IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK NEGERI 2 MAGELANGTAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

  

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SMK NEGERI 2 MAGELANGTAHUN PELAJARAN

2017/2018

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh: Dwi Wardani Nim 114-14-025 PROGRAM STUDIPENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

  

2018

  

MOTTO

َ ف

َاًرْسُيَِرْسُعْلاَ ع مََّنِإ

  Artinya: ‘’ Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

  ’’

(QS An-Nashr ayat 5)

  

PERSEMBAHAN

  Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat serta hidayah-Nya, Penulis dapat mempersembahkan skripsi ini untuk : 1.

  Kedua orang tua saya Bapak dan Ibuku yang tiada hentinya memberikan do‟a dan semangat untuk pendidikan anaknya, menasehati dan membimbingku selama ini.

  Karena dengan do‟a dari kedua orang tualah saya dapat menyelesaikan kuliah saya.

  2. Kakak saya Zaenal Arifin yang telah memberikan semangat dan pergorbanannya selama ini dalam menempuh pendidikan adiknya yang lebih tinggi, dengan harapan saya dapat menjadi orang yang sukses.

  3. Agus Khamdani yang selama ini selalu memberikan semangat dan motivasinya dari dulunya belum kuliah dan akhirnya kuliah menjadi Sarjana.

  4. Sahabat dan teman dekat saya yang selalu memberikan motivasi kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

  5. Segenap guru dan karyawan dari TKIT AT-TAQWA Grabag yang telah memberikan ijin dan semangat kepada saya untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi dengan tetap mengemban tugas sebagai guru, sehingga dapat menempuh gelar Sarjana.

  6. Kepada peserta didik saya yang ada di TKIT AT-TAQWA Grabag yang selalu mendo‟akan saya setiap saya akan berangkat kuliah.

  7. Sahabat dan teman-teman seperjuangan dari jurusan PAI EKSTENSI angkatan 2014 yang telah membimbing dan memberikan semangat hingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan

KATA PENGANTAR

  Bismillahirrahmanirrohim

  Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul „‟Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 2 Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018.

  Tidak lupa juga shalawat serta salam penulis sampaikan kepada Nabi Agung Muhammad SAW, yang menjadi suri tauladan bagi umat manusia ini dan kita nantika n syafa‟atnya di Yaumul akhir nanti. Aamien.

  Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

  Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1.

  Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

  2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga, Bapak Suwardi, M.Pd.

  3. Ketua Program Studi PAI IAIN Salatiga, Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.

  4. Ibu Dra. Siti Ashdiqoh, M.Si. selaku pembimbing skripsi yang telah membimbing dengan ikhlas,mengarahkan, dan meluangkan waktunya untuk penulis sehinggaskripsi ini terselesaikan 5. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmupengetahuan, serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapatmenyelesaikan jenjang pendidikan Sarjana.

  

ABSTRAK

  Wardani, Dwi. 2018. Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran

  Pendiidikan Agama Islam Di SMK Negeri 2 Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018 . Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

  Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dra. Siti Ashdiqoh, M.Si

  

Kata Kunci: Implementasi, Pendidikan Karakter, Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam

  Penelitian ini mempunyai tujuan untuk 1) Mengetahui implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMK Negeri

  2 Magelang tahun pelajaran 2017/2018 2) Mengetahui faktor pendukung dan penghambat implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMK Negeri 2 Magelang tahun pelajaran 2017/2018

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan dengan metode wawancara dan dokumentasi. Objek penelitian yang menjadi data primer Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, Waka Kesiswaan, Waka Sapras, guru PAI, guru BK dan siswa.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa SMK Negeri 2 Magelang telah menerapkan pendidikan karakter dalam pembelajaran pendidikan agama Islam melalui nilai-nilai karakter, berikut yang menjadi hasil analisis peneliti; 1) Implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran PAI di SMK Negeri 2 Magelang adalah dengan melalui menerapkan nilai-nilai karakter diantaranya religius, disiplin, peduli lingkungan, toleransi, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, dan bersahabat/komunikatif. 2) Faktor pendukung dan penghambat implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMK Negeri 2 Magelang ini terdapat dua hal, yaitu: faktor pendukung; pembelajaran siswa yang kondusif di kelas saat pembelajaran PAI, guru yang kompeten dalam mengajar , komunikasi guru yang bersahabat kepada semua siswa, kerja sama antara guru, siswa dan semua warga sekolah. Faktor penghambat; tidak semua guru dan siswa dapat diajak kerja sama dalam penerapan pendidikan karakter, kurangnya guru agama, kurangnya jam tatap muka pada pembelajaran PAI dalam satu minggu, dan latar belakang siswa yang berbeda-beda.

  DAFTAR ISI SAMPUL ........................................................................................................ i

LOGO IAIN ................................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... v

MOTTO ......................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ......................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

ABSTRAK ...................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................

