Karakteristik Pioderma Superfisialis Pada Bayi dan Anak di SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan Periode Tahun 2010 – 2012
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pioderma adalah terminologi umum untuk penyakit-penyakit infeksi kulit
yang
disebabkan
oleh
kuman
(bakteri),
terutama
Stafilokokus
aureus,
streptokokus, atau keduanya.1,2 Dalam praktek sehari-hari pioderma dengan
berbagai bentuk dan jenisnya, masih sering dijumpai, terutama pada anak-anak.
Hal ini dapat di maklumi karena anak-anak sering bersentuhan dengan
benda - benda sekelilingnya yang boleh jadi sebagian diantaranya terpapar kuman
stafilokokus atau streptokokus.1,3
Penyakit pioderma ini terdiri atas beberapa bentuk klinis, yaitu impetigo,
ektima, folikulitis, furunkel dan karbunkel, abses, erisepelas, selulitis, serta infeksi
sekunder pada kelainan kulit yang sudah ada. Pioderma superfisialis (PS)
menggambarkan infeksi terjadi di bawah stratum korneum sampai dermis, atau di
folikel rambut, sehingga semua bentuk di atas dapat dimasukkan ke dalam PS,
kecuali abses, erisipelas dan selulitis. Menurut kepustakaan bentuk PS yang
tersering dijumpai adalah impetigo.1,2,4,5
Kulit bayi berbeda dari orang dewasa karena lebih tipis (40-60%), kurang
berambut, dan perlekatan epidermis dengan dermis lebih lemah. Rasio luas tubuh
dengan berat badan bayi juga lebih besar daripada dewasa. Hal ini meningkatkan
risiko terjadinya trauma, absorpsi perkutan dan infeksi pada kulit.2
Infeksi bakteri kulit terjadi bila flora normal mengalami perubahan karena
pengaruh faktor-faktor seperti suhu lingkungan kulit, kelembaban, higiene yang
buruk dan karena pengobatan antimikroba sebelumnya, yang memungkinkan
1
Universitas Sumatera Utara
2
bakteri patogenik menempel dan berkembang biak pada kulit. Infeksi bakteri kulit
pada anak-anak bervariasi dari yang terlokalisasi, seperti impetigo dan folikulitis,
hingga menjadi kondisi sistemik, seperti Staphylococcal Scalded Skin Syndrome
(SSSS) 1,2
Infeksi bakteri pada kulit umumnya ditemukan pada anak-anak. Dalam
sebuah survei, dari 24% kasus dermatologi di klinik anak di Amerika Serikat,
didapati infeksi bakteri kulit mencapai persentase paling tinggi (17,5%).1
Berdasarkan laporan morbiditas 10 penyakit terbanyak divisi dermatologi
pediatrik di Indonesia dari RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, RS Hasan Sadikin
Bandung, RSUP Dr. Kariadi Semarang dan RSU Dr. Soetomo Surabaya pada
bulan Januari sampai Desember 2010 dijumpai kasus PS baru sebanyak 869
kasus. Sedangkan berdasarkan laporan morbiditas 10 penyakit terbanyak divisi
dermatologi pediatrik di Indonesia dari RS Hasan Sadikin Bandung, RSUP H.
Adam Malik Medan, RSU Dr. Soetomo Surabaya, RS Cipto Mangunkusumo
Jakarta dan RSUP Dr. Kariadi Semarang pada bulan Januari sampai Desember
2011 dijumpai kasus PS baru sebanyak 657 kasus. Data jumlah kunjungan pasien
ke Unit Rawat Jalan Divisi Dermatologi Anak Departemen Ilmu Kesehatan Kulit
dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia / RS Dr. Cipto
Mangunkusumo selama tahun 2002 menunjukkan pasien pioderma anak sebesar
328 kasus (16,72%) dari 1962 kunjungan baru. Pioderma primer terbanyak secara
berturut-turut adalah furunkulosis (19,32%), impetigo krustosa (15%), impetigo
vesikobulosa (14,02%), dan ektima (11,59%). Infeksi sekunder terbanyak
dijumpai pada skabies dan dermatitis atopik.5 Data jumlah kunjungan pasien
penyakit kulit pada bayi dan anak pada periode tahun 2010 – 2012 yang berobat
Universitas Sumatera Utara
3
ke Unit Rawat Jalan Divisi Dermatologi Anak Departemen Ilmu Kesehatan Kulit
dan Kelamin RSUP H. Adam Malik Medan sebanyak 721 kunjungan.
