ANALISIS KINERJA DEVISI PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT RAMADANA - Test Repository

  

ANALISIS KINERJA DEVISI PEMBIAYAAN

BERMASALAH DI BMT RAMADANA SALATIGA

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN

Salatiga untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh

  

Gelar Ahli Madya Jurusan D III Perbankan Syariah

Oleh:

BADIKHATUS SOLIKHAH

NIM: 201-14-004

  

JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

  

ANALISIS KINERJA DEVISI PEMBIAYAAN

BERMASALAH DI BMT RAMADANA SALATIGA

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN

Salatiga untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh

  

Gelar Ahli Madya Jurusan D III Perbankan Syariah

Oleh:

BADIKHATUS SOLIKHAH

NIM: 201-14-004

  

JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

  

MOTTO

  “ Barang Siapa Mempermudah Kesulitan Orang Lain, Maka Allah Akan Mempermudahkan Urusannya Di Dunia dan Akhirat

  ” (HR. Muslim )

  

PERSEMBAHAN

  Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk: 1.

  Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

  2. Bapak dan Ibu (Supardi dan Latifah ), terima kasih atas kasih sayang dan doa yang diberikan selama ini.

  3. Adikku (Muhamad Najib Solikhudin) dan Semua Keluargaku.

  4. Sahabat-sahabat yang selalu mendukung dan menyemangati.

  5. Teman-teman seperjuangan D III Perbankan Syariah angkatan 2014 yang telah bersama berjuang selama ini.

  6. Almamaterku IAIN Salatiga.

  

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

  Puji syukur kepada Allah, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga sehingga penyusunan Tugas Akhir ini bisa terselesaikan tepat waktu. Semua ini tak lepas dari dukungan, bantuan, doa dan bimbingan dari semua pihak yang terlibat dalam penulisan karya ilmiah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi kita yakni Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabat, tabi‟in dan tabiat serta kepada kita selaku umatnya.

  Tugas Akhir ini disusun sebagai syarat meraih gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga dengan judul “ANALISIS KINERJA DEVISI PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT RAMADANA SALATIGA

  ”. Penulis mengakui bahwa semua ini tak akan terselesaikan tanpa bantuan dari semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Karena itulah penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung telah membantu. Ungkapan terimakasih kadang tidak bisa mewakili kata-kata, hingga kiranya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

  3. Bapak Drs. Alfred L, M.SI. selaku Ketua Jurusan D-III Perbankan Syari‟ah dan selaku dosen pembimbing magang di BMT Ramadana Salatiga

  4. Ibu Dr. Hikmah Endraswati , SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik.

  5. Bapak Dr. Faqih Nabhan,SE, MM selaku Dosen Pembimmbing Tugas Akhir 6.

  Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga, khususnya Program Studi Perbankan Syari‟ah D III yang telah memberikan bekal berbagai teori, ilmu pengetahuan dan pengalaman yang sangat bermanfaat bagi penulis.

  7. Seluruh staf dan karyawan di lingkungan IAIN Salatiga khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam atas segala bentuk bantuannya.

  8. Segenap karyawan BMT Ramadana Salatiga yang telah membantu kelancaran kegiatan penelitian ini.

  Sahabat-sahabat seperjuangan yang menimba ilmu di IAIN Salatiga, khususnya pada Prodi D III Perbankan Syari‟ah kelas A maupun kelas B angkatan tahun 2014 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

  10. Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang dengan senang hati telah membantu dan terlibat, baik dalam kelancaran pelaksanaan kegiatan penelitian maupun dalam penyelesaian penyusunan laporan penelitian ini.

  Semoga Allah membalas semua amal baik mereka dengan imbalan yang lebih baik dari yang mereka berikan kepada penulis, dan senantiasa diberikan

  

ABSTRAK

  Solikhah, Badikhatus. 2017. Analisis Kinerja Devisi Pembiayaan Bermasalah di

  BMT Ramadana Salatiga . Tugas Akhir, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

  Jurusan D III Perbankan Syariah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing Dr. Faqih Nabhan, SE, MM Kata kunci: Analisis, Pembiayaan Bermasalah, BMT Ramadana Salatiga Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya mengatasi pembiayaan bermasalah, Mengingat bahwa pembiayaan adalah sumber pendapatan lembaga keuangan yang terpenting. BMT sebagai lembaga keuangan mikro mandiri maka dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah harus diselesaikan sendiri, padahal Pembiayaan bermasalah bukan saja menurunkan pendapatan tetapi juga menggerogoti jumlah dana operasional, likuiditas, kesehatan lembaga keuangan, dan akan mengeakibatkan menurunnya kepercayaan masyarakat.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis apa yang digunakan untuk mengatasi pembiayaan bermasalah, factor-faktor apa saja yang menyebabkan pembiayaan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model deskriptif melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian dilakukan di BMT Ramadana Salatiga.Analisis yang diiterapkan dalam pemberian pembiayaan BMT Ramadana Salatiga membutuhkan informasi yang berhubungan dengan identitas pribadi, informasi yang berhubungan dengan keluarga, informasi berdasarkan data usaha dan informasi yang berhubungan dengan data keluarga. Faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah adalah kurang telitinya pihak manajemen dalam menganalisis, adanya unsur kesengajaan dan tidak kesengajaan nasabah yang vtidak mau membayar hutangnya. Untuk mengatasi pembiayaan bermasalah ada tiga cara yaitu preventif (pencegahan), Tindakan Revitalisasi (Penyelamatan) dan Tindakan Kuratif.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. iv PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ................................................................ v MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii ABSTRAK .......................................................................................................... x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xiv DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xvi

  BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 4 D. Metode Penelitian................................................................................. 5 E. Sistematika Penulisan .......................................................................... 8 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 10 A. Kajian Pustaka ...................................................................................... 10

  B.

