Hubungan Keaktifan Diskusi Tutorial Terh

Naskah Publikasi
HUBUNGAN KEAKTIFAN DISKUSI TUTORIAL TERHADAP
NILAI UJIAN BLOK 8 (Immunology and Infection)
MAHASISWA PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO

Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1

Diajukan oleh:

Sigit Nugroho Wicaksono
N 101 12 001

Kepada

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO

FEBRUARI 2016


 

 

CORRELATION OF TUTORIAL DISCUSSION ACTIVENESS
AND 8th BLOCK (Immunology and Infection) GRADES IN
MEDICAL STUDENT OF TADULAKO UNIVERSITY
Sigit Nugroho Wicaksono*, Indah Puspasari Kiay Demak**, Puspita Sari***
*Medical Student, Faculty of Medicine and Health Science, Tadulako University
**Medical Education Unit, Faculty of Medicine and Health Science, Tadulako University
***Problem Based Learning Unit, Faculty of Medicine and Health Science, Tadulako University

ABSTRACT
Background: The compentence-based curriculum in Medical School of Tadulako
University implements a problem-based learning (PBL) strategy. In PBL, tutorial
discussions are designed based on the relevant learning objectives of each block.
At the end of each block, a final block examination is held to evaluate students’
achievements. This becomes our reason to study about the correlation of tutorial
discussion activeness towards the 8th block (Immunology and Infection) grades.
Objectives: To establish the correlation of tutorial discussion activeness and the 8th

block grades (Immunology and Infection) grades in students of Medical School of
Tadulako University.
Methods: The study was a cross-sectional design. Samples were acquired through
proportional stratified random sampling. The obtained samples were 166 medical
students from 2012 and 2013 classes in accordance with the inclusion and
exclusion criterias. Instruments used in this study were tutorial grading forms and
8th block grades from each sample. The correlation of tutorial discussion activeness
and the 8th block grades (Immunology and Infection) grades were analyzed with
Spearman correlation test.
Results: We established a correlation between tutorial discussion activeness and
the 8th block (Immunology and Infection) grades (p=0.001; r=0,255). Mean
activeness of the 2012 and 2013 students respectively are 82.54 and 83.14. Mean
8th block grade of the 2012 and 2013 students respectively are 49.35 and 49.43.
Conclusion: Tutorial discussion activeness is correlated to the 8th block
(Immunology and Infection) grades in Medical Students of Tadulako University.

Keywords: Problem-based Learning, Tutorial Discussion, Block Grades.

1


HUBUNGAN KEAKTIFAN DISKUSI TUTORIAL TERHADAP
NILAI UJIAN BLOK 8 (Immunology and Infection)
MAHASISWA PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
Sigit Nugroho Wicaksono*, Indah Puspasari Kiay Demak**, Puspita Sari***
*Mahasiswa Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako
**Medical Education Unit, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako
***Bagian Problem Based Learning, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas
Tadulako

ABSTRAK
Latar Belakang: Sistem pendidikan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di
Program Studi Kedokteran Universitas Tadulako menerapkan strategi Problem
Based Learning (PBL). Dalam PBL, diterapkan sistem diskusi Tutorial yang
disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang terkandung dalam setiap blok. Pada
setiap akhir blok dilaksanakan ujian akhir blok untuk mengevaluasi pencapaian
mahasiswa dalam tujuan pembelajaran bloknya. Hal ini yang mendasari penulis
melakukan penelitian tentang keaktifan diskusi tutorial yang mempengaruhi nilai
ujian blok 8 (Immunology and Infection) mahasiswa.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara keaktifan diskusi tutorial terhadap

