Analisis Faktor -Faktor yang Berhubungan Dengan Tindakan Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi (9 -12 Bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Chapter III VI
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi analitik dengan desain studi
cross sectional. Dalam penelitian ini dilihat adalah faktor-faktor yang berhubungan
dengan tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan). Dalam
penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner dan wawancara. Variabel
independent (variabel bebas) dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang
berhubungan dengan tindakan ibu yaitu pengetahuan, pendidikan, sikap dan
dukungan suamisedangkan variabel dependent (variabel terikat) adalah tindakan ibu
dalam pemberian imunisasi dasar.
3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat. Alasan
pemilihan tempat penelitian karena :
a. Cakupan imunisasi dasar yang masih rendah di Puskesmas Pangkalan Susu
Kabupaten Langkatsebesar 48,14% dan belum mencapai target Renstra
Kementerian Kesehatan Tahun 2015 (93%).
b. Belum pernah dilakukan penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi
(9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat.
44
Universitas Sumatera Utara
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai Bulan Januari 2016 sampai dengan Agustus
2016.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu memiliki bayi (9-12 bulan) di
Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat. Pada saat survei pendahuluan
diketahui jumlah populasi sebanyak 253 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu yang memiliki bayi (9-12
bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat. Perhitungan besar sampel
dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus besar sampel untuk uji hipotesis
data proporsi satu populasi (Hidayat, 2011) adalah sebagai berikut:
n=
{Z 1−α / 2 P 0(1 − P 0 + Z 1− β
Pa (1 − Pa ) }2
( Pa − P 0) 2
Keterangan:
n
: Besar sampel minimal
Z 1−α / 2 : Nilai distribusi baku normal (tabel Z) pada α = 5% sebesar 1,96
Z1− β / 2 : Nilai distribusi baku normal (tabel Z) pada β = 20% sebesar 0,842
P0
: Proporsi bayi dengan status imunisasi dasar lengkap di Indonesia sebesar
56,2 % =0,562 (Hartono, 2009)
Universitas Sumatera Utara
Pa
: Proporsi bayi dengan status imunisasi dasar lengkap sebesar 0,662~0,7
Pa-P0 :Perkiraan selisih proporsi yang diteliti dengan proporsi di populasi sebesar
10%.
Dengan menggunakan rumus di atas, maka besar sampel dalam penelitian ini
dapat dihitung sebagai berikut:
n=
{1,96 0,562(1 − 0,562) + 0,842 0,7(1 − 0,7) }2
(0,7 − 0,562)
n=
(0,970 + 0,385) 2
(0,7 − 0,562) 2
n = 95,78 ~ 100 orang
Berdasarkan perhitungan besar sampel di atas, didapatkan besar sampel yang
diteliti sebesar 100 responden. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan
metode systematic random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak dengan
jumlah populasi 253 orang, dengan sampel yang diinginkan sebanyak 100 orang,
berarti k = 253 : 96 = 2,6 ~ 3. Unsur pertama dapat dipilih secara random dari nomor
1-3. Sampel yang terpilih nomor 3 maka sampel berikutnya adalah (3+3)= 6, (3+6) =
9, (3+9) = 12, (3+12) = 19, dan seterusnya sehingga diperoleh sampel sebanyak 100
orang (Singarimbun, 2011).
Ada5 Desa/Kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten
Langkat yang memiliki bayi berusia 9-12 bulan yaitu terdiri dari Desa Bukit Jengkol
terdapat 45 orang yang mempunyai bayi usia 9-12 bulan dan diambil sampel 15
orang, di Desa Alur Cempedak terdapat 63 orang yang mempunyai bayi usia 9-12
Universitas Sumatera Utara
bulan dan diambil sampel sebanyak 21 orang, di Desa Sei Meran terdapat 34 orang
yang mempunyai bayi usia 9-12 bulan dan diambil sampel 12 orang, di Desa Pulau
Sembilan terdapat 40 orang yang mempunyai bayi usia 9-12 bulan dan siambil
sampel 14 orangkemudian di Desa Pangkalan Siata terdapat 71 orang yang
mempunyai bayi usia 9-12 bulan dan diambil sampel sebanyak 38 orang.
Adapun kriteria Inklusidan Eksklusi di dalam proposal penelitian ini adalah:
1. Kriteria Inklusi
a. Ibu yang memiliki bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten
Langkat.
b. Bersedia menjadi responden
2. Kriteria Eksklusi
a. Ibu yang memiliki bayi (9-12 bulan) namun tidak pernah membawa bayinya
untuk mendapatkan imunisasi di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten
Langkat
b. Tidak bersedia menjadi responden.
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Sumber Data
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh melalui observasi langsung pada
subjek penelitian dengan menggunakan kuesioner terhadap faktor-faktor yang
Universitas Sumatera Utara
berhubungan dengan tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12
bulan).
2. Data sekunder
Data sekunder diambil dari data rekam medik di Puskesmas Pangkalan Susu
Kabupaten Langkat.
3.4.2. Pengolahan data
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan tahapan sebagai
berikut :
a. Editing (pemeriksaan data)
Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan jawaban atau
pertanyaan. Apabila terdapat jawaban yang belum lengkap atau terdapat kesalahan
maka data harus dilengkapi dengan wawancara dan observasi kembali kepada
responden.
b. Coding (pemberian kode)
Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya
kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan
menggunakan computer
c. Entry (pemasukan data ke komputer)
Data yang telah terkumpul dan tersusun secara tepat dimasukkan ke program
komputer untuk dianalisis.
Universitas Sumatera Utara
d. Cleaning data
Pemeriksaan kembali semua data yang telah dimasukkan ke dalam komputer
guna menghindari terjadinya kesalahan pemasukan.
