DOCRPIJM 1478843233Bab 8 ASPEK TEKNIS SEKTOR

  

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

Bab VIII Aspek Teknis Per Sektor

8.1. Pengembangan Permukiman

8.1.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

  Kondisi kawasan permukiman dan perumahan di Kota Palopo secara garis besar terkonsentrasi pada lingkungan dengan tingkat kepadatan rendah, sedang hingga tinggi. Kawasan permukiman tersebut dilengkapi oleh prasarana dan sarana dasar penunjang yang kebutuhannya akan disesuaikan dengan kondisi masyarakat dan lingkungan setempat berdasarkan proyeksi kebutuhan fasilitas pendukung tersebut.

  Berdasarkan pola permukiman yang berkembang di Kota Palopo awalnya berbentuk linier mengikuti pola jalan yang terbentuk, kemudian berkembang hingga menyebar dari utara ke selatan kota (Kecamatan Telluwanua dan Kecamatan Wara Selatan), dengan tingkat kepadatan tertinggi terdapat di pusat kota Kecamatan Wara. Akibat perkembangan tersebut memunculkan juga dampak buruk bagi lingkungan permukiman, yaitu dengan bertambahnya kawasan permukiman yang kumuh dengan kondisi lingkungan yang kurang layak berjatidiri dan produktif. Sedangkan pada daerah pinggiran kota yang berkarakter rural, umumnya memiliki kecenderungan pembentukan pola permukiman yang menyebar dan membentuk kelompok-kelompok permukiman kecil, seperti sebagai satu kesatuan kawasan permukiman penduduk perdesaan.

  

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

8.1.1.1. Arah Kebijakan

  Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada peraturan perundangan, antara lain:

  1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional.

  Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya.

  2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.

  Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan (butir c), penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butir f).

  3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.

  Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumahsusun khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah.

  4. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan kemiskinan yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang. Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014.

  

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

  Pengembangan Permukiman di Kota Palopo dilaksanakan dengan upaya peningkatan kualitas permukiman kumuh, perkotaan, dan Wilayah Pesisir. Peningkatan pembangunan prasarana dan sarana ( infrasruktur ) Permukiman di kawasan Terpilih Pusat Pengembangan perkotaan melalui program pemberdayaan masyarakat. Terkait dengan tugas dan wewenang pemerintah dalam pengembangan permukiman maka UU No. 1 Tahun 2011 mengamanatkan tugas dan wewenang sebagai berikut:

  A. Tugas

  1. Pemerintah Pusat

  a) Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi nasional di bidang perumahan dan kawasan permukiman.

  b) Merumuskan dan menetapkan kebijakan nasional tentang penyediaan Kasiba dan Lisiba.

  c) Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional di bidang perumahan dan kawasan permukiman.

  d) Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi pelaksanaan

  e) kebijakan nasional penyediaan rumah dan pengembangan lingkungan hunian dan kawasan permukiman.

  f) Memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi pada tingkat nasional.

  2. Pemerintah Provinsi

  a) Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi pada tingkat provinsi dibidang perumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman pada kebijakan nasional.

  b) Merumuskan dan menetapkan kebijakan penyediaan Kasiba dan Lisiba lintas kabupaten/kota.

  c) Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional pada tingkat provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman.

  d) Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi pelaksanaan kebijakan provinsi penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman.

  e) Menyusun rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan

  Bidang keCiptaKaryaan Kota Palopo Tahun 2016-2020

  kawasan permukiman lintas kabupaten/kota.

  f) Memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahandan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

  g) Memfasilitasi penyediaan perumahan dan kawasan permukiman bagi masyarakat, terutama bagi MBR.

  h) Memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi pada tingkat provinsi.

  3. Pemerintah Kabupaten/Kota

  a) Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman pada kebijakan dan strategi nasional dan provinsi.

  b) Menyusun dan rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

  c) Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi terhadap pelaksanaan kebijakan kabupaten/kota dalam penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman.

  d) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan, kebijakan, strategi, serta program di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

  e) Melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota.

  f) Melaksanakan melaksanakan peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

  g) Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman.

  h) Melaksanakan kebijakan dan strategi provinsi dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman berpedoman pada kebijakan nasional. i) Melaksanakan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman. j) Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional dan provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat

  

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

  kabupaten/kota. k) Menetapkan lokasi Kasiba dan Lisiba.

  B. Wewenang

  1. Pemerintah Pusat

  a) Menyusun dan menetapkan norma, standar, pedoman, dan criteria rumah, perumahan, permukiman, dan lingkungan hunian yang layak, sehat, dan aman.

  b) Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman.

  c) Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundang undangan bidang perumahan dan kawasan permukiman.

  d) Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat nasional.

  e) Mengoordinasikan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang perumahan dan kawasan permukiman.

  f) Mengevalusi peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat nasional.

  g) Mengendalikan pelaksanaan kebijakan dan strategi di bidang perumahan dan kawasan permukiman.

  h) Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh. i) Menetapkan kebijakan dan strategi nasional dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman. j) Memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman.

