IPS adalah “ Untuk mempersiapkan siswa menjadi warga Negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat, dan untuk mengembangkan kemampuan menggunakan penalaran dalam mengambil

keputusan setiap persoalan yang dihadapi”.33

Pada dasarnya tujuan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai bakat, minat dan berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Melalui IPS para siswa diajarkan mengenai kenyataan masyarakat dengan berbagai masalahnya, yang pemecahannya tidak mungkin

33

Etin Solihatin Dan Raharjo,Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), Hal. 14


(34)

dilakukan dengan satu ilmu pengetahuan saja. Masalah sosial juga harus dilihatnya sebagai suatu kekomplekan yang memerlukan pembahasan dari berbagi segi sehingga melibatkan berbagi ilmu pengetahuan lainnya.

Tujuan IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar aspek terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun masyarakat. Dari rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut :

1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.

2. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang di adaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat di gunakan untuk memecahkan masalah sosial.

3. Mampu menggunakan model-model proses berfikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.

4. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.

5. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.

Kemudian dalam berbagai bukusosial studies, sering dijumpai bahwa para ahli merumuskan tujuan IPS dengan mengkaitkannya pada usaha mempersiapkan murid atau siswa menjadi warga negara yang baik. Maka dapat dipahami bahwa IPS bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, sikap dan nilai peserta didik sebagai individu, anggota masyarakat, makhluk


(35)

sosial dan budaya. Agar nantinya mampu hidup di tengah-tengah masyarakat dengan baik.

3. Karakteristik Pelajaran IPS

Proses pembelajaran ekonomi diupayakan agar dilakukan secara terpadu. Selain itu, perlu dipilih materi pelajaran yang sesuai, baik ditinjau dari tingkat kemampuan berfikir siswa maupun dari sudut lingkungan fisik dan psikis peserta didik.

Dengan memperhatikan persoalan di atas, IPS memiliki karakteristik seperti:

a. Kerangka kerja IPS lebih menekankan pada bidang praktis tentang peristiwa, gejala dan masalah sosial dari pada bidang teori keilmuan. b. Dalam menelaah objek studinya, IPS menekankan pada keterpaduan

aspek-aspek kehidupan sosial dari pada aspek-aspek yang terpisah satu sama lain.

c. Kerangka kerja IPS berlandaskan ilmu-ilmu sosial sebagai induknya dan menjadikan ilmu-ilmu sosial tersebut sebagai sumber materinya. d. Dalam pengajaran IPS, masyarakat menjadi sumber materi, objek

studi, laboratorium dan sekaligus juga menjadi ruang lingkup penelaahannya.34

4. Teknik Dalam Pembelajaran IPS

Strategi pembelajaran IPS adalah suatu siasat yang digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS yang di dalamnya mencakup pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran IPS. Dikenal dua pendekatan pengertian pendekatan, khususnya dalam pembelajaran IPS, yaitu pendekatan materi (material approach) dan pendekatan pembelajaran (instructional approach). Pendekatan materi yang dimaksud adalah pembelajaran sesuatu topic atau subtopic IPS tertentu menggunakan materi IPS yang lain. Pendekatan pembelajaran yang di maksud adalah pembelajaran materi IPS tertentu dengan cara atau metode atau teknik tetentu agar murid atau siswa

34


(36)

mudah memahaminya. Teknik mengajar merupakan cara mengajar yang lebih khusus, yang memerlukan keahlian khusus atau bakat siswa.

Menurut Sri Anita dalam bukunya yang berjudul (Materi Pokok Strategi Pembelajaran) mengatakan bahwa macam-macam teknik dalam mengajar antara lain :