  1 A.

  1 Latar Belakang Masalah ...............................................................

  B.

  7 Fokus Penelitian ...........................................................................

  C.

  8 Tujuan Penelitian .........................................................................

  D.

  8 Manfaat Penelitian .......................................................................

  E.

  9 Penegasan Istilah ..........................................................................

  F.

  12 Sistematika Penulisan ...................................................................

  BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................

  14 A.

  14 Landasan Teori ...............................................................................

  1.

  14 Konsep Pendidikan Karakter .......................................................

  2.

  17 Tujuan Pendidikan Karakter Di Sekolah .....................................

  3.

  19 Nilai-nilai Karakter ......................................................................

  4.

  28 Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Pendidikan Karakter .....

  5.

  31 Strategi Pendidikan Karakter .......................................................

  B.

  38 Kajian Pustaka (Kajian Pustaka Terdahulu) .................................

  1.

  38 Kajian terdahulu dari para ahli ...................................................

  2.

  40 Perbedaan dan persamaan kajian dari para ahli ..........................

  BAB III METODE PENELITIAN ..............................................................

  42 A.

  42 Jenis Penelitian ............................................................................

  B.

  42 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................

  C.

  42 Sumber Data ................................................................................

  D.

  43 Prosedur Pengumpulan Data .......................................................

  E.

  44 Analisis Data ...............................................................................

  F.

  46 Pengecekan Keabsahan Data .......................................................

  BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA ...........................................

  48 A.

   48 Paparan Data.................................................................................

  1.

  48 Gambaran Umum SMK Negeri 2 Magelang ...........................

  a.

  48 Sejarah Berdirinya SMK Negeri 2 Magelang ...................

  b.

  49 Profil SMK Negeri 2 Magelang .........................................

  c.

  51 Identitas Sekolah ................................................................

  d.

  52 Visi dan Misi SMK Negeri 2 Magelang ............................

  e.

  53 Struktur Organisasi SMK Negeri 2 Magelang ...................

  f.

  55 Data Ketenagaan dan Peserta Didik ...................................

  g.

  59 Sarana Prasarana.................................................................

  h.

  61 Prestasi Siswa dan Sekolah ................................................ i.

  65 Gambaran Informan ...........................................................

  2.

  6 Temuan Penelitian ...................................................................

  a.

  Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 2 Magelang .......

  68 b. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Pendidikan

  Karakter Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 2 Magelang ..................................................

  78 B.

  86 Analisis data...............................................................................

  1. Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 2 Magelang ............

  86 2. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Pendidikan

  Karakter Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 2 Magelang ......................................................... 105

  

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 112

A.

  112 Kesimpulan .........................................................................................

  B.

  114 Saran ....................................................................................................

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  DAFTAR TABEL 1.

Tabel 4.1 Daftar Rombongan Belajar dan Wali Kelas SMK Negeri 2

  Magelang …………............................................................................

  10 2.

Tabel 4.2 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMK Negeri 2

  Magelang …..…….........................................................................……

  11 3.

Tabel 4.3 Data Peserta Didik SMK Negeri 2 Magelang.....................

  12 4.

Tabel 4.4 Daftar Sarana Prasarana SMK Negeri Magelang ..............

  13 5.

Tabel 4.5 Daftar Prestasi Siswa dan Sekolah SMK Negeri 2 Magelang

  ……………....….…….......................................................….........…… 14

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  DAFTAR PUSTAKA 2. BIOGRAFI PENULIS 3. PEDOMAN WAWANCARA 4. HASIL WAWANCARA 5. SURAT IZIN PENELITIAN 6. SURAT KETERANGAN PENELITIAN 7. LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBING 8. DOKUMENTASI WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah proses pembentukan karakter manusia yang

  tidak pernah berhenti. Pendidikan merupakan sebuah proses budaya untuk membentuk karakter guna meningkatkan harkat dan martabat manusia yang berlangsung sepanjang hayat. Maka, jelaslah bahwa pendidikan merupakan landasan bagi pembentukan karakter manusia, sekaligus karakter sebuah bangsa (Bambang Pranowo,dkk,2009:25), dengan begitu pendidikan karakter juga perlu di tekankan kepada siswa guna menjadi landasan pembentukan sikap yang baik dalam kehidupannya.

  Pendidikan karakter merupakan sebuah istilah yang semakin hari semakin mendapatkan pengakuan dari masyarakat Indonesia saat ini.Terlebih dengan dirasakannya berbagai ketimpangan hasil pendidikan dilihat dari perilaku lulusan pendidikan formal saat ini, semisal korupsi, perkembangan seks bebas pada kalangan remaja, narkoba, tawuran, pembunuhan, perampokan oleh pelajar, dan pengangguran lulusan sekolah menengah dan atas (Dharma

  Kesuma,dkk,2012:4). Pendidikan karakter rupanya mulai mendapatkan perhatian dari pemerintah untuk segera diimplementasikan di sekolah-sekolah sebagai program utama. Kemendiknas dalam hal ini, telah mencanangkan visi penerapan pendidikan karakter pada tahun 2010-2014. Penerapan pendidikan karakter memerlukan pemahaman yang jelas tentang konsep pembentukan karakter (characterbuilding) dan pendidikan karakter itu sendiri. Tanpa pijakan konsep yang jelas dan pemahaman yang komprehensif, visi ini bisa- bisa hanya sebatas retorika belaka (Abdul Majid dan Dian Andayani,2013:4).