3.5. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dilakukan dengan cara mengukur korelasi antar variabel dengan
melihat nilai corrected item total corelation, dengan ketentuan bila nilai r hitung >
nilai r tabel maka dinyatakan pertanyaan tersebut valid dan sedangkan uji reliabilitas
dilakukan setelah semua data dinyatakan valid. Uji validitas dan reliabilitas akan
dilaksanakan sebelum penelitian. Uji coba kuesioner akan dilakukan kepada ibu yang
memiliki bayi (9-12 bulan) di wilayah kerja Puskesmas Desa Lama Kabupaten
Langkat sebanyak 30 responden dengan karakteristik yang relatif sama dengan
penduduk di lokasi penelitian.
uji validitas instrumen (kuesioner) pada df = 28, α = 0,05 sebesar 0,361.
Item pertanyaan dikatakan valid apabila nilai Item-Total Correlation > 0,361 dan
dinyatakan tidak valid apabila nilai Item-Total Correlation < 0,361. Teknik untuk
menghitung
indeks
reliabilitas
alat
ukur
menggunakan
Cronbach
Alpha.
Ketentuannya adalah apabila nilai ’Cronbach’s Alpha’> rtabel (0,600) maka butir
kuesioner yang digunakan dalam penelitian dinyatakan reliabel atau handal, dan jika
nilai yang diperoleh 75% dari skor total
yaitu skor 7.6-10
1.
Tidak baik, responden dikategorikan tidak baik bila menjawab 75% dari skor total yaitu skor 61-80
Universitas Sumatera Utara
1.
Tidak Baik, responden dikategorikan memiliki sikap tidak memengaruhi
bila menjawab 75% dari skor total yaitu
skor 4
1. Tidak Baik, responden dikategorikan tidak baik bila menjawab 75% dari
skor totalyaitu skor 7.6-10
1. Pemberian tidak lengkap, responden dikategorikan tidak baik bila menjawab
10 bulan
Total
Pendidikan
Pendidikan rendah
Pendidikan tinggi
Total
Frekuensi (n)
Persentase (%)
52
48
100
52
48
100
52
48
100
52
48
100
38
62
100
38
62
100
Dari Tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa paling banyak responden berumur
≤29 tahun sebanyak 52 orang (52%), umur bayi ≤10 sebanyak 52 bayi (52%) dan
pendidikan tinggi sebanyak 62 orang (62%).
4.2.2 Pengetahuan
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Pengetahuan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Pertanyaan
Pengertian imunisasi
Tujuan imunisasi
Jenis imunisasi dasar yang diperoleh bayi
Usia bayi untukdiberikanImunisasi BCG
Berapa kali pemberian imunisasi DPT diberikan
pada bayi
Berapa kali imunisasi Polio diberikan pada bayi
Berapa kali imunisasi Campak diberikan pada bayi
Efek samping imunisasi BCG
Efek samping imunisasi DPT
Resiko bayi yang tidak mendapatkan imunisasi polio
Jawaban
Salah
n
%
27
27
18
18
20
20
33
33
31
31
Jawaban
Benar
n
%
73
73
82
82
80
80
67
67
69
69
48
25
56
18
19
52
75
44
82
81
48
25
56
18
19
52
75
44
82
81
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa responden yang menjawab benar
paling banyak pada tujuan imunisasi dasar yang diperoleh bayi sebanyak 82 orang
(82%), Jenis imunisasi dasar yang diperoleh bayi sebanyak 80 orang (80%), Efek
samping imunisasi DPT sebanyak 82 orang (82%), dan resiko bayi yang tidak
mendapatkan imunisasi polio sebanyak 81 orang (81%).
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan
Variabel
Pengetahuan
Baik
Tidak baik
Total
Frekuensi
Persentase (%)
37
63
100
37
63
100
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 63 orang (63%)
memiliki pengetahun tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi
dasar.
4.2.3 Sikap
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Sikap
No.
1.
2.
3.
4.
5.
n
32
%
32
n
52
%
52
n
13
%
13
Sangat
Tidak
Setuju
n
%
3
3
29
29
55
55
14
14
2
30
30
56
56
12
12
2
2
3
43
43
43
43
11
11
28
41
41
2
2
Sangat
setuju
Pernyataan
Pemberian imunisasi pada bayi harus
sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
Pemberian imunisasi dasar pada bayi
harus lengkap sebelum bayi berumur 1
tahun.
Pemberian imunisasi pada bayi untuk
menimbulkan
kekebalan
terhadap
penyakit tertentu.
Alasan ibu tidak membawa bayi untuk
imunisasi karena dapat menimbulkan
sakit seperti demam.
Jika bayi demam setelah diimunisasi
harus tetap melanjutkan imunisasi
selanjutnya.
3
29
29
setuju
28
Tidak
Setuju
2
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 (Lanjutan)
No.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15
16.
17.
18.
19.
20.
Pernyataan
Setiap ibu harus membawa bayinya ke
pelayanan kesehatan untuk mendapatkan
imunisasi dasar lengkap.
Agar pelayanan imunisasi dapat
menjangkau seluruh masyarakat maka
pemberian imunisasi dapat dilakukan di
posyandu terdekat.
Imunisasi dasar lengkap yaitu TBC,
Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B
dan Campak tidak boleh diberikan pada
bayi yang belum berumur 6 bulan.
Bayi tidak boleh diberikan imunisasi
sesaat setelah lahir
Imunisasi DPT diberikan pada bayi
sebanyak 3 kali
Pemberian imunisasi Hepatitis tidak
harus dilakukan pada bayi usia 0-7 hari.
Pemberian imunisasi BCG bertujuan
untuk mencegah penyakit TBC.
Imunisasi polio diberikan sebanyak 1
kali.
Pemberian imunisasi polio bukan untuk
mencegah penyakit polio.
