ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT MUHAJIRIN SALATIGA - Test Repository

  

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN

MURABAHAH DI BMT MUHAJIRIN SALATIGA

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN

Salatiga untuk memenuhi salah satu syarat Guna memperoleh

  

Gelar Ahli Madya Jurusan DIII Perbankan Syariah

Disusun oleh:

  

TITIN SADATINAH

NIM : 23113001

JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH

  

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN

MURABAHAH DI BMT MUHAJIRIN SALATIGA

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN

Salatiga untuk memenuhi salah satu syarat Guna memperoleh

  

Gelar Ahli Madya Jurusan DIII Perbankan Syariah

Disusun oleh:

TITIN SADATINAH

  

NIM : 23113001

JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka Tugas Akhir Saudara: Nama : Titin Sadatinah NIM : 231-13-001 Jurusan : D III Perbankan Syariah Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga Judul : ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN

  MURABAHAH DI BMT MUHAJIRIN SALATIGA Dapat diajukan dalam sidang munaqosah Tugas Akhir. Demikian surat ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

  Salatiga, 9 Juni 2017 Pembimbing

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Titin Sadatinah NIM : 231-13-001 Jurusan : D III Perbankan Syariah Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga menyatakan bahwa naskah Tugas Akhir ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/ karya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.

  Salatiga, 9 Juni 2017 Saya yang Menyatakan, Titin Sadatinah NIM: 231-13-001

  

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI

  Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Titin Sadatinah NIM : 231 13 001 Jurusan : D III Perbankan Syariah Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

  Menyatakan bahwa naskah Tugas Akhir ini secara keseluruhan bebas dari plagiasi. Jika dikemudian hari terbukti melakukan plagiasi maka saya siap ditindak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

  Salatiga, 9 Juni 2017 Saya yang menyatakan, Materai 6000 Titin Sadatinah NIM: 231-13-001

  

MOTTO

  “Sesungguhnya setelah kesusahan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakan dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmu kamu menggantungkan pengharapan

  ” (Q.S Al-insyirat 6-8) “Don’t stop when you’re tired, stop when you’re done”

  

PERSEMBAHAN

  Tugas Akhir ini saya persembahkan kepada: 1.

  Kedua orang tua penulis, Bapak Sutikno dan Ibu Siti Prihatin tercinta yang telah sabar, penuh kasih sayang serta tulus ikhlas merawat, mendidik dan mengajarkan tentang segala sesuatu kebaikan kepada penulis dalam menjalani hidup ini, agar menjadi manusia yang berguna.

  2. Kukuh Edi Kurniawan yang selalu ada, menemaniku, menyangiku dan menyemangatiku untuk selalu bersemangat mengerjakan tugas akhir ini.

  3. Sahabatku Ratri Arum, riza nurul, masrifatul ayu, mutia, ulfah islamiati, bina nahjal yang telah memberikan semangat dalam mengerjakan Tugas Akhir ini 4. Kerabat dan saudara yang telah memberikan perhatian dan kasih sayangnya selama ini.

  5. Seluruh pengelola BMT Muhajirin Salatiga yang telah membantu saya dalam penyusunan Tugas Akhir.

  6. Semua teman-teman D3 Perbankan Syariah angkatan 2014 khususnya PS

  

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr, Wb.

  Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan semesta Alam yang telah melimpahkan semua rahmat, hidayah dan inayahNya kepada kita. Tak lupa shalawat serta salam selalu kami haturkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad SAW. Sehingga penulis bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul: “ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT MUHAJIRIN

  ”. Tugas Akhir ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan pendidikan di Jurusan D3 Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan yang dikarenakan oleh keterbatasan kemampuan yang dimiliki. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun penulis sangat harapkan untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini.

  Akhirnya penulisnya mohon maaf atas semua kesalahan dan menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dan memberikan dorongan semangat selama penyusunan Tugas Akhir ini. Semoga

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga beserta wakil-wakilnya.

  2. Bapak Dr. Anton Bawono, M. Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

  3. Bapak Drs. H. Alfred L, M. Si. selaku Ketua Jurusan D3 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

  4. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

  5. Seluruh dosen pengajar program Diploma 3 Perbankan Syariah IAIN Salatiga.

  6. Semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

  Penulis percaya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, sehingga penulis akan sangat berterimakasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan Tugas Akhir ini.

  Titin Sadatinah 23113001

  

ABSTRAK

  Titin Sadatinah, 2017. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Murabahah Di

  BMT Muhajirin Salatiga . Tugas Akhir. Jurusan D-3 Perbankan Syariah

  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing : Fetria Eka Yudiana, M.Si. Dalam penelitian ini terdapat beberapa tujuan sebagai berikut: untuk mengetahui prosedur prosedur pembiayaan murabahah di BMT Muhajirin

  Salatiga, untuk mengetahui risiko-risiko pembiayaan murabahah yang dihadapi oleh BMT Muhajirin periode 2012-2016, untuk mengetahui usaha yang dilakukan oleh BMT Muhajirin Salatiga untuk meminimalisir risiko pembiayaan murabahah .

  Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan deskriptif kualitatif dengan sumber data primer dan data sekunder yang data primernya diperoleh dengan cara observasi dan wawancara terhadap pihak BMT Muhajirin Salatiga.

