Hubungan antara motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar - USD Repository

  

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI

SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU DENGAN PRESTASI

BELAJAR SISWA

Studi Kasus Di SMK YPKK 1 Sleman

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Akuntansi

  Disusun Oleh :

  VINSENSIA CANDRA HARY MURTI NIM : 051334038 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009

  

MOTTO

  Sekali kakimu melangkah, maka teruslah berjalan ”

dan jangan berpikir untuk berhenti

  

“Yakinlah pada dirimu sendiri bahwa kamu bisa

menyelesaikannya”

“Masa depan harus dipikirkan, direncanakan, dan dipersiapkan

sebaik-baiknya tetapi jangan sukali-kali khawatir akan hari esok”

  

(Dele Carnegie)

Karya kecil ini kupersembahkan kepada: Keluargaku dan semua yang mendukungku serta semua orang yang membutuhkan

  

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA

TENTANG KOMPETENSI GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR

  Studi Kasus Pada Siswa Kelas XII Akuntansi SMK YPKK 1 Sleman Vinsensia Candra Hary Murti

  Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  2009 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa, (2) hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa, dan (3) hubungan antara motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kompetensi guru secara bersama – sama dengan prestasi belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September – Oktober 2009.

  Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMK YPKK 1 Sleman sedangkan sampel penelitian adalah siswa kelas XII jurusan Akuntansi SMK YPKK 1 Sleman. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan korelasi product moment dan korelasi linear ganda.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa (t hitung = 2,150 > t tabel = 1,976); (2). ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa hitung tabel tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa (t = 2,010 > t = 1,976); (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kompetensi guru secara bersama – sama dengan prestasi belajar siswa (F hitung = 5,115> F tabel = 3,059).

  

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING MOTIVATION AND

STUDENT’S PERCEPTION TOWARDS TEACHERS COMPETENCE

AND STUDENT’S LEARNING ACHIEVEMENT

  A Case Study on the Twelfth Class of SMK YPKK 1 Sleman Vinsensia Candra Hary Murti

  Sanata Dharma University Yogyakarta

  2009 The purposes of this research are to know the relationship between: (1) learning motivation and students learning achievement; (2) students perception towards teacher competence and students learning achievement, and; (3) learning motivation and students perception towards teachers competence and students learning achievement. This research was conducted from September until Oktober 2009.

  The research is a case study research. The population in this research was all of the students at YPKK Vocational High School. The samples in this research were twelfth class of YPKK Vocational High School. The techniques of collecting data were: questionnaire and documentation. The data analysis techniques were product moment correlation and double linear correlation.

  The result of the research shows that: (1) the relationship between learning count motivation and students learning achievement is positive and significant (t = 2,150 > t table = 1,976); (2) the relationship between students perception towards teacher competence and students learning achievement is positive and significant (t count = 2,010 > t table = 1,976); (3) the relationship between learning motivation and students perception towards teachers competence and students learning count table achievement is positive and significant (F = 5,115 > F = 3,059).

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Kasih atas segala limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Hubungan Antara Motivasi Belajar Dan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru Dengan Prestasi Belajar Siswa”. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi.

  Penulisan Skripsi ini terwujud berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang telah berkenan membimbing, membantu, dan memotivasi penulis.

  Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

  1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  4. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku dosen pembimbing yang dengan penuh pengertian dan ketulusan hati memberikan bimbingan, kritik, saran serta motivasi dalam penulisan skripsi ini.

  5. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan, bimbingan dan saran dalam merevisi skripsi ini.

  6. Bapak FX. Muhadi, M. Pd. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan, bimbingan dan saran dalam merevisi skripsi ini.

  7. Bapak dan Ibu dosen serta staff sekretariat Pendidikan Akuntansi : Mbak Aris dan Bapak Wawiek atas bantuan dalam mengurusi kepentingan-kepentingan mahasiswa.

