DAMPOL TONGOSAN PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI DESA SIGUMPAR KECAMATAN LINTONGNIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN.

(1)

DAMPOL TONGOSAN PADA MASYARAKAT BATAK TOBA

DI DESA SIGUMPAR KECAMATAN LINTONGNIHUTA

KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

JUNEDI JUNIOR MARTABE HUTASOIT 3103122029

PRODI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2014


(2)

LEMBAR PERSETUJLIANT^

$kripsi

ini tliajukan

oleh Junedi Junior Martabe Hutasoit,

NIM 3103f22029

Progran Studi Pendidikan Antropologi, Jenjang S-1

Fakultas IImu SosietUniversitas Negeri Medan

Telah Diperiksa dan Diujikan Untuk Mempertahankan Skripsi

Ketua Frodi Pend.Antropolo gi,

Medan, 07 JuIi 2CI14 Disetujui:

Dosen Pembimbing,

NrP.19640626199009200 1

Drs, Waston Ilfalau


(3)

LE

PERSETITJUAI.{ DA}t[ PENGESAHAN

s

psi oteh Junedi Junior martabe f{utasoit"

NIM

3103!22029

Telah Dipertahankan di Depan

TIM

Penguii Pada Tanggal 07 .Fuli 2014

TIMPENGUJI

,::.:1-Ketua Prodi Pend.Antropologi Disefujui dan Disahkan Pada Tanggal,0T JuIi 20tr4

Panitia

tljian

#ilfxL€ji?i


(4)

PERI{YATAAN KEASLIAN TT'LISAI{

Saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama

Nim

Jtrrusan

Fakultas

Junedi Junior Martabe Itrutasoit

3103122029

Pendidikan AntroPolo gi

Ilmu Sosial

Menyatakan.dengansebenarnyabahwaskripsiyangsayatul.isadalahbenar-benar

merupakanhasitkaryasendiri,bukanmerupakanpengambilalihantulisanatau

pikiran orang lailr yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri'

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan hasil jibtakan/piagiasi,

makasayabersediamenerimasanksiatauhukumanatasperbuatantersebut.

Medaru Juli 2014

SaYP YaRg membuat Pernyataan'


(5)

ABSTRAK

Junedi Junior Martabe Hutasoit, NIM. 3103122029. Tahun 2014. Judul Skripsi: Dampol Tongosan Pada Masyarakat Batak Toba di Desa Sigumpar Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan. Skripsi ini terdiri dari 5 bab dan 66 halaman, 6 daftar tabel, dan 10 daftar gambar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: proses pengobatan atau penyembuhan penyakit dengan menggunakan dampol tongosan sebagai pengobatan alternative, untuk mengetahui obat dan bahan yang dipergunakan dalam proses penyembuhan penyakit dengan menggunakan pengobatan tradisional dampol tongosan. Dan untuk mengetahui pandangan atau respon masyarakat terhadap keberadaan pengobatan alternatif atau tradisional dampol

tongosan. Untuk mengetahui dampak positif maupun negatif penggunaan

pengobatan alternatif atau tradisional dampol tongosan di Desa Sigumpar Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif mengenai dampak pengobatan alternatif Dampol Tongosan Pada Masyarakat Batak Toba di Desa Sigumpar Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan.

Pengobatan tradisional Batal Toba merupakan pengobatan yang menggunakan tumbuh -tumbuhan yang mengandung khasiat sebagai obat bagi masyarakat. Dampol tongosan merupakan salah satu jenis pengobatan tradisional yang sampai saat ini masih dipercayai masyrakat untuk mengatasi atau menyembuhkan penyakit yang berhubungan dengan masalah tulang. Yang dimana sistem pengobatannya bisa dilakukan dari jarak yang berjahuan. Bahan ramuan yang digunakan pandampol untuk mengobati pasien dengan menggunakan

dampol tongosan seperti burung Siburuk, sarang burung Siburuk, daun sirih, andulpak, santan kelapa, kamput. Alat-alat yang digunakan yaitu pelepah pisang,

perban, kapas. Cara pembuatan minyak urut adalah burung Siburuk dan sarang burung Siburuk dimasak dengan menggunakan air secukupnya, dimasak hingga mendidih hingga menghasilkan minyak.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkah karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini yang berjudul Dampol Tongosan Pada masyarakat Batak Toba di