  2. Pemerintah Provinsi

  a) Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

  b) Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundang undangan

  Bidang keCiptaKaryaan Kota Palopo Tahun 2016-2020

  bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

  c) Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

  d) Mengoordinasikan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan perundang-undangan, kebijakan, strategi, serta program di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

  e) Mengevaluasi peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

  f) Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat provinsi.

  g) Mengoordinasikan pencadangan atau penyediaan tanah untuk pembangunan perumahan dan permukiman bagi MBR pada tingkat provinsi.

  h) Menetapkan Kebijakan dan Strategi daerah dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman berpedoman pada kebijakan nasional.

  3. Pemerintah Kabupaten/Kota

  a) Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

  b) Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundang - undangan bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

  c) Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

  d) Melaksanakan sinkronisasi dan sosialisasi peraturan perundang- undanganserta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

  e) Mencadangkan atau menyediakan tanah untuk pembangunan perumahan dan permukiman bagi MBR.

  f) Menyediakan prasarana dan sarana pembangunan perumahan bagi MBR pada tingkat kabupaten/kota.

  

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

  g) Memfasilitasi kerja sama pada tingkat kabupaten/kota antara pemerintah kabupaten/kota dan badan hukum dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman.

  h) Menetapkan lokasi perumahan dan permukiman sebagai perumahan kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat kabupaten/kota. i) Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat kabupaten/kota.

8.1.1.2. Lingkup Kegiatan

  Pengembangan kawasan permukiman di daerah perkotaan selama ini diarahkan pada upaya perbaikan kualitas lingkungan permukiman khususnya yang berada di kawasan pesisir pantai yang secara umum merupakan kawasan permukiman kumuh. Program perbaikan lingkungan permukiman tersebut juga dibarengi dengan peningkatan kuantitas dan kualitas dari pelayanan infrastruktur perkotaan, untuk menciptakan lingkungan hunian yang sehat dan layak huni.

  Sedangkan untuk pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman di daerah kelurahan akan lebih difokuskan pada program pembangunan, perbaikan dan peningkatan prasarana jaringan jalan untuk memperlancar aksesibilitas dan mobilitas masyarakat.

8.1.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan

8.1.2.1. Isu Strategis

  Secara umum kondisi perumahan dan permukiman di Kota Palopo terdiri dari perumahan dengan konstruksi bangunan permanen, semi permanen dan temporer, yang masing-masing tersebar merata di hampir seluruh bagian wilayah Kota Palopo. Kawasan permukiman di wilayah Kota Palopo yang berkembang di daerah perkotaan umumnya telah terpola, tertata dan terencana dengan baik dan teratur, baik perumahan yang dikembangkan oleh pengembang swasta (developer) maupun perumahan yang dibangun oleh pemerintah, seperti lokasi perumahan PNS dan lain sebagainya. Sedangkan untuk kawasan permukiman di

  

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

  daerah pinggiran kota yang masih bersifat kedesaan, pola perkembangan kawasan permukiman umumnya berbentuk berkelompok dan kurang terpola, kurang tertata dan kurang terencana dengan baik.

  Perkembangan kawasan permukiman dapat ditandai dengan bertambahnya jumlah unit rumah dan atau meningkatnya luas lahan permukiman. Pesatnya pertumbuhan perumahan dan permukiman secara individu maupun perumahan yang terencana dan berskala besar, dapat mengakibatkan berubahnya fungsi lahan secara mendasar. Penyediaan perumahan secara terencana biasanya dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan serta memiliki estetika lingkungan yang lebih tertata. Akan tetapi pada kawasan permukiman yang tumbuh secara individu (alamiah) menempati lahan secara tidak teratur dan tidak dilengkapi dengan penyediaan sarana dan prasarana lingkungan.

  Proses pertumbuhan permukiman tersebut merupakan bagian yang sulit untuk dihindari, demikian halnya perkembangan perumahan dan permukiman Kota Palopo mengalami permasalahan dalam hal upaya penataan maupun penyediaan lahan dan sarana pendukungnya. Sejauh ini intensitas perkembangan kawasan permukiman di Kota Palopo terus mengalami peningkatan sejalan dengan pertambahan jumlah penduduknya, hal tersebut dapat ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah rumah dan lahan peruntukan permukiman, serta tumbuh dan berkembangnya kawasan perumahan oleh pengembang.

  Pertambahan jumlah rumah ataupun peningkatan lahan permukiman perkotaan merupakan akibat dari perkembangan jumlah penduduk dan pembentukan kota secara makro baik yang terencana, maupun terbentuk dengan sendirinya. Perkembangan kawasan permukiman Kota Palopo mengalami proses tersebut yang dilandasi oleh beberapa hal mendasar yaitu; (1) kecenderungan penduduk untuk tinggal secara berkelompok, (2) dekat dengan pelayanan sarana dan prasarana, (3) tinggal disekitar lingkungan kerja. Hal tersebut secara tidak langsung akan membentuk pola - pola permukiman yang tersusun di Kota Palopo. Pola permukiman yang terbentuk antara lain; pola grid, pola linier dan pola menyebar. Masing-masing pola memiliki karakteristik tersendiri yang terbentuk

  

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

  berdasarkan kondisi fisik lahan, karakteristik sosial masyarakat dan orientasi kegiatan perekonomian masyarakat.

