Hubungan antara kemandirian belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa studi kasus pada siswa SMK 7 Yogyakarta

(1)

i

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN BELAJAR DAN

MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR

AKUNTANSI SISWA STUDI KASUS PADA SISWA SMK 7

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Fransisca Ayu Cinthia Dewi NIM: 111334031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

(3)

(4)

iv

PERSEMBAHAN

Teriring rasa hormat, saya persembahkan karya tulis ini sebagai terima kasihku kepada:

• Tuhan Yesus Kristus atas segala berkatNya

• Bapak Yohanes Suhardi dan Ibu Bf. Suryaningsih, yang senantiasa memberikan doa, dukungan, pengertian dan pengorbanan.

• Adik tercinta Andreas Yoga, terima kasih atas semangat dan dukungannya.

• Diah TW, Oktin Pratami,Gres Dimara, Albina LP, Dwi C, Aprili, Mbak Dilla yang selalu menghibur dan memberi semangat.

• Teman-teman Pendidikan Akuntansi 2011. • Almamaterku Universitas Sanata Dharma


(5)

v

MOTTO

Segala perkara dapat kutanggung didalam DIA yang

memberi kekuatan kepadaku

(Filipi 4:13)

Semua yang kamu pinta dalam doa dengan penuh


(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 27 April 2017 Penulis


(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Fransisca Ayu Cinthia Dewi Nomor Mahasiswa : 111334031

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN BELAJAR DAN

MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR

AKUNTANSI SISWA. STUDI KASUS PADA SISWA SMK 7

YOGYAKARTA

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 27 April 2017 Yang menyatakan


(8)

viii

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN BELAJAR DAN

MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR

AKUNTANSI SISWA STUDI KASUS PADA SISWA SMK 7

YOGYAKARTA

Studi Kasus Pada Siswa SMK 7 Yogyakarta Fransisca Ayu Cinthia Dewi

Universitas Sanata Dharma 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara : (1) kemandirian belajar dengan prestasi belajar siswa; (2) motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di SMK 7 Yogyakarta pada bulan Oktober 2016. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Jurusan Akuntansi di SMK 7 Yogyakarta yang berjumlah 293 siswa. Dengan teknikpurposive samplingdiambil sampel penelitian siswa kelas XI Akuntansi sebanyak 95 siswa. Data dikumpulkan dengan teknik kuisioner dan dokumentasi kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis Product Moment.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar siswa (rxy = 0,052dan

probabilitas signifikan= 0,483); (2) tidak adahubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar (rxy = -0,009 dan probabilitas signifikan


(9)

ix

ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN STUDENTS’LEARNING INDEPENDENCE AND STUDENTS’ LEARNING MOTIVATION AND STUDENTS’LEARNING

ACCOUNTING ACHIEVEMENT A Case Study of Students of SMKN 7 Yogyakarta

Fransisca Ayu Cinthia Dewi Sanata DharmaUniversity

2016

The goals of this research are to know the relationship between: (1) students’ learning independence and students’ learning achievement; (2) students’ learning motivation and students’ learning achievement.

This research was carried out in SMK 7 Yogyakarta in October 2016. The population of this research were 293 students of accounting departement ofSMK 7 Yogyakarta. The samples were 95 students of the eleventh grade, the samples were taken by applying purposive sampling technique. Data were gathered by using questionnaire and documentation.Data wereanalyzed by using Product Moment AnalyzingTechnique.

The result of this research shows that: (1) there is no positive and significant relationship between students’ learning independence and students’ learning achievement (rxy = 0,052and significance probability= 0,483); (2) there is no positive

and significant relationship between students’ learning motivation and students’ learning achievement (rxy = -0,009 and significance probability = 0,905).


(10)

x

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala nikmat, rahmat dan karunia-Nya yang tidak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Kemandirian Belajar Dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Akuntansi siswa Studi Kasus Pada Siswa SMK 7 Yogyakarta ” ini disusun untuk memenuhi syarat dalam gelar sarjana Pendidikan Akuntansi di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam pembuatan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami penulis namun berkat bimbingan, kerjasama, dukungan, dan semangat dari orang terdekat sehingga penulis mampu menyelesaikannya. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph. D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku dosen pembimbing yang selalu sabar dalam memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.


(11)

xi

5. Kepala SMK N 7 Yogyakarta serta para Guru yang telah memberikan ijin dan bimbingan dalam melakukan penelitian

6. Para siswa kelas XI SMK N 7 Yogyakarta yang bersedia membantu penulis dalam melakukan penelitian.

7. Theresia Aris Sudarsilah selaku staf sekretariat Pendidikan Akuntansi yang selama ini telah membantu melayani dalam administrasi.

8. Kedua orang tuaku yang tidak pernah lelah untuk selalu menberikan doa, kasih sayang, semangat, nasehat,

9. Para sahabat yang selalu memberikan semangat, Gres Oktavina, Dyah TW, Albina LP, Mbak Dila, Dwi.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis sendiri. Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan pada penyusunan skripsi ini, untuk itu saran dan kritik yang membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Terima kasih.

Yogyakarta, 27 April 2017


(12)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... xxiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 6

1. Pengertian Belajar ... 6

a. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 7

b. Tujuan Belajar ... 8

c. Prestasi Belajar ... ... 9

d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar...10

2. Kemandirian Belajar ... 12

a. Pengertian Kemandirian Belajar ... 12

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar .... 13

3. Motivasi Belajar ... 14


(13)

xiv

b. Fungsi Motivasi ... 15

B. Kerangka Berfikir... 16

1. Hubungan Kemandirian Belajar dan Prestasi Belajar ... 17

2. Hubungan Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar ... 18

C. Hasil Penelitian ... 19

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 20

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 20

D. Populasi,Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 21

E. Pengukuran Dan Variabel ... 21

a. Pengukuran Variabel ... 21

b. Definisi Operasional Variabel dan Kisi-kisi ... 22

F. Teknik Pengumpulan Data ... 25

G. Pengujian Instrumen Penelitian ... 27

a. Pengujian Validitas ... 27

b. Pengujian Reliabilitas ... 30

H. Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 37

B. Analisis Data ... 36

1. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 40

a. Hubungan Kemandirian Belajar dan Prestasi Belajar ... 41

b. Hubungan Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar... 42

C. Pembahasan Penelitian ... 44

a. Hubungan Kemandirian Belajar dan Prestasi Belajar ... 44

b. Hubungan Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar... 46

BAB V Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran ... 50

A. Kesimpulan ... 50

B. Keterbatasan Penelitian ... 50

C. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52


(14)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Penskoran Skala Likert ... 22

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kemandirian Belajar ... 23

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar ... 25

Tabel 3.4 Hasil Uji Variabel Kemandirian Belajar ... 28

Tabel 3.5 Hasil Uji Variabel Motivasi Belajar ... 29

Tabel 3.6 Tingkat Keterandalan Variabel Penelitian ... 31

Tabel 3.7 Hasil Pengujian Reliabilitas Kemandirian Belajar ... 31

Tabel 3.8 Hasil Pengujian Reliabilitas Motivasi Belajar ... 32

Tabel 3.9 Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan ... 35

Tabel 4.1 Deskripsi Data Kemandirian Belajar ... 36

Tabel 4.2 Deskripsi Data Motivasi Belajar ... 37

Tabel 4.3 Deskripsi Data Prestasi Belajar ... 38

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Hipotesis Dengan Menggunakan Korelasi Kendall Tau ... 42

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Hipotesis Dengan Menggunakan Korelasi Kendall Tau ... 43


(15)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 53

Lampiran 2 Data Induk Penelitian ... 54

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 55

Lampiran 4 Penilaian Acuan Patokan ... 56

Lampiran 5 Hasil Pengujian Korelasi Kendall Tau ... 58


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting terutama bagi generasi muda agar dapat menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Proses belajar (pendidikan) adalah proses yang mana seseorang diajarkan untuk bersikap setia dan taat dan juga pikirannya dibina dan dikembangkan. Pendidikan bagi bangsa yang sedang berkembang seperti bangsa Indonesia saat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan tuntunan pembangunan secara tahap demi tahap. Pada jenjang pendidikan, siswa harus mempunyai sikap mandiri agar dapat menghadapi tantangan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Mutu pendidikan dapat dilihat dari prestasi belajar siswa karena prestasi belajar siswa mencerminkan keberhasilan proses pendidikan yang salah satunya ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yaitu dengan menumbuhkan kemandirian belajar siswa agar menghasilkan siswa yang mandiri.

