STUDI KOMPARASI AKAD PEMBIAYAAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR DI BMT AL-HUDA WONOSOBO DAN PT. ADIRA FINANCE WONOSOBO - Test Repository

STUDI KOMPARASI AKAD PEMBIAYAAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR DI BMT AL-HUDA WONOSOBO DAN PT.

  

ADIRA FINANCE WONOSOBO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

  Hukum Islam

Oleh :

SITI NUR ROHMAH

  

NIM. 21414010

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH

  

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

STUDI KOMPARASI AKAD PEMBIAYAAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR DI BMT AL-HUDA WONOSOBO DAN PT.

  

ADIRA FINANCE WONOSOBO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

  Hukum Islam

Oleh :

SITI NUR ROHMAH

  

NIM. 21414010

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH

  

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Kepada Yth.

  Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga Di Salatiga

  Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Siti Nur Rohmah NIM : 21414010 Judul : STUDI KOMPARASI AKAD PEMBIAYAAN

PEMBELIAN SEPEDA MOTOR DI BMT AL-HUDA WONOSOBO DAN PT. ADIRA FINANCE WONOSOBO

  dapat diajukan kepada Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga untuk diujikan dalam sidang munaqasyah. Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Salatiga, 7 Agustus 2018 Pembimbing Prof. Dr. H. Muh. Zuhri, M.A.

  NIP. 195303261978031001

PERNYATAAN KEASLIAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Siti Nur Rohmah NIM : 21414010 Jurusan

  : Hukum Ekonomi Syari‟ah Fakultas

  : Syari‟ah Judul Skripsi : STUDI KOMPARASI AKAD PEMBIAYAAN PEMBELIAN

SEPEDA MOTOR DI BMT AL-HUDA WONOSOBO DAN PT. ADIRA FINANCE WONOSOBO

  Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 7 Agustus 2018 Yang menyatakan Siti Nur Rohmah NIM: 21414010

KEMENTERIAN AGAMA RI

  Jl. Nakula Sadewa No. 09 Telp (0298) 323706, 323433 Salatiga Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail

PENGESAHAN

  

Skripsi Berjudul

STUDI KOMPARASI AKAD PEMBIAYAAN PEMBELIAN SEPEDA

MOTOR DI BMT AL-HUDA WONOSOBO DAN PT. ADIRA FINANCE

WONOSOBO

  Oleh: Siti Nur Rohmah

  NIM: 21414010 Telah dipertahankan di depan sidang munaqasyah skripsi Fakultas Syari‟ah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 21 Agustus 2018 dan telah dinyatakan memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana hukum (SH).

  Dewan Sidang Munaqasyah Ketua Sidang : Dr. H. Muh. Irfan Helmy, Lc., M.A.

  Sekretaris Sidang : Prof. Dr. H. Muh Zuhri, M.A. Penguji I : Evi Ariyani, M.H. Penguji II : Sukron Ma‟mun, M. Si.

  Salatiga, 21 Agustus 2018 Dekan Fakultas Syariah

  Dr. Siti Zumrotun, M.Ag

  NIP. 19670115 199803 2 002

  

MOTTO

Barang siapa yang meringankan kesulitan seorang mukmin

dari kesulitan dunia, maka Allah akan meringankan

kesulitannya dari kesulitan di hari kiamat. Barang siapa

yang memudahkan orang yang tertimpa kesulitan, maka

  

Allah akan memudahkan kepadanya di dunia & akhirat.

  

Barang siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah

akan menutupi aibnya di dunia & akirat. Allah akan

membantu hamba-Nya selagi hamba tersebut membantu

saudaranya

  

(HR. Muslim).

  “Sesungguhnya kesulitan itu selalu disertai dengan

  

kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai dari suatu

urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang

lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu

  berharap.”

  

(QS Al-Insyiroh : 6-8)

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini dipersembahkan untuk: 1.

  Kedua orang tuaku tercinta Bapak Sugihono dan Ibu Siti Khayatun sebagai motivator terbesar dalam hidupku yang tak mengenal lelah dan mendoakan aku serta menyayangiku, terima kasih atas semua pengorbanan, keringat dan kesabaran mengantarkanku sampai kini.

2. Segenap keluarga besarku yang selama ini mendo‟akan setiap saat untuk kelancaran pembuatan skripsiku.

  3. Bapak Prof. Dr. H. Muh Zuhri, M.A. selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan saran, pengarahan, dan masukan sehingga skripsi dapat selesai dengan maksimal sesuia dengan yang diharapkan.

  4. Adikku tercinta, Febi Arifin satu-satunya keluarga kandungku yang kupunya walaupun tidak ada ucapan yang keluar tetapi aku yakin pasti di dalam batin mu selalu mendo‟akanku.

  

Kata Pengantar

  Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan kepada kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

  • – Nya penulisan skripsi ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan yang di harapkan. Penulis juga bersyukur atas rizki dan kesehatan yang telah diberikan oleh
  • – Nya, sehingga penulis dapat menyusun penulisan sekripsi ini.

  Shalawat dan salam penulis sanjungkan kepada Nabi, kekasih, spirit

  • – perubahan Rasulullah SAW beserta segenap keluarga dan para sahabat sahabatnya, syafa‟at beliau sangat penulis nantikan di hari pembalasan.