  Prosedur pembiayaan murabahah di BMT Muhajirin Salatiga memiliki persyaratan dan tahapan yang akan dilalui dalam pembiyaan murabahah antara lain: pengajuan pembiayaan yang harus dilengkapi dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Nasabah datang langsung ke BMT Muhajirin Salatiga, 2) Sudah menjadi anggota penabung selama 3 bulan di BMT Muhajirin Salatiga, 3) Bertempat tinggal di wilayah gerak BMT Muhajirin, 4) Foto copy KTP suami istri yang masih berlaku sebanyak 2 lembar, 5) Foto copy KK sebanyak 2 lembar, 6) Foto copy STNK dan BPKB (kendaraan) sebanyak 2 lembar, 7) Foto copy SPPT dan Sertifikat (tanah) sebanyak 2 lembar, 8) Slip gaji/SK pegawai (untuk pegawai), laporan keuangan (untuk usaha min 1 tahun), 9) Pas foto suami istri 2 lembar, 10) Jaminan milik sendiri dan bersedia disurvey. Kemudian survey lokasi usaha dan tempat tinggal, setelah disurvey diadakan rapat komite untuk menentukan apakah pengajuan tersebut disetujui atau tidak, apabila pengajuan telah disetujui tahap akhir adalah pencairan.

  Risiko-risiko pembiayaan murabahah yang dihadapi BMT Muhajirin

  Kata Kunci: Pembiayan Murabahah, Prosedur Pembiayaan, Risiko-risiko

  DAFTAR ISI ........................................................................................................................... xi

  11 II. LANDASAN TEORI .....................................................................................................

  8 E. Sistematika Penulisan ....................................................................................

  7 D. Metode Penelitian ...........................................................................................

  7 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................................

  1 B. Rumusan Masalah ............................................................................................

  1 A. Latar Belakang .................................................................................................

  I. PENDAHULUAN ............................................................................................................

  iv

  ............................................................................................................ x

  i DAFTAR GAMBAR

  .................................................................................................................. xii

  DAFTAR TABEL

  i ABSTRAK ................................................................................................................................ x

  Pembiayaan, Manajemen Risiko, BMT Muhajirin Salatiga

  ........................................................................................................... vii

  ii KATA PENGANTAR

  ................................................................................................................. v

  PERSEMBAHAN

  MOTTO .................................................................................................................................... vi

  PENGESAHAN ....................................................................................................................... v

  ................................................................................... iv

  PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI

  PERNYATAAN KEASLIAN PENULIS ............................................................................ iii

  PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................................... ii

  HALAMAAN JUDUL ............................................................................................................. i

  

DAFTAR ISI

  13

  H.

  44 IV. ANALISIS DATA .........................................................................................................

  59 B. Saran .............................................................................................................

  59 A. Kesimpulan ...................................................................................................

  54 V. PENUTUP ........................................................................................................................

  51 D. Manajemen Risiko Pembiayaan Murabahah BMT Muhajirin Salatiga

  50 C. Risiko-risiko Pembiayaan Murabahah BMT Muhajirin Salatiga ..........

  45 B. Bagan/Alur Pembiayaan Murabahah BMT Muhajirin Salatiga .............

  45 A. Prosedur Pembiayaan Murabahah BMT Muhajirin Salatiga ..................

  42 F. Bagan/Alur Manajemen Risiko BMT Muhajirin Salatiga ......................

  Baitul Mal wat Tamwil (BMT) .................................................................

  41 E. Prosedur Manajemen Risiko BMT Muhajirin Salatiga ...........................

  38 D. Persyaratan Pembiayaan Murabahah di BMT Muhajirin Salatiga ........

  33 C. Produk-produk BMT Muhajirin Salatiga ..................................................

  30 B. Struktur Organisasi dan Job Description BMT Muhajirin Salatiga .......

  30 A. Gambaran Umum BMT Muhajirin Salatiga .............................................

  25 III. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN .........................................................

  22 I. Prosedur Pengajuan Pembiayaan ...............................................................

  61 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Nasabah Pembiayaan, ....................................

  5 Tabel 1.2 Data Pembiayaan Murabahah Bermasalah, .........................................

  6 Tabel 4.1 Pembiayaan Murabahah Periode 201-2016, .....................................

  53 Tabel 4.2 Pembiayaan Murabahah Bermasalah periode 2012-2016, ..............

  54

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BMT Muhajirin Salatiga, ..................................

  33 Gambar 3.2 Alur/Bagan Manajemen Risiko, .........................................................

  44 Gambar 4.1 Prosedur Pemberian Pembiyaan Murabahah, ...................................

  50

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Institusi keuangan belum dikenal secara jelas dalam sejarah Islam, namun

  prinsip-prinsip pertukaran dan pinjam-meminjam sudah ada dan banyak terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW. Kemajuan pembangunan ekonomi dan perdagangan telah mempengaruhi lahirnya institusi yang berperan dalam lalu lintas keuangan. Para pedagang dan pengusaha sudah tidak mungkin lagi mengurusi keuangan secara sendiri (Ridwan, 2005: 51).

