Pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi keguruan terhadap prestasi belajar akuntansi.

(1)

viii ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEGURUAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

Dwi Sulistiyani Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik terhadap prestasi belajar akuntansi; 2) pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian terhadap prestasi belajar akuntansi; 3) pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi sosial terhadap prestasi belajar akuntansi; 4) pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi profesional terhadap prestasi belajar akuntansi; 5) pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional terhadap prestasi belajar akuntansi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2010.

Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Populasinya adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Santa Maria Yogyakarta yang berjumlah 50 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Untuk menjawab permasalahan pertama, kedua, ketiga, dan keempat menggunakan regresi linier sederhana, sedangkan untuk permasalahan kelima menggunakan regresi linier ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) tidak terdapat pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik terhadap prestasi belajar akuntansi (t-hitung 1,217 < t-tabel 2,0106); 2) tidak terdapat pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian terhadap prestasi belajar akuntansi (t-hitung 1,392 < t-tabel 2,0106); 3) tidak terdapat pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang kompetensi sosial terhadap prestasi belajar akuntansi (t-hitung 1,1720 < t-tabel 2,0106); 4) tidak terdapat pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang kompetensi profesional terhadap prestasi belajar akuntansi (t-hitung 0,514 < t-tabel 2,0106); 5) tidak terdapat pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional terhadap prestasi belajar akuntansi (F-hitung 0,796 < F-tabel 2,575).


(2)

ix ABSTRACT

THE INFLUENCE OF STUDENT’S PERCEPTION OF TEACHING COMPETENCE TOWARDS LEARNING ACHIVEMENT IN

STUDYING ACCOUNTING

Dwi Sulistiyani Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

The purposes of this research are to know: 1) the influence of student’s perception of teaching competence towards the performance of studying accounting; 2) the influence of student’s perception of individual competence towards the performance of studying accounting; 3) the influence of student’s perception of social competence towards the performance of studying accounting; 4) the influence of student’s perception of professional competence towards the performance of studying accounting; 5) the influence of student’s perception of teaching, individual, social, and professional competence towards the performance of studying accounting. This research was conducted in April 2010.

The population of this research was 50 graduate students majoring in accounting at Santa Maria Senior High School 2009-2010 Academic year. The data collecting techniques were quesionnaire and documention. To answer the first, second, third, and fourth problems, the linier regretion simple analysis technique was applied, and the fifth problem was analized multiple regretion analysis.

The result shows that: 1) there isn’t any significant influence of student’s perception of teaching competence towards the performance of studying accounting (t-observed 1,217 < t-table 2,0106); 2) there isn’t any significant influence of student’s perception of individual competence towards the performance of studying accounting (t-observed 1,392 < t-table 2,0106); 3) there isn’t any significant influence of student’s perception of social competence towards performance of studying accounting (t-observed 1,1720 < t-table 2,0106); 4) there isn’t any significant influence of student’s perception of professional competence towards the performance of studying accounting (t-observed 0,514 < t-table 2,0106); 5) there isn’t any significant influence of student’s perception of teaching, individual, social, and professional competence towards the performance of studying accounting (F-observed 0,796 < F-table 2,575).


(3)

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI

KEGURUAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

Studi Kasus Siswa Kelas XI IPS SMA Santa Maria Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh: DWI SULISTIYANI

06 1334 045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010


(4)

i

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI

KEGURUAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

Studi Kasus Siswa Kelas XI IPS SMA Santa Maria Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh: DWI SULISTIYANI

06 1334 045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010


(5)

(6)

(7)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk: Bapak dan ibukku yang tercinta Kakakku yang tersayang Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan karya ini


(8)

v MOTTO

Jadikanlah hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini


(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 24 September 2010 Penulis


(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Dwi Sulistiyani

Nomor Mahasiswa : 061334045

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEGURUAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI” beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 24 September 2010 Yang menyatakan


(11)

viii ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEGURUAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

Dwi Sulistiyani Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik terhadap prestasi belajar akuntansi; 2) pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian terhadap prestasi belajar akuntansi; 3) pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi sosial terhadap prestasi belajar akuntansi; 4) pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi profesional terhadap prestasi belajar akuntansi; 5) pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional terhadap prestasi belajar akuntansi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2010.

Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Populasinya adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Santa Maria Yogyakarta yang berjumlah 50 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Untuk menjawab permasalahan pertama, kedua, ketiga, dan keempat menggunakan regresi linier sederhana, sedangkan untuk permasalahan kelima menggunakan regresi linier ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) tidak terdapat pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik terhadap prestasi belajar akuntansi (t-hitung 1,217 < t-tabel 2,0106); 2) tidak terdapat pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian terhadap prestasi belajar akuntansi (t-hitung 1,392 < t-tabel 2,0106); 3) tidak terdapat pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang kompetensi sosial terhadap prestasi belajar akuntansi (t-hitung 1,1720 < t-tabel 2,0106); 4) tidak terdapat pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang kompetensi profesional terhadap prestasi belajar akuntansi (t-hitung 0,514 < t-tabel 2,0106); 5) tidak terdapat pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional terhadap prestasi belajar akuntansi (F-hitung 0,796 < F-tabel 2,575).


(12)

ix ABSTRACT

THE INFLUENCE OF STUDENT’S PERCEPTION OF TEACHING COMPETENCE TOWARDS LEARNING ACHIVEMENT IN

STUDYING ACCOUNTING

Dwi Sulistiyani Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

The purposes of this research are to know: 1) the influence of student’s perception of teaching competence towards the performance of studying accounting; 2) the influence of student’s perception of individual competence towards the performance of studying accounting; 3) the influence of student’s perception of social competence towards the performance of studying accounting; 4) the influence of student’s perception of professional competence towards the performance of studying accounting; 5) the influence of student’s perception of teaching, individual, social, and professional competence towards the performance of studying accounting. This research was conducted in April 2010.

The population of this research was 50 graduate students majoring in accounting at Santa Maria Senior High School 2009-2010 Academic year. The data collecting techniques were quesionnaire and documention. To answer the first, second, third, and fourth problems, the linier regretion simple analysis technique was applied, and the fifth problem was analized multiple regretion analysis.

The result shows that: 1) there isn’t any significant influence of student’s perception of teaching competence towards the performance of studying accounting (t-observed 1,217 < t-table 2,0106); 2) there isn’t any significant influence of student’s perception of individual competence towards the performance of studying accounting (t-observed 1,392 < t-table 2,0106); 3) there isn’t any significant influence of student’s perception of social competence towards performance of studying accounting (t-observed 1,1720 < t-table 2,0106); 4) there isn’t any significant influence of student’s perception of professional competence towards the performance of studying accounting (t-observed 0,514 < t-table 2,0106); 5) there isn’t any significant influence of student’s perception of teaching, individual, social, and professional competence towards the performance of studying accounting (F-observed 0,796 < F-table 2,575).


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmad dan hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., P.Hd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptonono, S.Pd., M,Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Ibu Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan sabar memberikan bimbingan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si selaku dosen penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.S.A selaku dosen penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.


(14)

xi

7. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd selaku dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada penulis.

8. SR. M. Cornelia OSF, S.Ag, Kepala Sekolah SMA Santa Maria Yogyakarta, yang telah berkenan mengijinkan penulis untuk melaksanakan keseluruhan kegiatan penelitian.

9. Ibu Catharina Cahyadiyanti, S.Pd selaku Guru Akuntansi SMA Santa Maria Yogyakarta, yang telah membantu dalam keseluruhan pelaksaan penelitian.

10.Para siswi kelas XI IPS SMA Santa Maria Yogyakarta, yang bersedia membantu penulis mengisi kuesioner penelitian.

11.Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.

12.Teman-temanku satu bimbingan (Retno, Galih, Siska Kecil, Dwi setya, Novi, Alin, dan Putri) yang selalu memberikan motivasi kepada penulis dalam penyelesain skripsi ini.

13.Temanku Pristi yang selalu memberikan dukungan dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

14.Seluruh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2006 yang telah memberikan motivasi dan kerjasama yang baik selama ini. 15.Tenaga Administratif Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah


(15)

xii

16.Orang tuaku yang selalu mendoakan aku dan memberikan dukungan moral dan material.

