PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN IPA. pdf
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN IPA BERBASIS
KEARIFAN LOKAL DI SEKOLAH DASAR
Encep Andriana, Mudmainah Vitasari, Yuvita Oktarisa, Dyan Novitasari
andriana1188@untirta.ac.id
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Abstrak. Kearifan lokal merupakan salah satu khasanah kekayaan budaya bangsa yang patut
untuk dilestarikan. Upaya pelestarian kearifan lokal dapat dilakukan dengan memperkenalkan
nilai-nilai kearifan lokal kepada siswa, terutama bagi siswa sekolah dasar sebagai pondasi awal
dalam membentuk karakter siswa. Mengenalkan kearifan lokal pada pembelajaran di sekolah
dasar dapat dilakukan dengan cara mengintegrasikan konten kearifan lokal dalam bentuk
multimedia untuk memudahkan dan menarik perhatian siswa dalam belajar. Pengembangan
multimedia berbasis kearifan lokal ini diintegrasikan pada mata pelajaran IPA, mengingat IPA
merupakan mata pelajaran yang erat kaitannya dengan lingkungan sekitar. Metode penelitian ini
dengan menggunakan research and development (R & D) dengan tiga fase, yang terdiri dari fase
analisis keperluan, fase desain, fase pengembangan dan implementasi. Berdasarkan hasil
pengembangan multimedia diperoleh hasil bahwa multimedia IPA berbasis kearifan lokal
disekolah dasar sangat layak digunakan.
Kata kunci: IPA, Kearifan lokal, Multimedia
Abstract. Local wisdom is one of the treasures of the nation's cultural riches that deserve to be
preserved. Efforts to preserve local wisdom can be done by introducing the values of local wisdom
to students, especially for primary school students as the initial foundation in shaping the
character of students. Introducing local wisdom in primary school learning can be done by
integrating local wisdom content in the form of multimedia to facilitate and attract students'
attention in learning. Development of multimedia-based local wisdom is integrated in science
subjects, given the natural science is a subject that is closely related to the surrounding
environment. This research method using research and development (R & D) with three phases,
consisting of phase of requirement analysis, design phase, development phase and implementation.
Based on the results of multimedia development obtained the result that multimedia-based IPA
based on local wisdom basic school very worthy to use
Keywords: Natural Science, Local Wisdom, Multimedia
186
A. Pendahuluan
Pembelajaran
IPA
merupakan
sehingga banyak materi pembelajaran
salah satu pembelajaran yang penting
IPA yang dapat diintegrasikan dengan
bagi siswa. Pengatahuan tentang IPA
kearifan local karena melalui muatan
ditanamkan dari sejak siswa berada
kearifan lokal maka diharapkan proses
pada jenjang Sekolah Dasar. Hasi
pembelajaran
pengamatan
menunjukkan
kembangkan karakter anak, hal tersebut
kalau media yang digunakan dalam
senada dengan kajian yang dilakukan
pembelajaran
oleh
lapangan
IPA
belum
dapat
mampu
Fajarini,
U
menumbuh
(2014).
Tujuan
meningkatkan motivasi siswa untuk
berikutnya adalah untuk mengetahui
belajar IPA. Seperti yang terdapat di
layak
SDN Banjar Agung 4 di kelas IV,
pembelajran berbasis kearifan local
permasalahan dalam pembelajaran IPA
yang diimplementasikan, tujuan ketiga
masih dirasakan karena siswa masih
adalah
kurang tertarik dengan cara guru
belajar siswa SD kelas IV setelah
menyampaikan materi pembelajaran
menggunakan
karena guru kurang memaksimalkan
pembelajaran berbasis kearifan local.
atau
tidak
untuk
multimedia
mengatahui
motifasi
multimedia
fungsi dari media terutama media
Adapun batasan masalah dalam
berbasis kearifan lokal, setidaknya baru
penelitian ini adalah bahwa dalam
terdapat media Big book berbasis
penelitian
kearifan lokal baduy yang berhasil
dikembangkan medianya adalah materi
dikembangkan dan dinyatakan layak
antara sumber daya alam dengan
(Andriana, E., et, al. 2017).
lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan
multimedia
ini
Pengembangan
pembelajran
diintegrasikan
kearifan
bagi siswa SD kelas IV. Kearifan local
kompetensi
diangkat dalam media pembelajaran
“Mendeskripsikan
karena
Sumber
IPA
erat
kaitannya dengan lingkungan sekitar
local
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093
dengan
ini
hanya
pada
dasar
IPA
3.7
Hubungan
antara
Daya
Lingkungan,
yang
multimedia
pembelajran berbasis kearifan local
pembelajaran
materi
Alam
dengan
Teknologi,
dan
Encep, dkk
187
Masyarakat” pada kurikuum 2013 yang
memungkinakan seorang siswa dapat
terdapat di kelas IV. Indikator media
belajar dengan baik.
pembelajran yang diukur yaitu: a.
Multimedia pembelajran berbasis
Kesederhanaan, b. Keterpaduan, c.
kearfan local yang dikembangkan ini,
Keseimbangan,
e.
merupakan jenis multimedia berbasis
Pemrograman. Indikator motivasi siswa
kearifan local yang dikembangkan ini,
yang diukur yaitu: a. Siswa memiliki
merupakan
jenis
multimedia
hasrat dan keinginan berhasil, b. Siswa
pembelajran
interaktif.
Multimedia
memiliki dorongan dan kebutuhan
pembelajran berbasis kearifan local ini
dalam belajar, c. Siswa memiliki
dikembangkan
harapan atau cita-cita masa depan, d.
computer
Adanya penghargaan dalam belajar, e.
menampilkan
Adanya kegiatan yang menarik dalam
dibantu dengan aplikasi
belajar, f. Adanya lingkungan belajar
power point dan i-spring.
yang
d.
Tampilan,
kondusif,
dengan
dan
dukungan
projector
multimedia
untuk
tersebut
Microsoft
sehingga
B. Metode Penelitian
Metode
penelitian
yang
(dalam Rohman dan Amri, 2013).
digunakan dalam penelitian ini adalah
Dalam
Reseach and Development (R&D)
pengulangan perlu dijalankan dalam
yaitu upaya untuk mengembangkan dan
setiap fase, di mana model ini lebih
menghasilkan suatu produk berupa
berorientasi produk.
materi, meida, alat dan atau strategi
model
Tahap
ini,
penilaian
pengemnagan
dan
media
pembelajaran di kelas, dan bukan untuk
dalam penelitian ini dimulai dari
menguji teori (Sukmadinata, 2015).
analisa kebutuhan Rohman (2013),
Model Hannafin dan Peck adalah
dilanjutkan dengan fase desain, fase
model desain pembelajaran yang terdiri
desain mencakup story board yang
dari tiga fase yaitu fase analisis
mencakup
keperluan,
pembelajaran
pengembangan
fase
dan
desain,
fase
implementasi
urutan
berdarkan
aktifitas
keperluan
pelajaran dan objek media pembelajran
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093
Encep, dkk
188
seperti yang Fase 3 Development and
penelitian untuk melihat dari dekat
Implementation, Fase pengembangan
kegiatan yang dilakukan (Sudaryono,
dan implementasi: penghasilan diagram
2011).
alur,
4) Dokumentsi
pengujian,
serta
penilaian
konfirmatf yang dilakukan sepanjang
Dokumentasi adalah ditujukan untuk
proses pengembangan media.
memperoleh data langsung dari tempat
Teknik
Pengumpulan
data
penelitian, meliputi buku-buku yang
dilakukan dengan beberapa cara yiatu:
relevan, peraturan-peraturan, laporan
1) Angket
kegiatan, foto-foto, film dokumenter,
atau
kuisioner
menurut
Sudaryono (2011) merupakan suatu
data
teknik atau cara pengumpulan data
(Sudaryono, 2011: 197).
secara tidak langsung (peneliti tidak
langsung
bertanya-jawab
dengan
yang
Data
dalam
1) Angket
2) Wawancara
a. Angket
penelitian
Penilaian
Sudaryono
(2011:
188)
Pembelajaran
adalah
suatu
cara
Angket
wawancara
penelitian
ini
diperoleh dengan beberapa cara.
responden).