  Karakter adalah watak, sifat, atau hal-hal yang memang sangat mendasar yang ada pada diri seseorang. Karakter merupakan sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan perbuatannya. Sikap dan tingkah laku seorang individu dinilai oleh masyarakat sekitarnya sebagai sikap dan tingkah laku yang diinginkan atau di tolak, dipuji atau dicela, baik ataupun jahat (Abdul Majid dan Dian Andayani,2013:12). Dalam Islam, tidak ada disiplin ilmu yang terpisah dari etika-etika Islam, dan pentingnya komparasi antara akal dan wahyu dalam menentukan nilai-nilai moral terbuka untuk diperdebatkan. Bagi kebanyakan muslim segala yang dianggap halal dan haram dalam Islam, dipahami sebagai keputusan Allah tentang benar dan baik (Abdul Majid dan Dian Andayani,2013:58).Perdebatan yang mungkin belum dan tidak akan pernah berhenti di kalangan kita tentang seputar peranan pendidikan agama bagi pembentukan karakter. Negara kita berlandaskan Pancasila dimana sila pertama adalah menyatakan bahwa Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Intinya adalah negara kita bukan atheis tapi negara yang religius yang menjadikan sila pertama dari Pancasila tersebut sebagai inti dari keempat sila yang lainnya (Abdul Majid dan Dian Andayani,2013:61).

  Pendidikan karakter yang ada di diantaranya yaitu penanaman sikap religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, pantang menyerah, peduli lingkungan dan peduli sesama. Sikap religius yang di tanamkan seperti halnya di Indonesia yaitu terlihat dengan adanya banyaknya lembaga keagamaan seperti pondok pesantren, TPQ, madrasah diniyah, serta sekolah-sekolah umum yang pada saat ini lebih menekankan pada siswa tentang keagamaan. Kemudian penanaman sikap toleransi yang mana di Indonesia saat ini dapat diketahui memiliki banyak kepercayaan. Oleh karena itu sebagai warga negara yang baik kita diminta untuk saling menghargai dan bertoleransi dalam beragama namun tidak memecah belah. Setelah itu pendidikan karakter yang diterapkan di Indonesia yang terkadang membuat siswa terbentuk karakter yang tidak baik yaitu kejujuran. Jujur dalam hal ini adalah jujur tentang jawaban dalam ulangan atau UN. Pada saat sekarang nilai UN menjadi momok atau hal yang ditakutkan untuk kelulusannya. Maka banyak siswa yang rela membeli jawaban UN dengan harga tinggi demi memperoleh nilai bagus. Dari contoh ketiga penanaman pendidikan karakter tersebut dapat kiranya menjadikan kesadaran bagi kita semua akan pentingnya penanaman pendidikan karakter di mulai ejak dini.

  Mengingat dari hal diatas, pendidikan agama Islam di sekolah sangat diperlukan bagi peserta didik untuk pembentukan moral dan sikap terkait dengan karakter yang mulia. Pendidikan Agama Islamadalah usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran Islammelalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Muhaimin,2002:183).

  Pendidikan yang membangun nilai-nilai moral atau karakter di kalangan peserta didik harus selalu mendapatkan perhatian. Membangun karakter bangsa membutuhkan waktu yang lama dan harus dilakukan secara berkesinambungan. Pemerintah kita, yang diawali oleh Kementerian Pendidikan Nasional tiada henti-hentinya melakukan upaya-upaya untuk perbaikan kualitas pendidikan Indonesia, namun belum semuanya berhasil, terutama menghasilkan insan Indonesia yang berkarakter. Salah satu upaya untuk mewujudkan pendidikan seperti di atas, para peserta didik harus dibekali dengan pendidikan khusus yang membawa misi pokok dalam pembinaan karakter/akhlak.

  Penelitian dari Mukhlis Adi Nugraha:

  ‘’Pelaksanaan Pendidikan

Pembelajaran Agama Islam Pendidikan untuk meningkatkan toleransi intra-

agama tingkah laku’’ bermaksud mengungkapkan bahwa Setiap pendidik

  berharap bahwa apa yang dia ajarkan dapat diterima dan dilaksanakan oleh para siswa. Namun kenyataannya tidak ada implementasiproses pembelajaran yang benar-benar efektif dan efisien. Ini bisa direfleksikandalam penurunan moral, perselisihan kelompok sosial, dan konflik nilai. Berbagai masalah belajar yang meliputi: siswa kurang tertarikuntuk belajar pendidikan agama Islam, terutama dalam subjek soal Al-Quran, dan pengelolaan jenazah (Mukhlis, IAIN Salatiga, Jurnal Kebudayaan dan Pendidikan IslamVol.2 No.

