Pembentukan konsep siswa tentang hukum Ohm, hambatan kawat, dan rangkaian seri paralel menggunakan metode eksperimen terbimbing - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

Pembentukan Konsep Siswa

Tentang Hukum Ohm, Hambatan Kawat, dan Rangkaian Seri Paralel

Menggunakan Metode Eksperimen Terbimbing

  (Suatu Studi Kasus Pada Tiga Siswa Kelas X SMA N 2 Bener, Tegalrejo Yogyakarta)

  

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Fisika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  SKRIPSI Pembentukan Konsep Siswa Tentang Hukum Ohm, Hambatan Kawat, dan Rangkaian Seri Paralel Menggunakan Metode Eksperimen Terbimbing

  (Suatu Studi Kasus Pada Tiga Siswa Kelas X SMA N 2 Bener, Tegalrejo Yogyakarta) Oleh:

  Rosa Delima Indriastuti NIM. 031424001

  Telah disetujui oleh:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  SKRIPSI Pembentukan Konsep Siswa Tentang Hukum Ohm, Hambatan Kawat, dan Rangkaian Seri Paralel Menggunakan Metode Eksperimen Terbimbing

  (Suatu Studi Kasus Pada Tiga Siswa Kelas X SMA N 2 Bener, Tegalrejo Yogyakarta) Dipersiapkan dan ditulis oleh:

  Rosa Delima Indriastuti

  NIM. 031424001 Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 18 Desember 2007 dan dinyatakan memenuhi syarat

  Susunan Panitia Penguji

  Nama Lengkap Tanda Tangan Ketua : Drs. Domi Severinus, M.Si. .......................

  Sekretaris : Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd. ....................... Anggota : Drs. Domi Severinus, M.Si. .......................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  T  u H a n ‐ k u … 

    Bicaralah

   padaku bila aku kesepian …  Bisikkan  dukungan – Mu …   

  Bila  aku dirundung  KeCeMaSaN  

  Dengarkanlah   suaraku  bila aku jatuh  

  Sudilah bagiku  menjadi   …  

  “Penghibur  dalam  PerjalanaN”   Tempat  bernaung di waktu  panas  

   

  Tempat  berteduh dikala  “  H u J a N ”  

  Tongkat  penuntun dalam kelelahan  dan  penolong  dalam  “B a H a y A “ 

  S  e M o g A … 

  Aku  berhasil mencapai tujuaN – ku 

  Sekarang  dan juga nanti   Pada  akhir H I D u P – k u. 

   

  (doa para peziarah dalam perjalanan menuju Santiago de Compostela)  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 18 Desember 2007 Penulis, Rosa Delima Indriastuti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

Rosa Delima Indriastuti. Pembentukan Konsep Siswa Tentang Hukum

Ohm, Hambatan Kawat, dan Rangkaian Seri Paralel Menggunakan

Eksperimen Terbimbing. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Bagaimana konsep awal siswa tentang hukum Ohm, Hambatan Kawat, dan Rangkaian Seri Paralel, (2) Bagaimana perubahan konsep siswa tentang hukum Ohm, Hambatan Kawat, dan Rangkaian Seri Paralel dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing , (3) Bagaimana konsep siswa tentang hukum Ohm, Hambatan Kawat, dan Rangkaian Seri Paralel setelah mengalami proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing.

  Penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2007 – 27 April 2007 di SMA Negeri 2 Bener, Tegalrejo, Yogyakarta. Subjek penelitian adalah siswa kelas X-2 yang berjumlah 33 orang. Dari ke 33 siswa dipilih 3 siswa sebagai partisipan.

  Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dalam empat tahap, yaitu: pretest, wawancara awal, proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing, dan posttest.

  Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ditemukan adanya pemahaman konsep (konsep awal) partisipan yang belum benar mengenai hukum Ohm, Hambatan Kawat, dan Rangkaian Seri Paralel sebelum mengalami proses pembelajaran, (2) Partisipan mengalami perubahan konsep menjadi lebih benar, (3) Setelah mengalami proses pembelajaran, masih ada beberapa pemahaman partisipan mengenai hukum Ohm, Hambatan Kawat, dan Rangkaian Seri Paralel yang belum berhasil diubah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

Misconceptions are a troubling issue for teachers and students in high school science.

  This is especially true in physics due to its often abstract nature. For example, studying everythings about gases, included Boyle’s Law for gases inside. The purpose of this study was to understand the level of student understanding’s about Boyle’s Law for gases. The understanding developed based on students response to the amount of task relating to Boyle’s Law. The research was also aimed at reveal whether there was misconceptions among students relating to Boyle’s Law. Participants of this study was students of middle class XI science stream state of high school, Sentolo I, Yogyakarta.

  This research could be categorized as descriptive qualitative. The instrument employed in this research including problems relating to Boyle’s Law especially and kinetic theory of gas generally for test written importance and than interview. Test written to be used to know level of participant understanding’s. The problems was tried out to a group of students prior to revision in order to discover the extent to which misconception occurred. Interview was employed at participant that probably have misconception see from test written result. Result of research indicate that as a whole the understanding of participant about Boyle’s Law for gases still less shown by average level of concept insight to reach round 50,84%. It is interesting to note that, for the greater part of participant do not understand the concept of mol, mass and mass of molecules; equation of ideal gases; pressure of a gas in sealed syringe. At this research misconception happened in understand the concept of temperature, volume and mass of a gas in different state of compression; energy kinetic of molecules and rms speed of molecules. Misconceptions often reflect a basic lack of understanding hidden beneath the ability to use equation to solve problems because many of the problems could be solved through memorization of the formulae, rather than through any conceptual

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Puji syukur atas kebesaran kasih dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pembentukan Konsep Siswa Tentang Hukum Ohm, Hambatan Kawat, dan Rangkaian Seri Paralel Menggunakan Metode Eksperimen Terbimbing”, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi dengan jenjang pendidikan strata satu.

  Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak terbantu dengan bimbingan, kesempatan, sarana, fasilitas, dan dukungan spiritual yang telah diberikan oleh berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bpk Drs. Domi Severinus, M. Si. selaku Dosen Pembimbing, yang dengan penuh perhatian dan kesabaran memberikan bimbingan dan pengarahan sejak awal penyusunan skripsi, penelitian hingga akhir penulisan skripsi ini.

  2. Seluruh Dosen dan Karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, khususnya Bpk Sunarjo dan Bpk Aloysius Sugeng yang telah mengabdikan diri untuk memberikan pelayanan terbaik bagi mahasiswa JPMIPA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  setiap waktuku, namamu selalu ada dalam hatiku. Terima Kasih telah memilihku menjadi ”pendamping hidupmu”, aku mencintaimu dan akan selalu setia padamu.

  6. Kakakku Ignatius Bayu Sudibyo dan adikku Emilda Oktaviani atas perhatian, dukungan dan doanya. Tetap semangatttt!!!! Selamat Berjuang! Aku rindu berkumpul, ngobrol dan bernyanyi bersama di dapur kita yang sederhana namun bersih, tenang, damai dan indah sambil diiringi gitar. Kapan lagi ya???

  7. Teman-temanku: Mb. Nina, Joe, Lucy, dan semua teman angkatan 2003 atas perjuangan kita bersama di bangku kuliah, melewati hari-hari penuh tantangan, saling memotivasi satu sama lain. Untuk semua itu, meskipun tidak akan pernah terulang, namun tetap akan menjadi kenangan.

  Karya ini masih jauh dari sempurna. Menyadari hal itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan karya ini. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi dunia pendidikan, khususnya pendidikan sains.

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

  JUDUL............................................................................................................. i PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii PENGESAHAN............................................................................................... iii PERSEMBAHANAN ...................................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... v ABSTRAK....................................................................................................... vi ABSTRACT..................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii DAFTAR ISI.................................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiii BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah ......................................................................

  1 B. Perumusan Masalah .............................................................................

  4 D. Tujuan Penelitian .................................................................................

  5

  C.2 Pembentukan Konsep ................................................................... 17 C.3 Memahami Konsep ....................................................................... 19 C.4 Proses Perubahan Konsep............................................................. 20

  D. Miskonsepsi ......................................................................................... 24 E. Metode Eksperimen Terbimbing .........................................................

  26 F. Lembar Kerja Siswa.............................................................................

  28 G. Wawancara........................................................................................... 30 BAB III.METODE PENELITIAN ..................................................................

  33 A. Jenis Penelitian ....................................................................................

  33 B. Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................

  33 C. Subjek Penelitian .................................................................................

  33 D. Disain Penelitian .................................................................................. 34 1. Kegiatan Penelitian.........................................................................

  34

  2. Pelaksanaan Pembelajaran.............................................................. 36

  3. Pengumpulan Data Penelitian......................................................... 37

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  BAB IV. PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA ..................................................................... 44 A. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................ 44 B. Data Penelitian dan Analisis data........................................................ 65 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 103 A. Kesimpulan .......................................................................................... 103 B. Saran .................................................................................................... 105 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 107 LAMPIRAN..................................................................................................... 108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR LAMPIRAN

  LAMPIRAN 1 Hasil Pretest ............................................................................................ 108

  LAMPIRAN 2 Hasil Posttest Siswa ................................................................................ 131

  LAMPIRAN 3 Lembar Kerja Siswa................................................................................ 149

  LAMPIRAN 4 Contoh Hasil Wawancara ....................................................................... 167

  LAMPIRAN 5 Foto-Foto ................................................................................................ 181

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paul, seorang anak kelas X yang cerdas, diminta untuk menjelaskan mekanisme yang menyebabkan terjadinya musim di bumi dan fase bulan. Meskipun materi ini telah dipelajari dalam pembelajaran sains (fisika) di kelas

  sebelumnya, namun dalam penjelasannya, Paul menunjukkan beberapa konsepsi yang keliru tentang terjadinya musim di Bumi. Misalnya ia yakin bahwa musim disebabkan oleh kedekatan bumi pada matahari, musim dingin akan terjadi bila bumi berada paling dekat dengan matahari dan musim panas akan terjadi bila bumi terletak paling jauh dari matahari. Untuk fase bulan ia menjelaskan bahwa bayangan bumi di bulan adalah penyebabnya (Mestre,1994).

  Seperti Paul, banyak siswa yang telah mengikuti pembelajaran fisika di kelas memiliki konsepsi yang keliru tentang meteri yang telah diajarkan, konsepsi tersebut tidak cocok dengan penjelasan ilmiah. Konsep yang mereka bangun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2 baru. Jika dalam pembelajaran siswa tidak mengerti dengan benar tentang materi yang diberikan, ini berarti siswa memiliki jaringan konsep yang salah. Jaringan konsep yang salah ini selanjutnya akan ia gunakan untuk membentuk struktur atau pengertian baru yang salah pula. Dalam hal ini bagaimanapun konsepsi siswa yang keliru sangat menghambat pembelajaran. Oleh karena itu siswa yang mengalami salah konsepsi perlu segera dideteksi, dibantu untuk mengatasi beberapa konsepsi yang keliru sehingga menghasilkan perubahan konsep. Menurut Posner dkk sebagaimana dikutip oleh Suparno (2000:16) ada dua macam perubahan konsep yaitu proses asimilasi dan proses akomodasi.

