Kesiapan Manajemen Rumah Sakit Umum Kabanjahe dalam Penanganan Korban Bencana Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013

1

KESIAPAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT UMUM KABANJAHE DALAM
PENANGANAN KORBAN BENCANA ERUPSI GUNUNG SINABUNG
DI KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA
TAHUN 2014

TESIS

Oleh
LISBETH PAKPAHAN
127032180/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014

2


KESIAPANAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT UMUM KABANJAHE
DALAM PENANGANAN KORBAN BENCANA ERUPSI
GUNUNG SINABUNG DI KABUPATEN KARO
PROVINSI SUMATERA UTARA
TAHUN 2014

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)
dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarkat
Minat Studi Manajemen Kesehatan Bencana
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara

Oleh
LISBETH PAKPAHAN
127032180/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014

3

Judul Tesis

: KESIAPAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT
UMUM KABANJAHE DALAM PENANGANAN
KORBAN BENCANA ERUPSI GUNUNG
SINABUNG DI KABUPATEN KARO PROVINSI
SUMATERA UTARA TAHUN 2014
Nama Mahasiswa
: Lisbeth Pakpahan
Nomor Induk Mahasiswa : 127032180 /IKM
Program Studi
: S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi

: Manajemen Kesehatan Bencana

Menyetujui
Komisi Pembimbing

(Drs. Amir Purba, M.A, Ph.D.)
Ketua

(Abdul Muthalib, S.H, M.A.P)
Anggota

Dekan

(Dr. Drs. Surya Utama, M.S)

Tanggal Lulus : 22 Juli 2014

4

Telah Diuji

pada Tanggal : 22 Juli 2014

PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua
Anggota

: Drs. Amir Purba, M.A. Ph.D
: 1. Abdul Muthalib, S.H. M.A.P
2. Drs. Amru Nasution, M.Kes
3. dr. Taufik Ashar, M.K.M

5

PERNYATAAN

KESIAPAN MANAJEMENEN RUMAH SAKIT UMUM KABANJAHE
DALAM PENANGANAN KORBAN BENCANA ERUPSI
GUNUNG SINABUNG DI KABUPATEN KARO
PROVINSI SUMATERA UTARA
TAHUN 2014


TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, September 2014

Lisbeth Pakpahan
127032180/IKM

6

ABSTRAK

Indonesia berada dalam deretan gunung berapi pasifik, dan memiliki 129
gunung api aktif, dua diantaranya berada di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara

yaitu Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung. Pada tahun 2010 Gunung Sinabung
penah mengalami erupsi dan Agustus 2013 kembali mengalami erupsi, dan akibatnya
32.303 orang mengungsi ke 42 titik pengungsian. Institusi Kesehatan terutama
Rumah Sakit selalu memegang peran yang sangat penting pada setiap kejadian
bencana, akan tetapi masih banyak Rumah Sakit tidak menunjukkan kesiapan yang
memadai menghadapi bencana.
Untuk itu manajemen Rumah Sakit harus mempunyai kesiapan dalam
penanganan bencana diantaranya mempunyai Tim Penanggulangan Bencana,
rencana penanggulangan Bencana Rumah Sakit, Sumber Daya Manusia Kesehatan
dan Sarana yang cukup, memiliki prosedur khusus dan biaya untuk penanganan
korban bencana.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesiapan Rumah Sakit
Umum Kabanjahe dalam penanganan korban bencana tahun 2014. Penelitian ini
dilaksanakan di RSU Kabanjahe, mulai dari Mei s/d Juni 2014.
Metode penelitian ini adalah desain kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi. Tehnik Pengambilan Informan dalam penelitian ini Purposive
sampling,dan dilanjukan secara snow ball sampling. Sampel dipilih menurut tujuan
penelitian, dan Pengumpulan data dengan metode observasi, wawancara,
dokumentasi dan audiovisual. Data dianalisis secara kualitatif dengan metode
induktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rencana Penanggulangan Bencana

