Hubungan kompetensi guru Ekonomi dengan motivasi dan prestasi belajar siswa.

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN KOMPETENSI GURU EKONOMI DENGAN

MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Aurelia Neneng Astriani Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Apakah ada hubungan kompetensi guru ekonomi dengan motivasi belajar siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok; 2) Apakah ada hubungan kompetensi guru ekonomi dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2016. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X IPS, XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok dengan jumlah 285 siswa. Sampel sebanyak 189 siswa diambil dengan teknik Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik analisis korelasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) ada hubungan kompetensi guru ekonomi dengan motivasi belajar siswa (nilai sig. (2-tailed)) = 0,000 dan (Spearman’s rho) = 0,0588); 2) ada hubungan kompetensi guru ekonomi dengan prestasi belajar siswa (nilai sig. (2-tailed)) = 0,001 dan (Spearman’s rho) = -0,234).


(2)

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN COMPETENCE OF

ECONOMICS TEACHER TOWARDS MOTIVATION AND

STUDENTS ACHIEVEMENT

Aurelia Neneng Astriani

Sanata Dharma University 2017

This study aims to find out whether: 1) there is a correlation between competence of economics teachers to motivate students of the eleventh and twelfth grade students of the Social and Sciences Department in SMA Negeri 1 Depok; 2) there is a correlation between competence of economics teachers towards students achievement of the eleventh and twelfth grade students of Social and Sciences Department in SMA Negeri 1 Depok.

This research is a descriptive correlational study. This research was conducted from November to December 2016. The population of this research were 285 students of the eleventh and twelfth grade students of Social and Sciences Department in SMA Negeri 1 Depok. The samples were 189 students taken by purposive sampling technique. Data collection techniques were questionnaires and documentation. Data were analyzed by correlation analysis techniques.

The results show that: 1) there is a correlation between competence of economics teachers towards students motivation (sig. value (2-tailed)) = 0.000 and (Spearman's rho) = 0.0588); 2) there is a correlation between towards the competence of economics teachers towards students achievement (sig. value (2-tailed)) = 0.001 and (Spearman's rho) = -0.234).


(3)

HUBUNGAN KOMPETENSI GURU EKONOMI

DENGAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Aurelia Neneng Astriani 121334010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(4)

(5)

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

 TUHAN YESUS KRISTUS dan BUNDA MARIA

 Kedua orang tuaku Bapak Laurensius Pandi dan Ibu

Anastasia Kartini

 Abangku Silvester Rande Putra

 Saudara/saudariku serta seluruh keluargaku

 Temanku tercinta Pendidikan Akuntansi 2012


(7)

v

MOTTO

Apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh

kepercayaan, kamu akan menerimanya.

(Matius 21:22)

Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah

semangat kepada yang tiada berdaya.

(Yesaya 40:29)

Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.

~ Andrea Hirata ~

Jangan pernah menyerah , karena ada tempat dan saat dimana

ombak paling tinggi sekalipun akan berbalik arah.

~ Harriet Beecher Stowe ~

Sebuah mimpi dapat terwujud bukan karena keajaiban, melainkan

karena keringat dan kerja keras.

~ Colin Powell ~

All it takes is faith and trust.

~ Peter Pan ~


(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 27 Februari 2017 Penulis


(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

PUBLIKAS KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Aurelia Neneng Astriani

Nomor Mahasiswa : 121334010

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

HUBUNGAN KOMPETENSI GURU EKONOMI DENGAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Dengan demikian saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 27 Februari 2017 Yang menyatakan


(10)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN KOMPETENSI GURU EKONOMI DENGAN

MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Aurelia Neneng Astriani Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Apakah ada hubungan kompetensi guru ekonomi dengan motivasi belajar siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok; 2) Apakah ada hubungan kompetensi guru ekonomi dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2016. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X IPS, XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok dengan jumlah 285 siswa. Sampel sebanyak 189 siswa diambil dengan teknik Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik analisis korelasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) ada hubungan kompetensi guru ekonomi dengan motivasi belajar siswa (nilai sig. (2-tailed)) = 0,000 dan (Spearman’s rho) = 0,0588); 2) ada hubungan kompetensi guru ekonomi dengan prestasi belajar siswa (nilai sig. (2-tailed)) = 0,001 dan (Spearman’s rho) = -0,234).


(11)

ix ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN COMPETENCE OF

ECONOMICS TEACHER TOWARDS MOTIVATION AND

STUDENTS ACHIEVEMENT

Aurelia Neneng Astriani Sanata Dharma University

2017

This study aims to find out whether: 1) there is a correlation between competence of economics teachers to motivate students of the eleventh and twelfth grade students of the Social and Sciences Department in SMA Negeri 1 Depok; 2) there is a correlation between competence of economics teachers towards students achievement of the eleventh and twelfth grade students of Social and Sciences Department in SMA Negeri 1 Depok.

This research is a descriptive correlational study. This research was conducted from November to December 2016. The population of this research were 285 students of the eleventh and twelfth grade students of Social and Sciences Department in SMA Negeri 1 Depok. The samples were 189 students taken by purposive sampling technique. Data collection techniques were questionnaires and documentation. Data were analyzed by correlation analysis techniques.

The results show that: 1) there is a correlation between competence of economics teachers towards students motivation (sig. value (2-tailed)) = 0.000 and (Spearman's rho) = 0.0588); 2) there is a correlation between towards the competence of economics teachers towards students achievement (sig. value (2-tailed)) = 0.001 and (Spearman's rho) = -0.234).


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas pertolongan dan penyertaanNya kepada penulis dalam persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian skripsi ini, yang berjudul “Pengaruh Kompetensi Guru Ekonomi Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa”.

Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa terselesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ibu Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan bimbingan untuk kesempurnaan skripsi ini.


(13)

xi

4. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. dan Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan, semangat dan motivasi selama perkuliahan. 5. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah banyak memberikan tambahan

pengetahuan dalam proses perkuliahan.

6. Ibu Theresia Aris Sudarsilah selaku tenaga administrasi Pendidikan Akuntansi.

7. Bapak Drs.Shobariman, M.Pd. selaku kepala SMA Negeri 1 Depok yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Depok.

8. Bapak Drs. Tri Nardono selaku guru mata pelajaran Ekonomi.

9. Siswa-siswi kelas XI IPS dan XII IPS yang bersedia membantu penulis dalam melakukan penelitian.

10. Bapak dan Ibu terkasih, Laurensius Pandi dan Anastasia Kartini yang telah memberikan dukungan, semangat, kasih, dan doa kepada penulis.

11. Keluarga besarku yang telah memberi dukungan baik spiritual maupun materi, dan memotivasi penulis sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

12. Ignatius Yudi yang telah memberi dukungan, semangat dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

13. Sahabat tercinta Fia, Didi, Kak Sara, Siwi, Ega, Allo, Kak Ella, Mas Bojes, Wiranto, Willy, Indra, Cia, Robika, Uje, , Yustina, Lely, Haris, Budi, yang


(14)

xii

memberikan dukungan sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

14. Teman-teman Pendidikan Akuntansi angkatan 2012, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

15. Semua pihak yang telah banyak membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, 27 Februari 2017 Penulis,


(15)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori ... 7

1. Kompetensi ... 7

2. Guru ... 11

3. Kompetensi Guru ... 14

4. Motivasi Belajar ... 17

5. Prestasi Belajar ... 24

B. Penelitian yang Relevan ... 27

C. Kerangka Berfikir ... 30

D. Hipotersis Penelitian ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 32

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 32

1. Subjek Penelitian ... 33

2. Objek Penelitian ... 33

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 33

1. Populasi Penelitian ... 33

2. Sampel Penelitian ... 33


(16)

xiv

E. Operasionalisasi Variabel ... 34

1. Variabel Independen ... 34

2. Variabel Dependen ... 34

F. Teknik Pengumpulan Data ... 35

1. Kuesioner ... 36

2. Dokumentasi ... 38

G. Teknik Pengujian Instrumen... 39

1. Uji Validitas... 39

2. Uji Reliabilitas ... 44

H. Teknik Analisis Data ... 46

1. Analisis Deskriptif ... 46

2. Uji Prasyarat Analisis ... 49

3. Pengujian Hipotesis dan Penarikan Kesimpulan ... 49

BAB IV GAMBARAN UMUM SMA NEGERI 1 DEPOK YOGYAKARTA A. Sejarah SMA Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta ... 53

B. Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 1 Depok ... 57

1. Visi Sekolah... 57

2. Misi Sekolah ... 58

3. Tujuan SMA Negeri 1 Depok ... 59

C. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah Satuan Pendidikan SMA Negeri 1 Depok ... 60