  Kajian Teoritik ..................................................................................... 16 1.

  Pengertian Pembiayaan ................................................................. 16 2. Tujuan Pembiayaan ....................................................................... 16 3. Jenis-jenis Pembiayaan ................................................................. 17 4. Unsur-unsur Pembiayaan .............................................................. 20 5. Prosedur Pengajuan Pembiayaan .................................................. 22 6. Prinsip-prinsip Penilaian Pembiayaan .......................................... 25 7. Pembiayaan Bermasalah ................................................................ 29 8. Metode Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah ............................ 29

  BAB III LAPORAN OBJEK .............................................................................. 32 A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................... 22 1. Sejarah ......................................................................................... 32 2. Visi, Misi dan Tujuan .................................................................. 33 3. Lokasi ............................................................................................ 34 4. Landasan Pendirian ....................................................................... 35 5. Struktur Organisasi ....................................................................... 37 a. Struktur Organisasi BMT Ramadana ...................................... 37 b. Bidang Organisasi ................................................................... 38 6. Ruang Lingkup dan Wewenang .................................................... 39 7. Produk-produk BMT Ramadana ................................................... 47 B. Data Deskriptif ..................................................................................... 52 1. Klasifikasi Kolektabilitas Pembiayaan ......................................... 52 2. Laporan Bidang Usaha .................................................................. 54

  BAB IV ANALISIS DATA ................................................................................ 56 A. Analisis yang diterapkan dalam pemberian pembiayaan BMT Ramadana Salatiga .............................................................................. 56 B. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Ramadana Salatiga ....... 58 C. Penanganan Pembiayaan Bermasalah di BMT Ramadana Salatiga .... 60 BAB V PENUTUP .............................................................................................. 66 A. Kesimpulan .......................................................................................... 66 B. Saran ..................................................................................................... 67 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

  … 68 LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BMT Ramadana Salatiga ........................... 37

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Modal Sendiri .................................................................... 54Tabel 3.2 Jumlah Modal Dari Luar ............................................................... 54Tabel 3.3 Jumlah Asset .................................................................................. 55

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Pernyataan Keaslian Tulisan dan Kesediaan Publikasi Lampiran 2 Lembaran Declaration Lampiran 3 Formulir Permohonan Menjadi Anggota Lampiran 4 Formulir Permohonan Pembiayaan Lampiran 5 Slip Setoran, Slip Penarikan, Slip Angsuran Lampiran 6 Kwitansi Pembiayaan Lampiran 7 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 8 Daftar Nilai SKK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam lembaga keuangan memiliki peran utama yaitu

  menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Bagian terbesar dana operasional lembaga keuangan adalah penyaluran dana kepada masyarakat. (Ismail, 2010 : 4-5).

  Salah satu lembaga keuaangan syariah yang aktiv dalam menyalurkan dana kepada masyarakat adalah BMT. BMT merupakan lembaga lembaga keuangan swasta yang modalnya sepenuhnya bersumber dana dan menyalurkan dana. Penyaluran dana dilkaukan dengan memberikan pembiayaan kepada nasabah atau anggota yang membutuhkan, baik untuk modal usaha maupun untuk konsumsi.

  Dalam melakukan penyaluran dana BMT tidak selalu berjalan lancar, tetapi ada kendala yaitu dalam pengembalikan pembiayaan. Hal ini sering disebut dengan kredit macet atau pembiaayaan bermasalah. Semakin tinggi jumlah pembiayaan, maka di mungkinkan pula tinggi kasus pembiayaan bermasalah yang terjadi.

  2 Perkembangan Pembiayaan dan NPF BMT Bringharjo

  Tahun 2011-2015 (dalam jutaan rupiah) 2011 2012 2013 2014 2015 pembiayaan 39.876 50.475 64.831 78.394 84.871

  NPF 3.192 4.094 5.089 6.207 7.652 Presentase 8,00% 8,11% 7,85% 7,92% 9,02% sumber: Laporan data NPF BMT Bringharjo

  Dari data di atas, dapat dilihat bahwa perkembangan pembiayaan bermasalah pada BMT Bringharjo,mengalami fluktusi dari tahun 2011- 2015. NPF pada BMT Bringharjo berada di atas angka 5%, hal ini tentungaya bahwa kualitas pembiayaan BMT Bringharjo masih kurang melakukan pembiayaan (Amalia, 2016: 3-6).