Desa Sigumpar Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang

Hasundutan”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarana pendidikan bagi mahasiswa program S-1 Jurusan Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik bahasa, penyampaian, teknik penulisan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis, oleh karena itu besar harapan penulis agar para pembaca memberikan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

Tidak sedikit tantangan yang dihadapi oleh penulis selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini, namun atas berkat dan pertolongan Tuhan Yesus Kristus penulis diberi kekuatan dalam menjalani semua. Penulis berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu baik moral, materi dan tenaga dalam penyelesaian skripsi ini.


(7)

Teristimewa penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orangtua : St.P. Hutasoit dan T. Br. Silaban yang telah melahirkan dan membesarkan, merawat serta memenuhi kebutuhan hidup penulis selama ini. Pengorbanan dan jerih payah kedua orangtua tidak akan pernah terbalas dan hanya doa yang penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus agar senantiasa memberikan kesehatan, panjang umur, rejeki dan selalu dalam naungan Tuhan.

Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terimakasih yang tulus atas perhatian dan peran serta kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. Selaku Rektor Universitas

Negeri Medan.

2. Bapak Dr. H. Restu, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan segenap

fungsionaris Fakultas Ilmu Sosial-Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Dra. Nurmala Berutu, MPd, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu

Sosial Universitas Negeri Medan.

4. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si selaku ketua Program Studi Pendidikan

Antropologi

5. Bapak Drs. Waston Malau selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

membantu penulis sampai akhir penulisan ini. Beliau senantiasa meluangkan waktu kapan saja untuk penulis meminta bimbingan dan


(8)

arahan juga telah bersedia membantu memberi semangat, baik suka maupun duka.

6. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan

sekaligus dosen penguji I yang senantiasa memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis untuk bersemangat menyelesaikan tulisan ini.

7. Ibu Murni Eva Rumapea selaku dosen penguji II yang telah memberi

arahan dan bantuan kepada penulis yang telah mengajarkan penulis tentang sikap keserhanaan dan keprofesionalan.

8. Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si selaku dosen penguji III yang selalu

memberikan arahan, masukan dan semangat kepada penulis untuk mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan benar.

9. Seluruh dosen-dosen di Jurusan Pendidikan Anrtopologi yang telah

memberikan ilmu dan yang selalu memberi nasehat, petunjuk, dan dukungan yang sangat luar biasa dan berharga.

10.Untuk abang dan kaka saya tercinta dan seluruh keluarga besar saya yang

tidak dapat disebutkan satu per satu, terimakasih banyak atas doa dan dukungannya. Secara terkhusus abang Elvi Hutasoit bersama istri, kaka Lina Hutasoit, Sinta Hutasoit yang selalu membantu saya terkhusus masalah materi dan buat semangat, motivasi, nasehat terimakasih penulis


(9)

ucapkan semoga Tuhan Yesus senantiasa memberikan kesehatan dan kesuksean kepada semua keluarga tercinta.

11.Untuk Trio Saganas : Erika Magdanela S, Lanang Sutrisno Sirait penulis

mengucapkan terimakasih yang selalu menemani, membantu, memberikan motivasi selama perkuliahan. Kiranya persahabatan kita selalu solid meskipun terkadang ada konflik diantara kita bertiga selama kita bersama. Dan semoga kedepannya kita semakin sukses, panjang umur.

12.Untuk keluarga kon’t : Erika Magdalena S, Lanang utrisno Sirait, Lidya

Mentari Sitorus, Septy Denso damanik, Tutur Sinurat, Lely Purba, Daniel Fernando, terimakasih telah hadir dalam kehidupan penulis dan terimakasih buat semua dukungan, kebersamaan dan bantuan selama ini

13.Untuk Tetti Elisa Lumbanjara terimakasih buat segala motivasi dan

dukungan serta bantuannya selama proses pengurusan berkas yang setia menemani dan membantu penulis. Semoga Tuhan memberikan kesehatan dan panjang umur.