  8. Seluruh keluarga besar SMK YPKK 1 Sleman yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian.

  9. Kedua orang tuaku, Bapak St. Suryanto dan Ibu MM. Wanti tercinta atas segala doa, kasih sayang, perhatian, kesempatan dan semangat yang diberikan dengan tulus selama ini.

  10. Kakakku V. Ari Widyaningtyas (terima kasih buat bantuan isi tinta printer) dan adikku Valentinus Krisna Prehantoro terima kasih buat doa dan dukungannya.

  11. Saudara kembarku Vinsensius Prita Iswandaru, terima kasih untuk doa, dukungan, dan tempat berbagi apapun. (ayo gek dirampungke skripsine)

  12. Kus Ari Agung Prastowo ”Mr. Embot”, terima kasih untuk doa, dukungan, perhatian, kasih sayang dan cinta selama ini. Serta untuk mimpi dan harapan yang selalu ada untuk ”kita”.(cepat lulus ya, aku tunggu di kota itu!).

  13. Sahabat-sahabatku: Lusia Rini Hapsari ”Tithe”, Paula Novita Kusumaningrum, Lusia Leni Cahyati, Natalia Niken Krisnawati, Kurnia Widiastuti. Terima kasih teman untuk segala sesuatu yang terjadi baik suka maupun duka selama kuliah ini. Cicilia Era K, Maria Dwi Riwayati (makasih

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... v

ABSTRAK ........................................................................................................ vi

ABSTRACT ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii

DAFTAR ISI .....................................................................................................xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................................................1 B. Perumusan Masalah ........................................................................... 3 C. Batasan Masalah ................................................................................ 4 D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5 E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka

  1. Belajar ..........................................................................................6

  2. Prestasi Belajar ............................................................................ 7

  3. Motivasi Belajar .......................................................................... 9

  4. Persepsi ........................................................................................ 10

  5. Kompetensi Guru .........................................................................12

  6. Kerangka Teoritik ........................................................................18

  B. Model Penelitian ................................................................................21

  C. Hipotesis ............................................................................................ 22

  BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .................................................................................. 23 B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................23 C. Subjek dan Objek Penelitian ..............................................................23 D. Populasi, Sampel dan Penarikan Sampel ...........................................24 E. Variabel dan Pengukuran variable Penelitian ....................................25 F. Teknik Pengumpulan data ................................................................. 29 G. Teknik Pengujian Instrumen ..............................................................30 H. Teknik Analisis Deskriptif .................................................................35 I. Teknik Analisis Data ......................................................................... 35 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah SMK YPKK I Sleman .......................................................... 41 B. Visi dan Misi SMK YPKK I Sleman .................................................42 C. Organisasi Sekolah SMK YPKK I Sleman ....................................... 43 D. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMK YPKK I Sleman ........44 E. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ....................................................... 46 F. Usaha Penempatan Lulusan ...............................................................46 G. Siswa SMK YPKK I Sleman .............................................................46 H. Guru dan Karyawan SMK YPKK I Sleman ...................................... 48 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ................................................................................... 51 B. Pengujian Prasyarat Analisis ............................................................. 54 C. Pengujian Hipotesis ........................................................................... 55 D. Pembahasan ....................................................................................... 61 BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................................ 66 B. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 67 C. Saran .................................................................................................. 67

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 69

LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Tabel 4.3 Jumlah Siswa Program Keahlian : Rekayasa Perangkat LunakTabel 5.5 Tabel Uji NormalitasTabel 5.3 Deskripsi Prestasi BelajarTabel 5.2 Deskripsi persepsi siswa tentang kompetensi guruTabel 5.1 Deskripsi Motivasi Belajar SiswaTabel 4.5 Daftar guru dan karyawanTabel 4.4 Jumlah Siswa Program Keahlian : Akuntansi

  (RPL)