8.1.2.2. Kondisi Eksisting

  Pada awalnya Kota Palopo terbentuk pola permukiman yang linier yaitu mengikuti pola jalan utama yang ada. Pola linier terbentuk dengan pertimbangan aksesibiltas dan kemudahan pelayanan fasilitas, pola ini terbentuk pada jalur-jalur utama dan jalan yang menghubungkan ke daerah hinterland. Kemudian pada pusat kota mengalami perkembangan yang cukup pesat dan membentuk kelompok permukiman skala besar (urban). Dengan pertimbangan nilai ekonomis lahan dan pemanfaatan lahan yang seefisien mungkin, sehingga terbentuk pola grid atau penyebaran bangunan yang hampir merata pada seluruh bagian pusat kota, pola ini terdapat pada pusat aktivitas kota (kawasan perdagangan).

  Sedangkan pada daerah pinggiran kota (phery-phery) memiliki kecenderungan pembentukan pola permukiman yang menyebar dan membentuk kelompok-kelompok permukiman kecil. Hal ini terbentuk dengan pertimbangan nilai ekonomis lahan dan kecenderungan masyarakat untuk tinggal dekat dengan lingkungan kerja (sektor pertanian). Perkembangan pola permukiman pada daerah pinggiran relatif rendah hal ini dipengaruhi oleh produktivitas dan orientasi mata pencaharian masyarakat tertumpuh pada lahan pertanian, sehingga kecenderungan masyarakat untuk bertempat tinggal pada kelompok permukiman yang ada, atau dengan kata lain proporsi pertambahan jumlah rumah tidak seimbang dengan perkembangan lahan permukiman.

  Kawasan permukiman di Kota Palopo memiliki ciri dan karakterisitik tertentu pada masing - masing bagian wilayah kota. Kondisi dan karakteristik lingkungan permukiman di Kota Palopo diuraikan berdasarkan karakteristik pada masing- masing kawasan yang terbagi atas permukiman pada kawasan pusat kota, permukiman pada kawasan transisi dan kawasan permukiman pada kawasan phery-phery (pinggiran).

  Tingkat penyediaan prasarana dan sarana dasar di kawasan permukiman Kota Palopo umumnya secara kualitas masih memerlukan perbaikan dan

  

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

  optimalisasi dalam menjalankan fungsinya, sedangkan secara kuantitas masih memerlukan peningkatan dan penyediaan yang lebih layak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap prasarana dan sarana dasar permukiman.

  Berdasarkan pengamatan terhadap penyebaran permukiman dan kecenderungan perkembangan perumahan di Kota Palopo yang menyebar terutama pada kawasan pusat kota, dengan kecenderungan perkembangan ke arah semi pinggiran kota, hal ini disebabkan oleh keterbatasan dan nilai harga lahan pada kawasan pusat kota cederung mengalami peningkatan, sehingga pengembangan perumahan dan permukiman mulai menyebar ke kawasan semi pinggiran kota. Perkiraan kebutuhan jumlah rumah di Kota Palopo hingga tahun 2015, diuraikan pada tabel berikut : Tabel 8.1.

  Proyeksi Kebutuhan Sarana Permukiman Kota Palopo Tahun 2015 Kebutuhan Luas Kapling Luas Lahan Perbandingan No Type Rumah Rumah (Unit) (m2) (Ha) (%)

  1 Besar ( A ) 3.253 600 195,17

  10

  2 Sedang ( B ) 9.759 300 292,76

  30

  3 Kecil ( C ) 19.517 150 292,76

  60 Jumlah 32.529 780,69 100 - Sumber : Hasil Analisis Tahun 2015

  Tabel tersebut di atas menunjukkan kebutuhan sarana permukiman di Kota Palopo hingga tahun 2015, mencapai kurang lebih 32.529 unit, dengan kebutuhan lahan sekitar 780,69 Ha, hal ini menunjukkan selisih kebutuhan rumah sekitar 6.967 unit.

  Penyiapan lahan perumahan permukiman diarahkan pada kawasan semi pinggiran dan pinggiran kota, dengan ketersediaan dan daya tampung lahan yang cukup memadai. Pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman di Kota Palopo, diperlukan penataan kawasan dan penyiapan kawasan siap bangun (Kasiba/Lisiba), serta penyediaan sarana dan prasarana penunjangnya, sehingga lebih awal diperlukan pembukaan akses jalan yang menghubungkan ke lokasi-lokasi rencana pembangunan perumahan dan permukiman, sebagai salah

  

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

  satu daya tarik dan motivasi bagi masyarakat dalam penyediaan sarana permukiman.

  Kebutuhan yang cukup mendesak adalah penyediaan infrastruktur seperti penyediaan air bersih, pembangunan jaringan drainase perkotaan, peningkatan kualitas jalan, pembangunan tempat pengolahan limbah dan sanitasi lingkungan, peningkatan penanganan persampahan perkotaan serta penanganan terhadap fasilitas penunjang perkotaan lainnya.

