Pemanfaatan Kompos Campuran Manure Ayam Broiler dan Limbah Kulit Kopi dengan Berbagai Dosis MOD (Microorganisme Decomposer) Terhadap Kualitas Indigoferazollingeriana Chapter III V

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di Lahan Fakultas Pertanian Program Studi
Peternakan Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini berlangsung selama 6 bulan
dengan persiapan lahan 2 minggu dan akan dilaksanakan pada bulan April sampai
dengan November 2016.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan
Bahan yang digunakan yaitu bibit leguminosa Indigofera zollingeriana
yang berumur 2 bulan. Pupuk kompos dari manure ayam broiler dan limbah kulit
kopi

sebagai

perlakuan

pupuk

organik


pada

tanaman.

MOD

(Microorganisme Decomposer) sebagai bahan aktivator pada proses pembuatan
kompos. Air untuk menyiram tanaman pada saat penelitian dilaksanakan. Polybag
sebagai tempat tanaman leguminosa Indigofera zollingeriana.
Alat
Alat yang digunakan adalah gembor untuk menyiram tanaman, timbangan
untuk menimbang berat basah dan berat kering leguminosa, oven untuk
mengeringkan hijauan leguminosa, alat ukur meteran untuk mengukur tinggi
tanaman, pisau atau gergaji untuk memotong leguminosa, cangkul untuk
membersihkan lahan dan membajak, alat tulis untuk mencatat data penelitian dan
amplop sebagai tempat hijauan pada saat pemanenan selama penelitian.

Universitas Sumatera Utara

Metode Penelitian

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan petak terbagi
(split plot design) dengan menggunakan dua faktor yaitu :
I. Faktor pertama yang dijadikan sebagai petak utama (main plot) adalah dosis
MOD (Microorganisme Dekomposer).
M1 = Pupuk kotoran ayam broiler dan kulit kopi dengan MOD 1 liter/ton
M2 = Pupuk kotoran ayam broiler dan kulit kopi dengan MOD 2 liter/ton
II. Faktor kedua sebagai anak petak (sub plot) yaitu dosis kompos yang berbeda
setiap perlakuan antara lain :
P1 = pemberian pupuk dengan dosis 10 ton/ha/tahun
P2 = pemberian pupuk dengan dosis 20 ton/ha/tahun
P3 = pemberian pupuk dengan dosis 30 ton/ha/tahun
Dimana setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Maka kombinasi setiap
perlakuan adalah:
P1
ROU1 R1U3

R2U1

P2
R1U3


R2U1

R0U1

R2U4

R0U2

R1U2

R1U2

R0U2

R2U4

R2U3

R1U1


R0U3

R0U3

R1U1

R2U3

R1U4

R2U2

R0U4

R0U4

R2U2

R1U4


Model linear yang digunakan adalah rancangan petak terbagi (split plot design)
dengan model rancangan sebagai berikut:
Yi j k = μ + αi +βj + (αβ) i j +

ik+

ijk

Keterangan :
Y ijk

= nilai pengamatan pada taraf ke-i faktor A, taraf ke-j faktor B, dan pada
kombinasi ke-k

Universitas Sumatera Utara

µ

= nilai tengah umum


αi

= pengaruh taraf ke-i dari faktor A

βj

= pengaruh taraf ke-j dari faktor B

(αβ)i j = pengaruh interaksi taraf ke-i faktor A dengan taraf ke-j faktor B
δi k

= pengaruh acak untuk petak utama

ijk

= pengaruh acak untuk anak petak

Pelaksanaan Penelitian
Pembuatan Kompos

Diletakkan kotoran yam sebanyak 250 kg ditanah kemudian diratakan

Diletakkan kulit kopi diatas kotoran ayam sebanyak 250 kg (selapis)