  2,Mei 2017:190-213).

  Demikianlah pembelajaran agama menjadi sangat penting untuk menjadi pijakan dalam pembinaan karakter siswa, mengingat tujuan akhir dari pendidikan agama tidak lain adalah terwujudnya akhlak atau karakter mulia. Tentu saja misi pembentukan karakter ini tidak hanya diemban oleh pendidikan agama, tetapi juga oleh pelajaran-pelajaran lain secara bersama-sama.

  Meskipun demikian, pendidikan agama dapat dijadikan basis yang langsung berhubungan dengan pengembangan karakter siswa karena hampir semua materi pendidikan agama syarat dengan nilai-nilai karakter. Di samping itu, aktifitas keagamaan di sekolah yang merupakan bagian dari pendidikan agama dapat dijadikan sarana untuk membiasakan siswa memiliki karakter yang baik.

  Mengingat pentingnya pendidikan karakter kepada siswa yang mana pendidikan karakter tersebut dapat diimplementasikan kedalam pendidikan agama Islam yang ada disekolah, dengan demikian pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat diartikan sebagai upaya membuat peserta didik dapat terus belajar, terdorong belajar, mau belajar dan tertarik untuk terus menerus mempelajari Agama Islam secara menyeluruh yang mengakibatkan beberapa perubahan yang relatif tetap dalam tingkah laku seseorang, baik dalam kognitif, afektif dan psikomotorik. Implementasi pendidikan karakter dalam Agama Islam tersimpul dalam karakter pribadi Rasulullah saw, di dalam Al Qur‟an, Allah SWT berfirman:

  

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan banyak yang mengingat Allah. (QS Al Ahzab ayat 21)

  Sesungguhnya Rasulullah adalah contoh serta teladan bagi umat manusia yang mengajarkan serta menanamkan nilai-nilai karakter yang mulia kepada umatnya. Sebaik-baik manusia adalah yang baik karakter atau akhlaknya dan manusia yang sempurna adalah yang memiliki akhlakul karimah, karena ia merupakan cerminan iman yang sempurna. Agama Islam sangat memperhatikan masalah pendidikan karakter terhadap anak.

  Berdasarkan paparan latar belakang diatas maka dapat dikatakan bahwa peran seorang guru agama sangat diperuntukkan dalam hal ini. Guru agama akan mengajarkan nilai-nilai ibadah terhadap siswa, sehingga akan dapat meminimalisir tingkah laku siswa yang menyimpang dari norma-norma.

  Sebagai seorang pendidik akan lebih mengetahui cara agar dapat menerapkan pendidikan karakter kepada siswanya. Mengimplementasikan pendidikan karakter di sekolah, tidak hanya pada pembelajaran Agama saja namun juga pada pembelajaran yang lainnya. Untuk mewujudkan pendidikan karakter, dapat dimulai dengan pembiasaan atau aktivitas keagamaan lainnya atau lebih tepatnya dengan budaya Islami. Pada saat ini di sekolah-sekolah telah menerapkan pendidikan karakter pada pembelajaran-pembelajaran di sekolah, khususnya pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam, seperti halnya di SMK Negeri 2 Magelang yang menjadi obyek penelitian penulis, yang telah menerapkan nilai-nilai karakter ke dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.

  SMK Negeri 2 Magelang merupakan salah satu sekolah yang telah mengimplementasikan pendidikan karakter pada pembelajaran Agama.Perlu penulis ketahui bahwa SMK Negeri 2 Magelang merupakan sekolah umum yaitu tidak semua siswanya beragama Islam melainkan ada pula yang beragama lain. Meskipun demikian, SMK Negeri 2 Magelang mampu menerapkan pendidikan karakter ke dalam pemebelajaran pendidikan agama Islam. Oleh karena itu, untuk mewujudkan rasa keingintahuan tentang permasalahan tersebut, maka penulis membuat penelitian dengan judul skripsi :

  IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK NEGERI 2 MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018.

B. Fokus Penelitian

  Perumusan masalah (fokus penelitian) merupakan tema sentral masalah atau problem atau issue sebagai gambaran ringkas secara kondisional dan situasional fenomena yang dihadapi sehingga menggugah untuk dilakukan penelitian dalam kurun waktu cepat dan dekat. (Elvinaro Ardianto,2014:13).