Sampai saat ini belum pernah dilakukan penelitian tentang karakteristik
penyakit PS pada bayi dan anak di SMF IK Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam
Malik Medan, sehingga peneliti melakukan penelitian retrospektif terhadap pasien
PS pada bayi dan anak di SMF IK Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam Malik
Medan pada periode Januari 2010 - Desember 2012. Pada penelitian ini peneliti
akan melakukan penelitian terhadap beberapa jenis PS yang paling sering
dijumpai di SMF IK Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam Malik Medan. Melalui
penelitian ini diharapkan SMF IK Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam Malik
Medan akan memiliki data mengenai penyakit PS pada bayi dan anak pada
beberapa tahun terakhir.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana karakteristik PS bayi dan anak di SMF IK Kulit dan Kelamin
RSUP. H. Adam Malik Medan periode Januari 2010 - Desember 2012 ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum:
Untuk mengetahui karakteristik PS pada bayi dan anak di SMF IK Kulit
dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan periode Januari 2010 Desember 2012.
Universitas Sumatera Utara
4
1.3.2 Tujuan Khusus :
1.
Untuk mengetahui jumlah pasien PS pada bayi dan anak yang berobat
ke SMF IK Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam Malik Medan pada
periode Januari 2010 - Desember 2012.
2.
Untuk mengetahui data demografik yaitu berupa jenis kelamin dan
umur pasien PS pada bayi dan anak yang bekunjung di SMF IK
Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam Malik Medan periode Januari
2010 - Desember 2012
3.
Untuk mengetahui karakteristik penyakit PS pada bayi dan anak
berdasarkan bentuk klinis, lokasi lesi dan pengobatan di SMF IK Kulit
dan Kelamin RSUP H. Adam Malik Medan periode Januari 2010 Desember 2012
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Dalam Bidang Akademik atau Ilmiah
Memberikan
informasi
kepada
institusi
kesehatan,
institusi
pendidikan dan pihak - pihak terkait lainnya mengenai karakteristik
pasien PS pada bayi dan anak di SMF IK Kulit dan Kelamin RSUP.
H. Adam Malik Medan periode Januari 2010 - Desember 2012.
1.4.2 Dalam Pengembangan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat menjadi data dasar
ataupun data pendukung untuk penelitian - penelitian selanjutnya
mengenai penyakit PS pada bayi dan anak.
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pioderma adalah terminologi umum untuk penyakit-penyakit infeksi kulit
yang
disebabkan
oleh
kuman
(bakteri),
terutama
Stafilokokus
aureus,
streptokokus, atau keduanya.1,2 Dalam praktek sehari-hari pioderma dengan
berbagai bentuk dan jenisnya, masih sering dijumpai, terutama pada anak-anak.
Hal ini dapat di maklumi karena anak-anak sering bersentuhan dengan
benda - benda sekelilingnya yang boleh jadi sebagian diantaranya terpapar kuman
stafilokokus atau streptokokus.1,3
Penyakit pioderma ini terdiri atas beberapa bentuk klinis, yaitu impetigo,
ektima, folikulitis, furunkel dan karbunkel, abses, erisepelas, selulitis, serta infeksi
sekunder pada kelainan kulit yang sudah ada. Pioderma superfisialis (PS)
menggambarkan infeksi terjadi di bawah stratum korneum sampai dermis, atau di
folikel rambut, sehingga semua bentuk di atas dapat dimasukkan ke dalam PS,
kecuali abses, erisipelas dan selulitis. Menurut kepustakaan bentuk PS yang
tersering dijumpai adalah impetigo.1,2,4,5
Kulit bayi berbeda dari orang dewasa karena lebih tipis (40-60%), kurang
berambut, dan perlekatan epidermis dengan dermis lebih lemah. Rasio luas tubuh
dengan berat badan bayi juga lebih besar daripada dewasa. Hal ini meningkatkan
risiko terjadinya trauma, absorpsi perkutan dan infeksi pada kulit.2
Infeksi bakteri kulit terjadi bila flora normal mengalami perubahan karena
pengaruh faktor-faktor seperti suhu lingkungan kulit, kelembaban, higiene yang
buruk dan karena pengobatan antimikroba sebelumnya, yang memungkinkan
1
Universitas Sumatera Utara
2
bakteri patogenik menempel dan berkembang biak pada kulit. Infeksi bakteri kulit
pada anak-anak bervariasi dari yang terlokalisasi, seperti impetigo dan folikulitis,
hingga menjadi kondisi sistemik, seperti Staphylococcal Scalded Skin Syndrome
(SSSS) 1,2
Infeksi bakteri pada kulit umumnya ditemukan pada anak-anak. Dalam
sebuah survei, dari 24% kasus dermatologi di klinik anak di Amerika Serikat,
didapati infeksi bakteri kulit mencapai persentase paling tinggi (17,5%).1
Berdasarkan laporan morbiditas 10 penyakit terbanyak divisi dermatologi
pediatrik di Indonesia dari RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, RS Hasan Sadikin
Bandung, RSUP Dr. Kariadi Semarang dan RSU Dr. Soetomo Surabaya pada
bulan Januari sampai Desember 2010 dijumpai kasus PS baru sebanyak 869
kasus. Sedangkan berdasarkan laporan morbiditas 10 penyakit terbanyak divisi
dermatologi pediatrik di Indonesia dari RS Hasan Sadikin Bandung, RSUP H.
