5.1.1.1. Kriteria Pengembangan Sistem Perkotaan - DOCRPIJM 9eace8a712 BAB VBab 5 Proyeksi Kebutuhan Air
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM) BAB - 5
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
5.1 ARAH PERKEMBANGAN KOTA
5.1.1. Rencana Pengembangan dan Kriteria Sistem Perkotaan 5.1.1.1.
Kriteria Pengembangan Sistem Perkotaan
Struktur tata ruang mencerminkan kerangka dasar pola keterkaitan antara satu
elemen ruang dengan elemen ruang lainnya. Struktur tata ruang juga mencerminkan
arah pengembangan ruang wilayah yang bersangkutan. Dengan karakteristik wilayah
kepulauan, Kabupaten Maluku Tenggara Barat membutuhkan suatu struktur tata
ruang yang kompak serta didukung oleh sistem transportasi regional yang handal.
Untuk itu dalam pengembangan struktur tata ruang kabupaten sesuai kaidah
penataan ruang perlu memperhatikan unsur-unsur pokok seperti:1. Pusat-pusat pertumbuhan; 2.
Pelabuhan sebagai simpul penghubung (sistem transportasi); dan 3. Kawasan strategis.
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria:
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM) 1.
Mengakomodasi rencana struktur ruang nasional, rencana struktur ruang wilayah provinsi dan memperhatikan rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan; 2. Jelas, realistis dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah kabupaten bersangkutan;
3. Pusat-pusat permukiman yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten memenuhi ketentuan sebagai berikut: a) Terdiri Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) serta pusat kegiatan lain yang berhirarki lebih tinggi dan berada di wilayah kabupaten yang kewenangan penentuannya ada pada Pemerintah Pusat dalam hal ini PKSN Saumlaki dan Pemerintah Provinsi Maluku yaitu PKL Larat; b) Memuat penetapan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) serta Pusat Pelayanan
Lingkungan (PPL);
c) Harus berhirarki dan tersebar secara proporsional di dalam ruang serta saling terkait menjadi satu kesatuan sistem wilayah kabupaten dapat memuat pusat-pusat kegiatan yang penetapannya menjadi kewenangan kabupaten; d) Sistem jaringan prasarana kabupaten dibentuk oleh sistem jaringan transportasi sebagai sistem jaringan prasarana utama dan dilengkapi dengan sistem jaringan prasarana lainnya sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
Dalam kerangka Struktur Tata Ruang Wilayah Nasional dikenal 4 (empat) tipe pusat
pertumbuhan wilayah, yakni:1. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi. PKN ini ditetapkan dengan kriteria:
a) Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional;
b) Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi; dan/atau c) Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM) 2.
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota. PKW ditetapkan dengan kriteria:
a) Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN;
b) Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten; dan/atau c) Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.
3. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan. PKL ini ditetapkan dengan kriteria:
a) Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan; dan/atau b) Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
transportasi yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan.
4. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) adalah kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara. PKSN ini ditetapkan dengan kriteria:
a) Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga;
b) Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga;
c) pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya; dan/atau
d) Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
Dalam struktur tata ruang nasional, Ibukota Kabupaten Maluku Tenggara Barat telah
ditetapkan sebagai PKSN. Dengan demikian, untuk menyesuaikan dengan kriteria
PKSN, maka PKSN Saumlaki membutuhkan dukungan prasarana regional untuk
mendukung fungsi sebagai pintu gerbang internasional dan simpul transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya.
Selanjutnya dalam RTRW Provinsi Maluku, Kota Larat ditetapkan sebagai Pusat
Kegiatan Lokal (PKL). Penetapan Kota Larat sebagai PKL ini membawa konsekuensi
kota ini harus dikembangkan sebagai pusat pelayanan industri, jasa dan simpul
transportasi dalam skala kabupaten atau beberapa kecamatan.
Disamping pusat-pusat kegiatan tersebut di atas, maka terdapat dua hirarki pusat
permukiman di dalam wilayah kabupaten yang wewenang penentuannya ada pada
pemerintah kabupaten, yaitu: 1.Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa;
2. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala desa.
Selain pengembangan struktur ruang, didalam kaidah penataan ruang juga dikenal
dengan istilah konsep struktur pelayanan, terutama struktur pelayanan di wilayah
daratan. Konsep struktur pelayanan dimaksudkan untuk menciptakan ruang yang
efisien dan mudah terjangkau sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan
dalam pedoman penataan ruang. Struktur pelayanan harus mampu memberikan
tingkat pelayanan yang paling optimal kepada masyarakat. Untuk itu, beberapa hal
yang perlu diperhatikan adalah: 1.Struktur pelayanan kegiatan diatur agar membentuk sistem pelayanan yang berjenjang, yaitu pusat kota, pusat kecamatan, pusat desa/kelurahan dan pusat lingkungan.