17.Om Murtam dan Bulik Ami yang telah memberikan bimbingan dan dukungan dalam penyelesaian skiripsi.

18.Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam skripsi ini yang telah memberikan dukungan maupun masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima segala kritik dan saran yang sifatnya membangun dan melengkapi skripsi ini sehingga dapat lebih bermanfaat bagi para pembacanya. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pembaca.

Yogyakarta, 24 September 2010


(16)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DATAR IS ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5


(17)

xiv

BAB II TINJAUAN PUSATAKA ... 7

A. Tinjauan Teoretik ... 7

1. Pengertian Persepsi ... 7

2. Pengertian Belajar ... 8

3. Prestasi Belajar ... 10

4. Pengertian Kompetensi ... 11

5. Pengertian Guru ... 12

6. Pengertian Kompetensi Guru ... 13

7. Kompetensi Keguruan ... 15

8. Undang-Undang Yang Mengatur Tentang Guru dan Dosen ... 20

B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan ... 23

C. Kerangka Berfikir ... 23

D. Perumusan Hipotesis ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25

A. Jenis Penelitian ... 25

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 26

D. Populasi dan Sampel ... 26

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 27

F. Teknik Pengumpulan Data ... 32

1. Teknik Kuesioner ... 32


(18)

xv

G. Uji Instrumen Penelitian ... 33

H. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 50

A. Tujuan SMA Santa Maria ... 50

B. Sistem Pendidikan Satuan Pendidikan SMA Santa Maria Yogayakarta ... 53

C. Kurikulum Satuan Pendidikan SMA Santa Maria Yogyakarta... 54

D. Organisasi Satuan Pendidikan SMA Santa Maria Yogyakarta ... 55

E. Sumber Daya Manusia Satuan Pendidikan SMA Santa Maria Yogyakarta ... 57

F. Siswa Satuan Pendidikan SMA Santa Maria Yogyakarta... 61

G. Kondisi Fisik dan Lingkungan Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah Satuan Pendidikan SMA Santa Maria Yogyakarta ... 61

H. Proses Belajar Mengajar Satuan Pendidikan SMA Santa Maria Yogyakarta... 66

I. Fasilitas Pendidikan dan Latihan SMA Santa Maria Yogyakarta ... 68

J. Majelis Sekolah/Dewan Sekolah/Komite Sekolah SMA Santa Maria Yogyakarta... 71

K. Hubungan Antara Satuan Pendidikan SMA Santa Maria dengan Instansi Lain ... 72

L. Usaha-usaha Peningkatan Kualitas Lulusan SMA Santa Maria Yogyakarta... 73


(19)

xvi

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 75

A. Deskripsi Data ... 75

B. Pengujian Hipotesis ... 82

C. Pembahasan ... 93

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN PEMBAHASAN ... 106

A. Kesimpulan ... 106

B. Saran ... 108

C. Keterbatasan ... 109


(20)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik... 34

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian ... 35

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Sosial ... 36

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional ... 37

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 38

Tabel 3.6 Rakuman Hasil Uji Linieritas ... 41

Tabel 5.1 Pedoman Acuan Patokan (PAP II) ... 75

Tabel 5.2 Interpretasi Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik ... 76

Tabel 5.3 Interpretasi Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian ... 77

Tabel 5.4 Interpretasi Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Sosial ... 78

Tabel 5.5 Interpretasi Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional ... 80


(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 115

Lampiran 2 Data Induk Penelitian ... 122

Lampiran 3 Daftar Distribusi Frekuensi ... 134

Lampiran 4 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 152

Lampiran 5 Uji Normalitas dan Linieritas ... 157

Lampiran 6 Korelasi Sederhana dan Analisis Regresi Sederhana ... 164

Lampiran 7 Korelasi Ganda dan Analisis Regresi Ganda ... 173

Lampiran 8 Tabel r, f, dan tabel t ... 176

Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian ... 183


(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini sistem pendidikan nasional kita sedang menghadapi tantangan yang sangat berat dan kompleks dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan mampu bersaing di era global. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, penyempurnaan alat pembelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan serta peningkatan mutu manajemen sekolah, namun sampai sekarang ini berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan mutu sesuai dengan yang diharapkan, salah satu contohnya yaitu prestasi belajar yang masih rendah.

Pencapaian hasil-hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain motivasi belajar, disiplin belajar, metode pengajaran, dan kompetensi guru. Kompetensi guru menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2007 tentang guru, dinyatakan bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.


(23)

Kompetensi guru tersebut bersifat menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang satu sama lain saling berhubungan dan saling mendukung. Sehingga sebagai seorang guru yang berkualitas harus memiliki keempat kompetensi dasar keguruan tersebut agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Maka seorang guru yang berkualitas harus dapat memahami tentang peserta didik secara mendalam dan menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

Pemahaman tentang peserta didik meliputi pemahaman tentang psikologi

perkembangan anak, sedangkan pembelajaran yang mendidik meliputi kemampuan merancang pembelajaran, mengimplementasikan pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran, dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan, selain itu seorang guru juga harus dapat menciptakan situasi belajar bagi anak yang kreatif, aktif dan menyenangkan, memberikan ruang yang luas bagi anak untuk dapat mengeksplor potensi dan kemampuannya sehingga dapat dilatih dan dikembangkan. Guru juga harus memiliki kemampuan untuk mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan meliputi perencanaan, respon anak, hasil belajar anak, metode dan pendekatan. Untuk dapat mengevaluasi, guru harus dapat merencanakan penilaian yang tepat, melakukan pengukuran dengan benar, dan membuat kesimpulan dan solusi secara akurat. Selain semua itu guru juga diharapkan memiliki kemampuan untuk membimbing anak, menciptakan wadah bagi anak untuk mengenali potensinya dan melatih untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki. Sehingga dengan kompetensi yang dimiliki oleh guru tersebut dapat meningkatkan motivasi dan keaktifan belajar siswa. Siswa akan terdorong


(24)

3

untuk belajar lebih giat lagi untuk mencapai prestasi belajar yang baik. Dalam rangka meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa tersebut, guru diharapkan memperluas wawasan dan pengalaman tentang pendidikan yang terus berkembang secara dinamis seiring dengan perkembangan paradigma pendidikan. Berdasarkan paradigma pendidikan demokratis, pembelajaran dipandang efektif jika siswa mampu menguasai bahan ajar yang mereka pelajari, siswa merasa senang dalam proses belajar yang ditunjukkan dengan antusiasme dan peran sertanya dalam keseluruhan fase pembelajaran, serta siswa dengan penuh kesadaran menaati peraturan yang ada di masyarakat.

Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa itu sendiri, karena meningkatnya prestasi belajar peserta didik itu merupakan keberhasilan dari proses belajar peserta didik. Semakin maksimal peserta didik belajar maka akan semakin maksimal pula prestasi belajar yang dicapainya. Belajar dapat berhasil maksimal dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan apabila peserta didik mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, yang akan meningkatkan semangat atau motivasi peserta didik. Selain itu juga ada faktor lain yang memegang peranan yang penting dalam rangka peningkatan prestasi belajar yaitu kompetensi guru, karena faktor-faktor di atas saling berhubungan satu sama lain dalam upaya peningkatan prestasi belajar peserta didik maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi keguruan terhadap prestasi belajar Akuntansi”.


(25)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka masalah-masalah yang muncul dalam upaya peningkatan prestasi belajar adalah motivasi, variasi gaya mengajar, kedisiplinan, dan kompetensi guru dalam pengajarannya kepada peserta didik.

C. Batasan Masalah

Dengan adanya banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, maka dalam penelitian ini penulis hanya akan membahas mengenai kompetensi keguruan yaitu pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi keguruan terhadap prestasi belajar Akuntansi.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik terhadap prestasi belajar akuntansi?

2. Apakah ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang kompetensi profesional terhadap prestasi belajar akuntansi?

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian terhadap prestasi belajar akuntansi?

4. Apakah ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang kompetensi sosial terhadap prestasi belajar akuntansi?