  Penulisan skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H), Fakultas Syari‟ah, Jurusan Hukum

  Ekonomi Syari‟ah yang berjudul : “Studi Komparasi Akad Pembiayaan Pembelian Sepeda Motor di BMT Al-Huda Wonosobo dan PT. Adira Finance Wonosobo

  ”. Penulis mengakui bahwa dalam menyusunsn penulisan skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Karena itulah penulis mengucapkan penghargaan yang setinggi

  • – tingginya, ungkapan terima kasih kadang tak bisa mewakili kata
  • – kata, namun perlu kiranya penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. A, selaku Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga.

  3. Ibu Evi Ariyani, M. H, selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi Syari‟ah IAIN Salatiga.

  4. Bapak Prof. Dr. H Muh Zuhri, M. A. Selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan saran pengarahan dan masukan berkaitan dengan penulisan skripsi sehingga dapat selesai dengan maksimal sesuai dengan yang diharapkan.

  5. Ibu Luthfiana Zahriani, M. H, selaku Kepala Lab. Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga yang memberikan pemahaman, arahan dalam penulisan skripsi, sehingga penulisan skripsi ini bisa saya selesaikan.

  6. Kepada semua narasumber yang berkenan memberikan informasi.

  7. Terimakasi kepada teman-teman tercinta Wibowo, Buk Lay, Pret Uwi, Lia R, Maul, Tante Ity, Rimbul, Arum, Pak Patir, Bangipul, Alpiyan, Dek Arip, Dek Pena, Lina, serta teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih banyak untuk pertemanannya selama ini dan sukses selalu untuk kalian semua.

  8. Teman seperjuanganku Hukum Ekonomi Syari‟ah 2014 IAIN Salatiga.

  9. Bapak dan Ibu Dosen selaku staf pengajar dan seluruh staf administrasi Fakultas Syari‟ah yang tidak bisa penulis sebut satu persatu yang selalu memeberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa halangan apapun.

  10. Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu namun memberikan kontribusi hebat dalam penyusunan skripsi ini.

  Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan kepada penulis, agar pula senantiasa mendapatkan maghfiroh, dan dilingkupi rahmat dan cita-Nya, Amiin.

  Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi metodologi, penggunaan bahasa, isi, maupun analisisnya, sehingga kritik dan saran yang konstruktif, sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini, sehingga mudah dipahami.

  Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca.

  Salatiga, 7 Agustus 2018 Penulis.

  SITI NUR ROHMAH NIM. 21414010

  

ABSTRAK

Rohmah, Siti Nur. 2018. Studi Komparasi Akad Pembiayaan Pembelian

Sepeda Motor di BMT Al-Huda Wonosobo dan PT. Adira Finance Wonosobo. Sekripsi

  Fakultas Syari‟ah Program Studi Hukum Ekonomi Syari‟ah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Prof . Dr. H. Muh. Zuhri, M.A.

  

Kata Kunci: Studi Komparasi, Akad Pembiayaan Pembelian Sepeda Motor.

  Melihat berbagai kelemahan yang terdapat pada lembaga keuangan bank dalam menyalurkan kebutuhan dana, maka muncul lembaga keuangan bukan bank. Lembaga ini dikenal sebagai “lembaga pembiayaan” yang menawarkan jenis-jeni pembiayaan dan penyaluran dana bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Lembaga pembiayaan bukan bank tersebut adalah BMT Al-Huda dan PT. Adira Finance di mana lembaga-lembaga tersebut menyediakan produk inovatif dan kreatif yang secara langsung memudahkan konsumen dalam pembiayaan seperti pembiayaan sepeda motor.

  Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pelaksanaan akad pembiayaan pembelian sepeda motor di BMT Al-Huda Wonosobo dan PT. Adira Finance Wonosobo, bagaimanakah perbedaaan dan persamaan pelaksanaan akad pembiayaan pembelian sepeda motor di BMT Al- Huda Wonosobo dan PT. Adira Finance Wonosobo.

  Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research) dengan metode pengumpulan data, observasi, wawancara, dan studi pustaka. Sifat penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan normatif yuridis, yaitu berdasarkan nash-nash dalam Al-

  Qur‟an, Sunnah, dan Jumhur

  Ulama‟ dengan cara menelaah teori – teori serta konsep – konsep yang berhubungan dengan penelitian ini. Berdasarkan penelitian yang diperoleh, penulis menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembiayaan pembelian sepeda motor di BMT, cara pembayarannya yaitu diangsur tiap bulan sampai jangka waktu tertentu atau sampai dengan jumlah yang disetujui oleh kedua belah pihak. Margin keuntungan yang diperoleh oleh BMT sudah ditentukan dari BMT sendiri. Sedangkan praktik pembiayaan pembelian sepeda motor di PT. Adira Finance, cara pembayarannya juga diangsur tiap bulan sesuai perjanjian yang sudah ditentukan. Tetapi di Adira pada awal pelaksanaan perjanjian, konsumen harus membayar uang muka terlebih dahulu dan tabel pembayaran angsurannya sudah dibuatkan oleh Adira. Perbedaan antara pembiayaan pembelian sepeda motor di BMT Al-Huda dengan PT. Adira Finance adalah terletak pada akadnya. Pada pembiayaan syari‟ah semuanya dilakukan di depan. Maksudnya dilakukan di depan adalah keuntungan atau margin sudah ditetapkan diawal. Sedangkan pembiayaan konvensional, konsumen sudah diberikan tabel pembayaran. Harga on the road ditambah dengan bunga dan biaya-biaya lainnya seperti asuransi, kemudian dikurangi uang muka dan dibagi masa pembayaran.