Menurut
relevan
pada
Media
penelitian
ini
pengumpulan data yang digunakan
digunakan untuk mengukur kelayakan
untuk memperoleh informasi langsung
media pembelajaran. Angket ini akan
dari
ditujukan pada dosen
ahli
media
digunakan bila ingin mengetahui hal-
pembelajaran.
ini
untuk
hal
lebih
menentukan kelayakan media dengan
serta jumlah responden
tanpa revisi, atau dengan revisi atau
sumbernya.
dari
mendalam
sedikit.
Wawancara
respoden
Dalam
secara
Angket
ini
tidak layak diimplementasikan. Angket
wawancara yang dilakukan adalah
yang digunakan pada penelitian ini
wawancara bebas, yaitu tanya jawab
menggunakan skala Likert dengan skor
yang
1, 2, 3, 4, dan 5.
dilakukan
penelitian
ini
peneliti
dengan
responden.
Lembar
3) Observasi
Observasi
pembelajaran
yaitu
melakukan
penilaian
berupa
media
angket
yang
digunakan untuk menilai kelayakan
pengamatan secara langsung ke objek multimedia
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093
189
pembelajaran
berbasis
Encep, dkk
kearifan lokal. Lembar penilaian media
dibuat sesuai dengan budaya yang
pembelajaran
berlaku di masyarakat Badui.
oleh
dengan
adanya
pengembangan oleh peneliti dengan
e. Angket respon Motivasi Belajar
indicator kesederhanaan, keterpaduan,
Siswa.
keseimbangan, tampilan warna serta
Angket
pemograman.
merupakan angket yang digunakan
b. Angket
Penilaian
Media
Pembelajaran Oleh Ahli Materi
untuk
respon
mengetahui
setalah
Media yang dikembangkan harus
motivasi
belajar
siswa
motivasi
siswa
menggunakan
multimedia berbasis kearifa local.
dinilai oleh ahli ateri adapun kisi-kisi
2) Wawancara
instrument penilian media oleh ahli
Wawancara
materi terdiri dari format materi dalam
mengatahui informasi dari responden
multimedia pembelajran, isi materi
yaitu Sekolah dan Suku Baduy.
dalam multimedia pembelajran, dan
3) Observasi
bahasa
Observasi
atau
dilakukan
peneliti
yang
digunakan
dalam
multimedia pembelajran.
c. Angket
Penilaian
Media
Pembelajran Oleh Ahli Pendidikan
penilaian
langsung
untuk
pengamatan
untuk
yang
melihat
bagaimana
proses
multimedayang
kelas.
4) Dokumentasi
dikembangkan.
Dokumentasi
d. Angket penilian isi Media oleh Ahli
digunakan
Etnosains
Etnosains
dilakukan
pembelakran yang terjadi di dalam
Ahli pendidikan juga dilibatkan
dalam
yang
pada
untuk
penelitian
mengatahui
ini
atau
menggambarkan proses pembelajaran
bertugas
untuk
secara langsung dalam keadaan yang
memvalidasi apakah muktimedia yang
sesungguhnya atapun pengambilan data
pada saat observasi di Baduy.
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093
Encep, dkk
190
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Tahap
Pengembangan
maupun siswa. Permasalahan yang
Pembelajaran
didapatkan adalah kurangnya motivasi
Multimedia
Berbasis Kearifan Lokal
a. Analisis
siswa berkaitan dengan kurangnya
Kebutuhan
(Needs
Assesment)
media yang digunakan dalam proses
pembelajaran
Tahap
awal
pengembangan
khususnya
untuk
kurikulum 2013.
media pembelajaran di mulai dengan
Berdasarkan
analisis
studi
menganalisis kebutuhan akan adanya
pustaka dan studi lapangan maka
media pembelajaran berbasis kearifan
peneliti
lokal Baduy dan kebutuhan kemahiran
pembelajaran berbentuk multimedia
dan peralatan dalam mengembangkan
pembelajaran berbasis kearifan lokal
media
Baduy.
pembelajaran
multimedia
berbentuk
pembelajaran
berbasis
2) Analisis
kearifan lokal Baduy.
Analisis
Analisis tujuan dilakukan untuk
masalah
informasi
mendasar
media
Pengetahuan
dan
pengetahuan
dan
Kemahiran
1) Analisis Tujuan
memperoleh
mengembangkan
yang
kemahiran dilakukan untuk mengetahui
mengenai
pengetahuan dan kemahiran sasaran
dijadikan
yang diperlukan dalam menjalankan
tujuan dikembangkannya multimedia
multimedia
pembelajaran berbasis kearifan lokal.
kearifan lokal Baduy. Sasaran utama
Hasil analisis yang dilakukan meliputi
yaitu
studi pustaka dan studi lapangan. Studi
multimedia
pustaka dengan mempelajari jurnal atau
kearifan lokal Baduy pada saat proses
laporan
pembelajaran di Sekolah.
hasil
pengembangan
penelitian
media
tentang
pembelajaran
yang berbasis kearifan lokal.
secara
langsung
guru
dalam
Hasil
dan
wawancara dengan guru kelas IV
sesuai
analisis
dan
dengan
kemahiran
yang
menggunakan
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093
berbasisi
menggunakan
pembelajaran
pengetahuan
Studi lapangan dilakukan dengan
melihat
pembelajaran
berbasis
wawancara
kemahiran
guru
pengetahuan
dan
diperlukan
dalam
multimedia
Encep, dkk
191
pembelajaran berbasis kearifan lokal
media pembelajaran yang kemudian
Baduy.
akan dikembangkan menjadi movie.
Dari
hasil
wawancara
menyatakan bahwa pengetahuan dan
Perangkat media yang digunakan
kemahiran guru sudah sesuai dan
dalam pembuatan media pembelajaran
memenuhi kriteria yang dibutuhkan
ini, yaitu perangkat lunak (software)
untuk
dan
menjalankan
multimedia
perangkat
keras
(hardware).
pembelajaran berbasis kearifan lokal.
Perangkat
3) Analisis Peralatan dan Keperluan
digunakan adalah microsoft power
Analisis peralatan ini bertujuan
untuk
mengetahui
dibutuhkan
media
dalam
peralatan
pembelajaran.
yang
Pengembangan
media
pembelajaran yang dihasilkan terdiri
yang
dari tiga bagian yaitu bagian awal, inti,
dibutuhkan adalah laptop dan proyektor
dan akhir. Bagian awal media terdiri
untuk menampilkan media di dalam
dari cover pembuka,
kelas. Analisis keperluan menunjukkan
materi, dan home (menu utama) yang
kebutuhan materi yang disajikan dalam
terdapat petunjuk penggunaan pada
gambar maupun video. Kebutuhan
halaman home. Bagian inti media
materi
dan
terdiri dari kompetensi dasar, indikator,
informasi mengenai kearifan lokal
tujuan pembelajaran, materi ajar, dan
Baduy
dengan
evaluasi. Materi ajar berisi materi
materi yang diangkat dengan cara
pembelajaran yang disesuaikan dengan
melakukan
kriteria produk dengan memperhatikan
termasuk
yang
Alat
(software)
points.
yang
mengembangkan
lunak
data-data
berhubungan
wawancara
dengan
cover judul
masyarakat Baduy.
kelayakan
b. Desain (design)
kebahasaan, penyajian dan kegrafikan.
dari
aspek
isi
materi,
Tahap desain bertujuan untuk
Bagian akhir media terdiri dari profil
mengidentifikasi dan mendokumenkan
pembuat, daftar pustaka, dan ucapan
kaidah
terimakasih.
yang
paling
baik
untuk
mencapai tujuan pembuatan media
tersebut.
Tahapan
dengan membuat
desaign
diawali
storyboard
yang
berisi rancangan garis besar dari isi
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093
192
c. Pengembangan dan Implementasi
(Development
and
Implementation)
Encep, dkk
1) Validasi Multimedia Pembelajaran
(2) Jenis huruf yang digunakan jangan
Berbasis Kearifan Lokal (Validasi
terlalu banyak variasi agar siswa
Ahli)
fokus membaca materinya.