2. Untuk sarana dan kegiatan pelayanan yang mempunyai tingkat pelayanan skala kota dikonsentrasikan dalam satu lokasi, yaitu di ibukota Kabupaten sehingga membentuk Pusat Kegiatan Kota atau Central Business District.
3. Sarana pelayanan dengan tingkat pelayanan kecamatan dikonsentrasikan di pusat kecamatan guna melayani kegiatan yang ada di kecamatan tersebut.
4. Sarana pelayanan dengan tingkat pelayanan yang lebih rendah disebarkan menurut kebutuhannya.
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
Sistem pelayanan kegiatan diatur berdasarkan tata jenjang pelayanannya yang berisi
arahan mengenai kapasitas kegiatan, intensitas kegiatan dan terstruktur menurut
lokasi serta jenis dari kegiatan pelayanan dalam lingkup Kabupaten Maluku Tenggara
Barat. Pertimbangan utama dalam pendistribusian pusat-pusat pelayanan adalah:1. Kebutuhan Penduduk Pelayanan kegiatan wilayah sangat tergantung pada jumlah dan distribusi penduduk yang akan dilayani. Semakin besar jumlah penduduk yang harus dilayani, maka semakin besar pula kapasitas dan intensitas serta ragam bentuk pelayanannya.
2. Jangkauan Pelayanan Besar kecilnya pelayanan kegiatan di suatu wilayah juga ditentukan oleh luas wilayah pelayanan yang harus dijangkau. Penentuan lokasi pelayanan diintegrasikan dalam struktur tata ruang wilayah, sehingga pelayanannya dapat menjangkau seluruh penduduk secara merata dan dilaksanakan secara efisien.
3. Tingkat Pencapaian Lokasi jenis pelayanan kegiatan di suatau wilayah juga ditentukan oleh tingkat kemudahan pencapaian (aksesibilitas) ke lokasi pelayanan tersebut. Semakin tinggi tingkat pencapaian, semakin besar pula potensi untuk menjadi pusat pela- yanan kebutuhan penduduk.
Sesuai dengan standar dalam petunjuk perencanaan kawasan perumahan kota yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU), lingkungan permukiman
ditetapkan secara hirarki sesuai dengan jumlah penduduknya seperti terlihat pada
Tabel 5.1.Tabel 5.1 Standar Hirarki Lingkungan Permukiman No Jenis Lingkungan Permukiman Penduduk Pendukung (jiwa)1 Kabupaten/Kota 1.000.000
2 Kecamatan 120.000
3 Kelurahan/Desa 30.000
4 Unit Lingkungan 10.000
Sumber : (RTRW) Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2012-2032
Guna mencapai nilai pelayanan tersebut seoptimal mungkin sesuai Market Oriented,
Level of Service, Economics of Scale dan Social Behaviour yang berlaku, maka hirarki
fungsi pusat pelayanan kegiatan wilayah perencanaan dibagi atas empat tingkatan,
yaitu:Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM) 1.
Pusat Pelayanan Kota dapat melayani penduduk pendukung sekitar 1.000.000 jiwa.
2. Pusat Pelayanan Kecamatan, dapat melayani penduduk pendukung sekitar 120.000 jiwa.
3. Pusat Pelayanan Kelurahan/Desa dapat melayani penduduk pendukung sekitar 30.000 jiwa.
4. Pusat Pelayanan Lingkungan dapat melayani penduduk pendukung sebesar
sekitar 10.000 jiwa, dapat terdiri dari sekitar 4 RW dan terjangkau oleh pejalan
kaki dalam waktu kurang lebih 15 menit atau jarak kurang lebih 5 km.Beberapa prinsip dalam penyusunan kebijakan dasar pengembangan struktur
pelayanan kegiatan adalah:1. Menyebarkan sarana pelayanan secara merata sesuai dengan hirarki dan sebaran penduduk dan kegiatan serta kebutuhannya.
2. Menyediakan sarana secara lengkap dan memadai sesuai dengan hirarki pelayanannya.
3. Memusatkan sarana yang setingkat di satu lokasi atau yang berdekatan untuk mengefisiensikan dan mengefektifkan pelayanannya.
4. Mengelompokkan kegiatan dengan pusat-pusat pada wilayah pengembangan agar dapat berperan sebagai pemacu perkembangan dan daya tarik untuk wilayah tersebut.
5. Mengefisienkan sistem pelayanan aktivitas wilayah.
6. Mengurangi beban fungsi pelayanan pusat aktivitas wilayah.
7. Menyebarkan pusat-pusat pelayanan penduduk.
8. Merangsang perkembangan bagian-bagian wilayah.
9. Mengurangi arus lalu lintas dan pergerakan ke pusat aktivitas wilayah.
5.1.1.2. Pembagian Wilayah Pembangunan
Kabupaten Maluku Tenggara Barat diarahkan menjadi 2 wilayah pengembangan
(WP). Pembagian wilayah pengembangan ini didasarkan pada perkiraan hirarki
permukiman, efektifitas jangkaun pelayanan, orientasi pergerakan penumpang dan
barang. Kedua wilayah pengembangan tersebut adalah:Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM) 1.
