T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa (Studi Kasus pada Mata Pelajaran TIK Kelas IX SMP Kristen S

Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis
Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar
Siswa
(Studi Kasus pada Mata Pelajaran TIK Kelas IX
SMP Kristen Satya Wacana Salatiga)
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Peneliti:
Norce Maribel Jenifer Noya (702010040)
Teguh Wahyono S.Kom, M.Cs.
Widya Damayanti, S.Pd, M.Sc.
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Oktober 2014

i


Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis
Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar
Siswa
(Studi Kasus pada Mata Pelajaran TIK Kelas IX
SMP Kristen Satya Wacana Salatiga)
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Peneliti:
Norce Maribel Jenifer Noya (702010040)
Teguh Wahyono S.Kom, M.Cs.
Widya Damayanti, S.Pd, M.Sc.
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Oktober 2014


ii

iii

iv

v

vi

vii

Penerapan Metode SCL (Student Centered Learning) Berbasis
Classroom Blogging untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa
(Studi Kasus Pada Mata Pelajaran TIK Kelas IX
SMP Kristen Satya Wacana Salatiga)
1

Norce Maribel Jenifer Noya, 2Teguh Wahyono, S. Kom. , M. Cs.,

3
Widya Damayanti, S. Pd. , M. Sc. ,

Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: [email protected], [email protected]
3
widya. [email protected]
Abstract
Lackof learning methods and media variation in conventional teaching makes students
less active in learning. The purpose of this study was to determine whether the application of
Student Centered Learning (SCL) learning method and classroom-based blogging can enhance
the activity of students on ICT subjects in SMP Kristen Satya Wacana. The method used was a
quasi-experimental design with nonequivalen control group.The results showed that the
application of the SCL-based classroom blogging could increase students’ activity seen from the
level of activity, average grades, and the success rate of SCL learning method and classroom –
based blogging.
Keyword: SCL, classroom blogging, learning method, student activites and learning result

Abstrak
Pemilihan metode pembelajaran konvensional dan media pembelajaran yang kurang
variatif membuat siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah dengan penerapan metode pembelajaran SCL(Student Centered Learning)
berbasis classroom blogging dapat meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran TIK di
SMP Kristen Satya Wacana. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen
dengan desain nonequivalen control group. Dimana hasil dari penelitian menunjukkan bahwa
dengan penerapan metode SCL berbasis classroom blogging dapat meningkatkan keaktifan
siswa yang dapat dilihat dari rata-rata keaktifan siswa, nilai rata-rata siswa, dan keberhasilan
penerapan metode SCL berbasis classroom blogging.
Kata kunci: SCL, classroom blogging, media pembelajaran,keaktifan siswa dan hasil belajar

1

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer,
Universitas Kristen Satya Wacana
2
Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana
3
Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana


1

1. Pendahuluan
E-learning merupakan salah satu proses pembelajaran yang menggunakan
media pembelajaran seperti powerpoint, web, blog, prezi, dan lain-lain dalam
penyampaian materi pelajaran [1]. Salah satu media pembelajaran yang dapat
digunakan seorang guru dalam menyampaikan materi adalah blog.Dengan
penggunaan blog dapat membuat suatu pembelajaran menjadi kreatif.
Penggunaan blog juga harus didukung dengan metode pembelajaran yang
kreatif juga.Tetapi disekolah-sekolah saat ini, masih ditemukan pembelajaran
dengan menggunakan metode konvensional dan media pembelajaran yang
kurang variatif.Akibat dari penggunaan metode konvensional dan media
pembelajaran yang kurang variatif ini membuat siswa menjadi tidak fokus dan
tidak aktif di dalam pembelajaran.
Hasil observasi yang dilakukan di SMP Kristen Satya Wacana kelas IX
pada pembelajaran TIK menunjukan bahwa guru masih menggunakan metode
pembelajaran konvensional dan media pembelajaran yang kurang
variatif.Siswa tidak menggunakan buku paket sebagai pedoman pembelajaran,
tetapi siswa mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru

dengan menggunakan powerpoint atau notepad. Pemilihan media yang tidak
variatif ini menjadikan siswa tidak tertarik dalam pembelajaran dan
melakukan aktivitas lain seperti mengobrol dengan teman, saling melempar
kertas, dan bermain laptop saat pembelajaran sehingga keaktifan siswa dalam
proses belajar mengajar rendah. Akibat buku teks yang tidak dimiliki siswa ini
membuat penguasaan materi siswa menjadi terbatas hanya dari guru saja,
maka dari itu diperlukan suatu media belajar yang dapat dipergunakan siswa
untuk mencari suatu sumber belajar. Selain itu, kurangnya keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran menjadikan siswa pasif. Selain dari pemilihan
media yang tidak melibatkan siswa, metode yang digunakan guru masih
metode konvensional, dimana guru menyampaikan pelajaran dengan
powerpoint slide yang banyak dan menggunakan metode ceramahdi kelas.
Aktivitas belajar siswa dikelas yang tidak dirancang dengan baik ini
menyebabkan siswa menjadi kurang aktif didalam suatu pembelajaran.
Keaktifan siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan alternatif
pembelajaran seperti media pembelajaran yang variatif dan interaktif serta
metode pembelajaran yang lebih berfokus kepada keaktifan siswa dalam
pembelajaran.Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan
adalahblog, dimana tidak hanya teks yang dapat dimasukkan di dalamya,
namun jugavideo, audio, animasi, gambar dan lain-lain. Sementara itu, metode

pembelajaran sebaiknya menggunakan metode yang menuntut siswa aktif
dalam pembelajaran seperti student centered learning (SCL).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan SCL berbasis
classroom blogging dapat meningkatkan keaktifan siswa dan dapat berdampak
positif terhadap hasil belajar, serta untuk mengetahui apakah metode SCL
berbasis classroom blogging ini dapat diterapkan didalam suatu pembelajaran.
2

2. Kajian Pustaka
Penelitian yang relevan dengan topik ini adalah penelitian yang dilakukan
oleh Nur Maryam tentang penggunaan metode SCL berbasis classroom
blogging dalam meningkatkan hasil belajar.Hasil penelitian menyimpulkan
bahwa dengan penggunaan metode SCL berbasis classroom blogging dapat
efektif meningkatkan nilai rata-rata siswa kelas eksperimen dari 34,87 menjadi
66 dibandingkan dengan nilai kelas kontrol yang nilai rata-rata 33,75 menjadi
54,89[2].
Penelitian lain yang relevan adalah penelitian Sugiyo Warlan tentang
efektifitas metode SCL berbasis fun chemistry untuk meningkatkan hasil
belajar. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan SCL dapat meningkatkan
hasil belajar siswa, dan mampu memberikan nilai ketuntasan siswa sebesar

88,89% [3].
Persamaan penelitian Nur Maryam dengan penelitian ini adalah
penggunaan metode SCL menggunakan classroom blogging.Sedangkan
perbedaannya, pada penelitian Nur Maryam tidak dijelaskan secara terperinci
proses pembelajaran dengan menggunakan metode SCL dan target yang dituju
oleh Nur Maryam adalah hasil belajar, sedangkan pada penelitian ini target
yang ingin ingin dicapai adalah keaktifan belajar siswa.
Persamaan penelitian Sugiyo Warlan dengan penelitian ini adalah
penggunaan metode pembelajaran SCL, sedangkan perbedaannya Sugiyo
Warlan tidak menggunakan media pembelajaran sebagai pendukung dalam
proses pembelajaran di kelas.Penelitian ini membahas tentang penerapan
metode SCL berbasis classroom blogging untuk meningkatkan keaktifan
belajar siswa.
Metode SCL merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang
memfasilitasi pembelajar untuk terlibat dalam proses belajar itu sendiri [4]. SCL ini
bersifat strategis dan inovatif.Dikatakan strategis karena dapat memfasilitasi siswa
aktif dalam proses pembelajaran yang mengembangkan potensi dirinya dan
menempatkan siswa sebagai subyek yang bertanggung jawab dalam pembelajaran.
Inovatif, karena siswa tidak terikat oleh kelas belajar dan guru sebagai sumber dan
tujuan pembelajaran [5].Dalam menerapkan SCL, Kustijono menyatakan ada

prinsip-prinsip utama yang harus ada dalam suatu pembelajaran adalah (1)
tanggung jawab, (2) peran, (3) keadilan, (4) mandiri, (5) berfikir kritis dan kreatif,
(6) komunikatif, (7) kerjasama dan (8) integritas [6].
Menurut Afianti, SCLmerupakan suatu pembelajaran inovatif yang berpusat
pada siswa dengan keragaman model pembelajaran yang menuntut partisipasi aktif
dari siswa yaitu (a) berbagi informasi (dengan cara curah gagasan, diskusi
kelompok dan seminar), (b) belajar dari pengalaman (dengan cara: simulasi,
bermain peran dan kelompok temu), (c) pembelajaran melalui pemecahan masalah
(dengan cara: studi kasus, tutorial dan lokakarya) [7].
Media pembelajaran menurut Sabriadalah alat yang digunakan sebagai
perantara untuk menyampaikan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan
dan kemajuan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar
3