Frekuensi
(banyaknya)
pemberian
imunisasi dasar pada bayi adalah 13
kali.
Pemberian imunisasi campak bertujuan
untuk memberikan kekebalan terhadap
berbagai penyakit
Imunisasi campak diberikan pada bayi
sebanyak 2 kali.
Imunisasi Dasar yang diwajibkan
pemerintah hanya BCG, DPT, dan
Hepatitis B.
Agar Jadwal imunisasi teratur, tepat
waktu, dan lengkap pada balita, maka
kepada ibu tidak perlu diberikan kartu
imunisasi yaitu Kartu Menuju Sehat
(KMS)
Jika Kartu Menuju Sehat (KMS) hilang
maka bayi tetap melanjutkan imunisasi.
n
21
%
21
n
44
%
44
n
32
%
32
Sangat
Tidak
Setuju
n
%
3
3
24
24
38
38
36
36
2
2
7
7
39
39
30
30
24
24
7
7
37
37
33
33
23
23
26
26
40
40
30
30
4
4
12
12
43
43
26
26
19
19
16
16
59
59
18
18
7
7
6
6
45
45
39
39
10
10
6
6
37
37
31
31
26
26
3
3
40
40
42
42
15
15
7
7
37
37
33
33
23
23
18
18
35
35
42
42
5
5
7
7
31
31
34
34
28
28
7
7
18
18
53
53
22
22
24
24
60
60
8
8
8
8
Sangat
setuju
setuju
Tidak
Setuju
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa paling banyak responden
setuju tentang sikap pemberian imunisasi pada bayi untuk menimbulkan kekebalan
terhadap penyakit tertentu sebanyak 56 orang (56%), pemberian imunisasi dasar pada
bayi harus lengkap sebelum bayi berumur 1 tahun sebanyak 55 orang (55%),
pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk mencegah penyakit TBCsebanyak 59
orang (59%), dan jika Kartu Menuju Sehat (KMS) hilang maka bayi tetap
melanjutkan imunisasi sebanyak 60 orang (60%).
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kategori Sikap
Variabel
Sikap
Baik
Tidak Baik
Total
Frekuensi
Persentase (%)
35
65
100
35
65
100
Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebanyak 65 orang (65%) memiliki sikap
tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar.
4.2.4 Tindakan
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Tindakan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pernyataan
Bayi mendapatkan imunisasi HB0 pada waktu bayi
Bayi mendapatkan imunisasi BCG pada waktu bayi
Bayi mendapatkan imunisasi DPT 1, 2, dan 3
Bayi mendapatkan imunisasi Hep.B 1, 2, dan 3 pada waktu
bayi
Bayi mendapatkan imunisasi Polio 1, 2, 3 dan 4 pada waktu
bayi
Bayi mendapatkan imunisasi Campak pada waktu bayi
Bayi mendapatkan keseluruhan 5 dasar imunisasi (HB0;
BCG; DPT 1, 2, dan 3; HB 1, 2, dan 3; Polio 1, 2, 3, dan 4,
serta Campak)
n
57
98
84
79
Ya
%
57
98
84
79
Tidak
n %
43 43
2
2
16 16
21 21
75
75
25
25
63
31
63
31
37
69
37
69
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 (Lanjutan)
No.
Pernyataan
8.
Ibu tetap membawa bayi ke Puskesmas/ Posyandu
mendapatkan imunisasi walaupun bayi sedang demam
Ibu tetap membawa bayi ke Puskesmas/ Posyandu
mendapatkan imunisasi walaupun tanpa pendampingan dari
suami
Ibu membawa bayi mendapatkan imunisasi jika ada
dukungan dari suami
9.
10.
Ya
n
50
%
50
Tidak
n %
50 50
84
84
16
16
66
66
34
34
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, dapat dilihat paling banyakresponden
menjawab ya tentang bayi yang mendapatkan imunisasi BCG pada waktu bayi
sebanyak 98 orang (98%), bayi yang mendapatkan imunisasi DPT 1, 2, dan 3 pada
waktu bayi sebanyak 84 orang (84%), ibu akan tetap membawa bayi anda ke
Puskesmas/ Posyandu mendapatkan imunisasi walaupun tanpa pendampingan dari
suami mayoritas menjawab ya sebanyak 84 orang (84%).
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Kategori Tindakan
Variabel
Tindakan
Pemberian Lengkap
Pemberian Tidak Lengkap
Total
Frekuensi
Persentase (%)
46
54
100
46
54
100
Dari Tabel 4.8 diketahui sebanyak 54 orang (54%) memiliki tindakan
pemberian imunisasi dasar yang tidak lengkap.
Universitas Sumatera Utara
4.2.5 Dukungan Suami
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Dukungan Suami
No.
Pernyataan
Dukungan Instrumental
1.
Suami meluangkan waktu untuk menemani ibu
memberikan imunisasi pada bayi
2.
Suami memperhatikan jadwal kegiatan untuk
pemberian imunisasi
3.
Suami bersedia memberikan fasilitas untuk
pemberian imunisasi
4.
Suami berusaha untuk mencari sarana pelayanan
kesehatan imunisasi untuk kesehatan bayi
Dukungan Informasional
1.
Suamimemberitahu tentang perlunya imunisasi bayi.
2.
Suami memberitahu tentang manfaat imunisasi bayi
3.
Suami memberitahu tentang dampak kalau tidak
diimunisasi pada bayi
4.
Suami memberitahu tentang bahaya penyakit kalau
tidak di imunisasi pada bayi
Dukungan Penghargaan
1.
Suami memberikan penghargaan atas keputusan ibu
2.
Suami setuju dengan tindakan memberikan
imunisasi pada bayi
3.
Suami memberikan dukungan penuh terhadap
tindakan pemberian imunisasi pada bayi
4.