WP I Saumlaki yang terdiri dari wilayah Kecamatan Tanimbar Selatan, Selaru, Wermaktian, Wertamrian, dan Kormomolin, berpusat di Kota Saumlaki dengan kegiatan utama pengembangan perkotaan, pelayanan jasa, perdagangan, pemerintahan, pendidikan, transportasi, perikanan, perkebunan, pertanian, dan pariwisata; 2. WP II Larat yang terdiri dari wilayah Kecamatan Tanimbar Utara, Yaru, Nirunmas, Wuarlabobar, dan Molu Maru, berpusat di Kota Larat dengan kegiatan utama perikanan, pertanian, perdagangan, dan pariwisata.
Peta pembagian WP di Kabupaten Maluku Tenggara Barat disajikan pada Gambar
5.1.5.1.1.3. Sistem Hirarki Perkotaan
Dalam rangka mengidentifikasi sistem hirarki perkotaan di Kabupaten Maluku
Tenggara Barat dilakukan analisis skalogram pada 9 kelompok fasilitas dan dikontrol
dengan jumlah penduduk di masing-masing kecamatan. Apabila di suatu kecamatan
memiliki kelompok fasilitas diberi nilai 1 dan apabila tidak terdapat fasilitas diberi
nilai 0. Nilai masing-masing fasilitas tersebut dijumlahkan untuk memperoleh total
skor. Berdasarkan Total skor tersebut dan jumlah penduduk ditentukan hirarki
masing-masing kota kecamatan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat.Tabel 5.2. memperlihatkan bahwa Kecamatan Tanimbar Selatan (Saumlaki) dan Tanimbar Utara (Larat) mempunyai kelengkapan fasilitas yang paling tinggi.
Sementara Kota Kecamatan Kormomolin dan Wertamrian mempunyai kelengkapan
fasilitas yang paling rendah. Berdasarkan Kelengkapan tersebut analisis hirarki kota-
kota tersebut maka ditetapkan hirarki dan fungsi kota-kota di Kabupten Maluku
Tenggara Barat disajikan dalam Tabel 5.3.Tabel 5.2 Analisis Skalogram untuk Penentuan Hirarki Kota-Kota di Kabupaten Maluku Tenggara BaratJumlah Fasilitas Total No Kecamatan Penduduk
I II
III
IV V
VI VII
VIII
IX Skor
1 Tanimbar Selatan 31,571 9 ● ● ● ● ● ● ● ● ●
2 Wertamrian 9,708 3 ● ● ●
3 Wermaktian 10,905 3 ● ● ●
4 Selaru 12,249 5 ● ● ● ● ●
5 Tanimbar Utara 13,226 8 ● ● ● ● ● ● ● ●
6 Yaru 4,810 3 ● ● ●
7 Wuarlabobar 9,907 3 ● ● ●
8 Nirunmas 7,044 3 ● ● ●
9 Kormomolin 5,921 3 ● ● ●
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM) Jumlah Fasilitas Total No Kecamatan
Penduduk
I II
III
IV V
VI VII
VIII
IX Skor
10. Molu Maru 2.903
3 ● ● ● Catatan : I : Pendidikan
II : Kesehatan,
III : Keagamaan
IV : Perhubungan V : Perindustrian
VI : Pariwisata
VII : Pemasaran
VIII : Kelembagaan dan Keuangan
IX : Usaha Masyarakat Sumber : Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2012-2032
Tabel 5.3 Hirarki dan Fungsi Kota-Kota di Maluku Tenggara Barat No Kota Hirarki Fungsia.
Pusat Pelayanan Pemerintahan, b.
Pelayanan Bagi Kecamatan-Kecamatan Lain di Pulau Yamdena
1 Saumlaki PKSN c.
Pusat Pendidikan d.
Pusat Perdagangan dan Jasa a. Pusat Pedagangan dan Jasa b.
Pusat Perikanan Terpadu
2 Larat PKL c.
Pusat Pelayanan Kota-Kota lain dibagian bagian utara Pulau Yamdena d.
Pusat Pendidikan a. Pusat Pelayanan Pulau Yamdena Pantai Utara b.
Pengembangan Kawasan Pertanian
3 Seira PPK c.
Pengembangan Kawasan Perikanan
d.Pengembangan Kawasan Perdagangan dan Jasa a. Pusat Pelayanan Pulau Selaru b.
