Perbandingan Nilai Estimasi Laju Filtrasi Glomerulus antara Cystatin C dan Kreatinin pada Penyakit Ginjal Kronik Anak Chapter III VI
21
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1.
Desain
Penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan metode potong
lintang (cross sectional) untuk menilai perbandingan antara cystatin C dan
kreatinin sebagai penanda LFG pada pasien anak dengan PGK .
3.2.
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di poliklinik Divisi Nefrologi Anak dan atau ruang
rawat inap bagian anak RSUP Haji Adam Malik Medan. Waktu penelitian
dilaksanakan pada bulan Januari 2016 sampai Maret 2016.
3.3.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah anak usia antara 2-18 tahun yang datang ke
RSUP Haji Adam Malik Medan. Sampel pada penelitian ini adalah bagian
dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang dipilih secara
consecutive sampling, yaitu: pasien anak usia 2-18 tahun yang datang ke
poliklinik Divisi Nefrologi Anak dan atau dirawat inap di bagian anak RSUP
Haji Adam Malik Medan dan telah terdiagnosa dengan PGK.
Universitas Sumatera Utara
22
3.4.
Perkiraan Besar Sampel
Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus besar sampel uji
kesesuaian berdasarkan rumus Kappa Cohen.43
n = �� 2
1−�
�2
n = besar sampel
1 − � 1 − 2� +
� 2−�
2� 1−�
K = nilai kappa minimal yang dianggap memadai = 0,8
�= prediksi hasil pemeriksaan positif yang sesungguhnya =0,5
d = presisi nilai kappa = 0,2
� = kesalahan yang masih dapat diterima = 0,05
Z�= deviat baku alpha = 1,96
Dengan menggunakan rumus di atas maka didapatkan besar sampel :
n = 36
3.5
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.5.1. Kriteria inklusi :
1. Pasien anak yang telah terdiagnosa dengan Penyakit Ginjal
Kronik berdasarkan pemeriksaan klinis , laboratorium atau
radiologis yang berusia 2 - 18 tahun.
Universitas Sumatera Utara
23
3.5.2. Kriteria eksklusi :
1. Pasien dengan
gagal ginjal yang sedang
dan atau pernah
menjalani dialisa ( terapi pengganti ginjal)
2. Pasien
yang
sedang
menjalani
terapi
dengan
penyakit
keganasan
3. Pasien yang telah menjalani transplantasi ginjal
3.6.
Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) / Informed Consent
Persetujuan telah diminta dari subjek penelitian dan orang tua setelah
terlebih dahulu diberikan penjelasan mengenai kondisi penyakit yang dialami
dan pemeriksaan yang akan diobervasi. Formulir persetujuan terlampir.
3.7
Etika Penelitian
Penelitian ini telah disetujui oleh Komite Etik Penelitian Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
3.8.
Cara Kerja dan Alur Penelitian
3.8.1 Cara Kerja
a. Sampel dipilih secara consecutive sampling
dimana pasien
yang masuk ke dalam kriteria inklusi disertakan dalam
penelitian.
Universitas Sumatera Utara
24
b. Pasien dan orang tua diberikan penjelasan dan informed
consent yang menyatakan setuju untuk mengikuti penelitian ini.
c. Data
dasar diperoleh berdasarkan riwayat anamnesa dari
keluarga dan status rekam medis, pemeriksaan klinis dan
penunjang
(laboratorium,
pencitraan)
yang
mendukung
diagnosa Penyakit Ginjal Kronik
d. Dilakukan pengukuran berat badan (BB) pada anak yang
ditentukan dengan menggunakan alat penimbang yang telah
ditera sebelumnya dan anak ditimbang dalam keadaan tanpa
alas kaki dan dengan pakaian sehari-hari.
e. Selanjutnya dilakukan pengukuran tinggi badan (TB) pada anak
yang ditentukan
dengan menggunakan alat microtoa 2 M
terbuat dari metal, diukur pada posisi tegak lurus menghadap ke
depan tanpa alas kaki, tumit dan bokong menempel pada
dinding.