nilai ujian blok 8 (Immunology and Infection) mahasiswa Program Studi
Kedokteran Untad.
Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan cross-sectional. Pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik proportional stratified random sampling. Jumlah
sampel 166 mahasiswa kedokteran angkatan 2012 dan 2013 yang sesuai dengan
kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen penelitian menggunakan lembar penilaian
tutorial dan transkrip nilai ujian blok 8 (Immunology and Infection) dari setiap
sampel. Hubungan keatifan diskusi tutorial dengan nilai ujian blok 8 (Immunology
and Infection) dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Spearman.
Hasil: Keaktifan diskusi tutorial berhubungan dengan nilai ujian blok 8
(Immunology and Infection) mahasiswa program studi kedokteran Untad (p=0,001;
r=0,255). Nilai rata-rata keaktifan diskusi tutorial blok 8 mahasiswa angkatan 2012
adalah 82,54 dan angkatan 2013 adalah 83,14. Nilai rata-rata ujian blok 8
mahasiswa angkatan 2012 adalah 49,35 dan angkatan 2013 adalah 49,43.
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara keaktifan diskusi tutorial
terhadap nilai ujian blok 8 (Immunology and Infection) mahasiswa Program Studi
Kedokteran Untad.
Kata Kunci: Problem Based Learning, Diskusi Tutorial, Nilai Ujian Blok.
2


3

PENDAHULUAN
World

Federation

for

Medical

Education

(WFME)

telah

merekomendasikan standar global bagi institusi pendidikan kedokteran di seluruh
dunia. Di Indonesia, standar global ini kemudian menjadi dasar penyusunan standar
kompetensi dokter dan standar pendidikan profesi kedokteran oleh Konsil

Kedokteran Indonesia (KKI). KKI menetapkan model KBK dengan pendekatan
terintegrasi menggunakan strategi SPICES (Student centered, Problem based,
Integrated, Comunity-based, Elective/Early clinical exposure, Systematic)[1].
Metode pembelajaran utama dalam KBK adalah PBL yang dianggap
mampu menyiapkan mahasiswa untuk menjadi profesional dalam prakteknya[2],
dalam PBL dikenal suatu diskusi grup Tutorial. Pada diskusi tutorial, tutor memberi
fasilitasi dan mengaktifkan kelompok untuk memastikan bahwa mahasiswa
mencapai kemajuan secara bermakna melalui pembahasan masalah yang tersaji[3].
Aktivitas kelompok kecil merupakan salah satu jenis metode pendidikan untuk
meningkatkan pembelajaran mahasiswa sehingga akan berpengaruh pada prestasi
pembelajaran mahasiswa[4].
Sistem pembelajaran pada Program Studi Kedokteran FKIK Untad
menerapkan 22 blok-blok pembelajaran. Beberapa topik pembahasan blok telah
disesuaikan dengan salah satu misi Program Studi Kedokteran FKIK Untad yaitu
“mengembangkan pendidikan dan penelitian di bidang kedokteran dan ilmu
kesehatan (khususnya bidang penyakit tropis dan traumatologi) yang menunjang
pengabdian kepada masyarakat”[5], salah satunya adalah blok 8 (immunology and
infection), pembahasan topik pada blok 8 berfokus pada sistem imunologi dan
penyakit-penyakit infeksi tropis, sehingga dapat dinilai blok tersebut memiliki
peran penting dalam menghasilkan lulusan yang sesuai dengan visi dan misi

almamater.
Bloom’s taxonomies membagi tingkat pengetahuan menjadi 6 (enam)
tingkatan, bila diurutkan tingkat pengetahuan terendah ke tingkat pengetahuan
tertinggi yaitu : remembering, understanding, applying, analyzing, evaluating, dan
creating[6]. Peserta diskusi dapat mencapai tingkatan pengetahuan mulai dari
remembering (mengingat), understanding (memahami), applying (memaparkan),

4

analyzing (membedakan) hingga evaluating (membuat keputusan). Apabila
seseorang melakukan kegiatan diskusi, orang tersebut dapat mencapai tingkat
pengetahuan 1 sampai 5 dari 6 tingkatan. Semakin tinggi tingkatan pengetahuan
seseorang, maka semakin besar pula kemungkinan informasi pengetahuan tersebut
tersimpan dalam memori jangka panjangnya. Sehingga dapat diartikan, mahasiswa
yang aktif dalam melakukan kegiatan diskusi tutorial akan mencapai tingkatan
pengetahuan yang cukup tinggi mengenai tujuan pembelajaran dalam blok
pembelajarannya dan akan mempengaruhi nilai evaluasi akhir mahasiswa
tersebut[7].
Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas peneliti merasa perlu untuk
melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan keaktifan diskusi tutorial

