Analisis Kadar Fenol Pada Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Botol Plastik Serta Perilaku Pedagang Dalam Menjual Air Minum Dalam Kemasan Di Kecamatan Medan Baru Tahun 2017 Chapter III VI

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah survey bersifat deskriptif untuk
mendapatkan gambaran mengenai kadar fenol pada air minum dalam kemasan
botol plastik serta perilaku pedagang dalam memasarkan/menjual di kecamatan
Medan Baru.
3.2

Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Medan Baru,alasan
menjadi pertimbangan pemilihan lokasi adalah, belum ada yang melakukan
penelitian mengenai analisis kadar fenol pada AMDK botol plastik serta perilaku
pedagang dalam menjual AMDK botol plastik.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian di laksanakan dibulan Maret 2017 – April 2017.
3.3 Objek Penelitian
Objek penelitian adalah Air Minum Dalam Kemasan botol plastik yang

beredar di kota Medan sebanyak 10 sampel AMDK. Sampel AMDK diambil
secara purposive sampling yaitu AMDK yang paling diminati konsumen dan juga
yang paling banyak dijual oleh pedagang adalah AMDK dengan merek dagang
AQUA dan juga sampel dibagi menjadi beberapa bagian pemeriksaan
laboraturium dengan kriteria sebagai berikut :
43

Universitas Sumatera Utara

1. Dalam ruangan (Tidak terpapar Matahari) yang diletakkan :
a. Dalam lemari pendingin.
b. Dijajakan di steling.
2. Luar Ruangan (Terpapar Matahari) yang diletakkan:
a. Terpapar Langsung.
b.Terpapar secara tidak langsung.
c. AMDK yang ditawarkan langsung ke pembeli.
3. Kedaluwarsa produk pada tahun yang sama.
3.4

Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel responden digunakan untuk mengukur perilaku dari

tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan pedagang dalam menjual AMDK.
3.4.1 Populasi
Seluruh pedagang yang menjual AMDK dikota Medan.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah pedagang yang menjual AMDK botol plastik di kecamatan
Medan Baru. Besar pengambilan sampel untuk pengetahuan, sikap dan tindakan
pedagang AMDK ditentukan menggunakan Rumus Lameshow karena besar

populasi tidak diketahui,dengan perhitungan sebagai berikut :
n = Z2 1- α/2 P (1-P)
d2
n = 1.96 × 0,5 × 0,5
0,12
= 96,04 ~ 96
Ket :

Universitas Sumatera Utara


n = jumlah sampel minimal
Z = 1,96 derajat kemaknaan
p = Maksimal estimasi (0,5)
d = Presisi atau ketepatan absolut (0,1)
3.5 Metode Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer diperoleh dengan cara survei dan observasi langsung ke tempat
penjualan
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan dan pengumpulan informasi
berupa catatan atau data-data yang relevan dengan penelitian ini.
3.6 Variabel dan Defenisi Operasional
3.6.1 Variabel
1. Variabel Independen
Variabel yang dinyatakan sebagai faktor penyebab terjadinya perubahan atau
penyebab terjadinya variabel dari (dependen), dalam penelitian ini yang
menjadi variabel Independen adalah perilaku pedagang dalam menjual
AMDK.
2. Variabel Dependen
Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adnya variabel

Independen, dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah
kadar

fenol

pada

AMDK.

Universitas Sumatera Utara

3.6.2 Defenisi Operasional
1. Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) botol plastik adalah air minum
kemasan yang telah diolah sebelumnya dan dapat langsung diminum dari
wadahnya langsung.
2. Sampel AMDK adalah AMDK botol plastik yang akan diperiksa kandungan
fenolnya di laboraturium.
3. Pemeriksaan laboraturium adalah pemeriksaan yang dilakukan dilaboraturium
untuk menentukan kualitas air minum melalui pengujian kadar fenol dalam
air minum dilaboraturium PTKI Menteng, Medan.

4. Kadar fenol air minum adalah jumlah fenol yang terdapat dalam air minum
kemasan botol plastik yang didapatkan dari hasil pemeriksaan laboraturium
a. Memenuhi syarat bila kadar fenol yang didapat dari hasil pemeriksaan
laboraturium , kurang atau dibawah batas yang telah ditentukan .
b. Tidak memenuhi syarat bila kadar fenol yang didapat dari hasil
pemeriksaan laboraturium, melebihi atau diatas batas yang ditentukan.
5. Perilaku

pedagang adalah kebiasaan

dari

pedagang

yang

meliputi

pengetahuan, sikap, dan tindakan.
6. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang

tentang plastik sebagai wadah pengemas AMDK botol plastik.
7. Sikap adalah pendapat atau respon yang masih tertutup dari responden
tentang plastik sebagai wadah AMDK botol plastik.
8. Tindakan adalah perbuatan nyata responden tentang bagaimana pedagang
menjualkan

AMDK

botol

plastik

.

Universitas Sumatera Utara

9. Keduluwarsa adalah batas waktu penggunaan suatu produk yang telah
ditetapkan.
3.7 Metode Pengukuran
Metode pengukuran


yang dilakukan untuk

mengetahui tingkatan

pengetahuan, sikap, dan tindakan adalah berdasarkan jumlah nilai yang didapat
dari responden melalui pengisian kuesioner. Aspek pengukuran yang digunakan
adalah skala likert dan guttman.
3.7.1. Pengetahuan

Pengetahuan responden diukur berdasarkan jawaban dari pertanyaanpertanyaan yang terdapat pada kuesioner. Pertanyaan berjumlah 15 dengan total
skor 30. Adapun ketentuan pemberian skor yaitu: jika responden menjawab „a‟
diberi skor = 2, jika menjawab „b‟ diberi skor = 1, dan jika menjawab „c‟ diberi
skor = 0.
Berdasarkan jumlah skor, selanjutnya tingkat pengetahuan responden
dikategorikan sebagai berikut :
1. Baik, apabila skor yang diperoleh > 75% dari total skor atau memperoleh
skor lebih dari 22,5.
2. Sedang, apabila skor yang diperoleh 45-75% dari total skor atau
memperoleh skor 13,5 sampai 22,5.

3. Buruk, apabila skor yang diperoleh < 45% dari total skor atau memperoleh

skor kurang dari 13,5.