mengajar [8]. Dalam penelitian ini, media pembelajaran yang digunakan
adalah media pembelajaran berbasis blog.
Blog merupakan salah satu layanan internet yang dapat dimanfaatkan sebagai
sumber belajar yang tidak terbatas bagi seorang pengajar maupun pelajar.
Sedangkan blogging merupakan suatu cara komunikasi melalui sebuah gagasan
atau ide yang kemudian dituangkan di dalamblog dan dijadikan sebuah artikel atau

postingan [9]. Menurut Nur Maryam, classroom blogging adalah suatu media
pembelajaran yang menggunakan blog pada proses belajar mengajarnya.
Classroom blogging ini dapat dibuat menggunakan situs pembuatan blog seperti
wordpress.com,blog. com, weebly.comdan lain-lainnya. Dengan penggunaan
classroom blogging, guru dapat memposting materi pelajaran yang dapat diakses
oleh siswa atau oleh pengguna internet umum.Guru juga dapat menjadikan
classroom blogging ini sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat
digunakan dalam kelas.Classroom blogging ini dapat akses dari luar sekolah
selama di tempat tersebut fasilitas pendukung yaitu internet [2].
Keaktifan siswa menurut Sudjana dapat dilihat dari indikator keaktifan siswa
yaitu turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, terlibat dalam pemecahan
permasalahan, bertanya kepada siswa lain atau kepada guru, berusaha mencari
berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah, melaksanakan
diskusi kelompok, melatih diri dalam memecahkan soal dan kesempatan
menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau masalah
[10].
Keaktifan tidak hanya muncul dari diri siswa saja, tetapi keaktifan siswa bisa
muncul melalui suasana pembelajaran yang aktif oleh guru dengan pemilihan
media dan metode pembelajaran yang variatif untuk menimbulkan keaktifan siswa
di dalam proses pembelajaran. Selain itu indikator keaktifan yang digunakan adalah

dari Paul D. Deirich dimana indikator tersebut menjadi pedoman dalam melihat
tingkat keaktifan belajar siswa dialam kelas yang dapat dilihat melalui beberapa
kegiatan yaitu 1) kegiatan visual, 2) kegiatan lisan, 3) mendengarkan dan 4)
menulis [11].
3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen kuasi dengan desain nonequivalent control group, dimana kelompok
subyek diambil secara acak dari populasi tertentu dan dilakukan uji pretest untuk
menentukan keadaan awal pembelajaran sebelum diberikan treatment,setelah
itudilakukan treatmentsecara berturut-turut dan yang terakhir diberikan posttest
untuk mengukur hasil belajar pada kelompok belajartersebut [12]. Adapun
indikator soal tes yang digunakan di dalampretest dan posttestadalah sebagai
berikut:

No.
1.
2.

Tabel 1 Indikator Soal Test

Indikator
Dapat menjelaskan sejarah internet
Dapat mendiskripsikan perkembangan internet
4

No. Pertanyaan
8,10
1,11,18

3.

Dapat menjelaskan jenis-jenis jaringan komputer
Dapat menjelaskan fungsi dari masing-masing
jaringan komputer

4.

2,4,5,9,13,14,20
3,6,7,12,15,16,17

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Kristen Satya Wacana
tahun ajaran 2014/2015.Sampel yang digunakan adalah kelas IX A yang berjumlah
26 siswa dan kelas IX C yang berjumlah 27 siswa.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, tes, dan
angket. Observasi dilakukan untuk mengetahui kekatifan belajar siswa
selamaproses pembelajaran berlangsung di kelas. Tes dilakukan untuk menjadi
acuan dalam mengetahui hasil belajar siswa.Sedangkan angket dilakukan untuk
mengetahui apakah metode SCL berbasis classroom blogging dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam pembelajaran dan dapat mengetahui apakah metode SCL
berbasis classroom blogging dapat diterapkan di dalam pembelajaran.
Instumen tes yang dipakai adalah pretest dan posttest dengan soal yang sama,
hanya dibedakan pada penomoran soal. Instrumen observasi yang digunakan
berupa check list. Dalam instrument observasi, indikator yang digunakan sebagai
panduan observasi adalah indikator aktivitas yang dikemukakan oleh Paul
D.Deirich dimana didalam kegiatan visual, lisan, mendengarkan dan menulis
merupakan kegiatan yang menunjang terjadinya kekatifan didalam kelas yang
dapat dilihat dalam tabel 2 [11].