  

DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................................. i NOTA PEMBIMBING

  Tinjauan Pustaka ................................................................................................

  Ciri-ciri Khusus BMT

  ................................................................................. 16 4.

  Ciri-ciri Utama BMT

  ............................................................................................... 14 3.

  Istilah BMT .......................................................................................... 13 2. Sejarah BMT

  ................................................................................... 13 1.

  Gambaran umum BMT

  11 BAB II LANDASAN TEORI A.

  Sistematika Penulisan ......................................................................................

  10 I.

  Analisis Data ....................................................................................................

  .............................................................................................. 8 H.

  Metode Penelitian

  7 G.

  7 F.

  ................................................................................................. ii PERNYATAAN KEASLIAN

  Latar Belakang Masalah

  .................................................................................... iii PENGESAHAN SKRIPSI

  ......................................................................................... iv MOTTO .......................................................................................................................... v PERSEMBAHAN

  ........................................................................................................ vi KATA PENGANTAR

  ................................................................................................ vii ABSTRAK .....................................................................................................................

  X DAFTAR ISI .................................................................................................................

  XI BAB I PENDAHULUAN A.

  ................................................................................... 1 B.

  Penegasan Istilah Judul .....................................................................................

  Rumusan Masalah

  .............................................................................................. 6 C.

  Tujuan Penelitian

  ............................................................................................... 6 D.

  Manfaat Penelitian .............................................................................................

  6 E.

  ................................................................................ 17

  Tujuan BMT

  ............................................................................................... 17 5.

  Fungsi BMT

  ................................................................................................ 18 6.

  .................................................................................... 19 7.

  Visi dan Misi BMT

  ...................................................................... 20 B.

  Gambaran Umum Pembiayaan 8.

  Pengertian Pembiayaan ....................................................................... 20 9. Tujuan Pembiayaan .............................................................................. 22 10.

  Fungsi Pembiayaan .............................................................................. 23 11. Macam-macam Akad dalam Pembiayaan ............................................ 24 12. Penerapan Pembiayaan dalam Perbankan ............................................ 28 13. Pengertian Akad ................................................................................... 29

  Gambaran Umum Kredit 1.

  ................................................................................ 30 C.

  Pengertian Kredit ............................................................................... 30 2. Macam-macam Kredit ........................................................................ 31 3. Unsur-unsur Kredit ............................................................................. 33 4. Fungsi Kredit bagi Masyarakat ........................................................... 33 5. Tujuan Penyaluran Kredit ................................................................... 33 6. Risiko Kredit ....................................................................................... 34

  .............................................................................. 35 D.

  Gambaran Umum Leasing 1.

  Pengertian Leasing ............................................................................. 35 2. Ciri-ciri Leasing .................................................................................. 35 3. Macam-macam Leasing ...................................................................... 36 4. Perbedaan Leasing dengan Perjanjian Lain ........................................ 37 5. Keuntungan dan Kerugian Leasing..................................................... 39

  

BAB III GAMBARAN UMUM BMT Al-HUDA dan PT. ADIRA FINANCE

A. Gambaran umum BMT Al-Huda ............................................................... 41 1. Sejarah Perkembangan BMT Al-Huda ................................................ 41 ...................................................................

  2.

  44 Visi dan Misi BMT Al-Huda 3. Prinsip Operasional BMT Al-Huda ..................................................... 44 4.

  Produk Layanan BMT Al-Huda ........................................................... 45 5. Contoh Akad Pembiayaan Ijarah Multijasa di BMT Al-Huda............. 47

  6. Pelaksanaan Produk Pembiayaan di BMT Al-Huda ............................ 48 B.

  Gambaran umum Adira Finance ................................................................ 49 1.

  Sejarah Perkembangan PT. Adira Finance........................................... 49 .............................................................

  2.

  51 Visi dan Misi PT. Adira Finance 3. Prinsip Operasional PT. Adira Finance ................................................ 51 4.

  Produk Layanan PT. Adira Finance ..................................................... 52 5. Contoh Perjanjian Kredit di PT. Adira Finance ................................... 55 6.

  Pelaksanaan Produk Pembiayaan di PT. Adira Finance ...................... 60

  BAB IV STUDI KOMPARASI AKAD PEMBIAYAAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR DI BMT Al-HUDA WONOSOBO DAN PT. ADIRA FINANCE WONOSOBO A. Pelaksanaan Akad Pembiayaan Pembelian Sepeda Motor di BMT Al-Huda ................................................................. Wonosobo dan PT. Adira Finance

  62 1. Pelaksanaan Akad Pembiayaan Pembelian Sepeda Motor di BMT Al-

  Huda Wonosobo ................................................................................... 62 2. Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Pembelian Sepeda Motor di PT.