Rumah Sakit belum ada disusun dan Tim penanggulangan bencana Rumah Sakit
baru dibentuk, SDM Kesehatan masih mencukupi tetapi perlu peningkatan kapasitas
SDM Kesehatan, fasilitas dan sarana untuk penanganan korban bencana masih
kurang, SOP penanggulangan bencana belum ada, tidak mempunyai anggaran khusus
untuk penanganan korban bencana.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka disarankan kepada RSU Kabanjahe
untuk menyusun dokumen rencana penanggulangan RS, melakukan pelatihan
kegawatdararutan/kebencanaan, menglengkapi fasilitas sarana dan prasaran yang
mendukung penanganan bencana, memyusun prosedur khusus dan mempunyai
anggaran khusus untuk penanganan korban bencana.

Kata Kunci : Kesiapan Manajemen Rumah Sakit, Penanganan, Korban
Bencana

i

7

ABSTRACT


Indonesia is located in the ring of Pacific volcanoes; it has 129 active
volcanoes and two of them, Mount Sibayak and Mount Sinabung, are located in Karo
District. In 2010, Mount Sinabung was erupted and in August 2013 it was erupted
again which caused 32,303 people to evacuate to 42 evacuation camps. Health
institution, particularly hospitals, always plays its important role in every disaster
incidence although many hospitals do not prepare for facing disasters.
Therefore, the management of a hospital must be ready to handle a disaster
by having Disaster Responsiveness Team, planning for handling hospital disaster,
adequate human resources in health and facility, having specific procedures and cost
for handling disaster victims. The objective of the research was to find out the
preparedness of RSU Kabanjahe in handling disaster victims in 2014. The research
was conducted at RSU Kabanjahe from May to June, 2014.
The research used qualitative design with phenomenological approach.
Informants were obtained by using purposive sampling technique, followed by
snowball sampling technique. The samples were selected according to the objective
of the research, and the data were gathered by conducting observation, interviews,
documentation, and audiovisuals and analyzed qualitatively with deductive method.
The result of the research showed that the planning for handling hospital
disaster had not yet been organized, the team for handling hospital disaster was just
established, human resources in health was adequate but their capacity needed to be

improved, facility for handling disaster victims was insufficient, there was no SOP for
handling disaster, and there was no special budget for handling disaster victims.
It is recommended that the management of RSU Kabanjahe organize the
document of hospital disaster planning, provide training about emergency/disaster,
provide equipment and infrastructure which support the handling of disaster,
organize special procedure, and own special budget for handling disaster.

Keywords : Preparedness of Hospital Management, Handling, Disaster Victims

ii

8

KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur penulis dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat serta pertolonganNya yang berlimpah sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian dan penyusunan tesis ini dengan judul " Kesiapan
Manajemen Rumah Sakit Umum Kabanjahe dalam Penanganan Korban
Bencana Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara

Tahun 2013”.
Penulisan tesis ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk
menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat
Studi Manajemen Kesehatan Bencanaja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
Penulis dalam menyusun tesis ini mendapat bantuan, dorongan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1.

Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K) selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara.

2.

Dr. Drs. Surya Utama, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.

3.


Dr. Ir. Evawany Aritonang, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara.

iii

9

4.

Drs. Amir Purba, MA, Ph.D selaku Pembimbing I (satu) dan Abdul Muthalib
Lubis, S.H, M.A.P selaku pembimbing II (dua) atas segala ketulusannya dalam
menyediakan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, dan perhatian selama
proses proposal hingga tesis ini selesai.

5. Drs. Amru Nasution, M.Kes selaku Penguji I (satu) dan dr. Taufik Ashar, M.K.M
selaku penguji II (dua), yang telah memberikan saran dan bimbingan selama
penulisan tesis ini.
6. Direktur Rumah Sakit Umum Kabanjahe yang telah memberikan ijin penelitian di
RSU Kabanjahe.
7.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karo, Kepala Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Karo

yang telah memberikan kesempatan dan

bantuan dalam pengambilan data dan informasi penelitian.
8

Dosen dan staf di lingkungan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Manajemen Kesehatan Bencana, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.

9.