No

Indikator
Keaktifan

Tabel 2 Indikator Keaktifan Paul D. Deirich [11]
Sub Indikator

Siswa memperhatikan penjelasan guru
Siswa membaca buku / materi yang diberikan
Siswa mengajukan pertanyaan pada guru atau pada saat diskusi
Siswa memberi jawaban, pendapat, saran kepada
Lisan
4
guru/teman
5
Siswa melakukan diskusi kelompok
6
Siswa mendengarkan penjelasan guru
Mendengarkan
7
Siswa mendengarkan pendapat temannya saat berdiskusi
Siswa mengerjakan latihan yang diberikan baik individu
8
maupun kelompok
Menulis
Siswa menjawab pertanyaan baik pertanyaan tugas individu
9
maupun kelompok
10
Siswa mencatat materi yang disampaikan oleh guru
1
2
3

Skor
1234

Visual

Gambar 1 berikut ini merupakan prosedur penelitian yang dilakukan selama 4
minggu.Dalam gambar 1 dijelaskan tahap-tahapan saat melakukan penelitian dari
awal observasi sampai dengan penarikan kesimpulan penelitian.

5

Gambar 1 Prosedur penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan pertama adalah observasi metode
pengajaran, media pembelajaran dan aktivitas siswa selama proses belajar
berlangsung. Kedua, melakukan studi literatur tentang materi ajar, dan masalah
yang ada.Ketiga, pembuatan instrument yang meliputi pembuatan blog, penyusuan
checklist, penyusunan test dan penyusunan angket.Pada pembuatan blog dilakukan
uji relevensi dengan guru kemudian dilakukan perbaikan pada blog tersebut dan
diterapkan kepada kelas IXC (kelas eksperimen).Setelah checklist disusun,
dilakukan observasi keaktifan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen pada
pertemuan 1-3 dengan mengisi checklist tersebut. Pada penyusunan testdilakukan
uji coba soal test pada kelas normal dan setelah itu dilakukan perbaikan soal test.
Soal test ini dibagi menjadi dua yaitu pretest yang diberikan pada awal pelajaran
dan posttest yang diberikan pada akhir pelajaran. Angket disusun menjadi 2 bagian
yaitu angket keaktifan yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
serta angket 8 prinsip SCL berbasis classroom blogging menurut Kustijono yang
diberikan di kelas eksperimen. Setelah mendapatkan hasil dari instrumen penelitian,
data yang dihasilkan tersebut diolah dan dianalisis hasilnya kemudian ditarik
kesimpulan dari penelitian tersebut.
Pembuatan classroom bloggingmenggunakan
waterfall. Metode
waterfalldilakukan dengan 5 tahapan yaitu analisa kebutuhan, desain,
implementasi, uji coba dan operasi[13].
Analisa Kebutuhan
Desain
Implementasi
Uji Coba
Operasi

Gambar 2 siklus waterfall

6

Pada gambar 2, tahapan pertama yang dilakukan di dalam pembuatan
classroom blogging adalah analisa kebutuhan.Analisa kebutuhan ini
Kebutuhan dalam proses belajar mengajar yaitu kesenjangan antara apayang
dimiliki siswa dengan apa yang diharapkan, selain itu menganalisa topik-topik
materi ajar yang dipandang sulit dan karenanyamemerlukan bantuan media.
Pada langkah ini sekaligus pula dapatditentukan ranah tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai. Pada tahapan kedua, dibuatlah rancangan atau desain
media blog itu sendiri.Pada tahapan ini pembuatan blog menggunakan situs
weebly.com.Tahapan ketiga, setelah pengumpulan materi ajar dan desain blog,
materi-materi tersebut di terapkandi dalamblog tersebut.Pada tahapan
keempat, dilakukan uji coba dengan guru sebelum blog tersebut digunakan
dalam proses pembelajaran. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi pengulangan
proses pembuatan blog. Dari uji coba dengan guru, ada 2 hal perbaikan yaitu
pertama tampilan perlu dibuat menarik dengan memperbanyak gambar dan
memasukan video tentang sejarah internet dan yang kedua adalah
memperbesar ukuran font pada blogyangakan ditayangkan menggunakan LCD
proyektor. Pada tahapan kelima, setelah dilakukan uji coba blog tersebut
dioperasikan pada proses pembelajaran di kelas.
4. Hasil dan Pembahasan
Penelitian pada kelas eksperimen dilakukan selama 3 minggu dengan 2
kali pertemuan.Materi yang diajarkan adalah Sejarah dan perkembangan
internet serta jaringan komputer.
Langkah-langkahproses belajardapar dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
Tabel 3 Langkah - langkah Pembelajaran