(26)

5

5. Apakah ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial terhadap prestasi belajar akuntansi?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh persepsi siswa tentang

kompetensi pedagogik terhadap prestasi belajar akuntansi?

2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh persepsi siswa tentang

kompetensi profesional terhadap prestasi belajar akuntansi?

3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh persepsi siswa tentang

kompetensi kepribadian terhadap prestasi belajar akuntansi?

4. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh persepsi siswa tentang

kompetensi sosial terhadap prestasi belajar akuntansi?

5. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh persepsi siswa tentang

kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial terhadap prestasi belajar akuntansi?


(27)

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai pengajar dan pendidik.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi penelitian selanjutnya serta menambah bahan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan, menerapkan teori yang diperoleh selama kuliah dengan keadaan yang sebenarnya serta sebagai bekal dalam memasuki dunia pendidikan.


(28)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoretik 1. Pengertian Persepsi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 759) persepsi dapat diartikan sebagai tanggapan langsung dari sesuatu atau sebagai suatu proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Jadi persepsi siswa adalah suatu tanggapan langsung dari seorang siswa tentang sesuatu hal.

Menurut Sugihartono (2007: 8) persepsi merupakan proses untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan stimulasi yang masuk dalam alat indera.

Nursalam (1998: 49) berpendapat persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Sedangkan Daviddof (1981: 232) mendefinisikan persepsi sebagai proses untuk mengorganisir dan menghubungkan data-data indera kita untuk mengembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita termasuk sadar akan diri sendiri.


(29)

2. Pengertian Belajar

a. Belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah ilmu

pengetahuan (Nasution, 1974).

b. Lester D. Crow dan Alice Crow (1958), mengartikan belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru.

c. Gage (1984), mengartikan 'belajar' sebagai suatu proses di mana

organisma berubah perilakunya.

d. Di Vesta dan Thompson (1970), mendefinisikan belajar adalah

perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman.

e. Cronbach (Sardiman, 1986: 22), mendefinisikan belajar: "learning is shown by a change in behavior as a result of experience" (belajar ditunjukkan oleh suatu perubahan dalam perilaku individu sebagai hasil pengalamannya).

f. Harold Spears (Sardiman, 1986: 22), mengatakan bahwa: learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction" (belajar adalah untuk mengamati, membaca, meniru, mencoba sendiri sesuatu, mendengarkan, mengikuti arahan).

g. Geoch (Sardiman, 1986: 22), menegaskan bahwa: "learning is a change in performance as result of practice." (belajar adalah suatu perubahan di dalam unjuk kerja sebagai hasil praktik).

h. Ratna Willis Dahar (1988: 25-26), belajar didefinisikan sebagai


(30)

9

i. Moh. Surya (1997) : belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

j. Witherington (1952) : belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.

k. Hilgard (1962) : belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi.

l. Sardiman (1986:22-23) memberikan beberapa pengertian tentang

belajar yaitu sebagai berikut:

1) Belajar merupakan perubahan tingkah laku, perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan perubahan ilmu pengetahuan tapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri.

2) Belajar dalam arti luas merupakan kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya.

3) Belajar dalam arti sempit adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.

4) Belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap, dan perubahan ini bersifat konstan dan berbekas (Winkel dalam Psikologi Pengajaran; 1996: 36). Sementara, Departemen Pendidikan Nasional


(31)

(Depdiknas, 2003) mendefinisikan “belajar” sebagai proses membangun makna atau pemahaman terhadap informasi dan/atau pengalaman. Proses membangun makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama orang lain. Proses itu disaring dengan persepsi, pikiran (pengetahuan awal), dan perasaan siswa. Belajar bukanlah proses menyerap pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru. Hal ini terbukti, yakni hasil ulangan para siswa berbeda-beda padahal mendapat pengajaran yang sama, dari guru yang sama, dan pada saat yang sama. Mengingat belajar adalah kegiatan aktif siswa, yaitu membangun pemahaman, maka partisipasi guru jangan sampai merebut otoritas atau hak siswa dalam membangun gagasannya.

Dari berbagai pengertian yang disampaikan oleh para ahli di atas maka belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku menuju perkembangan manusia seutuhnya dan suatu proses membangun gagasan/pemahaman sendiri untuk berbuat, berpikir, berinteraksi sendiri secara lancar dan termotivasi tanpa hambatan guru, baik melalui pengalaman mental, pengalaman fisik, maupun pengalaman sosial.

3. Prestasi Belajar

Menurut Purwodarminto (1991: 787) prestasi adalah hasil yang telah dicapai, sedangkan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dihubungkan dengan materi pelajaran. Sedang menurut Sunaryo (1983: 10) prestasi belajar adalah hasil perubahan kemampuan yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.


(32)

11

Menurut Tirtonegoro (1984: 43) prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalah bentuk angka, huruf, atau kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap peserta didik dalam periode tertentu.

Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik berupa pengetahuan dan keterampilan melalui serangkaian tes yang biasanya dilambangkan dengan angka nilai.

Menurut Roestiyah (1982: 159), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi yaitu:

a. Faktor internal; misalnya kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat, dan sebagainya.

b. Faktor eksternal; misalnya kebersihan rumah, lingkungan, udara yang panas, dan sebagainya

4. Pengertian Kompetensi

Menurut Usman (2005), kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik kemampuan kualitatif maupun yang kuantitatif. Sedangkan Robert Houston W. (Roestiyah N.K; 1989) mengartikan kompetensi sebagai suatu tugas memadai atau pemilikan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan tertentu.

Piet dan Ida Sahertian (1990) mengatakan bahwa kompetensi adalah kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan dan


(33)

pelatihan yang bersifat kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya (Mc Ashan dalam E Mulyasa, 2003). 5. Pengertian Guru

Menurut UU RI No 2 Tahun 1989 Pasal 27 ayat 3 tenaga pengajar merupakan tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan tugas utama mengajar, yang pada jenjang pendidikan dasar dan menengah disebut guru dan pada jenjang pendidikan tinggi disebut dosen. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia guru adalah orang yag pekerjaannya atau mata pencahariannya atau profesinya mengajar.

UU No 20 Tahun 2003, Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Dari uraian di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa tenaga pendidik

merupakan tenaga profesional dengan tugas utama mengajar dan dinilai

telah memiliki kompetensi yang dipersyaratkan serta memiliki kelayakan untuk membimbing kegiatan belajar peserta didik di sekolah.


(34)

13

6. Pengertian Kompetensi Guru

Kompetensi guru merupakan kemampuan guru atau penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan menjalankan tugas sebagai pengajar dan pendidik.

Menurut Mahmudin (2008), kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2007 tentang guru, dinyatakan bahwasannya kompetensi yang harus dimiliki oleh guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Dalam dunia pendidikan dikenal sepuluh kompetensi guru yang telah dikembangkan oleh proyek pengembangan lembaga pendidikan tenaga kependidikan. Sepuluh kompetensi guru itu adalah (Sardiman:1996): a. Menguasai bahan

Guru yang menguasai bahan pelajaran memungkinkan untuk menyampaikan pelajaran dengan jelas, tepat dan dinamis sehingga siswa dapat menerima dan mengerti pelajaran yang diberikan guru.


(35)

b. Mengelola program belajar mengajar

Kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan program pengajaran dengan baik, mudah diikuti siswa sehingga menghasilkan hasil belajar yang optimal.

c. Mengelola kelas

Kemampuan guru dalam mengatur, menata kelas dengan serasi dan mengarahkan tingkah laku siswa di kelas sehingga menimbulkan minat belajar.

d. Menggunakan media dan sumber

Kemampuan memilih dan menggunakan media yang tepat sesuai dengan materi pelajaran sehingga tujuan belajar tercapai.

e. Menguasai landasan pendidikan

Kemampuan guru untuk menguasai dan memiliki wawasan yang luas tentang pendidikan guna kelancaran proses belajar mengajar.

f. Mengelola internet

g. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran

Merupakan kemampuan guru untuk melakukan penilaian perkembangan dan kemajuan siswa setelah mengikuti belajar mengajar untuk kepentingan pengajaran.

h. Mengenal fungsi program bimbingan dan konseling

Merupakan kemampuan guru dalam memberikan bimbingan kepada siswa untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan siswa serta membantu siswa memecahkan masalah-masalah yang dihadapi siswa.


