RELEVANSI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM FILM LIMA ELANG DENGAN MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI MI TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

  

RELEVANSI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER

DALAM FILM LIMA ELANG DENGAN MATERI

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI MI

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

  

Oleh:

SALIS FITRIA KHASANAH

NIM: 115-14-034

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2018

  

RELEVANSI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER

DALAM FILM LIMA ELANG DENGAN MATERI

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI MI

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

  

Oleh:

SALIS FITRIA KHASANAH

NIM: 115-14-034

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2018

  

MOTTO

ِقلاْخَلأا َمِراَكَم َمِّمَتُلأ ُتْثِعُب اَمَّنِإ

  “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.

  (HR. Al-Bayhaqi)

ىَلِإ ُهُتَرْجِهَف ِهِلْوُسَرَو ِللها ىَلِإ ُهُتَرْجِه ْتَناَك ْنَمَف .ىَوَ ن اَم ٍئِرْما ِّلُكِل اَمَّنِإَو ِتاَّيِّ نلاِب ُلاَمْعَلأْا اَمَّنِإ

ِهْيَلِإ َرَجاَه اَم ىَلِإ ُهُتَرْجِهَف اَهُحِكْنَ ي ٍةَأَرْما ْوَأ اَهُ بْيِصُي اَيْ نُد ِل ُهُتَرْجِه ْتَناَك ْنَمَو ،ِهِلْوُسَرَو ِللها

  .

  

“Sesungguhnya seluruh amal itu tergantung kepada niatnya, dan setiap orang

akan mendapatkan sesuai niatnya.Oleh karena itu, barangsiapa yang berhijrah

karena Alloh dan Rosul-Nya, maka hijrahnya kepada Alloh dan Rosul-Nya.Dan

barangsiapa yang berhijrah karena (untuk mendapatkan) dunia atau karena

wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya itu kepada apa yang menjadi

tujuannya (niatnya) ”.(H.R. Bukhari Muslim)

  

PERSEMBAHAN

  Dengan segenap ketulusan hati, skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1.

  Orang tuaku tercinta, almarhum Bapak H. Moh. Badar yang belum sempat mengantarkanku hingga menyandang gelar sarjana, serta Ibu Wilastri Komara yang senantiasa memotivasi dan mendoakan dari jauh sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang dan kesabaran..

  2. Saudara-saudaraku, Dini Shorfina, Shoniful Chasan dan Arba‟a Zahro Mufidah yang selalu mendukung dan mendoakan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang dan kesabaran..

  3. Seluruh Pengasuh Pondok Pesantren Al-Isti‟anah, Jombor yang senantiasa memotivasi serta mendoakan dalam penyelesaian skripsi ini.

  4. Keluarga santri Pondok Pesantren Al-Isti‟anah, Jombor yang telah ikut mendukung serta mendoakan dalam penyelesaian skripsi ini.

  5. Teman-teman PGMI angkatan 2014 dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung hingga selesainya skripsi ini.

  6. Semua pihak yang selalu memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebut satu persatu.

KATA PENGANTAR

  

ِميِحَّرلا ِنَمْحَّرلا ِهَّللا ِمْسِب

  Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji syukur bagi Allah SWT, penulis panjatkan kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

  “RELEVANSI NILAI-NILAI

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM FILM LIMA ELANG DENGAN

MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI MI TAHUN

PELAJARAN 2017/2018 ” Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga,

  sahabat, dan pengikut setianya. Yang telah mengantarkan kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang terang benderang.

  Dengan penyusunan skripsi ini penulis sudah berusaha dengan daya, upaya serta dengan kemampuan yang ada guna menyelesaikannya. Namun tanpa bantuan dari berbagai pihak, penyusunan ini tidak mungkin dapat terwujud. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  3. Ibu Peni Susapti, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

  4. Ibu Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas memberikan bimbingan, saran-saran, serta pengarahan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd., selaku pembimbing akademik.

  6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan rahmat dan ridho Allah SWT. Akhirnya dengan tulisan ini semoga dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

  Penulis

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN SAMPUL LEMBAR BERLOGO IAIN ............................................................................ i HALAMAN SAMPUL DALAM .................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ................................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ................................................. v MOTTO............................................................................................................ vi PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii DAFTAR ISI .................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv ABSTRAK ....................................................................................................... xv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................. 8 C. Tujuan Penelitian ............................................................... 8 D. Manfaat Penelitian ............................................................ 8 E. Kajian Pustaka .................................................................... 9 F. Penegasan Istilah ................................................................ 12 G. Metode Penelitian ............................................................... 13

  H.