  8.1.2.3. Permasalahan

  Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan permukiman kota adalah tingginya tuntutan terhadap kebutuhan lahan, sehingga terjadi perubahan pemanfaatan lahan, dimana umumnya perubahan yang terjadi tersebut umumnya kebutuhan perumahan dan permukiman beserta prasarana dan sarana dasar penunjangnya. Sementara disisi lain, tuntutan kebutuhan tersebut tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas dan perbaikan manajemen dari aspek kelembagaan dan pendanaan/pembiayaan dalam mendukung pengembangan kawasan permukiman. Sehingga tercipta kondisi yang kurang optimal dalam sistem penyelenggaraan pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman.

  8.1.2.4. Tantangan

  Secara umum yang menjadi tantangan pembangunan dan pengembangan permukiman di Kota Palopo dapat diuraikan sebagai berikut:

  1. Kelembagaan daerah yang menangani bidang kecipta-karyaan masih lemah dalam penyelenggaraan pembangunan dan pengembangan permukiman.

  2. Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

  3. Pelaksanaan pembangunan bidang perumahan/ permukiman belum optimal, hal ini dipengaruhi oleh faktor ketersediaan sumberdaya manusia, organisasi, ketatalaksanaan, serta dukungan prasarana dan sarana dasar.

  

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

  4. Aspek pembiayaan pembangunan perumahan dan permukiman, dalam hal ini mengintensifkan pembiayaan melalui sumber-sumber pembiayaan dari pihak swasta dan swadaya masyarakat, tentunya didukung oleh APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN.

  5. Perhatian Pemerintah Daerah terhadap pembangunan bidang Cipta Karya yang masih rendah 6. Aspek peran serta masyarakat, lemahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya partisipasi sebagai pendampingan dalam pengembangan permukiman baik secara individual maupun organisasi masyarakat yang ada.

  7. Penguatan Sinergi SPPIP/RPKPP dalam penyusunan RPI2JM Kota Palopo.

8.1.3. Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman

  Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan permukiman kota adalah tingginya tuntutan terhadap kebutuhan lahan, sehingga terjadi perubahan pemanfaatan lahan, dimana umumnya perubahan yang terjadi tersebut umumnya kebutuhan perumahan dan permukiman beserta prasarana dan sarana dasar penunjangnya. Sementara disisi lain, tuntutan kebutuhan tersebut tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas dan perbaikan manajemen dari aspek kelembagaan dan pendanaan/pembiayaan dalam mendukung pengembangan kawasan permukiman. Sehingga tercipta kondisi yang kurang optimal dalam sistem penyelenggaraan pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman.

  Sehingga langkah yang diambil dalam pemecahan permasalahan dalam pengembangan permukiman di Kota Palopo, yang terkait dengan aspek kelembagaan, aspek pendanaan dan aspek peran serta masyarakat, antara lain sebagai berikut :

   Untuk aspek kelembagaan yang menangani Bidang Kecipta Karyaan khususnya pengembangan permukiman, diharapkan kelembagaannya harus didukung dengan uraian tugas dan fungsi yang jelas, serta

  

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

  penempatan tenaga pelaksana sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja yang dimiliki.  Memperkuat sistem manajemen dalam pendanaan dari berbagai sumber (APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN dan Swadaya) dalam pembiayaan pengembangan permukiman.

   Peningkatan peran serta masyarakat dalam menangani program/kegiatan pengembangan permukiman baik individu maupun Organisasi Masyarakat.

   Usaha optimalisasi terkait peningkatan peran serta swasta dalam penyelenggaraan dan pembangunan sektor perumahan dan permukiman.

8.1.4. Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman

  Sistem infrastruktur kawasan permukiman yang diusulkan adalah prasarana dan sarana dasar permukiman dalam mendukung proses perbaikan dan pengembangan kawasan permukiman. Usulan itu antara lain seperti pengadaan sistem perpipaan air minum, pembangunan daluran drainase, pembangunan sistem buangan air limbah, pengadaan dan pengelolaan sistem timbulan persampahan, serta perbaikan dan peningkatan kualitas jalan lingkungan permukiman.

8.1.4.1. Program Kerja

  Usulan dan prioritas program pembangunan prasarana dan sarana permukiman meliputi : pembangunan jalan lingkungan, jalan setapak, sistem jaringan drainase, sistem sanitasi lingkungan, penyediaan dan pembangunan jaringan pipa distribusi baru untuk pemenuhan kebutuhan air bersih/minum dan fasilitas umum lainnya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kegiatan usaha masyarakat di perkotaan melalui program peningkatan kualitas permukiman kumuh, program pembangunan dan pengembangan infrastruktur perkotaan serta program penanganan kawasan permukiman untuk PNS di Kelurahan Songka yang juga mendesak untuk segera ditangani.