f. Dilakukan pemeriksaan serum kreatinin dan cystatin C dengan
persetujuan dari pasien dan orang tua.
g. Sampel darah sebanyak 5 ml diambil oleh petugas laboratorium
dari vena perifer dan dilakukan sentrifugasi untuk mendapatkan
serumnya. Serum selanjutnya diperiksa di laboratorium Prodia.
h. Pemeriksaan serum cystatin C dengan metode particleenhanced
immunonephelometry
dengan
alat
Behring
Universitas Sumatera Utara
25
Nephelometer (BN II/BN ProSpec System). Pemeriksaan serum
kreatinin dengan metode enzymatic dengan Architect.
i.
Hasil pemeriksaan dengan menggunakan serum cystatin C
dihitung dengan persamaan :
Persamaan CKD-EPI 2012 :
LFG = 70,69 x (SCysC) -0,931
j.
Hasil pemeriksaan dengan menggunakan serum kreatinin
dihitung dengan persamaan :
Persamaan CKD-EPI 2012 :
LFG = 41,3 x(tinggi badan/SCr)
k. Selanjutnya dilakukan analisis data dan pengolahan data
Universitas Sumatera Utara
26
3.8.2. Alur Penelitian
Pasien yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi
Pengukuran antropometri
Pengambilan
sampel darah
Pemeriksaan kadar
serumCystatin C
Pemeriksaan kadar
serumkreatinin
Penilaian LFG dengan
persamaan CKD-EPICys
Penilaian LFG dengan
persamaan CKD-EPI
Analisa Data
Gambar 3.1.
Alur penelitian
Universitas Sumatera Utara
27
3.9.
Identifikasi Variabel
Variabel bebas
Skala
Jenis kelamin
:
nominal dikotom
Usia
:
numerik
Tinggi Badan
:
numerik
Berat Badan
:
numerik
Variabel tergantung
Skala
Kreatinin
:
numerik
Cystatin C
:
numerik
LFG CKD-EPI Cys C
:
numerik/kategorik
LFG CKD-EPI
:
numerik/kategorik
3.10. Definisi Operasional
1. Penyakit Ginjal Kronik: suatu keadaan abnormalitas struktur maupun
fungsi ginjal dengan atau tanpa penurunan LFG atau LFG kurang dari
60ml/menit/1.73m2 bila tanpa gejala yang tersebut di atas, yang
kesemuanya berlangsung dalam waktu tiga bulan atau lebih.
2. Laju Filtrasi Glomerulus: pemeriksaan yang dianggap paling mampu
menggambarkan fungsi ginjal. LFG menyatakan volume cairan dan zat
Universitas Sumatera Utara
28
sisa pada plasma darah yang difiltrasi dari glomerular kapiler ginjal
yang keluar dan yang bukan diserap maupun disekresi oleh tubulus
yang didapat dari suatu persamaan setelah pemeriksaan dengan
penanda tertentu. LFG terdiri atas pemeriksaan dengan penanda
eksogen (yang paling akurat) dan penanda endogen (hanya menilai
estimasi/perkiraan)
3. Kreatinin serum : pemeriksaan kreatinin dengan menggunakan serum
darah. Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam mg/dL dan harus dihitung
dalam persamaan tertentu untuk mengukur LFG. Nilai normal kreatinin
serum bervariasi, biasanya adalah < 1.0 ( usia : 1 – 18 tahun)
4. Cystatin C serum: pemeriksaan cystatin C dengan menggunakan
serum darah. Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam mg/L dan harus
dihitung dengan persamaan tertentu untuk mengukur LFG. Nilai
normal systatin C bervariasi, biasanya adalah 0.57 – 0.96 mg/L (lakilaki) dan 0.50 – 0.96 mg/L (perempuan).
