Pemeriksaan Bakteri Escherichia Coli pada Air Minum dari Kabupaten Balige Menggunakan Metode MPN (Most Probable Number)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi ini.
Sesuai dengan kegunaannya air dipakai sebagai air minum, air untuk mandi dan
mencuci, air untuk pengairan pertanian, air untuk kolam perikanan, air untuk
sanitasi dan air untuk transportasi,baik di sungai maupaun di laut. Kegunaan air
seperti tersebut dimuka termasuk sebagai kegunaan air secara konvensional. Air
minum untuk sebagian besar daerah tempat tinggal dan kota diperoleh dari sember
permukaan seperti sungai, kali, dan danau. Persediaan air semacam itu,terutama
kali dan sungai,kemungkinan besar tercemar oleh sampah domestik, pertanian dan
industri (Pelczar, 1998).
Dengan meningkatnya industrialisasi,sumber-sumber air yang tersedia
untuk konsumsi dan rekreasi telah tercemari oleh limbah industri serta kotoran
manusia dan hewan.Akibatnya, air kini menjadi faktor penyebab penyakit yang
tidak dapat diabaikan.Air yang tercemar mengandung sejumlah besar bahan yang
merupakan

sumber

nutrisi


yang

sangat

baik

bagi

partumbuhan

dan

perkembangbiakan mikrooragnisme.Keberadaan organisme nonpatogen tidak
menjadi fokus utama, tetapi kontaminan intestinal yang berasal dari fesef (kotoran
manusia/hewan).Patogentersebut dapat menyebabkan infeksi saluran cerna,seperti
disentri basiler, demam tifoid, kolera, dan demam paratifoid (Cappucino,2013).

4
Universitas Sumatera Utara


2.1.1

Sumber Air

1. Air permukaan air yang mengalir di permukaan bumi akan membentuk
permukaan.Air

ini

umumnya

mendapat

pengotoran

selama

pengalirannya.Pengotoran tersebut misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu,
daun-daunan, kotoran industri, dan lain sebagainya.Secara umum air

permukaan dibagi menjadi air sungaidan air rawa atau danau.Air sungai pada
umunya mempunyai derajat pengotoran

yang tinggi sekali. Dalam

penggunaannya sebagai air minum harus melalui proses panjang. Sedangkan
pada air danau kebanyakan berwarna yang disebabkan oleh zat-zat organik
yang telah membusuk.
2. Air tanah secara umum terbagi menjadi Air tanah dangkal air yang terjadi
akibat proses penyerapan airdari permukaan tanah. Lumpur akan tertahan,
demikian juga dengan sebagai bakteri, sehingga air tanah dangkal terlihat
jernih tetapi banyak mengandung zat-zat kimia (garam-garam larut) karena
melalui lapisan tanah yang memiliki unsur kimia tertentu untuk masingmasing lapisantanah. Lapisan tanah berfungsi sebagai saringan. Setelah
mengalami penyaringan, setelah menemui kedap air atau rapat air, maka air
tanah akan dapat dimanfaatkan sebagai sumber air bersih.
3. Air tanah dalam terdapat pada lapis rapat air yang pertama. Pada umumnya
kualitas air tanah dalam lebih baik daripada air tanah dangkal, karena
penyaringan yang lebih sempurna terutama untuk bakteri.
4. Mata Air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah.
Mata air yang berasal dari tanah dalam.Hampir terpengaruh oleh musim dan

memiliki kualitas yang sama dengan air tanah dalam.

5
Universitas Sumatera Utara

5. Air Atmosfir keadaan murni, sangat bersih tetapi sering terjadi pengotoran
karena industri, debu, dan sebagainya. Oleh karena itu, untuk menjadikanair
hujan sebgai sumber air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan
jangan dimulai pada saat hujan mulai turun, karena masih banyak
mengandung kotoran.Air hujan memiliki sifat agresif terutama terhadap pipapipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini mempercepat
terjadinya karatan (korosi). Air hujan juga memilki sifat lunak, sehingga akan
boros terhadap pemakaian sabun.
6. Air laut mempunyai sifat asin,karena mengandung berbagai garam, misalnya
NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut lebih kurang 3%. Oleh karena itu air
laut tanpa di olah terlebih dahulu tidak memenuhi syarat untuk air minum
(Waluyo,2009).
2.1.2 Kriteria Kualitas Air
Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hati sebaiknya adalah air yang
memenuhi kriteria sebagai air bersih.Air bersih merupakan air yang dapat
digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat

kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Sedangkan yang dinamakan
air minumadalah air yang melalui proses pengolahan atau tahap proses
pengolahan memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Persyaratan
terbaru seperti yang telah ditetapkan oleh Menteri kesehatan Republik Indonesia
melalui Kepmenkes RI Nomor 907/menkes/SK/VII/2002/Tanggal 29 Juli 2002.
Jenis-jenis air minum seperti yang yang dimaksud adalah meliputi:
1. Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga.
2. Air yang didistribusikan melalui tangki air.