  Terjadi proses asimilasi bila dalam perkembangan pengetahuan siswa hanya menambahkan unsur baru pada konsep-konsep lamanya, karena konsep- konsep yang dimiliki masih sesuai dengan pengalaman baru yang dijumpainya. Sedangkan proses akomodasi terjadi apabila siswa mengalami ketidaksesuaian konsep-konsep lama yang dimiliki dengan pengalaman baru yang dijumpai.

  Konsep-konsep yang dimiliki tidak dapat digunakan untuk menjelaskan gejala atau fenomena yang sedang dihadapi. Dalam proses ini siswa akan mengubah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3 4) konsep yang baru harus bermanfaat (Waltson, Bruce and Richard Kopnicek:2005). Dengan kondisi inilah akan terjadi proses akomodasi. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengalami perubahan konsep adalah dengan eksperimen terbimbing yang menyediakan pristiwa anomali diikuti wawancara diagnosis dan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai penuntunnya. Peristiwa anomali adalah pristiwa yang bertentangan dengan pemikiran atau gagasan siswa. Dalam metode ini siswa dirangsang untuk terlibat secara aktif dalam meramalkan, mengobservasi, melakukan eksperimen, menjelaskan aktivitas mereka, menjawab pertanyaan-pertanyaan dan mengungkapkan pemikiran atau gagasan-gagasan mereka yang dituangkan dalam LKS. Guru hanya bertugas dalam mengarahkan dan menuntun tindakan siswa, menggunakan pertanyaan-pertanyaan lewat wawancara untuk menggali gagasan-gagasan siswa sehingga dapat berpikir logis dan ilmiah.

  Metode belajar ini adalah merupakan implementasi dari sejumlah prinsip-prinsip konstruktivisme tentang bagaimana pengetahuan diperoleh.

  Pendekatan ini mempunyai pola umum sebagai berikut: - Fase pertama,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  4 Diharapkan data yang dihadapi diartikan dan digunakan untuk mengubah konsep yang ada, sehingga dapat diterima dalam diri siswa dan pada akhirnya terbentuk konsep-konsep baru yang sesuai dengan gagasan para ahli.

  Berdasarkan uraian di atas, penulis berminat untuk menyelidiki bagaimana konsep awal siswa dan pembentukan konsep siswa melalui akomodasi setelah siswa mengalami pembelajaran dengan menggunakan metode yang telah dijelaskan di atas. Selain itu peneliti juga mengkaji bagaimana proses berpikir siswa dalam mengubah (akomodasi) konsep-konsep yang ada hingga membentuk konsep-konsep baru yang sesuai dengan gagasan para ahli. Untuk itu, maka penelitian ini diberi judul “Pembentukan Konsep Siswa Tentang Hukum Ohm,

  

Hambatan Kawat, dan Rangkaian Seri Paralel Berbantuan Experimen

Terbimbing”. (Suatu Studi Kasus Pada Tiga Siswa Kelas I SMA N 2 Bener,

  Tegalrejo Yogyakarta)”.

B. Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  5 3)

  Bagaimana konsep siswa tentang Hukum Ohm, Hambatan Kawat, dan Rangkaian Seri Paralel setelah mengalami proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing.

C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas maka penelitian ini bertujuan untuk : 1)

  Mengetahui bagaimana konsep awal siswa tentang Hukum Ohm, Hambatan Kawat, dan Rangkaian Seri Paralel

  2) Mengetahui bagaimana perubahan konsep siswa tentang Hukum Ohm, Hambatan Kawat, dan Rangkaian Seri Paralel dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing.

  3) Mengetahui bagaimana konsep siswa tentang Hukum Ohm, Hambatan Kawat, dan Rangkaian Seri Paralel setelah mengalami proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  6

  2. Bagi Guru/Calon Guru Hasil penelitian ini secara teoritis dipakai sebagai pertimbangan dalam mengembangkan pembelajaran fisika, guru/calon guru termotivasi untuk semakin kreatif dalam menciptakan pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.

  3. Bagi Universitas Sanata Dharma Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan tambahan referensi bagi perpustakaan sehingga dapat menambah khasanah bacaan ilmiah bagi mahasiswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  7

BAB II DASAR TEORI A. Pembelajaran Fisika Fisika atau sains dapat dipandang sebagai kesatuan dari proses, sikap

  dan hasil (Kartika Budi, 1998:162). Sedangkan pembelajaran merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan (Reber dalam Muhibbin Syah, 2003:64). Dalam pembelajaran, proses merupakan suatu aktivitas yang berkesinambungan dan aktivitas itu terjadi karena adanya tahap-tahap aktivitas yang sistematis dan terarah. Dalam pembelajaran fisika aktivitas-aktivitas yang dilakukan diantaranya melakukan observasi, mengukur, memprediksi, mengklasifikasi, membandingkan, menyimpulkan, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menganalisis data, membuat laporan penelitian dan mengkomunikasikan hasil penelitian.

  Dengan aktivitas-aktivitas tersebut berarti siswa melakukan proses belajar dalam hal ini belajar fisika.