  Dari kasus di atas tentunya menyadarkan begitu pentingnya untuk mengatasi pembiayaan yang terjadi di Perbankan ataupun Lembaga Keuangan Mikro, karena dengan adanya pembiayaan bermasalah bukan saja menurunkan pendapatan tetapi juga menggerogoti jumlah dana operasional, likuiditas, kesehatan bank, dan berakibat menurunnnya kepercayaan masyarakat sehingga masyarakat akan menarik dananya secara bersamaan, apabila hal ini terjadi maka akan sangat berpengaruh pada keberadaan Bank atau Lembaga Keuangan Mikro (Usanti, 2008: 426- 427).

  Resiko-resiko pembiayaan bermasalah dapat diatasi/diminimalisir dengan baik dan mencapai kualitas pembiayaan yang baik dengan cara

  3

  memiliki tenaga ahli atau sumber daya manusia yang kompoten dan dapat bersaing. Kualitas sumber daya manusia di suatu lembaga keuangan yang berkualitas tercermin dari efektivitas kerja suatu karyawan. Efektivitas kerja karyawan penting karena menunjukan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan. Tingkat keberhasilan suatu lembaga keuangan dapat diukur dari keberhasilan meminimalisir pembiayaan bermasalah. Hal ini perlunya kualitas sumber daya manusia yang berkualitas dan berkompeten yang mampu menganalisis suatu pembiayaan itu layak untuk dibiayai atau mampu tidaknya seorang nasabaah mengembalikan pembiayaan yang telah dibiayai, mampu memberikan bermasalah dan mampu menyelesaikan pembiayaan bermasalah ketika dalam lembaga keuangan timbul masalah yang akan mengganggu operasional suatu lembaga keungan (Alimin, 2015).

  Sangat penting keberhasilan dalam mengatasi pembiayaan bermasalah, apalagi dalam Lembaga Keuangan Mikro Mandiri seperti BMT, apabila terjadi masalah pembiayaan macet BMT harus menyelesaikan masalahnya sendiri. BMT tidak diawasi oleh Bank Indonesia, lembaga penjamin simpanan ataupun badan arbritase, oleh karena itu BMT harus selektif dan hati-hati dalam menjalankan usahanya.

  

Sebagai lembaga keuangan yang aktif menyalurkan pembiayaan pada

masyarakat sekitar yang membutuhkan modal usaha, BMT Ramadana harus

tetap survive dan terus melangkah maju agar kegiatan usaha masyarakat

  4 sekitar dapat terus ditingkatkan, maka perlunya sumber daya manusia yang kompetetif dan berkualitas dalam menangani masalah pembiayaan di BMT Ramadana. Hal ini bertujuan agar BMT Ramadana terus menjaga usahanya agar terus lancar dan meminimalisir kredit macet, agar tidak menghambat kinerja dan eksistensi lembaga keuangan (Afifa, 2010: 4).

  Berdasarkan Latar Belakang diatas, mengingatkan bahwa pentingnya suatu keberhasilan dalam mengatasi pembiayaan bermasalah di Lembaga Keuangan Mikro maupun Perbankan, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul Tugas Akhir yaitu: ANALISIS KINERJA DEVISI PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT RAMADANA B. Rumusan Masalah 1.

  Apa saja analisis yang diterapkan dalam pemberian pembiayaan di BMT Ramadana? 2. Apa faktor-faktor penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah di

  BMT Ramadana? 3. Bagaimana upaya mengatasi pembiayaan bermasalah di BMT

  Ramadana? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian a.

  Tujuan penelitian a.

  Untuk mengetahui analisis apa yang diterapkan dalam pemberian pembiayaan di BMT Ramadana Salatiga.

  b.

  Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pembiayaan bermasalah di BMT Ramadana.

  5 c.

  Untuk mengetahui langkah-langkah apa saja yang di lakukan BMT Ramadana untuk mengatasi pembiayaan bermasalah.

  b.

  Manfaat Penelitian 1.

  Bagi Penulis Dapat menambah wawasan dan pengetahuan upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi pembiayaan bermasalah yang dilakukan di lapangan. Manfaat khususnya bagi peneliti yaitu sebagai syarat kelulusan Diploma 3 Perbankan di IAIN Salatiga. Bagi IAIN

  Penelitian ini di harapkan akan memberikan informasi yang berguna bagi akademis dan menjadi referensi dalam penelitian selanjutnya sebagai perbandingan.

3. Bagi BMT

  Menambah wawasan dan pengetahuan tentang strategi mengatasi pembiayaan bermasalah. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumber referensi bagi BMT terutama dalam pengambilan kebijakan dalam pemberian pembiayaan.

  D.

  Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Diskriptif adalah metode penelitian yang kadar kajiannya

  6

  semata-mata ingin mengungkapkan suatu gejala, keadaan sebagaimana adanya. Kualitatif adalah penelitian yang datanya disajikan dalam bentuk kata-kata yang mempunyai makna (Afifa, 2010: 7-8).

  1. Lokasi Penelitian Lokasi obyek penelitian yaitu BMT Ramadana Jalan Lingkar Salatiga KM. 1,8 Pulutan Sidorejo- Salatiga.

