Analisis Komparatif Bentuk Usaha Kambing PE Berdasarkan Aspek Finansial di Kabupaten Deli Serdang Bagian Timur

TINJAUAN PUSTAKA

Geografis Kabupaten Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai salah satu daerah dari 25
Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang memiliki
keanekaragaman sumber daya alamnya yang besar sehingga merupakan daerah
yang memiliki peluang investasi cukup menjanjikan.

Gambar 1. Peta Kabupaten Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang secara geografis, terletak diantara 2°57’ - 3°16’
Lintang Utara dan antara 98°33’ - 99°27’ Bujur Timur, merupakan bagian dari
wilayah pada posisi silang di kawasan Palung Pasifik Barat dengan luas wilayah
2.497,72 km2 dari luas Propinsi Sumatera Utara, dengan berbatasan di sebelah

Universitas Sumatera Utara

utara berbatasan dengan Selat Sumatera, sebelah selatan berbatasan dergan
Kabupaten Karo, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai
dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten
Langkat.Daerah ini secara geografis terletak pada wilayah pengembangan Pantai
Timur Sumatera Utara serta memiliki topografi, kountur dan iklim yang

bervariasi. Kawasan hulu yang kounturnya mulai bergelombang sampai terjal,
berhawa tropis pegunungan, kawasan dataran rendah yang landai sementara
kawasan pantai berhawa tropis pegunungan.
Kabupaten Deli Serdang Bagian Timur terdiri dari daratan rendah dan
daratan tinggi. Adapun daratan rendah adalah: Kecamatan Patumbak dan
Kecamatan Galang sedangkan untuk daratan tinggi adalah Kecamatan Biru-Biru,
Kecamatan Sinembah Tanjung Muda, Kecamatan Senembah Tanjung Hilir dan
Kecamatan Bangun Purba (Pemerintah Kabupaten, 2010)

Gambar 2. Peta Kabupaten Deli Serdang Bagian Timur

Universitas Sumatera Utara

Pada kecamatan biru-biru dan patumbak memiliki penduduk yang
sebagian besar bekerja sebagai peternak dan petani. Kecamatan biru-biru dan
kecamatan patumbak memiliki potensi dalam berternak karna tersedianya lahan
kosong yang luas untuk dapat beternak, iklim yang sesuai, kondisi jalur untuk
transportasi yang mendukung serta memiliki tempat rekreasi alam. Pada kedua
kecamatan ini terdapat peternak kambing PE dalam bentuk peternak madiri,
kelompok tani dan commanditaire vennootschap (CV)

(Badan Statistik Deli Serdang, 2016).
Kambing PE (Peranakan Etawa)
Kambing PE merupakan salah satu ras kambing Indonesia. Kambing ini
merupakan hasil silang antara kambing lokal Indonesia (kambing kacang) dengan
kambing etawa. Kambing etawa ini didatangkan dari India oleh Pemerintah
Belanda pada sekitar tahun 1930-an. Kambing etawa dikenal dengan ternak
penghasil susu yang cukup baik. Akibat persilangan tersebut maka kambing PE
sekarang ini juga memiliki potensi sebagai penghasil susu selain penghasil
daging. Keunggulan kambing PE sudah banyak dilaporkan, diantaranya
beradaptasi baik dengan lingkungan, termasuk kambing tipe dwi-guna dan
memiliki indeks reproduksi yang cukup baik yaitu 1,65 anak/induk/tahun (Sodiq,
2001).
Ternak kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia yang cukup
digemari masyarakat, namun skala usahanya masih bersifat usaha kecil-kecilan
dimana sistem pemeliharaan dan perkembang-biakannya masih secara tradisional.
Pemeliharaan kambing pada umumnya sebagai usaha sambilan bagi masyarakat

Universitas Sumatera Utara

peternak, meskipun ada juga yang menjadikan sebagai mata pencaharian pokok

(Garantjang, 2004).
Kambing Peranakan Etawa adalah ternak dwi guna, yaitu sebagai
penghasil susu dan sebagai penghasil daging (Williamson dan Payne, 1993).
Kambing PE adalah bangsa kambing yang paling populer dan dipelihara secara
luas di India dan Asia Tenggara (Devendra dan Burns, 1994). Ciri-ciri kambing
PE adalah warna bulu belang hitam putih atau merah dan coklat putih; hidung
melengkung; rahang bawah lebih menonjol; baik jantan maupun betina memiliki
tanduk; telinga panjang terkulai, memiliki kaki dan bulu yang panjang
(Sosroamidjoyo, 1984). Kambing PE telah beradaptasi dengan baik terhadap
kondisi dan habitat Indonesia (Mulyono, 2003).
Manajemen Produksi
Bibit ternak kambing PE merupakan salah satu sarana produksi
pembudidayaan ternak yang penting dan strategis untuk meningkatkan produksi
dan mutu hasil dalam menyediakan pangan asal ternak yang berdaya saing tinggi.
Peternak untuk dapat menghasilkan bibit ternak yang bermutu diperlukan
penemuan bibit ternak unggul yang dilakukan melalui pemuliaan serta proses
sertifikasi. Kegiatan pembibitan ternak meliputi pemuliaan, pembudidayaan,
perkembangbiakan, pengawasan penyakit, penyebaran, peredaran, pengawasan
mutu,