Universitas Sumatera Utara

3.7.2. Sikap
Pengukuran sikap responden dilakukan dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan dengan alternatif jawaban “setuju” dan “tidak setuju”. Pertanyaan
berjumlah 10 dengan total skor 20.
Adapun ketentuan pemberian skor yaitu: jika responden menjawab
“setuju” diberi skor = 2 dan jika menjawab “tidak setuju” diberi skor = 0, khusus
untuk soal nomor 1 dan 4 apabila menjawab “tidak setuju” diberi skor = 2 dan
“setuju” diberi skor = 0. Berdasarkan jumlah skor, selanjutnya tingkat sikap
responden dikategorikan sebagai berikut :
1. Baik, apabila skor yang diperoleh > 75% dari total skor atau memperoleh
skor lebih dari 15.
2. Sedang, apabila skor yang diperoleh 45-75% dari total skor atau
memperoleh skor 9 sampai 15.
3. Buruk, apabila skor yang diperoleh < 45% dari total skor atau memperoleh


skor kurang dari 9.
3.7.3. Tindakan
Tindakan responden diukur berdasarkan jawaban dari pertanyaanpertanyaan yang terdapat pada kuesioner. Pertanyaan berjumlah 10 dengan total
skor 20. Adapun ketentuan pemberian skor adalah bila responden menjawab “Ya”
maka diberi skor = 2 jika menjawab “Tidak” maka diberi skor = 0
Berdasarkan
dikategorikan

jumlah

skor,
sebagai

selanjutnya

tingkat
berikut

sikap


responden
:

Universitas Sumatera Utara

1. Baik, apabila skor yang diperoleh > 75% dari total skor atau memperoleh
skor lebih dari 15.
2. Sedang, apabila skor yang diperoleh 45-75% dari total skor atau
memperoleh skor 9 sampai 15.
3. Buruk, apabila skor yang diperoleh < 45% dari total skor atau memperoleh

skor kurang dari 9.
3.8 Metode Pengukuran Fenol
Semua fenol dalam air akan bereaksi dengan 4-aminoantipirin pada pH 7,9
± 0,1 dalam suasana larutan kalium ferri sianida akan membentuk warna merah
kecoklatan dari antipirin. Warna yang terbentuk diukur absorbansinya pada
panjang gelombang 460 nm atau 500 nm.
3.8.1 Prosedur Pengukuran Fenol
Pengujian kadar fenol dalam air dan air limbah antara 0,005 mg/l sampai
dengan 0,1 mg/l dengan tahapan sebagai berikut:

1) Ukur 500 ml contoh uji secara duplo dan masukkan ke dalam gelas piala 1000
ml.
2) Tambahkan 12 ml larutan NH4OH 0,5 N dan atur pH menjadi 7,9 ± 0,1 dengan
penambahan larutan penyangga fosfat.
3) Pindahkan larutan ke dalam corong pemisah tambahkan 3 ml larutan
aminoantipirin sambil diaduk.
4) Tambahkan 3 ml larutan kalium ferisianida sambil diaduk, diamkan selama 3
menit sampai timbul warna kuning jernih.

Universitas Sumatera Utara

5) Ekstraksi dengan 25,0 ml kloroform dan kocok corong pemisah paling sedikit
10 kali, diamkan sampai lapisan kloroform terpisah.
6) Keluarkan lapisan kloroform melalui kertas saring yang telah dilapisi dengan 5
gram natrium sulfat anhidrat.
7) Masukkan ke dalam cuvet pada alat spektrofotometer, baca dan catat
absorbansinya pada panjang gelombang 460 nm.
3.8.2 Perhitungan Kadar fenol
Hitung kadar fenol dalam contoh uji dengan menggunakan kurva kalibrasi
atau persamaan garis regresinya dan perhatikan hal-hal berikut:
a)

Selisih kadar maksimum yang diperbolehkan antara dua pengukuran duplo
adalah 12%.

b)

Apabila hasil perhitungan kadar fenol lebih besar atau sama dengan 0,1
mg/L dan lebih kecil atau sama dengan 0,2 mg/l. Ulangi pengujian dengan
pengenceran contoh uji.

Perhitungan Relative Percent Different (RPD)

dengan pengertian:
A: adalah Kadar contoh uji yang di spike (mg/L);
B: adalah Kadar contoh uji yang tidak di spike (mg/L);
C: adalah Kadar standar yang diperoleh (target value) (mg/L)
dengan,

Universitas Sumatera Utara

dengan pengertian:
Y: adalah volume standar yang ditambahkan (mL)
Z: adalah kadar standar fenol yang ditambahkan
V: adalah volume akhir (mL).
3.9 Analisis data
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan di laboratorium pada sampel
AMDK botol plastik disajikan dalam bentuk tabel dan hasilnya dibandingkan
dengan KEPMENKES RI no. 907/MENKES/SK/VII tentang syarat-syarat dan
pengawasan kualitas air minum dan Peraturan BPOM No. HK 00.05.55.6497
tahun 2007.Data hasil kuesioner tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan
pedagang AMDK akan dianalisa secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk
tabel

distribusi

frekuensi

yang

kemudian

dinarasikan.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Kecamatan Medan Baru adalah salah satu dari 21 kecamatan yang ada di
kota Medan, Sumatera Utara. Kecamatan Medan Baru memiliki luas wilayah 5,41
Km² Kecamatan Medan Baru adalah salah satu daerah hunian dan permukiman
di Kota Medan dan juga memiliki 6 kelurahan yakni :
1. Kelurahan Titi Rantai
2. Kelurahan Padang Bulan
3. Kelurahan Merdeka
4. Kelurahan Darat
5. Kelurahan Babura
6. Kelurahan Petisah Hulu
Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Medan Baru adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Sunggal
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Polonia
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Selayang
4. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Petisah
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Hasil Uji Kadar Fenol Pada AMDK Botol Plastik
Hasil analisa kadar fenol pada AMDK botol plastik menggunakan metode
analisa spektofotometri UV-Vis yang diperoleh dari Laboratorium

PTKI

Menteng Medan, dengan hasil uji pada tabel berikut :

52
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.1 Hasil Uji Laboraturium Kadar Fenol Pada AMDK Botol Plastik
PARAMETER
NO

Keterangan

SUHU
(OC)

1
(µg/l)

2
(µg/l)

3
(µg/l)

4
(µg/l)

Tidak
terdeteksi
Tidak
terdeteksi

0,16

Memenuhi
Syarat

0,25

Memenuhi
Syarat
Tidak
Memenuhi
Syarat
Tidak
Memenuhi
Syarat
Tidak
Memenuhi
Syarat
Tidak
Memenuhi
Syarat
Tidak
Memenuhi
Syarat
Tidak
Memenuhi
Syarat
Tidak
Memenuhi
Syarat
Tidak
Memenuhi
Syarat