  2. Sumber Data Jenis data yang diperoleh dari penelitian ini dibagi menjadi dua jenis, diantaranya ialah : a)

  Data Primer secara langsung. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan observasi ( Asnawi dan Mansyuri, 2009: 153-154) . Hal- hal yang ditanyakan pada saat wawancara dengan Kepala Bagian Pembiayaaan di BMT Ramadana adalah hal-hal yang menyangkut dengan upaya-upaya yang digunakan untuk mengatasi pembiayaan bermasalah.

  Sedangkan untuk observasinya penulis akan mengamati perilaku atau kebijakan-kebijakan yang terjadi di BMT Ramadana selama masa penelitian atau selama masa magang di BMT tersebut kurang lebih selama dua bulan.

  7

  b) Data Sekunder

  Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung. Data tersebut bisa diperoleh dari buku atau sumber- sumber lainnnya yang berkaitan dengan perusahaaan. Seperti buku panduan operasional dan informasi lainnya yang dapat dijadikan sebagai data pendukung penelitian (Asnawi dan Mansyuri, 2009: 155-156). Data sekunder ini bisa didapatkan dari media cetak seperti majalah dan koran. Selain itu bisa juga berasal dari media online yaitu melalui situs resminya BMT Ramadana mapun dari situs penyiaran.

  Teknik Pengumpulan Data

  a) Observasi

  Menurut Djaelani (2013: 84) dalam jurnal Majalah Ilmiah pawiyatan yang berjudul Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif, metode observasi dilakukan dengan cara mengamati perilaku, kejadian atau kegitan yang terjadi di BMT Ramadana Salatiga selama masa penelitian. Kemudian mencatat hasil pengamatan tersebut untuk mengetahui kejadian atau kegiatan yang berlangsung saat itu.

  b) Wawancara

  Menurut Djaelani (2013: 87) mengemukakan bahwa wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada narasumber secara

  8

  langsung. Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan bagian Manager Pembiayaan.

  c) Dokumentasi

  Dokunentasi disini mempunyai arti metode pengumpulan data dengan menggunakan data-data perusahaan baik dari laporan perkembangan usaha perusahaan maupun dari data- data lainnya yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat dijadikan bukti autentik.

  E.

  Sistem Penulisan berkaitan satu sama lain. Sestematika penulisan dalam penelitian ini adalah :

  Bab I Pendahuluan dalam bab pendahuluan terdiri dari hal-hal yang berkaitan dan berhubungan dengan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan

  Bab II Pembahasan teori dalam bab ini dimaksudkan sebagai bab untuk mengantarkan pada pembahasan-pembahasan teori dan penelitian sebelumnya tentang cara yang digunakan untuk mengatasi pembiayaan bermasalah.

  9 Bab III laporan penelitian yang berisi tentang gambaran umum

  objek penelitian, dalam hal ini yaitu BMT Ramadana dan informasi lainnya yang dianggap perlu.

  Bab IV Analisis data merupakan bagian inti dari penelitian, didalamnya memberikan suatu analisis data dari data-data yang telah diteliti.

  Bab V Penutup yang berisi kesimpulan dan saran terhadap penelitian yang dilakukan.

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Menurut Firmansyah (2014) dalam jurnal penelitian yang berjudul

  “ Determinant Of Non Performing Loan: The Case Of Islamic Bank In

  Indonesia

  ”. Penelitian ini menganalisis hipotesis faktor yang mengakibatkan pembiayaan bermasalah dengan menggunakan Populasi seluruh BPRS yang ada di Indonesia pada tahun 2010-2012, dengan periode 3 tahun dan memperoleh 36 observasi. Dengan variabel makro ekonomi yaitu GDP, inflasi dan likuiditas.

  Dari uji hipotesis ini dapat ditarik kesimpulan bahwa GDP dengan nilai signifikasi yaitu 0,033 dan koefisien negatif maka disimpulkan GDP berpengaruh negatif terhadap pembiayaan bermasalah. Inflasi dengan nilai signifikansi sebesar 0,020 dan koefisien negatif, maka dapat disimpulkan bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap pembiayaan bermasalah. Dan likuiditas mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,002 dengan koefisien positif. Maka likuiditas berpengaruh terhadap pembiayaan bermasalah. Hal ini berarti semakin likuid keuangan BPRS maka semakin banyak dana yang disalurkan. Semakin banyak dana yang disalurkan oleh BPRS maka akan mempunyai resiko tinggi terhadap pembiayaan bermasalah. Dalam mengatasi ini strategi khusus yang digunakan BPRS untuk menangani resiko pembiayaan bermasalah dengan cara menganalisis penyaluran pembiayaan dari segi sudut pandang likuiditas.

