Uji Aktivitas Antiinfsi Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) Terhadap Kaki Tikus Jantan yang Diinduksi λ-Karagenan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia

dikenal

sebagai

salah

satu

negara

yang

memiliki

keanekaragaman hayati terbesar (mega biodiversitas) di dunia setelah negara
Brazil. Tercatat di hutan tropis Indonesia ditemukan kurang lebih 30.000 dari

40.000 jenis tumbuhan di dunia. Sekarang penelitian dan pengembangan
tumbuhan obat berkembang dengan pesat, terutama dalam bidang khasiat obat
maupun analisis zat kimia berdasarkan indikasi tumbuhan obat yang telah
digunakan oleh sebagian masyarakat dengan khasiat yang teruji secara empiris.
Hasil penelitian tersebut, tentunya lebih memantapkan para pengguna tumbuhan
obat akan khasiat maupun kegunaannya (Dalimarta, 2000).
Sekitar 9.600 jenis tumbuhan telah diketahui berkhasiat obat. Dari jumlah
tersebut tercatat 283 jenis merupakan tumbuhan obat penting bagi industri obat
tradisional. Dewasa ini penelitian dan pengembangan tumbuhan obat baik di
dalam maupun di luar negeri berkembang dengan pesat, terutama dalam bidang
khasiat farmakologisnya salah satunya sebagai antiinflamasi (Kusuma, et al.,
2005).
Inflamasi merupakan reaksi lokal pada jaringan vaskular terhadap cedera
yang ditandai seperti rubor (kemerahan), kalor (panas), dolor (nyeri) dan turgor
(pembengkakan) (Corwin, 2008). Inflamasi adalah proses yang kompleks, yang
sering dikaitkan dengan rasa sakit dan melibatkan kejadian seperti peningkatan
permeabilitas pembuluh darah, peningkatan denaturasi protein dan perubahan
membran (Leelaprakash & Mohan, 2011). Rangsangan fisik atau kimiawi yang

1

Universitas Sumatera Utara

merusak menyebabkan pelepasan mediator inflamasi seperti histamin, serotonin,
bradikidin, prostaglandin dan lain-lain yang menimbulkan reaksi radang berupa
panas, nyeri, bengkak, merah, dan gangguan fungsi (Farianty, 1994).
Obat sintetik yang banyak digunakan untuk mengatasi antiinflamasi adalah
adalah kelompok obat antiiflamasi non steroid (AINS) dan kortikosteroid.
Penggunaan obat-obat tersebut menimbulkan reaksi obat yang tidak diinginkan
(ROTD) dan yang sering terjadi adalah gangguan saluran pencernaan (Wilmana,
2007), sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mencari terapi alternatif yang
memiliki ROTD ringan. Obat antiinflamasi non-stroid (AINS) adalah obat yang
digunakan untuk meredakan nyeri dan inflamasi. Produk AINS yang disetujui
beredar di Indonsia antara lain adalah indometasin, todolac, diklofenak, ibuprofen,
naproxen, piroxicam,meloxicam, celcoxib, toricoxib (BPOM RI, 2013).
Salah satu tanaman yang sering digunakan dalam pengobatan adalah
Moringa oleifera Lam. atau pohon kelor. Khasiatnya sebagai obat telah lama
dikenal dalam sistem obat tradisional. Beberapa bagian berbeda digunakan dalam
pengobatan tradisional untuk berbagai penyakit seperti reumatik, kelumpuhan dan
epilepsi. Selain itu ekstrak daun, biji dan akar dari daun kelor telah dipelajari
secara ekstensif


untuk berbagai potensi penggunaan termasuk antiinflamasi,

antitumor, antihepatotoksik dan analgesik (Sashidara, et al., 2009).
Pada penelitian terdahulu ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera
Lam.) telah dilaporkan memiliki aktivitas inflamasi pada dosis 500 mg/KgBB
tikus putih jantan dengan metode induksi λ-karagenan (Singh, et al., 2012).
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan uji aktivitas ekstrak
etanol daun kelor (EEDK) terhadap kaki tikus jantan yang diinduksi λ-karagenan.

2
Universitas Sumatera Utara

Pemberian ekstrak etanol daun kelor sebagai antiinflamasi dapat meredakan nyeri
dan inflamasi.
1.1.

Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah penelitian adalah
sebagai berikut:


a. apakah EEDK memiliki efek sebagai antiinflamasi terhadap telapak kaki
tikus putih jantan yang diinduksi λ-karagenan?
b. apakah EEDK memiliki efek antiinflamasi yang sama dengan natrium
diklofenak?
1.2.

Hipotesis
Berdasarkan perumusan permasalahan di atas maka hipotesisnya adalah:
a. EEDK memiliki efek sebagai antiinflamasi terhadap telapak kaki tikus
putih jantan yang diinduksi λ-karagenan.
b. EEDK memiliki efek antiinflamasi yang sama dengan natrium diklofenak.

1.3.Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
a. efek antiinflamasi EEDK

terhadap telapak kaki tikus yang diinduksi

dengan λ-karagenan.

b. efek antiinflamasi EEDK yang sama dengan natrium diklofenak.
1.4.Manfaat
Manfaat yg diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
a) sebagai tambahan informasi ilmiah untuk ilmu kefarmasian dan kimia
bahan alam tentang khasiat ekstrak etanol daun kelor sebagai obat
antiinflamasi.

3
Universitas Sumatera Utara

b) untuk memberikan scientific background dari khasiat tanaman daun kelor.
c) Agar memberikan pengetahuan untuk penelitian lanjutan tentang ekstrak
etanol daun kelor sebagai obat antiinflamasi.
1.5.Kerangka Pikir Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap tikus jantan galur Wistar menggunakan
metode paw edema. Dalam penelitian ini disebut variabel bebas (X) yaitu
pengaruh pemberian EEDK dosis 300, 450, 600 dan 750 mg/kg bb, pembanding
(Na-Diklofenak) dosis 25 mg/kg bb dan kontrol (Na-CMC 0,5 %) sedangkan
variabel terikat (Y) yaitu udem seperti yang ditunjuk pada Gambar 1.1.
Variabel bebas


Variabel terikat

Parameter

EEDK dosis 300
mg/kg bb
EEDK dosis 450
mg/kg bb
EEDK dosis 600
mg/kg bb
% Radang

EEDK dosis 750
mg/kg bb

Tikus sehat

Efek antiinflamasi


Na-diklofenak dosis

% Inhibisi
radang

2,25 mg/kg bb
CMC-Na 0,5%

λ-karagenan 1%
Gambar 1.1 Kerangka pikir penelitian

4
Universitas Sumatera Utara