Pengembangan Kawasan Industri
4 Adaut PPK c.
Pengembangan Kawasan Pariwisata
d.
Pengembangan Pusat Pemukiman
a. Pengembanga Kawasan Permukiman5 Romean PPK b.
Pengembagan Kawasan Pertanian
a. Pengembangan Kawasan Permukiman6 Wunlah PPK b.
Pengembangan Kawasan Perikanan
a. Pengembangan Kawasan Permukiman7 Tutukembong PPK b.
Pengembangan Kawasan Pertanian
a. Pengembangan Kawasan Permukiman8 Alusi Kelaan PPK b.
Pengembangan Kawasan Pertanian
a. Pengembangan Kawasan Permukiman9 Lorulun PPK b.
Pengembangan Kawasan Pertanian
a. Pengembangan Kawasan Permukiman10 Molu PPK b.
Pengembangan Kawasan Perikanan
Sumber : Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2012-2032Berdasarkan hirarki kota-kota maka dapat digambarkan perkiraan pergerakan antar
kota-kota di Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Diperkirakan pergerakan paling
tinggi akan terjadi di Ruas Jalan Saumlaki – Lorulun – Tutukembong – Larat (Ruas
Jalan Trans Yamdena). Pergerakan moda transportasi laut yang diperkirakan cukup
tinggi terdapat di (1) Jalur Selaru –Saumlaki, (2) Jalur Romean-Larat, (3) Jalur
Wedankau – Larat, dan (4) Siera – Nirum. Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten
Maluku Tenggara Barat disajikan dalam Gambar 5.2.Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM) P r o y e k s i K e b u t u h a n A i r
| 5 - 9
Gambar 5.1 Peta Pembagian WP di Kabupaten Maluku Tenggara BaratPenyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM) P r o y e k s i K e b u t u h a n A i r | 5 - 1 0
Gambar 5.2 Peta Rencana Sistem Kota-KotaPenyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
5.2 RENCANA DAERAH PELAYANAN
Prosentase pelayanan PDAM Kabupaten Maluku Tenggara Barat pada tahun 2013
baru mencapai sekitar 43,45% dari jumlah penduduk administrasi daerah pelayanan
atau sebesar 16,25% dari total penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Kondisi
pelayanan tersebut masih sangat rendah karena belum terpasangnya seluruh jaringan
distribusi di wilayah pelayanan, penggunaan air tanah dangkal/sumur, sungai dan
mata air oleh sebagian penduduk yang sangat mempengaruhi tingkat pelayanan
PDAM Kabupaten Maluku Tenggara Barat.Rencana daerah pelayanan pengembangan SPAM Kabupaten Maluku Tenggara Barat
dapat dilihat dari Tabel 5.4.Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
Tabel 5.4 Rencana Daerah Pelayanan Pengembangan SPAM Kabupaten Maluku Tenggara BaratJumlah % Penduduk Terlayani Wilayah Pelayanan Wilayah Pelayanan Wilayah No. Unit SPAM
Penduduk Eksisting Rencana Kecamatan (2015) 2016 2021 2026 2035
A. Dalam Kota
1. Kel. Saumlaki
1. Kel. Saumlaki 13.054
40
70
80
80
2. Desa Olilit
2. Desa Olilit 5.999
40
70
80
80
3. Desa Sifnana
3. Desa Sifnana 3.002
40
70
80
80 Jumlah 22.055
B. Luar Kota
40
70
80
80
1. Desa lauran 2.246
40
70
80
80
2. Desa Kabyarat 607
40
70
80
80 SPAM Ibukota
3. Desa Ilngei 1.704 Kec. Tanimbar
40
70
80
80
1. Kabupaten
4. Desa Wowonda 1.833 Selatan (Kota Saumlaki) Jumlah 6.390
C. Pengembangan Pelayanan :
1. Permukiman Baru Arah Bandara
2. Kawasan Industri
3. Perusahaan Impact
Jumlah 28.445
| P r o y e k s i K e b u t u h a n A i r 5 - 1 2
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM) R e n c a n a K e r j a | 5 - 1 3