  Konsep organisasi atau lembaga keuangan sesungguhnya sudah dikenal sejak sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi Rosul. Lembaga baitul maal merupakan lembaga bisnis dan sosial yang pertama dibangun oleh Nabi. Lembaga ini berfungsi sebagai alat penyimpanan (Ridwan, 2005: 56). Lembaga keuangan telah berperan sangat besar dalam pengembangan dan pertumbuhan masyarakat industri modern. Produksi berskala besar dengan kebutuhan investasi yang membutuhkan modal yang besar tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan lembaga keuangan. Lembaga keuangan merupakan tumpuan bagi para pengusaha untuk

  Lahirnya lembaga keuangan mikro Islam yang berorientasi sebagai lembaga sosial keagamaan, kemudian popular dengan istilah BMT sebagai lembaga keuangan mikro Islam yang bergerak pada sektor riil masyarakat bawah dan menengah sejalan dengan lahirnya Bank Muamalat Indonesia (BMI). Karena BMI sendiri secara operasional tidak dapat menyentuh masyarakat kecil ini, maka BMT menjadi salah satu lembaga keuangan mikro Islam yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

  BMT merupakan salah satu jenis lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dalam skala mikro sebagaimana Koperasi Simpan Pinjam (KSP), BMT merupakan lembaga keuangan mikro yang berlandasan syariah. Selain itu, BMT juga dapat dikatakan sebagai suatu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak dibidang keuangan. Ini disebabkan karena BMT tidak hanya bergerak dalam pengelolaan modal (uang) saja, tetapi BMT juga bergerak dalam pengumpulan zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS). Ini merupakan sebuah konsekuensi dari namanya itu sendiri yaitu bait al-mal wat tamwil yang merupakan gabungan dari kata baitul mal dan bait at-tamwil.

  Secara singkat, bait at-mal merupakan lembaga pengumpulan dana masyarakat yang disalurkan tanpa tujuan profit. Sedangkan bait at-tamwil perekonomian pada masyarakat yang berada di daerah karena di samping sebagai lembaga keuangan Islam, BMT juga memberikan pengetahuan-pengetahuan agama pada masyarakat yang tergolong mempunyai pemahaman agama yang rendah. Dengan demikian, fungsi BMT sebagai lembaga ekonomi dan sosial keagamaan betul-betul terasa dan nyata hasilnya.

  Lahirnya BMT ini di antaranya dilatar belakangi oleh beberapa alasan sebagai berikut :

  1. Agar masyarakat terhindar dari pengaruh sistem ekonomi kapitalis dan sosial yang hanya memberikan keuntungan bagi mereka yang mempunyai modal banyak. Sehingga ditawarkanlah sebuah sistem ekonomi yang berbasis syariah. Ekonomi yang dimaksud adalah suatu sistem yang dibangun atas dasar adanya nilai etika yang tertanam seperti pelarangan tentang penipuan dan bentuk kecurangan, adanya hitam di atas putih ketika terjadi transaksi, dan adanya penanaman kejujuran terhadap semua orang dan lain-lain.

  2. Melakukan pembinaan dan pendanaan pada masyarakat menengah ke bawah secara intensif dan berkelanjutan.

  3. Agar masyarakat terhindar dari rentenir-rentenir yang memberikan

  Realitas menunjukkan, adanya BMT di daerah sangat membantu masyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhan ekonomi yang saling menguntungkan dengan memakai sistem bagi hasil. Di samping itu juga ada bimbingan yang bersifat pemberian pengajian kepada masyarakat dengan tujuan sebagai sarana transformatif untuk lebih mengakrabkan diri pada nilai-nilai agama Islam yang bersentuhan langsung dengan kehidupan sosial masyarakat (Sumiyato, 2008: 21).

  Baitul Mal wat Tamwil (BMT) Muhajirin yang beralamatkan kompleks

  Masjid “Al-Muhajirin”. Jl. Suropti No. 16 Togaten Salatiga adalah salah satu lembaga alternatif yang menghimpun dana langsung dari masyarakat dan menyalurkan dalam bentuk pembiayaan pada usaha kecil dan menengah yang berprinsip secara syariah di daerah Salatiga dan sekitarnya.

  BMT Muhajirin Salatiga mempunyai kegiatan yang hampir sama dengan lembaga keuangan syariah yang lainnya, yaitu funding dan financing. Salah satu kegiatan dari financing adalah murabahah. Murabahah adalah salah satu bentuk jual beli ketika penjual secara eksplisit menyatakan biaya perolehan barang yang akan dijualnya dan menjual kepada orang lain dengan menambahkan tingkat keuntungan yang diiinginkan. Tingkat keuntungan dalam murabahah dapat

  Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Nasabah Pembiayaan BMT Muhajirin Salatiga Tahun

  2012-2016 No Tahun Mudharabah Murabahah 1 2012 50 nasabah 75 nasabah 2 2013 89 nasabah 88 nasabah 3 2014 53 nasabah 140 nasabah 4 2015 89 nasabah 144 nasabah 5 2016 104 nasabah 170 nasabah

  Sumber data: BMT Muhajirin Salatiga Dari tabel di atas dapat diketahui pada periode 2012-2016 jumlah nasabah pembiayaan mudharabah dan murabahah. Pada tahun 2012 selisih nasabah mencapai 45 orang. Tahun 2013 jumlah nasabah pembiayaan mudharabah dan hampir berimbang hanya saja selisih 1 orang anggota. Tahun 2014

  murabahah

  jumlah nasabah pembiayaan mudharabah menurun hingga 36 orang dari jumlah tahun sebelumnya sedangkan nasabah pembiayaan murabahah terus meningkat hingga 140 orang. Tahun 2015 jumlah nasabah jumlah nasabah masih di duduki oleh pembiayaan murabahah (144 orang) dan mudharabah (89 orang). Pada tahun 2016 jumlah nasabah pembiayaan mudharabah sudah mencapai angka 100 yaitu dengan 104 orang dan nasabah murabahah kian meningkat hingga 170 orang.

