Ringkasan Buku Penerapan Teori dalam Pen (1)

METODOLOGI PENELITIAN HUKUM
(Ringkasan Buku Penerapan Teori dalam Tesis dan Disertasi)

DOSEN PENGASUH :
Dr. R. J. Akyuwen, S.H., M.Hum

O
L
E
H

Nama : Onifaris Mildrik Matjora
Nim : 136 9315 093
Kelas : C

Kementrian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi
Pasca Sarjana Universitas Pattimura
Prodi Ilmu Hukum
Ambon
2016


BAB I PENDAHULUAN
Teori hukum mempunyai kedudukan dan peranan sangat penting di dalam penelitian
tesis maupun desertasi yang dilakukan oleh mahasiswa yang mengikuti jenjang pendidikan
stratum dua (S2) maupun stratum tiga (S3). Salah satu substansi di dalam proposal maupun
laporan penelitian tesis maupun desertasi, yaitu adanya kerangka teori yang digunakan untuk
menganalisis masalah-masalah yang menjadi fokus kajiannya. Di dalam buku ini, hanya akan
dikaji dan dianalisis sebanyak tujuh teori, yang meliputi :
1.

Teori Legislasi

Teori legislasi merupakan teori yang mengkaji dan menganalisis tentang cara atau
teknik

pembentukan

peerundang-undangan,

yang


mencakup

tahapan

perencanaan,

penyusunan, pembahasan, pengesahan atau penetapan, dan pengundangannya. Teori ini
dikembangkan oleh Aan Seidman, dkk., Hans Kelsen, Hans Nawlasky, Julius Stahl, dan
Montesquieu.
2.

Teori Pluralisme Hukum

Teori pluralimse hukum merupakan teori yang mengkaji dan menganalisis tentang
keanekaragaman

hukum

yang


berlaku

dan

diterapkan

dalam

kehidupan

sosial

kemasyarakatan dalam suatu negara. Fokus kajian teori ini adalah pada hukum yang berlaku
dalam masyarakat.
3.

Teori Penyelesaian Sengketa

Teori penyelesaian sengketa merupakan teori yang mengkaji dan menganalisis tentang
kategori atau penggolongan sengketa atau pertentangan yang timbul dalam masyarakat,

faktor penyebab terjadinya sengketa dan cara-cara atau strategi yang digunakan untuk
mengakhiri sengketa tersebut. Teori ini dikembangkan oleh Ralf Dahrendorf, Dean G. Pruit,
Jeffrey Z. Rubin, Simon Fisher, Laura Nader, dan Harry F. Todd Jr.
4.

Teori Kewenangan

Teori kewenangan (authority Theori) merupakan teori yang mengkaji dan menganalisis
tentang kekuasaan dari organ pemerintah maupun alat perlengkapan negara lainnya untuk
melakukan kewenangannya, baik dalam lapangan hukum publik maupun hukum privat. Teori
ini dikemukakan oleh Indroharto, F.A.M Stroik, dan J.G. Steenbeek.
5.

Teri Perlawanan

Teori perlawanan atau teori resistensi adalah teori yang mengkaji dan menganalisis
bentuk perlawanan oleh kaum tani, buruh atau kaum lemah untuk menangkis atau mencegah
terjadinya penindasan dari negara atau perusahaan terhadap harta benda kaum lemah atau

petani. Teori ini dikembangkan oleh James C. Scoot, Samuel L. Popkin, Gramsci, dan

Hotman Siahaan.
6.

Teori Perlindungan Hukum

Teori perlindungan hukum merupakan teori yang mengkaji tentang wujjud atau bentuk
atau tujuan perlindungan, subjek hukum yang dilindungi atau objek perlindungan yang
diberikan oleh hukum kepada subjeknya. Teori ini dikembangkan oleh Roscou Pound,
Sudikno Mertokusumo, dan Antonio Fortin.
7.

Teori Efektivitas Hukum

Teori efektivitas hukum merupakan teori yang mengkaji atau menganalisis tentang
keberhasilan, kegagalan dan faktor-faktor yang memengaruhi dalam pelaksanaan dan
penerapan hukum. Teori efektivitas hukum ini dikemukakan oleh Bronislaw Malinowski,
Lawrience M. Friedman, Soerjono Soekanto, Clearence J. Dias, Howard dan Mummers. Ada
tiga fokus kajian teori ini, yaitu :
1.