14.Buat teman seperjuangan Antropologi angkatan 2010,

teman-teman PPLT SMA SWASTA BINTANG TIMUR 1 BALIGE 2013 Santy Siagian, Lasmaida Silaen, Nila sartika Tanjung, Roy Sinaga, Mansyur Sinaga, terimakasih yang tak terhingga atas doa dan motivasi, dukungan sehingga skripsi ini dapat selesai.


(10)

15.Bapak H. Hutasoit selaku kepala Desa Sigumpar yang telah membantu dan memberikan bantuan selama penulis melakukan penelitian.

16.Bapak Maradu Hutasoit dan masyarakat Desa Sigumpar selaku informan

penulis yang telah memberikan informasi, pengetahuan sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai.

Kiranya semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa membalas segala kebaikan yang telah diberikan. Dan semoga segala kerja keras dalam penyelesaian skripsi ini kelak dapat menjadikan hasil yang bermanfaat bagi seluruh pihak.

Medan, Juni 2014 Penulis


(11)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DATTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB. I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi masalah ... 4

1.3 Perumusan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

1.5.1 Manfaat Akademis ... 5

1.5.2 Manfaat Praktis ... 6

BAB. II. KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ... 7

2.1. Kajian Pustaka ... 7

2.2. Kerangka Teori... 8

2.2.1. Teori Magic ... 8

2.2.2. Teori Religi ... 9

2.2.3. Status Sosial ... 10

2.2.4. Teori Peranan ... 12

2.3 Kerangka Konsep ... 13

2.3.1 Pengobatan Tradisional ... 13

2.3.2 Dampol Tongosan Pada Masyarakat Batak Toba ... 16

2.4 Kerangka Berfikir... 18

BAB. III. METODE PENELITIAN ... 19

3.1. Metode Penelitian... 19

3.2. Lokasi Penelitian ... 20


(12)

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 20

3.4.1. Observasi ... 20

3.4.2. Wawancara (interview) ... 21

3.5 Teknik Analisis Data ... 21

BAB. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 23

4.1. Gambaran umum lokasi penelitian... 23

4.1.1. Letak dan Kondisi Geografis ... 23

4.1.2. Penduduk ... 25

4.1.3. Sarana Prasarana ... 30

4.2. Unsur Kebudayaan Yang terdapat di Desa Sigumpar ... 31

4.2.1. Bahasa ... 31

4.2.2. Sistem mata pencaharian ... 32

4.2.3. sistem Pengetahuan ... 33

4.2.4. Religi ... 35

4.2.5. Kesenian ... 35

4.2.6. Sistem Perlengkapan Hidup ... 36

4.3. Pengobatan Tradisional Secara Umum Pada Masyarakat Batak Toba ... 37

4.4. Sejarah Pengobatan Tradisional Dampol Tongosan ... 39

4.5. Alat-alat Serta Ramuan Yang Digunakan ... 44

4.5.1.Alat-alat Yang Digunakan Dalam Penyembuhan Penyakit Dengan Menggunakan Dampol Tongosan ... 44

4.5.2. Ramuan atau Obat Yang Digunakan Dalam Penyembuhan Penyakit Dengan Menggunakan Dampol Tongosan ... 48

4.5.2.1. Minyak (Miak urut) ... 49

4.5.2.2. Sarang Burung Siburuk ... 50

4.5.2.3. Daun Sirih (Napuran) ... 51

4.5.2.4. Omalanthus Populneus (Andulpak) ... 52

4.6. Proses Pengobatan Penyakit Dengan Menggunakan Dampol Tongosa ... 53

4.7. Faktor-faktor yang Menyebabkan Masih Bertahannya PengobatanTradisionalDampol Tongosan ... 55

4.8. Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Pengobatan Tradisional Dampol Tongosan ... 59


(13)

BAB. V. KESIMPILAN DAN SARAN ... 62

5.1. Kesimpulan ... 62

5.2. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65 LAMPIRAN


(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan ... 24

Tabel 2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin... 25

Tabel 3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia ... 26

Tabel 4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian... 27

Tabel 5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 29


(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Pandampol (MaraduHutasoit) ... 41

