Gambaran Konsumsi Pangan Dan Status Gizi Anak Jalanan Di Kota Medan Tahun 2014

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Anak Jalanan
Anak jalanan adalah yang berumur 5-17 tahun, anak yang menghabiskan

sebagian besar waktunya di jalanan untuk bekerja, bermain ataupun melakukan
aktifitas lain. Anak jalanan tinggal dijalanan karena dicampakan ataupun tercampak
dari keluarga yang tidak mampu menanggung beban karena kemiskinan dan
kehancuran keluarganya (Suyanto, 2010).
Menurut Wordpress, (2008) anak jalanan adalah yang umumnya berasal dari
keluarga yang pekerjaannya berat dan ekonominya lemah. Anak jalanan tumbuh dan
berkembang dengan latar kehidupan di jalanan dan akrab dengan kemiskinan,
penganiayaan, dan hilangnya kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan
membuatnya berperilaku negatife.
Menurut Wikipedia, (2008) anak jalanan adalah yang berusia 5-18 tahun yang
rentan bekerja di jalanan, anak yang bekerja di jalanan, atau yang bekerja dan hidup
di jalanan yang menghabiskan sebagaian besar waktunya untuk melakukan kegiatan
hidup sehari-hari, anak-anak yang menghabiskan seluruh atau sebagian besar

waktunya di jalanan dan tidak memiliki hubungan atau ia memutuskan hubungan
dengan orang tua atau keluarganya.
Anak jalanan adalah laki-laki dan perempuan yang menghabiskan sebagian
besar waktunya untuk bekerja atau hidup di jalanan dan tempat-tempat umum, seperti
pasar, mall, terminal bis, stasiun Kereta Api, dan taman kota (Plan Internasional,
2007).

8
Universitas Sumatera Utara

9

2.2

Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Jalanan
Pertumbuhan

dan

perkembangan


anak

relatif

stabil

dan

mengalami

pertumbuhan cepat. Pertambahan berat badan setiap tahun rata-rata sekitar 3-3,5 kg
dan pertambahan tinggi badan setiap tahun rata-rata 6 cm. kecepatan pertumbuhan
anak wanita dan laki-laki hampir sama di usia 9 tahun. Selanjutnya, antara usia 10-12
tahun, pertumbuhan anak wanita mengalami percepatan lebih dulu karena tubuhnya
memerlukan persiapan menjelang reproduksi. Sementara laki-laki menyusul 2 tahun
kemudian. Puncak pertambahan berat badan dan tinggi badan wanita tercapai pada
usia 12 tahun. Sedangkan pada laki-laki terjadi pada usia 14 tahun ( Arisman, 2002).
Menurut Praptini, (2013) ada enam hal yang di butuhkan anak-anak pada masa
pertumbuhannya yaitu :

1. Energi
Tenaga yang berasal dari makanan yang di konsumsi seperti karbohidrat,
protein, dan lemak. Kebutuhan tersebut berbeda- beda dipengaruhi berat
badan, tinggi badan, usia dan aktifitas anak.
2. Protein
Di peroleh dari protein hewani seperti ikan, ayam, daging, sapi, susu, telur .
Dan protei nabati seperti kacang-kacangan, temped an tahu.
3. Lemak
Penghasil energi terbesar, sebagai bahan pembentukan sel baru. Contohnya
minyak kelapa sawit, susu, mentega, alpukat.
4. Karbohidrat Sederhana

Universitas Sumatera Utara

10

Di anjurkan 5 persen dari energi total seperti gula pasir, gula batu, gula
jawa, dan madu. Sementara karbohidrat kompleks mengandung serat seperti
beras, sereal, umbi- umbian, sayur dan buah.
5. Serat yang larut dalam air

Memberi nutrisi sel usus, mencegah diare atau sembelit. Sedangkan serat
yang tidak larut dalam air memperbesar volume feses, mempermudah proses
pembuangan, dan mencegah munculnya wasir.
6. Air
Tergantung usianya, usia 4-6 tahun membutuhkan 1.500 ml/hari, 13-15
tahun 2.000 ml/hari. Semakin tinggi usianya, makin banyak air yang di
konsumsi.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pertumbuhan dan
perkembangan anak adalah:
a). Faktor Dalam
- Ras/etnik atau bangsa: Anak yang dilahirkan dari bangsa Amerika, maka ia tidak
memiliki faktor herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.
- Keluarga: ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek,
gemuk, atau kurus.
- Umur: Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah masa prenatal, tahun pertama
kehidupan dan masa remaja.

