TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG BAHAYA
ABORSI DI KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN
TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir
Program Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
LILIS PRA UNTARI
NIM : B10.090
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013
i
ii
ii
iii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul“ Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang
Bahaya Aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 ”. Karya
Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat
kelulusan Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selakuka. Prodi DIII Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Rahajeng Putri Ningrum, SST.,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. Bapak Wakidi, S.Pd.MM, selaku kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 1
Sragen yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam melakukan
penelitian untuk penulisan Karya Tulis Ilmiah.
5. Seluruh dosen dan staf Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
iv
v
6. Seluruh responden yang telah bersedia menjadi sampel dalam penulisan Karya
Tulis Ilmiah.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan peneliti selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Juli 2013
Penulis
v
vi
STIKes Kusuma Husada Surakarta
Prodi DIII Kebidanan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013
Lilis Pra Untari
10 090
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG BAHAYA
ABORSI DI KELAS XI SMK MUHAMADIYAH 1 SRAGEN
TAHUN 2013
Xiv + 43 halaman + 18 lampiran + 4 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Kasus aborsi kalangan remaja di indonesia, diperoleh 2,6 juta
jiwa pertahun. Kematian ibu disebabkan karena tindakan aborsi yang tidak aman
sebagaian besar 15%-50% dilakukan oleh remaja. Kasus aborsi di jawa tengah
meningkat 1%-6% dari jumlah remaja dan di kota Sragen 0,5%-4% dari jumlah 68
remaja. Hal ini dikarenakan banyaknya kejadian seks di luar nikah yang menjadi
salah satu faktor penyebab aborsi. Studi pendahuluan yang telah dilakukan penulis
pada bulan Oktober 2012 di SMK Muhammadiah 1 Sragen. Berdasarkan
informasi dari bagian kesiswaan hampir setiap tahun ada kejadian mahasiswa
hamil di luar nikah yang menyebabkan siswi harus berhenti sekolah. Hasil
wawancara yang telah dilakukan pada 10 siswi di SMK Muhammadiyah 1 Sragen
hanya 4 siswi yang mengetahui tentang bahaya aborsi melalui pengetahuan non
formal, seperti internet, majalah dan media lainnya dan 6 siswi belum terlalu
mengerti bahaya aborsi.
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya
aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013.
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif.
Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Sragen pada tanggal 6 Maret
2013. Besarnya populasi 270 responden dan jumlah sample 68 responden. Teknik
pengambilan sampel menggunakan sample random sampling. Instrumen yang
digunakan kuesioner tertutup, Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Analisa Univariat.
Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja putri
tentang bahaya aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen dapat
dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 16 responden (23,6%), pengetahuan
cukup sebanyak 41 responden (60,3%) dan pengetahuan kurang sebanyak 11
responden (16,1%).
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi di kelas
XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 dikategorikan berpengetahuan
cukup yaitu sebanyak 41 responden (60,3%).
Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Remaja, Bahaya Aborsi
Kepustakaan : 27 literatur (2003-2012)
vi
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Tiada doa yang lebih indah selain do’a agar Karya Tulis Ilmiah ini cepat selesai”
“Kuolah kata, kubaca makna, kuikat dalam alinea, kubingkai dalam bab sejumlah
lima, jadilah mahakarya, gelar ahli madya kuterima, orang tua pun bahagia”
“Wisuda setelah 6 semester adalah kesuksesan yang kuterima nantinya”
“Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi dan saya menang ”
PERSEMBAHAN
Karya tulis ilmiah ini dengan rendah hati
penulis persembahkan kepada:
v Allah SWT yang memberikan Rahmat dan
Hidayah-Nya.
v Ayah dan bunda yang tersayang yang
selalu mendoakan serta memberikan
dukungan disetiap langkahku.
v Kakak dan adikku tersayang Aan pratiwi,
Ipung pratanti, Yuli prabowo dan Didit
Prasetio yang telah memberiku kasih
sayang dan semangat dalam segala hal.
v Sahabat-sahabatku kost 99 yang sangat
aku cintai yaitu indah, suchi, diah, meyca,
dinda, nuri dan yuni.
v Ibu Desy Handayani, SST.,M.Kes, terima
kasih atas bimbingan dan motivasinya
selama ini.
v Agung Wahyu Jatmiko terima kasih yang
selama ini selalu membuatku tersenyum
disaat susah dan senang.
v Almamater tercinta
vii
viii
CURICULUM VITAE
BIODATA
Nama
: Lilis Pra Untari
Tempat/Tanggal Lahir
: Sragen, 12 Juli 1992
Agama
: Islam
Alamat
: Dukuh RT 11/RW 04, Jirapan, Masaran, Sragen
RIWAYAT PENDIDIKAN
1.
SD Negeri 02 Jirapan
Lulus Tahun 2005
2.
SMP Negeri 02 Masaran
Lulus Tahun 2007
3.
SMA Negeri 01 Mojogedang
Lulus Tahun 2010
4.
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2013
viii
ix
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
iii
KATA PENGANTAR .................................................................................
iv
ABSTRAK...................................................................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..............................................................
vii
CURICULUM VITAE ................................................................................
viii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................
1
B. Perumusan Masalah ...............................................................
3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................
3
D. Manfaat Penelitian .................................................................
4
E. Keaslian Penelitian ................................................................
5
F. Sistematika Penelitian ............................................................
6
ix
x
BAB II
BAB III
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori .......................................................................
7
1. Pengetahuan ............................................................................
7
2. Remaja dan Permasalahannya ..................................................
12
3. Aborsi......................................................................................
14
B. Kerangka Teori ......................................................................
24
C. Kerangka Konsep ..................................................................
25
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian..............................................
26
B. LokasidanWaktu Penelitian....................................................
26
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel................
27
D. Instrumen Penelitian .............................................................
28
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................
32
F. Variabel Penelitian.................................................................
33
G. Definisi Operasional ..............................................................
33
H. Pengolahan dan Analisis Data ...............................................
34
I. Etika Penelitian ......................................................................
37
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...............................................
38
B. Hasil Penelitian .............................................................................
38
C. Pembahasan ..................................................................................
40
D. Keterbatasan Penelitian .................................................................
43
x
xi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................
44
B. Saran .............................................................................................
44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Kisi-kisi Kuesioner ..................................................................
29
Tabel 3.2
Definisi Operasional Penelitian ................................................
33
Tabel 4.1
Nilai Mean dan Standar Devisiasi ...........................................
36
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi ................................................................
37
xii
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................
24
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ....................................................................
25
xiii
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Jadwal Penelitian
Lampiran 2
Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal
Lampiran 3
Surat Balasan Ijin Pengambilan Data Awal
Lampiran 4
Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5
Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6
Permohonan Ijin Pengambilan Lahan Penelitian
Lampiran 7
Surat Balasan Ijin Pengambilan Lahan Penelitian
Lampiran 8
Kuesioner
Lampiran 9
Jawaban Kuesioner
Lampiran 10 Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 11 Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 12 Data Tabulasi Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner tentang
Bahaya Aborsi
Lampiran 13 Perhitungan Manual Mean dan Standar Devisiasi
Lampiran 14 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri tentang Bahaya
Aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen.
Lampiran 15 Tabulasi Hasil Penelitian Tingkat Pengetahuan Remaja Putri
tentang Bahaya Aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen.
Lempiran 16 Tabel Nilai korelasi Product Moment
Lampiran 18 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
xiv
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dampak pergaulan bebas di kalangan remaja mengantarkan pada
kegiatan menyimpang seperti seks bebas atau seks pranikah sehingga
mengakibatkan menularnya penyakit kelamin dan terjadinya kehamilan yang
tidak diharapkan (KTD). Ada 2 hal yang bisa dilakukan oleh remaja, yaitu
mempertahankan kehamilan atau mengakhiri kehamilan dengan cara aborsi
(Soetjiningsih, 2009).
Berdasarkan survei BKKBN (2011), di Indonesia 63 juta jiwa remaja
berusia 10 - 24 tahun berperilaku tidak sehat yaitu berhubungan seks pranikah.
Kasus aborsi dikalangan remaja, diperoleh 2,6 juta jiwa pertahun dan dari
jumlah 27 % atau 700.000 kalangan remaja melakukan aborsi. Di Indonesia
15% - 50 % kematian ibu disebabkan karena tindakan aborsi yang tidak aman,
khususnya sebagaian besar dilakukan oleh remaja (Depkes RI, 2011).
Kasus aborsi di jawa tengah meningkat berkisar 1 - 6 % dari jumlah
remaja dan di kota Sragen antara 0,5 - 4 % dari jumlah 68 remaja. Hal ini
dikarenakan banyaknya kejadian seks di luar nikah yang menjadi salah satu
faktor penyebab aborsi (Solopos, 2011).
Aborsi dapat beresiko terhadap segi kesehatan dan keselamatan
seorang wanita baik secara fisik dan psikologis. Ganguan kesehatan secara
fisik seorang wanita melakukan aborsi antara lain kematian mendadak akibat
pendarahan hebat, kematian mendadak karena pembiusan yang gagal,
xv
1
xvi
2
kematian secara lambat akibat infeksi serius di sekitar kandungan, rahim yang
sobek, kerusakan leher rahim, kanker payudara, mandul/tidak mampu
memiliki keturunan lagi, kanker leher rahim, kelainan plasenta/ari-ari. Selain
gangguan fisik, seorang wanita melakukan aborsi mengalami ganguan
kesehatan secara mental antara lain kehilangan harga diri, berteriak teriak
histeris, mimpi buruk berkali-kali mengenai bayinya, ingin melakukan bunuh
diri, mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang, tidak bisa menikmati
lagi hubungan seksual (kartini, 2010).
Banyaknya kasus aborsi khususnya di kalangan remaja terjadi akibat
adanya kesenjangan informasi tentang kesehatan reproduksi. Semakin
berkembangnya teknologi informasi dan mudahnya akses
informasi
menjadikan para remaja semakin mudah mendapatkan informasi tentang
kesehatan reproduksi yang belum tentu benar (Niskala, 2011).
Studi pendahuluan yang telah dilakukan penulis pada bulan Oktober
2012 di SMK Muhammadiah 1 Sragen dengan jumlah seluruh murid kelas XI
275 murid, terdiri dari 270 siswi dan 5 Siswa. Berdasarkan informasi dari
bagian kesiswaan hampir setiap tahun ada kejadian mahasiswa hamil di luar
nikah yang menyebabkan siswi harus berhenti sekolah. Hasil wawancara yang
telah dilakukan pada 10 siswi di SMK Muhammadiyah 1 Sragen hanya 4 siswi
yang mengetahui tentang bahaya aborsi melalui pengetahuan non formal,
seperti internet, majalah dan media lainnya dan 6 siswi belum terlalu mengerti
bahaya aborsi.
xvi
xvii
3
Berdasarkan uraian di atas pengetahuan remaja tentang bahaya aborsi
sangat penting dan kurangnya pengetahuan mengenai bahaya aborsi dapat
menyebabkan pergeseran perilaku para remaja, sehingga penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang
Bahaya Aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 “.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dibuat rumusan
masalah yaitu “Bagaimana tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya
aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang
bahaya aborsi dikelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya
aborsi dikelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 pada
tingkat Baik.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya
aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 pada
tingkat Cukup.