Kepala Tata Usaha, Kepala Bidang Pelayanan Medik, Kepala Bidang Bina
Program, Kepala Seksi Pendidikan dan Pelatihan, Kepala Instalasi Gawat Darurat
Rumah Sakit Umum Kabanjahe Kabuapeten Karo

dan Koordinator Posko

Pengungsi Mesjid Istiqal Berastagi dan GBKP Simpang Enam Kabanjahe yang
telah memberikan waktu dan kesempatan dalam menyelesaikan penelitian.
10. Teristimewa buat suami tercinta Tuahman Raya Tarigan S. SOS, beserta anakanakku terkasih Anggita Cinthia Tarigan, Anggreni Noverina Tarigan dan

iv

10

Anggela Yulia Putri Tarigan yang selalu memberi doa, kasih sayang, motivasi
dan berkorban baik moril maupun materil kepada penulis.
11. Orang tuaku tercinta, St. M. Tarigan dan Ibunda L. Br Saragih yang telah
memberikan kasih sayang, pertolongan dan doa selama ini.
12. Rekan-rekan sekerja Magdarentha, S.K.M. M.Kes,

Edwin Tambun, Emma

Marbun, S.K.M, Linda Magdalena, Dameria Sinaga, Helena Hutauruk dan
teman-teman lainnya yang telah memberi dukungan selama ini.
13. Rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan
Masyarakat Angkatan 2012 Minat Studi Manajemen Kesehatan Bencana.
Penulis menyadari atas segala keterbatasan, untuk itu saran dan kritik yang
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini dengan harapan,
semoga tesis ini bermanfaat bagi pengambil kebijakan di bidang kesehatan, dan
pengembangan ilmu pengetahuan bagi penelitian selanjutnya.

Medan,

September 2014
Penulis

Lisbeth Pakpahan
127032180/IKM

v

11

RIWAYAT HIDUP

Lisbeth Pakpahan, lahir pada tanggal 10 Oktober 1970 di Banda Aceh
Provinsi Aceh, anak dari pasangan Ayahanda Hisar Pakpahan dan Ibunda Sabar
Butar-butar.
Pendidikan formal penulis dimulai dari sekolah dasar di Sekolah Dasar Negeri
060925 Medan, tamat Tahun 1983, Sekolah Menengah Pertama SMPN 20 Medan
tamat Tahun 1986, Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas Negri 5 Medan, tamat
Tahun 1989, Sarjana Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara, tamat

Tahun 1994.
Penulis mengikuti pendidikan lanjutan di Program Studi S2 Ilmu Kesehatan
Masyarakat Minat Studi Manajemen Kesehatan Bencana, Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara sejak tahun 2012.
Pada tahun 1995 penulis bekerja di Dinas Kesehatan Aceh Tenggara sebagai
Kepala Seksi Peran Serta Masyarakat dan Tahun 2009 bekerja di Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara sebagai Staf Perencanaan dan Pendayagunaan SDM
Kesehatan sampai dengan sekarang.

vi

12

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ...........................................................................................................
i
ABSTRACT ..........................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR .........................................................................................
iii
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................
vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................
1.1. Latar Belakang ............................................................................
1.2. Permasalahan ..............................................................................
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................
1.4. Manfaat Penelitian ......................................................................

1
1
8
8
8

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................
2.1. Manajemen ..................................................................................
2.1.1. Fungsi Manajemen ...........................................................
2.1.2. Unsur Manajemen ............................................................
2.2. Manajemen Rumah Sakit ...........................................................
2.2.1. Fungsi Perencanaan (Planning) ........................................
2.2.2. Fungsi Pelaksanaan (Actuating) ......................................
2.2.3. Fungsi Koordinasi .............................................................
2.3. Bencana .......................................................................................
2.3.1. Bencana Erupsi Gunungapi .............................................
2.3.2. Elemen Letusan Gunung Api ............................................
2.4. Kesiapsiagaan..............................................................................
2.5. Tim Penanggulangan Bencana di Rumah Sakit .........................
2.5.1. Dukungan Pelayanan Medis dan Dukungan Manajerial ..
2.6. Perencanaan Penanggulangan Bencana Rumah Sakit (Hospital
Disaster Preparedness) ...............................................................
2.7. Sumber Daya Manusia Kesehatan ..............................................
2.7.1. Peningkatan Kapasitas. .....................................................
2.8. Fasilitas Sarana dan Prasarana ....................................................
2.9. Standart Operasional Prosedur ...................................................
2.9.1. Pengertian SOP .................................................................
2.9.2. Tujuan SOP .......................................................................
2.9.3. Jenis SOP .........................................................................
2.9.4. Prinsip ...............................................................................