  Menurut kaum konstruktivis, belajar adalah merupakan proses aktif dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  8 apa yang dipelajari, mencari kejelasan mengenai apa yang dipelajarinya, bersikap kritis dan mengadakan justifikasi. Jadi mengajar dalam pembelajaran fisika adalah suatu bentuk belajar sendiri (Suparno, 1997:62).

  Dalam pembelajaran fisika disamping siswa harus berinteraksi dengan guru, siswa juga harus diberikan kesempatan untuk bersentuhan langsung dengan obyek yang akan atau sedang dipelajarinya. Hal ini disebabkan karena bidang telaah dalam fisika adalah semesta alam. Sehingga dalam pembelajaran fisika penting untuk memahami dan menjelaskan alam bersama dengan berbagai fenomena yang terjadi didalamnya. Karena itu, interaksi antara siswa dengan lingkunagn merupakan ciri pokok dalam pembelajaran fisika. Dalam pembelajaran fisika kedudukan siswa adalah sebagai subjek belajar yang artinya dalam setiap proses kegiatan pembelajaran fisika, siswa harus berperan aktif. Bantuan yang diberikan guru sebagai mediator maupun fasilitator sungguh dimanfaatkan untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Sehingga hasil belajar bukan semata-mata bergantung pada apa yang disajikan oleh guru, melainkan sangat dipengaruhi oleh hasil interaksi antara berbagai informasi yang seharusnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  9 pemecah masalah, suka mempertanyakan dan mencari jawaban dengan mengumpulkan berbagai informasi serta melakukan penelitian dan pengujian.

  Perilaku yang tidak kalah penting adalah rasa ingin tahu yang sangat besar. Hal lain yang menjadi aspek pokok dalam pembelajaran fisika adalah siswa menyadari keterbatasan pengetahuan mereka. Memiliki rasa ingin tahu untuk menggali berbagai informasi yang baru, dan akhirnya dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka (Rohandi, 1998:121). Apabila hal itu diterapkan pada siswa, niscaya pembelajaran di sekolah akan menampakkan hasil yang tidak mengecewakan.

B. Peranan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Fisika B.1 Peran Guru

  Dalam pembelajaran fisika seorang guru berperan sebagai mediator dan fasilitator yang membantu siswa agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Agar peran guru dapat berfungsi secara optimal maka guru dituntut untuk menguasai materi atau bahan yang diajarkan secara luas dan mendalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  10 dan pengalaman yang paling mendukung proses belajar siswa. Guru harus menyemangati siswa. Guru perlu menyediakan pengalaman konfik.

  c.

  Memonitor, dan mengevaluasi apakah pemikiran siswa berkembang atau tidak. Guru menunjukkan dan mempertanyakan apakah pengetahuan siswa itu berlaku untuk menghadapi persoalan baru yang berkaitan. Guru membantu mengevaluasi hipotesis dan kesimpulan siswa.

  Agar peran guru sebagai mediator dan fasilitator dapat dilaksanakan secara optimal, maka diharapkan seorang guru menguasai beberapa hal berikut (Suparno, 1997:68-71)

  a. Menguasai Materi Penguasaan materi secara luas dan mendalam memungkinkan seorang guru menerima pandangan dan gagasan yang berbeda-beda dari siswa dan menunjukkan apakah gagasan itu benar atau tidak, menyediakan berbagai pengalaman belajar dan menyediakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan siswa.

  b.

  Menguasai Strategi Mengajar Tugas guru adalah membantu siswa agar mampu mengkonstruksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  11 1)

  Orientasi. Siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan motivasi dalam mempelajari suatu topik. Siswa diberi kesempatan untuk mengadakan observasi terhadap topik yang hendak dipelajari. 2) Elisitasi. Siswa dibantu mengungkapkan idenya secara jelas dengan berdiskusi, menulis, membuat poster, dan lain-lain. Siswa diberi kesempatan untuk mendiskusikan apa yang diobservasikan, dalam wujud tulisan, gambar, atau poster.

  3) Restrukturisasi ide. Dalam hal ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan:

  a) Klasifikasi ide yang dikontraskan dengan ide-ide orang lain atau teman lewat diskusi ataupun pengumpulan ide. Berhadapan dengan ide-ide lain, siswa dapat terangsang untuk merekonstruksi gagasannya kalau tidak cocok atau sebaliknya, menjadi lebih yakin bila gagasannya cocok.

  b) Membangun ide baru. Ini terjadi bila dalam diskusi ide siswa bertentangan dengan ide siswa yang lain atau ide siswa tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan teman-teman.

  c) Mengevalusi ide barunya dengan experimen. Kalau dimungkinkan, ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  12 5)

  Mengkaji ulang bagaimana ide itu berubah. Dapat terjadi dalam aplikasi pengetahuannya pada situasi yang dihadapi sehari-hari, seseorang perlu merevisi gagasannya entah dengan menambahkan suatu keterangan ataupun mungkin dengan mengubahnya menjadi lebih lengkap.

  c. Hubungan Guru dengan Siswa Hubungan guru dengan siswa yang harmonis yang memungkinkan siswa bekerja sama dengan guru, menyampaikan ide dan gagasan-gagasannya yang kemudian mendiskusikannya dengan guru. Siswa berpandangan bahwa guru adalah mitra mereka dalam membangun pengetahuan.