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya
aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 pada
tingkat Kurang.
xvii
xviii
4
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi ilmu pengetahuan
Sebagai bahan referensi dan sumber pengetahuan tentang bahaya aborsi.
2. Bagi Peneliti
Mengerti dan menambah wawasan pengetahuan serta pengalaman dalam
menerapkan ilmu kebidanan khususnya tentang bahaya aborsi, metodologi
penelitian dan biostatistik.
3. Bagi Institusi
a. Bagi SMK Muhammadiyah 1 Sragen
1) Penelitian ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi remaja
tentang bahaya aborsi.
2) Memberikan masukan dalam program peningkatan pengetauan
tentang bahaya aborsi.
b. Institusi Akademik
Menambah referensi perpustakaan dan sebagai sumber bacaan tentang
tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya aborsi.
E. Keaslian Penelitian
Adapun beberapa jenis penelitian yang sudah pernah dilakukan yang
ada hubungan dengan penelitian ini antara lain :
1. Bayu Dwi Retno Hapsari (2009) dengan judul: Tingkat Pengetahuan
Remaja Tentang dampak Aborsi di SMK Pelita Karanganyar 2009.
Metode Penelitian deskriptif kuantitatif. Tehnik pengambilan sempel
menggunakan Stratified Random Sampling. Alat ukur yang digunakan
xviii
xix
5
adalah kuesioner. Hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil
Pengetahuan Remaja di SMK Pelita Karanganyar 2009 tentang Aborsi
sebagian besar adalah pengetahuan Cukup 57 responden (50,89%),
pengetahuan baik sebanyak 37 orang (33,04%), pengetahuan kurang 17
responden (15,18%).
2. Adika Nurhayati Sunarti (2012) dengan judul: Tingkat Pengetahuan
Remaja tentang Dampak Abortus Provokatus Kriminalis di SMK Batik 2
Surakarta tahun 2012. Metode peneltian deskriptif kuantitatif. Teknik
pengambilan sampel menggunakan random sampling. Alat ukur yang
digunakan adalah kuisioner. Hasil Penelitian Berdasarkan perhitungan
SPSS Versi 16 diperoleh hasil pengetahuan remaja tentang dampak
Abortus Provokatus Kriminalis di kelas XI SMK Batik 2 Surakarta dengan
kategori baik 15 responden (18,3%) dengan kategori cukup 56 responden
(68,3%), kategori kurang 11 responden (13,4%).
Perbedaan penelitian yang penulis buat dengan peneliti sebelumnya
yaitu terletak pada tempat, subjek dan waktu penelitian. Persamaan
penelitian yang dilakukan penulis dengan peneliti sebelumya terletak pada
variabel yaitu pengetahuan tentang aborsi.
xix
xx
6
F. Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
Didalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini dijelaskan mengenai teori terdiri dari pengetahuan,
remaja dan permasalahanya, aborsi, kerangka teori, kerangka
konsep.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Menjelaskan tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi daran
waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel,
instrument
penelitian,
teknik
pengumpulan
data,
variabel
penelitian, definisi operasional, pengolahan dan analisis data, etika
penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum tempat penelitian, hasil
penelitian dan pembahasan.
BAB V
PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xx
xxi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1.
Pengetahuan
a.
Definisi pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia
terhadap suatu objek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui
panca indra manusia, yakni indra pengelihatan, pendengaran,
penciuman, perasa dan peraba melalui kulit. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2010).
b.
Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa cara untuk
memperoleh pengetahuan, yaitu:
1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan
dalam
memecahkan
masalah
dan
apabila
kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang
lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba
dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga
gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai
masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara
xxi
7
8
ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau
metode coba salah coba-coba.
2) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali
kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh
orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut
baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan
turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya, dengan kata
lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas
atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas
pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip
ini adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan
oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu
menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan
fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini
disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut
menganggap bahwa yang dikemukannya ádalah benar.
3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi
pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman
itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu
merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.
9
4) Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara
berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah
mampu
menggunakan
pengetahuannya.
penalarannya
Dengan
kata
lain,
dalam
memperoleh
dalam
memperoleh
kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan
pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.
5) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada
dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut
“metode penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut
metodelogi penelitian (research methodology).
c.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut
Notoatmodjo
(2003),
faktor
yang
mempengaruhi
pengetahuan meliputi :
1) Pendidikan
Merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga
terjadi perubahan.
2) Pengalaman
Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah
pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat nonformal.
10
3) Informasi
Orang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak akan
memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Salah satu sumber
informasi yang berperan penting bagi pengetahuan adalah media
masa.
4) Lingkungan budaya
Dalam hal ini faktor keturunan dan bagaimana orang tua
mendidik sejak kecil mendasari pengetahuan yang dimiliki oleh
remaja dalam berfikir selama jenjang hidupnya.
5) Sosial ekonomi
Tingkat sosial ekonomi yang rendah menyebabkan keterbatasan
biaya untuk menempuh pendidikan, sehingga pengetahuannya
pun rendah.
d.
Tingkat pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), dalam domain kognitif
berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara
berpikir, berintraksi, analisa, memecahkan masalah dan lain-lain)
yang berjenjang sebagai berikut :
1) Tahu (Knowledge)
Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa
adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan
mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang
pernah berhasil di himpun atau dikenali (recall of facts).
11
2) Memahami (Comprehension)
Pemahaman
diartikan
dicapainya
pengertian
(understanding) tentang hal yang sudah kita kenali. Karena
sudah memahami hal yang bersangkutan maka juga sudah
mampu mengenali hal tadi meskipun diberi bentuk lain.
Termasuk dalam jenjang kognitif ini misalnya kemampuan
menterjemahkan, menginterpretasikan, menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan.
3) Menerapkan (Aplication)
Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan
hal yang sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang
sesuai. Kemampuan menterjemahkan, menginterpretasikan,
menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan.
4) Analisa (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal
tadi menjadi rincian yang terdiri unsur-unsur atau komponenkomponen yang berhubungan antara yang satu dengan lainnya
dalam suatu bentuk susunan berarti.
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
kembali bagian-bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu
keseluruhan yang mengandung arti tertentu.
12
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi
berkaitan
dengan
kemampuan
untuk
membandingkan hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa
atau setara lainnya, sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan
menyeluruh tentang hal yang sedang dinilainya (Notoatmodjo,
2010).
e.
Pengukuran Pengetahuan
Menurut Riwidikdo (2010), kedalamam pengetahuan yang
ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan kategori
di bawah ini :
1)
Tingkat pengetahuan baik bila nilai responden yang diperoleh
(x) > mean + 1 SD.
2)
Tingkat pengetahuan cukup bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean +
1 SD.
3)
Tingkat pengetahuan kurang bila nilai responden yang diperoleh
(x) < mean – 1 SD.
2.
Remaja dan Permasalahannya
Menurut Handoyo (2010) dan Proverawati (2009), bahwa
remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari
bahasa latin adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk
mencapai kematangan” istilah adolescence sesungguhnya memiliki
arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan
13
fisik. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak
dengan masa dewasa dengan rentang usia 12 sampai 21 tahun.
Remaja tidak lepas dari beberapa permasalahan yang selalu
menjadi kondisi tertentu dalam tahap masa remaja. Masalah remaja
dikenal dengan masa “Kenakalan Remaja”. Kenakalan remaja biasanya identik dengan perilaku dan sikap menyimpang dari remaja
(Kartini, 2010).
Salah satu contoh kenakalan remaja adalah seks bebas atau free
seks, dimana kenakalan remaja tersebut merupakan salah satu kondisi
yang sekarang ini banyak terjadi di kalangan anak muda atau remaja.
Bahkan hal tersebut dianggap sebagai hal yang wajar dan biasa.
Pergaulan yang salah menyebabkan hal tersebut menjadi ciri dari anak
muda atau remaja yang gaul atau di bilang up todate. Banyak remaja
yang menjadikan seks bebas sebagai bagian dalam kehidupan mereka
dalam bergaul dengan lawan jenis maupun dengan yang lain
(Kartini, 2010).
Kenakalan remaja merupakan suatu kondisi yang menyebabkan
penyimpangan perilaku yang dilakukan anak muda atau remaja yang
menyimpang dengan aturan sosial maupun norma-norma yang ada.
Banyaknya kenakalan remaja yang menjamur di masyarakat di sebabkan
beberapa hal, seperti :
a.
Perkembangan teknologi dan pengetahuan.
b.
Salah pergaulan.
14
c.
Budaya.
d.
Pola pikir dan psikologis.
e.
Kondisi keluarga.
Oleh sebab itu, perlu adanya pengawasan dan perhatian dari
orang terdekat untuk bisa mengawasi dan memberikan perhatian kepada
anak muda yang menginjak remaja dalam masa pubertas. Hal ini tidak
hanya menjaga remaja melakukan hal-hal yang dilanggar oleh norma
atau aturan sosial yang sudah ada (Kartini, 2010).
3.
Aborsi
a.
Pengertian
Menurut Bertnes (2006), aborsi adalah menggugurkan
kandungan atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup di luar kandungan yang dilakukan secara sengaja.
Aborsi adalah tindakan menggugurkan kehamilan sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan (sebelum usia kehamilan 20
minggu), bukan semata untuk menyelamatkan jiwa ibu dalam
keadaan darurat tapi juga bisa karena sang ibu tidak menghendaki
kehamilan itu (WHO, 2010).
Aborsi adalah menggugurkan kandungan oleh akibat-akibat
tertentu (kehamilan yang tidak diinginkan) sebelum kehamilan
tersebut mampu untuk hidup di luar kandungan (Niskala, 2011).
15
b.
Klasifikasi abortus
Klasifikasi abortus menurut Prawiroharjo (2005), dapat dibagi
menjadi :
1) Abortus spontan/alamiah adalah abortus yang berlangsung
tanpa tindakan, abortus spontan secara klinis dapat dibedakan
antara lain:
a)
Abortus imminens
Perdarahan dari uterus pada kehamilan < 20 minggu, hasil
konsepsi masih dalam uterus dan tanpa adanya dilatatasi
serviks.
b) Abortus Insipiens
Perdarahan uterus pada kehamilan < 20 minggu dengan
adanya, dilatasi serviks uteri yang meningkat tetapi hasil
konsepsi masih dalam uterus.
c)
Abortus inkompletus
Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam
uterus.
d) Abortus kompletus
semua hasil konsepsi sudah keluar sehingga rahim kosong
e)
Missed abortion
Kematian janin sebelum berusia 20 minggu, tetapi janin
16
yang mati tertahan di dalam kavum uteri tidak dikeluarkkan
selama 8 minggu atau lebih.
f)
Abortus habitualis
Abortus yang telah berulang dan berturut-turut 3 x atau
lebih.