1

Dingin 1

21

10,66

10,50

2

Dingin 2

22

11,85

11,60

3

Terpapar
Langsung 1

30

1120

856

Tidak
terdeteksi

264

4

Terpapar
Langsung 2

28

1092

860

Tidak
terdeteksi

232

5

30

1108

856

Tidak
terdeteksi

252

30

1125

861

Tidak
terdeteksi

264

7

Terpapar
Secara Tidak
langsung 1
Terpapar
Secara Tidak
langsung 2
Pembeli 1

28

1145

1002

Tidak
terdeteksi

143

8

Pembeli 2

28

1149

998

Tidak
terdeteksi

151

9

Tidak
Terpapar 1

28

438

335

Tidak
terdeteksi

103

10

Tidak
Terpapar 2

30

441

342

Tidak
terdeteksi

99

6

Hasil

Nilai
Rujukan
1) 0,023
mg/cm2
2) 0,1 – 10
µg/l
3) 0,3 - 40
µg/l
4) 2 – 300
µg/l

Ket :
1
: Fenol dari botol plastik
2
: 2-Chlorophenol
3
: Dichlorophenol
4
: Trochlorophenol
Dingin
: Sampel dalam lemari pendingin
Terpapar langung
: Sampel terpapar langsung matahari
Terpapar Secara Tidak langsung: Sampel tidak terpapar secara langsung
Pembeli
: Sampel yang ditawarkan langsung
Tidak Terpapar
: Tidak terpapar matahari
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat kadar fenol dari botol plastik pada
AMDK yang terkena matahari memliki kadar fenol yang

lebih tinggi dan

Universitas Sumatera Utara

melebihi nilai rujukan menurut peraturan BPOM No. HK 00.05.55.6497 tahun
2007 dibandingkan dengan AMDK yang dingin, dan untuk hasil fenol pada
parameter nomor 3, dan 4 sebagai hasil sampingan dari proses desinfektan air
minum masih memenuhi syarat Kepmenkes No.907 Tahun 2002 tentang syaratsyarat dan pengawasan kualitas air minum. Parameter nomor 2 untuk 2Chlorophenol tidak terdeteksi dikarenakan alat yang digunakan kurang sensitif
dalam mengukur.
4.2.2 Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang diamati meliputi umur, jenis kelamin,
pendidikan dan lama berdagang.
Tabel 4.2 Distribusi Umur Pedagang AMDK di Kecamatan Medan Baru
Tahun 2017.
Persentase
No.
Kelompok Umur
n
(%)
1.
17 – 25 Tahun
10
10,4
2
26 – 35 Tahun
26
27,1
3.
36 – 45 Tahun
28
29,2
4.
46 – 55 Tahun
24
25
5.
56 – 65 Tahun
4
4,2
6
≥ 65 Tahun
4
4,2
Jumlah
96
100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi responden
berdasarkan kelompok umur pedagang AMDK botol plastik di kecamatan Medan
baru tahun 2017 yaitu banyak pada kisaran 36 – 45 tahun sebanyak 28 orang
(29,2%), 26 – 35 tahun sebanyak 26 orang (27,1%), dan terkecil 56-65 tahun
sebanyak 4 orang (4,2%) dan ≥ 65 tahun s ebanyak 4 orang (4,2%)

.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.3

Distribusi Jenis Kelamin Pedagang AMDK di Kecamatan
Medan Baru Tahun 2017.
Persentase
Jumlah
No.
Jenis Kelamin
(Orang)
(%)
1.
Pria
51
53,1
2
Wanita
45
46,9
Jumlah
96
100

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi responden
berdasarkan karakteristik jenis kelamin pedagang AMDK botol plastik di
kecamatan Medan baru tahun 2017 yaitu pria sebanyak 51 orang (53,1%) dan
wanita sebanyak 45 orang (46,9%).
Tabel 4.4

Distribusi Tingkat Pendidikan Pedagang AMDK di Kecamatan
Medan Baru Tahun 2017.
Jumlah
Persentase
No.
Tingkat Pendidikan
(Orang)
(%)
1.
SD
18
18,8
2.
SMP
43
44,8
3.
SMA
27
28,1
4.
Diploma
4
4,2
5.
Sarjana
4
4,2
Jumlah
96
100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi responden

berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan pedagang penjual AMDK botol
plastik di kecamatan Medan baru tahun 2017 yaitu paling banyak berpendidikan
SMP sebesar 43 orang (44,8%) diikuti tamatan SMA sebesar 27 orang (28,1%)
kemudian tamatan perguruan tinggi sebesar 4 orang (4,2 %) dan diploma sebesar
4 orang (4,2 %) .
Tabel 4.5

Distribusi Tingkat Lama Berdagang Pedagang AMDK
di Kecamatan Medan Baru Tahun 2017.
Jumlah
Persentase
No.
Lama Berdagang
(Orang)
(%)
1.
≤ 1 Tahun
12
12,5
2.
2 – 4 Tahun
35
36,5
3.
≥ 5 Tahun
49
51
Jumlah
96
100

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi responden
berdasarkan karakteristik lama berdagang pedagang AMDK botol plastik di
kecamatan Medan baru tahun 2017 yaitu paling banyak ≥ 5 Tahun sebanyak 49
orang (51%) kemudian lama berdagang 2 - 4 tahun sebanyak 35 orang (36,5%)
dan lama berdagang ≤ 1 tahun sebanyak 12 orang (12,5%).
4.2.3 Pengetahuan Pedagang AMDK Botol Plastik
Untuk mengetahui pengetahuan pedagang AMDK tentang bahaya
kemasan botol plastik AMDK di Kecamatan Medan Baru tahun 2017, peneliti
mengajukan 15 pertanyaan kepada pedagang AMDK, dan untuk jawaban benar
diberi skor 2, sedangkan untuk jawaban salah diberi skor 1 dan tidak tahu diberi
skor 0. Adapun pertanyaan yang diajukan kepada pedagang AMDK adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.6
NO

1.
2.
3.

4.
5.

Distribusi Tingkat Pengetahuan Pedagang AMDK Botol
Plastik di Kecamatan Medan Baru Tahun 2017
Pengetahuan

Plastik dapat digunakan sebagai
kemasan makanan dan minuman
Pengetahuan mengenai kemasan
plastik pada AMDK
Keamanan penggunaan plastik
sebagai bahan pengemas AMDK
yang anda jual
Pemahaman
bagaimana
air
minum yang baik
Pengetahuan mengenai proses
pembuatan botol plastik dan zat
tambahan kimia seperti pewarna,
pelentur,
penstabil
untuk
membentuk botol tersebut dan
bisa lepas keminuman yang
dikemasnya

Baik
Jumlah
%

Sedang
Jumlah
%

Buruk
Jumlah
%

68

70,8

16

16,7

12

12,5

19

19,8

43

44,8

34

35,4

45

46,9

29

30,2

22

22,9

15

15,6

59

61,5

22

22,9

19

19,8

31

32,3

46

47,9

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 4.6 Distribusi Tingkat Pengetahuan Pedagang AMDK Botol
Plastik di Kecamatan Medan Baru Tahun 2017
NO

6.

