Pemahaman siswa dan perubahannya pada pokok bahasan rangkaian seri dan paralel melalui pembelajaran fisika dengan metode demonstrasi - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PEMAHAMAN SISWA DAN PERUBAHANNYA PADA POKOK
BAHASAN RANGKAIAN SERI DAN PARALEL MELALUI
PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE DEMONSTRASI
SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:
B. Budi Setiawan
NIM: 041424011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

“The true test character is not how much we know
how to do, but how we behave when we don’t know
what to do.”

(John Holt)

A loving dedication to
My beloved parents for the incredible gift of love,
My brothers and sisters,

My darling,
And my friends.

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

PEMAHAMAN SISWA DAN PERUBAHANNYA PADA POKOK
BAHASAN RANGKAIAN SERI DAN PARALEL MELALUI

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE DEMONSTRASI
Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Untuk Skripsi S-1 Program Studi
Pendidikan Fisika

B. Budi Setiawan
Universitas Sanata Dharma
2010

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pemahaman dan perubahan pemahaman siswa
mengenai konsep-konsep fisika yang berhubungan dengan rangkaian seri dan
rangkaian paralel. Untuk mengetahui pemahaman dan perubahan pemahaman
siswa mengenai konsep rangkaian seri dan rangkaian paralel, peneliti
membandingkan konsep yang dimiliki siswa (baik dari hasil tes maupun
wawancara) sebelum dan setelah pembelajaran dengan metode demonstrasi.
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Sleman pada bulan Januari–
Maret 2010. Subyek penelitian adalah siswa kelas X sebagai populasi dan kelas
X6 sebagai sampel penelitian.
Desain penelitian ini diawali dengan pretes (yang terdiri dari soal pilihan
ganda dan essai) kepada sampel kemudian dipilih beberapa siswa untuk

diwawancarai. Hasil pretes dan wawancara tersebut, dianalisis sehingga diketahui
pemahaman awal yang dimiliki siswa tentang rangkaian seri dan paralel. Dari
hasil tersebut, dirancang beberapa pembelajaran dengan metode demonstrasi
kemudian dilakukan pembelajarannya. Setelah pembelajaran, postest diberikan
kepada sampel dan dilakukan wawancara kepada siswa yang sama (siswa
wawancara pretes). Hasil postest dan wawancara dianalisis sehingga diketahui
pemahaman akhir siswa tentang rangkaian seri dan paralel. Kemudian peneliti
membandingkan pemahaman awal dan pemahaman akhir yang dimiliki siswa
sehingga diperoleh perubahan pemahaman (perubahan konsep).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) sebelum pembelajaran dengan
demonstrasi, tingkat ketuntasan siswa mencapai 50.99%, siswa memiliki
miskonsepsi dan pengetahuan yang kurang lengkap mengenai rangkaian seri dan
paralel; (2) setelah pembelajaran dengan demonstrasi, terjadi perubahan
pemahaman (perubahan konsep) dan tingkat ketuntasan siswa meningkat menjadi
79.70%; (3) metode demonstrasi dapat membantu siswa merubah pemahaman
yang salah (miskonsepsi) dan kurang lengkap.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


ABSTRACT

STUDENTS’ COMPREHENSION AND CHANGES ON SERIES AND
PARALLEL CIRCUITS THROUGH PHYSICS STUDY WITH
DEMONSTRATION METHOD
Case Study on High School for Thesis S-1 Study Program Physics Education

B. Budi Setiawan
Univeritas Sanata Dharma
2010
This research is a qualitative description. This study aims to reveal the
understanding and students' understanding changes of physics concepts related to
the series circuits and parallel circuits. To find understanding and changes in
students' understanding of the concept series circuit and parallel circuits,
researchers compared the concept by student (either from the results of tests or
interviews) before and after learning the method of demonstration.
This research was doing in SMA Negeri 1 Sleman on January-April 2010.
The subjects of this research were students of class X as population and students
of class X.6 as sample.

This research design begins with a pretest (which consist of multiple
choice questions and essays) to the samples are then selected a few students to be
interviewed. Results of the pretest and the interview were analyzing in order to
understand students' initial understanding of series and parallel circuits. From the
results, designed several methods of learning with demonstration and then do the
learning. After learning, achievement tests given to samples and conducted
interviews to the same student (student pretest interview). Posttest and interview
results were analyzing in order to understand students' understanding of the end of
series and parallel circuits. Then the researchers compared the understanding of
initial and final understanding by student in order to obtain a change of
understanding (conceptual change).
The results of this study indicate that (1) prior to demonstration of
learning, students achieve mastery level of 50.99%, students have misconceptions
and incomplete knowledge about the series and parallel circuits; (2) after learning
by demonstration, there was a change of understanding (conceptual change) and
students' mastery level increased to 79.70%, (3) demonstration of the method can
help students change the misconceptions (misconceptions) and less complete.

viii


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kasih atas segala cinta dan
karunia-Nya sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini dapat selesai dengan
baik. Skripsi dengan judul “Pemahaman Siswa dan Perubahannya Pada Pokok
Bahasan Rangkaian Seri dan Paralel Melalui Pembelajaran dengan Metode
Demonstrasi” ini ditulis sebagai tugas akhir untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Skripsi ini tidak dapat berjalan dengan baik tanpa bimbingan dan bantuan
moral maupun spiritual dari semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
dengan setulus hati penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan dan staff pengajar Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang telah mendidik
penulis selama menempuh kuliah.
2. Drs. Saverinus Domi, M. Si., selaku Kepala Program Studi

3. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan
meluangkan waktu, membimbing dan mengarahkan penulis dengan penuh
kesabaran dan kesungguhan selama penelitian dan penulisan penelitian ini.
4. Drs. Fr. Y. Kartika Budi, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik.
5. Drs. Saverinus Domi, M. Si., Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D., dan Drs. A.
Atmadi, M. Si., selaku penguji skripsi.
6. Staff perpustakaan dan administrasi USD atas informasi dan pelayanannya
yang sangat membantu penulis dalam urusan administrasi.
7. Seluruh staff dan karyawan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
8. BAPPEDA Sleman yang telah berkenan memberikan ijin penelitian.
9. Keluarga besar SMA Negeri 1 Sleman yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk melakukan penelitian.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10. Bapak dan Ibu atas segala pengertian, doa restu, cinta kasih, dan dukungan
baik moril maupun materil selama kuliah dan penulisan skripsi ini.
11. Kakakku: Mas Joko-Mbak Luci, Mbak Eny sekeluarga, Mbak Endang

sekeluarga, Mas Bambang, dan Mas Agus sekeluarga atas segala dukungan,
semangat, dan cinta.
12. Sahabatku, teman dekatku, sekaligus pacarku yakni Ellysa, atas segala
dukungan, semangat, dan cinta.
13. Bapak D. Haryono sekeluarga yang telah memberikan tempat tinggal penulis
selama kuliah dan membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
14. Keluarga besar PSM Cantus Firmus yang telah memberi warna kehidupan
penulis dengan canda, tawa, tangis serta semangat bernyanyi.
15. Teman-teman Pendidikan Fisika seluruhnya, terkhusus angkatan 2004 atasn
kerjasamanya selama menempuh studi.
16. Nanda, Vredy, Wahyu, Joko, Step, Rista, Oky, Heri, Deta, Hendika (Ambon),
Ony, Yoga, Badrun, Bona atas dukungan dan semangat.
17. Ita yang telah membatu penulis saat pengambilan data/ penelitian di sekolah.
18. Teman-teman kos di paingan: Heru, Yogi, Sudjad, Mas Adit, Adit (pacil),
Adit (Bli), Desta, Teguh, Petz, atas segala penghiburan dan bantuannya.
19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis menerima segala kritik dan saran yang dapat membangun serta
menyempurnakan penulisan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya
kecil ini bermanfaat.


Yogyakarta, 29 Juli 2010

Penulis

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman JUDUL...................................................................................................... i
Halaman PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... ii
Halaman PENGESAHAN...................................................................................... iii
Halaman PERSEMBAHAN .................................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

DAFTAR ISI.......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xvii
BAB I

PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang Masalah................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ......................................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 4
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 4
BAB II

DASAR TEORI .................................................................................... 5

2.1. Konsep ............................................................................................................. 5
2.1.1. Pengertian Konsep ................................................................................ 5
2.1.2. Pemahaman Konsep .............................................................................. 6
2.1.3. Tingkat Pencapaian Konsep.................................................................. 7
2.1.4. Perubahan Konsep................................................................................. 8
2.1.5. Hubungan Teori Konstruktuvisme dengan Teori Perubahan Konsep. 12
2.1.6. Strategi Pengajaran Perubahan Konsep .............................................. 13
2.2. Miskonsepsi ................................................................................................... 16
2.2.1. Miskonsepsi pada Rangkaian Listrik .................................................. 17
2.2.2. Penyebab Miskonsepsi ........................................................................ 20

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.2.3. Miskonsepsi dari Sudut Filsafa Konstruktivisme ............................... 21
2.2.4. Mendeteksi Miskonsepsi .................................................................... 22
2.3. Metode Demonstrasi ...................................................................................... 24
2.3.1. Pengertian Demonstrasi ...................................................................... 24
2.3.2. Fungsi Demonstrasi............................................................................. 25
2.3.3. Persiapan dan Pelaksanaan Demonstrasi ........................................... 28
2.3.3.1. Persiapan ................................................................................ 28
2.3.3.2. Pelaksanaan ............................................................................ 30
2.3.4. Keunggulan, Kelemahan, dan Manfaat Demonstrasi.......................... 31
2.3.4.1. Keunggulan Demonstrasi ....................................................... 31
2.3.4.2. Kelemahan Demonstrasi ........................................................ 33
2.3.4.3. Manfaat Demonstrasi ............................................................. 34
2.4. Certainty Of Response Index ......................................................................... 35
2.5. Rangkaian Listrik ........................................................................................... 35
2.5.1. Rangkaian Seri .................................................................................... 36
2.5.2. Rangkaian Paralel................................................................................ 39
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN.......................................................... 43

3.1. Jenis Penelitian............................................................................................... 43
3.2. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 43
3.3. Subjek Penelitian............................................................................................ 44
3.4. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 44
3.4.1. Tes ....................................................................................................... 44
3.4.2. Wawancara.......................................................................................... 44
3.5. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 45
3.5.1. Soal-soal Tes ....................................................................................... 45
3.5.2. Pembelajaran ....................................................................................... 46
3.5.3. Wawancara.......................................................................................... 46
3.6. Treatment ....................................................................................................... 46
3.7. Metode Analisis Data..................................................................................... 47
3.7.1. Analisis Data Pretes dan Postes .......................................................... 47
3.7.2. Analisis Data Wawancara ................................................................... 51

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

DATA DAN ANALISIS DATA......................................................... 52

4.1. Deskripsi Penelitian ....................................................................................... 52
4.2. Data dan Analisis ........................................................................................... 53
4.2.1. Pretes dan Wawancara ........................................................................ 53
4.2.2. Pembelajaran ....................................................................................... 69
4.2.3. Postes dan Wawancara........................................................................ 79
4.3. Pembahasan.................................................................................................... 94
BAB V

PENUTUP........................................................................................... 99

5.1. Kesimpulan .................................................................................................... 99
5.2. Saran............................................................................................................. 101
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 102
LAMPIRAN........................................................................................................ 103

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1

Kisi-kisi Soal.................................................................................... 45

Tabel 3. 2

Matrik Jawaban Berdasarkan Tipe Jawaban dan CRI...................... 49

Tabel 3. 3

Kemungkinan Jawaban Siswa pada Soal Pilihan Ganda Bertingkat 50

Tabel 3. 4

Klasifikasi Pemahaman Siswa Berdasarkan Skor............................ 50

Tabel 4. 1

Persentase Skor Pretes dan Tingkat Pemahaman............................. 53

Tabel 4.2.

Persentase Jawaban Soal Pretes Siswa berdasarkan CRI................. 53

Tabel 4.3.

Persentase Jumlah Siswa Pada Setiap Soal Pretes berdasarkan CRI 53

Tabel 4.4.