1. Kondisi Gedung dan Lingkungan ... 60

2. Kondisi Ruang Kelas, Kantor dan Sumber Belajar ... 61

3. Fasilitas Penunjang Satuan Pendidikan SMA Negeri 1 Depok ... 62

D. Data Siswa SMA Negeri 1 Depok ... 66

E. Sumber Daya Manusia Satuan Pendidikan... 68

F. Kurikulum SMA Negeri 1 Depok ... 68

1. Struktur Kurikulum Kelas X ... 69

2. Struktur Kurikulum Kelas XI-XII Program IPA ... 69

3. Struktur Kurikulum Kelas XI-XII Program IPS ... ….. 70

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 72

1. Kompetensi Guru Ekonomi ... 72

2. Motivasi Belajar ... 74

3. Prestasi Belajar ... 75

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ... 77

1. Pengujian Normalitas ... 77

C. Pengujian Hipotesis ... 78

1. Pengujian Hipotesis Pertama ... 79

2. Pengujian Hipotesis Kedua ... 80

D. Pembahasan ... 82 1. Hubungan Kompetensi Guru Ekonomi dengan


(17)

xv

Motivasi Belajar Siswa ... 82

2. Hubungan Kompetensi Guru Ekonomi dengan Prestasi Belajar Siswa ... 83

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ... 85

B. Keterbatasan Penelitian ... 85

C. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 87


(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skala Pengukuran Model Likert ... 35

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Kompetensi Guru Ekonomi ... 36

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar ... 38

Tabel 3.4 Hasil Pengujian Validitas item Variabel Kompetensi Guru Ekonomi ... 40

Tabel 3.5 Hasil Pengujian Ulang Validitas Item Variabel Kompetensi Guru ... 42

Tabel 3.6 Hasil Pengujian Validitas Item Variabel Motivasi Belajar ... 43

Tabel 3.7 Hasil Pengujian Ulang Validitas Item Variabel Motivasi Belajar ... 43

Tabel 3.8 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 45

Tabel 3.9 Hasil Pengujian Reliabilitas Kuesioner Variabel Kompetesi Guru ... 46

Tabel 3.10 Hasil Pengujian Reliabilitas Kuesioner Variabel Motivasi Belajar ... 46

Tabel 3.11 Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II ... 47

Tabel 3.12 Kategori PAP II Variabel Kompetensi Guru Ekonomi ... 48

Tabel 3.13 Kategori PAP II Variabel Motivasi Belajar ... 49

Tabel 4.1 Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin, Jumlah Kelas dan Rombel Tahun Pelajaran 2016/2017 ... 67

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Variabel Kompetensi Guru Ekonomi ... 73

Tabel 5.2 Nilai-nilai Statistik Variabel Kompetensi Guru Ekonomi ... 73

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar ... 74

Tabel 5.4 Nilai-nilai Statistik Variabel Motivasi Belajar ... 75

Tabel 5.5 Rentang Skor Variabel Prestasi Belajar ... 75

Tabel 5.6 Nilai-nilai Statistik Variabel Prestasi Belajar ... 76

Tabel 5.7 Hasil Uji Normalitas Data Variabel Kompetensi Guru Ekonomi dengan Motivasi Belajar Siswa ... 77 Tabel 5.8 Hasil Uji Normalitas Data Variabel Kompetensi Guru


(19)

xvii

Ekonomi dengan Motivasi Belajar ... 78 Tabel 5.9 Hasil Uji Korelasi Variabel Kompetensi Guru Ekonomi

dengan Motivasi Belajar Siswa………. 79 Tabel 5.10 Hasil Uji Korelasi Variabel Kompetensi Guru Ekonomi dengan


(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Kuesioner Penelitian... 91

Lampiran II : Data Induk Penelitian ... 101

Lampiran III : Pengujian Validitas dan Reliabilitas... 131

Lampiran IV : Deskripsi Data ... 138

Lampiran V : Pengujian Normalitas ... 144

Lampiran VI : Pengujian Hipotesis ... 146

Lampiran VII : Tabel Statistik ... 148

Lampiran VIII : Surat Ijin Penelitian ... 151

Lampiran IX : Nilai Raport ... 155


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bagi sebuah bangsa pendidikan merupakan sebuah elemen penting, baik itu bersifat intern untuk bangsa itu sendiri maupun bersifat ekstern yang berkaitan dengan persaingan antar bangsa. Seringkali dalam dunia internasional, pendidikan menjadi tolak ukur terhadap kemajuan sebuah bangsa. Tujuan pendidikan terbagi dalam beberapa kategori yaitu tujuan pendidikan umum dan khusus, tujuan jangka panjang, menengah dan jangka pendek (Hidayat, 2013: 52).

Akhir-akhir ini, kualitas pendidikan di Indonesia sering diperbincangkan, baik di kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat maupun pihak pengambil kebijakan. Kualitas pendidikan nasional dinilai banyak kalangan belum memiliki kualitas yang memadai bila dibandingkan dengan negara-negara besar lainnya. Kualitas pendidikan di Indonesia semakin terpuruk bila dibandingkan dengan negara lainnya di abad 21, padahal pendidikan menjadi variabel penting dalam proses pencerdasan bangsa (Janawi, 2012: 1).

Kunandar (Janawi, 2012: 1), menjelaskan bahwa rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia dilihat dari faktor lulusan dari sekolah atau perguruan tinggi yang belum siap memasuki dunia kerja karena minimnya kompetensi yang dimiliki. Bekal kecakapan yang diperoleh dari lembaga pendidikan tidak memadai untuk dipergunakan secara mandiri, karena yang dipelajari dari


(22)

lembaga pendidikan lebih bersifat teoritik sehingga peserta didik kurang inovatif dan kreatif.

Dari fakta yang ada, kualitas pendidikan memang perlu disikapi secara serius agar mengalami perkembangan yang signifikan. Misalnya, di gugusan negara-negara Asia saja, dan bahkan di Asia Tenggara bargaining power

pendidikan belum dapat berbicara banyak. Realitas faktual tersebut menyebabkan kegusaran proyek kemanusiaan bangsa sehingga pemerhati pendidikan menilai bahwa pendidikan kehilangan vitalitas dan progresivitasnya (Janawi, 2012: 10).

Kini, di tengah perbaikan kualitas dan kesejahteraan guru, stigma “Oemar Bakri” kian hari kian jauh dari sosok guru. Profesi guru merupakan profesi

yang harus dihargai secara profesional, seperti profesi dokter, advokat, akuntan, dan apoteker. Dengan kata lain, tugas guru merujuk pada pekerjaan profesional, antara lain mendidik, mengajar, membimbing dan mengevaluasi perkembangan serta kemampuan peserta didik dimana ia melakukan tugas profesinya di ruang-ruang kelas sekolah maupun di luar sekolah (Suyanto, 2013).

Salah satu komponen yang harus diperhatikan secara terus menerus dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan besar dan strategis. Hal ini disebabkan karena

guru menjadi “garda terdepan” dalam proses pelaksanaan pendidikan. Guru

adalah sosok yang langsung berhadapan dengan peserta didik dalam mentransformasikan ilmu pengetahuan dan teknologi, sekaligus mendidik


(23)

penerus bangsa dengan nilai konstruktif. Guru mengemban misi dan tugas yang berat, sehingga profesi guru dipandang sebagai tugas mulia. Walaupun dalam realitasnya, guru selalu dipandang sebelah mata dan senantiasa disebut

sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa” (Janawi, 2010: 10).

Pendidikan dewasa ini telah menjadi kebutuhan yang semakin hari semakin penting, akan tetapi dalam proses pemenuhan kebutuhan pendidikan ternyata menghadapi cukup banyak permasalahan. Di dalam suatu pendidikan perlu adanya suatu proses belajar. Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan (Suprijono, 2009: 3). Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hayat. Belajar adalah proses penting yang terjadi dalam kehidupan setiap orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat (Khodijah, 2014: 3). Orang dapat dikatakan belajar apabila ada perubahan perilaku dari diri orang tersebut.

Secara operasional, kita mendukung PP No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang diantaranya mengatur standarisasi proses pembelajaran sehingga di lembaga pendidikan diharapkan ada pembaharuan pembelajaran dengan model inovatif (Daryanto, 2012: 228).

Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran adalah pendidik (perorangan dan/ atau kelompok) serta peserta didik (perorangan, kelompok, dan/atau komunitas) yang berinteraksi edukatif antara satu dengan yang lainnya. Isi kegiatan adalah bahan (materi) belajar yang bersumber dari kurikulum suatu program pendidikan. Proses kegiatan adalah langkah-langkah


(24)

atau tahapan yang dilalui pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran (Isjoni, 2009: 14).