Universitas Sumatera Utara

11


- Jenis kelamin: Fungsi reproduksi anak perempuan berkembang lebih cepat dari
pada laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki
akan lebih cepat.
- Genetik: Bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya, ada
beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti
kerdil.
b) Faktor Luar yaitu:
Faktor pranatal:
- Gizi ibu hamil: Terutama dalam trimester akhir kehamilan akan mempengaruhi
pertumbuhan janin.
- Makanan: posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital
- Toksi/zat kimia: Beberapa obat-obatan dapat menyebabkan kelainan kongenital.
- Psikologi ibu: kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental
pada ibu hamil.
c) Faktor Persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan
kerusakan otak.
d) Sosio Ekonomi: Kemiskinan selalu berkaitan dengan makanan, kesehatan
lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan akan menghambat pertumbuhan anak.
e) Lingkungan Pengasuhan: Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu anak sangat

mempengaruhi tumbuh kembang anak (Anonim, 2012).
Masalah kesehatan pada anak meliputi kesehatan umum, gangguan
perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar. Permasalahan kesehatan
tersebut pada umumnya akan menghambat pencapaian prestasi pada peserta didik di

Universitas Sumatera Utara

12

sekolah. Pada masa usia sekolah, pemberian nutrisi yang kurang baik dapat
mengakibatkan gagal tumbuh, obesitas, dan penyakit-penyakit terkait defisiensi
nutrisi. Akibat jangka panjang yang dapat di timbulkan adalah meningkatnya risiko
penyakit degeneratif kelak saat usia lanjut ( Fadil, 2013).
2.3. Konsumsi Pangan
Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang dimakan oleh seseorang
dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan individu secara biologis, psikologis, maupun sosial. Hal ini
terkait dengan fungsi makanan yaitu gastronomis, identitas budaya, religi dan magis,
komunikasi, lambang status ekonomi serta kekuatan dan kekuasaan. Oleh karena itu,
ekspresi setiap individu dalam memilih makanan akan berbeda satu dengan yang lain.

Ekspresi tersebut akan membentuk pola perilaku makan yang disebut kebiasaan
makan. Jumlah dan kualitas pengetahuan dan budaya masyarakat. Penganekaragaman
konsumsi pangan merupakan upaya memantapkan atau membudayakan pola
konsumsi pangan yang beranekaragam dan seimbang dalam jumlah dan komposisi
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi yang dapat mendukung hidup sehat,
aktif dan produktif. Mengkonsumsi pangan yang beranekaragam akan dapat
memenuhi kebutuhan gizi secara seimbang (Khomsan, 2010).
Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang di perlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Oleh karena itu, pangan harus tersedia pada
setiap saat dan tempat dengan mutu yang memadai. Pangan dengan nilai gizi yang
cukup dan seimbang merupakan pilihan terbaik untuk di konsumsi guna mencapai
status gizi dan kesehatan yang optimal (Rimbawan,1990).

Universitas Sumatera Utara

13

2.4

Konsumsi Makan Anak Jalanan

Anak jalanan menghabiskan waktu lebih dari 4 jam di jalanan baik untuk bekerja

maupun kegiatan lainnya. Aktifitas ini biasanya di lakukan setiap hari sehingga
menjadi pola aktifitas anak jalanan, waktu anak jalanan banyak di habiskan di
jalanan sehingga kebiasaan makan mereka tidak teratur, kebiasaan makan anak
jalanan yang tidak teratur akan mengakibatkan konsumsi makan menjadi kurang
teratur pula.
Anak jalanan usia sekolah merupakan golongan anak yang berada dalam masa
pertumbuhan yang pesat. Dalam usia mereka yang sekarang, anak jalananan
memerlukan asupan gizi yang cukup. Baik kualitas maupun kuantitasnya. Dalam
mengkonsumsi makanan, anak sangat tergantung pada konsumsi pangan ditingkat
keluarganya. Kekurangan konsumsi pangan di tingkat keluarga akan dapat
menurunkan asupan gizi anak, dan ini ditandai dengan menurunya kemampuan fisik,
terganggunya pertumbuhan, perkembangan, dan kemampuan berfikir serta adanya
kesakitan dan kematian yang tinggi ( Winarno,1999).
Suhardjo (2003) menyatakan bahwa status gizi atau tingkat konsumsi pangan
merupakan bagian terpenting dari status kesehatan seseorang. Tidak hanya status gizi
yang mempengaruhi kesehatan seseorang, tetapi status kesehatan juga mempengaruhi
status gizi. Hal ini sejalan dengan pendapat Sediaoeatomo (2000) yang menyatakan
bahwa tingkat kesehatan gizi sesuai dengan konsumsi pangan, tingkat kesehatan gizi