  Sistematika Penelitian ........................................................ 15

  BAB II BIOGRAFI NASKAH A. Biografi Film Lima Elang .................................................. 17 1. Profil Film Lima Elang ................................................ 17 2. Sinopsis Film Lima Elang ............................................ 18 3. Unsur Intrinsik Film Lima Elang ................................. 21 B. Biografi Salman Aristo ...................................................... 33 C. Karya-Karya Salman Aristo ............................................... 35 D. Penghargaan Salman Aristo ............................................... 37 BAB III DESKRIPSI ANATOMI MUATAN NASKAH A. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter ........................................ 40 1. Pengertian Nilai dan Pendidikan Karakter ................... 40 2. Metode Pendidikan Karakter........................................ 41 B. Urgensi Pendidikan Karakter ............................................. 45 1. Pilar-Pilar Pendidikan Karakter ................................... 45 2. Tujuan Pendidikan Karakter ........................................ 47 3. Pengaruh Pendidikan Karakter ..................................... 51 4. Target Pendidikan Karakter ......................................... 51 5. Klasifikasi Pendidikan Karakter .................................. 56 C. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ............................ 59 D. Gambaran Umum Mengenai Film ..................................... 74 1. Pengertian Film ............................................................ 74 2. Unsur-Unsur Dalam Film ............................................. 75 3. Jenis-jenis Film ............................................................ 77 E. Film Sebagai Media Pembelajaran..................................... 78 BAB IV ANALISIS FILM DAN PEMBAHASAN A. Nilai Pendidikan Karakter dalam Film Lima Elang ........... 80

  B.

  Relevansi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Film Lima Elang dengan Materi Pendidikan Kewarganegaraan ........ 90

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................ 101 B. Saran ................................................................................... 102 DAFTAR PUSTAKA

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penghargaan Salman Aristo ............................................................. 37Tabel 3.2 Nilai dan Deskripsi........................................................................... 52Tabel 3.3 KI dan KD PKn di MI ...................................................................... 60

  DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Sampul Film 2. Naskah Film 3. Daftar SKK 4. Lembar Konsultasi 5. Daftar Riwayat Hidup

  

ABSTRAK

  Khasanah, Salis Fitria. 2018.Relevansi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam

  Film Lima Elang dengan Materi Pendidikan Kewarganegaraan di MI Tahun Pelajaran 2017/2018 . Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru

  Madrasah Ibtidaiyyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I.

  

Kata kunci: nilai pendidikan karakter, film lima elang, materi pendidikan

kewarganegaraan di MI.

  Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter dalam film Lima Elang serta untuk mengetahui relevansi nilai-nilai pendidikan karakter dalam film Lima Elang dengan materi Pendidikan Kewarganegaraan di MI.

  Jenis penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi meliputi data primer yakni isi film Lima Elang dan data sekunder yakni hasil tulisan yang membahas tentang film Lima Elang baik berupa buku ataupun internet. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analisys) yaitu untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan, atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat pada film lima elang antara lain: 1) Jiwa kepemimpinan, 2) Pantang menyerah, 3) Bersahabat/ komunikatif, 4) Optimis, 5) Kreatif, 6) Cerdas, 7) Tanggung jawab, 8) Tegas dan Pemberani, 9) Baik hati/ Penyayang, 10) Menghargai Prestasi, 11) Disiplin, 12) Ramah 13) Perhatian, 14) Kerjasama. Kedua relevansi nilai-nilai pendidikan karakter dalam film Lima Elang dengan materi Pendidikan Kewarganegaraan di MI antara lain: 1) Jiwa Kepemimpinan terdapat pada materi kelas VI tema 7. 2) Pantang menyerah terdapat pada materi kelas I tema 5. 3) Bersahabat/ komunikatif terdapat pada materi kelas III tema 6 4) Optimis terdapat pada materi kelas VI tema 2. 5) Kreatif terdapat pada materi kelas II tema 3. 6) Cerdas terdapat pada materi kelas II tema 1 7) Tanggung jawab terdapat pada materi kelas II tema 6. 8) Tegas dan pemberani terdapat pada materi kelas IV tema 1. 9) Baik hati/ Penyayang terdapat pada materi kelas III tema 4. 10) Menghargai prestasi terdapat pada materi kelas II tema 6. 11) Disiplin terdapat pada materi kelas II tema 3. 12) Ramah dan Perhatian terdapat pada materi kelas III tema 4. 13) Kerjasama terdapat pada materi kelas III tema 6

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Topik yang masih hangat jadi perbincangan di Indonesia yaitu seputar

  pentingnya pendidikan karakter dalam sebuah negara. Karena karakter sebuah negara dapat dilihat dari karakter warga negaranya. Apabila di sebuah negara masih banyak terjadi tindakan kriminal maka belum tercermin karakter yang baik di negara tersebut. Oleh karena itu sebagai upaya perbaikan karakter, pemerintah menanamkan karakter-karakter pada jenjang pendidikan. Nilai- nilai pendidikan karakter kini sudah mulai masuk ke sektor-sektor pendidikan mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi.

  Sejak 2500 tahun yang lalu, Socrates telah berkata bahwa tujuan paling mendasar dari pendidikan adalah untuk membuat seseorang menjadi . Dalam sejarah Islam, sekitar 1400 tahun yang lalu, Nabi

  good and smart

  Muhammad SAW juga menegaskan bahwa misi utamanya dalam mendidik manusia adalah untuk menyempurnakan akhlak dan mengupayakan pembentukan karakter yang baik (good character). Berikutnya, ribuan tahun setelah itu, rumusan tujuan utama pendidikan tetap pada wilayah serupa, yakni pembentukan kepribadian manusia yang baik. (Abdul Majid dan Dian Andayani, 2013: 2)

  Lain halnya pandangan dari Ki Hajar Dewantara, seperti yang dikutip oleh Binti Maunah (2009: 4) mengatakan bahwa pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebagiaan yang setinggi-tingginya.