  11 Menurut Listianti, Dzulkirom dan Topowijono (2015) dari Fakultas

  Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya dalam jurnal Penelitian yang berjudul “ Upaya Penanganan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Pada Lembaga Keuangan Syariah”. KJKS BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Gresik Jawa Timur memilki tingkat koliktibilitas diantaranya Lancar, Kurang Lancar, diragukan dan macet. Kolektabilitas Lancar pada tahun 2011 adalah 6.598.899.714, 2012 adalah 12.603.277.122, dan tahun 2013 adalah 18.586.584.531 sedangkan NPF yang terdiri dari kurang lancar, diragukan, dan macet terdapat total tahun 2011 sebesar 6.761.909.374, 2012 sebesar 13.046.860.728 dan tahun 2013 kenaikan. Apabila dibiarkan terus menerus tentunya akan lebih banyak pembiayaan bermasalah yang akan terjadi di BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Gresik Jawa Timur. Untuk menangani pembiayaan bermasalah ini BMT Mandiri Sejahtera menggunakan strategi yang terdiri

  1. Teguran Teguran ini dilakukan pada saat nasabah masuk dalam kategori diragukan, pihak BMT mengirim surat teguran pada nasabah untuk segera melakukan pembayaran.

  2. Rescheduling (penjadwalan ulang) Anggota diberikan keringanan dalam masalah jangka waktu pembiayaan maupun jangka waktu angsuran dengan porsi nasabah mengalami kategori macet dan masih terdapat

  12

  tunggakan setelah jatuh tempo pembayaraan serta usaha yang dijalankan oleh nasabah masih memungkinkan untuk memenuhi kewajiban dalam pembayaran pembiayaan.

3. Restructuring

  Pihak BMT memberikan tambahan pembiayaan untuk memperbaiki usahanya ketika nasabah mengalami bencana alam dan nasabah membutuhkan biaya untuk menghidupkan usahanya.

  Zulfa (2014) dari STAIN Kudus dalam jurnal penelitian yang berjudul “Analisis Tentang Manajemen Risiko Dalam Operasional Pembiayaan Murabahah

  Di BMT Amanah”. Penelitian ini mengungkapkan bahwa tingkat risiko pada pembiayaan murabahah di BMT Amanah Kudus yang masuk kategori pembiayaan macet 42,59% atau sebesar 169.711.853 dari total pembiayaan per tangggal 31 Desember 2013 sebesar 398.380.790. hal yang menyebabkan terjadinya pembiayaan bermasalah diatas karena faktor dari angggota itu sendiri. Dalam hal ini tidak semua anggota memilki i‟tikad baik pada saat mengajukan pembiayaan. I‟tikad baik inilah yang memang sulit untuk diketahui dan dianalisis oleh pihak BMT, karena hal ini menyangkut soal moral maupun akhlak dari angggota. Bisa saja angggota saat mengajukan pembiayaan menutup-nutupi masalah keuangan atau anggota data keuangan palsu. Untuk menangani hal ini strategi yang dilakukan dalam menangani

  13

  pembiayaan bermasalah pihak BMT melakukan penataan ulang dalam manajemen resiko. Langkah manajemen resiko ini terdiri dari :

  1. Pengiriman surat peringatan atau teguran, pihak BMT Silaturahim ke rumah atau tempat usaha anggota untuk menanyakan mengapa mengalami pembiayaan mcet.

  2. Pinjaman bermasalah harus diselesaikan agar kecurigan yang lebih besar dapat dihindari dengan cara berikut : Rescheduling,

  Reconditioning, Restructuring , dan Penyiataan Jaminan.

  3. Manajemen Risiko yang terakhir dilakukan dengan cara mengambil jalur hukum.

  Menurut Amnawaty dan Liana (2014) dari Fakultas Hukum Unila dalam jurnal penelitian yang berjudul “ Aspek Hukum Penyelesaian Pembiayaan Al-Murabahah (Jual Beli) Bermasalah (Studi Pada PT Bank Syariah Mandiri Cabang Bandar Lampung)”. Diperoleh data bulan mei 2003 sampai bulan mei 2004, PT Bank Syariah Mandiri Cabang Bandar Lampung telah menyalurkan pembiayaan al-Murabahah kepada 108 nasabah debitur dari 207 jumlah total nasabah debitur. Dari 108 debitur pembiayaan al-Murabahah terdapat 1 pembiayaan bermasalah. Ini berarti terdapat 0,93% dari keseluruhan pembiayaan al-Murabahah yang disalurkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Muzakir, dapat diketahui bahwa faktor penyebab pembiayaan al-Murabahah adalah faktor internal nasa bah debitur yang memiliki i‟tikad kurang baik dalam hal pembayaraan angsuraan pembiayaan.

  14 Nasabah dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban

  mengembalikan pinjaman sesuai dengan yang telah diperjanjikan. Dalam hal ini PT BSM Cabang Bandar Lampung menggunakan strategi dalam penanganan pembiayaan bermasalah dengan cara melakukan penagihan insentif dengan mengedepankan musyawarah mufakat dan penjadualan kembali (rescheduling) dalam pelaksanaannya. Dengan cara ini dapat menyadarkan nasabah yang lalai dalam pembayaran pembiayaan untuk segera melunasi pembiayaan.

  Menurut Usanti (2008) dari Fakultas Hukum Universitas Airlangga dalam judul penelitian “Pengelolaan Risiko Pembiayaan di Bank Syariah

  “. Dalam pemberian pembiayaan Bank Syariah sudah menerapkan prinsip

  5C. Tetapi dalam kenyataannnya bank syariah tetap dihadapkan kepada risiko-risiko pembiayaan bermasalah. Hal ini tentunya akan memberikan dampak kesehatan bank syariah, yang pada akhirnya tidak menutup kemungkinan bank syariah akan kesulitan dalam likuiditas. Maka strategi yang digunakan bank syariah dalam menangani pembiayaan bermasalah strategi adalah mengedepankan Manajemen Risiko untuk mengukur, mengidentifikasi, mamantau dan mengendalikan resiko.