  Tabel 1.2 Pembiyaan Murabahah yang Bermasalah di BMT Muhajirin Periode 2012-2016

  No Tahun Jumlah Nasabah Bermasalah 1 2012 25 nasabah 2 2013 33 nasabah 3 2014 55 nasabah 4 2015 40 nasabah 5 2016 45 nasabah

  Sumber data: BMT Muhajirin Salatiga Data di atas menjelaskan bahwa pembiayaan murabahah bermasalah di

  BMT Muhajirin mengalami naik turun selama periode 2012-2016. Pada tahun 2012 ada sekitar 25 orang, tahun 2013 ada 33 orang, tahun 2014 ada 55 orang, tahun 2015 ada 40 orang dan tahun 2016 ada 45 orang. Faktor-faktor terjadinya pembiayaan diatas menurut narasumber dikarenakan ada dua faktor penyebabnya yaitu faktor dari pihak nasabah dan dari pihak BMT.

  Dengan jumlah nasabah pembiayaan murabahah yang semakin meningkat. BMT harus siap dalam menghadapi risiko-risiko akibat pembiayaan, sehingga perlu di terapkan manajemen yang baik, yang dapat meminimalisir risiko yang timbul dari pembiayaan murabahah. Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin

  B. Rumusan Masalah

  Agar pembahasan penelitian ini dapat terperinci dan terarah sesuai dengan latar belakang permasalahan diatas, rumusan masalah yang dikemukakan oleh penulis yaitu : 1. Bagaimana prosedur pembiayaan Murabahah di BMT Muhajirin

  Salatiga? 2. Risiko pembiayaan apa sajakah yang dihadapi oleh BMT Muhajirin pada periode 2012-2016?

  3. Bagaimana usaha yang dilakukan oleh BMT Muhajirin Salatiga untuk meminimalisir risiko pembiayaan murabahah?

  C. Tujuan dan Kegunaan 1.

  Tujuan a.

  Untuk mengetahui prosedur pembiayaan Murabahah di BMT Muhajirin Salatiga.

  b.

  Untuk mengetahui risiko pembiayaan yang dihadapi oleh BMT Muhajirin pada periode 2012-2016.

  c.

  Untuk mengetahui usaha yang dilakukan oleh BMT Muhajirin Salatiga untuk meminimalisir risiko pembiayaan murabahah.

  2. serta menumbuhkan sikap profesionalisme kerja melalui berfikir dan meningkatkan daya penalaran dalam melakukan penelitian, perumusan, dan pemecahan masalah secara ilmiah b. Bagi almamater/IAIN Salatiga

  Sebagai karya ilmiah yang dapat di jadikan sebagai referensi maupun tambahan informasi bagi civitas akademika IAIN Salatiga.

  c.

  Bagi Lembaga (BMT Muhajirin Salatiga) Dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat atau kegunaan sebagai bahan pertimbangan bagi karyawan dan manajemen dalam melaksanakan prosedur pembiyaan murabahah.

D. Metode Penelitian 1.

   Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata, bukan berupa angka

  (Supranto, 1987: 11). Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun rekayasa manusia, karena penelitian ini bertujuan untuk memperjelas keadaan subjek yang akan diteliti. Penelitian ini

2. Sumber Data a.

  Data primer Yaitu data yang digunakan untuk melengkapi dari tempat magang yaitu BMT Muhajirin Salatiga, sedangkan data yang diperlukan dalam penelitian antara lain prosedur pembiayaan

  murabahah , risiko-risiko yang dihadapi BMT periode 2012- 2016, manajemen risiko BMT Muhajirin Salatiga.

  b.

  Data sekunder Data sekunder merupakan data atau informasi yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek penelitian yang bersifat publik, yang terdiri atas: struktur organisasi data kearsipan, dokumen, laporan-laporan serta buku-buku dan lain sebagainya yang berkenaan dengan penelitian ini. (Wahyu, 2010: 79) 3. Teknik Pengumpulan Data

  Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh adalah : a.

  Observasi Obeservasi merupakan cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara b.

  Wawancara Wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data dengan mengajukan suatu pertanyaan lansung kepada sumber informasi.

  Metode wawancara digunakan untuk mengumpulkan data dari pihak-pihak yang di wawancarai. Wawancara ini dilakukan terhadap staf-staf BMT MUHAJIRIN SALATIGA, terutama pihak finance .

  c.

  Dokumentasi Selain itu penulis juga menggunakan data dari dokumentasi.

  Dokumentasi merupakan teknik pengambilan data dari peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar atau karya- karya dari seseorang (Sugiyono, 2007: 329). Dapat juga diartikan sebagai metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk menelusuri data historis (Bungin, 2007: 121). Dalam penelitian ini penulis mengambil data dokumentasi dari pihak manager yang berupa tabel-tabel pembiayaan murabahah, dan naik turunnya pembiayaan murabahah di BMT MUHAJIRIN Salatiga.

  d.

E. Sistematika Penulisan

  Pada penelitian ini terdapat 5 (lima) bab yang terdiri dari beberapa sub bab yang dapat diuraikan kembali. Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  Bab I : Bab ini berisi pendahuluan yang Menguraikan tentang Latar Belakang Pemilihan Judul, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Kegunaan masalah, Penelitian Terdahulu, Metode Pengumpulan Data, Penegasan istilah, Sistematika Penulisan sehingga permasalah tersebut memiliki titik fokus dan tidak mengambang dari judul yang telah dibuat. Bab II : Bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang meliputi telaah pustaka berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan kerangka teoritik mengenai konsep pembiayaan, konsep prosedur dan konsep manjemen risiko.