terbaik adalah kesehatan gizi optimum.
Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh kualitas makanan dan gizi yang
dikonsumsi. Karyadi (1985) menyatakan bahwa makanan merupakan kebutuhan

Universitas Sumatera Utara

14

fisiologis maupun psiokologis untuk anak dan orang tua. Oleh karena itu, perlu
diciptakan situasi pemberian makan kepada anak yang memenuhi kebutuhan
fisiologis.
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Kondisi status
gizi baik dapat dicapai bila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang akan digunakan
secara efisien, sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan fisik, perkembangan
otak, kemampuan kerja untuk mencapai tingkat kesehatan optimal (Depkes RI,2003).
Menurut Sayogyo (1996) gizi kurang pada anak dapat menyebabkan anak
menjadi kurus dan pertumbuhan terhambat, terjadi karena kurang zat sumber tenaga
dan kurang protein (zat pembangun) yang diperoleh dari makanan. Zat tenaga dan zat
pembangun diperlukan anak dalam membangun badanya yang tumbuh pesat. Tingkat
konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan. Kualitas hidangan

menunjukan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh didalam susunan hidangan
dan perbandinganya yang satu terhadap yang lain ( Santoso,2004).
2.5

Kebutuhan Gizi Anak Jalanan
Kebutuhan gizi adalah banyaknya zat-zat gizi minimal yang dibutuhkan

seseorang untuk mempertahankan status gizi adekuat. usia anak sekolah adalah antara
7-12 tahun, Pada usia ini anak tumbuh secara perlahan dan menunjukan pematangan
ketrampilan motorik kasar dan halus. Kepribadianya berkembang dan tingkat
kemandirianya meningkat. Hal-hal ini berpengaruh terhadap jumlah dan jenis
makanan yang di makan dan cara memakannya. Pada saat ini terbentuk sikap suka
dan tidak suka terhadap makanan tertentu, yang sering merupakan dasar bagi
kebiasaan makan selanjutnya adalah lingkungan dan tingkah laku keluarga banyak

Universitas Sumatera Utara

15

berpengaruh terhadap kebiasaan makan ini. Hendaknya orang tua memberikan

bimbingan tentang makanan yang baik yang dikonsumsi (Almatsier, 2011).
Tabel 2.1. Kebutuhan Konsumsi Energi dan Protein Anak Berdasarkan
Angka Kecukupan Gizi (AKG) rata-rata per hari.
Angka
Angka
Berat
Tinggi
Kecukupan
Kecukupan
Kelompok Umur
Badan
Badan
No
Energi
Protein
(tahun)
(Kg)
(cm)
(kkal/orang/hari) (gram/orang/hari)
1
2
3
4
5
6
7
8

4-6
7-9
10-12 (laki-laki)
10-12 (perempuan)
13-15 (laki-laki)
13-15 (perempuan)
16-18 (laki-laki )
16-18 (perempuan)

18
25
35
38
48
49
55
50

110
120
138
145
155
152
160
155

1550
1800
2050
2050
2400
2350
2600
2200

39
45
50
50
60
57
65
55

Sumber : Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, Tahun 2004, dalam
Almatsier 2011.
2.5.1 Energi
Energi diperlukan untuk berbagai proses metabolisme di dalam tubuh, yaitu
untuk proses pertumbuhan dan mempertahankan suhu tubuh agar tetap stabil, dan
gerakan otot untuk aktivitas (Uripi, 2004). Energi atau kalori sangat berpengaruh
terhadap laju pembelahan sel pembentukan struktur organ-organ tubuh. Apabila
energi berkurang maka proses dan pembelahan sel akan terganggu dapat
mengakibatkan organ-organ tubuh dan otak anak mempunyai sel-sel yang lebih
sedikit dari pada pertumbuhan normal (Asydhad, 2006).
Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan hidup, menunjang
pertumbuhan, melakukan aktifitas fisik. Energi diperoleh dari karbohidrat, lemak,dan
protein yang ada dalam bahan makanan. Kecukupan energi bagi seseorang ditandaai