  Tujuan dari adanya pendidikan tidak lebih untuk membenahi diri agar menjadi pribadi yang baik secara lahir maupun batinnya. Ditinjau dari sisi pendidikan, untuk memenuhi secara batinnya dapat didorong melalui pendidikan karakter, yang sekarang ini mulai diperhatikan di sekolah-sekolah.

  Dibalik keluarga yang membentuk karakter anak menjadi pribadi yang baik, dari sekolah juga mendapatkan pelajaran tentang budi pekerti atau yang disebut juga akidah akhlak. Dari situlah anak mulai mendapatkan pengetahuan tentang hidup bersosial Semua itu dimaksudkan bahwa karakter yang dimiliki seseorang dapat berubah, melalui keluarga, lingkungan sekitar, ataupun lingkungan sekolahnya.

  Dalam sejarahnya, karakter berasal dari bahasa Yunani

  

„karasso‟berarti cetak biru, format dasar, sidik, seperti sidik jari. Mounier

  melihat karakter dalam dua pendekatan: (1) sebagai kumpulan kondisi yang diberikan begitu saja, yang telah ada; dan (2) sebagai suatu proses yang dikenehdaki, yang dibangun ke depan pengertian karakter yang dimaksukan yaitu sebagi sikap yang sudah ada pada anak didik dan yang harus dikembangkan kedepan. (Doni Koesoema, 2007: 90-91).

  Pengembangan karakter harus dikaitkan dengan pengakuan akan kebesaran Allah. Anak perlu diajarkan bahwa agama menganjurkan agar semua orang harus memiliki sikap dan perilaku kasih sayang kepada sesama makhluk ciptaan Allah. Hal penting yang harus dilakukan oleh pendidik baik orang tua maupun guru adalah menunjukkan keteladanan yang konsisten antara sesuatu yang diajarkan dengan sesuatu yang dilakukan. Misalnya, ketika mengajarkan anak untuk menepati janji, seorang pendidik harus menjadi contoh dan teladan dalam menepati janji. (Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri, 2016: 7)

  Mengingat pentingnya peranan keluarga dalam pendidikan awal setiap anak, orang tua harus memberikan perhatian untuk pengajaran yang baik kepada anak. Kepala keluarga berkewajiban untuk membawa keluarganya menuju jalan kebenaran. Allah menyatakan dalam Al-

  Qur‟an tentang kewajiban dan tanggung jawab keluarga yang diamanahkanmenjaga keturunannya dari api neraka. Pesan tersebut wajib dilakukan oleh setiap orang tua sebagaimana dinyatakan dalam surah At-Tahrim ayat 6.

   ٌظلاِغ ٌةَكِئلاَم اَهْ يَلَع ُةَراَجِحْلاَو ُساَّنلا اَهُدوُقَو اًراَن ْمُكيِلْهَأَو ْمُكَسُفْ نَأ اوُق اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّ يَأ اَي ) ٦ :ميرحتلا( ِش َنوُرَمْؤُ ي اَم َنوُلَعْفَ يَو ْمُهَرَمَأ اَم َهَّللا َنوُصْعَ ي لا ٌداَد

  Artinya:

  

Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari

api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya

malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak mendurhakai Allah

  

terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu

mengerjakan apa yang diperintahkan. (At-Tahrim: 6)

  Setelah mengetahui arti persatuannya dari pendidikan dan karakter, maka arti secara keseluruhannya. Menurut Paul Suparno (2015, 29-30) Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang bertujuan untuk membantu agar siswa mengalami, memperoleh, dan memiliki karakter kuat yang diinginkan. Pendidikan karakter dilakukan dengan keyakinan bahwa karakter seseorang itu dapat dikembangkan dan dapat diubah.

  Contoh karakter yang baik menurut Mokh. Syaiful Bakhri (2015:90) yaitu seperti yang digambarkan dari sosok Rasul kita, bahwa sesungguhnya akhlak Rasulullah adalah berakhlakkan Al-

  Qur‟an, sebagaimana firman-Nya dalam Al- Qur‟an

   ِيْغَ بْلاَو ِرَكْنُمْلاَو ِءاَشْحَفْلا ِنَع ىَهْ نَ يَو ىَبْرُقْلا يِذ ِءاَتيِإَو ِناَسْحلإاَو ِلْدَعْلاِب ُرُمْأَي َهَّللا َّنِإ ) ٩ . :لحنلا( َنوُرَّكَذَت ْمُكَّلَعَل ْمُكُظِعَي :

  Artinya

  

”Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,

memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,

kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar

kamu dapat mengambil pelajaran.”(An-Nahl: 90)

  Dalam surah tersebut dijelaskan bahwa antar sesama manusia wajib untuk berbuat baik dan dilarang untuk berbuat jahat. Maksudnya, hubungan kita kepada sesama manusia harus baik, misalnya saling menghargai satu sama lain, saling tolong menolong, saling mengingatkan dalam hal yang baik, dan minimal dari semuanya itu sesama manusia tidak saling menyakiti satu sama lain.