  Dari pernyataan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian tersebut diantaranya:

  1. Bagaimana implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMK Negeri 2 Magelang tahun pelajaran 2017/2018? 2. Apa faktor pendukung dan penghambat implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMK Negeri 2 Magelang tahun pelajaran 2017/2018? C.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujun penelitian mengacu pada isi dan fokus penelitian. (Elvinaro Ardianto,2014:18). Dari pernyataan di atas, penulis menyampaikan tujuan dari penelitian , diantaranya :

  1. Untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMK Negeri 2 Magelang tahun pelajaran 2017/2018 2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMK

  Negeri 2 Magelang tahun pelajaran 2017/2018 D.

   Manfaat Penelitian

  Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam subbab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan (Elvinaro Ardianto,2014:18).

  Dalam penelitian yang penulis paparkan, dapat kirannya mempunyai kegunaan, baik untuk penulis maupun dari pihak sekolah yang bersangkutan, berikut diantaranya penulis paparkan kegunaan dari penelitian tersebut.

1. ManfaatTeoritis a.

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan memperluas wawasan pendidikan karakter di SMK Negeri 2 Magelang b.

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dan informasi kepada pihak sekolah dalam menanamkan pendidikan karakter 2. Manfaat Praktis a.

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghantarkan dunia pendidikan sekolah umum menghadapi persoalan perubahan pada era globalisasi saat ini b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghantarkan seorang siswa agar menjadi siswa yang lebih baik dan berakhlak mulia serta mampu menghasilkan generasi yang bermanfaat di masyarakat E.

   Penegasan Istilah

  Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang apa yang terkandung dalam skripsi ini, maka perlu kiranya penulis menjabarkan masing-masing pengertian dari setiap pokok pembahasan, diantaranya yaitu : 1.

  Implementasi Pendidikan Karakter a.

  Implementasi Merupakan aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan (Nurdin Usman,2002:70). Menurut Mulyasa (2010:93), implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan sikap. Dalam Oxford

  Advance Learner’sDictionary dikemukakan bahwa implementasi adalah ‘’putsomethingintoeffect’’, (penerapan sesuatu yang memberikan efek

  atau dampak). Berdasarkan pemaparan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa implementasi merupakan sebuah penerapan melalui sikap dan tindakan untuk mencapai suatu bentuk perubahan dalam mencapai suatu tujuan tertentu.

  b.

  Pendidikan Karakter Dalam kajian P3, mendefinisikan pendidikan karakter dalam setting sekolah sebagai „‟Pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah.‟‟

  Definisi tersebut mengandung makna : (1)pendidikan karakter merupakan pendidikan yang terintegrasi dengan pembelajaran yang terjadi pada semua mata pelajaran; (2) diarahkan pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh. Asumsinya anak merupakan organisme manusia yang memiliki potensi untuk dikuatkan dan dikembangkan; (3) penguatan dan pengembangan perilaku didasari oleh nilai yang dirujuk sekolah (lembaga) (Dharma Kesuma,dkk,2012:5).

  Berdasarkan pemaparan diatas maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa implementasi pendidikan karakter ialah merupakan suatu tindakan secara sadar untuk memberikan penguatan dan pengembangan kepada siswa terhadap pola tingkah laku yang berlandaskan nilai-nilai karakter yang dirujuk oleh sekolah.

2. Pendidikan Agama Islam

  Merupakan suatu usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama serta menjadikannya sebagai pedoman sebagai pandangan hidup (Zakiyah Drajat,1992:86). Di harapkan siswa setelah lulus dari pendidikan yang ditempuh dapat mengamalkan ajaran agama yang telah didapatnya dan dipelajari sehingga dapat menerapkannya ke dalam kehidupan sehari-harinya guna membentuk pribadi yang lebih baik.

  Jadi yang dimaksud judul skripsi ini adalah penerapan pendidikan karakter dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam, sehingga nantinya dengan pendidikan karakter tersebut siswa dapat menerapkannya di dalam sekolah dan di kehidupannya dengan nilai-nilai tertentu.

F. Sistematika Penulisan

  Pada penulisan penelitian ini, penulis menulis skripsi ini dengan sistematika yang terdiri dari lima bab, adapun sistematikanya sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang Latar Belakang masalah, Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah, dan Sistematika Penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA Berisi teori-teori yang menerangkan tentang masalah yang dikaji yang

  terdiri dari Landasan Teori yang meliputiKonsep Pendidikan Karakter, Tujuan Pendidikan Karakter di Sekolah, Nilai-nilai Karakter, Peran Pendidikan Agama Islam dalam Pendidikan Karakter dan juga Kajian Pustaka (Kajian terdahulu).

  BAB IIIMETODE PENELITIAN Dalam bab ini di paparkan tentang Jenis Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian, Sumber Data, Prosedur Pengumpulan Data, Analisis Data, Pengecekan Keabsahan Data. BAB IVPAPARAN DAN ANALISIS DATA Dalam bab ini berisi tentang Paparan Data yang meliputi gambaran

  umum SMK Negeri 2 Magelang, Temuan Penelitian yang meliputi kegiatan yang dilaksanakan dalam penerapan pendidikan karakter di

  SMK Negeri 2 Magelang, dan berisi analisis data tentang implementasi pendidikan karakter dan juga faktor-faktor yang mempengaruhinya serta laporan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan variabel penelitian.