5. CKD-EPI Cys : adalah salah satu persaman yang digunakan untuk
menghitung LFG berdasarkan cystatin C. Penilaian LFG menggunakan
rumus :
LFG = 70,69 x (SCysC) -0,931
Universitas Sumatera Utara
29
6. CKD-EPI : adalah salah satu persamaan yang digunakan untuk
menghitung LFG berdasarkan kreatinin. Penilaian LFG menggunakan
rumus:
LFG = 41,3 x (tinggi badan/SCr)
7. Tinggi badan : pengukuran tinggi badan dengan alat pengukur tinggi
badan yang dinyatakan dalam satuan cm. Tinggi badan kemudian
diplot ke dalam kurva WHO atau CDC untuk kemudian dibagi ke dalam
kategori tinggi badan normal dan perawakan pendek (stunted). Dalam
penelitian ini dianggap perawakan pendek (stunted) bila TB/U (baca:
tinggi badan menurut usia) < 70 % dan atau berada di bawah persentil
3 atau < - 3 SD.
8. Berat badan : pengukuran berat badan dengan alat pengukur berat
badan yang dinyatakan dalam satuan kg. Berat badan kemudian diplot
ke dalam kurva WHO dan CDC untuk kemudian dibagi ke dalam
kategori berat badan normal (normoweight), berat badan kurang
(underweight) dan berat badan lebih (overweight).
3.11. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data yang terkumpul dilakukan dengan menggunakan perangkat
lunak komputer dengan menggunakan SPSS versi 18.0. Untuk menilai
perbandingan kadar cystatin C dan nilai kreatinin dalam menilai klasifikasi
Universitas Sumatera Utara
30
PGK berdasarkan stadium digunakan uji chi square dan uji fischer. Dalam
mengetahui perbedaan proporsi antara estimasi LFG berdasarkan kreatinin
dan cystatin C dalam menilai penurunan LFG 10 tahun
18
107.4 (51.77)
Normal
15
116.1 (38.81)
Kurang
18
104.9 (64.13)
68.9 (30.89)
3
102.6 (18.89)
59.5 (21.32)
Normal
20
116.6 (44.70)
Perawakan Pendek
16
101.2 (59.43)
Karakteristik
Jenis Kelamin
69.0 (33.83)
Usia
0.790
78.4 (28.24)
0.232
67.1 (27.62)
Berat badan,
Lebih
0.788
80.0 (25.32)
0.378
Tinggi Badan
0.397
74.1 (25.50)
0.760
71.2 (31.88)
Pada analisis hubungan antara estimasi LFG yang diperoleh dari
kadar kreatinin dan cystatin C dengan persamaan menurut CKD-EPI 2012
menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara
estimasi LFG menurut kreatinin dan cystatin C dengan jenis kelamin, usia,
tinggi badan dan berat badan.
Universitas Sumatera Utara
34
Tabel 4.3 Perbandingan derajat PGK berdasarkan estimasi LFG
kreatinin dan cystatin C
Derajat PGK
Derajat G1
LFG
kreatinin
26
LFG
Cystatin C
9
antara
RP
P
3.373 (1.378-5.156)
0.001*
Derajat G2
5
19
Derajat G3a+
Derajat G3b
1
4
3.513(1.571-5.351)
0.001**
Derajat G4+
Derajat G5
4
4
1.486(0.228-2.136)
0.063**
Ket : * chi-square test
** fisher test
Tabel
4.3
menunjukan
perbedaan
derajat
PGK
dengan
membandingkan estimasi LFG menurut kreatinin dan cystatin C sebagai
penandanya. Dari tabel dapat dilihat perbedaan derajat PGK berdasarkan
kadar kreatinin dan cystatin C yang bermakna secara statistika, yaitu bila
PGK dengan LFG yang menyatakan fungsi ginjal masih normal atau tinggi
(dinyatakan
dengan
stadium
G1)
dibandingkan
dengan
derajat
G2
(penurunan fungsi ginjal ringan) dan G3a+G3b (penurunan fungsi ginjal
menengah) dengan nilai P0.05 dan tidak bermakna secara
statistika. Derajat G1 dibandingkan dengan derajat G2 mempunyai nilai RP
3.373, yang artinya akan didapatkan 3.373 kali lebih banyak dijumpai pada
Universitas Sumatera Utara
35
derajat
G1
dibandingkan
derajat
G2
bila
menggunakan
kreatinin
dibandingkan menggunakan cystatin C. Begitu juga jika dibandingkan derajat
G1 dengan G3a+G3b maka didapatkan 3.513 kali lebih banyak dijumpai pada
derajat G1 jika dibandingkan derajat G3a+G3b bila menggunakan kreatinin
dibandingkan menggunakan cystatin C. Prevalensi rasio yang tidak jauh
berbeda ditunjukkan antara estimasi LFG berdasarkan kreatinin dan cystatin
C pada stadium G4 dan G5 dimana telah terjadi kerusakan ginjal berat
hingga gagal ginjal.