7.

8.

9.
10.

11.
12.

13.
14.

15.

Baik

Pengetahuan

Plastik sebagai bahan kemasan
dapat menimbulkan bahaya
kesehatan
Jenis kemasan plastik pengemas
AMDK botol yang anda ketahui
dan
dalam
bentuk
apa
ditunjukkan dalam kemasan
Peletakan
lambang segitiga
jenis plastik yang digunakan
sebagai bahan pengemas AMDK
pada botol minuman
Fungsi dari lambang segitiga
jenis plasatik
Zat kimia dari plastik kemasan
dapat larut kedalam air minum
yang dikemasnya dan bagaimana
caranya
Pemicu lepasnya zat plastik pada
kemasan AMDK
Pernahkah anda mendapatkan/
mencari informasi mengenai
bahwa plastik dapat terlepas dari
kemasannya sebagai pengemas
dan terlarut kedalam air minum
yang dikemasnya
Cara mengurangi bahaya plastik
sebagai kemasan minuman
Pengetahuan
tentang
tanda
peringatan pada kotak AMDK
dan kemasan AMDK meniliki
fungsi
Perbedaan
efek menyimpan
AMDK terhindar dari sinar
matahari dengan terpapar sinar
matahari

Buruk

Sedang

Jumlah

%

Jumlah

%

Jumlah

%

28

29,2

56

58,3

12

12,5

19

19,8

41

42,7

36

37,5

36

37,5

43

44,8

17

17,7

42

43,8

37

38,5

17

17,7

23

24

31

32,3

42

43,8

23

24

43

44,8

30

31,3

21

21,9

49

51

26

27,1

30

31,3

34

35,4

32

33,3

36

37,5

39

40,6

21

21,9

16

16,7

58

60,4

22

22,9

Berdasarkan hasil kuesioner pada Tabel 4.6 dalam tingkat pengetahuan
pedagang penjual AMDK dalam keamanan kemasan botol plastik di Kecamatan

Universitas Sumatera Utara

Medan Baru tahun 2017 diperoleh,

pengetahuan pedagang dalam menjawab

berada di tingkat sedang dari tabel dapat dilihat bahwa pedagang lebih dari
separuh mengetahui bahwa plastik dapat digunakan untuk kemasan makanan dan
minuman sebesar 70,8%, pengetahuan tentang keamanan penggunaan plastik
sebagai bahan pengemas AMDK pedagang baik sebesar 46,9%, pengetahuan
pedagang baik untuk fungsi dari segitiga daur ulang botol sebesar 43,8%,
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan pedagang penjual
AMDK botol plastik mengenai keamanan kemasan botol plastik di kecamatan
Medan Baru tahun 2017 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.7

Distribusi Tingkat pengetahuan Pedagang AMDK Botol Plastik
di Kecamatan Medan Baru Tahun 2017.
Jumlah
Persentase
No.
Pengetahuan
(Orang)
(%)
1.
Baik
18
18,8
2.
Sedang
46
47,9
3.
Buruk
32
33,3
Jumlah
96
100
Dari tabel 4.7 diperoleh bahwa tingkat penegetahuan pedagang paling

banyak berada di sedang sebanyak 40 orang (47,9%) kemudian buruk sebanyak
32 orang (33,3%).
4.2.4 Sikap Pedagang AMDK Botol Plastik
Untuk mengetahui sikap pedagang penjual AMDK mengenai kemasan
botol plastik di kecamatan Medan Baru tahun 2017, peneliti mengajukan 10
pertanyaan kepada pedagang AMDK. Adapun pertanyaan yang diajukan kepada
pedagang

AMDK

adalah

sebagai

berikut

:

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.8

No.

1.

2.

3.

4

5.

6.

7.

8.

Distribusi Sikap Pedagang AMDK di Kecamatan Medan
Baru Tahun 2017
Setuju
Tidak Setuju
Sikap
Jumlah
(%)
Jumlah
(%)

Plastik aman untuk semua jenis
minuman asalkan tidak terkena
panas berlebihan
Produk kemasan plastik memeliki
kelebihan yang praktis, murah, dan
fleksibel tetapi kurang baik bila
terkena panas
AMDK tidak
membahayakan
kesehatan dalam bentuk kondisi
penyimpanan apapun
Apabila kaca digunakan sebagai
kemasan AMDK akan lebih baik
daripada menggunakan plastik
untuk
menghindari
lepasnya
senyawa yang berbahaya
Bila botol plastik mengandung
bahan kimia berbahaya sebaiknya
tidak digunakan
Senyawa plastik yang lepas di
botol
minuman
dapat
menyebabkan kanker bila dipicu
panas oleh karena itu sebaiknya
menghindari penggunaannya dalam
kondisi panas.
Kemasan yang terpapar matahari
tidak
merusak kualitas
air
apabiladapat terpapar
matahari
sebaliknya membuat AMDK lebih
baik lagi
Kebiasaan
buruk
meletakkan
AMDK di terik matahari dapat
meyebabkan migrasi plastik

36

37,5

60

62,5

69

71,9

27

28,1

63

65,6

33

34,4

32

33,4

64

66,7

70

72,9

26

27,1

50

52,1

46

47,9

43

44,8

53

55,2

29

30,2

67

69,8

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 4.8 Distribusi Sikap Pedagang AMDK di Kecamatan Medan
Baru Tahun 2017
Setuju
No.

Sikap
Jumlah

9.

10.