1. Teknik Bertanya

Suatu kalimat yang diungkapkan guru yang diajukan kepada siswa yang diharapkan akan dijawabnya. Tujuannya agar siswa belajar dan memperoleh pengetahuan serta meningkatkan kemampuan berpikir. Komponen-komponen teknik bertanya yang harus diperhatikan adalah:

a. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat b. Pemberian acuan

c. Pemusatan

d. Pemindahan giliran atau berantai e. Penyebaran pertanyaan

f. Pemberian waktu berfikir (beberapa detik) sebelum menunjuk salah satu siswa untuk menjawab

g. Pemberian tuntunan kepada siswa agar dapat menemukan jawaban yang benar jika siswa menjawab salah

h. Pengubahan tuntunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan i. Pengaturan urutan pertanyaan

j. Penggunaan pertanyaan acak 2. Teknik Memberi Penguatan

Respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut, salah satu tujuan dari teknik ini adalah meningkatkan perhatian siswa, membangkitkan dan memelihara motivasi siswa. Penguatan dapat diberikan dalam bentuk :

a. Penguatan verbal b. Penguatan non-verbal


(37)

3. Teknik Mengadakan Variasi

Proses perubahan dalam pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para siswa, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.

4. Penemuan dengan Teknik Terbimbing Secara Tertulis atau Lisan Kita tahu bahwa masing-masing teknik tersebut mempunyai kebaikan dan kelemahan, serta mempunyai daya cocok yang berbeda bagi masing-masing siswa. Dengan demikian sebagai pelaksanaan program perbaikan guru seyogyanya memilih suatu cara yang lebih khusus dan memerlukan suatu keahlian khusus atau teknik agar siswa mudah memahaminya serta sesuai bagi siswa. Disamping itu, adakalanya seorang siswa lebih mudah menerima keterangan yang diberikan oleh kawan sebangku atau kawan-kawan untuk melaksanakan perbaikan

yang disebut “Tutor Sebaya”, karena mereka mempunyai usia yang

hampir sebaya sesamanya.

Dengan penjelasan diatas, maka dengan singkat dapat dikatakan bahwa program perbaikan dapat dilakukan dengan jalan :

a. Mengganti metode mengajar dengan metode mengajar yang lain. b. Menyuruh membaca buku-buku sumber yang mengandung konsep

yang sama

c. Tutor Sebaya (Peer Tutor).35

5. Pengertian Ilmu Ekonomi

Ekonomi yang merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Sosial berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata oikonomia, kata ini berasal dari kata oikos dan nomos. Oikos berarti rumah tangga dan nomos berarti terlaksana atau pengaturan. Jadi menurut kamus lengkap Bahasa Indonesia moderen, ekonomi mengandung arti tentang “Pengetahuan dan penelitian mengenai

35


(38)

asas-asas penghasilan, produksi, distribusi, pemasaran dan pemakaian

barang serta kekayaan”.36

Sedangkan menurut M. Manulang ilmu ekonomi merupakan “suatu

ilmu yang mempelajari masyarakat dalam usahanya untuk mencapai kemakmuran (kemakmuran suatu keadaan dimana manusia dapat memenuhi kebutuhannya baik barang-barang maupun jasa)”.37

Pengaturan demikian bertujuan untuk mencapai kemakmuran. Berbeda dengan hukum, pengaturan melalui ekonomi diatas terbatas pada usaha-usaha manusia untuk mencapai kemakmuran dengan menggunakan sumber daya ekonomi yang tersedia secara lebih dan produktif.

Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran.38 Seperti telah dijelaskan sebelumnya, kegiatan ekonomi mencakup kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi. Manusia melakukan semua kegiatan tersebut guna memenuhi kebutuhan hidupnya.

6. Tujuan Pembelajaran Ekonomi

Pembelajaran ekonomi bertujuan membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri ditengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Namun tujuan umum pembelajaran ekonomi adalah memberdayakan siswa agar memiliki kecakapan berfikir, membentuk warga Negara yang aktif dan bertanggung jawab serta mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari, dengan menggunakan konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Bila mana sasaran dan tujuan-tujuan pembelajaran ekonomi di atas dikaitkan dengan taxonomy of education objective yang dikemukakan oleh Bloom, maka secara garis besar terdapat tiga sasaran pokok dari pelajaran IPS, yaitu :

36

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen, Hal. 89

37

http://historiyofindonesia.blogspot.com,/pengertian-ekonomi.html.

38


(39)

a. Pengembangan aspek pengetahuan (cognitive).

b. Pengembangan aspek nilai dan kepribadian (affective). c. Pengembangan aspek keterampilan (psychomotoric).39

Dengan tercapainya tiga sasaran pokok tersebut diharapkan akan terciptanya manusia-manusia yang berkualitas, bertanggung jawab atas pembangunan Bangsa dan Negara serta ikut bertanggung jawab terhadap perdamaian Dunia.