  .........................................................................

  Adira Finance Wonosobo

  65 B. Perbedaan dan Persamaan Pelaksanaan Akad Pembiayaan Pembelian

  Sepeda Motor di BMT Al-Huda Wonosobo dan PT. Adira Finance ......................................................................................................... Wonosobo

  72 BAB V PENUTUP

  ....................................................................................................... 73 A.

  Kesimpulan

  Saran

  .................................................................................................................. 77 B.

  ............................................................................................................. 78 C.

  Penutup

  .................................................................................................. 79 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Lembar Konsultasi Lampiran 2 Penunjukan Pembimbing Skripsi Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian Lampiran 4 Daftar Nilai SKK Lampiran 5 Formulir Permohonan Pembiayaan Lampiran 6 Cheklist Dokumen Pembiayaan Lampiran 7 Foto Pelaksanaan Akad Pembiayaan Pembelian Sepeda Motor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama, memuat ajaran yang bersifat universal dan

  komprehensif. Universal artinya bersifat umum sedangkan komprehensif bersifat mencakup seluruh kehidupan. Salah satu ajaran tersebuat adalah

  muamalah yang meliputi berbagai aspek ajaran yaitu mulai dari persoalan hak

  atau hukum (the right) sampai kepada urusan lembaga keuangan. Lembaga keuangan diadakan dalam rangka untuk mewadahi aktivitas konsumsi, simpanan dan investasi. Produk-produk muamalah dalam hal keuangan diantaranya yakni jual beli, sewa menyewa, hutang piutang maupun dalam pemberian modal (Djazuli, 2002: 12).

  Salah satu lembaga keuangan tersebut dalam BMT yaitu lembaga ekonomi atau keuangan berprinsip syari‟ah dalam kegiatan operasionalnya yang mempunyai sifat informal. Disebut informal karena lembaga ini didirikan oleh kelompok swadaya masyarakat (KSM) atau koperasi yang berbeda dengan lembaga perbankan dan lembaga formal lainnya. Seiring dengan kegiatan umat islam untuk berekonomi secara islami dan memberikan solusi terhadap problematika bisnis perekonomian secara elegan dan profesional sehingga dapat meringankan beban ekonomi masyarakat terutama pada kalangan menengah ke bawah (Djazuli, 2002: 12).

  BMT merupakan lembaga keuangan mikro yang sasaran utamanya adalah masyarakat kalangan menengah ke bawah, meskipun tidak menutup kemungkinan untuk masyarakat menengah ke atas. BMT mengelola dana yang dihimpun dari masyarakat yang menjadi anggota BMT. Dana tersebut kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat, akad yang disalurkan di BMT pada umumnya menggunakan akad yang berorientasi pada aspek komersial dan juga aspek sosial (Ridwan, 2004: 31).

  Akad komersial biasanya menggunakan akad mudharabah dan akad

  

musyarakah , akad tersebut menggunakan sistem bagi hasil yang prosentasenya

  disepakati di awal perjanjian, akad tersebut digunakan untuk kegiatan usaha misalnya menambah modal dagang atau membuka usaha. Sedangkan akad yang mengandung aspek sosial adalah akad al-qard al-hasan, akad tersebut tidak mengandung bagi hasil, misalnya membantu masyarakat dengan memberikan pinjaman tanpa tambahan hutang atau adanya margin (Ridwan, 2004: 32).

  Seperti halnya dasar ijarah yang satu ini, sebagai suatu transaksi yang sifatnya saling tolong-menolong mempunyai landasan yang kuat dalam Al- Qur‟an dan Hadist. Konsep ini mulai dikembangkan dalam Khalifah Umar bin Khattab yaitu ketika adanya sistem bagian tanah dan adanya langkah revolusioner dari Khalifah Umar yang melarang pemberian tanah bagi kaum muslimin di wilayah yang ditaklukkan. Dan sebagai langkah alternatif adalah membudidayakan tanah berdasarkan pembayaran kharaj dan jizyah (Syakirsula, 2013: 27).

  Akad sosial yang sering digunakan dalam BMT Al-Huda Wonosobo adalah akad ijarah multijasa bukan akad Al-qard Al-Hasan. Adapun pengertian dari ijarah multijasa yaitu akad pemindahan hak guna atas suatu jasa dalam waktu tertentu melalui sewa pembayaran upah untuk memperoleh manfaat atas jasa tersebut. Akad ijarah multijasa digunakan untuk keperluan konsumtif seperti untuk keperluan pembayaran kendaraan, SPP sekolah anak atau yang lainnya. Intinya akad ijarah multijasa digunakan bukan untuk keperluan produktif seperti untuk berdagang atau untuk menambah modal usaha. Pembiayaan konsumtif adalah pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan (Fitriyah, 2017).