terhadap nilai ujian blok 8 (Immunology and Infection) mahasiswa Program Studi
Kedokteran Universitas Tadulako.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan crosssectional. Penelitian ini berlokasi di Program Studi Kedokteran Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako. Sampel penelitian adalah
166 mahasiswa Program Studi Kedokteran (angkatan 2012 dan 2013) yang telah
sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi.
Instrumen penelitian yang digunakan untuk menilai variabel keaktifan
diskusi tutorial adalah lembar penilaian tutorial pada blok 8 (immunology and
infection) dari setiap sampel. Cara pengukuran yang dilakukan yakni mencari nilai
mean dari penilaian keaktifan verbal, keaktifan motorik dan tugas individu
mahasiswa/peserta diskusi tutorial pada blok 8 (Immunology and Infection). Skala
pengukuran yang digunakan pada variabel keaktifan diskusi ini adalah skala
numerik.
Variabel nilai ujian blok merupakan nilai jumlah benar dari hasil ujian tulis
akhir blok 8 (immunology and infection) mahasiswa. Variabel ini diukur
menggunakan transkrip nilai ujian blok 8 (immunology and infection) dari setiap
sampel. Cara pengukuran yang dilakukan yakni dengan mengambil nilai jumlah

5


benar hasil ujian tulis akhir blok 8 (immunology and infection) mahasiswa. Skala
pengukuran yang digunakan pada variabel nilai ujian blok ini adalah skala numerik.
Analisa statistik untuk mengetahui hubungan keaktifan diskusi tutorial
terhadap nilai ujian blok 8 (Immunology and Infection) mahasiswa Program Studi
Kedokteran Universitas Tadulako adalah uji korelasi Spearman.
HASIL
1.

Distribusi Karakteristik Sampel
Penelitian dimulai pada tanggal 1 September 2015 dengan
mengumpulkan data nilai tutorial dan nilai ujian akhir blok 8 (Immunology and
Infection) mahasiswa angkatan 2012 dan 2013 dari bagian PBL dan Assessment
Program Studi Kedokteran FKIK Untad. Dari sejumlah data yang diperoleh,
terdapat sebanyak 3 orang mahasiswa angkatan 2012 dan 2 orang mahasiswa
angkatan 2013 yang masuk dalam kriteria ekslusi penelitian. Sehingga, jumlah
populasi penelitian berjumlah 248 orang.
Tabel 1. Distribusi Sampel Berdasarkan Nilai Keaktifan Diskusi Tutorial
No.
1

2
3
4

Nilai Keaktifan Diskusi Tutorial
Frekuensi
75 – 79
18
80 – 84
118
85 – 89
21
90 – 94
9
Total
166
(Sumber: Data Primer Penelitian, 2015)

Persentase (%)
10,8

71,1
12,7
5,4
100

Berdasarkan dari data penelitian didapatkan 18 orang (11%) subjek
penelitian berada pada kisaran nilai keaktifan diskusi 75-79,99; 118 orang
(71%) subjek penelitian berada pada kisaran nilai keaktifan diskusi 80-84,99;
21 orang (13%) subjek penelitian berada pada kisaran nilai keaktifan diskusi
85-89,99; dan sebanyak 9 orang (5%) subjek penelitian berada pada kisaran
nilai keaktifan diskusi 90-94,99.

6

Tabel 2. Distribusi Sampel Berdasarkan Nilai Ujian Blok 8
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Nilai Ujian Blok 8
Frekuensi
15 – 20
1
25 – 29
2
30 – 34
4
35 – 39
15
40 – 44
33
45 – 49
35
50 – 54
28
55 – 59
21
60 – 64
16
65 – 69
8
70 – 74
2
85 – 90
1
Total
166
(Sumber: Data Primer Penelitian, 2015)