Validasi
instrument
dilakukan
b) Ahli Materi
sebanyak 2 kali, yaitu melalui diskusi
Perbaikan pada media berdasarkan
dengan validasi ahli. Hasil diskusi dan
saran dari ahli materi yaitu sebgai
validasi berupa koreksi dan dilakukan
berikut :
perbaikan terhadap instrumen. Hasil
(1) Memberikan nomer pada proses
perbaikan dari diskusi adalah membuat
pembuatan beras, sehingga siswa
rubrik
mengetahui sudah proses yang
harus
optimal,
agar
tidak
membingungkan validator. Penilaian
media
pembelajaran
dikembangkan
dilakukan
keberapa.
yang
oleh
(2) Penyajian
7
kalimat
diefektifkan
bisa
sesuai
lebih
untuk
validator yang terdiri dari 2 dosen
penyajian anak Sekolah Dasar dan
sebagai ahli media, 2 dosen sebagai
jelakan di awal sekilas mengenai
ahli materi, 2 guru sebagai ahli
Baduy sebagai ikon atau kearifan
pendidikan, dan 1 dosen sebagai ahli
lokal Baduy
etnosains.
c) Ahli Pendidikan
2) Revisi Produk
Hasil
a) Ahli Media
Perbaikan
dari
validasi
ahli
pendidikan dikatakan bahwa media
pada
multimedia
sudah sesuai dengan pembelajaran, dan
pembelajarab berbasis kearifan lokal
layak digunakan untu siswa, akan tetapi
Baduy berdasarkan saran dari ahli
ada beberapa tulisan yang mungkin
media sebagai berikut :
tidak begitu jelas terlihat yang terdapat
(1) Ciri Baduy belum nampak di awal
pada halaman materi
slide. Karena berbasis kearifan
diperbaiki.
Baduy jadi biar jelas dan siswa
d) Ahli Etnosains
yang harus
mengenalinya maka tampilkan ciri
Hasil validasi dari ahli etnosains
khas Baduy pada bagian cover
yaitu dengan memberikan penambahan
judul.
pertanyaan produktif sebelum adanya
materi.
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093
Encep, dkk
193
3) Implementasi
multimedia
Multimedia
pembelajaran
pembelajaran
berbasis
kearifan lokal Baduy.
berbasis kearifan lokal Baduy yang
2. Kelayakan
Multimedia
telah divalidasi ahli dan direvisi akan
Pembelajaran Berbasis Kearifan
menjadi produk akhir. Produk ini perlu
Lokal
dilakukan implementasi dengan tujuan
Kelayakan multimedia dilakukan
untuk mengenalkan siswa dan guru
dengan melakukan validasi ahli.
terhadap
validasi dilakukan oleh tujuh orang tim
multimedia
pembelajaran
berbasis kearifan lokal Baduy. Selain
ahli.
itu,
pembelajaran
implementasi
untuk
uji
coba
Hasil
validasi,
berbasis
Uji
media
multimedia
terhadap siswa khususnya uji motivasi
interaktif memperoleh niali rata-rata
siswa terhadap pembelajaran. Angket
93,42% dari nilai maksimum 100%
motivasi ini diisi oleh siswa untuk
dan termasuk kedalam kategori sangat
mengetahui motivasi belajar siswa
layak.
setelah belajar dengan menggunakan
PERSENTASI NILAI VALIDASI AHLI
NILAI %
100%
80%
60%
40%
88,57%
86,92%
Ahli Media
Ahli Materi
100%
98,18%
20%
0%
Ahli
Pendidikan
Ahli
Etnosains
Gambar 1. Presentasi Validasi Ahli
Berdasarkan hasil penilaian uji
slide memiliki perpaduan warna yang
ahli terhadap multimedia pembelajaran
sangat
berbasis kearifan lokal Baduy secara
pembelajarannya juga dapat dijalankan
keseluruhan
sesuai
dikategorikan
sangat
bagus,
dengan
pilihan,
dan
yang
layak. Hal ini dikarenakan, multimedia
terpenting
pembelajaran sangat menarik, setiap
pembelajaran ini terdapat interksi yang
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093
dalam
multimedia
multimedia
Encep, dkk
194
baik antara multimedia pembelajaran
Multimedia
pembelajaran
dengan siswa, serta kalimatnya sudah
berbasis
sesuai dengan siswa Sekolah Dasar dan
diimplementasikan kepada siswa untuk
mudah dipahami. Berdasarkan hasil
memperkenalkan kepada siswa dan
tersebut maka multimedia ini dapat
guru serta untuk melihat motivasi
digunakan
sebagai pengantar guru
belajar
dalam
menjelaskan
materi
implementasi dan uji motivasi siswa di
pembelajaran dan sebagai alternatif
SD Negeri Banjar Agung 4 khususnya
media
pada siswa kelas IV maka diperoleh
pembelajaran
yang
dapat
siswa.
membantu proses belajar siswa secara
hasil
mandiri.
berikut:
3. Multimedia
Berbasis
kearifan
uji
lokal
Baduy
Berdasarkan
motivasi
siswa
hasil
sebagai
Pembelajaran
Kearifan
Lokal
terhadap Motivasi Belajar Siswa
NILAI %
Indikator Motivasi Belajar Siswa
88,00%
89,54%
92,14%
91,21% 90,69% 90,69% 90,48%
Gambar 2. Indikator Motivasi Belajar Siswa
Indikator 3: Harapan atau cita-cita
Keterangan:
Indikator 1: Hasrat dan keinginan
masa depan
Indikator 4: Adanya penghargaan
berhasil
dalam belajar
Indikator 2: Dorongan dan kebutuhan
dalam belajar
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093
Encep, dkk
195
Indikator 5: Adanya kegiatan yang
menggunakan
multimedia
menarik dalam
pembelajaran berbasis kearifan lokal,
pembelajaran
siswa juga merasakan manfaat dari isi
Indikator 6: Adanya lingkungan belajar
materi yang penting untuk dipelajari,
yang kondusif, sehingga
selain itu juga siswa tertantang untuk
memungkinkan siswa dapat
berhasil mengerjakan soal evaluasi
belajar dengan baik
yang
Berdasarkan
diagram
dapat
terdapat
pada
multimedia
pembelajaran berbasis kearifan lokal.
diketahui bahwa pada indikator 1 yaitu
Indikator 3 yaitu indikator siswa
indikator siswa memiliki hasrat dan
memiliki harapan atau cita-cita masa
keinginan berhasil memperoleh nilai
depan memperoleh nilai tidak jauh
89,54%.
Hal
menyatakan
berbeda dengan indikator 2 yaitu
bahwa
multimedia
pembelajaran
memperoleh nilai 91,21% yang berarti
tersebut
berbasis kearifan lokal Baduy dapat
bahwa
memunculkan hasrat dan keinginan
multimedia
siswa
dalam
kearifan lokal Baduy memicu siswa
pembelajaran. Siswa merasa senang
memiliki harapan atau cita-cita masa
dengan
depan
untuk
berhasil
pembelajaran
multimedia
belajar
menggunakan
pembelajaran
yang
sangat
berbasis
baik.
Siswa
karena merupakan pembelajaran yang
memiliki harapan dan cita-cita untuk
baru untuk mereka sehingga dapat
dapat
memancing rasa ingin tahu siswa.
memanfaatkan
Pada indikator 2 yaitu, indikator
siswa
memiliki
dorongan
dan
menjaga,
melestarikan,
sumber
daya
dan
alam
sekitarnya dengan memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang ada
kebutuhan dalam belajar memperoleh
memenuhi kebutuhan seperti
nilai sebesar 92,14%. Hal tersebut
dicontohkan oleh kearifan lokal Baduy
membuktikan bahwa dorongan dan
dalam menjaga kelestarian alam. Siswa
kebutuhan siswa dalam belajar dengan
juga memiliki cita-cita dan harapan
menggunakan
berhasil
multimedia
dalam
yang
pembelajaran
pembelajaran berbasis kearifan lokal
pembelajaran tersebut yaitu dengan
Baduy sangat baik. Siswa memiliki
berhasil mengerjakan evaluasi yang
ketertarikan dalam belajar dengan terdapat
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093
196
dalam
multimedia
Encep, dkk
pembelajaran berbasis kearifan lokal
siswa
Baduy.
memperoleh
Pada indikator motivasi belajar
siswa
4
yaitu
indikator
penghargaan
dalam
dapat
belajar
dengan
nilai
baik
90,48%.