  Bab III : Pada bab ini berisi tentang gambaran umum BMT Muhajirin Salatiga yang menjelaskan mengenai laporan objek yang berisi tentang sejarah berdirinya BMT dilakukan dan pembahasan permasalahan yakni mengenai analisis pembiayaan, prosedur praktek pembiayaan

  murabahah, risiko-risiko manajemen risiko dan manajemen risiko BMT.

  Bab V : Bab kelima ini merupakan bab penutup yang memuat kesimpulan dari semua pembahasan dan sekaligus jawaban dari permasalahan yang dikaji. Bab ini meliputi kesimpulan, saran, dan penutup.

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Dalam penelitian ini, penyusun sejauh ini belum menemukan satu

  karyapun yang khusus membahas tentang analisis manajemen risiko pembiayaan murabahah pada BMT Muhajirin Salatiga. Untuk itu penulis membandingkan literatur-literatur maupun dari penelitian yang sekiranya hampir sama:

  Penelitian Yenti Afrida yang berjudul Analisis Pembiayaan

  Murabahah Di Perbankan Syariah, tahun 2016. Penelitian ini

  menyimpulkan bahwa salah satu keunggulan perbankan syariah terletak pada sistem bagi hasilnya, akan tetapi pada kenyataannya pembiayaan di perbankan syariah tidak didominasi oleh pembiayaan mudharabah dengan konsep bagi hasilnya, akan tetapi lebih didominasi oleh pembiayaan

  murabahah .

  Penelitian Fathul Mufid yang berjudul Strategi Penanganan Risiko

  Pembiayaan Murabahah pada BMT Se Kabupaten Demak, tahun 2015,

  penelitian ini menyimpulkan strategi yang digunakan dalam menghadapi risiko pembiayaan murabahah yaitu “transendentalisme” dalam mengelola

  Penelitian Ahmad Ali Afandi yang berjudul Analisis Pembiayaan

  

Murabahah Pada Nasabah Di Bmt Harapan Ummat Kudus, tahun 2015,

  penelitian ini menyimpulkan bahwa dalam prosedur pembiayaan ada tiga tahap yaitu pemohon telah memenuhi syarat-syarat sebagai pemohon, kemudian bagian pembiayaan mengumpulkan beberapa berkas yang telah diajukan si pemohon guna dilakukan penanganan oleh tim surveyor, setelah semua selesai barulah tugas tim surveyor melakukan analisa kelapangan atau terhadap calon nasabah atau anggota nasabah yang ingin melakukan pembiayaan.

  Penelitian Yuliah Astuti yang berjudul Murabahah di BMT

  

Jogjatama , tahun 2005, penelitian ini menyimpulkan sistem murabahah

  masih menjadi sebuah pro dan kontra dikalangan sarjana muslim karena prakteknya masih dianggap berdasarkan bunga mengenai pengambilan keuntungan yang terkadang masih tinggi bahkan terkadang ada yang lebih tinggi dari bunga, dan masyarakat masih banyak yang beranggapan bahwa lembaga keuangan islam tidak berbeda dengan konvensional hanya pergantian nama saja yang islami.

  Penelitian Sen Yung yang berjudul Manajemen Resiko dalam

  

Dunia Perbankan, tahun 2006, penelitian ini menyimpulkan manajemen

  Penerapan manajemen resiko ini dalam dunia perbankan dirasakan sangat perlu karena kondisi keuangan di suatu perbankan di suatu negara sangat menentukan kondisi finansial negara tersebut.

  Dari hasil kelima penelitian diatas terdapat kesamaan pembahasan penelitian yaitu sama-sama mengkaji masalah manajemen risiko pembiayaan murabahah sedangkan perbedaan dari penelitian di atas adalah pada lokasi penelitian atau studi kasusnya. Yenti (2016) dalam penelitiannya menjelaskan pembiayaan murabahah di perbankan syariah. Fathul Mufid (2015) penelitiannya menjelaskan strategi penanganan pembiayaan murabahah pada BMT se kabupaten Demak . Ahmad (2015) penelitiannya menjelaskan pembiayaan murabahah di BMT Ummat Kudus. Yuliah (2005) penelitiannya menjelaskan sistem murabahah di BMT Jogjatama. Sen Yung (2006) penelitiannya menjelaskan tentang manajemen resiko dalam dunia perbankan. Sedangkan dalam penelitian ini akan lebih berfokus pada manajemen risiko pembiayaan murabahah di BMT Muhajirin Salatiga. Selain itu, penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan sumber data primer diperoleh dengan cara observasi dan wawancara sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan metode kuantitatif. Risiko muncul akibat adanya ketidakpastian hasil yang dicapai dari suatu usaha. Sering kali risiko muncul karena adanya lebih dari satu pilihan dan dampak dari tiap pilihan tersebut belum dapat diketahui dengan pasti, sebagaimana tidak pastinya masa depan. Risiko didefinisikan sebagai konsekuensi atas pilihan yang mengandung ketidakpastian yang berpotensi mengakibatkan hasil yang tidak diharapkan atau dampak negatif lainnya (Wahyudi dkk, 2013: 4).