BAB V PENUTUP Dalam bab ini berisi tentang penutup yang berisikan kesimpulan akhir

  penelitian, saran-saran yang berhubungan dengan pihak-pihak terkait dari penelitian dan pada bagian akhir bab ini berisikan daftar pustaka, lampiran serta daftar riwayat hidup.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Konsep Pendidikan Karakter Kita sering mendapatkan kenyataan bahwa seorang anak yang di usia

  kecilnya dikenal sebagai anak yang rajin beribadah, hidupnya teratur, disiplin menjaga waktu dan penampilan, serta taat terhadap kedua orang tuanya namun, setelah sekian lama berpisah dan kita bertemu di usia dewasa, kita tidak mendapatkan sifat-sifat yang pernah melekat di usia kecilnya itu. Sebaliknya kita melihat bahwa sifatnya sudah berubah 180 derajat. Jangankan suara azannya terdengar di menara masjid, datang ke masjid untuk beribadah saja sudah tidak pernah kelihatan lagi. Apa yang sebenarnya terjadi? Rupanya perjalanan hidup telah mengubah semua sifat baiknya. Mungkin faktor ekonomi, keluarga, lingkungan dimana tempat tinggal, dan mungkin pendidikan yang ia dapat dari orang dewasa telah menjadi penyebab utama perubahan drastisnya.

  Pada sisi lain, kita juga sering menemukan orang yang memiliki sifat buruk, dan sifat buruknya itu tidak bisa berubah walaupun ribuan nasehat dan peringatan yang telah diberikan kepadanya. Seolah tidak ada seorang pun di dunia ini yang mampu mempengaruhi dirinya. Apakah ini karakter yang telah melekat kuat dan sulit untuk dirubah (Abdul Majid dan Dian Andayani, 2013: 16).

  Karakter orang itu berbeda-beda. Tentunya kita sendiri dapat mengamati karakter orang bisa dari orang terdekat kita. Karakter dapat dibentuk, karena kita juga menginginkan orang terdekat kita baik keluarga, saudara bahkan anak didik kita memiliki karakter tertentu maka kita dapat menggunakan teknik pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus akan dapat membentuk karakter tertentu pada seseorang, misalnya pembiasaan di sekolah dengan tepat waktu, pembiasaan di rumah dengan melakukan pekerjaan rumah sendiri. Dua contoh tersebut dapat menjadikan pola pemikiran dan sikap yang terbentuk menjadi karakter pada seorang anak. Sehingga dapat dikatakan bahwa karakter memang dapat dibentuk.

  Pada pernyataan lain, Munir (2010:3) memilih definisi karakter sebagai sebuah pola, baik itu pikiran, sikap, maupun tindakan yang melekat pada diri seseorang dengan sangat kuat dan sulit dihilangkan. Menurut Hornbydan Parnwell (1972:49) mengatakan bahwa karakter adalah kualitas mental atau moral, kekuatan moral, nama atau reputasi. Hermawan Kertajayajuga mendefinisikan karakter adalah „‟ciri khas‟‟ yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah „‟asli‟‟ dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut dan merupakan „‟mesin‟‟ pendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap, dan merespon sesuatu (Abdul Majid dan Dian Andayani, 2013: 13).

  Karakter merupakan ciri khas seseorang, dengan melihat ciri khas terntentu pada seseorang tersebut maka hal itu yang dijadikan pengingat bahwa orang itu memiliki karakter yang demikian. Pendidikan karakter memiliki makna lebih tinggi daripada pendidikan moral, karena bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah. Lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan kebiasaan tentang yang baik sehingga siswa dididik menjadi paham, mampu merasakan, dan mau melakukan yang baik. Menurut Ratna Megawangi, pembedaan ini karena moral dan karakter adalah dua hal yang berbeda. Moral adalah pengetahuan seseorang terhadap hal baik atau buruk. Sedangkan karakter adalah tabiat seseorang yang langsung di kemudikan oleh otak. Dari sudut pandang lain bisa dikatakan bahwa tawaran istilah pendidikan karakter datang sebagai bentuk kritik dan kekecewaan terhadap praktik pendidikan moral selama ini. Itulah karenanya, terminologi yang ramai dibicarakan sekarang ini pendidikan karakter (charactereducation) bukan pendidikan moral (moral education).

  Walaupun secara substansial, keduanya tidak memiliki perbedaan yang prinsipil (Abdul Majid dan Dian Andayani, 2013: 14).