  Seperti pendapat dari Agus Wibowo (2012: 68) bahwa Pendidikan Karakter adalah pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan karakter-karakter luhur kepada anak didik, sehingga mereka memiliki karakter luhur itu, menerapkan dan mempraktikkan dalam kehidupannya, entah dalam keluarga, sebagai anggota masyarakat dan warga negara.

  Selain itu, faktor pengembangan pendidikan karakter itu juga dapat tercermin dari apa yang ditontonnya. Adapun karakter-karakter dari tokoh- tokoh film yang ditontonnya, ketika tokoh yang disukainya itu mencerminkan sifat baik, maka anak tersebut juga dengan senangnya meniru sifat tokoh yang disukainya, ataupun sebaliknya jika tokoh yang disukainya itu memiliki karakter yang buruk maka yang ditirunya justru keburukan dari tokoh yang disukainya. Dampak dari itu semua, pentingnya pengawasan dari orang tua sangat mempenaruhi bagi perkembangan karakter anak.

  Dikutip dari salah satu karangannya, mengatakan di zaman media elektronik dan teknologi informasi sekarang ini, media seperti televisi, video, internet, HP, gadget, dan lain-lain sangat mempengaruhi karakter khalayak muda. Banyak anak remaja dengan mudah meniru apa yang sedang terjadi di media. (Paul Suparno, 2015: 73) Selain pengaruh dari media, seorang anak akan bertingkah laku sesuai dengan apa yang sering dilihat dan didengarnya dari lingkungannya. Oleh sebab itu, faktor yang paling utama dalam membentuk kebiasaan bagi seorang anak adalah dengan mencontoh kebiasaan yang dilakukan oleh orang tua, teman, dan anggota masyarakat yang dilihatnya. (Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri, 2016: 7) Proses pembentukan karakter juga tidak lepas dari lingkungan di sekolahnya mulai dari teman, guru ataupun pelajaran yang didapatnya. PKn yang sering kita dengar dari singkatan Pendidikan Kewarganegaraan PKn merupakan mata pelajaran yang fokus materinya membahas tentang hak dan kewajiban bagi seluruh warga negara Indonesia. Salah satu peran dari mata

  pelajaran ini yaitu menjadi tolak ukur pengembangan pendidikan karakter bangsa yang sesuai dengan perwujudan cita-cita dari sebuah negara. Seperti yang dikatakan Jacobus Ranjabar (2016:3) Salah satu upaya negara membangun nasionalisme rakyatnya, yakni melalui sarana pendidikan, dalam hal ini dengan memprogramkan Pendidikan Kewarganegaraan (civic

  

education ) di lembaga-lembaga pendidikan. Adanya Pendidikan

  Kewarganegaraan bagi bangsa Indonesia akan senantiasa diupayakan untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya, sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yakni sebagai manusia Indonesia yang religious, berkemanusiaan dan berkeadaban, yang memiliki nasionalisme, yang cerdas, yang berkerakyatan dan yang adil terhadap lingkungan sosialnya.

  Film Lima Elang yang berlatar belakang tentang gambaran kegiatan kepramukaan di Indonesia, menjadi alasan film ini menarik untuk diteliti.

  Dari karakter-karakter tokohnya yang patut dicontoh untuk para siswa-siswa di Indonesia. Dari sosok Rusdi yang menjadi siswa displin, mandiri, pantang menyerah, dan sifat yang terpuji lainnya. Kemudian digambarkan juga dari dua tokoh lainnya, yaitu Baron dan Anton yang mempunyai pribadi kreatif dan inovatif dalam mengembangkan keahliannya masing-masing. Ditambah sosok Aldi yang peduli dengan teman-temannya dan berani mengambil resiko dengan apa yang dihadapinya. Serta satu tokoh yang bernama Sindai, dia menggambarkan sosok perempuan yang tangguh dan teguh pada pendiriannya. Kelompok inilah yang di namakan lima elang.

  Film Lima Elang disebut sebagai kado ulang tahun dalam rangka memperingati 50 Tahun (Tahun Emas) Gerakan Pramuka yang diperingati tanggal 14 Agustus 2011 silam. Film Elang ini sekaligus berusaha menanamkan nilai-nilai positif dari kegiatan pramuka. Film ini memang merupakan kerjasama antara Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka denagn SBO Films. Bahkan Ketua Kwarnas, Prof.Dr.dr Azrul Azwar, MPH. pun turut menjadi produser eksekutif. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka juga menunjuk sejumlah pengurus Kwarnas tim khusus yang terdiri atas tim supervise teknis serta tim lapangan yang mendampingi tim produksi saat syuting film Lima Elang berlangsung. (Alamendah, 2011: 1)

  Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti serta mengkaji lebih dalam tentang film Lima Elang dengan judul “RELEVANSI NILAI-NILAI

  

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM FILM LIMA ELANG DENGAN

MATERI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI MI TAHUN

PELAJARAN 2017/2018 ”.