Langkah-langkah Pembelajaran
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
 Dilakukan observasi keaktifan dengan mengisi checklist
 Media pembelajaran notepad
 Materi pelajaran : pengenalan internet
Pemberian soal pretest
Pertemuan 2  Dilakukan observasi keaktifan  Dilakukan observasi keaktifan
(treatment 1)
dengan mengisi checklist
dengan mengisi checklist
 Materi pelajaran: Sejarah dan  Materi pelajaran : Sejarah dan
Perkembangan Internet
Perkembangan Internet
 Media
pembelajaran  Media pembelajaran : classroom
powerpoint
blogging dengan menggunakan
metode pembelajaran SCL
 Pemberian tugas didalam kelas
 Diskusi bersama didalam kelas
 Pemberian tugas yang dapat
diakses melalui blog
Pertemuan 3  Dilakukan observasi keaktifan  Dilakukan observasi keaktifan
(treatment 2)
dengan mengisi checklist
dengan mengisi checklist
 Materi pelajaran : Jaringan  Materi pelajaran : Jaringan
Komputer
Komputer
 Media pembelajaran notepad
 Media pembelajaran: classroom
blogging dengan menggunakan
 Pemberian tugas individu
Pertemuan
Pertemuan 1

7

didalam kelas
metode pembelajaran SCL
 Pemberian soal posttest dan  Membuat kelompok diskusi yang
angket
dikelompokkan
menjadi
8
kelompok diskusi yang masingmasing berisi 4 siswa
 Soal diskusi diambil dari soal
tugas yang dikirim melalui email
 Presentasi hasil diskusi kelompok
 Pemberian soal posttest dan
angket

Pada pertemuan 2 dan 3 guru menjelaskan tentang materi yang ada di
dalamblog.Siswa terlihat sangat penasaran dengan media blog yang baru
pertama kali digunakan di dalam pembelajaran di kelas.Dibawah ini
merupakan tampilan dari blog.

Gambar 3 Tampilan menu home

Terdapat menu home, materi pelajaran, tugas dan about medalam blog ini.
Menu homeberisi tentang pengantar sebelum menggunakan blog sebagai media
pembelajaran. Menu materi pelajaran berisi tentang materi-materi pelajaran TIK
yang dapat dibaca serta pada salah satu materi terdapat video yang berisikan
tentang sejarah internet. Pada menu tugas berisi tentang tugas yang harus
dikerjakan siswa dan cara pengumpulan tugas tersebut, dan pada menu about me
berisi tentang biodata atau profil dari penulis blog itu sendiri.Di
dalam blog terdapat fitur-fitur yang dapat mendukung kegiatan penggunanya.
Fitur-fitur tersebut antara lain post yaitu sebuah tulisan yang terpisah dengan
tulisan-tulisan lainnya yang ada di dalamblog(menggambarkan isi
dariblog),komentar yaitufasilitas
yang
memberi
kesempatan
bagi
parapengunjung sebuah blog untuk memberikan tanggapan mengenai
tulisandalam blog.Pembuatan blog ini dapat menjadi salah satu media
pembelajaran bagi guru dalam penyampaian materi didalam kelas. Selain itu,
blogjuga dapat dijadikan referensi pembelajaran dan jurnal pembelajaran bagi
siswa diluar jam pelajaran sekolah.
8

Data yang diperoleh dari observasi keaktifan siswa dengan menggunakancheck
listdiolah menggunakan kuantitatif deskriptif dan diberi skor berdasarkan jumlah
tanda  yang menunjukkan keaktifan siswa berdasarkan indikator kemudian
dilakukan perhitungan persentase hasil dengan menggunakan rumus berikut [14]:
%: =
100%
Kriteria keaktifan siswa diukur berdasar pengelompokkan [14]:
>75 %
: keaktifan tinggi
55%-60 %:keaktifan cukup
61 % -75 %:keaktifan baik
0,7 : Peningkatan tinggi
0,3> g >0,7 : Peningkatan sedang
g ≤ 0,3
: Peningkatan rendah
Tabel 6 Hasil Uji Gain
Kontrol
Eksperimen