Tabel 4.4 Proporsi antara estimasi LFG berdasarkan kreatinin dan
cystatin C dalam membedakan fungsi ginjal normal dan yang
mengalami penurunan.
LFG Cystatin C
LFG Kreatinin
Normal
Menurun
Total
P
Normal
9 (25)
17 (47.2)
26 (72.2)
0.001 *
Menurun
0 (0)
10 (27.8)
10 (27.8)
9 (25)
27 (75)
36 (100)
Total
Ket : * Uji McNemar
Ket : Fungsi ginjal normal
: LFG ≥ 90 mL/min/1.73 m2
Fungsi ginjal menurun : LFG < 90 mL/min/1.73 m2
Universitas Sumatera Utara
36
Tabel 4.4 menunjukkan proporsi antara estimasi LFG berdasarkan
kreatinin dan cystatin C dalam membedakan fungsi ginjal normal dan yang
mengalami penurunan dengan menggunakan uji McNemar dengan nilai
P
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1.
Desain
Penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan metode potong
lintang (cross sectional) untuk menilai perbandingan antara cystatin C dan
kreatinin sebagai penanda LFG pada pasien anak dengan PGK .
3.2.
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di poliklinik Divisi Nefrologi Anak dan atau ruang
rawat inap bagian anak RSUP Haji Adam Malik Medan. Waktu penelitian
dilaksanakan pada bulan Januari 2016 sampai Maret 2016.
3.3.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah anak usia antara 2-18 tahun yang datang ke
RSUP Haji Adam Malik Medan. Sampel pada penelitian ini adalah bagian
dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang dipilih secara
consecutive sampling, yaitu: pasien anak usia 2-18 tahun yang datang ke
poliklinik Divisi Nefrologi Anak dan atau dirawat inap di bagian anak RSUP
Haji Adam Malik Medan dan telah terdiagnosa dengan PGK.
Universitas Sumatera Utara
22
3.4.
Perkiraan Besar Sampel
Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus besar sampel uji
kesesuaian berdasarkan rumus Kappa Cohen.43
n = �� 2
1−�
�2
n = besar sampel
1 − � 1 − 2� +
� 2−�
2� 1−�
K = nilai kappa minimal yang dianggap memadai = 0,8
�= prediksi hasil pemeriksaan positif yang sesungguhnya =0,5
d = presisi nilai kappa = 0,2
� = kesalahan yang masih dapat diterima = 0,05
Z�= deviat baku alpha = 1,96
Dengan menggunakan rumus di atas maka didapatkan besar sampel :
n = 36
3.5
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.5.1. Kriteria inklusi :
1. Pasien anak yang telah terdiagnosa dengan Penyakit Ginjal
Kronik berdasarkan pemeriksaan klinis , laboratorium atau
radiologis yang berusia 2 - 18 tahun.