10
10
11
13
16
17
17
18
23
23
24
26
27
30

vii

32
33
36
38
40
40
41
42
42

13

2.9.5. SOP Dalam Penanganan Kegawatdaruratan Bencana ...... .
2.10. Ketersediaan Anggaran ...............................................................
2.10.1. Penyusunan Anggaran ....................................................
2.10.2. Sumber Anggaran ...........................................................
2.11. Kerangka Pikir .............................................................................
BAB 3. METODE PENELITIAN ...................................................................
3.1. Jenis Penelitian ...............................................................................
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian..........................................................
3.3. Informan Penelitian. .......................................................................
3.4. Fokus Penelitian .............................................................................
3.5. Jenis dan Sumber Data. ..................................................................
3.6. Instrumen Penelitian. ......................................................................
3.7. Metode Pengumpulan Data.. ..........................................................
3.8. Metode Analisa Data ......................................................................
3.9. Keabsahan Data ..............................................................................

43
44
45
46
46
49
49
49
49
51
51
52
52
54
54

BAB 4. HASIL PENELITIAN......................................................................... 56
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. 56
4.1.1. Visi dan Misi RSU Kabanjahe ............................................ 58
4.1.2. Motto dan Tujuan RSU Kabanjahe ..................................... 58
4.1.3. Program dan Kegiatan RSU Kabanjahe .............................. 59
4.1.4. Fasilitas dan Prasarana Rumah Sakit ................................. 62
4.1.5. Sumber Daya Manusia ........................................................ 64
4.1.6. Jumlah Kunjungan Pasien ................................................... 65
4.1.7. Standar Pelayanan Minimal RSU Kabanjahe……..............
68
4.2. Karakteristik Informan .................................................................. 70
4.3. Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 73
4.4. Perencanaan ................................................................................... 74
4.4.1. Rencana Penanggulanan Bencana RS (Hosdip) .................. 75
4.4.2. Sumber Daya Manusia Kesehatan Rumah Sakit ................. 78
4.4.3. Fasilitas dan Prasarana Rumah Sakit ................................. 81
4.4.4. Standar Operasional Prosedur (SOP) .................................. 82
4.4.5. Ketersediaan Anggaran ....................................................... 84
4.5. Pelaksanaan ................................................................................... 87
4.5.1. Tim Penanggulangan Bencana Rumah Sakit ...................... 87
4.5.2. Sumber Daya Manusia Kesehatan Rumah Sakit ................. 90
4.5.3. Fasilitas dan Prasarana Rumah Sakit ................................. 93
4.5.4. Standar Operasional Prosedur (SOP) .................................. 96
4.5.5. Ketersediaan Anggaran ....................................................... 97
4.6. Koordinasi ..................................................................................... 101

viii

14

BAB 5. PEMBAHASAN ..................................................................................
5.1. Perencanaan ...................................................................................
5.1.1. Rencana Penanggulanan Bencana RS (Hosdip) ..................
5.1.2. Tim Penanggulangan Bencana. ...........................................
5.1.3. Sumber Daya Manusia Kesehatan Rumah Sakit .................
5.1.4. Fasilitas dan Prasarana Rumah Sakit .................................
5.1.5. Standar Operasional Prosedur (SOP) ..................................
5.1.6. Ketersediaan Anggaran .......................................................
5.2. Pelaksanaan ...................................................................................
5.2.1. Rencana Penanggulangan Bencana Rumah Sakit dan Tim
Penanggulangan Bencana ...................................................
5.2.2. Sumber Daya Manusia Kesehatan Rumah Sakit .................
5.2.3. Fasilitas dan Prasarana Rumah Sakit ..................................
5.2.4. Standar Operasional Prosedur ............................................
5.2.5. Ketersediaan Anggaran .......................................................
5.3. Koordinasi .....................................................................................