2) Abortus
Provokatus/Abortus
buatan
adalah
pengakhiran
kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu dilakuan
tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun
pelaksana aborsi (dokter, bidan, dukun).
Abortus provokatus dapat dibagi menjadi 2, antara lain:
a)
Abortus Provokatus Medisinalis
Abortus yang dilakukan dengan disertai indikasi medik
demi menyelamatkan nyawa ibu, syarat-syaratnya;
(1) Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
keahlian dan kewenangan untuk melakukannya (yaitu
seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan)
sesuai dengan tanggung jawab profesi.
(2) Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain,
agama, hukum, psikologi).
(3) Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau
suaminya atau keluarga terdekat.
17
(4) Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga/
peralatan
yang
memadai,
yang
ditunjuk
oleh
pemerintah.
(5) Prosedur tidak dirahasiakan.
(6) Dokumen medik harus lengkap.
b) Abortus provokatus kriminalis
Dilakukan tanpa adanya indikasi medik (ilegal). Biasanya
pengguguran dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau
obat obat tertentu. Umumnya sering terjadi pada kehamilan
yang tidak dikehendaki. Ada beberapa alasan wanita tidak
menginginkan kehamilannya:
1) Tidak
ingin
memiliki
anak
karena
khawatir
mengganggu karir, sekolah atau tanggung jawab lain
(75%).
2) Tidak memiliki cukup uang untuk merawat anak (66%).
3) Tidak ingin memiliki anak tanpa ayah (50%). Alasan
lain yang sering dilontarkan adalah masih terlalu muda
(terutama mereka yang hamil di luar nikah), aib
keluarga, atau sudah memiliki banyak anak.
c.
Tindakan Aborsi
Menurut Niskala (2011), ada 3 macam tindakan aborsi:
1) Aborsi dilakukan sendiri.
18
2) Aborsi dilakukan tenaga medis (dokter, bidan) demi keuntungan
atau demi rasa simpati.
3) Aborsi dilakukan non tenaga medis (dukun).
d.
Teknik Aborsi
1) Metode penyedotan (Suction Curettage)
Aborsi ini dilakukan dengan mesin penyedot bertenaga kuat
yang dimasukkan ke dalam rahim dan
mulut rahim dibuat
renggang sehingga janin luruh dan ari-ari (plasenta) terlepas
dari dinding rahim. Dengan metode ini dapat berisiko terjadi
robek rahim yang disebabkan salah penyedotan sehingga akan
mengalami pendarahan hebat dan berujung kematian.
2) Teknik dilatasi dan kerokan
Cara ini leher rahim dibuka atau perbesar dengan paksa
untuk dimasukkan pisau tajam kemudian janin hidup dicabik
kecil-kecil dan plasenta dikerok dari dinding rahim. Umumnya
terjadi perdarahan hebat dan jika tidak diobati dengan baik akan
terjadi infeksi.
3) Menggunakan Pil Roussell-Uclaf (RU 486)
Pil yang dikenal juga sebagai “pil aborsi Prancis” ini
mengandung dua hormon sintetik, yaitu mifepristone dan
misoprostol.
Cara
kerja
pil
ini
menghentikan
hormon
progesteron yang berfungsi menjaga jalur nutrisi ke plasenta
tetap lancar. Sehingga janin tidak mendapatkan nutrisi
lagi,
19
menjadi kelaparan, hingga tak bernyawa. Efek dari penggunaan
pil ini adalah pendarahan hebat, pusing-pusing, muntah-muntah,
rasa sakit hingga kematian.
4) Peracunan dengan garam
Dilakukan pada janin berusia lebih dari 16 minggu,
selang jarum yang panjang dimasukkan melalui perut ibu ke
dalam rahim, lalu sejumlah cairan disedot keluar dan larutan
garam pekat disuntikan kedalamnya. Bayi dibakar hidup-hidup
oleh racun itu. Dengan cara itu bayi akan mati dalam waktu 1
jam, kulitnya benar benar hangus dalam waktu 24 jam.
5) Histerektomi / bedah Caesar
Dilakukan 3 bulan terakhir dari kehamilan. Rahim
dimasuki alat bedah melalui dinding perut. Bayi kecil ini
dikeluarkan dan dibiarkan saja agar mati atau kadang-kadang
langsung dibunuh.
6) Pengguguran kimia (Prostaglandin)
Menggunakan bahan-bahan kimia ini mengakibatkan
rehim ibu mengerut, sehingga bayi yang hidup itu mati dan
terdorong keluar. Kerutan ini sedemikian kuatnya sehingga ada
bayi-bayi yang terpenggal. Sering juga bayi yang keluar itu
masih hidup. Efek samping bagi ibu banyak sekali yang
meninngal akibat serangan jantung waktu carian kimia itu
disuntikkan. (Sukrisno, 2010).
20
e. Resiko Aborsi
Menurut Sukrisno (2010), aborsi dapat membahayakan keselamata
kesehatan wanita, antara lain :
1) Resiko terhadap kesehatan fisik
a)
Kematian mendadak karena perdarahan hebat : leher rahim
robek atau terbuka lebar akan menimbulkan pendarahan
hebat yang membahayakan keselamatan ibu. Terkadang
dibutuhkan pembedahan untuk menghentikan pendarahan
tersebut.
b) Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
c)
Kematian secara lambat karena infeksi serius di sekitar
kandungan. Disebabkan oleh alat medis tidak steril yang
dimasukkan ke dalam rahim atau sisa janin yang tidak
dibersihkan dengan benar.
d)
Rahim yang sobek (uterine perforation) dapat terjadi
karena mulut rahim sebelah dalam bukan saja sempit dan
perasa sifatnya, tetapi juga kalau tersentuh, maka ia
menguncup kuat-kuat. Kalau dicoba untuk memasukinya
dengan kekerasan maka otot tersebut akan menjadi robek.
e)
Kerusakan leher rahim (cervical lacerations) yang akan
menyebabkan cacat pada anak berikutnya.
f)
Kanker payudara (karena ketidak seimbangan hormon
estrogen pada wanita).
21
g) Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
h) Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
i)
Kanker hati (Liver Cancer).
j)
Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan
menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan
hebat pada saat kehamilan berikutnya.
k) Menstruasi menjadi tidak teratur lagi selama sisa produk
kehamilan belum dikeluarkan dan bahkan sisa itu dapat
berubah menjadi kanker.
l)
Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi.
m) Aborsi yang gagal: Apabila dalam proses aborsi mengalami
kegagalan dan janin masih hidup kemungkinan besar saat
lahir mengalami cacat fisik dan dapat juga melahirkan bayi
prematur.
2) Resiko terhadap kesehatan mental
Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai post abortion
syndrome dan akan mengalami hal hal seperti ini:
a)
Kehilangan harga diri (82%).
b) Berteriak teriak histeris (51%).
c)
Mimpi buruk berkali kali mengenai bayinya (63%).
d) Ingin melakukan bunuh diri (28%).
e)
Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%).
f)
Tidak bisa menikmati hubungan seks lagi (59%).
22
Diluar hal-hal tersebut diatas, para wanita yang
melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak
hilang selama bertahun tahun dalam hidupnya (Kartini, 2010).
f. Undang-Undang Aborsi
Di Negara Indonesia, dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP) tindakan pengguguran kandungan yang disengaja di
golongkan kedalam kejahatan terhadap nyawa (BAB XIX pasal 346
- 349
Dalam KUHP BAB XIX pasal 346 - 349 dinyatakan sebagai berikut:
Pasal 346 : Dikatakan bahwa wanita yang dengan sengaja
menggugurkan kandungannya atau menyuruh orang
lain untuk melakukan hal itu di ancam hukuman
penjara paling lama 4 tahun.
Pasal 347 : (1) Disebutkan orang yang menggugurkan atau
mematikan
kehamilan
seorang
wanita
tanpa
persetujuan wanita itu diancam hukuman paling lama
12 tahun penjara.
(2)
Menyebutkan
jika
dalam
menggugurkan
kandungan tersebut berakibat pada hilangnya nyawa
wanita yang mengandung itu, maka pihak pelaku
dikenakan hukuman penjara paling lama 15 tahun.
Pasal 348
: (1). Disebutkan bahwa orang yang dengan sengaja
menggugurkan kandungan seorang wanita atas
23
persetujuan wanita itu di ancam hukuman paling
lama 15 tahun penjara.
(2). Jika dalam perbuatan itu menyebabkan wanita
itu meninggal, maka pelaku diancam hukuman
paling lama 17 tahun penjara.
Pasal 349
: Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu
melakukan kejahatan berdasarkan pasal 346 ataupun
membantu melakukan salah satu kejahatan dalam
pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan
dalam pasal itu ditambah dengan sepertiga dan dapat
di cabut hak untuk menjalankan pencaharian mana
kejahatan yang dilakukan.
g.
Aborsi di lihat dari nilai agama
Firman Allah : “Dan janganlah kamu membunuh anak
anakmu karena takut melarat’’. Kamilah yang memberi rezeki
kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh
mereka adalah dosa besar” (QS 17 : 31). Banyak calon ibu muda
beralasan bahwa karena pengghasilannya masih belum stabil atau
tabungan belum
memadai,
kemudian merencanakan untuk
menggugurkan kandungannya (Depag RI, 2003).
24
B. Kerangka Teori
Pengetahuan
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Pengalaman
3. Informasi
4. Lingkungan budaya
5. Sosial ekonomi
Remaja
Aborsi
1. Pengertian
aborsi
2. Klasifikasi
Aborsi
3. Tindakan
Aborsi
4. Teknik Aborsi
5. Resiko Aborsi
Resiko Aborsi
1. Resiko
terhadap
kesehatan fisik
a. Kematian karena
pendarahan hebat
b. Kematian mendadak
karena pembiusan yang
gagal
c. Kematian akibat
infeksi
d. Rahim yang sobek
e. Kerusakan leher rahim
f. Kanker payuda
g. Kanker indung telur
h. Kanker leher rahim
i. Kanker hati
j. Menstruasi tidak
teratur
k. Kelainan pada
placenta/ari-ari
l. Menjadi mandul
2. Resiko terhadap
kesehatan mental
a. Kehilangan harga diri
b. Berteriak terik histeris
c. Mimpi buruk berkalikali mengenai bayinya
d. Ingin melakukan
melakukan bunuh diri
e. Mulai mencoba
menggunakan obat
-obat terlarang
f. Tidak bisa menikmati
hubungan seks lagi
Sumber :Notoatmodjo (2010), Handoyo (2010), Kartini (2010), Niskala
(2011), sarwono (2010).