B. Rumusan Masalah

  Dalam penelitian ini rumusan masalah yang akan dibahas antara lain: 1.

  Apa saja nilai-nilai pendidikan karakter dalam film Lima Elang? 2. Bagaimana relevansi nilai-nilai pendidikan karakter dalam film Lima

  Elang dengan materi Pendidikan Kewarganegaraan di MI? C.

   Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan dari penelitian ini, antara lain: 1.

  Mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter dalam film Lima Elang.

2. Mengetahui relevansi nilai-nilai pendidikan karakter dalam film Lima Elang dengan materi pendidikan kewarganegaraan di MI.

D. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat penelitian yang diharapkan penulis adalah sebagai berikut: 1.

  Secara teoritis a.

  Dari hasil penelitian ini diharapkan pembaca dapat mengetahui nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam film “ LIMA ELANG”.

  b.

  Dari hasil penelitian ini pula diharapkan agar pembaca dapat lebih memahami relevansi film “LIMA ELANG” pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di MI. c.

  Dari hasil penelitian ini diharapkan pembaca dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan karakter anak usia Madrasah Ibtidaiyah berbasis media audiovisual.

2. Adapun secara praktis, ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai: a.

  Bahan rujukan dan evaluasi dalam mengambil keputusan dalam kegiatan belajar mengajar.

  b.

  Referensi dalam melakukan pembenahan dan pengembangan dalam kegiatan pembelajaran.

E. Kajian Pustaka

  Kajian pustaka ini berisi tentang penelitian terdahulu, sebagaimana dapat menjadi rujukan dalam penelitian selanjutnya dan menghindari sistem plagiat antar sesama peneliti. Diantara penelitian terdahulu yang menjadi rujukan penelitian kali ini, antara lain:

1. Istiati, Nadia. 2017. Nilai-Nilai Pendidikan Budi Pekerti Pada Novel

  Totto-Chan Gadis Cilik Di Jendela Karya Tetsuko Kuroyanagi. Skripsi

  mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. IAIN Salatiga. Penelitian ini menjelaskan tentang nilai budi pekerti yang terkandung dalam novel Totto-Chan karya Tetsuko Kuroyanagi, karakteristik tokoh utama dalam novel Totto-Chan karya Tetsuko Kuroyanagi, dan relevansi nilai budi pekerti dalam novel Totto-Chan karya Tetsuko Kuroyanagi dengan kehidupan sehari-hari. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Sumber data yang dikumpulkan yaitu dari novel Totto-Chan. Sedangkan pengumpulan data yang dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik baca dan catat.

  Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu subjek, analisis, dan pembahasannya. Penelitian ini subjeknya menggunakan novel Totto-Chan sedangkan penelitian penulis subjeknya menggunakan film yang berjudul Lima Elang. Selain itu pada pengumpulan datanya, pada penelitian ini menggunakan teknik baca dan catat, sedangkan pada penelitian penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan pengamatan dan mencatat. Kemudian dari pembahasannya juga berbeda, pada peenelitian ini membahas mengenai nilai-nilai budi pekerti pada novel, sedangkan pada penelitian penulis pembahasannya mengenai nilai pendidikan karakter pada film beserta relevansinya.

  Sebaliknya, antara penelitian terdahulu dan penelitian yang sekarang juga mempunyai persamaan yaitu pada jenis penelitiannya.

  Jenis penelitian yang digunakan keduanya adalah menggunakan jenis penelitian kualitatif.

2. Mutolingah. 2011. Nilai-Nilai Islam Dalam Film Upin-Ipin Karya Moh.

  Nizam Abdul Razak Dkk. Skripsi mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru

  Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. IAIN Salatiga. Penelitian ini membahas tentang kandungan nilai-nilai islam yang terdapat dalam film Upin Ipin. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan analisis isi (content analysis).

  Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis ada pada subjek dan pembahasan penelitian. Pada penelitian ini menggunakan subjek film Upin Ipin, sedangkan pada penelitian penulis menggunakan subjek film Lima Elang. Berbeda lagi pada pembahasan, pada penelitian ini membahas tentang nilai-nilai Islam, sedangkan pada penelitian penulis membahas tentang nilai pendidikan karakter.

  Sedangkan letak persamaan dari penelitian ini dengan penelitian penulis adalah pada pendekatan penelitian dan metode analisisnya. Pada penelitian ini dan penelitian penulis sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif. Begitu pula pada metode analisisnya, kedua penelitiannya sama-sama menggunakan metode analisis isi (content analysis).

3. Muhlas, Muhammad, 2016. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Film Haji Backpacker. Skripsi mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam.

  Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. IAIN Salatiga. Penelitian ini membahas tentang nilai-nilai pendidikan sosial dalam Ibadah Haji yang didasarkan atas analisis terhadap film Haji Backpacker karya Danial Rifki. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode content alalysis.