  Beda penelitian dengan yang sebelumnya bahwa penelitian ini penulis mengfokuskan pada cara yang digunakan untuk mengatasi Pembiayaan Bermasalah pada BMT Ramadana Salatiga. Upaya yang digunakan adalah pemantauan dan kerjasama, Eksekusi jaminan, dan pengahapus bukuan. Serta lokasi untuk Penelitian yaitu BMT Ramadana

  15 Salatiga. Sedangkan penelitian Firmansyah (2014) yaitu Strategi khusus

  yang digunakan untuk mengatasi pembiayaan bermasalah yang berada di BPRS di Indonesia yaitu lebih menganalisis penyaluran dan fokus dari segi likuiditas. Dan tempat penelitiannnya di BPRS seluruh Indonesia.

  Beda penelitian kedua, peneliti Menurut Listianti, Dzulkirom dan Topowijono (2015) dalam mengatasi pembiayaan bermasalah startegi yang digunakan adalah teguran kepada nasabah dalam kategori diragukan, penjadwalan ulang, dan restructing. Dan lokasi penelitian berada di KJKS BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Gresik Jawa Timur.

  Beda penelitian ketiga, peneliti Zulfa (2014) dalam mengatasi sekaligus silaturahmi kerumah/ tempat usaha kenapa macet, (Rescheduling, reconditioning, restructing, dan penyitaan jaminan) dan manajemen resiko dengan jalur hukum. Lokasi penelitian berada BMT Amanah Kudus.

  Beda penelitian keempat, peneliti Menurut Amnawaty dan Liana (2014) dalam mengatasi pembiayaan bermaslah, strategi yang digunakan adalah dengan cara melakukan penagihan insentif dengan mengedepankan musyawarah mufakat dan penjadualan kembali (rescheduling) dalam pelaksanaannya. Dengan cara ini dapat menyadarkan nasabah yang lalai dalam pembayaran pembiayaan untuk segera melunasi pembiayaan. Lokasi Penelitian adalah PT BSM Cabang Bandar Lampung. Beda penelitian kelima, peneliti Menurut Usanti (2008) dalam mengatasi

  16

  pembiayaan bermaslah, strategi yang digunakan adalah mengedepankan Manajemen Risiko untuk mengukur, mengidentifikasi, mamantau dan mengendalikan resiko. Lokasi penelitian adalah Bank Syariah.

  Secara keseluruhan, beda penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah terletak pada upaya yang digunakan untuk mengatasi pembiayaan bermasalah dan lokasi tempat penelitian.

  B.

  Kajiaan Teoritik 1.

  Pengertian Pembiayaan Pembiayaan menurut UU No. 10 Tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau bagi hasil (Kasmir, 2004: 102).

2. Tujuan Pembiayaan

  Tujuan Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah untuk meningkatkan kesepakatan kerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai dengan nilai-nilai islam. Menurut Kasmir (2012: 100) tujuan pembiayaan adalah sebagai berikut: a.

  Mencari Keuntungan Segala kegiatan usaha tentunya mengaharapkan suatu nilai tambahan atau menghasilkan laba yang diinginkan. Sedangkan dari pihak BMT sendiri memperoleh dalam bentuk bagi haasil.

  17 b.

  Membantu Usaha Nasabah Dari kegiatan yang dikucurkan lembaga keuangan diharapkan dapat meningkatkan usaha dan pendapatan masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dalam hal ini pihak lembaga keuangan dapat menjadi sarana bagi para nasabah untuk mendapatkan modal yang diinginkan.

  c.

  Membantu Pemerintah Kegiatan kredit dapat berdampak berkembangnnya pembangunan diberbagai sector, terutama sector usaha yang nyata. Hal ini dapat membantu masyarakat dalam hal jumlah barang dan jasa. Sehingga dengan ini pemerintah akan mendapatkan devisi yang semakin menguatkan suatu negara itu sendiri.

3. Jenis- jenis Pembiayaan a.

  Pembiayaan dengan sistem bagi hasil

  a) Mudharabah

  Al-mudharabah merupakan akad kerja sama usaha antara

  dua pihak di mana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola.

  Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan Hdalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian

  18

  itu bukan akibat kelalaian pengelola dana. Jika kerugian diakibatkan kecurangan pengelola dana maka pengelola dana harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut (Antonio, 2001: 95).

  b) Musyarakah

  Musyarakah merupakan akad kerja sama antara dua pihak atau

  lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan di tanggung bersama sesuai kesepakatan (Asiyah, 2014: 197).

  Pembiayaan dengan Sistem Sewa

  a) Ijarah

  Ijarah merupakan akad pemindahan hak guna atas barang

  atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang tersebut.

  b) Ijarah muntahia bit tamlik

  Transaksi yang di sebat Ijarah muntahia bit tamlik adalah sejenis perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan si penyewa ( Antonio, 2001: 117-118).