  Dalam kegiatan pembelajaran fisika disamping guru disamping guru bertanggung jawab atas kelancaran proses pembelajaran, hal yang perlu ditekankan oleh seorang guru dalam pembelajaran fisika yaitu mengembangkan perubahan konsep pada siswa yang sedang belajar. Sehingga selain sebagai mediator dan fasilitator dalam kegiatan pembelajaran fisika, seorang guru fisika diharapkan bersikap sebagai berikut (Scott, Asoko, Driver, 1991:9-1 dalam Suparno, 2005:118).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  13 e.

  Yakin dengan pengertiannya sendiri sehingga dapat menghargai, menjawab, dan menerima gagasan yang berbeda.

  B.2. Peran Siswa

  Peran siswa dalam kegiatan pembelajaran fisika yaitu melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Bantuan yang diberikan guru sebagai mediator maupun fasilitator sungguh dimanfaatkan untuk membentuk pengetahuannya sendiri.

  Berbagai pengalaman yang diberikan guru sungguh dimanfaatkan untuk menemukan berbagai pengertian baru dan memperluas pengetahuan lama yang telah dimiliki (siswa mengalami perubahan konsep). Pada tahap ini siswa memiliki kesempatan yang seluas-luasnya untuk menyesuaikan konsep serta ide baru dengan kerangka berfikir yang telah ada dalam pikiran mereka (Betterncourt, 1989; Shymansky, 1992; Watt dan Pope dalam Suparno, 1997:62). Jika pengalaman-pengalaman baru yang dihadapi dapat dijelaskan dengan mengunakan konsep-konsep awal mungkin dengan cara mendefinisikan lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  14 Berbagai kegiatan belajar yang dilakukan untuk memperoleh pengalaman belajar antara lain dengan membuat hipotesis, menguji hipotesis, manipulasi objek, memecahkan persoalan, mencari jawaban, menggambarkan, meneliti, berdialog, mengadakan refleksi, mengungkapkan pertanyaan, mengekspresikan gagasan, dan lain-lain (Suparno, 1997:62). Berbagai kegiatan diatas memungkinkan siswa untuk mengembangkan skema-skema yang dimiliki. Disamping itu, dapat membantu siswa dalam proses perubahan konsep baik yang memperluas konsep ataupun membetulkan konsep yang salah.

C. Konsep C.1. Pengertian konsep

  Dalam proses pembelajaran fisika guru dan siswa selalu menghadapi dan berhubungan dengan sejumlah konsep sesuai dengan pokok bahasan yang sedang dipelajari. Konsep adalah gambaran mental sesuatu (Kartika Budi, 1987:234). Gambaran mental itu diperoleh melalui generalisasi dari contoh-contoh, data-data, dan peristiwa-peristiwa khusus. Dalam pembelajaran fisika konsep dapat berupa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  15 Menurut Kartika Budi (1987:237) dalam pembelajaran fisika kita berhadapan dengan konsep fisis, baik itu konsep konkrit maupun konsep proses.

  Robert B. Sund dalam Kartika Budi (1987:235) menjelaskan bahwa konsep konkrit adalah konsep yang mengacu pada obyek seperti benda-benda, besaran- besaran atau atribut dari besaran misalnya batu baterai, gaya, tegangan, tekanan dan sebagainya. Sedangkan konsep proses adalah konsep yang mengacu pada proses dari benda-benda atau besaran-besaran fisis seperti pemuaian, perambatan panas dan sebagainya. Selain itu dalam pembelajaran fisika kita juga menjumpai konsep seperti konsep medan magnet, kuat medan magnet, momen putar dan sebagainya. Untuk membedakan konsep-konsep tersebut dapat ditinjau dari beberapa dimensi atau sudut padang kita terhadap objek tersebut. Menurut Favell sebagaimna dikutip oleh Ratna Wilis Dahar (1989:79) menyebutkan bahwa konsep dapat dibedakan dalam tujuh dimensi antara lain:

  a. Atribut. Setiap konsep memiliki atribut yang berbeda-beda baik ditinjau dari segi fisik maupun fungsinya. Misalnya konsep meja harus memiliki permukaan yang datar dan sambungan-sambungan yang mengarah ke bawah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  16 lebih sifat harus ada, (3) struktur relasional manyatakan hubungan tertentu antara stribut-stribut konsep seperti superposisi.

  c. Keabstrakan. Ada konsep yang begitu konkrit dan abstrak misalnya jarak, elektron.

  d. Keinklusifan. Mengacu pada jumlah contoh yang dapat terlibat dalam konsep.

  e. Generalisasi atau keumuman. Bila diklasifikasikan konsep dapat dibedakan dalam posisi superordinat atau subordinat, misalnya energi merupakan superordinat dari energi kinetik.

  f. Ketetapan. Menyangkut apakah ada sekumpulan aturan untuk membedakan contoh-contoh dari noncontoh.

  g. Kekuatan. Ditentukan sejauhmana orang setuju bahwa konsep itu penting.

  Penjelasan yang kita berikan pada orang lain mengenai suatu konsep dengan menunjuk salah satu atau lebih dari dimensi-dimensi yang dicakup oleh konsep yang dimaksud akan memberikan gambaran pada orang tersebut mengenai konsep yang dimaksud.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  17 perubahan konsep sehingga siswa mendapatkan pengetahuan yang lebih lengkap dan benar.

  C.2. Pembentukan Konsep (Concept Formation)

  Konsep, sebagai gambaran mental, terbentuk sebagai hasil aktivitas manusia baik mental maupun fisik; merupakan hasil akhir dari proses persepsi.