6
Universitas Sumatera Utara

3. Air kemasan.
4. Air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman yang
disajikan untuk masyarakat.
5. Persyaratan kesehatan untuk air bersih dan air minum meliputi persyaratan
bakteriologis,kimiawi,radioaktif,dan fisik.
1. Persyaratan bakteriologik
Pada pemeriksaan mikrobiologis yang rutin tuerhadap air untuk
menentukan aman tidaknya untuk diminum, tidaklah cukup bila mendasarkan ujiuji yang digunakan hanya terhadap adanya (terisolasinya) mikroorganisme

patogenik karena alasan:Kemungkinan besar patogen masuk ke dalam air secara
sporasdis,tetapi karena tidak dapat bertahan hidup lama maka mungkin saja tidak
terdapat di dalam contoh air yang dikirimkan ke laboratorium.
1. Terdapat jumlah yang amat sedikit, maka besar kemungkinan patogen-patogen
tersebut tidak terdeteksi oleh prosedur laboratoris yang digunakan.
2. Hasil pemeriksaan laboratorium baru dapat diketahaui setelah 24 jam lebih.
Apabila ternyata ditemukan adanya patogen, sementara itu tentunya banyak
orang telah mengkonsumsi air tersebut dan telah tereskspositerhadap infeksi
sebelum dapat dilakukan usaha untuk mengatasi situasi (Waluyo.2013).
Persyaratan bakteriologik pada kriteria air minum terus mengalami
perubahan sejalan dengan perkembangan teknologi.Pada beberapa Negara juga
memiliki pedoman atau kriteria yang berbeda-beda. Tetapi sebgaian besar kriteria
memiliki persamaan antar lain adalah dengan pengukuran bakteri koli, terutama
fekal koli (Koliform Tinja).

7
Universitas Sumatera Utara

Air yang mengandung Koliform tinja berat air tersebut telah tercemar oleh
tinja. Tinja dari penderita sangat potensial menularkan penyakit yang

berhubungan dengan air. Parameter biologi atau mikrobiologik lain yang dipakai
untuk penetuan kualitas adalah hitung koloni sebelum disenfeksi harus mencapai
< 100 ml atau setelah disenfeksi mencapai < 20 ml pada suhu inkubasi 200C dan
360C (pemerintah Jerman, 1990 dalam Harjani,1994)
Menteri Kesehatan Republik Indonesia (1990) menentukan air bersih
sebagai air yang dapt dipergunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualiatasnya memenuhi kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
Parameter koliform total harus mencapai 50/100 ml untuk air bukan perpipaan
dan 10/100 ml untuk air perpipaan.
2. Persyaratan Kimia
Persyaratan kimia untuk air minum memiliki parameter yang paling
banyak dibandingkan parameter bakteriologi, radioaktif, dan parameter fisik.
Persyaratan

kimia

menurut

Kepmenkes


RI

Nomor

907/Menkes/SK/VII/2002/Tanggal 29 Juli 2002:
1. Bahan bahan kimia inorganik (yang memiliki pengaruh langsung pada
kesehatan).
2. Bahan-bahan kimia inorganik (yang kemungkinan dapat menimbulkan
keluhan pada konsumen).
3. Bahan-bahan kimia organik (yang memiliki pengaruh langsung pada
kesehatan).
4. Bahan-bahan kimia organik (yang kemungkinan dapat menimbulkan
keluhan pada konsumen).

8
Universitas Sumatera Utara

5. Pestisida.
6. Disenfektan dan hasil sampingnya (Waluyo, 2009)
2.1.3


Pencemaran Air

Air mungkin saja terlihat jernih, tidak berbau, dan tidak berasa, tetapi tidak
aman untuk diminum.Air yang baik dan aman untuk diminum ialah air yang
bebas dari mikroorganisme penyebab penyakit dan zat kimia yang merusak
kesehatan.Pencemaran air oleh mikroorganisme atau zat-zat kimia berarti air
tersebut mengalami polusi dan tidak dapat diminum. Kontaminan yang
mencemari air digolongkan ke dalam tiga kategori : kimiawi, fisik, dan hayati.
Patogen yang paling sering dipindah sebarkan melalui air adalah yang
menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan.Organisme penyebab penyakit ini
terdapat dalam tinja atau air seni orang yang menderita infeksi dan ketika dibuang
dapat memasuki kumpulan air yang pada akhirnya berfungsi sebagai air minum
(Waluyo, 2013).
Penting untuk disadari bahwa air dapat mengandung bahan kimia yang
beracun atau organime patogen tetapi masih jernih dan cemerlang dalam keadaan
seperti itu, air dikatakan sebagai air terkontaminasi. Air tercemar mungkin atau
tidak terkontaminasi atau mempunyai penampilan atau rasa yang tidak
dikehendaki, sedangkan air yang layak umtuk diminum (bebas dari substansi yang
berbahaya dan tidak menyenangkan) dikatakan sebagai dapat diminum