Adapun tujuan institusional dari pembelajaran ekonomi sebagai berikut: a. Membekali anak didik dengan sikap, pengetahuan dan keterampilan dengan pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan yang telah diperolehnya.

b. Membekali anak didik dengan dasar akademik dan kecakapan untuk dapat melanjutkan pendidikan di sekolah lanjutan atas

7. Pemahanan Konsep Pajak

Mempelajari ekonomi pada dasarnya menguasai kumpulan konsep. Konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi prinsip, hukum dan teori.

Konsep merupakan dasar bagi proses-proses untuk memecahkan masalah dengan terkonsepnya rangsangan oleh siswa dengan baik diharapkan siswa dengan mudah mengingat dan memunculkan kembali dalam bentuk konsep pada situasi dan kondisi yang lain. Pada penelitian ini, siswa diharapkan mampu memahami konsep pajak yang meliputi yaitu pengertian pajak, unsur pajak, ciri-ciri pajak, penggolongan dan jenis-jenis pajak, penghitungan pajak, fungsi pajak, serta sanksi kelalaian membayar pajak. Pajak menurut Pasal 23 Ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 adalah

“Untuk keperluan negara yang berdasarkan undang-undang”.40

39

Alisuf Sabri,Psikologi Pendidikan..., Hal. 95

40


(40)

Terdapat berbagai definisi tentang pajak yang dikemukakan oleh beberapa ahli :

a. Menurut P. J. A. Adriani, pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

b. Menurut Sommerfeld Ray. M., Anderson Herschel M., & Brock Horace R, pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan.41

c. Sedangkan menurut H. Rochmat Soemitro , pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut : Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.42

Pengertian pajak yang diberikan oleh Rochmat Soemitro tersebut, hanya terbatas untuk pajak negara, terkandung secara jelas 2 (dua) fungsi pajak sekaligus, yaitu :

a. Fungsi budgater yang mempunyai tujuan untuk memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke dalam kas Negara.

b. Fungsi regular atau mengatur yang dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu di luar bidang keuangan negara tersebut.43

Pajak pada perspektif ekonomi dipahami sebagai beralihnya sumber daya dari sektor privat kepada sektor publik. Pemahaman ini memberikan gambaran bahwa adanya pajak menyebabkan dua situasi menjadi berubah.

41

http://id.wkipedia.org/wiki/pajak.

42

Agus Subagiyo,Pengetahuan Perpajakan..., Hal 2

43


(41)

Pertama, berkurangnya kemampuan individu dalam menguasai sumber daya untuk kepentingan penguasaan barang dan jasa. Kedua, bertambahnya kemampuan keuangan negara dalam penyediaan barang dan jasa publik yang merupakan kebutuhan masyarakat.

Namun dalam konsep pajak yang dibahas dalam penelitian ini, ialah pajak yang terdapat dalam mata pelajaran ekonomi di tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama), yaitu konsep yang dimaksud adalah konsep-konsep tentang pajak, yaitu pengertian pajak, unsur pajak, ciri-ciri pajak. Penggolongan dan jenis-jenis pajak, penghitungan pajak, fungsi pajak, serta sanksi kelalaian membayar pajak.

C. Teknik Tutor Sebaya 1. Definisi Tutor Sebaya

Seperti telah diuraikan dalam pendahuluan bahwa untuk meningkatan pembelajaran salah satunya guru harus menyiapkan teknik pembelajaran yang baik serta diperhatikan faktor karakteristik siswa dalam interaksi sosial dan cara berkomunikasi guru sulit dipahami oleh siswa disebabkan faktor usia, ketergantungan siswa dalam memecahkan masalah, dan jumlah siswa yang sangat banyak dalam satu kelas, membuat guru tidak mampu membimbing siswanya satu-persatu, sehingga guru membutuhkan bantuan dari orang lain yang dapat membimbing siswa.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia tutor berarti “orang yang

memberi pelajaran kepada seorang atau sejumlah kecil siswa, dan sebaya

berarti “sama umurnya (tua-mudanya).”44

Dedi Supriyadi mengemukakan pendapatnya mengenai tutor sebaya, seperti yang dikutip Suherman bahwa tutor sebaya adalah “seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa. Tutor tersebut diambil dari kelompok yang prestasinya lebih tinggi”.45

