HUBUNGAN ANTARA AIR DAN TANAH DENGAN TUM

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan (Plantae) merupakan makhluk hidup yang telah memiliki akar, batang,
dan daun sejati. Tumbuhan bersifat eukariot, multiseluler, mengandung klorofil, dapat
melakukan fotosintesis (autotrof), dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual,
serta dinding selnya tersusun dari selulosa. Biasanya hidup di daratan (tanah) dan
berfungsi sebagai sumber utama oksigen bagi atmosfer bumi. Proses tumbuh pada
tumbuhan merupakan salah satu aktivitas fisiologi. Pada proses pertumbuhan banyak
dipengaruhi berbagai faktor lingkungan seperti suhu udara, pencahayaan,
ketersediaan hara tanah, kesesuaian media tumbuh dan faktor lainnya.
Salah satu faktor terpenting pada tumbuhan adalah air. Air merupakan materi
terbesar penyusun tubuh makhluk hidup (tumbuhan, hewan, dan manusia), yaitu
sekitar 80% dari total berat tubuh makhluk hidup. Selain itu Air merupakan pelarut
yang baik karena mudah berikatan dengan partikel yang berbeda, karena daya kohesi
lebih besar dari daya adhesinya.
Selain air, tumbuhan juga membutuhkan tanah sebagai media tanam. Tanah
merupakan sistem dipersi tiga fase yang selalu berada dalam keseimbangan dinamis.
Ketiga fase tersebut yaitu fase padat, cair, dan gas. Adapun struktur tanah adalah

padatan, bahan semen dan ruang pori (Islami dan Utomo, 1995). Tanah mengandung
berbagai nutrisi dan mineral yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk melakukan proses
metabolisme. Oleh karena itu, penulis akan membahas tentang” Hubungan Air, Tanah
dan Tumbuhan”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah, adalah sebagai berikut:
1) bagaimanakah hubungan air dengan tumbuhan?
2) bagaimanakah hubungan tanah dengan tumbuhan?

1

2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hubungan Air dengan Tumbuhan
Banyak aktivitas tumbuhan ditentukan oleh sifat air dan bahan yang larut dalam
air. Jadi, telaah singkat mengenai sifat air merupakan cara yang baik untuk memulai
kajian tentang fisiologi tumbuhan.
A. Sifat-sifat Air dan Pentingnya Air Bagi Tumbuhan

1) Air Sebagai Pelarut
Air mampu melarutkan banyak bahan daripada zat cair lainnya. Hal itu karena
air memiliki sifat tetapan dielektrik yang paling tinggi, yaitu suatu ukuran
kemampuan untuk menetralkan tarik menarik antar muatan listrik. Sisi positif
molekul air ditarik oleh ion atau permukaan molekul polar yang negatif, dan sisi
negatifnya oleh ion atau permukaan positif. Jadi molekul air membentuk sangkar,
menegelilingi ion atau molekul polar, sehingga ion atau molekul tersebut tidak
dapat bergabung dengan yang lain, dan tidak mengkristal membentuk endapan
(Salisbury dan Ross 1995).
2) Gaya Adesi dan Kohesi Air
Tarik menarik antar molekul tak sejenis disebut adesi. Sedangkan tarik
menarik antara molekul sejenis dinamakan kohesi. Kohesi memberikan sifat pada
air suatu kekuatan regang yang besar yakni kemampuan menahan regangan tanpa
putus. Didalam kolom air yang kecil seperti dalam elemen xilem batang
kekeuatan regang sangat tinggi sehingga memungkinkan air tertarik ke puncak
pohon yang tinggi tanpa terputus.
Kohesi antar molekul air menimbulkan tegangan permukaan. Tegangan
permukaaan berperan dalam fisiologi tumbuhan misalnya, pada tekanan normal
lalu lalangnya gelembung udara melalui pori dan ceruk di dinding sel dihambat
oleh tegangan permukaan (Salisbury dan Ross 1995).