  Kebutuhan konsumsi dapat dibedakan menjadi dua yaitu kebutuhan primer (kebutuhan pokok) baik berupa barang, makanan, minuman, maupun berupa jasa seperti pendidikan dasar dan pengobatan. Sedangkan kebutuhan sekunder atau kebutuhan tambahan, yang secara kuantitatif maupun kualitatif lebih tinggi dan lebih mewah dari kebutuhan primer, baik berupa barang seperti makanan, minuman, dan perhiasan, bangunan rumah maupun berupa jasa seperti pendidikan, pelayanan kesehatan dan sebagainya (Fitriyah, 2017).

  Melihat akad tersebuat adalah akad sosial maka tidak ada sistem bagi hasil atau tambahan utang, akan tetapi di BMT Al-Huda Wonosobo terdapat sistem bagi hasil yang bisa disebut sebagai margin keuntungan (bunga). Praktik dan bagi hasil dalam akad ijarah multijasa sama dengan akad murabahah dalam BMT Al-Huda. Metode penghitungan yang digunakan juga sama halnya dengan bagi hasil akad murabahah, tergantung apakah nasabah tersebut mencicil mingguan atau bulanan. padahal dalam fatwa DSN NO.44/DSN- MUI/VII/2004 salah satu ketentuannya adalah bahwa pembiayaan multijasa kalau menggunakan akad ijarah harus mengikuti ketentuan yang ada dalam fatwa ijarah. Contoh bagi hasil dalam BMT Al-Huda Wonosobo yaitu sebagai berikut: nasabah meminjam hutang untuk membeli sepeda motor sebesar Rp.

  12.000.000 dan diangsur selama 12 bulan dengan sistem pengembalian di cicil setiap bulannya sebesar Rp. 1.120.000. dengan rincian Rp. 1.000.000 adalah pengembalian pokoknya, sedangkan Rp. 120.000 adalah margin keuntungannya (bunga) yang didapatkan oleh pihak BMT (Fitriyah, 2017).

  Kemudian selain BMT ada juga lembaga lain yaitu Adira Finance. Adira merupakan anak dari salah satu bank yang bergerak dalam bidang perkreditan.

  Kredit yang bisa dilakukan di Adira meliputi Motor, Mobil, dan berbagai barang elektronik. Lembaga ini selain banyak di minati oleh kalangan masyarakat menengah ke bawah dan menengah ke atas, namun juga sudah mempunyai cabang di berbagai kota. Ditinjau berdasarkan taraf hidup dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya maka dapat ditemua adanya dua sisi yang berbeda, di satu sisi ada sekumpulan orang yang mempunyai kelebihan dana dan di sisi lain begitu banyaknya masyarakat masyarakat yang membutuhkan dana. Kondisi seperti ini melahirkan hubungan timbal balik di antara mereka. Dengan adanya kelebihan dana tersebut maka timbul suatu pemikiran untuk menginvestasikan dana tersebut pada suatu usaha yang menguntungkan. Dari sinilah kemudian muncul lembaga-lembaga keuangan sebagai perantara yang menjembatani antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana, sehingga dapat dikatakan bahwa lembaga keuangan merupakan perantara keuangan masyarakat (Fuady, 2002: 57).

  Keuntungan dari Adira Finance adalah bahwa proses pembayaran dan proses pencairannya lebih mudah, bebas penipuan dengan alasan karena lembaga Finance tersebut sangat terpercaya dan telah di akui oleh OJK, syarat yang diberikan oleh Adira tidak sulit, dan bunga-bunganya mampu bersaing dengan lembaga Finance yang lainnya. Contoh bagi hasil dalam lembaga Adira Finance ini adalah sebagai berikut: misalnya konsumen ingin membeli Motor dengan harga Rp. 15.500.000,00 kemudian konsumen membayar DP sebesar Rp. 500.000,00 jadi harga motor dikurangi DP (Rp.15.500.000,00- Rp. 500.000,00 = Rp. 15.000.000,00) sehingga lembaga Adira Finance menetapkan angsuran cicilannya yaitu konsumen membayar cicilan selama 12 bulan, setiap bulannya membayar Rp. 1.470.000,00 dengan rincian, Rp. 1.250.000,00 sebagai pembayaran pokoknya dan Rp. 220.000,00 adalah sebagai margin keuntungannya (bunga) yang di dapatkan oleh pihak Adira Finance (Zakaria, 2017).

  Meninjau sistem pembiayaan tersebut maka penyusun tertarik untuk mengetahui status hukum dari sistem bagi hasil ijarah multijasa dan membandingkan dengan yang konvensional apakah sistem pembiayaannya sama atau tidak. Dan mengingat akad tersebut adalah akad yang berorientasi pada aspek sosial bukan untuk kegiatan produktif maka tidak seharusnya ada sistem bagi hasil dalam akad sosial. Hal ini dirasa penting untuk menemukan relevansi hukum islam terutama dalam perbankan syari‟ah yang saat ini berkembang di masyarakat muslim.

  Berdasarkan masalah diatas, penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yang berjudul

  “Studi Komparasi Akad Pembiayaan Pembelian Sepeda Motor di BMT Al-Huda Wonosobo dan PT. Adira Finance Wonosobo ”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan mengenai pokok masalah yang akan penulis bahas yaitu:

1. Bagaimanakah pelaksanaan akad pembiayaan pembelian sepeda motor di

  BMT Al-Huda Wonosobo dan PT. Adira Finance Wonosobo ? 2. Bagaimanakah perbedaan dan persamaan pelaksanaan akad pembiayaan pembelian sepeda motor di BMT Al-Huda Wonosobo dan PT. Adira

  Finance Wonosobo ? C.

   Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah: 1.

  Mendeskripsikan secara komprehensif tentang pelaksanaan akad pembiayaan pembelian sepeda motor di BMT Al-Huda Wonosobo dan PT.

  Adira Finance Wonosobo 2. Untuk menjelaskan mengenai perbedaan dan persamaan akad pembiayaan pembelian sepeda motor di BMT Al-Huda Wonosobo dan PT. Adira

  Finance Wonosobo D.

   Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat dari rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas adalah:

  1. Secara akademis diharapkan penelitian ini mampu memberikan kontribusi pemikiran b agi pengembangan ilmu syari‟ah dibidang muamalat, khususnya dalam hukum ekonomi syari‟ah.

  2. Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat maupun pengelola BMT dan Adira Finance mengenai sistem bagi hasil yang ada di BMT dan PT. Adira Finance, dengan harapan produk yang sudah ada semakin bervariasi namun dalam penerapan tetap sesuai dengan prinsip- prinsip syari‟ah.

E. Penegasan Istilah Judul 1.

  Studi Komparasi Komparasi adalah penelitian yang dilakukan untuk membandingkan suatu variabel (obyek penelitian), antara subyek atau waktu yang berbeda (Surakhmad, 1986:84).

2. Pembiayaan Pembelian Sepeda Motor

  Suatu fasilitas kredit yang diberikan oleh bank baik itu konvensional maupun syari‟ah kepada para nasabah secara perorangan yang akan membeli sepeda motor 3.

   Tinjauan Pustaka

  Untuk menghasilkan suatu hasil penelitian yang komprehensif, dan tidak adanya pengulangan dalam penelitian, dan juga untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, penyusun berusaha mencari referensi yang relevan dengan topik yang diangkat oleh penulis.

  Skripsi Reni Laelatul Hikayah, dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pembiayaan Ijarah Multijasa di BMT Mata Air, Modinan, Sleman, Yogyakarta”. Skripsi ini membahas tentang bagaimana pelaksanaan prinsip ijarah pada praktik pembiayaan ijarah multijasa di BMT Mata Air, menghasilkan kesimpulan bahwa pelaksanaannya sesuai dengan fatwa Dewan Syari‟ah Nasional dalam pelaksanaan prinsip ijarah pada praktik pembiayaan ijarah multijasa di BMT Mata Air Sleman telah sesuai den gan syari‟ah islam (Hikayah, 2014: 6).

  Skripsi Nurul Ilma , dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Tentang

  Perilaku Jual Beli Motor di UD Rabbani Motor Surabaya”. Skripsi ini membahas tentang bagaimana proses jual beli motor yang ditinjau dari hukum islam, menghasilkan kesimpulan bahwa dalam jual beli motor tersebut terdapat potongan harga yang tidak sesuai sehingga potongan tersebut dikatakan tidak sah (Ilma, 2013: 6).

  Skripsi Fitria Rahmi Aulia, dengan judul “Mekanisme Leasing pada PT. Swadharma Surya Finance menurut Hukum Islam dan Hukum Positif

  ”. Skripsi ini membahas tentang bagaimana praktik mekanisme leasing menurut pandangan hukum islam dan hukum positif, menghasilkan kesimpulan bahwa dalam praktik mekanisme leasing sudah sesuai dengan hukum islam dan hukum positif (Aulia, 2016: 6).

  Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah terfokus pada pelaksanaan akad pembiayaan pembelian sepeda motor, perbedaan dan persamaan pelaksanaan akad pembiayaan pembelian sepeda motor di BMT Al- Huda dan PT. Adira Finance Wonosobo.

4. Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian dan Pendekatan Jenis penelitian yang penulis gunakan yaitu field research (penelitian lapangan) yaitu penulis meneliti langsung terhadap pengelola BMT dan Adira Finance dengan metode deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskriptif atau gambaran mengenai fakta - fakta, sifat - sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki (Moh Nasir, 1999: 63). Sedangkan penelitian kualitatif adalah bertujuan untuk menghasilkan data deskriptif , berupa kata

  • kata lisan atau dari orang - orang dan perilaku yang diamati (Moloeng, 2000: 3). Penelitian ini menggunakan pendekatan normatif yuridis, yaitu berdasarkan nash-nash dalam Al-

  Qur‟an, Sunnah, dan Jumhur Ulama‟ dengan cara menelaah teori

  • – teori serta konsep – konsep yang berhubungan dengan penelitian ini. Kemudian metode pendekatan dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis tentang praktik akad pembiayaan pembelian nasabah dan konsumen di BMT Al-Huda dan pada PT. Adira Finance Wonosobo.

2. Sumber Data a.

  Sumber data primer Sumber data yang didapat dari penelitian ini adalah peneliti memperoleh data secara langsung dari pengelola BMT Al-Huda Wonosobo dan PT.

  Adira Finance Wonosobo yang bekerja dibagian Pembiayaan, bagian Administrasi, dan Manajer. b.