Suami memberikan pujian jika bayi ibu diberikan
diimunisasi.
Dukungan Emosional
1.
Suami menunjukkan rasa simpati jika bayi ibu
diimunisasi
2.
Suami memberikan perhatian terhadap kelengkapan
3.
Suami mengucilkan ibu jika bayi ibu tidak
diimunisasikan
4.
Suami memberikan perhatian pada kelengkapan
imunisasi bayi.
Ada
Tidak
%
n
%
n
78
78
22
22
73
73
27
27
79
79
21
21
88
88
12
12
63
62
60
63
62
60
37
38
40
37
38
40
64
64
36
36
86
83
86
83
14
17
14
17
47
47
53
53
59
59
41
41
95
95
5
5
87
55
87
55
17
45
17
45
74
74
26
26
Berdasarakan Tabel 4.98 di atas, dapat diketahui pada dukungan instrumental
paling banyak responden menyatakan suami berusaha untuk mencari sarana
pelayanan kesehatan imunisasi untuk kesehatan bayi sebanyak 88 orang (88%). Pada
Universitas Sumatera Utara
dukungan informasional paling banyak respondenmenyatakan suami memberitahu
tentang bahaya penyakit kalau tidak di imunisasi pada bayi sebanyak 64 orang (64%).
Pada dukungan penghargaan paling banyak responden menyatakan suami
memberikan penghargaan atas keputusan ibu sebanyak 86 orang (86%). Pada
dukungan emosional paling banyak responden menyatakan suami menunjukkan rasa
simpati jika bayi ibu diimunisasi sebanyak 95 orang (95%).
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Kategori Dukungan Keluarga
Variabel
Dukungan Instrumental
Baik
Tidak Baik
Total
Dukungan Informasional
Baik
Tidak Baik
Total
Dukungan Penghargaan
Baik
Tidak Baik
Total
Dukungan Emosional
Baik
Tidak Baik
Total
Frekuensi (n)
Persentase (%)
48
52
100
48
52
100
38
62
100
38
62
100
39
61
100
39
61
100
45
55
100
45
55
100
Dari Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa sebanyak 52 orang (52%) memiliki
dukungan instrumental tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi
dasar. Pada dukungan informasional sebanyak 62 orang (62%)memiliki dukungan
informasional tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar.
Pada dukungan penghargaan sebanyak 61 orang (61%) memiliki dukungan
penghargaan tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi
Universitas Sumatera Utara
dasar.Pada dukungan emosional sebanyak 55 orang (55%) memiliki dukungan
emosional tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar.
4.3 Analisis Bivariat Chi-Square
Tabel 4.11 Hubungan Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tindakan Ibu
dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi (9-12 bulan) di Puskesmas
Pangkalan Susu Kabupaten Langkat
Variabel
Pendidikan
Tinggi
rendah
Total
Pengetahuan
Baik
Tidak baik
Total
Sikap
Baik
Tidak baik
Total
Dukungan Instrumental
Baik
Tidak baik
Total
Dukungan Informasional
Baik
Tidak baik
Total
Dukungan Penghargaan
Baik
Tidak baik
Total
Dukungan Emosional
Baik
Tidak baik
Total
Tindakan Pemberian
Imunisasi Dasar pada
Total
Bayi (9-12) bulan
Pemberian Pemberian
Lengkap Tidak Lengkap
n
%
n
%
n
%
P
RP
(95% CI)
36
10
46
58,1
26,3
46,0
26
28
54
41,9
73,7
54,0
62
38
100
100,0
100,0
100,0
0,002
2,206
(1,245-3,912)
29
17
46
78,4
27,0
46,0
8
46
54
21,6
73,0
54,0
37
63
100
100,0
100,0
100,0
0,0001
2,905
(1,871-4,510)
23
23
46
65,7
35,4
46,0
12
42
54
34,3
64,6
54,0
35
65
100
100,0
100,0
100,0
0,004
1,857
(1,237-2,788)
30
16
46
62,5
30,8
46,0
18
36
54
37,5
69,2
54,0
48
52
100
100,0
100,0
100,0
0,001
2,031
(1,279-3,227)
25
21
46
65,8
33,9
46,0
13
41
54
34,2
66,1
54,0
38
62
100
100,0
100,0
100,0
0,002
1,942
(1,281-2,946)
13
33
46
33,3
54,1
46,0
26
28
54
66,7
45,9
54,0
39
61
100
100,0
100,0
100,0
0,042
0.616
(0,374-1,016)
29
17
46
64,4
30,9
46,0
16
38
54
34,6
69,1
54,0
45
55
100
100,0
100,0
100,0
0,001
2,085
(1,328-3,273)
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil analisis bivariat antara variabel independen (pendidikan,
pengetahuan, sikap, dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan
penghargaan, dukungan emosional) dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada
bayi (9-12 bulan) di wilayah Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat
ditemukan dari 62 orang ibu yang termasuk dalam kategori pendidikan tinggi terdapat
36 orang (58,1%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 38 orang ibu yang
termasuk dalam kategori pendidikan rendah terdapat 10 orang (26,3%) lengkap
imunisasi dasar bayinya. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat nilai
p=0,002< 0,05, artinya ada hubungan antara pendidikan dengan tindakan pemberian
imunisasi dasar dan dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP 2,206 (95% CI = 1,2453,912), artinya ibu yang termasuk dalam kategori pendidikan tinggi meempunyai
hubungan 2,2 kali untuk melaksanakan tindakan pemberian imunisasi dasar.