  

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

  Penataan dan pengembangan perumahan dan permukiman di Kota Palopo diharapkan dapat tertata sesuai dengan fungsi-fungsi kawasan yang telah ditetapkan. Usulan prioritas yang dapat dilaksanakan antara lain :

   Penyusunan studi KASIBA/LISIBA guna penyiapan lahan pengembangan perumahan dan permukiman  Penataan dan penyediaan infrastruktur permukiman kumuh  Pembukaan akses jalan utama pada kawasan-kawasan rencana pembangunan perumahan dan permukiman  Pembangunan rumah susun sewa (Rusunawa) yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

8.1.5 Usulan Program dan Kegiatan

  Beberapa bentuk usulan dan prioritas untuk pelaksanaan proyek pembangunan infrastruktur pada kawasan permukiman antara lain sebagai berikut  Program peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh, yang didalamnya telah dipersiapkan program pembangunan infrastruktur dasar seperti pembangunan jalan lingkungan dan jalan setapak kawasan permukiman, perbaikan dan pembangunan saluran drainase dan gorong- gorong sebagai satu kesatuan sistem pembuangan air kotor masyarakat, peningkatan pengelolaan sistem pembuangan persamapahan dan peningkatan pengelolaan pembuangan air limbah.

   Program peningkatan lingkungan permukiman penduduk perkotaan, peningkatan kualitas jaringan jalan seperti pengaspalan jalan yang mendesak.

   Program perencanaan dan pembangunan jaringan jalan pada lokasi- lokasi rencana pengembangan dan pembangunan perumahan dan permukiman sehingga kawasan akan lebih tertata.

  

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

Tabel 8.2.

Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Kawasan Permukiman

Kota Palopo Tahun 2016-2020

  DETAIL TAHUN NO OUTPUT / SUB OUTPUT LOKASI ANGGARAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

  1 LAYANAN PERKANTORAN 1a Pengelolaan Gaji, Honorarium dan Tunjangan

  2 PERATURAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN 2a Peraturan Pengembangan Permukiman LAPORAN PEMBINAAN PENGEMBANGAN

  3 PERMUKIMAN 3a Draft NSPK Daerah Bidang Permukiman Laporan Fasilitasi Penguatan Kapasitas Pemerintah 3b Daerah dalam Bidang Permukiman Strategi Pembangunan Permukiman dan 3c Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Rencana Pengembangan Kawasan Perkotaan dan 3d Perdesaan (RPKPP) LAPORAN PENGAWASAN PENGEMBANGAN

  4 PERMUKIMAN 4a Laporan Pengawasan Pengembangan Permukiman

INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN

5 PERKOTAAN 5a Infrastruktur Kawasan Permukiman Kumuh

  Kec. Wara, Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kota

  1 Kws. 2016 Palopo, Kec. Wara, Kws. Dangerakko (14,2153 Ha) Dangerakko Kec. Wara

  Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kota

  2 Timur, Kws. 2016 Palopo, Kec. Wara Timur, Kws. Panggoli (5,4308 Ha) Panggoli Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kota Kec. Wara,

  3 2016 Palopo, Kec. Wara, Kws. Ponjalae (11,91 Ha) Kws. Ponjalae

  Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kota Kec.

  4 2016 Palopo, Kec. Mungkajang (4,08 Ha) Mungkajang

  Bidang keCiptaKaryaan Kota Palopo Tahun 2016-2020 Kec. Wara Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kota

  5 Timur, Kws. 2017 Palopo, Kec. Wara Timur, Kws. Pontap (27,46 Ha) Pontap Kec. Wara

  Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kota

  6 Timur, Kws. 2017 Palopo, Kec. Wara Timur, Kws. Salotellue (4,51 Ha) Salotellue Kec. Wara

  Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kota

  7 Timur, Kws. 2017 Palopo, Kec. Wara Timur, Kws. Surutangga (4,14 Ha) Surutangga Kec. Wara

  Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kota

  8 Utara, Kws. 2018 Palopo, Kec. Wara Utara, Kws. Batupasi (3,80 Ha) Batupasi Kec. Wara

  Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kota

  9 Utara, Kws. 2018 Palopo, Kec. Wara Utara, Kws. Sabamparu (15,20 Ha) Sabamparu

  Infrastruktur Permukiman RSH yang Meningkat 5b Kualitasnya RUSUNAWA BESERTA INFRASTRUKTUR

6 PENDUKUNGNYA 6a Rusunawa Beserta Infrastruktur Pendukungnya

INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN

7 PERDESAAN Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan 7a Potensial yang Meningkat Kualitasnya Pembangunan dan Pengembangan Kws Permukiman Kec.

  1 2018 Perdesaan Potensial Kec.Mungkajang Mungkajang

  Pembangunan dan Pengembangan Kws Permukiman Kec.

  2 2019 Perdesaan Potensial Kec. Mungkajang Mungkajang

  Pembangunan dan Pengembangan Kws Permukiman

  3 Kec Bara 2019 Perdesaan Potensial Kec Bara Pembangunan dan Pengembangan Kws Permukiman Kec.

  4 2020 Perdesaan Potensial Kec.Mungkajang Mungkajang

  Pembangunan dan Pengembangan Kws Permukiman Kec Wara

  5 2020 Perdesaan Potensial Kec.Wara Selatan Selatan

  7b Infrastruktur Kawasan Permukiman Rawan Bencana Infrastruktur Kawasan Permukiman di Perbatasan 7c dan Pulau Kecil Terluar