Gambar 2.Pinggan yang digunakan sebagai tempat minyak ... 45

Gambar 3.Mangkok yang digunakan ... 46

Gambar 4.Pelepah pisang yang digunakan sebagai penyangga tulang ... 47

Gambar 5.Minyak urut ... 49

Gambar 6.Sarang burung Siburuk ... 50

Gambar 7. Daun Sirih (Napuran) ... 51

Gambar 8. Omalanthus Populneus (Andulpak) ... 52

Gambar 9. Agus Aritonang (Pasien) ... 57


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Kesehatan adalah salah satu kebutuhan yang mendasar bagi keberlangsungan kehidupan manusia di samping kebutuhan lainnya seperti pangan, tempat tinggal dan pendidikan, karena hanya dalam keadaan sehat manusia dapat hidup, tumbuh berkembang, berkarya dan mengaplikasikan ide-ide yang dimiliki dengan baik.

Untuk memperoleh kesehatan yang optimal masyarakat mengenal dua jenis pengobatan yaitu, pengobatan modern (medis) dan pengobatan alternatif atau tradisional. Pengobatan medis merupakan salah satu jenis pengobatan yang menggunakan alat, cara, dan bahan yang bersifat modern dan berbahan kimia yang termasuk dalam standar pengobatan kedokteran modern. Sedangkan pengobatan alternatif merupakan suatu upaya kesehatan yang berakar pada tradisi dan menggunakan bahan alami yang sistem pengobatannya berbeda jauh dengan sistem pengobatan dalam bidang ilmu kedokteran.

Agoes (1992 : 60) mengatakan bahwa “Pengobatan tradisional

merupakan pengobatan yang menggunakan obat-obat

tradisional mempunyai latar belakang budaya masyarakat dapat digolongkan sebagai teknologi tepat guna karena bahan-bahan yang digunakan terdapat di sekitar masyarakat itu sendiri


(17)

Namun pada saat ini masih banyak masyarakat yang memilih pengobatan alternatif atau tradisional karena penggunaan obat tradisional secara umum dinilai lebih aman dari pada penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit dari pada obat modern. Berdasarkan kelemahan pengobatan modern tersebut maka saat ini konsep kembali pada penggunaan hasil alam atau back to nature dalam bidang kesehatan semakin meningkat.

Tradisi pengobatan suatu masyarakat tidak lepas dari kaitan budaya setempat. Setiap daerah memiliki jenis pengobatan alternatif yang memiliki keunikan dan kekhas tersendiri, karena pengobatan tradisional dapat diperoleh dari hasil belajar dan pengalaman sebagai warisan budaya yang bersifat turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Atik Sri dalam Agoes (1996:4) menyatakan bangsa Indonesia sejak dulu hingga sekarang sekalipun sudah mengenal obat-obatan yang diolah dari laboratorium modern, tetap percaya bahwa resep pengobatan tradisional peninggalan nenek moyang masih tetap mujarab, manjur khasiatnya dan murah harganya untuk menjaga kesehatan agar kondisi tetap prima.

Pengobatan tradisional merupakan pengobatan alternatif yang masih digemari di tengah-tengah masyarakat sekalipun berdampingan dengan pengobatan modern. Seperti halnya pada masyarakat Batak Toba terdapat jenis


(18)

pengobatan tradisional seperti urut (dampol), pengobatan penyakit kuning dan berbagai macam pengobatan patah tulang.

Di Desa Sigumpar Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan terdapat pengobatan tradisional patah tulang yang unik dan berbeda dibandingkan pengobatan patah tulang yang ada pada masyarakat suku lainnya. Pengobatan yang dimaksud adalah pengobatan patah tulang dampol tongosan. Arti unik dan berbeda dari pengobatan patah tulang lainnya karena dalam proses pengobatannya dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan media dan bahan yang bersifat tradisional, sedangkan pada pengobatan tradisional patah tulang yang biasa kita jumpai pasien dirawat secara intensif oleh dukun patah yang bersangkutan. Karena sistem pengobatannya dilakukan dari jarak jauh artinya suatu penyakit dapat disembuhkan dari jarak yang berjauhan namun terlebih dahulu ada pertemuan awal antara pasien dengan pandampol maka banyak masyarakat dari luar daerah tersebut yang memilih jenis pengobatan dampol

tongosan sebagai alternatif penyembuhan.