Persentase (%)
0,6
1,2
2,4
9,0
19,9
21,1
16,9
12,7
9,6
4,8
1,2
0,6
100

Distribusi data berdasarkan variabel nilai ujian blok 8 didapatkan 1
orang (0,6%) subjek penelitian berada pada kisaran nilai jumlah benar ujian
15-20; 2 orang (1,2%) subjek penelitian berada pada kisaran nilai jumlah benar
ujian 25-29; 4 orang (2,4%) subjek penelitian berada pada kisaran nilai jumlah
benar ujian 30-34; 15 orang (9%) subjek penelitian berada pada kisaran nilai
jumlah benar ujian 35-39; 33 orang (19,9%) subjek penelitian berada pada
kisaran nilai jumlah benar ujian 40-44; 35 orang (21,1%) subjek penelitian
berada pada kisaran nilai jumlah benar ujian 45-49; 28 orang (16,9%) subjek
penelitian berada pada kisaran nilai jumlah benar ujian 50-54; 21 orang
(12,7%) subjek penelitian berada pada kisaran nilai jumlah benar ujian 55-59;
16 orang (9,6%) subjek penelitian berada pada kisaran nilai jumlah benar ujian
60-64; 8 orang (4,8%) subjek penelitian berada pada kisaran nilai jumlah benar
ujian 65-69; 2 orang (1,2%) subjek penelitian berada pada kisaran nilai jumlah
benar ujian 70-74; dan 1 orang (0,6 %) subjek penelitian berada pada kisaran
nilai jumlah benar ujian 85-90.

7

2.

Analisa Univariat
Distribusi nilai rerata keaktifan diskusi tutorial blok 8 (Immunology
and Infection) mahasiswa dapat dilihat pada gambar 1.
¯ Nilai Keaktifan Diskusi
X
Tutorial

.

,

 

.

,

.
.
.

Angkatan

Gambar 1. Distribusi rerata nilai keaktifan diskusi tutorial blok 8 mahasiswa
Berdasarkan dari data penelitian, diperoleh bahwa nilai rata-rata
keaktifan diskusi tutorial blok 8 (Immunology and Infection) mahasiswa
Program Studi Kedokteran FKIK Untad angkatan 2012 adalah 82,54 dan
angkatan 2013 adalah 83,14. Nilai rata-rata keaktifan diskusi tutorial blok 8
(Immunology and Infection) mahasiswa angkatan 2013 lebih tinggi
dibandingkan dengan angkatan 2012.
Distribusi nilai rerata nilai jumlah benar ujian blok 8 (Immunology
and Infection) mahasiswa dapat dilihat pada gambar 2.
¯ Nilai Jumlah Benar
X
Ujian Blok 8

.

,

.

 

.
.
.

,

 

.
.
.

Angkatan

Gambar 2. Distribusi rerata nilai ujian blok 8 mahasiswa

8

Berdasarkan dari data penelitian, diperoleh bahwa nilai rata-rata ujian
blok 8 (Immunology and Infection) mahasiswa Program Studi Kedokteran
FKIK Untad angkatan 2012 adalah 82,54 dan angkatan 2013 adalah 83,14.
Nilai rata-rata ujian blok 8 (Immunology and Infection) mahasiswa angkatan
2013 lebih tinggi dibandingkan dengan angkatan 2012.
3.

Analisa Bivariat
Analisis data bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara
kedua variabel, yaitu keaktifan diskusi tutorial dan nilai ujian blok mahasiswa.
Uji statistik yang digunakan untuk mencari tahu hubungan tersebut adalah uji
korelasi Spearman.
Tabel 3. Hasil Uji Korelasi Spearman Hubungan Keaktifan Diskusi Tutorial
Terhadap Nilai Ujian Blok 8 (Immunology and Infection) Mahasiswa
Program Studi Kedokteran Untad.
UJI KORELASI ANALISIS
SPEARMAN

NILAI
p

ARAH
KORELASI

KEKUATAN
KORELASI (r)

Hubungan keaktifan diskusi
tutorial terhadap nilai ujian
blok 8 (Immunology and
Infection) mahasiswa Program
Studi Kedokteran Untad.

0,001

Positif

0,255

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai p adalah 0,001 yang
artinya terdapat korelasi yang sangat bermakna antara keaktifan diskusi tutorial
terhadap nilai ujian blok 8 (Immunology and Infection) mahasiswa Program
Studi Kedokteran FKIK Untad. Nilai koefisien korelasi (r) Spearman pada
analisis data pada penelitian ini adalah sebesar 0,255 yang berarti bahwa
kekuatan korelasinya lemah. Arah korelasi yang didapatkan adalah positif yang
memiliki makna semakin aktif seorang mahasiswa dalam melaksanakan
diskusi tutorial maka akan semakin tinggi pula pencapaian nilai yang diperoleh
pada ujian tulis akhir bloknya.