108
108
108
112
117
120
121
123
123
124
125
127
128
130
131

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 136
6.1. Kesimpulan.................................................................................... 136
6.2. Saran .............................................................................................. 137
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 139
LAMPIRAN ......................................................................................................... 143

ix

15

DAFTAR TABEL

Nomor

Judul

Halaman

4.1.

Jenis Pelayanan Rawat Jalan di RSUD Kabanjahe ...............................

62

4.2.

Jenis Pelayanan Rawat Inap dan Jumlah Tempat Tidur ......................

63

4.3.

Jenis Instansi Penunjang Medis/Non Medis .........................................

63

4.4.

Jumlah Sumber Daya Manusia Kesehatan RSUD Kabanjahe ..............

64

4.5.

Data Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap dan Rawat Jalan RSU
Kabanjahe Tahun 2012 .........................................................................

65

Data Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap dan Rawat Jalan RSU
Kabanjahe Tahun 2013 .........................................................................

66

Jumlah Kunjungan Pasien Korban Bencana Erupsi Gunung Sinabung
di RSU Kabanjahe Tahun 2014 ...........................................................

66

Data 10 (Sepuluh) Penyebab Kematian Terbesar Pasien di RSU
Kabanjahe .............................................................................................

67

Data 10 (Sepuluh) Penyakit Tertinggi Rawat Inap RSU Kabanjahe
Tahun 2013 ...........................................................................................

68

Standar Pelayanan Miniman RSU Kabanjahe. .....................................

69

4.6.

4.7.

4.8.

4.9.

4.10.

x

16

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Judul

Halaman

2.1.

Kerangka Pikir Penelitian .....................................................................

48

5.1.

Koordinasi RSU Kabanjahe dalam Penanganan Bencana Erupsi
Gunung Sinabung Tahun 2014…………………….. ...........................

133

xi

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.5. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi bencana geologi yang
sangat besar, fakta bahwa besarnya potensi bencana geologi di Indonesia dapat dilihat
dari letak negara Indonesiayang berada dalam wilayah Pacific Ring of Fire (deretan
gunung berapi Pasifik) yang bentuknya melengkung dari utara pulau Sumatera-JawaNusa Tenggara hingga ke Sulawesi Utara. Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi. Indonesia memiliki 13 % jumlah gunung api di dunia atau
129 gunungapi, selain itu berdasarkan data PVMBG 60% dari jumlah gunungapi
yang ada di Indonesia yang tersebar di seluruh pulau di Indonesia dan merupakan
gunungapi yang memiliki potensi letusan yang cukup besar. (PVMBG)
Letusan gunung berapi merupakan salah satu fenomena yang menjadi
perhatian utama di Indonesia, disebabkan bencana alam letusan gunung berapi
menimbulkan korban jiwa dan kerugian yang amat besar. Letusan gunung berapi
dapat menimbulkan gejala vulkanik seperti erupsi gunung berapi. Erupsi gunung
berapi membawa awan panas serta material vulkanik yang amat berbahaya bagi
manusia dan lingkungan. Selain dapat menimbulkan luka bakar,

secara umum

dampak letusan gunung berapi yang perlu diwaspadai terbagi dua yaitu dampak
akibat padatan/debu dan gas yang memiliki potensi bahaya bagi kesehatan
masyarakat. Debu vulkanik dapat mengakibatkan gangguan pernafasan dan iritasi