pelestarian

sumberdaya

ternak,

pengendalian

lingkungan,

serta

pengembangan usaha pembibitan yang dapat dilakukan baik oleh pemerintah
maupun swasta (Achjadi,2007).
Pemilihan bibit:

Universitas Sumatera Utara

1.


Bibit kambing PE yang baik
a. Sehat, tidak cacat fisik dengan nafsu makan besar dan aktif
b. Bulu bersih dan mengkilap
c. Dada lebar dan dalam, kaki kurus dan kuat,
d. Berasal dari keturunan kembar dan induk tidak sedarah.

2.

Bibit kambing PE jantan yang baik
a. Postur tubuh tinggi besar dan gagah
b. Kaki panjang dan tumit tinggi
c. Alat kelamin normal dan libido tinggi.

3.

Bibit kambing PE betina yang baik
a. Bersifat keibuan dan pandai mengasuh anak
b. Alat kelamin normal
c. Mempunyai ambing yang simetris, kenyal dan tidak ada bekas luka.
Kandang diusahakan menghadap ke timur agar memenuhi persyaratan


kesehatan ternak.Bahan yang digunakan harus kuat, murah dan tersedia di
lokasi.Kandang dibuat panggung dan beratap dengan tempat pakan dan
minum.Dinding kandang harus mempunyai ventilasi (lubang angin) agar sirkulasi
udara lebih baik.Kambing sebaiknya dipelihara dalam kandang agar (1)
Memudahkan dalam pengawasan terhadap kambing yang sakit atau yang sedang
dalam masa kebuntingan, (2) Memudahkan dalam pemberian pakan dan (3)
Menjaga keamanan ternak(Achjadi,2007).
Menurut Sarwono (2005), kambing membutuhkan hijauan yang banyak
ragamnya. Kambing sangat menyukai daun-daunan dan hijauan seperti daun turi,
akasia, lamtoro, dadap, kembang sepatu, nangka, pisang, gamal, puteri malu dan

Universitas Sumatera Utara

rerumputan.Selain pakan dalam bentuk hijauan, kambing juga memerlukan pakan
penguat untuk mencukupi kebutuhan gizinya.Pakan penguat dapat terdiri dari satu
macam bahan saja seperti dedak, bekatul padi, jagung, atau ampas tahu dan dapat
juga dengan mencampurkan beberapa bahan tersebut.Sodiq (2002) menjelaskan,
ditinjau dari sudut pakan, kambing tergolong dalam kelompok herbivora, atau
hewan pemakan tumbuhan.Secara alamiah, karena kehidupan awalnya di daerahdaerah pegunungan, kambing lebih menyukai rambanan (daun-daunan) daripada

rumput.
Pakan sangat dibutuhkan oleh kambing untuk tumbuh dan berkembang
biak, pakan yang sempurna mengandung kelengkapan protein, karbohidrat, lemak,
air, vitamin dan mineral (Sarwono, 2005). Pemberian pakan dan gizi yang efisien,
paling besar pengaruhnya dibanding faktor-faktor lain dan merupakan cara yang
sangat penting untuk peningkatan produktivitas (Devendra dan Burns, 1994).
Menurut Sarwono (2005) menyatakan bahwa kegiatan pengendalian
penyakit yang meliputi, sanitasi kandang, sanitasi peralatan, sanitasi lingkungan
perkandangan, dan sanitasi pekerja. Kandang dibersihkan setiap satu minggu
sekali. Sanitasi pekerja dilakukan dua kali sehari (mandi) yaitu sebelum dan
sesudah melakukan aktivitas di kandang. Sanitasi pekerja dilakukan agar
kebersihan dan kesehatan pekerja dapat terjaga sehingga terhindar dari kuman
penyakit yang mungkin berasal dari kambing yang sedang sakit. Pengedalian
penyakit menjadi hal yang penting dipemeliharaan dan tidak dapat diabaikan.
Bentuk Usaha Ternak Kambing PE
Bentuk usaha ternak kambing PE dikebupaten deli serdang bagian timur
terbagi atas tiga bagian yaitu :