80
80
80
80
80
80
80
80 Jumlah 7.429 3.
80
SPAM IKK Selaru
1. Desa Adaut 5.033 Kecamatan Selaru
50
80
80
80 4. SPAM Pedesaan Kandar
80
80
No. Unit SPAM Wilayah Pelayanan Eksisting Wilayah Pelayanan
2. Desa Ritabel
Rencana Jumlah Penduduk (2015)
Wilayah Kecamatan % Penduduk Terlayani 2016 2021 2026 2035
2. SPAM IKK Tanimbar Utara (Kota Larat)
1. Desa Ridool
2. Desa Ritabel
1. Desa Ridool
3. Desa Waitidal
80
4. Desa Keilobar
5. Rencana Kawasan Industri Perikanan 2.168 3.648
1.613 1,527 Kecamatan Tanimbar Utara
40
40
40
40
1. Desa Adaut
1. Desa Kandar
80
40
80
80
80
80
80
80
80 Jumlah 7.222 6. SPAM IKK Wertamrian
1. Desa Lorulun
1. Desa Lorulun 1.903 Kecamatan Wertamrian
80
80
80
80
7. SPAM IKK Yaru
1. Desa Romean
1. Desa Romean 1.744 Kecamatan
40
80
80
80
1. Desa Kandar 1.649 Kecamatan Selaru
80
80
80
4. Desa Rumah Salut
80 5. SPAM IKK Wermaktian (Kota Seira)
1. Desa Weratan
2. Desa Temin
3. Desa Welutu
60
5. Desa Kamatubun
1. Desa Weratan
2. Desa Temin
3. Desa Welutu
5. Desa Kamatubun 1.740 756 706
80
1.525 2.495 Kecamatan Wermaktian
40
40
40
40
40
80
80
80
80
4. Desa Rumah Salut
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM) R e n c a n a K e r j a | 5 - 1 4
1. Desa Tutukembung
40
No. Unit SPAM Wilayah Pelayanan Eksisting Wilayah Pelayanan
2. Desa Rumngeur 318 Yaru
1. Desa Wunlah
80
80 10.
80
80
40
1. Desa Tutukembung 997 Kecamatan Nirunmas
80 9. SPAM IKK Nirunmas
80
80
80
40
1. Desa Wunlah 989 Kecamatan Wuarlabobar
80 Jumlah 2.062 8. SPAM IKK Wuarlabobar
80
80
40
Wilayah Kecamatan % Penduduk Terlayani 2016 2021 2026 2035
Rencana Jumlah Penduduk (2015)
80
1. Desa Alusi Kelaan
40
1. Desa Adodo Molo 642 Kecamatan Molu Maru
SPAM IKK Kormomolin
2. Desa Alusi Bukjalim
80 Sumber : Hasil Analiasa Konsultan, 2016
80
80
40
SPAM IKK Molu Maru
80
80 Jumlah 1.657 11.
80
3. Desa Alusi Batjas 830 262 565 Kecamatan
80
80
40
80
Kormomolin
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
5.3 PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK
Penduduk merupakan faktor utama dalam perencanaan, karena suatu perencanaan
yang disusun untuk keperluan pada massa datang didasari oleh pengetahuan tentang
masalah yang sama pada masa sebelumnya. Perkembangan kehidupan dan semua
aktivitas merupakan hal yang penting dalam Sistem Penyediaan Air Minum. Angka
pertambahan penduduk tidak lepas dari data –data penduduk sebelumnya. Banyak
faktor yang mempengaruhi angka pertambahan penduduk seperti masalah kesehatan,
sosial, ekonomi, politik dan lain –lain. Populasi berubah dengan angka–angka
kematian, kelahiran dan perpindahan penduduk. Jadi faktor –faktor seperti kelahiran,
kematian dan migrasi. Proyeksi penduduk berguna untuk memperkirakan kebutuhan
air di masa akan datang dan perkiraan timbulan air buangan akibat pemakain air
tersebut, dengan demikian dapat memberikan tahap perencanaan dan perkiraan
pembiyaan pembangunan.
Adapun cara –cara yang diambil untuk menghitung proyeksi penduduk tergantung
oleh beberapa hal berikut, diantaranya: Keadaan dan jenis kota/kabupaten Rencana pengembangan kota/kabupaten Data kependudukan yang ada.Sebelum melakukan perencanaan dan penganalisaan kebutuhan dan strategi
pelayanan air minum Kabupaten Maluku Tenggara Barat 20 tahun yang akan
datang, terlebih dahulu dilakukan analisa pertambahan penduduk hingga 20 tahun
yang diperoleh melalui proyeksi penduduk berdasarkan laju pertumbuhan penduduk
Kabupaten Maluku Tenggara Barat berdasarkan data BPS, yaitu sebesar 0,95% per
tahun.Angka pertambahan penduduk tidak lepas dari data –data penduduk sebelumnya.