2. Pengertian Manajemen Risiko

  Manajemen adalah suatu aktivitas khusus menyangkut kepemimpinan, pengarahan, pengembangan personal, perencanaan, dan pengawasan terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berkenaan dengan unsur-unsur pokok dalam suatu proyek (Muhamad, 2002: 148).

  Manajemen risiko dapat diartikan sebagai penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam menanggulangi risiko yang dihadapi oleh organisasi jadi, manajemen risiko organisasi adalah suatu sistem pengelolaan risiko yang dihadapi organisasi secara komprehensif untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan (Sulhan dan Siswanto, 2008: 109).

  Manajemen risiko pada BMT seharusnya merupakan suatu proses berkelanjutan tentang bagaimana BMT mengelola risiko yang menjadi peluang bisnis yang menguntungkan. Lebih jauh, manajemen risiko adalah tentang bagaimana BMT secara aktif memilih jenis dan tingkat risiko yang sesuai dengan kegiatan usaha BMT tersebut.

  Tujuan utama dari manajemen risiko adalah untuk memastikan bahwa seluruh kebijakan risiko dan bisnis bisa diimplementasikan secara konsisten (Wahyudi dkk, 2013: 59).

  Dalam kerangka manjemen risiko, kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan perlu dilakukan pada suatu program penanggulangan risiko agar tujuan program tersebut dapat tercapai secara efektif dan efisien. Program penanggulangan risiko suatu organisasi dapat diklasifikasikan kedalam beberapa kegiatan di antaranya:

  a) Identifikasi Risiko (Risk Identification)

  Identifikasi risiko adalah proses dimana suatu perusahaan secara sistematis dan terus menerus mengidentifikasi, properti, liability, dan

  personel exposure dan lain sebagainya sebelum terjadi peril. Agar risiko

  dapat dikelola, ia harus diukur. Agar risiko dapat diukur, maka ia harus diidentifikasi terlebih dahulu. Hal ini merupakan alasan utama kenapa risiko harus diidentifikasi. Mengidentifikasi adalah proses menelusuri sumber risiko, mentabulasi banyaknya atau jumlah risiko yang

  2) Menganalisis flow chart kegiatan dan operasi perusahaan untuk melihat risiko suatu proses produksi dan operasi

  3) Menganalisis kontrak yang telah dan sedang dibuat perusahaan dengan para kliennya

  4) Melihat catatan statistik kerugian dan laporan kerugian perusahaan

  5) Survey dan wawancara terhadap manajer sehubungan dengan risiko yang biasa dihadapi sehari-hari b)

  Pengukuran dan Evaluasi Risiko (Risk Assessment) Pengukuran dan evaluasi risiko adalah proses sistematis yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengukur tinggi rendahya risiko yang dihadapi perusahaan melalui kuantifikasi risiko. Tujuannya untuk memahami karakteristik risiko, sehingga risiko akan lebih mudah dikendalikan. Beberapa contoh teknik untuk mengukur risiko antara lain probabilitas (untuk membuat prioritas), teknik duration (untuk mengukur risiko perubahan tingkat bunga) dan VAR (value at risk) yang digunakan untuk mengukur risiko pasar.

  Ada dua dimensi dalam pengukuran risiko yaitu frekuensi terjadinya kerugian dan signifikansi dan kegawatan (saverity) dari suatu kejadian/risiko. Frekuensi suatu kejadian bisa dikelompokkan ke dalam

  4) Mungkin sekali terjadi (definite)

  Sedangkan tingkatan signifikansi suatu kejadian suatu risiko dapat dibagi dalam: 1)

  Normal loss expectancy, bila kerugian masih dapat dikelola sendiri 2)

  Probably maximum loss, kerugian bila pegaman tidak berfungsi 3)

  Maximum foreseeable loss, kerugian yang tidak dapat diatasi sendiri 4)

  Maximum possible loss, kerugian yang tidak dapat diamankan (baik secara pribadi maupun melalui asuransi) c)

  Pengelolaan Risiko Setelah risiko diidentifikasi dan diukur serta dievaluasi, barulah kita dapat melakukan pengelolaan terhadap risiko. Beberapa alternatif pengelolaan terhadap risiko dilakukan dengan antara lain penghindaran, ditahan (retention), diversifikasi, transfer risiko, dan pendanaan risiko.

  Penghindaran risiko dilakukan jika frekuensi terjadinya risiko sangat besar dan signifikansi/tingkat kegawatan jika risiko itu terjadi sangat besar serta perusahaan tidak akan mampu mengelolanya ataupun menanggung kerugian risiko tersebut, bahkan pihak asuransi pun tidak mampu menahannya (Veithzal dkk, 2007: 27-29).

  Alternatif pengelolaan berikutnya adalah menahan risiko. Menahan risiko masih dapat diatasi sendiri dengan kemampuan sendiri, dan perusahaan diperkirakan masih dapat mengelolanya sendiri.

  Diversifikasi adalah penempatan kekayaan pada beberapa asset yang berbeda dengan tujuan meminimalkan risiko. Diversifikasi bisa dilakukan oleh perusahaan yang memiliki sumber daya yang cukup. Semakin besar diversifikasi, atau semakin banyak macam asset yang dimiliki, semakin kecil risiko kerugian total akibat investasi tersebut.

  Transfer risiko adalah proses pengalihan sebagian atau seluruh risiko yang ditanggung pada pihak lain (penanggung) yang biasanya adalah perusahaan asuransi. Transfer risiko dapat dilakukan hanya pada jenis risiko yang bersifat murni. Pengalihan risiko dapat dilakukan pada sebagian kecil risiko sampai pada seluruh risiko tergantung besarnya retensi perusahaan asuransi dan tergantung pada besarnya premi yang dibayarkan.