Gambar 2.1. Kerangka Teori
25
C. Kerangka Konsep
Baik
Tingkat Pengetahuan
Remaja Putri Tentang
Cukup
Bahaya Aborsi
Kurang
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Pengalaman
3. Informasi
4. Lingkungan budaya
5. Sosial Ekonomi
Keterangan:
-
: Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar 2.2. Kerangka Konsep
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Menurut
Notoatmodjo (2010), penelitian deskriptif kuantitatif adalah suatu penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskripsi suatu
keadaan secara objektif. Kuantitaf yaitu data yang dipaparkan dalam bentuk angkaangka (Riwidikdo, 2010). Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab
permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian ini
menggambarkan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Bahaya Aborsi di kelas
XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat atau lokasi penelitian tersebut
dilakukan (Notoatmodjo, 2010). Penelitan ini dilakukan di SMK Muhammadiyah
1 Sragen.
2. Waktu Penelitian
Waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses perubahan atau
keadaan berada atau berlangsung (Notoatmojo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan
pada tanggal 6 maret 2013.
26
27
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1.
Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ini populasi yang
akan digunakan adalah seluruh siswi kelas XI di SMK Muhamadiyah 1
Sragen yaitu 270 siswi tahun ajaran 2012/2013.
2.
Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau
sebagian jumlah dari karakeristik yang dimiliki oleh populasi
(Hidayat,
2007).
Untuk
menentukan
jumlah
sampel
di
SMK
Muhammadiah 1 Sragen menggunakan pendapat Arikunto (2006),
apabila jumlah populasi yang kurang dari 100 diambil semua, tetapi jika
lebih dari 100 dapat diambil 10%-15% atau 20%-25%. Dalam penelitian
ini sampel yang diambil 25 % dari jumlah populasi sebanyak 270 remaja
putri, didapat sempel sebanyak 67,5 dibulatkan menjadi 68 remaja putri
untuk dijadikan sampel.
3.
Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
mengunakan cara sample random sampling. Menurut Notoatmojo (2010),
yaitu pengambilan sampel secara acak sederhana yaitu setiap anggota
atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama diseleksi
sebagai sampel. Sampel diambil dengan membuat daftar elemen atau
28
anggota populasi secara acak semua kelas XI (Akuntansi, administrasi,
penjualan, multimedia, perkantoran, teknik komunikasi jaringan). Teknik
ini dipilih dikarenakan populasi mempunyai kesempatan yang sama
untuk menjadi responden. Pengambilan sampel sebanyak 68 sampel dari
seluruh siswi kelas XI yang berjumlah 6 kelas, sehingga masing-masing
kelas ada yang diambil 11 dan 12 siswi dengan cara diundi.
D. Instrumen Penelitian
Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah
kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, matang, dimana
responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda
tertentu (Notoatmojo, 2010).
Untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang bahaya aborsi, kuesioner
yang digunakan adalah kuesioner tertutup dimana sudah terdapat jawaban benar atau
salah dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar dan
pada pernyataan positif (favourable) jika menjawab benar mendapat nilai 1 dan yang
menjawab
salah mendapat
nilai
0.
Sedangkan
pada
pernyataan
negatif
(unfavourable) yang menjawab salah mendapat nilai 1 dan yang menjawab benar
mendapat nilai 0. Dimana kisi-kisi kuesioner dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
29
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Pernyataan
Variabel
Indikator
Tingkat
pengetahuan
remaja putri
tentang
bahaya
aborsi
1. Pengertian aborsi
2. Resiko aborsi
secara fisik
3. Resiko aborsi
secara mental
No. Soal
Positif
Negatif
2,3,22
1
Jumlah
Soal
4
5,8,9,16,17,2 10,14,15,
1,23,24,26,27 18,25,28,30
,31,32,33,35
4,7,11,13,19,
20,29,34
6,12
Jumlah
Sumber : Data primer
21
10
35
Untuk mengetahui apakah kuesioner penelitian ini berkualitas,
terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap karakteristik
sejenis di luar lokasi penelitian, yang telah dilaksanakan di SMK PGRI
Karangmalang dengan jumlah responden 30 remaja putri kelas XI, karena
karakteristik remaja putri di SMK PGRI Karangmalang hampir sama dengan
karakteristik remaja putri di SMK Muhammadiyah 1 Sragen.
1.
Uji Validitas
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana
instrumen pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur
(Riwidikdo, 2010). Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan
rumus Korelasi Pearson Product Moment dengan bantuan program
komputer SPSS for Windows. Instrumen dikatakan valid jika nilai r
> r tabel.
hitung
30
Rumus product moment adalah:
rxy =
N . SXY - SX.SY
2
2
{N SX 2 - (SX ) } {N SY 2 - (SY ) }
Keterangan:
N
: Jumlah responden
rxy
: Koefisien korelasi product moment
x
: Skor pertanyaan
y
: Skor total
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total
Uji validitas yang telah diujikan di SMK PGRI Karangmalang dari
35 soal hasilnya 32 soal dinyatakan valid dan 3 soal dinyatakan tidak
valid yaitu nomor 15, 24, 28. Pernyataan dinyatakan valid bila r
tabel.
Nilai r
tabel
hitung
>r
untuk jumlah responden 30 dengan taraf signifikan 5%
adalah 0,361. Pernyataan yang tidak valid dihapus dari daftar pernyataan
kuesioner.
2.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya juga (Arikunto, 2010).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan SpearmanBrown dengan bantuan program komputer SPSS versi 16 for Windows.
Menurut Siregar (2010), instrumen dikatakan reliabel jika r hitung > rtabel (0,374) ,
31
rtabel didapatkan dari tabel Product Moment dengan (ߙ = 0,05 , n-2). Rumus
Spearman Brown sebagai berikut:
ri =
2 x rb
1 + rb
Keterangan:
ri
: Reliabilitas instrumen
Rb
: Korelasi produk moment antara belahan pertama dan kedua
Uji reliabilitas untuk 32 soal yang dikatakan reliabel jika nilai rhitung >
rtabel (0,374) (Siregar, 2010). Pada penelitian ini menunjukan bahwa nilai
spearman brown yaitu 0,450 > 0,374, sehingga instrumen penelitian ini
dikatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat ukur
E.
Tehnik pengumpulan data
Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar
pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner pada siswi di kelas XI SMK
Muhammadiah 1 Sragen, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya.
Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada
saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari:
1.
Data Primer
Menurut Riwidikdo (2009), data primer diperoleh secara
langsung dari objek penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi.
Dalam penelitian ini data primer diperoleh jawaban atas pertanyaan yang
32
disediakan melalui pengisian kuesioner oleh responden tentang bahaya
aborsi.
2.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung
dari objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder didapatkan dari
data instansi pendidikan, yang digunakanya untuk data yaitu jumlah kelas
dan jumlah siswi kelas XI di SMK Muhammadiah 1 Sragen.
F.
Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ini
hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan remaja putri tentang
bahaya aborsi
G. Definisi Operasional
Menurut Notoatmodjo (2010), definisi operasional merupakan definisi yang
membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti.
Definisi Operasional dalam penelitian ini sebagai berikut.
33
Tabel 3.2
Definisi Operasional
Nama Variabel
Tingkat
pengetahuan
remaja putri
tentang bahaya
aborsi
Definisi
Operasional
Pemahaman
respoden remaja
putri kelas XI
tentang bahaya
aborsi
Indikator
Alat
Skala
Ukur
a. Baik, bila nilai responden Kuesioner Ordinal
yang diperoleh (x) >
mean + 1SD
b. Cukup, bila nilai
responden mean - 1 SD £
x £ mean + 1 SD
c. Kurang, bila nilai
responden yang
diperoleh (x) < mean – 1
SD
Sumber : Riwidikdo
(2010)
H. Pengolahan dan Analisis Data
1.
Pengolahan Data
Setelah data terkumpul maka langkah yang dilakukan selanjutnya adalah
pengolahan data. Menurut Notoatmodjo (2010), proses pengolahan data
penelitian ini terdiri atas tahap-tahap sebagai berikut :
a.
Editing (Penyuntingan Data)
Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan
melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Secara
umum editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan
perbaikan isian formulir atau kuesioner.
34
b.
Coding Sheet (Lembaran Kode)
Lembaran kode adalah instrument berupa kolom-kolom untuk
merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi
nomor responden dan nomor-nomor pertanyaan.
c.
Data Entry (Memasukkan Data)
Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode sesuai
dengan
jawaban
masing-masing
pertanyaan
dalam
program
komputer.
d.
Tabulating (Tabulasi)
Tabulasi yaitu penyusunan data kedalam bentuk table distribusi
frekuensi, kemudian dihitung mean, median dan modus.
2.
Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisa univariat, yaitu mengisi variabel
yang ada secara diskriptif dengan menghitung distribusi dan persentasi dari
setiap variabel dan disajikan dalam narasi dan tabel (Notoatmodjo, 2010).
Hasil penghitungan yang diperoleh dikategorikan 3, yaitu :
a.
Baik
: bila nilai responden (x) > mean + 1 SD
b.
Cukup
: bila nilai mean – 1 SD £ x £ mean + 1 SD
c.
Kurang
: bila nilai responden (x) < mean – 1 SD (Riwidikdo, 2010).
Menurut Riwidikdo (2010), untuk menghitung Standart Deviation (SD)
atau simpangan baku menggunakan rumus :
35
ʹ
ʹ െ ሺσ ݅ݔሻ
σ
ݔ
݅
ඨ
݊
݀ݏൌ
݊െͳ
Keterangan ;
S
= Simpangan baku
∑xi
= Jumlah variabel
N
= Banyaknya data/sampel
Adapun rumus untuk menghitung mean menurut Riwidikdo (2010),
yaitu :
X=
σܺ
݊
keterangan :
X
=
Nilai rata-rata
Σܺ
=
Jumlah nilai responden
n
=
Jumlah sampel
Menurut Sugiyono (2010), untuk menghitung prosentase setelah didapat
distribusi frekuensi dapat menggunakan rumus :
ܲൌ
ݒ
ͲͲͳݔΨ
݊
Keterangan :
P
= Prosentase
v
= Jumlah responden dalam kategori
n
= Jumlah seluruh responden
36
I.
Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian pada responden, peneliti harus memperhatikan
etika penelitian. Menurut Hidayat (2007), etika penelitian meliputi :
1.
Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent diberikan
sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk
menjadi responden.
2.
Anonimity (Tanpa Nama)
Penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan
kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3.
Confidentiality (Kerahasiaan)
Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi
maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan
dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil riset.
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Sragen yang
beralamat Jl. Rajawali Nglorog No. 01, No. Telp. (0271) 891714, Kode Pos
57215 Sragen. Secara umum, SMK ini terletak ditengah jantung kecamatan
Nglorog Kabupaten Sragen. Luas sekolah ini ± 1000 meter dan keadaan
lingkungan di sekolah ini bersih. SMK Muhammadiyah 1 Sragen berdiri pada
tahun 1992. SMK ini mempunyai 6 Program Keahlian yaitu Administrasi
Perkantoran, Akutansi, Tata Niaga, Multimedia dan Teknik Komputer dan
Jaringan. Jumlah pelajar yang ada di SMK ini pada tahun ajaran 2012/2013
adalah 720 sis
ABORSI DI KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN
TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir
Program Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
LILIS PRA UNTARI
NIM : B10.090
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013
i
ii
ii
iii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul“ Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang
Bahaya Aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 ”. Karya
Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat
kelulusan Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selakuka. Prodi DIII Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Rahajeng Putri Ningrum, SST.,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. Bapak Wakidi, S.Pd.MM, selaku kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 1
Sragen yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam melakukan
penelitian untuk penulisan Karya Tulis Ilmiah.