Banyak faktor yang mempengaruhi angka pertambahan penduduk seperti masalah
kesehatan, sosial, ekonomi, politik dan lain –lain. Populasi berubah dengan angka–
angka kematian, kelahiran dan perpindahan penduduk. Jadi faktor –faktor seperti
kelahiran, kematian dan migrasi. Proyeksi penduduk berguna untuk memperkirakan
kebutuhan air di masa akan datang dan perkiraan timbulan air buangan akibat
pemakain air tersebut, dengan demikian dapat memberikan tahap perencanaan dan
perkiraan pembiyaan pembangunan. Berikut ini adalah analisa proyeksi penduduk
Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2016 hingga 2035.Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM) Tabel 5-5 Proyeksi Penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2016
- – 2035 Dirinci Per Kecamatan Proyeksi Jumlah Penduduk (Jiwa) No. Kecamatan 2015 2016 2021 2026 2035
1 Tanimbar Selatan 33,094 33,408 35,026 36,721 39,983
2 Wertamrian 10177 10,274 10,771 11,292 12,296
3 Wermaktian 11,431 11,540 12,098 12,684 13,811
4 Selaru 12,841 12,963 13,591 14,248 15,514
5 Tanimbar Utara 13,865 13,997 14,674 15,385 16,751
6 Yaru 5,042 5,090 5,336 5,595 6,092
7 Wuarlabobar 7,476 7,547 7,912 8,295 9,032
8 Nirunmas 7,384 7,454 7,815 8,193 8,921
9 Kormomolin 6,207 6,266 6,569 6,887 7,499
10 Molu Maru 2,908 2,936 3,078 3,227 3,513
110,425 111,474 116,871 122,528 133,412 JumlahSumber: Analisa Konsultan. Tahun 2016
Tabel 5-6 Proyeksi Penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2016
- – 2035 Dirinci Per Wilayah Pelayanan SPAM Proyeksi Jumlah Penduduk (Jiwa) No. Unit SPAM 2015 2016 2021 2026 2035
1 SPAM Ibukota Kabupaten (Kota Saumlaki) 28,445 28,715 30,105 31,563 34,366 A. Dalam Kota 22,055 22,265 23,342 24,472 26,646
- Kel. Saumlaki 13,054 13,178 13,816 14,485 15,771
- Desa Olilit 5,999 6,056 6,349 6,657 7,248
- Desa Sifnana 3,002 3,031 3,177 3,331 3,627
B. Luar Kota 6,390 6,451 6,763 7,090 7,720
- Desa lauran 2,246 2,267 2,377 2,492 2,714
- Desa Kabyarat 607 613 642 674 733
- Desa Ilngei 1,704 1,720 1,803 1,891 2,059
- Desa Wowonda 1,833 1,850 1,940 2,034 2,215
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM) Proyeksi Jumlah Penduduk (Jiwa) No. Unit SPAM
2015 2016 2021 2026 2035 SPAM IKK Tanimbar Utara 2 (Larat) 7,429 7,500 7,863 8,243 8,975
- Desa Ridool 2,168 2,189 2,295 2,406 2,619
- Desa Ritabel 3,648 3,683 3,861 4,048 4,407
- Desa Waitidal 1,613 1,628 1,707 1,790 1,949
3 SPAM IKK Selaru (Adaut) 5,033 5,081 5,327 5,585 6,081
4 SPAM Desa Kandar 1,649 1,665 1,745 1,830 1,992
5 SPAM IKK Wermaktian (Seira) 7,222 7,291 7,644 8,014 8,725
- Desa Weratan 1,740 1,757 1,842 1,931 2,102
- Desa Temin 756 763 800 839 913
- Desa Welutu 706 713 747 783 853
- Desa Rumah Salut 1,525 1,539 1,614 1,692 1,842
- Desa Kamatubun 2,495 2,519 2,641 2,768 3,014 SPAM IKK Wertamrian
6 (Lorulun) 1,903 1,921 2,014 2,112 2,299
7 SPAM IKK Yaru 2,062 2,082 2,182 2,288 2,491
- Desa Romean 1,744 1,761 1,846 1,935 2,107
- Desa Rumngeur 318 321 337 353 384 SPAM IKK Wuarlabobar
8 (Wunlah) 989 998 1,047 1,097 1,195
9 SPAM IKK Nirunmas 997 1,055 1,106 1,205
(Tutukembung) 1,00610 SPAM IKK Kormomolin 1,657 1,673 1,754 1,839 2,002
- Desa Alusi Kelaan 830 838 878 921 1,003
- Desa Alusi Bukjalim 262 264 277 291 317
- Desa Alusi Batjas 565 570 598 627 683
11 SPAM IKK Molu Maru (Adodo 642 Molo) 648 679 712 776 Jumlah 58,028 58,579 61,415 64,388 70,107
Sumber: Analisa Konsultan. Tahun 2016
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
5.4 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR MINUM
Kebutuhan air untuk sistem penyediaan air bersih terbagi dalam beberapa jenis
kebutuhan: Rumah tangga (domestik) Non domestik (sosial, industri, peribadatan, pendidikan, kesehatan) kehilangan airPengelompokkan program pelayanan air bersih berdasarkan jumlah penduduk
ditunjukkan pada Tabel 5.7.Tabel 5-1 Standar Kebutuhan Air Bersih Berdasarkan Jenis Kota Dan Jumlah Penduduk Jumlah penduduk Kebutuhan air Kategori Kota Jenis Kota (jiwa) (L/or/hari)
I Metropolitan > 1.000.000 190
II Besar 500.000 - 1.000.000 170
III Sedang 150.000 – 500.000 150
IV Kecil 20.000 130
- – 100.000
V Ibukota Kecamatan 10.000 – 20.000 100
Sumber: Design Criteria For Water Work Facilities
Untuk kota-kota katagori I, II dan III kebutuhan non rumah tangga ditetapkan
menurut hasil survey suatu kota yang bersangkutan dikaitkan dengan master plan
kota, sedangkan untuk kota-kota katagori IV dan V ditentukan sebesar 20% dari
kebutuhan rumah tangga. Tingkat Pelayanan Pelayanan air bersih pada umumnya dilayani melalui dua cara yaitu sambungan langsung (sambungan rumah/SR) dan hidran umum (HU), dengan proporsi pelayanan 70: 30, 80: 20 atau 90: 10, tergantung kondisi daerah yang bersangkutan.