Tabel 4.2 Fasilitas BelajarTabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Motivasi BelajarTabel 4.1 RuanganTabel 3.7 Koefisien tingkat hubungan antar variableTabel 3.6 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen PenelitianTabel 3.5 Tingkat keterhandalan variabel penelitianTabel 3.4 Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Persepsi siswa tentang kompetensi guruTabel 3.3 Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Motivasi BelajarTabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Persepsi Siswa tentang Kompetensi guruTabel 5.6 Rangkuman Hasil Uji Linieritas

DAFTAR LAMPIRAN

  LAMPIRAN I KUESIONER LAMPIRAN II DATA INDUK LAMPIRAN III

  VALIDITAS DAN RELIABILITAS LAMPIRAN IV NORMALITAS DAN LINEARITAS LAMPIRAN V DAFTAR DISTRBUSI FREKUENSI LAMPIRAN VI TABEL R, T, F LAMPIRAN VII SURAT KETERANGAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan yang penting bagi manusia. Pembangunan suatu negara ditentukan oleh manusia yang ada di dalam

  negara tersebut. Dalam UU SISDIKNAS Tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

  Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

  Pendidikan berlangsung dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan yang berlangsung dalam keluarga dan masyarakat disebut sebagai pendidikan informal, sedangkan pendidikan yang berlangsung di sekolah sering disebut dengan pendidikan formal. Sekolah dikatakan sebagi pendidikan formal karena di sekolah terlaksana serangkaian kegiatan belajar yang terencana dan terorganisir termasuk kegiatan belajar dan mengajar. Dengan belajar anak memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai yang mengantarnya ke tahap kedewasaan (Winkel, 2004:28).

  2 Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mempunyai tujuan mendidik anak agar mengerti, menghayati peran sosial dan ilmiah, mengembangkan cara berfikir ilmiah dalam memahami lingkungan fisik, sosial, serta memecahkan masalah yang dihadapi. Di sekolah siswa mengalami proses belajar mengajar. Siswa diperkenalkan dengan berbagai macam ilmu pengetahuan juga mengalami kehidupan sosial bersama dengan teman dan guru. Tujuan utama dari proses belajar ini agar siswa bisa tumbuh menjadi manusia sosial dan yang menguasai ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang diberikan pada siswa disajikan dalam bentuk berbagai macam pelajaran. Setiap hari, siswa mengikuti pelajaran yang diasajikan guru.

  Dengan mengikuti pelajaran diharapkan siswa mampu menguasai mata pelajaran tersebut. Semangat belajar yang tinggi sangat diperlukan untuk mencapai prestasi tinggi dalam mata pelajaran tersebut.

  Guru adalah penanggung jawab kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, karena guru yang langsung memberikan kemungkinan bagi siswa agar terjadi proses belajar mengajar yang efektif. Peranan guru dalam kelas tidak dapat diganti oleh media apapun. Dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar mengajar kehadiran guru sangat penting (Sudjana,1987:12).

  Dewasa ini kompetensi guru menjadi salah satu alasan siswa termotivasi. Siswa beranggapan bahwa guru yang kompeten dapat mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi siswa. Guru yang mempunyai kompetensi tinggi dalam mengajar dimungkinkan dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sehingga prestasi siswa baik. Kompetensi

  3 profesional guru merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru.

  Kompetensi guru yang lain adalah kompetensi pedagogik, kompetensi personal, dan kompetensi sosial. Keempat kompetensi tidak dapat dipisahkan.

  Guru yang kompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada puncak yang optimal (Hamalik, 2002:36).

  Dalam proses belajar mengajar guru sebagai sumber daya memiliki peranan yang penting karena merupakan salah satu unsur penentu keberhasilan siswa. Proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulumnya akan tetapi ditentukan atau bahkan sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka (Hamalik, 2002:36).

  Berdasarkan latar belakang di atas penulis mengangkat topik

  Hubungan antara Motivasi Belajar dan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar Siswa. Dalam penelitian ini,

  penulis bermaksud menyelidiki prestasi belajar siswa di SMK 1 YPKK Sleman. Hal ini menarik penulis untuk mengadakan penelitian sehubungan dengan menurunnya prestasi belajar siswa di SMK 1 YPKK Sleman.