(36)

15

i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan

Kemampuan guru dalam mengumpulkan data, sehingga informasi tentang siswa terkumpul, terorganisir dengan baik untuk dapat dipakai secara segera dan tepat untuk kepentingan pengambilan keputusan dalam langkah-langkah pembinaan dan pengembangan selanjutnya.

j. Menguasai prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil kompetensi

pendidikan guna keperluan pengajaran.

Pengertian persepsi siswa tentang kompetensi guru adalah proses pemahaman, menerima, mengorganisasikan, mengintrepretasikan komptensi guru melalui panca indera siswa.

7. Kompetensi Keguruan

a. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi guru di sini dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan (knowledge), ketrampilan (teaching skill), serta sikap (karakter) berupa kecerdasan, kreativitas dan komitmen dalam menjalankan tugas sebagai corong pendidikan. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan seorang guru untuk dapat memahami peserta didik baik secara jasmani maupun secara rohani sehingga antara guru

dan siswa mempunyai hubungan emosional yang sangat erat

sehingga terjalin komunikasi yang harmonis dalam suasana

pembelajaran. Inilah model pembelajaran dalam dunia pendidikan masa depan guru harus memahami prinsip-prinsip perkembangan


(37)

kepribadian peserta didik agar dapat mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

b. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal seorang

guru sebagai sosok yang digugu dan ditiru harus mampu

mencerminkan kewibawaan, dewasa, pribadi yang bijaksana, dan mempunyai watak yang terpuji dalam pandangan peserta didik. Kompetensi ini harus melekat pada diri pribadi seorang guru yang akan menjadi panutan bukan hanya dalam lingkungan sekolah tetapi juga dalam kehidupan masyarakat. Muhammad Ikhsan (Solihin: 2009), mengungkapkan bahwa guru selayaknya menjadi agen perubahan dalam dunia pendidikan bukan hanya pendidikan dalam artian yang sempit yaitu hanya dalam lingkungan sekolah saja tetapi secara global yaitu dalam lingkungan keluarga dan masyarakat secara luas guru hendaknya menjadi sosok yang dikagumi.

Kompetensi kepribadian guru, artinya bahwa guru harus memiliki sikap kepribadian yang mantap, sehingga mampu menjadi sumber indentifikasi bagi subjek (Suharsimi Arikunto, 1990: 239).

Kompetensi kepribadian guru juga dapat diartikan sebagai sikap pribadi guru berjiwa Pancasila yang mengutamakan budaya bangsa Indonesia, yang rela berkorban demi bangsa dan negaranya (Kunandar 2007: 56).


(38)

17

Kemampuan kepribadian mencakup:

1) Penampilan sikap yang posistif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya.

2) Pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai.

3) Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya.

c. Kompetensi Profesional

Profesional secara esensial memiliki 3 dimensi pokok yaitu keilmuan dan pengetahuan (science and knowledge), keahlian (skill) dan kesejawatan (organisasi profesi). Guru yang profesional paling tidak harus memiliki dan mengembangkan kemampuannya dalam tiga pilar profesional di atas karena sebagai guru bukanlah profesi asal-asalan tetapi profesi sentral yang sangat berpengaruh terhadap wajah pendidikan nasional pada masa yang akan datang. Keterpurukan bangsa ini salah satu indikator penyebabnya adalah rendahnya kualitas pendidikan kita, jangankan secara global di tataran negara berkembang, di Asia saja pendidikan kita masih berada di bawah negara tetangga kita Malaysia. Standar kelulusan di negara Jiran itu sudah mencapai 7, sedangkan di negara kita baru direncanakan standard kelulusan akan ditetapkan sebesar 5 koma semua orang dari berbagai kalangan sudah ribut dan ketakutan. Guru yang profesional adalah guru yang mampu menguasai materi pembelajaran secara luas


(39)

dan mendalam serta mampu mengembangkan materi tersebut dengan konsep keterkaitan secara universal dan menerapkan konsep–konsep keilmuan, metode pengajaran yang koheren dengan materi ajar secara mendalam dan berkualitas. Di samping itu guru juga harus mampu mengeksplorasi konsep dan metode keilmuannya, melakukan penilitian dan kajian–kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan tentang materi ajar sehingga mampu menemukan penemuan baru dalam proses pembelajaran.

Kompetensi profesional guru artinya bahwa guru harus memiliki pengetahuan yang luas serta dalam tentang subyek matter (bidang studi) yang diajarkan serta penguasaan metodologis dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoretik, mampu memilih metode yang tepat, serta mampu menggunakannya dalam proses belajar mengajar (Suharsimi Arikunto, 1990: 239).

Kompetensi profesional juga dapat diartikan sebagai kemampuan penguasaan dalam akademik yang diajarkan dan terpadu dengan kemampuan mengajarnya sekaligus, sehingga guru itu memiliki wibawa akademis (Kunandar 2007: 56).

Kemampuan profesional mencakup:

1) Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus diajarkan dan konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkan itu.


(40)

19

2) Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan tentang pendidikan dan keguruan.

3) Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan dan

pembelajaran siswa. d. Kompetensi Sosial

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir d dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

Kompetensi sosial guru artinya bahwa guru harus memiliki kemampuan berkomunikasi sosial, baik dengan murid-muridnya maupun dengan teman sesama guru, dengan kepala sekolah, dengan pegawai tata usaha, dan tidak lupa juga dengan anggota masyarakat di lingkungan (Suharsimi Arikunto, 1990: 239).

Kompetensi sosial juga dapat diartikan sebagai kemampuan seorang guru dalam berhubungan dalam bentuk partisipasi sosial seorang guru dalam kehidupan sehari-hari guru di masyarakat tempat ia bekerja, baik formal maupun informal.


(41)

8. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 yang Mengatur tentang Kompetensi Guru dan Dosen

BAB IV GURU Bagian Kesatu

Kualifikasi, Kompetensi, dan Sertifikasi Pasal 8

Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Pasal 9

Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat.

Pasal 10

(1) Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kompetensi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 11

(1) Sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan.

(2) Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah.

(3) Sertifikasi pendidik dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikasi pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 12

Setiap orang yang telah memperoleh sertifikat pendidik memiliki kesempatan yang sama untuk diangkat menjadi guru pada satuan pendidikan tertentu.

Pasal 13

(1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyediakan anggaran untuk peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik bagi guru dalam


(42)

21

jabatan yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai anggaran untuk peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

BAB V DOSEN Bagian Kesatu

Kualifikasi, Kompetensi, Sertifikasi, dan Jabatan Akademik Pasal 45

Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Pasal 46

(1) Kual ifikasi akademik dosen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 diperoleh melalui pendidikan tinggi program pascasarjana yang terakreditasi sesuai dengan bidang keahlian.

(2) D osen memiliki kualifikasi akademik minimum:

a. lulusan program magister untuk program diploma atau program sarjana; dan b. lulusan program doktor untuk program pascasarjana.

(3) Setiap orang yang memiliki keahlian dengan prestasi luar biasa dapat diangkat menjadi dosen.

(4) Ketentuan lain mengenai kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dan keahlian dengan prestasi luar biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditentukan oleh masing-masing senat akademik satuan pendidikan tinggi.

Pasal 47

(1) Ser tifikat pendidik untuk dosen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 diberikan setelah memenuhi syarat sebagai berikut:

a. memiliki pengalaman kerja sebagai pendidik pada perguruan tinggi sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun;

b. memiliki jabatan akademik sekurang-kurangnya asisten ahli; dan

c. lulus sertifikasi yang dilakukan oleh perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan pada perguruan tinggi yang ditetapkan oleh Pemerintah.

(2) Pe merintah menetapkan perguruan tinggi yang terakreditasi untuk menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan sesuai dengan kebutuhan.