  Perbedaan penelitian yang ini dengan penelitian penulis ada pada pembahasannya. Pembahasan pada penelitian ini yaitu tentang membahas tentang nilai-nilai pendidikan sosial dalam Ibadah Haji yang didasarkan atas analisis terhadap film Haji Backpacker karya Danial Rifki.

  Persamaan dari penelitian ini dan penulis dapat terlihat dapri beberapa segi diantaranya subjek dan metode penelitiannya. Penelitian ini dan penulis sama-sama menggunakan film sebagai subjeknya. Begitu pula pada metode yang digunakan pun sama, yaitu menggunakan metode deskriptif kualitatif.

F. Penegasan Istilah

  Untuk memperjelas, mempertegas, dan menghindari kesalahpahaman terhadap judul, maka penulis menyertakan definisi operasional yang terdapat pada judul penelitian; Relevansi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Film Lima Elang Dengan Materi Pendidikan Kewarganegaraan.

1. Nilai Pendidikan Karakter

  Menurut Sutarjo Adisusilo (2013: 56) nilai adalah sesuatu yang memberi makna pada hidup, yang memberi acuan, titik tolak dan tujuan hidup. Nilai adalah sesuatu yang dijunjung tinggi, yang dapat mewarnai dan menjiwai tindakan seseorang. Nilai itu lebih dari sekedar keyakinan, nilai selalu menyangkut pola pikir dan tindakan sehingga ada hubungan yang amat erat antara nilai dan etika.

  Menurut Paul Suparno (2015, 29-30) Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang bertujuan untuk membantu agar siswa mengalami, memperoleh, dan memiliki karakter kuat yang diinginkan. Pendidikan karakter dilakukan dengan keyakinan bahwa karakter seseorang itu dapat dikembangkan dan dapat diubah.

2. Film

  Film atau gambar merupakan kumpulan gambar-gambar dalam

  frame. Dalam media ini, setiap frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup.

  Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan visualisasi yang kontinu. Sama halnya dengan film, video dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Film dan video dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan ketrampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap. (Cecep Kustandi Dan Bambang Sutjipto, 2013: 64- 65) 3. Pendidikan Kewarganegaraan

  Pendidikan Kewarganegaraan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam mengembangkan kecintaan, kesetiaan, keberanian untuk berkorban membela bangsa dan tanah air Indonesia. (Sutoyo, 2011: 6) G.

   Metode Penelitian 1.

  Jenis penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian yang sesuai dengan tujuan peneitian yaitu dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif.

  Kegiatan penelitian deskriptif melibatkan pengumpulan data untuk menguji hipotesis yang berkaitan dengan status atau kondisi objek yang teliti pada saat dilakukan penelitian. Penelitian deskriptif berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasi apa yang ada. Pada penelitian deskriptif, apabila masalah penelitian telah didefinisikan, kajian pustaka dan hipotesis sudah dibuat, selanjutnya peneliti harus hati-hati dalam memikirkan pemilihan sampel dan pengumpulan data. (Sumanto, 2014: 179) 2. Pengumpulan Data

  Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi merupakan bahan audiovisual merupakan bentuk dokumen sudah berkembang sedemikian rupa seiring dengan perkembangan teknologi, termasuk juga penelitian pada sebuah film.

  (Rully Indrawan dan Poppy Yaniawati, 2016:140) Teknik pengumpulan data : pengamatan dan menulis

  Data primer : Isi dari film Lima Elang Data sekunder : Berbagai tulisan yang membahas mengenai isi film Lima Elang dari buku-buku pustaka dan internet.

3. Analisis Data

  Dalam penelitian ini analisis datanya menggunakan analisis isi (content analisys) merupakan suatu teknik sistematik (prosedur) untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan, atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih. (Burhan Bungin, 2011: 187) Analisis isi adalah teknik penelitian untuk membuat inferensi- inferensi yang dapat ditiru (replicabel), dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya. Analisis isi berhubungan komunikasi atau isi komunikasi. Logika dasar dalam komunikasi, bahwa setiap komunikasi selalu berisi pesan dalam sinyal komunikasinya itu, baik berupa verbal maupun nonverbal. Sejauh itu, makna komunikasi menjadi amat dominan dalam setiap peristiwa komunikasi. (Burhan Bungin, 2011: 231) H.

   Sistematika Penulisan

  Untuk mempermudah pembaca dan penulis dalam memahami penelitian ini perlu adanya sistematika pembahasan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis mencantumkan sistematika pembahasan yang sesuai dengan permasalahan yang ada.

  BAB I : PENDAHULUAN Pendahuluan merupakan bab yang memuat tentang latar belakang masalah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II : BIOGRAFI NASKAH

  Dalam bab ini akan diuraikan gambaran umum film Lima Elang, mulai dari biografi film Lima Elang, biografi, karya-karya, serta penghargaan Salman Aristo.