44

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia..., Hal. 88

45

Erman Suherman,Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung : JICA Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), Hal. 276


(42)

Menurut Bruffee, Kenneth A. Dalam bukunya (collaborative learning)

bahwa “tutors may work with tutees only when teachers send students to see them, and meetings may beentirely voluntary, anonymous, and drop-in”.46

Ischak dan Warji mengemukakan bahwa “tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajar yang

dipelajarinya”. Sedangkan Coony Semiawi mengemukan “Tutor sebaya itu

adalah siswa yang pandai dapat memberikan bantuan belajar kepada

teman-teman sekelasnya di luar sekolah.”47

Teknik tutor sebaya adalah sebuah metode pembelajaran yang memusatkan perhatian pada satu orang siswa yang terpilih, yang tuntas terhadap bahan bahan pembelajaran dan dapat membantu temannya yang mengalami kesulitan memahami bahan pelajaran karena enggan bertanya pada gurunya.

2. Manfaat Kegiatan Tutor Sebaya

Dalam kegiatan tutor sebaya manfaat yang dapat diambil, baik itu tutor maupun yang ditutori. Ada beberapa manfaat dari kegiatan tutor sebaya, antara lain:

a. Ada kalanya hasilnya lebih baik bagi beberapa anak yang mempunyai perasaan takut atau enggan kepada guru.

b. Bagi tutor, pekerjaan tutoring akan mempunyai akibat memperkuat konsep yang sedang dibahas. dengan memberitahukan kepada anak lain, seolah-olah ia menelaah serta menghafalkannya kembali.

c. Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung jawab dalam mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran.

d. Mempererat hubungan antara sesama siswa sehingga mempertebal perasaan sosial.48

Dengan teknik tutor sebaya siswa dapat mempererat hubungan antar siswa, melatih diri sebagai pemimpin yang bisa bertanggung jawab, serta

46

Bruffe, Kenneth A, Collaborative Learning:Higher Education Interdependence, and the authority of knowledge, (The Hopkins Press Ltd., London, 1993), Hal. 80

47

Erman Suherman,Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer..., Hal. 276

48


(43)

dapat membantu siswa lain yang merasa kesulitan memahami pelajaran karena enggan bertanya pada gurunya.

3. Prosedur Penyelenggaraan Tutor Sebaya

Penyelenggaraan pembelajaran dengan teknik tutor sebaya dapat dilihat cara pemilihan anggota-anggota kelompoknya. seperti yang dikatakan David Jaques dalam bukunya (learning In groups) yaknithe way in which students are assined to groups likewise depends on the purposes, both educational and sosial. One procedure for accomplishing effective mixes is as follows:

a. Divide the total number of students by the possible number of groups to estimate the rough size of each group.

b. Decide on criteria whict might be used to differentiate one student from another, age, background, etc.

c. Go trough all the notes and assign a code to each according to these sriteria A,B,C,ets.

d. Then, starting with group I, take one person from each of A,B,C.etc

until this group’s complement is more than the number of qualities. Do

the same for the other groups. Finally, check that each group has a similar mix and adjust if not.49

Sedangkan menurut Branley, seperti dikutip oleh Suherman ada tiga model dasar dalam menyelenggarakan proses pembelajaran dengan tutor, yaitu :

a. Student to student. b. Group to tutor. c. Tutor to student.50

Adapun penyebaran dari tiga model ini adalah sebagai berikut :

49

David Jaques,Learning In Groups, (USA:Gulf Publishing Company, 1991), Hal. 118

50

Erman Suherman,Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer..., Hal. 234

Tutor

Siswa Siswa

Siswa


(44)

Gambar 1

Model Pembelajaran Tutor MenurutBranley

Belajar dengan menggunakan teknik tutor sebaya sebenarnya hampir sama dengan belajar kelompok. Perbedaannya terletak pada tanggung jawab seseorang yang telah ditentukan untuk mengajarkan temannya. Dalam penelitian ini, tutor ditentukan berdasarkan nilai raport pada mata pelajaran IPS

Tutor Group

Tutor Siswa

Siswa Siswa


(45)

siswa, apabila hanya ditentukan berdasarkan tes satu materi saja, belum tentu ia akan menguasai materi yang diteliti.