Kemandirian belajar merupakan tuntutan utama siswa dalam belajar supaya siswa dapat menyelesaikan tugas, kepercayaan dengan kemampuan sendiri, dan tidak bergantung pada orang lain. Menurut Sumarmo (2004: 4) bahwa karakteristik yang termuat pada kemandirian belajar, yaitu individu merancang belajarnya sendiri sesuai dengan keperluan atau tujuan individu


(17)

yang bersangkutan, individu memilih strategi dan melaksanakan rancangan belajarnya, dan individu memantau kemajuan belajarnya sendiri serta mengevaluasi hasil belajarnya dan dibandingkan dengan standar tertentu. Siswa yang memiliki sikap mandiri akan lebih berani memutuskan hal yang berkenaan dengan dirinya bebas dari pengaruh orang lain, mampu berinisiatif dan mengembangkan kreatifitas serta merangsang untuk berprestasi lebih baik. Kemandirian ini menekankan pada aktivitas dalam belajar yang penuh tanggung jawab sehingga mampu mencapai prestasi belajar. Peran kemandirian sangat diperlukan bagi setiap siswa, dalam proses belajar terutama saat siswa belajar secara individu, sangat jarang para siswa belajar dirumah dengan kemauan dari dalam diri sendiri sehingga kemandirian belajar perlu ditingkatkan guna bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar sehingga prestasi siswa tersebut menjadi baik

Salah satu penentu faktor keberhasilan belajar bagi seorang peserta didik adalah kemauan untuk belajar secara mandiri. Hal ini didukung oleh berbagai faktor yaitu faktor dari dalam diri sendiri seperti kemauan dari dalam diri untuk belajar dan dari luar diri sendiri. Faktor tingkat pendidikan orang tua yang cukup rendah dan sikap suka menyerahkan urusan pendidikan anak kepada sekolah adalah merupakan salah satu faktor penyebab tidak adanya kemandirian dalam diri siswa. Orang tua yang tidak mengajarkan anak dalam memanfaatkan waktu luang, juga telah menyebabkan anak terbiasa untuk berkeliaran, hidup tidak teratur sejak bangun tidur sampai kembali memejamkan mata pada malam berikutnya


(18)

Motivasi adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan demi mencapai tujuan. Oleh karena itu yang penting adalah bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu butuh dan ingin terus belajar. Siswa yang tidak memiliki motivasi dalam belajar akan mudah bosan, tidak semangat, sulit konsentrasi dan cenderung malas untuk mengikuti mata pelajaran. Kondisi demikian tentunya akan mengakibatkan sulitnya mencapai prestasi belajar yang baik karena melihat hasil belajar siswa tidak sesuai dengan harapan. Hal tersebut terjadi pada siswa yang kurang mempunyai semangat belajar karena kurangnya motivasi. Peran Motivasi dalam hal belajar sangat penting, sebab dengan adanya motivasi mendorong semangat belajar, siswa melakukan semua kegiatan belajar secara efektif dan efisien, sebab motivasi akan menciptakan kemauan belajar untuk secara teratur.motivasi merupakan syarat yang mutlak dalam belajar, seorang siswa yang belajar tanpa motivasi atau kurang motivasi tidak akan berhasil dengan maksimal.

Prestasi belajar adalah hasil maksimal menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap sesuatu yang dikerjakan, dipelajari, difahami dan diterapkan. Semua pelaku pendidikan (siswa, orang tua dan guru) pasti menginginkan tercapainya sebuah prestasi belajar yang tinggi, karena prestasi belajar yang tinggi merupakan salah satu indikator keberhasilan proses belajar. Namun kenyataannya tidak semua siswa mendapatkan prestasi belajar yang tinggi dan terdapat siswa yang mendapat prestasi


(19)

belajar yang rendah. Untuk mencapai prestasi banyak hal yang mempengaruhi anak didik antara lain peranan orangtua dalam penanaman nilai disiplin, kemandirian, peranan guru dalam memotivasi belajar siswa, pengaruh guru, pengaruh lingkungan, fasilitas pendukung, bimbingan guru, dukungan orangtua, dan sebagainya. Peran kemandirian dan motivasi belajar sangat penting karena mempengaruhi proses belajar seorang siswa. Kedua hal tersebut dapat mempengaruhi hasil dari prestasi siswa

Melihat dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara Kemandirian Belajar dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Akuntansi Belajar Siswa“.

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, serta untuk menghindari perluasan masalah, maka penelitian ini dibatasi pada permasalahan Hubungan antara Kemandirian Belajar dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Studi Kasus Pada Siswa SMK 7 Yogyakarta.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah ada hubungan positif antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar?

2. Apakah ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar?


(20)

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untukmenyediakan bukti tentang:

1. Hubungan positif kemandirian belajar berpengaruh dengan prestasi belajar.

2. Hubungan positif motivasi belajar berpengaruh dengan prestasi belajar. E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan penelitian:

1. Bagi siswa

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukkan bagi siswa untuk memiliki motivasi belajar akuntansi yang tinggi agar mencapai hasil belajar yang maksimal.

2. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan atau pertimbangan untuk menentukan kebijakan bagi para guru guna meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan informasi dan referensi tambahan untuk penelitian lebih lanjut.


(21)

6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori Belajar 1. Pengertian Belajar

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respons berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respons, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respons) harus dapat diamati dan diukur.

Menurut Ernest R. Hilgard (1984: 252) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sifat perubahan relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, dan sebagainya.


(22)

Reber (2007:74) mendefinisikan belajar yaitu belajar adalah proses memperoleh pengetahuan dan belajar merupakan suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. Sedangkan pengertian belajar menurut Moh.Surya (1997) adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.

Berdasarkan pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakikatnya merupakan suatu usaha. Suatu proses perubahan tingkah laku yang baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang buruk terjadi pada diri individu sebagai hasil pengalaman atau hasil interaksinya dengan lingkungannya. Perubahan hasil belajar ini berkaitan dengan penambahan kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Akan tetapi juga berhubungan dengan perubahan pola-pola respon dari seluruh aspek-aspek kepribadian seseorang telah melakukan aktivitas belajar.

a. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Saat proses belajar dapat terjadi berbagai hambatan, itulah salah satu bunyi dari prinsip pembelajaran. Untuk dapat mengetahui hambatan-hambatan kita harus berfikir mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi suatu proses belajar dan pembelajaran. Setelah mengetahui berbagai prinsip


(23)

pembelajaran, kita dapat berpengaruh pada saat proses belajar. Belajar membutuhkan proses interaksi, motivasi, lingkungan dan lain-lain. Ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar. Faktor tersebut adalah:

1) Faktor Internal

a) Faktor fisiologi yaitu faktor yang meliputi jasmani

b) Faktor psikologi yaitu faktor yang meliputi rohani yang mendorong aktivitas belajar anak. Hal ini berpengaruh pada taraf intelegensi, motivasi belajar, sosial ekonomi, sosial budaya dan lain-lain.

2) Faktor Eksternal

a) Faktor non sosial yang meliputi keadaan udara, waktu, tempat dan alat-alat yang dipakai dalam pembelajaran.

b) Faktor sosial yang meliputi pendidik dan metode pengajaran.

b. Tujuan Belajar

Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa. Diantara tujuan belajar menurut (Sadiman, 2008:28) adalah sebagai berikut:


(24)

1) Untuk mendapatkan pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pemilik pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan memperkaya pengetahuan. Tujuannya adalah yang memiliki kecenderungan lebih besar perkembangannya didalam kegiatan belajar, dalam hal ini peran guru sebagai pengajar yang menonjol.

2) Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan. Keterampilan itu memang dapat dididik yaitu dengan banyak melatih kemampuan.

3) Pembentukan sikap

Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk itu dibutuhkan kecakapan mengarahkan motivasi dan berfikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh.

c. Prestasi Belajar

Prestasi belajar banyak diartikan seberapa jauh hasil yang telah dicapai siswa dalam penguasaan tugas-tugas atau materi pelajaran yang diterima dalam jangka waktu tertentu. Prestasi


(25)

belajar adalah harapan bagi setiap murid yang sedang mengikuti proses pembelajaran disekolah serta harapan bagi wali murid dan guru. Prestasi belajar pada umumnya dinyatakan dalam angka atau huruf sehingga dapat dibandingkan dengan satu kriteria. Prestasi belajar kemampuan seseorang dalam pencapaian berfikir yang tinggi. Menurut Benyamin S. Bloom (2006:36) prestasi belajar merupakan hasil perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah kognitif terdiri atas: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan analisis. Sedangkan menurut Saifudin Azwar (1996:44) prestasi belajar merupakan dapat dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai raport, indeks prestasi studi, angka kelulusan dan predikat. Prestasi belajar harus memiliki tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Prestasi belajar dapat diartikan sebagai tingkat keterkaitan siswa dalam proses belajar mengajar sebagai hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru didalam kelas. Dari uraian diatas dapat disimpulkan prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang dicapai siswa sebagai ukuran keberhasilan aktivitas belajar siswa yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik yang dinyatakan dalam bentuk angka atau skor.

d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan yang diperoleh siswa selama proses belajarnya. Keberhasilan itu


(26)

ditentukan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi siswa mencangkup faktor internal dan eksternal, sebagai berikut :

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri itu sendiri, faktor intern terdiri atas :

1) Faktor Jasmani (kesehatan dan cacat tubuh )

2) Faktor psikologi (intelegensi, perhatian, minat,bakat, motif, kematangan dan kesiapan

3) Faktor kelelahan

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu. Faktor eksteren terdiri dari :

1) Faktor keluarga

Cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

2) Faktor sekolah

Berkaitan dengan metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, keadaan gedung dan tugas rumah.

3) Faktor masyarakat

Merupakan kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, media massa.