(Volk,1989).
Menurut Fardiaz (1993), sumber pencemaran air dapat dibagai menjadi
beberapa kelompok yaitu

9
Universitas Sumatera Utara

1. Padatan
Berdasarkan besar partikelnya padatan yang mencemari air dapat berupa padatan
terendap (sedimen) padatan tersuspensi dan koloid dan padatan terlarut.
2. Bahan buangan yang membutuhkan oksigen.
Bahan-bahan ini terdiri dari bahan yang mudah membusuk atau dipecah oleh
bakteri dengan adanya oksigen. Polutan semacam ini dapat berasal dari
berbagai sumber seperti kotoran hewan maupun manusia,tanaman yang mati
atau sampah organik,bahan dari industri pengolhan pangan,pabrik kertas,
pabrik penyamak kulit.
3. Mikrooganisme dalam air.
Mikroorganisme yang terdapat dalam air seperti bakteri, virus, protozoa dan
parasit.Mikroorganimse ini dapat bersal dari limbah rumah tangga, rumah
sakit, pertanian dan pada umumnya menjadi penyebab utama terjadinya water

borne disease.
4. Komponen organik sintetik
Seperti detergen, pestisida, larutan pembersih dan masih banyak lagi bahan
organic sintetik terlarut yang sering digunakan oleh manusia.
5. Nutrient tanaman
Sumber pencemaran ini dapat berasal dari pengunaan pupuk nitrogen dan
fosfat pada lahan pertanian.
6. Minyak
Pencemaran air olehminyak dapat berupa tumpahan minyak di perairan,
pengeboran minyak dan dari sumber lain misalnya buangan pabrik.

10
Universitas Sumatera Utara

7. Senyawa anorganik dan mineral
Senyawa ini beruapa asam,garam dan bahan toksik logam yang berdampak
buruk bagi kehidupan organisme sekaligus peralatan manusia
8. Bahan radioaktif
Aktivitas yang menjadi sumber bahan radioaktif dalam air antara lain
peleburan dan pengolahan logam, pembuatan senjata nuklir, pembangkit
tenaga nuklir, pengobatan, industri dan penelitian.
9. Panas
Air yang digunakan sebagai medium pendingin dalam proses industi
menyebabkan naiknya suhu badan air penerima.
2.2 Perlindungan kualitas Air
1.

Perlindungan sumber air
Perlindungan sumber air merupakan hal penting dalam memperoleh air

minum yang aman. Sebelum sumber air baru dicari atau dipilih, maka hal penting
untuk endapatkan kualitas air yang memuaskan atau dapat diminum,serta
memiliki jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan, permintaan harian,
variasi musim, dan proyeksi pertumbuhan penduduk dimana sumber air itu
digunakan.
Sumber air harus dilindungi dari aktivitas manusia.Hal yang dilakukan
antaralain pemisahan polutan,control polutan, dengan mengurangi limbah-limbah
berbahaya, mengurangi pengunaan pupuk dan pestsida, dan pembatasan serta
regulasi atktivitas rekreasi.Sarana air bersih adalah sarana yang dapat
menghasilkan air bersih seperti sumur gali, penampungan air hujan,perlindungan

11
Universitas Sumatera Utara

mata air, sistem perpipaan.Salah satu kurang baiknya sarana air bersih karena
tidak terlindung dari pencemaran.
2. Perbaikan kualitas air
Perbaikan kualitas air dengan perbaikan lingkungan di sekitar saran air
bersih. Pencemaran dapat berasal dari air buangan, jamban, sampah, kandang
hewan, dll. Perbaikan kualitas air dapat dilakukan dengan cara:
1. Pengendalian pencemaran air dari jamban
2. Pengendalian pencemaran air dari sampah.
3. Pengendalian pencemaran air dari kandang hewan.
4. Pengendalian pencemaran air dengan perbaikan tingkah laku atau kebiasaan.
5. Air bersih yang tersedia dari sarana air bersih sampai menjadi air minum
melalui beberapa tahap. Masing-masing tahap tersebut mempunyai resiko
pencemaran kembali (rekontaminasi). Pencemaran kembali amat tergamtung
pada tingkah laku atau kebiasaan masyrakat atau orang dalm penanganan air
bersih. (waluyo. 2009)
2.2.1 Asal Air
1. Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga.
2. Air yang didistribusikan melalui tangki air.
3. Air Kemasan.
4. Air yang digunakan untuk produksi bahan makanan adan minuman yang
disajikan kepada masyarakat.
Menurut Slamet (2004) syarat-syarat air minum adalah berwarna, tidak
berbau, dan tidak berasa.Air minum pun seharusnya tidak mengadung kuman psq
atogen yang dapat membahayakan kesehatan manusia.Tidak mengandung zat