Berdasarkan pemaparan di atas maka peneliti mengkaji fenomena ini lebih mendalam melalui penelitian. Kemudian peneliti ingin mengungkap apa sebenarnya kelebihan dan fenomena yang terkandung dalam pengobatan tradisional dampol tongosan sehingga masih ada dan mengapa masyarakat masih


(19)

peneliti menyusun suatu penelitian yang diberi judul : Dampol Tongosan Pada

Masyarakat Batak Toba di Desa Sigumpar Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latarbelakang di atas maka dapat dikemukakan identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Proses pengobatan atau penyembuhan penyakit dengan menggunakan dampol

tongosan sebagai pengobatan alternatif.

2. Obat dan bahan yang dipergunakan dalam proses penyembuhan penyakit dengan

menggunakan pengobatan tradisional dampol tongosan.

3. Pandangan atau respon masyarakat terhadap keberadaan pengobatan alternatif

atau tradisional dampol tongosan.

4. Dampak positif dan negatif pengunaan pengobatan alternatif atau tradisional

dampol tongosan di Desa Sigumpar Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten

Humbang Hasundutan.

1.3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana proses pengobatan atau penyembuhan penyakit dengan menggunakan


(20)

2. Obat dan bahan apa yang dipergunakan dalam proses penyembuhan penyakit dengan menggunakan pengobatan tradisional dampol tongosan sebagai pengobatan alternatif?

3. Bagaimana pandangan atau respon masyarakat terhadap keberadaan pengobatan

alternatif atau tradisional dampol tongosan?

4. Apa dampak positif dan negatif penggunaan pengobatan alternatif atau tradisional

dampol tongosan di Desa Sigumpar Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten

Humbang Hasundutan?

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui proses pengobatan atau penyembuhan penyakit dengan

menggunakan dampol tongosan sebagai pengobatan alternatif.

2. Untuk mengetahui obat dan bahan yang dipergunakan dalam proses penyembuhan

penyakit dengan menggunakan pengobatan tradisional dampol tongosan.

3. Untuk mengetahui pandangan atau respon masyarakat terhadap keberadaan

pengobatan alternatif atau tradisional dampol tongosan.

4. Untuk mengetahui dampak positif maupun negatif penggunaan pengobatan


(21)

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat penelitian yang ingin dicapai yaitu:

1.5.1. Manfaat Akademis

1. Sebagai referensi peneliti selanjutnya mengenai dampak keberadaan pengobatan

tradisional dan manfaat pengobatan yang bersistem alami

2. Penelitian ini tentunya akan semakin memperkaya ilmu pengetahuan kita,

khususnya tentang pemanfaatan tanaman obat tradisional.

1.5.2. Manfaat Praktis

1. Sebagai acuan bagi masyarakat, dalam rangka pelestarian dan pemanfaatan

tanaman atau tumbu-tumbuhan sebagai obat alami.

2. Sebagai masukan kepada masyarakat mengenai khasiat dan kegunaan akan

pengobatan tradisional terhadap kesehatan.

3. Sebagai motivasi atau masukan kepada masyarakat yang tinggal di Desa

Sigumpar maupun di luar desa tersebut supaya menggunakan obat tradisional disamping pengobatan medis dalam proses penyembuhan penyakit.


(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dalam kehidupan, kesehatan merupakan aspek penting yang harus di perhatikan. Karena itu setiap manusia akan berusaha untuk menjaga kesehatannya dengan cara modern maupun dengan cara tradisional. Didalam perawatan kesehatan ada kalanya dilakukan dengan cara modern dan tradisional secara berdampingan. Pengobatan tradisional tersebut di anggap tidak memiliki efek samping yang merugikan kesehatan karena dibuat dari bahan-bahan alami, dibandingkan dengan pengobatan modern yang dibuat dari bahan-bahan kimia.