(27)

2. Kemandirian Belajar

a. Pengertian Kemandirian Belajar

Kemandirian belajar adalah belajar secara mandiri, tidak menggantungkan diri kepada orang lain, siswa dituntut untuk memiliki keaktifan dan inisiatif sendiri dalam belajar. Menurut Stephen Brookfield (2000: 130-133) mengemukakan bahwa kemandirian belajar merupakan kesadaran diri, digerakkan oleh diri sendiri, kemampuan belajar untuk mencapai tujuannya. Sikap mandiri seseorang tidak terbentuk dengan cara mendadak, namun melalui proses sejak masa anak-anak. Dalam perilaku mandri antara tiap individu tidak sama, kondisi ini dipengaruhi oleh banyak hal. Belajar secara mandiri akan didapat pemahaman konsep pengetahuan yang lebih lama sehingga akan mempengaruhi pada pencapaian akademik siswa. Kondisi tersebut terjadi karena siswa sudah terbiasa menyelesaikan tugas yang didapat dengan usaha sendiri serta mencari sumber-sumber belajar yang telah tersedia.

Kemandirian dalam belajar akan membantu siswa meningkatkan prestasi belajarnya. Pengertian kemandirian menurut Masrun (1986:8) yaitu suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan untuk kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain, maupun berpikir dan bertindak original/kreatif, dan penuh inisiatif,


(28)

mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diri dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar

Menurut Muahamd Nur Syam (1999:10) ada faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar yaitu:

1) sikap bertanggung jawab untuk melaksanakan apa yang dipercayakan dan ditugaskan;

2) Kesadaran hak dan kewajiban siswa disiplin moral yaitu budi pekerti yang menjadi tingkah laku;

3) Kedewasaan diri mulai konsep diri, motivasi sampai berkembangnya pikiran, karsa, cipta dan karya (secara berangsur);

4) Kesadaran mengembangkan kesehatan dan kekuatan jasmani,rohani dengan makanan yang sehat, kebersihan dan olahraga;

5) Disiplin diri dengan mematuhi tata tertib yang berlangsung, sadar hak dan kewajiban.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dipengaruhi kemandirian belajar adalah faktor dari dalam diri siswa sendiri yang terdiri dalam lima aspek yaitu disiplin, percaya diri, motivasi, inisiatif dan tanggung jawab, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa seorang memiliki kemandirian belajar


(29)

apabila memiliki sifat percaya diri, motivasi, inisiatif, disiplin dan tanggung jawab.

3. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi berasal dari kata motif yang berarti “dorongan” atau rangsangan atau “daya penggerak” yang ada dalam diri seseorang. Menurut Weiner motivasi didefinisikan sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap mencapai tujuan tertentu dan membuat kita tertarik dalam kegiatan tertentu. Motivasi menjadi suatu kekuatan, tenaga atau daya dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak kearah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari (Makmun, 2007:37). Motivasi seseorang dapat ditimbulkan dan tumbuh berkembang melalui dirinya sendiri- intrinsik dan dari lingkungan – ektrinsik. Motivasi intrinsik akan lebih menguntungkan dan memberikan keajegan dalam belajar. Motivasi ektrinsik dijabarkan sebagai motivasi yang datang dari luar individu tersebut. Elliott et al (2000) mencotohkannya dengan nilai, hadiah, dan penghargaan yang digunakan untuk merangsang motivasi seseorang. Motivasi belajar adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin


(30)

melakukan sesuatu. Menurut Sardiman (2003:27), motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai. Motivasi belajar sangat penting artinya untuk mencapai tujuan proses belajar mengajar yang diharapkan, sehingga motivasi dalam diri perlu dibangun.

b. Fungsi Motivasi

Motivasi belajar sangat penting di dalam proses belajar dan pembelajaran dilihat dari segi fungsi atau manfaatnya. Menurut Oemar Hamalik (2002:175) mengungkapkan tiga fungsi dari motivasi. 1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau

motor yang melepas energi. Motivasi dalam hal ini merupakan penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan dua arah dan kegiatan yang harus dikerjakan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan meyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi


(31)

tujuan tersebut sehingga anak didik dalam proses pembelajaran mengevaluasi perilaku yang dilakukannya.

B. Kerangka Berfikir

1. Hubungan kemandirian belajar dan prestasi belajar

Kemadirian merupakan suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan untuk kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain, maupun berfikir dan bertindak original atau kreatif, dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diridan memperoleh kepuasan atas usahanya. Kemadirian ditandai dengan inisiatif dan percaya diri sendiri, serta mengontrol diri dan segala tindakanya. Dengan adanya perubahan tingkah laku maka siswa juga akan memiliki peningkatan dalam berfikir, menganggap bahwa dalam belajar harus bisa mandiri tanpa harus mengandalkan bantuan dari orang lain dan juga tidak menggantungkan belajar dari guru saja, tetapi belajar juga bisa. Siswa yang memiliki kemandirian yang tinggi akan memilih cara belajar, menentukan tujuan, memecahkan masalah dan mempertanggungjawabkan segala tindakannya untuk mencapai prestasi yang tinggi, kemadirian berpengaruh positif terhadap prestasi belajarnya. Hal ini bisa terjadi karena siswa mulai dengan kepercayaan terhadap kemampuan sendiri secara sadar, teratur dan disiplin berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mengejar prestasi belajar, mereka tidak merasa rendah diri dan siap mengatasi masalah yang muncul.


(32)

Kemadirian yang dimiliki oleh setiap siswa diharapkan bisa meningkatkan hasil belajar serta menambahkan semangat mereka dalam mempelajari ilmu pengetahuan. Dengan adanya kemandirian dalam belajar maka seorang siswa akan memperoleh hasil belajar yang baik dan mendapatkan prestasi belajar yang memuaskan. Prestasi belajar merupakan tingkat keterkaitan siswa di dalam proses belajar mengajar sebagai evaluasi yang dilakukan oleh pengajar. Prestasi belajar siswa adalah sebuah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dituliskan dalam bentuk simbol angka atau huruf dan kalimat yang bisa menunjukkan hasil yang telah dicapai oleh setiap murid pada periode tertentu.

Prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang dicapai siswa sebagai ukuran keberhasilan aktivitas belajar siswa yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik yang dinyatakan dalam bentuk angka atau skor. Siswa yang memiliki kemandirian yang tinggi akan memilih cara belajar menentukan tujuan, memecahkan masalah belajar, menentukan tujuan dan mempertanggungjawabkan segala tindakan untuk mencapai prestasi yang tinggi. Kemadirian berpengaruh positif terhadap prestasi belajarnya. Hal ini bisa terjadi karena siswa mulai dengan kepercayaan terhadap kemampuan sendiri secara sadar, teratur dan disiplin berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mengejar prestasi belajar, mereka tidak merasa rendah diri dan siap mengatasi masalah yang muncul. Kemadirian yang dimiliki oleh setiap siswa diharapkan


(33)

bisa meningkatkan hasil belajar serta menambahkan semangat mereka dalam mempelajari ilmu pengetahuan.

2. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar

Motivasi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi belajar dan hasil belajar seseorang yang memiliki kecenderungan untuk mencurahkan segala kemampuannya untuk menghasilkan hasil belajar yang optimal sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Motivasi belajar adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu. Menurut Sardiman (2003:27), motivasi belajar adalah Keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.

Motivasi seseorang dapat ditimbulkan dan tumbuh berkembang melalui dirinya sendiri- intrinsik dan dari lingkungan – ektrinsik. Motivasi intrinsik akan lebih menguntungkan dan memberikan keajegan dalam belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar secara instrinsik akan senang dengan semua pelajaran, siswa tidak akan memilih pelajaran tertentu saja apabila ingin berhasil dan mendapat nilai yang baik. Prestasi belajar kemampuan seseorang dalam pencapaian berfikir yang tinggi. Prestasi belajar harus memiliki tiga aspek yaitu kognitif, affektif dan psikomotor. Prestasi belajar dapat


(34)

diartikan sebagai tingkat keterkaitan siswa dalam proses belajar mengajar sebagai hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru didalam kelas.

Semakin tinggi motivasi siswa akan mendorong siswa belajar lebih giat lagi dan frekuensi belajarnya menjadi semakin meningkat akan tetapi kuat dan lemahnya motivasi seseorang berbeda, hal itu dipengaruhi faktor cita-cita atau aspirasi, kemampuan belajar, kondisi siswa, kondisi lingkungan sekolah, dan upaya guru dalam mengajar siswa. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi maka prestasi belajar yang diperoleh juga tinggi. Motivasi belajar sangat penting untuk keberhasilan belajar, karena dengan motivasi belajar yang tinggi seorang siswa akan belajar lebih giat. Siswa yang selalu belajar dengan giat tentunya akan mendapat prestasi belajar akan lebih baik. Hal tersebut menandakan adanya hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar.

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori diatas yang diberikan untuk menjawab permasalahan, maka dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut : 1. Ada hubungan positif yang signifikaan antara kemandirian belajar

dengan prestasi belajar.

2. Ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar.