12
Universitas Sumatera Utara

kimia yang dapat mengubah fungsi tubuh, tidak dapat diterima secara estetis, dan
dapat merugikan.
2.2.2 Penyakit Melalui Air
Air merupakan sarana utama untuk meningkatkan

derajat kesehatan

manusia,karena air merupakan salah satu media dalam berbagai macam penularan
penyakit. Penyakit-penyakit yang terhubung dengan air dapat dibagi dalam
kelompok-kelompok berdasarkan cara penularannya. Mekanisme penularan
penyakit sendiri terbagi:
1. Transmisi infeksi bawaan air (water borne)
Transmisi terjadi karena sumber air tercemar kuman patogen dan air
menghantar kuman patogen ke dalam tubuh melalui mulut sehingg terjadi
infeksi atau kuman masuk dan berkembang di dalam tubuh.Cara transmisi ini
termasuk kategori fecces-oral (oro-fecal) yaitu infeksi kuman patogen yang
dihantarjan dari tinja lalu tertelan ke dalam mulut. Tinja mengandung kuman
patogen yang ditularkan melalui air minum seperti bakteri patogen, virus, dan
parasit. Contoh penyakit yang ditularkan melalui mekanisme ini antara lain
kolera, tifoid, hepatitis viral, disentri basiler dan poliomielitis.
2. Transmisi Infeksi Bilasan Air (Water-Washed)
Transmisi infeksi bilasan air ini timbul akibat kurangnya atau langkanya
air bersih dan aman untuk higiene terutama perorangan. Pada mekanisme ini
terdapat tiga cara penulran, yaitu:
1. Infeksi melalui alat pencernaan,seperti diare pada anak-anak.
2. Infeksi melalui kulit dan mata, seperti scabies dan trachoma.

13
Universitas Sumatera Utara

3. Peneluran melalui bintang pengerat seperti penyakit leptospirosis. Penularan
penyakit ini lebih ditentukan oleh kuantitas tersedianya air bersih yang aman
untk keperluan kebersihan.
3. Transmisi Infeksi Berbasis Air (Water-Based)
Mekanisme infeksi terjadi jika manusia kontak langsung dengan air yang
menjadi basis penularan. Penyakit yang ditularkan dengan mekanisme ini
memiliki penyebab yang menjalani sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh
vector atau sebagai intermediate host yang hidup di dalam air. Contohnya
Skistosomiasis dan penyakit akibat Dracumlus Medimensis.
4. Transmisi infeski oleh Vektor Insekta yang Terkait Air (Water-related Insect
Vector)
Transmisi ini terjadi Karena agen penyakit ditularkan melaluigigitan serangga
yang berkembang biak di dalam air. Air yang merupakan salah satu unsur alam
yang harus ada dalam lingkungan manusia akan merupakan media yang baik bagi
insekta untuk berkembang biak. Beberapa penyakit infeki vector yang perlu
diwaspadai adalah demam berdarah dengue, filariasis, malaria, dan demam
kuning. (Purwana,2013)
2.3 Air minum
Kebutuhan penduduk terhadap air minum dapat dipenuhi melalui air yang
dilayani oleh sistem perpipaan (PAM), air minum dalam kemasan (AMDK)
maupun depot iar minum.Selain itu, air tanah dangkal dari sumur-sumur gali atau
pompa serta air hujan oleh penduduk menjadiair minum setelah dimasak terlebih
dahulu.Di Negara-negara maju, air PAM aman untuk langsung diminum, sedang
sumber air minum lainnya harus lebih dahulu disaring, atau melakukan fluoridasi

14
Universitas Sumatera Utara

dengan flour. Seiring berkembangnya zaman, untuk memenuhi kebutuhan akan air
minum kebanyakan masyarakat beralih pada air minum isi ulang. Harganya yang
murah dan sifatnya yang praktis Karena tanpa harus dimasak lagi, membuat air
minum isi ulang telah banyak diminati masyarakat. (Depkes RI, 2006).
2.3.1 Air Kemasan
Air kemasaan merupakan bisnis baru di Indonesia dalam waktu yang
singkat dapat merebut pasaran luas di masyarakat.Orang awam mengatakan
bahwa air kemasan dinamakan air mineral,sebagai produk baru kemunculan air
kemasan bersaing dengan beberapa produk minuman ringan, terutama pada
masyarakat perkotaan.Pada saat ini muncul istilah air isi ulang yang harganya jauh
lebih murah daripada air kemasan. Penilaian air kemasan apakah baik atau tidak
oleh,