2

3

3) Kalor (panas) Laten Vaporisasi dan Fusi yang Tinggi
Kalor laten vaporisasi molekul air merupakan energi yang dibutuhkan untuk
menguapkan 1g air pada suhu 20oCdan besar kalor laten vaporasi air adalah 586
Cal, sedangkan kalor laten fusi merupakan energi yang dibutuhkan untuk
mencairkan 1g es pada suhu 0oC dan besarnya kalor laten fusi adalah 80 Cal. Bagi
tumbuhan tingginya kalor laten vaporisasi ini penting untuk menjaga stabilitas
suhu daun melalui proses transpirasi.
Setiap molekul air padat (es) dikelilingi oleh empat molekul air lainnya
membentuk struktur tetrahedral dan struktur tersebut tertata sedemikian rupa
sehingga kristal es berbetuk heksagonal seperti pada butiran salju. Selama proses
konversi dari bentuk padat ke bentuk cair molekul air bergerak saling menjauh,
tetapi volume total air tersebut berkurang selama proses pencairan. Hal tersebut
karena molekul air tersusun lebih efisisen dalam bentuk cair dibanding dalam
bentuk padat. Air mengembang jika membeku karena kerapatan es lebih rendah
dibanding air, oleh sebab itu es mengapung di permukaan air (Lakitan, 1993).

4) Viskositas Rendah (kekentalan)
Air dalam keadaan cair memiliki ikatan hidrogen bersama-sama oleh dua
molekul air lainnya, sehingga ikatan hidrogen menjadi lemah dan mudah putus.
Air dapat mengalir dengan mudah dalam jaringan tumbuhan. Pada kondisi padat,
setiap atom O memiliki lebih sedikit ikatan hidrogen, sehingga masing-masing
ikatan akan lebih kuat. Viskositas air akan menurun jika suhunya meningkat
(Lakitan, 1993).
5) Ionisasi Air dan Skala pH
Beberapa molekul air di pecah menjadi ion hidrogen (H +) dan ion hidroksil
(OH-). Secara alamiah, air sangat jarang mengandung (H +) dan (OH-) dalam
konsentrasi

yang

sama.

Berdasarkan

konsentrasi


(H +)

dalam

larutan,

dikembangkan sekala pH yang mencerminkan tingkat keasaman larutan dan
bermanfaat dalam studi fisiologi tumbuhan maupun bidang ilmu lainnya (Lakitan,
1993).

4

B. Potensial air, Potensial Osmotik, dan Potensial Tekanan Pada Tumbuhan
1) Potensial Air.
Potensial air adalah potensial kimia air dalam suatu sistem atau bagian sistem,
dinyatakan dalam satuan tekanan, dan dibandingkan dengan potensial kimia air
murni (juga dalam satuan tekanan), pada tekanan atmosfer dan pada suhu serta
ketinggian yang sama; dan potensial kimia air murni ditentukan sama dengan nol.
Proses difusi zat terlarut terjadi akibat adanya selisih potensial kimia zat
terlarut maka air berdifusi akibat adanya selisih potensial air. Jika potensial air

lebih tinggi disuatu bagian dari sistem daripada bagian lain, dan tidak ada
penghalang difusi air maka air bergerak dari daerah berpotensial tinggi kedaerah
berpotensial rendah. Proses tersebut spontan, energi bebas dilepaskan kesekitar
dan energi bebas tersebut menurun. Energi yang dilepaskan ini mempunyai
potensial untuk melakukan kerja misalnya mengalir air secara osmotik kebagian
atas batang yang sering disebut sebagai tekanan akar. Potensial air bukan saja
menjadi penentu akhir dari proses pergerakan air secara difusi tapi juga menjadi
penentu tak langsung perpindahan massa air yang terjadi karena adanya gradien
tekanan, sedangkan gradien tekanan timbul karena adanya tekanan difusi.
2) Potensial Tekanan
Potensial tekanan merupakan tekanan yang diberikan pada air atau larutan
untuk meningkatkan kemampuan osmosis pada tumbuhan potensial tekanan dapat
tumbuh dalam bentuk tekanan turgor. Nilai potensial tekanan dapat positif nol
maupun negatif. Potensial tekanan juga merupakan tekanan fisik pada suatu
larutan yang bersifat relatif terhadap tekanan atmosfer. Contohnya air didalam sel
sel xilem yang tak hidup (trakeid fan unsur unsur pembuluh) suatu tumbuhan
sering kali berada dibawah potensial tekanan negatif (tegangan yg kurang dari M2 MPa). Sebaliknya seperti udara didalam balon sel sel hidup biasanya berada
dibawah tekanan positif secara spesifik isi sel akan meekan membran plasma ke
didinding sel, dan kemudian dinding sel akan menekan protoplas yang
menghasilkan sesuatu tekanan turgor (Campbell, 2008).