Pembelajaran multimedia menciptakan
adanya
lingkungan
belajar.
dengan adanya aktivitas siswa dalam
belajar
yang
kondusif
penghargaan memperoleh nilai sebesar
multimedia
90,69%.
seperti aktivitas siswa untuk berfikir
Terdapat pujian dan tepuk
pembelajaran
tersebut,
tangan pada saat siswa mengetahui
menjawab
hasil
yang
sebelum materi dimunculkan, aktivitas
multimedia
siswa dalam mencari jawaban dengan
untuk
mewawancarai dan melihat lingkungan
mengerjakan
terdapat
evaluasi
dalam
pembelajaran
tersebut
menumbuhkan motivasi siswa.
Indikator
adanya
5
yaitu
kegiatan
pertanyaan-pertanyaan
sekitar, dan aktivitas siswa dalam
indikator
menarik
dalam
mengerjakan evaluasi yang terdapat
dalam multimedia pembelajaran.
multimedia pembelajaran memperoleh
Selaras dengan yang disampaikan
nilai 90,69%. siswa merasa tertarik
oleh Sya’ban (2014), Pembelajaran
dengan kegiatan yang terdapat dalam
IPA pada kurikulum 2013 dengan
multimedia
berbasis
mengintegrasikan kearifan lokal dapat
kearifan lokal Baduy. Kegiatan yang
mengolah kreatifitas dan berinovasi,
mearik tersebut
selain
pembelajaran
dalam
multimedia
itu
dapat
menanamkan
pembelajaran dapat membuat siswa
kepedulian lingkungan terhadap peserta
berpartisipasi
didik.
dalam
pembelajaran
Pembelajaran
IPA
dengan
dengan senang, ceria, dan semangat,
mengintegrasikan kearifan lokal dapat
sehingga
siswa
meningkatkan motivasi belajar siswa
bermakna dalam pembelajaran tersebut.
untuk semakin berkreasi dan berinovasi
Pada indikator 6 yaitu indikator
dengan materi yang menjadi tujuan
adanya
kondusif
dapat
membuat
lingkungan
sehingga
belajar
yang
pembelajaran.
memungkinkan
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093
Encep, dkk
197
D. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
Hasil uji ahli etnosains nilai rata-
pembahasan, maka dapat disimpulkan
rata yang diperoleh adalah 97,5%
bahwa produk akhir penelitian ini
dengan kategori sangat layak. Kategori
berupa
sangat
interaktif
multimedia
yang
di
pembelajaran
buat
dengan
layak
multimedia
yang
diperoleh
pembelajaran
berbasis
memanfaat Microsoft Power Point dan
kearifan lokal Baduy yang dinilai
dikemas ke dalam CD (Compact Disk)
sudah memenuhi kriteria.
dengan materi sumber daya alam dan
Hasil uji motivasi belajar siswa
pemanfaatan yang telah terintegrasi
mendapatkan nilai rata-rata yang dilihat
dengan kearifan lokal Baduy.
dari setiap indikator adalah 90,79%
produk
dengan kategori sangat baik. Siswa
pengembangan ini didasarkan pada
memberikan respon positif terhadap
hasil uji ahli media nilai rata-rata yang
multimedia
diperoleh
kearifan
Kelayakan
adalah
88,57%
dengan
pembelajaran
lokal
berbasis
Baduy
bahwa
yang
kategori sangat kayak. Hasil uji ahli
menunjukkan
materi nilai rata-rata yang diperoleh
pembelajaran tersebut sangat layak
adalah 86,67% dengan kategori sangat
untuk
layak. Hasil uji ahli pendidikan nilai
pembelajaran alternatif pada materi
rata-rata yang diperoleh adalah 100%
sumber daya alam dan pemanfaatan
dengan kategori sangat layak.
teknologi.
dijadikan
multimedia
multimedia
Daftar Pustaka
Akbar, Sa’dun. 2013. Instrumen
Perangkat
Pembelajaran.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya.
Andriana, E., et all. 2017. Natural
Science Big Book With Baduy
Local Wisdom Base Media
Development For Elementary
School. Jurnal pendidikan IPA
Indonesia. 6 (1), 76-80.
Arikunto. 2012. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan.
Jakarta:
Bumi
Aksara.
Arsyad,
Azhar.
2013.
Media
Pembelajaran.
Jakarta:
PT
Rajagrafindo.
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093
Encep, dkk
198
Basari, Achmad. 2014. Penguatan
Kurikulum Muatan Lokal dalam
Pembelajaran di Sekolah Dasar.
ISBN: 978-602-7561-89-2: 1726.
Cecep, Eka Permana. 2010. Kearifan
Lokal Masyarakat Baduy dalam
Mitigasi
Bencana.
Jakarta:
Wedatama Widya Sastra.
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat
Bantu
Media
Pengajaran.
Jogjakarta: DIVA press
Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari.
2012. Strategi Pembelajaran
terpadu. Yogyakarta: Familia.
Kompri. 2015. Motivasi Pembelajaran
Perspektif Guru dan Siswa.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya
Majid,
Abdul.
2014.
Strategi
Pembelajaran. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Mubin,
Achmad
Nurul
2012.
Pengembangan
Media
Ajar
Berbasis Multimedia Interaktif
dengan
Memanfaatkan
Macromedia Flash Profesional 8
Untuk Siswa Kelas V SD pada
Mata Pelajaran IPA Topik
Pesawat Sederhana.Skripsi FKIP
Universitas
Kristen
Satya
Wacana
Munir. 2013. Multimedia Konsep &
Aplikasi
dalam Pendidikan.
Bandung: ALFABETA.
Purwanto. 2014. Prinsip – Prinsip dan
Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung:
PT.
Remaja
Rosdakarya.
Riduwan. 2010. Belajar Mudah
Penelitian
Untuk
GuruKaryawan dan Peneliti Pemula.
Bandung: Alfabeta.
Rohani, Ahmad. 2004. Pengolaan
Pengajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Rohman, Muhammad. & Amri. 2013.
Strategi
&
Desain
Pengembangan
Sistem
Pembelajaran. Jakarta: Prestasi
Pustakaraya.
Sadiman, Arief S. 2009. Media
Pendidikan
Pengertian,
Pengembangan,
dan
Pemanfaatannya.
Jakarta:
Rajawali Pers.
Sanjaya,
Wina.
2008.
Strategi
Pembelajaran
Berorientasi
Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
Sanjaya,
Wina.
2012.
Media
Komunikasi
Pembelajaran.
Jakarta: PT Kharisma Putra
Utama
Sardiman. 2012. Interaksi & Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada
Slameto. 2010. Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sudaryono. 2011. Metode Penelitian
Pendidikan.
Serang:
Dinas
Pendidikan Provinsi Banten
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil
Proses
Belajar.
Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2015.
Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya
Susanto, Ahmad. 2013. Teori belajar
dan pembelajaran. Jakarta: PT
Kharisma Putra Utama
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093
Encep, dkk
199
Sya’ban,
Muhammad.
2014.
Kepedulian Lingkungan Dengan
Pembelajaran IPA Terintegrasi
Kearifan
Lokal.Jurnal.
QUANTUM, Jurnal Inovasi
Pendidikan Sains. 5 (2). 82-86.
Taufik, M. 2014. Psikologi Pendidikan
& Bimpesdik. Depok: PGSD
Press.
Tihami. 2014. Kearifan Lokal dalam
Pribahasa Masyarakat Banten.
Jakarta: Gaung Persada Press
Group.
Fajarini, Ulfah. 2014. Peranan Kearifan
Lokal
Dalam
Pendidikan
Karakter. Sosio Didaktika, 1 (2),
123-130.
Uno, Hamzah B. 2011. Teori Motivasi
dan Pengukurannya: Analisis di
Bidang Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Wardoyo, Tri Cipto Tunggul. 2015.
Pengembangan
Media
Pembelajaran Berbasis Video
Animasi pada Mata Pelajaran
Mekanika Teknik di SMK Negeri
1 Purworejo. Skripsi Fakultas
Teknik
Universitas
Negeri
Yogyakarta.
Zubaedi. 2012. Desain Penelitian
Karakter. Jakarta: Kencana.