5. Seluruh dosen dan staf Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
iv
v
6. Seluruh responden yang telah bersedia menjadi sampel dalam penulisan Karya
Tulis Ilmiah.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan peneliti selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Juli 2013
Penulis
v
vi
STIKes Kusuma Husada Surakarta
Prodi DIII Kebidanan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013
Lilis Pra Untari
10 090
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG BAHAYA
ABORSI DI KELAS XI SMK MUHAMADIYAH 1 SRAGEN
TAHUN 2013
Xiv + 43 halaman + 18 lampiran + 4 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Kasus aborsi kalangan remaja di indonesia, diperoleh 2,6 juta
jiwa pertahun. Kematian ibu disebabkan karena tindakan aborsi yang tidak aman
sebagaian besar 15%-50% dilakukan oleh remaja. Kasus aborsi di jawa tengah
meningkat 1%-6% dari jumlah remaja dan di kota Sragen 0,5%-4% dari jumlah 68
remaja. Hal ini dikarenakan banyaknya kejadian seks di luar nikah yang menjadi
salah satu faktor penyebab aborsi. Studi pendahuluan yang telah dilakukan penulis
pada bulan Oktober 2012 di SMK Muhammadiah 1 Sragen. Berdasarkan
informasi dari bagian kesiswaan hampir setiap tahun ada kejadian mahasiswa
hamil di luar nikah yang menyebabkan siswi harus berhenti sekolah. Hasil
wawancara yang telah dilakukan pada 10 siswi di SMK Muhammadiyah 1 Sragen
hanya 4 siswi yang mengetahui tentang bahaya aborsi melalui pengetahuan non
formal, seperti internet, majalah dan media lainnya dan 6 siswi belum terlalu
mengerti bahaya aborsi.
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya
aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013.
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif.
Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Sragen pada tanggal 6 Maret
2013. Besarnya populasi 270 responden dan jumlah sample 68 responden. Teknik
pengambilan sampel menggunakan sample random sampling. Instrumen yang
digunakan kuesioner tertutup, Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Analisa Univariat.
Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja putri
tentang bahaya aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen dapat
dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 16 responden (23,6%), pengetahuan
cukup sebanyak 41 responden (60,3%) dan pengetahuan kurang sebanyak 11
responden (16,1%).
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi di kelas
XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 dikategorikan berpengetahuan
cukup yaitu sebanyak 41 responden (60,3%).
Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Remaja, Bahaya Aborsi
Kepustakaan : 27 literatur (2003-2012)
vi
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Tiada doa yang lebih indah selain do’a agar Karya Tulis Ilmiah ini cepat selesai”
“Kuolah kata, kubaca makna, kuikat dalam alinea, kubingkai dalam bab sejumlah
lima, jadilah mahakarya, gelar ahli madya kuterima, orang tua pun bahagia”
“Wisuda setelah 6 semester adalah kesuksesan yang kuterima nantinya”
“Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi dan saya menang ”
PERSEMBAHAN
Karya tulis ilmiah ini dengan rendah hati
penulis persembahkan kepada:
v Allah SWT yang memberikan Rahmat dan
Hidayah-Nya.
v Ayah dan bunda yang tersayang yang
selalu mendoakan serta memberikan
dukungan disetiap langkahku.
v Kakak dan adikku tersayang Aan pratiwi,
Ipung pratanti, Yuli prabowo dan Didit
Prasetio yang telah memberiku kasih
sayang dan semangat dalam segala hal.
v Sahabat-sahabatku kost 99 yang sangat
aku cintai yaitu indah, suchi, diah, meyca,
dinda, nuri dan yuni.
v Ibu Desy Handayani, SST.,M.Kes, terima
kasih atas bimbingan dan motivasinya
selama ini.
v Agung Wahyu Jatmiko terima kasih yang
selama ini selalu membuatku tersenyum
disaat susah dan senang.
v Almamater tercinta
vii
viii
CURICULUM VITAE
BIODATA
Nama
: Lilis Pra Untari
Tempat/Tanggal Lahir
: Sragen, 12 Juli 1992
Agama
: Islam
Alamat
: Dukuh RT 11/RW 04, Jirapan, Masaran, Sragen
RIWAYAT PENDIDIKAN
1.
SD Negeri 02 Jirapan
Lulus Tahun 2005
2.
SMP Negeri 02 Masaran
Lulus Tahun 2007
3.
SMA Negeri 01 Mojogedang
Lulus Tahun 2010
4.
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2013
viii
ix
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
iii
KATA PENGANTAR .................................................................................
iv
ABSTRAK...................................................................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..............................................................
vii
CURICULUM VITAE ................................................................................
viii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................
1
B. Perumusan Masalah ...............................................................
3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................
3
D. Manfaat Penelitian .................................................................
4
E. Keaslian Penelitian ................................................................
5
F. Sistematika Penelitian ............................................................
6
ix
x
BAB II
BAB III
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori .......................................................................
7
1. Pengetahuan ............................................................................
7
2. Remaja dan Permasalahannya ..................................................
12
3. Aborsi......................................................................................
14
B. Kerangka Teori ......................................................................
24
C. Kerangka Konsep ..................................................................
25
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian..............................................
26
B. LokasidanWaktu Penelitian....................................................
26
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel................
27
D. Instrumen Penelitian .............................................................
28
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................
32
F. Variabel Penelitian.................................................................
33
G. Definisi Operasional ..............................................................
33
H. Pengolahan dan Analisis Data ...............................................
34
I. Etika Penelitian ......................................................................
37
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...............................................
38
B. Hasil Penelitian .............................................................................
38
C. Pembahasan ..................................................................................
40
D. Keterbatasan Penelitian .................................................................
43
x
xi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................
44
B. Saran .............................................................................................
44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Kisi-kisi Kuesioner ..................................................................
29
Tabel 3.2
Definisi Operasional Penelitian ................................................
33
Tabel 4.1
Nilai Mean dan Standar Devisiasi ...........................................
36
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi ................................................................
37
xii
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................
24
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ....................................................................
25
xiii
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Jadwal Penelitian
Lampiran 2
Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal
Lampiran 3
Surat Balasan Ijin Pengambilan Data Awal
Lampiran 4
Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5
Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6
Permohonan Ijin Pengambilan Lahan Penelitian
Lampiran 7
Surat Balasan Ijin Pengambilan Lahan Penelitian
Lampiran 8
Kuesioner
Lampiran 9
Jawaban Kuesioner
Lampiran 10 Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 11 Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 12 Data Tabulasi Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner tentang
Bahaya Aborsi
Lampiran 13 Perhitungan Manual Mean dan Standar Devisiasi
Lampiran 14 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri tentang Bahaya
Aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen.
Lampiran 15 Tabulasi Hasil Penelitian Tingkat Pengetahuan Remaja Putri
tentang Bahaya Aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen.
Lempiran 16 Tabel Nilai korelasi Product Moment
Lampiran 18 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
xiv
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dampak pergaulan bebas di kalangan remaja mengantarkan pada
kegiatan menyimpang seperti seks bebas atau seks pranikah sehingga
mengakibatkan menularnya penyakit kelamin dan terjadinya kehamilan yang
tidak diharapkan (KTD). Ada 2 hal yang bisa dilakukan oleh remaja, yaitu
mempertahankan kehamilan atau mengakhiri kehamilan dengan cara aborsi
(Soetjiningsih, 2009).
Berdasarkan survei BKKBN (2011), di Indonesia 63 juta jiwa remaja
berusia 10 - 24 tahun berperilaku tidak sehat yaitu berhubungan seks pranikah.
Kasus aborsi dikalangan remaja, diperoleh 2,6 juta jiwa pertahun dan dari
jumlah 27 % atau 700.000 kalangan remaja melakukan aborsi. Di Indonesia
15% - 50 % kematian ibu disebabkan karena tindakan aborsi yang tidak aman,
khususnya sebagaian besar dilakukan oleh remaja (Depkes RI, 2011).
Kasus aborsi di jawa tengah meningkat berkisar 1 - 6 % dari jumlah
remaja dan di kota Sragen antara 0,5 - 4 % dari jumlah 68 remaja. Hal ini
dikarenakan banyaknya kejadian seks di luar nikah yang menjadi salah satu
faktor penyebab aborsi (Solopos, 2011).
Aborsi dapat beresiko terhadap segi kesehatan dan keselamatan
seorang wanita baik secara fisik dan psikologis. Ganguan kesehatan secara
fisik seorang wanita melakukan aborsi antara lain kematian mendadak akibat
pendarahan hebat, kematian mendadak karena pembiusan yang gagal,
xv
1
xvi
2
kematian secara lambat akibat infeksi serius di sekitar kandungan, rahim yang
sobek, kerusakan leher rahim, kanker payudara, mandul/tidak mampu
memiliki keturunan lagi, kanker leher rahim, kelainan plasenta/ari-ari. Selain
gangguan fisik, seorang wanita melakukan aborsi mengalami ganguan
kesehatan secara mental antara lain kehilangan harga diri, berteriak teriak
histeris, mimpi buruk berkali-kali mengenai bayinya, ingin melakukan bunuh
diri, mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang, tidak bisa menikmati
lagi hubungan seksual (kartini, 2010).
Banyaknya kasus aborsi khususnya di kalangan remaja terjadi akibat
adanya kesenjangan informasi tentang kesehatan reproduksi. Semakin
berkembangnya teknologi informasi dan mudahnya akses
informasi
menjadikan para remaja semakin mudah mendapatkan informasi tentang
kesehatan reproduksi yang belum tentu benar (Niskala, 2011).
Studi pendahuluan yang telah dilakukan penulis pada bulan Oktober
2012 di SMK Muhammadiah 1 Sragen dengan jumlah seluruh murid kelas XI
275 murid, terdiri dari 270 siswi dan 5 Siswa. Berdasarkan informasi dari
bagian kesiswaan hampir setiap tahun ada kejadian mahasiswa hamil di luar
nikah yang menyebabkan siswi harus berhenti sekolah. Hasil wawancara yang
telah dilakukan pada 10 siswi di SMK Muhammadiyah 1 Sragen hanya 4 siswi
yang mengetahui tentang bahaya aborsi melalui pengetahuan non formal,
seperti internet, majalah dan media lainnya dan 6 siswi belum terlalu mengerti
bahaya aborsi.
xvi
xvii
3
Berdasarkan uraian di atas pengetahuan remaja tentang bahaya aborsi
sangat penting dan kurangnya pengetahuan mengenai bahaya aborsi dapat
menyebabkan pergeseran perilaku para remaja, sehingga penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang
Bahaya Aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 “.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dibuat rumusan
masalah yaitu “Bagaimana tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya
aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang
bahaya aborsi dikelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya
aborsi dikelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 pada
tingkat Baik.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya
aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 pada
tingkat Cukup.