Universitas Sumatera Utara


Berternak Mandiri (Usaha Perorangan)
Peternak pola mandiri adalah peternak yang mampu menjalankan
usahanya dengan modal sendiri dan bebas menentukan waktu pemasaran.
Peternak dengan pola mandiri sama dengan usaha perorangan yang mana
merupakan jenis kegiatan usaha, modal dan manajemenya ditangani oleh satu
orang. Orang yang punya usaha tersebut biasanya menjadi manajer atau direktur
sendiri, jadi tanggung jawabnya tidak terbatas (Nisa ,2012).
Ciri-cirinya: Dimiliki oleh perorangan, pengelolaan terbatas atau
sederhana, modal tidak terlalu besa., kelangsungan hidup usaha bergantung pada
pemilik perusahaan. Beternak mandiri memiliki kebelihan maupun kekurangan
yang dapat kita lihat dari segi permodalan, dan manajemen yang mana hal ini
akan sangat mempengaruhi keadaan financial usaha yang dapat kita lihat secara
rinci pada Tabel 2.
Tabel 2. Kelebihan dan Kekurangan Berternak Mandiri (Usaha Perorangan)
No Kelebihan
Kekurangan
1

Dapat dimulai dengan mudah


Karena biaya yang sedikit maka
kemampuan perusahaan terbatas

2

Biaya rendah

Tenaga kerja dan manajemen terbatas

3

Bebas dalam mengelola usaha

Kebutuhan modal yang dapat dibutuhi
oleh pemilik juga kecil.

Sumber: Nisa ,2012
Kelompok Tani
Kelompok tani adalah petani yang dibentuk atas dasar kesamaan
kepentingan kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya)

keakraban dan keserasian yang dipimpin oleh seorang ketua (Trimo, 2006).
Menurut Suhardiyono (1992) kelompok tani biasanya dipimpin oleh seorang

Universitas Sumatera Utara

ketua kelompok, yang dipilih atas dasar musyawarah dan mufakat diantara
anggota kelompok tani. Pada waktu pemilihan ketua kelompok tani sekaligus
dipilih kelengkapan struktur organisasi kelompot tani yaitu sekretaris kelompok,
bendahara kelompok, serta seksi-seksi yang mendukung kegiatan kelompoknya.
Seksi-seksi yang ada disesuai kan dengan tingkat dan volume kegiatan yang akan
dilakukan. Masing-masing pengurus dan anggota kelompok tani harus memiliki
tugas dan wewenang serta tanggung jawab yang jelas dan dimengerti oleh setiap
pemegang tugasnya. Selain itu juga kelompok tani harus memiliki dan
menegakkan peraturan-peraturan yang berlaku bagi setiap kelompoknya dengan
sanksi-sanksi yang jelas dan tegas. Biasanya jumlah anggota kelompok tani
berkisar antara 10-25 orang anggota. Kelebihan dan kekurangan kelompok tani
dapat dilihat secara rinci pada Tabel 3.
Tabel 3. Kelebihan dan Kekurangan Kelompok Tani
No Kelebihan
Kekurangan

1

Mendapatkan bantuan modal

Lokasi yang berpencar-pencar

dari pemerintah

menyulitkan dalam pengorganisasian
ternak maupun kegiaatan berkelompok
lainnya.

2

Mendapatkan penyuluhan
peternakan yang rutin

Sumber: Sudrajat et al ,2012
CV (Commanditaire Vennootschap)
Commanditaire Vennootschap (CV) merupakan suatu bentuk perjanjian
kerja sama untuk berusaha bersama antara orang-orang yang bersedia memimpin,
mengatur perusahaan dan memiliki tanggung jawab penuh dengan kekayaan
pribadinya, dengan orang-orang yang memberikan pinjaman, dan tidak bersedia