(35)

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Peneliti akan melakukan penelitian yang dapat dikategorikan menjadi : 1) Penelitian Asosiatif

Menurut Sugiyono (2006:11) merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih.

2) Penelitian Studi Kasus

Merupakan penelitian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial. Studi kasus dapat dilakukan terhadap seorang individu, sekelompok individu, kelompok profesi dan lembaga sosial. Studi kasus dapat pula mengenai perkembangan sesuatu.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Peneliti akan melakukan penelitian di SMKN 7 Yogyakarta. 2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Agustus- Oktober 2016.

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa SMK 7 Yogyakarta kelas XI bidang keahlian Akuntansi.


(36)

2. Objek Penelitian

Yang menjadi objek penelitian adalah kemandirian belajar dan motivasi belajar siswa kelas XI SMK 7 Yogyakarta Bidang Keahlian Akuntansi.

D. Populasi, sampel, dan teknik pernarikan sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130 ). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK 7 Yogyakarta. 2. Sampel

Sugiyono (2012:82) mengatakan bahwa sampel bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh sampel tersebut. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Bidang Keahlian Akuntansi dengan jumlah keseluruhan 95 siswa.

E. Pengukuran Dan Variabel 1. Pengukuran Variabel

Setiap variabel yang akan dianalisis perlu diukur dengan cara pengukuran masing-masing. Oleh karena itu, pengukuran variabel yang peneliti lakukan adalah:

a. Variabel motivasi belajar dan kemandirian belajar

Variabel motivasi belajar dan kemandirian belajar diukur dengan skala likert. Skala likert merupakan skala yang dapat


(37)

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena-fenomena tertentu (Siregar 2010: 138). Skor yang digunakan untuk menilai pernyataan-pernyataan tersebut adalah:

Tabel 3.1

Penskoran Skala Likert

PernyataanPositif PernyataanNegatif STS Skor 1 STS Skor 5 TS Skor 2 TS Skor 4 RR Skor 3 RR Skor 3 S Skor 4 S Skor 2 SS Skor 5 SS Skor 1

b. Variabel Prestasi Belajar Siswa

Pengukuran variabel prestasi belajar siswa, berdasarkan skor nilai ulangan siswa kelas XI Akuntansi SMKN 7 Yogyakarta.

2. Definisi Operasional Variabel dan Kisi-kisi

Agar penelitian ini terarah, maka akan dikemukakan berupa definisi operasional variabel sebagai berikut:

a. Kemandirian Belajar

1) Definisi Kemandirian Belajar

Kemandirian belajar adalah belajar secara mandiri, tidak menggantungkan diri kepada orang lain, siswa dituntut untuk memiliki keaktifan dan inisiatif sendiri dalam belajar. Menurut


(38)

Stephen Brookfield (2000: 130-133) mengemukakan bahwa kemandirian belajar merupakan kesadaran diri, digerakkan oleh diri sendiri, kemampuan belajar untuk mencapai tujuannya.

2) Kisi-kisi Kemandirian Belajar

Untuk mengukur variabel motivasi belajar siswa, peneliti mengunakan kuesioner dengan lima alternative jawaban yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), RR (Ragu-Ragu), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Skor jawaban dari lima alternatif jawaban tersebut bergerak dari skor tertinggi ke skor terendah. Untuk pernyataan yang menghendaki jawaban positif diberi skor 5, 4, 3, 2, 1 dan untuk pernyataan negatif diberi skor 1, 2, 3, 4, 5.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Kemandirian Belajar

Indikator Sub Indikator Item

Positif Negatif Kebebasan 1.Bertindak 3,2

Keuletan 1.Ketekunan 2.Keteraturan

3.Usaha mewujudkan Harapan 4.Mencoba sendiri

6 13 7 1 Kreatif dan Inisiatif 1.Kreatif 2.Inisiatif

3.Memanfaatkan kemampuan yang dimiliki

4,5 16 15


(39)

Pengendalia n diri dari dalam

1.Mampu menyelesaikan masalah

2.Mampu mempengaruhi lingkungan

8

17 Kemampua

n Diri

1.Menerima diri sendiri 2.Percaya pada kemampuan

sendiri

3.Puas akan usahanya

10, 11

14

12

Tanggung Jawab

1.Rasa tanggung jawab

2.Pemenuhan tanggung jawab.

9 18 Pratami, 2015 (disunting)

b. Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah Keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai. Menurut Winkel (Uno, 2011:3), motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Menurut Uno (2011:3) dari sudut sumber yang menimbulkan, motif dibedakan dua macam, yaitu motif intrinsik dan motif ekstrinsik. Motif intrinsik timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya sedangkan motif ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar individu.


(40)

Tabel 3.3

Kisi-kisi Kuisioner Motivasi Belajar

Indikator Pernyataan

Positif

Pernyataan Negatif 1. Kemauan untuk belajar dan

mengikuti pelajaran

12 7,8

2. Keinginan untuk menguasai materi 1,6,5,4,10 8,13 3. Ketekunan dalam menyelesaikan

tugas

14 2

4. Usaha untuk meningkatkan prestasi

3 9

Sumber: Skripsi Yosafat Adrianus

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner (Angket)

Menurut Arikunto (2013: 160) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen dalam penelitian yaitu lembar observasi dan catatan lapangan.

Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dengan menggunakan angket atau kuesioner. Menurut Sugiyono (2008: 142) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Penggunaan kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan atau


(41)

tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012:142). Kuisioner akan dibagikan kepada kelas XI Bidang Keahlian Akuntansi dengan jumlah keseluruhan 95 siswa untuk memperoleh data mengenai kemandirian belajar dan motivasi belajar dari para responden. Sebelum menggunakan kuesioner penelitian, maka perlu dibuat suatu panduan atau acuan yang digunakan yaitu kisi-kisi penelitian. Kisi-kisi-kisi angket penelitian tentang Pengaruh kemandirian belajar dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa bidang keahlian akuntansi kelas XI di SMK 7 Yogyakarta.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah sekumpulan berkas yakni mencari data mengenai hal-hal berupa catatan atau barang-barang yang tertulis. Metode dokumentasi merupakan pengambilan data melalui dokumen tertulis maupun elektronik dari lembaga/institusi. Dokumen diperlukan untuk kelengkapan data yang lain. Metode dokumentasi digunakan untuk mengungkapkan data tentang Prestasi Belajar siswa dengan melihat rata-rata nilai sumatif dari mata pelajaran.


(42)

G. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Pengujian Validitas

Menurut Siregar (2014:46) validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang diukur. Kriteria untuk mengetahui apakah butir-butir di dalam kuisioner valid atau tidak, maka dilakukannya pengukuran terhadap butir-butir kuesioner tersebut. Pengukuran dapat dilakukan menggunakan korelasi product moment. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila:

a. mampu mengukur apa yang seharusnya diukur;

b. dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Uji validitas perlu ditentukan untuk mengetahui kualitas tes dalam kaitannya dengan mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dilakukan dengan korelasi product moment. Rumus korelasi product moment yaitu:

( )( )

( )

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

. . . Y Y N X X N Y X XY N rhitung ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ = Keterangan: Σ = Jumlah


(43)

x = Skor variabel (jawaban responden)

y = Skor total dari variabel (jawaban responden)

Untuk menentukan keabsahan setiap item ditentukan derajat kebebasan (dk)= N-2 dengan taraf signifikan 5%. Jika nilai koefisien �ℎ����� lebih besar atau sama dengan ������ maka butir soal tersebut tidak valid.

Pelaksanaan uji coba pada penelitian ini dilakukan pada para siswa sebanyak 95 orang. Dari hasill uji coba diketahui derajat kebebasan sebesar 93 (95-2), dan diperoleh ������ 0,2017 dengan taraf signifikan 5%.

Berdasarkan pernyataan di atas hasil uji coba validitas butir-butir angket adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Variabel Kemandirian Belajar

No.

r

hitung

r

tabel Keterangan

1 0,390 0,2017 Valid

2 0,409 0,2017 Valid

3 0,417 0,2017 Valid

4 0,453 0,2017 Valid

5 0,520 0,2017 Valid

6 0,372 0,2017 Valid

7 0,265 0,2017 Valid

8 0,353 0,2017 Valid

9 0,523 0,2017 Valid

10 0,465 0,2017 Valid

11 0,342 0,2017 Valid

12 0,483 0,2017 Valid

13 0,483 0,2017 Valid


(44)

15 0,463 0,2017 Valid

16 0,390 0,2017 Valid

17 0,372 0,2017 Valid

18 0,504 0,2017 Valid

Dari hasil uji validitas kemandirian belajar siswa diatas menunjukkan seluruh item dikatakan valid karena

r

hitung>

r

tabel

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar

No.

r

hitung

r

tabel Keterangan

1 0,357 0,2017 Valid

2 0,317 0,2017 Valid

3 0,262 0,2017 Valid

4 0,304 0,2017 Valid

5 0,308 0,2017 Valid

6 0,384 0,2017 Valid

7 0,436 0,2017 Valid

8 0,489 0,2017 Valid

9 0,454 0,2017 Valid

10 0,239 0,2017 Valid

11 0,420 0,2017 Valid

12 0,419 0,2017 Valid

13 0,243 0,2017 Valid

14 0,355 0,2017 Valid

Dari hasil uji validitas kemandirian belajar siswa diatas menunjukkan seluruh item dikatakan valid karena

r

hitung>

r

tabel.