  BAB III : DESKRIPSI ANATOMI MUATAN NASKAH Pada bab ini memaparkan pengertian pendidikan karakter, urgensi pendidikan karakter, kompetendi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di MI, dan gambaran umum film.

  BAB IV : PEMBAHASAN Bab ini akan menguraikan tentang pembahasan dan analisis relevansi nilai-nilai pendidikan karakter dalam film lima elang dengan materi Pendidikan Kewarganegaraan.

  BAB V : PENUTUP Pada bab ini meliputi kesimpulan dan saran DAFTAR PUSTAKA

BAB II BIOGRAFI NASKAH A. Biografi Film Lima Elang 1. Profil Film Lima Elang Sutradara : Rudi Soedjarwo Produser : Shanty Harmayn Kemal Arsjad Salman Aristo Cerita & Skenario : Salman Aristo Produser Eksekutif : Bimo Setiawan Indra Yudhistira Elwin Siregar Kristuadji Legopranowo Azrul Anwar Co-Produser : Marcia Rahadjo Ignatius Andy Tjahyono Penulis : Salman Aristo Casting : Amelya Oktavia Virna Sylithia Penata kostum : Clara Pokeratu Penata rias : Notje Tatipata

  Perekam suara : Trisno Penata suara : Khikmawan Santosa Penata musik : Aghi Narottama

  Bemby Gusti Ramondo Gascaro

  Penata kamera : Arief Pribadi Produser pelaksanan : Eko Hardiya Tim kreatif : Michael Ratnadwijanti

  M. Rino Srjono Pemeran : Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan

  Christoffer Nelwan Bastian Bintang Simbolon Teuku Rizky Muhammad Monica Sayangbati, dll

  Distributor : SinemArt Tanggal rillis : 25 Agustus 2011 Durasi : 01:27:33 Negara : Indonesia 2.

   Sinopsis Film Lima Elang

  Sinopsis dalam film yaitu suatu bentuk pengulangan cerita dalam bentuk rangkuman atau dapat disebut juga ringkasan. Sinopsis tidak sepenuhnya dalam menceritakan sebuah film, tetapi lebih kepada inti-inti dari setiap adegan dalam cerita film tersebut.

  Dalam film Lima Elang menceritakan seorang anak berasal dari Jakarta bernama Baron yang diperankan oleharus ikut pindah bersama orang tuanya ke Balikpapan. Baron yang mempunyai hobi bermain mobil RC, memilih menekuni hobinya dibandingkan untuk bermain di sekitar rumah barunya.

  Baron yang menjadi murid baru di SD Nusa Dharma, suatu hari ditunjuk untuk ikut dalam perkemahan pramuka tingkat daerah. Dari sekolah menunjuk beberapa muridnya untuk mewakili, diantaranya Rusdi yang diperankan oleh Iqbaal Dhiafkari Ramadhan menjadi sosok pramuka yang disiplin, mandiri, selalu optimis, dan pantang menyerah.

  Rusdi inilah yang mengajukan Baron untuk ikut dalam perkemahan pramuka. Teuku Rizky Muhammad memerankan sosok Anton yang ahli dalam urusan Api. Bersama dengan yang lain, seorang anak bertubuh kecil yang tempramental diperankan oleh Bastian Bintang Simbolon sebagai Aldi juga ditunjuk untuk ikut dalam perkemahan.

  Dibalik itu semua Baron yang aslinya tidak berminat untuk ikut perkemahan terpaksa mengikutinya karena desakan dari Rusdi dan juga dukungan sekaligus sedikit paksaan dari orang tuanya yang selama ini mengidamkan anaknya bisa berprestasi di sekolah. Sempat ada info dari temannya yang ada di Jakarta bahwa akan ada Pameran mobil RC yang akan mampir di Balikpapan. Setelah memutar otak Baronpun akhirnya setuju untuk ikut perkemahan pramuka, tetapi sekaligus dengan tujuan ingin melihat pameran mobil RC yang tidak jauh dari tempat perkemahan tanpa sepengetahuan orang tuanya.

  Di Perkemahan Bintang Utama mereka mulai dengan petualangan barunya. Dengan modal keahlian pada hobinya masing-masing, diajang- ajang tertentu mereka melakukannya dengan penuh kerjasama. Rusdi sebagai pimpinan regu elang dengan optimisnya ingin meraih gelar sebagai pramuka bintang utama, dia selalu menyemangati teman seregunya untuk selalu optimal dalam setiap kegiatan.

  Di akhir kegiatan, pada kompetisi pencarian markas bintang yang juga sebagai penentuan pramuka bintang utama. Regu elang dengan semangat kerjasamanya mereka menyusun strategi untuk bisa menyelesaikan kompetisi ini dengan posisi sebagai pemenangnya.