pengguna

yang

awam,sangat

perlu

dibuat

semacam

panduan

sederhana,singkat tetapi jelas sebagai cara pendahuluan yang dapat diandalkan.
Oleh karena itu, dibuatkan semacam panduan yang dibuat berdasarkan kriteria
yang ada khusunya yang berkaitan peraturan yang dikeluarkan oleh Dirjen POM
(Pengawasan Obat dan Makanan), Departemen Kesehatan,serta lembagha lain
seperti APHA (American Public Health Association), IBWA, dan WHO.
Air mineraladalah air yang mengadung mineral alami dan kandungan
mineralnya kurang dari 50 ppm. Kemungkinan besar bahwa kemunculan air
kemasan memilki ciri khas yang tidak dapat disaingi oleh jenis air lainya.
Keistimewaan air kemasan antara lain karena rasa, bau, dan warna tidak berubah
rasa, warna, dan bau alami. Walaupun selama proses terhadap bahan baku air (air
yang diambil dari sumbernya) kemudian ditambahkan beberpa zat kimia untuk

15
Universitas Sumatera Utara

membunuh mikrooganisme yang mungkin ada dan membahayakan kesehatan
manusia (Waluyo,2009).
Salah satu air kemasan yang merupakan dambaan kebutuhan hidup yang
tidak ditawar-tawar lagi.Harga yang relative tinggi pada awal produk ini
diuncurkan bila dibandingkan air dri PAM/PDAM,sekarang ternyata sudah
dianggap biasa.
2.3.2 Air Minum Isi Ulang
Air minum isi ulang adalah suatu usaha yang menyediakan air minum
yang

di

isi

ulang.

Menurut

keputusan

Menperindag

RI

Nomor

651/MPP/Kep/10/2004 tentang persyaratan teknis depot Air Minum proses
produksinya:
1. Penampungan air baku dan syarat bak penampung
Air baku yang diambil dari sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki
dan selanjutnya ditampung dalam bak atau tangki penampung (reservoir).
Bak penampung harus dibuat dari bahan tara pangan (food grade, harus bebas
dari bahan-bahan yang dapat mencemari air. Tangki pengangkutan
mempunyai persyaratan yang terdiri atas:
1. Khusus digunakan untuk air minum
2. Mudah dibersihkan serta disenfektan dan diberi pengaman
3. Harus mempunyai manhole
4. Pengisian dan pengeluaran air harus melalui kran
5. Selang dan pompa yang dipakai untuk bongkar muat air baku harus diberi
penutup yang baik, disimpan dengan aman dan dilindungi dari
kemungkinan kontaminasi.

16
Universitas Sumatera Utara

2. Penyaringan bertahap terdiri :
1. Saringan berasal dari pasir atau saringan lain yang efektif dengan fungsi
yang sama. Fungsi saringan pasir adalahmenyaring partikel-partikel yang
kasar.
2. Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau batok kelapa
berfungsi sebagai penyerap bau,rasa,warna, sisa klor dari bahan organik.
3. Saringan/filter lainnya yang berfungsi sebagai saringan halus berukuran
maksimal 10.
2.4 Desinfeksi pada air minum
1. Ozonisasi
Ozon merupakan oksidan kuat yang mampu membunuh bakteri
patogen,termasuk virus. Kandungan penggunaan ozon adalah pipa, peralatan dan
kemasan akan ikut disanitasi sehingga produk yang dihasilkan akan lebih terjamin
selama tidak ada kebocoran di keamasan, ozon merupakan bahan sanitasi air yang
efektif di samping sangat aman (Sembiring,2008) gen di udara, diambil dan
dilewatkan melalui loncatan arus listrik sehingga secara alami akan berubah
menjadi zat bernama ozon. Ozon ini kemudian disemprotkan ke dalam air. Segala
macam makhluk hidup mikro yang terkandung dalam air ini tiba-tiba akan berada
dalam lingkungan yang penuh dengan ozon, sehingga sel-sel mereka menjadi
rusak dan mati.
1. UV (ultraviolet)
Salah

satu

metode

pengolahan

air

adalah

dengan

penyinaran

sinarultraviolet dengan panjang gelombang pendek yang memiliki daya anti
mikroba yang kuat. Cara kerjanya adalah dengan absorbs oleh asam nukleat tanpa