  Persepsi adalah proses pemberian arti pada sederet informasi yang berhasil ditangkap dan direkam indra. Arti yang ditangkap dari informasi itulah yang kebanyakan berupa konsep (Moates, 1980 dalam Kartika Budi, 1987).

  Secara umum proses persepsi dapat dijelaskan sebagai indra (sensory register) menangkap dan merekam informasi. Melalui perhatian informasi diseleksi. Informasi terseleksi dikirim ke otak. Otak mengolahnya. Pengolahan itu berupa aktivitas mental seperti : mengklasifikasi, analisis-sintesis, proses asimilasi dan akomodasi, pengujian-pengujian; yang akhirnya terbentuk gambaran mental yang berupa arti atau interpretasi dari informasi (rangsangan, stimulus) yang diterimanya. Komplikasi dan kualitas proses mental tersebut bergantung pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  18 pada setiap contoh sebagai contoh konsep meja. Konsep kita tentang meja tidak memuat jumlah kaki, bentuk, tinggi, lebar. Bila kita dihadapi meja dengan berbagai macam bentuk serta ukuran dan jumlah kaki yang berbeda-beda kita tetap mengatakan meja karena kita telah menangkap hakekat dari meja dan kita tahu bahwa bentuk, ukuran dan banyaknya kaki bukanlah ciri esensial. Proses berpikir seperti itu yaitu yang dimulai dari contoh-contoh khusus kemudian sampai pada kesimpulan umum, kita kenal sebagai cara berpikir induktif.

  Teori hipotesis mengatakan bahwa konsep mula-mula diajukan sebagai hipotesis. Proses selanjutnya adalah membuktikan kebenaran hipotesis itu. Mecari kebenaran konsep hipotesis berarti memberi contoh peristiwa-peristiwa yang memenuhi atau cocok dengan konsep itu, atau mencoba menggunakan konsep itu untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa alam. Konsep itu akan diterima sebagai konsep yang benar bila ada peristiwa atau contoh-contoh yang memenuhi, atau dapat dipakai untuk menjelaskan peristiwa alam. Makin banyak contoh yang memenuhi dan makin banyak dapat dipergunakan untuk mengungkap misteri alam, konsep itu akan diterima keberadaannya. Konsep hipotesis ini muncul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  19

  C.3. Memahami Konsep

  Salah satu tujuan pembelajaran di sekolah adalah agar siswa memiliki kemampuan untuk memahami hal yang dipelajari. Guru sebagai mediator dan fasilitator harus membimbing dan menekankan siswa pada pemahaman tersebut. Pemahaman menurut Kartika Budi (1987:233) merupakan salah satu aspek kognitif yang sangat penting pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah .

  Aspek ini merupakan aspek yang menonjol atau aspek yang paling ditonjolkan. Bila diadakan kegiatan pembelajaran, maka pertama-tama yang akan dicapai adalah memahami atau mengerti apa yang dipelajari.

  Untuk memutuskan seseorang memahami suatu konsep maka diperlukan kriteria atau indikator-indikator. Menurut Kartika Budi (1992:114) kriteria atau indikator-indikator yang menunjukkan seorang siswa memahami suatu konsep antara lain (1) dapat menyatakan pengertian konsep dalam bentuk definisi menggunakan kalimat sendiri, (2) dapat menjelaskan makna dari konsep bersangkutan kepada orang lain, (3) dapat menganalisis hubungan atntara konsep dalam suatu hukum, (4) dapat menerapkan konsep untuk (a) menganalisis dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  20 kegiatan pembelajaran fisika apakah mengalami perubahan konsep baik yang memperluas ataupun yang membetulkan konsep yang salah. Dengan semakin bertambahnya konsep yang diketahui dan dipahami, dan sekaligus semakin tepat konsep fisika dimengerti oleh siswa, maka mereka benar-benar menguasai bidang fisika.

C. 4. Proses Perubahan Konsep

  Siswa setiap kali membangun konsep baru melalui proses asimilasi dan

akomodasi skema mereka. Skema dapat dipikirkan sebagai konsep atau kategori.

  Skema menurut Suparno (1997:30) merupakan suatu struktur mental seseorang dimana ia secara intelektual beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Melalui kontak dengan pengalaman baru, skema dapat dikembangkan dan diubah, yaitu dengan asimilasi dan akomodasi. Sedangkan dalam penelitian ini lebih ditekankan pada proses akomodasi.

  Proses akomodasi terjadi jika seseorang tidak dapat lagi menggunakan

  skema-skema lamanya yang telah dimiliki. Skema seseorang dibentuk dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  21 a. Harus ada ketidakpuasan terhadap konsep yang ada. Siswa mengubah konsep mereka jika mereka percaya bahwa konsep yang telah mereka miliki tidak dapat lagi digunakan untuk menghadapi situasi, pengalaman atau gejala baru. Sumber ketidakpuasan terhadap konsep lama adalah adanya peristiwa anomali, yaitu peristiwa yang bertentangan dengan yang dipikirkan siswa bahkan siswa tidak dapat mengasimilasikan pengetahuannya untuk memahami fenomena baru.

  b. Konsep yang baru harus intelligible (dapat dimengerti). Siswa dapat mengerti bagaimana pengalaman-pengalaman baru dapat didekati dengan konsep-konsep baru tersebut.

  c. Konsep yang baru harus masuk akal, yaitu mempunyai kemampuan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dimunculkan oleh para pendahulu, dan konsisten dengan teori dan pengetahuan lain atau dengan pengalaman lama.

  d. Konsep baru harus beguna, berguna untuk riset dan punya kemampuan untuk dikembangkan dan membuka penemuan baru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  22 a) Proses Perluasan Konsep Proses yang pertama adalah proses memperluas konsep yang sudah ada.

