Perbandingan Nilai Estimasi Laju Filtrasi Glomerulus antara Cystatin C dan Kreatinin pada Penyakit Ginjal Kronik Anak

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Penyakit Ginjal Kronik (PGK) atau yang dikenal juga dengan Chronic Kidney
Disease (CKD) pada anak merupakan masalah kesehatan publik dan
memiliki prevalensi yang meningkat dari tahun ke tahun.1,2 Penyakit ginjal
kronik adalah abnormalitas struktur atau fungsi ginjal yang berlangsung lebih
dari tiga bulan yang berdampak pada kesehatan, dengan atau tanpa
penurunan fungsi ginjal dan dapat

menyebabkan terjadinya gagal ginjal

hingga kematian.3,4
Fungsi

ginjal

dinilai


dengan

laju

filtrasi

glomerulus

(LFG).3,5

Pemeriksaan LFG penting sebagai indikator fungsi ginjal untuk dapat
mendeteksi, mengevaluasi dan menatalaksana PGK

dengan tepat. 5-7

Pengukuran LFG secara langsung dan akurat sangat jarang dilakukan dalam
pemeriksaan sehari-hari karena tidak praktis, bahan yang mahal dan langka
serta prosedur yang sulit terutama pada pasien anak.5-8
Kreatinin adalah penanda endogen untuk mengukur LFG yang paling

banyak digunakan dan sudah dijadikan standar dalam pengklasifikasian PGK
secara nasional dan internasional.9,10 Persamaan LFG berdasarkan kreatinin
pada anak dipengaruhi faktor usia, jenis kelamin, dan tinggi badan sehingga
dianggap tidak praktis dan kurang akurat.11,12 Nilai kreatinin juga belum dapat
mendeteksi penurunan LFG bila masih berada diantara 60-90 mL/min/1,73
1
Universitas Sumatera Utara

2

m2 atau PGK stadium II yang dikenal dengan istilah ‘the creatinine blind
area’.13,14
Cystatin C adalah penanda alternatif yang dianggap lebih baik
dibandingkan kreatinin dalam menilai LFG.9,15,16 Suatu studi

meta analisis

pada tahun 2007 mengenai cystatin C sebagai penanda fungsi ginjal pada
anak mendapati bahwa pemeriksaan LFG dengan cystatin C lebih akurat
dan sensitif dibandingkan serum kreatinin.17

Penelitian di Indonesia mengenai perbedaan LFG berdasarkan kadar
kreatinin dan cystatin C serum pada sindrom nefrotik anak tahun 2014
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara LFG berdasarkan
kadar kreatinin dibandingkan dengan cystatin

C.18 Penelitian mengenai

cystatin C sebagai penanda fungsi ginjal pada pasien anak dengan PGK
belum pernah dilakukan di RS H.Adam Malik Medan.

1.2.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan pertanyaan:
bagaimana perbandingan antara kadar cystatin C dan nilai kreatinin dalam
menilai estimasi LFG pada pasien PGK anak ?

1.3.


Hipotesis

Pemeriksaan

estimasi LFG berdasarkan kadar cystatin C memiliki

perbedaan dibandingkan nilai kreatinin pada pasien anak dengan PGK.

Universitas Sumatera Utara

3

1.4.

Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbandingan antara cystatin C dan kreatinin dalam
menilai estimasi LFG pada pasien anak dengan PGK.
1.4.2. Tujuan Khusus

1. Menilai perbedaan estimasi LFG berdasarkan kadar cystatin C
dan kreatinin pada pasien anak dengan PGK
2. Menilai hubungan faktor usia, jenis kelamin, tinggi badan dan
berat badan terhadap estimasi LFG berdasarkan

cystatin C

dan kreatinin

1.5.

Manfaat Penelitian
1. Di bidang akademik/ilmiah : meningkatkan pengetahuan peneliti
di bidang nefrologi anak, khususnya tentang penilaian fungsi
ginjal dan penanda LFG pada pasien anak dengan PGK.
2. Di

bidang

pelayanan


masyarakat:

dengan

mengetahui

perbandingan antara cystatin C dan kreatinin sebagai penanda
LFG dalam menilai fungsi ginjal diharapkan dapat ditemukan
penanda yang lebih ideal dalam menilai penurunan LFG
sehingga tatalaksana PGK dapat dilakukan sedini mungkin.
3. Di bidang pengembangan penelitian : memberikan kontribusi
ilmiah tentang penanda LFG yang dapat digunakan dalam

Universitas Sumatera Utara

4

pemeriksaan fungsi ginjal sehingga didapatkan data yang lebih
banyak dalam menemukan penanda yang paling ideal.


Universitas Sumatera Utara