Universitas Sumatera Utara
23
3.5.2. Kriteria eksklusi :
1. Pasien dengan
gagal ginjal yang sedang
dan atau pernah
menjalani dialisa ( terapi pengganti ginjal)
2. Pasien
yang
sedang
menjalani
terapi
dengan
penyakit
keganasan
3. Pasien yang telah menjalani transplantasi ginjal
3.6.
Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) / Informed Consent
Persetujuan telah diminta dari subjek penelitian dan orang tua setelah
terlebih dahulu diberikan penjelasan mengenai kondisi penyakit yang dialami
dan pemeriksaan yang akan diobervasi. Formulir persetujuan terlampir.
3.7
Etika Penelitian
Penelitian ini telah disetujui oleh Komite Etik Penelitian Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
3.8.
Cara Kerja dan Alur Penelitian
3.8.1 Cara Kerja
a. Sampel dipilih secara consecutive sampling
dimana pasien
yang masuk ke dalam kriteria inklusi disertakan dalam
penelitian.
Universitas Sumatera Utara
24
b. Pasien dan orang tua diberikan penjelasan dan informed
consent yang menyatakan setuju untuk mengikuti penelitian ini.
c. Data
dasar diperoleh berdasarkan riwayat anamnesa dari
keluarga dan status rekam medis, pemeriksaan klinis dan
penunjang
(laboratorium,
pencitraan)
yang
mendukung
diagnosa Penyakit Ginjal Kronik
d. Dilakukan pengukuran berat badan (BB) pada anak yang
ditentukan dengan menggunakan alat penimbang yang telah
ditera sebelumnya dan anak ditimbang dalam keadaan tanpa
alas kaki dan dengan pakaian sehari-hari.
e. Selanjutnya dilakukan pengukuran tinggi badan (TB) pada anak
yang ditentukan
dengan menggunakan alat microtoa 2 M
terbuat dari metal, diukur pada posisi tegak lurus menghadap ke
depan tanpa alas kaki, tumit dan bokong menempel pada
dinding.
f. Dilakukan pemeriksaan serum kreatinin dan cystatin C dengan
persetujuan dari pasien dan orang tua.
g. Sampel darah sebanyak 5 ml diambil oleh petugas laboratorium
dari vena perifer dan dilakukan sentrifugasi untuk mendapatkan
serumnya. Serum selanjutnya diperiksa di laboratorium Prodia.
h. Pemeriksaan serum cystatin C dengan metode particleenhanced
immunonephelometry
dengan
alat
Behring
Universitas Sumatera Utara
25
Nephelometer (BN II/BN ProSpec System). Pemeriksaan serum
kreatinin dengan metode enzymatic dengan Architect.
i.
Hasil pemeriksaan dengan menggunakan serum cystatin C
dihitung dengan persamaan :
Persamaan CKD-EPI 2012 :
LFG = 70,69 x (SCysC) -0,931
j.
Hasil pemeriksaan dengan menggunakan serum kreatinin
dihitung dengan persamaan :
Persamaan CKD-EPI 2012 :
LFG = 41,3 x(tinggi badan/SCr)
k. Selanjutnya dilakukan analisis data dan pengolahan data
Universitas Sumatera Utara
26
3.8.2. Alur Penelitian
Pasien yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi
Pengukuran antropometri
Pengambilan
sampel darah
Pemeriksaan kadar
serumCystatin C
Pemeriksaan kadar
serumkreatinin
Penilaian LFG dengan
persamaan CKD-EPICys
Penilaian LFG dengan
persamaan CKD-EPI
Analisa Data
Gambar 3.1.
Alur penelitian
Universitas Sumatera Utara
27
3.9.
