Pengaruh Internal Public Relations Terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusanatara IV Unit Usaha Bah Jambi

BAB II

KERANGKA TEORI
2.1

Public Relations

2.1.1 Defenisi Public Relations
Public Relations atau PR mengacu pada sebuah konsep yaitu proses

komunikasi dua arah antara perusahaan dengan publiknya (internal maupun
eksternal). Rumanti (2002) mengungkapkan PR adalah untuk menumbuhkan dan
mengembangkan hubungan baik secara teratur antara organisasi dan publiknya.
PR membantu manajemen dalam penyampaian informasi dan tanggap terhadap
opini publik dan secara efektif memantau berbagai perubahan. Suhandang (2004)
menyebutkan bahwa titik berat kegiatan PR adalah kepentingan dan kepercayaan
publiknya.
Institute of Public Relations (IPR) mendefinisikan Public Relations

sebagai berikut : “Public Relations is a management function of a continuing and
planned character, trhough which public and private organizations and

institutions seek towin nd retain the understanding, symphaty and support of those
with whom they are or may the concerned- by evaluating public opinion about
themselves, in order to correlate as far as possible, their own policies and
procedure to achieve, by planned and widespread information, more productive

cooperation and more efficient fulfillment of their common interest.”
(Effendy,1990:134). Public Relations adalah fungsi manajemen yang dijalankan
secara berkesinambungan dan berencana, dimana organisasi-organisasi dan
lembaga-lembaga

yang

bersifat

umum

dan

pribadi


berusaha

10
Universitas Sumatera Utara

11

memperoleh dan membina pengertian, dan dukungan dari mereka yang ada
sangkut pautnya dengan menilai pendapat umum diantara mereka dengan tujuan
sedapat mungkin menghubungkan kebijaksanaan dan ketatalaksanaan mereka
guna mencapai kerja sama yang lebih produktif dan untuk melaksanakan
kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan melancarkan informasi yang
berencana dan tersebar luas. (Effendy,1990:134).
Cultip, Center, dan Broom menyatakan bahwa Public Relations adalah
fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik
dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan
atau kegagalan organisasi tersebut (Cultip, 2007:6).
Selanjutnya dapat dijelaskan, menurut John Cook terdapat beberapa
defenisi singkat mengenai Public Relations :
a)


Persuasive communication designed to influence specifik public.

b)

The winning of public acceptance by acceptable performance.

c)

Performance plus recognition.

Dari beberapa pendapat yang ada, dapat dijelaskan bahwasanya pengertian
dari Public Relations itu sendiri mencakup kepada arti yang cukup luas dan sulit
untuk didefinisikan seperti halnya pendapat publik. Namun untuk memperoleh
pemahaman akan Public Relations, secara singkat dapat diuraikan antara lain :
a)

Public Relations itu adalah pembedaan fungsi manajemen yang secara

fungsional memiliki peran membantu organisasi dan publiknya untuk saling

mempercayai dan saling menyesuaikan.
b)

Public Relations itu selalu mengabdi kepada kepentingan publik.

Universitas Sumatera Utara

12

c)

Public Relations itu adalah falsafah sosial manajemen ketika mengambil

suatu keputusan bagi suatu kebijaksanaan, agar tercipta opini publik yang
sehat.
d)

Dalam prakteknya Public Relations itu membantu tercapainya kerjasama,
saling pengertian, dan saling menerima antara publik dan organisasi, dan
pada tahap lanjut akan tercipta keuntungan bersama (mutual favourable).


e)

Internal Communication dan External Public Relations atau External
Communication.

f)

Dilihat dari prosesnya, maka Public Relations mempunyai dua bentuk
kegiatan yaitu Internal Public Relations.
Dengan demikian pengertian Public Relations itu sendiri bila dilihat dalam

studi ilmu komunikasi, maka akan mempunyai arti Public Relations merupakan
salah satu bentuk spesialisasi dari ilmu komuniaksi yang bertujuan untuk
menumbuhkan saling pengertian dan kerjasama antar publik dengan jalan
komunikasi timbal-balik, untuk mencapai tujuan bersama atas dasar saling
menguntungkan. Empat hal yang harus diperhatikan oleh seorang praktisi PR
menurut Rumanti (2002) adalah:
1.