  19 c.

  Pembiayaan dengan Sistem Jual Beli

  a) Murabahah

  Murabahah adalah jual beli barang pada harga semula

  dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Suatu perjanjian yang disepakati antara bank dengan nasabah, dimana bank menyediakan pembiayaaan untuk kebutuhan nasabah.

  b) Bai’t Bitsaman Ajil

  Bai‟t Bitsaman Ajil adalah pembiayaan dengan system jual beli yang dilakukan secara angsuran terhadap pembeli suatu jasa sejumlah harga barang dan mark-up yang telah disepakati.

  c) Salam

  Salam merupakan akad pembelian barang yang diserahkan kemudian hari, sedangkan pembayarannya dilakukan di awal.

  Pembiayaan dengan prinsip salam berarti bank memberikan pembiayaan dengan pemesanan baraang yang diserahkan di kemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan dimuka kepada nasaabah ( Asiyah, 2014: 223-228).

  d) Istishna

  Transaksi Istishna merupakan kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang. Dalam kontrak ini, pembuat barang menerima pesanan dari pembeli. Pembuat barang lalu

  20

  berusaha melalui orang lain untuk membuat atau membeli barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya kepada pembeli akhir. Kedua belah pihak bersepakat atas harga serta system pembayaran, apakah pembayaran dilakukan di muka, melalui di cicil, atau di tangguhkan sampai waktu pada masa yang akan dating (Antonio, 2001: 113).

  d.

  Pembiayaan dengan Sistem Jasa

  1) Qardh Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang meminjamkan harta tanpa mengharapkan imbalan.

  2) Ar Rahn Ar Rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam

  sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Dengan demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Secara sederhana bahwa rahn adalah semacam jaminan utang atau gadai (Antonio, 2001: 128-131).

4. Unsur-unsur Pembiayaan

  Menurut Kasmir (2001:74) adapun unsur-unsur pembiayaan yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas pembiayaan adalah sebagai berikut :

  21 a.

  Kepercayaan yaitu suatu keyakinan pemberi kredit/pembiayaan (bank) bahwa pembiayaan yang diberikan bank berupa uang, barang atau jasa akan benar benar. diterima kembali di masa tertentu di masa datang.

  b.

  Kesepakatan antara si pemberi dengan penerima pembiayaan harus ada kesepakatan. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak c.

  Jangka Waktu Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati d. Resiko faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak senagaja Semakin panjang jangka waktu suatu kredit semakin besar resiko tidak tertagih,demikian pula sebaliknya.

  22 e.

  Balas Jasa atas kredit pada bank konvensional dalam bentuk bunga, biaya provisi dan komisi serta biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi bank syariah atas pembiayaan yang diberikan balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.

5. Prosedur Pengajuan Pembiayaan

  Menurut Kasmir (2008: 101), secara umum dapat dijelaskan prosedur pemberian kredit oleh badan hukum sebgai berikut: Pengajuan berkas-berkas

  Pemohon kredit mengajukan permohonan yang dituangkan dalam suatu proposal dengan melampirkan berkas-berkas.

  Pengajuan proposal kredit berisi antara lain sebgai berikut: 1)

  Latar belakang perusahaan Latar belakang ini berisi riwayat hidup singkat perusahaan, jenis bidang usaha, jenis bidang usaha, identitas perusahaan, nama pengurus berikut pengetahuan dan pendidikannya, perkembangan perusahaan serta relasinya dengan pihak-pihak pemerintah dan swasta. 2)

  Maksud dan Tujuan Pembiayaan yang diajukan apakah untuk memperbesar omset penjualan atau meningkatkan kapasitas produksi,

  23

  atau mendirikan pabrik baru (perluasan) serta tujuan lainnya.

  3) Besar kredit dan jangka waktu

  Dalam hal ini pemohon menentukan besarnya jumlah kredit yang diperoleh dan jangka waktu kreditnya.

  4) Cara pemohon mengembalikan kredit

  Penjelasan secara rinci cara nasabah dalam mengembalikan pinjamannya apakah hasil penjualan atau cara-cara lainnya. 5)

  Jaminan Kredit kemungkinan macetnya suatu kredit baik yang ada unsur kesengajaan atau tidak.

  b.

  Penyelidikan berkas pinjaman Tujuannya untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan nasabah sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar.

  Jika menurut pihak bank belum lengkap, maka nasabah diminta untuk melengkapi.

  c.

  Wawancara 1 Merupakan penyelidikan kepada calon peminjam dengan langsung berhadapan dengan calon peminjam, untuk meyakinkan apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang dinginkan bank.

  24 d.

   On the Spot

  Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan.

  e.

  Wawancara II Merupakan perbaikan berkas, jika ada kekurangan-kekurangan padaa saat setelah dilakukan on the spot di lapangan. Cataatan yang ada pada pemohonan dan pada saat wawancara I dicocokan dengan saat on the spot.

  f.