Disiram air 10 liter+ MOD (Micro Organisme Decomposer) sebanyak 250 cc

Dilakukan langkah kesatu, kedua dan ketiga sampai 4 lapisan

Didiamkan selama 1 minggu

Dilakukan pengadukan pada minggu kedua secara merata

Didiamkan selama 1 minggu ditempat yang teduh

Dilakukan pengadukan setiap 1 minggusekali seperti diatas selama 4 minggu

Persiapan Lahan
Persiapan lahan diawali dengan pembersihan lahan penelitian dari sisa
tanaman sebelumnya dan gulma-gulma yang terdapat disekitar lahan penelitian.
Kemudian dilakukan pencangkulan atau pembajakan lahan agar tanah menjadi

gembur. Lalu, dibagi lahan menjadi petak-petak kecil sebanyak 24 plot yang

Universitas Sumatera Utara

setiap plotnya berukuran 1x1 meter dengan jarak antar tiap plot 1 meter yang
dijadikan sebagai saluran air.
Pemupukan
Pemupukan dasar dilakukan langsung di dalam polybag, tetapi sebelum itu
polybag diisi dengan tanah yang telah diayak/dihaluskan. Pemupukan dasar
tersebut dengan pemberian pupuk kandang (10 ton/ha) dan pupuk kimia yaitu
dolomit (1 ton/ha), urea (100 kg/ha), SP-36 (150 kg/ha), dan KCL (200 kg/ha)
pada setiap polybag kemudian didiamkan selama satu minggu. Selanjutnya
penanaman Indigofera zollingeriana dapat dilakukan setelah pemupukan dasar.
Pemupukan kompos dilakukan setelah Indigofera zollingeriana berumur 4 bulan
dengan dosis tiap-tiap perlakuan.
Penanaman
Bibit legum Indigofera zollingeriana ditanam di polybag yang sudah
diberikan pemupukan dasar Penanaman legum dilakukan dengan cara membuka
plastik polybag dan memasukkan bibit ke dalam polybag yang lebih besar
(polybag 10 kg) dengan kedalaman ± 10 cm dengan jarak antara polybag

Indigofera zollingeriana yaitu 1mx1m.
Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi penyiraman dan penyiangan. Penyiraman dilakukan
setiap hari dua kali yaitu pada pagi dan sore atau sesuai kebutuhan. Jika musim
hujan tidak perlu untuk penyiraman. Penyiangan dilakukan terhadap gulma-gulma
liar yang ada dilahan penelitian dan dilakukan secara manual.

Universitas Sumatera Utara

Panen (Pemotongan/Defoliasi)
Trimming untuk keseluruhan legum dilakukan pada saat tanaman berumur
20 minggu setelah penanaman dengan menggunakan parang atau gergaji dengan
tinggi pemotongan 1 m dari permukaan tanah di dalam polybag, dengan maksud
menyeragamkan pertumbuhan. Pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur
24 MST (Minggu Setelah Tanam) dengan tinggi pemotongan 1 m dari permukaan
tanah.
Parameter Penelitian
1. Protein Kasar
Protein Kasar diperoleh dari 4 proses yaitu Destruksi, Pengenceran,
Destilasi dan Titrasi. Pada proses dekstruksi, sampel ditimbang sebanyak 0,05

gram dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan 1 gram Selenium 2,5
ml

, dan 3 tetes

. Bahan yang dicampurkan kemudian didestruksi

hingga bening. Pada proses pengenceran, sampel yang telah didestruksi kemudian
diencerkan larutan dengan mengunakan

(Aquadest) sebanyak 50 ml dan

dikocok, kemudian dimasukkan ke botol kjehldahl. Pada proses destilasi, sampel
yang sudah diencerkan ditambahkan penolphtalen 3 tetes dan NaOH 50% sampai
larutan menjadi merah. Pada Erlenmeyer dimasukkan Asam Borax (

) 3%

sebanyak 5 ml, ditambahkan aquadest sebanyak 25 ml, serta indicator mix 2 tetes.
Kedua tabung yang telah berisi larutan tersebut dipasangkan pada alat destilasi

kjehldahl, kemudian didestilasi hingga larutan pada Erlenmeyer bertambah
menjadi 150 ml. Destilasi dihentikan, Erlenmeyer dikeluarkan untuk dititrasi.
Pada proses akhir titrasi dengan HCl 0,01 N sampai warna kemerah-merahan.
Dihitung proteinnya dengan blanko (0,05) dengan rumus :

Universitas Sumatera Utara

2.

Lemak Kasar
Analisa kandungan nutrisi lemak kasar dilakukan dengan cara analis

proksimatdari hasil pemanenan. Persentase lemak kasar dapat dihitung dengan
rumus :
Kadar Lemak Kasar = (b – a) x 100%
X
Ket a = berat labu
b = berat labu lemak sesudah di oven
X = berat sampel
3.