Dari 37 orang ibu dengan pengetahuan kategori baik terdapat 29 orang
(78,4%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 63 orang ibu dengan kategori tidak
baik terdapat 17 orang (27,0%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Hasil uji chi square
menunjukkan bahwa terdapat nilai p=0,0001
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi analitik dengan desain studi
cross sectional. Dalam penelitian ini dilihat adalah faktor-faktor yang berhubungan
dengan tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12 bulan). Dalam
penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner dan wawancara. Variabel
independent (variabel bebas) dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang
berhubungan dengan tindakan ibu yaitu pengetahuan, pendidikan, sikap dan
dukungan suamisedangkan variabel dependent (variabel terikat) adalah tindakan ibu
dalam pemberian imunisasi dasar.
3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat. Alasan
pemilihan tempat penelitian karena :
a. Cakupan imunisasi dasar yang masih rendah di Puskesmas Pangkalan Susu
Kabupaten Langkatsebesar 48,14% dan belum mencapai target Renstra
Kementerian Kesehatan Tahun 2015 (93%).
b. Belum pernah dilakukan penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi
(9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat.
44
Universitas Sumatera Utara
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai Bulan Januari 2016 sampai dengan Agustus
2016.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu memiliki bayi (9-12 bulan) di
Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat. Pada saat survei pendahuluan
diketahui jumlah populasi sebanyak 253 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu yang memiliki bayi (9-12
bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat. Perhitungan besar sampel
dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus besar sampel untuk uji hipotesis
data proporsi satu populasi (Hidayat, 2011) adalah sebagai berikut:
n=
{Z 1−α / 2 P 0(1 − P 0 + Z 1− β
Pa (1 − Pa ) }2
( Pa − P 0) 2
Keterangan:
n
: Besar sampel minimal
Z 1−α / 2 : Nilai distribusi baku normal (tabel Z) pada α = 5% sebesar 1,96
Z1− β / 2 : Nilai distribusi baku normal (tabel Z) pada β = 20% sebesar 0,842
P0
: Proporsi bayi dengan status imunisasi dasar lengkap di Indonesia sebesar
56,2 % =0,562 (Hartono, 2009)
Universitas Sumatera Utara
Pa
: Proporsi bayi dengan status imunisasi dasar lengkap sebesar 0,662~0,7
Pa-P0 :Perkiraan selisih proporsi yang diteliti dengan proporsi di populasi sebesar
10%.
Dengan menggunakan rumus di atas, maka besar sampel dalam penelitian ini
dapat dihitung sebagai berikut:
n=
{1,96 0,562(1 − 0,562) + 0,842 0,7(1 − 0,7) }2
(0,7 − 0,562)
n=
(0,970 + 0,385) 2
(0,7 − 0,562) 2
n = 95,78 ~ 100 orang
Berdasarkan perhitungan besar sampel di atas, didapatkan besar sampel yang
diteliti sebesar 100 responden. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan
metode systematic random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak dengan
jumlah populasi 253 orang, dengan sampel yang diinginkan sebanyak 100 orang,
berarti k = 253 : 96 = 2,6 ~ 3. Unsur pertama dapat dipilih secara random dari nomor
1-3. Sampel yang terpilih nomor 3 maka sampel berikutnya adalah (3+3)= 6, (3+6) =
9, (3+9) = 12, (3+12) = 19, dan seterusnya sehingga diperoleh sampel sebanyak 100
orang (Singarimbun, 2011).
Ada5 Desa/Kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten
Langkat yang memiliki bayi berusia 9-12 bulan yaitu terdiri dari Desa Bukit Jengkol
terdapat 45 orang yang mempunyai bayi usia 9-12 bulan dan diambil sampel 15
orang, di Desa Alur Cempedak terdapat 63 orang yang mempunyai bayi usia 9-12
Universitas Sumatera Utara
bulan dan diambil sampel sebanyak 21 orang, di Desa Sei Meran terdapat 34 orang
yang mempunyai bayi usia 9-12 bulan dan diambil sampel 12 orang, di Desa Pulau
Sembilan terdapat 40 orang yang mempunyai bayi usia 9-12 bulan dan siambil
sampel 14 orangkemudian di Desa Pangkalan Siata terdapat 71 orang yang
mempunyai bayi usia 9-12 bulan dan diambil sampel sebanyak 38 orang.
Adapun kriteria Inklusidan Eksklusi di dalam proposal penelitian ini adalah:
1. Kriteria Inklusi
a. Ibu yang memiliki bayi (9-12 bulan) di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten
Langkat.
b. Bersedia menjadi responden
2. Kriteria Eksklusi
a. Ibu yang memiliki bayi (9-12 bulan) namun tidak pernah membawa bayinya
untuk mendapatkan imunisasi di Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten
Langkat
b. Tidak bersedia menjadi responden.
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Sumber Data
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh melalui observasi langsung pada
subjek penelitian dengan menggunakan kuesioner terhadap faktor-faktor yang
Universitas Sumatera Utara
berhubungan dengan tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi (9-12
bulan).
2. Data sekunder
Data sekunder diambil dari data rekam medik di Puskesmas Pangkalan Susu
Kabupaten Langkat.
3.4.2. Pengolahan data
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan tahapan sebagai
berikut :
a. Editing (pemeriksaan data)
Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan jawaban atau
pertanyaan. Apabila terdapat jawaban yang belum lengkap atau terdapat kesalahan
maka data harus dilengkapi dengan wawancara dan observasi kembali kepada
responden.
b. Coding (pemberian kode)
Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya
kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan
menggunakan computer
c. Entry (pemasukan data ke komputer)
Data yang telah terkumpul dan tersusun secara tepat dimasukkan ke program
komputer untuk dianalisis.
Universitas Sumatera Utara
d. Cleaning data
Pemeriksaan kembali semua data yang telah dimasukkan ke dalam komputer
guna menghindari terjadinya kesalahan pemasukan.
