Analisis Kadar Fenol Pada Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Botol Plastik Serta Perilaku Pedagang Dalam Menjual Air Minum Dalam Kemasan Di Kecamatan Medan Baru Tahun 2017

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang bidang Kesehatan (RPJPK) 20052025, yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara
Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam
lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik lndonesia (Kemenkes RI,2015).
Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat maka pemerintah
telah mengusahakan berbagai cara dan upaya sebagaimana dijelaskan dalam pasal
48

Undang-undang

nomor

36

tahun


2009

Tentang

Kesehatan,

yaitu

menyelenggarakan upaya kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 47 yang
dilaksanakan melalui beberapa kegiatan. Dimana salah satu dari kegiatan itu
adalah pengamanan makanan dan minuman (Kemenkes RI,2009).
Air sangat penting untuk kehidupan bukanlah suatu yang baru, karena
telah sama diketahui bahwa tidak ada satupun kehidupan yang ada di dunia ini
dapat berlangsung terus tanpa tersedianya air yang cukup. Bagi manusia,
kebutuhan akan air ini amat mutlak karena sebenarnya zat pembentuk tubuh
manusia sebagian besar terdiri dari air, yang jumlahnya sekitar 73% dari bagian
tubuh tanpa jaringan lemak (Azwar, 1996).
1

Universitas Sumatera Utara


Jika tubuh tidak cukup mendapatkan air atau kehilangan air hanya sekitar
5% dari berat badan (pada anak besar dan orang dewasa), maka keadaan ini telah
membahayakan kehidupan orang tersebut, yang dalam ilmu kedokteran dikenal
sebagai dehidrasi berat (Azwar, 1996).
Air sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia, yang berarti
besar sekali peranannya dalam kehidupan manusia. Air merupakan suatu sarana
utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan
salah satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit perut
(Sutrisno,2004).
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu
dilaksanakan berbagai upaya kesehatan termasuk pengawasan kualitas air minum
yang di konsumsi oleh masyarakat, agar air minum yang di konsumsi masyarakat
tidak menimbulkan gangguan kesehatan maka persyaratan kualitas air minum
diatur dalam Kepmenkes no.907/MENKES/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat
dan pengawasan kualitas air minum. Salah satu sumber air minum yang banyak
dikonsumsi oleh masyarakat pada saat sekarang ini adalah air minum dalam
kemasan, karena selain mudah diperoleh di pasaran ,air minum dalam kemasan
juga begitu praktis untuk di konsumsi. Masyarakat yang biasa mengkonsumsi air
minum dalam kemasan tersebut diawasi kualitasnya oleh Departemen kesehatan

melalui Permenkes yang ada (Khomson,2002).
Pada tahun 1972 untuk pertama kalinya di Indonesia telah dihasilkan air
kemasan pertama yang umum pula dinamakan air mineral, dengan merek Aqua.
Keistimewaan air kemasan adalah karena warna, rasa dan baunya yang tidak

Universitas Sumatera Utara

berubah dari rasa, warna dan bau air alami, misal yang baru keluar dari mata air di
pegunungan yang sehat dan bersih. Kalaupun selama proses terhadap bahan baku
(air yang baru diambil dari sumbernya) kemudian ditambahkan zat kimia untuk
membunuh mikroba yang mungkin dapat hadir dan membahayakan, tetapi
penambahan senyawa kimia ini tidak akan merubah warna, rasa dan bau air
alaminya. Bahkan senyawa kimia yang ditambahkan (Ozon) yang tersusun dari
O3,kalau berurai akan menjadi O2 (oksigen yang kita butuhkan untuk pernafasan )
dan On yang sifatnya sangat labil serta dapat dengan mudah berubah menjadi O2
kembali (Suriawiria,1993).
Walau begitu tentu saja bahwa baik air kemasan ataupun air-air lainnya
lagi, sesuai dengan label atau keterangannya di dalam setiap kemasannya, tidak
selamanya baik atau keterangannya di dalam setiap kemasannya, tidak selamanya
baik atau memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang ada.

Sehingga kehati-hatian untuk memilih, membeli dan kemudian meminumnya,
akan merupakan kewajiban dari semua pengguna atau calon pengguna
(Suriawiria,1993).
Air minum dalam kemasan biasanya dikemas dalam wadah plastik
transparan baik itu dalam bentuk wadah botol, cup, maupun galon. Sebagian
besar bahan baku plastik berasal dari gas alam dan minyak bumi. Melalui proses
polimerisasi, gas dan minyak bumi diubah menjadi plastik. Agar plastik memiliki
sifat yang optimal, maka ditambahkan beberapa zat aditif, seperti plasticizer,
penstabil/stabilizer, pewarna, pelumas, pengawet, antioksidan, bahan antistatik
dan lain sebagainya. Selain memberikan sifat yang diinginkan, zat aditif tersebut

Universitas Sumatera Utara

juga dapat menimbulkan efek negatif bagi manusia dan lingkungan. Bahan kimia
yang dapat bermigrasi dari kemasan plastik ke dalam pangan dan berpotensi
menimbulkan efek terhadap kesehatan (Nurminah,2002).
Plastik sebagai wadah minuman berpotensi menimbulkan akibat negatif
pada kesehatan manusia sebagai konsumen air minum dalam kemasan. Hal
tersebut disebabkan karena pada pembuatan wadah plastik ditambahkan bahan
aditif yang antara lain merupakan senyawa fenol sebagai plasticzer (Usman,

