Peran Guru Mata Pelajaran Kimia dalam me

MAKALAH
Peran Guru Mata Pelajaran dalam Meningkatkan Pembelajaran Siswa di Sekolah
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh :
Nama

:

Elsa Ari Astuti

NIM

:

4301414015

Prodi

:


Pendidikan Kimia

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN AJARAN 2015

KATA PENGANTAR

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan penulisan makalah yang
berjudul ‘Peran Guru Mata Pelajaran dalam Meningkatkan Pembelajaran Siswa di Sekolah’.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
yang syafaatnya selalu kita nantikan di yaumul akhir.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling
tahun 2015. Makalah peeran guru mata pelajaran dalam meningkatkan pembelajaran di
sekolah ini selain memuat peran mata pelajaran dalam meningkatkan pembelajaran siswa
juga

memuat pentingnya program bimbingan dan konseling diterapkan disekolah.

Pembuatan makalah ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Tanpa mereka penulisan

makalah ini tidak akan berjalan dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan
2. Ibu Awaliya selaku Pengampu Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling yang telah
banyak memberikan bimbingannya dalam penulisan makalah ini.
3. Teman-teman yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak
yang membutuhkan sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Amin.

Semarang, 18 Juni 2015

ii
Daftar Isi

KATA PENGANTAR………………………………………………………………...…..ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...…iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………….…1
1. Latar Belakang………………………………………………………………….….1
2. Rumusan Masalah………………………………………………………………….2
3. Tujuan………………………………………………………………………..…….3

BAB II IDENTIFIKASI DAN PROSES…………………………………………………..3
1. Dasar Teori…………………………………………………………………….…..3
2. Proses………………………………………………………………………………4
BAB III PEMBAHASAN…………………………………………………………………6
BAB IV PENUTUP………………………………………………………………………..8
1. Kesimpulan………………………………………………………………...………8
2. Saran……………………………………………………………………………….8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...…..….9
Lampiran………………………………………………………………………………….10

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Undangundang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 3 dinyatakan bahwa Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sejalan dengan tujuan
pendidikan nasional Indonesia, maka dirumuskan tujuan pendidikan yakni memberi bekal
kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan dalam menguasai mata
pelajaran. Pendidikan merupakan pondasi untuk pendidikan selanjutnya dan pendidikan
nasional. Untuk itu aset suatu bangsa tidak hanya terletak pada sumber daya alam yang
melimpah, tetapi terletak pada sumber daya alam yang berkualitas. Dalam hal ini sumber
daya yang berkualitas adalah manusia. Oleh karena itu, dari waktu kewaktu selalu ada usaha
untuk meningkatkan mutu pendidikan, meningkatkan sumber daya manusia sebagai suatu
aset bangsa yang mampu mengembangkan pendidikan Indonesia.
Pendidikan akan selalu terkait dengan proses belajar mengajar. Belajar mengajar
adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Selain itu diperlukan suatu bimbingan untuk
siswa agar siswa dapat menyelesaikan masalah-masalah yang tidak terduga sebelumnya.
Menurut Hamri dan Nericson dalam Laksi (2003:1) “…bimbingan sebagai salah satu aspek
dari program pendidikan diarahkan terutama pada membantu para perserta didik agar dapat
menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapinya sesuai dengan minat, kemampuan dan
kebutuhan sosialnya. Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh
seorang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja
maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya
sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu yang ada, dapat dikembangkan
1

berdasarkan norma-norma yang berlaku. Proses pemberian bantuan semacam ini sangat tepat
diberikan di sekolah. Dengan demikian bimbingan menjadi bidang layanan khusus dalam

keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam
bidang tersebut.
Di Sekolah, kegiatan Bimbingan kelompok diberikan oleh Guru Pembimbing secara
khusus seperti di jenjang pendidikan. Guru kelas harus menjalankan tugasnya secara
menyeluruh, baik tugas menyampaikan semua materi pelajaran (kecuali Agama dan
Penjaskes) dan memberikan layanan bimbingan konseling kepada semua siswa tanpa
terkecuali. Layanan bimbingan dan konseling meliputi layanan orientasi, layanan informasi,
layanan penempatan/penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan konseling perorangan,
layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, layanan konsultasi dan layanan
mediasi. Seorang guru harus melaksanakan layanan bimbingan tersebut agar setiap
permasalahan yang dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin sehingga tidak
menggangu jalannya proses pembelajaran.
Selain melaksanakan tugas pokoknya menyampaikan semua mata pelajaran, guru
mata pelajaran juga dibebani seperangkat administrasi yang harus dikerjakan sehingga tugas
memberikan layanan bimbingan belum dapat dilakukan secara maksimal. Dalam Pedoman
Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam bidang mata pelajaran tersirat bahwa suatu sistem
layanan berbasis kompetensi tidak mungkin akan tercipta dan tercapai dengan baik apabila

tidak memiliki sistem pengelolaan yang bermutu. Artinya, hal itu perlu dilakukan secara
jelas, sistematis, dan terarah. Untuk itu diperlukan guru pembimbing yang profesional dalam
mengelola kegiatan Bimbingan dan konseling. Dengan demikian, diperlukan peningkatan
proses pembelajaran siswa di sekolah melalui peran seorang guru mata pelajaran.

2. Rumusan Masalah
Bagaimana peran guru mata pelajaran dalam meningkatkan proses pembelajaran
siswa di SMA N 12 Semarang?

2
3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui peran seorang guru mata
pelajaran dalam memningkatkan proses pembelajaran siswa di sekolah atau dalam sebuah
instansi formal.

BAB II
IDENTIFIKASI DAN PROSES

1. Dasar Teori
Dalam dunia pendidikan, guru merupakan salah satu faktor penting yang menentukan

keberhasilan siswanya dalam pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar guru tidak hanya
dituntut agar mampu menyampaikan materi pelajaran dan menguasai bahan pelajaran, tetapi
harus dapat memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa dalam hal
peningkatan pembelajaran di sekolah.
Dalam kedudukannya sebagai personil pelaksana proses pembelajaran di sekolah, guru
memiliki posisi yang strategis. Guru dapat mengamati secara rutin tentang perkembangan
kepribadian siswa, kemajuan belajarnya, dan bukan tidak mungkin akan langsung berhadapan
dengan permasalahan siswa. Menurut Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa terdapat
beberapa peran guru dalam kegiatan bimbingan konseling yaitu:
 Informator
Seorang guru dalam kinerjanya dapat berperan sebagai informator, terutama berkaitan
dengan tugasnya membantu guru bimbingan dan konseling kepada siswa pada



umumnya.
Organisator
Guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain.
Motivator
Dalam peranan ini, guru dapat berperan sebagai pemberi motivasi siswa dalam

memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, sekaligus memberikan









kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan konseling.
Director
3
Guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan
tujuan yang dicita-citakan.
Inisiator
Guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.
Transmitter
Guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan pengetahuan.
Fasilitator

Guru dapat berperan sebagai fasilitator terutama ketika dilangsungkan layanan
pembelajaran baik itu yang bersifat preventif ataupun kuratif.
Mediator

Dalam kedudukannya yang strategis, yakni berhadapan langsung dengan siswa, guru


dapat berperanan sebagai mediator antara siswa dengan guru pembimbing.
Evaluator
Guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademik
maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya



berhasil atau tidak.
Kolabolator
Sebagai mitra seprofesi yakni sama-sama sebagai tenaga pendidik di sekolah, guru
dapat berperanan sebagai kolabolator konselor di sekolah.

2.


Proses
Proses penyusunan makalah dengan menggunakan metode observasi (wawancara dengan

guru mata pelajaran kimia di SMA N 12 Semarang) dan studi pustaka seperti buku,
pengambilan data dari literature serta penulisannya menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Sedangkan materi obsevasi yaitu tentang seorang guru mata pelajaran dalam
menjalankan peran informator, peran fasilitator, peran motivator, peran mediator, peran
kolaborator dalam meningkatkan pembelajaran siswa.
Dialog dengan Ibu Dra. Widiyanti (guru Kimia SMA N 12 Semarang)
Elsa

: “Bu, bagaimana strategi guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa?”