Universitas Sumatera Utara

memimpin perusahaan, serta memiliki bertanggung tanggung jawab terbatas pada
kekayaan yang diikutsertakan dalam perusahaan tersebut. Dengan perkataan lain
CVadalah sebuah perusahaan yang dibentuk oleh dua orang atau lebih, sehingga
dalam CV, ada dua macam anggota, yaitu: anggota aktif dan anggota pasif.
Anggota aktif merupakan anggota yang mengelola usahanya serta bertanggung
jawab penuh terhadap utang perusahaan, sedangkan anggota pasif merupakan
anggota yang hanya menyetorkan modalnya saja dan tidak ikut mengelola
perusahaan, bertanggung jawab sebatas pada modal yang disetorkan saja(Kartika
et al.,2007).
UU Hukum Dagang Pasal 19 dalam Peraturan Perundangan: Ketentuanketentuan tentang Perserikatan Komanditer (CV) berbunyinya: “Persekutuan
secara melepas uang yang dinamakan persekutuan komanditer didirikan antara
satu orang atau beberapa sekutu yang secara tanggung-menanggung bertanggung
jawab untuk seluruhnya pada pihak satu dan satu orang atau lebih sebagai pelepas
uang pada pihak lain”.
Perusahaan berbentuk CV merupakan bentuk usaha yang sederhana. Akan
tetapi, jangkauan yang begitu luas sekali dengan memperhatikan aspek
penghasilan dan sebagainya. Tanggungan pajak yang dibayar CV tidak sebesar
pajak yang dibayar PT. Oleh karena itu, banyak orang yang memilih bentuk usaha
ini yang dianggap memiliki nilai lebih berupa pemasukan keuntungan dari
perusahaannya (Ani, 2004).
CV (Perserikatan Komanditer) memiliki skala usaha yang lebih besar
dibandimgkan berternak mandiri dan kelompok tani, usaha ini memiliki kelebihan
dan kekurangan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 4.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4. Kelebihan dan Kekurangan Badan Perserikatan Komanditer (CV)
No Kelebihan
Kekurangan
1

Penguasaan terhadap keuntungan

Mengandung tanggung jawab

tinggi, meskipun harus dibagi dengan

keuangan sekutu aktif tak terbatas,

kongsi lain

meskipun dapat dibagi dengan
anggota sekutu aktif yang lain

2

Motivasi usaha tinggi, meskipun tidak

Status hukum CV belum badan

setinggi perusahaan perseorangan

hukum sehingga sulit untuk
mendapatkan proyek-proyek besar

3

Penanganan aspek hukum minimal,

Tidak dapat dengan mudah

meskipun sedikit lebih rumit

mengumpulkan modal dari para

dibanding perusahaan perseorangan

sekutunya, tidak seperti Perse-roan
Terbatas yang dapat mengumpulkan
modal dari para pemegang saham

4

Nama CV sering sama antara satu
dengan lain karena tidak ada
pengecekkan dengan nama CV
sebelumnya

Sumber: Studi Kelayakan Bisnis DR. Suliyanto ,2010
Analisis Finansial
Analisa finansial adalah landasan untuk menentukan sumber daya finansial
yang diperlukan untuk tingkat kegiatan tertentu dan laba yang bisa diharapkan.
Kebutuhan finansial dan pengembalian (return) bisa sangat berbeda, tergantung
pada pemilihan alternatif yang ada bagi sebagian besar usaha baru. Bentuk usaha
dapat mempengaruhi analisis finansial yang ada seperti aliran kas (cash flow),
NPV, BEP, B/C, ROI dan IRR.
Aliran kas (Cash Flow)
Aliran kas (Cash Flow) terdiri dari cash out flow yang merupakan biaya
dan cash in flow yang merupakan pendapatan suatu usaha peternakan. Biaya

Universitas Sumatera Utara

dalam suatu usaha yang merupakancash out flow adalah suatu komponen yang
sangat penting dalam menunjang pelaksanaan kegiatan dalam usaha mencapai
tujuan.Tujuan itu dapat tercapai apabila biaya yang dikeluarkan sebagai bentuk
suatu pengorbanan oleh perusahaan yang bersangkutan telah diperhitungkan
secara tepat. Dalam menentukan apakah suatu pengorbanan merupakan biaya atau
tidak, maka terlebih dahulu harus dipahami secara mendalam tenang biaya
(Husnan et al., 2000).
Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau yang digunakan
dalam rangka memperoleh penghasilan (revenue) dan akan di pakai sebagai
pengurang

penghasilan

(Supriyono,1999).Selanjutnyaditambahkan

oleh

(Mulyadi 1999), bahwa dalam arti luas biaya merupakan pengorbanan sumber
ekonomis, yang di ukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang kemungkinan
akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti sempit diartikan sebagai
pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva yang di sebut dengan
istilah harga pokok, atau dalam pengertian lain biaya merupakan bagian dari harga
pokok yang dikorbankan di dalam suatu usaha untuk memperoleh penghasilan.
Pengklasifikasian biaya atau penggolongan biaya dilakukan sesuai dengan
tujuan biaya itu sendiri. Untuk tujuan yang berbeda, diperlukan cara
penggolongan biaya yang berbeda pula. Berkaitan dengan hal tersebut diatas,
(Supriyono, 1999) dalam buku Akuntansi Biaya tertulis bahwa pengumpulan
biaya dan penentuan harga pokok. Pengolongan biaya sesuai dengan tendensi
perubahannya terhadap aktivitas terutama untuk tujuan perencanaan dan
pengendalian biaya serta pengambilan keputusan. Tendensi perubahannya
terhadap aktivitas dapat dikelompokkan menjadi:

Universitas Sumatera Utara

a.