  Semua model pembelajaran dan pengajaran klasik dengan ceramah, menjelaskan bab demi bab dari suatu bahan fisika sesuai dengan kurikulum yang direncanakan, semua itu adalah proses untuk mengembangkan konsep fisika siswa. Beberapa cara membantu siswa menambah konsep atau pengetahuan mereka tentang bahan fisika, antara lain:

  Memberikan informasi baru yang belum pernah diketahui oleh siswa. - Pemberian informasi baru atau tambahan konsep-konsep baru dapat dilakukan antara lain guru menjelaskan konsep yang baru sesuai dengan urutan kurikulum yang telah direncanakan.

  • Siswa diberi bahan baru dan diajak untuk mempelajari sendiri bahan itu sehingga konsepnya bertambah. Di sisni diperlukan bantuan pengarahan dari guru. Siswa diberi kesempatan untuk mencari bahan-bahan baru yang telah - disediakan baik dari buku maupaun multimedia fisika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  23 lamanya yang memang ternyata tidak mencukupi. Maka, ia tertantang untuk mengubah konsepnya.

  Menurut Joan Davis (2001) sebagaimana dikutip oleh Suparno (2005:97) seorang guru dalam mengajarkan perubahan konsep harus memperhatikan dua hal pokok yaitu: 1) Membuka konsep awal siswa.

  Perubahan konsep hanya mungkin terjadi bila siswa sadar akan konsep awal mereka, entah benar entah tidak. Dari konsep awal itulah dapat dilihat di mana miskonsepsi mereka dengan segala alasannya. Maka dalam hal ini diperlukan kepiawian guru untuk membantu siswa berani mengungkapkan gagasan mereka.

  2) Membantu siswa mengubah kerangka berpikir awal.

  Dalam langkah ini guru mencari beberapa teknik yang sesuai untuk menantang agar siswa mengubah gagasan mereka yang tidak benar. Untuk dapat mengubah kerangka berpikir siswa, seorang guru perlu mengerti ekologi konseptual siswa, yaitu pengetahuan dan kepercayaan yang dipunyai siswa.

  Hal ini meliputi antara lain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  24

D. Miskonsepsi

  Siswa sewaktu memasuki kelas untuk belajar fisika tidak dengan kepala kosong tetapi kepala siswa sudah mempunyai pengetahuan yang berhubungan dengan fisika (Euwe Van Den Berg, 1991:1). Misalnya, sebelum siswa mengikuti pelajaran mekanika, mereka sudah banyak berpengalaman dengan peristiwa mekanika (gerak, gaya, benda yang jatuh bebas dan sebagainya). Dengan pengalamannya itu mereka mengembangkan banyak konsepsi mengenai konsep- konsep fisika. Menurut Euwa Van Den Berg (1991:10) konsepsi adalah penafsiran seseorang tentang konsep.

  Dalam mempelajari suatu konsep tertentu konsepsi awal siswa tersebut bisa jadi berbeda dengan konsepsi para fisikawan. Misalnya, inti konsep massa jenis adalah bahwa utnuk jenis bahan tertentu hasil bagi antara massa dan volume selalu tetap dan bahwa tetapan itu berbeda untuk setiap unsur/senyawa/campuran, maka unsur/senyawa dapat dikenal dari massa jenisnya. Tetapi banyak siswa mempunyai konsep berbeda, maka cenderung berpikir bahwa jika jumlah zat (massanya) ditambah, maka massa jenisnya juga bertambah. Konsepsi siswa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  25 sebagai suatu konsep yang tidak sama bahkan bertentangan dengan konsepsi yang dibangun oleh para ilmuan yang diterima sebagai konsepsi yang benar.

  Namun ada pula konsepsi yang tidak sepenuhnya salah, tetapi mengakibatkan salah pada konsepsi yang lain. Misalnya, gaya dipandang sebagai tarikan atau dorongan mempunyai makna berbeda dengan “gaya adalah yang menyebabkan kecepatan atau momentum berubah”, tetapi keduanya salah.

  Konsepsi gaya sebagai “penyebab gerak”’tidak sepenuhnya salah, akan tetapi dapat menghasilkan salah konsepsi pada konsep yang lain, misalnya gaya selalu digambarkan searah dengan gerak; pada benda yang bertumbukan, setelah peristiwa tumbukan berakhir, pada benda tetap dianggap masih mengalami gaya untuk mempertahankan geraknya, yang bertentangan dengan konsep: “sebagai hasil interaksi, gaya ada saat ada interaksi, dan gaya tak lagi ada setelah interaksi berakhir”.

  Untuk menyadarkan siswa akan miskonsepsi mereka, ada baiknya bila seorang guru memberikan pengalaman belajar yang menantang konsep awal siswa yang kurang tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan percobaan, karena percobaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  26

E. Metode Eksperimen Terbimbing

  Ada dua bentuk metode eksperimen, yaitu: eksperimen bebas dan eksperimen terbimbing. Eksperimen bebas adalah suatu metode pembelajaran dimana seseorang bebas untuk melakukan atau mengembangkan hal-hal yang berhubungan dengan percobaan. Eksperimen bebas biasa dilakukan oleh para ilmuwan yang bertujuan untuk membuktikan pemikiran mereka. Bisa terjadi pada eksperimen bebas ini para ilmuwan tidak dapat membuktikan pemikiran mereka tetapi justru memperoleh pengetahuan baru, yang pada mulanya tidak mereka duga sama sekali. Eksperimen bebas ini tidak biasa dilakukan oleh para siswa dalam pembelajaran.