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya
aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 pada
tingkat Kurang.
xvii
xviii
4
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi ilmu pengetahuan
Sebagai bahan referensi dan sumber pengetahuan tentang bahaya aborsi.
2. Bagi Peneliti
Mengerti dan menambah wawasan pengetahuan serta pengalaman dalam
menerapkan ilmu kebidanan khususnya tentang bahaya aborsi, metodologi
penelitian dan biostatistik.
3. Bagi Institusi
a. Bagi SMK Muhammadiyah 1 Sragen
1) Penelitian ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi remaja
tentang bahaya aborsi.
2) Memberikan masukan dalam program peningkatan pengetauan
tentang bahaya aborsi.
b. Institusi Akademik
Menambah referensi perpustakaan dan sebagai sumber bacaan tentang
tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya aborsi.
E. Keaslian Penelitian
Adapun beberapa jenis penelitian yang sudah pernah dilakukan yang
ada hubungan dengan penelitian ini antara lain :
1. Bayu Dwi Retno Hapsari (2009) dengan judul: Tingkat Pengetahuan
Remaja Tentang dampak Aborsi di SMK Pelita Karanganyar 2009.
Metode Penelitian deskriptif kuantitatif. Tehnik pengambilan sempel
menggunakan Stratified Random Sampling. Alat ukur yang digunakan
xviii
xix
5
adalah kuesioner. Hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil
Pengetahuan Remaja di SMK Pelita Karanganyar 2009 tentang Aborsi
sebagian besar adalah pengetahuan Cukup 57 responden (50,89%),
pengetahuan baik sebanyak 37 orang (33,04%), pengetahuan kurang 17
responden (15,18%).
2. Adika Nurhayati Sunarti (2012) dengan judul: Tingkat Pengetahuan
Remaja tentang Dampak Abortus Provokatus Kriminalis di SMK Batik 2
Surakarta tahun 2012. Metode peneltian deskriptif kuantitatif. Teknik
pengambilan sampel menggunakan random sampling. Alat ukur yang
digunakan adalah kuisioner. Hasil Penelitian Berdasarkan perhitungan
SPSS Versi 16 diperoleh hasil pengetahuan remaja tentang dampak
Abortus Provokatus Kriminalis di kelas XI SMK Batik 2 Surakarta dengan
kategori baik 15 responden (18,3%) dengan kategori cukup 56 responden
(68,3%), kategori kurang 11 responden (13,4%).
Perbedaan penelitian yang penulis buat dengan peneliti sebelumnya
yaitu terletak pada tempat, subjek dan waktu penelitian. Persamaan
penelitian yang dilakukan penulis dengan peneliti sebelumya terletak pada
variabel yaitu pengetahuan tentang aborsi.
xix
xx
6
F. Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
Didalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini dijelaskan mengenai teori terdiri dari pengetahuan,
remaja dan permasalahanya, aborsi, kerangka teori, kerangka
konsep.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Menjelaskan tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi daran
waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel,
instrument
penelitian,
teknik
pengumpulan
data,
variabel
penelitian, definisi operasional, pengolahan dan analisis data, etika
penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum tempat penelitian, hasil
penelitian dan pembahasan.
BAB V
PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xx
xxi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1.
Pengetahuan
a.
Definisi pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia
terhadap suatu objek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui
panca indra manusia, yakni indra pengelihatan, pendengaran,
penciuman, perasa dan peraba melalui kulit. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2010).
b.
Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa cara untuk
memperoleh pengetahuan, yaitu:
1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan
dalam
memecahkan
masalah
dan
apabila
kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang
lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba
dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga
gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai
masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara
xxi
7
8
ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau
metode coba salah coba-coba.
2) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali
kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh
orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut
baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan
turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya, dengan kata
lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas
atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas
pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip
ini adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan
oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu
menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan
fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini
disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut
menganggap bahwa yang dikemukannya ádalah benar.
3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi
pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman
itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu
merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.
9
4) Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara
berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah
mampu
menggunakan
pengetahuannya.
penalarannya
Dengan
kata
lain,
dalam
memperoleh
dalam
memperoleh
kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan
pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.
5) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada
dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut
“metode penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut
metodelogi penelitian (research methodology).
c.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut
Notoatmodjo
(2003),
faktor
yang
mempengaruhi
pengetahuan meliputi :
1) Pendidikan
Merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga
terjadi perubahan.
2) Pengalaman
Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah
pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat nonformal.
10
3) Informasi
Orang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak akan
memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Salah satu sumber
informasi yang berperan penting bagi pengetahuan adalah media
masa.
4) Lingkungan budaya
Dalam hal ini faktor keturunan dan bagaimana orang tua
mendidik sejak kecil mendasari pengetahuan yang dimiliki oleh
remaja dalam berfikir selama jenjang hidupnya.
5) Sosial ekonomi
Tingkat sosial ekonomi yang rendah menyebabkan keterbatasan
biaya untuk menempuh pendidikan, sehingga pengetahuannya
pun rendah.
d.
Tingkat pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), dalam domain kognitif
berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara
berpikir, berintraksi, analisa, memecahkan masalah dan lain-lain)
yang berjenjang sebagai berikut :
1) Tahu (Knowledge)
Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa
adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan
mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang
pernah berhasil di himpun atau dikenali (recall of facts).
11
2) Memahami (Comprehension)
Pemahaman
diartikan
dicapainya
pengertian
(understanding) tentang hal yang sudah kita kenali. Karena
sudah memahami hal yang bersangkutan maka juga sudah
mampu mengenali hal tadi meskipun diberi bentuk lain.
Termasuk dalam jenjang kognitif ini misalnya kemampuan
menterjemahkan, menginterpretasikan, menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan.
3) Menerapkan (Aplication)
Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan
hal yang sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang
sesuai. Kemampuan menterjemahkan, menginterpretasikan,
menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan.
4) Analisa (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal
tadi menjadi rincian yang terdiri unsur-unsur atau komponenkomponen yang berhubungan antara yang satu dengan lainnya
dalam suatu bentuk susunan berarti.
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
kembali bagian-bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu
keseluruhan yang mengandung arti tertentu.
12
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi
berkaitan
dengan
kemampuan
untuk
membandingkan hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa
atau setara lainnya, sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan
menyeluruh tentang hal yang sedang dinilainya (Notoatmodjo,
2010).
e.
Pengukuran Pengetahuan
Menurut Riwidikdo (2010), kedalamam pengetahuan yang
ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan kategori
di bawah ini :
1)
Tingkat pengetahuan baik bila nilai responden yang diperoleh
(x) > mean + 1 SD.
2)
Tingkat pengetahuan cukup bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean +
1 SD.
3)
Tingkat pengetahuan kurang bila nilai responden yang diperoleh
(x) < mean – 1 SD.
2.
Remaja dan Permasalahannya
Menurut Handoyo (2010) dan Proverawati (2009), bahwa
remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari
bahasa latin adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk
mencapai kematangan” istilah adolescence sesungguhnya memiliki
arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan
13
fisik. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak
dengan masa dewasa dengan rentang usia 12 sampai 21 tahun.
Remaja tidak lepas dari beberapa permasalahan yang selalu
menjadi kondisi tertentu dalam tahap masa remaja. Masalah remaja
dikenal dengan masa “Kenakalan Remaja”. Kenakalan remaja biasanya identik dengan perilaku dan sikap menyimpang dari remaja
(Kartini, 2010).
Salah satu contoh kenakalan remaja adalah seks bebas atau free
seks, dimana kenakalan remaja tersebut merupakan salah satu kondisi
yang sekarang ini banyak terjadi di kalangan anak muda atau remaja.
Bahkan hal tersebut dianggap sebagai hal yang wajar dan biasa.
Pergaulan yang salah menyebabkan hal tersebut menjadi ciri dari anak
muda atau remaja yang gaul atau di bilang up todate. Banyak remaja
yang menjadikan seks bebas sebagai bagian dalam kehidupan mereka
dalam bergaul dengan lawan jenis maupun dengan yang lain
(Kartini, 2010).
Kenakalan remaja merupakan suatu kondisi yang menyebabkan
penyimpangan perilaku yang dilakukan anak muda atau remaja yang
menyimpang dengan aturan sosial maupun norma-norma yang ada.
Banyaknya kenakalan remaja yang menjamur di masyarakat di sebabkan
beberapa hal, seperti :
a.
Perkembangan teknologi dan pengetahuan.
b.
Salah pergaulan.
14
c.
Budaya.
d.
Pola pikir dan psikologis.
e.
Kondisi keluarga.
Oleh sebab itu, perlu adanya pengawasan dan perhatian dari
orang terdekat untuk bisa mengawasi dan memberikan perhatian kepada
anak muda yang menginjak remaja dalam masa pubertas. Hal ini tidak
hanya menjaga remaja melakukan hal-hal yang dilanggar oleh norma
atau aturan sosial yang sudah ada (Kartini, 2010).
3.
Aborsi
a.
Pengertian
Menurut Bertnes (2006), aborsi adalah menggugurkan
kandungan atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup di luar kandungan yang dilakukan secara sengaja.
Aborsi adalah tindakan menggugurkan kehamilan sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan (sebelum usia kehamilan 20
minggu), bukan semata untuk menyelamatkan jiwa ibu dalam
keadaan darurat tapi juga bisa karena sang ibu tidak menghendaki
kehamilan itu (WHO, 2010).
Aborsi adalah menggugurkan kandungan oleh akibat-akibat
tertentu (kehamilan yang tidak diinginkan) sebelum kehamilan
tersebut mampu untuk hidup di luar kandungan (Niskala, 2011).
15
b.
Klasifikasi abortus
Klasifikasi abortus menurut Prawiroharjo (2005), dapat dibagi
menjadi :
1) Abortus spontan/alamiah adalah abortus yang berlangsung
tanpa tindakan, abortus spontan secara klinis dapat dibedakan
antara lain:
a)
Abortus imminens
Perdarahan dari uterus pada kehamilan < 20 minggu, hasil
konsepsi masih dalam uterus dan tanpa adanya dilatatasi
serviks.
b) Abortus Insipiens
Perdarahan uterus pada kehamilan < 20 minggu dengan
adanya, dilatasi serviks uteri yang meningkat tetapi hasil
konsepsi masih dalam uterus.
c)
Abortus inkompletus
Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam
uterus.
d) Abortus kompletus
semua hasil konsepsi sudah keluar sehingga rahim kosong
e)
Missed abortion
Kematian janin sebelum berusia 20 minggu, tetapi janin
16
yang mati tertahan di dalam kavum uteri tidak dikeluarkkan
selama 8 minggu atau lebih.
f)
Abortus habitualis
Abortus yang telah berulang dan berturut-turut 3 x atau
lebih.