5

3) Potesial Osmotik
Potensial osmotik adalah potensial kimia zat terlarut dalam suatu sistem atau
bagian sistem dinyatakan dalam satuan tekanan dan dibandingkan dengan
potensial kimia air murni (juga dalam satuan tekanan), pada tekanan atmosfer dan
pada suhu serta ketinggian yang sama. Jadi secara ringkas potensial osmotik
adalah kemampuan larutan untuk berosmosis dan besar potensial osmotik
dipengaruhi oleh konsentrasi larutan yaitu hipertonis, isotonis, atau hipotonis.
Potensial osmotik larutan menyatakan status larutan dan status larutan dapat
dinyatakan dalam satuan konsentrasi, satuan tekanan atau satuan energi. Nilai
potensial osmotik dapat diukur menggunakan alat yang disebut Osmometer.
Tekanan yang timbul pada osmometer merupakan tekanan yang nyata dan
tekanan tersebut merupakan tekanan osmotik yang bernilai positif, tetapi tekanan
larutan sebelum diukur disebut potensial osmotik bernilai negatif.
C. Difusi dan Osmosis pada Tumbuhan
Tukar menukar ion terjadi pada seluruh tubuh tumbuhan yang berklorofil, yaitu
masuknya CO2 dan keluarnya O2 pada proses fotosintesis. Berikut akan dibahas
proses pertukaran pada tumbuhan.

1) Difusi
Difusi adalah pergerakan molekul suatu zat secara random yang menghasilkan
pergerakan molekul efektif

dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.

Contoh- contohnya adalah difusi zat warna dalam air tenang, difusi glukosa dan
teknik tomografi (Jitendra et al, 2012). Model dasar yang digunakan dalam
penelitian tentang difusi biasanya adalah hukum Fick. Difusi larutan gula sangat
penting dalam dunia biologi, contohnya adalah fenomena transport gula dalam
tanaman. Difusi merupakan pergerakan spontan suatu zat dari konsentrasi tinggi
ke konsentrasi yang rendah. Rata-rata sel mengalami difusi dalam sistem
transportasinya. Difusi air melalui membran semipermeabel disebut osmosis. Jadi
secara ringkas difusi merupakan pergerakan molekul dari konsentrasi tinggi
menuju konsentrasi yang rendah.

6

2) Osmosis
Absorpsi suatu sel terjadi melalui osmosis yaitu difusi air melintasi suatu

membran. Osmosis merupakan perpindahan molekul pelarut dari konsentrasi yang
tinggi menuju konsentrasi yang rendah melalui membran semipermeabel. Pada sel
tumbuhan yang berdinding sel kaku, menambah faktor lain yang mempengaruhi
osmosis, tekanan fisik dinding sel mendorong melawan protoplas yang
mengembang. Gabungan dari konsentrasi zat terlarut dan tekanan fisik disatukan
kedalam susatu kuantitas yang disebut potensial air.
Potensial air menentukan arah pergerakan air. Air yag tidak terikat pada zat
terlarut atau permukaan akan bergerak dari daerah yang memiliki potensial air
lebih tinggi menuju daerah yang memiliki poternsial air lebih rendah. Contohnya,
jika sel tumbuhan direndam dalam larutan yang memiliki potensial air yang lebih
tinggi dari pada sel maka air akan bergerak ke dalam sel yang menyebabkan
turgid (sangat tegang).
Potensial air dipengaruhi oleh konsentrasi zat terlarut disebut juga potensial
osmotik karena zat terlarut mempengaruhi arah osmosis. Sedangkan potensial
tekanan adalah tekanan fisik pada suatu larutan.
D. Proses Turgid dan Plasmolisis Pada Tumbuhan
1) Turgid
Ketika suatu sel tumbuhan berada pada larutan yang hipotonis, maka air atau
pelarut dari larutan tersebut akan berosmosis menuju ke dalam sel tumbuhan,
sehingga cairan intra selular mengalami kenaikan tekanan osmotik dan sel

tersebut menjadi tegang dan mengembang. Hal tersebut menjadikan sel tumbuhan
mengalami tekanan turgor. Keadaan saat tekanan osmotik mendorong keluar sel
dan tekanan turgor yang mendorong kedalam sel disebut turgid.
2) Plasmolisis
Potensial air memengaruhi absorpsi dan kehilangan air oleh sel tumbuhan
hidup. sebuah sel yang flasid (flaccid) atau lemas karena kehilangan air
kemudian, sel flasid ini direndam didalam larutan dengan konsentrasi zat terlarut