Skor dan Tingkat Pemahaman Siswa dari Hasil Pretes ................... 54

Tabel 4.5.

Jumlah Siswa pada Tingkat Pemahaman Tertentu dari Hasil Pretes 55

Tabel 4.6.

Jumlah Soal Pretes yang Jawabannya Termasuk Konsep Benar,
Kurang Pengetahuan dan Miskonsepsi ............................................ 55

Tabel 4.7.

Distribusi Siswa Pada Setiap Soal Pretes Berdasarkan CRI Termasuk
dalam Konsep Benar, Kurang Pengetahuan dan Miskonsepsi......... 57

Tabel 4.8.

Gambaran Umum Pemahaman Awal Siswa Mengenai Rangkaian
Listrik Seri dan Paralel..................................................................... 66

Tabel 4.9.

Persentase Skor Postes dan Tingkat Pemahaman ............................ 80

Tabel 4.10. Persentase Jumlah Jawaban Soal Postes Siswa Berdasarkan CRI ... 80
Tabel 4.11. Persentase Jumlah Siswa Pada Setiap Soal Postes Berdasarkan CRI
.......................................................................................................... 80
Tabel 4.12. Skor dan Tingkat Pemahaman Siswa dari Hasil Postes ................... 80
Tabel 4.13. Jumlah Siswa pada Tingkat Pemahaman Siswa dari Hasil Postes... 81
Tabel 4.14. Jumlah Soal Postes yang Jawabannya Termasuk Konsep Benar,
Kurang Pengetahuan dan Miskonsepsi ............................................ 82
Tabel 4.15. Distribusi Siswa Pada Setiap Soal Postes Berdasarkan CRI Termasuk
dalam Konsep Benar, Kurang Pengetahuan dan Miskonsepsi......... 83
Tabel 4.16. Gambaran Umum Pemahaman Akhir Siswa Mengenai Rangkaian
Listrik Seri dan Paralel..................................................................... 92
Tabel 4.17. Peningkatan Hasil dari Pretes – Postes Baik Skor maupun Tingkat
Pemahaman ...................................................................................... 94

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.18. Persentase Jumlah Siswa pada Konsep Benar, Kurang Pengetahuan
serta Miskonsepsi antara Pretes dan Postes ..................................... 95
Tabel 4.19. Perbandingan Distribusi Siswa Pada Soal Pretes-Postes yang
termasuk Konsep Benar, Kurang Pengethuan dan Miskonsepsi
Berdasarkan CRI .............................................................................. 96
Tabel 4.20. Perubahan Pemahaman Siswa.......................................................... 97

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1

Rangkaian Listrik Terbuka............................................................ 18

Gambar 2. 2

Rangkaian Listrik dengan Tiga Lampu......................................... 18

Gambar 2. 3

Rangkaian Listrik Dengan Dua Lampu......................................... 19

Gambar 2. 4

(a) Rangkaian Seri dengan 3 Lampu; (b) Rangkaian Seri 3
Hambatan; (c) Rangkaian Pengganti Hambatan Seri.................... 37

Gambar 2. 5

Rangkaian Paralel Tiga Lampu..................................................... 39

Gambar 2. 6

Lampu yang dilepas pada Rangkaian Paralel................................ 40

Gambar 2. 7

(a) Rangkaian Paralel 3 Hambatan (b) Rangkaian Pengganti
Hambatan Paralel .......................................................................... 40

Gambar 2. 8

Contoh Sambungan Paralel Komponen Listrik Perumahan.......... 42

Gambar 3. 1

Bagan Metode Analisis Data......................................................... 48

Gambar 4. 1

Rangkaian Kombinasi ................................................................... 60

Gambar 4. 2

Rangkaian Terbuka ....................................................................... 61

Gambar 4. 3

Rangkaian Seri dengan Dua Hambatan......................................... 62

Gambar 4. 4

Rangkaian Paralel dengan Dua Hambatan.................................... 63

Gambar 4. 5

Rangkaian Seri dengan Tiga Lampu ............................................. 64

Gambar 4. 6

Rangkaian Paralel dengan Tiga Lampu ........................................ 65

Gambar 4. 7

Rangkaian Seri .............................................................................. 66

Gambar 4. 8

Rangkaian Kombinasi ................................................................... 69

Gambar 4. 9

Rangkaian Terbuka ....................................................................... 70

Gambar 4. 10 (a) Rangkaian Seri Tiga Lampu;
(b) Rangkaian Seri Dua Resistor................................................... 72
Gambar 4. 11 (a) Rangkaian Paralel Tiga Lampu; (b) Rangkaian Paralel Dua
Resistor.......................................................................................... 74
Gambar 4. 12 Rangkaian Seri .............................................................................. 77
Gambar 4. 13 Rangkaian Kombinasi ................................................................... 86
Gambar 4. 14 Pengukuran Tegangan Pada Rangkaian Terbuka.......................... 87

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A ......................................................................................................... 104
Lampiran B ......................................................................................................... 113
Lampiran C ......................................................................................................... 122
Lampiran D ......................................................................................................... 126
Lampiran E.1....................................................................................................... 135
Lampiran E.2....................................................................................................... 137
Lampiran E.3....................................................................................................... 140
Lampiran F.1 ....................................................................................................... 143
Lampiran F.2 ....................................................................................................... 145
Lampiran F.3 ....................................................................................................... 148
Lampiran G.1 ...................................................................................................... 151
Lampiran G.2 ...................................................................................................... 163
Lampiran H.1 ...................................................................................................... 175
Lampiran H.2 ...................................................................................................... 176
Lampiran H.3 ...................................................................................................... 178