INFRASTRUKTUR PENDUKUNG KEGIATAN

  8 EKONOMI DAN SOSIAL (RISE) Infrastruktur Pendukung Kegiatan Ekonomi Dan 8a Sosial (RISE)

  9 INFRASTRUKTUR PERDESAAN (PPIP)

  

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

9a PPIP 9b RIS-PNPM

10 NUSSP 10a NUSSP

  NUSSP di Penggoli, Pontap, Pnjalae Samping SMA 4

  1 Wara Timur 2016 Kec Wara Timur NUSSP di Penggoli, Pontap, Pnjalae Samping SMA 4

  2 Wara Timur 2017 Kec Wara Timur NUSSP di Penggoli, Pontap, Pnjalae Samping SMA 4

  3 Wara Timur 2018 Kec Wara Timur NUSSP di Penggoli, Pontap, Pnjalae Samping SMA 4

  4 Wara Timur 2019 Kec Wara Timur Sumber: Matriks RPI2JM 2016-2020

8.2. Penataan Bangunan dan Lingkungan

  8.2.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

  Konsep penataan bangunan dan lingkungan di Kota Palopo lebih diarahkan pada penataan kawasan pusat perkantoran, jasa dan perdagangan, kawasan permukiman padat di pusat kota, kawasan permukiman kumuh, kawasan terminal, kawasan bersejarah dan pariwisata, serta kawasan industri. Sehingga rencana untuk penataan bangunan dan lingkungan (PBL) pada kawasan tersebut dilaksanakan agar dapat meningkatkan fungsi pelayanan dan mendorong peningkatan jasa di sektor perdagangan, transportasi dan pariwisata, serta peningkatan kualitas lingkungan kawasan permukiman.

  8.2.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

8.2.2.1. Isu Strategis

  Secara umum dalam penataan bangunan dan lingkungan di Kota Palopo khususnya di daerah perkotaan, pada prinsipnya berdasarkan rencana tata ruang yang ada, akan tetapi beberapa dari kondisi bangunan dan lingkungan yang ada masih mengabaikan pentingnya aturan yang sudah ditetapkan dalam konsep tata ruang dan aspek teknis dari penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan.

  

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

  Aturan yang masih banyak dilanggar adalah mengenai garis sempadan bangunan yang belum sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, kondisi lingkungan sekitar kawasan perdagangan, terminal dan pelabuhan yang masih belum tertata dengan baik, juga ikut mengganggu estetika lingkungan.

  8.2.2.2. Kondisi Eksisting

  Kondisi bangunan dan lingkungan yang ada di wilayah Kota Palopo khususnya bangunan rumah penduduk di kawasan permukiman nelayan Kelurahan Pontap dan sekitarnya, daerah pesisir dan daerah bantaran sungai umumnya tidak memenuhi kriteria teknis suatu bangunan dari hal jarak antara rumah, penataan dan elevasi, dimana terlihat antar bangunan tersebut memiliki kerapatan dan tingkat kepadatan yang cukup tinggi, dan umumnya belum memenuhi kesesuaian dan standar penyelenggaraan dari penataan bangunan dan lingkungan, sehingga menimbulkan kesan lingkungan yang kumuh karena tidak teratur.

  8.2.2.3. Permasalahan dan Tantangan

  Permasalahan dalam penataan bangunan di Kota Palopo secara umum masih terkendala dalam hal penerapan aturan bangunan terkait dengan faktor, keamanan dan tingkat keselamatan dari penyelenggaraan bangunan tersebut. Aturan dan syarat secara teknis dari penataan bangunan lingkungan masih kurang mendapat perhatian. Kondisi tersebut dapat dijumpai di kawasan permukiman perkotaan, kawasan jasa dan perdagangan di pusat kota dan lainnya. Aturan yang menjadi permasalahan yang umum terjadi adalah menyangkut aturan garis sempadan jalan dan bangunan.

  Permasalahan lainnya adalah belum terdentifikasinya bangunan-bangunan negara, dan fasilitas publik yang memerlukan penanganan tingkat keamanan dan keselamatan. Pada sisi lain penanganan masing-masing jenis dan peruntukan bangunan memiliki prioritas dan pola penanganan yang berbeda-beda, sehingga diperlukan untuk dilakukan inventarisasi terhadap gedung-gedung atau bangunan- bangunan negara dan fasilitas publik lainnya.

  

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

  Kondisi bangunan khususnya bangunan rumah penduduk di koridor jalan utama dalam wilayah Kota Palopo, serta kawasan pesisir dan pelabuhan yang umumnya dihuni oleh kaum nelayan yang termasuk kelompok berpenghasilan rendah umumnya tidak memenuhi kriteria teknis suatu bangunan dalam hal jarak antara rumah, penataan dan elevasi, sehingga menimbulkan lingkungan yang terkesan kumuh dan kurang memenuhi kriteria dan persyaratan suatu lingkungan permukiman yang sehat, produktif dan layak huni. Kondisi tersebut semakin diperparah oleh kurangnya prasarana dan sarana dasar yang mendukung kawasan permukiman sehingga kondisi lingkungan permukiman menjadi semakin kumuh.