Ibu

: “Untuk meningkatkan hasil belajar yaitu memberikan motivasi atau
dorongan kepada siswa agar mereka menjadi giat belajar. Selain itu juga
4
memberikan contoh sosok figur yang telah berhasil sebelumnya sehingga

murid yang mendengar cerita tersebut bakal termotivasi untuk menirunya.
Dengan proses pembelajaran interaktif menurut saya juga dapat
menimbulkan siswa lebih aktif dalam belajar”.

Muslimah : “Menurut ibu, faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar?”
Ibu

: “Menurut saya, faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu lingkungan
yang terdiri dari keluarga, masyarakat dan sekolahnya itu sendiri,
termasuk teman bermainnya. Selain itu faktor pola belajar setiap anak
juga berbeda-beda.”

Ismi

: “Lanjut ya bu, bagaimana peran guru dalam proses belajar siswa?”

Ibu

: “Peran guru dalam proses belajar yaitu sebagai penyalur informasi. Karena
guru mata pelajaran memiliki porsi jam lebih dari guru BK, sehingga
dapat dikatakan lebih tahu mengenai pola perilaku dan kebiasaan siswa
ketika di dalam kelas saat pembelajaran. Ketika ada siswa yang
bermasalah kami perlu menginformasikan kepada guru BK untuk ditindak
lanjuti. Tidak hanya siswa yang bermasalah tetapi siswa yang memiliki
suatu potensi lebih pun kami menghimbau kepada guru BK untuk
memberi motivasi dan arahan mengenai masa depan.”

Muslimah : “Bu, apakah penting peran seorang guru mata pelajaran dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling di sekolah?”
Ibu

: “Menurut saya, sangatlah penting karena dapat membantu siswa jika siswa
menghadapi suatu masalah ataupun siswa mengalami kesulitan-kesulitan
dalam pembelajaran. Terutama dalam mata pelajaran kimia, berperan
sebagai motivator, guru kimia dapat membantu dan memberikan motivasi
serta dukungan moril sehingga siswa dapat mengatasi kesulitan.’

Ismi

: ”Bu, bagaimana proses pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMA N
12 Semarang?”

Ibu

: ”Seperti layaknya pemberian bimbingan dan konseling di sekolah lainnya
yaitu dengan memberikan layanan-layanan bimbingan dan konseling.
Misalnya ketika anak akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi,
maka guru dapat memberikan informasi mengenai perguruan tinggi yang
mana yang sesuai dengan yang diinginkan siswa.”
5

Elsa

: ”Bagaimana dengan peran guru sebagai kolabolator, mediator dan
fasilitator? Dan apakah ada kendalanya bu?”

Ibu

: ”Sebagai kolabolator tentu guru mata pelajaran mengkolaborasikan siswa
dengan konselor di sekolah, sebagai mediator menurut saya guru
memberikan media penengah dalam kegiatan belajar siswa dan sebagai
fasilitator akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses
belajar-mengajar. Mengenai kendala tentu saja ada. Kendala dalam
pelaksanaan bimbingan dan konseling misalnya yaitu siswa kurang aktif
dan kurang memanfaatkan adanya pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah. Sedangkan untuk mengatasinya yaitu dengan mendekati siswa

dan memberikan informasi bahwa layanan bimbingan dan konseling
sangat bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan sekolah.”

BAB III
PEMBAHASAN

Dalam dunia pendidikan, khususnya sekolah, bimbingan adalah suatu proses
pemberian atau layanan bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada
yang dibimbing agar tercapai perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan
lingkungan. Bimbingan dilakukan secara terus-menerus untuk membantu perkembangan
individu dalam rangka mengembangkan kemampuannya secara maksimal untuk memperoleh
manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat. Bimbingan
dalam penelitian ini merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada individu agar
dapat mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, dan membantu siswa agar
memahami dirinya (self understanding), menerima dirinya (self acceptance), mengarahkan
dirinya (self direction), dan merealisasikan dirinya (self realization).
Menurut Ibu Dra. Widiyanti, peran guru mata pelajaran dalam kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah sangatlah diperlukan karena bimbingan dan konseling akan memberikan
kemudahan dalam memahami diri sendiri, memahami suatu masalah dan menyelesaikan
6
masalah individu. Hal ini sangatlah sejalan dengan tujuan bimbingan dan konseling yaitu
untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap
perkembangan dasar dan bakat-bakatnya.
Berdasarkan obeservasi di SMA N 12 Semarang pada hari Sabtu, 13 Juni 2015 peran dari
guru mata pelajaran dalam meningkatkan hasil belajar yaitu:
1. Peran informator
Peran guru sebagai informator yaitu memberikan informasi mengenai peraturan yang
telah disepakati, cara mengajar informatif, studi lapangan, dan sumber informasi
kegiatan akademik maupun umum.