3.5. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dilakukan dengan cara mengukur korelasi antar variabel dengan
melihat nilai corrected item total corelation, dengan ketentuan bila nilai r hitung >
nilai r tabel maka dinyatakan pertanyaan tersebut valid dan sedangkan uji reliabilitas
dilakukan setelah semua data dinyatakan valid. Uji validitas dan reliabilitas akan
dilaksanakan sebelum penelitian. Uji coba kuesioner akan dilakukan kepada ibu yang
memiliki bayi (9-12 bulan) di wilayah kerja Puskesmas Desa Lama Kabupaten
Langkat sebanyak 30 responden dengan karakteristik yang relatif sama dengan
penduduk di lokasi penelitian.
uji validitas instrumen (kuesioner) pada df = 28, α = 0,05 sebesar 0,361.
Item pertanyaan dikatakan valid apabila nilai Item-Total Correlation > 0,361 dan
dinyatakan tidak valid apabila nilai Item-Total Correlation < 0,361. Teknik untuk
menghitung
indeks
reliabilitas
alat
ukur
menggunakan
Cronbach
Alpha.
Ketentuannya adalah apabila nilai ’Cronbach’s Alpha’> rtabel (0,600) maka butir
kuesioner yang digunakan dalam penelitian dinyatakan reliabel atau handal, dan jika
nilai yang diperoleh 75% dari skor total
yaitu skor 7.6-10
1.
Tidak baik, responden dikategorikan tidak baik bila menjawab 75% dari skor total yaitu skor 61-80
Universitas Sumatera Utara
1.
Tidak Baik, responden dikategorikan memiliki sikap tidak memengaruhi
bila menjawab 75% dari skor total yaitu
skor 4
1. Tidak Baik, responden dikategorikan tidak baik bila menjawab 75% dari
skor totalyaitu skor 7.6-10
1. Pemberian tidak lengkap, responden dikategorikan tidak baik bila menjawab
10 bulan
Total
Pendidikan
Pendidikan rendah
Pendidikan tinggi
Total
Frekuensi (n)
Persentase (%)
52
48
100
52
48
100
52
48
100
52
48
100
38
62
100
38
62
100
Dari Tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa paling banyak responden berumur
≤29 tahun sebanyak 52 orang (52%), umur bayi ≤10 sebanyak 52 bayi (52%) dan
pendidikan tinggi sebanyak 62 orang (62%).
4.2.2 Pengetahuan
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Pengetahuan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Pertanyaan
Pengertian imunisasi
Tujuan imunisasi
Jenis imunisasi dasar yang diperoleh bayi
Usia bayi untukdiberikanImunisasi BCG
Berapa kali pemberian imunisasi DPT diberikan
pada bayi
Berapa kali imunisasi Polio diberikan pada bayi
Berapa kali imunisasi Campak diberikan pada bayi
Efek samping imunisasi BCG
Efek samping imunisasi DPT
Resiko bayi yang tidak mendapatkan imunisasi polio
Jawaban
Salah
n
%
27
27
18
18
20
20
33
33
31
31
Jawaban
Benar
n
%
73
73
82
82
80
80
67
67
69
69
48
25
56
18
19
52
75
44
82
81
48
25
56
18
19
52
75
44
82
81
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa responden yang menjawab benar
paling banyak pada tujuan imunisasi dasar yang diperoleh bayi sebanyak 82 orang
(82%), Jenis imunisasi dasar yang diperoleh bayi sebanyak 80 orang (80%), Efek
samping imunisasi DPT sebanyak 82 orang (82%), dan resiko bayi yang tidak
mendapatkan imunisasi polio sebanyak 81 orang (81%).
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan
Variabel
Pengetahuan
Baik
Tidak baik
Total
Frekuensi
Persentase (%)
37
63
100
37
63
100
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 63 orang (63%)
memiliki pengetahun tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi
dasar.
4.2.3 Sikap
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Sikap
No.
1.
2.
3.
4.
5.
n
32
%
32
n
52
%
52
n
13
%
13
Sangat
Tidak
Setuju
n
%
3
3
29
29
55
55
14
14
2
30
30
56
56
12
12
2
2
3
43
43
43
43
11
11
28
41
41
2
2
Sangat
setuju
Pernyataan
Pemberian imunisasi pada bayi harus
sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
Pemberian imunisasi dasar pada bayi
harus lengkap sebelum bayi berumur 1
tahun.
Pemberian imunisasi pada bayi untuk
menimbulkan
kekebalan
terhadap
penyakit tertentu.
Alasan ibu tidak membawa bayi untuk
imunisasi karena dapat menimbulkan
sakit seperti demam.
Jika bayi demam setelah diimunisasi
harus tetap melanjutkan imunisasi
selanjutnya.
3
29
29
setuju
28
Tidak
Setuju
2
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 (Lanjutan)
No.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15
16.
17.
18.
19.
20.
Pernyataan
Setiap ibu harus membawa bayinya ke
pelayanan kesehatan untuk mendapatkan
imunisasi dasar lengkap.
Agar pelayanan imunisasi dapat
menjangkau seluruh masyarakat maka
pemberian imunisasi dapat dilakukan di
posyandu terdekat.
Imunisasi dasar lengkap yaitu TBC,
Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B
dan Campak tidak boleh diberikan pada
bayi yang belum berumur 6 bulan.
Bayi tidak boleh diberikan imunisasi
sesaat setelah lahir
Imunisasi DPT diberikan pada bayi
sebanyak 3 kali
Pemberian imunisasi Hepatitis tidak
harus dilakukan pada bayi usia 0-7 hari.
Pemberian imunisasi BCG bertujuan
untuk mencegah penyakit TBC.
Imunisasi polio diberikan sebanyak 1
kali.
Pemberian imunisasi polio bukan untuk
mencegah penyakit polio.
Frekuensi
(banyaknya)
pemberian
imunisasi dasar pada bayi adalah 13
kali.