  Sedangkan terkait dengan penataan bangunan-bangunan negara dan kawasan bersejarah di Kota Palopo, permasalahan yang dihadapi, antara lain :  Belum teridentifikasinya secara keseluruhan bangunan negara dan failitas publik, serta bangunan dan kawasan-kawasan berejarah  Belum teredianya regulasi yang mengatur tentang konsep penataan bangunan-bangunan dan kawasan bersejarah di Kota Palopo.

8.2.3. Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan

  Analisa kebutuhan penataan bangunan dan lingkungan dimaksudkan untuk menciptakan konsep penataan yang sesuai dengan peraturan pemerintah setempat terkait dengan penataan bangunan dan lingkungan. Peruntukan bangunan baru harus sudah mengacu kepada aturan baku penataan bangunan seperti yang tertera dalam UU Bangunan Gedung yang dipedomani. Begitu pula dengan bangunan lama harus dilakukan sesuai dengan konsep pengendalian, pembinaan dan penataan bangunan dan lingkungan. Sementara disisi lain sebaiknya keterlibatan instansi yang terkait dalam menerbitkan Sertifikat Layak Fungsi (SLF) sesuai peruntukan bangunan juga perlu lebih dioptimalkan.

  

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

  8.2.4. Program Yang Diusulkan

   Melakukan penataan bangunan agar dapat memberi nilai tambah secara fisik, ekonomi dan sosial.  Penataan bangunan dan lingkungan untuk mewujudkan arsitektur perkotaan dan pelestarian arsitektur bangunan gedung yang dilindungi dan dilestarikan untuk menunjang kearifan budaya lokal.

   Pengembangan permukiman masyarakat agar produktif dan berjati diri.  Melakukan pendataan bangunan-bangunan negara dan kawasan- kawasan bersejarah  Penataan dan revitaslisasi kawasan bersejarah.

  8.2.5. Usulan Program dan Kegiatan

  Usulan dan Prioritas dalam Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan yang menjadi program dan untuk dilaksanakan antara lain adalah :  Rehabilitasi terhadap beberapa bangunan gedung perkantoran di pusat Kota Palopo dan rehabilitasi terhadap bangunan pasar.

   Penataan lingkungan kumuh di beberapa kelurahan di dalam wilayah Kota Palopo.  Dukungan terhadap Prasarana dan Sarana Dasar (PSD) lingkungan terhadap kawasan permukiman kumuh.  Pembangunan infrastruktur dalam wilayah Kota Palopo.  Penataan bangunan dan lingkungan pada kawasan koridor jalan, kawasan permukiman, kawasan pusat pemerintahan dan pada kawasan bersejarah dan pariwisata.

   Identifikasi dan Inventarisasi kawasan bersejarah  Penataan dan revitaslisasi kawasan bersejarah  Identifikasi dan Inventarisasi bangunan-bangunan negara dan fasilitas publik

  Bidang keCiptaKaryaan Kota Palopo Tahun 2016-2020

Tabel 8.3. Usulan Program dan Kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan Kota Palopo Tahun 2016-2020 Tahun Anggaran NO OUTPUT / SUB OUTPUT DETAIL LOKASI PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

  1 LAYANAN PERKANTORAN 1a Pengelolaan Gaji, Honorarium dan Tunjangan

PERATURAN PENATAAN BANGUNAN DAN

  2 LINGKUNGAN Draft NSPK Pusat Bidang Penataan Bangunan 2a dan Lingkungan Draft NSPK Daerah Bidang Penataan Bangunan 2b dan Lingkungan LAPORAN PEMBINAAN PELAKSANAAN

PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN,

  3 PENGELOLAAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA Laporan Pembinaan Pelaksanaan PBL, 3a Pengelolaan GRN

  Pendampingan Penyusunan RTBL Kws Pusat Niaga Pontap Kec Wara

1 Palopo, Pontap Kec Wara Timur Timur 2016

  LAPORAN PENGAWASAN PELAKSANAAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN,

  4 PENGELOLAAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA Laporan Pengawasan Pelaksanaan Penataan Bangunan Dan Lingkungan, Pengelolaan Gedung 4a Dan Rumah Negara

  5 BANGUNAN GEDUNG DAN FASILITASNYA 5a Aksesibilitas Bangunan Gedung dan Lingkungan 5b PIP2B 5c Istana Kepresidenan 5d Bangunan Gedung Negara 5e Rehabiitasi Bangunan Bersejarah

SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN

6 PERMUKIMAN

  

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

6a Sarana dan prasarana Penanggulangan Bahaya

  Kebakaran 6b Sarana dan prasarana Revitalisasi Kawasan

  

1 Penataan dan Revitalisasi Kawasan Wara Kec Wara 2017

  

2 Penataan dan Revitalisasi Kawasan Wara Utara Kec Wara Utara 2018

  

3 Penataan dan Revitalisasi Kawasan Wara Selatan Kec Wara Selatan 2019

  

4 Penataan dan Revitalisasi Kawasan Bara Kec Bara 2020

6c Sarana dan prasarana Penataan Ruang Terbuka

  Hijau (RTH)

  1 Pengelolaan Penataan Kota Hijau Sampoddo Kec Wara Selatan Kec Wara Selatan 2016

  