Bahwa publik itu manusia, jadi mereka tidak pernah bebas dari berbagai
pengaruh apa saja,

2.

Manusia itu cenderung suka memperhatikan, membaca atau mendengarkan
pesan yang dirasakan sesuai dengan kebutuhan atau sikap mereka,

3.

Adanya berbagai media massa yang beragam, memberikan efek yang
beragam pula bagi publiknya,

Universitas Sumatera Utara

13

4.

Media massa memberikan efek dengan variasi yang besar kepada publik

atau perseorangan maupun kelompok.

2.1.2

Fungsi Public Relations
Berbicara mengenai fungsi Public Relations, sebenarnya dapatlah

dijelaskan secara sederhana bahwa Public Relations itu pada dasarnya adalah
untuk menghubungkan publik atau pihak yang berkepentingan di dalam atau di
luar suatu instansi. Secara praktis, diketahui bila berbicara mengenai fungsi dari
Public Relations itu sendiri, tidaklah akan terlepas begitu saja kaitannya dengan

kegiatan Public Relations, karena melalui kegiatan Public Relations itu dapat
secara jelas langsung dapat diketahui mengenai fungsi apa saja yang dilakukan
oleh kegiatan Public Relations itu, baik kegiatannya dalam bentuk eksternal
maupun internal.
Seperti pendapat Scott M. Cutlip dan Allen H. Center dalam buku mereka
“Effective Public Relations” menjelaskan, bila kegiatan Public Relations bersifat
internal, maka kegiatannya mencakup kepada usaha :
a)


Mengadakan analisa terhadap kebijaksanaan perusahaan yang sudah
maupun sedang berjalan.

b)

Mengadakan perbaikan sebagai kelanjutan dari analisa yang dilakukan
terhadap kebijaksanaan perusahaan, baik yang sedang berjalan maupun
terhadap perencanaan kebijaksanaan baru.

Menurut Rumanti (2002), fungsi utama PR adalah:
a)

Menumbuhkembangkan

hubungan

baik

antara


organisasi/perusahaan

dengan publiknya, baik internal maupun eksternal,

Universitas Sumatera Utara

14

b)

Menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi, dan meningkatkan
partisipasi publik,

c)

Menciptakan opini publik yang menguntungkan bagi organisasi/perusahaan
dan publik.

Publik terbagai menjadi dua macam (Muplihah, 2005), yaitu:

a)

Publik intern adalah publik yang menjadi bagian dari perusahaan itu sendiri.
Misalnya: karyawan, pimpinan, pemegang saham, dan sebagainya,

b)

Publik ekstern adalah orang luar/masyarakat umum yang perlu mendapat
informasi dan penerangan demi tumbuhnya perasaan positif dan
hubungan/kerjasama yang baik dari mereka.

2.1.3

Peranan Public Relations dalam Perusahaan
Peranan Public Relations dalam suatu organisasi adalah menciptakan

hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan karyawannya maupun antara
sesama karyawan dengan melakukan komunikasi timbal balik. Dalam melakukan
komunikasi timbal balik, Public Relations secara garis besar berperan sebagai:
1.


Communicator.

Kemampuann sebagai komunikator baik secara langsung maupun tidak
langsung melalui media ataupun tulisan, disamping itu juga bertindak
sebagai mediator dan persuator.
2.

Back up management.

Melaksanakan dukungan atau menunjang kegiatan lain seperti manajemen
promosi pemasaran, operasional, personalia dan lain sebagainya untuk
mencapai tujuan pokok perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

15

3.

Image maker

Menciptakan suatu citra positif yang merupakan prestasi, reputasi dan
sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas Public Relations dalam
memainkan peranannya dalam perusahaan.
Peranan Public Relations diharapkan “mata” dan “telinga” serta “tangan
kanan” bagi top managemen dari suatu perusahaan (Ruslan, 1998:20).
Sehubungan dengan itu, ruang lingkup tugasnya antara lain meliputi aktivitas:
a.