Kehilangan Air Kehilangan air yang disebabkan kebocoran teknis maupun administrasi dihitung dengan perkiraan sebesar 20% dari total kebutuhan rata-rata. Sedangkan kriteria dasar kebutuhan air per orang per hari yang dikeluarkan Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya.
Fluktuasi Penggunaan Air
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM) Fluktuasi pemakaian air didasarkan pada:
Kebutuhan air rata-rata max ) Kebutuhan hari maksimum (Q Q max = 1,05
- – 1.15 x kebutuhan air rata-rata peak ) Kebutuhan jam puncak (Q Q peak = 1,50
- – 1,75 x kebutuhan air rata-rata
Setelah proyeksi penduduk Kabupaten Maluku Tenggara Barat per wilayah pelayanan
dalam kurun waktu 20 tahun yang akan datang diketahui, maka dilakukan analisa
kebutuhan air Kabupaten Maluku Tenggara Barat per wilayah pelayanan hingga 20
tahun yang akan datang, sesuai dengan waktu perencanaan dalam rencana induk ini.
Berikut ini adalah analisa kebutuhan air minum Kabupaten Maluku Tenggara Barat
per wilayah pelayanan Tahun 2016 hingga Tahun 2035.
Tabel 5-8 Proyeksi Kebutuhan Air Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2016
- – 2035
Dirinci Per Wilayah Pelayanan SPAM Kebutuhan Air Minum (liter/detik) No. Unit SPAM
2016 2021 2026 2035 SPAM Ibukota Kabupaten (Kota
1 Saumlaki)
A. Dalam Kota
- Kel. Saumlaki
15.92 29.22 35.00 38.11
- Desa Olilit 12.01 18.11
20.77
22.20
- Desa Sifnana
3.66
6.72
8.05
8.77 Jumlah 31.59 54.05 63.83 69.08 B. Luar Kota
- Desa lauran
2.74
5.03
6.02
6.56
- Desa Kabyarat
0.74
1.36
1.63
1.77
- Desa Ilngei
2.08
3.81
4.57
4.98
- Desa Wowonda
2.24
4.10
4.92
5.35 Jumlah 7.79 14.30 17.14 18.66
C. Pengembangan Pelayanan
- Permukiman Baru Arah Bandara
0.00
2.00
2.50
3.00
- Industri
0.00
0.00
5.00
5.00
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM) Kebutuhan Air Minum (liter/detik) No. Unit SPAM
2016 2021 2026 2035
- Impact
0.00
0.00
5.00
5.00 Jumlah 0.00 2.00 12.50 13.00 Jumlah A+B+C
39.39
70.35 93.46 100.74
2 SPAM IKK Tanimbar Utara (Larat)
- Desa Ridool
1.57
3.29
3.45
3.75
- Desa Ritabel
2.64
5.53
5.80
6.32
- Desa Waitidal
1.17
2.45
2.57
2.79
- Rencana Kawasan Industri Perikanan
3.00
3.00
5.00
5.00 Jumlah
8.37
14.27
16.82
17.86
3 SPAM IKK Selaru (Adaut)
4.55
7.64
8.00
8.72 Jumlah 4.55 7.64 8.00 8.72
4 SPAM Desa Kandar
1.79
2.50
2.62
2.86 Jumlah 1.79 2.50 2.62 2.86
5 SPAM IKK Wermaktian (Seira)
- Desa Weratan
1.26
2.64
2.77
3.01
- Desa Temin
0.55 1.15 1.20 1.31
- Desa Welutu 0.51 1.07 1.12
1.22
- Desa Rumah Salut
1.10
2.31
2.43
2.64
- Desa Kamatubun
1.81
3.78
3.97
4.32 Jumlah
5.22
10.96
11.49
12.51
6 SPAM IKK Wertamrian (Lorulun)
1.38
2.89
3.03
3.30 Jumlah 1.38 2.89 3.03 3.30
7 SPAM IKK Yaru
- Desa Romean
1.26
2.65
2.77
3.02
- Desa Rumngeur
0.23
0.48