D. Hipotesis

Teknik tutor sebaya ini bertujuan untuk memfasilitasi keinginan siswa untuk bertanya apabila mengalami kesulitan dalam belajar. Siswa yang pandai akan bertindak sebagai tutor akan membantu siswa lain yang kesulitan dalam hal pembelajaran. Para siswa lebih senang bertanya kepada siswa, karena bahasa yang digunakan akan lebih mudah dipahami dan kerjasama antar siswa diharapkan saling ada saling ketergantungan positif, saling membantu dan saling memberikan motivasi, sehingga terjadi interaksi positif.

Berdasarkan pokok fikiran tersebut peneliti mengajukan hipotesis tindakan sebagai berikut : Dengan Penerapan Model Pembelajaran Teknik Tutor Sebaya Dapat Meningkatkan Hasil Pembelajaran Ekonomi Pada Materi Pajak di SMP PGRI Babelan Bekasi Utara.


(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP PGRI Babelan yang beralamat di Jl. Pertamina No. 1 Desa. Kedung Pengawas Kec. Babelan Kab. Bekasi Utara.

B. Metode dan Disain Interversi Tindakan

Jenis penelitian yang akan penulis lakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau sering juga disebut classroom action research. Penelitian ini lebih menekankan kepada action atau proses tindakan penelitian. Oleh sebab itu, berhasil atau tidaknya suatu penelitian dapat dilihat dari proses tindakannya. Agar proses berjalan dengan lancar peneliti harus mempersiapkan dengan matang segala sesuatu yang menjadi pendukung sebuah proses dapat dikatakan berhasil.

Penelitian ini berlangsung secara siklik, setiap siklik terdiri dari empat tahap, yaitu (1) perencanaan (2) pelaksanaan (3) pengamatan (4) refleksi. Adapun rancangan dari setiap aspek pokok yang akan menjadi gambaran dari proses penelitian adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini, peneliti menyiapkan rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan


(47)

adalahpree test danpost test, lembar observasi, pedoman wawancara, dan kisi-kisi instrumen.

2. Pelaksanaan / Tindakan (Acting)

Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan kerjasama dengan guru bidang studi. Peneliti sebagai pelaku tindakan sedangkan guru sebagai pengamat (observer). Pada tahap ini rancangan strategi yang sudah didiskusikan bersama akan diterapkan. Yaitu melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran teknik tutor sebaya sesuai dengan RPP yang telah dirancang sebelumnya.

3. Pengamatan (Observing)

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan proses pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini, dilakukan kolaborasi dengan guru kolaborator untuk mengisi lembar observasi.

4. Refleksi (Reflecting)

Data-data yang diperoleh pada saat pengamatan dikumpulkan dan dianalisis secara menyeluruh, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan pengkajian ulang melalui siklus berikut.


(48)

Adapun desain intervensi tindakan kelas digambarkan sebagai berikut: Tabel 1

Diagram Desains Intervensi Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Model Hopkins51

51

Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta : Kencana Prenada Media Grup, 2009). Cet.I. Hal. 54

Identifikasi masalah

Perencanaan Siklus I

Pelaksanaan Siklus II Observasi Siklus

II

Refleksi Siklus II

Perencanaan Siklus II Refleksi Siklus I

Pelaksanaan Siklus I

Observasi Siklus I


(49)

C. Subjek atau Partisipan Yang Terlibat Dalam Penelitian

Subjek atau Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa SMP PGRI Babelan Bekasi Utara Kelas VIII-2 yang berjumlah 32 siswa. Sedangkan pihak yang terkait dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah guru bidang studi IPS. Dalam penelitian ini, guru bidang studi IPS terlibat sebagai kolaborator dan observer yang mengamati dan mencatat sikap detail aktivitas guru (peneliti) dan siswa dikelas pada lembar observasi.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti berperan langsung sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran yaitu mengajarkan materi dengan menerapkan teknik tutor sebaya.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana peningkatan belajar siswa setelah diberikan tindakan.