2. Peran Fasilitator
Peran fasilitator yaitu guru memberikan fasilitas-fasilitas yang menunjang kegiatan
pembelajaran kepada muridnya seperti fasilitas berupa sarana dan prasarana seperti
ruang laboratorium, ruang kelas.
3. Peran Motivator
Guru mata pelajaran sebagai motivator harus mampu merangsang dan memberikan
dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan
swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di
dalam proses belajar-mengajar.
4. Peran Mediator
Sebagai mediator, guru menjadi media penengah dalam kegiatan belajar siswa.
Misalnya yaitu ketika siswa seharusnya mengikuti pelajaran dikelas, tanpa kerelaan
guru dalam memberi kesempatan kepada siswa menerima layanan, layanan konseling
perorangan akan sulit terlaksana mengingat terbatasnya jam khusus bimbingan dan
konseling di sekolah.
5. Peran kolaborator
Guru mengkolaborasikan siswa dengan konselor di sekolah, membina hubungan yang
baik dengan sesama guru mata pelajaran, guru BK, atau dengan muridnya.

7

BAB IV
PENUTUP

1.

Kesimpulan
Dalam kegiatan belajar dan mengajar di sekolah peran mata pelajaran dalam

meningkatkan pembelajaran siswa terkait pelaksanaan bimbingan dan konseling sangatlah

penting. Peran guru kimia dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling diantaranya dalah
sebagai mediator, informator, kolabolator, motivator dan fasilitator.
2.

Saran
a. Sorang mata pelajaran lebih memperhatikan perkembangan siswa dalam hal
pembelajaran, masalah yang dihadapi, dan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa.
b. Seorang guru kimia lebih akrab dengan siswa agar tercipta hubungan siswa dan guru
yang baik dan intensif.

8
Daftar Pustaka

Achmad, Hiskia dan Lubna Baradja.2012.Demonstrasi Sains Kimia, Kimia Deskriptif
Melalui Demo Kimia.Bandung:Nuansa
Awalya dkk. 2013. Bimbingan dan Konseling. Semarang : Universitas Negeri Semarang
Semiawan, Conny, A.F. Tangyong dkk.1985.Pendekatan Ketrampilan Proses : Bagaimana
Mengaktifkan Siswa Dalam Belajar.Jakarta:Gramedia.

Hamalik, Oemar. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta:Bumi Aksara
Brown, George.1991. Pengajaran Mikro Program Keterampilan Belajar.Subabaya:Airlangga
Soekarso, Ekodjatmiko.2007.Belajar dan Berkarya, Suatu Tinjauan Psikologi untuk
Pengelola Program Akselerasi.Jakarta:Direktorat PSLB

9
Lampiran

Instrumen Wawancara

Nama Sekolah

:

Alamat Sekolah :

SMA N 12 Semarang
Jalan Raya Gunungpati Semarang (Nomor
Telepon 024 693 2224, Fax 693 2260)

1.
2.
3.
4.

Nama Guru

:

Dra. Widiyanti

Hari, tanggal

:

Sabtu, 13 Juni 2015

Tempat

:

SMA N 12 Semarang

Bagaimana strategi guru mata pelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa?
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa?
Bagaimana peran guru dalam proses belajar dan mengajar di sekolah?
Bagaimana peran guru maka pelajaran berkaitan dengan peningkatan hasil belajar

siswa?
5. Apakah penting peran seorang guru mata pelajaran dalam pelaksanaan BK di
sekolah?
6. Kendala apa yang dialami guru dalam meningkatkan belajar siswa?
7. Sebagai mediator, informatory, fasilitator, kolabolator dan motivator bagaimana peran
guru mata pelajaran dalam peningkatan hasil belajar siswa?

10
Surat Keterangan

Dokumentasi

11

Dokumentasi

12