0.51
0.55 Jumlah 1.49 3.13 3.28 3.57
8 SPAM IKK Wuarlabobar (Wunlah)
0.72 1.50 1.57 1.71 Jumlah 0.72 1.50 1.57 1.71
9 SPAM IKK Nirunmas (Tutukembung) 0.72 1.51
1.59
1.73 Jumlah 0.72 1.51 1.59 1.73
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM) Kebutuhan Air Minum (liter/detik) No. Unit SPAM
2016 2021 2026 2035
10 SPAM IKK Kormomolin
- Desa Alusi Kelaan
0.60
1.26
1.32
1.44
- Desa Alusi Bukjalim
0.19
0.40
0.42
0.45
- Desa Alusi Batjas
0.41
0.86
0.90
0.98 Jumlah 1.20 2.51 2.64 2.87
11 SPAM IKK Molu Maru (Adodo Molo)
0.46 0.97 1.02 1.11 Jumlah 0.46 0.97 1.02
1.11 Jumlah 66.40 118.47 147.94 159.61
Sumber: Analisa Konsultan. Tahun 2016
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM) Tabel 5-9 Proyeksi Kebutuhan Air Kota Saumlaki Dalam Kota Tahun 2016
- – 2035
Tahun Proyeksi No. Uraian Satuan 2016 2021 2026 2035
Jumlah Penduduk Daerah
1 Jiwa 22,265 23,342 24,472 26,646 Pelayanan
2 Penduduk Terlayani %
40
70
80
80 Jiwa 8,906 16,340 19,578 21,317
3 Pelayanan SR : %
80
80
80
80 Jiwa 7,125 13,072 15,662 17,053 Jiwa/Samb.
4
4
4
4 Jml. Samb. 1,781 3,268 3,916 4,263 L/org/hr 130 130 130 130 L/D
10.72
19.67
23.57
25.66
4 Pelayanan HU : %
20
20
20
20 Jiwa 1,781 3,268 3,916 4,263 Jiwa/Samb.
50
50
50
50 Jml. Samb.
36
65
78
85 L/org/hr
60
60
60
60 L/D
1.24
2.27
2.72
2.96
5 Pelayanan Domestik Jml. Samb. 1,817 3,333 3,994 4,349 L/D
11.96
21.94
26.29
28.62
6 Pelayanan Non Domestik %
20
20
20
20 L/D
2.39
4.39
5.26
5.72 M3/samb/h
1.50
1.50
1.50
1.50 Jml. Samb. 138 253 303 330
7 Juml. Sambungan Unit 1,955 3,586 4,297 4,678
8 Pelayanan Pelabuhan L/D
2.50
2.50
2.50
2.50
9 Sub Total Kebutuhan L/D
16.85
28.83
34.04
36.84
10 Kehilangan Air %
20
20
20
20 L/D
4.21
7.21
8.51
9.21
11 Kebutuhan Rata-rata L/D
21.06
36.03
42.55
46.05
12 Kebutuhan Maksimum/ Faktor
1.50
1.50
1.50
1.50 Kapasitas Produksi L/D
31.59
54.05
63.83
69.08
13 Kebutuhan Jam Puncak Faktor
1.75
1.75
1.75
1.75 L/D
36.86
63.05
74.47
80.60 Sumber: Analisa Konsultan. Tahun 2016
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)
Tabel 5-10 Proyeksi Kebutuhan Air Kota Saumlaki Luar Kota Tahun 2016 – 2035
Tahun Proyeksi No. Uraian Satuan 2016 2021 2026 2035
Jumlah Penduduk Daerah
1 Jiwa 6,451 6,763 7,090 7,720 Pelayanan
2 Penduduk Terlayani %
40
70
80
80 Jiwa 2,580 4,734 5,672 6,176
3 Pelayanan SR : %
80
80
80
80 Jiwa 2,064 3,787 4,538 4,941 Jiwa/Samb.
4
4
4
4 Jml. Samb. 516 947 1,134 1,235 L/org/hr 130 130 130 130 L/D
3.11
5.70
6.83
7.43
4 Pelayanan HU : %
20
20
20
20 Jiwa 516 947 1,134 1,235 Jiwa/Samb.
50
50
50
50 Jml. Samb.
10
19
23
25 L/org/hr
60
60
60
60 L/D
0.36
0.66
0.79
0.86
5 Pelayanan Domestik Jml. Samb. 526 966 1,157 1,260 L/D
3.46
6.36
7.62
8.29
6 Pelayanan Non Domestik %
20
20
20
20 L/D
0.69
1.27
1.52