1997).
Hasil penelitian Siregar (2004) berjudul Analisis Kadar Fenol Pada Air
minum Dalam Kemasan Plastik di Kota Medan menunjukkan hasil yang didapat
adalah ditemukannya senyawa fenol pada air minum dalam kemasan plastik pada
beberapa sampel yang diperiksa yang melebihi batas maksimum dari yang
ditetapkan oleh Kepmenkes RI no. 907/MENKES/VII/2002 dari hasil penelitian
tersebut didapat faktor suhu turut mempengaruhi peningkatan kadar fenol dalam
air minum dalam kemasan plastik.
Kemasan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang menggunakan bahan
baku polivinil khlorida dan kopolimer akrilonitril perlu disimpan di tempat yang
bebas dari panas matahari, untuk mencegah lepasnya monomer-monomer plastik.
Di dalam perdagangan sering kita melihat para penjual meletakkan AMDK di
bawah terik matahari. Hal ini perlu dihindarkan karena semakin tinggi suhu
semakin tinggi peluang terjadinya migrasi zat-zat plastik ke dalam bahan yang
dikemas

(Sulchan

dan


Endang,2007).

Universitas Sumatera Utara

Fenol dalam kemasan air minum itu berfungsi sebagai desinfektan dan
menghilangkan bau (Adiwisastra, 1992). Menurut pendapat Wirjosentono dalam
Siregar (2004) senyawa fenol berdasarkan beberapa penelitian ternyata
mempunyai sifat sangat toksik, sehingga banyak negara menetapkan kadar
maksimum yang diperkenankan dalam air minum dalam jumlah yang relatif
sangat kecil.
Dalam Kepmenkes RI no. 907/MENKES/VII/2002 tentang syarat-syarat
dan pengawasan kualitas air minum, kadar maksimum fenol yang diperbolehkan
ada dalam air minum sangat kecil yaitu 600-1000µg/l untuk 2-chlorophenol,
0,3µg/l untuk dichlorophenol dan 2-300µg/l untuk 2,4,6 trochlorophenol.Dalam
peraturan BPOM No. HK 00.05.55.6497 tahun 2007 adapun batas migarasi untuk
resin fenolat yang kontak langsung dengan pangan sebesar 0,023 mg/cm2.
Fenol yang masuk kedalam tubuh memberikan pengaruh yang buruk,
karena fenol merupakan racun proptoplasmic (sel-sel darah) atau bersifat racun
terhadap sel-sel lainnya. Keracunan sistemik dari fenol mula-mula merangsang
dan menimbulkan depresi (penekanan) terhadap sistem syaraf pusat, hilangnya

tonus, penyempitan pembuluh syaraf dan terhentinya pernafasan. Fenol
mempengaruhi juga terhadap sirkulasi jantung (Adiwisatra, 1992).
Sekarang ini tidak sulit menemukan pedagang yang menjual Air Minum
Dalam Kemasan baik itu di mall, swalayan, minimarket, warung, bahkan banyak
pedagang asongan yang menawarkan langsung. Banyaknya pedagang asongan
yang menjual Air Minum Dalam Kemasan namun tidak memperhatikan tanda
peringatan kemasan seperti menghindarkan AMDK dari paparan sinar matahari

Universitas Sumatera Utara

langsung yang dapat menyebabkan suhu pada AMDK meningkat, kondisi ini akan
mengganggu kualitas dari air yang akan dijual.
1.2 Rumusan Masalah
Belum

diketahuinya

paparan

panas


sinar

matahari

yang

dapat

meningkatkan suhu pada AMDK botol plastik yang dijual di kecamatan Medan
Baru baik terpapar secara langsung maupun tidak langsung terhadap naiknya
kadar fenol pada AMDK botol plastik.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kualitas air minum dalam kemasan botol plastik yang
dipasarkan di kecamatan Medan Baru ditinjau dari kandungan fenolnya serta
perilaku pedagang dalam menjualnya.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui kadar fenol pada air minum dalam kemasan botol
plastik.

2. Untuk membandingkan hasil
maksimum

yang

masih

pemeriksaan kadar fenol dengan kadar
diperbolehkan

menurut

Kepmenkes

RI

no.907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat dan pengawasan kualitas air
minum dan Peraturan BPOM No. HK 00.05.55.6497 tahun 2007.
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kadar fenol pada AMDK botol
plastik yang terpapar maupun tidak terpapar cahaya matahari.

4. Untuk mengetahui faktor penyebab yang mendorong pedagang meletakkan
AMDK yang dijual terpapar terik matahari.

Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaat Penelitian
1. Untuk mengetahui keberadaan beberapa senyawa fenol secara kualitatif
maupun kuantitatif yang dilepaskan oleh wadah minuman dari merek yang
diperiksa.
2. Untuk memberikan masukan kepada masyarakat yang mengkonsumsi
AMDK botol plastik.
3. Untuk memberikan masukan terhadap pedagang yang menjual AMDK
plastik agar menyimpan AMDK sesuai pada tempatnya sehingga peluang
terjadinya pelepasan migrasi monomer plastik dapat dihindari.
4. Untuk peningkatan ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam penulisan
ilmiah bagi penulis,disamping melengkapi salah satu syarat untuk meraih
gelar

sarjana


pada

FKM.

Universitas Sumatera Utara