Membina hubungan kedalam (Public Internal).
Yang dimaksud Public Internal adalah Public yang menjadi bagian dari unit
perusahaan itu sendiri, serta mampu mengidentifikasikan hal-hal yang
menimbulkan

gambaran

negatif

dari

dalam

masyarakat

sebelum

kebijaksanaan itu dijalankan oleh organisasi.
b.

Membina hubungan keluar (Public Eksternal).
Yang dimaksud dengan Publik Eksternal adalah publik umum (masyarakat).
Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran yang positif publik terhadap
lembaga yang diwakilinya. Dalam organisasi, seorang Public Relations
berfungsi sebagai ”pusat saraf” karena ia berada ditengah-tengah jaringan
kontak dengan semua pihak yang ada kaitannya dengan organisasi. Ia
mengetahui lebih banyak mengenai organisasinya selain managernya. Ia
mengkomunikasikan informasi kepada orang-orang yang berpengaruh yang
melakukan pengawasan terhadap organisasinya.

Universitas Sumatera Utara

16

Adapun tugas-tugas utama dari petugas Public Relations dapat diperinci
antara lain:
a.

Menciptakan dan memelihara suatu citra yang baik atas organisasinya, baik
itu yang berkenaan dengan kebijakan, produk, jasa, maupun dengan para
personalnya.

b.

Memantau pendapat umum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan
citra, kegiatan, maupun kepntingan organisasi, dan menyampaikan setiap
informasi yang penting ini langsung kepada pihak manajemen untuk
ditanggapi dan ditijaklanjuti.

c.

Memberi nasihat atau masukan kepada pihak manajemen mengenai
berbagai masalah komunikasi yang penting berikut berbagai teknik untuk
mengatasinya.

d.

Menyediakan berbagai informasi bagi khalayak, perihal kebijakan
organisasi, kegiatan produk, jasa, dan personalia selengkap mungkin demi
menciptakan suatu pengetahuan yang maksimal dalam rangka menjangkau
pengertian khalayak. (Anggoro, 2000:110).

2.1.4

Internal Public Relations

Internal Public Relations adalah usaha-usaha untuk dapat lebih

mengeratkan hubungan antara para karyawan, agar mereka lebih dapat mengenal
satu sama

lainnya termasuk keluarganya, maka kegiatan-kegiatan olah raga,

darma wisata, ajang sono dan kegiatan-kegiatan lainnya dapat dilakukan dan
fasilitas-fasilitasnya disediakan. (Abdurrachman Oemi; 34;1995).
Internal Public Relations yang baik adalah memperlakukan sikap

karyawan dengan sikap yang sama, tanpa membeda-bedakan karyawan. Salah

Universitas Sumatera Utara

17

satu usaha Internal Public Relations yang dapat menunjukkan perhatian terhadap
kemajuan atau kepentingan karyawan, diantaranya mengadakan upgrading atau
memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti pendidikan lainnya
yang secara psikologis dapat menaikkan martabat karyawan. Internal Public
Relations pada intinya merupakan bentuk dari Public Relations

yang

menitikberatkan kegiatannya kedalam.
Hubungan masyarakat internal (Internal Public Relations) dalam suatu
perusahaan, terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu:
1.

Hubungan dengan pekerja atau karyawan (Employeed Relations)
Merupakan salah satu bentuk dari kegiatan internal Public Relations yang
menitikberatkan kepada hubungan antara pimpinan perusahaan dengan
karyawan/publik karyawan, yang dalam hal ini mencakup kepada bentuk
kegiatan :
a. Penempatan dan pemindahan karyawan
b. Penerimaan pegawai baru
c. Kenaikan pangkat dan kondite karyawan
d. Pemutusan hubungan kerja
e. Pensiun dan jaminan sosial

2.