Terkait dengan proses pembelajaran pada saat ini, masih banyak sekolah yang menerapkan pembelajaran yang berpusat pada guru. Guru sebagai sumber ilmu dan murid sebagai pendengar. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan harus berpusat kepada peserta didik, mengembangkan kreativitas, menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang, kontekstual, menyediakan pengalaman belajar yang beragam, dan belajar melalui berbuat. Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar peran guru sangat penting dalam pendampingan belajar siswa, terlebih guru yang mempunyai kompetensi mengajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Masalah yang harus diperhatikan pula dalam meningkatkan prestasi siswa adalah motivasi. Seringkali motivasi berpengaruh pada prestasi siswa, faktor motivasi tersebut dapat berasal dari diri siswa sendiri maupun dari luar. Kompetensi guru dalam mengajar turut mempengaruhi motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, jika dalam mengajar guru cenderung menggunakan model pembelajaran yang kurang menarik maka motivasi siswa pun menjadi berkurang dalam mengikuti pembelajaran sehingga siswa cenderung melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan saat pembelajaran seperti mengganggu temannya, tidak memperhatikan penjelasan dari guru sampai tidur di kelas saat jam pelajaran. Hal tersebut sangat memprihatinkan, apabila setiap pembelajaran siswa tidak mempunyai motivasi untuk mengikuti proses belajar maka akan berpengaruh


(25)

pada prestasinya. Dengan adanya kompetensi yang dimiliki guru diharapkan pada setiap pembelajaran guru dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dan motivasi siswa sehingga siswa benar-benar mengikuti pembelajaran dengan baik sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

Terkait dengan permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian tentang hubungan kompetensi guru ekonomi dengan motivasi dan prestasi belajar siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah kompetensi guru ekonomi berhubungan dengan motivasi belajar siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok?

2. Apakah kompetensi guru ekonomi berhubungan dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan kompetensi guru ekonomi

dengan motivasi belajar siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok.


(26)

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan kompetensi guru ekonomi dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini dapat peneliti rangkum ke dalam 2 bagian yaitu:

1. Manfaat Praktis

a. Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu pendidikan terutama dikaitkan dengan hal-hal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.

b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka penyempurnaan konsep maupun implementasi praktik pendidikan sebagai upaya yang strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia.

2. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru mata pelajaran ekonomi secara khusus dan pihak-pihak terkait dalam dunia pendidikan pada umumnya sebagai bahan evaluasi sekaligus sebagai masukan dalam meningkatkan motivasi dan prestasi siswa.


(27)

7 BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori 1. Kompetensi

a. Pengertian Kompetensi

Pengertian kompetensi menurut para ahli sebagai berikut:

1) Menurut Nana Sudjana (Janawi, 2012: 30), “kompetensi sebagai suatu kemampuan yang diisyaratkan untuk memangku profesi”. 2) Menurut Sardiman (Janawi, 2012: 30), “kompetesi adalah

kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang berkenaan dengan tugasnya”.

3) Menurut Majid (Janawi, 2012: 33) “kompetensi adalah seperangkat tindakan inteligen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu”.

b. Komponen Kompetensi

Menurut Nana Sudjana (Janawi, 2012: 41), pembagian kompetensi yang harus dimiliki guru sebenarnya meliputi tiga aspek, yaitu:

1) Kompetensi bidang kognitif

Kompetensi ini berhubungan dengan kompetensi intelektual seperti penguasaan materi, pengetahuan tentang cara mengajar,


(28)

pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan bimbingan dan penyuluhan, pengetahuan tentang administrasi kelas, dan cara mengevaluasi hasil belajar anak. 2) Kompetensi bidang sikap

Kompetensi ini berhubungan dengan kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya, seperti sikap mencintai pekerjaannya dan lainnya. 3) Kompetensi prilaku/performance

Kompetensi ini berhubungan dengan keterampilan/perilaku guru, seperti keterampilan mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat bantu (teknologi pendidikan), dan berkomunikasi dengan anak.

c. Standar Kompetensi 1) Kualifikasi Akademik

Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi dan program Pascasarjana dan atau program Diploma Empat (D4). Kompetensi akademik yang dimaksud dalam pasal 8 ini meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi (Janawi, 2012: 58).


(29)

2) Standar Kualifikasi

Standar kualifikasi adalah standar minimal tingkat pendidikan guru. Untuk tingkat awal, dasar dan menengah, standar kualifikasi minimal guru adalah sarjana (strata satu) sesuai dengan bidang studi atau mata pelajaran tertentu. Sedangkan standar minimal tingkat perguruan tinggi adalah strata dua. Program ini mulai dilaksanakan pemerintah yang disebut sebagai program sertifikasi guru (Janawi, 2012: 59).

Program peningkatan kompetensi tenaga kependidikan bagi guru-guru yang belum berijazah strata satu sesuai dengan bidangnya menjadi kewajiban mutlak. Bahkan sejak tahun 2006, pemerintah mulai mengalokasikan anggaran bantuan biaya pendidikan bagi guru yang belum memenuhi standar minimal kualifikasi. Program peningkatan kualifikasi guru ini telah menjadi program nasional (Janawi, 2012, 60).

Standar kualifikasi akademik minimum guru adalah S1/D4 yang dibuktikan dengan ijazah sesuai dengan jenis, jenjang dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan. Dalam ketentuan peralihan Pasal 66 Peraturan Pemerintah No.74 tahun 2008, guru dalam jabatan yang belum memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D4 dapat mengikuti ujian kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik apabila sudah mencapai usia 50 tahun dan mempunyai pengalaman kerja 20 tahun sebagai guru atau mempunyai golongan


(30)

IV-a, atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV-a (Janawi, 2012: 61).

3) Standar Kompetensi

Dalam UU No.14 tahun 2005, kompetensi dibagi menjadi kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial (Janawi, 2012: 62).

4) Standar Kinerja

Standar kinerja adalah berkenaan dengan kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidik. Kinerja guru dapat dirumuskan diantaranya adalah:

a) Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang mendidik. b) Menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan

ilmu secara terus menerus.

c) Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat atas dasar keikhlasan sebagai wujud pengamalan ilmu dan teknologi yang telah dikuasai.

d) Beradaptasi dan berkomunikasi dengan komunitas profesi untuk meningkatkan sinergi dalam pengembangan ilmu dan kinerja profesional.

e) Bersikap inklusif, bertindak objektif dan berkomunikasi secara empatik dan santun dengan masyarakat luas (Janawi, 2012: 63).


(31)

2. Guru

Dalam UU No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal (1) ayat (1) dinyatakan, “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih menilai dan mengevaluasi siswa pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah” (Suyanto, 2013: 23).

Guru bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan tetap berusaha mengupayakan seluruh potensinya, baik potensi afektif, kognitif maupun psikomotorik demi kelangsungan sebuah proses pendidikan. Guru juga berarti orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohani, agar mencapai tingkat kedewasaan serta mampu berdiri sendiri dalam memenuhi segala tugas dan kewajibannya sebagai mahkluk hidup (Rimang, 2011: 2).

Guru sebagai pendidik profesional memiliki tugas utama yaitu mendidik, Proses pembelajaran yang diselenggarakan hendaknya dapat mendorong semangat untuk belajar dan timbulnya inspirasi pada peserta didik untuk memunculkan ide baru, mengembangkan inisiatif dan kreatifitas. Guru harus dapat memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran (Asmani, 2009).

Kualitas seorang guru harus menjadi prioritas dalam upaya mengembangkan sebuah pola pendidikan yang efektif. Kualitas seorang guru ditandai dengan tingkat kecerdasan, ketangkasan, dedikasi, dan


(32)

loyalitas yang tinggi serta ikhlas dalam memajukan dan mencerdaskan anak didik (Asmani, 2009).

a. Kepribadian Guru

Untuk menjadi guru, seseorang harus memiliki kepribadian yang kuat dan terpuji. Kepribadian yang harus ada pada diri guru adalah kepribadian yang mantap dan stabil, dewasa, arif dan berwibawa (Suyanto, 2013: 15).

b. Profesionalisme Guru

1) Memaknai Profesionalisme Guru

Makna profesional mengacu pada orang yang menyandang suatu profesi atau sebutan untuk penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengan profesinya. Sebutan guru “profesional” mengacu pada guru yang telah mendapat pengakuan secara formal berdasarkan ketentuan yang berlaku, baik dalam kaitan dengan jabatan maupun latar belakang pendidikan formalnya. Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya.


(33)

2) Kedudukan Guru

Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan anak didik (Rimang, 2011: 7). Secara terperinci tugas guru berpusat pada:

a) Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

b) Menurut Ahmad Tafsir (Rimang, 2011: 7), tugas guru adalah tanggung jawab dalam perkembangan anak didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi afektif, kogitif, maupun psikomotorik. Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai.

c) Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai dan penyesuaian diri (Rimang, 2011: 7).