(43)

(3) K etentuan lebih lanjut mengenai sertifikat pendidik untuk dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan penetapan perguruan tinggi yang terakreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 48

(1) Status dosen terdiri atas dosen tetap dan dosen tidak tetap.

(2) Jenjang jabatan akademik dosen-tetap terdiri atas asisten ahli, lektor, lektor kepala, dan profesor.

(3) Persyaratan untuk menduduki jabatan akademik profesor harus memiliki kualifikasi akademik doktor.

(4) Pengaturan kewenangan jenjang jabatan akademik dan dosen tidak-tetap ditetapkan oleh setiap satuan pendidikan tinggi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 49

(1) Profesor merupakan jabatan akademik tertinggi pada satuan pendidikan tinggi yang mempunyai kewenangan membimbing calon doktor.

(2) Profesor memiliki kewajiban khusus menulis buku dan karya ilmiah serta menyebarluaskan gagasannya untuk mencerahkan masyarakat.

(3) Profesor yang memiliki karya ilmiah atau karya monumental lainnya yang sangat istimewa dalam bidangnya dan mendapat pengakuan internasional dapat diangkat menjadi profesor paripurna.

(4) Pengaturan lebih lanjut mengenai profesor paripurna sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh setiap perguruan tinggi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 50

(1) Setiap orang yang memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi dosen.

(2) Setiap orang, yang akan diangkat menjadi dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib mengikuti proses seleksi.

(3) Setiap orang dapat diangkat secara langsung menduduki jenjang jabatan akademik tertentu berdasarkan hasil penilaian terhadap kualifikasi akademik, kompetensi, dan pengalaman yang dimiliki.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan pengangkatan serta penetapan jenjang jabatan akademik tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditentukan oleh setiap satuan pendidikan tinggi sesuai dengan peraturan perundang-undangan (UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.


(44)

23

B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Dari penelitian sebelumnya, yang meneliti tentang variabel yang ada dalam penelitian ini yaitu mengenai kompetensi keguruan (kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial) yang berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik seperti hasil penelitian Dian Maya Sofiana yang berjudul “ Profesionalisme guru dan hubungannya dengan prestasi belajar siswa di MTS Al-Jamii,ah, Tegalrejo, Cilodog, Sukabumi” menyatakan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara profesionalisme guru dengan prestasi belajar, profesionalisme tersebut dapat mempengaruhi prestasi hasil belajar siswa 50% adapun 50% yang lainnya dipengaruhi faktor lain.

C. Kerangka Berfikir

Kompetensi guru merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, karena semakin kompeten guru maka akan semakin pandai pula guru tersebut dalam menarik perhatian siswa untuk menyukai mata pelajaran yang diampunya, sehingga siswa akan menjadi lebih semangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dan belajar sendiri sehingga pada akhirnya prestasi atau hasil belajarnya juga akan semakin meningkat.

D. Perumusan Hipotesis

Hipotesis adalah sebuah kesimpulan sementara yang belum final dan masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dalam pengertian ini merupakan perumusan jawaban atas dugaan sementara sehingga menjadi


(45)

tuntunan untuk mencari jawaban yang sebenarnya atas dasar kerangka berfikir tersebut di atas.

Hipotesis dari penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik terhadap prestasi belajar akuntansi?

2. Terdapat pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang kompetensi profesional terhadap prestasi belajar akuntansi?

3. Terdapat pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian terhadap prestasi belajar akuntansi?

4. Terdapat pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang kompetensi sosial terhadap prestasi belajar akuntansi?

5. Terdapat pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial terhadap prestasi belajar akuntansi?


(46)

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Penelitian studi kasus atau penelitian kasus merupakan suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci, dan mendalam terhadap suatu organisme, lembaga, atau gejala tertentu dan ditinjau dari wilayahnya maka penelitian ini hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit (Suharsimi, 1989: 115).

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus tentang pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi keguruan terhadap prestasi belajar akuntansi di SMA Santa Maria Yogyakarta khususnya kelas XI IPS. Karena penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kasus maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada siswa kelas XI IPS SMA Santa Maria Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Santa Maria Yogyakarta dengan alamat di Jl. Ireda No.19 A Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian


(47)

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi penelitian. Dalam hal ini peneliti mengambil siswa kelas XI IPS SMA Santa Maria Yogyakarta sebagai subjek penelitian.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan sasaran penelitian yaitu data atau informasi yang akan dicari. Dalam hal ini peneliti menggunakan dua objek penelitian yaitu:

a. Persepsi siswa tentang kompetensi keguruan b. Prestasi belajar

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau keseluruhan unsur-unsur yang memiliki satu atau beberapa ciri atau karakteristik yang sama. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa-siswa kelas XI IPS SMA Santa Maria Yogyakarta yang berjumlah 50 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu. Menurut Suharsimi (1993:107) untuk


(48)

27

sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100 orang lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambl 10-15% atau 20-25% atau lebih. Dalam hal ini penelitian yang dilakukan adalah penelitian populasi karena dari seluruh siswa kelas XI IPS SMA Santa Maria Yogyakarta yang berjumlah 50 siswa diambil semua sebagai subjek penelitian.

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran 1. Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah himpunan sejumlah gejala yang mewakili berbagai aspek atau unsur yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan munculnya variabel lain yang disebut variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu persepsi siswa tentang kompetensi keguruan (kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial).

b. Variabel terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki sejumlah aspek atau unsur di dalamnya yang berfungsi menerima atau menyesuaikan diri dengan kondisi variabel yang lain yang disebut variabel bebas.


(49)

akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Santa Maria Yogyakarta. 2. Pengukuran Variabel

Pada penelitian ini variabel bebas diukur dengan menggunakan skala Likert, yaitu suatu cara sistematis untuk memberi skor dalam suatu kuesioner yang telah dibagikan. Ada dua kategori pernyataan yang digunakan yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Dalam skala ini digunakan pengukuran sebagai berikut:

Alternatif Jawaban Pernyataan

Positif

Pernyataan Negatif

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Ragu-ragu (RR) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Kisi-kisi kuesioner untuk mengukur variabel bebas adalah sebagai berikut:

Variabel persepsi siswa tentang kompetensi keguruan (kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial):


(50)

29

Variabel Dimensi Indikator

Pernyataan Positif (+) Negatif (-) Kompetensi Pedagogik

1. Pemahaman pada

peserta didik

2. Perancangan dan pelaksanaan pembelajaran

1. Mampu memahami

siswa dalam aspek intelektual

2. Mampu memahami

siswa dalam aspek moral

3. Mampu memahami

siswa dalam aspek spiritual

4. Mampu memahami

potensi yang ada pada diri siswa

1. Mampu

mengidentifikasi bekal awal ajar siswa

2. Mampu

mengidentifikasi pengetahuan awal siswa

3. Mampu memahami

metode belajar

4. Mampu menerapkan

berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif

5. Mampu merumuskan

tujuan pembelajaran

6. Mampu menggunakan

media dan sumber pembelajaran yang relevan dengan materi pelajaran dan

karaktiristik siswa

7. Mampu memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi

8. Mampu menyediakan

kegiatan pembelajaran yang dapat memotivasi siswa 1 2 3 4 5 6 8 9 11 12 7 10


(51)

3. Evaluasi hasil belajar

4. Pengembangan

potensi peserta didik

5. Melakukan refleksi

berbagai strategi dalam berkomunikasi

10.Mampu

berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun

1. Mampu

mengkomunikasikan hasil penialian dan evaluasi belajar kepada siswa

2. Mampu memanfaatkan

hasil dan evaluasi pembelajaran untuk menentukan kualitas pembelajaran Mampu menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi dan kreativitasnya 1. Mengadakan refleksi

disetiap akhir pembelajaran

2. Mampu memanfaatkan

hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran 15 17 13 18 16 19 Kompetensi Profesional

1. Penguasaan materi

2. Penguasaan teknologi

1. Mampu megikuti

perkembagan zaman dengan belajar dari berbagai sumber

2. Mampu menguasai

materi

1. Mampu memafaatkan

teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi

2. Mampu memanfaatkan

teknologi informasi untuk pengembangan diri 37 35 34 36


(52)