2. Pengujian Reliabilitas

Menurut Arikunto (2006 : 178 ) reliabilitas adalah suatu instrumen yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data. Suatu


(45)

kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Tujuan utama pengujian reliabilitas adalah untuk mengetahui konsisten atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen apabila instrumen digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau respon (Trinton, 2006:248).

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus. Alpha Cronbach dengan taraf kepercayaan = 5%. Dengan rumus sebagai berikut (Siregar, 2013 : 58) :

a. Menentukan nilai varians setiap butir pertanyaan

2= ��

2 (��)

� 2

b. Menentukan nilai varians total

2= ��2 −

(��)

� 2

c. Menentukan reliabiltas instrumen

=

1

22

1

t b II

k

k

r

σ

σ

Keterangan :

n : jumlah sampel

�� : jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan ∑� : total jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan ��2 : varians total

∑�2 : jumlah varians butir k : jumlah butir pertanyaan �11 : koefisien reliabilitas instrumen


(46)

Menurut Masidjo (1999 : 209) sebagai pedoman untuk menentukan keterhandalan variabel penelitian atau untuk mengetahui suatu instrumen reliabel atau tidak digunakan nilai koefisien reliabilitas (�11). Berikut disajikan tabel koefisien reliabilitas:

Tabel 3.6

Tingkat Keterhandalan Variabel Penelitian

No. Koefisien Alpha Tingkat Keterhandalan 1 0,91 – 1,00 Sangat Tinggi

2 0,71 – 0,90 Tinggi

3 0,41 – 0,70 Cukup

4 0,21 – 0,20 Rendah

5 Negatif – 0,20 Sangat Rendah

Berikut ini hasil dari uji reliabilitas ketiga variabel :

a. Pengujian reliabilitas kemandirian belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa kelas XI Akuntansi

Tabel 3.6

Hasil Pengujian Reliabilitas Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based

on Standardized Items N of Items

.827 .827 18

Setelah dilakukan pengujian reliabilitas dengan jumlah data (n) sebanyak 18 responden pada taraf signifikan 5% maka, diperoleh nilai Cronbach’s Alpha = 0,827 >

0,

6. Dengan demikian instrumen yang


(47)

adalah tinggi atau alat instrumen yang digunakan untuk pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.

b. Pengujian reliabilitas motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa kelas XI Akuntansi.

Tabel 3.7

Hasil Pengujian Reliabilitas Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Akuntansi

Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based

on Standardized Items N of Items

.743 .746 14

Tabel 3.6 menunjukkan bahwa instrumen variabel motivasi belajar adalah adalah reliabel (Cronbach Alpha = 0743 > 0,6). Kategori tingkat reliabel instrumen variabel motivasi belajar adalah tinggi atau alat instrumen yang digunakan untuk pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.

H. Teknik Analisi Data

1. Analisis Deskriptif

Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif, yaitu data yang didapat dengan pemaparan (deskripsi) data/informasi tentang suatu gejala yang diamati dalam hubungan antara kemandirian belajar, motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa Bidang Keahlian Akuntansi kelas XI SMK 7 Yogyakarta.


(48)

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji statistik non-parametrik dengan menggunakan analisis korelasi Kendall Tau. Pengujian dengan analisis korelasi Kendall Tau digunakan untuk mengetahui hubungan antara kemandirian belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa. Langkah-langkah pengujian hipotesis sebagai berikut:

a. Hubungan Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa

1) Perumusan Hipotesis

Ho1 = tidak ada hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajarakuntansi siswa.

Ha1 = ada hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa.

2) Teknik Analisis

Untuk menguji hipotesis dengan menggunakan analisis korelasi Kendall Tau dengan menggunakan progam komputer SPSS versi 17.

3) Kesimpulan

Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka Ho diterima atau tidak ada hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI akuntansi, tetapi bila nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka Ha diterima atau


(49)

ada hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar siswa kelas XI akuntansi.

4) Interpretasi Koefisien Korelasi

Sesuai dengan pendapat Siregar (2014: 251) untuk mengetahui kuat dan lemahnya hubungan kemandirian belajar dengan prestasi belajar siswa dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

Tabel 3.8

Tingkat Korelasi dan Derajat Hubungan

5) Kriteria Pengujian Hipotesis

Jika nilai signifikansi > 0.05 maka Ho1 diterima Jika nilai signifikansi < 0.05 maka Ha1 diterima

b. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Akuntansi Belajar Siswa

1) Perumusan Hipotesis

Ho2 = tidak ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa.

Tingkat korelasi Derajat hubungan 0,00 - 0,199 Sangat Lemah 0,20 – 0,399 Lemah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat


(50)

Ha2 = ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa.

2) Teknik Analisi

Untuk menguji hipotesis dengan menggunakan analisis korelasi Kendall Tau dengan menggunakan progam komputer SPSS versi 17.

3) Kesimpulan

Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka Ho diterima atau tidak ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas XI akuntansi, tetapi bila nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka Ha diterima atau ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas XI akuntansi.

4) Interpretasi Koefisien Korelasi

Sesuai dengan pendapat Siregar (2014 :251) untuk mengetahui kuat dan lemahnya hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa diinterpretasikan sebagai berikut:

Tabel 3.8

Tingkat Korelasi dan Derajat Hubungan Tingkat korelasi Derajat hubungan

0,00 - 0,199 Sangat Lemah 0,20 – 0,399 Lemah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat


(51)

5) Kriteria Pengujian

Jika nilai signifikansi > 0.05 maka Ho2 diterima Jika nilai signifikansi < 0.05 maka Ha2 diterima


(52)

37

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI Bidang Keahlian Akuntansi dengan jumlah keseluruhan siswa 95 siswa. Seluruh kuesioner diisi secara lengkap dan menjadi sumber data penelitian. Dengan demikian response rate dalam penelitian ini adalah 100%. Berikut ini disajikan data mengenai variabel kemandirian belajar, motivasi belajar. Deskripsi mengenai data dinyatakan dalam bentuk daftar tabulasi frekuensi dengan berdasarkan pada Pedoman Acuan Patokan II (PAP II). Berikut ini disajikan uraiannya:

1. Deskripsi Data Variabel Kemandirian Belajar

Berdasarkan data mengenai kemandirian belajar dapat skor jawaban tertinggi 84 dan skor jawaban terendah adalah 51 Berdasarkan data tersebut berikut disajikan tabel distribusi frekuensi kemandirian belajar:

Tabel 4.1

Deskripsi Data Kemandirian Belajar No. Interval

skor Frekuensi Presentase Kategori 1 76 – 90 4 4,21% Sangat Baik 2 66 – 77 57 60,00% Baik 3 58 – 65 30 31,58% Cukup 4 51 – 57 4 4,21% Rendah/kurang 5 24 – 50 0 0 Sangat Rendah


(53)

Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa 57 siswa (60,00%) memiliki kemandirian belajar yang baik, 30 siswa (31,58%) memiliki kemandirian belajar yang cukup, 4 siswa (4,21%) memiliki kemandirian belajar yang sangat baik, dan 4 siswa (4,21%) yang memiliki kemandirian belajar yang rendah/kurang dan tidak ada siswa yang memiliki kemandirian belajar yang sangat rendah. Hal ini didukung dari hasil perhitungan nilai mean sebesar 68,294 ; median 69 ; dan modus 69 .Nilai mean sebesar 68,294 apabila dibandingkan pada tabel PAP II terletak pada rentang 66 - 77 yaitu pada kategori baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa memiliki kemandirian belajar yang baik.

2. Deskripsi Data Variabel Motivasi Belajar

Berdasarkan data mengenai motivasi belajar dapat diketahui skor jawaban tertinggi adalah 61 dan skor jawaban terendah adalah 41 Berdasarkan data tersebut berikut disajikan distribusi frekuensi motivasi belajar

Tabel 4.2

Deskripsi Data Motivasi Belajar No. Interval

skor Frekuensi Presentase Kriteria 1 59 – 65 3 3,16% Sangat Baik 2 51 -58 50 52,63% Baik 3 45 – 50 38 40,00% Cukup


(54)

No. Interval

Skor Frekuensi Presentase Kategori 4 40 – 44 4 4,21% Rendah/kurang 5 39 – 34 0 0% Sangat Rendah

Jumlah 95 100%

Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa 50 siswa (52,63%) memiliki motivasi belajar yang baik, 38 siswa (40,00%) memiliki motivasi belajar yang cukup, 4 siswa ( 4,21%) memiliki motivasi belajar yang rendah/kurang, dan 3 siswa (3.16%) memiliki motivasi belajar yang sangat baik. Hal ini didukung dari hasil perhitungan nilai mean sebesar 50,376 ; median 51 dan modus 52. Nilai mean 50,376 apabila dibandingkan pada tabel PAP terletak pada rentang 45 – 50 yaitu pada kategori cukup. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa memiliki motivasi belajar yang cukup.