B. Perumusan Masalah

  1. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa?

  2. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa?

  3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kompetensi guru secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa?

C. Batasan Masalah

  Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi siswa serta keteraturan dan kedisiplinan. Faktor eksternal terdiri dari faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial. Faktor lingkungan sosial meliputi lingkungan sekolah seperti guru, staf administrasi dan teman-teman sekelas. Lingkungan sosial siswa yang meliputi masyarakat, tetangga dan teman-teman sepermainan. Sedangkan faktor non sosial misalnya gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Indikasi prestasi belajar siswa diukur dari nilai raport siswa.

  Dalam penelitian ini, penulis hanya menganalisis satu unsur dari masing-masing faktor yaitu motivasi belajar untuk faktor internal dan kompetensi guru untuk faktor eksternal. Kompetensi guru disini dipandang dari sudut siswa, maka salah satu variabel penelitiannya adalah persepsi siswa tentang kompetensi guru. Kompetensi yang dimaksud disini adalah kompetensi guru yang dinyatakan dalam UU No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi personal, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

  D. Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.

  2. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa.

  3. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kompetensi guru secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa.

  E. Manfaat Penelitian

  a. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan memberi masukan dan pertimbangan dalam perbaikan tenaga pengajar.

  b. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada guru untuk meningkatkan kompetensi.

  c. Bagi Penulis Hasil penelitian ini menjadi bekal dan batu tumpuan untuk masuk dalam dunia kerja terutama dunia kerja pendidikan.

  5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka

1. Belajar

  Belajar dapat diartikan secara luas maupun sempit. Dalam arti luas belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1988:2). Menurut Hilgard dalam buku Theories

  of Learning : Learning is the process by which an activity organites or is changed through reacting to an ecountered situation, provided that the characteristics of the change in activity cannot be explained on the basis of native response tendencies, maturation, or temporary states of the organism e.q. fatique, drugs, etc.

  Selanjutnya Muhibbin Syah (1995:91), mengemukakan bahwa belajar merupakan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan kognitif. Relevan dengan pendapat tersebut, Imron (1996:3) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman.

  Sedangkan menurut Roestiyah ( 1982:149) belajar itu adalah suatu proses di mana guru terutama melihat apa yang terjadi selama siswa menjalani pengalaman edukatif, untuk mencapai sesuatu tujuan.

  7 Menurut Ratna Wilis Dahar (1988: 25-26), belajar didefinisikan sebagai perubahan perilaku yang diakibatkan oleh pengalaman. Depdiknas (2003) mendefinisikan belajar sebagai proses membangun makna/pemahaman terhadap informasi dan/atau pengalaman.

  Proses membangun makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama orang lain. Proses itu disaring dengan persepsi, pikiran (pengetahuan awal), dan perasaan siswa.

  Dari pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa belajar dalam arti luas adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dalam lingkungan. Sedangkan belajar dalam arti sempit yaitu suatu usaha untuk menguasai materi ilmu pengetahuan yang diperoleh dari guru.

2. Prestasi Belajar

  Prestasi belajar menurut Sunaryo (1983 : 10) adalah hasil perubahan kemampuan yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Proses belajar yang dialami oleh murid menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan dan pemahaman, dalam bidang keterampilan dan dalam bidang nilai dan sikap. Adanya perubahan itu tampak dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru (Winkel, 1986 : 102). Perubahan itu bersikap secara relative konstan dan berbekas. Hasil dari belajar tidak dapat disaksikan dari luar, tanpa orang itu melakukan suatu yang menampakkan kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar. Hasil belajar akan tampak dalam prestasi (Winkel, 2004:58). Jadi prestasi belajar merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan. Prestasi belajar diukur melalui alat ukur yaitu suatu tes.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari fakor intern dan faktor ektern (Roestiyah , 1982:159) yaitu: a. Faktor internal

  Faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri, seperti kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat, dll. Faktor ini berwujud sebagai kebutuhan dari anak. Menurut Dimiyati dan Mujino (1999: 235-253) faktor intern meliputi a). faktor psikologis yaitu fakor-faktor yang berhubungan dengan kejiwaan mental dan berpikir. b). faktor biologis yaitu faktor yang berhubungan dengan keadaan fisik seperti penglihatan dan pendengaran.

  b. Faktor eksternal Faktor yang datang dari luar diri si anak. misalnya kebersihan rumah, dan lingkungan belajar seperti lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat.

3. Motivasi Belajar

  Menurut Winkel (1987 : 93), motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi menggapai tujuan tertentu.

  Motivation is usually defined as something that energizes and

  

directs behavior (Woolfolk Anita, 1990:302). Motivasi adalah keadaan

  psikologis dan fisiologi dalam diri pribadi seseorang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.

  Menurut Heinz Kock (1982 :71), motivasi dibedakan menjadi :

  a. Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan yang terletak di luar perbuatan belajar, misalnya siswa belajar untuk menyenangkan orang tua dan memperoleh hadiah.

  b. Motivasi intrinsik Motivasi intrinsik adalah dorongan untuk mencapai tujuan yang terletak di dalam perbuatan belajar, misalnya siswa belajar agar dapat menjawab pertanyaan.

  Menurut Ali Imron (1996:100-104), unsur yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu: a. Cita-cita atau apresiasi belajar

  Setiap manusia memiliki cita-cita atau prestasi tertentu dalam hidupnya yang dikejar dan diperjuangkan. Oleh karena itu, cita-cita sangatlah mempengaruhi motivasi belajar.

  b. Kemampuan belajar Kemampuan belajar setiap orang berbeda-beda, sehingga motivasi yang dimilikinya berbeda-beda juga.

  c. Kondisi pembelajar Kondisi ini dibedakan menjadi dua yaitu kondisi fisik dan psikologis. kedua kondisi ini akan berpengaruh satu sama lain.

  d. Kondisi lingkungan belajar Lingkungan belajar meliputi lingkungan fisik dan sosial. Lingkungan fisik adalah tempat dimana pembelajar sedangkan lingkungan sosial adalah lingkungan seseorang dalam kaitannya dengan orang lain.

4. Persepsi

  Persepsi adalah pengamatan secara global, belum disertai kesadaran, sedang subyek dan obyeknya belum terbedakan satu dari yang lainnya (Kartini Kartono, 1980 : 77). Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, arti persepsi adalah :

  11 Proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya.

  −

  Persepsi pada dasarnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik melalui penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Jadi persepsi merupakan penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya pencatatan yang benar terhadap situasi (Thoha, 2005:141).

  Linda L. Davidoff (1988 : 232) mengemukakan persepsi adalah proses yang mengorganisir dan menggabungkan data-data indera kita untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita termasuk sadar akan diri sendiri.

  Dari definisi di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa persepsi adalah suatu proses penginderaan terhadap rangsangan dari obyek tertentu sehingga kita dapat menilai dan memberi tanggapan terhadap obyek tersebut.

  Linda L. Davidoff (1988 : 234) menuliskan empat hal yang mempengaruhi persepsi : a. Kesadaran

  Suasana hati seseorang akan mempengaruhi pandangannya terhadap sesuatu.

  b. Ingatan Orang cenderung membanding-bandingkan penglihatan, suara, dan pengindraan lainnya dengan ingatan-ingatan masa lalu yang mirip. d. Bahasa Menurut Thoha (2005 : 153) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain: a. Artibulasi

  Artibulasi diartikan sebagai suatu proses bagaimana seseorang mencari kejelasan sebab-sebab dari perilaku orang lain. Seseorang tidak hanya tertarik mengamati perilaku dalam organisasi saja, tetapi juga mencari jawaban penyebab dari perilaku orang yang diamati.

  b. Stereotype Stereotype adalah suatu proses yang cenderung melihat orang lain

  sebagai suatu bagian dari kelas atau kategori.

  c. Hallo Effect Hallo effect digunakan untuk menilai seseorang berdasrkan atas salah

  satu sifat yang diketahui oleh yang menilai. Misalnya kerajinan, kecerdasan, penampilan, dan lain-lain. Satu sifat yang kebetulan dilihat oleh penilai dan dapat menutupi sifat-sifat lainnya.