7

yang lebih tinggi (potensial zat terlarut lebih negatif) daripada sel itu sendiri.
Karena larutan eksternal memilikki potensial air yang lebih rendah (lebih negatif),
maka air berdifusi keluar sel. Protoplas mengalami pengerutan dan lepas dari
dinding sel yang disebut dengan plasmolisis (Campbell, 2008).
Plasmolisis merupakaan keadaan dimana sel mengalami kehilangan air karena
karena konsentrasi larutan yang tinggi diluar sel, sehingga air berosmosis keluar
se. Proses ini menyebabkan sel mengerut dan mati. Plasmolisis umum terjadi pada
sel tanaman yang sering kehilangan sejumlah besar air karena kondisi kering atau
panas (Kristy, 2015).
E. Transpirasi, gutasi dan Evaporasi Pada Tumbuhan

1) Transpirasi
Penguapan air pada makhluk hidup khususnya tumbuhan menurut banyak
pustaka disebut transpirasi. Pada tumbuhan, peristiwa itu biasanya berhubungan
dengan kehilangan air memalalui stomata, kutikula, lentisel. Transpirasi dilakukan
untuk menunjang pertumbuhan tanaman karena rangka molekul semua bahan
organik pada tumbuhan terdiri dari atom karbon yang harus diperoleh dari
atmosfer. Karbon masuk kedalam tumbuhan sebagai CO 2 melalui pori stomata,
yang paling banyak terdapat dipermukaan daun, dan air keluar secara difusi
melalui pori yang sama saat stomata terbuka (Salisbury dan Ross, 1992).
Memahami

berbagai

faktor

lingkungan

dan

cara

faktor

tersebut

memepengaruhi transpirasi melalui daun serta penyerapan CO2 ke dalam daun
saat yang berlainan. Faktor lingkungan bukan hanya mempengaruhi proses
pengupan air dan difusi. Faktor lingkungan juga mempengaruhi membuka dan
menutupnya stomata pada permukaan daun yang dilalui lebih dari 90% air yang
ditrasnpirasikan dan CO2. Faktor yang mempengaruhi transpirasi sebagai berikut:
i. Kenaikan suhu daun: Sangat banyak menaikkan penguapan dan sedikit difusi,
namun mungkin menyebabkan stomata menutup dan membuka lebih lebar.
ii. Intensitas cahaya: Menaikkan suhu daun sehingga air menguap lebih cepat.

8

iii. Angin: Membawa lebih banyak CO2 dan mengusir uap air. Hal ini
menyebabkan penguapan dan peyerapan CO2 meningkat
2) Gutasi
Pada malam hari tidak terjadi transpirasi, sel-sel akar terus memompa ion-ion
mineral ke dalam xilem stele. Endodermis membantu mencegah ion tersebut
bocor keluar. Akumulasi mineral yang terjadi akan menurunkan potensial air di
dalam stele. Air mengalir masuk dari korteks akar, menghasilkan tekanan akar,
dorongan getah xilem. Tekanan akar terkadang menyebabkan lebih banyak air
yang memasuki daun daripada yang di transpirasikan, sehingga terjadi gutasi,
yaitu pengeluaran titik-titik air yang dapat dilihat pada pagi hari di ujung atau di
tepi daun.
3) Evaporasi
Dalam transfer air jarak jauh dari akar ke daun melalui aliran masal,
pergerakan cairan disebabkan oleh potensial air dari kedua ujung jaringan xilem.
Perbedaan potensial air terjadi di ujung xilem pada daun akibat evaporasi air dari
sel-sel daun. Evaporasi menurunkan potensial air pada udara-air sehingga
membangkitkan tekanan negatif atau tegangan yang menarik air melalui xilem.
Tekanan biasanya bernilai positif pada mahkluk hidup, tapi sering negatif
pada unsur mati xilem atau pada tanah (tapi positif dibawah permukaan air tanah).
Potensial air dapat bernilai negatif , nol , atau positif , sebab tekanan dapat
bernilai positif dan sangat tinggi, dan potensial osmotik dapat bernilai nol atau
negatif.telah ditetapkan bahwa potensial air air murni pada tekanan atmosfer sama
dengan nol dan potensial air suatu larutan pada tekanan atmosfer bernilai negatif.
2.2 Hubungan Tanah dengan Tumbuhan
1) Peranan Tanah Sebagai Sumber Nutrisi