17
Universitas Sumatera Utara

menyebabkan terjadinya kerusakan pada permukan sel. Air dialirkan melalui
tabung dengan lampu ultraviolet berintensitas tinggi, sehingga bakteri terbunuh
oleh radiasi ultraviolet.
Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila
intensistas dan waktunya cukup, tidakada residuatau hasil samping dari proses
penyinaran dengan ultraviolet, namun agar efektif, lampu ultraviolet (UV) harus
dibersihkan secara teratur dan harus diganti paling lam satu tahun. Air yang akan
disinari dengan UV harus tetap melalui fiilter halus dan karbon aktif untuk
menghilangkan partikel

tersuspensi, bahan

organik, Fe atau Mn jika

konsentrasinya cukup tinggi (Sembiring, 2008).
2. Reserved Osmosis (RO)
Menurut Syafran (dalam Sembiring.2008) Reversed Osmosis (RO) adalah
suatu proses pemurnian air melalui membran semipermeabel dengan tekanan
tinggi (50-60 psi). membran reversed osmosis menghsilkan air murni 99.99%,
fungsinya adalah untuk menyaring mikroorganisme seperti bakteri maupun virus.
Analogi proses RO adalah: air yang akan disaring ditekan dengan tekanan tinggi
melewati membran semipermeable sehingga yang menembus hanya air murni
sedang kandungan cemaran yang semakin tinggi kemudian dialirkan keluar atau
dibuang.
Bakteri E.colidapat mencemari Air Minum Isi Ulang (AMIU) karena
1.

Air PDAM diduga telah tercemar bakteri E.colidandapat jugamencemariAir
Minum Isi Ulang (AMIU) jika pengolahannya kurang baik.

2.

Air Minum Isi Ulang (AMIU) yang dikonsumsi oleh penghuni Kos Smart
Center hanya menggunakan pengolahan ultraviolet sederhana.

18
Universitas Sumatera Utara

3.

Galon air minum yang hanya dicuci dengan menggunakan air PDAM bukan
dengan air yang telah diproses terlebih dahulu bisa saja telah mengandung
bakteri E.coliyang kemudian dipakai untuk pengisian Air Minum Isi Ulang
(AMIU)(Radji,2006).
2.4.1

Cara Pengolahan Air Minum Isi Ulang

1. Air baku dialirkan ke tabung l filter (pori-pori 0,1 mikron) guna
memisahkan dari partikel fisik (debu, karat, dan lumpur) kemudian
dialirkan ke granul karbon aktif guna menyerap zat kimia.
2. Air dialirkan ke blok karbon aktif (menyempurnakan fungsi granul
karbon aktif) atau resin dalam air sasin (menyerap kapur dan
magnesium dalam air sadah), lalu air dialirkan ke membrane dengan
bantuan popma penguat. Pada membrane ini, air mengalami reserve
osmosis, yakni pemisahan air dari polutan terlarut melalui membrane
berpori-pori 10-4 mikron dan membuang residu dan polutan
terlarutnya, kemudian air tersaring dialirkan ke biokeramik
3. Pada biokermik, terjadi pemecahan molekul air dengan sinar farinfrared agar memiliki bioenergi guna meningkatkan ketahanan dan
kesehatan tubuh.
4. Air dari biokeramik dialirkan ke magnetic-energy, tempat penyusunan
molekul air supaya dihasilkan air heksagonal aktif untuk
meningkatkan ketahanan dan kesehatan tubuh.
5. Air dialirkan ke pascakarbon untuk menyerap bau, mengembalikan
rasa, dan menghambat pertumbuhan mikrooganisme, lalu air dialirkan
melalui kran angsa (F)dan siap dikonsumsi (Nesca, 2006).

19
Universitas Sumatera Utara

2.5 Bakteri Escherichia coli
Escherichia coli mula-mula ditemukan pada 1885 dari feses seorang
bayi.Hasil penelitannya membukikan bahwa Escherichia coli juga banyak
ditemukan pada saluran pencernaan makanan manusia dewasa dan hewan-hewan
berdarah panas. Bakteri ini hidup pada suhu 420C, dari sekitar 100-150 gram feses
yang setiap hari dikeluarkan oleh seorang manusia, ternayata di dalamnya
mengandung sekitar 3x1011(300 milyar) sel bakteri Coli. Kelompok Escherichia
coli dikenal dengan sebutan kelompok bakteri Fekal (Fecal Koliform
Bacteriall/FCB). Pada suatau kadar tertentu bakteri Escherichia coli terbukti dapat
menyebabkan berabagai infeksi, anara lain diare, infeksi pada saluran kencing dan
meningitis. E.coli tidak menimbulkan penyakit kecuali apabila bakteri ini hidup
dan berkembang dalam jumlah yang sangat banyak (Nugroho,2006).
Escherichia coli merupakan termasuk golongan bakteri koliform, yaitu
hidup di dalam saluran pencernaaan manusia. Bakteri koliform adalah bakteri
indicator keberadaan patogenik lain. Lebih tepatnya, bakteri koliform fekal adalah
bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen.Penentuan koliform fekal
menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi
positifdengan keberadaan bakteri patogen. Selainvitu mendeteksi koliform jauh
lebih murah, cepat,dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain.
Contoh bakteri koliform adalah, Escherichia coli dan Enterobacter aerogenes.Jadi
koliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan koliform, artinya
kualitas air semakin baik.