9

PEMBAHASAN
Hasil analisa univariat menunjukkan perbedaan rerata nilai dari setiap
angkatan. Berdasarkan hasil analisa angkatan 2013 memiliki rerata yang lebih
tinggi dibandingkan dengan angkatan 2012 pada seluruh variabel yang diteliti. Hal
ini dapat disebabkan karena jumlah sampel angkatan 2012 jauh lebih banyak
dibanding angkatan 2013, hal ini kemudian dapat mempengaruhi jumlah pembagi
dalam pencarian nilai rerata tiap variabel.
Uji analisa yang dipilih untuk mengetahui hubungan antara keaktifan
diskusi tutorial terhadap nilai ujian blok 8 (Immunology and Infection) adalah uji
korelasi Spearman. Berdasarkan hasil perhitungan uji tersebut, diperoleh bahwa
nilai p < 0,05 yaitu 0,001 yang artinya terdapat hubungan yang bermakna antara
keaktifan diskusi tutorial terhadap nilai ujian blok 8 (Immunology and Infection)
mahasiswa Program Studi Kedokteran Untad. Oleh karena itu, hipotesis kerja pada
penelitian ini dapat diterima. Kemudian untuk nilai p (0,001) bernilai positif
sehingga arah korelasi adalah positif yang artinya semakin aktif seorang mahasiswa
dalam melaksanakan diskusi tutorial maka akan semakin tinggi pula pencapaian
nilai yang diperoleh pada ujian tulis akhir bloknya. Namun kekuatan korelasi (r)
antara kedua variabel adalah lemah, yaitu nilai r = 0,255.
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Koh[3] bahwa metode
pembelajaran PBL selama masa pendidikan kedokteran memiliki efek positif
terhadap kompetensi lulusan dokter, khususnya pada dimensi sosial dan
kognitifnya. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Harsono & Dwiyanto[4] bahwa
diskusi tutorial di dalam kegiatan PBL akan mengaktifkan kelompok untuk
mencapai kemajuan secara bermakna melalui pembahasan masalah yang tersaji,
sehingga aktifitas ini merupakan salah satu jenis metode pendidikan untuk
meningkatkan pembelajaran mahasiswa yang akan berpengaruh pada prestasi
pembelajaran mahasiswa.
Peserta diskusi dapat mencapai tingkatan pengetahuan mulai dari
remembering (mengingat), understanding (memahami), applying (memaparkan),
analyzing (membedakan) hingga evaluating (membuat keputusan). Apabila
seseorang melakukan kegiatan diskusi, orang tersebut dapat mencapai tingkat

10

pengetahuan 1 sampai 5 dari 6 tingkatan. Semakin tinggi tingkatan pengetahuan
seseorang, maka semakin besar pula kemungkinan informasi pengetahuan tersebut
tersimpan dalam memori jangka panjangnya. Sehingga dapat diartikan, semakin
tinggi keaktifan mahasiswa dalam melakukan kegiatan diskusi tutorial akan
mencapai tingkatan pengetahuan yang cukup tinggi mengenai tujuan pembelajaran
dalam blok pembelajarannya maka akan semakin tinggi pula nilai evaluasi akhir
mahasiswa tersebut[7].
Lemahnya korelasi pada hasil penelitian ini disebabkan oleh banyak
faktor. Kekuatan korelasi yang lemah menunjukkan bahwa diskusi tutorial hanya
memberikan sumbangsih yang kecil atau lemah terhadap pencapaian nilai ujian
akhir blok mahasiswa. Oleh karena itu, masih terdapat banyak faktor lainnya yang
dapat memberikan pengaruh besar terhadap kemampuan pengetahuan mahasiswa
untuk mencapai prestasi yang baik saat evaluasi akhir blok. Komponen-komponen
dalam sistem pembelajaran blok untuk mencapai tujuan pembelajaran blok terdiri
atas kuliah pakar, laboratorium keterampilan klinik, kegiatan praktikum
laboratorium dan tutorial. Selain itu soal-soal ujian akhir blok disusun bukan hanya
berdasarkan komponen diskusi tutorial, namun diintegrasikan dengan seluruh
komponen-komponen dalam suatu blok pembelajaran. Sehingga mahasiswa perlu
untuk memahami seluruh komponen-komponen tersebut untuk memperoleh hasil
ujian akhir yang diharapkan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Istadi (2008)
mendapatkan adanya hubungan positif dan signifikan antara keefektifan kelompok
dengan kinerja tutor (r = 0,456 dengan p < 0,01). Hal ini berarti efektifitas
pembelajaran dalam sebuah diskusi tutorial bukan hanya bergantung sepenuhnya
pada mahasiswa, melainkan bergantung pula pada kinerja tutor sebagai pengawas
yang bertanggung jawab dalam jalannya diskusi tutorial yang berlangsung.
Sehingga peran tutor dalam hal ini juga dapat menjadi salah satu faktor penyebab
lemahnya korelasi penelitian ini[8].
Sifat subjektifitas penilaian oleh pihak tutor kepada mahasiswa selama
berjalannya diskusi tutorial juga dapat berpengaruh terhadap lemahnya korelasi
yang diperoleh dalam penelitian ini. Penilaian subjektivitas dapat membuat
seseorang mengeliminasi penilaian objektivitasnya meskipun sebagian akan