Pemberian imunisasi campak bertujuan
untuk memberikan kekebalan terhadap
berbagai penyakit
Imunisasi campak diberikan pada bayi
sebanyak 2 kali.
Imunisasi Dasar yang diwajibkan
pemerintah hanya BCG, DPT, dan
Hepatitis B.
Agar Jadwal imunisasi teratur, tepat
waktu, dan lengkap pada balita, maka
kepada ibu tidak perlu diberikan kartu
imunisasi yaitu Kartu Menuju Sehat
(KMS)
Jika Kartu Menuju Sehat (KMS) hilang
maka bayi tetap melanjutkan imunisasi.
n
21
%
21
n
44
%
44
n
32
%
32
Sangat
Tidak
Setuju
n
%
3
3
24
24
38
38
36
36
2
2
7
7
39
39
30
30
24
24
7
7
37
37
33
33
23
23
26
26
40
40
30
30
4
4
12
12
43
43
26
26
19
19
16
16
59
59
18
18
7
7
6
6
45
45
39
39
10
10
6
6
37
37
31
31
26
26
3
3
40
40
42
42
15
15
7
7
37
37
33
33
23
23
18
18
35
35
42
42
5
5
7
7
31
31
34
34
28
28
7
7
18
18
53
53
22
22
24
24
60
60
8
8
8
8
Sangat
setuju
setuju
Tidak
Setuju
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa paling banyak responden
setuju tentang sikap pemberian imunisasi pada bayi untuk menimbulkan kekebalan
terhadap penyakit tertentu sebanyak 56 orang (56%), pemberian imunisasi dasar pada
bayi harus lengkap sebelum bayi berumur 1 tahun sebanyak 55 orang (55%),
pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk mencegah penyakit TBCsebanyak 59
orang (59%), dan jika Kartu Menuju Sehat (KMS) hilang maka bayi tetap
melanjutkan imunisasi sebanyak 60 orang (60%).
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kategori Sikap
Variabel
Sikap
Baik
Tidak Baik
Total
Frekuensi
Persentase (%)
35
65
100
35
65
100
Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebanyak 65 orang (65%) memiliki sikap
tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar.
4.2.4 Tindakan
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Tindakan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pernyataan
Bayi mendapatkan imunisasi HB0 pada waktu bayi
Bayi mendapatkan imunisasi BCG pada waktu bayi
Bayi mendapatkan imunisasi DPT 1, 2, dan 3
Bayi mendapatkan imunisasi Hep.B 1, 2, dan 3 pada waktu
bayi
Bayi mendapatkan imunisasi Polio 1, 2, 3 dan 4 pada waktu
bayi
Bayi mendapatkan imunisasi Campak pada waktu bayi
Bayi mendapatkan keseluruhan 5 dasar imunisasi (HB0;
BCG; DPT 1, 2, dan 3; HB 1, 2, dan 3; Polio 1, 2, 3, dan 4,
serta Campak)
n
57
98
84
79
Ya
%
57
98
84
79
Tidak
n %
43 43
2
2
16 16
21 21
75
75
25
25
63
31
63
31
37
69
37
69
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 (Lanjutan)
No.
Pernyataan
8.
Ibu tetap membawa bayi ke Puskesmas/ Posyandu
mendapatkan imunisasi walaupun bayi sedang demam
Ibu tetap membawa bayi ke Puskesmas/ Posyandu
mendapatkan imunisasi walaupun tanpa pendampingan dari
suami
Ibu membawa bayi mendapatkan imunisasi jika ada
dukungan dari suami
9.
10.
Ya
n
50
%
50
Tidak
n %
50 50
84
84
16
16
66
66
34
34
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, dapat dilihat paling banyakresponden
menjawab ya tentang bayi yang mendapatkan imunisasi BCG pada waktu bayi
sebanyak 98 orang (98%), bayi yang mendapatkan imunisasi DPT 1, 2, dan 3 pada
waktu bayi sebanyak 84 orang (84%), ibu akan tetap membawa bayi anda ke
Puskesmas/ Posyandu mendapatkan imunisasi walaupun tanpa pendampingan dari
suami mayoritas menjawab ya sebanyak 84 orang (84%).
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Kategori Tindakan
Variabel
Tindakan
Pemberian Lengkap
Pemberian Tidak Lengkap
Total
Frekuensi
Persentase (%)
46
54
100
46
54
100
Dari Tabel 4.8 diketahui sebanyak 54 orang (54%) memiliki tindakan
pemberian imunisasi dasar yang tidak lengkap.
Universitas Sumatera Utara
4.2.5 Dukungan Suami
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Dukungan Suami
No.
Pernyataan
Dukungan Instrumental
1.
Suami meluangkan waktu untuk menemani ibu
memberikan imunisasi pada bayi
2.
Suami memperhatikan jadwal kegiatan untuk
pemberian imunisasi
3.
Suami bersedia memberikan fasilitas untuk
pemberian imunisasi
4.
Suami berusaha untuk mencari sarana pelayanan
kesehatan imunisasi untuk kesehatan bayi
Dukungan Informasional
1.
Suamimemberitahu tentang perlunya imunisasi bayi.
2.
Suami memberitahu tentang manfaat imunisasi bayi
3.
Suami memberitahu tentang dampak kalau tidak
diimunisasi pada bayi
4.
Suami memberitahu tentang bahaya penyakit kalau
tidak di imunisasi pada bayi
Dukungan Penghargaan
1.
Suami memberikan penghargaan atas keputusan ibu
2.
Suami setuju dengan tindakan memberikan
imunisasi pada bayi
3.
Suami memberikan dukungan penuh terhadap
tindakan pemberian imunisasi pada bayi
4.
Suami memberikan pujian jika bayi ibu diberikan
diimunisasi.
Dukungan Emosional
1.
Suami menunjukkan rasa simpati jika bayi ibu
diimunisasi
2.