5. Kompetensi Guru

  a. Pengertian Kompetensi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kompetensi diartikan sebagai wewenang, kekuasaan untuk menentukan suatu hal.

  Wewenang dalam hal ini dikaitkan dengan ruang lingkup jabatan atau

  13 Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang setelah mengikuti latihan tertentu untuk jabatan tertentu dalam waktu tertentu. Seorang guru harus mempunyai kemampuan untuk mengembangkan potensi pribadi anak didik secara keseluruhan maupun potensi perkembangannya kognisi, sikap, tingkah laku ataupun keterampilan anak didiknya.

  Louise Moqvist (2003) mengemukakan bahwa ”competency

  has been defined in the light of actual circumstances relating to the individual and work.” Sementara itu, dari Training Agency

  sebagaimana disampaikan Len Holmes (1992) menyebutkan bahwa :

  “A competency is a description of something which a person who works in a given occupational area should be able to do. It is a description of an action, behavior or outcome which a person should be able to demonstrate.”

  b. Pengertian Guru Menurut UU RI No 2 Tahun 1989 Pasal 27 ayat 3 tenaga pengajar merupakan tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan tugas utama mengajar, yang pada jenjang pendidikan dasar dan menengah disebut guru dan pada jenjang pendidikan tinggi disebut dosen. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia guru adalah orang yang pekerjaannya atau mata pencaharaiannya profesinya mengajar.

  Selanjutnya DEPDIKBUD dalam pedoman pelaksanaan kurikulum SMK guru adalah tenaga kependidikan di SMK yang dinilai telah memiliki kompetensi yang dipersyaratkan, serta memiliki kelayakan profesional untuk membimbing kegiatan belajar peserta didik di sekolah.

  14 UU No 20 Tahun 2003, pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

  Dari uraian di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa tenaga pendidik merupakan tenaga profesional dengan tugas utama mengajar dan dinilai telah memiliki kompetensi yang dipersyaratkan serta memiliki kelayakan untuk membimbing kegiatan belajar peserta didik di sekolah.

  c. Kompetensi Guru Kompetensi guru merupakan kemampuan guru atau penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan menjalankan tugas sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar guru dituntut untuk memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar. Sedangkan guru sebagai pendidik dituntut untuk menanamkan nilai-nilai yang terkandung pada berbagai pengetahuan yang dibarengi dengan contoh-contoh teladan dan tingkah laku gurunya. Jadi tugas guru selain mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa juga mendidik siswa untuk menjadi warga negara yang baik dan utuh.

  Michael G. Fullan yang dikutip oleh Suyanto dan Djihad Hisyam (2000) mengemukakan bahwa ”educational change depends

  on what teachers do and think...”. pendapat tersebut mengisyaratkan

  bahwa perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan sangat bergantung pada apa yang dilakukan dan dipikirkan oleh guru atau dengan kata lain bergantung pada penguasaan kompetensi guru.

  d.

  Jenis Kompetensi Guru Tiga jenis kompetensi menurut Raka Joni seperti yang dikutip oleh Suyanto dan Djihad Hisyam (2000), yaitu:

  1) Kompetensi profesional; memiliki pengetahuan yang luas dari bidang studi yang diajarkannya, memilih dan menggunakan berbagai metode mengajar di dalam proses belajar mengajar yang diselenggarakannya.

  2) Kompetensi kemasyarakatan; mampu berkomunikasi baik dengan siswa, sesama guru, maupun masyarakat luas.