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari, siswa kadang tidak menyadari bahwa ia
telah banyak mengenal pengetahuan fisika. Sebagai contohnya adalah mengenal
listrik. Mereka telah membangun gagasan tentang listrik, seperti apa dan
bagaimana rangkaian listrik, apakah tegangan listrik, apakah hambatan listrik, dan
apakah arus listrik dari pengalaman dan pengamatan di keseharian mereka.
Gagasan tentang listrik yang mereka dapatkan dari pengalamannya akan melekat
dalam ingatan mereka dan akan menjadi sulit untuk diperbaiki jika terjadi
kesalahan atau miskonsepsi. Lalu, apakah gagasan-gagasan mereka sudah benar?
Ataukah masih salah?
Gagasan yang diperoleh dari pengamatan dan pengalaman sehari-hari
menjadi dasar pemahaman awal siswa dan membantu siswa dalam memahami
konsep, tetapi banyak dari gagasan-gagasan tersebut yang tidak tepat saat
digunakan dalam lingkungan formal. Gagasan yang tidak tepat tersebut dapat
mengganggu proses pemahaman mereka selanjutnya apabila secara konsisten
siswa mengembangkan konsep-konsep yang telah mereka miliki dan konsepkonsep yang tidak tepat tersebut secara terus-menerus.
Berg (1991) mengungkapkan bahwa inti pengetahuan fisika adalah
mencakup konsep-konsep. Konsep-konsep merupakan dasar dan landasan untuk
mempelajari fisika selanjutnya. Dalam belajar fisika sering terjadi perubahan

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pendahuluan

2

konsep karena adanya pemahaman baru. Di sisi lain, Suparno menambahkan, inti
belajar fisika adalah terjadinya perubahan konsep pada diri seseorang yang sedang
belajar. Perubahan konsep ada dua bentuk, yaitu (1) pengembangan konsep
seseorang dari yang belum sempurna menjadi lebih sempurna, dan (2) pembetulan
konsep dari konsep yang tidak tepat atau salah menjadi konsep yang benar atau
sesuai dengan konsep yang disepakati para ahli fisika (Suparno, 2000: 15).
Proses perubahan konsep tidaklah mudah, apalagi perubahan konsep dari
yang salah (miskonsepsi) menjadi konsep yang sesuai dengan konsep ilmiah.
Untuk itu pendidik (guru) perlu memberikan suatu metode pembelajaran yang
dapat membantu siswa menangkap materi yang disampaikan, memahaminya dan
mengembangkan pengetahuan yang mereka miliki, sehingga terjadi perubahan
konsep. Salah satu contoh metode pembelajaran tersebut adalah metode
demonstrasi. Dengan metode demonstrasi/eksperimen, siswa diharapkan dapat
mengerti letak kesalahan konsep yang mereka miliki dan bagaimana konsep yang
sebenarnya.
Berdasarkan uraian di atas, penulis berminat untuk menyelidiki bagaimana
konsep awal siswa, bagaimana konsep akhir serta perubahan pemahaman siswa
setelah pembelajaran dengan metode demonstrasi, dan apakah pembelajaran fisika
dengan metode demonstrasi dapat membantu siswa memahami materi dan
merubah pemahaman konsep yang salah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pendahuluan

3

1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka secara
umum rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana pemahaman siswa tentang rangkaian listrik seri dan paralel serta
perubahan pemahaman siswa jika terdapat kesalahan konsep (miskonsepsi) pada
diri siswa melalui pembelajaran dengan metode demonstrasi?”
Masalah tersebut diuraikan menjadi:
1) Bagaimana pemahaman awal siswa mengenai rangkaian listrik seri dan paralel
sebelum pembelajaran dengan metode demonstrasi dilakukan?
2) Apakah terjadi miskonsepsi pada diri siswa tentang rangkaian listrik seri dan
paralel? Jika terjadi miskonsepsi, dalam hal apa miskonsepsi tersebut
cenderung terjadi?
3) Bagaimana pemahaman akhir siswa mengenai rangkaian listrik seri dan
paralel setelah pembelajaran metode demonstrasi?
4) Adakah perubahan pemahaman/konsep siswa mengenai rangkaian listrik seri
dan paralel? Jika ada, dalam hal apa perubahan pemahaman tersebut?
5) Apakah pembelajaran dengan metode demonstrasi dapat membantu proses
perubahan konsep (membantu merubah miskonsepsi) siswa pada pokok
bahasan rangkaian listrik seri dan paralel?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pendahuluan

4

1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini, antara lain:
1) Mengetahui pemahaman siswa mengenai rangkaian listrik seri dan paralel
sebelum dan setelah pembelajaran dengan metode demonstrasi.
2) Menemukan miskonsepsi siswa pada materi rangkaian listrik
3) Mengetahui perubahan konsep tentang rangkaian listrik seri dan paralel pada
siswa yang mengalami miskonsepsi setelah pembelajaran dengan metode
demonstrasi.
4) Menunjukkan bahwa metode demonstrasi dapat digunakan sebagai alternatif
untuk membantu perubahan pemahaman siswa.

1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini bagi penulis dan
pembaca, terutama mahasiswa calon guru fisika, antara lain:
1) Memperoleh gambaran tentang pemahaman siswa pada pokok bahasan listrik
dinamis (rangkaian seri dan paralel) baik sebelum maupun setelah
pembelajaran dengan metode demonstrasi.
2) Mengetahui miskonsepsi siswa dan kecenderungannya melalui test, maupun
wawancara pada pokok bahasan rangkaian seri dan paralel.
3) Mengetahui manfaat metode demonstrasi sebagai salah satu alternatif
pembelajaran untuk membantu siswa dalam memahami konsep.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.

Konsep

2.1.1. Pengertian Konsep
Berg (dalam Kartika Budi, 1992: 39) berpendapat bahwa dalam fisika,
konsep adalah segala pengertian yang sudah ada mengenai benda-benda, gejalagejala atau peristiwa-peristiwa, kondisi-kondisi dan ciri-ciri yang menjadi objek
dalam belajar-mengajar fisika, penelitian, dan penerapannya untuk berbagai
kepentingan. Rosser (dalam Kartika Budi, 1992: 39) mendefinisikan konsep
sebagai salah satu abstraksi yang mewakili satu kelas objek-objek, kejadiankejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan yang mempunyai atributatribut yang sama.
Dalam kehidupan sehari-hari, dapat dijumpai berbagai macam konsep.
Menurut Neil Bolton (dalam Kartika Budi, 1992: 39) mengklasifikasikan konsepkonsep itu atas tiga kelompok, yaitu:
1) Konsep-konsep fisis (physical concepts), konsep yang mengacu pada:
a) Objek, yaitu konsep yang mengacu pada suatu objek baik yang konkrit
maupun abstrak dan mengacu pada atribut yang menyatu pada objek.
b) Sifat yang menyatu (inherent) pada objek; misalnya massa, panjang,
intensitas cahaya, kuat medan magnet, berat, dan sebagainya.
c) Proses yang terjadi pada objek; misalnya pemuaian, pembiasan, difraksi,
interferensi, dan polaritas.