Keberhasilan dalam pelaksanaan hukum;

2.

Kegagalan di dalam pelaksanaannya;

3.

Faktor-faktor yang memengaruhinya.

Apabila norma hukum itu ditaati dan dilaksanakan oleh masyarakat maupun penegak
hukum, maka pelaksanaan hukum itu dikatakan efektif atau berhasil di dalam
implementasinya. Kegagalan di dalam pelaksanaan hukum ialah bahwa ketentuan-ketentuan
hukum yang telah ditetapkan tidak mencapai maksudnya atau tidak berhasil di dalam
impementasinya. Faktor-faktor yang memengaruhi adalah hal-hal yang ikut menyebabkan
atau berpengaruh di dalam pelaksanaan dan penerapan hukum tersebut. Faktor-faktor tersebut
dapat dikaji dari aspek keberhasilannya dan aspek kegagalannya. Faktor-faktor yang
memengaruhi keberhasilan itu meliputi substansi hukum, struktur, kultur dan fasilitasnya.
Faktor-faktor yang memengaruhi kegagalan di dalam pelaksanaan hukum adalah karena
norma hukum yang kabur atau tidak jelas, aparatur hukum yang korup, atau masyarakat yang

tidak sadar atau taat pada hukum atau fasilitas yang tersedia untuk mendukung pelaksanaan
hukum itu sangat minim.

BAB II PENELITIAN HUKUM

A.

Pengertian Penelitian Hukum

Istilah penelitian hukum berasal dari bahasa Inggris, yairu Legal Research, bahasa
Belandanya, disebut dengan onderzoek de wet, sedangkan dalam bahasa Jermannya, disebut
dengan forschung das gesetz.
Peter Mahmud Marzuki mengemukakan pengertian penelitian hukum adalah “suatu
proses untuk menemukan aturan hukum maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu
hukum yang dihadapi”. Defanisi ini difokuskan pada proses yang merupakan suatu rangkaian
tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh peneliti. Dari proses ini, yaitu menghasilkan :
1.

Argumentasi; atau


2.

Teori; atau

3.

Konsep baru sebagai preskripsi (apa yang diharuskan) dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi.

Argumentasi adalah alasan-alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat atau
pandangan tentang sesuatu hal yang akan diteliti.
Fred N. Kerlinger mengemukakan pengertian teori adalah seperangkat konstruk
(konsep), batasan dan proposisi yang menyajikan pandangan sistematis tentang fenomena
yang merinci hubungan-hubungan antar variabel, dengan tujuan untuk menjelaskan dan
memprediksikan gejala itu. Dalam defenisi ini, teori dikonstruksikan sebagai konstruk
(konsep), batasan, dan proposisi.
Konsep adalah unsur-unsur abstrak yang mewakili kelas-kelas fenomena dalam satu
bidang studi sehingga merupakan penjabaran abstrak dari teori.
Soerjono Soekanto juga menyajikan pengertian penelitian hukum merupakan kegiatan
ilmih, yang didasarkan pada metode, sistimatika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk

mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya.
Dari paparan di atas, dapat dirumuskan penelitian hukum merupakan penelitian yang
mengkaji dan menganalisis tentang norma-norma hukum dan bekerjanya hukum dalam
masyarakat yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, pemeriksaan
secara mendalam, pemecahan masalah dan mempunyai tujuan tertentu. Ada dua jenis
penelitian hukum dalam defenisi ini, yaitu penelitian hukum normatif dan penelitian hukum
empiris. Untuk mengkaji kedua hal itu, harus didasarkan pada Metode; Sistimatika dan
pemikiran tertentu; Pemeriksaan secara mendalam; Pemecahan masalah; dan Tujuan tertentu.

B.

Jenis-Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan itu dapat dikaji dan dianalisis dari sudut :
1. Sifatnya;
Penelitan dari sudut sifatnya merupakan penelitian yang dilihat pada ciri khas dari penelitian
yang akan dilakukannya. Penelitian dari sudut sifat dapat dibagi menjadi tiga jenis,
sebagaimana dapat disajikan sebagai berikut :
1. Penelitian Eksploratoris (eksplorative research), yaitu suatu penelitian yang
dilakukan untuk memperoleeh keterangan, penjelasan, dan data mengenai hal-hal

yang belum diketahui.
2. Penelitian Deskriptif (deskriptive Research) adalah penelitian yang bertujuan
untuk melukiskan tentang hal di daerah dan saat tertentu.
3. Penelitian eksplanatoris (explanatory research) merupakan suatu penelitian untuk
menerangkan, memperkuat atau menguji dan bahkan menolak suatu teori atau
hipotesis serta terhadap hasil-hasil penelitian yang ada.
2. Bentuknya;
Penelitian dari sudut bentuknya merupakan penelitian yang mengkaji tentang sebab
terjadinya masalah, gambarannya, dan penilaian suatu masalah. Penelitian ini dibagi menjadi
tiga macam, yang meliputi :
1. Penelitian