Tidak Setuju
(%)

Jumlah

(%)

Meletakkan AMDK ditempat yang
sejuk tidak terkena matahari adalah
37
38,5
59
61,5
hal yang baik untuk mencegah
migrasi plastik.
AMDK yang tidak tidak sesuai
dengan anjuran penyimpanan dapat
45
46,9
51
53,1
merusak AMDK dan kemungkinan
migrasi plastik besar
Berdasarkan hasil kuesioner pada Tabel 4.8 dalam sikap pedagang penjual

AMDK di Kecamatan Medan Baru tahun 2017 diperoleh, sikap pedagang yang
tergolong dalam kategori sedang menunjukkan pedagang setuju plastik memeliki
kelebihan yang praktis, murah, dan fleksibel tetapi kurang baik bila terkena panas
sebesar 71,9%, bila botol plastik mengandung bahan kimia berbahaya sebaiknya
tidak digunakan, senyawa plastik yang lepas di botol minuman dapat
menyebabkan kanker bila dipicu panas oleh karena itu sebaiknya menghindari
penggunaannya dalam kondisi panas sebesar 52,1%.
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sikap pedagang penjual
AMDK botol plastik mengenai keamanan kemasan botol plastik di kecamatan
Medan

Baru

tahun

2017

adalah

sebagai

berikut

:

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.9

Distribusi Sikap Pedagang AMDK Botol Plastik di
Kecamatan Medan Baru Tahun 2017.
Jumlah
Persentase
No.
Sikap
(Orang)
(%)
1.
Baik
10
10,4
2.
Sedang
44
45,8
3.
Buruk
42
43,8
Jumlah
96
100
Dari tabel 4.9 diperoleh bahwa sikap pedagang penjual AMDK mengenai
keamanan kemasan dikecamatan Medan Baru tahun 2017 paling banyak berada di
sedang sebanyak 44 orang (45,8%) kemudian buruk sebanyak 42 orang (43,8%).
4.2.5

Tindakan Pedagang AMDK Botol Plastik.
Untuk

mengetahui

tindakan pedagang

penjual

AMDK

mengenai

keamanan kemasan botol plastik di kecamatan Medan Baru tahun 2017, peneliti
mengajukan 10 pertanyaan kepada pedagang AMDK. Adapun pertanyaan yang
diajukan kepada pedagang AMDK adalah sebagai berikut :
Tabel 4.10

No.

1.
2.

3.
4.

Distribusi Tindakan Pedagang Penjual AMDK di Kecamatan
Medan Baru Tahun 2017
Ya
Tidak
Tindakan
Jumlah
(%)
Jumlah
(%)

Pada saat berdagang apakah anda
menata dagangan anda agar tidak
terpapar matahari langsung
Apakah
anda
akan
segera
memindahkan barang dagangan anda
apabila terpapar sinar matahari
langsung
Apakah anda juga menjual AMDK
yang dingin (menjual yang ada
dalam kulkas)
Apakah anda pernah membaca
petunjuk pada kemasan AMDK yang
menerangkan tentang menjauhkan
produk agar tidak terpapar dari
matahari dan tempat yang sejuk

53

55,2

43

44,8

36

37,5

60

62,5

58

60,4

38

39,6

51

53,1

45

46,9

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 4.10

Distribusi Tindakan Pedagang Penjual AMDK di
Kecamatan Medan Baru Tahun 2017
Ya
Tidak
Tindakan
(%)
Jumlah
(%)
Jumlah

No.

5.
6.

7.

8.

9.

10.

Apakah setelah membaca petunjuk
46,9
51
53,1
45
penyimpanan pada kemasan, anda
melakukannya
Apakah
selama
tahapan
penyimpanan barang dagangan
36,5
61
63,5
35
AMDK milik anda, anda telah
menyimpannya di tempat yang sejuk
dan tidak terpapar matahari
Apakah anda pernah mencari
informasi mengenai plastik sebagai
bahan kemasan dapat melepaskan
47
49
49
51
zat kimia berbahaya pada makanan
ataupun minuman yang terkena
paparan matahari
Apakah selama berjualan tindakan
56
58,3
40
41,7
meletakkan
dagangan
terpapar
matahari dapat membuat AMDK
tidak dalam kondisi yang baik.
Apakah anda,memeriksa AMDK
yang anda jual aman melalui kondisi
fisik kemasan seperti keduluwarsa,
63
65,6
33
34,4
segel, warna air, bentuk fisik
kemasan yang masih layak (tidak
penyok,bocor,bersih,dll)
Apakah anda menjual AMDK
32
33,3
64
66,7
dengan menerap sistem FIFO
Berdasarkan hasil kuesioner pada Tabel 4.10 dalam tindakan pedagang

penjual AMDK dalam keamanan kemasan botol plastik di Kecamatan Medan
Baru tahun 2017 diperoleh, tindakan awal pedagang menyusun dagangannya agar
tidak terpapar sudah baik sebesar 55,2%, sebesar 53,1% pedagang membaca
petunjuk penyimpan, tindakan pedagang juga baik dalam memeriksa kualitas fisik
AMDK yang akan dijual sebesar 65,6%, dan tindakan pedagang masih kurang
dalam

mnerapkan

sistem

FIFO

sebesar

32%.

Universitas Sumatera Utara

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tindakan pedagang penjual
AMDK botol plastik mengenai keamanan kemasan botol plastik di kecamatan
Medan Baru tahun 2017 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.11

Distribusi Tindakan Pedagang AMDK Botol Plastik di
Kecamatan Medan Baru Tahun 2017.
Jumlah
Persentase
No.
Tindakan
(Orang)
(%)
1.
Baik
16
16,7
2.
Sedang
30
31,3
3.
Buruk
50
52,1
Jumlah
96
100
Dari tabel 4.11 diperoleh bahwa tindakan pedagang penjual AMDK

mengenai keamanan kemasan dikecamatan Medan Baru tahun 2017 paling
banyak berada di buruk sebanyak 50 orang (52,1%) kemudian sedang sebanyak
30 orang (31,3%).
4.3 Tabulasi Silang
Tabulasi silang dilakukan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan,
pengetahuan dengan sikap responden, pengetahuan dengan tindakan responden,
dan sikap dengan tindakan responden untuk mendapatkan gambaran tentang
perilaku pedagang AMDK dalam keamanan kemasan botol plastik
4.3.1 Tabulasi Silang Antara Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan
Tabel 4.12
Tabulasi Silang Antara Tingkat Pendidikan Responden
Dengan Pengetahuan Pedagang AMDK di Kecamatan Medan
Baru Tahun 2017
Kategori Pengetahuan
Jumlah
Tingkat
No.
Buruk
Baik
Sedang
Pendidikan
n
(%)
n
(%)
n
(%)
n
(%)
1.
SD
4
22,2
9
50
5
27,8
18
100
2.
SMP
6
13,9
23
53,5 14 32,6
43
100
3.
SMA
6
22,2
11
40,7 10 37,1
27
100
4.
Diploma
1
25
2
50
1
25
4
100
5.
Sarjana
1
25
1
25
2
50
4
100

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.12 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah
tamatan SMP, yaitu sebanyak 43 orang. Dari 43 orang responden tersebut kurang
dari 6 orang (13,9 %) responden memiliki pengetahuan yang baik, 23 orang (53,5
%) memiliki tingkat pengetahuan sedang, dan kurang dari 14 orang (32,6 %)
memiliki pengetahuan yang buruk. Responden dengan tingkat pendidikan SMA
sebanyak 27 orang, dari 27 orang responden tersebut kurang dari 6 orang (22,2 %)
responden memiliki pengetahuan yang baik, kurang dari 11 orang (40,7 %)
memiliki tingkat pengetahuan sedang, dan kurang dari 10 orang (37,1 %)
memiliki pengetahuan yang buruk. Responden dengan tingkat pendidikan SD
sebanyak 18 orang, dari 18 orang responden tersebut terdapat kurang

4 orang

(22,2%) responden memiliki pengetahuan yang baik, 9 orang (50 %) memiliki
tingkat pengetahuan sedang, dan kurang dari 5 orang (27,8 %) memiliki
pengetahuan yang buruk.