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093
Encep, dkk
200
ISSN 2540-9093
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN IPA BERBASIS
KEARIFAN LOKAL DI SEKOLAH DASAR
Encep Andriana, Mudmainah Vitasari, Yuvita Oktarisa, Dyan Novitasari
andriana1188@untirta.ac.id
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Abstrak. Kearifan lokal merupakan salah satu khasanah kekayaan budaya bangsa yang patut
untuk dilestarikan. Upaya pelestarian kearifan lokal dapat dilakukan dengan memperkenalkan
nilai-nilai kearifan lokal kepada siswa, terutama bagi siswa sekolah dasar sebagai pondasi awal
dalam membentuk karakter siswa. Mengenalkan kearifan lokal pada pembelajaran di sekolah
dasar dapat dilakukan dengan cara mengintegrasikan konten kearifan lokal dalam bentuk
multimedia untuk memudahkan dan menarik perhatian siswa dalam belajar. Pengembangan
multimedia berbasis kearifan lokal ini diintegrasikan pada mata pelajaran IPA, mengingat IPA
merupakan mata pelajaran yang erat kaitannya dengan lingkungan sekitar. Metode penelitian ini
dengan menggunakan research and development (R & D) dengan tiga fase, yang terdiri dari fase
analisis keperluan, fase desain, fase pengembangan dan implementasi. Berdasarkan hasil
pengembangan multimedia diperoleh hasil bahwa multimedia IPA berbasis kearifan lokal
disekolah dasar sangat layak digunakan.
Kata kunci: IPA, Kearifan lokal, Multimedia
Abstract. Local wisdom is one of the treasures of the nation's cultural riches that deserve to be
preserved. Efforts to preserve local wisdom can be done by introducing the values of local wisdom
to students, especially for primary school students as the initial foundation in shaping the
character of students. Introducing local wisdom in primary school learning can be done by
integrating local wisdom content in the form of multimedia to facilitate and attract students'
attention in learning. Development of multimedia-based local wisdom is integrated in science
subjects, given the natural science is a subject that is closely related to the surrounding
environment. This research method using research and development (R & D) with three phases,
consisting of phase of requirement analysis, design phase, development phase and implementation.
Based on the results of multimedia development obtained the result that multimedia-based IPA
based on local wisdom basic school very worthy to use
Keywords: Natural Science, Local Wisdom, Multimedia
186
A. Pendahuluan
Pembelajaran
IPA
merupakan
sehingga banyak materi pembelajaran
salah satu pembelajaran yang penting
IPA yang dapat diintegrasikan dengan
bagi siswa. Pengatahuan tentang IPA
kearifan local karena melalui muatan
ditanamkan dari sejak siswa berada
kearifan lokal maka diharapkan proses
pada jenjang Sekolah Dasar. Hasi
pembelajaran
pengamatan
menunjukkan
kembangkan karakter anak, hal tersebut
kalau media yang digunakan dalam
senada dengan kajian yang dilakukan
pembelajaran
oleh
lapangan
IPA
belum
dapat
mampu
Fajarini,
U
menumbuh
(2014).
Tujuan
meningkatkan motivasi siswa untuk
berikutnya adalah untuk mengetahui
belajar IPA. Seperti yang terdapat di
layak
SDN Banjar Agung 4 di kelas IV,
pembelajran berbasis kearifan local
permasalahan dalam pembelajaran IPA
yang diimplementasikan, tujuan ketiga
masih dirasakan karena siswa masih
adalah
kurang tertarik dengan cara guru
belajar siswa SD kelas IV setelah
menyampaikan materi pembelajaran
menggunakan
karena guru kurang memaksimalkan
pembelajaran berbasis kearifan local.
atau
tidak
untuk
multimedia
mengatahui
motifasi
multimedia
fungsi dari media terutama media
Adapun batasan masalah dalam
berbasis kearifan lokal, setidaknya baru
penelitian ini adalah bahwa dalam
terdapat media Big book berbasis
penelitian
kearifan lokal baduy yang berhasil
dikembangkan medianya adalah materi
dikembangkan dan dinyatakan layak
antara sumber daya alam dengan
(Andriana, E., et, al. 2017).
lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan
multimedia
ini
Pengembangan
pembelajran
diintegrasikan
kearifan
bagi siswa SD kelas IV. Kearifan local
kompetensi
diangkat dalam media pembelajaran
“Mendeskripsikan
karena
Sumber
IPA
erat
kaitannya dengan lingkungan sekitar
local
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093
dengan
ini
hanya
pada
dasar
IPA
3.7
Hubungan
antara
Daya
Lingkungan,
yang
multimedia
pembelajran berbasis kearifan local
pembelajaran
materi
Alam
dengan
Teknologi,
dan
Encep, dkk
187
Masyarakat” pada kurikuum 2013 yang
memungkinakan seorang siswa dapat
terdapat di kelas IV. Indikator media
belajar dengan baik.
pembelajran yang diukur yaitu: a.
Multimedia pembelajran berbasis
Kesederhanaan, b. Keterpaduan, c.
kearfan local yang dikembangkan ini,
Keseimbangan,
e.
merupakan jenis multimedia berbasis
Pemrograman. Indikator motivasi siswa
kearifan local yang dikembangkan ini,
yang diukur yaitu: a. Siswa memiliki
merupakan
jenis
multimedia
hasrat dan keinginan berhasil, b. Siswa
pembelajran
interaktif.
Multimedia
memiliki dorongan dan kebutuhan
pembelajran berbasis kearifan local ini
dalam belajar, c. Siswa memiliki
dikembangkan
harapan atau cita-cita masa depan, d.
computer
Adanya penghargaan dalam belajar, e.
menampilkan
Adanya kegiatan yang menarik dalam
dibantu dengan aplikasi
belajar, f. Adanya lingkungan belajar
power point dan i-spring.
yang
d.
Tampilan,
kondusif,
dengan
dan
dukungan
projector
multimedia
untuk
tersebut
Microsoft
sehingga
B. Metode Penelitian
Metode
penelitian
yang
(dalam Rohman dan Amri, 2013).
digunakan dalam penelitian ini adalah
Dalam
Reseach and Development (R&D)
pengulangan perlu dijalankan dalam
yaitu upaya untuk mengembangkan dan
setiap fase, di mana model ini lebih
menghasilkan suatu produk berupa
berorientasi produk.
materi, meida, alat dan atau strategi
model
Tahap
ini,
penilaian
pengemnagan
dan
media
pembelajaran di kelas, dan bukan untuk
dalam penelitian ini dimulai dari
menguji teori (Sukmadinata, 2015).
analisa kebutuhan Rohman (2013),
Model Hannafin dan Peck adalah
dilanjutkan dengan fase desain, fase
model desain pembelajaran yang terdiri
desain mencakup story board yang
dari tiga fase yaitu fase analisis
mencakup
keperluan,
pembelajaran
pengembangan
fase
dan
desain,
fase
implementasi
urutan
berdarkan
aktifitas
keperluan
pelajaran dan objek media pembelajran
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093
Encep, dkk
188
seperti yang Fase 3 Development and
penelitian untuk melihat dari dekat
Implementation, Fase pengembangan
kegiatan yang dilakukan (Sudaryono,
dan implementasi: penghasilan diagram
2011).
alur,
4) Dokumentsi
pengujian,
serta
penilaian
konfirmatf yang dilakukan sepanjang
Dokumentasi adalah ditujukan untuk
proses pengembangan media.
memperoleh data langsung dari tempat
Teknik
Pengumpulan
data
penelitian, meliputi buku-buku yang
dilakukan dengan beberapa cara yiatu:
relevan, peraturan-peraturan, laporan
1) Angket
kegiatan, foto-foto, film dokumenter,
atau
kuisioner
menurut
Sudaryono (2011) merupakan suatu
data
teknik atau cara pengumpulan data
(Sudaryono, 2011: 197).
secara tidak langsung (peneliti tidak
langsung
bertanya-jawab
dengan
yang
Data
dalam
1) Angket
2) Wawancara
a. Angket
penelitian
Penilaian
Sudaryono
(2011:
188)
Pembelajaran
adalah
suatu
cara
Angket
wawancara
penelitian
ini
diperoleh dengan beberapa cara.
responden).