Uji Gain
0.0231
0.3970

Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa peningkatan pada kelas eksperimen
berada pada peningkatan nilai sedang dan kelas kontrol berada pada kategori
peningkatan rendah.Hal ini di karenakan pada kelas kontrol masih banyak
siswa yang ribut saat guru menjelaskan materi di kelas.Sehingga saat di
berikan pertanyaan siswa tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut.Berbeda
dengan kelas eksperimen, dimana siswa sangat antusias dalam mengikuti
pelajaran sehingga menghasilkan nilai yang baik dan siswa mengerti dengan
penjelasan guru saat mengajar.
Hasil Angket
Data yang diperoleh merupakan tanggapan siswa terhadap pertanyaanpertanyaan yang diberikan dalam angket.Terdapat 2 angket yang diberikan pada
kelas eksperimen yaitu angket keaktifan siswa menurut Kurniawati dan angket
angket penerapan metode SCL berbasis classroom blogging menurut
Kustijono.Sedangkan pada kelas kontrol hanya diberikan 1 angket yaitu angket
keaktifan siswa menurut Kurniawati.Indikator keaktifan siswa menurut Kurniawati
dapat dilihat dari: (1) perhatian siswa terhadap penjelasan guru, (2) kerjasama
dalam kelompok, (3) kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat dalam
diskusi, (4) kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat dalam kelas, (5)
memberi kesempatan berpendapat pada teman, (6) mendengarkan dengan baik
ketika teman berpendapat, (7) memberi gagasan yang cemerlang, (8) membuat
perencanaan dan pembagian kerja yang matang, (9) keputusan berdasarkan
pertimbangan yang matang, (10) memanfaatkan potensi anggota kelompok dan
(11) saling membantu dan menyelesaikan masalah [15].

13

Angket ini diberikan kepada siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen pada
pertemuan ke 3.Presentase hasil dengan perhitungan sebagai berikut [14]
100%
%: =

Dengan kriteria peniliaian :
1 = tidak pernah
3 = sering
2 = kadang-kadang
4 = selalu

Tabel 6 Tanggapan Siswa per indikator keaktifan menurut Kurniawati [15]
Presentase Hasil Kelas
No.
Indikator
Kontrol
Eksperimen
1 Perhatian siswa terhadap penjelasan guru
81,25
87,04
Kerjasama dalam kelompok
72,11
84,25
2 Mengemukakan pendapat dalam kelompok diskusi
71,15
83,33
3 Mengemukakan pendapat dalam kelompok di kelas
59, 61
71, 29
Memberi kesempatan kepada teman dalam
65,38
87,96
4
berpendapat
5 Mendengar pendapat teman
67,30
72,22
6 Membuat gagasan yang cemerlang
56,65
73, 14
7 Membuat perencanaan dan kerja yang matang
65,38
78,70
8 Keputusan berdasarkan pertimbangan anggota lain
70,19
85,18
9 Memanfaatkan potensi anggota kelompok
75,96
81,48
10 Saling membantu dan menyelesaikan masalah
82,69
83,38
Rata-rata
70,91
81,40

Sumber Data Primer Diolah 2014

Dari hasil tabel 6, dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan metode SCL
berbasis classroom blogging dapat meningkatkan keaktifan belajar
siswadibandingkan dengan penggunaan metode konvensional dan media yang
kurang variatif. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan per indikator di kelas eksperimen
lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, dan rata-rata indikator kelas
eksperimen 81,40% lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang hanya
memiliki rata-rata 70,91%.
Untuk mengetahui apakah dengan SCL berbasis classroom blogging dapat
digunakan di dalam pembelajaran, maka diberilah angket penerapan SCL berbasis
classroom blogging menurut Kustijono dengan indikator 9 prinsip SCL di kelas
eksperimen [6]. Hasil angket disajikan tabel 7 dengan perhitungan:
Persentase Keberhasilan= %: =
Dengan criteria peniliaian :
1 = tidak pernah
3 = sering
2 = kadang-kadang
4 = selalu

14

100%

Tabel 7Tingkat keberhasilan penerapan metode SCL
berbasisClassroom Blogging menurut Kustijono [6]
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8

Indikator
Tanggung Jawab
Peran Serta
Keadilan
Mandiri
Berfikir kritis dan kreatif
Komunikatif
Kerjasama
Integritas
Rata-Rata