Tabel. 2

Siklus Tindakan Kelas Kegiatan Pendahuluan

1. Observasi kegiatan belajar mengajar

Pada kegiatan ini peneliti mengamati kondisi pembelajaran ekonomi pada siswa kelas VIII-3 SMP PGRI Babelan Bekasi Utara.

2. Wawancara terhadap guru dan siswa

Wawancara dilakukan sebelum tindakan. Wawancara sebelum tindakan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan belajar siswa dalam belajar ekonomi.


(50)

Tahap Perencanaan

1. Membuat RPP dengan menggunakan model pembelajaran teknik tutor sebaya 2. Menentukan materi pajak dalam RPP dan disusun KTSP

3. Membentuk kelompok belajar 4. Menyiapkan soal

5. Menyiapkan lembar observasi serta semua keperluan untuk observasi Tahap Pelaksanaan

1. Memastikan seluruh siswa sudah berada dalam kelompoknya.

2. Memberikanpree test untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa. 3. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar IPS dengan teknik tutor sebaya 4. Memberikan latihan soal yang dikerjakan bersama kelompok

5. Guru dan peneliti membimbing siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

6. Pada setiap pertemuan guru kolaborator melakukan pengamatan dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan sebelumnya.

Tahap Analisis Data Menganalisis data yang telah terkumpul pada setiap pertemuan

Tahap Refleksi

Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus I yang akan dijadikan dasar pelaksanaan siklus berikutnya.


(1)

KUTIPAN HASIL WAWANCARA GURU

Hasil wawancara dengan guru setelah tindakan:

Peneliti : Apakah menurut anda penerapan model pembelajaran teknik tutor sebaya ini cocok diterapkan pada pembelajaran ekonomi?

Guru : Cocok, banyak terlihat kemajuan dari siswa dalam belajar ekonomi Peneliti : Materi apa yang paling cocok diterapkana pada pembelajaran ekonomi

dengan model pembelajaran teknik tutor sebaya ini?

Guru : Mungkin materi yang hitung-hitungan, agar ada yang membimbing siswa yang malu dan takut bertanya, sehingga siswa dapat faham dengan materi pembelajaran

Peneliti : Apakah mungkin anda akan menerapkan model pembelajaran ini di kelas yang akan anda ajarkan?

Guru : Mungkin saja, karena saya melihat siswa-siswa yang takut dan malas bertanya pada guru bisa tertolong dengan seorang tutor

Peneliti : Berdasarkan pengamatan yang anda lakukan apakah terdapat kemajuan dalam belajar ekonomi siswa setelah diterapkan model pembelajaran teknik tutor sebaya ini?

Guru : Lumayan banyak

Peneliti : Apa saja kemajuan yang ada pada siswa selama anda melakukan pengamatan?


(2)

Peneliti : Bagaimana menurut anda tingkat keaktifan dan bertanya siswa terhadap belajar ekonomi?

Guru : Semakin membaik

Peneliti : Apakah ada keluhan dari siswa tentang penerapan model pembelajaran teknik tutor sebaya ini?

Guru : Sejauh ini belum ada keluhan dari siswa

Peneliti : Apakah siswa terlihat menyukai model pembelajaran teknik tutor sebaya ini?

Guru : Iya, siswa terlihat menyukai penerapan model pembelajaran ini

Peneliti : Apa saja kekurangan dan kelebihan pada penerapan teknik tutor sebaya dalam pembelajaran?

Guru : Di lihat dari kelebihannya, siswa merasa senang dengan penerapan model pembelajaran ini, terutama pada turnamaen yang diberikan reward sebagai pemenang. Siswa mulai semangat mengerjakan soal-soal dengan baik.

Kekurangannya, anda sebagai guru/ peneliti kurang membimbing siswa secara merata

Peneliti : Bagaimana solusi untuk mengatasi kekurangan yang ada pada tindakan penerapan teknik tutor sebaya ini?