Diagnostik

adalah

suatu

penelitian


guna

mendapatkan

dan

menganalisis data tentang sebab timbulnya suatu masalah.
2. Penelitian Preskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau merumuskan
masalah sesuai dengan keadaan/fakta yang ada.
3. Penelitian Evaluatif merupakan penelitian yang berkualitas dengan penilaian
tentang sesuatu masalah.
3. Penerapannya;
Penelitian dari sudut penerapannya merupakan penelitian yang langsung dapat digunakan,
dipraktikan, atau dimanfaatkan oleh penggunanya. Ada tiga jenis dari penelitian ini, yaitu :
1. Penelitian murni (pure research) lebih dutujukan pada hal-hal untuk
pengembangan ilmu pengetahuan atau teori saja.
2. Penelitian terapan (apllied research) tujuan utamanya adalah langsung dapat
diterapkan dan dimanfaatkan.
3. Penelitian fokus masalah ditujukan terhadap masalah-masalah yang sedang ramai
dibicarakan masyarakat.
4. Tujuannya;

Penelitian dari sudut tujuannya merupakan penelitian yang dilihat dari aspek arah atau
maksud penelitian tersebut. Penelitian ini dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Fact finding, yaitu penelitian untuk menemukan fakta-fakta atau gejala-gejala
yang belum ada.
2. Problem finding, yaitu penelitian yang menganalisis tentang permasalahanpermasalahan yang ada sebelumnya telah diketahui dan diinventarisasi faktafaktanya.
3. Problem

identification,

bertujuan

menginventarisasi

dan

kemudian

mengklasifikasi masalah-masalah yang ada.
5. Disiplin ilmu yang ditelitinya
Penelitian dari sudut ilmu yang diteliti adalah penelitian yang menganalisis dan mengkaji
persoalan-persoalan dari hanya satu bidang ilmu atau menganalisis dari berbagai bidang ilmu.
Penelitian ini dibagi dua macam, yaitu :
1. Penelitian monodisipliner merupakan penelitian yang sifatnya hanya menitikbertkan
pada satu bidang disiplin ilmu saja.
2. Penelitian multidisipliner menitikberatkan pada penggunaan atau perpaduan dari
beberapa ilmu pengetahuan yang ada.
Penulis sendiri lebih menyetujui pandangan yang menyatakan bahwa penelitian hukum
menjadi dua macam, yaitu penelitian hukum normatif dan penelitian hukum empiris.
C.

Penelitian Hukum Normatif

1.

Pengertian Penelitian Hukum Normatif

Istilah Penelitian Hukum Normatif berasal dari bahasa Inggris, yaitu normative legal
research, dalam bahasa Belanda disebut dengan normatieve juristiche recherce.
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji menyajikan pengertian penelitian hukum
normatif/penelitian kepustakaan adalah penelitian hukum yang dilakukan dengan cara
meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka. Bahan pustaka merupakan bahan yang
berasal dari sumber primer dan sumber sekunder.
Mukti Fajar ND dan Yulianto Ahmad menyajikan pengertian penelitian hukum normatif
adalah penelitian hukum yang meletakan hukum sebagai sistem norma.
Pada hakikatnya penelitian hukum normatif merupakan penelitian yang mengkaji dan
menganalisis tentang norma-norma hukum yang telah ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang untik itu.