Pengobat tradisional merupakan hasil dari suatu kebudayaan yang dimiliki setiap suku bangsa yang telah diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pengobatan yang ada pada setiap masyaraklat Batak Toba sering disebut dengan dampol tongosan. Dampol tongosan merupakan salah satu jenis pengobatan tradisional Batak Toba yang diwariskan oleh nenek moyang secara turun temurun.

Dalam pengobatan tradisional Batak Toba memiliki berbagai jenis obat-obatan yang dapat kita jumpai dengan mudah. Dampol tongosan merupakan


(23)

yang berjauhan. Yang bisa saja tanpa ada pertemuan antara pasien dengan pandampol. Artinya hanya melihat foto yang dikirimkan oleh pasien. Namun hal tersebut bisa terjadi karena jarak yang sangat jauh tetapi untuk jarak yang lumayan dekat bisa saja langsung datang ke tempat pengobatan tetapi hanya beberapa kali saja. Adapun penyakit yang dapat di sembuhkan dengan menggunakan pengobatan tradisiuonal dampol tongosan adalah jenis penyakit patah tulang, baik patah tebu, tulang yang retak, tulang yang hancur (sar-sar), keseleo, terselip (tarhapit) dan gejala struk.

Bahan ramuan yang digunakan untuk pengobatan tersebut adalah bahan yang berasal dari alam tanpa ada unsur kimiawi seperti, sarang burung siburuk, burung siburuk, daun sirih, andulpak, santan kelapa, kamput. Adapun peralatan yang digunakan dalama pengobatan tersebut adalah pinggan, cawan, perban, pelepah pisang. Adapun cara pembuatan minyak urutnya adalah sarang burung siburuk dan satu ekor burung siburuk dimasak hingga mendidih hinnga berubah menjadi minyak.

Cara pemakaian obat yang dikirimkan tersebut yaitu dengan cara dioleskan dengan menggunakan daun sirih dan andulpak. Penggunaan obat tersebut dilakukan secara rutin untuk mempercepat proses penyembuhan penyakit. Karena semakin rajin megoleskan minyakl semakin cepat penyembuhannya.


(24)

5.2 Saran

Melihat semakin banyaknya pengobatan tradisional yang bermunculan baik di masyarakat batak Toba maupun di luar masyarakat Batak Toba maka penulis mengemukakan beberapa saran yaitu:

1. Masyarakat Batak Toba agar lebih memanfaatkan dan mengetahui fungsi

pengobatan tradisional Batak Toba sebagai alternatif pengobatan dan perawatan kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Generasi muda agar lebih memiliki rasa ingin tahu dan memiliki perhatian

terhadap pengobatan tradisonal dan dapat melestarikan pengobatan tradisional sebagai budaya masyarakat yang bermanfaat terhadap kesehatan.

3. Penyembuhan tradisional tersebut hendaklah memberikan pengetahuan agar dapat

mengajarkan generasi berikutnya terhadap pengobatan tradisional agar dapat bermanfaat bagi mereka.

4. Melakukan kerjasama antara kesehatan modern dengan kesehatan tradisional agar

saling melengkapi karena setiap pengobatan pasti memiliki kelemahan dan kelebihan.


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Azwar, 1996. Antropologi kesehatan indonesia pengobatan tradisional. Buku kedokteran FGC.

Anderson, dan Foster 1986. Antropologi Kesehatan Universitas Indonesia. Jakarta Dumatubun. 2002. Kebudayaan Kesehatan Orang Papua dalam Antropologi

Kesehatan. Jurnal Antropologi Papua.