Guru : Sebaiknya peneliti tidak hanya membimbing siswa yang bertanya saja, akan tetapi jika ada pertanyaan siswa harap dijelaskan pada semua siswa, sehingga tidak timbul pertanyaan yang sama sampai berulang


(3)

Lampiran 9

PEDOMAN WAWANCARA SISWA Wawancara dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : Kamis, 03 Maret 2011 Responden : Siswa-siswi Kelas VIII-2

Nama Sekolah : SMP PGRI Babelan Bekasi Utara

Tujuan Wawancara : Mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurangan yang ada setelah tindaka dalam meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa.

Daftar pertanyaan wawancara siswa setelah tindakan:

1. Apakah kamu menyukai pembelajaran ekonomi dengan penerapan teknik tutor sebaya ini?

2. Apakah yang kamu rasakan saat belajar ekonomi dengan penerapan teknik tutor sebaya?

3. Metode teknik tutor sebaya atau metode pembelajaran seperti biasa yang di ajarkan (cerama, diskusi dan penugasan) yang lebih kamu sukai? Mengapa? 4. Bagian mana yang kamu sukai dan tidak kamu sukai dalam penerapan teknik

tutor sebaya ini?

5. Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar ekonomi dengan penerapan teknik tutor sebaya ini?

6. Adakah kemajuan yang kamu rasakan setelah belajar dengan penerapan teknik tutor sebaya ini?

7. Apakah kamu menjadi lebih sulit memahami materi pelajaran dan tambah takut bertanya dengan penerapan teknik tutor sebaya ini?

8. Apakah pada setiap tugas kelompok kamu aktif?

9. Dalam turnamen apakah kamu yakin dapat menjawab soal-soal turnamen yang diberikan?

10. Apakah penerapan model teknik tutor sebaya ini memotivasi kamu untuk lebih mempelajari ekonomi?

11. Apakah masih ada perasaan takut bertanya dalam belajar setelah penerapan teknik tutor sebaya ini?

12. Apakah penerapan model teknik tutor sebaya ini memotivasi kamu untuk lebih mempelajari ekonomi?


(4)

KUTIPAN HASIL WAWANCARA SISWA Hasil wawancara dengan siswa setelah tindakan:

Peneliti : Apakah kamu menyukai pembelajaran ekonomi dengan penerapan teknik tutor sebaya ini?

Sarah : Biasa aja Aulia : Suka Najwan : Suka juga

Kamil : Sangat suka, lain kali hadiahnya yang lebih menarik ya bu

Peneliti : Apakah yang kamu rasakan saat belajar ekonomi dengan penerapan teknik tutor sebaya?

Sarah : Kadang seneng

Aulia : Bagus dan engga bikin bosen

Najwan : Seneng, engga bikin ngantuk dan seru

Kamil : Seneng bu, saya sebagai tutor bisa membantu teman dalam memahami materi

Peneliti : Metode teknik tutor sebaya atau metode pembelajaran seperti biasa yang di ajarkan (ceramah, diskusi dan penugasan) yang lebih kamu sukai? Mengapa?

Sarah : Saya lebih suka diskusi Aulia : Teknik tutor sebaya

Najwan : Teknik tutor sebaya, saya jadi lebih aktif bu Kamil : Metode yang ibu pakai, teknik tutor sebaya

Peneliti : Bagian mana yang kamu sukai dan tidak kamu sukai dalam penerapan teknik tutor sebaya ini?

Sarah : Saya senang karena saya bisa bertanya kepada teman sendiri Aulia : Yang paling saya sukai itu pada saat pembagian hadiahnya Najwan : Pada saat turnamen bu, seru dan ga bikin ngantuk

Kamil : Semuanya saya suka, kecuali pada pembagian kelompoknya, karena kadang saya sudah menjelaskan berkali-kali tapi masih da saja angota kelompok saya yang tidak faham dan malas mendengarkan

Peneliti : Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar ekonomi dengan penerapan teknik tutor sebaya ini?

Sarah : Lebih faham karena saya tidak takut lagi dalam bertanya Aulia : Kita semua jadi lebih aktif sepertinya bu

Najwan : Kalau engga faham bisa bertnya pada teman Kamil : Jadi lebih faham dan mengerti

Peneliti : Adakah kemajuan yang kamu rasakan setelah belajar dengan penerapan teknik tutor sebaya ini?