3) Profesi Guru

Suyanto (Suyanto, 2013: 28), mengemukakan empat prasyarat agar seorang guru dapat dikatakan profesional, yaitu:

a) Kemampuan guru mengolah atau menyiasati kurikulum.

b) Kemampuan guru mengaitkan materi kurikulum dengan lingkungan.


(34)

d) Kemampuan guru untuk mengintegrasikan berbagai bidang studi atau mata pelajaran menjadi kesatuan konsep yang utuh.

4) Tugas Profesi Guru

Menurut Gerstener (Suyanto, 2013: 30-31), tugas guru tidak hanya sebagai pengajar, melainkan harus berperan sebagai:

a) Pelatih, guru profesional ibarat pelatih olah raga yang lebih banyak membantu siswanya dalam permainan. Guru mendorong siswa untuk menguasai alat belajar dan memotivasi siswa untuk bekerja keras mencapai prestasi setinggi-tingginya. b) Konselor, guru akan menjadi sahabat siswa, teladan dalam pribadi yang mengundang rasa hormat dan keakraban dari siswa, menciptakan suasana dimana siswa belajar di dalam kelompok kecil di bawah bimbingan guru.

c) Manajer belajar, dia membimbing siswanya belajar, mengambil prakarsa, mengeluarkan ide terbaik yang dimilikinya.

3. Kompetensi Guru

a. Kompetensi Guru dalam Konteks Kebijakan 1) Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik guru adalah kemampuan guru berkenaan dengan penguasaan teoritis dan proses aplikasinya dalam pembelajaran. Kompetensi itu paling tidak berhubungan dengan:


(35)

a) Menguasai karakteristik peserta didik

b) Menguasai teori-teori dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik

c) Mengembangkan kurikulum dan rancangan pembelajaran d) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik

e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk kepentingan pembelajaran

f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik

g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik

h) Menyelenggarakan evaluasi dan penilaian proses hasil belajar i) Memanfaatkan hasil evaluasi dan penilaian untuk kepentingan

pembelajaran

j) Melakukan tindakan refektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

2) Kompetensi Kepribadian

Janawi (2012:125) menjelaskan bahwa kepribadian adalah kesatuan organisasi yang dinamis sifatnya dari sistem psikofisis individu yang unik sifatnya terhadap lingkungan. Pengertian di atas menjelaskan bahwa kepribadian merupakan kemampuan penyesuaian diri (adaptasi) seseorang yang bersifat unik (khas).


(36)

Janawi (2012: 126) menjabarkan kepribadian ke dalam beberapa indikator, yaitu :

a) Berjiwa pendidikan dan bertindak sesuai dengan norma yang berlaku

b) Jujur, berakhlak mulia dan menjadi teladan c) Dewasa, stabil dan berwibawa

d) Memiliki etos kerja, tanggung jawab dan percaya diri.

3) Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan yang harus dimiliki guru, adapun subkompetensi sosial guru yaitu:

a) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa b) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

sesama pendidik

c) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orangtua/wali siswa dan masyarakat.

4) Kompetensi Profesional

Oemar Hamalik (Janawi, 2012: 99), menjelaskan bahwa masalah kompetensi profesional guru merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan. Kompetensi profesional merupakan kemampuan,


(37)

keahlian, kecakapan dasar tenaga pendidik yang harus dikuasai dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru.

a) Memahami mata pelajaran yang telah dipersiapkan untuk mengajar

b) Memahami standar kompetensi dan standar isi mata pelajaran yang tertera dalam peraturan menteri serta bahan ajar yang ada dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)

c) Memahami struktur konsep dan metode keilmuan yang menaungi materi ajar

d) Memahami hubungan konsep antar mata pelajaran yang terkait dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Motivasi Belajar

Motivasi (motivation) melibatkan proses yang memberikan energi, mengarahkan, dan mempertahankan prilaku. Dengan demikian, prilaku yang termotivasi adalah prilaku yang mengandung energi, memiliki arah, dan dapat dipertahankan (Santrock, 2009: 199).

Motivasi juga menyebabkan suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergelut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan dan keinginan (Sardiman, 2008: 74).


(38)

Motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi ini tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai (Sardiman, 2008: 75).

a. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal maka diperlukan motivasi. Dari pembahasan awal sudah tertulis dengan jelas bahwa motivasi berkaitan dengan suatu tujuan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka ada tiga fungsi motivasi yaitu:

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

b. Macam-macam Motivasi


(39)

Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi hal itu sendiri (sebuah hal itu sendiri) (Santrock, 2009: 204). Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri (Daryanto, 2012: 10).

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang menjadi aktif berfungsi tanpa harus dirangsang dari luar, karena dari dalam individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukan, maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah ingin mencapai tujuan yang ada dalam proses belajar. Oleh karena itu, motivasi intrinsik disebut juga sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajarnya (Sardiman, 1986). 2) Motivasi Ekstrinsik (extrinsic motivation)

Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (sebuah cara untuk mencapai suatu tujuan). Motivasi ekstrinsik seringkali dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti penghargaan dan hukuman (Santrock, 2009: 199). Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu (Daryanto, 2012: 10). Motivasi ekstrinsik


(40)

adalah motif yang aktif dan berfungsi karena adanya dorongan dari luar. Motivasi ekstrinsik lebih pada ingin mendapatkan nilai yang baik atau bahkan mendapatkan pujian.

c. Belajar

Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya banyak dianut. Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan atau menerimanya. Proses belajar mengajar ini banyak didominasi aktivitas menghafal. Peserta didik sudah belajar jika mereka sudah hafal dengan hal-hal yang telah dipelajarinya (Suprijono, 2009: 3). Khodijah (2014: 3) berpendapat bahwa belajar merupakan suatu proses yang berlangsung sepajang hayat. Belajar merupakan proses penting yang terjadi dalam kehidupan setiap orang. Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan yang dilakukan oleh seseorang yang berlangsung seumur hidup sejak dalam kandungan sampai tua.


(41)

1) Bentuk-bentuk Belajar

Menurut Muhibbin Syah (Khodijah, 2014: 53-55), bentuk-bentuk belajar yang umum dijumpai dalam proses pembelajaran antara lain adalah:

a) Belajar abstrak, ialah belajar dengan menggunakan cara-cara berpikir abstrak.

b) Belajar keterampilan, adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf.

c) Belajar sosial, pada dasarnya adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut.

d) Belajar pemecahan masalah, adalah belajar menggunakan metode ilmiah atau bepikir secara sistematis, logis, teratur dan teliti.

e) Belajar rasional, ialah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan sistematis.

f) Belajar kebiasaan, adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan selain menggunakan perintah, suri teladan, pengalaman khusus juga menggunakan hukuman dan ganjaran.


(42)

g) Belajar apresiasi, adalah belajar mempertimbangkan arti penting atau nilai suatu objek.

h) Belajar pengetahuan, ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu.

Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang terjadi karena latihan dan pengalaman (Mustaqim, 2001: 34). Dengan kata lain yang lebih rinci belajar adalah:

a) Suatu aktivitas atau usaha yang disengaja

b) Aktivitas tersebut menghasilkan perubahan, berupa sesuatu yang baru, baik yang segera nampak atau tersembunyi tetapi juga hanya berupa penyempurnaan terhadap sesuatu yang pernah dipelajari

c) Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan keterampilan jasmani, kecepatan perseptual, isi ingatan, abilitas berpikir, sikap terhadap nilai-nilai dan inhibisi serta lain-lain fungsi jiwa (perubahan yang berkenaan dengan aspek psikis dan fisik).

2) Prinsip-prinsip Belajar

Menurut Mustaqim (2001: 69), prinsip-prinsip belajar antara lain sebagai berikut:


(43)

b) Belajar akan lebih berhasil jika disertai berbuat, latihan dan ulangan.

c) Belajar lebih berhasil jika memberi sukses yang menyenangkan.

d) Belajar lebih berhasil jika tujuan belajar berhubungan dengan aktifitas belajar itu sendiri atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya.

e) Belajar lebih berhasil jika bahan yang sedang dipelajari, dipahami, bukan sekedar menghafal kata.

f) Dalam proses belajar memerlukan bantuan dan bimbingan orang lain.

g) Hasil belajar dibuktikan dengan adanya perubahan dalam diri si pelajar.

h) Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh pemahaman.