1

2

mata, hal ini lebih serius lagi apabila debu tersebut mengandung beberapa unsur
logam seperti SO2, karena reaksi alam dapat membentuk unsur sulfat yang sangat
iritatif baik pada kulit, mata maupun saluran pernafasan. Selain itu, gas CO bersifat
mengikat oksigen, bila terhirup, orang bisa meninggal karena kekurangan oksigen.
(www.depkes.go.id.14 Feb.2014).
Secara Geografis letak Kabupaten Karo berada diantara 2º50’–3º19’ Lintang
Utara dan 97º55’–98º38’ Bujur Timur dengan luas 2.127,25 Km2 atau 2,97 persen
dari luas Propinsi Sumatera Utara. Kabupaten Karo terletak pada jajaran Bukit
Barisan dan sebagian besar wilayahnya merupakan dataran tinggi. Dan terdapat dua
gunungapi

terletak di jajaran bukit barisan tersebut yaitu gunung Sinabung dan

gunung Sibayak dan kedua Gunungapi tersebut saling berdekatan, dan gunung
Sinabung merupakan gunung dengan puncak tertinggi di provinsi Sumatera Utara.
Ketinggian

gunung

ini

adalah

2.460

meter

dan

berbentuk

strato.

(www.karokab.go.id)
Pada awalnya Gunung Sinabung adalah Gunung Api strato tipe B atau
sejarah letusannya tidak tercatat meletus sejak tahun 1600-an. Namun untuk pertama
kali setelah lebih dari 400 tahun

tidak ada aktivitasnya, kemudian terjadi letusan

pada 27 Agustus 2010, dan mengeluarkan lava. Status gunung ini dinaikkan menjadi
"Awas". Letusan tersebut diikuti jatuhan abu vulkanik yang menyebar ke TimurTenggara Gunung Sinabung dan menutupi Desa Sukameriah, Gungpitu, Sigaranggarang, Sukadnebi, dan Susuk. Sejak saat itu Gunung Sinabung diklarifikasikan tipe
A. (www.merdeka.com,30 Des 2013)

3

Erupsi Gunung Sinabung yang terjadi pada tahun 2010 mengakibatkan ada
sebanyak 25.662 jiwa mengungsi, yang tersebar di 24 titik pengungsian, dan yang
mendapat pengobatan

di Pos Kesehatan sebanyak 8.522

pengungsi.

Kasus

terbanyak yang ditangani adalah ISPA (39,1%), Anxietas/ gangguan jiwa ringan
(24,0%), Gastritis/ gangguan lambung (16,0%), Konjungtivitis/ mata merah (12,4%),
Diare (4,96%), Hipertensi (2,9%), dan Dermatitis/ penyakit kulit (0,7%). Korban
rawat inap di RSU Kabanjahe sebanyak 65 orang dengan jenis penyakit yang diderita
antara lain ISPA, Dyspepsia/ gangguan pencernaan, Hipertensi, Chronic Obstructive
Pulmonary Disease (COPD)/ penyakit pernapasan, Diare, TB Paru dan Vulnus
laceratum/ luka robek. Data tersebut berdasarkan laporan Pusat Penanggulangan
Krisis Kemenkes RI sampai tanggal 2 September 2010 yang dihimpun dari Dinas
Kesehatan setempat. (Foto.soup.io)
Paska

penurunan

aktivitas

vulkanik

Gunung

Sinabung,

yaitu

dari

status Awas menjadi Siaga pada tanggal 23 September 2010 dan dari Siaga menjadi
Waspada pada tanggal 7 Oktober 2010, aktivitas vulkanik cenderung menurun
namun dengan fluktuasi. Pemantauan dengan metoda visual, seismik, dan deformasi
terus dilakukan untuk melakukan penilaian tingkat aktivitas Gunung Sinabung.
Tanggal 15 september 2013 aktivitas Gunung Sinabung meningkat sehingga status
Gunung Sinabung dinaikkan dari Waspada menjadi Siaga. Tanggal 24 November
2013 Status

gunung Sinabung menjadi “Awas”, dan sampai dengan tanggal 9

Februari 2014 Jumlah pengungsi mencapai 33.355 jiwa (10.297 KK) dengan 42 titik
pengungsian dan pada tanggal 8 April 2014 status Gunung sinabung diturunkan ke