Suami memberikan perhatian terhadap kelengkapan
3.
Suami mengucilkan ibu jika bayi ibu tidak
diimunisasikan
4.
Suami memberikan perhatian pada kelengkapan
imunisasi bayi.
Ada
Tidak
%
n
%
n
78
78
22
22
73
73
27
27
79
79
21
21
88
88
12
12
63
62
60
63
62
60
37
38
40
37
38
40
64
64
36
36
86
83
86
83
14
17
14
17
47
47
53
53
59
59
41
41
95
95
5
5
87
55
87
55
17
45
17
45
74
74
26
26
Berdasarakan Tabel 4.98 di atas, dapat diketahui pada dukungan instrumental
paling banyak responden menyatakan suami berusaha untuk mencari sarana
pelayanan kesehatan imunisasi untuk kesehatan bayi sebanyak 88 orang (88%). Pada
Universitas Sumatera Utara
dukungan informasional paling banyak respondenmenyatakan suami memberitahu
tentang bahaya penyakit kalau tidak di imunisasi pada bayi sebanyak 64 orang (64%).
Pada dukungan penghargaan paling banyak responden menyatakan suami
memberikan penghargaan atas keputusan ibu sebanyak 86 orang (86%). Pada
dukungan emosional paling banyak responden menyatakan suami menunjukkan rasa
simpati jika bayi ibu diimunisasi sebanyak 95 orang (95%).
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Kategori Dukungan Keluarga
Variabel
Dukungan Instrumental
Baik
Tidak Baik
Total
Dukungan Informasional
Baik
Tidak Baik
Total
Dukungan Penghargaan
Baik
Tidak Baik
Total
Dukungan Emosional
Baik
Tidak Baik
Total
Frekuensi (n)
Persentase (%)
48
52
100
48
52
100
38
62
100
38
62
100
39
61
100
39
61
100
45
55
100
45
55
100
Dari Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa sebanyak 52 orang (52%) memiliki
dukungan instrumental tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi
dasar. Pada dukungan informasional sebanyak 62 orang (62%)memiliki dukungan
informasional tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar.
Pada dukungan penghargaan sebanyak 61 orang (61%) memiliki dukungan
penghargaan tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi
Universitas Sumatera Utara
dasar.Pada dukungan emosional sebanyak 55 orang (55%) memiliki dukungan
emosional tidak baik mengenai tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar.
4.3 Analisis Bivariat Chi-Square
Tabel 4.11 Hubungan Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tindakan Ibu
dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi (9-12 bulan) di Puskesmas
Pangkalan Susu Kabupaten Langkat
Variabel
Pendidikan
Tinggi
rendah
Total
Pengetahuan
Baik
Tidak baik
Total
Sikap
Baik
Tidak baik
Total
Dukungan Instrumental
Baik
Tidak baik
Total
Dukungan Informasional
Baik
Tidak baik
Total
Dukungan Penghargaan
Baik
Tidak baik
Total
Dukungan Emosional
Baik
Tidak baik
Total
Tindakan Pemberian
Imunisasi Dasar pada
Total
Bayi (9-12) bulan
Pemberian Pemberian
Lengkap Tidak Lengkap
n
%
n
%
n
%
P
RP
(95% CI)
36
10
46
58,1
26,3
46,0
26
28
54
41,9
73,7
54,0
62
38
100
100,0
100,0
100,0
0,002
2,206
(1,245-3,912)
29
17
46
78,4
27,0
46,0
8
46
54
21,6
73,0
54,0
37
63
100
100,0
100,0
100,0
0,0001
2,905
(1,871-4,510)
23
23
46
65,7
35,4
46,0
12
42
54
34,3
64,6
54,0
35
65
100
100,0
100,0
100,0
0,004
1,857
(1,237-2,788)
30
16
46
62,5
30,8
46,0
18
36
54
37,5
69,2
54,0
48
52
100
100,0
100,0
100,0
0,001
2,031
(1,279-3,227)
25
21
46
65,8
33,9
46,0
13
41
54
34,2
66,1
54,0
38
62
100
100,0
100,0
100,0
0,002
1,942
(1,281-2,946)
13
33
46
33,3
54,1
46,0
26
28
54
66,7
45,9
54,0
39
61
100
100,0
100,0
100,0
0,042
0.616
(0,374-1,016)
29
17
46
64,4
30,9
46,0
16
38
54
34,6
69,1
54,0
45
55
100
100,0
100,0
100,0
0,001
2,085
(1,328-3,273)
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil analisis bivariat antara variabel independen (pendidikan,
pengetahuan, sikap, dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan
penghargaan, dukungan emosional) dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada
bayi (9-12 bulan) di wilayah Puskesmas Pangkalan Susu Kabupaten Langkat
ditemukan dari 62 orang ibu yang termasuk dalam kategori pendidikan tinggi terdapat
36 orang (58,1%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 38 orang ibu yang
termasuk dalam kategori pendidikan rendah terdapat 10 orang (26,3%) lengkap
imunisasi dasar bayinya. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat nilai
p=0,002< 0,05, artinya ada hubungan antara pendidikan dengan tindakan pemberian
imunisasi dasar dan dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP 2,206 (95% CI = 1,2453,912), artinya ibu yang termasuk dalam kategori pendidikan tinggi meempunyai
hubungan 2,2 kali untuk melaksanakan tindakan pemberian imunisasi dasar.
Dari 37 orang ibu dengan pengetahuan kategori baik terdapat 29 orang
(78,4%) lengkap imunisasi dasar bayinya dan dari 63 orang ibu dengan kategori tidak
baik terdapat 17 orang (27,0%) lengkap imunisasi dasar bayinya. Hasil uji chi square
menunjukkan bahwa terdapat nilai p=0,0001