3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut uraian H.C. Witherington dan Lee J. Croncobath Bapemsi (Mustaqim, 2001: 69-70), faktor-faktor serta kondisi-kondisi yang mendorong perbuatan belajar dapat diringkas sebagai berikut:

a) Situasi belajar (kesehatan jasmani, keadaan psikis, pengalaman dasar)


(44)

b) Penguasaan alat-alat intelektual c) Latihan-latihan yang terpencar d) Penggunaan unit-unit yang berarti e) Latihan yang efektif

f) Kebaikan bentuk dan sistem

g) Efek penghargaan (reward) dan hukuman h) Tindakan-tindakan pedagogis

i) Kapasitas dasar.

5. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Susana (2006: 10), menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang ingin dicapai, bagaimana cara pencapaiannya, metode belajar mengajarnya, apa kriteria keberhasilannya dan bagaimana cara pengukurannya. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan menguasai pelajaran yang diterimanya melalui mata pelajaran dari guru, dilakukan secara sengaja dan dikaitkan dengan tes hasil belajar siswa berupa nilai.

Prestasi belajar menurut Tu’u (2004: 75), adalah penguasaan, pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai angka yang diberikan oleh guru. Pembelajaran yang berhasil adalah pembelajaran


(45)

yang mampu mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dengan prestasi belajar siswa yang memuaskan. Mulyasa (2002: 49) menyatakan bahwa prestasi belajar yang memuaskan merupakan hal yang didambakan oleh setiap siswa dalam pembelajaran. Menurut Tu’u (2004: 75), prestasi belajar dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika

mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.

2) Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi. 3) Prestasi belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau

angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Purwanto (2007: 102), bahwa faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar dan prestasi belajar yaitu:

1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual.

2) Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial. Faktor individual di atas antara lain termasuk faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor


(46)

pribadi. Faktor sosial di atas antara lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru, dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yag tersedia dan motivasi sosial.

Menurut Tu’u (2004: 78), ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain:

1) Faktor kecerdasan

Kecerdasan atas intelegensi adalah kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, dan mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

2) Faktor bakat

Bakat adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang dibawa sejak lahir yang diterima sebagai warisan dari orang tua. Kemampuan itu berpotensi akan terealisasikan menjadi kecakapan yang nyata.

3) Faktor minat dan perhatian

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun setuju pada suatu objek atau sekumpulan objek.


(47)

4) Faktor motif

Motif adalah dorongan yang ada dalam individu untuk melakukan sesuatu. Motif erat kaitannya dengan tujuan yang akan dicapai siswa.

5) Faktor cara berpikir

Cara belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi belajar yang lebih dibanding cara-cara belajar yang tidak efektif. 6) Faktor lingkungan keluarga

Faktor lingkungan keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

7) Faktor sekolah

Selain keluarga, sekolah adalah lingkaran khusus yang berperan besar memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem dan organisasi yang baik bagi penanaman modal, etika, moral, mental, spiritual, disiplin dan pengetahuan.

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Yosafat (2012) dari Universitas Sanata Dharma, yang meneliti tentang hubungan penggunaan media pembelajaran dan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh


(48)

Yosafat ini dilatarbelakangi oleh banyaknya sekolah yang bermasalah dengan media pembelajaran seperti sulitnya penyediaan media pembelajaran, pengoptimalan penggunaan media pembelajaran, ketepatan penggunaan media pembelajaran dengan materi yang diajarkan. Apabila penggunaan media pembelajaran tersedia dan dapat digunaka dengan baik maka akan meningkatkan motivasi belajar siswa, dan hal tersebut akan berpengaruh pada prestasi belajarnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yosafat menunjukkan bahwa:

a. Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara penggunaan media pembelajaran dengan prestasi belajar siswa.

b. Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar.

c. Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara penggunaan media pembelajaran dan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa.

2. Penelitian lainnya yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Diyan (2015) dari Universitas Sanata Dharma, yang meneliti tentang hubungan motivasi belajar siswa, lingkungan sekolah, dan peran guru dengan prestasi belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Diyan dilatarbelakangi oleh pentingnya lingkungan sekolah dalam proses belajar siswa. Sarana prasarana yang terdapat di sekolah sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Apabila sarana dan prasarana yang tidak lengkap akan membuat proses pembelajaran terhambat. Begitu juga


(49)

dengan peran guru dalam proses pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Jika keinginan setiap siswa dalam belajar harus didukung oleh peran guru maka motivasi siswa dalam belajar harus didukung oleh peran guru maka motivasi siswa dalam belajarpun akan semakin meningkat sehingga tujuan dari pembelajaran juga akan tercapai yaitu mendapatkan prestasi belajar yang optimal. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Diyan terbukti bahwa:

a. Tidak ada hubungan positif dan signifikan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.

b. Tidak ada hubungan positif dan signifikan lingkungan sekolah dengan prestasi belajar siswa.

c. Tidak ada hubungan positif dan signifikan peran guru dengan prestasi belajar siswa.

3. Penelitian yang lain lagi yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Wasri (2016) dari Universitas Sanata Dharma, yang meneliti tentang hubungan motivasi belajar, persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan kompetensi siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Wasri ini dilatarbelakangi oleh kondisi lulusan SMK yang saat ini kebanyakan belum siap menghadapi dunia kerja, bahkan tidak sedikit lulusan SMK yang bingung menentukan tujuannya setelah lulus. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Wasri membuktikan bahwa: a. Ada hubungan motivasi belajar dengan kompetensi siswa SMK.


(50)

b. Ada hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan kompetensi siswa SMK.

C. Kerangka Berfikir

Pada dasarnya guru sebagai kunci keberhasilan peserta didik dalam proses belajar. Keberhasilan peserta didik tersebut dapat dilihat dari nilai akademik maupun non akademik yang nantinya mencerminkan prestasi yang dimiliki peserta didik. Masalah prestasi belajar di Indonesia sangat memprihatinkan bila dibandingkan dengan negara-negara lain. Kurangnya prestasi belajar yang dimiliki peserta didik dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor yang turut mempengaruhi prestasi belajar peserta didik misalnya kurangnya motivasi yang dimiliki peserta didik untuk mengikuti pelajaran. Motivasi ini sendiri dapat dipengaruhi dari dalam diri peserta didik maupun dari luar peserta didik. Salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya motivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran adalah cara guru dalam menyampaikan materi pelajaran, misalnya guru hanya menggunakan metode ceramah dan hal tersebut dapat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik. Kemampuan guru dalam menyampaikan materi tergantung pada kompetensi yang dimilikinya, jika seorang guru kompeten maka dalam menyampaikan materi pelajaran guru tersebut menyampaikan dengan cara yang menarik dan menggunakan media yang mudah dipahami dan dapat menumbuhkan partisipasi aktif siswa sehingga peserta didik termotivasi mengikuti pelajaran dari awal sampai akhir. Jika peserta didik termotivasi dalam mengikuti


(51)

pelajaran dan dapat memahami materi dengan baik maka akan berpengaruh pada prestasinya.

D. Hipotesis Penelitian

Menurut Suharsimi dalam Zuriah (2007: 162) “hipotesis dapat diartikan sebagai alternatif suatu jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitian”. Berdasarkan pendapat di atas maka peneliti merumuskan hipotesis:

Hipotesis I

H01 : Tidak ada hubungan kompetensi guru ekonomi dengan motivasi belajar siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta. Ha1 : Ada hubungan kompetensi guru ekonomi dengan motivasi belajar siswa

kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta

Hipotesis II

H02 : Tidak ada hubungan kompetensi guru ekonomi dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta. Ha2 : Ada hubungan kompetensi guru ekonomi dengan prestasi belajar siswa


(52)

32 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional, yaitu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan pengaruh antara dua variabel yaitu variabel bebas dengan variabel terikat (Notoadmodjo, 2002). Dalam penelitian ini variabel bebas adalah kompetensi guru dan variabel terikat adalah motivasi dan prestasi siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta, yang beralamat di jalan Babarsari.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu 2 (dua) bulan yang berlangsung mulai bulan November – Desember 2016.

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta.


(53)

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pengaruh kompetensi guru terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa.

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS, XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta yang berjumlah 285 siswa. 2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta yang berjumlah 189 siswa.

3. Teknik Penarikan Sampel

Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel (Noor, 2011: 155). Dalam penelitian ini peneliti hanya memilih siswa kelas XI IPS dan XII IPS SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta sebagai sampel dengan pertimbangan bahwa siswa kelas XI dan XII sudah lebih mengenal guru mata pelajaran ekonomi dan sudah memiliki tingkat kedewasaan dalam menilai seseorang.


(54)

E. Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu.

1. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kompetensi guru ekonomi. Pengukuran variabel kompetensi guru ekonomi menggunakan instrumen kuesioner yang meliputi 4 dimensi kompetensi guru yaitu kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial guru.

2. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah motivasi dan prestasi belajar siswa. Pengukuran variabel motivasi akan dilakukan dengan instrumen kuesioner dengan indikator perasaan senang jika memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas, kemauan untuk memperoleh nilai baik, adanya minat dan perhatian siswa terhadap pembelajaran, dorongan dari orang tua, dorongan dari teman dan adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. Variabel prestasi akan diukur dengan teknik dokumentasi yaitu melihat nilai raport siswa tahun pelajaran 2016/2017.


(55)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuesioner dan dokumentasi.

1. Kuesioner

Metode angket atau kueioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahuinya (Suharsimi, 2010: 194). Kuesioner ini untuk mendapatkan data mengenai pengaruh kompetensi guru dalam mengajar dan motivasi belajar siswa. Pengukuran yang dilakukan untuk mengukur variabel kompetensi guru ekonomi dan motivasi belajar menggunakan skala pengukuran Likert. Skala pengukuran

Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012:136). Alternatif jawaban tiap item disajikan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Skala Pengukuran Model Likert

Alternatif Jawaban Skor

Positif Negatif Sangat Setuju (SS)

Setuju (S) Ragu-ragu (RR) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS)

5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 (Siregar, 2010)


(56)

a. Kisi-kisi kuesioner

Tabel 3.2

Kisi-kisi Kuesioner Variabel Kompetensi Guru Ekonomi

Variabel Dimensi Indikator No. Butir

(+) (-) Kompetensi Guru Kompetensi Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik

1 2

Menguasai teori-teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran

yang mendidik

4 3

Mengembangkan kurikulum dan rancangan pembelajaran 5,6 Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik 7,8 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)

unntuk kepentingan pembelajaran 9,10 Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik 11,12,13 Berkomunikasi secara

efektif, empatik, dan santun dengan peserta

didik

14,15 16

Menyelenggarakan evaluasi dan penilaian proses dan hasil belajar

17 Memanfaatkan hasil

evaluasi dan penilaian untuk kepentingan

pembelajaran


(57)

Variabel Dimensi Indikator No. Butir (+) (-) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran 19,20 Kompetensi Kepribadian Berjiwa pendidikan dan bertindak sesuai

dengan norma yang berlaku

22,23,24 21

Jujur, berakhlak mulia

dan menjadi teladan 25,26 Dewasa, stabil dan

berwibawa 27

Memiliki etos kerja, tanggung jawab dan

percaya diri 28,29,30 ,31 Kompetensi Sosial Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa

32,34 33 Mampu berkomunikasi

dan bergaul secara efektif dengan sesama

pendidik

35

Mampu berkomunikasi dan bergaul secara

efektif dengan orangtua/wali siswa dan masyarakat 36,37,38 Kompetensi Profesional Memahami matapelajaran yang telah dipersiapkan untuk mengajar

39,40,42 41,43,4 4 Memahami standar

kompetensi dan standar isi mata pelajaran yang tertera dalam peraturan

menteri serta bahan ajar yang ada dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan

(KTSP)

46 45

Memahami struktur konsep dan metode

keilmuan yang menaungi materi ajar


(58)

Variabel Dimensi Indikator No. Butir (+) (-) Memahami hubungan

konsep antar mata pelajaran yang terkait

dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. 48 Tabel 3.3

Kisi-kisi Kuesioner Variabel Motivasi Belajar

Variabel Dimensi Indikator No. Butir

(+) (-) Motivasi

Belajar

Intrinsik Perasaan senang jika memiliki wawasan dan

pengetahuan luas

49,50,51

Kemauan untuk memperoleh nilai baik

53,54,56 ,57,59,6 1,62,64

52,55,5 8,60,63 Adanya minat dan

perhatian siswa terhadap pembelajaran

65,66

Ekstrinsik Dorongan dari orangtua 67 68 Dorongan dari teman 69

Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

70,71 72 (sumber: skripsi Valleria dan Yuliana)

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter (Sudaryono, 2013: 41). Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data nilai raport siswa kelas XI dan XII IPS SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta. Selain itu metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui


(59)

jumlah siswa kelas XI dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta yang menjadi responden dalam penelitian ini.

G. Teknik Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas

Validitas adalah salah satu ukuran yang menunjukkan tingkat keaslian atau kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid mempunyai validitas yang rendah.

Untuk menguji kesahihan setiap butir penyataan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor tiap butir dengan skor total. Rumus yang digunakan untuk nilai rtabel korelasi Product Moment dari Pearson (Arikunto, 2006: 170) sebagai berikut:

Keterangan:

= koefisien validitas butir = banyaknya siswa

= skor tiap butir = skor total tiap siswa

= hasil perkalian antara X dan Y

Untuk melakukan pengujian validitas digunakan bantuan program SPSS versi 20. Kriteria setiap butir pernyataan pada kuesioner dikatakan


(60)

valid jika pada = 5% (0,05), rhitung bersifat positif dan nilainya lebih besar dari rtabel. Pelaksanaan analisis uji validitas ini dilakukan kepada siswa siswi kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta dengan jumlah responden 189 dengan dk= n-2. Dari hasil pengujian diketahui bahwa derajat kebebasan sebesar 187 (dk= 189-2) dengan taraf signifikan 5% menunjukkan rtabel = 0,1428.

Tabel 3.4

Hasil Pengujian Validitas Item Variabel Kompetensi Guru Ekonomi

No Butir Rhitung rtabel Keterangan

1 B1 .420 0,1428 Valid

2 B2 .210 0,1428 Valid

3 B3 .396 0,1428 Valid

4 B4 .390 0,1428 Valid

5 B5 .548 0,1428 Valid

6 B6 .316 0,1428 Valid

7 B7 .292 0,1428 Valid

8 B8 .305 0,1428 Valid

9 B9 .362 0,1428 Valid

10 B10 .221 0,1428 Valid

11 B11 .463 0,1428 Valid

12 B12 .436 0,1428 Valid

13 B13 .166 0,1428 Valid

14 B14 .439 0,1428 Valid

15 B15 .501 0,1428 Valid

16 B16 .334 0,1428 Valid

17 B17 .286 0,1428 Valid

18 B18 .543 0,1428 Valid

19 B19 .318 0,1428 Valid

20 B20 .465 0,1428 Valid

21 B21 .543 0,1428 Valid

22 B22 .556 0,1428 Valid

23 B23 .408 0,1428 Valid

24 B24 .591 0,1428 Valid

25 B25 .619 0,1428 Valid


(61)

No Butir Rhitung rtabel Keterangan

27 B27 .356 0,1428 Valid

28 B28 .578 0,1428 Valid

29 B29 .486 0,1428 Valid

30 B30 .512 0,1428 Valid

31 B31 .341 0,1428 Valid

32 B32 .454 0,1428 Valid

33 B33 .232 0,1428 Valid

34 B34 .483 0,1428 Valid

35 B35 .326 0,1428 Valid

36 B36 -.161 0,1428 Tidak Valid

37 B37 .484 0,1428 Valid

38 B38 .411 0,1428 Valid

39 B39 .582 0,1428 Valid

40 B40 .321 0,1428 Valid

41 B41 -.159 0,1428 Tidak Valid

42 B42 .544 0,1428 Valid

43 B43 .492 0,1428 Valid

44 B44 .359 0,1428 Valid

45 B45 .537 0,1428 Valid

46 B46 .586 0,1428 Valid

47 B47 .551 0,1428 Valid

48 B48 .353 0,1428 Valid

Dari Tabel 3.4 menunjukkan hasil pengujian validitas item variabel kompetensi guru dengan 48 butir soal dapat diketahui bahwa ada 46 butir soal valid karena rhitung lebih besar dari rtabel dan ada 2 butir soal tidak valid.