Menurut
relevan
pada
Media
penelitian
ini
pengumpulan data yang digunakan
digunakan untuk mengukur kelayakan
untuk memperoleh informasi langsung
media pembelajaran. Angket ini akan
dari
ditujukan pada dosen
ahli
media
digunakan bila ingin mengetahui hal-
pembelajaran.
ini
untuk
hal
lebih
menentukan kelayakan media dengan
serta jumlah responden
tanpa revisi, atau dengan revisi atau
sumbernya.
dari
mendalam
sedikit.
Wawancara
respoden
Dalam
secara
Angket
ini
tidak layak diimplementasikan. Angket
wawancara yang dilakukan adalah
yang digunakan pada penelitian ini
wawancara bebas, yaitu tanya jawab
menggunakan skala Likert dengan skor
yang
1, 2, 3, 4, dan 5.
dilakukan
penelitian
ini
peneliti
dengan
responden.
Lembar
3) Observasi
Observasi
pembelajaran
yaitu
melakukan
penilaian
berupa
media
angket
yang
digunakan untuk menilai kelayakan
pengamatan secara langsung ke objek multimedia
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093
189
pembelajaran
berbasis
Encep, dkk
kearifan lokal. Lembar penilaian media
dibuat sesuai dengan budaya yang
pembelajaran
berlaku di masyarakat Badui.
oleh
dengan
adanya
pengembangan oleh peneliti dengan
e. Angket respon Motivasi Belajar
indicator kesederhanaan, keterpaduan,
Siswa.
keseimbangan, tampilan warna serta
Angket
pemograman.
merupakan angket yang digunakan
b. Angket
Penilaian
Media
Pembelajaran Oleh Ahli Materi
untuk
respon
mengetahui
setalah
Media yang dikembangkan harus
motivasi
belajar
siswa
motivasi
siswa
menggunakan
multimedia berbasis kearifa local.
dinilai oleh ahli ateri adapun kisi-kisi
2) Wawancara
instrument penilian media oleh ahli
Wawancara
materi terdiri dari format materi dalam
mengatahui informasi dari responden
multimedia pembelajran, isi materi
yaitu Sekolah dan Suku Baduy.
dalam multimedia pembelajran, dan
3) Observasi
bahasa
Observasi
atau
dilakukan
peneliti
yang
digunakan
dalam
multimedia pembelajran.
c. Angket
Penilaian
Media
Pembelajran Oleh Ahli Pendidikan
penilaian
langsung
untuk
pengamatan
untuk
yang
melihat
bagaimana
proses
multimedayang
kelas.
4) Dokumentasi
dikembangkan.
Dokumentasi
d. Angket penilian isi Media oleh Ahli
digunakan
Etnosains
Etnosains
dilakukan
pembelakran yang terjadi di dalam
Ahli pendidikan juga dilibatkan
dalam
yang
pada
untuk
penelitian
mengatahui
ini
atau
menggambarkan proses pembelajaran
bertugas
untuk
secara langsung dalam keadaan yang
memvalidasi apakah muktimedia yang
sesungguhnya atapun pengambilan data
pada saat observasi di Baduy.
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093
Encep, dkk
190
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Tahap
Pengembangan
maupun siswa. Permasalahan yang
Pembelajaran
didapatkan adalah kurangnya motivasi
Multimedia
Berbasis Kearifan Lokal
a. Analisis
siswa berkaitan dengan kurangnya
Kebutuhan
(Needs
Assesment)
media yang digunakan dalam proses
pembelajaran
Tahap
awal
pengembangan
khususnya
untuk
kurikulum 2013.
media pembelajaran di mulai dengan
Berdasarkan
analisis
studi
menganalisis kebutuhan akan adanya
pustaka dan studi lapangan maka
media pembelajaran berbasis kearifan
peneliti
lokal Baduy dan kebutuhan kemahiran
pembelajaran berbentuk multimedia
dan peralatan dalam mengembangkan
pembelajaran berbasis kearifan lokal
media
Baduy.
pembelajaran
multimedia
berbentuk
pembelajaran
berbasis
2) Analisis
kearifan lokal Baduy.
Analisis
Analisis tujuan dilakukan untuk
masalah
informasi
mendasar
media
Pengetahuan
dan
pengetahuan
dan
Kemahiran
1) Analisis Tujuan
memperoleh
mengembangkan
yang
kemahiran dilakukan untuk mengetahui
mengenai
pengetahuan dan kemahiran sasaran
dijadikan
yang diperlukan dalam menjalankan
tujuan dikembangkannya multimedia
multimedia
pembelajaran berbasis kearifan lokal.
kearifan lokal Baduy. Sasaran utama
Hasil analisis yang dilakukan meliputi
yaitu
studi pustaka dan studi lapangan. Studi
multimedia
pustaka dengan mempelajari jurnal atau
kearifan lokal Baduy pada saat proses
laporan
pembelajaran di Sekolah.
hasil
pengembangan
penelitian
media
tentang
pembelajaran
yang berbasis kearifan lokal.
secara
langsung
guru
dalam
Hasil
dan
wawancara dengan guru kelas IV
sesuai
analisis
dan
dengan
kemahiran
yang
menggunakan
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093
berbasisi
menggunakan
pembelajaran
pengetahuan
Studi lapangan dilakukan dengan
melihat
pembelajaran
berbasis
wawancara
kemahiran
guru
pengetahuan
dan
diperlukan
dalam
multimedia
Encep, dkk
191
pembelajaran berbasis kearifan lokal
media pembelajaran yang kemudian
Baduy.
akan dikembangkan menjadi movie.
Dari
hasil
wawancara
menyatakan bahwa pengetahuan dan
Perangkat media yang digunakan
kemahiran guru sudah sesuai dan
dalam pembuatan media pembelajaran
memenuhi kriteria yang dibutuhkan
ini, yaitu perangkat lunak (software)
untuk
dan
menjalankan
multimedia
perangkat
keras
(hardware).
pembelajaran berbasis kearifan lokal.
Perangkat
3) Analisis Peralatan dan Keperluan
digunakan adalah microsoft power
Analisis peralatan ini bertujuan
untuk
mengetahui
dibutuhkan
media
dalam
peralatan
pembelajaran.
yang
Pengembangan
media
pembelajaran yang dihasilkan terdiri
yang
dari tiga bagian yaitu bagian awal, inti,
dibutuhkan adalah laptop dan proyektor
dan akhir. Bagian awal media terdiri
untuk menampilkan media di dalam
dari cover pembuka,
kelas. Analisis keperluan menunjukkan
materi, dan home (menu utama) yang
kebutuhan materi yang disajikan dalam
terdapat petunjuk penggunaan pada
gambar maupun video. Kebutuhan
halaman home. Bagian inti media
materi
dan
terdiri dari kompetensi dasar, indikator,
informasi mengenai kearifan lokal
tujuan pembelajaran, materi ajar, dan
Baduy
dengan
evaluasi. Materi ajar berisi materi
materi yang diangkat dengan cara
pembelajaran yang disesuaikan dengan
melakukan
kriteria produk dengan memperhatikan
termasuk
yang
Alat
(software)
points.
yang
mengembangkan
lunak
data-data
berhubungan
wawancara
dengan
cover judul
masyarakat Baduy.
kelayakan
b. Desain (design)
kebahasaan, penyajian dan kegrafikan.
dari
aspek
isi
materi,
Tahap desain bertujuan untuk
Bagian akhir media terdiri dari profil
mengidentifikasi dan mendokumenkan
pembuat, daftar pustaka, dan ucapan
kaidah
terimakasih.
yang
paling
baik
untuk
mencapai tujuan pembuatan media
tersebut.
Tahapan
dengan membuat
desaign
diawali
storyboard
yang
berisi rancangan garis besar dari isi
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093
192
c. Pengembangan dan Implementasi
(Development
and
Implementation)
Encep, dkk
1) Validasi Multimedia Pembelajaran
(2) Jenis huruf yang digunakan jangan
Berbasis Kearifan Lokal (Validasi
terlalu banyak variasi agar siswa
Ahli)
fokus membaca materinya.