  Sedangkan pendanaan risiko dilakukan dengan mengalokasikan sebagian dana perusahaan sebagai kompensasi dan cadangan jika risiko benar-benar terjadi. Pendanaan risiko hanya dapat dilakukan pada risiko- risiko yang kecil sampai pada risiko sedang. Jika risiko terlalu tinggi, maka penanganan paling tepat adalah dengan melakukan transfer risiko dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesempatan antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dengan mengembalikan sejumlah uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan berupa bagi hasil. (Kasmir, 2004: 92).

  Pengertian pembiayaan atau qard dalam fiqh muamalah secara bahasa berarti potongan yaitu istilah yang diberikan untuk sesuatu yang diberikan sebagai modal usaha, sesuatu itu terputus atau terpotong. Sedangkan pembiayaan (qard) secara istilah bearti penyerahan dari pihak lain berupa sesuatu yang bernilai kebendaan. Pemberian modal yang bagi pemberinya berhak mengambil uang tersebut dari orang yang mendapat modal.

  Berdasarkan pasal 1 ayat 25 UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah menyatakan : “Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:

  1. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.

  2. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik.

  4. Pengertian Murabahah Murabahah merupakan salah satu prinsip jual beli dalam Islam

  selain Salam dan

  Istishna’. Dalam Kamus Istilah Keuangan dan

  Perbankan Syariah yang diterbitkan oleh Direktorat Perbankan Syariah, Bank Indonesia mengemukakan bahwa murabahah adalah penjualan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih tinggi sebagai laba (Wiroso, 2011: 109).

  5. Risiko Pembiayaan Murabahah

  Menurut Ir. Adiwarman A. Karim (2004: 272), dalam bank syariah, risiko pembiayaan mencakup risiko terkait produk dan risiko terkait pembiyaaan. Pembiayaan murabahah merupakan pembiayaan yang dicirikan dengan adanya penyerahan barang di awal akad dan pembayarannya kemudian, baik dalam bentuk angsuran atau maupun dalam bentuk lumpsum (sekaligus). Dengan demikian, pembeian pembiayaan murabahah dengan jangka waktu panjang menimbulkan risiko tidak bersaingnya bagi hasil kepada dana pihak ketiga.

  Lembaga Keuangan Syariah dapat menetapkan jangka panjang waktu

  2) Suku bunga kredit saat ini dan prediksi perubahannya di masa mendatang yang berlaku dipasar perbankan konvensional

  3) Ekspektasi bagi hasil kepada dana pihak bank ketiga yang kompetitif di pasar perbankan syariah.

6. Baitul Mal wat Tamwil (BMT) a.

  Pengertian BMT BMT adalah kependekan dari kata Balai Usaha Mandiri

  Terpadu atau Baitul Mal wat Tamwil, yaitu lembaga keuangan mikro (LKM) yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah, atau balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bayt al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang, pembiayaan kegiatan ekonominya (Djazuli, 2002: 451).

  BMT sesuai namanya terdiri dari dua fungsi utama, yaitu : 1)

  Baitul Mal wat Tamwil (rumah pengembangan harta), melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil dengan b.

  Mekanisme Operasional BMT Beberapa pemakarsa yang mengetahui mengenai BMT menyampaikan dan menjelaskan ide atau gagasan itu kepada rekan- rekannya termasuk apa itu BMT, visi dan misi tujuan dan usaha- usahanya. Sehingga para pemakarsa dapat bertambah. Dengan berbekal modal awal, pengelola membuka kantor dan menjalankan BMT, dengan giat menggalakkan simpanan masyarakat dengan memberikan pembiayaan pada usaha mikro dan kecil disekitarnya.

  Pembiayaan dengan menggunakan bagi hasil sesuai dengan akad. Dari bagi hasil ini, pengelola membayar honor semampunya (bertahap dan membesar), sewa kantor, listrik, ATK, dan lain-lain.

  Yang paling penting adalah bahwa, dari bagi hasil ini pengelola membayar pula bagi hasil kepada penyimpan dana, di usahakan lebih besar sedikit dibandingkan dengan bunga pada bank konvensional. Dengan memberikan bagi hasil kepada para penabung dan penjelasan yang tepat tentang visi, misi, tujuan dan usaha-usaha BMT, kekayaan BMT akan semakin bertambah diimbangi dengan pembiayaan pada usaha mikro dan kecil semakin banyak dengan lancar. BMT akan semakin maju dan berkembang (Muhammad, 2007: 61). saja yang berbeda. Di koperasi syariah ini justru lebih luas lagi pengembangannya terutama dalam mempraktekkan akad-akad muamalat yang sulit dipraktekkan di perbankan syariah karena adanya keterbatasan PBI (Peraturan Bank Indonesia).

  d.

  Peraturan Hukum terkait BMT BMT berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berlandaskan syariah islam, keimanan, keterpaduan (kaffah), kekeluargaan/koperasi, kebersamaan, kemandirian, dan profesionalisme. Secara hukum BMT berpayung pada koperasi tetapi sistem operasionalnya tidak jauh berbeda dengan Bank Syariah sehingga produk-produk yang berkembang alam BMT seperti yang ada di Bank Syariah.