Foster, George M & Barban Gallalin Andreson, 1986. Antropologi Kesehatan Jakarta: UI-press

Ilham, 2012. Eksistensi Pengobatan Fukun Patah Tulang pada Masyarakat Gayo

di Desa Gelelungi Kec. Pegasing Kab Aceh Tengah, Skripsi

Koentjaraningrat, 1982. Aspek Manusia Dalam Penelitian Masyarakat. Jakarta : PT. Gramedia

Koentjaraningrat, 1883. Pengantar ilmu Antropologi, Aksara Baru, Jakarta Moleong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya Muzaham, Fauzi, 2007. Memperkenalkan sosiologi kesehatan Jakarta: UI-press Pals. L Daniel, 2001. Seven Theories Of Religion Yogyakarta: Qalam

Sembiring, Amelia, Feriel, 2012. Oukup Sebagai Pengobatan Tradisional pada

masyarakat Batak Karo di Kabanjahe. Skripsi

Suyanto, Narwoko, 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana

Soekanto, Soerjono, 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada


(26)

Sumber lain :

http://kerabat.blogspot.com/2008/05/pengobatan modern. Diunduh:02:02:2014, jam 13:45:23

http://pengobatantradisionalpenyakit.com/. Diakses, April 2014. 20:15:03

http:// www. Kompas. Com / kompas = cetak / 0004 / 12 / iptek / htm. Februari 2014. 15:25:45

www. Jurnal Sari Kumala Ruma Oktora Lusia. April 2006. Pemanfaatan obat

tradisional dengan pertimbangan manfaat dan keamanannya. 22

Februari 2014. 13:55:03

www. Pengertian kebudayaan dan unsur-unsur kebudayaan indonesia, 19-06-2014 22:59


(1)

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat penelitian yang ingin dicapai yaitu:

1.5.1. Manfaat Akademis

1. Sebagai referensi peneliti selanjutnya mengenai dampak keberadaan pengobatan tradisional dan manfaat pengobatan yang bersistem alami

2. Penelitian ini tentunya akan semakin memperkaya ilmu pengetahuan kita, khususnya tentang pemanfaatan tanaman obat tradisional.

1.5.2. Manfaat Praktis

1. Sebagai acuan bagi masyarakat, dalam rangka pelestarian dan pemanfaatan tanaman atau tumbu-tumbuhan sebagai obat alami.

2. Sebagai masukan kepada masyarakat mengenai khasiat dan kegunaan akan pengobatan tradisional terhadap kesehatan.

3. Sebagai motivasi atau masukan kepada masyarakat yang tinggal di Desa Sigumpar maupun di luar desa tersebut supaya menggunakan obat tradisional disamping pengobatan medis dalam proses penyembuhan penyakit.


(2)

62 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dalam kehidupan, kesehatan merupakan aspek penting yang harus di perhatikan. Karena itu setiap manusia akan berusaha untuk menjaga kesehatannya dengan cara modern maupun dengan cara tradisional. Didalam perawatan kesehatan ada kalanya dilakukan dengan cara modern dan tradisional secara berdampingan. Pengobatan tradisional tersebut di anggap tidak memiliki efek samping yang merugikan kesehatan karena dibuat dari bahan-bahan alami, dibandingkan dengan pengobatan modern yang dibuat dari bahan-bahan kimia.

Pengobat tradisional merupakan hasil dari suatu kebudayaan yang dimiliki setiap suku bangsa yang telah diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pengobatan yang ada pada setiap masyaraklat Batak Toba sering disebut dengan dampol tongosan. Dampol tongosan merupakan salah satu jenis pengobatan tradisional Batak Toba yang diwariskan oleh nenek moyang secara turun temurun.

Dalam pengobatan tradisional Batak Toba memiliki berbagai jenis obat-obatan yang dapat kita jumpai dengan mudah. Dampol tongosan merupakan pengobatan tradisional yang sistem dan cara pengobatannya dilakukan dari jarak


(3)

yang berjauhan. Yang bisa saja tanpa ada pertemuan antara pasien dengan pandampol. Artinya hanya melihat foto yang dikirimkan oleh pasien. Namun hal tersebut bisa terjadi karena jarak yang sangat jauh tetapi untuk jarak yang lumayan dekat bisa saja langsung datang ke tempat pengobatan tetapi hanya beberapa kali saja. Adapun penyakit yang dapat di sembuhkan dengan menggunakan pengobatan tradisiuonal dampol tongosan adalah jenis penyakit patah tulang, baik patah tebu, tulang yang retak, tulang yang hancur (sar-sar), keseleo, terselip (tarhapit) dan gejala struk.