Tanah merupakan bagian yang tidak dapat terpisah dari kehidupan tumbuhan
karena tanah merupakan media bagi tumbuhan yang hidup diatasnya, Tanah
diperlukan tumbuhan sebagai tempat hidup (habitat) dimana tumbuhan tersebut
ditanam.Namun yang tak kalah penting adalah unsur hara yang terkandung dalam

9

tanah yang diperlukan tumbuhan sebagai nutrisi untuk pertumbuhannya.Untuk
memenuhi kebutuhan nutrisinya, tumbuhan menyerap unsur hara yang terkandung
di dalam tanah.
Tumbuhan memerlukan kombinasi yang tepat dari berbagai nutrisi untuk
tumbuh, berkembang, dan bereproduksi.Ketika tumbuhan mengalami malnutrisi,
tumbuhan menunjukkan gejala-gejala tidak sehat.Nutrisi yang terlalu sedikit atau
yang terlalu banyak dapat menimbulkan masalah.
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari pertumbuhan suatu pohon.Nutrisi didapatkan dari makanan dan
cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh tumbuhan contoh nutrisi di dalam
tanah adalah berupa air dan mineral.
Berikut merupakan sifat-sifat tanah meliputi tekstur tanah, struktur tanah dan
koloid tanah.
a. Tekstur tanah
Tekstur tanah bergantung pada ukuran partikel-partikelnya. Partikel tanah
dapat berkisar dari pasir yang kasar ( diameter 0,02-2 mm), lempung (0,002-0,02
mm), hingga partikel tanah liat mikroskopis ( kurang dari 0,002 mm). partikelpartikel yang berukuran berbeda ini akhirnya muncul dari pengikisan bebatuan.
Pembekuan air di dalam retakan bebatuan menyebabkan bebatuan pecah secara
mekanis, dan asam lemak di dalam tanah menghancurkan bebatuan secara
kimiawi. Ketika organisme-organisme menembus batu, mereka memepercepat
penghancuran melalui agen-agen kimiawi dan mekanik. Akar tumbuhan, misalnya
menyekrasikan asam yang melarutkan bebatuan, dan pertumbuhannya di celahcelah bebatuan menyebabkan pemecahan secara mekanis. Partikel-partikel
mineral yang dilepaskan oleh pengikisan menjadi tercampur dengan organismeorganisme hidup dan humus, sisa-sisa organisme mati dan zat-zat organik lainnya
membentuk top soil. Top soil dan lapisan-lapisan tanah yang berbeda atau horizon
tanah (soil horizon) sering kali terlihat jika ada retakan jalan atau lubang yang
cukup dalam. Kedalaman top soil atau horizon A, dapat berkisar dari beberapa
millimeter hingga beberapa meter.(Campbell,et al. 2008:369)