2) Abortus
Provokatus/Abortus
buatan
adalah
pengakhiran
kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu dilakuan
tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun
pelaksana aborsi (dokter, bidan, dukun).
Abortus provokatus dapat dibagi menjadi 2, antara lain:
a)
Abortus Provokatus Medisinalis
Abortus yang dilakukan dengan disertai indikasi medik
demi menyelamatkan nyawa ibu, syarat-syaratnya;
(1) Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
keahlian dan kewenangan untuk melakukannya (yaitu
seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan)
sesuai dengan tanggung jawab profesi.
(2) Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain,
agama, hukum, psikologi).
(3) Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau
suaminya atau keluarga terdekat.
17
(4) Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga/
peralatan
yang
memadai,
yang
ditunjuk
oleh
pemerintah.
(5) Prosedur tidak dirahasiakan.
(6) Dokumen medik harus lengkap.
b) Abortus provokatus kriminalis
Dilakukan tanpa adanya indikasi medik (ilegal). Biasanya
pengguguran dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau
obat obat tertentu. Umumnya sering terjadi pada kehamilan
yang tidak dikehendaki. Ada beberapa alasan wanita tidak
menginginkan kehamilannya:
1) Tidak
ingin
memiliki
anak
karena
khawatir
mengganggu karir, sekolah atau tanggung jawab lain
(75%).
2) Tidak memiliki cukup uang untuk merawat anak (66%).
3) Tidak ingin memiliki anak tanpa ayah (50%). Alasan
lain yang sering dilontarkan adalah masih terlalu muda
(terutama mereka yang hamil di luar nikah), aib
keluarga, atau sudah memiliki banyak anak.
c.
Tindakan Aborsi
Menurut Niskala (2011), ada 3 macam tindakan aborsi:
1) Aborsi dilakukan sendiri.
18
2) Aborsi dilakukan tenaga medis (dokter, bidan) demi keuntungan
atau demi rasa simpati.
3) Aborsi dilakukan non tenaga medis (dukun).
d.
Teknik Aborsi
1) Metode penyedotan (Suction Curettage)
Aborsi ini dilakukan dengan mesin penyedot bertenaga kuat
yang dimasukkan ke dalam rahim dan
mulut rahim dibuat
renggang sehingga janin luruh dan ari-ari (plasenta) terlepas
dari dinding rahim. Dengan metode ini dapat berisiko terjadi
robek rahim yang disebabkan salah penyedotan sehingga akan
mengalami pendarahan hebat dan berujung kematian.
2) Teknik dilatasi dan kerokan
Cara ini leher rahim dibuka atau perbesar dengan paksa
untuk dimasukkan pisau tajam kemudian janin hidup dicabik
kecil-kecil dan plasenta dikerok dari dinding rahim. Umumnya
terjadi perdarahan hebat dan jika tidak diobati dengan baik akan
terjadi infeksi.
3) Menggunakan Pil Roussell-Uclaf (RU 486)
Pil yang dikenal juga sebagai “pil aborsi Prancis” ini
mengandung dua hormon sintetik, yaitu mifepristone dan
misoprostol.
Cara
kerja
pil
ini
menghentikan
hormon
progesteron yang berfungsi menjaga jalur nutrisi ke plasenta
tetap lancar. Sehingga janin tidak mendapatkan nutrisi
lagi,
19
menjadi kelaparan, hingga tak bernyawa. Efek dari penggunaan
pil ini adalah pendarahan hebat, pusing-pusing, muntah-muntah,
rasa sakit hingga kematian.
4) Peracunan dengan garam
Dilakukan pada janin berusia lebih dari 16 minggu,
selang jarum yang panjang dimasukkan melalui perut ibu ke
dalam rahim, lalu sejumlah cairan disedot keluar dan larutan
garam pekat disuntikan kedalamnya. Bayi dibakar hidup-hidup
oleh racun itu. Dengan cara itu bayi akan mati dalam waktu 1
jam, kulitnya benar benar hangus dalam waktu 24 jam.
5) Histerektomi / bedah Caesar
Dilakukan 3 bulan terakhir dari kehamilan. Rahim
dimasuki alat bedah melalui dinding perut. Bayi kecil ini
dikeluarkan dan dibiarkan saja agar mati atau kadang-kadang
langsung dibunuh.
6) Pengguguran kimia (Prostaglandin)
Menggunakan bahan-bahan kimia ini mengakibatkan
rehim ibu mengerut, sehingga bayi yang hidup itu mati dan
terdorong keluar. Kerutan ini sedemikian kuatnya sehingga ada
bayi-bayi yang terpenggal. Sering juga bayi yang keluar itu
masih hidup. Efek samping bagi ibu banyak sekali yang
meninngal akibat serangan jantung waktu carian kimia itu
disuntikkan. (Sukrisno, 2010).
20
e. Resiko Aborsi
Menurut Sukrisno (2010), aborsi dapat membahayakan keselamata
kesehatan wanita, antara lain :
1) Resiko terhadap kesehatan fisik
a)
Kematian mendadak karena perdarahan hebat : leher rahim
robek atau terbuka lebar akan menimbulkan pendarahan
hebat yang membahayakan keselamatan ibu. Terkadang
dibutuhkan pembedahan untuk menghentikan pendarahan
tersebut.
b) Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
c)
Kematian secara lambat karena infeksi serius di sekitar
kandungan. Disebabkan oleh alat medis tidak steril yang
dimasukkan ke dalam rahim atau sisa janin yang tidak
dibersihkan dengan benar.
d)
Rahim yang sobek (uterine perforation) dapat terjadi
karena mulut rahim sebelah dalam bukan saja sempit dan
perasa sifatnya, tetapi juga kalau tersentuh, maka ia
menguncup kuat-kuat. Kalau dicoba untuk memasukinya
dengan kekerasan maka otot tersebut akan menjadi robek.
e)
Kerusakan leher rahim (cervical lacerations) yang akan
menyebabkan cacat pada anak berikutnya.
f)
Kanker payudara (karena ketidak seimbangan hormon
estrogen pada wanita).
21
g) Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
h) Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
i)
Kanker hati (Liver Cancer).
j)
Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan
menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan
hebat pada saat kehamilan berikutnya.
k) Menstruasi menjadi tidak teratur lagi selama sisa produk
kehamilan belum dikeluarkan dan bahkan sisa itu dapat
berubah menjadi kanker.
l)
Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi.
m) Aborsi yang gagal: Apabila dalam proses aborsi mengalami
kegagalan dan janin masih hidup kemungkinan besar saat
lahir mengalami cacat fisik dan dapat juga melahirkan bayi
prematur.
2) Resiko terhadap kesehatan mental
Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai post abortion
syndrome dan akan mengalami hal hal seperti ini:
a)
Kehilangan harga diri (82%).
b) Berteriak teriak histeris (51%).
c)
Mimpi buruk berkali kali mengenai bayinya (63%).
d) Ingin melakukan bunuh diri (28%).
e)
Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%).
f)
Tidak bisa menikmati hubungan seks lagi (59%).
22
Diluar hal-hal tersebut diatas, para wanita yang
melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak
hilang selama bertahun tahun dalam hidupnya (Kartini, 2010).
f. Undang-Undang Aborsi
Di Negara Indonesia, dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP) tindakan pengguguran kandungan yang disengaja di
golongkan kedalam kejahatan terhadap nyawa (BAB XIX pasal 346
- 349
Dalam KUHP BAB XIX pasal 346 - 349 dinyatakan sebagai berikut:
Pasal 346 : Dikatakan bahwa wanita yang dengan sengaja
menggugurkan kandungannya atau menyuruh orang
lain untuk melakukan hal itu di ancam hukuman
penjara paling lama 4 tahun.
Pasal 347 : (1) Disebutkan orang yang menggugurkan atau
mematikan
kehamilan
seorang
wanita
tanpa
persetujuan wanita itu diancam hukuman paling lama
12 tahun penjara.
(2)
Menyebutkan
jika
dalam
menggugurkan
kandungan tersebut berakibat pada hilangnya nyawa
wanita yang mengandung itu, maka pihak pelaku
dikenakan hukuman penjara paling lama 15 tahun.
Pasal 348
: (1). Disebutkan bahwa orang yang dengan sengaja
menggugurkan kandungan seorang wanita atas
23
persetujuan wanita itu di ancam hukuman paling
lama 15 tahun penjara.
(2). Jika dalam perbuatan itu menyebabkan wanita
itu meninggal, maka pelaku diancam hukuman
paling lama 17 tahun penjara.
Pasal 349
: Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu
melakukan kejahatan berdasarkan pasal 346 ataupun
membantu melakukan salah satu kejahatan dalam
pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan
dalam pasal itu ditambah dengan sepertiga dan dapat
di cabut hak untuk menjalankan pencaharian mana
kejahatan yang dilakukan.
g.
Aborsi di lihat dari nilai agama
Firman Allah : “Dan janganlah kamu membunuh anak
anakmu karena takut melarat’’. Kamilah yang memberi rezeki
kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh
mereka adalah dosa besar” (QS 17 : 31). Banyak calon ibu muda
beralasan bahwa karena pengghasilannya masih belum stabil atau
tabungan belum
memadai,
kemudian merencanakan untuk
menggugurkan kandungannya (Depag RI, 2003).
24
B. Kerangka Teori
Pengetahuan
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Pengalaman
3. Informasi
4. Lingkungan budaya
5. Sosial ekonomi
Remaja
Aborsi
1. Pengertian
aborsi
2. Klasifikasi
Aborsi
3. Tindakan
Aborsi
4. Teknik Aborsi
5. Resiko Aborsi
Resiko Aborsi
1. Resiko
terhadap
kesehatan fisik
a. Kematian karena
pendarahan hebat
b. Kematian mendadak
karena pembiusan yang
gagal
c. Kematian akibat
infeksi
d. Rahim yang sobek
e. Kerusakan leher rahim
f. Kanker payuda
g. Kanker indung telur
h. Kanker leher rahim
i. Kanker hati
j. Menstruasi tidak
teratur
k. Kelainan pada
placenta/ari-ari
l. Menjadi mandul
2. Resiko terhadap
kesehatan mental
a. Kehilangan harga diri
b. Berteriak terik histeris
c. Mimpi buruk berkalikali mengenai bayinya
d. Ingin melakukan
melakukan bunuh diri
e. Mulai mencoba
menggunakan obat
-obat terlarang
f. Tidak bisa menikmati
hubungan seks lagi
Sumber :Notoatmodjo (2010), Handoyo (2010), Kartini (2010), Niskala
(2011), sarwono (2010).