2. Objek Kajian Penelitian Hukum Normatif
Ada tujuh objek kajian hukum normatif, yaitu :
a. Penelitian terhadap asas-asas hukum, yaitu penelitian terhadap unsur-unsur hukum
yang meliputi :
a. Unsur ideal yang menghasilkan kaidah-kaidah hukum melalui filsafat hukum; dan
b. Unsur nyata yang menghasilkan tata hukum tertentu.
b. Penelitian terhadap sistematika hukum, yaitu mengadakan identifikasi terhadap
penelitian pokok dalam hukum, yang meliputi :
a. Subjek hukum
b. Hak dan kewajiban
c. Peristiwa hukum dalam peraturan perundangan
c. Penelitian taraf sinkronisasi (vertikal dan horizontal), yaitu meneliti keserasian hukum
positif (peraturan perundangan) agar tidak bertentangan berdasarkan hierarki
peraturan perundang-unndangan.
d. Penelitian terhadap sejarah hukum, yaitu meneliti perkembangan hukum positif
(peraturan perundangan) dalam kurun waktu tertentu.
e. Penelitian terhadap perbandingan hukum, yaitu mengetahui perbandingan umum
mengenai hukum positif dengan membandingkan sistem hukum di suatu negara
dengan sistem hukum di negara lain.
f. Penelitian yang berupa inventarisasi hukum positif, merupakan penelitian yang
difokuskan untuk melakukan pengumpulan data terhadap hukum yang sedang berlaku
di dalam suatu negara atau masyarakat.
g. Penelitian yang berupa penemuan hukum in concrito, merupakan penelitian yang
mengkaji dan menganalisis berbagai putusan pengadilan yang bersifat nyata (konkrit)
yang tertuang dalam berbagai putusan pengadilan.
3. Sumber Data dalam Penelitian Hukum Normatif
Sumber data dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu :
a. Sumber data primer, merupakan data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat
yang akan diteliti.
b. Sumber data sekunder, merupakan data yang diperoleh dari bahan kepustakaan atau
literatur yang mempunyai hubungan dengan objek penelitian.
4. Bahan Hukum dalam Penelitian Hukum Normatif
Bahan hukum yang dikaji dan dianalisis dalam penelitian hukum normatif terdiri dari :
a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang memiliki kekuatan mengikat.

b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai
bahan hukum primer.
c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai
bahan hukum primer dan sekunder.
5. Pendekatan dalam Penelitian Hukum Normatif
Johny Ibrahim membagi pendekatan hukum normatif menjadi tujuh pendekatan, yaitu :
a. Pendekatan perundang-undangan
b. Pendekatan konseptual
c. Pendekatan analitis
d. Pendekatan perbandingan
e. Pendekatan historis
f. Pendekatan filsafat
g. Pendekatan kasus
Peter Mahmud Marzuki menggolongkan pendekatan dalam penelitian hukum normatif
menjadi lima pendekatan, yaitu :
a. Pendekatan undang-undang, merupakan pendekatan yang digunakan untuk mengkaji
dan menganalisis semua undang-undang dan pengaturan yang bersangkut paut dengan
isu hukum yang sedang ditangani.
b. Pendekatan kasus, dilakukan dengan cara :
a. Melakukan kajian yang berkaitan dengan isu yang dihadapi yang telah menjadi
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
b. Kasus ini dapat berupa kasus yang terjadi di Indonesia maupun di luar negara lain.
c. Objek kajian pokok di dalam pendekatan kasus adalah ratio decidendi atau
resoning, yaitu pertimbangan pengadilan untuk sampai pada suatu putusan.
c. Pendekatan historis, dilakukan dengan :
a. Mengkaji latar belakang apa yang dipelajari
b. Perkembangan pengaturan mengenai isu yang dihadapi
d. Pendekatan perbandingan, dilakukan dengan :
a. Membandingkan undang-undang suatu negara
b. Undang-undang dari satu negara atau lebih negara lain mengenai hal yang sama.
e. Pendekatan konseptual, yaitu beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin
yang berkembang di dalam ilmu hukum.

6. Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Hukum Normatif
Teknik untuk mengkaji dan mengumpulkan bahan hukum primer, sekunder, dan tersier
yaitu menggunakan studi dokumenter. Studi dokumenter merupakan studi yang mengkaji
tentang berbagai dokumen-dokumen, baik yang berkaitan dengan peraturan perundangundangan maupun dokumen-dokumen yang sudah ada.
7. Analisis Data
Analisis data dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu :
a. Analisis Kuantitatif, merupakan analisis data yang didasarkan atas perhitunngan atau
angka atau kuantitas
b.

Analisis Kualitatif, merupakan analisis data yang memberikan gambaran

dengan kata-kata atas temuan-temuan dan karenanya ia lebih mengutamakan kualitas
dari data.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian hukum normatif ialah analisis kualitatif.
D.

Penelitian Hukum Empiris

1.

