Tradisi Lisan Nyanyian Rakyat Anak-Anak Pada Masyarakat Batak Toba Di Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan

TRADISI LISAN NYANYIAN RAKYAT ANAK-ANAK PADA
MASYARAKAT BATAK TOBA DI KECAMATAN
LINTONGNIHUTA KABUPATEN
HUMBANG HASUNDUTAN

ABSTRAK
Nyanyian rakyat merupakan salah satu bentuk folklor yang terdiri dari kata-kata
dan lagu, yang beredar secara lisan di antara anggota kolektif tertentu, berbentuk
tradisional, serta memiliki banyak varian. Penelitian tesis ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi semakin punahnya nyanyian anakanak pada masyarakat Batak Toba, menganalisis fungsi dan makna, konteks, serta
kearifan lokal. Untuk itu digunakan teori fungsionalisme dan semiotika. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data penelitian
merupakan nyanyian menidurkan anak yaitu Dideng dideng dan nyanyian
permainan anak yaitu Kacang koring, Sada dua tolu, Sampele sampele dan
Jambatan Tapanuli yang direkam langsung di lokasi penelitian Kecamatan
Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan. Pada hasil pembahasan
ditemukan bahwa fungsi nyanyian menidurkan anak adalah sebagai bentuk
hiburan, alat pendidikan anak, alat pemaksa berlakunya norma-norma sosial, dan
penguat ikatan persaudaraan, sedangkan fungsi nyanyian permainan anak masingmasing adalah sebagai bentuk hiburan, sebagai alat pendidikan anak, sebagai alat
pemaksa berlakunya norma-norma social dan pengendali sosial, dan sebagai
penguat ikatan persaudaraan. Makna nyanyian menidurkan anak adalah

menghargai perjuangan ibu, sedangkan makna nyanyian permainan anak masingmasing tidak boleh rakus, menjaga kebersihan badan, kebersamaan, dan cinta
lingkungan. Konteks nyanyian menidurkan anak dan nyanyian permainan anak ini
adalah mengenai latar atau tempat berlangsungnya nyanyian anak tersebut, siapa
yang melantunkan, siapa yang mendengarkan, bagaimana suasananya, serta
bagaimana melakukannya. Nilai kearifan lokal yang terdapat pada nyanyian
menidurkan anak adalah menghormati orang tua, menghormati kaum perempuan,
sedangkan kearifan lokal nyanyian permainan anak masing-masing adalah saling
berbagi, kesehatan, kerukunan bersaudara, serta cinta lingkungan. Dari hasil
pembahasan maka disimpulkan bahwa nyanyian menidurkan anak dan nyanyian
permainan anak MBT merupakan tradisi lisan yang memiliki kearifan lokal yang
sangat baik oleh karena itu perlu dilestarikan sebagai tradisi lisan MBT.

Kata kunci: Nyanyian rakyat, nyanyian menidurkan anak, nyanyian permainan
anak, masyarakat Batak Toba, dan kearifan lokal.

Universitas Sumatera Utara

THEORALTRADITIONOF CHILDREN FOLKSONGON BATAKTOBA
SOCIETY IN LINTONGNIHUTA SUBDISTRICT
HUMBANG HASUNDUTAN DISTRICT

ABSTRACT
Folksongis one form of folklore consisting ofthe wordsand songs, which
circulated orally among members of a particular collective, traditionally shaped,
and has many variants. This research aimed to determine the factors that
influence the extinction of children folksong on Batak Toba society, analyze the
function and meaning, context, and local wisdom. For that, the theory of
functionalism and semiotics were used. The method used was descriptive
equalitative method. The data were the song of putting the child sleeping (lullaby)
and the children playing song were recorded directly in Lintongnihuta Humbang
Hasundutan District. In thediscussion ofthe results found that the functions of the
song of putting the child sleeping were as a form of entertainment, as achild's
education, as ameans of coercioninto force ofsocial norms and social control, and
asre inforcing the bond of brother hood. Meanwhile, the functions of children
playing song were as a form of entertainment, as achild's education, as ameans of
coercioninto force ofsocial norms and social control, as a critic for another
people, and asre inforcing the bond of brother hood. The context of lullaby and
children playing song were the venue for the background or singing of the
children folksong, whosang, who listened, how the atmosphere, as well ashow to
do it. The local wisdom values of lulla by were respecting the parents, honor the
women, while the local wisdom values of children playing song were sharing,

health, brother sharmony, and love the environment. From the discussion, it was
concluded that the oral tradition of lulla by and children playing song on MBT
have a very good local knowledge there foreneed tobe preserved as anoral
tradition of MBT.

Keywords: Folksong, lullaby, children playing song, Batak Toba society, and
local wisdom.

Universitas Sumatera Utara