Nama Muhammad Burhanuddin Fawwaz Kelas X

Nama : Muhammad Burhanuddin Fawwaz
Kelas : XII – RPL
Absen : 21

MAKALAH KEBAHASAAN TEKS CERITA
SEJARAH
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Makalah ini dibuat untuk menjelaskan tentang struktur kebahasaan pada
teks cerita sejarah. Hal ini meliputi definisi, struktur, dan pembahasan
tentang kebahasaan yang terdapat pada teks cerita tersebut.

1.2. Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini untuk menyelesaikan tugas yang sudah
diberikan kepada saya, selain itu pembuatan makalah ini dapat bermanfaat
bagi orang yang membacanya , karena apa yang akan saya jelaskan adalah
materi yang susah.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teks Cerita Sejarah
MenuutKamus Besar Bahasa Indonesia,sejarah diartikan sebagai asal usul
(keturunan) silsilah, kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa
lampau, pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar
terjadi pada masa lampau, ilmu sejarah.
Sumber lain menyebutkan bahwa sejarah adalah catatan peristiwa masa lampau.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa teks cerita sejarah adalah sebuah teks yang
menceritakan suatu peristiwa di masa lampau yang benar benar terjadi atau nyata.

2.2 Struktur Teks Cerita Sejarah
Struktur teks cerita sejarah dibagi menjadi 3 yaitu Orientasi, Urutan peristiwa, dan Reorientasi.


Orientasi
Orientasi merupakan bagian pengenalan atau pembuka dari Teks Cerita Sejarah yang
biasanya berisi tentang ide gagasan atau ide utama dari suatu topik.




Urutan Peristiwa
Urutan Peristiwa merupakan rekaman peristiwa sejarah yang terjadi, yang biasanya
disampaikan dalam bentuk kronologis.



Reorientasi
Reorientasi berisi tentang komentar pribadi dari penulis Teks tersebut tentang peristiwa
sejarah yang diceritakan.

2.3 Ciri-Ciri Teks Cerita Sejarah


Disajikan secara kronologis atau urutan peristiwa atau urutan kejadian.



Bentuk teks cerita ulang (recount)




Struktur teksnya: orientasi, urutan peristiwa, reorientasi.



Sering menggunakan konjungsi temporal.



Isi berupa fakta.

2.4 Ciri Kebahasaan Teks Cerita Sejarah
1. Pronomina (kata ganti), adalah kata yang digunakan untuk menggantikan
benda dan menamai seseorang atau sesuatu secara tidak langsung.
Misalnya kata dia, atau mereka.

2. Frasa adverbial, adalah kata yang menunjukan kejadian atau peristiwa,
waktu, dan tempat.


3. Verba material, adalah kata yang berfungsi untuk menunjukan aktivitas
atau perbuatan nyata yang dilakukan oleh partisipan. Kata kerja material
menunjukan perbuatan fisik atau peristiwa, misalnya membaca, menulis,
dan menyapu.

4. Konjungsi Temporal (kata sambung waktu), berguna untuk menata urutanurutan peristiwa yang diceritakan, teks cerita sejarah banya memanfaatkan
konjungsi (kata penghubung) temporal.

2.5 Pembahasan Nomina Dan Verba
1. Kelompok Nomina, yaitu kata benda yang mempunyai lebih dari satu kata. Di mana
gabungan dari kata tersebut dapat mengacuh kepada jenis nomina. Terdapat tiga jenis
kelompok nomina, yaitu sebagai berikut :

a. Kelompok nomina modifikatif, yaitu kelompok nomina yang mewatasi atau
membatasi arti nomina yang bersangkutan. Artinya, nomina yang sebelumnya bersifat
umum dibatasu menjadi nomina yang bersifat khusus.

Contoh Nomina : Rumah.
Kelompok Nomina (Modifikatif) : Rumah makan, rumah sakit, rumah susun, dll.


*Keterangan: Kalau nomina, bentuk katanya bermakna umum. Seperti dalam contoh
kata rumah memiliki arti yang umum. Sedangkan kelompok nomina, seperti pada kata
rumah makan, merupakan dua kata yang mengacuh pada kata benda dan bermakna
khusus, yaitu tempat/ rumah untuk makan.

b. Kelompok nomina koordinatif, yaitu kelompok nomina di mana penggabungan
dari kata-katanya bermakna tidak saling menerangkan atau bisa saja bertolak belakang.

Contoh Nomina : Makanan
Kelompok Nomina (Koordinatif) : Sandang pangan

Dalam kelompok nomina (Koordinatif), terdapat kata sandang dan kata pangan. Di
mana kata pangan tidak memiliki makna yang sama dengan kata sandang. Begitu pun
sebaliknya.

c. Kelompok nomina apositif, yaitu kelompok nomina yang merupakan kata
tambahan yang dapat menggantikan unsur kata sebelumnya. Biasanya bentuk ini dapat
terlihat dalam sebuah kalimat.
Contoh kalimat.
Cirebon, kota udang, adalah kota di mana tempat Sunan Gunung Jati berdakwah.