4

level III (Status Siaga). Masa tanggap darurat masih terus diperpanjang walaupun
status gunung Sinabung sudah diturunkan menjadi status Siaga dan desa radius
kurang dari 3 km dengan jumlah penduduk sebanyak 12.809 Jiwa (2996 KK) tidak
diperbolehkan kembali ke desa mereka dan akan di relokasikan.
Pada Situasi bencana, rumah sakit akan menjadi tujuan akhir dalam
penanganan korban bencana dan yang paling sering muncul di rumah sakit adalah
saat adanya penderita dalam jumlah banyak, yang harus dilayani sehingga akan
melebihi kapasitas rumah sakit. Hal inilah yang sering dilihat oleh masyarakat ketika
bencana itu terjadi. Padahal, baik atau buruknya respon rumah sakit terhadap bencana
sangat tergantung dari serangkaian aktifitas yang sudah dilakukan jauh sebelumnya.
Aktifitas-aktifitas persiapan rumah sakit dalam menghadapi bencana inilah yang
sering kali menjadi persoalan di Indonesia, karena sering kali tidak dilakukan karena
berbagai alasan rumah sakit, dimana hal ini akan memperparah bila terjadi
kekurangan logistik dan Sumber daya manusia. (Ramli, 2010)
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat dan rumah sakit merupakan salah satu lembaga
publik yang terlibat langsung dalam merespon suatu bencana yang terjadi dalam
wilayah kerjanya. Dalam Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(pasal 29) menyebutkan bahwa Rumah Sakit berkewajiban memberikan pelayanan
kesehatan pada saat bencana sesuai dengan kemampuan pelayanannya dan memiliki

5

sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana.(UU, RI.No.44 Tahun
2009)
Dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 448/Menkes/SK/VI/1993
tentang pembentukan Tim Kesehatan Penanggulangan Bencana disetiap Rumah Sakit
dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI. No. 129//Menkes/SK/II/2008 tentang
Standart Pelayanan Minimal Rumah Sakit bahwa dalam setiap unit gawat darurat
(IGD) Rumah Sakit harus terdapat satu tim Penanggulangan Bencana. Selain harus
adanya Tim Penanggulangan Bencana ada dua hal pokok yang harus dapat dilakukan
oleh Rumah Sakit agar siap menghadapi bencana adalah dukungan pelayanan medis
(Medical Support) dan dukungan kemampuan menejerial (Management Support).
(Depkes, RI. 2009)
Untuk itu pihak manajemen rumah sakit harus mempunyai persiapan khusus
ataupun kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana terutama rumah sakit yang berada
di daerah rawan bencana seperti bencana erupsi gunungapi. Kesiapsiagaan menurut
Nick Carter (1991) adalah tindakan-tindakan yang memungkinkan pemerintahan,
organisasi, masyarakat, komunitas dan individu mampu menanggapi suatu situasi
bencana dengan cepat dan tepat guna. Membangun kesiapan terhadap bencana wajib
dilakukan oleh semua rumah sakit, dengan dasar pemikiran bahwa bencana dapat
terjadi kapan saja dan dimana saja, baik dari dalam (internal) rumah sakit maupun
dari luar rumah sakit.
Dari beberapa penelitian terkesan bahwa rumah sakit sering kali tidak
menunjukan kesiapan yang memadai menghadapi bencana yang ada di sekitar

6

wilayah kerjanya. Akibatnya disetiap kejadian bencana, hambatan dan kekurangankekurangan yang sama selalu terjadi
ketidaksiapan