Universitas Sumatera Utara

16

dengan berat badan yang normal (Almatsier 2003). Bahan makanan sumber energi
adalah padi-padian ( beras, jagung, gandum), umbi-umbian (singkong,ubi jalar,
kentang), dan bahan makan lain yang banyak mengandung karbohidrat sederhana
yang tidak mengandung zat gizi lain.
2.5.2 Protein
Protein merupakan zat makanan bagian terbesar tubuh sesudah air, seperlima
bagian tubuh adalah protein. Protein bertindak sebagai prekusor sebagian besar
koenzim, hormon, asam nukleat dan molekul-molekul yang esensial untuk kehidupan,
membangun serta memelihara sel-sel jaringan tubuh (Mitayani, 2010).
Protein

berfungsi

sebagai

zat

pembangun

bagi

jaringan

baru

dan

mempertahankan jaringan yang telah ada. Kebutuhan protein menurut FAO/WHO
adalah konsumsi yang diperlukan untuk mencegah kehilangan protein tubuh dan
memungkinkan produksi protein yang diperlukan pada masa pertumbuhan. Sumber
protein hewani yang baik, terutama dilihat dari segi jumlah maupun mutu adalah
daging sapi, daging ayam, ikan, udang, hidangan laut, susu, telur dan semua jenis
olahannya. Sumber protein nabati, contohnya jamur dan kacang kedelai dan semua
olahannya, seperti tempe, tahu, oncom kecap (Sutomo, 2008).
Menurut (Almatsier 2002) protein merupakan zat makanan yang paling banyak
terdapat didalam tubuh. Protein berguna untuk tubuh sebagai sumber pembangun atau
pertumbuhan,

pemeliharaan

jaringan

yaang

rusak,

pengatur

serta

untuk

mempertahankan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit tertentu.Walaupun
fungsi utama protein adalah untuk pertumbuhan, bila tubuh kekurangan zat protein
juga dapat menghasilkn energi atau untuk membentuk glukosa akan didahulukan.

Universitas Sumatera Utara

17

Bila glukosa atau asam lemak didalam tubuh terbatas sel terpaksa menggunakan
protein untuk membentuk glikosa dan energi.Kekurangan protein banyak terdapat
pada masyarakat sosial ekonomi rendah. Kekurangan protein murni pada stadium
berat dapat menyebabkan kwasiorkor pada anak di bawah lima tahun (balita).
Kekurangan protein sering ditemukan secara bersamaan dengan kekurangan energi
yang menyebabkan kondisi yang dinamakan marsmus. Gabungan antara kedua jenis
kekurangan ini dinamakn Kurang Energi Protein (KEP) dan merupakan salah satu
masalah gizi di indonesia. Kelebihan protein tidak menguntungkan tubuh, makanan
yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga menyebabkan obesitas.
2.6

Masalah Gizi Anak Jalanan
Tingkat gizi masyarakat dapat menjadi tolok ukur dari kemajuan program

pembangunan suatu negara, karena itu program pemerataan kesehatan dan gizi
merupakan langkah penting yang perlu dilaksanakankan. Masalah gizi di Indonesia
berdasarkan penelitian oleh para ahli gizi adalah masalah Kurang Energi Protein
(KEP). Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan xeropthalmia misalnya buta
senja, kekurangan zat besi yang dapat menyebabkan anemia, serta kekurangan
yodium mengakibatkan penyakit gondok. Dari ketiga permasalahan tersebut KEP
merupakan hal yang terpenting. Salah satu penyebab kekurangan gizi adalah daya
beli yang rendah pada keluarga kurang mampu dan minimnya pengetahuan tentang
kesehatan dan gizi, serta rendahnya pendapatan keluarga yang menyebabkan
kesehatan dan gizi anak tidak banyak diperhatikan. Berbagai masalah kesehatan dan
gizi lebih banyak terjadi pada kelompok masyarakat yang mengkonsumsi bahan
pangan yang kurang, baik dalam jumlah maupun mutunya. Selain faktor ekonomi,