10

Di dalam top soil, tumbuhan memperoleh nutrisi dari larutan tanah, yaitu air
dan mineral-mineral terlarut di dalam pori-pori di antara partikel-partikel tanah.
Pori-pori tersebut juga mengandung kantong udara setelah hujan lebat, air
mengalir dari rongga-rongga yang besar di dalam tanah, namun rongga-rongga
yang lebih kecil mempertahankan air karena molekul-molekul air tertarik ke
permukaan tanah liat dan partikel tanah lain yang bermuatan negatif. (Campbell,et
al. 2008:369)
b. Struktur Tanah
Top soil yang paling fertil mengandung sebagian besar pertumbuhan adalah
loam, yang tersusun atas pasir, lempung dan tanah liat dalam jumlah yang kirakira setara. Tanah loam memiliki cukup banyak partikel lempung dan tanah liat
yasng berukuran kecil untuk menyediakan area permukaan yang cukup besar bagi
adhesi dan retensi mineral serta air. Biasanya top soil yang paling subur memiliki
pori-pori yang berisi sekitar separuh air dan separuh udara, sehingga menyediakan
keseimbangan yang baik antara airasi, drainase dan kapasitas penyimpanan air.
(Campbell,et al. 2008:369). Komposisi top soil meliputi komponen kimiawi
anorganik (mineral) dan organik.
Komponen Anorganik
Sebagian besar tanah bermuatan negatif. Ion-ion bermuatan positif (positif) –
seperti kalium (K+), kalsium (Ca2+), Dan Magnesium (Mg2+) – melekat ke
partikel-partikel ini sehingga tidak mudah hilang akibat leaching yaitu
perembesan air melalui tanah. Akan tetapi akar tidak menyerap kation mineral
secara langsung dari partikel tanah. Sebagai gantinya, kation tersedia di dalam
larutan tanah, melalui pertukaran kation (cation exchange). Dalam proses ini,
kation mineral digantikan dari partikel tanah oleh kation lain, terutama H +, dan
memasuki larutan tanah, yang kemudian diserap oleh rambut-rambut akar.
Komponen Organik
Humus merupakan komponen organaik utama topsoil, terdiri dari materi
organik yang dihasilkan oleh dekomposer yang mati, feses, dedaunan yang gugur
dan zat organisme lainnya oleh bakteri dan fungi. Humus juga meningkatkan

11

kapasitas tanah untuk bertukar kation dan berperan sebagai penampung nutrient
mineral yang kembali secara perlahan-lahan ke tanah seiring dekomposisi zat
organik oleh mikroorganisme.
Topsoil juga merupakan komponen organik oleh mikroorganisme. Organisme
yang jumlahnya sangat banyak. Sesendok teh topsoil memiliki sekitar 5 miliar
bakteri yang hidup bersama dengan fungi, alga dan Protista yang lain,
serangga,cacing tanah,nematode, serta akar tumbuh. (Campbell,et al., 2008:370)
c. Koloid Tanah
Koloid adalah suatu campuran heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih
dimana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi atau dipecah)
tersebar secara merata di dalam zat lain ( medium pendispersi atau pemecah).
Koloid tanah adalah bahan organic dan bahan mineral tanah yang sangat halus
sehingga mempunyai luas permukaan yang sangat tinggi persatuan berat. Koloid
tanah terdiri dari liat (koloid anorganik) dan humus (koloid organik).
Koloid anorganik terdiri dari mineral liat seperti alsilikat, oksida-oksida Fe, dan
Al, serta mineral mineral primer. Koloik organik adalah humus yang tersusun oleh
unsur C, H, dan O. humus diperkirakan disusun oleh tiga jenis bagian utama,
yaitu fulvik, humik, dan humin. Humus menyusun 90% bagian bahan organik
tanah. Humus adalah senyawa yang kompleks tersusun oleh asam fulvat, humat,
humin, lignoprotein dan lainnya. Humus memiliki sifat resisten terhadap
perombakan jasad renik (mikroorganisme), bersifat amorf (tidak memiliki bentuk
tertentu), berwarna cokelat hitam, bersifat koloid dan berasal dari proses
humifikasi bahan organik dari mikroba tanah.

12

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan


Air memiliki beberapa sifat yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan secara fisiologis, diantaranya: sebagagai pelarut segala macam zat yang
baik, memiliki kalor laten vaporisasi dan kalor fusi yang tinggi, memiliki daya
viskositas yang rendah, memiliki daya kohesi lebih tinggi disbanding dengan daya
adhesinya, dan memiiki kandungan ion hydrogen (H+) dan (OH-) sehingga
membuat kandungan ion dapat bersifat asam ataupun bersifat basa.



Proses difusi dan osmosis yang ekstreem pada tumbuhan dapat mengakibatkan
terjadinya proses lisis dan plasmolisis.



Tanah merupakan media tanam yang baik untuk tumbuhan karena memiliki
kandungan unsur hara yang dibutuhkan untuk proses metabolisme.



Sifat tanah mencakup tekstur, struktur dan koloid tanah sanagat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan secara fisiologis.

3.2 Saran


Mahasiswa diharapkan lebih bereksplorasi belajar fisiologi tumbuhan, karena
dengan belajar fisiologi tumbuhan maka semakin paham bagaimana manfaat, dan
pentingnya air dan tanah untuk tumbuhan.

12