2 Penatan Taman Kehati Palanglambe Kec Wara Barat Kec Wara Selatan 2016

6d Sarana dan prasarana Penataan Lingkungan

  Permukiman Tradisional/Bersejarah

  7 KESWADAYAAN MASYARAKAT 7a Keswadayaan Masyarakat Sumber: Matriks RPI2JM 2016-2020

8.3. Sistem Penyediaan Air Minum

8.3.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

8.3.1.1. Arahan Kebijakan

  Pelaksanaan pembangunan saat ini diorientasikan pada bentuk kegiatan yang menyentuh langsung ke masyarakat. Untuk itu Pemerintah Kota Palopo mempunyai rencana untuk pengembangan dan peningkatan pelayanan air bersih sebagai kerangka dasar dalam pembangunan yang bersifat memberikan pelayanan kepada masyarakat secara komprenhensif dan terpadu. Sehingga kedepan diharapkan Kota Palopo mampu memberikan pelayanan sistem air bersih kepada masyarakat terutama dalam menyiapkan sistem pelayanan air bersih yang merupakan salah satu prasarana dasar yang diprioritaskan saat ini.

  Tingkat pertumbuhan penduduk dan perkembangan kegiatan ekonomi di wilayah Kota Palopo yang cukup pesat, pada dasarnya harus diimbangi dengan pengembangan sarana dan prasarana sistem penyediaan air minum sebagai

  

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

  salah satu komponem dasar. Atas dasar tersebut, maka Departemen Pekerjaan Umum melalui Pemerintah Kota Palopo, khususnya PU/Cipta Karya, merencanakan program dan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan air minum di perdesaan maupun perkotaan, khususnya bagi masyarakat miskin di kawasan rawan air.

  Tingkat pelayanan Air Minum di Kota Palopo hingga saat ini belum mampu melayani jumlah penduduk secara keseluruhan, yang terjangkau hanya sebagian penduduk. Sehingga untuk dapat melayani masyarakat secara keseluruhan maka Pemerintah Kota Palopo melalui kerjasama dengan PDAM Kota Palopo perlu meningkatkan sistem pelayanan yang digunakan, dan juga dengan penambahan dan peningkatan sarana dan prasarana pendukung untuk kebutuhan pengembangan prasarana air minum. Selain itu, juga diperlukan penanganan dan pengawasan yang optimal untuk dapat mencegah tingkat kehilangan air terutama kebocoran pipa dan pencurian air yang tidak melalui meteran, khususnya di daerah perkotaan yang telah terlayani dalam penyediaan air minum melalui PDAM.

8.3.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan,dan Tantangan

  8.3.2.1. Isu Strategis

  Cakupan pelayanan air minum dengan perpipaan maupun non perpipaan rendah, sehingga diperlukan pembangunan jaringan sistem air minum baru dalam rangka menambah jumlah masyarakat yang mendapat pelayan air minum dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat, diantaranya :

  1. Pembangunan jaringan sistem Penyediaan Air Minum di Ibukota Kecamatan (IKK)

  2. Pembangunan jaringan sistem Penyediaan Air Minum di Kawasan MBR

  3. Pembangunan jaringan sistem Penyediaan Air Minum Perdesaan

  8.3.2.2. Kondisi Eksisting

  Kondisi sistem prasarana dan sarana penyediaan dan pengelolaan air minum di Kota Palopo saat ini dapat dilihat berdasarkan fasilitas sistem transmisi

  • – 200 liter/detik Baik

  30 Liter/Detik Baik

  1

  20 Liter/Detik Baik

  7. Water Treatment Plat I

  1

  50 Liter/Detik Baik

  8. Water Treatment Plat I

  1

  9. Broncaptering

  5. Saringan Pasir Lambat 3 30 liter/detik Baik

  1

  5 Liter/Detik Baik

  10. Pipa ACP 200-350 9.116 m Tua

  11. Pipa PVC 40-250 196.868 m Baik

  12. Pipa GIP 50-250 1.768 m Baik

  13. Pipa DCIP 150 2.152 m Baik

  14. Resevoir II 1 1.320 M³ Baik

  6. Water Treatment Plat I

  20 Liter/Detik Baik

  

Bidang keCiptaKaryaan

Kota Palopo Tahun 2016-2020

  4

  air baku PDAM, prasarana dan sarana pendukung produksi air minum dari PDAM serta distribusi air yang telah terolah.

  Sistem transmisi air baku yang digunakan oleh PDAM Kota Palopo untuk melayani pelanggan yang terdaftar adalah :  Sistem transmisi secara grafitasi dari sumber air dengan menggunakan pipa jenis ACP Ø 350 mm dengan panjang 2.850 meter.  Sistem transmisi secara grafitasi dari sumber air dengan menggunakan pipa jenis PVC dan STEEL Ø 300 mm dengan panjang keseluruhan 3.672 meter.

   Sistem transmisi secara grafitasi dari sumber air dengan menggunakan pipa jenis pipa jenis GIP Ø 250 mm dengan panjang 3.248 meter.

   Sistem transmisi secara grafitasi dari sumber air dengan menggunakan pipa jenis pipa jenis DCIP Ø 200 mm dengan panjang 3.000 meter.