  Eksperimen terbimbing adalah suatu metode pembelajaran dimana siswa melakukan percobaan peralatan sains dengan bimbingan seorang guru. Dalam hal ini seorang guru selain bertugas membimbing siswa dalam melakukan setiap langkah-langkah percobaan, guru juga bertugas mengembangkan dan mengajukan pertanyaan penyelidikan, menimbulkan tanggapan, mencari penjelasan lebih lanjut, dan membantu siswa mencapai kesimpulan atas dasar bukti yang mendasar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  27 berbuat atau melakukan sesuatu, sehingga aktivitas siswa lebih banyak pada mempraktekkan sesuatu yang diamati.

  Beberapa keunggulan pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing menurut Moedjiono dan Moh. Dimyanti (1991:78) antara lain: (1) Siswa secara aktif terlibat mengumpulkan fakta, informasi, atau data yang diperlukannya melalui percobaan yang dilakukan.

  (2) Siswa memperoleh kesempatan untuk mebuktikan kebenaran teoritis secara empiris melalui eksperimen, sehingga siswa terlatih membuktikan ilmu secara ilmiah. (3) Siswa berkesempatan untuk melaksanakan prosedur metode ilmiah dalam rangka menguji kebenaran hipotesis.

  Metode eksperimen terbimbing juga memiliki kelemahan, beberapa kelemahan pembelajaran dengan metode eksperimen ayaitu sebagai berikut: (1) Memerlukan peralatan, bahan dan/atau sarana eksperimen bagi setiap siswa atau sekelompok siswa, hal ini perlu dipenuhi karena akan mengurangi kesempatan siswa bereksperimen jika tidak tersedia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  28 Walaupun metode eksperimen terbimbing memiliki kelemahan seorang guru tidak boleh meninggalkan atau mengesampingkan penggunaan metode eksperimen bila situasi pembelajaran menuntut digunakan metode eksperimen. Metode eksperimen terbimbing memiliki prosedur yang sama dengan proses pembelajaran yang biasanya berlangsung. Ada kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dalam kegiatan persiapan guru merancang langkah-langkah eksperimen yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan media sebagai pendukung agar siswa sungguh terlibat aktif.

  Siswa melakukan eksperimen terbimbing dengan cara mengikuti langkah-langkah eksperimen dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sudah dirancang oleh peneliti agar siswa mencapai kompetensi yang diharapkan sebagai hasil dari proses pembelajaran. Selama pelaksanaan pembelajaran, guru perlu menginformasikan apa saja yang perlu dilakukan, diamati dan dicatat selama eksperimen. Guru hanya sebagai fasilitator, sebagian besar kegiatan dilakukan oleh siswa. Setelah pembelajaran berlangsung, guru perlu mengadakan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana siswa mempu mengumpulkan dan mengkonstruksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  29 kegiatan yang releven dalam membangun kompetensi (Fika: 2005). Lembar kerja siswa merupakan rancangan kegiatan yang khusus dibuat untuk siswa, agar dapat digunakan oleh siswa pada saat pembelajaran sedang berlangsung. Selain itu lembar kerja siswa juga merupakan sarana dalam pembelajaran fisika yang dapat digunakan dalam kegiatan demonstrasi, eksperimen, diskusi, dan dapat juga digunakan sebagai media dalam tugas kokurikuler. Lembar kerja siswa pada umumnya berbentuk buku atau lembaran-lembaran yang berisi beberapa komponen.

  Komponen-komponen penting yang terdapat dalam lembar kerja adalah (1) kompetensi dasar, (2) materi pokok, (3) sub materi pokok, (4) indikator hasil belajar, (5) petunjuk, dan (6) kegiatan belajar.

Dokumen yang terkait

Analisis perbandingan motivasi berprestasi siswa menggunakan pembelajaran kooperatif metode investigasi kelompok dan metode ekspositori pada pelajaran biologi: kuasi eksperimen di MAN 2 Bogor

2 6 63

Pemahaman konsep bioteknologi siswa : sebuah penelitian eksperimen tentang pengaruh metode pembelajaran ceramah diskusi dan discoveri di smu darusalam ciputat

0 8 189

Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode penemuan terbimbing (guided discorvery lesson) untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa

1 9 95

Pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep tekanan (kuasi eksperimen di SMP Darul Mukhlishin Cengkareng)

0 5 168

Pengaruh metode penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa : penelitian quasi eksperimen terhadap siswa Kelas VIII SMPI Ruhama.

2 21 217

Pengaruh metode pemebelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep getaran dan gelombang

0 17 140

Pengaruh pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi terhadap pemahaman konsep matematika siswa

2 10 160

Identifikasi miskonsepsi siswa dengan menggunakan metode certainty of response index (cri) pada konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan

3 43 8

Perbedaan hasil belajar siswa antara yang menggunakan pendekatan keterampilan proses melalui metode eksperimen dan pendekatan ekspositori melalui metode demonstrasi : quasi eksperimen pada kelas x SMA Negeri 2 Ciputat Tangerang

0 3 163

Identifikasi miskonsepsi siswa dengan menggunakan metode Certainty of Response Index (CRI) pada konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan

0 23 0