Pengertian Penelitian Hukum Empiris

Istilah penelitian hukum empiris berasal dari bahasa Inggris, yaitu empirical legal
research, dalam bahasa Belanda disebut dengan istilah empirisch juridisch onderzoek,
sedangkan dalam bahasa Jerman disebut dengan istilah empirische juridische recherche.
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji menyajikan pengertian penelitian hukum
sosiologis atau empiris adalah penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti data
primer. Peter Mahmud Marzuki mengemukakan bahwa penelitian sosio legal hanya
menempatkan hukum sebagai gejala sosial.
Apabila disintesiskan maka penelitian hukum empiriss dapat didefenisikan sebagai
penelitian hukum yang mengkaji dan menganalisis tentang perilaku individu atau masyarakat
dalam kaitannya dengan hukum dan sumber data yang digunakannya berasal dari data primer.
2.

Objek Kajian Penelitian Hukum Empiris

Objek kajian penelitian hukum empiris, meliputi :
a. Efektivitas Hukum, yaitu penelitian yang mengkaji tentang keberlakuan, pelaksanaan,
dan keberhasilan dalam pelaksanaan hukum.
b. Kepatuhan terhadap hukum, merupakan penelitian yang mengkaji tingkat ketaatan
atau kedisiplinan masyarakat terhadap hukum.

c. Peranan Lembaga atau institusi hukum di dalam penegakan hukum, merupakan
penelitian yang mengkaji tentang tindakan-tindakan yang dilakukan oleh penegak
hukum di dalam menegakan hukum.
d. Implementasi aturan hukum, merupakan penelitian yang mengkaji dan menganalisis
tentang pelaksanaan atau penerapan hukum di dalam masyarakat.
e. Pengaruh aturan hukum terhadap masalah sosial tertentu atau sebaliknya, merupakan
penelitian

yang

mengkaji

dan

menganalisis

tentang

pengaruh

masalah

kemasyarakatan terhadap aturan hukum.
f. Pengaruh masalah sosial terhadap aturan hukum.
3.

Pendekatan dalam Penelitian Hukum Empiris

Pendekatan-pendekatan yang sering digunakan dalam penelitian hukum empiris, meliputi :
a. Pendekatan sosiologi hukum, merupakan pendekatan yang menganalisis tentang
bagaimana reaksi dan interaksi yang terjadi ketika sistem norma itu bekerja di dalam
masyarakat.
b. Pendekatan antropologi hukum, merupakan pendekatan yang mengkaji cara-cara
penyelesaian sengketa, baik dalam masyarakat modern maupun masyarakat
tradisional.
c. Pendekatan psikologi hukum, merupakan pendekatan di dalam penelitian hukum
empiris, dimana hukum dilihat pada kejiwaan manusia.
4.

Sumber Data dalam Penelitian Hukum Empiris

Sumber data dalam penelitian hukum empiris berasal dari data lapangan yang berasal
dari responden, yaitu orang atau kelompok masyarakat yang memberikan jawaban terhadap
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
5.

Jenis Data dalam Penelitian Hukum Empiris

Data penelitian hukum empiris dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a. Data primer, merupakan data yang berasal dari data lapangan
b. Data sekunder, merupakan data yang tingkatannya kedua, bukan utama. Misalnya
tentang hasil musyawarah yang dilakukan oleh para pihak yang bersengketa.
6.

Lokasi dalam Penelitian Hukum Empiris

Lokasi penelitian menunjuk pada tempat dilakukannya penelitian.
7.

Populasi dan Sampel Penelitian

populasi adalah sekelompok atau sekumpulan orang-orang yang memenuhi syarat tertentu
dengan masalah penelitian. Sampel adalah contoh.

8.

Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Hukum Empiris

Data dibagi menjadi data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data primer dalam
penelitian hukum empiris, meliputi :
a. Wawancara, maksud wawancara menurut Lincoln dan Guba yaitu :
a) Mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan,
motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain kebulatan.
b) Merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu,
memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh orang lain.
b. Observasi, adalah melakukan pengamatan secara langsung terhadap subjek penelitian.
c. Kuesioner, adalah instrumen penelitian yang terdiri atas serangkaian pertanyaan
tertulis.
9.

Analisis Data dalam Penelitian Hukum Empiris

Analisis data dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu analisis kuantitatif dan analisis
kualitatif. Kedua analisis ini dapat digunakan dalam penelitian hukum empiris.