20
Universitas Sumatera Utara

Terdapat tiga jenis E.coli, yaitu: E.coli enterotoksigenik (enterotoxsigenic
E.coli (ETEC), E.coli Enteropatogenik (Enteropatogenic E.coli (EPEC), E.coli
enteroinvasif (enteroinvasive E.coli (EIEC)). Produksi enterotoksin oleh E.coli
ditemukan sekitar tahun 1970 dari srain-strain yang ada hubungannya dengan
penyakit diare.starin enterotoksigenik dari E.Coli sebagai suatu hal yang bersifat
patogen pada penyakit diare manusia.Dua tipe toksin E.coli disebut sebagai toksin
labil (labile toxsin, LT) dan toksin stabil (stable toxin, ST).
Kondisi jumlah bakteri E.coli suatu air yang tercemar dapat diketahui
karena bakteri tersebut merupakn indikator pencemaran. Level maksimum E.coli
yang diperbolehkan berdasarkan Kep-02 / MENKLH/I/1988, baku mutu air laut
untuk pariwisata dan rekreasi (mandi,renang dan selam) adalah < 1000rcfu/100ml.
sedangkan kualitas air secara biologis ditentukan oleh kehadiran baktri E.coli di
dalamnya. Kandungan bakteri E.coli dalam air berdasarkan ketentuan WHO
(1997), air untuk rekreasi jumlah maksimum yang diperkenankan setiap100ml
adalah 1000 koloni, air untuk kolam renang 20 koloni, dan air minum 0 koloni.
Standar jumlah total bakteri E.coli yang sesuai dengan Permenkes No.
414/PERMENKES/PER/IX/1990 yaitu dalam setiap 100 ml air terdapat 10 koloni
total bakteri E.coli. Penetuan kehadiran bakteri dalam air berdasarkan
kebutuhannya. Penetuan kehadiran bakteri dalam air berdasarkan kebutuhannya,
dimaksudkan untuk mengetahui adaa tidaknya jenis yang berbahaya sebagai
penyebab tidaknya jenis yang berbahaya sebagai penyebab penyakit, penghasi
tpenyakit, penghasil toksin, dan penyebab pencemaran air (Suriawiria, 1996).
2.5.1 Metode Most Probable Number (MPN)

21
Universitas Sumatera Utara

Metode Most Probable Number (MPN) telah dibuktikan sangat baik untuk
memperkirakan pupulasi mikroba, terutama jika mikroba ada dalam jumlah yang
sangat sedikit dalam makanan at air. Selain E.coli, metode MPN juga dapat
digunakan untuk memperkirakan jumlah mikroba salmonella, staphylococcus, dan
fecal koliform lainnya. Metode MPN didasarkan pada pembagian sampel menjadi
pengenceran.Lazimnya digunakan 5 tabung atau 3 tabung untuk setiap
pengenceran. Akan baik jika diperoleh semua tabung dengan pengenceran rendah
menunjukkan pertumbuhan dan tabung-tabung dengan pengenceran tinggi
menunjukkan adanya pertumbuhan (Nugroho,2006).
Metode MPN merupakan salah satu metode perhitungan secara tidak
langsung.Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumptive
test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test).Dalam
uji tahap pertama, keberadaan Koliform masih dalam tingkat probabilitas rendah,
masih dalam dugaan.Uji ini mendeteksi sifat fermentatif Koliform dalam sampel
(Lim, 1998).
Pengambilan sampel, pengiriman dan pemeriksaan sampel air harus
dilakukan dengan cara aseptis dan dapat mewakili air yang diperiksa. Pengunaan
alat-alat, media dan reagensia serta pelaksanaan pengujian harus sesuai dengan
bakteri yang ditentukan.Pengenceran sampel dengan menggunakan MPN identik
dengan prosedur untuk perhitungn koloni.Tabung yang positif dari setiap
kelompok pengenceran dicatat dan hasilnya dalam bentuk nilai MPN/ 100ml
ditentukan berdasarkan angka yang tertera dalam tabel MPN.
Jumlah sel yang sebenarnya/ml sampel, dengan rumus
Nilai MPN X