  3) Kompetensi personal; yaitu memiliki kepribadian yang mantap dan patut diteladani. Dengan demikian, seorang guru akan mampu menjadi seorang pemimpin yang menjalankan peran : ing ngarso

sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.

  Sementara dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu : 1) Kompetensi pedagogik yaitu merupakan kemampuan dalam atau landasan kependidikan; (b) pemahaman terhadap peserta didik; (c) pengembangan kurikulum / silabus; (d) perancangan pembelajaran; (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f) evaluasi hasil belajar; (g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 2) Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadian yang: (a) mantap; (b) stabil; (c) dewasa; (d) arif dan bijaksana; (e) berwibawa; (f) berakhlak mulia; (g) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; (h) mengevaluasi kinerja sendiri; dan (i) mengembangkan diri secara berkelanjutan. 3) Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk : (a) berkomunikasi lisan dan tulisan;

  (b) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; (c) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik; dan (d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

  4) Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam meliputi: (a) konsep, struktur, dan metoda keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; (c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; (d) penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetisi secara profesional dalam

  17 konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.

  e.

  Karakteristik Kompetensi Guru Hamalik (2002 : 38) menuliskan guru yang dinilai kompeten secara profesional adalah :

  1) Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya.

  2) Guru tersebut mampu melaksanakan peranan-peranannya secara berhasil.

  3) Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan (tujuan instruksional) sekolah.

  4) Guru tersebut mampu melaksanakan peranannya dalam proses belajar mengajar dalam kelas.

  f. Kompetensi Profesi Guru Ada sepuluh kompetensi guru (Depdikbud dalam Samana,

  1994: 61-69): 1) Guru dituntut menguasai bahan ajar 2) Guru mampu mengelola program belajar mengajar.

  3) Guru mampu mengelola kelas. 4) Guru mampu menggunakan media dan sumber pengajaran. 5) Guru menguasai landasan-landasan kependidikan. 6) Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar.

  18 7) Guru mampu menilai prestasi belajar siswa untuk kepentingan pengajaran.

  8) Guru mengenal fungsi serta program pelayanan bimbingan dan konseling.

  9) Guru mengenal dan mampu ikut penyelenggaraan administrasi sekolah.

  10) Guru memahami prinsip-prinsip penelitian pendidikan dan mampu menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan pengajaran.

6. Kerangka Teoritik

  a. Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa Motivasi belajar adalah segala sesuatu yang menimbulkan dorongan untuk belajar. Motivasi belajar erat kaitannya dengan prestasi belajar. Menurut Winkel (1987 : 93), motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi menggapai tujuan tertentu. Seorang siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendalami materi pelajaran yang dipelajari sehingga prestasi yang dicapai juga maksimal.

  Cicilia Sari Wahyuni (2004:82) menyatakan bahwa motivasi siswa. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar. Bila motivasi belajar tinggi maka prestasi belajar tinggi. Sebaliknya bila motivasi rendah maka prestasi belajar juga rendah.

  b. Hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa.

  Guru mempunyai peran yang sangat penting di dalam kelas. Mereka tidak hanya bertugas untuk menyampaikan materi pelajaran saja tetapi juga dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Menurut pandangan siswa, guru yang benar-benar kompeten di bidangnya bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Guru menyampaikan materi dengan cara yang menarik dan selalu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Dengan bekal ilmu yang benar-benar bermutu diharapkan siswa memperoleh pengetahuan yang luas dan mendalam sehingga siswa dapat mengerjakan ujian dengan baik. Bila siswa dapat mengerjakan ujian dengan baik diharapkan prestasi belajar yang dicapai juga baik.

  Michael G. Fullan yang dikutip oleh Suyanto dan Djihad Hisyam (2000) mengemukakan bahwa ”educational change depends on what

  teachers do and think...”. pendapat tersebut mengisyaratkan bahwa

  perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan sangat bergantung pada apa yang dilakukan dan dipikirkan oleh guru atau dengan kata lain bergantung pada penguasaan kompetensi guru.