Sarah : Ada, saya jadi tidak takut lagi dalam bertanya Aulia : Saya jadi lebih aktif bu


(5)

Kamil : Banyak bu

Peneliti : Apakah kamu menjadi lebih sulit memahami materi pelajaran dan tambah takut bertanya dengan penerapan teknik tutor sebaya ini? Sarah : Engga

Aulia : Engga sulit

Najwan : Engga, malah asaya lebih faham Kamil : Tidak bu

Peneliti : Apakah pada setiap tugas kelompok kamu aktif? Sarah : Biasa aja

Aulia : Saya aktif ko bu Najwan : Kadang-kadang

Kamil : karena saya tutor, jadi saya harus lebih aktif

Peneliti : Dalam turnamen apakah kamu yakin dapat menjawab soal-soal turnamen yang diberikan?

Sarah : Engga tau Aulia : Yakin

Najwan : Engga yakin, karena ada yang lebih cepat yang mengerjakan soal turnamen

Kamil : Yakin donk

Peneliti : Apakah penerapan model teknik tutor sebaya ini memotivasi kamu untuk lebih mempelajari ekonomi?

Sarah : Mungkin Aulia : Iya

Najwan : Mudah-mudhan Kamil : Insya Allah iya

Peneliti : Apakah masih ada perasaan takut bertanya dalam belajar setelah penerapan teknik tutor sebaya ini?

Sarah : Tidak Aulia : Belum tau Najwan : Tidak juga

Kamil : Tidak, kenapa harus takut

Peneliti : Apa saja kekurangan dan kelebihan pada penerapan teknik tutor sebaya dalam pembelajaran?

Sarah : Kelebihannya : kita termotivasi untuk mengerjakan soal secara cepat Kekurangannya : masih ada siswa yang mengandalkan teman yang


(6)

Kekurangannya : harusnya siswa yang tidak mengerjakan soal dapat hukuman

Kamil : Kelebihannya : siswa jadi aktif dan semangat

Kekurangannya : saat pembagian kelompok, saya tidak nyaman dengan teman kelompok saya

Peneliti : Apakah kamu memiliki saran atau solusi untuk mengatasi kekurangan yang ada pada tindakan penerapan teknik tutor sebaya ini agar menjadi lebih baik? Apa saran kamu?

Sarah : Hadiahnya lebih keren bu dan lebih banyak

Aulia : Dalam mengerjakan soal masing-masing bu, biar tidak ada lagi yang mengandalkan temannya

Najwan : Model pembelajaran dibuat agar lebih macem-macem


Dokumen yang terkait

Efektivitas pembelajaran ekonomi pada materi pajak dengan model pembelajaran teams games tournament (TGT) (penelitian tindakan kelas di SMP N 87 Jakarta selatan)

1 8 119

Peningkatan kemampuan reduplikasi dalam karangan narasi dengan metode tugas individu: penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VIII SMP PGRI 2 Ciputat

12 84 118

Peningkatan hasil belajar ips siswa melalui penerapan model pembelajaran problem based learning (PBL) (penelitian tindakan kelas dikelas VIII-2 SMP PGRI 1 Ciputat)

1 6 0

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA Peningkatan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Pecahan Dengan Strategi Pembelajaran Tutor Sebaya Bagi Siswa Kelas Viia Smp Negeri 2 Gatak Tahun 2012/201

0 1 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA Peningkatan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Pecahan Dengan Strategi Pembelajaran Tutor Sebaya Bagi Siswa Kelas Viia Smp Negeri 2 Gatak Tahun 2012/201

0 1 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KEGIATAN EKONOMI INDONESIA DENGAN METODE TUTOR SEBAYA PADA SISWA Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Kegiatan Ekonomi Indonesia Dengan Metode Tutor Sebaya Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Jatikuwung Kecamatan Jatipuro

0 0 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KEGIATAN EKONOMI INDONESIA DENGAN METODE TUTOR SEBAYA PADA SISWA Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Kegiatan Ekonomi Indonesia Dengan Metode Tutor Sebaya Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Jatikuwung Kecamatan Jatipuro

0 0 12

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN LINGKUNGAN PADA MATERI DAUR HIDUP HEWAN.

0 0 23

penelitian tindakan kelas untuk smp kata pengantar 2

0 0 64

METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA SEBAGAI

0 0 12