  Socrates berpendapat bahwa tujuan paling mendasar dari pendidikan adalah untuk membuat seseorang menjadi goodandsmart. Dalam sejarah Islam, Rasulullah Muhammad Saw, Sang Nabi terakhir dalam ajaran Islam, juga menegaskan bahwa misi utamanya dalam mendidik manusia adalah untuk mengupayakan pembentukan karakter yang baik (goodcharacter) (Abdul Majid dan Dian Andayani, 2013: 30). Dalam pandangan Islam tahapan-tahapan pengembangan dan pembentukan karakter dimulai sedini mungkin. Hal tersebut dilakukan agar anak memiliki landasan karakter yang baik dengan pembiasaan karakter sejak dini.

2. Tujuan Pendidikan Karakter di Sekolah

  Dalam lingkungan sekolah tentu akan ada suatu tujuan dalam meningkatkan atau mengembangkan sekolah tersebut. Menurut Dharma Kesuma (2012:9), tujuan pendidikan karakter terdiri dari tiga hal diantaranya: a.

  Memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud perilaku anak, baik ketika proses sekolah maupun setelah proses sekolah. Penguatan dan pengembangan memiliki makna bahwa pendidikan dalam setting sekolah bukanlah sekedar dogmatisasi nilai kepada peserta didik, tetapi sebuah proses yang membawa peserta didik untuk memahami dan merefleksi bagaimana suatu nilai menjadi penting untuk diwujudkan dalam perilaku keseharian manusia, termasuk bagi anak. Penguatan juga mengarahkan pada proses pembiasaan yang disertai oleh logika dan refleksi terhadap proses dan dampak dari proses pembiasaan yang dilakukan oleh sekolah baik dalam setting kelas maupun sekolah. Penguatan pun memiliki makna adanya hubungan antara penguatan perilaku melalui pembiasaan di sekolah dengan di rumah.

  b.

  Mengkoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai- nilai yang dikembangkan oleh sekolah. Tujuan ini memiliki makna bahwa pendidikan karakter memiliki sasaran untuk meluruskan berbagai perilaku anak yang negatif menjadi positif. Proses pelurusan yang dimaknai sebagai pengkoreksian perilaku dipahami sebagai proses yang pedagogis dalam pengkoreksian perilaku negatif diarahkan pada pola pikir anak, kemudian dibarengi dengan keteladanan lingkungan sekolah dan rumah, dan proses pembiasaan berdasarkan tingkat dan jenjang sekolahnya.

  c.

  Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.

  Tujuan ini memiliki makna bahwa proses pendidikan karakter disekolah harus dihubungkan dengan proses pendidikan di keluarga. Jika saja pendidikan karakter di sekolah hanya bertumpu pada interaksi antar peserta didik dengan guru di kelas dan sekolah, maka pencapaian berbagai karakter yang diharapkan akan sangat sulit diwujudkan. Inti dari tujuan pendidikan karakter di sekolah di atas ialah memfasilitasi, mengkoreksi dan mengkoneksikan perilaku peserta didik, sehingga bagaimana peserta didik dan pihak sekolah dapat bersama-sama mengembangkan pendidikan karakter yang sudah ada ke dalam diri pribadi siswa yang diterapkan tidak hanya di sekolah saja namun juga terhadap lingkungan masyarakat.

3. Nilai-nilai Karakter

  Menurut Ngainun Anim (2012:123) dalam bukunya yang berjudul

  CharacterBuilding, terdapat 18 nilai-nilai pembangun karakter, diantaranya

  adalah sebagai berikut: a.

  Religius Penanaman nilai religius ini menjadi tanggung jawab orang tua dan sekolah. Menurut ajaran Islam, sejak anak belum lahir sudah harus ditanamkan nilai-nilai agama agar si anak kelak menjadi manusia yang religius. Sementara di sekolah, ada banyak strategi yang dapat dilakukan untuk menanamkan nilai religius ini, pembiasaan moral dan etika dapat di pupuk dengan kegiatan religius secara rutin di sekolah, seperti halnya pembiasaan shalat dhuha, berinfak, shalatdzuhur berjamaah, dll. Dalam hal ini, pendidikan agama merupakan tugas dan tanggung jawab bersama, bukan hanya menjadi tugas dan tanggung jawab guru saja.

  b.

  Jujur Secara harfiah, jujur berarti lurus hati, tidak berbohong, tidak curang. Jujur merupakan nilai penting yang harus dimiliki setiap orang.

  Jujur tidak hanya diucapkan, tetapi juga harus tercermin dalam perilaku sehari-hari. Nilai jujur penting untuk di tumbuhkembangkan sebagai karakter karena sekarang ini kejujuran semakin terkikis dan arus globalisasi yang semakin melanda. Salah satu bentuk program yang dapat dilakukan oleh sekolah untuk menumbuhkan kejujuran pada peserta didik, yaitu dengan membuat kantin jujur. Kantin jujur adalah ruangtempat menjual makanan dan minuman di sekolah dengan tujuan untuk melatih kejujuran para peserta didik dalam membayar makanan yang mereka ambil. Hal in kemudian menjadi salah satu indikator dalam menilai kejujuran dari siswa sekolah.

  c.