3. Deskripsi Data Variabel Prestasi Belajar

Berdasarkan data mengenai hasil belajar dapat nilai tertinggi 93 dan nilai terendah adalah 60 berdasarkan data tersebut, berikut disajikan Tabel 4.3 distribusi frekuensi prestasi belajar:

Tabel 4.3

Deskripsi Data Prestasi Belajar

No. Interval

skor Frekuensi Presentase Kategori 1 76 – 90 47 49,47% Sangat Baik 2 66 – 77 31 32,63% Baik


(55)

No. Interval

Frekuensi Frekuensi Presentase Kategori 3 58 – 65 17 17,89% Cukup 4 51 – 57 0 0% Rendah/kurang 5 24 – 50 0 0% Sangat Rendah

Jumlah 95 100%

Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa 47 siswa (49,47%) memiliki prestasi belajar yang sangat baik, 31 siswa (32,63%) memiliki prestasi belajar yang baik, 17 siswa ( 17,89%) memiliki prestasi belajar yang cukup. Hal ini didukung dari hasil perhitungan nilai mean sebesar 78 ; median 78 dan modus 78. Nilai mean 78 apabila dibandingkan pada tabel PAP terletak pada rentang 76-90 yaitu pada kategori sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa memiliki prestasi belajar yang sangat baik.

B. Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

1. Pengujian Hipotesis Penelitian

Dalam pengujian prasyarat analisis data diketahui bahwa data hubungan kemandirian belajar, motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi tidak berdistribusi normal. Uji analisis hipotesis dalam penelitian ini menggunakan korelasi Kendall Tau. Berikut ini analisis uji hipotesis:


(56)

a. Hubungan Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa.

1) Perumusan Hipotesis Pertama

Ho1 = tidak ada hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa.

Ha1 = ada hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa.

2) Pengujian Hipotesis Petama

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows versi 17 dengan menggunakan analisis korelasi Kendall Tau. Berikut tabel hasil pengujian hipotesis:

Tabel 4.4

Hasil Pengujian Hipotesis Pertama Dengan Menggunakan Korelasi Kendall Tau

Correlations

KB PB

Kendall's tau_b

KB Correlation Coefficient 1.000 .052

Sig. (2-tailed) . .483

N 95 95

PB Correlation Coefficient .052 1.000

Sig. (2-tailed) .483 .


(57)

Keterangan :

KB : Kemandirian Belajar PB : Prestasi Belajar

Berdasarkan hasil output SPSS dapat diketahui bahwa rhitung

sebesar 0,052 dan taraf signifikansinya sebesar 0,483. Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa 0,483 > 0,05 maka Ho diterima atau dengan kata lain tidak ada hubungan positif (searah) yang signifikan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar. Semakin tinggi kemandirian belajar belum tentu prestasi belajar tinggi, begitu pula sebaliknya semakin rendah kemandirian belajar belum tentu prestasi belajar rendah.

b. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi siswa.

1) Perumusan Hipotesis Kedua

Ho2 = tidak ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa.

Ha2 = ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa.

2) Pengujian Hipotesis Kedua

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows versi 17 dengan menggunakan


(58)

analisis korelasi Kendall Tau. Berikut tabel hasil pengujian hipotesis:

Tabel 4.5

Hasil Pengujian Hipotesis Kedua Dengan Menggunakan Korelasi Kendall Tau

Correlations

MB PB

Kendall's tau_b

MB Correlation Coefficient 1.000 -.009 Sig. (2-tailed) . .905

N 95 95

PB Correlation Coefficient -.009 1.000 Sig. (2-tailed) .905 .

N 95 95

Keterangan :

MB : Motivasi Belajar PB : Prestasi Belajar

Berdasarkan hasil output SPSS dapat diketahui bahwa rhitung

sebesar -0,009 dan taraf signifikannya sebesar 0,905. Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa 0,905 > 0,05 maka Ho diterima atau dengan kata lain tidak ada hubungan positif (searah) yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar. Semakin tinggi motivasi belajar belum tentu prestasi belajar tinggi, begitu pula sebaliknya semakin rendah motivasi belajar belum tentu prestsi belajar rendah.


(59)

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hubungan Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa

Hasil pengujian korelasi menunjukkan tidak ada hubungan positif dan signifikan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar. Berdasarkan hasil tabel output SPSS dapat diketahui bahwa rhitung

sebesar 0,052 dan taraf signifikansinya sebesar 0,483 menunjukkan bahwa ada hubungan antara variabel kemandirian belajar dengan prestasi belajar tetapi hubungan yang terjadi terjalin sangat lemah.

Tanda positif menunjukkan bahwa semakin tinggi kemandirian belajar siswa maka semakin tinggi pula prestasi belajar siswa, demikian pula sebaliknya, semakin rendah kemandirian belajar siswa maka semakin rendah pula prestasi belajarnya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Puspa Wulandari (2009) menyatakan bahwa tidak ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar. Berdasarkan hasil analisis deskripsi pada siswa kelas XI Akuntansi SMK 7 Yogyakarta menunjukkan bahwa kemandirian belajar tergolong dalam kategori antara baik dan cukup yaitu sebanyak yaitu sebanyak 60,00 % dan sebanyak 31,58% prestasi belajarnya tergolong sangat tinggi. Namun hasil pengujian korelasi diketahui bahwa ada hubungan positif yang


(60)

signifikan antara kemandirian belajar dan prestasi belajar siswa. Ini terlihat pada analisis data yaitu sebanyak 4,21% siswa yang kemandirian belajarnya tergolong tidak tinggi atau kurang dan memiliki prestasi belajar yang tinggi.

Kemandirian dalam belajar akan membantu siswa meningkatkan prestasi belajarnya. Pengertian kemandirian menurut Menurut Masrun (1986:8) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan untuk kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain, maupun berpikir dan bertindak original/kreatif, dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diri dan memperoleh kepuasan dari usahanya. Kemandirian belajar sangat dibutuhkan dalam pembinaan perkembangan siswa menuju masa depan yang lebih baik, khususnya dalam memperoleh prestasi belajar yang sangat baik. Kemandirian belajar siswa diperlukan agar mereka mempunyai tanggung jawab dalam mengatur dan mendisiplinkan dirinya. Kemandirian belajar seseorang merupakan sikap bagaimana seseorang itu dapat mengatur dan mengendalikan kegiatan belajarnya. Keadaan mandiri akan muncul apabila seseorang belajar, sebaliknya kemandirian tidak akan muncul apabila siswa tidak dibekali dengan ilmu yang cukup orang tua mengajarkan kemandirian sejak dini pada anak sesuai dengan kemampuannya, memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, belajar


(61)

mengambil inisiatif, mengambil keputusan mengenai apa yang ingin dilakukan dan belajar mempertanggung jawabkan segala perbuatannya. Selain itu sebaiknya sekolah juga memberikan latihan atau tugas-tugas sehingga siswa dapat belajar mandiri sehingga siswa terbentuk kemandirian belajarnya. Jika kemandirian dimiliki oleh setiap siswa maka dapat dengan mudah pencapaian prestasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kemandirian belajar maka prestasi belajar tinggi.

Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar tidak berhubungan dengan prestasi belajarnya, karena tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dapat berasal dari faktor-faktor lain.

2. Hubungan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa

Hasil pengujian korelasi menunjukkan tidak ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar. Berdasarkan hasil tabel output SPSS dapat diketahui bahwa r hitung = -0,009 dan taraf signifikansi = 0,905. Interprestasi hubungannya terdapat rhitung = -0,009 menunjukkan bahwa ada hubungan antara variabel motivasi belajar yang terjalin sangat lemah. Tanda negatif menunjukkan arah hubungan yang semakin rendah motivasi belajar maka semakin rendah pula prestasi belajar.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian dari Indrawati (Tahun 2004) dan Puspa Wulandari (Tahun 2009) yang menyatakan


(62)

bahwa motivasi belajar dengan prestasi belajar mempunyai hubungan yang positif dan siginifikan. Berdasarkan hasil analisis deskripsi data pada siswa kelas XI Akuntansi SMK 7 Yogyakarta sebanyak 52,63% siswa memiliki motivasi belajar yang baik dan 40,00% memiliki motivasi belajar yang cukup, sebanyak 49,47% memiliki prestasi belajar yang sangat tinggi. Sedangkan hasil pengujian korelasin diketahui bahwa tidak ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa.

Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu Motivasi menjadi suatu kekuatan, tenaga atau daya dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak kearah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari (Makmun, 2007:37). Motivasi seseorang dapat ditimbulkan dan tumbuh berkembang melalui dirinya sendiri- intrinsik dan dari lingkungan – ektrinsik. Motivasi intrinsik akan lebih menguntungkan dan memberikan keajegan dalam belajar. Motivasi ektrinsik dijabarkan sebagai motivasi yang datang dari luar individu tersebut. Elliott et al (2000) mencotohkannya dengan nilai, hadiah, dan penghargaan yang digunakan untuk merangsang motivasi seseorang.

Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa tingginya motivasi yang diberikan kepada siswa belum tentu dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Siswa yang kurang termotivasi terkadang karena kurang


(63)

konsentrasi belajar dan rasa percaya diri siswa yang tumbuh dari keinginan untuk mewujudkan diri untuk bertindak dan berhasil.

Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar meskipun motivasi belajar merupakan faktor pendukung pencapaian prestasi belajar tetapi pencapaian prestasi belajar tidak hanya berasal dari tingginya motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa saja namun juga harus diimbangi dengan usaha siswa untuk belajar dan faktor-faktor yang lain sehingga pencapaian prestasi belajar sesuai dengan yang diinginkan.


(64)

50

BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan dan analisis data yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulannya sebagai berikut:

1. Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dan prestasi belajar siswa SMK 7 Yogyakarta kelas XI Akuntansi. Hal ini ditunjukkan dari hasil olah dan analisis data diperoleh rhitung sebesar 0,052 dan taraf signifikansinya sebesar 0,483.

2. Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dan prestasi belajar siswa SMK 7 Yogyakarta kelas XI Akuntansi. Hal ini ditunjukkan dari hasil olah dan analisis data diperoleh rhitung sebesar - 0,009 dan taraf signifikansinya sebesar 0,905. B. Keterbatasan

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menyadari bahwa dalam melaksanakan penelitian mempunyai beberapa keterbatasan. Keterbatasan yang dialami penulis antara lain: keterbatasan biaya dan waktu, dan data penulis diperoleh dari kuisioner yang diisi oleh siswa, sehingga kebenaran penelitian ini tergantung pada keseriusan siswa dalam mengisi kuisioner yang menyebabkan hasil kuisioner tidak sesuai dengan yang diharapkan. Keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis yang masih kurang.


(65)

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah peneliti buat, maka peneliti mencoba untuk mengajukan beberapa saran, sebagai berikut.

1. Hasil penelitian pertama menunjukkan bahwa tidak ada hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dan prestasi belajar. Meskipun kemandirian belajar siswa tinggi belum tentu prestasi belajar siswa tersebut juga tinggi. Prestasi belajar siswa tinggi dapat dikarenakan faktor lain. Oleh karena itu, diperlukan pengawasan dan bimbingan secara terus menerus untuk siswa agar siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal.

2. Hasil penelitian yang kedua menunjukkan bahwa tidak ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dan prestasi belajar. Walaupun motivasi belajar merupakan salah satu faktor pendukung dalam pencapaian belajar namun siswa juga harus mengimbanginya dengan usaha untuk belajar. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran oleh siswa untuk belajar semaksimal mungkin untuk tercapainya prestasi belajar yang optimal.

3. Bagi peneliti Selanjutnya

Apabila peneliti selanjutnya hendak melakukan penelitian dengan topik yang sama hendaknya menambah jumlah responden penelitian. Agar memperkuat hasil penelitian yang diperoleh.


(66)

52

Arikunto, Suharsimi (1995). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara.

Indriati, Paulina Ervin. 2011. Hubungan Antara Motivasi Belajar Siswa, Persepsi Siswa Tenang Uji Kompetensi Guru dan Aktivitas Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar Siswa SMK Jurusan Akuntansi. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Masidjo,1995.Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta:Kanisius Wahyuningtyas Mm. Riris. 2004. Pengaruh Kemandirian Belajar, Motivasi Belajar, dan

Minat Belajar Akuntansi. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Pratami, Oktin. 2015. Pengaruh Motivasi Belajar, Kemandirian Belajar, dan Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Akuntansi SMK KRISTEN 2 Klaten. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Premastuti, Natalina. 2008. Modul Pengolahan Data Elektronik 1 (PDE 1). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Suryantika. 2013. Pengaruh Motivasi Belajar dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Septriani Theresia.2009. Hubungan Kemandirian Belajar, Jumlah Jam Belajar Dengan Prestasi Belajar Akuntansi. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Widyasari Theresia Ratna. 2011. Pengaruh Disiplin dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Wulandari, Puspa. 2014. Hubungan Antara Lingkungan Belajar, Kemandirian Belajar, Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.


(67)

LAMPIRAN 1


(68)

KUESIONER KEMANDIRIAN BELAJAR Nama : ……….

Kelas : ………. Hari/ tanggal : ………. Tempat : SMK 7 YOGYAKARTA

• Tulislah nama, kelas, hari/ tanggal pada kolom yang telah disediakan

• Berilah tanda centang (√) pada kolom jawaban yang tersedia dengan pilihan sebagai

berikut:

SS (Sangat Setuju), S (Setuju), RR (Ragu-Ragu), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju).

• Selamat mengerjakan

No. Pernyataan SS S RR TS STS

1. Saya akan berusaha sendiri untuk mengerjakan soal mata pelajaran yang sulit.

2. Saya rajin belajar dikarenakan mau mencontoh kakak saya yang rajin.

3. Saya belajar atas keinginan saya sendiri.

4. Saya membuat ringkasan agar mudah dalam belajar. 5. Saya membuat jadwal belajar tetap.

6. Setiap mata pelajaran yang sukar, saya pelajari berulang-ulang. 7. Saya belajar dengan giat untuk mendapatkan nilai yang baik. 8. Apabila saya menemukan kesulitan dalam soal latihan, maka saya akan mencari penyelesaiannya sendiri dengan dukungan buku-buku yang relevan.

9. Saya menyerahkan tugas sekolah tepat pada waktunya tanpa disuruh orang lain.

10. Saya berani mengemukakan pendapat di hadapan teman-teman walaupun dikritik.

11. Saya mengerjakan soal ujian dengan percaya diri.


(69)

14. Saya mengerjakan soal-soal dengan usaha sendiri. 15. Saya belajar apabila disuruh orang tua.

16. Saya mengemukakan ide-ide dalam diskusi kelompok. 17. Saya mengajak teman-teman untuk belajar kelompok. 18. Saya belajar sesuai dengan jadwal yang telah saya buat.


(70)

Kelas : ………. Tempat : SMK 7 YOGYAKARTA

• Tulislah nama dan kelas pada kolom yang telah disediakan

• Berilah tanda centang (√) pada kolom jawaban yang tersedia dengan pilihan sebagai

berikut: SS (Sangat Setuju), S (Setuju), RR (Ragu-Ragu), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju).

• Selamat mengerjakan

No. Pernyataan SS S RR TS STS

1. Pada saat guru menyampaikan materi pelajaran, saya mencatat dalam buku catatan tanpa harus disuruh guru.

2. Saya harus mengerjakan soal-soal yang mudah saja. 3. Saya mengerjakan soal-soal latihan tanpa disuruh guru.. 4. Saya selalu memperhatikan penjelasan yang diberikan guru.

5. Saya berusaha mencari bahan pelengkapan dari setiap mata pelajaran dari sumber lain untuk memperkaya pengetahuan.

6. Apabila penjelasan dari guru ada yang keliru maka saya akan memberikan koreksi pada saat itu juga.

7. Saya tidak akan belajar dikelas ketika guru tidak ada di kelas (jam kosong).

8. Saya selalu menunda menyelesaikan tugas yang diberikan guru. 9. Setelah belajar di sekolah, saya tidak mempelajari kembali dirumah. 10. Saya selalu bertanya jika ada materi pelajaran yang tidak saya

mengerti.

11. Bila ada materi pelajaran yang kurang saya mengerti, saya tidak pernah bertanya kepada guru mata pelajaran tersebut.

12. Saya menyusun jadwal belajar sendiri dirumah. 13. Saya tidak pernah mengerjakan PR.

14. Jika ada soal latihan yang sulit, saya selalu mencoba mengerjakan dengan tekun,


(71)

LAMPIRAN 2


(72)

SMK 7 YOGYAKARTA XI AKUNTANSI -1

KKM: 75

N0 NAMA NILAI

1 ANITA DEWI SETIYOWATI 83

2 AZIZA MAULANA 85

3 AZIZAH NURSANTOSO 90

4 CHRISTINA DAMAYANTI 83

5 DESIANA NUR YANTI 70

6 DEVIANI JASMIN SATYA WARDANI 75

7 DEVI NUR JULITA 85

8 DEWI NURINDAH SARASWATI 73

9 DHEA KURNIA ANDJANI 73

10 DICKA TOTIHJULIANA 60

11 DIYAH NURHALIMAH 73

12 ERINDA DWI ANANINGRUM 78

13 ERLIN PRATIWI 85

14 HASNA DWI JULIA HANIFAH 88

15 KEVIN KUSUMA WARDANI 80

16 MELY LAILA ANDRIANA 88

17 MERY ADHA TRI ANDANI 75

18 NOVENITA ULFI RAHMADAMAYANTI 78

19 NURANI PUTRI AYULANSAE 80

20 OKTAVIA MURTINAWATI 90

21 PANCE YUNI RAHAYU 90

22 RAMANDA PINKY AMARYA 78

23 RIDA ASTRINA 78

24 ROSMIATI 78

25 SARI SETIANINGRUM 83

26 SEPTI KUSUMANING ADI 78

27 SEPTI TRI WAHYUNI 65

28 SITI KHOLIFAH 78

29 SRI WAHYUNI 68

30 ULFAH NURUL ARYATI 63

31 VIRLYTA QUSNUL QOTIMAH 68


(73)