Validasi
instrument
dilakukan
b) Ahli Materi
sebanyak 2 kali, yaitu melalui diskusi
Perbaikan pada media berdasarkan
dengan validasi ahli. Hasil diskusi dan
saran dari ahli materi yaitu sebgai
validasi berupa koreksi dan dilakukan
berikut :
perbaikan terhadap instrumen. Hasil
(1) Memberikan nomer pada proses
perbaikan dari diskusi adalah membuat
pembuatan beras, sehingga siswa
rubrik
mengetahui sudah proses yang
harus
optimal,
agar
tidak
membingungkan validator. Penilaian
media
pembelajaran
dikembangkan
dilakukan
keberapa.
yang
oleh
(2) Penyajian
7
kalimat
diefektifkan
bisa
sesuai
lebih
untuk
validator yang terdiri dari 2 dosen
penyajian anak Sekolah Dasar dan
sebagai ahli media, 2 dosen sebagai
jelakan di awal sekilas mengenai
ahli materi, 2 guru sebagai ahli
Baduy sebagai ikon atau kearifan
pendidikan, dan 1 dosen sebagai ahli
lokal Baduy
etnosains.
c) Ahli Pendidikan
2) Revisi Produk
Hasil
a) Ahli Media
Perbaikan
dari
validasi
ahli
pendidikan dikatakan bahwa media
pada
multimedia
sudah sesuai dengan pembelajaran, dan
pembelajarab berbasis kearifan lokal
layak digunakan untu siswa, akan tetapi
Baduy berdasarkan saran dari ahli
ada beberapa tulisan yang mungkin
media sebagai berikut :
tidak begitu jelas terlihat yang terdapat
(1) Ciri Baduy belum nampak di awal
pada halaman materi
slide. Karena berbasis kearifan
diperbaiki.
Baduy jadi biar jelas dan siswa
d) Ahli Etnosains
yang harus
mengenalinya maka tampilkan ciri
Hasil validasi dari ahli etnosains
khas Baduy pada bagian cover
yaitu dengan memberikan penambahan
judul.
pertanyaan produktif sebelum adanya
materi.
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093
Encep, dkk
193
3) Implementasi
multimedia
Multimedia
pembelajaran
pembelajaran
berbasis
kearifan lokal Baduy.
berbasis kearifan lokal Baduy yang
2. Kelayakan
Multimedia
telah divalidasi ahli dan direvisi akan
Pembelajaran Berbasis Kearifan
menjadi produk akhir. Produk ini perlu
Lokal
dilakukan implementasi dengan tujuan
Kelayakan multimedia dilakukan
untuk mengenalkan siswa dan guru
dengan melakukan validasi ahli.
terhadap
validasi dilakukan oleh tujuh orang tim
multimedia
pembelajaran
berbasis kearifan lokal Baduy. Selain
ahli.
itu,
pembelajaran
implementasi
untuk
uji
coba
Hasil
validasi,
berbasis
Uji
media
multimedia
terhadap siswa khususnya uji motivasi
interaktif memperoleh niali rata-rata
siswa terhadap pembelajaran. Angket
93,42% dari nilai maksimum 100%
motivasi ini diisi oleh siswa untuk
dan termasuk kedalam kategori sangat
mengetahui motivasi belajar siswa
layak.
setelah belajar dengan menggunakan
PERSENTASI NILAI VALIDASI AHLI
NILAI %
100%
80%
60%
40%
88,57%
86,92%
Ahli Media
Ahli Materi
100%
98,18%
20%
0%
Ahli
Pendidikan
Ahli
Etnosains
Gambar 1. Presentasi Validasi Ahli
Berdasarkan hasil penilaian uji
slide memiliki perpaduan warna yang
ahli terhadap multimedia pembelajaran
sangat
berbasis kearifan lokal Baduy secara
pembelajarannya juga dapat dijalankan
keseluruhan
sesuai
dikategorikan
sangat
bagus,
dengan
pilihan,
dan
yang
layak. Hal ini dikarenakan, multimedia
terpenting
pembelajaran sangat menarik, setiap
pembelajaran ini terdapat interksi yang
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093
dalam
multimedia
multimedia
Encep, dkk
194
baik antara multimedia pembelajaran
Multimedia
pembelajaran
dengan siswa, serta kalimatnya sudah
berbasis
sesuai dengan siswa Sekolah Dasar dan
diimplementasikan kepada siswa untuk
mudah dipahami. Berdasarkan hasil
memperkenalkan kepada siswa dan
tersebut maka multimedia ini dapat
guru serta untuk melihat motivasi
digunakan
sebagai pengantar guru
belajar
dalam
menjelaskan
materi
implementasi dan uji motivasi siswa di
pembelajaran dan sebagai alternatif
SD Negeri Banjar Agung 4 khususnya
media
pada siswa kelas IV maka diperoleh
pembelajaran
yang
dapat
siswa.
membantu proses belajar siswa secara
hasil
mandiri.
berikut:
3. Multimedia
Berbasis
kearifan
uji
lokal
Baduy
Berdasarkan
motivasi
siswa
hasil
sebagai
Pembelajaran
Kearifan
Lokal
terhadap Motivasi Belajar Siswa
NILAI %
Indikator Motivasi Belajar Siswa
88,00%
89,54%
92,14%
91,21% 90,69% 90,69% 90,48%
Gambar 2. Indikator Motivasi Belajar Siswa
Indikator 3: Harapan atau cita-cita
Keterangan:
Indikator 1: Hasrat dan keinginan
masa depan
Indikator 4: Adanya penghargaan
berhasil
dalam belajar
Indikator 2: Dorongan dan kebutuhan
dalam belajar
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093
Encep, dkk
195
Indikator 5: Adanya kegiatan yang
menggunakan
multimedia
menarik dalam
pembelajaran berbasis kearifan lokal,
pembelajaran
siswa juga merasakan manfaat dari isi
Indikator 6: Adanya lingkungan belajar
materi yang penting untuk dipelajari,
yang kondusif, sehingga
selain itu juga siswa tertantang untuk
memungkinkan siswa dapat
berhasil mengerjakan soal evaluasi
belajar dengan baik
yang
Berdasarkan
diagram
dapat
terdapat
pada
multimedia
pembelajaran berbasis kearifan lokal.
diketahui bahwa pada indikator 1 yaitu
Indikator 3 yaitu indikator siswa
indikator siswa memiliki hasrat dan
memiliki harapan atau cita-cita masa
keinginan berhasil memperoleh nilai
depan memperoleh nilai tidak jauh
89,54%.
Hal
menyatakan
berbeda dengan indikator 2 yaitu
bahwa
multimedia
pembelajaran
memperoleh nilai 91,21% yang berarti
tersebut
berbasis kearifan lokal Baduy dapat
bahwa
memunculkan hasrat dan keinginan
multimedia
siswa
dalam
kearifan lokal Baduy memicu siswa
pembelajaran. Siswa merasa senang
memiliki harapan atau cita-cita masa
dengan
depan
untuk
berhasil
pembelajaran
multimedia
belajar
menggunakan
pembelajaran
yang
sangat
berbasis
baik.
Siswa
karena merupakan pembelajaran yang
memiliki harapan dan cita-cita untuk
baru untuk mereka sehingga dapat
dapat
memancing rasa ingin tahu siswa.
memanfaatkan
Pada indikator 2 yaitu, indikator
siswa
memiliki
dorongan
dan
menjaga,
melestarikan,
sumber
daya
dan
alam
sekitarnya dengan memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang ada
kebutuhan dalam belajar memperoleh
memenuhi kebutuhan seperti
nilai sebesar 92,14%. Hal tersebut
dicontohkan oleh kearifan lokal Baduy
membuktikan bahwa dorongan dan
dalam menjaga kelestarian alam. Siswa
kebutuhan siswa dalam belajar dengan
juga memiliki cita-cita dan harapan
menggunakan
berhasil
multimedia
dalam
yang
pembelajaran
pembelajaran berbasis kearifan lokal
pembelajaran tersebut yaitu dengan
Baduy sangat baik. Siswa memiliki
berhasil mengerjakan evaluasi yang
ketertarikan dalam belajar dengan terdapat
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093
196
dalam
multimedia
Encep, dkk
pembelajaran berbasis kearifan lokal
siswa
Baduy.
memperoleh
Pada indikator motivasi belajar
siswa
4
yaitu
indikator
penghargaan
dalam
dapat
belajar
dengan
nilai
baik
90,48%.