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dasar Teori

6

d) Relasi antara konsep yang satu dengan konsep yang lain; misalnya bila
benda dimasukkan ke dalam zat cair, maka benda tersebut akan mengalami
gaya ke atas.
2) Konsep-konsep logika matematis (logico-mathematical concepts), adalah
konsep tentang segala sesuatu yang diluar objek, yang mengacu pada struktur
operasi yang dilakukan pada suatu objek.
3) Konsep-konsep filosofis (philosophical concepts), adalah konsep yang
berkaitan dengan sifat manusia.

2.1.2. Pemahaman Konsep
Seperti yang telah diungkapkan oleh Kartika Budi (1987) dalam artikelnya
yang berjudul “Konsep: Pembentukan dan Penanamannya”, mengungkapkan
bahwa pemahaman konsep merupakan dasar dari pemahaman prinsip dan teori.
Hal ini mempunyai arti bahwa untuk dapat memahami prinsip dan teori harus
dipahami terlebih dahulu konsep-konsep yang mendasari prinsip dan teori yang
bersangkutan. Maka pemahaman konsep memegang peranan penting dalam proses
pembelajaran sehingga dapat dimengerti dan diterima sejauh tidak mengabaikan
aspek-aspek lain.
Menurut Toulmin (Novak dalam Suparno, 2005: 85), bagian terpenting
dari pemahaman manusia adalah perkembangan konsep secara evolutif, terus
berubah pelan-pelan dan bukan konsep-konsep yang telah baku, atau konsep yang
tidak dapat diubah. Dalam perkembangan konsep, seseorang mengubah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dasar Teori

7

gagasannya lebih maju. Rasionalitas manusia justru terletak pada bagaimana
seseorang mengubah konsep, prosedur, dan gagasannya untuk semakin maju.
Menurut Kartika Budi (1992), untuk dapat mengetahui apakah siswa
memahami kosep atau tidak, diperlukan kriteria atau indikator yang dapat
menunjukkan pemahaman tersebut. Beberapa indikator yang menunjukkan
pemahaman siswa akan suatu konsep, antara lain :
1) Dapat mendefinisikan pengertian konsep menggunakan kalimat sendiri
2) Dapat menjelaskan makna dari konsep bersangkutan kepada orang lain
3) Dapat menganalisis hubungan antara konsep dalam suatu hukum
4) Dapat menerapkan konsep untuk (a) menganalisis dan menjelaskan gejalagejala alam, (b) untuk memecahkan masalah fisika baik secara teoritis maupun
secara praktis, (c) memprediksi suatu hal yang mungkin terjadi pada suatu
sistem bila kondisi tertentu dipenuhi
5) Dapat mempelajari konsep lain yang berkaitan dengan lebih cepat
6) Dapat membedakan konsep yang satu dengan konsep lain yang saling
berkaitan
7) Dapat membedakan konsepsi yang benar dan salah, dan dapat membuat peta
konsep dari konsep-konsep yang ada dalam suatu pokok bahasan.

2.1.3. Tingkat Pencapaian Konsep
Klausmeier (dalam Ratna Willis Dahar, 1989: 88) menghipotesakan bahwa
ada empat tingkat pencapaian konsep. Tingkat-tingkat ini muncul dalam urutan
yang bervariasi. Empat tingkat konsep ini adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dasar Teori

8

1) Tingkat Konkret
Seseorang telah mencapai konsep pada tingkat konkrit apabila orang itu
mengenal suatu benda yang telah dihadapinya sebelumnya.
2) Tingkat Identitas
Seseorang akan mengenal suatu obyek (a) sesudah selang suatu waktu, (b)
mempunyai orientasi ruang yang berbeda terhadap obyek itu, atau (c) obyek
itu ditentukan melalui suatu cara indera yang berbeda. Selain ketiga operasi
yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat konkret, yaitu: memperhatikan,
mendiskriminasi dan mengingat, siswa harus dapat mengadakan generalisasi,
untuk mengenal bahwa dua bentuk atau lebih yang indentik dari benda yang
sama adalah anggota dari kelas yang sama.
3) Tingkat Klasifikatori
Siswa dapat mengklasifikasikan contoh dan noncontoh dari konsep, sekalipun
hal itu mempunyai banyak atribut-atribut yang mirip.
4) Tingkat Formal
Siswa mencapai tingkat formal bila siswa itu dapat memberi nama konsep itu,
mendefinisikan konsep itu dalam atribut-atribut kriterianya, mendiskriminasi
dan memberi nama-nama atribut yang membatasi dan mengevaluasi atau
memberikan secara verbal contoh-contoh dan noncontoh dari konsep.

2.1.4. Perubahan Konsep
Banyak situasi yang memaksa atau membantu seseorang untuk melakukan
perubahan dalam pengetahuannya. Perubahan ini dapat mengembangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dasar Teori