(terulang kembali). Salah satu penyebab

Rumah Sakit tersebut adalah belum adanya petunjuk yang baku

sehingga belum ada persepsi yang sama terhadap kesiapan Rumah sakit menghadapi
bencana. Disisi lain, pada keadaan tertentu rumah sakit dapat menjadi korban dari
bencana, seperti kejadian Tsunami di Aceh pada tahun 2004 rumah sakit mengalami
“total collapse” dari semua sistem yang ada di rumah sakit begitu juga dengan
kejadian gempa bumi di Yokyakarta, Rumah sakit mengalami “colaps function“
sementara waktu (Dirjen Yanmed Depkes RI, 2009).
Dalam penelitian Ismunandar, dkk. (2012) Mengemukan bahwa Rumah Sakit
Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah sebagai rumah sakit rujukan Provinsi
belum siapsiaga dalam penanggulangan bencana meskipun Rumah Sakit Daerah
Undata Palu, sudah membentuk Tim Penanggulangan bencana, secara tertulis tim
tersebut sudah dibentuk pada tahun 2006 tetapi tidak aktif/berfungsi sebagaimana
mestinya, hal ini disebabkan karena tim ini dibentuk hanya untuk memenuhi
kebutuhan akreditasi rumah sakit. (Ismunandar, dkk, 2012), begitu juga dalam
penelitian Eddy Suhardi Sarim (2003), bahwa Rumah Sakit Umum sewilayah
Cirebon tidak siap menghadapi kegawatdaruratan bencana dengan alasan kekurangan
dukungan para direktur rumah sakit umum terhadap Sistem penangan Gawat darurat
terpadu-bencana (SPGDT-Bencana), standar pelayanan yang kurang dan juga
keterbatasan rumah sakit. (Eddy Suhardi Sarim, 2003)

7

Rumah Sakit Umum Kabanjahe adalah Rumah Sakit Kelas C milik
Pemerintah Kabupaten Karo yang merupakan rumah sakit rujukan untuk penanganan
korban bencana erupsi gunung Sinabung disamping RS. Efarina Etaham dan RS
Amanda. Dari survai awal yang dilakukan, pihak manajemen rumah sakit telah
membentuk Tim Penanggulangan Bencana
erupsi pada tahun

setelah gunung Sinabung mengalami

2010 tetapi tidak berjalan sebagaimana mestinya, dan belum

adanyan perencanaan rumah sakit akan penanggulangan bencana di rumah sakit
(hospital disaster preparedness) baik bencana dari dalam lingkungan RS maupun
dari luar rumah sakit.
Jumlah kunjungan pasien rawat jalan pada tahun 2013 sebanyak 40.054
kunjungan dan rawat inap sebanyak 4.114 orang. Sejak terjadinya Erupsi Gunung
Sinabung pada tanggal 15 September 2013 sampai dengan tanggal 7 Januari 2014
pengungsi yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum

Kabanjahe adalah sebanyak

175 orang dengan diagnosa terbanyak adalah febris dan dispepsia, dan pengungsi
yang rawat jalan sebanyak 270 orang dengan diagnosa penyakit terbanyak adalah
conjungtivitis dan ISPA. (Rekam Medik RSU Kabanjahe, 2014). Sampai dengan
tanggal 21 Januari pengungsi yang meninggal 32 orang di beberapa rumah sakit di
Kabanjahe dan 17 orang meninggal akibat langsung dari awan Panas. (Posko
kesehatan Kabanjahe)
Dengan mengacu pada latar belakang di atas, peneliti ingin melakukan
penelitian tentang kesiapan Manajemen Rumah Sakit Umum Kabanjahe dalam
penanganan korban bencana alam erupsi gunung Sinabung tahun 2014.

8

1.6. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Kesiapan
Manajemen Rumah Sakit Umum Kabanjahe dalam Penanganan korban Bencana
Erupsi Gunung Sinabungdi Kabupaten Karo provinsi Sumatera Utara Tahun 2014.

1.7. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Kesiapan
Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah dalam Penanganan Bencana Erupsi Gunung
Sinabung di Kabupaten Karo provinsi Sumatera Utara Tahun 2014.

1.8. Manfaat Penelitian
1.8.1. Bidang Keilmuan
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi ilmu Manajemen
Kesehatan Bencana sehingga

Kesiapan Manajemen Rumah Sakit dalam

menghadapi Bencana dapat dilaksanakan sesuai dengan kajian-kajian ilmiah
dalam penanggulangan bencana
b. Penelitian ini sebagai bahan pengetahuan untuk memperluas bahan penelitian
dalam bidang ilmu manajemen kesehatan bencana
1.8.2. Program Studi S2 FKM-USU
Menambah bahan masukan dan kontribusi dalam bidang ilmu kesehatan
masyarakat yang berhubungan dengan Manajmen Kesehatan Bencana.

9

1.8.3. Bagi Rumah Sakit
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan
masukan bagi Rumah Sakit untuk lebih meningkatkan kesiapan manajemen rumah
sakit dalam menghadapi bencana.