  Oleh karena berbadan hukum koperasi, maka BMT harus tunduk pada Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian dan PP Nomor 9 tahun 1995 tentang pelaksanaan usaha simpan pinjam oleh koperasi. Juga dipertegas oleh KEP.MEN Nomor 91 tahun 2004 tentang Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Undang-undang tersebut sebagai payung berdirinya BMT (Lembaga Keuangan Mikro Islam).

  Meskipun sebenarnya tidak terlalu sesuai karena simpan pinjam

7. Prosedur Pengajuan Pembiayaan

  Menurut Kasmir (2012: 101), secara umum dapat dijelaskan prosedur pemberian pembiayaan oleh badan hukum sebagai berikut: a.

  Pengajuan berkas-berkas 1)

  Latar belakang perusahaan Latar belakang ini berisi seperti riwayat hidup singkat perusahaan, jenis bidang usaha, identitas perusahaan, nama pengurus berikut pengetahuan dan pendidikannya, perkembangan perusahaan serta relasinya dengan pihak-pihak pemerintah dan swasta. 2)

  Maksud dan tujuan Pembiayaan yang diajukan apakah untuk memperbesar omset penjualan atau meningkatkan kapasitas produksi, atau mendirikan pabrik baru (perluasan) serta tujuan lainnya. 3)

  Besarnya pembiayaan dan jangka waktu Dalam hal ini pemohon menentukan besarnya jumlah pembiayaan yang ingin diperoleh dan jangka waktu pembiayaannya. Penilaian kelayakan besarnya pembiayaan dan jangka waktunya dapat kita lihat dari cash flow serta laporan dalam memutuskan jumlah pembiayaan dan jangka waktu pembiayaan yang diberikan kepada si pemohon.

  4) Cara pemohon mengembaikan pembiayaan

  Penjelasan secara rinci cara nasabah dalam mengembalikan pinjamannnya apakah dari hasil penjualan atau cara lain-lainnya. 5)

  Jaminan pembiayaan Hal ini merupakan jaminan untuk menutupi segala risiko terhadap kemungkinan macetnya suatu pembiayaan baik yang ada unsur kesengajaan atau tidak. Penilaian jaminan pembiayaan haruslah teliti jangan sampai terjadi sengketa, palsu dan sebagainya. Biasanya jaminan diikat dengan asuransi tertentu.

  b.

  Penyelidikan berkas pinjaman Tujuan penyelidikan berkas ini adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika menurut pihak BMT belum lengkap atau belum cukup, maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas tertentu nasabah tidak sanggup melengkapi c.

  Wawancara I Tahap wawancara pertama ini dilakukan dengan penyidikan kepada calon peminjam dengan lansung berhadapan dengan calon peminjam, untuk meyakinkan apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang BMT inginkan. Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya.

  d.

  Kunjungan pada nasabah (survey) Tujuannya untuk mempertimbangkan dan memantau efektivitas dana yang akan di manfaatkan oleh calon nasabah pembiayaan sesuai dengan syariah Islam (Muhammad, 2005: 311).

  e.

  Wawancara II Wawancara kedua ini mencakup kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan pada saat setelah dilakukan on the

  spot di lapangan. Catatan yang ada pada permohonan dan pada

  saat wawancara I dicocokkan dengan pada saat on the spot apakah ada kesesuaian dan mengandung suatu kebenaran. Analisis permohonan pembiayaan adalah untuk menganalisa semua faktor risiko yang berkaitan dengan faktor permohonan pembiayaan dan f.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERSEPSI ANGGOTA PADA SYARIAH COMPLIANCE DAN MARGIN TERHADAP KEPUTUSAN PENGAMBILAN PEMBIAYAAN MURABAHAH (STUDI KASUS DI BMT INDOARTA SYARIAH TEMANGGUNG, BMT BIMA MAGELANG, DAN BMT ANDA SALATIGA) - Test Repository

0 0 108

ANALISIS MARGIN KEUNTUNGAN PEMBIAYAAN MANFAAT DI BMT TARUNA SEJAHTERA TENGARAN KAB. SEMARANG - Test Repository

0 5 117

ANALISIS MARGIN KEUNTUNGAN PEMBIAYAAN MANFAAT DI BMT TARUNA SEJAHTERA TENGARAN KAB. SEMARANG - Test Repository

0 0 117

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN PADA BNI SYARIAH CABANG SEMARANG TUGAS AKHIR - ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN PADA BNI SYARIAH CABANG SEMARANG TUGAS AKHIR - Test Repository

0 0 99

ANALISIS MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT TUMANG CABANG SALATIGA TUGAS AKHIR - ANALISIS MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT TUMANG CABANG SALATIGA - Test Repository

0 0 84

PERAN AUDITOR EKSTERNAL DI BMT AL-ISHLAH SALATIGA Tugas Akhir - PERAN AUDITOR EKSTERNAL DI BMT AL-ISHLAH SALATIGA - Test Repository

0 0 145

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH GRIYA BSM DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG TEMANGGUNG - Test Repository

0 9 103

ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO iB DENGAN AKAD MURABAHAH DI BRI SYARIAH KCP SRAGEN TUGAS AKHIR - ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO iB DENGAN AKAD MURABAHAH DI BRI SYARIAH KCP SRAGEN - Test Repository

0 0 103

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BMT AL-IJTIHAD PABELAN KABUPATEN SEMARANG - Test Repository

0 0 97

ANALISIS KINERJA DEVISI PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT RAMADANA - Test Repository

0 0 101