Universitas Sumatera Utara

18

masalah sosial dan budaya juga mempengaruhi dalam kehidupan sehari-hari terbukti
dengan pembiasaan mengkonsumsi makanan yang tidak higinies dan tidak
mencukupi kebutuhan gizi anak (Anonim, 2012).
2.7

Status Gizi Anak Jalanan
Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang di akibatkan oleh keseimbangan

antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Dengan demikian status gizi sseorang dapat
dipengaruhi oleh jenis makanan yang dikonsumsi dan penggunaannya dalam tubuh di
bedakan atas gizi baik, gizi kurang, dan gizi buruk (Almatsier,2003).
Status gizi dikatakan baik apabila pola makan kita seimbang, artinya banyak
dan jenis makanan yang kita makan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh.
Status gizi adalah ekspresi terhadap salah satu aspek atau lebih dari nutrisi yang di
butuhkan individu dalam sebuah variable. Dan pengetahuan tentang aspek nutrisi
yang dibutuhkan oleh masing-masing individu yang menjadi dasar penting agar
mampu mencapai masyarakat yang sehat (Hadi,2005). Dengan demikian anak jalanan
memerlukan status gizi yang baik karena anak jalanan merupakan asset sumber daya
manusia.
2.8

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi

2.8.1 Penyebab Langsung
Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang. Timbulnya
gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga
penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada
akhirnya dapat menderita gizi kurang. Demikian pula pada anak yang tidak

Universitas Sumatera Utara

19

memperoleh cukup makan, maka daya tahan tubuhnya akan melemah dan akan
mudah terserang penyakit.
2.8.2 Penyebab tidak Langsung
Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu :
1. Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga
diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota
keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya.
2. Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan masyarakat di
harapkan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak
agar dapat tumbuh kembang dengan baik.
3. Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. System pelayanan
kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan
sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang
membutuhkan.
2.9

Penilaian Status Gizi Secara Antropometri
Untuk mengetahui, menilai status gizi dapat dilakukan secara langsung dengan

pemeriksaan Antropometri, pemeriksaan tanda tanda klinik, penilaian secara biokimia
dan pemeriksaan biofisik. Untuk penelitian di lapangan lebih sering digunakan
Antropometri, karena relatif murah dan mudah, objektif dan dapat dengan cepat
dilakukan pengukuran serta dapat dilakukan setiap orang setelah dilatih.
Antropometri adalah ukuran tubuh. Maka antropometri gizi berhubungan dengan
berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai
tingkat umur dan tingkat gizi. Pengukuran antropometri relatif mudah dilaksanakan,

Universitas Sumatera Utara

20

akan tetapi untuk berbagai cara, pengukuran antropometri ini membutuhkan
keterampilan, peralatan dan keterangan untuk pelaksanaanya. Jika dilihat dari
tujuannya antropometri dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Untuk ukuran massa jaringan : pengukuran berat badan, tebal lemak dibawah
kulit, lingkar lengan atas. Ukuran massa jaringan ini sifatnya sensitive, cepat
berubah, mudah turun naik dan menggambarkan keadaan sekarang.
2. Untuk ukuran linier : pengukuran tinggi badan, lingkar kepala dan lingkar
dada. Ukuran linier sifatnya spesifik, perubahan relatif lambat, ukurannya tetap
atau naik, dapat menggambarkan riwayat masa lalu (Yuniastuti, 2008).
Pengukuran status gizi anak jalanan dapat dilakukan dengan indeks
antropometri dengan menggunakan Indeks Masa Tubuh Menurut Umur (IMT/U)
anak jalanan.
Berat Badan (Kg)
IMT ꞊ —————————————————————
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)
2.10 Metode Food Recall 24 jam
Prinsip dari penilaian konsumsi makanan yaitu dengan menggunakan metode
recall 24 jam dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang
dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Dalam metode ini responden
menceritakan semua yang dimakan dan diminum selama 24 jam yang lalu (kemarin).
Recall 24 jam sebaiknya dilakukan berulang ulang.
Menurut supariasa,dkk( 2001). Langkah- langkah pelaksanaan recall 24 jam
adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