Responden dengan tingkat pendidikan diploma

sebanyak 4 orang, dari 4 orang responden tersebut kurang dari 1 orang (25 %)
responden memiliki pengetahuan yang baik, 2 orang (50 %) memiliki tingkat
pengetahuan sedang, dan kurang dari 1 orang (25 %) memiliki pengetahuan yang
buruk. Responden dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi sebanyak 4 orang,
dari 4 orang responden tersebut kurang dari 1 orang (25%) responden memiliki
pengetahuan yang baik, kurang dari 1 orang (25 %) memiliki tingkat pengetahuan
sedang, dan separuh bagian 2 orang (50 %) memiliki pengetahuan yang buruk.
4.3.2

Tabulasi Silang Antara Pengetahuan dengan Sikap

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.13

No.
1.
2.
3.

Tabulasi Silang Antara Pengetahuan dengan Sikap Pedagang
AMDK di Kecamatan Medan Baru Tahun 2017
Kategori Sikap
Jumlah
Baik
Sedang
Buruk
Pengetahuan
n
(%)
n
(%)
n
(%)
n
(%)
Baik
4
22,2
4
22,2 10 55,6
18
100
Sedang
9
19,6
17 36,9 20 43,5
46
100
Buruk
3
9,4
14 43,8 15 46,9
32
100
Tabel 4.13 Tabel menunjukkan bahwa lebih banyak yang bersikap buruk

dibandingkan bersikap baik walaupun pengetahuannya baik. Tabel juga
menunjukkan bahwa 18 responden berpengetahuan baik dari 18 orang bersikap
baik kurang dari 4 orang (22,2%), bersikap sedang kurang dari 4 orang (22,2%),
dan bersikap buruk 10 orang (55,6%). Responden berpengetahuan sedang
berjumlah 46 orang dimana kurang dari 9 orang (19,6%) bersikap baik , bersikap
sedang kurang dari 17 orang (36,9%), bersikap buruk kurang dari 20 (43,5%).
Responden berpengetahuan buruk berjumlah 32 orang dimana terdapat kurang
dari 3 orang (9,4%) bersikap baik , bersikap sedang kurang dari 14 orang (43,8
%), bersikap buruk kurang dari 15 (46,9 %).
4.3.3 Tabulasi Silang Antara Pengetahuan dengan Tindakan
Tabel 4.14

No.
1.
2.
3.

Tabulasi Silang Antara Pengetahuan dengan Tindakan
Pedagang AMDK di Kecamatan Medan Baru Tahun 2017.
Kategori Tindakan
Jumlah
Pengetahuan
Baik
Sedang
Buruk
n
(%)
n
(%)
n
(%)
n
(%)
Baik
4
22,2
6
33,3
8
44,4
18
100
Sedang
8
17,4
13 28,3 25 54,3
46
100
Buruk
4
13
11 34,4 17 53,1
32
100
Tabel 4.14 di atas menunjukkan tindakan responden lebih banyak pada

kategori buruk dibandingkan yang baik walaupun pengetahuannya baik. Tabel
menunjukkan bahwa 18 responden berpengetahuan baik dari 18 orang terdapat

Universitas Sumatera Utara

yang bertindakan baik kurang dari 4 orang (22,2%), bertindakan sedang kurang
dari 6 orang (33,3%), dan bertindakan buruk kurang dari 8 orang (44,4%).
Responden berpengetahuan sedang berjumlah 46 orang dimana kurang dari 8
orang (17,4%) bertindakan baik , bertindakan sedang kurang dari 13 orang
(28,3%), bersikap buruk 25 orang (54,3%).

Responden berpengetahuan buruk

berjumlah 32 orang dimana kurang dari 4 orang (13%) bertindakan baik,
bertindakan sedang kurang dari 11 orang (34,4%), bertindakan buruk 17 orang
(53,1%).
4.3.4 Tabulasi Silang Antara Sikap dengan Tindakan
Tabel 4.15

No.
1.
2.
3.

Tabulasi Silang Antara Sikap dengan Tindakan Pedagang
AMDK di Kecamatan Medan Baru Tahun 2017.
Kategori Tindakan
Jumlah
Sikap
Baik
Sedang
Buruk
n
(%)
n
(%)
n
(%)
n
(%)
Baik
3
18,8
5
31,2
8
50
16
100
Sedang
7
20
9
25,7 19 54,3
35
100
Buruk
6
13,3
16 35,6 23 51,1
45
100
Tabel 4.15 diatas menunjukkan bahwa lebih banyak yang bertindakan

buruk dibandingkan dengan bertindakan baik walaupun sikapnya sudah baik.
Tabel menunjukkan bahwa dari 16 responden bersikap baik, sebanyak kurang dari
3 orang (18,8%) bertindakan baik, sebanyak kurang dari

5 orang (31,2%)

bertindakan sedang, dan 8 orang (50%) bertindakan buruk. Responden yang
bersikap sedang terdapat 35 orang dengan kurang dari 7 orang (20%) bertindakan
baik, kurang dari 9 orang (25,7%) bertindakan sedang, dan 19 orang (54,3%)
bertindakan buruk. Responden yang bersikap buruk terdapat 45 orang dengan
kurang dari 6 orang (13,3%) bertindakan baik, kurang dari 16 orang (35,6%)
bertindakan

sedang,

dan

23

orang

(51,1%)

bertindakan

buruk.