31

3. Mampu mengemas

materi secara kreatif

38

Kompetensi Kepribadia n

1. Dapat menjadi teladan

2. Mantap dan stabil

3. Dewasa, arif, dan bijaksana

4. Berakhlaq mulia

1. Mampu berperilaku yang dapat diteladani oleh siswa dan masyarakat sekitar 2. Mampu bekerja sendiri

secara profesional 3. Mampu bersikap jujur,

tegas, dan manusiawi 4. Memiliki etos kerja

dan tanggung jawab yang tinggi

1. Mampu menampilkan

diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil 2. Bangga terhadap

dirinya dan memiliki kepercayaan diri

1. Mampu menampilkan

diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa

2. Mampu menghargai

peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat istiadat, daerah asal, dan gender

Mampu bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum, dan sosial

24 29 22 28 26 20 21 27 25 23 Kompetensi Sosial Kemampuan berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa, guru, tenagan kependidikan, orang tua/wali siswa, dan masyarakat

1. Bersikap inklusif dan obyektif terhadap siswa, teman sejawat, orang tua siswa, dan lingkungan sekitar

2. Mampu

berkomunikasi dengan santun, empatik, dan efektif dengan siswa, teman sejawat, orang

30,31


(53)

lingkungan sekitar

3. Mampu

berkomunikasi dengan lingkungan tempat bekerja untuk meningkatkan efektivitas sebagai pendidik

33

Untuk variabel terikat prestasi belajar Akuntansi diukur dari nilai mata pelajaran Ekonomi yang diambil dari rapor semester genap kelas XI IPS tahun ajaran 2009-2010. Hal ini dikarenakan pada KTSP materi Akuntansi terdapat pada mata pelajaran Ekonomi untuk kelas XI IPS semester genap.

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Kuesioner

Kuesioner merupakan pengumpulan data yang memberikan daftar pertanyaan tertulis kepada responden yang terpilih menjadi sampel. Kuesioner digunakan untuk mengungkap data tentang variabel bebas yaitu mengenai persepsi siswa tentang kompetensi keguruan yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.

2. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengungkap data yang bersifat khusus, yang diyakini kebenarannya sesuai dengan peristiwa yang terjadi. Data diperoleh dari pihak yang berwenang. Dokumentasi


(54)

33

digunakan untuk memperoleh data variabel terikat yaitu prestasi belajar Akuntansi untuk siswa kelas XI IPS SMA Santa Maria Yogyakarta.

G. Uji Instrumen Penelitian

1. Pengujian Validitas Kuesioner

Suatu alat ukur dikatakan valid atau sahih apabila alat ukur tersebut dapat mengukur apa yang ingin diukur dengan tepat atau teliti. Pengujian Kevalidan alat ukur dapat menggunakan metode analisis butir dengan menguji apakah item telah mengungkapkan faktor atau indikator yang ingin diselidiki. Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus Korelasi Product Moment dari Karl Pearson sebagai berikut (Suharsimi, 1993 : 136-138):

Keterangan: •

Keterangan:

N = total responden

R

XY = koefisien korelasi variabel x dan y X = skor tiap item

Y = skor total seluruh item

(

)(

)

(

)

{

}

(

)

⎭ ⎬ ⎫ ⎩ ⎨ ⎧ − − =

2 2 2 2 y N x N y x xy N

y

x

R

xy


(55)

dengan taraf signifikansi 5%. Apabila hasil pengukuran menunjukkan

r

r

hitung> tabel maka item tersebut dinyatakan valid, sebaliknya jika

r

r

hitung< tabel maka item tersebut dinyatakan tidak valid.

Uji validitas dilaksanakan di SMA Negeri I Cawas Klaten dengan responden siswa-siswi kelas XI IPS 1 dengan jumlah 40 orang. Uji validitas dilakukan pada item-item pertanyaan variabel persepsi siswa tentang kompetensi keguruan. Uji validitas ini dilakukan dengan 38 butir pertanyaan.

a Hasil Uji Validitas Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Untuk variabel ini terdapat sembilan belas (19) pertanyaan. Berikut adalah hasil dari uji validitas untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru.

Tabel 3.1

Hasil Uji Validitas untuk Variabel Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik

Butir No Nilai r table Nilai r hitung Keterangan

1 0,312 0.508 Valid

2 0,312 0,391 Valid

3 0,312 0,616 Valid

4 0,312 0,577 Valid

5 0,312 0,598 Valid

6 0,312 0,427 Valid

7 0,312 0,538 Valid

8 0,312 0,556 Valid

9 0,312 0,380 Valid


(56)

35

11 0,312 0,368 Valid

12 0,312 0,605 Valid

13 0,312 0,618 Valid

14 0,312 0,576 Valid

15 0,312 0,316 Valid

16 0,312 0,505 Valid

17 0,312 0,552 Valid

18 0,312 0,363 Valid

19 0,312 0,550 Valid

Dari tabel di atas terlihat bahwa 19 butir pertanyaan variabel persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik dinyatakan valid, sehingga dapat dipergunakan untuk penelitian.

b Hasil Uji Validitas Persepsi Siswa Tentang Kompetensi

Kepribadian

Untuk variabel ini terdapat sepuluh (10) pertanyaan. Berikut adalah hasil dari uji validitas untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru.

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas untuk Variabel Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Kepribadian

Butir No. Nilai r tabel Nilai r hitung Keterangan

1 0,312 0,534 Valid

2 0,312 0,499 Valid

3 0,312 0,596 Valid

4 0,312 0,640 Valid

5 0,312 0,557 Valid

6 0,312 0,430 Valid

7 0,312 0,509 Valid

8 0,312 0,375 Valid


(57)

Dari tabel di atas terlihat bahwa 10 butir pertanyaan variabel persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik dinyatakan valid, sehingga dapat dipergunakan untuk penelitian.

c Hasil Uji Validitas Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Sosial Untuk variabel ini terdapat empat (4) pertanyaan. Berikut adalah hasil dari uji validitas untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru.

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas untuk Variabel Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Sosial

Butir No. Nliai r table Nilai r hitung Keterangan

1 0,312 0,389 Valid

2 0,312 0,583 Valid

3 0,312 0,627 Valid

4 0,312 0,657 Valid

Dari tabel di atas terlihat bahwa 4 butir pertanyaan variabel persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik dinyatakan valid, sehingga dapat dipergunakan untuk penelitian.

d Hasil Uji Validitas Persepsi Siswa Tentang Kompetensi

Profesional

Untuk variabel ini terdapat lima (5) pertanyaan. Berikut adalah hasil dari uji validitas untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru.


(58)

37

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas untuk Variabel Persepsi Siswa Terhadap Komptensi Profesional

Dari tabel di atas terlihat bahwa 5 butir pertanyaan variabel persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik dinyatakan valid, sehingga dapat dipergunakan untuk penelitian

2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner

Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi waktu suatu variabel dan disusun dalam bentuk kuesioner.

Pengujian reliabilitas kuesioner ini dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha (Suharsimi, 1997: 171-174):

Butir No. Nilai r tabel Nilai r hitung Keterangan

1 0,312 0.564 Valid

2 0,312 0.539 Valid

3 0,312 0.727 Valid

4 0,312 0.318 Valid

5 0,312 0.570 Valid

=

σ

σ

2 2

1

11

11

t b

k

k

r


(59)

r

11 = Reliabilitas kuesioner

K = banyaknya butir soal atau pertanyaan

σ

2

b = skor rata-rata

σ

2

t = varians total

Apabila

r

11>0,60 maka dapat dikatakan memenuhi syarat reliabilitas dan sebaliknya jika

r

11<0,60 maka dapat dikatakan tidak memenuhi syarat reliabilitas (Dwi Prayitno, 2008: 26). Berikut ini adalah tabel tentang hasil uji reliabilitas instrumen penelitian:

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Nilai

Konstanta

Nilai

r

11 Ket

Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik

0,60 0,885 Reliabel

Persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian

0,60 0,815 Reliabel

Persepsi siswa tentang kompetensi sosial

0,60 0,747 Reliabel

Persepsi siswa tentang kompetensi profesional

0,60 0,766 Reliabel

H. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis


(60)

39

Menurut Sutrisno Hadi (2000: 303) uji prasyarat analisis harus dilakukan karena digunakan sebagai langkah selanjutnya dalam mengambil keputusan agar tidak menyimpang dari kebenaran yang seharusnya, maka syarat-syarat yang harus dipenuhi antara lain:

a. Pengujian Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Kolmogorov Smirnov dengan Program SPSS (Bhuono Agung Nugroho, 2005: 107). Analisis pertama untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik diperoleh hasil dari uji Kolmogorov Smirnov hitung sebesar 0,529 dengan probabilitas sebesar 0,943. Dimana probabilitas sebesar 0,943 > 0,05 yang berarti variabel persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik berdistribusi normal.