  Toleransi Toleransi berarti sikap membiarkan tidak kesepakatan dan tidak menolak pendapat, sikap, ataupun gaya hidup yang berbeda dengan pendapat, sikap, dan gaya hidup sendiri. Sikap toleran dalam implementasinya tidak hanya dilakukan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan aspek spiritual dan moral yang berbeda, tetapi juga harus dilakukan terhadap aspek yang luas, seperti halnya di dalam kelas siswa saling berdiskusi antar kelompok, maka siswa lain harus dapat bertoleransi dengan pendapat yang berbeda, begitu juga guru didalam kelas ketika mengajar saling bertoleransi dengan pendapat masing- masing siswanya.

  d.

  Disiplin Disiplin tumbuh dari kebutuhan menjaga keseimbangan antara kecenderungan dan keinginan individu untuk berbuat agar memperoleh sesuatu, dengan pembatasan atau peraturan yang diperlukan oleh lingkungan terhadap dirinya. Disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah, dan peraturan yang berlaku.

  Seorang siswa dapat taat akan tata tertib sekolah, terbiasa shalat tepat waktu, datang ke sekolah sebelum jam 07.00, dll.

  e.

  Kerja Keras Tidak ada keberhasilan yang bisa dicapai tanpa kerja keras.

  Kerja keras melambangkan kegigihan dan keseriusan mewujudkan cita- cita. Sebab, hidup yang dijalani dengan kerja keras akan memberikan nikmat yang semakin besar manakala mencapai kesuksesan. Dalam dunia pendidikan, pelajar yang sukses adalah yang menjalani proses pembelajaran secara serius dan penuh kerja keras. Sangat jarang ada siswa yang bisa sukses tanpa belajar. Hampir dapat dipastikan bahwa pelajar yang sukses adalah pelajar yang memiliki tradisi kerja keras. Selalu bersungguh-sungguh dalam menggapai cita-citanya. Cita-cita akan menjadi tujuan dan pencapaian bila seseorang melakukan upaya dan usaha yang mengarah pada cita-cita tersebut. Di sinilah letak pentingnya kerja keras.

  f.

  Kreatif Orang yang kreatif selalu berusaha mencari hal baru dari hal-hal yang telah ada. Oleh karena itu, sifat kreatif sangat penting untuk kemajuan. Kreatif sebagai salah satu nilai karakter sangat penting karena kreatif akan menjadikan seseorang tidak pasif. Jiwanya selalu gelisah (dalam makna positif), pikirannya terus berkembang, dan selalu melakukan kegiatan dalam rangka pencarian hal-hal baru yang bermanfaat bagi kehidupan secara luas. Di dalam lingkup sekolah kreativitas menjadi penting agar proses pendidikan di sekolah benar- benar dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kreativitas tinggi.

  Kreativitas dapat tumbuh di kalangan peserta didik ketika situasi belajar di sekolah memang mendukung tumbuhnya daya pikir dan bertindak kreatif.

  g.

  Mandiri Kemandirian tidak otomatis tumbuh dalam diri seorang anak.

  Mandiri pada dasarnya merupakan hasil dari proses pembelajaran yang berlangsung lama. Mandiri tidak selalu berkaitan dengan usia. Bisa saja seorang anak sudah memiliki sifat mandiri karena proses latihan atau karena faktor kehidupan yang memaksanya untuk menjadi mandiri. Di dalam lingkup sekolah, seorang peserta didik, untuk menjadi mandiri hendaknya sesekali dibiasakan belajar secara mandiri. Kemandirian dalam belajar ini perlu diberikan kepada peserta didik supaya mereka mempunyai tanggung jawab dalam mengatur dan mendisiplinkan dirinya dalam mengembangkan kemampuan belajar atas kemauan sendiri.

  h.

  Demokratis Nilai demokratis ini penting untuk ditumbuh kembangkan kepada anak didik agar memahami bahwa tidak boleh ada pemaksaan pendapat. Selama orang lain memiliki hak untuk berpendapat, perbedaan pendapat merupakan konsekuensi yang tidak mungkin untuk dihindari.

  Jika memaksakan segala sesuatunya harus satu pendapat, maka hal seperti ini sudah tidak sesuai dengan nilai demokratis. Setiap manusia memiliki pendapat yang dipengaruhi oleh latar belakang kehidupannya sendiri. Di dalam lingkup sekolah di dalam kelas, peserta didik dapat di latih untuk mengambil keputusan dan melaksanakan keputusan secara bertanggung jawab. i.

  Rasa Ingin Tahu Manusia merupakan makhluk yang memiliki akal. Akal pula yang memungkinkan manusia mengembangkan kehidupannya secara dinamis.