Adam Malik Medan, RSU Dr. Soetomo Surabaya, RS Cipto Mangunkusumo
Jakarta dan RSUP Dr. Kariadi Semarang pada bulan Januari sampai Desember
2011 dijumpai kasus PS baru sebanyak 657 kasus. Data jumlah kunjungan pasien
ke Unit Rawat Jalan Divisi Dermatologi Anak Departemen Ilmu Kesehatan Kulit
dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia / RS Dr. Cipto
Mangunkusumo selama tahun 2002 menunjukkan pasien pioderma anak sebesar
328 kasus (16,72%) dari 1962 kunjungan baru. Pioderma primer terbanyak secara
berturut-turut adalah furunkulosis (19,32%), impetigo krustosa (15%), impetigo
vesikobulosa (14,02%), dan ektima (11,59%). Infeksi sekunder terbanyak
dijumpai pada skabies dan dermatitis atopik.5 Data jumlah kunjungan pasien
penyakit kulit pada bayi dan anak pada periode tahun 2010 – 2012 yang berobat
Universitas Sumatera Utara
3
ke Unit Rawat Jalan Divisi Dermatologi Anak Departemen Ilmu Kesehatan Kulit
dan Kelamin RSUP H. Adam Malik Medan sebanyak 721 kunjungan.
Sampai saat ini belum pernah dilakukan penelitian tentang karakteristik
penyakit PS pada bayi dan anak di SMF IK Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam
Malik Medan, sehingga peneliti melakukan penelitian retrospektif terhadap pasien
PS pada bayi dan anak di SMF IK Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam Malik
Medan pada periode Januari 2010 - Desember 2012. Pada penelitian ini peneliti
akan melakukan penelitian terhadap beberapa jenis PS yang paling sering
dijumpai di SMF IK Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam Malik Medan. Melalui
penelitian ini diharapkan SMF IK Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam Malik
Medan akan memiliki data mengenai penyakit PS pada bayi dan anak pada
beberapa tahun terakhir.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana karakteristik PS bayi dan anak di SMF IK Kulit dan Kelamin
RSUP. H. Adam Malik Medan periode Januari 2010 - Desember 2012 ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum:
Untuk mengetahui karakteristik PS pada bayi dan anak di SMF IK Kulit
dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan periode Januari 2010 Desember 2012.
Universitas Sumatera Utara
4
1.3.2 Tujuan Khusus :
1.
Untuk mengetahui jumlah pasien PS pada bayi dan anak yang berobat
ke SMF IK Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam Malik Medan pada
periode Januari 2010 - Desember 2012.
2.
Untuk mengetahui data demografik yaitu berupa jenis kelamin dan
umur pasien PS pada bayi dan anak yang bekunjung di SMF IK
Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam Malik Medan periode Januari
2010 - Desember 2012
3.
Untuk mengetahui karakteristik penyakit PS pada bayi dan anak
berdasarkan bentuk klinis, lokasi lesi dan pengobatan di SMF IK Kulit
dan Kelamin RSUP H. Adam Malik Medan periode Januari 2010 Desember 2012
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Dalam Bidang Akademik atau Ilmiah
Memberikan
informasi
kepada
institusi
kesehatan,
institusi
pendidikan dan pihak - pihak terkait lainnya mengenai karakteristik
pasien PS pada bayi dan anak di SMF IK Kulit dan Kelamin RSUP.
H. Adam Malik Medan periode Januari 2010 - Desember 2012.
1.4.2 Dalam Pengembangan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat menjadi data dasar
ataupun data pendukung untuk penelitian - penelitian selanjutnya
mengenai penyakit PS pada bayi dan anak.
Universitas Sumatera Utara