10
volume tes terbesar

22
Universitas Sumatera Utara

Jika tersedia table MPN maka secara perhitungan lainnya dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus penentuan nilai MPN/100 ml (Nugroho,2006):
jumlah tabung hasil positf x 100
(jumlah ml tabung hasil negatif)x (jumlah ml seluruh tabung digunakan)
1. Uji Perkiran
Tabung uji medium harus yang mengandung laktosa diinokulasi bersama
cuplikan air yang jumlahnya telah diukur.Tabung ini juga berisi tabung kecil yang
terbalik untuk menangkap gas yang terjadi dan indikator asam basa untuk
memperlihatkan apakah terbentuk asam. Karena E.coli dapat memfermentasi
laktosa, adanya asam dan gas dalam tabung yang terinokulasi setalah 48 jam
inkubasi pada suhu 350C adalah suatu bukti perkiraan untuk adanya E.coli dan,
dengan demikian kontaminasi kotoran. Jika laktosa tidak difermentasi, diasumsi
bahwa E.coli tidak ada dan, berarti, air itu bebas dari kontaminasi kotoran. Akan
tetapi fermentasi laktosa mungkin terjadi karena organisme nonenterik; oleh
karena itu perlu mengidentifikasi E.coli secara pasti apakah ada dalam laktosa
yang difermentasi.
Dapat diperoleh ukuran semikuantitatif jumalah organisme yang
memfermentasi laktosa dengan jalan, untuk setiap cuplikan air, 5 tabung laktosa
diinokulasi dengan 0,1 ml cuplikan, 5 lainnya dengan 1,0 ml, dan 5 lainnya 10,0
ml cuplikan air. Berdasarkan berpa banyak masing-masing laktosa menunjukkan
pembentukan asam dan gas setelah 48 jam. (Volk,1989)
Untuk analisis dalam uji perkiraan digunakan Lactose Broth, sedangkan
untuk contoh lainnya yang banyak mengandung bakteri asam laktat, misalnya
susu, digunakan Brilliant Green Bile Broth (BGLB). Bakteri asam laktat dapat
memfermpementasi laktosa dan membentuk gas, hingga dapat mengakibatkan

23
Universitas Sumatera Utara

pembacaan uji positf yang salah.Brilliant Green Bile Broth (BGLB) merupakan
medium selektif yang mengandung garam bile sehingga dapat menghambat
bakteri gram negatif termasuk koliform (Fardiaz, 1992)
2. Uji Penegasan
Semua tabung yang mengandung gas dalam laktosa harus diperikasa ulang
untuk meyakinkan bahwa gas itu dihasilakan fermentasi laktosa oleh organisme
enteric.Hal ini dilakukan dengan memindahkan medium sebanyak satu lingkaran
dari tabung dalam uji perkiraan yang menunjukkam gas ke dalam tabumg
fermentasi yang berisi

laktosa yang hijau berkilauan. Zat warna hijau akan

menghambat perumbuhan organismegram positif dan, akibatnya, memilih unuk
pertumbuhan organisme enteric. Tabung lalu diinkubasi pada suhu 350C selama
48 jam, dan pembentukan gas dalam jumlah berapa saja dalam tabung terbalik
dari tabung fermentasi memastikan adnya koliform (Volk, 1989).
Dengan menggunakan jarum ose, contoh dari tabung MPN yang
menunjukkan uji penduga positif (terbentuk gas) masing=masing diinokulasikan
pada agar dengan cara goresan (Fardiaz, 1992).
Terbentuknya gas dalam Lactose broth tidak selalu menunjukkan jumlah
bakteri koli karena mikroba lainnya juga ada yang memfermentasi lactose dengan
membentuk gas, seperti bakteri asam laktat dan beberapa khamir tertentu. Oleh
karena itu perlu dilakukan uji pelengkap pada agar EMBA (eosin methylene blue
agar) dengan menggunakan jarum ose contoh dari tabung MPN yang
menunjukkan uji penduga positif (terbentuk gas) masing-masing diinokulasikan
pada agar cawan EMBA dengan cara goresan kuadran. Semua cawan
diinkubasikan pada suhu 35oC selama 24 jam.Jumlah cawan EMBA pada masing-

24
Universitas Sumatera Utara

masing

pengenceran

yang

menunjukkan

adanya

koliform

dihitung

(Sembiring,2008).
3. Uji Pelengkap
Uji pelengkap setiap tabung laktosa hijau berkilauan yang menunjukkan
pembentukan gas digoreskan pada cawan.Endo atau eosin biru metilen untuk
memberikan

koloni

terisolasi

yang

nyata.Dari suspens

bakteri

tersebut

diinokulasikan dengan menggunakan jarum ose kedalam tabung berisi lactose
broth dan tabung durham dan digoreskan pada agar miring Nutrien Agar (NA).
Setelah diinkubasi selama 24 jam pada suhu 350C, koloni yang kelihatannya
koliform dipindahkan kemiringan dan fermentasi laktosa. Koloni koliform yang
khas akan berwarna hijau metalik; akan tetapi koloni mukoid yang berwarna
merah jambu juga harus dipindahkan. Pembentukan gas dalam laktosa dan
demonstrasi Batang gram negatif yang tidak membentuk spora pada miringan
agar merupakan uji koliform positif untukkehadiran bakteri koliform.Koloni yang
menunjukkan reaksi pewarnaan gram negatif berbentuk batang dan membentuk
gas di dalam lactose broth merupakan uji lengkap adanya koliform (Volk, 1989).

25
Universitas Sumatera Utara