Kata miring pada kalimat tersebut merupakan jenis kelompok nomina apositif. Karena
dapat menggantikan kata Cirebon.

2. Kelompok verba, yaitu kata kerja katanya lebih dari satu kata. Di mana gabungan
dari kata tersebut dapat mengacuh kepada jenis verba. Terdapat tiga jenis kelompok
verba, yaitu sebagai berikut :
a. Kelompok verba modifikatif.
Sama halnya pada kelompok nomina modifikatif, kelompok verba modifikatif yaitu
kelompok verba yang mewatasi atau membatasi arti verba yang bersangkutan. Artinya,
verba yang sebelumnya bersifat umum dibatasi menjadi verba yang bersifat khusus.

Contoh Verba : kerja.
Kelompok Verba (Modifikatif) : kerja rodi, kerja lembur, dll.
b. Kelompok verba koordinatif, yaitu kelompok verba di mana penggabungan dari
kata-katanya bermakna tidak saling menerangkan atau bisa saja bertolak belakang.

Contoh Verba : tidur
Kelompok Verba (Koordinatif) : tidur makan.


c. Kelompok verba apositif, yaitu sebagai keterangan yang ditambahkan atau
diselipkan.
Contoh kalimat.
Penghasilan Aldi, berdagang baju, kini sudah bisa menutupi hutang-hutangnya.

2.6 Pembahasan Tentang Nominalisasi

Nominalisasi adalah salah satu kaidah kebahasaan dalam teks cerita.Nominalisasi
dapat diartikan sebagai suatu proses pembentukan nomina dari kelas kata yang lain
dengan menggunakan afiks tertentu, kerap terjadi pada bahasa yang digunakan untuk
menjelaskan isi penceritaan ulang.Dalam pembentukan nomina, afiksasi yang terjadi
antara lain adalah sebagai berikut.

A. Sufiks (akhiran)
(-an, -at, -si, -ika, -in, -ir, -ur, -ris, -us, -isme, -is, -isasi, -isida, -ita, -or, dan -tas)
Contoh kalimat :
Buku bacaan yang dipegang anak itu milik Rika.
Aku sangat menyukai asinan yang dibuat ibu.
Maman S. Mahayana adalah seorang kritikus sastra yang terkenal.
Anggaran yang digunakan negara terlalu banyak.

Sosialisasi Anti Narkoba diselenggarakan di seluruh sekolah.

B. Prefiks (imbuhan)
(ke-, pe-, dan se-)

Contoh kalimat :
Andi terpilih sebagai ketua kelompok kami.
Pedagang kaki lima memenuhi trotoar sepanjang Jalan Diponegoro.
Saya sekelas dengan Sadewa.
Bapak setiap pagi minum segelas air hangat.
Pecandu narkoba itu ditangkap saat terjaring razia.

C. Konfiks (imbuhan gabung)
(ke-an, pe-an, dan per-an)

Contoh kalimat :
Pengaturan jam kerja telah ditetapkan dalam undang-undang.
Pertunjukan sirkus itu berhasil menarik banyak pengunjung.
Kekayaan Haji Ahmad sudah tak terhitung jumlahnya.
Bantuan Kemanusiaan itu datang terlambat.


D. Infiks (sisipan)
(-el- dan -er-)

Contoh kalimat :
Rafa dan Vania sedang asyik bermain gelembung sabun.
Telunjuk ibu tergores pisau saat mengiris bawang.
Seruling itu terbuat dari bambu.
Telapak tangan anak itu kotor saat bermain lumpur.
Siswi di sekolah itu diwajibkan memakai kerudung.

E. Kombinasi afiks
(pemer-, keber-an, kese-an, keter-an, pember-an, pemer-an, penye-an, perse-an, dan
perseke-an)

Contoh kalimat :
Keberhasilan tidak bisa doraih tanpa usaha yang keras.
Keterlibatan Ranto dalam kasus korupsi membuat ia kehilangan kepercayaan.
Daerah kumuh perlu dipugar untuk penyerasian dengan daerah sekitarnya.
Garuda Pancasila merupakan salah satu alat pemersatu bangsa.


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Pelajajaran tentang struktur kebahasaan terdiri dari berbagai jenis kebahasaan seperti
struktur, ciri-ciri. verba dan nomina, nominalisasi, dan lain lani.
3.2 Saran
Dalam

mempelajari

materi

tentang

kebahasaan

teks


sebaiknya pembaca mampu memahami materi dengan teliti.

cerita

sejarah