  20 Suasana belajar yang menyenangkan, penyampaian materi pelajaran yang menarik dapat menggugah semangat siswa untuk belajar lebih giat sehingga diharapkan prestasi belajar tinggi. Cicilia Sari Wahyuni (2004:82) menyatakan bahwa persepsi siswa tentang kompetensi guru mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan prestasi siswa. Kesimpulannya adalah ada hubungan positif antara persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa.

  c. Hubungan antara motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kompetensi guru secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa.

  Motivasi belajar adalah segala sesuatu yang menimbulkan dorongan untuk belajar. Motivasi belajar erat kaitannya dengan prestasi belajar. Menurut Winkel (1987 : 93), motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi menggapai tujuan tertentu.

  Seorang siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan berusaha semaksimal mungkin agar nilai-nilainya selalu baik. Bahkan ketika tidak tes, siswa tersebut tetap belajar dengan giat. Motivasi belajar yang tinggi akan mencapai hasil yang maksimal.

  Seorang guru yang mempunyai kompetensi jika dipandang dari siswa adalah guru yang dapat menyampaikan materi pelajaran secara menyenangkan. Setiap guru diharapkan pandai dalam mengarahkan

  21 kegiatan beajar siswa agar mencapai keberhasilan belajar. Seorang guru juga harus dapat menciptakan suasana yang kondusif dalam proses belajar mengajar. Dengan suasana yang seperti ini akan menimbulkan semangat belajar bagi siswa. Siswa menjadi termotivasi untuk mengikuti pelajaran yang diampu guru tersebut. Bila siswa sudah termotivasi untuk belajar maka diharapkan prestasi belajar merekapun tinggi. Kompetensi guru merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Semakin kompeten guru, semakin pandai pula guru menarik siswa untuk menyenangi mata pelajaran tersebut sehingga siswa bersemangat dalam belajar dan mempengaruhi presatai mereka.

  Dari uraian tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kompetensi guru berhubungan positif secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa.

B. Model Penelitian

  Berdasarkan kerangka berpikir di atas, dapat disusun sebuah model penelitian sebagai berikut: Motivasi belajar

  Prestasi belajar siswa Persepsi

  22 C. Hipotesis Ha 1 = Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.

  Ha 2 = Ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa.

  Ha 3 = Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kompetensi guru secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa.

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yaitu suatu penelitian yang

  dilakukan secara intensif terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi,lembaga atau gejala tertentu (Arikunto, 2002:120). Penelitian ini juga termasuk dalam penelitian korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan, dan seberapa jauh hubungan ada antara dua variabel (yang dapat diukur) atau lebih (Sumanto,1990: 6-7). Penelitian tentang hubungan antara motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa ini dibatasi ruang lingkupnya, yaitu mengambil kasus pada SMK YPKK 1 Sleman ,Yogyakarta.

  B. Tempat dan Waktu Penelitian 1.

  Waktu Penelitian : September – Oktober 2009

  2. Tempat Penelitian : SMK YPKK 1 Sleman, Yogyakarta

  C. Subyek dan Obyek Penelitian

  1. Subyek Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII.

  24

  2. Obyek Obyek dari penelitian ini adalah motivasi belajar, persepsi siwa tentang kompetensi guru, dan prestasi belajar siswa.

D. Populasi, Sampel dan Penarikan Sampel

  1. Populasi adalah keseluruhan dari obyek yang di teliti. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakterisitik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:115).

  Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa – siswi SMK YPKK 1 Sleman.

  2. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006:131). Dalam penentuan jumlah sampel ini, penulis mempertimbangkan pernyataan Sudjana (1996:168) sebagai berikut: pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau pertimbangan peneliti. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII jurusan akuntansi SMK YPKK 1 Sleman.

  3. Teknik Penarikan Sampel Teknik penarikan sampel penelitian ini adalah purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,