Identifikasi Variabel
Variabel bebas
Skala
Jenis kelamin
:
nominal dikotom
Usia
:
numerik
Tinggi Badan
:
numerik
Berat Badan
:
numerik
Variabel tergantung
Skala
Kreatinin
:
numerik
Cystatin C
:
numerik
LFG CKD-EPI Cys C
:
numerik/kategorik
LFG CKD-EPI
:
numerik/kategorik
3.10. Definisi Operasional
1. Penyakit Ginjal Kronik: suatu keadaan abnormalitas struktur maupun
fungsi ginjal dengan atau tanpa penurunan LFG atau LFG kurang dari
60ml/menit/1.73m2 bila tanpa gejala yang tersebut di atas, yang
kesemuanya berlangsung dalam waktu tiga bulan atau lebih.
2. Laju Filtrasi Glomerulus: pemeriksaan yang dianggap paling mampu
menggambarkan fungsi ginjal. LFG menyatakan volume cairan dan zat
Universitas Sumatera Utara
28
sisa pada plasma darah yang difiltrasi dari glomerular kapiler ginjal
yang keluar dan yang bukan diserap maupun disekresi oleh tubulus
yang didapat dari suatu persamaan setelah pemeriksaan dengan
penanda tertentu. LFG terdiri atas pemeriksaan dengan penanda
eksogen (yang paling akurat) dan penanda endogen (hanya menilai
estimasi/perkiraan)
3. Kreatinin serum : pemeriksaan kreatinin dengan menggunakan serum
darah. Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam mg/dL dan harus dihitung
dalam persamaan tertentu untuk mengukur LFG. Nilai normal kreatinin
serum bervariasi, biasanya adalah < 1.0 ( usia : 1 – 18 tahun)
4. Cystatin C serum: pemeriksaan cystatin C dengan menggunakan
serum darah. Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam mg/L dan harus
dihitung dengan persamaan tertentu untuk mengukur LFG. Nilai
normal systatin C bervariasi, biasanya adalah 0.57 – 0.96 mg/L (lakilaki) dan 0.50 – 0.96 mg/L (perempuan).
5. CKD-EPI Cys : adalah salah satu persaman yang digunakan untuk
menghitung LFG berdasarkan cystatin C. Penilaian LFG menggunakan
rumus :
LFG = 70,69 x (SCysC) -0,931
Universitas Sumatera Utara
29
6. CKD-EPI : adalah salah satu persamaan yang digunakan untuk
menghitung LFG berdasarkan kreatinin. Penilaian LFG menggunakan
rumus:
LFG = 41,3 x (tinggi badan/SCr)
7. Tinggi badan : pengukuran tinggi badan dengan alat pengukur tinggi
badan yang dinyatakan dalam satuan cm. Tinggi badan kemudian
diplot ke dalam kurva WHO atau CDC untuk kemudian dibagi ke dalam
kategori tinggi badan normal dan perawakan pendek (stunted). Dalam
penelitian ini dianggap perawakan pendek (stunted) bila TB/U (baca:
tinggi badan menurut usia) < 70 % dan atau berada di bawah persentil
3 atau < - 3 SD.
8. Berat badan : pengukuran berat badan dengan alat pengukur berat
badan yang dinyatakan dalam satuan kg. Berat badan kemudian diplot
ke dalam kurva WHO dan CDC untuk kemudian dibagi ke dalam
kategori berat badan normal (normoweight), berat badan kurang
(underweight) dan berat badan lebih (overweight).