Gambar 2.1. Kerangka Teori
25
C. Kerangka Konsep
Baik
Tingkat Pengetahuan
Remaja Putri Tentang
Cukup
Bahaya Aborsi
Kurang
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Pengalaman
3. Informasi
4. Lingkungan budaya
5. Sosial Ekonomi
Keterangan:
-
: Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar 2.2. Kerangka Konsep
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Menurut
Notoatmodjo (2010), penelitian deskriptif kuantitatif adalah suatu penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskripsi suatu
keadaan secara objektif. Kuantitaf yaitu data yang dipaparkan dalam bentuk angkaangka (Riwidikdo, 2010). Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab
permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian ini
menggambarkan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Bahaya Aborsi di kelas
XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat atau lokasi penelitian tersebut
dilakukan (Notoatmodjo, 2010). Penelitan ini dilakukan di SMK Muhammadiyah
1 Sragen.
2. Waktu Penelitian
Waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses perubahan atau
keadaan berada atau berlangsung (Notoatmojo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan
pada tanggal 6 maret 2013.
26
27
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1.
Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ini populasi yang
akan digunakan adalah seluruh siswi kelas XI di SMK Muhamadiyah 1
Sragen yaitu 270 siswi tahun ajaran 2012/2013.
2.
Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau
sebagian jumlah dari karakeristik yang dimiliki oleh populasi
(Hidayat,
2007).
Untuk
menentukan
jumlah
sampel
di
SMK
Muhammadiah 1 Sragen menggunakan pendapat Arikunto (2006),
apabila jumlah populasi yang kurang dari 100 diambil semua, tetapi jika
lebih dari 100 dapat diambil 10%-15% atau 20%-25%. Dalam penelitian
ini sampel yang diambil 25 % dari jumlah populasi sebanyak 270 remaja
putri, didapat sempel sebanyak 67,5 dibulatkan menjadi 68 remaja putri
untuk dijadikan sampel.
3.
Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
mengunakan cara sample random sampling. Menurut Notoatmojo (2010),
yaitu pengambilan sampel secara acak sederhana yaitu setiap anggota
atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama diseleksi
sebagai sampel. Sampel diambil dengan membuat daftar elemen atau
28
anggota populasi secara acak semua kelas XI (Akuntansi, administrasi,
penjualan, multimedia, perkantoran, teknik komunikasi jaringan). Teknik
ini dipilih dikarenakan populasi mempunyai kesempatan yang sama
untuk menjadi responden. Pengambilan sampel sebanyak 68 sampel dari
seluruh siswi kelas XI yang berjumlah 6 kelas, sehingga masing-masing
kelas ada yang diambil 11 dan 12 siswi dengan cara diundi.
D. Instrumen Penelitian
Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah
kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, matang, dimana
responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda
tertentu (Notoatmojo, 2010).
Untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang bahaya aborsi, kuesioner
yang digunakan adalah kuesioner tertutup dimana sudah terdapat jawaban benar atau
salah dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar dan
pada pernyataan positif (favourable) jika menjawab benar mendapat nilai 1 dan yang
menjawab
salah mendapat
nilai
0.
Sedangkan
pada
pernyataan
negatif
(unfavourable) yang menjawab salah mendapat nilai 1 dan yang menjawab benar
mendapat nilai 0. Dimana kisi-kisi kuesioner dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
29
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Pernyataan
Variabel
Indikator
Tingkat
pengetahuan
remaja putri
tentang
bahaya
aborsi
1. Pengertian aborsi
2. Resiko aborsi
secara fisik
3. Resiko aborsi
secara mental
No. Soal
Positif
Negatif
2,3,22
1
Jumlah
Soal
4
5,8,9,16,17,2 10,14,15,
1,23,24,26,27 18,25,28,30
,31,32,33,35
4,7,11,13,19,
20,29,34
6,12
Jumlah
Sumber : Data primer
21
10
35
Untuk mengetahui apakah kuesioner penelitian ini berkualitas,
terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap karakteristik
sejenis di luar lokasi penelitian, yang telah dilaksanakan di SMK PGRI
Karangmalang dengan jumlah responden 30 remaja putri kelas XI, karena
karakteristik remaja putri di SMK PGRI Karangmalang hampir sama dengan
karakteristik remaja putri di SMK Muhammadiyah 1 Sragen.
1.
Uji Validitas
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana
instrumen pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur
(Riwidikdo, 2010). Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan
rumus Korelasi Pearson Product Moment dengan bantuan program
komputer SPSS for Windows. Instrumen dikatakan valid jika nilai r
> r tabel.
hitung
30
Rumus product moment adalah:
rxy =
N . SXY - SX.SY
2
2
{N SX 2 - (SX ) } {N SY 2 - (SY ) }
Keterangan:
N
: Jumlah responden
rxy
: Koefisien korelasi product moment
x
: Skor pertanyaan
y
: Skor total
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total
Uji validitas yang telah diujikan di SMK PGRI Karangmalang dari
35 soal hasilnya 32 soal dinyatakan valid dan 3 soal dinyatakan tidak
valid yaitu nomor 15, 24, 28. Pernyataan dinyatakan valid bila r
tabel.
Nilai r
tabel
hitung
>r
untuk jumlah responden 30 dengan taraf signifikan 5%
adalah 0,361. Pernyataan yang tidak valid dihapus dari daftar pernyataan
kuesioner.
2.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya juga (Arikunto, 2010).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan SpearmanBrown dengan bantuan program komputer SPSS versi 16 for Windows.
Menurut Siregar (2010), instrumen dikatakan reliabel jika r hitung > rtabel (0,374) ,
31
rtabel didapatkan dari tabel Product Moment dengan (ߙ = 0,05 , n-2). Rumus
Spearman Brown sebagai berikut:
ri =
2 x rb
1 + rb
Keterangan:
ri
: Reliabilitas instrumen
Rb
: Korelasi produk moment antara belahan pertama dan kedua
Uji reliabilitas untuk 32 soal yang dikatakan reliabel jika nilai rhitung >
rtabel (0,374) (Siregar, 2010). Pada penelitian ini menunjukan bahwa nilai
spearman brown yaitu 0,450 > 0,374, sehingga instrumen penelitian ini
dikatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat ukur
E.
Tehnik pengumpulan data
Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar
pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner pada siswi di kelas XI SMK
Muhammadiah 1 Sragen, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya.
Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada
saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari:
1.
Data Primer
Menurut Riwidikdo (2009), data primer diperoleh secara
langsung dari objek penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi.
Dalam penelitian ini data primer diperoleh jawaban atas pertanyaan yang
32
disediakan melalui pengisian kuesioner oleh responden tentang bahaya
aborsi.
2.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung
dari objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder didapatkan dari
data instansi pendidikan, yang digunakanya untuk data yaitu jumlah kelas
dan jumlah siswi kelas XI di SMK Muhammadiah 1 Sragen.
F.
Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ini
hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan remaja putri tentang
bahaya aborsi
G. Definisi Operasional
Menurut Notoatmodjo (2010), definisi operasional merupakan definisi yang
membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti.
Definisi Operasional dalam penelitian ini sebagai berikut.
33
Tabel 3.2
Definisi Operasional
Nama Variabel
Tingkat
pengetahuan
remaja putri
tentang bahaya
aborsi
Definisi
Operasional
Pemahaman
respoden remaja
putri kelas XI
tentang bahaya
aborsi
Indikator
Alat
Skala
Ukur
a. Baik, bila nilai responden Kuesioner Ordinal
yang diperoleh (x) >
mean + 1SD
b. Cukup, bila nilai
responden mean - 1 SD £
x £ mean + 1 SD
c. Kurang, bila nilai
responden yang
diperoleh (x) < mean – 1
SD
Sumber : Riwidikdo
(2010)
H. Pengolahan dan Analisis Data
1.
Pengolahan Data
Setelah data terkumpul maka langkah yang dilakukan selanjutnya adalah
pengolahan data. Menurut Notoatmodjo (2010), proses pengolahan data
penelitian ini terdiri atas tahap-tahap sebagai berikut :
a.
Editing (Penyuntingan Data)
Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan
melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Secara
umum editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan
perbaikan isian formulir atau kuesioner.
34
b.
Coding Sheet (Lembaran Kode)
Lembaran kode adalah instrument berupa kolom-kolom untuk
merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi
nomor responden dan nomor-nomor pertanyaan.
c.
Data Entry (Memasukkan Data)
Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode sesuai
dengan
jawaban
masing-masing
pertanyaan
dalam
program
komputer.
d.
Tabulating (Tabulasi)
Tabulasi yaitu penyusunan data kedalam bentuk table distribusi
frekuensi, kemudian dihitung mean, median dan modus.
2.
Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisa univariat, yaitu mengisi variabel
yang ada secara diskriptif dengan menghitung distribusi dan persentasi dari
setiap variabel dan disajikan dalam narasi dan tabel (Notoatmodjo, 2010).
Hasil penghitungan yang diperoleh dikategorikan 3, yaitu :
a.
Baik
: bila nilai responden (x) > mean + 1 SD
b.
Cukup
: bila nilai mean – 1 SD £ x £ mean + 1 SD
c.
Kurang
: bila nilai responden (x) < mean – 1 SD (Riwidikdo, 2010).
Menurut Riwidikdo (2010), untuk menghitung Standart Deviation (SD)
atau simpangan baku menggunakan rumus :
35
ʹ
ʹ െ ሺσ ݅ݔሻ
σ
ݔ
݅
ඨ
݊
݀ݏൌ
݊െͳ
Keterangan ;
S
= Simpangan baku
∑xi
= Jumlah variabel
N
= Banyaknya data/sampel
Adapun rumus untuk menghitung mean menurut Riwidikdo (2010),
yaitu :
X=
σܺ
݊
keterangan :
X
=
Nilai rata-rata
Σܺ
=
Jumlah nilai responden
n
=
Jumlah sampel
Menurut Sugiyono (2010), untuk menghitung prosentase setelah didapat
distribusi frekuensi dapat menggunakan rumus :
ܲൌ
ݒ
ͲͲͳݔΨ
݊
Keterangan :
P
= Prosentase
v
= Jumlah responden dalam kategori
n
= Jumlah seluruh responden
36
I.
Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian pada responden, peneliti harus memperhatikan
etika penelitian. Menurut Hidayat (2007), etika penelitian meliputi :
1.
Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent diberikan
sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk
menjadi responden.
2.
Anonimity (Tanpa Nama)
Penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan
kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3.
Confidentiality (Kerahasiaan)
Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi
maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan
dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil riset.
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Sragen yang
beralamat Jl. Rajawali Nglorog No. 01, No. Telp. (0271) 891714, Kode Pos
57215 Sragen. Secara umum, SMK ini terletak ditengah jantung kecamatan
Nglorog Kabupaten Sragen. Luas sekolah ini ± 1000 meter dan keadaan
lingkungan di sekolah ini bersih. SMK Muhammadiyah 1 Sragen berdiri pada
tahun 1992. SMK ini mempunyai 6 Program Keahlian yaitu Administrasi
Perkantoran, Akutansi, Tata Niaga, Multimedia dan Teknik Komputer dan
Jaringan. Jumlah pelajar yang ada di SMK ini pada tahun ajaran 2012/2013
adalah 720 sis