Persentase Keberhasilan
81, 48
76,85
77,77
78,70
79,62
85,18
84,25
81,17
80,74 %
Sumber Data Primer Diolah 2014
Dari tabel 7dapat dilihat bahwa SCL berbasis classroom bloggingmemberikan
pengaruh yang baik pada proses belajar mengajar. Penerapan metode SCL berbasis
classroom blogging ini menunjukkan bahwa tingkat tanggung jawab siswa dalam
menyelesaikan tugas-tugas sekolah dengan persentase 81,48%. Persentase siswa
yang ikut berperan serta aktif dalam pembelajaran adalah 76,85%. Persentase siswa
dalam keadilan atau memberi kesempatan kepada siswa lain dalam berpendapat
adalah sebesar 77,77%. Kemandirian siswa dalam menyelesaikan tugas sebesar
78,70%. Sebesar 79,62% siswa di kelas eksperimen dapat menuangkan ide-ide
baru dan dapat berfikir kritis dalam menyelesaikan suatu masalah. Dengan
penerapan SCL berbasis classroom blogging, 85,18% siswa dapat saling
berinteraksi dengan siswa lain, 84,25% siswa dapat saling bekerjasama dengan
siswa lainnya dalam suatu bentuk diskusi kelompok dan 81,17% siswa percaya diri
dalam menyelesaikan tugas dan dapat memahami materi yang diajarkan. Dari
tingkat pemenuhan 8 indikator diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat keberhasil
penerapan metode SCL berbasis classroom blogging adalah 80,74%.
Kendala yang ditemukan dalam penelitian ini adalah penerapan SCL berbasis
classroom blogging pada minggu ke 2 tidak maksimal karenasetengah dari jam
pelajaran digunakan pihak sekolah untuk melakukan razia. Konsekuensi yang
timbul dari kendala tersebut adalah kurangnya waktu yang digunakan untuk proses
belajar mengajar dan penerapan metode SCL tidak dapat dilakukan dengan
maksimal. Jika kendala tersebut tidak terjadi, maka proses belajar mengajar dapat
berlangsung secara maksimal dan dapat melakukan proses diskusi diluar kelas.
Kendala lain yang terjadi yaitu partisipasi siswa dalam melakukan diskusi
dalam blog tidak dapat terlaksana karena guru meminta untuk menghapus kolom

15

interaksi. Interaksi yang diminta oleh guru terjadi melalui email.Hal ini membuat
partisipasi siswa dalam pemanfaatan blog menjadi tidak maksimal.Jika guru tidak
meminta untuk menghapus kolom interaksi, maka siswa dapat melakukan interaksi
dengan guru melalui blog diluar jam pelajaran sekolah.
Merujuk pada metode pembelajaran SCL menurut Afianti tentang 3 hal penting
yang harus ada didalam pembelajaran SCL, hanya 1 yang dapat diterapkan dalam
penelitian ini adalah berbagi informasi. Hal ini terjadi karena pembelajaran siswa
didalam kelas sehingga dapat dilakukan diskusi bersama. Sementara 2 hal penting
laintidak dapat dilakukan karena ruang lingkup belajar siswa hanya didalam kelas
dan materi yang diterima siswa hanya sebatas dari guru. Jika 3 hal penting ini dapat
diterapkan, maka proses belajar dengan menggunakan metode SCL ini dapat
berjalan dengan maksimal.
Kendala lainnya yang terjadi adalah kurangnya fasilitas internet dan buku paket
pelajaran.Hal ini membuat siswa kurang aktif dalam menggunakan blog selama
pelajaran.Selain itu materi yang diterima siswapun hanya terbatas dari guru. Jika
kedua fasilitas ini ada, maka siswa bias mendapatkan materi pelajaran tidak hanya
melalui buku paket dan teori dari guru tetapi juga dari cakupan wilayah luas.
Dari kendala tersebut, pengaruh terhadap penelitian ini adalah siswa kurang
berinteraksi dengan guru diluar jam pelajaran sekolah, sehingga siswa hanya dapat
bertanya melalui email atau saat di sekolah.
5. Simpulan
Dari proses belajar yang dilakukan pada awal pertemuan sampai dengan
pertemuan 3dapat disimpulkan bahwa penerapan metode SCL berbasis classroom
blogging dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran TIK kelas IX di
SMP Kristen Satya Wacana. Dari observasi yang dilakukan pada setiap pertemuan,
terjadi peningkatan keaktifan siswa dari 59,26%menjadi 81,85% dengan rata-rata
persentase keberhasilan indikator keaktifan sebesar 70,25%. Hal ini juga tampak
dari tanggapan siswa melalui angket yang diberikan bahwa penerapan metode SCL
berbasis classroom blogging mendorong mereka untuk lebih aktif.Tanggapan siswa
masuk dalam kriteria keaktifan yang tinggi (81,40%) dibandingkan tingkat
keaktifan di kelas kontrol yaitu 70,91%. Peningkatankeaktifan terbukti memberi
pengaruh positif pada presentase hasil belajar siswa kelas eksperimen meningkat 10
angka dari nilai rata-rata 64,81 menjadi 74,81.
Dari hasil yang diuraikan diatas, nampak bahwa pertemuaan awal didalam
kelas kontrol berada pada kategori baik (menurut indikator Paul D. Deirich). Pada
proses pembelajaran selama 2 kali pertemuan, kelas kontrol tetap berada pada
kategori baik namun mengalami penurunan menjadi dari 70,10% menjadi 65,28%
karena siswa mulai kurang aktif didalam pembelajaran dan pada kelas eksperimen
mengalami peningkatan dari 59,26% menjadi 81,85% dengan kategori yang cukup
menjadi tinggi.
Dengan kendala –kendala yang ada, maka pelaksanaan metode SCL berbasis
classroom blogging ini tidak berjalan dengan maksimal.Diharapkan metode SCL
berbasis classroom blogging ini dapat dikembangkan oleh peneliti-peneliti yang
lainnya dan dapat mengatasi kendala-kendala yang terjadi didalam penelitian ini.