11

mencoba menggabungkannya (objektif dan subjektif) dan kemudian dibuat suatu
keputusan[9]. Sifat subjektivitas ini dapat dipicu oleh adanya suatu kedekatan,
hubungan emosional, penampilan hingga rasa iba, hal ini secara psikologi didasari
oleh kepribadian Altruisme seseorang[10]. Altruisme adalah menangguhkan atau
menganggap tidak penting kebutuhan atau minat pribadi dibandingkan dengan
orang lain yang dapat ditunjukkan dengan kecenderungan individu melakukan
tindakan-tindakan secara sukarela dengan tujuan untuk memberikan manfaat bagi
orang lain dan bukan bagi dirinya sendiri, sehingga sifat ini dapat mempengaruhi
persepsi, sikap dan nilai dari seseorang[11].
Peran dan tanggung jawab tutor dalam PBL sangat beragam. Tutor yang
ideal adalah tutor yang cakap dalam memfasilitasi kelompok (process expertise)
dan bukan cakap dalam subjek area (content expertise) saja. Di dalam PBL, tutor
memberi fasilitasi dan mengaktifkan kelompok untuk memastikan bahwa
mahasiswa mencapai kemajuan secara bermakna. Cara-cara fasilitasi dan aktifasi
kelompok dapat berupa pertanyaan umum maupun spesifik, mendorong refleksi
kritis mahasiswa, memberikan saran dan tantangan yang bersifat membantu apabila
diperlukan[4].
Berdasarkan studi meta-analisis yang dilakukan oleh Koh[3] sistem
pembelajaran PBL memiliki efek positif terhadap kompetensi lulusan dokter
khususnya pada dimensi kognitif dan sosial. Hal ini didukung pula oleh pernyataan
Ferreira & Trudel[12] bahwa PBL mengembangkan keterampilan halus mahasiswa
seperti kemampuan pendekatan pemecahan masalah, pandangan positif terhadap
lingkungan belajar dan sensitifitas terhadap komunitas. Hal ini merupakan salah
satu penunjang yang cukup penting dalam mewujudkan kompetensi dokter yang
sesuai dari segala aspek
Proses pembelajaran dalam diskusi tutorial mengharuskan setiap individu
berperan aktif, saling memberi kontribusi, saling menerima pendapat, saling
menghargai kemampuan orang lain dan saling menghargai orang lain. Sistem
pembelajaran ini lebih menekankan saling berbagi pengalaman dan pendapat, dan
bukan merupakan kompetisi untuk para mahasiswa. Para mahasiswa harus secara
bersama-sama bertanggung jawab sepenuhnya atas proses pembelajaran yang