9

pengetahuan seseorang. Bettencourt (dalam Suparno, 1997: 23) menyebutkan
beberapa situasi atau konteks yang membantu perubahan, yaitu (1) konteks
tindakan, (2) konteks membuat masuk akal, (3) konteks penjelasan, dan (4)
konteks pembenaran.
Menurut Suparno (2005: 94-95) proses pembelajaran fisika yang baik dan
benar haruslah mengembangkan perubahan konsep. Perubahan tersebut seperti
memperluas konsep, dari konsep yang belum lengkap menjadi lebih lengkap; dari
konsep yang belum sempurna menjadi lebih sempurna. Perubahan lain adalah
mengubah dari konsep yang salah menjadi benar atau sesuai dengan konsep para
ahli fisika.
Menurut Posner dkk. (dalam Suparno, 2005: 87), dalam proses
pembelajaran ada dua proses yang analog dengan dua fase perubahan konsep,
yaitu asimilasi dan akomodasi. Dalam asimilasi, siswa menggunakan konsepkonsep yang telah ada untuk mengahadapi fenomana atau gejala baru dengan
suatu perubahan kecil yang berupa penyesuaian. Melalui asimilasi, seseorang
menyesuaikan rangsangan dengan skema pemikiran yang ada, sehingga skemanya
tidak dirombak tetapi diperluas. Dalam akomodasi, siswa harus mengganti atau
mengubah konsep-konsep pokok mereka yang lama karena tidak cocok lagi
dengan fenomena/ persoalan baru yang mereka hadapi. Dengan kata lain,
seseorang mengubah bahkan merombak skema yang ada untuk mencocokkan
dengan rangsangan yang dihadapi. Di sini ada perubahan secara drastis dan siswa
sungguh-sungguh mengubah konsep yang telah mereka punyai. Hal ini biasanya
terjadi bila siswa mempunyai konsep yang tidak cocok dengan konsep ilmiah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dasar Teori

10

Oleh karena itu, akomodasi disebut juga sebagai proses perubahan konsep secara
radikal.
Posner, dkk. (dalam Suparno, 2005: 90) juga menambahkan bahwa proses
akomodasi memerlukan keadaan tertentu untuk dapat terjadi, seperti:
1) Harus ada ketidakpuasan terhadap konsep yang ada. Siswa mengubah konsep
mereka jika percaya bahwa konsep yang telah mereka punyai tidak dapat lagi
digunakan dalam menghadapi situasi, pengalaman atau gejala yang baru.
2) Konsep yang baru harus intelligible (dapat dimengerti). Siswa dapat mengerti
bagaimana pengalaman-pengalaman baru dapat didekati dengan konsepkonsep baru tersebut.
3) Konsep baru harus masuk akal, yaitu mempunyai kemampuan untuk
memcahkan persoalan-persoalan yang dimunculkan oleh para pendahulu, dan
konsisten dengan teori-teori yang sudah ada sebelumnya.
4) Konsep harus berdaya guna untuk program riset dan mempunyai kemampuan
untuk dikembangkan dan membuka penemuan baru.

Menurut Posner (dalam Suparno, 2005: 91) sumber ketidakpuasan
terhadap konsep lama adalah adanya keadaan/ peristiwa anomali, yaitu suatu
peristiwa yang bertentangan dengan yang dipikirkan siswa dan siswa tidak dapat
mengasimilasikan pengetahuannya untuk memahami fenomena yang baru.
Misalnya, bagi siswa yang berpikir bahwa percepatan benda jatuh bebas
tergantung pada massa benda itu, akan menjadi bingung bila mereka mengamati
bahwa benda yang jatuh bebas mempunyai percepatan yang sama. Oleh sebab itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dasar Teori

11

bila siswa mengalami peristiwa anomali, mereka akan merevisi dan mengubah
konsep yang lama untuk menghindari konflik di pikirannya.
Carey (Dykstra dkk. dalam Suparno, 1997: 51-52) menguraikan adanya
dua perubahan konsep, yaitu restrukturisasi lemah dan restrukturisasi kuat.
Dalam restrukturisasi lemah, seseorang tidak mengubah konsep lama melainkan
hanya memperluasnya. Sedangkan dalam restrukturisasi kuat, seseorang
mengubah konsep lama yang talah dipunyainya menjadi konsep baru yang
berlainan. Maka, untuk dapat membuat restrukturisasi kuat diperlukan metode
pengajaran yang dapat mengubah konsep. Dengan kata lain, diperlukan strategi
yang membuat disekuilibrium (ketidakseimbangan) dalam pikiran siswa sehingga
terjadi perubahan konsep.
Menurut Dykstra dkk. (dalam Suparno, 2005: 93-94) ada tiga tipe
perubahan konsep, yaitu (1) diferensiasi, terjadi bila konsep-konsep baru muncul
dari konsep-konsep yang sudah ada, yang lebih umum. Misalnya, kecepatan dan
percepatan muncul dari gagasan umum tentang gerak; (2) kelas ekstensi, terjadi
bila konsep yang kelihatan berbeda ternyata merupakan suatu kasus dari konsep
sebelumnya. Misalnya, diam dan kecepatan tetap dilihat sama dari prinsip
Newtonian; dan (3) rekonseptualisasi, terjadi bila perubahan yang signifikan
dalam sifat, hubungan antara konsep-konsep terjadi. Misalnya, gaya menyebabkan
gerak menjadi gaya menyebabkan percepatan.
Duit (dalam Davis, 2001: 6, dan dalam Suparno, 2005: 98), menjelaskan
bahwa perubahan konsep bukan hanya disebabkan oleh faktor kognitif siswa,
tetapi juga dipengaruhi oleh faktor afeksi, sosial, dan konteks. Unsur afeksi seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dasar Teori

12

motivasi, nilai, minat siswa dapat mempengaruhi perubahan konsep. Siswa yang
tidak mempunyai motivasi dan minat belajar biasanya tidak cepat mengalami
perubahan konsep. Guru, siswa lain atau teman sebaya, dan lingkungan juga
mempunyai pengaruh dalam perubahan konsep.

2.1.5. Hubungan Teori Konstruktivisme Dengan Teori Perubahan Konsep
Menurut Suparno (1997: 53) pengetahuan siswa tidak sekali jadi,
melainkan merupakan suatu proses perkembangan yang terus-menerus mulai dari
kanak-kanak sampai dewasa, dan setiap saat ia mempunyai pemahaman tertentu
akan sesuatu hal sehingga tidak dapat dikatakan bahwa pemahamannya salah,
melainkan pemahaman itu terbatas. Dalam penkembangan itu, ada yang
mengalami perubahan besar dengan mengubah konsep lama melalui akomodasi,
dan ada pula yang hanya mengembangkan dan memperluas konsep yang sudah
ada melalui asimilasi. Proses perubahan tersebut dapat terpenuhi bila siswa aktif
berinteraksi dengan lingkungannya.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa teori perubahan konsep didasari
oleh filsafat konstruktivisme. Filsafat konstruktivisme menekankan bahwa
pengetahuan dibentuk oleh siswa yang sedang belajar (mengerti, memahami
maupun menyimpulkan), sedangkan teori perubahan konsep menekankan bahwa
siswa mengalami perubahan konsep secara terus-menerus dari pengalaman belajar
mereka. Filsafat konstruktivisme membantu untuk mengerti bagaimana siswa
membentuk pengetahuannya yang tidak tepat, maka disinilah seorang guru
berperan untuk mengarahkan siswa dalam pembentukan pengetahuan mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Dasar Teori