Biaya tetap
1) Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh
perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan
tertentu.
2) Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik
dengan perubahan volume, semakin tinggi volume kegiatan semakin
rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi
biaya satuan. Biaya tetap pada peternakan berupa kandang, penyusutan
kandang, peralatan , penyusutan peryusutan peralatan dan sewa lahan.

b.

Biaya variabel
1) Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding (proporsional)
dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan
semakin tinggi jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume
kegiatan semakin rendah jumlah biaya variabel.
2) Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh volume kegiatan,
jadi biaya semakin konstan. Biaya variabel dari suatu peternakan dapat
berupa replacement stock, pakan, obat dan tenaga kerja.
Penghasilan perusahaan (cash in flow) dapat diperoleh dari penjualan total

terhadap produk yang dihasilkan selama periode yang tertentu. Penjualan
merupakansumber penghasilan utama bagi perusahaan. Penjualan bersih diperoleh
dari penjualan kotor dikurangi penjualan yang dikembalikan (return)(Umar,
2001).

Universitas Sumatera Utara

Cash in flow suatu usaha peternakan dapat berupa susu dan produk olahan
nya, penjualan ternak (cempe jantan,, penjualan jantan dewasa dan penjualan
indukan afkir) dan kotoran ternak sebagai pupuk kandang.
Perkiraan benefit (cash in flow) dan perkiraan cost (cash out flow)
merupakan alat kontrol untuk memudahkan dalam mencapai tujuan usaha
pemeliharaan ternak. Selanjutnya diukur kelayakan investasi suatu usaha tersebut
(Irfan, 2006).
Break Event Point (BEP)
Break Even point atau BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan
mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga
tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan /
profit.BEP amatlah penting kalau kita membuat usaha agar kita tidak mengalami
kerugian. Adapun rumus BEP terbagi atas 2 bagian (Kay et al., 2008)
1. Rumus untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi
break event point
BEP unit =

FC
P – VC
2. Rumus untuk menghitung harga yang diberikan agar terjagi break
event point
BEP harga =

FC
1- VC
P
Nb. FC : Biaya Tetap
VC: Biaya Variabel per Unit
P : Harga Jual per Unit.

Universitas Sumatera Utara

Net Present Value (NPV)
NPV merupakan seluruh angka net cash flow yang digandakan dengan
discount factor pada tahun dan tingkat bunga yang telah ditentukan atau
merupakan selisih antara present value dari benefit dan present value dari cost.
Suatu proyek apabila nilai NPV>0, maka proyek tersebut layak. Jika NPV=0,
berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar social opportunity cost of
capital. Jika NPV 1 Maka usaha tersebut layak diusahakan
Jik B/C > 1 Maka usaha tersebut tidak layak diusahakan Gittinger (1986).
Return of Invesment (ROI)
ROI (Return Of Invesment) merupakan ukuran atau indeks yang
menunjukan seberapa besar yang didapat atas investasi yang telah ditanam oleh
perusahaan. Dengan kata lain seberapa besar investasi yang ditanam dapat
dikembalikan menjadi keuntungan ataupun laba. ROI bisa juga diartikan sebagai
rasio laba bersih terhadap biaya. Rumus menghitung ROI adalah sebagai berikut :
ROI = ( Total Penjualan – Investasi ) / Investasi x 100% (Suhardiyono (1992).
Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat suku bunga maksimum yang
dapat dibayar oleh bisnis untuk sumberdaya yang digunakan karena bisnis
membutuhkan dana lagi untuk biaya-biaya operasi dan investasi dan bisnis
baru

sampai

pada

tingkat

pulang

modal(Gittinger,1986).

Sedangkan menurut Umar (2005) Internal Rate of Return (IRR) digunakan untuk
mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang
diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas, dengan mengeluarkan investasi
awal. Apabila IRR sama dengan tingkat discount maka usaha tidak dapat
mendapatkan untung atau rugi, tetapi jika IRR < tingkat discount rate maka
usaha tersebut tidak layak diusahakan, sedangkan apabila IRR > tingkat discount
rate maka usaha tersebut layak untuk diusahakan.

Universitas Sumatera Utara