16

6. Daftar Pustaka
[1]
[2]

[3]
[4]
[5]
[6]
[7]

[8]
[9]
[10]

[11]
[12]
[13]

[14]

[15]

Kodir, Abdhul. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia
Nur Maryam, dkk. 2010. Efektifitas Penggunaan Metode Pembelajaran Student
Centered Learning Berbasis Classroom Blogging Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
SMA. Laporan Penelitian. Pendidikan Ilmu Komputer UPI.
Sugiyo Warlan, dkk. 2009. Efektifitas Metode Student Centered Learning Yang
Berbasis Fun Chemistry Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa. Jurnal
Inovasi Pendidikan Kimia Vol. 3. FMIPA Universitas Negeri Semarang
Kurdi, Fauziah Nuraini. 2009. Penerapan Student-Centered Learning Dari TeacherCentered Learning Mata Ajar Ilmu Kesehatan Pada Program Studi Penjaskes.
Forum Kependidikan, Volume 28
Tilaar. H. A. R. 2012. Media Pembelajaran Aktif, Bandung: Nuansa
Kustijono,Rudi. 2011. Implementasi Student Centered Learning Dalam Praktikum
Dasar. Jurnal Penelitian. Jurusan Fisika Unesa.
Afianti, Tina. 2009. Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning.
Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Jurnal Penelitian.
www.imparametric.com. Diakses September 2014
Sabri, Ahmad. 2007. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching. Ciputat: PT
CIPUTAT PRESS
Kusumah,Wijayah. 2012. TIK:Menulis Blog, Jakarta: PT Permata Puri Media
Sari,Winda Pramita. 2011. Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar
Siswa Melalui Metode Index Card Match Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD
Negeri Kopeng 01 Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi. Pend. Guru Sekolah Dasar
Universitas Kristen Satya Wacana.
Ahmad, Rohani. 2004. Pengelolaan Pengajaran.Jakarta: PT Rineka Cipta
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D), Bandung: ALFABETA
Situmorang, Richard. 2014. Analisis dan Rekayasa Perangkat Lunak Data Pensiun
Pada Dinas Komunikasi Informatika Provinsi Sumatra Utara Dengan Model
Waterfall. Jurnal Pelita Informatika Budi darma, Volume, VII Nomor:2. Program
Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma
Nafisah, Syafrotun. 2010. Upaya Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Al-Qur’an Hadits Pokok Bahasan Membaca Al-Qur’an Surat Pendek
Pilihan dengan Metode Tutor Sebaya (Peer Teaching) pada SiswaKelas VIII-H
MTSN 1 Semarang Tahun Pelajaran 2009-2010. Skripsi. Fakultas Tarbiyah Institut
Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.
Kurniawati, Dwi Dhida. 2010. Pengaruh Metode Mind Mapping Dan Keaktifan
Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Pada Siswa
Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 5 Surakarta Tahun
Pelajaran 2009/2010.Skripsi.Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

17