Universitas Sumatera Utara

BAB V
PEMBAHASAN
5.1

Hasil Uji Kadar Fenol Pada AMDK Botol Plastik
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboraturium menunjukkan AMDK yang

terpapar matahari memiliki kadar fenol lebih 1000 µg/l yang mana bila
dikonversikan dalam bentuk satuan mg maka kadar fenol pada AMDK sebesar 1
mg yang telah melebihi ambang batas migrasi 0,023 mg/cm2 dalam peraturan
BPOM No. HK 00.05.55.6497 tahun 2007, hal ini dipengaruhi oleh panas
matahari yang menyebabkan suhu meningkat sehingga senyawa monomer plastik
yang tidak stabil terlepas kedalam air minum yang dikemas oleh botol plastik
pada AMDK. Hasil uji fenol untuk hasil sampingan dari desinfektan 2chlorophenol, 2,4,6 trochlorophenol masih dalam ambang batas sesuai dengan
Kepmenkes RI no. 907/MENKES/VII/2002.
Menurut Sulchan dan Endang (2007) semakin tinggi suhu makanan dan
minuman yang diwadahi oleh wadah plastik semakin banyak monomer plastik
yang tercampur kemakanan dan minuman sehingga setiap kita mengkonsumsi
makanan maupun minuman tersebut kita secara tak sadar mengkonsumsi zat-zat
yang termigrasi itu. Semakin lama produk disimpan, batas maksimum komponenkomponen yang bermigrasi semakin terlampaui. Karena alasan tersebut
keterangan batas ambang waktu kadaluwarsa bagi produk yang dikemas plastik
perlu diberitahukan secara jelas kepada konsumen.
Fenol mudah diserap melalui inhalasi, sistem pencernaan dan paparan
dermal, yang menghasilkan toksisitas sistemik. Penyerapan fenol cepat

67
Universitas Sumatera Utara

didistribusikan ke seluruh tubuh. Rute utama dari ekskresi fenol adalah dalam
bentuk urin (PHE,2016).
Fenol yang masuk kedalam tubuh memberikan pengaruh yang buruk,
karena fenol merupakan racun proptoplasmic (sel-sel darah) atau bersifat racun
terhadap sel-sel lainnya. Keracunan sistemik dari fenol mula-mula merangsang
dan menimbulkan depresi (penekanan) terhadap sistem syaraf pusat, hilangnya
tonus, penyempitan pembuluh syaraf dan terhentinya pernafasan. Fenol
mempengaruhi juga terhadap sirkulasi jantung (Adiwisatra, 1992).
5.2

Karakterisktik Pedagang AMDK Botol Plastik di Kecamatan Medan
Baru.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 96 orang responden

didapati distribusi kelompok umur yang cukup sama pada tiap kelompok umur,
pedagang paling banyak berumur 36 – 45 tahun sebanyak 28 orang, kemudian
pada umur 26 – 35 tahun sebanyak 26 orang, dan 46 – 55 tahun sebanyak 24
orang, pada kisaran umur ini biasanya rasa ingin tahu sesorang mulai berkurang.
Pada kisaran umur 36 tahun keatas dapat diasumsikan orang cenderung malas
untuk mencari informasi terkini dan cenderung lebih menerima informasi dari
pada mencari sendiri.
Tingkat

pendidikan

seseorang

sangat

mempengaruhi

tingkat

pengetahuannya bila diasumsikan semakin tinggi pendidikan seseorang semakin
baik pula ilmu pengetahuannya. Dapat dilihat bahwa responden paling banyak
pada pendidikan terakhir yang dijalani adalah SMP sebesar 44,8%, SMA sebesar
28,1% dan perguruan tinggi sebesar 4,2 %.

Universitas Sumatera Utara

Hasil penelitian menunjukkan 51% pedagang telah berjualan ≥ 5 tahun hal
ini dapat diasumsikan bahwa pedagang yang menjual AMDK botol plastik dalam
hal ini dapat diasumsikan semakin lama seorang pedagang berjualan AMDK
pengetahuannya tentang memaparkan AMDK botol plastik pada sinar matahari
akan lebih baik karena lamanya pengalaman berdagang namun hasil penelitian
menunjukkan tindakan pedagang pada kategori buruk sebesar 52,1%.
5.3

Pengetahuan Pedagang AMDK Botol Plastik di Kecamatan Medan
Baru
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 96 responden

pedagang AMDK tentang keamanan kemasan botol plastik di Kecamatan Medan
Baru didapati bahwa pengetahuan pedagang AMDK tergolong dalam kategori
sedang 47,9%. Banyaknya responden yang berada pada kategori sedang ini
menunjukkan bahwa pengetahuan mereka mengenai plastik sebagai kemasan
masih kurang baik.
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Tanpa pengetahuan seseorang
tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan
terhadap masalah yang dihadapi (Notoatmodjo, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 70,8% pedagang mengetahui bahwa
plastik dapat digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman sebanyak
46,9%, pedagang setuju bahwa plastik aman digunakan sebagai kemasan
makanan, tetapi sebesar 58,3% pedagang tidak mengetahui plastik sebagai
kemasan dapat menimbulkan efek kesehatan. Pedagang juga tidak mengetahui apa
pemicu lepasnya zat plastik pada kemasan AMDK sebesar 44,8% hal ini dapat

Universitas Sumatera Utara

diketahui dari pertanyaan selanjutnya mengenai alasan tidak tahunya pedagang
dalam pertanyaan pernahkah anda mencari/mendapat informasi senyawa plastik
yang dapat lepas terlepas kedalam air minum yang dikemasnya sebanyak 51%
menjawab tidak pernah .
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 40,6% responden
menjawab mengenai fungsi tanda peringatan bahwa tanda peringatan merupakan
prosedur pabrik yang harus dimiliki. Sebanyak 60,4% menjawab bahwa AMDK
yang terhindar dari matahari dengan yang terpapar matahari tidak dapat
menimbulkan efek kesehatan.
Fungsi pengetahuan dalam Maulana (2009), setiap individu memiliki motif
untuk ingin tahu, ingin mengerti, ingin banyak mendapat pengalaman dan
pengetahuan yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian ini
dapat dilihat bahwa pengetahuan pedagang yang tergolong dalam kategori sedang
menunjukkan bahwa pengetahuan yang masih kurang baik diwujudkan dengan
perilaku mereka meletakkan AMDK terpapar matahari sehingga memicu
terjadinya migrasi monomer plastik karena ketidaktahuaan.
Hasil tabulasi silang antara pendidikan dan pengetahuan, menunjukkan
bahwa pada tingkat penddikan perguruan tinggi memiliki persentase yang lebih
baik dibandingkan dengan tingkatan SMP dan SMA hal ini sejalan dengan teori
Notoatmodjo (2010) tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk
mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi.