Serat Kasar
Analisa kandungan nutrisi serat kasar dilakukan dengan cara analis

proksimatdari hasil pemanenan. Persentase serat kasar dapat dihitung dengan
rumus :
Kadar Serat Kasar =(Berat C + S Stlah Oven) – (Berat C + S Stlah tanur) x100%
Berat Sampel

Analisis Data
Data-data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam
yang kemudian dilanjutkan dengan uji berjarak duncan menurut Steel dan Toorie
(1995). Uji lanjut digunakan ketika ditemukan adanya pengaruh nyata antar faktor
perlakuan adalah dengan melihat perbedaan antar anak petak dan interaksi antar
petak dengan petak utama.

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kandungan Protein Kasar
Hasil penelitian pemanfaatan kompos campuran manure ayam broiler dan
limbah kulit kopi dengan berbagai dosis mod (microorganisme decomposer)
terhadap kandungan protein kasar indigofera zollingeriana dapat dilihat sebagai
berikut :
Tabel 4. Kandungan protein kasar indigofera zollingeriana dengan pemberian
kompos campuran manure ayam dan kulit kopi (ton/ha/tahun)
Faktor
Faktor Pertama
Rataan
Kedua
M1
M2
P1
24.63
24.90
24.765c
P2
24.71
24.98
24.845b
P3
24.81
25.09
24.95a
Rataan
24.72
24.99
Keterangan : MD1 = pupuk kompos dengan campuran kulit kopi dan manure ayam broiler dengan
MOD 1 liter/ton , MD2= = pupuk kompos dengan campuran kulit kopi dan manure
ayam broiler dengan MOD 2 liter/ton. Superskrip berbeda pada baris yang sama
menunjukkan adanya perbedaan nyata pada uji Duncan (P

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Kompos Campuran Manure Ayam Broiler dan Limbah Kulit Kopi dengan Berbagai Dosis MOD (Microorganisme Decomposer) Terhadap Pertumbuhan Indigofera zollingeriana

0 3 55

Pemanfaatan Kompos Campuran Manure Ayam Broiler dan Limbah Kulit Kopi dengan Berbagai Dosis MOD (Microorganisme Decomposer) Terhadap Pertumbuhan Indigofera zollingeriana

0 0 11

Pemanfaatan Kompos Campuran Manure Ayam Broiler dan Limbah Kulit Kopi dengan Berbagai Dosis MOD (Microorganisme Decomposer) Terhadap Pertumbuhan Indigofera zollingeriana

0 0 2

Pemanfaatan Kompos Campuran Manure Ayam Broiler dan Limbah Kulit Kopi dengan Berbagai Dosis MOD (Microorganisme Decomposer) Terhadap Pertumbuhan Indigofera zollingeriana

0 0 4

Pemanfaatan Kompos Campuran Manure Ayam Broiler dan Limbah Kulit Kopi dengan Berbagai Dosis MOD (Microorganisme Decomposer) Terhadap Pertumbuhan Indigofera zollingeriana

0 0 16

Pemanfaatan Kompos Campuran Manure Ayam Broiler dan Limbah Kulit Kopi dengan Berbagai Dosis MOD (Microorganisme Decomposer) Terhadap Kualitas Indigoferazollingeriana

0 1 11

Pemanfaatan Kompos Campuran Manure Ayam Broiler dan Limbah Kulit Kopi dengan Berbagai Dosis MOD (Microorganisme Decomposer) Terhadap Kualitas Indigoferazollingeriana

0 0 2

Pemanfaatan Kompos Campuran Manure Ayam Broiler dan Limbah Kulit Kopi dengan Berbagai Dosis MOD (Microorganisme Decomposer) Terhadap Kualitas Indigoferazollingeriana

0 0 3

Pemanfaatan Kompos Campuran Manure Ayam Broiler dan Limbah Kulit Kopi dengan Berbagai Dosis MOD (Microorganisme Decomposer) Terhadap Kualitas Indigoferazollingeriana

0 2 19

Pemanfaatan Kompos Campuran Manure Ayam Broiler dan Limbah Kulit Kopi dengan Berbagai Dosis MOD (Microorganisme Decomposer) Terhadap Kualitas Indigoferazollingeriana

0 0 4