yang lebih tepat. Di lain pihak, teori perubahan konsep membantu guru untuk
menciptakan suasana dan keadaan yang memungkinkan terjadinya perubahan
konsep yang kuat pada siswa sehingga pemahaman mereka semakin mendekati
pemahaman seorang ilmuwan dan semakin kompleks.
Konstrukstivisme dan teori perubahan konsep memberikan pengertian
bahwa setiap siswa dapat membentuk pengertian yang berbeda dengan pengertian
para

ilmuwan.

perkembangannya,

Pengertian
karena

yang
setiap

berbeda
saat

siswa

tersebut
masih

bukanlah
dapat

akhir

mengubah

pemahamannya sehingga lebih sesuai dengan pemahaman ilmuwan. “Salah
pengertian” dalam memahami sesuatu, menurut teori konstruktivisme dan teori
perubahan konsep, bukanlah akhir segala-galanya, melainkan awal untuk
perkembangan yang lebih baik (Suparno, 1997).

2.1.6. Strategi Pembelajaran Perubahan Konsep
Davis dkk. (dalam Suparno, 2005: 99), merangkum beberapa strategi
pembelajaran perubahan konsep sebagai berikut:
1) Strategi Berdasarkan Konflik Kognitif
Strategi pembelajaran perubahan konsep yang didasarkan pada konflik
kognitif dan resolusinya ada beberapa pendekatan yaitu: (a) mengungkapkan
konsep awal siswa secara eksplisit, (b) membahas dan mengevaluasi konsep
awal siswa, (c) menciptakan konflik konseptual terhadap konsep awal, (d)
menyemangati dan mengarahkan siswa merestrukturisasi konsep mereka.
2) Strategi Berdasarkan Perkembangan Ide Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

Dasar Teori

Menurut Scott, Asoko, Driver (dalam Suparno, 2005: 101) dalam
strategi ini digunakan gagasan dasar yang ada pada siswa, lalu dibantu dengan
pengajaran dan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk mengembangkan
dan memperluas gagasan mereka ke arah pandangan yang bersifat ilmiah.
3) Metode Pembelajaran Fisika Yang Dapat Membantu Perubahan Konsep.
Beberapa peneliti, ahli dan pendidik fisika menemukan beberapa
metode pembelajaran fisika yang telah terbukti dapat membantu perubahan
konsep, terutama perubahan konsep fisika yang kurang benar ke arah yang
lebih benar (Suparno, 2005: 102). Beberapa metode tersebut adalah :
a) Bridging Analogy (Analogi penghubung)
Model analogi penghubung ini menghubungkan analogi dengan
yang dianalogikan menjadi dekat atau dengan kata lain bridging analogy
ini membagi analogi menjadi dua langkah yang lebih pendek yang
memungkinkan siswa lebih mudah memahami daripada satu langkah yang
jauh.
b) Simulasi Komputer
Dalam simulasi komputer, siswa dapat memanipulasi data,
mengumpulkan data, menganalisis data, dan mengambil kesimpulan.
Penggunaan simulasi komputer ini sangat menguntungkan, karena siswa
dapat melakukannya sendiri tanpa harus ditunggui guru seperti pelajaran
dalam kelas.
c) Wawancara Diagnosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Dasar Teori

Wawancara dapat berbentuk bebas dan terstruktur. Dalam
wawancara bebas, guru bebas bertanya dan siswa bebas untuk menjawab.
Apa yang hendak ditanyakan dan urutan pertanyaan dalam wawancara
tidak perlu dipersiapkan. Pada wawancara terstruktur, pertanyaan sudah
dipersiapkan dan urutannya secara garis besar sudah disusun sehingga
memudahkan dalam wawancara.
d) Diskusi Kelompok
Menurut Farmer (dalam Suparno, 2005: 110) diskusi antar siswa
adalah cara yang paling baik untuk mengungkapkan pengetahuan siswa,
karena dalam diskusi kelompok siswa dipacu untuk terlibat aktif dalam
diskusi.
e) Peta Konsep
Peta

konsep

adalah

suatu

gambaran

skematis

untuk

merepresentasikan suatu rangkaian konsep dan kaitan antar konsep-konsep
terssebut. Peta konsep ini dapat digunakan untuk membantu mengatasi
miskonsepsi. Menurut Novak, Fildsine, Fowler, dan Moireira (dalam
Suparno, 2005: 111) peta ini mengungkapkan hubungan-hubungan yang
berarti antar konsep-konsep dan menekankan gagasan-gagasan pokok.
f) Problem Solving
Problem solving adalah model pembelajaran dengan pemecahan
persoalan.

Dengan

memecahkan

persoalan,

siswa

dilatih

untuk

mengkoordinasikan pengetahuan dan kemampuan mereka. Bila terdapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Dasar Teori

miskonsepsi dan telah diketahui penyebabnya, guru dapat menanyakan
kepada siswa mengapa mereka mempunyai pengertian tersebut.
g) Percobaan atau Pengalaman Lapangan
Menurut Gilbert, Watts, Osborne, Brouwer, dan McClelland
(dalam Suparno, 2005: 114) percobaan atau pengalaman lapangan adalah
cara yang baik untuk mengontraskan pengertian siswa dengan kenyataan.
Yang perlu diperhatikan adalah, percobaan yang tidak menyeluruh sering
kali dapat menyebabkan miskonsepsi yang baru. Jelas bahwa pemilihan
percobaan dan pengalaman pun perlu diperhatikan agar benar-benar dipilih
yang membantu perkembangan konsep siswa, dan bukan yang sebaliknya.
h) Pertanyaan Terus menerus di Kelas
Model ini memang tidak dapat meyakinkan bahwa setiap siswa
akan mengalami perubahan konsep, tetapi secara klasikal dapat membantu
beberapa siswa mengubah konsepnya. Yang perlu diperhatikan adalah
guru harus piawai mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
memancing gagasan siswa.