Hubungan dengan pihak jajaran pimpinan dalam manajemen perusahaan
(Management Relations)
Adalah salah satu bentuk dari kegiatan internal Public Relations yang
menitik beratkan kepada hubungan yang bersifat manusiawi. Dengan kata
lain, kegiatan internal Public Relations disini dimaksudkan merupakan
usaha untuk menciptakan hubungan yang bersifat manusiawi antara

Universitas Sumatera Utara

18

seorang manejer perusahaan dengan publik karyawan. Tujuannya adalah
untuk menumbuhkan kepercayaan pada diri publik karyawan terhadap
masalah yang dihadapinya melalui cara bimbingan (Public Relations
counseling). Kemudian dalam situasi kerja, melalui hubungan manusiawi
ini, seorang manajer harus mampu menciptakan kondisi seperti yang
tersebut berikut ini:
a. Rasa kesejahteraan di antara publik karyawan dengan pimpinan.
b. Rasa kesetiakawanan di antara publik karyawan dengan pimpinan.
c. Rasa ketentraman dalam bekerja di antara publik karyawan.
3.

Hubungan dengan pemilik perusahaan atau pemengang saham (stakeholder)
(Suhandang, 2004: 74)
Adalah salah satu bentuk kegiatan internal Public Relations yang
diarahkan bagi usaha untuk menciptakan saling pengertian kerjasama
antara publik pemegang saham dengan manajemen yang dijalankan oleh
perusahaan.

4.

Hubungan dengan publik buruh
Adalah salah satu bentuk dari kegiatan internal Public Relations yang
diarahkan kepada usaha untuk memelihara hubungan antara manajer
dengan publik buruh.
Internal Public Relations bertujuan untuk mempererat hubungan antara

pimpinan dan karyawan dan antara sesama karyawan dalam Public Internal.
Seorang Public Relations Officer harus mampu melakukan komunikasi yang
informatif dan persuasif. Untuk menyelenggarakan komunikasi yang sifatnya
persuasif dan informatif, seorang Public Relations Officer harus:

Universitas Sumatera Utara

19

1. Mengadakan analisa tentang polisi kepegawaian, termasuk gaji atau upah dan
kesejahteraan karyawan.
2. Menganalisa apa yang telah dilaksanakan oleh Internal Public Relations.
3. Mengadakan survey tentang attitudes para karyawan terhadap perusahaannya,
kebijaksanaan perusahaan dan kegiatan-kegiatan lainya (Abdurrachman,
1993:35).
Maksudnya adalah untuk mengetahui sikap para karyawan seperti sikap
acuh tak acuh, salah pengertian, tidak ”well informed”, dan lain-lain yang dapat
menimbulkan sesuatu yang tidak diharapkan agar dilakukan perbaikan-perbaikan
demi tercapainya keuntungan dan kepuasan bersama.
Kegiatan internal Public Relations dalam menyelenggarakan komunikasi
yang informatif dan persuasif tersebut dapat dilakukan dengan cara:
a)

Tertulis, yaitu dengan menggunakan surat-surat, papan informasi, bulletin.

b)

Lisan, yaitu mengadakan rapat, diskusi, brifing, dan lain sebagainya.

c)

Konseling, yaitu kegiatan konsultasi untuk memecahkan persoalan yang
dihadapi karyawan.

d)

Usaha-usaha untuk dapat lebih mengeratkan hubungan antara karyawan,
agar mereka lebih dapat mengenal satu sama lainnya termasuk keluarganya,
maka kegiatan-kegiatan olah raga, darma wisata, anjang-sono dan kegiatankegiatan lannya dapat dilakukan dan fasilitas-fasilitasnya disediakan,
(Abdurrachman, 1993:34).
Selanjutnya kegiatan Internal Public Relations dalam suatu perusahaan

dapat dilaksanakan melalui berbagai macam aktivitas dan program, yaitu:
1.

Program pendidikan dan pelatihan.

Universitas Sumatera Utara

20

2.

Program penghargaan.

3.

Program acara khusus.
Serangkaian aktivitas Internal Public Relations khususnya hubungan

dengan karyawan, pada umumnya bertujuan untuk:
1.

Memberi spirit atau semangat dan kekuatan batin pada organisasi.

2.

Membentuk suatu pengabdian atau loyalitas yang baik pada pengawaipengawai dan bawahan seluruhnya dalam perusahaan.

3.