12

mereka laksanakan. Dengan demikian keberhasilan seorang mahasiswa akan
membantu keberhasilan temannya[4].
Penelitian ini menemukan adanya hubungan yang bermakna antara
keaktifan diskusi tutorial terhadap nilai ujian blok mahasiswa (dalam hal ini blok 8
(Immunology and Infection). Sehingga dapat diartikan bahwa kegiatan diskusi
tutorial merupakan salah satu elemen esensial sistem pembelajaran PBL yang tidak
dapat dilepaskan, karenanya salah satu usaha untuk membuat mahasiswa mencapai
tujuan pembelajaran yang diinginkan oleh pendidik adalah dengan membuat
mahasiswa tersebut semakin berperan aktif dalam kegiatan diskusi tutorial.
Selama penelitian ini dilaksanakan, terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi hasil penelitian sehinggga menjadi kelemahan dari penelitian.
Adapun beberapa faktor tersebut adalah; (1) penilaian keaktifan diskusi tutorial
oleh tutor yang tidak mengacu pada standar operasional prosedur (SOP) penilaian
diskusi tutorial, dan (2) adanya beberapa data penelitian yang harus dikeluarkan
karena nilai keaktifan diskusi tutorialnya yang tidak diisi oleh tutor.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara keaktifan diskusi tutorial terhadap
nilai ujian blok 8 (Immunology and Infection) mahasiswa Program Studi
Kedokteran FKIK Untad.
SARAN
1. Bagi Mahasiswa sebaiknya bagi mahasiswa dalam setiap kegiatan diskusi
tutorial dapat mengikuti dengan baik seluruh langkah-langkah diskusi dan
berperan seaktif mungkin, sehingga dapat meningkatkan tingkat pengetahuan
yang berkaitan dengan setiap tujuan-tujuan pembelajaran yang harus dicapai
oleh setiap mahasiswa pada setiap blok pembelajaran.
2. Bagi Fakultas agar senantiasa memberikan kesempatan serta bimbingan
kepada mahasiswa yang ingin melakukan penelitian serupa sehingga dapat

13

mengevaluasi serta meningkatkan proses pembelajaran yang telah berlangsung
di Program Studi Kedokteran FKIK Untad.
3. Bagi Bagian PBL agar dapat kembali menekankan keharusan pada setiap tutor
untuk memberikan penilaian keaktifan diskusi tutorial sesuai dengan SOP
penilaian diskusi tutorial, sehingga dapat dilakukan evaluasi pada mahasiswa
yang dianggap masih kurang aktif menjadi lebih tepat.

14

DAFTAR PUSTAKA
1.

Suhoyo Y. Konsep Inovasi Strategi Pendidikan di Institusi Pendidikan
Kedokteran. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia. 2012 Jul; 01(02):1-10.

2.

Bustamam N, Pradnyamita R, Aprilia CA, Wahyukarno. Hubungan Kurikulum
Pendidikan Tahap Sarjana terhadap Kompetensi Mahasiswa pada Tahap
Profesi di Rumah Sakit Pendidikan. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia.
2012 Nov; 01(03):175-82.

3.

Koh GC-H, Khoo HE, Wong ML, Koh, D. The Effects of Problem-Based
Learning During Medical School on Physician Competency: a Systematic
Review. CMAJ Open. 2008 Jan; 178(01):34-41.

4.

Harsono, Dwiyanto D. Pembelajaran Berpusat Mahasiswa. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada; 2005.

5.

Waskito F, Suarayasa K, Mutiarasari D, Arwan, Demak Indah PK, Pakaya D,
et al. Panduan Akademik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 2014/2015.
Palu: FKIK-Untad; 2014.

6.

Nayef EG, Yacoob Nik RN, Ismail HN. Taxonomies of Educational Objective
Domain. HRMARS [Internet]. 2013 Sept [cited 2014 Dec 09]; 03(09):166-75.
Available from: http://dx.doi.org/10.6007/IJARBSS/v3-i9/199

7.

Barak M. Teaching engineering and technology: cognitive, knowledge and
problem-solving taxonomies. JEDT. 2013 Aug; 11(03):316-33.

8.

Istadi Y. Hubungan antara Dimensi Perilaku Belajar Kelompok dengan
Keefektifan Kelompok Tutorial PBL. Majalah Ilmiah Sultan Agung. 2008
Sept; 49(125):39-45.

9.

Tosi H, Pilati M. Managing Organizational Behaviour: Individuals, Team,
Organization and Management. Northampton: Edward Elgar Publishing; 2011.

10. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock: Buku Ajar Psikiatri Klinis. Jakarta:
EGC; 2015.
11. Elvira SD, Hadisukanto, Gitayanti. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: FKUI; 2015.
12. Ferreira MM, Trudel AR. The Impact of Problem-Based Learning (PBL) on
Student Attitudes Toward Science, Problem-Solving Skills, and Sense of
Community in the Classroom. Journal of Classroom Interaction. 2012 Sept;
47(01):23-30.