2.2.

Miskonsepsi
Menurut Suparno dalam bukunya “ Miskonsepsi dan Perubahan Konsep

Pendidikan fisika” miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada suatu konsep
yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para
pakar dalam bidang itu (Suparno, 2005: 4). Bentuk miskonsepsi dapat berupa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dasar Teori

17

konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar antar konsep-konsep, gagasan
intuitif atau pandangan yang naïf.
Novak (dalam Suparno, 2005: 4) mendefinisikan miskonsepsi sebagai
suatu interpretasi konsep-konsep dalam suatu pernyataan yang tidak dapat
diterima. Brown (dalam Suparno, 2005: 4) menjelaskan miskonsepsi sebagai
suatu pandangan yang naïf dan mendefinisikannya sebagai suatu gagasan yang
tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang sekarang diterima. Feldsine (dalam
Suparno, 2005: 4), menemukan miskonsepsi sebagai suatu kesalahan dan
hubungan yang tidak benar antar konsep-konsep. Fowler (1987, dalam Suparno,
2005: 5) menjelaskan dengan lebih rinci arti miskonsepsi. Ia memandang
miskonsepsi sebagai pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan
konsep yang salah, kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan
hirarkis konsep-konsep yang tidak benar.

2.2.1. Miskonsepsi pada Rangkaian Listrik
Miskonsepsi terdapat dalam semua bidang sains seperti biologi, kimia,
fisika dan astronomi. Tidak ada bidang sains yang terkecualikan dalam hal
miskonsepsi ini. Menurut Wandersee, Mintzes, dan Novak (Suparno, 2005: 9-11),
dalam artikelnya yang berjudul Research on Alternative Conceptions in Science,
menjelaskan bahwa konsep altenatif terjadi dalam semua bidang fisika. Dari 700
studi mengenai konsep alternatif bidang fisika, 159 diantaranya tentang listrik.
Beberapa siswa masih salah mengerti mengenai tegangan, arus, dan
tahanan dalam rangkaian tertutup. Dupin dan Jhosua (dalam Suparno, 2005: 22)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Dasar Teori

meneliti bahwa beberapa siswa salah mengerti tentang tegangan. Mereka
beranggapan tegangan hanya terjadi dalam suatu rangkaian tertutup.
A

B

Gambar 2. 1 Rangkaian Listrik Terbuka

Bila ada suatu rangkaian terbuka yang dihubungkan dengan baterai
(gambar 2.1), mereka berkeyakinan tidak ada tegangan di dalamnya. Menurut
siswa, antara titik A dan B pada kabel dalam rangkaian terbuka itu tidak ada
tegangan. Padahal dalam kenyataannya, bila diukur akan terlihat ada beda
potensial, ada tegangan listrik.
Banyak siswa salah mengerti tentang terangnya lampu pada rangkaian
listrik seri. Pada rangkaian seperti gambar 2.2, satu baterai dihubungkan seri
dengan tiga bola lampu, yaitu A, B, dan C yang sama tahanannya.
A

B

C

Gambar 2. 2 Rangkaian Listrik dengan Tiga Lampu

Beberapa siswa menjelaskan bahwa ketiga lampu itu terangnya tidak
sama, tergantung letaknya terhadap kutub positif baterai. Semakin dekat dengan
kutub positif baterai, semakin terang lampu itu. Menurut siswa, lampu A lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Dasar Teori

terang dari lampu B, dan lampu B lebih terang dari lampu C. Padahal menurut
teori fisika, ketiga lampu itu akan menyala sama terangnya.
Ada juga beberapa siswa yang salah mengerti tentang apa yang membuat
lampu dapat menyala dalam suatu rangkaian. Beberapa siswa mengungkapkan
bahwa cukup dengan menyambung lampu dengan baterai dan satu kabel, maka
lampu akan menyala. Dengan penyambungan itu, atom-atom (elektron) dari
beterai akan pindah melalui kawat ke lampu, sehingga lampu menyala. Mereka
tidak menyadari bahwa suat

Dokumen yang terkait

Penggunaan pendekatan konstruktivisme melalui metode eksperimen dan demonstrasi pada pokok bahasan elastisitas ditinjau dari kemampuan matematika siswa di SMA

0 17 191

Pembelajaran fisika dengan pendekatan induktif melalui metode eksperimen dan demonstrasi pada pokok bahasan kalor ditinjau dari kemampuan awal siswa SMA kelas x

0 12 126

Penggunaan model quantum teaching melalui metode permainan dan simulasi pada pembelajaran fisika pokok bahasan gerak lurus ditinjau dari keaktifan siswa

0 5 69

Latihan soal terbimbing dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa pada pokok bahasan kalor - USD Repository

0 0 103

Efektivitas pembelajaran fisika di SMP pada pokok bahasan pesawat sederhana dengan metode demonstrasi dan tekanan dengan metode eksperimen menggunakan lembar kegiatan siswa pada siswa kelas VII semester II SMP Pangudi Luhur Boro - USD Repository

0 3 175

Pembentukan konsep siswa tentang hukum Ohm, hambatan kawat, dan rangkaian seri paralel menggunakan metode eksperimen terbimbing - USD Repository

0 8 170

Efektivitas metode pembelajaran dalam hal perubahan konsep dengan eksperimen terbimbing menggunakan lembar kegiatan siswa pada pokok bahasan getaran - USD Repository

0 0 119

Perubahan konsep siswa dalam pembelajaran fisika pokok bahasan rangkaian seri dan rangkaian paralel menggunakan metode demonstrasi - USD Repository

0 7 219

Peningkatan pemahaman konsep siswa kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta pada pokok bahasan zat dan wujudnya melalui pembelajaran dengan metode kooperatif tipe Jigsaw II - USD Repository

0 0 287

Korelasi antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar fisika kelas X pada pokok bahasan rangkaian listrik arus searah - USD Repository

0 1 112