Tabel 3.5

Hasil Pengujian Ulang Validitas Item Variabel Kompetensi Guru Ekonomi

No Butir Rhitung rtabel Keterangan

1 B1 .426 0,1428 Valid

2 B2 .200 0,1428 Valid

3 B3 .400 0,1428 Valid

4 B4 .394 0,1428 Valid

5 B5 .557 0,1428 Valid


(62)

No Butir Rhitung rtabel Keterangan

7 B7 .285 0,1428 Valid

8 B8 .336 0,1428 Valid

9 B9 .353 0,1428 Valid

10 B10 .214 0,1428 Valid

11 B11 .474 0,1428 Valid

12 B12 .446 0,1428 Valid

13 B13 .185 0,1428 Valid

14 B14 .441 0,1428 Valid

15 B15 .510 0,1428 Valid

16 B16 .315 0,1428 Valid

17 B17 .288 0,1428 Valid

18 B18 .547 0,1428 Valid

19 B19 .313 0,1428 Valid

20 B20 .465 0,1428 Valid

21 B21 .547 0,1428 Valid

22 B22 .565 0,1428 Valid

23 B23 .405 0,1428 Valid

24 B24 .599 0,1428 Valid

25 B25 .635 0,1428 Valid

26 B26 .433 0,1428 Valid

27 B27 .370 0,1428 Valid

28 B28 .598 0,1428 Valid

29 B29 .486 0,1428 Valid

30 B30 .523 0,1428 Valid

31 B31 .335 0,1428 Valid

32 B32 .463 0,1428 Valid

33 B33 .223 0,1428 Valid

34 B34 .494 0,1428 Valid

35 B35 .327 0,1428 Valid

36 B37 .492 0,1428 Valid

37 B38 .416 0,1428 Valid

38 B39 .588 0,1428 Valid

39 B40 .327 0,1428 Valid

40 B42 .546 0,1428 Valid

41 B43 .485 0,1428 Valid

42 B44 .355 0,1428 Valid

43 B45 .530 0,1428 Valid

44 B46 .598 0,1428 Valid

45 B47 .552 0,1428 Valid


(63)

Tabel 3.6

Hasil Pengujian Validitas Item Variabel Motivasi Belajar

No Butir rhitung rtabel Keterangan

1 B49 .198 0,1428 Valid

2 B50 .376 0,1428 Valid

3 B51 .201 0,1428 Valid

4 B52 .254 0,1428 Valid

5 B53 .392 0,1428 Valid

6 B54 .320 0,1428 Valid

7 B55 .340 0,1428 Valid

8 B56 .429 0,1428 Valid

9 B57 .476 0,1428 Valid

10 B58 .429 0,1428 Valid

11 B59 .420 0,1428 Valid

12 B60 .429 0,1428 Valid

13 B61 .466 0,1428 Valid

14 B62 .348 0,1428 Valid

15 B63 .429 0,1428 Valid

16 B64 .369 0,1428 Valid

17 B65 .448 0,1428 Valid

18 B66 .426 0,1428 Valid

19 B67 .390 0,1428 Valid

20 B68 .075 0,1428 Tidak Valid

21 B69 .350 0,1428 Valid

22 B70 .577 0,1428 Valid

23 B71 .459 0,1428 Valid

24 B72 .382 0,1428 Valid

Dari Tabel 3.6 hasil pengujian validitas item variabel motivasi belajar dengan 24 butir soal dapat diketahui bahwa ada 23 soal valid karena rhitung lebih besar dari rtabel dan ada 1 butir soal tidak valid.

Tabel 3.7

Hasil Pengujian Ulang Validitas Item Variabel Motivasi Belajar

No Butir rhitung rtabel Keterangan

1 B49 .201 0,1428 Valid

2 B50 .381 0,1428 Valid

3 B51 .201 0,1428 Valid

4 B52 .266 0,1428 Valid

5 B53 .410 0,1428 Valid

6 B54 .321 0,1428 Valid


(64)

No Butir Rhitung rtabel Keterangan

8 B56 .429 0,1428 Valid

9 B57 .466 0,1428 Valid

10 B58 .410 0,1428 Valid

11 B59 .435 0,1428 Valid

12 B60 .427 0,1428 Valid

13 B61 .488 0,1428 Valid

14 B62 .357 0,1428 Valid

15 B63 .413 0,1428 Valid

16 B64 .378 0,1428 Valid

17 B65 .448 0,1428 Valid

18 B66 .438 0,1428 Valid

19 B67 .396 0,1428 Valid

20 B69 .360 0,1428 Valid

21 B70 .590 0,1428 Valid

22 B71 .460 0,1428 Valid

23 B72 .355 0,1428 Valid

2. Uji Reliabilitas

Menurut Jonathan Sarwono (2014: 248) reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil pengukuran tertentu di setiap kali pengukuran dilakukan pada hal yang sama.

Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach (Siregar, 2013: 58):

Keterangan:

r11 = koefisen reliabilitas instrumen

k = jumlah butir pertanyaan = jumlah varians butir


(65)

Sedangkan untuk mendapatkan varian digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

= varian skor butir

= jumlah kuadrat skor butir

= jumlah skor butir = banyaknya siswa

Selanjutnya nilai r11 diinterpretasikan dengan pedoman sebagai berikut:

Tabel 3.8

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Kefisien Korelasi Interpretasi 0,800 - 1,000 Sangat Tinggi

0,600 - 0,799 Tinggi

0,400 – 0,599 Cukup

0,200 – 0,399 Rendah 0,000 – 0,199 Sangat Rendah

(Sugiyono, 2011: 242)

Ketentuan untuk menilai reliabel atau tidaknya suatu instrumen sebagai berikut: jika koefisien reliabilitas (r11) lebih besar dari 0,6 maka kuesioner tersebut reliabel, sebaliknya jika koefisien reliabilitas (r11) kurang dari 0,6 maka kuesioner tersebut tidak reliabel (Siregar, 2013:57).

Untuk melakukan uji reliabilitas instrumen digunakan bantuan program SPSS versi 20. Kriteria kuesioner dikatakan reliabel jika pada = 5% (0,05) nilai alpha cronbach lebih dari 0,6. Adapun hasil pengujian reliabilitas untuk masing-masing variabel sebagai berikut:


(66)

Tabel 3.9

Hasil Pengujian Reliabilitas Kuesioner Variabel Kompetensi Guru Ekonomi

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items

N of Items

.917 .920 46

Dari Tabel 3.9 menunjukkan bahwa kuesioner variabel kompetensi guru adalah reliabel dimana koefisien Cronbach’s Alpha yaitu 0,917 lebih besar dari 0,600.

Tabel 3.10

Hasil Pengujian Reliabilitas Kuesioner Variabel Motivasi Belajar

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items

N of Items

.834 .837 23

Dari Tabel 3.10 menunjukkan bahwa variabel motivasi belajar adalah reliabel dimana koefisien Cronbach’s Alpha yaitu 0,834 lebih besar dari 0,600.

H. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif

Pada bagian ini peneliti mendeskripsikan data dalam bentuk distribusi frekuensi dan nilai-nilai statistika serta menginterpretasikan secara


(67)

kualitatif. Untuk mendeskripsikan data penelitian menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II. Berikut adalah tabel PAP tipe II:

Tabel 3.11

Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II Tingkat Penguasaan

Kompetensi

Kategori Kecenderungan Variabel

81% - 100% Sangat Baik

66% - 80% Baik

56% - 65% Cukup

46% - 55% Tidak Baik

Di bawah 46% Sangat Tidak Baik (Masidjo, 1995: 157)

PAP tipe II umumnya merupakan cara untuk menghitung prestasi siswa dengan skor minimal 0 dan skor maksimal 10. Namun data penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya dengan skor terendah 1 dan skor tertinggi 5, maka untuk mendeskripsikan kategori kecenderungan variabel kompetensi guru dan motivasi belajar harus menentukan skor interval dengan memodifikasi rumus PAP tipe II dengan rumus:

Skor terendah yang mungkin dicapai + {nilai persentase x (skor tertinggi yang mungkin dicapai – skor terendah yang mungkin dicapai)}. Berikut ini adalah perhitungan kategori kecenderungan untuk masing-masing variabel penelitian.

a. Variabel Kompetensi Guru Ekonomi Jumlah pertanyaan = 46; jumlah opsi = 5 Skor maksimal = 5 ; skor terendah = 1

Skor tertinggi yang mungkin dicapai : 5 x 46 = 230 Skor terendah yang mungkin dicapai : 1 x 46 = 46


(68)

Kategori Sangat Tinggi : 46 + 81% (230-46) = 195 - 230 Kategori Tinggi : 46 + 66% (230-46) = 167 - 194 Kategori Sedang : 46 + 56% (230-46) = 149 - 166 Kategori Rendah : 46 + 46% (230-46) = 131 - 148 Kategori Sangat Rendah : 46 + 0% (230-46) = 46 – 130

Tabel 3.12 Kategori PAP II

Variabel Kompetensi Guru Ekonomi

Interval Kategori

195 – 230 Sangat Baik 167 – 194 Baik 149 – 166 Cukup 131 – 148 Tidak Baik

46 – 130 Sangat Tidak Baik

b. Variabel Motivasi Belajar

Jumlah pertanyaan = 23 ; jumlah opsi = 5 Skor maksimal = 5 ; skor terendah = 1

Skor tertinggi yang mungkin dicapai : 5 x 23 = 115 Skor terendah yang mungkin dicapai : 1 x 23 = 23

Perhitungan rentang skor untuk variabel motivasi belajar: Kategori Sangat Tinggi = 23 + 81% (115-23) = 98 - 115 Kategori Tinggi = 23 + 66% (115-23) = 84 - 97 Kategori Sedang = 23 + 56% (115-23) = 75 - 83 Kategori Rendah = 23 + 46% (115-23) = 65 - 74 Kategori Sangat Rendah = 23 + 0% (115-23) = 23 – 64


(69)

Tabel 3.13 Kategori PAP II Variabel Motivasi Belajar

Interval Kategori

98 – 115 Sangat Baik

84 – 97 Baik

75 – 83 Cukup 65 – 74 Tidak Baik 23 – 64 Sangat Tidak Baik

2. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini pengujian normalitas dilakukan berdasarkan uji normalitas bivariate (chisquare) dengan ketentuan sebagai berikut: jika nilai R square mendekati 1 maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai R square menjauhi 1 maka data tersebut tidak berdistribusi normal. Apabila data berdistribusi normal maka analisis untuk pengujian hipotesis dapat dilakukan. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas dengan analisis

One-Sample Kolmogorov Smirnov. Pengujian normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 20 for windows.