Mengatur kerjasama antara berbagai pegawai dan berbagai macam
pekerjaan.
Adapun ukuran-ukuran atau indikator dari Internal Public Relations yang

dikemukakan oleh adalah:
1. Kontak pribadi
2. Pertemuan-pertemuan berkala yaitu: breafing, meeting, diskusi, dan konseling.
3. Laporan kepada pemegang saham, pertemuan antara pimpinan perusahaan dan
pemegang saham untuk pertanggungjawaban dalam bidang keuangan.
4. Olahraga
5. Study tour dan pelatihan
6. Hadiah-hadiah dan penghargaan
7. Klinik dan apotek kesehatan
Dalam organisasi, seorang Public Relations berfungsi sebagai pusat saraf
karena ia berada ditengah-tengah jaringan kontak dengan semua pihak yang ada
kaitannya dengan organisasi. Ia menerima banyak informasi dari luar yang oleh
karyawan jarang diperolehnya. Sebaliknya, ia mengkomunikasikan banyak
informasi

keberbagai pihak yang oleh karyawan kurang dilakukan. Seorang

Universitas Sumatera Utara

21

Public

Relations

juga

memiliki

peranan

sebagai

juru

bicara,

yaitu

mengkomunikasikan informasi kepada orang-orang yang berpengaruh yang
melakukan pengawasan terhadap organisasinya.
2.2 Kinerja Karyawan

2.2.1

Pengertian Kinerja Karyawan
Batasan mengenai kinerja bisa dilihat dari berbagai sudut pandang

tergantung pada tujuan masing-masing organisasi (misalnya untuk profit atau
untuk costumer satisfaction) juga tergantung pada bentuk organisasi itu sendiri
(misalnya organisasi publik, organisasi swasta, organisasi swasta atau organisasi
sosial). Berbagai ungkapan seperti output, efisiensi, dan efektivitas mempunyai
hubungan dengan kinerja.
Secara umum, pengertian kinerja dikemukakan dengan menunjukkan
kepada rasio output terhadap input. Ada yang melihat kinerja (performance)
dengan memberikan penekanan pada nilai efisiensi. Efisiensi diukur sebagai rasio
output terhadap input. Dengan kata lain, pengkuran efisiensi menghendaki

penentuan outcome dan penentuan jumlah sumber daya yang dipakai untuk
menghasilkan outcome tersebut.
Prawiro Suntoro (dalam Tika, 2006: 121) mengemukakan bahwa kinerja
adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam
suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu
tertentu.Malayu S.P. Hasibuan (2001:34) mengemukakan bahwa kinerja (prestasi
kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugastugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman
dan kesungguhan serta waktu. Kinerja didefenisikan sebagai hasil-hasil fungsi

Universitas Sumatera Utara

22

pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode
waktu tertentu (Tika, 2006:121). Fungsi pekerjaan atau kegiatan yang
dimaksudkan di sini adalah pelaksanaan hasil pekerjaan atau kegiatan seseorang
atau kelompok yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya dalam suatu
organisasi. Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil pekerjaan /
prestasi kerja seseorang atau kelompok terdiri dari faktor intern dan ekstern.
Faktor intern yang mempengaruhi kinerja karyawan/kelompok terdiri dari
kecerdasan, keterampilan, kestabilan emosi, motivasi, persepsi peran, kondisi
keluarga, kondisi fisik seseorang dan karakteristik kelompok kerja, dan
sebagainya. Sedangkan pengaruh faktor eksternal antara lain berupa peraturan
ketenagakerjaan, keinginan pelanggan, pesaing, nilai-nilai sosial, serikat buruh,
kondisi ekonomi, perubahan lokasi kerja, dan kondisi pasar.
Anwar Prabu Mangkunegara (2000:67), mengemukakan pengertian
kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan.
2.2.2

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2001 : 82) faktor-faktor

yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu kemampuan mereka,
motivasi, dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan,
dan hubungan mereka dengan organisasi. Berdasarkaan pengertian di atas, dapat
disimpulkan bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja
(output) individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang

Universitas Sumatera Utara

23

diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses
belajar serta keinginan untuk berprestasi.
Menurut Mangkunegara (2001: 60) menyatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi kinerja antara lain faktor kemampuan secara psikologis dan faktor
motivasi. Kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan
kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu pegawai perlu ditempatkan pada
pekerjaan yang sesuai dengan keahlihannya. Motivasi terbentuk dari sikap
(attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi
merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai
tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang
untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal.
David C. Mc. Cleland (dikutip Mangkunegara, 2001: 68), berpendapat
bahwa ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian
kerja. Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk
melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik baiknya agar mampu
mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji. Mc. Clelland juga
mengemukakan 6 karakteristik dari seseorang yang memiliki motif yang tinggi
yaitu :
1. Memiliki tanggung jawab yang tinggi.
2. Berani mengambil resiko.
3. Memiliki tujuan yang realistis.
4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi
tujuan.

Universitas Sumatera Utara

24

5. Memanfaatkan umpan balik yang kongkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang
dilakukan.
6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogamkan.
2.2.3

Pengukuran Kinerja Karyawan
Bernandin & Russell (1993:135) mengemukakan ukuran-ukuran atau

indikator dari kinerja karyawan yang dikutip oleh Faustino Cardoso Gomes dalam
bukunya Human Resource Managemen yaitu sebagai berikut :
1. Quantity of work yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode yang
ditentukan.
2. Quality of work yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat

kesesuaian dan kesiapanya.
3. Job Knowledge

yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan

keterampilannya.
4. Creativeness yaitu keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-

tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.
5. Cooperation yaitu kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain atau sesama

anggota organisasi
6. Dependability yaitu kesadaran untuk dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan

penyelesaian kerja.
7. Initiative yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam

memperbesar tanggungjawabnya.
8.

Personal

Qualities

yaitu

menyangkut

kepribadian,

kepemimpinan,

keramahtamahan dan integritas pribadi.

Universitas Sumatera Utara

25

Sedangkan Agus Dharma dalam bukunya Manajemen Supervisi (2003:
355) mengatakan hampir semua cara pengukuran kinerja mempertimbangkan
beberapa hal. Pertama kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau
dicapai.Pengukuran kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses atau
pelaksanaan kegiatan. Kedua kualitas, yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik
tidaknya). Pengukuran kualitatif keluaran mencerminkan pengukuran tingkat
kepuasan, yaitu seberapa baik penyelesaiannya. Ini berkaitan dengan bentuk
keluaran.Ketiga ketepatan waktu, yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang
direncanakan. Pengukuran ketepatan waktu merupakan jenis khusus dari
pengukuran kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu penyelesaian suatu
kegiatan.
Kesetiaan karyawan dapat dilihat dari tekad dan kesanggupan menaati,
melaksanakan, dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran
dan tanggung jawab. Sehingga menghasilkan prestasi kerja yang maksimal.
Prestasi kerja merupakan kinerja yang dicapai oleh seorang karyawan dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.Kinerja karyawan
juga dinilai berdasarkan kedisiplinannya dalam menjalankan tugasnya sebagai
karyawan yaitu kesadaran dan kesediaan seorang karyawan untuk menghormati,
menghargai, mematuhi, dan menaati peraturanperaturan yang berlaku, baik yang
tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya.Selain itu kreativitas
karyawan juga perlu dibangun. Kreativitas ini berupa kemampuan pengetahuan
yang dimiliki karyawan dan juga kemampuan untuk mengemukakan atau
menciptakan suatu program kerja baru dalam menghadapi tantangan-tantangan
kerja, baik secara individu maupun dalam tim. Sehingga karyawan juga ditutut

Universitas Sumatera Utara

26

untuk mempunyai kemampuan bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam
menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan, sehingga
mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya. Pekerjaan yang
dilakukan karyawan harus berjalan secara efektif dan efisien agar dapat
meningkatkan kinerjanya, dan yang terpenting dalam menyelesaikan tugas dan
pekerjaan

yang

diserahkan

kepadanya

karyawan

tersebut

mempunyai

kesanggupan untuk menyelesaikan dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu serta
berani memikul resiko atas keputusan yang telah diambilnya atau tindakan yang
telah dilakukan.

Universitas Sumatera Utara