3.11. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data yang terkumpul dilakukan dengan menggunakan perangkat
lunak komputer dengan menggunakan SPSS versi 18.0. Untuk menilai
perbandingan kadar cystatin C dan nilai kreatinin dalam menilai klasifikasi
Universitas Sumatera Utara
30
PGK berdasarkan stadium digunakan uji chi square dan uji fischer. Dalam
mengetahui perbedaan proporsi antara estimasi LFG berdasarkan kreatinin
dan cystatin C dalam menilai penurunan LFG 10 tahun
18
107.4 (51.77)
Normal
15
116.1 (38.81)
Kurang
18
104.9 (64.13)
68.9 (30.89)
3
102.6 (18.89)
59.5 (21.32)
Normal
20
116.6 (44.70)
Perawakan Pendek
16
101.2 (59.43)
Karakteristik
Jenis Kelamin
69.0 (33.83)
Usia
0.790
78.4 (28.24)
0.232
67.1 (27.62)
Berat badan,
Lebih
0.788
80.0 (25.32)
0.378
Tinggi Badan
0.397
74.1 (25.50)
0.760
71.2 (31.88)
Pada analisis hubungan antara estimasi LFG yang diperoleh dari
kadar kreatinin dan cystatin C dengan persamaan menurut CKD-EPI 2012
menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara
estimasi LFG menurut kreatinin dan cystatin C dengan jenis kelamin, usia,
tinggi badan dan berat badan.
Universitas Sumatera Utara
34
Tabel 4.3 Perbandingan derajat PGK berdasarkan estimasi LFG
kreatinin dan cystatin C
Derajat PGK
Derajat G1
LFG
kreatinin
26
LFG
Cystatin C
9
antara
RP
P
3.373 (1.378-5.156)
0.001*
Derajat G2
5
19
Derajat G3a+
Derajat G3b
1
4
3.513(1.571-5.351)
0.001**
Derajat G4+
Derajat G5
4
4
1.486(0.228-2.136)
0.063**
Ket : * chi-square test
** fisher test
Tabel
4.3
menunjukan
perbedaan
derajat
PGK
dengan
membandingkan estimasi LFG menurut kreatinin dan cystatin C sebagai
penandanya. Dari tabel dapat dilihat perbedaan derajat PGK berdasarkan
kadar kreatinin dan cystatin C yang bermakna secara statistika, yaitu bila
PGK dengan LFG yang menyatakan fungsi ginjal masih normal atau tinggi
(dinyatakan
dengan
stadium
G1)
dibandingkan
dengan
derajat
G2
(penurunan fungsi ginjal ringan) dan G3a+G3b (penurunan fungsi ginjal
menengah) dengan nilai P0.05 dan tidak bermakna secara
statistika. Derajat G1 dibandingkan dengan derajat G2 mempunyai nilai RP
3.373, yang artinya akan didapatkan 3.373 kali lebih banyak dijumpai pada
Universitas Sumatera Utara
35
derajat
G1
dibandingkan
derajat
G2
bila
menggunakan
kreatinin
dibandingkan menggunakan cystatin C. Begitu juga jika dibandingkan derajat
G1 dengan G3a+G3b maka didapatkan 3.513 kali lebih banyak dijumpai pada
derajat G1 jika dibandingkan derajat G3a+G3b bila menggunakan kreatinin
dibandingkan menggunakan cystatin C. Prevalensi rasio yang tidak jauh
berbeda ditunjukkan antara estimasi LFG berdasarkan kreatinin dan cystatin
C pada stadium G4 dan G5 dimana telah terjadi kerusakan ginjal berat
hingga gagal ginjal.
Tabel 4.4 Proporsi antara estimasi LFG berdasarkan kreatinin dan
cystatin C dalam membedakan fungsi ginjal normal dan yang
mengalami penurunan.
LFG Cystatin C
LFG Kreatinin
Normal
Menurun
Total
P
Normal
9 (25)
17 (47.2)
26 (72.2)
0.001 *
Menurun
0 (0)
10 (27.8)
10 (27.8)
9 (25)
27 (75)
36 (100)
Total
Ket : * Uji McNemar
Ket : Fungsi ginjal normal
: LFG ≥ 90 mL/min/1.73 m2
Fungsi ginjal menurun : LFG < 90 mL/min/1.73 m2
Universitas Sumatera Utara
36
Tabel 4.4 menunjukkan proporsi antara estimasi LFG berdasarkan
kreatinin dan cystatin C dalam membedakan fungsi ginjal normal dan yang
mengalami penurunan dengan menggunakan uji McNemar dengan nilai
P