3. Pengujian Hipotesis dan Penarikan Kesimpulan a. Rumusan Hipotesis


(1)

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 1 DEPOK

Babarsari, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta, 55281

Telepon (0274) 485794 , Faksimile (0274) 485794

Website: www.smababarsari.com, e-mail: smansatudepoksleman@gmail.com

DAFTAR HADIR KELAS : XII IPS 2 TAHUN AJARAN 2016 - 2017

No. NIS N A M A L/P AGM NILAI EKONOMI NILAI EKONOMI

Nilai Raport KOGNITIF AFEKTIF

1 8194 ARELYA FEBRIANE P Islam

85

B

87 86 2 8200 AULIA ROMADHONA EFFENDI P Islam

85

B

82 83.5 3 8205 BERLIANA FAJAR NUR ENDAH SARI P Islam

80

B

80 80 4 8210 DARA MENTARI P Islam

82

A

82 82 5 8213 DEWI NOOR WENING P Islam

85

B

87 86 6 8235 HAPPY HISNA AINAYA P Islam

86

A

88 87 7 8242 ID'DHA PARTA DRIASMARA L Islam

82

B

80 81 8 8247 IRWAN NUGRAHA ARDI YOGA L Islam

82

B

87 84.5 9 8267 MOHAMMAD ILHAM PRATAMA L Islam

82

B

88 85 10 8281 NABILA ANGGRAENI P Islam

90

B

94 92 11 8285 NAUFAL RO'ISUL AMIEN L Islam

85

B

93 89 12 8294 NUR LAILLIA CHAZANAH P Islam

90

B

86 88 13 8299 PUTRA TRI YAMAWIJAYA L Islam

90

A

86 88 14 8304 RAINTA PUTRI OKTANA P Islam

87

A

87 87 15 8311 REZA MAULANA L Islam

90

A

88 89 16 8318 RIZKI DEVY RAHMANDASARI P Islam

90

B

89 89.5 17 8319 RIZQI MARDHIYATI P Islam

90

B

88 89


(2)

19 8332 SILVIA DEWI P Islam

90

B

91 90.5 20 8337 SYAIMA SABINE FASAWWA P Islam

90

B

87 88.5 21 8339 TALITHA ANDRA PRAKASITA P Islam

90

A

87 88.5 22 8350 VELINA PUSPITA DINI P Islam

85

B

85 85 23 8353 VITA DEAN NURVIKA P Islam

82

A

84 83 24 8354 WAHYU PUNDIT SAPUTRA L Islam

87

B

83 85


(3)

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 1 DEPOK

Babarsari, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta, 55281 Telepon (0274) 485794 , Faksimile (0274) 485794 Website: www.smababarsari.com, e-mail: smansatudepoksleman@gmail.com

DAFTAR HADIR

KELAS : XII IPS 3

TAHUN AJARAN 2016 – 2017

No

. NIS N A M A

L / P

AGM EKONONILAI MI

Nilai Raport KOGNIT

IF

AFEKTI F

1 8178

ALFIS MEGA YUNIASRI

P Kristen

81

B

84 82.5 2 8357

ALFONS ENTHONG

L Kristen

80

B

82 81 3 8181

ALPHA SAPA MATAHARI

L Kristen

81

B

87 84 4 8185

AMITIA MUR CLAUDE

L Islam

81

B

85 83 5 8564

ANINDYA RATNA WULANDARI

P Islam

80

A

86 83 6 8198

ATYA KURNIA PRASTUTI

P Islam

82

B

85 83.5 7 8211

DAUD ROLAND SUJARNO

L Kristen

80

B

81 80.5 8 8220

ELSA FEBRINA HENDRIANA

P Islam

83

B

92 87.5 9 8223

EURIKA KARTIKA DIANA DEWANTI

P Kristen

85

A

93 89 10 8226

FELLYA IKKA AYU OCTAVIANA

P Islam

85

A

90 87.5 11 8230

GALUH WIDYASTUTI

P Islam

85

B

86 85.5 12 8248

ISAAC ARDINE

L Kristen

82

A

82 82 13 8250

KASIH MONICA RONAULI GRATIAVIDA N.

P Kristen

81

B

88 84.5 14 8251

KHALISA WULAN SEPTIANA

P Islam

84

B

90 87 15 8260

MADYARATRI CHIKA DAMARA

P Kristen

85

A

86 85.5 16 8269

MUHAMMAD DIMAS ALIF PUTERA


(4)

18 8295

NUR SAPHIRA

P Islam

85

A

91 88 19 8359

NUS WAROMAN

L Kristen

80

B

81 80.5 20 8309

REVA NAUFAL KRISYANUSA

L Islam

83

B

82 82.5 21 8314

RIRIN ARDIANA

P Islam

83

A

88 85.5 22 8331

SHIFFA DEA VINANDARA

P Islam

82

A

88 85 23 8334

SONIA DINDA SEKARARUM

P Islam

85

A

84 84.5 24 8351

VEMA KINAN ASANDI

P Islam

85

B

86 85.5


(5)

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 1 DEPOK

Babarsari, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta, 55281

Telepon (0274) 485794 , Faksimile (0274) 485794

Website: www.smababarsari.com, e-mail: smansatudepoksleman@gmail.com

DAFTAR NILAI KELAS :XII IPS 4 TAHUN AJARAN 2016 - 2017

N o .

NIS N A M A

L / P AG M NILAI EKONOMI NILAI AKUNTANS I NILAI RAPORT KOGNIT IF AFEK TIF

1 8172

AISYA NABILLA

P Isla

m

85

A

91 88

2 8184

AMANDA DIKA SARASWATI

P Isla

m

82

B

87 84.5

3 8186

ANDEWI RIZKYA RAMADHANI

P Isla

m

90

B

92 91

4 8187

ANDHIKA DWI ATMAJA

L Isla

m

86

A

83 84.5

5 8197

ATHIF TSABIT PRASOJO

L Isla

m

90

A

85 87.5

6 8201

AULIA SAFIRA SHOLICHIN

L Isla

m

81

B

88 84.5

7 8206

BERNADETA CHRISTY HAMASTUTI

P Kat

olik

80

A

90 85

8 8209

DAFFA RAMAMILENDRA DANISWARA

P Isla

m

85

B

86 85.5

9 8214

DIKA BAYU PUTRA PRATAMA

L Isla

m

80

A

83 81.5

1

0 8217

EGA ANINDYA

P Isla

m

80

A

82 81

1

1 8228

FRANSISCA REZA PUTRI

WIDYANINGRUM

P

Kat

olik

90

A

88 89

1

2 8239

HIERONIMUS GURITNO ADISATRIO

PANULAR

L

Kat

olik

80

B

87 83.5

1

3 8241

IBNU AMALUDIN

L Isla

m

82

B

85 83.5


(6)

5 8258

LUSIA ROSA WIJAYANTI

P olik

83

A

88 85.5

1

6 8262

MAR'ATUSH SHOLIHAH FIRASATI

P Isla

m

83

A

87 85

1

7 8273

MUHAMMAD RIFQI DWI TAMAM

L Isla

m

85

B

86 85.5

1

8 8276

MUHAMMAD RIZKI AL BAIHAQI

L Isla

m

85

B

80 82.5

1

9 8282

NADIA NALA IZZA

P Isla

m

86

A

87 86.5

2

0 8308

RENADA ANJAS PRASETYA

P Isla

m

82

A

90 86

2

1 8333

SINTA SEPTIKA NILASARI

P Isla

m

90

A

84 87

2

2 8336

STEPHANUS EDWINANTO HARIKUSUMA

L Kat

olik

80

B

80 80

2

3 8343

TEODOSIA DWI YUSTIANA

P Kat

olik

82

B

85 83.5

2

4 8355

ZETIRA AIDA NASYA

P Isla