Bahan ramuan yang digunakan untuk pengobatan tersebut adalah bahan yang berasal dari alam tanpa ada unsur kimiawi seperti, sarang burung siburuk, burung siburuk, daun sirih, andulpak, santan kelapa, kamput. Adapun peralatan yang digunakan dalama pengobatan tersebut adalah pinggan, cawan, perban, pelepah pisang. Adapun cara pembuatan minyak urutnya adalah sarang burung siburuk dan satu ekor burung siburuk dimasak hingga mendidih hinnga berubah menjadi minyak.

Cara pemakaian obat yang dikirimkan tersebut yaitu dengan cara dioleskan dengan menggunakan daun sirih dan andulpak. Penggunaan obat tersebut dilakukan secara rutin untuk mempercepat proses penyembuhan penyakit. Karena semakin rajin megoleskan minyakl semakin cepat penyembuhannya.


(4)

64 5.2 Saran

Melihat semakin banyaknya pengobatan tradisional yang bermunculan baik di masyarakat batak Toba maupun di luar masyarakat Batak Toba maka penulis mengemukakan beberapa saran yaitu:

1. Masyarakat Batak Toba agar lebih memanfaatkan dan mengetahui fungsi pengobatan tradisional Batak Toba sebagai alternatif pengobatan dan perawatan kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Generasi muda agar lebih memiliki rasa ingin tahu dan memiliki perhatian terhadap pengobatan tradisonal dan dapat melestarikan pengobatan tradisional sebagai budaya masyarakat yang bermanfaat terhadap kesehatan.

3. Penyembuhan tradisional tersebut hendaklah memberikan pengetahuan agar dapat mengajarkan generasi berikutnya terhadap pengobatan tradisional agar dapat bermanfaat bagi mereka.

4. Melakukan kerjasama antara kesehatan modern dengan kesehatan tradisional agar saling melengkapi karena setiap pengobatan pasti memiliki kelemahan dan kelebihan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Azwar, 1996. Antropologi kesehatan indonesia pengobatan tradisional. Buku kedokteran FGC.

Anderson, dan Foster 1986. Antropologi Kesehatan Universitas Indonesia. Jakarta Dumatubun. 2002. Kebudayaan Kesehatan Orang Papua dalam Antropologi

Kesehatan. Jurnal Antropologi Papua.

Foster, George M & Barban Gallalin Andreson, 1986. Antropologi Kesehatan Jakarta: UI-press

Ilham, 2012. Eksistensi Pengobatan Fukun Patah Tulang pada Masyarakat Gayo di Desa Gelelungi Kec. Pegasing Kab Aceh Tengah, Skripsi

Koentjaraningrat, 1982. Aspek Manusia Dalam Penelitian Masyarakat. Jakarta : PT. Gramedia

Koentjaraningrat, 1883. Pengantar ilmu Antropologi, Aksara Baru, Jakarta Moleong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya Muzaham, Fauzi, 2007. Memperkenalkan sosiologi kesehatan Jakarta: UI-press Pals. L Daniel, 2001. Seven Theories Of Religion Yogyakarta: Qalam

Sembiring, Amelia, Feriel, 2012. Oukup Sebagai Pengobatan Tradisional pada masyarakat Batak Karo di Kabanjahe. Skripsi

Suyanto, Narwoko, 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana

Soekanto, Soerjono, 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada


(6)

2 Sumber lain :

http://kerabat.blogspot.com/2008/05/pengobatan modern. Diunduh:02:02:2014, jam 13:45:23

http://pengobatantradisionalpenyakit.com/. Diakses, April 2014. 20:15:03

http:// www. Kompas. Com / kompas = cetak / 0004 / 12 / iptek / htm. Februari 2014. 15:25:45

www. Jurnal Sari Kumala Ruma Oktora Lusia. April 2006. Pemanfaatan obat tradisional dengan pertimbangan manfaat dan keamanannya. 22 Februari 2014. 13:55:03

www. Pengertian kebudayaan dan unsur-unsur kebudayaan indonesia, 19-06-2014 22:59