Analisis kedua untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian diperoleh hasil dari uji Kolmogorov Smirnov hitung sebesar 0,961 dengan probabilitas sebesar 0,314. Dimana probabilitas sebesar 0,314 > 0,05 yang berarti variabel persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian berdistribusi normal.

Analisis ketiga untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi sosial diperoleh hasil dari uji Kolmogorov Smirnov hitung sebesar 1,249 dengan probabilitas sebesar 0,088. Dimana


(61)

siswa tentang kompetensi sosial berdistribusi normal.

Analisis keempat untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi profesionalisme diperoleh hasil dari uji Kolmogorov Smirnov hitung sebesar 1,329 dengan probabilitas sebesar 0,058. Dimana probabilitas sebesar 0,058 > 0,05 yang berarti variabel persepsi siswa tentang kompetensi profesional berdistribusi normal.

b. Pengujian Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan yang linier atau tidak dengan variabel terikatnya. Untuk melakukan uji linieritas ini digunakan rumus persamaan regresi dengan menguji signifikansi nilai F. Menurut Sudjana (1996) rumus yang digunakan untuk mencari F adalah:

Keterangan:

F = harga bilangan F untuk garis regresi

TC

S2 = varians tunai cocok yang dicari dengan cara

( )

2 − k

TC JK

E

S2 = varians kekeliruan yang dicari dengan persamaan

( )

k n

E JK

E

TC

S

S

F

2

2


(62)

41

Signifikansi ditetapkan 5% sehingga jika F hitung < F tabel dianggap hubungan antara masing-masing perubahan bebas dengan perubahan terikat adalah linier dan jika sebaliknya tidak.

Uji linieritas untuk penelitian ini menggunakan Program SPSS. Dalam uji linieritas ini, kesimpulan dapat diambil dengan membandingkan F hitung dan F tabel. Apabila F hitung > F tabel maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas tidak linier, dan sebaliknya juka F hitung < F tabel maka hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas linier. Berikut adalah hasil perhitungan Uji Linieritas:

Tabel 3.6

Rangkuman Hasil Uji Linieritas

Variabel Bebas Variabel Terikat Df F hitung F tabel Kesimp

Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Prestasi Belajar Akuntansi

13:35 0,804 2,76 Linier

Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian Prestasi Belajar Akuntansi

13:35 0,965 2,76 Linier

Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Sosial Prestasi Belajar Akuntansi

13:35 1,331 2,76 Linier

Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Prestasi Belajar Akuntansi

13:35 1,173 2,76 Linier


(63)

keempat

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan regresi linier sederhana dengan langkah sebagai berikut:

1) Perumusan hipotesis

(a) Ho: ρ ≤ 0, tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

(b) Ha: ρ ≥ 0, ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

2) Menentukan koefisien korelasi sederhana

Pengujian hipotesis penelitian selain menggunakan regresi sederhana, juga menggunakan korelasi sederhana. Korelasi sederhana digunakan untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan antara dua variabel.

Rumus dalam korelasi sederhana adalah sebagai berikut (Pangestu Subagyo, 2004: 164-166):

Keterangan:

N = jumlah responden

y

x

i i

= jumlah

x

y

i i

x

i = jumlah

x

i

(

)

( )

(

)

{

}

{

( )

}

− = 2 2 2 2

y

y

x

x

y

x

y

x

r

i i i i i i i i xy N N N


(64)

43

y

i = jumlah

y

i

x

i

2

= jumlah

x

i

2

y

i2 = jumlah

y

i

2

Untuk mengetahui korelasi atau hubungan antara variabel-variabel tersebut dinilai kuat atau tidak dengan menggunakan uji signifikansi yaitu Uji t. Nilai t dicari dengan rumus berikut:

Dengan keterangan : n = jumlah responden r = nilai korelasi Besarnya nilai

t

hitung dibandingkan nilai

t

tabel dengan taraf signifikasi 5%, dk = n-2.

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: (a) H1ditolak apabila

t

hitung>

t

tabel (b)Ho diterima apabila

t

hitung<

t

tabel

Koefisien determinasi dapat dihitung dengan

r

2. Koefisien determinasi menunjukkan persentase perubahan nilai dependent variable yang disebabkan oleh perubahan nilai independent variable dan sisanya dipengaruhi oleh perubahan faktor yang lain.

(

)

(

n

r

)

r t 2 1 2 − − =


(65)

Untuk pengujian hipotesis penelitian digunakan rumus regresi linier sederhana (Sudjana, 2002: 315) sebagai berikut:

bX a

Yˆ= =

Dengan keterangan: Yˆ = persamaan regresi a = harga konstanta

b = koefisien regresi untuk variabel bebas X = variabel bebas

Untuk menghitung nilai a dan b dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Pangestu Subagyo, 2004: 156-163):

(

) (

)(

)

( )

2

(

)

2

1 ˆ

− − = xi n yi xi xiyi n

x

β

(

)

n xi b n yi

= αˆ Dengan keterangan: Xi : variabel bebas Yi : variabel terikat

Uji signifikansi terhadap αˆ dan βˆ menggunakan uji t dengan taraf signifikansi 5%, dk = n-2. Uji signifikasi terhadap

α

menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut:

s

t

α α α =


(66)

45

Dengan keterangan:

α

: nilai

α

s

α : standar penyimpangan

α

, dapat dihitung dengan rumus

n

s

s

= yx

α , sedangkan

s

yxdapat dihitung dengan rumus

(

)

(

2

)

ˆ − − n i y yi

Kriteria pengujian untuk

α

adalah sebagai berikut: (a) H1 ditolak apabila t hitung lebih besar dari t tabel (b)Ho diterima apabila t hitung maksimum sebesar t tabel Untuk uji signifikansi terhadap β menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut:

s

t

β β β = Dengan keterangan:

β : nilai β

s

β : standar penyimpangan β dapat dihitung dengan rumus

(

)

⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − = n xi

x

s

s

yx 2

2 1

β sedangkan

s

yx dapat dihitung dengan

rumus

(

)

(

2

)

ˆ − − n i y yi


(67)

(a) H1 diterima apabila

t

βhitung lebih besar dari t tabel

(b)Ho ditolak apabila

t

βhitung paling sebesar = dari t tabel Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ditolak jika t hitung lebih besar dari t tabel yang berarti bahwa nilai

α

dan β

signifikan, jadi nilai

α

dan β dapat digunakan dalam

persamaan regresi dan sebaliknya hipotesis diterima jika t hitung maksimum sebesar t tabel yang berarti bahwa nilai

α

dan β tidak signifikan, jadi nilai

α

dan β tidak dapat digunakan di dalam persamaan regresi.

b. Pengujian hipotesis penelitian yang kelima menggunakan regresi linier ganda dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Perumusan hipotesis

(a) Ho: ρ ≤ 0, tidak ada pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi keguruan terhadap prestasi belajar Akuntansi. (b)Ho: ρ≥ 0, ada pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi

keguruan terhadap prestasi belajar Akuntansi.

2) Menentukan koefisien korelasi ganda

Korelasi dapat digunakan untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan antara dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui besarnya koefisien korelasi


(1)

68. Mata Pelajaran Ekonomi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

A. Latar Belakang

Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan tuntutan masyarakat di era global serta perkembangan IPTEK yang telah membawa perubahan pada aspek kehidupan manusia termasuk aspek ekonomi, maka diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dalam arti sebagai insan berilmu pengetahuan, berketerampilan, berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, bertanggungjawab dan berupaya mencapai kesejahteraan diri serta memberikan sumbangan terhadap keharmonisan dan kemakmuran keluarga, masyarakat, dan negara.

Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan/atau distribusi. Luasnya ilmu ekonomi dan terbatasnya waktu yang tersedia membuat standar kompetensi dan kompetensi dasar ini dibatasi dan difokuskan kepada fenomena empirik ekonomi yang ada disekitar peserta didik, sehingga peserta didik dapat merekam peristiwa ekonomi yang terjadi disekitar lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupannya yang lebih baik.

Pembahasan manajemen difokuskan pada fungsi manajemen badan usaha dalam kaitannya dengan perekonomian nasional. Pembahasan fungsi manajemen juga mencakup pengembangan badan usaha termasuk koperasi.

Akuntansi difokuskan pada perilaku akuntansi jasa dan dagang. Peserta didik dituntut memahami transaksi keuangan perusahaan jasa dan dagang serta mencatatnya dalam suatu sistem akuntansi untuk disusun dalam laporan keuangan. Pemahaman pencatatan ini berguna untuk memahami manajemen keuangan perusahaan jasa dan dagang.

Mata pelajaran Ekonomi diberikan pada tingkat pendidikan dasar sebagai bagian integral dari IPS. Pada tingkat pendidikan menengah, ekonomi diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri

Tujuan

Mata pelajaran Ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara

2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi


(2)

3. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara

4. Membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional

B. Ruang lingkup

Mata pelajaran Ekonomi mencakup perilaku ekonomi dan kesejahteraan yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan kehidupan terdekat hingga lingkungan terjauh, meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Perekonomian 2. Ketergantungan

3. Spesialisasi dan pembagian kerja 4. Perkoperasian

5. Kewirausahaan

6. Akuntansi dan manajemen.

C. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan

manusia, kelangkaan dan sistem ekonomi

1.1 Mengidentifikasi kebutuhan manusia 1.2 Mendeskripsikan berbagai sumber ekonomi

yang langka dan kebutuhan manusia yang tidak terbatas

1.3 Mengidentifikasi masalah pokok ekonomi, yaitu tentang apa, bagaimana dan untuk siapa barang diproduksi

1.4 Mengidentifikasi hilangnya kesempatan pada tenaga kerja bila melakukan produksi di bidang lain

1.5 Mengidentifikasi sistem ekonomi untuk memecahkan masalah ekonomi


(3)

2. Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi konsumen dan produsen

2.1 Mendeskripsikan pola perilaku konsumen dan produsen dalam kegiatan ekonomi

2.2 Mendeskripsikan Circulair Flow Diagram 2.3 Mendeskripsikan peran konsumen dan

produsen 3 Memahami konsep

ekonomi dalam kaitannya dengan permintaan, penawaran, harga

keseimbangan, dan pasar

3.1 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran 3.2 Menjelaskan hukum permintaan dan hukum

penawaran serta asumsi yang mendasarinya 3.3 Mendeskripsikan pengertian harga dan jumlah

keseimbangan

3.4 Mendeskripsikan berbagai bentuk pasar barang

3.5 Mendeskripsikan pasar input

Kelas X , Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

4. Memahami kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi

4.1 Mendeskripsikan perbedaan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro

4.2 Mendeskripsikan masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi 5. Memahami Produk

Domestik Bruto (PDB), Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Nasional Bruto (PNB), Pendapatan Nasional (PN)

5.1 Menjelaskan konsep PDB, PDRB, PNB, PN 5.2 Menjelaskan manfaat perhitungan pendapatan

nasional

5.3 Membandingkan PDB dan pendapatan perkapita Indonesia dengan negara lain 5.4 Mendeskripsikan indeks harga dan inflasi 6. Memahami konsumsi dan

investasi

6.1 Mendeskripsikan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan


(4)

6.2 Mendeskripsikan kurva permintaan investasi 7 Memahami uang dan

perbankan

7.1 Menjelaskan konsep permintaan dan penawaran uang

7.2 Membedakan peran bank umum dan bank sentral

7.3 Mendeskripsikan kebijakan pemerintah di bidang moneter

Kelas XI, Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Memahami kondisi ketenagakerjaan dan dampaknya terhadap pembangunan ekonomi

1.1 Mengklasifikasi ketenagakerjaan 1.2 Mendeskripsikan tujuan pembangunan 1.3 Mendeskripsikan proses pertumbuhan

ekonomi

1.4 Mendeskripsikan pengangguran beserta dampaknya terhadap pembangunan nasional 2. Memahami APBN dan

APBD

2.1 Menjelaskan pengertian, fungsi, tujuan APBN dan APBD

2.2 Mengidentifikasi sumber-sumber penerimaan pemerintah pusat dan pemerintah daerah 2.3 Mendeskripsikan kebijakan pemerintah di

bidang fiskal

2.4 Mengidentifikasi jenis-jenis pengeluaran pemerintah pusat dan pemerintah daerah

3. Mengenal Pasar modal 3.1 Mengenal jenis produk dalam bursa efek 3.2 Mendeskripsikan mekanisme kerja bursa efek 4. Memahami perekonomian

terbuka

4.1 Mengidentifikasi manfaat, keuntungan dan faktor-faktor pendorong perdagangan internasional


(5)

neraca pembayaran

4.3 Menjelaskan konsep tarif, kuota, larangan ekspor, larangan impor, subsidi, premi, diskriminasi harga dan dumping 4.4 Menjelaskan pengertian devisa, fungsi

sumber-sumber devisa dan tujuan penggunaannya

KELAS XI, Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

5. Memahami penyusunan siklus akuntansi

perusahaan jasa

5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi

5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi

5.3 Mencatat transaksi berdasarkan mekanisme debit dan kredit

5.4 Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal umum

5.5 Melakukan posting dari jurnal ke buku besar 5.6 Membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan

jasa

5.7 Menyusun laporan keuangan perusahaan jasa

Kelas XII, Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan dagang

1.1 Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal khusus

1.2 Melakukan posting dari jurnal khusus ke buku besar

1.3 Menghitung harga pokok penjualan


(6)

dagang

1.5 Menyusun laporan keuangan perusahaan dagang

2. Mamahami penutupan siklus akuntansi perusahaan dagang

2.1 Membuat jurnal penutupan

2.2 Melakukan posting jurnal penutupan ke buku besar

2.3 Membuat neraca saldo setelah penutupan buku

Kelas XII, Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

3. Memahami manajemen badan usaha dalam perekonomian nasional

3.1 Menjelaskan unsur-unsur manajemen 3.2 Menjelaskan fungsi manajemen dalam

pengelolaan badan usaha

3.3 Mendeskripsikan peran badan usaha dalam perekonomian Indonesia

4. Memahami pengelolaan koperasi dan kewirausahaan

4.1 Mendeskripsikan cara pengembangan koperasi dan koperasi sekolah

4.2 Menghitung pembagian sisa hasil usaha 4.3 Mendeskripsikan peran dan jiwa

kewirausahaan

E. Arah Pengembangan

Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kemandirian Belajar dan Persepsi Tentang Kompetensi Keguruan Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Progdi Pendidikan Akuntansi

0 2 12

PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru Dan Kemandirian Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Piutang Pada Siswa Kelas XI Akuntansi SMK

0 1 19

PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru Dan Kemandirian Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Piutang Pada Siswa Kelas XI Akuntansi SMK

0 1 14

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI Pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi guru dan kreativitas belajar terhadap prestasi belajar Akuntasi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Ka

0 1 15

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI Pengaruh Motivasi Belajar Dan Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas Xi Ips Sma Muhammadiyah 1 Sura

0 0 17

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Kelas X SMK N I Banyudono TAhun Aj

0 0 15

Pengaruh persepsi mahasiswa tentang pengelolaan kelas dan persepsi tentang fasilitas belajar terhadap prestasi belajar WIDI DEPAN

0 0 14

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR, DAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

0 0 186

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, IKLIM KELAS, DAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

0 0 151

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEGURUAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

0 1 211