Universitas Sumatera Utara

5.4

Sikap Pedagang AMDK Botol Plastik di Kecamatan Medan Baru
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 96 responden,

diperoleh sikap pedagang AMDK botol plastik tergolong sedang sebesar 45,8%
dan 43,8% selisih dari perolehan sikap sedang dan buruk responden sangat kecil,
sehingga ini mengartikan bahwa sikap pedagang penjual AMDK terbagi menjadi
2 bagian yakni masih kurang baik dan buruk. Hasil yang didapat menunjukkan
sebanyak 67 orang (69,8%) tidak setuju bahwa migrasi plastik ke air minum
didapat dari matahari, sebanyak 59 orang (61,5%) menjawab tidak setuju untuk
meletakkan AMDK ditempat yang sejuk untuk mencegah migrasi plastik ke air
minum, sebanyak 51 orang (53,1%) tidak setuju bahwa salah satu penyebab faktor
migrasi plastik adalah suhu.
Dari hasil yang didapat responden tahu bahwa plastik mengandung
senyawa berbahaya 72,9% dan dapat plastik menyebabkan kanker sebanyak
52,1% . Dalam hal ini dapat dilihat bahwa responden bersikap cukup baik untuk
bahaya yang ditimbulkan plastik sedangkan untuk sikap untuk mencegah migrasi
plastik masih kurang.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi
adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan seharihari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap
merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai
suatu penghayatan terhadap objek. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam
suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata

Universitas Sumatera Utara

diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain
adalah fasilitas (Notoatmodjo,2010).
5.5

Tindakan Pedagang AMDK Botol Plastik di Kecamatan Medan Baru
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 96 responden,

diperoleh tindakan pedagang AMDK botol plastik dalam keamanan kemasan
yaitu (Tabel 4.10) tergolong buruk 52,1%. Dapat dilihat bahwa mereka menata
dagangan mereka agar tidak terpapar matahahari 55,2% tetapi bila dilihat dalam
hal ini berlaku pada pagi dan pada siang hari ketika posisi matahari berubah
mereka cenderung tidak merubah tempat menata dagangan mereka sebanyak
62,5%.
Tindakan pedagang penjual AMDK ini dilakukan karena kurangnya
pengetahuan mereka terhadap bahaya botol plastik bila terpapar matahari. Hal ini
dapat dijelaskan sebanyak 51% responden menjawab tidak pernah mencari
informasi seputar plastik sebagai bahan kemasan dapat melepaskan beberapa
senyawa zat kimia berbahaya pada makanan ataupun minuman apabila terpapar
matahari. Tindakan pedagang yang buruk dapat juga di latar belakangi oleh
kebiasaan yang telah lama mereka biasakan untuk memaparkan AMDK terhadap
terik matahari ini dapat kita lihat bahwa banyak respondeng yang telah berdagang
≥ 5 tahun, hal ini bisa saja juga disebabkan pengetahuan pedagang yang masih
kurang baik sehingga pedagang sulit untuk memutuskan tindakan yang telah
dilakukannya sudah benar atau tidak.
Pedagang memiliki alasan tersendiri meletakkan AMDK yang dijual
terpapar matahari dengan beralasan agar dapat dilihat oleh pembeli dengan

Universitas Sumatera Utara

menyusunnya ditempat yang mudah terlihat dan tidak berupaya untuk mengatur
dagangannya agar tidak terpapar matahari namun pembeli dapat sekaligus
mengetahui pedagang juga menjual AMDK. Tindakan pedagang buruk karena
masih kurang cukupnya pengetahuan mengenai migrasi monomer plastik yang
dapat disebabkan oleh kenaikan suhu, kurangnya informasi juga menjadi salah
satu faktor tindakan pedagang tergolong dalam kategori buruk, dalam hal ini
penyuluhan diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan pedagang shingga dapat
menentukan tindakan yang akan dilakukannya.
Kemasan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang menggunakan bahan
baku polivinil khlorida dan kopolimer akrilonitril perlu disimpan di tempat yang
bebas dari panas matahari, untuk mencegah lepasnya monomer-monomer plastik.
Di dalam perdagangan sering kita melihat para penjual meletakkan AMDK di
bawah terik matahari. Hal ini perlu dihindarkan karena semakin tinggi suhu
semakin tinggi peluang terjadinya migrasi zat-zat plastik ke dalam bahan yang
dikemas (Sulchan dan Endang,2007).
Menurut Notoadmodjo (2010), secara logis sikap akan dicerminkan dalam
bentuk tindakan, namun tidak dapat dikatakan bahwa sikap dan tindakan memiliki
hubungan yang sistematis. Dalam penerapannya sikap terkadang tidak sejalan
dengan tindakan. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam tindakan (overt
behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan
faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan. Sikap pedagang dari
hasil penelitian termasuk dalam kategori yang sedang namun dalam hal tindakan
tidak

diikuti

dengan

tindakan

hal

yang

baik

pula.

Universitas Sumatera Utara

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil analisis kadar fenol pada AMDK botol plastik menunjukkan kadar
fenol diatas 1000 µg/l pada AMDK yang terpapar matahari yang telah
melebihi dari ambang batas yang ditetapkan dan untuk AMDK yang
berada pada pendingin berada pada nilai 10 µg/l - 500 µg/l .
2. Pengetahuan pedagang tergolong dalam kategori sedang sebesar 47,9 %,
sikap pedagang tergolong dalam kategori sedang 45,8 %, tindakan
tergolong dalam kategori buruk sebesar 52,1 % dari jumlah seluruh
responden sebanyak 96 orang.
3. Kebanyakan responden tidak mengetahui bahwa botol plastik yang
digunakan sebagai bahan pengemas AMDK dapat terjadi migrasi
monomer plastik ke air minum apabila terpapar matahari dan terjadi
peningkatan suhu.
4. Kurangnya

informasi

menjadi

penyebab

faktor

para

pedagang

memaparkan AMDK botol plastik dibawah terik matahari yang
menyebabkan kenaikan suhu pada air minum.

74
Universitas Sumatera Utara

6.2

Saran
1. Diharapkan bagi para pedagang agar lebih memperhatikan petunjuk
penyimpanan AMDK, untuk menjaga kualitas air minum yang akan dijual
pada konsumen.
2. Bagi para konsumen lebih teliti dalam membeli AMDK botol plastik dan
lebih disarankan membeli dengan memperhatikan fisik kemasan dan
keduluwarsa produk dan juga disarankan untuk membeli dalam AMDK
yang dijual dalam kulkas sehingga kemungkinan migrasi plastik dapat
dihindari.
3. Dilakukannya penyuluhan dari instansi terkait seperti Dinas Kesehatan,
BPOM, dan instansi lainnya agar para pedagang mendapat informasi yang
berguna untuknya sehingga diharapkan dapat merubah perilakunya agar
lebih baik untuk selanjutnya.

75
Universitas Sumatera Utara