Pembelajaran multimedia menciptakan
adanya
lingkungan
belajar.
dengan adanya aktivitas siswa dalam
belajar
yang
kondusif
penghargaan memperoleh nilai sebesar
multimedia
90,69%.
seperti aktivitas siswa untuk berfikir
Terdapat pujian dan tepuk
pembelajaran
tersebut,
tangan pada saat siswa mengetahui
menjawab
hasil
yang
sebelum materi dimunculkan, aktivitas
multimedia
siswa dalam mencari jawaban dengan
untuk
mewawancarai dan melihat lingkungan
mengerjakan
terdapat
evaluasi
dalam
pembelajaran
tersebut
menumbuhkan motivasi siswa.
Indikator
adanya
5
yaitu
kegiatan
pertanyaan-pertanyaan
sekitar, dan aktivitas siswa dalam
indikator
menarik
dalam
mengerjakan evaluasi yang terdapat
dalam multimedia pembelajaran.
multimedia pembelajaran memperoleh
Selaras dengan yang disampaikan
nilai 90,69%. siswa merasa tertarik
oleh Sya’ban (2014), Pembelajaran
dengan kegiatan yang terdapat dalam
IPA pada kurikulum 2013 dengan
multimedia
berbasis
mengintegrasikan kearifan lokal dapat
kearifan lokal Baduy. Kegiatan yang
mengolah kreatifitas dan berinovasi,
mearik tersebut
selain
pembelajaran
dalam
multimedia
itu
dapat
menanamkan
pembelajaran dapat membuat siswa
kepedulian lingkungan terhadap peserta
berpartisipasi
didik.
dalam
pembelajaran
Pembelajaran
IPA
dengan
dengan senang, ceria, dan semangat,
mengintegrasikan kearifan lokal dapat
sehingga
siswa
meningkatkan motivasi belajar siswa
bermakna dalam pembelajaran tersebut.
untuk semakin berkreasi dan berinovasi
Pada indikator 6 yaitu indikator
dengan materi yang menjadi tujuan
adanya
kondusif
dapat
membuat
lingkungan
sehingga
belajar
yang
pembelajaran.
memungkinkan
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093
Encep, dkk
197
D. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
Hasil uji ahli etnosains nilai rata-
pembahasan, maka dapat disimpulkan
rata yang diperoleh adalah 97,5%
bahwa produk akhir penelitian ini
dengan kategori sangat layak. Kategori
berupa
sangat
interaktif
multimedia
yang
di
pembelajaran
buat
dengan
layak
multimedia
yang
diperoleh
pembelajaran
berbasis
memanfaat Microsoft Power Point dan
kearifan lokal Baduy yang dinilai
dikemas ke dalam CD (Compact Disk)
sudah memenuhi kriteria.
dengan materi sumber daya alam dan
Hasil uji motivasi belajar siswa
pemanfaatan yang telah terintegrasi
mendapatkan nilai rata-rata yang dilihat
dengan kearifan lokal Baduy.
dari setiap indikator adalah 90,79%
produk
dengan kategori sangat baik. Siswa
pengembangan ini didasarkan pada
memberikan respon positif terhadap
hasil uji ahli media nilai rata-rata yang
multimedia
diperoleh
kearifan
Kelayakan
adalah
88,57%
dengan
pembelajaran
lokal
berbasis
Baduy
bahwa
yang
kategori sangat kayak. Hasil uji ahli
menunjukkan
materi nilai rata-rata yang diperoleh
pembelajaran tersebut sangat layak
adalah 86,67% dengan kategori sangat
untuk
layak. Hasil uji ahli pendidikan nilai
pembelajaran alternatif pada materi
rata-rata yang diperoleh adalah 100%
sumber daya alam dan pemanfaatan
dengan kategori sangat layak.
teknologi.
dijadikan
multimedia
multimedia
Daftar Pustaka
Akbar, Sa’dun. 2013. Instrumen
Perangkat
Pembelajaran.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya.
Andriana, E., et all. 2017. Natural
Science Big Book With Baduy
Local Wisdom Base Media
Development For Elementary
School. Jurnal pendidikan IPA
Indonesia. 6 (1), 76-80.
Arikunto. 2012. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan.
Jakarta:
Bumi
Aksara.
Arsyad,
Azhar.
2013.
Media
Pembelajaran.
Jakarta:
PT
Rajagrafindo.
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093
Encep, dkk
198
Basari, Achmad. 2014. Penguatan
Kurikulum Muatan Lokal dalam
Pembelajaran di Sekolah Dasar.
ISBN: 978-602-7561-89-2: 1726.
Cecep, Eka Permana. 2010. Kearifan
Lokal Masyarakat Baduy dalam
Mitigasi
Bencana.
Jakarta:
Wedatama Widya Sastra.
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat
Bantu
Media
Pengajaran.
Jogjakarta: DIVA press
Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari.
2012. Strategi Pembelajaran
terpadu. Yogyakarta: Familia.
Kompri. 2015. Motivasi Pembelajaran
Perspektif Guru dan Siswa.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya
Majid,
Abdul.
2014.
Strategi
Pembelajaran. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Mubin,
Achmad
Nurul
2012.
Pengembangan
Media
Ajar
Berbasis Multimedia Interaktif
dengan
Memanfaatkan
Macromedia Flash Profesional 8
Untuk Siswa Kelas V SD pada
Mata Pelajaran IPA Topik
Pesawat Sederhana.Skripsi FKIP
Universitas
Kristen
Satya
Wacana
Munir. 2013. Multimedia Konsep &
Aplikasi
dalam Pendidikan.
Bandung: ALFABETA.
Purwanto. 2014. Prinsip – Prinsip dan
Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung:
PT.
Remaja
Rosdakarya.
Riduwan. 2010. Belajar Mudah
Penelitian
Untuk
GuruKaryawan dan Peneliti Pemula.
Bandung: Alfabeta.
Rohani, Ahmad. 2004. Pengolaan
Pengajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Rohman, Muhammad. & Amri. 2013.
Strategi
&
Desain
Pengembangan
Sistem
Pembelajaran. Jakarta: Prestasi
Pustakaraya.
Sadiman, Arief S. 2009. Media
Pendidikan
Pengertian,
Pengembangan,
dan
Pemanfaatannya.
Jakarta:
Rajawali Pers.
Sanjaya,
Wina.
2008.
Strategi
Pembelajaran
Berorientasi
Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
Sanjaya,
Wina.
2012.
Media
Komunikasi
Pembelajaran.
Jakarta: PT Kharisma Putra
Utama
Sardiman. 2012. Interaksi & Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada
Slameto. 2010. Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sudaryono. 2011. Metode Penelitian
Pendidikan.
Serang:
Dinas
Pendidikan Provinsi Banten
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil
Proses
Belajar.
Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2015.
Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya
Susanto, Ahmad. 2013. Teori belajar
dan pembelajaran. Jakarta: PT
Kharisma Putra Utama
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093
Encep, dkk
199
Sya’ban,
Muhammad.
2014.
Kepedulian Lingkungan Dengan
Pembelajaran IPA Terintegrasi
Kearifan
Lokal.Jurnal.
QUANTUM, Jurnal Inovasi
Pendidikan Sains. 5 (2). 82-86.
Taufik, M. 2014. Psikologi Pendidikan
& Bimpesdik. Depok: PGSD
Press.
Tihami. 2014. Kearifan Lokal dalam
Pribahasa Masyarakat Banten.
Jakarta: Gaung Persada Press
Group.
Fajarini, Ulfah. 2014. Peranan Kearifan
Lokal
Dalam
Pendidikan
Karakter. Sosio Didaktika, 1 (2),
123-130.
Uno, Hamzah B. 2011. Teori Motivasi
dan Pengukurannya: Analisis di
Bidang Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Wardoyo, Tri Cipto Tunggul. 2015.
Pengembangan
Media
Pembelajaran Berbasis Video
Animasi pada Mata Pelajaran
Mekanika Teknik di SMK Negeri
1 Purworejo. Skripsi Fakultas
Teknik
Universitas
Negeri
Yogyakarta.
Zubaedi. 2012. Desain Penelitian
Karakter. Jakarta: Kencana.
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093
Encep, dkk
200