  Sumber data sekunder Sumber data lain yang dapat mendukung penelitian ini adalah dengan studi kepustakaan melalui penelaahan terhadap buku-buku, jurnal, dan lain-lain.

3. Metode Perolehan Data a.

  Metode observasi, adalah metode pengamatan data dengan pengamatan langsung terhadap tempat yang dijadikan objek penelitian yaitu pada Studi Komparasi antara Akad Pembiayaan Pembelian Sepeda Motor di BMT A-Huda Wonosobo dan PT. Adira Finance.

  b.

  Metode wawancara (interview), adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara secara langsung kepada orang-orang yang bekerja di tempat yang akan diteliti sesuai dengan bidangnya. Yaitu wawancara dengan bagian pembiayan dan manajer.

  c.

  Metode dokumentasi, adalah metode pengumpulan data dengan melihat catatan-catatan perusahaan, dokomen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian.

5. Analisis Data

  Dalam analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis data kualitatif, yaitu menganalisis data yang ada, dikumpulkan, dan selanjutnya dipilih dan dianalisis untuk memperoleh kesimpulan umum tentang pelaksanaan akad pembiayaan pembelian sepeda motor di BMT Al-Huda Wonosobo dan PT. Adira Finance Wonosobo. Pertama penulis menjelaskan terlebih dahulu berbagai hal tentang studi komparasi akad pembiayaan pembelian sepeda motor, kemudian teori fiqh yang bersangkutan dengan akad pembiayaan pembelian sepeda motor itu dan dihubungkan dengan kenyataan-kenyataan di lapangan tentang praktik akad pembiayaan pembelian sepeda motor yang pada saat melakukan akadnya itu tidak sama.

6. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan merupakan uraian singkat mengenai hal-hal yang akan dilaporkan secara sistematis, untuk memberi jaminan bahwa pembahasan dalam penelitian ini benar-benar terarah pada tercapainya tujuan pembahasan, maka penulis membuat sistematika pembahasan sedemikian rupa agar dapat mempermudah permasalahan terhadap masalah yang disajikan. Adapun sistematika penulisan proposal skripsi meliputi: BAB I : Bab ini merupakan bab pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, tinjauan pustaka, metode penelitian, analisis data, dan sistematika penulisan.

  BAB II : Bab ini merupakan bab yang membahas tentang landasan teori, yang meliputi gambaran umum BMT, gambaran umum pembiayaan, pengertian ijarah, dasar hukum ijarah yang terdiri dari Al-

  Qur‟an dan Sunnah, rukun dan syarat ijarah, gambaran umum kredit, gambaran umum leasing.

  BAB III : Bab ini membahas tentang hasil penelitian tentang gambaran umum BMT Al-Huda Wonosobo dan PT. Adira Finance Wonosobo yang meliputi sejarah perkembangan BMT Al-Huda dan PT. Adira Finance, visi dan misi, prinsip operasional, produk layanan BMT, contoh akad ijarah multijasa di BMT, produk pelaksanaan akad di BMT.

  BAB IV : Bab ini merupakan inti dari penulisan penelitian, dimana peneliti mengemukakan hasil penelitian dan pembahasan tentang “Studi Komparasi antara Akad Pembiayaan Pembelian Sepeda Motor di BMT Al-Huda Wonosobo dan PT.

  Adira Finance Wonosobo”

  BAB V : Bab ini merupakan penutup, yang memuat kesimpulan dan saran- saran yang berkaitan dengan hasil penelitian yang dapat menjadi pertimbangan lebih lanjut dan bermanfaat bagi semua.

  

BAB II

LANDASAN TEORI A. Gambaran Umum BMT 1. Istilah BMT Pada mulanya, istilah BMT terdengar pada awal tahun 1992. Istilah

  ini muncul dari prakarsa sekelompok aktivitas yang kemudian mendirikan BMT. Setelah itu, muncul pelatihan-pelatihan BMT yang dilakukan oleh Pusat Pengkajian dan Pengembangan Usaha Kecil (P3UK). Istilah BMT semakin populer ketika pada September 1994 Dompet Dhuafa Republika bersama dengan Asosiasi Bank Syari‟ah Indonesia mengadakan diklat manajemen zakat, infaq, dan shadaqah di Bogor. Dan diklat-diklat selanjutnya oleh Dompet Dhuafa dilakukan di Semarang dan Yogyakarta. Setelah diklat-diklat itu, istilah BMT lebih banyak muncul di Harian Umum Republika, terutama di lembar Dialog Jum‟at.

  Pada tahun 1995, istilah BMT bukan hanya populer dikalangan aktivis Islam saja, akan tetapi mulai populer di kalangan birokrat. Hal ini tidak lepas dari peran Pusat Inkubasi Usaha Kecil, suatu badan otonom di bawah Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Bahkan pada Muktamar ICMI, 7 Desember 1995, BMT dicanangkan sebagai Gerakan Nasional bersama dengan Gerakan Orang Tua Asuh dan Gerakan Wakaf Buku. Hanya saja, istilah Baitul Maal wa Tamwil sering diartikan sebagai Balai Usaha Mandiri Terpadu.