  Keputusan Kredit diterima, maka dipersiapkan administrasinya, biasanya keputusan kredit mencangkup: 1)

  Jumlah usaha yang diterima 2)

  Jangka waktu kredit

3) Biaya-biaya yang harus dibayar.

  g.

  Penandatanganan akad kredit Merupakan kelanjutan keputusan kredit, maka sebelum melakukan pencaairan kredit dicairkan maka terlebih dulu calon nasabah menandatangani akad kredit. Mengikat jaminan dengan hipotek dan surat perjanjian atau pernyataaan yang dianggap perlu. Penandaatangan di laksanakan antar bank dengan debitur secara langsung atau melalui notaris.

  25 f.

  Realisasi kredit Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan.

  g.

  Penyaluran/ penarikan dana Pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagaai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit meliputi sekaligus atau bertahap.

6. Prinsip-prinsip Penilaian Pembiayaan

  Dalam melakukan penelitian permohonan pembiayaan tentunya berkaitan dengan kondisi secara keseluruhan calon nasabah. Di Lembaga Keuangan prinsip penilaian dikenal dengan 5C dan 7P.

  a.

   Character Character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini

  calon debitur. Tujuannnya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan pembiayaaan benar-benar dapat dipercaya. Keyakinan ini tercermin dari latar belakang si nasabah baik sifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti : cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan sosial standingnya. Charaacter merupakan ukuran untuk menilai “kemauan” nasabah membayar kreditnya. Orang yang memilki

  26

  karakter baik akan berusaha untuk membayar kreditnya dengan berbagai cara.

  b.

   Capacity (Capabality) Capacity Untuk mengetahui kemampuan calon nasabah dalam

  membayar kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannnya mencari laba. Sehinggga pada akhirnya akan terlihat kemampuannnya dalam mengembalikan kredit yang disalurrkan. Semakin banyak sumber pendapatan seseorang maka semakin besar kemempuannnya untuk membayar kredit.

   Capital Capital adalah Bank biasannya tidak akan bersedia untuk

  membiayai usaha 100%. Artinya setiap nasabah yang mengajukan permohonan kredit harus pula menyediakan dana dari sumber lainya atau modal sendiri dengan kata lain Capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimilki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.

  d.

   Collateral Collateral Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah

  baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannnya, sehinggga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.

  27 Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung bank dari resiko kerugian.

  e.

   Condition Condition Dalam menilai kredit hendaknya dinilai suatu

  kondisi ekonomi sekarang dan untuk masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. Dalam kondisi perekonomian yang kurang

  stabil sebaiknya pemberian kredit untuk sektor tertentu jangan

  diberikan terlebih dahulu dan kalau jadi diberikan sebaiknya juga melihat prospek usaha tersebut dimasa yang akan datang. (Kasmir, 2004:91-92). adalah sebgai berikut: a.

   Personality

  Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah laku sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencangkup sikap emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.

  b.

   Party

  Yaitu mengklasifikasikan nasabaah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyaitas serta karakternya.

  28 c.

   Purpose

Dokumen yang terkait

STRATEGI MENGATASI PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT ATINA BANYUBIRU

0 0 96

STRATEGI PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA MURABAHAH DI BPRS SUKOWATI CABANG BOYOLALI TUGAS AKHIR - STRATEGI PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA MURABAHAH DI BPRS SUKOWATI CABANG BOYOLALI - Test Repository

0 0 88

ANALISIS MARGIN KEUNTUNGAN PEMBIAYAAN MANFAAT DI BMT TARUNA SEJAHTERA TENGARAN KAB. SEMARANG - Test Repository

0 5 117

ANALISIS MARGIN KEUNTUNGAN PEMBIAYAAN MANFAAT DI BMT TARUNA SEJAHTERA TENGARAN KAB. SEMARANG - Test Repository

0 0 117

ANALISIS MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT TUMANG CABANG SALATIGA TUGAS AKHIR - ANALISIS MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT TUMANG CABANG SALATIGA - Test Repository

0 0 84

PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BMT SYAMIL AMPEL KAB.BOYOLALI TUGAS AKHIR - Perkembangan Pembiayaan Mudharbah Di BMT Syamil Ampel,Kab.Boyolali - Test Repository

0 0 81

PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM PEMBIAYAAN SYARIAH (KSPPS) BMT ALFA DINAR SIMO BOYOLALI - Test Repository

0 8 80

ANALISIS PRODUK SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA SUKA RELA (SIRELA) DI BMT RAMADANA CABANG WONOSEGORO PERIODE - TUGAS AKHIR - ANALISIS PRODUK SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA SUKA RELA (SIRELA) DI BMT RAMADANA CABANG WONOSEGORO PERIODE 2013-2015 - Test Reposito

0 0 101

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BMT AL-IJTIHAD PABELAN KABUPATEN SEMARANG - Test Repository

0 0 97

ANALISIS PEMBIAYAAN BAI’ BITSAMAN AJIL (BBA) TAHUN 2012-2014 DI BMT BINA INSANI CABANG BERGAS TUGAS AKHIR - ANALISIS PEMBIAYAAN BAI’ BITSAMAN AJIL (BBA) TAHUN 2012-2014 DI BMT BINA INSANI CABANG BERGAS - Test Repository

0 0 85