  Ditengah perjalanannya,mereka bertemu dengan Sindai yang diperankan oleh Monica Sayangbati, gadis perkasa yang sudah muak dengan perlakuan teman seregunya yang selalu dimanfaatkan. Sindai yang bermaksud untuk pulang, kemudian dicegah oleh regu elang dan diminta untuk bergabung dengan regunya. Setelah melewati beberapa pos, Baron yang tidak lupa dengan tujuan utamanya ingin melihat pameran RC berniat untuk pisah dengan regunya, Aldipun yang sok tau jalan Balikpapan terpengaruh ingin pulang karena perempuan yang diidamkannya tidak meresponnya. Tidak lain Sindai, yang merasa perempuan mempunyai sifat tidak adil juga mundur untuk melanjutkan kompetisinya. Dari 3 anggota regunya yang mundur, hanya Anton yang memilih ikut melanjutkan kompetisi bersama Rusdi.

  Semakin menegangkan setelah regu elang terpecah menjadi dua, ditengah perjalanan mereka menemui musibah lagi. Rusdi dan Anton yang tertangkap penculik ditengah hutan, dan Baron, Aldi, Sindai berlari karena melihat burung betutut yang bisa membahayakan diri mereka.

  Setelah keluar dari hutan, ketiganya berubah pikiran lagi untuk kembali lagi menemui Rusdi dan Anton. Saat perjalanan kembali, terlihat jejak kaki yang kemungkinan besar itu adalah jejak kaki kedua temannya. Setelah ditelusuri ternyata Rusdi dan Anton masuk dalam perangkap penculik. Dengan berbagai trik untuk mengalahkan sang penculik, akhirnya mareka dapat menyelamatkan Rusdi dan Anton.

  Pada hari penentuan pramuka terbaik pun diumumkan, regu Lima Elang yang berhasil meraih predikat pramuka terbaik. Dan mereka masuk dalam perkemahan yang selanjutnya, yaitu Perkemahan Tingkat Nasional.

  Mulai dari situ Baron yang dulu tidak berniat untuk melanjutkan pramukanya, sekarang dia sangat bersemangat untuk mengikutinya.

3. Unsur Intrinsik Film Lima Elang

  Unsur intrinsik adalah unsur-unsur dari dalam yang dapat melengkapi sebuah karya sastra. Unsur instrinsik dalam sebuah film antara lain tema, penokohan, alur, latar, sudut pandang, amanat. Adapun unsur-unsur intrinsik dari film Lima Elang, antara lain:

  a. Tema

  Tema adalah inti atau ide pokok sebuah cerita. Tema merupakan pangkal tolak pengarang dalam menyampaikan ceritanya.

  (Kosasih, 2007: 69) Tema dari film Lima Elang adalah persahabatan. Dalam film

  Lima Elang ini tidak hanya tertuju pada satu tokoh saja, melainkan beberapa tokoh yang digambarkan dari cerita tentang persahabatan lima siswa dengan latar belakang yang berbeda-beda.

  b. Penokohan

  Penokohan adalah cara pengaranh dalam menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. (Kosasih, 2007: 70) Tokoh merupakan orang-orang yang berperan dalam sebuah drama. Dalam film Lima Elang tokoh-tokoh yang berperan, antara lain:

1) Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan sebagai Rusdi Badrudin

  Tokoh Rusdi menggambarkan sosok anak yang memliki jiwa kepemimpinan yang besar, pantang menyerah, bersahabat/komunikatif, optimis, dan humoris. Diantara sifat- sifatnya, berikut ditunjukkan dengan naskah film, antara lain: a)

  Kepemimpinan yang besar, Regu Elang pun berkumpul untuk menentukan ketua regunya.

  Rusdi : “Aku baca ya.” (sambil membuka satu- persatu kertas yang sudah di isi nama calon ketua)

  Rusdi, Rusdi, Rusdi, Baron. Terimakasih, aku terima kepercayaan kalian. Sekarang sebagai pimpinan regu, aku akan memilih

wakil. Aku pilih Baron.”

  Rusdi : “Ini pakai tatacara pramuka, yang terbanyak kedua jadi wakil.”

  b) Pantang menyerah

  Rusdi : “Apapun harus kita lakukan Ton, yang penting kita bisa ikut perkemahan itu. Kan kalau kita bisa ikut, kita ikut JAMBORE NASIONAL... mantap „kan?” Rusdi : “Justru itu, selama di pramuka aku diajarkan untuk tidak menyerah.”

  c) Bersahabat/komunikatif

  Rusdi : “Hey, ikam anak baru dari Jakarta itu „kan? Aku Rusdi Badrudin, Penggalang Kalau ikam ikut ini, teman ikam langsung ba nyak. Pramuka semua lagi…”(menyapa Baron yang sedang istirahat di kantin sambil bersalaman dengan menyodorkan formulir) “Keren…” (memuji Baron yang sedang sibuk dengan mobil RC miliknya)

  d) Optimis

  Rusdi : “Ini pakai teknik lama, regu lain pasti nggak ada yang tau. Dan kita pasti bisa menang di lomba ketrampilan souvernir.”

  e) Disiplin

  Rusdi sebagai siswa yang disiplin dengan aturan sekolah, sering ketika bel sekolah rusak Rusdi membantu penjaga sekolah meneriaki teman-temannya agar cepat masuk. f) Humoris

  Rusdi : “Akhirnya kita bisa menang Ton.” (sambil berjabatangan untuk

kemenangannya)