21

1. Petugas atau pewawancara menanyakan kembali dan mencatat semua makanan
atau minuman yang dikonsumsi responden dalam ukuran rumah tangga
(URT).selama kurun waktu 24 jam yang lalu, kemudian petugas melakukn
konversi dari URT kedalam berat (gram).
2. Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan menggunakan Daftar
Komposi Bahan Makanan (DKBM).
3. Membandingkan dengan daftar Kecukupan Gizi yang dianjurkan (DKGA) atau
Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk indonesia.
Metode recall 24 jam ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan.
Adapun kelebihannya adalah sebagai berikut:
1. Mudah melaksanakanya serta tidak membebani responden. Biaya relatif murah
karena tidak memerlukan peralatan khusus dan tempat yang luas.
2. Cepat, sehingga dapt mencakup banyak responden.
3. Dapat digunakan untuk responden yang buta huruf.
4. Dapat memberikan ganbaraan nyata yang benar-benar dikonsumsi individu
sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari.
Kekurangan metode recall 24 jam antara lain:
1. Tidak dapat menggambarkan asupan makanan sehari-hari bila hanya dilakukan
satu hari.
2. Ketepatan sangat tergantung pada daya ingat responden.
3. The Flat Slope Syndrome, yaitu kecendrungan bagi responden yang kurus untuk
melaporkan konsumsinya lebih banyak ( over estimate) dan bagi responden yang
gemuk cenderung melaporkan lebih sedikit (under estimate).

Universitas Sumatera Utara

22

4. Membutuhkan tenaga ataau petugas yaang terlatih atau terampil dalam
menggunakan alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang dipakai menurut
kebiasaan masyarakat.
5. Responden harus diberi motivasi dan penjelasan tentang tujuan dari penelitian.
Keberhasialan metode recall 24 jam ini sangat ditentukan oleh daya ingat
responden dan kesungguhan serta kesabaran dari pewawancara, maka dapat
meningkatkan mutu recall 24 jam dilakukan selama beberapa kali pada hari yang
berbeda (tidak berturut-turut). Apabila pengukuran hanya dilakukan 1 kali
(1x24jam), maka data yang diperoleh kurang representif menggambarkan
kebiasaan makanan individu (Supariasa dkk 2001).
2.11 Metode Frekuensi Makanan ( Food Frequency)
Menurut (Supariasa, dkk 2001), secara umum survei konsumsi makanan
dimaksudkan untuk mengetahui kebiasaan makan dan tingkat kecukupan bahan
makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga dan perorangan serat
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut.
Metode frekuensi makan adalah untuk memperoleh data tentang frekuensi
konsumsi sejumlah bahan makan atau makanan jadi selama waktu periode tertentu
setiap hari, minggu, bulan atau tahun.
Quesioner frekuensi makan memuat tentang daftar bahan makanan atau
makanan dan frekuensi penggunaan makanan tersebut pada periode waktu tertentu.
Bahan makanan yang ada dalam daftar kuesioner tersebut adalah yang dikonsumsi
dalam frekuensi yang cukup sering oleh responden.

Universitas Sumatera Utara

23

Kelebihan metode food frequency:
1. Relatif murah dan sederhana
2. Dapat dilakukan sendiri oleh responden
3. Tidak membutuhkan latihan khusus.
4. Dapat untuk menjelaskan hubungan antara penyakit dengan kebiasaan makan.
Kekurangan metode food frequency:
1. Tidak dapt menghitung intake zat gizi sehari-hari.
2. Sulit mengembangkan kuesioner pengumpulan dat
3. Cukup menjemukan bagi pewawancara
4. Perlu membuat pencobaan pendahuluan untuk menetukan jenis bahan makanan
yang akan masuk kedalam daftar kuesioner.
5. Responden harus jujur daan mempunyai motivasi yang tinggi.

Universitas Sumatera Utara

24

2.12 Kerangka Konsep

Konsumsi Pangan
-jenis dan frekuensi makanan
-Kecukupan Energi

Status Gizi

- Kecukupan Protein

Penjelasan :
Bagan diatas menjelaskan bahwa konsumsi pangan meliputi jenis makanan, frekuensi
makan, Kecukupan energi, dan kecukupan protein.

Yang dilihat

dengan

menggambarkan keadaan status gizi anak jalanan.

Universitas Sumatera Utara