UJIAN TENGAH SEMESTER SMK 7 YOGYAKARTA

XI AKUNTANSI -2

KKM: 75

N0 NAMA NILAI

1 AMANDA PUTRI AISYIYAH 73

2 ANING PERTIWI 90

3 ARUM AULIA AMANDA 78

4 ATHI DINA VITHRIYA 53

5 AYU KUSPRIHATIN 75

6 AYUNDA SAFITRI 75

7 CAHYANINGTYAS KUSUMA DEWANTI 85

8 CHARMEN PUTRI PERTIWI AYU TANJUNG 83

9 DEVANA ALFIKA PUTRI 93

10 ELFIRA SEVA DAMAYANTI 88

11 FANANI AMALIA HUSNA JANATA FIRDAUS 73

12 FATIMAH SETYARUM 73

13 HERLINGA MEGA SANTI 88

14 IDA NURAFIFAH 88

15 LARAS NIRMALASARI 80

16 LIANA NUR PERTIWI 88

17 MEI WARDAH PUJI ASTUTI 83

18 NIA TRIANINGSIH 88

19 NOVITA AMALIA PUTRI 88

20 NUR HALIMATUS SAKDIYAH 90

21 QIYAMUL NURIYAH 78

22 RACHMA NURUL'AINI MA'RIFAH 60

23 RAHAJENG DILA SAFITRI 90

24 RAHAYANI RUKMI PRABANDARI 90

25 RAMLA AFUANI 93

26 SEPTIANI RAVIAN DARI 65

27 SHAFIRA DWI NOER AINI 65

28 SULTHONIA PUTRI SALSABILA 63

29 TIA KURNIA TRIA PUTRI 68

30 WAHYU WIDYANINGRUM 65

31 WIDYA APRILIA 85


(74)

UJIAN TENGAH SEMESTER SMK 7 YOGYAKARTA

XI AKUNTANSI -3

KKM: 75

N0 NAMA NILAI

1 AGNES JANU DWI WIDAYANTI 65

2 ALFARA SOFFI HIDAYATI 65

3 ANGGITA DWI HAPSARI 78

4 ANNUR ZELLA PANGESTU 63

5 ARDHEA NUR INTANI 78

6 ARSIANA ZAINNURUL ICHSANI 78

7 BELLA DWI YANTRI 78

8 DISA ARI DWI VIANTO 60

9 EGA FITRIA RAHMADHANI 73

10 ERLITA QORI OKTAFIANA 85

11 EVA APRILIA 80

12 FEBRIATI LAURA NAJABBE DE GOMMEZ TE' 60

13 FITRIANA HARI WIDIARTI 88

14 IKA WAHYU SETYANINGRUM 80

15 KIKI SETIANINGSIH 80

16 LELY KURNIAWATI 70

17 MAULINA AGATHA NORANITA 90

18 MEITRY NURUL PAMUJI 88

19 NOVIANA AKHAWATI 60

20 NUR ALIFAH 90

21 OCTA VIANA PUTRI 75

22 RADEN RORO AMARA NARITA 66

23 REDITA FEBRIANA SAFIRANI 83

24 REFFYSYAH PUTRA PIRIS 93

25 REVI DAMAYANTI 75

26 ROMILAH RISAWATI 65

27 SUCI AMBARSARI 80

28 TRI NURJANAH 88

29 VERONICA TRIVENA 83

30 YOSEFINE BAKHITA ASNI KARTIKASARI 83


(75)

(76)

LAMPIRAN 3

HASIL UJI VALIDITAS

DAN


(77)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 95 100.0

Excludeda 0 .0

Total 95 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

butir_1 3.66 .678 95

butir_2 3.47 .885 95

butir_3 4.21 .524 95

butir_4 4.00 .700 95

butir_5 3.37 .715 95

butir_6 3.89 .574 95

butir_7 4.21 .481 95

butir_8 3.56 .710 95

butir_9 3.87 .623 95

butir_10 3.69 .701 95

butir_11 3.99 .610 95

butir_12 4.04 .524 95

butir_13 3.48 .616 95

butir_14 3.83 .613 95

butir_15 3.16 .879 95

butir_16 3.73 .535 95

butir_17 3.52 .634 95


(78)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

butir_1 63.54 26.996 .396 .254 .774

butir_2 63.73 26.946 .274 .179 .786

butir_3 62.99 28.542 .256 .221 .783

butir_4 63.20 28.140 .218 .284 .787

butir_5 63.83 25.886 .529 .506 .764

butir_6 63.31 27.065 .478 .394 .770

butir_7 62.99 28.542 .286 .235 .781

butir_8 63.64 26.637 .424 .329 .772

butir_9 63.33 27.052 .433 .334 .772

butir_10 63.51 27.359 .327 .277 .779

butir_11 63.21 28.147 .267 .279 .782

butir_12 63.16 27.581 .434 .340 .773

butir_13 63.72 26.865 .470 .350 .769

butir_14 63.37 27.342 .395 .310 .774

butir_15 64.04 27.232 .244 .212 .789

butir_16 63.47 28.443 .266 .273 .782

butir_17 63.68 27.218 .397 .231 .774

butir_18 63.69 25.746 .583 .511 .760

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


(1)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items


(2)

LAMPIRAN 4


(3)

Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II digunakan untuk menentukan kategori kecenderungan variabel pada deskripsi data. Berikut ini diuraikan perhitungannya:

A. Variabel Kemandirian Belajar

Skor tertinggi yang mungkin dicapai : 5x18 = 90 Skor terendah yang mungkin dicapai : 1x18 = 18 Skor:

18 + 81%( 90-18) = 76,3 di bulatkan 76 18 + 66%( 90-18) = 65,6 di bulatkan 66 18 + 56%( 90-18) = 58,3 di bulatkan 58 18 + 46%( 90-18) = 51,1 dibulatkan 51 18 + 45%( 90-18) = 50,4 dibulatkan 50

Data perhitungan tersebut dapat disimpulkan kategori kecenderungan variabel sebagai berikut:

No. Interval Kategori

1 76 -90 Sangat Baik

2 66 - 75 Baik

3 58 - 65 Cukup

4 51 - 57 Rendah

5 24 - 50 Sangat Rendah

B. Variabel Motivasi Belajar

Skor tertinggi yang mungkin dicapai : 5x14 = 70 Skor terendah yang mungkin dicapai : 1x14 = 14 Skor :

14+81%(70-14) = 59,3 di bulatkan 59 14+66%(70-14) = 50,9 di bulatkan 51 14+56%(70-14) = 45,3 di bulatkan 45 14+46%(70-14) = 39,7 di bulatkan 40 14+45%(70-14) = 39,2 di bulatkan 39


(4)

Data perhitungan tersebut dapat disimpulkan kategori kecenderungan sebagai berikut:

No. Interval Kategori

1 59 – 65 Sangat Baik

2 51 – 58 Baik

3 45 – 50 Cukup

4 40 – 44 Rendah


(5)

LAMPIRAN 6

HASIL PENGUJIAN

KORELASI KENDALL TAU


(6)

Hasil Uji Korelasi

Hasil Uji Korelasi Kendall Tau Variabel Kemandirian Belajar

Correlations

KB PB

Kendall's tau_b

KB Correlation Coefficient 1.000 .052

Sig. (2-tailed) . .483

N 95 95

PB Correlation Coefficient .052 1.000

Sig. (2-tailed) .483 .

N 95 95

Keterangan :

KB : Kemandirian Belajar PB : Prestasi Belajar

Hasil Uji Korelasi Kendall Tau Variabel Kemandirian Belajar

Correlations

MB PB

Kenda ll's tau_b

MB Correlation Coefficient 1.000 -.009

Sig. (2-tailed) . .905

N 95 95

PB Correlation Coefficient -.009 1.000

Sig. (2-tailed) .905 .

N 95 95

Keterangan :

MB : Motivasi Belajar PB : Prestasi Belajar


Dokumen yang terkait

Pemberitaan Mobil Esemka Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional tentang Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka di TV One Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 2 Medan)

0 28 91

Komunikasi Antarpribadi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus tentang Komunikasi Antarpribadi Guru – Siswa terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 8 Medan)

8 70 93

Hubungan antara kemandirian belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa studi kasus pada siswa SMK 7 Yogyakarta.

0 1 87

Hubungan antara lingkungan belajar, kemandirian belajar, motivasi belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi : studi kasus pada siswa kelas XII SMA Pangudi Luhur ST. Louis IX Sedayu Yogyakarta.

0 1 202

Hubungan antara motivasi belajar, disilpin belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa: studi kasus SMA Bopkri 1 Yogyakarta.

1 6 162

Hubungan motivasi belajar siswa, persepsi siswa tentang kompetensi guru dan aktivitas belajar siswa dengan prestasi belajar siswa SMK jurusan Akuntansi : studi kasus SMK Negeri 1 Depok Yogyakarta.

0 6 167

Hubungan antara motivasi belajar siswa dan lingkungan belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi : studi kasus SMK Kristen 2 Klaten.

0 0 2

Hubungan antara lingkungan belajar, kemandirian belajar, motivasi belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi

1 6 199

Dhevita Sulistya Murti R0107064

0 0 60

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA

0 0 160