  Untuk menjelaskan pengertian keduanya memang tidak mudah. Sebab belum ada literatur yang menerangkan secara gamblang dan tepat antara kedua istilah tersebut. Boleh dikatakan istilah BMT hanya ada di Indonesia. Namun melihat istilah yang ada pada padanan tersebut, BMT merupakan paduan lembaga baitul maal dan lembaga baitul tamwil. Dari kedua kata itu, istilah yang lebih akrab di telinga kaum muslimin tentunya adalah baitul maal, sebab kata ini sudah ada sejak zaman Rasulullah (Sumiyanto, 2008: 16-18).

  Istilah BMT menurut (Widodo, H, 2002: 83) BMT terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan baitut tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non profit, seperti zakat, infaq, dan shodaqoh. Sedangkan baitut tamwil sebagai usaha pengumpulan dana dan penyaluran dana komersial. Usaha-usaha tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan syari‟ah.

  Untuk itu penulis lebih sependapat dengan istilah BMT menurut Widodo, H karena pada dasarnya memang BMT itu sendiri punya lembaga tersendiri seperti penyaluran dan penghimpunan dana yang non profit maupun yang komersial sehingga beda dengan lembaga bank lainnya.

2. Sejarah BMT

  Istilah baitu tamwil (BT), namanya pernah populer lewat BT Teksona di Bandung dan BT Ridho Gusti di Jakarta. Keduanya kini tidak ada lagi. Setelah itu, walaupun dengan bentuk yang berbeda namun memiliki kesamaan dalam tata kerjanya, pada bulan Agustus 1991 berdiri sebuah Bank Perkreditan Rakyat Syari‟ah (BPRS). Kelahirannya terus diikuti dengan beroperasinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada bulan Juni 1992. Semakin menjamunya BT dan istilah BMT pada tahun-tahun itu didukung oleh adanya pelatihan- pelatihan yang dilakukan oleh Syari‟ah

  Banking Institute (SBI), Institute for Syari‟ah Economic Development (ISED), serta Le mbaga Pendidikan dan Pengembangan Bank Syari‟ah (LPPBS).

  Dalam konteks Indonesia, keinginan tersebut nampaknya sejalan dengan kebijakan pemerintah, yang memberikan respon positif terhadap usulan pendirian bank syari‟ah. Dengan disahkannya UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang mencantumkan kebebasan penentuan imbalan dan sistem keuangan bagi hasil, juga dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1992 yang memberikan batasan tegas bahwa bank diperbolehkan melakukan kegiatan usaha dengan berdasarkan prinsip bagi hasil, maka mulailah bermunculan perbankan yang menggunakan sistem syari‟ah, seperti Bank Muamalat Indonesia (BMI), BNI Syari‟ah, BPRS-BPRS, dan Baitul Maal wat Tamwil (BMT).

  Sejak saat itu, sistem ekonomi islam mulai bersaing dengan sistem ekonomi konvensional dengan lahirnya Bank Muamalat Indonesia yang masih menginduk pada Bank Indonesia. berinduk berarti bahwa perjalanan dalam menentukan sikap dan kebijakan yang berlaku di Bank Muamalat Indonesia tidak terlepas dari kontrol Bank Indonesia. namun dalam menjalankan sebuah sistem yang sesuai dengan syariat islam menjadi jalannya sendiri yang tidak ada intervensi dari sistem konvensional sebagaimana yang berlaku pada Bank Indonesia. berawal dari lahirnya Bank Muamalat Indonesia sebagai sentral perekonomian yang bernuansa Islami, maka bermunculan lembaga-lembaga keuangan yang lain. Yaitu ditandai dengan tingginya semangat bank konvensional untuk mendirikan lembaga keuangan Islam yaitu bank Syari‟ah. Sehingga secara otomatis sistem perekonomian islam telah mendapatkan tempat dalam kancah perekonomian di tanah air Indonesia. Kelahiran BMT sangat menunjang sistem perekonomian pada masyarakat yang berada di daerah karena di samping sebagai lembaga keuangan Islam, BMT juga memberikan pengetahuan-pengetahuan agama pada masyarakat yang tergolong mempunyai pemahaman agama yang rendah. Dengan demikian, fungsi BMT sebagai lembaga ekonomi dan sosial keagamaan betul-betul terasa dan nyata hasilnya (Sumiyanto, 2008: 19-23).

3. Ciri-ciri Utama BMT a.

  Berorientasi bisnis, yaitu memiliki tujuan mencari laba bersama dengan meningkatkan pemanfaatan segala potensi ekonomi yang sebanyak- banyaknya bagi para anggota dan lingkungannya.

  b.

  Bukan merupakan lembaga sosial, tetapi dapat dimanfaatkan untuk mengelola dana sosial umat, seperti zakat, infaq, sedekah, hibah, dan wakaf. c.

  Lembaga ekonomi umat yang dibangun dari bawah secara swadaya yang melibatkan peran serta masyarakat disekitarnya.

  d.

  Lembaga ekonomi milik bersama antara kalangan masyarakat bawah dan kecil serta bukan milik perorangan atau kelompok tertentu di luar masyarakat sekitar BMT (Widodo, 2002: 84).

  4. Ciri-ciri Khusus BMT a.